D. PENYAKIT PANGAN TERBAWA TELUR
|
|
- Yuliana Tanudjaja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 D. PENYAKIT PANGAN TERBAWA TELUR (Toksiko-Infeksi) Mikroorganisme utama yang bertanggung jawab dalam toksiko-infeksi pangan oleh telur adalah Salmonella dan Staphylococcus sedangkan mikroorganisme yang paling sering dijumpai adalah Staphylococcus aureus. Dalam kondisi ph netral, telur atau berbagai produk telur merupakan lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan mikroorganisme terutama bila pendinginnya kurang sempurna. Mikroorganisme yang berasal dari orang (penderita penyakit atau carrier) merupakan pencemar paling utama yang dijumpai di telur atau produk telur. 1. Salmonella Salmonella adalah bakteri penyebab infeksi pangan yang sering dijumpai pangan yang pengolahannya tidak higienis. Salmonella merupakan bakteri Gram negatif, berbentuk batang, bersifat aerobik atau fakultatif, mesofil dengan suhu pertumbuhan optimum C dan kebutuhan a w sekitar 0,94-0,99. Terdapat sekitar 2000 Salmonella serotypes yang telah dikenal (Bryan, dkk., 1979). Secara klinis Salmonella telah dikenal menimbulkan enteric fever dan gejala infeksi pangan. Gejala infeksi pangan biasanya ditandai dengan timbulnya gastroenteritis akut, namun masih dapat ditangani sendiri oleh penderita. Hal ini biasanya terjadi akibat kontaminasi telur dan produk pangan hewani lain, tetapi bukan sebagai satu-satunya sumber. Masa inkubasi dapat berlangsung 6-48 jam dan biasanya terjadi pada jam ke-12 sampai jam ke-36. Gejala yang menyertainya adalah diare kram perut, muntah-muntah dan demam antara 1-7 hari. Mikrobia yang bersangkutan dapat pula terekskresikan dalam feses selama hitungan minggu setelah gejala-gejala yang menyertainya surut. Usaha untuk mereduksi kontaminasi salmonella memerlukan beberapa pendekatan mulai dari penanganan di peternakan sampai di tempat pengolahan (dapur). Selain perlakuan panas, penghilangan Salmonella dapat dilakukan dengan pengasaman atau penurunan a w. Dalam hal produk telur, pembuatan telur kering atau pengeringan telur merupakan salah satu usaha untuk mengendalikan Salmonella. 2. Staphylococcus aureus
2 S. aureus adalah bakteri gram positif, bersifat aerobik atau fakultatif, berbentuk bulat berantai, tidak berspora dan tidak berflagela dan banyak terdapat pada bahan pangan berprotein tinggi. S. aureus dapat berkembangbiak dalam waktu yang tidak terlalu lama dan menghasilkan enterotoksin yang stabil terhadap panas, meskipun sel yang memproduksinya telah mati. S. aureus bersifat fakultatif anaerob yang tumbuh optimal pada kondisi aerobik, namun dapat pula tumbuh pada kondisi rendah oksigen. Untuk memproduksi toksin, tetap diperlukan sejumlah oksigen. Bakteri ini akan tumbuh pada suhu C. Proses pemanasan atau pemasakan normal dapat membunuh bakteri ini, namun enterotoksin tetap stabil pada kondisi panas dan tetap aktif, sehingga pada makanan yang tidak mengandung Staphylococci belum tentu aman, karena didalamnya masih dapat terkandung racun. S. aureus dapat menyebabkan gastroenteritis. Masa inkubasi dari S. aureus sangat singkat yaitu 30 menit sampai 8 jam setelah konsumsi makanan yang mengandung toksin. Gejalanya adalah nausea, muntah, kram perut, keringat berlebih, kedinginan, denyut nadi lemah, kejang-kejang, temperatur badan tidak normal, dan napas yang pendek. Semakin lama pertumbuhan S. aureus maka toksin yang dihasilkan per gram makanan akan semakin banyak dan memperburuk keadaan individu. Beberapa enterotoxin yang berbeda dari S. aureus telah diidentifikasi yaitu toksin A, B, C, C 2, D, dan E dan masih ada yang lain yang belum diidentifikasi. Entotoksin A adalah yang paling beracun dan paling sering menimbulkan penyakit melalui makanan (Bergdoll, 1979). Bahan pangan dengan kadar protein yang tinggi seperti telur sangat baik untuk perkembangan S. aureus. Jumlah dari S. aureus biasanya tidak dapat dihitung karena bakteri ini tidak dapat berkompetisi baik dengan bakteri lainnya. Makanan yang mengandung garam atau gula merupakan kondisi yang menguntungkan bagi pertumbuhan S. aureus. Sebab mikrobia lainnya pada saat bersamaan mengalami hambatan pertumbuhan. S. aureus dapat tumbuh pada kadar garam dari % sementara gula dari %. S. aureus toleran terhadap nitrit sehingga dapat berkembangbiak pada larutan pemeraman daging. Meskipun Staphylococci dapat melakukan fermentasi dan bersifat proteolitik, namun bakteri ini tidak memproduksi bau atau menimbulkan tanda-tanda lain pada makanan yang terkontaminasi sehingga
3 makanan tersebut tidak kelihatan busuk. Kehadiran bakteri ini atau racunnya tidak dapat dideteksi dengan metode sensor (sensory methods). Sebagian besar keracunan makanan karena Staphyloccoci disebabkan oleh proses pendinginan, proses pemanasan dan pemasakan yang tidak memadahi. NUTRISI TELUR Telur merupakan bahan pangan sumber protein cukup tinggi dan mempunyai nilai biology yang tinggi. Kualitas protein Pada telur sering digunakan sebgai standatt pengukuran untuk protein dari bahan pangan lain. Telur juga sebagai sumber asam lemak tidak jenuh yang essensial yaitu asam linoleat (linoleic 18:2n6), asam oleat yang merupakan asam lemak tidak jenuh tunggal, zat besi, fosfor, mineral trace, vitamin yang larut dalam lemak yaitu A, D, E, K dan beberapa vitamin yang larut dalam air termasuk vitamin B. Telur merupakan sumber vitamin D tetapi kadar kalsium dalam telur rendah dan hampir tidak mengandung vitamin C. Telur merupakan bahan pangan yang unik memiliki nutrisi yang seimbang untuk manusia pada segala umur. Telur rebus terutama kuning telurnya merupakan sumber sumber zat besi bagi anak- anak. Telur memiliki peranan yang penting, karena mengandung nutrisi yang dibutuhkan untuk tubuh selama masa pertumbuhan, demikian pula merupakan makanan yang baik bagi remaja. Daya cerna yang tinggi dan konsentrasi nutrisi pada telur menyebabkan telur sebagai bahan pangan yang baik bagi orang yang sedang sakit, untuk orangorang tua telur merupakan bahan pangan yang cocok, disamping nilai nutrisi yang seimbang juga memiliki nilai kalori yang rendah. Menurut Symposium and Aging ( 1992 ), telur dapat berpengaruh pada system imun. Bahan pangan ini sangat mempunyai sifat yang sangat mudah dicerna dan diabsorsi sehingga nutrien essensial dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Faktor-faktor yang mempengaruhi nutrisi telur Terdapat beberapa factor yang dapat mempengaruhi konsentrasi nutrisi dalam telur. Factor-faktor tersebut adalah umur, breed dan strain, individu, rasio pakan, lingkungan,kondisi penyimpanan telur, lama penyimpanan dan prosesing. Peranan diet lemak dan kolesterol pada kesehatan manusia
4 Kolesterol merupakan komponen yang penting yang terdapat pada bahan pangan asal teraak. Kolesterol adalah senyawa sterol yang terdapat pada semua sel didalam tubuh manusia, senyawa ini merupakan precursor hormon steroid, vitamin D dan asam empedu. Tubuh manusia bisa mensintesa kolesterol dari karbohidrat dan precursor libida dan dapat meng-katabolys kolesterol untuk mereduksi konsentrasi dalam jaringan. Kolesterol ada dalam darah bersamasama dengan libida dan asam lemak terikat dengan lipo protein. Sudah banyak diketahui bahwa jumlah dan tipe diet lemak dapat berpengaruh pada konsentrasi libida darah. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Keys, Anderson dan Grande, 1957 menunjukkan pengaruh dari diet terhadap konsentrasi total koleterol di dalam darah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan asam lemak jenuh akan meningkatkan kadar kolesterol sedangkan polyunsaturated fat cenderung menurunkan kadar kolesterol. Diet kolesterol direkomendasikan kurang dan 300mg perhari ( The National Research Council's Food and Nutrition Board's Committee on Diet and Health, 1989). Walaupun telur mengandung kolesterol tinggi, tetapi telur juga merupakan sumber asam linoleat dan mempunyai perbandingan antara saturated : monounsaturated : polyunsaturated pada kondisi dengan rasio yang seimbang. Rasio ini dianjurkan oleh the American Heart Association. Telur juga mengandung asam stearat dan asam oleat dengan konsentrasi yang tinggi yang dapat berfungsi menetralkan kolestrol plasma. PENGAWETAN TELUR Telur memiliki struktur yang unik dan distribusi komponen kimianya tidak sama diantara bagian-bagian telur, sehingga telur merupakan suatu system yang tidak stabil. Telur segar secara biologi adalah telur yang baru saja ditelurkan, sedang telur segar secara komersial adalah berdasarkan pemeriksaan secara candling, isi telur dalam keadaan masih baik dan masih dapat dikonsumsi. Telur apabila disimpan akan mengalami perubahan yaitu berat telur akan berkurang begitu pula berat jenisnya, rongga udara bertambah lebar dan timbul bau yang kurang enak. Untuk memperlambat terjadinya hal-hal tersebut perlu dilakukan pengawetan telur. Metode yang banyak dilakukan untuk memperlambat dekomposisi bahan pangan juga diterapkan pada pengawetan telur. Pengawetan telur dapat
5 dilakukan baik secaratelur utuh maupun hanya terhadap isi telurnya (telur terbuka). Beberapa metode pengawetan telur dapat dilakukan secara komersiil tetapi ada yang hanya dapat dilaksanakan pada tingkat rumah tangga. Metode pengawetan telur utuh sebagai berikut: 1. Pengepakan kering Pengawetan telur secara pengepakan kering sudah dilakukan sejak lama. Bahan-bahan yang digunakan antara lain dedak padi, garam, pasir, dan jerami. 2. Metode China Cara ini sudah lama dilakukan di negeri China, sebagai contoh produk telur yang dinamakan "hulidan" yaitu telur yang diawetkan dengan membungkus / melapisi kerabang telur dengan campuran garam dan tanah liat basah atau abu, kemudian telur-telur yang sudah terlapisi tersebut disimpan selama satu bulan. Cara ini menyebabkantelur menjadi asin rasanya. Metode China yang lain adalah "saudan", yaitu dengan cara telur dibungkus dengan campuran nasi dan garam yang kemudian disimpan selama enam bulan. "Pidan" adalah pengawetan telur dengan cara melapisi telur dengan garam, kapur, abu dari kayu, yang dicampur dengan air the dan disimpan selama lima bulan. Telur yang diawetkan dengan cara pidan, yolk akan menjadi berwarna abu-abu kehijauan, sedang albumen akan berwarna kecoklatan. 3. Pencelupan dalam larutan Cara ini berguna untuk mengurangi evaporasi air dari telur. Beberapa larutan dapat digunakan denga persyaratan larutan tersebut aman dan tidak beracun. Air kapur dan water glass merupakan bahan yang sudah sering digunakan. 4. Pengawetan dalam suhu rendah. Penyimpanan / pengawetan telur dalam suhu rendah pada 4 C sampai 10 C dengan kelembaban relatif 80 %. 5. Pelapisan kerabang Metode ini dengan cara melapisi kerabang dengan bahan-bahan yang aman dan tidak beracun serta menimbulkan bau yang tidak diinginkan. Bahan yang dapat digunakan antara lain minyak mineral,
6 agar-agar, gelatin, paraffin, dan lain-lain. 6. Pemanasan sekilas Metode ini dilakukan dengan cara mencelupkan telur kedalam air mendidih selama lima detik. Pada cara ini akan terjadi sedikit koagulasi albumen yang akan membentuk lapisan tipis /film disekeliling albumen, tepat di bagian bawah kerabang. Pengawetan Telur Terbuka Pengawetan ini dilakukan terhadap isi telur (tanpa kerabang). Bahan (isi telur) sebelum diawetkan, dipasteurisasi terlebih dulu, pada suhu 60 C selama 3,5 menit. 1. Pembekuan Telur Pada cara ini, isi telur dapat dipisahkan antar albumen dengan yolk atau campuran albumen dan yolk, kemudian dibekukan pada suhu rendah. Cara pembekuanannya dapat dilakukan pada suhu : a C sampai - 21,0 C b. - 23,3 C sampai - 28,9 C c. - 40,0 C sampai - 45,6 C 2. Pengeringan Telur Dasar dari metode ini yaitu mengurangi kadar air dari telur seminimal mungkin, sehingga menjadi produk yang kering yaitu tepung / bubuk telur. Produk ini dapat tahan lama dalam penyimpanan. Pengeringan dapat dilakukan dengan beberapa cara: a. Pengeringan secara penyemprotan dalam udara panas / spray drying b. Pengeringan dengan nampan atau pan di dalam incubator (pan drying) c. Pengeringan beku I freeze drying. PRODUK TELUR Produk telur dapat dalam bentuk cairan, telur beku dan telur kering. Industri pengeringan telur berkembang sejak adanya industri telur beku. Pada tahun 1865 metode pengeringan telur telah dipatenkan dan kemudian proses pengeringan telur mulai dikembangkan. Industri pengeringan telur berkembang
7 terus di Amerika, dan pada tahun 1915 berkembang pula di China. Sedangkan industri telur beku berkembang setelah adanya perkembangan mesin refrigerator, pada tahun Pada mulanya dimulai dengan membekukan telur dalam kemasan yang berisi albumen dan yolk, tanpa pencampuran yang homogen, sehingga menghasilkan yolk yang mengalami gelatinise, dan produk ini kurang baik kualitasnya. Bahan padat pada telur cair antara telur penuh, albumen dan yolk adalah 25,4 % ; 11,9%; dan 45,0 %. Pembekuan dan pengeringan telur dapat mempertahankan kualitas telur. Produk Telur Beku Pada proses pembekuan yolk menyebabkan terjadinya gelation (yaitu struktur fisik yolk menjadi seperti gel) yang bersifat irreversible. Untuk menghambat terjadinya gelation dapat ditambahkan sodium klorida atau sukrosa sebanyak 10 %. Pasteurisasi dilakukan pada isi telur yang akan diproses untuk pembekuan. Pasteurisasi dilakukan pada suhu 60 C selama 3,5 menit, sehingga semua partikel isi telur dapat terpasteurisasi. Persiapan dan proses untuk pembekuan telur sebagai berikut: 1. Telur disortasi, hanya yang memenuhi syarat kualitas (termasuk tidak retak kerabangnya), dimasukkan kedalam tempat penyimpanan yang mersuhu 15,6 C (proses pre chilling dalam holding room). Dari holding room telur dibawa ke ruang candling, untuk memisahkan telur yang tidak baik kualitasnya, dieliminer. Selanjutnya telur dicuci, dikeringkan dan dimasukkan ke dalam ruang pemecahan untuk memisahkan isi telur, tergantung tujuannya, yaitu telur penuh (campuran albumen dan yolk), albumen, atau yolk. Cairan telur penuh sebelum diproses diperlukan proses pengadukan agar didapatkan cairan yang homogen (hindari pengocokan, supaya telur tidak berbuih). Membrana vitelina, chalaza dan partikel-partikel kerabang dibuang / disaring sebelum proses pengadukan. 2. Pasteurisasi. Isf telur dipasteurisasi pada suhu 60 C pada 3,5 menit. 3. Cairan telur yang sudah melalui pasteurisasi dimasukkan ke dalam ruang dengan suhu 7,2 C sampaii semua partikel telur sama suhunya. Pada semua penanganan telur, perlu diperhatikan sanitasi yang ketat untuk menghindari kontaminasi oleh mikroorganisme. 4. Pembekuan telur dilakukan pada suhu - 18,0 C sampai - 21,0 C. Penurunan suhu setiap 1,0 C selama setengah jam. Metode pembekuan
8 cepat biasanya dilakukan pada suhu - 23,3 C sampai - 28,9 C atau - 40,0 C sampai - 45,6 C. Telur sebelum dibekukan dapat dilakukan pengepakan atau dimasukkan kedalam can / wadah dari almunium. Produk Telur Kering Pengawetan telur secara pengeringan yaitu dengan mengurangi kadar air telur sehingga bakteri dan fungi tidak dapat tumbuh. Persiapan untuk proses pengeringan telur adalah sama dengan pembekuan telur. Metode persiapan. Pengeringan telur dilakukan secara evaporasi yaitu dengan metode spray atau pan drying. Albumen biasanya dilakukan secara pan dried, sedangkan teluir penuh dan yolk secara spray dried. Pada proses pengeringan albumen diperlukan fermentasi terlebih dahulu dengan tujuan untuk mengurangi kadar gula albumen sehingga pada proses pengeringan dapat mengurangi reaksi Mail lard ayng dapat menyebabkan terjadinya off flavor serta perubahan warna dan menurunnya kelarutan pada produk tepung telur. Penambahan bahan additiv pada putih telur dapat memprtahankan sifat fungsional telur, misalnya surfaktan anionic dan ester (triethyl sitrat). Fermentasi dilakukan pada suhu 20 C sampai 29,4 C selama 36 sampai 60 jam, sehingga ph albumen turun menjadi 6,25. Proses fermentasi menggunakan bakteri Aerobacter aerogenes atau bakteri Escherichia freundii. Setelah proses fermentasi selesai cairan telur dituang ke dalam pan / nampan dengan ketebalan maksimal 6 mm, dikeringkan dengan suhu 50 C sampai 60 C selama 6 sampai 20 jam. Produk yang diperoleh kerkadar air + 8 %. Pembuatan tepung telur penuh dan yolk dilakukan secara spray drying. Cairan telur yang telah melalui proses persiapan dimasukkan ke dalam alat spray dryer, yang bertekanafi 3000 Ib setiap inci persegi, cairan telur masuk melalui nozzle, kedalam chamber dimana ditiupkan udara panas (dengan blower) dengan suhu 160 C. Produk akhir akan diperoleh tepung dengan kadar air dibawah 5 %. Tepung telur dengan proses spray dried, sifat kelarutan lebih tinggi dibandingkan dengan pan dried. Kelarutan dengan spray dried sekitar 90 %, sedangkan dengan proses pan dried sekitar 60 %.
9 DAFTAR PUSTAKA Bergdoll, M.S Staphylococcal Infection. In: Riemann, H. and Bryan, F.L. Food-borne Infections and Intoxications, 2 nd EdAcademic Press Inc, San Diego, Cal., USA. Board, R.G Microbiology of Egg. In: Stadelman, W. J. and Cotterill, O.J.(Eds). Eggs Science and Technology. The Avi Publishing Co., Westport, Conn., USA. Bryan, F.L., Fanelli, M.J. and Riemann, H Salmonella Infections. In Riemann, H. and Bryan, F.L. Foodborne Infections and Intoxications. 2 nd Ed. Academic Press Inc., San Diego. Cal., USA. Buckle, K.A, R.A. Edward, G.H. Fleet dan M. Wotton Food Science Australian Vice Chancellor., Brisbane. Frazier, W.C. and Westhoff, D.C Food Microbiology. McGraw-Hill Book Company, New York. Romanoff, A.L dan A. J. Romanoff The Avian Egg. John Willey and Sons, Inc., New York. Powrie, W.D Chemistry of Eggs and Product. In: WJ Stadelman, W.J. and Cotteril,J. (Eds). Eggs Science and Technology. The Avi Publishing Co., Westport, Conn., USA. Stadelman, W.J dan O.J. Cotterill, Egg Science and Technology. The Harworth Press, Inc., Binghampton, New York.
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER dan BAHAN AJAR ILMU DAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN TELUR. Oleh Indratiningsih
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER dan BAHAN AJAR ILMU DAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN TELUR Oleh Indratiningsih FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2003 BAB I RENCANA PROGRAM DAN
Lebih terperinciBuletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan
PROSES PEMBUATAN TELUR ASIN SEBAGAI PELUANG USAHA Oleh : Andi Mulia, Staff Pengajar di UIN Alauddin Makassar Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bolu Kukus Kue bolu merupakan kue berbahan dasar tepung terigu dengan penambahan telur dan gula. Terdapat banyak macam kue bolu, misalnya kue tart yang biasa dihidangkan
Lebih terperinciPendahuluan, Telur Cair, Telur Asin
PENGOLAHAN TELUR Pendahuluan, Telur Cair, Telur Asin Materi 8 TATAP MUKA KE-8 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas
Lebih terperinciTELUR ASIN PENDAHULUAN
TELUR ASIN PENDAHULUAN Telur asin,merupakan telur itik olahan yang berkalsium tinggi. Selain itu juga mengandung hampir semua unsur gizi dan mineral. Oleh karena itu, telur asin baik dikonsumsi oleh bayi
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinciTELUR ASIN 1. PENDAHULUAN
TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur dapat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
Produksi Bakteriosin HASIL DAN PEMBAHASAN Bakteriosin merupakan senyawa protein yang berasal dari Lactobacillus plantarum 2C12. Senyawa protein dari bakteriosin telah diukur konsentrasi dengan menggunakan
Lebih terperinciNUTRIENT, GIZI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUSAKNYA NILAI GIZI BAHAN PANGAN
NUTRIENT, GIZI DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RUSAKNYA NILAI GIZI BAHAN PANGAN Oleh Rizka Apriani Putri, M.Sc Jurdik Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Yogyakarta Email : rizka_apriani@uny.ac.id Makalah
Lebih terperinciPrinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri
Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. melindungi kebersihan tangan. Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Higienis dan Sanitasi Higienis adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan melindungi kebersihan subjeknya seperti mencuci tangan dengan air bersih dan sabun untuk melindungi
Lebih terperinciMIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12
MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12 MIKROORGANISME MAKANAN DAN KEMASAN Bahan pangan mempunyai mikroflora spesifik yang
Lebih terperinci4 Telur biasanya juga mengandung semua vitamin yang sangat dibutuhkan kecuali vitamin C. Vitamin larut lemak (A, D, E, dan K), vitamin yang larut air
TINJAUAN PUSTAKA Telur Telur merupakan bahan pangan asal hewan yang mempunyai daya pengawet alamiah yang paling baik, karena memiliki suatu pelindung kimia dan fisis terhadap infeksi mikroba. Mekanisme
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,
I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciKERACUNAN PANGAN AKIBAT BAKTERI PATOGEN
KERACUNAN PANGAN AKIBAT BAKTERI PATOGEN Pangan merupakan kebutuhan esensial bagi setiap manusia untuk pertumbuhan maupun mempertahankan hidup. Namun, dapat pula timbul penyakit yang disebabkan oleh pangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan masyarakat terhadap pangan asal hewan terus meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan gaya hidup serta kesadaran masyarakat
Lebih terperincib. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.
pengertian Bahan Pangan Hewani dan Nabati dan pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).
Lebih terperinciTEKNOLOGI TELUR. Pada umumnya telur mempunyai 3 struktur bagian, yaitu :
TEKNOLOGI TELUR STRUKTUR UMUM TELUR Pada umumnya telur mempunyai 3 struktur bagian, yaitu : Kulit Telur Mengandung Ca = 98.2 % Mg = 0.9 % ( menentukan kekerasan cangkang/kulit); P = 0.9%. Ketebalan yang
Lebih terperinciBISNIS TELOR ASIN DAN KEUNTUNGANYA. Disusun oleh: Sandwi Devi Andri S1 teknik informatika 2F
BISNIS TELOR ASIN DAN KEUNTUNGANYA Disusun oleh: Sandwi Devi Andri 10.11.3934 S1 teknik informatika 2F JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengawetan dengan suhu rendah bertujuan untuk memperlambat atau menghentikan metabolisme. Hal ini dilakukan berdasarkan fakta bahwa respirasi pada buah dan sayuran tetap
Lebih terperinciFaktor yang mempengaruhi keracunan makanan. Kontaminasi Pertumbuhan Daya hidup
Marselinus Laga Nur Faktor yang mempengaruhi keracunan makanan Kontaminasi Pertumbuhan Daya hidup Bacilus cereus Gram-positif Aerobik membentuk endospora Tahan terhadap panas kering dan disinfektan kimia
Lebih terperinciPengawetan pangan dengan pengeringan
Pengawetan pangan dengan pengeringan Kompetensi Mahasiswa memahami teknologi pengeringan sederhana dan mutakhir, prinsip dan perubahan yang terjadi selama pengeringan serta dampak pengeringan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5)
BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis
Lebih terperinciTelur ayam konsumsi SNI 3926:2008
Standar Nasional Indonesia Telur ayam konsumsi ICS 67.120.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Buah merupakan sumber penting dalam pemenuhan kebutuhan vitamin dan juga karbohidrat bagi tubuh. Buah memiliki rasa yang unik dan juga mengandung kalori yang rendah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi yang tinggi diantaranya mengandung mineral, vitamin dan lemak tak jenuh. Protein dibutuhkan tubuh
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat
TINJAUAN PUSTAKA Bakteri Asam Laktat Sifat yang terpenting dari bakteri asam laktat adalah memiliki kemampuan untuk memfermentasi gula menjadi asam laktat. Berdasarkan tipe fermentasi, bakteri asam laktat
Lebih terperinciTelur Pidan, Tepung Telur, Mayones
PENGOLAHAN TELUR Telur Pidan, Tepung Telur, Mayones Materi 9 TATAP MUKA KE-9 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas
Lebih terperinciBahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
Langkah 3 Penggunaan formalin: Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih: lantai, kapal, gudang, pakaian. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna,
Lebih terperinciPENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN
PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN EFEK PENGERINGAN TERHADAP PANGAN HASIL TERNAK PERLAKUAN SEBELUM
Lebih terperinciSUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.
SUSU a. Definisi Susu Air susu termasuk jenis bahan pangan hewani, berupa cairan putih yang dihasilkan oleh hewan ternak mamalia dan diperoleh dengan cara pemerahan (Hadiwiyoto, 1983). Sedangkan menurut
Lebih terperinciMANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN 2. BAHAN
MANISAN BASAH JAHE 1. PENDAHULUAN Manisan biasanya dibuat dari buah. Produk ini merupakan bahan setengah kering dengan kadar air sekitar 30 %, dan kadar gula tinggi (>60%). Kondisi ini memungkinkan manisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan salah satu sumber protein yang baik dikonsumsi oleh manusia, baik dalam bentuk segar maupun sudah diproses dalam bentuk produk. Susu adalah bahan pangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu sumber protein yang dikonsumsi oleh sebagian besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telur adalah salah satu sumber protein yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat dan merupakan produk peternakan yang memberikan sumbangan terbesar bagi tercapainya
Lebih terperinciPENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi
PENDAHULUAN Latar Belakang Daging merupakan salah satu komoditi pertanian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, karena daging mengandung protein yang bermutu tinggi, yang mampu menyumbangkan
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN. karena kandungan gizi yang ada didalamnya. Susu merupakan sumber protein,
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Susu adalah bahan makanan yang memiliki peran penting bagi manusia karena kandungan gizi yang ada didalamnya. Susu merupakan sumber protein, lemak, karbohidrat
Lebih terperinciPERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA SUSU, TELUR DAN DAGING PASCA PANEN
PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA SUSU, TELUR DAN DAGING PASCA PANEN Pertemuan Minggu ke 6 Kelas B Juni Sumarmono & Kusuma Widayaka ILMU PASCAPANEN PETERNAKAN 2017 Kualitas Baik Edible (dapat dimakan)
Lebih terperinciPembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan
Pembuatan Yogurt 1. Pendahuluan Yoghurt merupakan salah satu olahan susu yang diproses melalui proses fermentasi dengan penambahan kultur organisme yang baik, salah satunya yaitu bakteri asam laktat. Melalui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nilai konsumsi tahu tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan konsumsi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tahu merupakan makanan yang biasa dikonsumsi bukan hanya oleh masyarakat Indonesia tetapi juga masyarakat Asia lainnya. Masyarakat Indonesia sudah sangat lama mengkonsumsi
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kubis merupakan salah satu jenis sayuran yang termasuk dalam famili Brassicaceae, tumbuh di daerah yang berhawa sejuk, yaitu pada ketinggian 800-2000 m di atas permukaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Susu merupakan bahan pangan yang baik bagi manusia karena mengandung zat gizi yang tinggi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Susu adalah suatu
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Air susu ibu merupakan makanan terbaik bagi bayi jika ditinjau dari, komposisi zat gizinya, dimana zat gizi yang terdapat dalam air susu ibu ini sangat kompleks, tetapi ketersediaan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan
Lebih terperinciPENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama
Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama PENGAWETAN PANGAN I. PENDAHULUAN Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian besar penduduknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang sebagian besar penduduknya memeluk agama Islam. Salah satu ibadah dalam agama Islam adalah shoum atau berpuasa, menahan lapar
Lebih terperinciYoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang
AgroinovasI Yoghurt Sinbiotik - Minuman Fungsional Kaya Serat Berbasis Tepung Pisang Pisang kaya akan karbohidrat dan mempunyai kandungan gizi yang baik yaitu vitamin (provitamin A, B dan C) dan mineral
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan salah satu hasil kekayaan alam yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia untuk dijadikan bahan pangan. Kandungan gizi yang ada pada ikan sangatlah
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA... 70 LAMPIRAN DAFTAR TABEL Tabel 2.1. komposisi Kimia Daging Tanpa Lemak (%)... 12 Tabel 2.2. Masa Simpan Daging Dalam Freezer... 13 Tabel 2.3. Batas Maksimum Cemaran Mikroba Pada Pangan...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur, Komposisi, dan Kualitas Telur Telur adalah salah satu bahan makanan hasil ternak unggas yang bergizi tinggi dan bermanfaat untuk pemenuhan gizi masyarakat. Telur merupakan
Lebih terperinciKERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI
KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI 1 Sebagian besar dikonsumsi dalam bentuk olahan Pengolahan : Menambah ragam pangan Perpanjang masa simpan bahan pangan Bahan Pangan 2 Komponen Utama Penyusun Bahan Pangan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN JASAD RENIK
PERTUMBUHAN JASAD RENIK DEFINISI PERTUMBUHAN Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pertambahan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. Pada organisme multiselular, yang disebut pertumbuhan
Lebih terperinciACARA III PEMBUATAN PRODUK DAN UJI KUALITAS PRODUK TELUR A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Telur merupakan salah satu dari beberapa produk yang di
ACARA III PEMBUATAN PRODUK DAN UJI KUALITAS PRODUK TELUR A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Telur merupakan salah satu dari beberapa produk yang di hasilkan dari unggas.telur merupakan salah satu produk
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terasi Terasi atau belacan adalah salah satu produk awetan yang berasal dari ikan dan udang rebon segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, disertai
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi masalah, (3) Maksud dan tujuan penelitian, (4) Manfaat penelitian, (5) Kerangka pemikiran, dan (6) Hipotesis. 1.1 Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki lahan pertanian cukup luas dengan hasil pertanian yang melimpah. Pisang merupakan salah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif pada pengecatan gram
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Staphylococcus aureus 1.1. Morfologi Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif pada pengecatan gram terlihat bentuk kokus ukurannya 0.8-1.0 mm dengan diameter 0.7-0.9
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. (kutikula), membran kulit telur, kantung udara, chalaza, putih telur (albumen),
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Struktur Telur Secara rinci struktur telur terbagi atas: kulit telur, lapisan kulit telur (kutikula), membran kulit telur, kantung udara, chalaza, putih telur (albumen), membran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Telur Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya
Lebih terperinciASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN
ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN Anna Rakhmawati,M.Si Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY Email:anna_rakhmawati@uny.ac.id Bahan makanan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang penting
Lebih terperinciTelur. Titis Sari Kusuma. Ilmu Bahan Makanan-Telur
Telur Titis Sari Kusuma Ilmu Bahan Makanan-Telur 1 MACAM TELUR Ilmu Bahan Makanan-Telur 2 TELUR Nilai gizi telur sangat lengkap, sumber protein yang baik, kadarnya sekitar 14%, >> tiap butir telur akan
Lebih terperinciFood SUSU SUSU. Mitos. Minum BISA PACU TINGGI BADAN? Susu BISA GANTIKAN. for Kids. Makanan Utama? pada Bumil. Edisi 6 Juni Vol
Edisi 6 Juni Vol 4 2016 Food for Kids I N D O N E S I A SUSU BISA GANTIKAN Makanan Utama? Mitos Minum Susu pada Bumil SUSU BISA PACU TINGGI BADAN? Love Milk Food for Kids I N D O N E S I A DAFTAR ISI Edisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ikan merupakan pangan yang memiliki kandungan zat gizi yang tinggi. Kandungan gizi pada ikan adalah protein, lemak, vitamin-vitamin, mineral, karbohidrat, serta kadar
Lebih terperinciPENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan
Lebih terperinciPengaruh Variasi Bobot Bulking Agent Terhadap Waktu Pengomposan Sampah Organik Rumah Makan
Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 1, Januari 2010, Halaman 43 54 ISSN: 2085 1227 Pengaruh Variasi Bobot Bulking Agent Terhadap Waktu Pengomposan Sampah Organik Rumah Makan Teknik Lingkungan,
Lebih terperinciTEKNOLOGI HASIL TERNAK. Kuliah ke 2
TEKNOLOGI HASIL TERNAK Kuliah ke 2 METODE PRESERVASI DAGING, SUSU DAN TELUR 1. Penggunaan panas atau PROSES TERMAL (THERMAL PROCESSING) 2. Penurunan suhu atau PENDINGINAN DAN PEMBEKUAN (COOLING AND FREEZING)
Lebih terperinciPENGARUH SUHU TERHADAP KADAR VITAMIN C PADA PEMBUATAN TEPUNG TOMAT
PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 24 ISSN : 1411-4216 PENGARUH SUHU TERHADAP KADAR VITAMIN C PADA PEMBUATAN TEPUNG TOMAT C.Sri.Budiyati dan Kristinah Haryani Jurusan Teknik Kimia, FakultasTeknik
Lebih terperinci11/10/2017. Telur. Titis Sari Kusuma. Ilmu Bahan Makanan-Telur MACAM TELUR
Telur Titis Sari Kusuma 1 MACAM TELUR 2 1 TELUR Nilai gizi telur sangat lengkap, sumber protein yang baik, kadarnya sekitar 14%, >> tiap butir telur akan diperoleh sekitar 8 gram protein. Kandungan asam
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta (BBKPSH) merupakan unit pelaksana teknis (UPT) lingkup Badan Karantina Pertanian yang berkedudukan di Bandara Udara Internasional
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Beras analog merupakan beras tiruan yang terbuat dari tepung lokal non-beras. Disebut beras analog karena bentuknya yang oval menyerupai beras, tapi tidak terproses
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Jumlah Bakteri Asam Laktat pada Media Susu Skim.
HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan Penelitian Persiapan penelitian meliputi pembiakan kultur pada media susu skim. Pembiakan kultur starter pada susu skim dilakukan untuk meningkatkan populasi kultur yang
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang disertai dengan perkembangan pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi menyebabkan terjadinya
Lebih terperinciPENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah selain menghasilkan air susu juga menghasilkan limbah. Limbah tersebut sebagian besar terdiri atas limbah ternak berupa limbah padat (feses) dan limbah
Lebih terperinciPENGERINGAN SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN
PENGERINGAN SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN Souvia Rahimah Jatinangor, 5 November 2009 Pengertian PENGERTIAN UMUM : PROSES PENGURANGAN AIR DARI SUATU BAHAN SAMPAI TINGKAT KEKERINGAN TERTENTU. Penerapan panas dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan Nila (Oreochromis niloticus) merupakan ikan asli perairan Indonesia yang sudah menyebar ke wilayah Asia Tenggara dan Cina. Ikan tersebut termasuk komoditas yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung zat-zat makanan yang lengkap dan seimbang seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging merupakan bahan pangan yang penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi manusia. Selain mutu proteinnya tinggi, daging juga mengandung asam amino essensial yang lengkap
Lebih terperinciTanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI
Tanya Jawab Seputar DAGING AYAM SUMBER MAKANAN BERGIZI KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2012 DAFTAR ISI 1. Apa Kandungan gizi dalam Daging ayam? 2. Bagaimana ciri-ciri
Lebih terperinci7 Manfaat Daun Singkong
7 Manfaat Daun Singkong Manfaat Daun Singkong Penduduk asli negara Indonesia tentunya sudah tidak asing lagi dengan pohon singkong. Pohon singkong merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak ditanam
Lebih terperinci: Clostridium perfringens
Clostridium perfringens Oleh : Fransiska Kumala W 078114081 / B Clostridium perfringens adalah salah satu penyebab utama infeksi luka berakibat gangrene gas. Seperti banyak clostridia, organisme ini banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahu merupakan sumber protein nabati yang banyak dikonsumsi masyarakat dan hampir setiap hari dijumpai dalam makanan sehari hari. Di Cina, tahu sudah menjadi daging
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu
TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu Susu adalah sekresi yang dihasilkan oleh mammae atau ambing hewan mamalia termasuk manusia dan merupakan makanan pertama bagi bayi manusia dan hewan sejak lahir (Lukman
Lebih terperinciSUSU DAN PRODUK SUSU PRODUK SUSU. Susunan Air Susu. Keadaan air susu. Penilaian Susu menurut Kodex
SUSU DAN PRODUK SUSU PRODUK SUSU Susu segar Buttermilk Mentega Keju Susu terevaporasi : skim Susu kental manis Penilaian Susu menurut Kodex Susunan air susu :keadaan zat-zat yang terpenting yang terdapat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah,(3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian
Lebih terperinciPengawetan Bahan Nabati dan Hewani. 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani
Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani Bahan makanan umumny mudah rusak (perishable). Perhatikan saja, buah-buahan dan sayuran yang kita panen. Kita dapat melihat
Lebih terperinciSumber penularan penyakit. Penerima. Diagram Penularan Penyakit
BAB 2 PENYAKIT BAWAAN MAKANAN (FOOD BORNE DISEASE) Sumber penularan penyakit orang sakit binatang / insekta tanaman beracun parasit Penerima manusia hewan Penyebaran penyakit tergantung pada kontak langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pangan adalah mencegah atau mengendalikan pembusukan, dimana. tidak semua masyarakat melakukan proses pengawetan dengan baik dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Afrianto (2002), banyak bahan makanan yang mudah busuk atau tidak tahan lama sehingga terbatasnya lama penyimpanan dan daerah pemasarannya tidak begitu luas.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
39 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Rata-Rata Jumlah Bakteri yang Terdapat pada Feses Sapi Potong Sebelum (inlet) dan Sesudah (outlet) Proses Pembentukan Biogas dalam Reaktor Tipe Fixed-Dome Hasil perhitungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang cukup murah. Selain itu, jambu biji juga memiliki khasiat untuk
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Jambu biji merupakan salah satu buah yang tidak asing bagi masyarakat Indonesia. Jambu biji ini sangat populer karena mudah didapat dan memiliki harga yang cukup murah.
Lebih terperinciPEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si
PEMBUATAN TELUR ASIN RASA BAWANG SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN NILAI JUAL TELUR BEBEK Oleh : Dr. Das Salirawati, M.Si Pendahuluan Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) khususnya IPA yang makin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zat gizi dalam makanan yang telah dikenal adalah karbohidrat, lemak,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zat gizi dalam makanan yang telah dikenal adalah karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan protein. Protein dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan ataupun penggantian
Lebih terperinciKOMPOSISI DAN MIKROBA TELUR
KOMPOSISI DAN MIKROBA TELUR KELOMPOK 7 Septika Irjawati Siti Zubaidah Antonius Marianus Weri Ernestus Dok Telur merupakan produk peternakan yang memberikan sumbangan besar bagi tercapainya kecukupan gizi
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Kacang merah atau kacang jogo tergolong pangan nabati. Kacang merah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kacang Merah Kacang merah atau kacang jogo tergolong pangan nabati. Kacang merah atau kacang jogo ini mempunyai nama ilmiah yang sama dengan kacang buncis, yaitu Phaseolus vulgaris
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. (a) (b) (c) (d) Gambar 1. Lactobacillus plantarum 1A5 (a), 1B1 (b), 2B2 (c), dan 2C12 (d) Sumber : Firmansyah (2009)
TINJAUAN PUSTAKA Lactobacillus plantarum Bakteri L. plantarum termasuk bakteri dalam filum Firmicutes, Ordo Lactobacillales, famili Lactobacillaceae, dan genus Lactobacillus. Lactobacillus dicirikan dengan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 5. Rataan Nilai Warna (L, a, b dan HUE) Dendeng Sapi dengan Metode Perlakuan Curing yang Berbeda
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Warna Dendeng Sapi Warna merupakan salah satu indikator fisik yang dapat mempengaruhi konsumen terhadap penerimaan suatu produk. Derajat warna menunjukkan tingkat warna
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kubis putih merupakan bahan pangan yang banyak ditemukan di Indonesia dan sudah tidak asing bagi masyarakat. Kubis putih dapat hidup pada dataran tinggi salah satunya
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar belakang, (2) Identifikasi masalah,(3) Maksud dan tujuan penelitian, (4) Manfaat penelitian, (5) Kerangka Berpikir, (6) Hipotesa penelitian dan (7)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu. Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis unggas, seperti ayam,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berupa pengawet yang berbahaya (Ismail & Harahap, 2014). Melihat dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan primer bagi manusia, di Indonesia banyak sekali makanan siap saji yang dijual di pasaran utamanya adalah makanan olahan daging.
Lebih terperinci