BAB II. DATA DAN ANALISA. Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II. DATA DAN ANALISA. Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari"

Transkripsi

1 BAB II. DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber data Sumber data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari sumber sumber sebagai berikut, yaitu : Dari literatur berupa buku, majalah, dan artikel. Wawancara dengan guru, pengajar sekolah minggu, anak anak, dan orangtua. Untuk pencarian data berupa wawancara, data yang diperoleh berupa pendapat pribadi, opini, dan pengalaman pribadi mereka. Pengalaman mengajar anak anak TK Internet. 2.2 Data - data Setelah data data terkumpul, dilakukan pengolahan data, yaitu melalui proses pengeditan, dan analisa pada proses pengeditan. Data yang sudah terkumpul diperiksa kembali untuk disesuaikan dan dipisahkan mana data yang dapat dipergunakan untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini. Kemudian dianalisa dan diambil kesimpulannya. Hasil rangkuman data adalah sebagai berikut.

2 2.2.1 Hasil wawancara dengan orangtua, guru, kepala sekolah, dan guru sekolah minggu : Kesulitan yang biasa dialami ketika mengajar anak anak adalah, anak cenderung cepat bosan dan tidak bisa diam, sehingga pesan yang disampaikan tidak maksimal. Anak bisa belajar lebih mudah melalui contoh sikap dan sikap konsisten yang dilakukan berulang ulang. Kebiasaan kebiasaan ini, sudah diajarkan di sekolah berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi. Tetapi pembentukan kebiasaan baik ini, tidak akan bisa berjalan kalau anak juga tidak dibiasakan di rumah, karena mayoritas waktu anak usia prasekolah masih dihabiskan di rumah bersama orangtuanya. Anak usia ini sudah bisa membaca dan mengerti kalimat kalimat yang cukup panjang dengan pemilihan kata kata sederhana. Anak lebih tertarik dengan gambar ilustrasi sederhana dengan warna yang menarik, dibandingkan gambar menarik dengan warna sederhana.

3 2.2.2 Kebiasaan Covey, pengarang buku The 7 Habits of Highly Effective People memaparkan apa itu kebiasaan. Jika digambarkan dalam bentuk bagan, maka akan menghasilkan gambar seperti ini kurang lebih : ( gambar 1) Menurut Kamus Oxford Word power, Habit (kebiasaan) didefinisikan sebagai sesuatu yang sering dikerjakan seseorang (kadang-kadang hampir tanpa memikirkannya). Kehidupan kita dipenuhi dengan kebiasaan mulai dari mengolesi pasta gigi pada tempat yang sama, setelah menggosok gigi sampai pada mengambil rute yang sama ke tempat kerja setiap hari. Kebiasaan itu diciptakan oleh diri sendiri. Entah itu kebiasan baik (positif) ataupun kebiasaan buruk (negatif). Ada sebuah riset yang menyatakan, untuk membuat sesuatu menjadi kebiasaan, maka kita perlu melakukannya selama minimal 40 hari tanpa putus (continue). Kebiasaan yang terbentuk sejak kecil, akan membentuk karakter si anak dan tidak akan bisa diubah ketika si anak sudah dewasa, kecuali dengan cara yang agak ekstrim. Karakter menentukan siapa kita. Siapapun kita akan menentukan apa yang kita lihat.

4 Apa yang kita lihat akan menentukan apa yang akan kita perbuat. Itulah mengapa karakter seseorang tidak bisa dipisahkan dari perbuatan dan kebiasaannya. Padahal, karakter menjadi kunci utama sebuah bangsa untuk bisa maju. Indonesia yang kaya dengan sumber daya alam, tidak akan maju jika sumber daya manusia (SDM) tidak berkarakter, tidak jujur, tidak bertanggungjawab, serta tidak mandiri. Karena itu, sejak kecil, anak perlu dibiasakan melakukan kebiasaan baik. Usia yang tepat, untuk membentuk kebiasaan pada seorang anak adalah sejak anak berusia balita sampai kira kira kelas 3 SMP, terutama usia prasekolah (Taman Kanak - Kanak). Anak usia 4 6 tahun merupakan anak usia prasekolah. Perkembangan kecerdasan anak pada usia tersebut sangat pesat, yaitu mencapai 80 % dari total perkembangan otaknya. Pada usia ini anak sangat peka terhadap segala respon yang diberikan oleh lingkungan sekitarnya, dan merupakan masa paling awal ketika kita bisa mengajarkan suatu kebiasaan, yang juga dimengerti si anak manfaat serta sebab akibatnya. Sehingga sangat penting untuk mengembangkan seluruh potensi anak dan menanamkan kebiasaan kebiasaan baik untuk si anak. Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai nara sumber, mengajarkan disiplin, tanggung jawab, cuci tangan sebelum makan, dan mengucap salam sudah mencakup pembentukan karakter baik yang bisa diajarkan kepada anak usia pra sekolah. Keempat hal ini diajarkan kepada anak di sekolah, berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Tetapi karena mayoritas waktu anak masih dihabiskan di rumah, perlu adanya kerjasama dari orangtua anak untuk turut membentuk kebiasaan kebiasaan ini ketika si anak berada di rumah.

5 Pemilihan media berupa buku merupakan media yang tepat, karena buku mudah dibawa, mudah dibaca kapan saja dan dimana saja. Mengajarkan anak anak melalui buku, dapat membangkitkan kecintaan anak terhadap buku dan kegiatan membaca Selain itu, para ahli menyebutkan bahwa cara optimal mengembangkan potensi otak anak adalah dengan selalu merangsang kelima panca inderanya. Banyak hal yang dapat dilakukan. Namun sesungguhnya membacakan buku sejak dini pada anak merupakan cara paling mudah. Anak belajar dari apa yang diberikan oleh lingkungan sekitarnya. Kelima panca indranya merespon dan otak meyerap semua informasi yang diterima Karakteristik sifat anak menurut usia : - Pada usia batita (bawah tiga tahun), anak sedang dalam tahap perkembangan dan masih belum terlalu mengerti serta menguasai kosa kata. Sehingga agak sulit untuk mengajarkan disiplin dan tanggung jawab. - Pada usia 4-6 tahun, merupakan masa di mana anak sudah dapat mengerti kosakata, aturan aturan yang berlaku, belum terbentuk kebiasaan pada si anak, dan merupakan saat yang tepat untuk mengajarkan segala sesuatu karena si anak sedang dalam tahap pembiasaan untuk memasuki tahap Sekolah Dasar. - Usia 7 12 tahun yang merupakan usia Sekolah Dasar, si anak mulai bisa berpikir kritis, menanyakan segala sesuatu, sebab akibat, mengapa harus dilakukan, dan hal hal lain, sudah terbentuk beberapa kebiasaan pada diri si anak, sehingga lebih sulit untuk menanamkan suatu kebiasaan. - Usia tahun, usia SMP. Karakter dan sifat anak mulai terbentuk, anak sudah memasuki tahap pencarian jati diri, sangat sulit untuk mengajarkan kebiasaan terhadap anak.

6 - Di atas usia 15 tahun, karakter anak sudah terbentuk, sudah sangat sulit dan hampir tidak mungkin untuk mengajarkan kebiasaan baru lagi pada si anak. Sehingga disimpulkan, usia yang paling tepat untuk mengajarkan kebiasaan kebiasaan baik adalah usia 4 6 tahun. Direktur Eksekutif Indonesia Heritage Foundation (IHF) Ratna Megawangi secara spesifik menyebut tiga unsur yang harus dilakukan dalam model pendidikan karakter. Pertama, Knowing the good. Untuk membentuk karakter, anak tidak hanya sekadar tahu mengenai hal-hal yang baik, namun mereka harus dapat memahami kenapa perlu melakukan hal itu. Selama ini mereka tahunya mana yang baik dan buruk, namun mereka tidak tahu alasannya, ungkap Ratna. Kedua, Feeling the good. Konsep ini mencoba membangkitkan rasa cinta anak untuk melakukan perbuatan baik. Di sini anak dilatih untuk merasakan efek dari perbuatan baik yang dia lakukan. Jika Feeling the good sudah tertanam, itu akan menjadi mesin atau kekuatan luar biasa dari dalam diri seseorang untuk melakukan kebaikan atau menghindarkan perbuatan negatif. Ketiga, Acting the good. Pada tahap ini, anak dilatih untuk berbuat mulia. Tanpa melakukan apa yang sudah diketahui atau dirasakan oleh seseorang, tidak akan ada artinya. Selama ini hanya imbauan saja, padahal berbuat sesuatu yang baik itu harus dilatih, dan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Menurut Ratna, ketiga faktor tersebut harus dilatih secara terus menerus hingga menjadi kebiasaan. Jadi, konsep yang dibangun, adalah habit of the mind, habit of the heart, dan habit of the hands.

7 2.2.4 Kebiasaan yang diajarkan Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi, pada usia 4 6 tahun, anak diajarkan beberapa hal di sekolah yang terbagi dalam 2 bidang, yaitu bidang pengembangan kemampuan dasar dan bidang pengembangan kebiasaan yang tentu saja disesuaikan bobotnya dengan kemampuan anak. Bidang pengembangan kemampuan dasar, yang diajarkan melalui berbagai mata pelajaran di sekolah yang meliputi : - Kemampuan berbahasa (agar anak mampu mengungkapkan pikiran melalui bahasa sederhana dan mampu berkomunikasi secara efektif, dan membangkitkan minat untuk dapat berbahasa Indonesia). - Kemampuan kognitif (kemampuan berpikir untuk mengolah hasil belajarnya, dapat menemukan bermacam macam alternative pemecahan masalah, membantu anak untuk mengembangkan kemampuan logika matematika dan pengetahuan akan ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan untuk memilah milah, mengelompokkan serta mempersiapkan pengembangan kemampuan berpikir teliti) - Kemampuan fisik / motorik bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar dan halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil. - Seni bertujuan agar anak dapat dan mampu menciptakan sesuatu berdasarkan hasil imajinasinya, mengembangkan kepekaan, dan dapt menghargai hasil karya yang kreatif.

8 Bidang pengembangan kebiasaan meliputi : - Sopan santun, sikap ramah terhadap orang lain, saling menghormati dan menghargai yang dilatih dengan ucapan sopan. - Dapat menjaga kebersihan diri sehingga anak sehat, tidak mudah sakit, yang bisa juga melatih kemandirian dan tanggung jawab anak dalam menjaga dirinya sendiri. - Berlatih tertib, tepat waktu, taat peraturan, mengendalikan tindakan dan perasaan yang dibentuk dengan melatih kedisiplinan anak. - Menunjukkan kepedulian terhadap hak milik, menunjukkan rasa percaya diri, mengerjakan apa yang menjadi tugasnya yang dibentuk dengan melatih rasa tanggung jawab anak yang secara otomatis membentuk sikap mandiri pada anak. Pembentukan kebiasaan bisa dilakukan melalui beberapa cara misalnya: a. Melakukan trial and error atau coba-coba, lalu suatu ketika karena dari eksperimen-eksperimen, terjadi suatu pembentukan tingkah laku dalam hal ini kebiasaan tertentu. b. Kebiasaan juga terbentuk melalui contoh yang dikagumi atau diidolakan. c. Kebiasaan terbentuk melalui dukungan, pujian dan penghargaan dari orang lain. d. Kebiasaan terbentuk melalui latihan terus-menerus. Hambatan-hambatan untuk membentuk kebiasaan baik a. Keterlambatan untuk belajar kebiasaan baik tertentu sejak kecil. b. Sering kali orangtua mempunyai cara berpikir yang kurang baik.

9 Fondasinya Tetap Keluarga Meskipun setiap nilai nilai penting tersebut sudah diajarkan di sekolah, orang tua tetap harus ikut serta mendidik dan meneruskan pelatihan kebiasaan di rumah, karena anak pada usia ini sangat membutuhkan pengulangan agar mereka bisa benar benar memahami dan mengaplikasikan kebiasaan tersebut dalam kegiatan mereka sehari hari. Perlu ada kerjasama antara sekolah dan orangtua karena mayoritas waktu anak masih dihabiskan di rumah. Hal menarik disampaikan oleh James T Riady, pendiri Yayasan Pendidikan Pelita Harapan. Terlepas dari penting dan besarnya peranan sekolah sebagai pencetak langsung sumber daya manusia (SDM), namun James tetap mengingatkan bahwa fondasi utama pendidikan adalah keluarga. Sekolah itu hanya berfungsi sebagai kontraktor pendidikan dari rumah, ujarnya. Apa yang diajarkan di sekolah merupakan aplikasi dan pengembangan dari setiap pengetahuan dasar yang diperoleh dari rumah. Pembentukan karakter dan penanaman moral serta etika, harus sudah dilakukan sebelum si anak berangkat ke sekolah. Menurut James, seharusnya para orangtua tidak bisa melepaskan atensi dan menyerahkan begitu saja si anak pada pihak sekolah, tanpa memperhatikan perkembangan pendidikannya. Komunikasi antara sekolah dan orangtua harus selalu dijaga. Itu dimaksudkan agar para orangtua juga mengetahui secara baik mengenai bakat sesungguhnya si anak.

10 2.2.5 Kebiasaan baik untuk anak Berikut adalah data data mengenai kebiasaan kebiasaan baik yang akan diajarkan kepada anak : A. Menjaga Kebersihan diri Mengajarkan anak agar tebiasa menjaga kebersihan diri sendiri sangatlah penting. Ada beberapa pesan yang terkandung di dalamnya, yaitu mengajarkan anak agar mandiri, bertanggung jawab terhadap diri sendiri, disiplin untuk terus menerus dan konsisten menjaga kebersihan, dan mengurangi resiko si anak terkena penyakit. Tidak ada satu pun cara untuk menghindarkan anak dari kuman sama sekali, anak harus diajarkan juga untuk menjaga kebersihan dirinya secara konsisten. Cuci tangan bertujuan untuk menghilangkan hama atau bakteri yang menenpel pada telapak tangan setelah melakukan aktifitas sehari-hari. Cuci tangan tak cukup dengan air. Membutuhkan sabun yang mengandung antiseptik serta mengupayakan membasuh tangan dengan keadaan air yang mengalir. Diperlukan sistematika dalam kegiatan cuci tangan. Ada standar khusus mengenai kegiatan cuci tangan yang benar. Setiap akan mencuci tangan pastikan seluruh bagian yang terpencil disela-sela pergelangan jari harus turut diperhatiakan. Kadang ada proses cuci tangan dilakukan begitu saja tanpa memperhatikan bagian-bagian jari. Walhasil bibit penyakit masih tertinggal, inilah yang berpotensi membuat seseorang terkena diare karena tidak tertutup kemungkinan kuman tersebut ikut terbawa saat hendak makan.

11 Jadi, bagi setiap orangtua hendaknya menerapkan kebiasaan mencuci tangan secara rutin kepada anak-anaknya. Ingatkan jika mereka lupa melakukannya apalagi setelah anak selesai bermain ditempat kotor. Hidup sehat bisa anda lakukan mulai dari hal kecil.anak pada usia ini sudah bisa diajarkan untuk selalu mencuci tangan yang bersih, sikat gigi, dan penjelasan penjelasan kapan dan mengapa hal itu harus dilakukan. Tetapi, lebih difokuskan agar anak selalu mencuci tangan sebelum makan, karena aktifitas, keingintahuan anak, dan proses belajar anak membutuhkan kelima panca inderanya, salah satunya adalah dengan menyentuh segala sesuatu B. Sopan santun Manusia adalah makhluk sosial, kita tidak bisa hidup tanpa orang lain dan kita akan selalu berhubungan dengan orang lain seumur hidup kita. Karena itu, kemampuan bersosialisasi, harus diajarkan pada si anak sejak dini. Salah satu caranya adalah dengan mengajarkan sopan santun pada si anak. Anak yang sopan, ramah, baik terhadap orang lain akan disukai dan mempunyai banyak teman. Hal ini berhubungan dengan tahap perkembangan anak yang lain, yaitu kemampuan berkomunikasi yang sangat berguna untuk perkembangan kecerdasan anak. Hal paling sederhana yang bisa diajarkan anak misalnya dengan selalu mengucap salam dan mengucapkan terima kasih.

12 2.2.5.C. Menerapkan disiplin Disiplin berasal dari bahasa latin yang artinya mengajar bukan menghajar. Disiplin diperlukan untuk mengajari anak mengenai konsep benar dan salah sesuai dengan kemampuan anak untuk mengerti. Disiplin juga mengajari anak untuk hidup bertanggungjawab dan bertoleransi terhadap hak-hak orang lain. Dengan disiplin, meningkatkan peluang anak untuk tumbuh menjadi pribadi yang berbahagia. Pada akhirnya, hal itu akan berpengaruh pada keteraturan di masa depan. Apalagi menurut beberapa penelitian, salah satu kiat membuat anak cerdas adalah dengan pengaturan waktu. Anak juga akan sangat terbantu dengan lingkungan yang tertata dan terjadwal dengan baik, dimana rutinitas harian seperti berangkat atau pulang sekolah, waktu makan, tidur, atau bermain dilakukan secara konsisten. Kebiasaan rutin ini memberi kesempatan kepada anak untuk belajar lebih jauh mengenai diri mereka, serta orang-orang dan lingkungan di sekelilingnya. Rutinitas harian juga memberi rasa stabil dan aman pada anak, dan merasakan kehangatan dan kepedulian orangtua. Sebelum mengajari anak anda untuk hidup berdisiplin ada beberapa hal yang orangtua perlu mengerti. Disiplin harus ditegakkan dengan kasih sayang (tegas tapi penuh kasih), tidak dengan kekerasan, perlu teladan dari orang tua (anak lebih mengingat apa yang orang tua lakukan daripada apa yang orang tua katakan), harus konsisten, pendekatan yang harus dilakukan untuk setiap anak berbeda tergantung kondisi kejiwaan anak dan bila harus menjatuhkan hukuman pilih hukuman yang tidak menyakiti secara fisik, verbal dan mental. Bila memungkinkan diskusikan pada anak hukuman apa yang dia terima bila anak tidak disiplin. Pada saat orang tua mengajari anak disiplin tidak boleh ada kekerasan fisik maupun verbal agar anak tidak tumbuh minder, apatis dan agresif. Jangan menggunakan kata-kata negatif sepeti jangan atau tidak boleh. Gantikan

13 dengan kata-kata positif yang memberi motivasi kepada anak dan membangun rasa percaya dirinya. Contoh : Jangan digunakan : Jangan naik-naik ke atas meja! Sebaiknya digunakan : Ayo turun, Nak. Beberapa hal yang harus diperhatikan : Jangan sekali-kali berteriak dengan penuh kemarahan. Bicaralah dengan lembut dan penuh kasih sayang dengan bahasa yang bisa dimengerti oleh anak. Sebelum menghukum anak berikan penjelasan tentang kesalahan yang dia buat dan konsekuensinya agar anak mengerti. Disiplin harus diterapkan sesuai dengan usia anak. Jangan menggunakan standar ganda pada anak. Disiplin adalah masalah sikap dan kebiasaan. Harus konsisten Disiplin untuk anak usia seperti ini, belum bisa terlalu berat bobotnya. Biasanya masih sebatas memperkenalkan anak dengan jadwal, membuat jadwal bersama sama, menjelaskan pentingnya jadwal, manfaat bagi si anak, dan mengajak anak agar terbiasa hidup teratur dengan jadwal yang sudah dibuatnya. Mengikutsertakan anak juga berguna agar si anak mengenal jadwal secara menyenangkan dan lebih ada kesadaran untuk mematuhinya. Selain itu, secara tidak langsung, anak diajarkan untuk menghargai hasil karyanya.

14 2.2.5.D. Tanggung jawab Membebaskan anak lepas dari tanggung jawab, adalah tindakan yang tidak bijaksana dan bukan bukti bahwa orangtua sangat sayang terhadap anak. Namun sebaliknya, dengan sikap orangtua yang tidak pernah mengajarkan anak bagaimana bersikap tanggung jawab justru akan membuat anak menjadi kesulitan dalam hidup. Ia tidak akan pernah bisa hidup mandiri dan boleh jadi setiap kali ia mendapatkan kendala dalam hidupnya maka ia akan berusaha menghindar atau mencari jalan pintas yang mudah tetapi mungkin membahayakan terutama bagi dirinya sendiri (Linda & Richard Eyre, 2006). Misalnya, suatu hari orangtua minta tolong kepada anak untuk menyerahkan uang sekolah. Tetapi, karena ia tidak terbiasa bertanggung jawab maka ia tidak membayarkan uang itu ke sekolah. Ia pergunakan uang sekolah tersebut untuk bermain dan membeli sesuatu yang ia inginkan. Akhirnya, karena uang tersebut telah habis dan ia takut dimarahi orangtuanya, maka iapun mencuri uang temannya. Ia ingin lepas dari tanggung jawab dengan melakukan jalan pintas yang tidak baik dan membahayakan (mencuri uang). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mengajarkan sikap tanggung jawab kepada anak sejak dini adalah sangat penting. Salah satu yang perlu orangtua sadari bahwa anak akan tumbuh sesuai dengan kebiasaannya. Oleh karena itu, supaya anak terbiasa bersikap tanggung jawab atas apa yang ia lakukan atau kerjakan, maka berikan dan ajarkanlah sikap tanggung jawab tersebut kepada anak sejak ia masih kecil. Mulailah dari hal yang paling sederhana sesuai dengan usia dan kematangan anak tersebut.

15 Misalnya agar si anak mau mengerjakan PR, membereskan barang miliknya sendiri, menjelaskan tentang hak milik dengan memberikan penekanan pada tanggung jawab keseharian seperti Ini sepatu Kakak, simpan yang baik, dijaga ya. Begitu juga kalau barang anak rusak atau hilang oleh dirinya sendiri, jangan segera membantu atau menggantinya tetapi mintalah anak bertanggungjawab terlebih dahulu. Kesalahan yang sering dilakukan orangtua adalah tidak mempersoalkan keadaan barang anak-anak, apakah rusak, hilang, atau tertinggal di suatu tempat. Anak yang sejak kecil terbiasa bertanggung jawab, baik dalam bersikap maupun ketika berucap, maka kebiasaan tersebut akan terbawa sampai ia dewasa nanti. Anak yang mampu bertanggung jawab maka besar kemungkinan akan mampu hidup mandiri, bahagia, percaya diri, dan dapat dipercaya.

16 2.2.6 Cara Memilih Buku yang Baik untuk Anak Prasekolah Oleh: Ellen Jackson Setiap orang, terutama anak-anak senang akan cerita, dan buku adalah salah satu sumbernya. Buku merupakan cara yang luar biasa untuk berbagi rasa, pemikiran dan emosi. Bagi anak, tidak ada hal yang paling aman dan menyenangkan selain membaca buku bersama Ibu, Ayah, Kakek atau Nenek dan mempelajari banyak hal pada saat yang bersamaan. Anak-anak yang mencintai buku sejak dini akan menyukainya terus hingga dewasa. Namun memilih buku yang tepat bagi anak pra-sekolah bukanlah hal yang mudah. Hal pertama yang perlu diketahui adalah tidak ada aturan dalam memilih buku. Buku apapun yang disukai anak adalah baik. Tetapi jika Anda ingin meluaskan cakrawala mereka, Anda memerlukan panduan. Berikut beberapa hal umum yang dapat membantu Anda mencari buku yang berkualitas yang dapat menarik minat baca anak Anda. ( gambar 2)

17 Buku Cerita Bergambar Sebuah buku cerita untuk anak-anak pra-sekolah sebaiknya memiliki plot yang beralur cepat dan akhir yang memuncak (sekalipun ceritanya rumit). Tanyalah diri Anda dengan pertanyaan berikut: Apakah buku tersebut untuk menasihati atau mengajari? Buku yang baik tidak dengan sengaja bertujuan menyampaikan pesan namun ceritanya dapat membuat anak berpikir. Buku yang baik menghindari berbagai hal yang bias (tak jelas) apakah itu mengenai usia, gender maupun ras. Apakah buku tersebut ditokohi karakter kartun atau difilmkan di bioskop atau ditayangkan di TV? Buku seperti ini seringkali ditulis untuk alasan komersial dan bukan pilihan yang terbaik bagi anak. Apakah bahasa yang dipergunakan ritmikal dan imajinatif? Cobalah bacakan beberapa paragraf dengan lantang. Kata-kata yang disampaikan sebaiknya dapat diucapkan dengan jelas dan kalimatnya mudah dibaca. Apakah isi ceritanya membuat anak ingin mendengarkan kembali? Apakah plot ceritanya mengejutkan atau mudah ditebak? Apakah berisi cerita lucu? Apakah karakter tokohnya menyelesaikan masalah dengan cara yang tidak biasa? Dengan kata lain, apakah bukunya menarik dan menyenangkan? Buku bergambar umumnya sebagai pintu pembuka ketertarikan anak terhadap seni. Akankah gaya ilustrasinya menggugah anak Anda? Cobalah meminjam beberapa buku perpustakaan yang memiliki beragam gaya ilustrasi dan perhatikanlah gaya ilustrasi mana yang anak Anda sukai.

18 ( gambar 3) Siapkan jawaban mengenai hal apa saja yang disukai anak Anda. Tanyakan mengapa ia menganjurkan buku tertentu. Seharusnya ia dapat memberikan alasan: Karena akhir ceritanya menarik. Atau Ilustrasinya sangat lucu dan membuat anakanak tertawa. (Diterjemahkan dari tulisan Ellen Jackson, ia adalah pengajar di PreSchool dan TK di Amerika dan telah mendapatkan penghargaan atas penulisan lebih dari 50 buku cerita anak.) Buku untuk anak di atas usia tiga tahun sudah bisa menggunakan beberapa kalimat yang merupakan gagasan. Namun tetap dengan ilustrasi gambar yang menarik, warna yang ceria, serta format yang besar. Pada usia ini, anak sudah duduk di TK, sehingga pengalaman dan penguasaan bahasa jauh lebih baik. Sehingga bacaan yang diberikan bisa agak panjang. Jenis bacaan anak pun lebih banyak memikat gagasan yang sedikit kompleks. Anak juga sudah lebih kritis, sehingga harus lebih serius dan hati hati dalam penggunaan kata. Ukuran buku yang diberikan sebaiknya berukuran sekitar 21 x 29.7 cm.

19 2.3 Sejarah perkembangan buku Buku sudah ada sejak zaman dulu, tetapi buku zaman dulu tidak terbentuk seperti buku yang biasa kita lihat sekarang. Dalam perkembangannya selama bertahun tahun, buku mengalami banyak perubahan. Berikut adalah perkembangan buku dari zaman dulu sampai zaman sekarang Buku kuno Pada zaman kuno, tradisi komunikasi masih mengandalkan lisan. Penyampaian informasi, cerita-cerita, nyanyian, do a-do a, maupun syair, disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut. Karenanya, hafalan merupakan ciri yang menandai tradisi ini. Semuanya dihafal. Kian hari, kian banyak saja hal-hal yang musti dihafal. Saking banyaknya, sehingga akhirnya mereka tidak mampu menghafalkannya lagi. Hingga, terpikirlah untuk menuangkannya dalam tulisan. Maka, lahirlah apa yang disebut dengan buku kuno. Buku kuno ketika itu, belum berupa tulisan yang tercetak di atas kertas modern seperti sekarang ini, melainkan tulisan-tulisan di atas keping-keping batu (prasasti) atau juga di atas kertas yang terbuat dari daun papyrus. Papyrus adalah tumbuhan sejenis alang-alang yang banyak tumbuh di tepi Sungai Nil. Mesir merupakan bangsa yang pertama mengenal tulisan yang disebut hieroglif. Tulisan hieroglif yang diperkenalkan bangsa Mesir Kuno bentuk hurufnya berupa gambar-gambar. Mereka menuliskannya di batu-batu atau pun di kertas papyrus. Kertas papyrus bertulisan dan berbentuk gulungan ini yang disebut sebagi bentuk awal buku atau buku kuno. Selain Mesir, bangsa Romawi juga memanfaatkan papyrus untuk membuat tulisan. Panjang gulungan papyrus itu kadang-kadang mencapai puluhan meter. Hal ini

20 sungguh merepotkan orang yang menulis maupun yang membacanya. Karena itu, gulungan papyrus ada yang dipotong-potong. Papyrus terpanjang terdapat di British Museum di London yang mencapai 40,5 meter. Kesulitan menggunakan gulungan papyrus, di kemudian hari mengantarkan perkembangan bentuk buku mengalami perubahan. Perubahan itu selaras dengan fitrah manusia yang menginginkan kemudahan. Dengan akalnya, manusia terus berpikir untuk mengadakan peningkatan dalam peradaban kehidupannya. Maka, pada awal abad pertengahan, gulungan papyrus digantikan oleh lembaran kulit domba terlipat yang dilindungi oleh kulit kayu yang keras yang disebut sebagai codex. Perkembangan selanjutnya, orang-orang Timur Tengah menggunakan kulit domba yang disamak dan dibentangkan. Lembar ini disebut pergamenum yang kemudian disebut perkamen, artinya kertas kulit. Perkamen lebih kuat dan lebih mudah dipotong dan dibuat berlipat-lipat sehingga lebih mudah digunakan. Inilah bentuk awal dari buku yang berjilid. Di Cina dan Jepang, perubahan bentuk buku gulungan menjadi buku berlipat yang diapit sampul berlangsung lebih cepat dan lebih sederhana. Bentuknya seperti lipatanlipatan kain korden. Buku-buku kuno itu semuanya ditulis tangan. Awalnya yang banyak diterbitkan adalah kitab suci, seperti Al-Qur an yang dibuat dengan ditulis tangan. Di Indonesia sendiri, pada zaman dahulu, juga dikenal dengan buku kuno. Buku kuno itu ditulis di atas daun lontar. Daun lontar yang sudah ditulisi itu lalu dijilid hingga membentuk sebuah buku.

21 Perkembangan perbukuan mengalami perubahan signifikan dengan diciptakannya kertas yang sampai sekarang masih digunakan sebagai bahan baku penerbitan buku. Pencipta kertas yang memicu lahirnya era baru dunia perbukuan itu bernama Ts ai Lun. Ts ai Lun berkebangsaan Cina. Hidup sekitar tahun 105 Masehi pada zaman Kekaisaran Ho Ti di daratan Cina. Penemuan Ts ai Lun telah mengantarkan bangsa Cina mengalami kemajuan. Sehingga, pada abad kedua, Cina menjadi pengekspor kertas satu-satunya di dunia. Sebagai tindak lanjut penemuan kertas, penemuan mesin cetak pertama kali merupakan tahap perkembangan selanjutnya yang signifikan dari dunia perbukuan. Penemu mesin cetak itu berkebangsaan Jerman bernama Johanes Gensleich Zur Laden Zum Gutenberg. Gutenberg telah berhasil mengatasi kesulitan pembuatan buku yang dibuat dengan ditulis tangan. Gutenberg menemukan cara pencetakan buku dengan huruf-huruf logam yang terpisah. Huruf-huruf itu bisa dibentuk menjadi kata atau kalimat. Selain itu, Gutenberg juga melengkapi ciptaannya dengan mesin cetak. Namun, tetap saja untuk menyelesaikan satu buah buku diperlukan waktu agak lama karena mesinnya kecil dan jumlah huruf yang digunakan terbatas. Kelebihannya, mesin Gutenberg mampu menggandakan cetakan dengan cepat dan jumlah yang banyak. Gutenberg memulai pembuatan mesin cetak pada abad ke-15. Teknik cetak yang ditemukan Gutenberg bertahan hingga abad ke-20 sebelum akhirnya ditemukan teknik cetak yang lebih sempurna, yakni pencetakan offset, yang ditemukan pada pertengahan abad ke-20.

22 2.3.2 Buku di Era Modern Di era modern sekarang ini perkembangan teknologi semakin canggih. Mesinmesin offset raksasa yang mampu mencetak ratusan ribu eksemplar buku dalam waktu singkat telah dibuat. Hal itu diikuti pula dengan penemuan mesin komputer sehingga memudahkan untuk setting (menyusun huruf) dan lay out (tata letak halaman). Diikuti pula penemuan mesin penjilidan, mesin pemotong kertas, scanner, dan juga printer laser (alat pencetak yang menggunakan sumber sinar laser untuk menulis pada kertas yang kemudian di taburi serbuk tinta). Semua penemuan menakjubkan itu telah menjadikan buku-buku sekarang ini mudah dicetak dengan sangat cepat, dijilid dengan sangat bagus, serta hasil cetakan dan desain yang sangat bagus pula. Tak mengherankan bila sekarang ini kita dapati berbagai buku terbit silih berganti dengan penampilan yang semakin menarik. Bahkan sampai sekarang ini pun, di negara kita Indonesia, kendati sedang diterpa krisis, kondisi ekonomi masih gonjang-ganjing, tapi penerbit-penerbit buku malahan bermunculan. Banyak sekali jumlahnya, hingga tak terhitung, sebab tak tersedia data yang dapat dipertanggungjawabkan. Tidak juga di Ikatan Penerbit Indonesia [IKAPI]. Sebab tidak semua penerbit bergabung dengan lembaga ini. Namun, dari pengamatan sekilas saja, kita akan dapat segera menyimpulkan, betapa penerbit-penerbit buku saat ini semakin banyak saja jumlahnya. Tengoklah, di toko-toko buku yang ada di berbagai kota di negeri ini, maka akan kita jumpai, berderetderet bahkan bertumpuk-tumpuk buku-buku baru terbit silih berganti bak musim semi dengan beragam judul dan beraneka desain sampul yang menawan dari berbagai penerbit, baik dari penerbit besar yang sudah mapan dan lebih dulu eksis, maupun dari penerbit kecil yang baru merintis dan masih kembang kempis.

23 Animo masyarakat pun terhadap buku nampak juga mengalami peningkatan. Ini nampak dari banyaknya buku-buku bestseller yang laris manis diserbu masyarakat. Memang, dibanding dengan jumlah penduduk Indonesia yang nyaris 200 juta orang, sungguh mengherankan bahwa sebuah judul buku yang laku beberapa ribu saja sudah terasa menyenangkan dan dianggap bestseller. Akan tetapi, kondisi ini tentu jauh lebih baik bila dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya Memahami Struktur Buku Struktur atau anatomi buku jelas sangat beda dengan artikel. Buku memiliki anatomi yang tersusun secara rinci. Sekalipun pada masing-masing penerbit berbeda dalam memahami anatomi buku ini, namun praktenya memiliki banyak kesamaan. Memahami anatomi buku sangat penting, seorang penulis dengan sendirinya tidak mempersulit diri sendiri dan penerbit. Penulisan buku yang semau gue, tidak lengkap sesuai anatomi yang umum, sekalipun diterima oleh penerbit, nantinya akan dikembalikan untuk dilengkapi. Secara garis besar anatomi buku terbagi dalam tiga besar; pendahulu, isi naskah, dan penutup (end matter). Tiga besar tersebut rinciannya sebagai berikut: a. Pendahulu (Preliminary pages/front mater) Pendahulu (bukan pendahuluan) adalah halaman yang mendahului halaman isi. Halaman ini hanya menginformasikan keberadaan isi buku yang akan Anda baca. Sebagian penerbit memberikan nomor dan jenis angka tersendiri pada halaman pendahulu ini (tidak satu rangkaian dengan halaman naskah dan umumnya menggunakan angka romawi). Namun banyak juga penerbit yang tidak membedakan hal tersebut.

24 Halaman pendahulu terdiri dari: 1) halaman pancir (lembar pertama setelah cover) 2) halaman judul (lembar kedua) 3) balik halaman judul (halaman copy right) 4) daftar isi 5) daftar pedanan kata (transilasi) 6) halaman persembahan 7) ucapan terima kasih 8) pengantar 9) Sambutan Tidak semua penerbit menggunakan secara lengkap poin-poin tersebut terutama halaman persembahan, pedanan kata, ucapan terima kasih, dan sambutan semuanya disesuaikan dengan kebutuhan. b. Isi Naskah Buku Setelah pendahulu halaman, selanjutnya isi naskah atau menurut Sofia Mansoor daging buku. Isi naskah buku berisi pembahasan lengkap sebagai penjabaran dari judul. Isi naskah terbagi dalam beberapa bab, sub bab dan pasal yang dimaksudkan untuk memisahkan antara satu sub bahasan dengan sub bahasan yang lainnya. Di samping itu untuk mempermudah pembaca memahami isi naskah. Adakalanya bab-bab itu tidak ditulis, cukup menuliskan nomornya saja.

25 c. Penutup (end matter) Penutup, end matter, atau back matter adalah halaman akhir setelah halaman naskah. Halaman penutup ini umumnya terdiri dari: 1) lampiran 2( daftar pustaka 3) indeks 4) riwayat hidup penulis Struktur buku di atas harus dipahami penulis. Buku yang dikirim dalam kondisi lengkap, sangat memudahkan penerbit dalam mengolahnya.

26 2.4 Karakteristik produk Konsep : Buku yang akan dibuat terdiri dari 4 seri kebiasaan baik. Agar tidak berkesan menyeramkan dan membosankan, kebiasaan diajarkan melalui cerita bergambar mengenai kegiatan sehari hari anak. Isi cerita berupa penjelasan sebab, akibat, dan bagaimana cara untuk melakukan masing masing kebiasaan baik di setiap seri. Hal ini penting agar anak mengerti manfaat kebiasaan yang berusaha dibentuk, sehingga ada keinginan dan kesadaran dari dalam diri anak untuk terus melakukan hal tersebut meskipun tanpa pengaruh dari orang lain. Ada 3 tokoh dalam cerita ini yang merupakan satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak laki laki, anak perempuan, dan seekor anjing peliharaan. Tokoh utama yaitu seorang anak laki laki berusia 6 tahun dan adiknya berusia 4 tahun Judul buku : Judul serinya adalah : Kebiasaan Baik Untuk si Kecil Judul buku terdiri dari : - Mengucap Salam - Pensilku Hilang - Kuman di Tanganku - Kevin dan Waktu Desainer & penulis : Desainer : Agnes Kartika Penulis : Diana Christy dan Agnes Kartika

27 2.4.4 Data teknis buku : Ukuran : 39 cm x 19 cm Jumlah halaman : 22 halaman Jenis kertas : Art paper 150 gram. Penerbit : Gramedia Struktur buku : Cover depan 20 cm x 20 cm (hard cover) Punggung buku 0.8 cm Halaman nama pemilik & colophon ( spread ) Halaman pengenalan tokoh - tokoh Isi Halaman kesimpulan cerita Halaman koleksi buku seri lainnya Cover belakang 20 cm x 20 cm (hard cover)

28 2.5 Data penerbit : PT. Gramedia Asri Media adalah anak perusahaan Kelompok Kompas Gramedia yang menyediakan jaringan toko buku dengan nama Toko Buku Gramedia di beberapa kota di Indonesia. Perusahaan ini didirikan pada tanggal 2 Februari 1970 dengan diawali dari satu toko buku kecil berukuran 25m² di daerah Jakarta Barat dan sampai tahun 2002 telah berkembang menjadi lebih dari 50 toko yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain menyediakan buku, toko-toko Gramedia juga menyediakan berbagai produk lain seperti alat tulis, perlengkapan kantor, alat olahraga, dll.gramedia adalah penerbit majalah, tabloid, buku dan komik terkemuka di Indonesia, dengan rentang usia pembaca terlengkap. Produk kami mencakup bacaan untuk batita (bawah tiga tahun), anak usia TK-SD, remaja pria dan wanita, dewasa, sampai bacaan khusus untuk pehobi. Profil PT.Gramedia Asri Media Tak bisa dipungkiri bahwa distribusi merupakan mata rantai yang lemah dalam dunia bisnis di Indonesia. Penerbit dan percetakan saja tidaklah cukup untuk dapat mendistribusikan produk secara merata ke seluruh pelosok tanah air. Itulah sebabnya Kelompok Kompas - Gramedia (KKG) mendirikan jaringan toko buku, dengan maksud memperkuat penyebaran produk, tanpa berkeinginan untuk lepas dari jaringan distribusi yang ada. Toko Buku Gramedia didirikan 02 Februari 1970 oleh P.K. Ojong, yang juga merupakan pendiri KKG, dengan misi turut serta menyebarkan produk pendidikan dan

29 informasi, demi tercapainya cita-cita bersama mencerdaskan kehidupan bangsa, menuju masyarakat baru Indonesia yang berkehidupan Pancasila. Dari sebuah toko buku kecil berukuran 25 m2, yang berlokasi di Jalan Gajah Mada, Jakarta Barat, Toko Buku Gramedia sampai tahun 2002 telah tumbuh dan berkembang menjadi 50 toko, yang tersebar dibeberapa kota utama di Indonesia. Untuk mengantisipasi perkembangan ilmu dan teknologi, Toko Buku Gramedia membentuk 'Gramedia Online'. Misi Gramedia : Ikut serta dalam upaya mencerdaskan bangsa dengan menyebarluaskan penegtahuan plus informasi melalui berbagai sarana usaha ritel dan distribusi buku, alat sekolah dan kantor serta produk multimedia, ditandai dengan pelayanan unggul, manajemen proaktif dan perilaku bisnis yang sehat.

30 2.6 Data pembanding Hippo ( gambar 4) Cerita untuk anak tidak menggunakan kata kata yang terlalu bervariasi, banyak terdapat pengulangan kata, biasanya bertema kehidupan sehari hari Buku buku anak lainnya ( gambar 5) Setiap gambar diceritakan dalam 3 4 kalimat sederhana yang tidak terlalu panjang, dan biasanya hanya terdapat 1 2 pesan yang disampaikan dalam satu cerita.

31 2.7 Data target audience : Target primer : A Demografi : - Usia : 4 6 tahun - Jenis kelamin : unisex - Pendidikan : kelas TK - SES : B B B Psikografi : - Personality : sanguine, koleris - Behaviour : polos, jujur, ceria, aktif, cerewet, rasa keingintahuan tinggi, suka membaca, berani, malas, agak jorok - Lifestyle : terbiasa dengan teknologi, mall, pembantu rumah tangga, kehidupan kota besar C Geografi : Jakarta Target sekunder : A Demografi : - Usia : tahun - Jenis kelamin : unisex - Pendidikan : S1 (kuliah) - SES : B B+

32 2.7.1.B Psikografi : - Personality : sanguine, koleris, campuran sanguine melankolis - Behaviour : suka diskon, berpikiran terbuka, peduli dengan perkembangan pendidikan anak, suka membaca - Lifestyle : bekerja, sudah hampir mapan sudah mapan, sibuk, terbiasa dengan teknologi (handphone, internet, komputer), mall, pembantu rumah tangga, kehidupan kota besar, memiliki kendaraan pribadi (motor Yamaha, supra, mobil kijang, panther) C Geografi : Jakarta

33 2.8 Analisa SWOT : Strength : - Mendapat dukungan dari para orangtua - Tema yang diambil dekat dengan kejadian sehari hari sehingga mudah diingat - Informasi yang disampaikan adalah fakta Weakness : - Dampaknya tidak bisa langsung dirasakan, butuh proses - Butuh kesabaran dan sikap konsisten untuk membiasakan anak terhadap kebiasaan baik Opportunity : - Sudah banyak kesadaran dari orangtua tentang pentingnya pembentukan karakter anak - Banyak orangtua yang memilih buku sebagai sarana belajar untuk anaknya - Minat baca di kalangan anak sudah mulai berkembang Threat : - Lingkungan sekitar anak yang tidak mendukung, akan menghambat anak untuk membiasakan diri dengan kebiasaan baik - Banyaknya buku buku cerita lain yang menarik bagi anak

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. Kelompok Data Berkaitan dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan 1. Buku Pada zaman kuno, tradisi komunikasi masih mengandalkan lisan. Penyampaian informasi, cerita-cerita,

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 2 BAB 2 DATA DAN ANALISA Produk utama yang akan dibuat berbentuk sebuah game interaktif untuk anak anak. Game tersebut mengajarkan sekaligus mendidik anak anak mulai dari usia 7-9 tahun mengenai sebagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orangtua menginginkan yang terbaik

BAB I PENDAHULUAN. Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orangtua menginginkan yang terbaik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hampir dapat dipastikan bahwa setiap orangtua menginginkan yang terbaik untuk anak-anaknya, termasuk dalam hal pendidikan. Orangtua berharap anaknya bisa mendapat

Lebih terperinci

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL 3.1 Strategi Perancangan Sebagai landasan dalam merancang media informasi tentang manfaat susu sapi untuk anak-anak, diperlukan suatu strategi perancangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal

BAB 1 PENDAHULUAN. berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berusia nol tahun atau sejak lahir hingga berusia kurang lebih anam tahun (0-6) tahun, dimana biasanya anak tetap tinggal di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah bangsa. Oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti jenjang pendidikan, baik jenjang

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1. Sumber Data Sumber data dan informasi yang digunakan untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini diperoleh dari : 2.1.1 Literatur Pencarian data literatur dilakukan dengan mempelajari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khalayak dengan menggunakan bahasa visual. Baik itu berupa tulisan,

BAB I PENDAHULUAN. khalayak dengan menggunakan bahasa visual. Baik itu berupa tulisan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Desain komunikasi visual merupakan disiplin ilmu yang berperan dalam penyampaian informasi, ide, konsep, ajakan dan sebagainya kepada khalayak dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan penulis dalam mendapatkan data adalah: Tinjauan pustaka: melalui media buku, dan internet

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Metode yang digunakan penulis dalam mendapatkan data adalah: Tinjauan pustaka: melalui media buku, dan internet BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Objek Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam mendapatkan data adalah: Tinjauan pustaka: melalui media buku, dan internet Survei lapangan: melalui wawancara dengan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi yang mendukung dalam proyek TA ini diperoleh dari beberapa sumber, antara lain : 1. Data elektronik maupun non elektronik berupa buku anak, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa dengan masyarakat yang di dalamnya memiliki nilai budaya dan melahirkan keunikan yang membedakan dengan bangsa lain. Adanya keunikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan sebuah pelaksanaan Pendidikan ditentukan oleh beberapa hal yang salah satunya adalah kualitas pembelajaran. Upaya peningkatan mutu pembelajaran menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membawa bangsa menuju bangsa yang maju. Masa kanak-kanak adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. membawa bangsa menuju bangsa yang maju. Masa kanak-kanak adalah masa 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan akan membawa bangsa menuju bangsa yang maju. Masa kanak-kanak adalah masa yang penting dalam kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perkembangan Balita Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya mengetahui sekelumit pertumbuhan fisik dan sisi psikologinya. Ada beberapa aspek

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG IMPLEMENTASI METODE CERITA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK

BAB IV ANALISIS TENTANG IMPLEMENTASI METODE CERITA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK BAB IV ANALISIS TENTANG IMPLEMENTASI METODE CERITA DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK A. Penerapan Metode Cerita dalam Pembentukan Akhlak Anak Usia Dini di PAUD Cahaya Gunungpati Semarang 1. Persiapan 1 a. Persiapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini ( PAUD ) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang sekolah dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD ) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum memasuki pendidikan dasar,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan materi agar pembelajaran berlangsung menyenangkan. Pada saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru sebagai fasilitator memiliki pengaruh yang besar dalam proses kegiatan pembelajaran. Salah satunya guru juga dituntut untuk lebih kreatif dalam menyampaikan

Lebih terperinci

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar?

Bagaimana Memotivasi Anak Belajar? Image type unknown http://majalahmataair.co.id/upload_article_img/bagaimana memotivasi anak belajar.jpg Bagaimana Memotivasi Anak Belajar? Seberapa sering kita mendengar ucapan Aku benci matematika atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada usia dini merupakan masa keemasan dimana pada masa ini setiap aspek

BAB I PENDAHULUAN. pada usia dini merupakan masa keemasan dimana pada masa ini setiap aspek 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kualitas sumber daya manusia (SDM) suatu bangsa menentukan masa depan bangsa itu sendiri. Pendidikan sangat perlu diberikan sejak dini karena anak pada usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa ini merupakan masa kritis dimana anak membutuhkan rangsanganrangsangan yang tepat untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memiliki peran penting dan menjadi dasar bagi perkembangan psikologi anak dalam konteks sosial yang lebih luas.

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Data dan Literatur 2.1.1 Pengertian Cerita Rakyat Berdasarkan definisi Folklore dari Wikipedia.org, (2012) cerita rakyat merupakan suatu kisah yang diangkat dari pemikiran fiktif

Lebih terperinci

ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN

ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN ANAK BATITA: USIA ± 15 BULAN 3 TAHUN 1. Pesat tapi tidak merata. - Otot besar mendahului otot kecil. - Atur ruangan. - Koordinasi mata dengan tangan belum sempurna. - Belum dapat mengerjakan pekerjaan

Lebih terperinci

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

BAB IV PEMECAHAN MASALAH BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Umum Konsep dari media yang akan dibuat adalah membantu pengajar dalam memberikan pengajaran pada siswa dalam belajar pengetahuan desain. Media pembelajaran yang disebut

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori/Metode Teori membuat Komik. Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah 14 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori/Metode 4.1.1 Teori membuat Komik Dalam bukunya, Scott McCloud mengatakan bahwa komik adalah Gambar-gambar dan lambing-lambang yang terjukstaposisi dalam turutan

Lebih terperinci

BAB III DATA DAN TEORY

BAB III DATA DAN TEORY BAB III DATA DAN TEORY A. Data Perancangan 1. Data Anak Anak adalah seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa atau belum mengalami masa pubertas. Di masa ini pendidikan untuk mereka sangatlah penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan anak untuk memperoleh proses pendidikan. Periode ini adalah tahun-tahun berharga bagi seorang anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah investasi masa depan bagi keluarga dan bangsa yang sedang menjalani proses perkembangan dengan pesat untuk menjalani kehidupan selanjutnya.

Lebih terperinci

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. III.1 Target Audiens

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL. III.1 Target Audiens BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL III.1 Target Audiens Adapun kelompok sasaran dari buku informasi mengenai kerajinan eceng gondok ini dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok sasaran primer

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional, anak usia dini adalah anak usia 0 (Sejak Lahir) sampai usia 6 tahun. Secara alamiah perkembangan

Lebih terperinci

BAB III Strategi Perancangan dan Konsep Visual

BAB III Strategi Perancangan dan Konsep Visual BAB III Strategi Perancangan dan Konsep Visual 3.1 Strategi Perancangan 3.1.1 Strategi Komunikasi Strategi komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah melalui media gambar. Karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hidup manusia berkembang dari mulai masa konsepsi, bayi, balita, anak-anak, remaja hingga menjadi dewasa. Masa anak-anak merupakan saat yang terbaik untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penerapan kegiatan keterampilan motorik halus bertujuan untuk meningkatkan kemandirian. 4.1.1 Deskripsi Kondisi awal Langkah awal yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, mereka seolah-olah tak pernah

BAB I PENDAHULUAN. tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, mereka seolah-olah tak pernah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan, karena anak memiliki karakteristik yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG

BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG BAB IV ANALISIS KURIKULUM TAMAN KANAK-KANAK RELEVANSINYA DENGAN PERKEMBANGAN PSIKIS ANAK DI TK AL HIDAYAH NGALIYAN SEMARANG A. Analisis relevansi kurikulum dengan perkembangan sosial Perkembangan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah Tunas harapan bangsa. Mereka ibarat bunga yang tengah berkembang ditengah pesatnya kemajuan zaman. Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi

Lebih terperinci

PUBLIKASI BUKU POP UP MENGENAI CERITA ALKITAB

PUBLIKASI BUKU POP UP MENGENAI CERITA ALKITAB PUBLIKASI BUKU POP UP MENGENAI CERITA ALKITAB Yoan Oktavianita NIM: 1301012181 Telp: 087883775991 Email: Yoan_71091@hotmail.com Alamat: Taman Nyiur 12 blok L no.19. Sunter Agung Jakarta Utara Dosen Pembimbing:

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. ini akan diambil dari berbagai sumber, diantaranya : Senang Anak,Pak Marsa ad

BAB 2 DATA DAN ANALISA. ini akan diambil dari berbagai sumber, diantaranya : Senang Anak,Pak Marsa ad BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data data dan informasi yang digunakan untuk mendukung proyek tugas akhir ini akan diambil dari berbagai sumber, diantaranya : a. Data literatur berupa artikel elektronik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah bahkan sekolah dewasa ini di bangun oleh pemerintah agar anak-anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai kunci peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah hal yang perlu diperhatikan lagi di negara ini. Pendidikan juga dibuat oleh pemerintah

Lebih terperinci

KURIKULUM Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN. Kelas / Semester : V / 2

KURIKULUM Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN. Kelas / Semester : V / 2 KURIKULUM 2013 Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN Nama Sekolah : SDN MANUKAN KULON Kelas / Semester : V / 2 Nama Guru NIP / NIK : EKO BUDIYONO

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 2.1 Latar Belakang Lembaga Pendidikan Al-Hikmah Kelompok bermain adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menyediakan program dini bagi anak usia tiga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah bentuk tiruan kehidupan yang menggambarkan dan membahas kehidupan dan segala macam pikiran manusia. Lingkup sastra adalah masalah manusia, kehidupan

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KELOMPOK BERMAIN ARROHMAN. Alamat: Bacak, Monggol, Saptosari, Gunungkidul

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KELOMPOK BERMAIN ARROHMAN. Alamat: Bacak, Monggol, Saptosari, Gunungkidul STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) KELOMPOK BERMAIN ARROHMAN Alamat: Bacak, Monggol, Saptosari, Gunungkidul STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) LAYANAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI KB ARROHMAN 1. SOP Kedatangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO BAB IV ANALISIS PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBENTUK KARAKTER SMP NEGERI 1 WONOPRINGGO A. Analisis Karakter Siswa SMP Negeri 1 Wonopringgo Untuk mengetahui perkembangan karakter siswa di SMP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang dialami setiap manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses pendidikan diselenggarakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN BAB IV HASIL PEMBAHASAN PENELITIAN A. Desain Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang Kurikulum di TKIT Nurul Qomar Pedurungan Semarang dipadukan antara: 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori Teori Publikasi 16 BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Teori Publikasi Timothy Samara (2005:10) menyatakan publikasi merupakan sebuah perluasan aplikasi dari dua unsur yaitu teks dan gambar. Perluasan aplikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadi pelajaran wajib untuk Taman Kanak-Kanak (TK). Terkadang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menjadi pelajaran wajib untuk Taman Kanak-Kanak (TK). Terkadang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era global yang semakin maju ini, pendidikan sejak usia dini menjadi faktor yang bersifat sangat kompetitif. Apabila sebelumnya kurikulum seperti pelajaran membaca

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap anak mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dalam hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap tahapan mempunyai ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Mansur,

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal (Mansur, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh, yang mencakup aspek fisik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama pradominan sepanjang Timur Tengah, juga disebagian besar Afrika dan Asia. Indonesia merupakan salah satu negara dengan populasi umat Islam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemandirian Anak TK 2.1.1 Pengertian Menurut Padiyana (2007) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk berbuat bebas, melakukan sesuatu atas dorongan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Yogyakarta telah lama dikenal sebagai kota pelajar. Hal ini didasarkan dari beberapa faktor, salah satunya adalah dalam segi tingginya kuantitas

Lebih terperinci

ABSTRAK

ABSTRAK STIMULUS KESANTUNAN BERBAHASA MEMBENTUK KARAKTER PADA ANAK Octaria Putri Nurharyani Roch Widjatini Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto Email: octariaputri97@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar Pembangunan PAUD 2011 2025 menyatakan : bahwa PAUD merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa

BAB I PENDAHULUAN. masa ini sering kali disebut dengan masa keemasan the Golden Age, masa-masa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak adalah individu yang unik, dimana anak selalu bergerak, memiliki rasa ingin tahu yang kuat, memiliki potensi untuk belajar dan mampu mengekspresikan diri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PEMBINAAN KEDISIPLINAN SISWA DI SMP NEGERI 3 WARUNGASEM KABUPATEN BATANG A. Analisis Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di SMP Negeri 3 Warungasem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia kognitif anak-anak ialah kreatif, bebas dan penuh imajinasi. Imajinasi anak-anak terus bekerja, dan daya serap anak-anak tentang dunia makin meningkat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan sebagai salah satu aspek dalam meningkatkan sumber daya manusia yang terus diperbaiki dan direnovasi dari segala aspek. Pendidikan sebagai tempat pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budi pekerti selalu di ajarkan, namun seiring berkembangnya jaman nilai-nilai budi

BAB I PENDAHULUAN. budi pekerti selalu di ajarkan, namun seiring berkembangnya jaman nilai-nilai budi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budi pekerti dan tata krama. Sudah dari jaman dahulu lalu di turunkan ke anak cucu budi pekerti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di

BAB I PENDAHULUAN. Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini merupakan saat seseorang mengalami perkembangan dan pertumbuhan yang sangat pesat dalam kehidupannya. Perkembangan dan pertumbuhan pada anak usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penciptaan Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu untuk browsing internet atau menonton televisi dan film-film yang cenderung menampilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masa anak usia dini disebut juga masa awal kanak-kanak yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Masa anak usia dini disebut juga masa awal kanak-kanak yang memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa anak usia dini disebut juga masa awal kanak-kanak yang memiliki berbagai karakter atau ciri-ciri. Pasal 1 ayat 14 Undang-Undang SISDIKNAS Tahun 2003

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asep Rohiman Lesmana, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Asep Rohiman Lesmana, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu unsur yang dapat menciptakan kemajuan peradaban dan kualitas hidup bangsa. Dalam penyelenggaraan pendidikan faktor pembentukan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Pustaka : Hari-Hari Raya Tionghoa (Suara Harapan Bangsa) Psikologi Anak Usia Dini (Wiwien D.Prastiti)

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Pustaka : Hari-Hari Raya Tionghoa (Suara Harapan Bangsa) Psikologi Anak Usia Dini (Wiwien D.Prastiti) BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data 2.1.1 Data Literatur Pustaka : Hari-Hari Raya Tionghoa (Suara Harapan Bangsa) Psikologi Anak Usia Dini (Wiwien D.Prastiti) Pustaka Online : http://id.wikipedia.org/wiki/barongsai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kanak-kanak merupakan gambaran awal manusia, dimana anak-anak mulai mengenal dan belajar sesuatu. Anak kecil pada dasarnya senang mencoba aktivitas yang

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari berbagai sumber, antara lain : 1. Literatur Buku Biografi Seto Mulyadi KAK SETO Sahabat Anak-Anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Maslah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI Rita Eka Izzaty SETUJUKAH BAHWA Setiap anak cerdas Setiap anak manis Setiap anak pintar Setiap anak hebat MENGAPA ANAK SEJAK USIA DINI PENTING UNTUK DIASUH DAN DIDIDIK DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan perkembangan anak usia 7-9 tahun sedang berkembang pesat. Perkembangan motorik anak usia 7-9 tahun sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu diantaranya adalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang membahas pendidikan untuk anak sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha atau kegiatan yang disengaja untuk membantu, membina, dan mengarahkan manusia mengembangkan segala kemampuannya yang dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan hak bagi semua warga Negara Indonesia. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Produk 2.1.1 Buku Dongeng / Cerita Rakyat Indonesia Berdasarkan pada kajian dari wikipedia bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Definisi Dongeng adalah suatu kisah yang diangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sosial dan kebijakan sosial muncul sebagai konsep. baru yang mewarnai konstalasi paradigma pembangunan sebelumnya yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sosial dan kebijakan sosial muncul sebagai konsep. baru yang mewarnai konstalasi paradigma pembangunan sebelumnya yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan sosial dan kebijakan sosial muncul sebagai konsep baru yang mewarnai konstalasi paradigma pembangunan sebelumnya yang telah didominasi oleh pembangunan

Lebih terperinci

Dalam pengembangan kegiatan pembelajaran perlu dibuat sebuah perencanaan yang disebut silabus.

Dalam pengembangan kegiatan pembelajaran perlu dibuat sebuah perencanaan yang disebut silabus. Dalam pengembangan kegiatan pembelajaran perlu dibuat sebuah perencanaan yang disebut silabus. a. Silabus Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah banyak pernyataan yang dikemukakan bahwa Indonesia sekarang krisis keteladanan. Krisis keteladanan maksudnya tidak ada lagi tokoh yang pantas menjadi idola,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dari jaman dahulu komunikasi merupakan salah satu aktifitas yang terpenting dalam kehidupan manusia. Dengan adanya komunikasi dapat memberikan suatu informasi

Lebih terperinci

2015 PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

2015 PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu cita-cita besar dari kebijakan sistem pendidikan nasional saat ini adalah dapat terjadinya revolusi mental terhadap bangsa ini. Mengingat kondisi

Lebih terperinci

MENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa

MENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa MENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa Keith Johnstone (1999) menjelaskan bahwa mendongeng atau bercerita (storytelling) merupakan produk seni budaya kuno. Hampir semua suku bangsa di dunia memiliki tradisi

Lebih terperinci

Makalah By UNKNOWN. March 26. Edit Ms Word by Zahrotun Nisa PTIK_

Makalah By UNKNOWN. March 26. Edit Ms Word by Zahrotun Nisa PTIK_ Makalah By UNKNOWN March 26 2014 Hubungan Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia Prasekolah di Kelurahan Tinjomoyo Kecamatan Banyumanik Semarang Edit Ms Word by Zahrotun

Lebih terperinci

PENANAMAN NILAI MORAL MELALUI METODE BERCERITA DI RAUDHATUL ATHFAL RAUDHATUL ISLAH MARGOSARI PAGELARAN UTARA PRINGSEWU

PENANAMAN NILAI MORAL MELALUI METODE BERCERITA DI RAUDHATUL ATHFAL RAUDHATUL ISLAH MARGOSARI PAGELARAN UTARA PRINGSEWU PENANAMAN NILAI MORAL MELALUI METODE BERCERITA DI RAUDHATUL ATHFAL RAUDHATUL ISLAH MARGOSARI PAGELARAN UTARA PRINGSEWU Trisnawati, Ilmi muyasaroh Prodi Sistem Informasi, STMIK Pringsewu Jl. Wisma Rini

Lebih terperinci

II METODE PERANCANGAN A. Orisinalitas (State Of The Art) Jenis karya seperti buku ilustrasi bergambar khusus anak sudah ada sebelumnya, bahkan sudah banyak yang memproduksinya. Banyak juga rupa, bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bercerita memang mengasyikkan untuk semua orang. Kegiatan bercerita dapat dijadikan sebagai wahana untuk membangun karakter seseorang terutama anak kecil. Bercerita

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun Children s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Meskipun Children s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Waktu Menonton Televisi Meskipun Children s Television Act of 1990 telah membatasi program televisi untuk anak 10.5 menit/jam dalam satu minggu dan 12 menit/jam pada akhir

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI MUATAN KARAKTER MELALUI BELAJAR DAN BERMAIN DI TK

IMPLEMENTASI MUATAN KARAKTER MELALUI BELAJAR DAN BERMAIN DI TK IMPLEMENTASI MUATAN KARAKTER MELALUI BELAJAR DAN BERMAIN DI TK Ernalis 1 ABSTRAK Dalam rangka menghasilkan peserta didik yang unggul dan mempunyai kepribadian yang baik, pendidikan karakter sudah harus

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perancangan 1. Penjelasan Judul Perancangan Pendidikan PAUD saat ini sangatlah penting, sebab merupakan pendidikan dasar yang harus diterima anak-anak. Selain itu untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya sejak lahir. Bakat

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB 2 DATA DAN ANALISA 9 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Produk Komik Menengok Para Penemu ini memiliki sisi keunggulan dari segi visual maupun isi ceritanya. Dapat kita lihat komik atau buku ilustrasi yang bertema edukasi pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-6 tahun. Pendidikan ini dapat dilaksanakan oleh beberapa lembaga pendidikan antara lain pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan penjabaran dari sebuah pendidikan yang bermula dari seluruh negara di dunia yang dalam bahasa Inggrisnya disebut dengan early childhood

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak adalah seseorang yang akan menjadi penerus bagi orang tua, keluarga bahkan negara. Maka seorang anak sudah seharusnya di jaga dan di asuh dengan baik. Pengasuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga

BAB I PENDAHULUAN. berubah dari tradisional menjadi modern. Perkembangan teknologi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Zaman selalu berubah setiap waktu, keadaan tidak pernah menetap pada suatu titik, tetapi selalu berubah.kehidupan manusia yang juga selalu berubah dari tradisional menjadi

Lebih terperinci

APA YANG HARUS DIKETAHUI DI USIA 2 TAHUN?

APA YANG HARUS DIKETAHUI DI USIA 2 TAHUN? APA YANG HARUS DIKETAHUI DI USIA 2 TAHUN? ASPEK YANG DISUKAI ANAK YANG BISA KITA AJARKAN FISIK Sangat Aktif. Bisa jalan, lari, lompat 2 kaki, bertumpu, dan manjat. Bisa corat-coret, bekerja dengan 3-4

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari

BAB I PENDAHULUAN. hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu modal yang harus dimiliki untuk hidup di zaman yang serba sulit masa kini. Pendidikan dapat dimulai dari tingkat TK sampai dengan

Lebih terperinci