Bismillaahirrahmaanirrahiim

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bismillaahirrahmaanirrahiim"

Transkripsi

1 Bismillaahirrahmaanirrahiim 1. Pendahuluan Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, semoga shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wa sallam-. Bawang merah sudah menjadi salah satu kebutuhan pokok kehidupan manusia, selain ia digunakan sebagai rangkaian komposisi bumbu dapur ia juga bisa digunakan sebagai ekstrak pengobatan tradisional. Melihat masyarakat indonesia yang jumlahnya mencapai 250 juta jiwa dan sebagaimana yang dikutip dari situs liputan6.com bahwa kebutuhan bawang merah nasional tahun 2015 sekitar 90 ribu ton, dan untuk sementara ini pemasok terbesar adalah daerah Brebes dan Bima. Hal ini menunutut para petani nasional untuk lebih giat lagi dalam mengembangkan dan memperluas kegiatan tanam-menanam bawang merah yang berkualitas dan mempunyai daya saing tinggi. Brebes sebagai penghasil bawang merah terbesar dan terbaik al-hamdulillah- menjadi sasaran utama untuk berinvestasi. 2. Program tanam bawang berkualitas - Mengapa berinvestasi dengan Riyanto-Sanuri grup? Karena Alhamdulillah melalui pengalaman selama 25 tahun dalam bidang tanammenanam serta jual-beli bawang merah di Brebes, riwayat kerjasama dengan para investor Cina dan Korea, kami Riyanto-Sanuri grup memiliki komitmen untuk menjaga kualitas bawang merah melalui sistem pemeliharaan yang intens serta penggunaan pupuk yang bagus, sehingga investasi yang anda amanatkan kepada kami benar-benar menghasilkan. - Mengapa bawang merah? Sebab bawang merah termasuk tanaman umbi, yang masa pengolahan dari awal hingga panen hanya berkisar tiga bulan, sehingga hasil investasi akan segera anda nikmati tanpa menunggu lama. - Berapa presentase prospek keuntungan yang akan didapat? Melihat harga pasaran bawang merah yang kerap tinggi, Insya Allah Prospek keuntungan bisa mencapai 50% bahkan lebih dari modal, tergantung pada kuantitas, kualitas, serta harga yang berlaku di pasar, meskipun demikian kami berusaha semaksimal mungkin agar hasil panen mempunyai kuantitas yang banyak dan kualitas yang tinggi, sehingga jika memang terjadi kendala pada harga pasar maka laba akan tetap diperoleh. - Pemilihan lokasi tanam Lokasi tanah untuk tanam bawang merah mempunyai andil besar pada hasil panen yang kelak akan dituai, sehingga berdasarkan pengalaman dan analisa kami selama 20 tahun lebih tersebut, kami sudah bisa mengetahui prediksi lokasi 1

2 serta lahan mana yang sekiranya memiliki potensi hasil panen yang berlimpah dan bagus. - Pangsa pasar Kami sudah menjalin kerjasama dengan beberapa pihak dan mempunyai banyak partner suplier dua pabrik Mie Instan Indofood serta Mie Sedaap dan pengusaha bawang merah, baik di sekitar Jawa Tengah seperti Magelang dan surakarta, Jawa Timur seperti Surabaya dan Mojokerto, untuk Jawa Barat daerah Pasar Induk Kramat Jati. Luar pulau Jawa seperti Bangka, Kalimantan, dan Bima. 3. Metode tanam - Agar hasil panen maksimal dan dari sisi harga pun menjanjikan, maka metode Tanam-menanam bawang merah yang selama ini kami lakukan adalah dengan melihat musim dan bulan yang berlaku. - Sistem tanam Nomaden artinya, berpindah lahan dalam tanam-menanam bawang. Dengan sekali atau duakali tanam pada sebuah lahan, maksimal 3 kali, setelah itu pindah ke lahan lainnya menyesuaikan iklim dan tingkat ph tanah. - Melihat status stok panen bawang merah yang berada di berbagai wilayah dalam dan luar pulau jawa. Apabila stok di beberapa daerah tersebut diperkirakan masih melimpah, maka masa tanam akan diundur beberapa pekan, dengan asumsi bahwa saat kami panen stok di daerah tersebut sudah mulai habis, sehingga diharapkan harga bawang kala itu akan tinggi. - Penggunaan pupuk yang di atas standar petani pada umumnya, sebab pupuk yang berkualitas menjadi salah satu faktor perkembangan dan ketahanan bawang merah itu sendiri. 4. Konsep usaha - Penawaran konsep usaha tanam bawang merah yang kami tawarkan adalah bagi hasil 50%:50% dari keuntungan. - Setiap keuntungan yang diterima investor dan pengelola dianjurkan supaya menyedekahkan seikhlasnya dan disalurkan oleh masing-masing kepada Mustahiq [pihak yang berhak menerima zakat atau sedekah]. - Laporan rincian keuangan akan dilakukan setiap 3 bulan sekali. Akan dikirim via Faksimil, , atau pos dalam bentuk Hard copy jika dibutuhkan. - Kontrak kerja bagi hasil tanam bawang merah dilakukan selama satu tahun yang berarti sekitar tiga kali masa tanam. 5. Hak dan kewajiban - Investor berhak mendapatkan laporan keuangan secara lengkap dan rinci. - Pengelola wajib melaporkan rincian keuangan 1 hari setelah hasil panen terjual. 2

3 - Seluruh dana investor akan dikembalikan setelah masa satu tahun kontrak habis, dan membuat kontrak baru bila para investor hendak melanjutkan kerjasama kembali. - Apabila terjadi bencana alam dan mengakibatkan tanaman rusak total, maka kedua belah pihak yaitu investor dan pengelola rela atas takdir tersebut, keduanya mengalami kerugian; investor dari sisi materi sedangkan pengelola tenaga dan upaya. - Jika pengelola berlaku teledor dan tidak serius dalam menjalankan tugasnya lantas terjadi kerugian, maka pengelola harus menanggung 100% dari kerugian tersebut. - Bila pengelola sudah berusaha keras dan maksimal dalam penanganan serta pemeliharaan tanaman, namun ternyata hasilnya tetap minim karena faktor tertentu di luar jangkauan serta kemampuan pengelola, hama yang masif misalnya, maka pengelola tidak bertanggungjawab atas hal itu. solusinya: luas lahan penanaman akan disesuaikan dengan dana yang tersisa setelah penjualan serta laba pun akan dibagikan berdasarkan kalkulasi kerugian yang terjadi, dan akan dilanjutkan penanaman berikutnya dengan target minimal modal kembali utuh. 6. Tindakan dan antisipasi Dalam dunia berbisnis, terutama pertanian yang sandaran utamanya adalah cuaca dan harga pasar setelah takdir Allah ta ala kemudian usaha keras seorang petani. Kami memiliki beberapa langkah solutif dan efektif saat menanggulangi beberapa kendala yang kemungkinan terjadi, berikut keterangan rincinya: a. Harga di pasaran terlalu murah sehingga jika dijual akan menimbulkan kerugian. Solusi: bawang akan kami simpan di dalam gudang kami yang berkapasitas 200 ton hingga harga stabil. Namun bila ternyata harga belum juga menguntungkan, maka bawang akan kami simpan untuk diolah menjadi bibit bawang selama kurang lebih 40 hari, yang nantinya setengah dari bawang tersebut akan kami tanam dan setengah sisanya dijual untuk digunakan sebagai biaya operasional pemeliharaan hingga panen. b. Terserang ulat atau hama. Selama masa pemeliharaan, kami mengambil tindakan preventif yaitu dengan memupuk bawang dengan jenis pupuk yang berkualitas tinggi, hingga kemungkinan kecil bawang terkena ulat atau hama dalam skala yang besar. Solusi: Jika sudah mulai terserang hama atau ulat, maka kami akan mengambil langkah intensif dalam pemupukan. 7. Estimasi rincian biaya Untuk investasi ini kami menawarkan dua metode: 3

4 1. Sistem cash total: artinya seluruh dana kebutuhan tanam 100% diserahkan ke kepada pengelola semenjak awal. 2. Sistem termin: artinya investor mengirimkan sejumlah dana kepada kami dalam tiga tahap, a. Tahap pertama, bulan pertama: untuk membeli bibit dan pengolahan tanah 40% dari biaya total. b. Tahap kedua, bulan kedua: sebagai biaya pemeliharaan dan pemupukan 45% dari biaya total. c. Tahap ketiga, bulan ketiga: operasional panen sekitar 15% dari biaya total. - Mengapa lahan minimal 5 ha? Karena dengan luas minimal lahan tersebut, asumsi keuntungan yang nanti akan diperoleh lebih besar. - Penjelasan proses menanam bawang merah beserta rincian estimasi biayanya: Awal pengolahan tanah hingga panen sekitar 3 bulan. 1 bulan pertama masa pengolahan tanah dan pengolahan bibit bawang. Masa pemeliharaan sampai panen selama 60 hari (2 bulan). Penjualan bisa dilakukan 5 hari setelah panen. Perhektar ( 1ha ) : Rp 100 juta. Berikut rinciannya: 4

5 Estimasi biaya penanaman bawang merah untuk luas lahan 1 ha No. Keterangan Rincian Total 1 Sewa tanah sekali tanam seluas 1 ha Rp ,00 (Sembilan juta rupiah) 2 Bibit 2 ton [harga bibit fluktuatif, tergantung harga bawang di pasaran, ia akan tinggi pula seiring tingginya harga bawang] 3 Pengolahan kg Rp17.000,00 (Tujuhbelas ribu rupiah) Rp ,00 (Tigapuluh empat juta rupiah) a. Kuli pembersihan bekas padi atau 10 org@ Rp80.000,00 hari = Rp ,00 tebu (hr 1) b. Pemaculan/galian pertama (hari 75 Rp80.000,00x75= Rp ,00 (Delapan belas juta ke-2) borongan sekitar Rp ,00 rupiah) c. Pemaculan kedua (hari ke-7) 38 Rp80.000,00x38= Rp ,00 d. Pemaculan ketiga (hari ke-14) 38 Rp80.000,00x38= Rp ,00 e. Pemaculan keempat (hari ke-24). 38 Rp80.000,00x38= Rp ,00 f. Pemaculan terakhir (hari ke-28) 26 Rp80.000,00x26= Rp ,00 4 Biaya tenaga tanam x40= Rp ,00 Rp ,00 (Dua juta rupiah) 5 Pemeliharaan a. Kuli 3 Rp ,00x3x2 bulan= Rp ,00 b. Pupuk - Urea: 2 Rp ,00x2= Rp ,00 (Duapuluh Rp ,00 sembilan juta lima ratus ribu rupiah) - Sp36: 3 Rp ,00x3= Rp ,00 - Kamas 2 Rp ,00x2= Rp ,00 5

6 - Dap 2 Rp ,00x2= Rp ,00 - Npk 2 Rp ,00x2= Rp ,00 - Acl 1 kwintal Rp ,00 - DxN 50 Rp50.000x50= Rp ,00 c. Pestisida - buldok Rp ,00 x 10 botol= Rp ,00 - Aben 250 Rp ,00x10 botol= Rp ,00 - Antracol 5 Rp x 5 kg= Rp ,00 - Borer 500 Rp x 10= Rp ,00 - Dhitan 5 Rp x 5= Rp ,00 6 Panen Tenaga 60 Rp50.000,00x60= Rp ,00 Angkutan Rp ,00 Plastik 40 Rp50.000,00x40= Rp ,00 Tali 6 Rp ,00x6= Rp ,00 7 Operasional Bensin Pulsa Dana Taktis Rp ,00 (tujuh juta rupiah) Rp ,00 (Sembilan ratus limabelas ribu rupiah) Perpekan Rp ,00x4= Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Total keseluruhan Rp ,00 (Seratus juta rupiah) 6

7 Estimasi dana di atas adalah untuk rincian perhektarnya, sehingga kebutuhan untuk tanam seluas 5 ha jumlahnya Rp ,00 (Limaratus juta rupiah). Alternatif metode investasi Kami menawarkan opsi lain dalam berinvestasi, berharap agar banyak lagi kalangan yang bisa ikut serta dalam mengembangkan rezekinya, berikut metode yang kami tawarkan : metode paket atau semacam saham. Lahan minimal yang kita tanami seluas 5 ha dan perhektarnya membutuhkan biaya 100juta, sehingga totalnya 500juta. Ukuran lahan 1 ha= m2. Maka 5 ha= m2. Paket yang kami tawarkan adalah per 1000m2, dikali 50 hasilnya m2 =5 ha. Untuk memenuhi target minimal lahan tanam dan memudahkan kalkulasi keuntungan, kami menyediakan 50 paket, sehingga setiap luas 1000m2 nilai investnya 10juta. Bagi investor dibolehkan mengambil lebih dari satu paket, maka saat pembagian hasilpun ia akan memperoleh sesuai dengan jumlah paket yang diambil. Contoh: Modal 500juta, setelah panen uang yang diperoleh 700juta, berarti ada laba 200juta. Karena sistemnya 50:50, maka 100juta diserahkan kepada para investor dan sisanya untuk pengelola. Bagi para investor, hasil laba yaitu 100juta akan dibagikan ke 50 paket tersebut, jika setiap paket memperoleh 2juta, bagi investor yang mengambil dua paket berarti ia akan memperoleh 4juta, dan seterusnya. Demikian keterangan ringkas yang dapat kami sampaikan, terimakasih dan jazaakumullahu khairan atas perhatiannya. 7

8 Biodata pengelola Nama: Riyanto Ttl: Brebes, 15 juni 1962 Alamat: Terlangu Wetan, Rt. 04/01, Kec. Brebes, Kab. Brebes, Jawa Tengah. No. HP: atau (WA/LINE/telegram : ) ahmedbanget@yahoo.com Pin BB: 7CF7F238 Pendidikan terakhir: Pengalaman: - SD pemaron 1 Brebes ( ) - ST tekhnik sipil negeri Brebes ( ) - STM tekhnik sipil negeri Brebes ( ) Marketing karpet dan Gordyn: tahun (Jabodetabek) Menjadi sekretaris desa tahun (Desa Pemaron, Brebes, Jawa Tengah) Pengelola tanam bawang merah dan assisten ekspor-impor investor asal Cina tahun Pengelola tanam bawang merah investor asal Korea tahun Pengirim dan petani bawang merah tahun hingga sekarang. 8

9 SURAT PERJANJIAN KERJASAMA INVESTASI BAWANG MERAH Pada hari ini, tanggal.. bulan tahun 20.., di., yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : No. KTP : No. HP : Alamat : Pekerjaan/Jabatan : Yang selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama Nama : No. KTP : No. HP : Alamat : Pekerjaan/Jabatan : Yang selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua Secara bersama-sama kedua pihak bersepakat untuk mengadakan perjanjian kerjasama usaha dengan jenis kerjasama usaha penanaman bawang merah dengan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam pasal-pasal sebagai berikut: Pasal 1 Ketentuan Umum 1. Pihak Pertama selaku pemilik modal menyerahkan sejumlah uang tertentu kepada Pihak Kedua untuk dipergunakan sebagai modal usaha dalam usaha pertanian bawang merah. 2. Pihak Kedua selaku pengelola modal dari Pihak Pertama, mengelola suatu usaha tertentu sebagaimana tercantum dalam Pasal 1 ayat Pihak Kedua menerima sejumlah modal dalam bentuk uang dari Pihak Pertama, yang diserahkan setelah perjanjian ini disepakati dan ditandatangani. 9

10 4. Kedua pihak akan mendapatkan keuntungan hasil usaha menurut persentase keuntungan yang disepakati bersama dan menanggung kerugian sebagaimana diatur dalam Pasal 4 dan Pasal Masing-masing pihak memiliki andil dalam usaha ini, baik modal maupun tenaga yang besar maupun pembagiannya sebagaimana tercantum pada pasal 2, 3, dan Masa kontrak kerjasama sekitar satu tahun atau tiga kali panen, terhitung sejak ditandatanganinya surat perjanjian ini. Pasal 2 Modal Usaha 1. Besar uang modal usaha, sebagaimana disebut pada Pasal 1 ayat 1 adalah sebesar Rp (terbilang. ). 2. Modal Pihak Pertama tersebut diserahkan setelah akad ini ditandatangani, yaitu pada hari tanggal. Bulan.. tahun 20 melalui transfer ke nomor rekening. Bank.. Cabang.. a.n Pasal 3 Pengelola Usaha 1. Pihak Kedua bekerja mengelola usaha sebagaimana tercantum pada pasal sebelumnya. 2. Dalam mengelola usahanya, pengelola bisa dibantu oleh sejumlah staf yang kesemuanya di bawah tanggungjawab pengelola. Pasal 4 Keuntungan 1. Keuntungan usaha adalah keuntungan bersih (Nett Profit), berupa keuntungan yang diperoleh dari kegiatan usaha (Cash Profit) dikurangi Pengembangan Usaha serta Administrasi. 2. Nisbah keuntungan usaha disepakati sebesar 50:50. Pihak Pertama selaku pemilik Modal mendapat 50% dari keuntungan bersih, Pihak Kedua selaku pengelola mendapat 50% dari keuntungan bersih. 10

11 Pasal 5 Kerugian 1. Kerugian usaha adalah hasil usaha dikurangi pengeluaran usaha bernilai negatif. 2. Kerugian usaha ditanggung kedua pihak sesuai dengan hukum Islam syarikah mudharabah dengan penjelasan sebagai berikut: a. Kerugian usaha akibat layaknya suatu kegiatan usaha mengandung resiko untung-rugi, maka kerugian modal usaha ditanggung seluruhnya oleh pemilik modal (shahibul maal) sesuai dengan persentase modal yang diinvestasikan, sedangkan kerugian tenaga, pikiran, serta waktu ditanggung oleh pengelola (mudharib). b. Apabila kerugian usaha disebabkan kesengajaan Pihak Kedua yang melakukan penyimpangan atau bertindak teledor, maka seluruh kerugian usaha ditanggung 100% oleh Pihak Kedua. Pasal 6 Penutup Surat perjanjian ini dibuat pada hari dan tanggal yang sama dengan di atas, dan ditandatangani tanpa paksaan dari pihak manapun juga dan dibuat rangkap 2 (dua). Pihak Pertana Pihak Kedua ( ) ( ) 11

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA USAHA

SURAT PERJANJIAN KERJASAMA USAHA SURAT PERJANJIAN KERJASAMA USAHA Pada hari ini,... tanggal... bulan... tahun 20..., di..., yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : No. KTP : Alamat : Pekerjaan/Jabatan : Yang selanjutnya disebut sebagai

Lebih terperinci

PROPOSAL INVESTASI KAYAMARA

PROPOSAL INVESTASI KAYAMARA PROFIL PRIBADI Nama Lengkap Alamat PROPOSAL INVESTASI KAYAMARA : Budi Prihono, S.Sos : Jl. Salak 5 No. 125 RT. 014/019, Ngrigo, Jaten, Karanganyar 57772 Telepon / HP : 0271-8202839 / 085725072225 Nomor

Lebih terperinci

PROPOSAL KERJASAMA INVESTASI AGROBISNIS JAHE GAJAH

PROPOSAL KERJASAMA INVESTASI AGROBISNIS JAHE GAJAH PROPOSAL KERJASAMA INVESTASI AGROBISNIS JAHE GAJAH (Januari 2016) CV. AGRO BINTANG SEJAHTERA Jl. Terusan Noch Kartanegara No. 1A Kel. Kota Wetan Kec. Garut Kota Kab. Garut Jawa Barat Hp. 081321801417 (Khaerul

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 109 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan pengolahan dan hasil analisis data yang telah penulis lakukan dalam penelitian tentang Pengaruh Agribisnis Hortikultura Terhadap Kesejahteraan

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara

BAWANG MERAH. Tanaman bawang merah menyukai daerah yang agak panas dengan suhu antara BAWANG MERAH Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman hortikultura musiman yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Bawang merah tumbuh optimal di daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0-400

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Sistem dan Pola Saluran Pemasaran Bawang Merah Pola saluran pemasaran bawang merah di Kelurahan Brebes terbentuk dari beberapa komponen lembaga pemasaran, yaitu pedagang pengumpul,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Peran tersebut diantaranya adalah mampu memenuhi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO. BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.15/DSN-MUI/IX/2000 A. Analisis Kesesuaian Metode Perhitungan Bagi Hasil Pembiayaan Mudharabah

Lebih terperinci

SURAT PERJANJIAN KONTRAK KERJASAMA PENJUALAN (PARTNERSHIP PROGRAM) FLURRY INDONESIA

SURAT PERJANJIAN KONTRAK KERJASAMA PENJUALAN (PARTNERSHIP PROGRAM) FLURRY INDONESIA SURAT PERJANJIAN KONTRAK KERJASAMA PENJUALAN (PARTNERSHIP PROGRAM) FLURRY INDONESIA Kami yang bertandatangan di bawah ini : NAMA : ANDIKA PRASETYO ALAMAT : NOMOR ID : JABATAN : MARKETING DIRECTOR Sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah untuk Pertanian di KSPPS TAMZIS Cabang Batur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah untuk Pertanian di KSPPS TAMZIS Cabang Batur BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah untuk Pertanian di KSPPS TAMZIS Cabang Batur Pembiayaan merupakan langkah yang dilakukan KSPPS TAMZIS Bina Utama dalam menyalurkan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJASAMA INVESTASI INTERNET MARKETING PT GLODOK SUKSES NIAGA INTERNUSA

PERJANJIAN KERJASAMA INVESTASI INTERNET MARKETING PT GLODOK SUKSES NIAGA INTERNUSA PERJANJIAN KERJASAMA INVESTASI INTERNET MARKETING PT GLODOK SUKSES NIAGA INTERNUSA Pada hari ini tanggal... bulan... tahun..., yang bertandatangan dibawah ini: 1. Nama :...Pihak PT GSNI... Tempat/Tgl Lahir

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI BAWANG MERAH OFF-SEASON MENGANTISIPASI PENGATURAN IMPOR PRODUK B. MERAH. S u w a n d i

TEKNOLOGI PRODUKSI BAWANG MERAH OFF-SEASON MENGANTISIPASI PENGATURAN IMPOR PRODUK B. MERAH. S u w a n d i TEKNOLOGI PRODUKSI BAWANG MERAH OFF-SEASON MENGANTISIPASI PENGATURAN IMPOR PRODUK B. MERAH S u w a n d i DASAR PEMIKIRAN Bawang merah merupakan salah satu komoditi strategis dan ekonomis untuk pemenuhan

Lebih terperinci

KONTRAK PERJANJIAN PT IKHLAS BERKAH MANDIRI DENGAN AGEN PROPERTI INDEPENDENCE. Bismillahhirrahmannirrohim

KONTRAK PERJANJIAN PT IKHLAS BERKAH MANDIRI DENGAN AGEN PROPERTI INDEPENDENCE. Bismillahhirrahmannirrohim KONTRAK PERJANJIAN PT IKHLAS BERKAH MANDIRI DENGAN AGEN PROPERTI INDEPENDENCE Bismillahhirrahmannirrohim Pada hari Tanggal Bulan Tahun di yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Ike Hermin Cahyani Jabatan:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program

BAB I PENDAHULUAN. Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program kebijakan revitalisasi pertanian menitikberatkan pada program pengembangan agribisnis. Program ini bertujuan untuk memfasilitasi berkembangnya usaha agribisnis

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Dari segi model bagi hasil pada petani bawang merah di dusun

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Dari segi model bagi hasil pada petani bawang merah di dusun BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Dari segi model bagi hasil pada petani bawang merah di dusun Temukerep yaitu pelaksanaan bagi hasil pertanian di dusun Temukerep desa Larangan kecamatan Larangan Kabupaten

Lebih terperinci

Nomor : Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Unit UBH-KPWN, yang selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA.

Nomor : Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Unit UBH-KPWN, yang selanjutnya dalam perjanjian ini disebut sebagai PIHAK PERTAMA. PERJANJIAN KERJASAMA ANTARA UNIT USAHA BAGI HASIL KOPERASI PERUMAHAN WANABAKTI NUSANTARA DENGAN MITRA USAHA PESERTA USAHATANI JATI UNGGUL POLA BAGI HASIL TENTANG PENGEMBANGAN USAHATANI JATI UNGGUL POLA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketersediaan bahan pangan adalah ketersediaan bahan pangan secara fisik di suatu wilayah dari segala sumber, baik itu produksi domestik, perdagangan dan bantuan. Ketersediaan

Lebih terperinci

BUDIDAYA KERANG HIJAU

BUDIDAYA KERANG HIJAU BUDIDAYA KERANG HIJAU Sebuah Tawaran Investasi Banyak orang bertanya, bisnis apa yang Bagus? Jawabnya, Bisnis yang bagus adalah bisnis yang DIMULAI & DIBUKA, bukan ditanyakan terus!!! (Bob Sadino) PELANGI

Lebih terperinci

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PENANGKARAN BENIH PADI BERSERTIFIKAT PADA PETANI MITRA DAN NON MITRA Penelitian ini menganalisis perbandingan usahatani penangkaran benih padi pada petani yang melakukan

Lebih terperinci

SURAT KONTRAK KERJASAMA

SURAT KONTRAK KERJASAMA SURAT KONTRAK KERJASAMA Para pihak yang bertanda tangan dibawah ini, masing-masing : I. Nama : Muhammad Ali Fikri No. KTP : 3304052307890002 TTL : Banjarnegara, 23 Juli 1989 Pekerjaan : Wirausaha Alamat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. datang adalah hortikultura. Hortikultura merupakan komoditas pertanian yang

I. PENDAHULUAN. datang adalah hortikultura. Hortikultura merupakan komoditas pertanian yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Salah satu komoditas pertanian khas tropis yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pertanian merupakan kegiatan pengelolaan sumber daya untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku untuk industri, obat ataupun menghasilkan sumber energi. Pertanian merupakan

Lebih terperinci

[Perjanjian Untuk Investasi Kecil]

[Perjanjian Untuk Investasi Kecil] [Perjanjian Untuk Investasi Kecil] PERJANJIAN KERJASAMA INVESTASI INTERNET MARKETING PT GLODOK SUKSES NIAGA INTERNUSA NO: IIM.Vk1-2.201510.0201 Pada hari ini tanggal... bulan... tahun..., yang bertandatangan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan pada PT Bank

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan pada PT Bank BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang telah penulis laksanakan pada PT Bank Syariah Mega Indonesia, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. PT Bank Syariah

Lebih terperinci

VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan.

VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan. VI SISTEM KEMITRAAN PT SAUNG MIRWAN 6.1 Gambaran Umum Kemitraan Kedelai Edamame PT Saung Mirwan sangat menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan. Terutama dalam hal luas lahan dan jumlah penanaman masih

Lebih terperinci

RENCANA PENERBITAN BUKU MENJADI SISWA JENIUS & BERPRESTASI DI SEKOLAH

RENCANA PENERBITAN BUKU MENJADI SISWA JENIUS & BERPRESTASI DI SEKOLAH RENCANA PENERBITAN BUKU MENJADI SISWA JENIUS & BERPRESTASI DI SEKOLAH Tim Bina Prestasi Bangsa GRATiS KONSULTASI BELAJAR Dilengkapi: Strategi Sukses Meraih Nilai Tinggi Kiat Istimewa Menghadapi Ujian Nasional

Lebih terperinci

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Proyeksi Arus Kas (Cashflow) Proyeksi arus kas merupakan laporan aliran kas yang memperlihatkan gambaran penerimaan (inflow) dan pengeluaran kas (outflow). Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo.

BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK. sebagaimana tertera dalam Tabel Desa Bolo. BAB III PRAKTIK AKAD MUKHA>BARAH DI DESA BOLO KECAMATAN UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK A. Gambaran Umum Desa Bolo Kecamatan Ujungpangkah Kabupaten Gresik 1. Demografi Berdasarkan data Administrasi Pemerintahan

Lebih terperinci

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH, CABAI RAWIT, BAWANG MERAH, JERUK, DAN PISANG JAWA TENGAH TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH, CABAI RAWIT, BAWANG MERAH, JERUK, DAN PISANG JAWA TENGAH TAHUN 2014 No. 76/12/33 Th. VIII, 23 Desember 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA TANAMAN CABAI MERAH, CABAI RAWIT, BAWANG MERAH, JERUK, DAN PISANG JAWA TENGAH TAHUN 2014 TOTAL BIAYA PRODUKSI USAHA TANAMAN CABAI MERAH PER

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2013 NOMOR 5

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2013 NOMOR 5 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2013 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PADA PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang dibutuhkan dan dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura (2008) 1 komoditi

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT 7.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Penerimaan usahatani padi sehat terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan diperhitungkan. Penerimaan tunai adalah penerimaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan

I. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Padi adalah salah satu bahan makanan

Lebih terperinci

BOKS 2 HASIL KAJIAN POTENSI RUMPUT LAUT DI KABUPATEN ROTE NDAO

BOKS 2 HASIL KAJIAN POTENSI RUMPUT LAUT DI KABUPATEN ROTE NDAO BOKS 2 HASIL KAJIAN POTENSI RUMPUT LAUT DI KABUPATEN ROTE NDAO Pendahuluan Perkembangan perekonomian NTT tidak dapat hanya digerakkan oleh kegiatan perekonomian di Kota Kupang saja. Hal tersebut mengindikasikan

Lebih terperinci

PENGUMUMAN LELANG BANGUNAN GEDUNG KANTOR

PENGUMUMAN LELANG BANGUNAN GEDUNG KANTOR INFORMASI PEMENANG LELANG PENGUMUMAN LELANG BANGUNAN GEDUNG KANTOR N a m a : SUSMADYO PUTRO Alamat : Semanggi RT 002/RW 008, Semanggi, Pasar kliwon, Surakarta Nomor KTP : 337203290768001 DOKUMEN SELANGKAPNYA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengolah sumber daya alam pertanian dengan intensif. maka itu pilihan terakhir karena usaha di bidang lainnya gagal.

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengolah sumber daya alam pertanian dengan intensif. maka itu pilihan terakhir karena usaha di bidang lainnya gagal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Potensi sektor pertanian di Indonesia sebagai negara agraris memiliki sumber daya alam yang melimpah.dalam pandangan orang awam, dengan potensi yang demikian tentu memberi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.

Lebih terperinci

BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENAMBAHAN SETORAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN BARAT TAHUN 2013-2016 DENGAN

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI 7.1. Produktivitas Usahatani Produktivitas merupakan salah satu cara untuk mengetahui efisiensi dari penggunaan sumberdaya yang ada (lahan) untuk menghasilkan keluaran

Lebih terperinci

Agrobisnis Singkong Gajah. S.ideA Development INVESTASI BISNIS. Agrobisnis Singkong Gajah. Citayam, Depok & Bogor. Jawa Barat.

Agrobisnis Singkong Gajah. S.ideA Development INVESTASI BISNIS. Agrobisnis Singkong Gajah. Citayam, Depok & Bogor. Jawa Barat. Agrobisnis Singkong Gajah S.ideA Development 2012 INVESTASI BISNIS Agrobisnis Singkong Gajah Citayam, Depok & Bogor. Jawa Barat. Variabel Dasar Cashflow Projection Cash Outflow (Pengeluaran) Bibit Rp 500

Lebih terperinci

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Keadaan Geografis Secara geografis Kelurahan Kepel adalah merupakan dataran rendah. Berdasar data BPS Kota Pasuruan pada tahun 2013 curah hujan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL ANALISA PENELITIAN Karakteristik Konsumen yang Melakukan Kredit Jatuh Tempo di

BAB IV HASIL ANALISA PENELITIAN Karakteristik Konsumen yang Melakukan Kredit Jatuh Tempo di BAB IV HASIL ANALISA PENELITIAN 4.1.Analisa Karakteristik Konsumen 4.1.1. Karakteristik Konsumen yang Melakukan Kredit Jatuh Tempo di CV. Indah Offset Magelang CV. Indah Offset Magelang memiliki karakteristik

Lebih terperinci

2001 Fanny Kurniawan, S.H. PERJANJIAN JUAL BELI

2001 Fanny Kurniawan, S.H. PERJANJIAN JUAL BELI PERJANJIAN JUAL BELI Pada hari ini, Senin 19 November 2001, Kami yang bertanda tangan di bawah ini 1. Fanny Kurniawan, swasta, beralamat di jalan Kaliurang km 5,6; Pandega Duta III No.8, Sleman, Daerah

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJASAMA INVESTASI INTERNET MARKETING PT GLODOK SUKSES NIAGA INTERNUSA NO: IIM.V

PERJANJIAN KERJASAMA INVESTASI INTERNET MARKETING PT GLODOK SUKSES NIAGA INTERNUSA NO: IIM.V PERJANJIAN KERJASAMA INVESTASI INTERNET MARKETING PT GLODOK SUKSES NIAGA INTERNUSA NO: IIM.V1-4.201410.0201 Pada hari ini tanggal 2 bulan Oktober tahun 2014, yang bertandatangan dibawah ini: 1. Nama :...

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 39 TAHUN 1991 TENTANG PENAMBAHAN PENYERTAAN MODAL NEGARA KE DALAM MODAL SAHAM PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT. PUPUK KALIMANTAN TIMUR PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa untuk lebih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Negara Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan kehidupan mereka pada sektor

Lebih terperinci

TENTANG BELANJA DANA HIBAH PENYELENGGARAAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2017

TENTANG BELANJA DANA HIBAH PENYELENGGARAAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT TAHUN 2017 NASKAH PERJANJIAN HIBAH DAERAH ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT DENGAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TULANG BAWANG BARAT NOMOR : 180/ /1.02/NPHD/HK/TUBABA/2016 NOMOR : 001/BAWASLU.LA-10/VI/2016

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. tahun ke tahun, baik untuk pemenuhan kebutuhan domestik maupun ekspor,

PENDAHULUAN. tahun ke tahun, baik untuk pemenuhan kebutuhan domestik maupun ekspor, PENDAHULUAN Latar Belakang Sayuran merupakan salah satu produk pertanian yang penting bagi ketahanan pangan nasional. Selain pangsa pasarnya yang terus meningkat dari tahun ke tahun, baik untuk pemenuhan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mayoritas penduduknya sebagian besar adalah petani. Sektor pertanian adalah salah satu pilar dalam pembangunan nasional Indonesia. Dengan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PEMBAYARAN ZAKAT PERTANIAN MENUNGGU HASIL PANEN KEDUA DI DESA TANGGUNGHARJO KECAMATAN GROBOGAN KABUPATEN GROBOGAN

BAB III DESKRIPSI PEMBAYARAN ZAKAT PERTANIAN MENUNGGU HASIL PANEN KEDUA DI DESA TANGGUNGHARJO KECAMATAN GROBOGAN KABUPATEN GROBOGAN BAB III DESKRIPSI PEMBAYARAN ZAKAT PERTANIAN MENUNGGU HASIL PANEN KEDUA DI DESA TANGGUNGHARJO KECAMATAN GROBOGAN KABUPATEN GROBOGAN A. Profil Desa Tanggungharjo Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan Desa

Lebih terperinci

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 112 TAHUN 1980 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN INTENSIFIKASI TEMBAKAU RAKYAT TAHUN 1980

GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN NOMOR 112 TAHUN 1980 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN INTENSIFIKASI TEMBAKAU RAKYAT TAHUN 1980 GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR KEPALA DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR NOMOR 112 TAHUN 1980 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN INTENSIFIKASI TEMBAKAU RAKYAT TAHUN 1980 GUBERNUR KEPALA

Lebih terperinci

2001 Fanny Kurniawan, S.H. PERJANJIAN JUAL BELI

2001 Fanny Kurniawan, S.H. PERJANJIAN JUAL BELI PERJANJIAN JUAL BELI Pada hari ini, Senin 19 November 2001, Kami yang bertanda tangan di bawah ini 1. Fanny Kurniawan, swasta, beralamat di jalan Kaliurang km 5,6; Pandega Duta III No.8, Sleman, Daerah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Produk Simpanan Berjangka (Simka) / Deposito Mudharabah di KSPPS Arthamadina Banyuputih Deposito mudharabah merupakan simpanan dana dengan akad mudharabah

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 343/KMK.017/1998 TENTANG IURAN DAN MANFAAT PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 343/KMK.017/1998 TENTANG IURAN DAN MANFAAT PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 343/KMK.017/1998 TENTANG IURAN DAN MANFAAT PENSIUN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menumbuhkembangkan penyelenggaraan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 TEKNOLOGI PROSES PRODUKSI Proses produksi PT Amanah Prima Indonesia dimulai dari adanya permintaan dari konsumen melalui Departemen Pemasaran yang dicatat sebagai pesanan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di

BAB I PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi. Di Indonesia salah satu tanaman pangan yang penting untuk dikonsumsi masyarakat selain padi dan jagung

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI BUNCIS DENGAN SISTEM TEBASAN DAN TANPA TEBASAN

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI BUNCIS DENGAN SISTEM TEBASAN DAN TANPA TEBASAN Jurnal Agrorektan: Vol. 2 No. 1 Juni 2015 2 PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI BUNCIS DENGAN SISTEM TEBASAN DAN TANPA TEBASAN Annisa Aprianti R 1 1) Fakultas Agrobisnis dan Rekayasa Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

RANGRANG DALAM TOPLES KELOMPOK BUDIDAYA KROTO

RANGRANG DALAM TOPLES KELOMPOK BUDIDAYA KROTO PROPOSAL KERJASAMA INVESTASI BUDIDAYA KROTO RANGRANG RANGRANG DALAM TOPLES KELOMPOK BUDIDAYA KROTO ELIK HARI MUKTAFIN 081270324006 D40DF0F9 RDT RANGRANG DALAM TOPLES Srimulyo, RT.09/RW.03, Duyungan, Sidoharjo,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan taraf hidup yang relatif masih rendah. Berdasarkan data BPS tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan taraf hidup yang relatif masih rendah. Berdasarkan data BPS tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara agraris yang sebagian besar penduduknya tinggal di daerah pedesaan, dan bermatapencaharian dari hasil pertanian dengan taraf hidup

Lebih terperinci

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik petani yang menjadi responden bagi peneliti adalah usia,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik petani yang menjadi responden bagi peneliti adalah usia, 51 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Profil Petani Responden Karakteristik petani yang menjadi responden bagi peneliti adalah usia, pengalaman bertani, tingkat pendidikan, penggunaan luas lahan, dan jumlah tanggungan

Lebih terperinci

C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN

C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN C.3. AGROINDUSTRI TEPUNG CABE I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabe berasal dari Amerika Tengah dan saat ini merupakan komoditas penting dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Hampir semua rumah tangga

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN

VII ANALISIS PENDAPATAN VII ANALISIS PENDAPATAN Analisis pendapatan yang dibahas dalam penelitian ini meliputi penerimaan, biaya, dan pendapatan dari usahatani padi sawah pada decision making unit di Desa Kertawinangun pada musim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1984 Indonesia telah dapat berswaswembada beras. Namun, akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1984 Indonesia telah dapat berswaswembada beras. Namun, akhir-akhir ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk Indonesia. Sejak tahun 1984 Indonesia telah dapat berswaswembada beras. Namun, akhir-akhir ini muncul berbagai

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Tentang Peran Pembiayaan Murabahah Pada Sektor. Pertanian Untuk Meningkatkan Pendapatan Anggota Koperasi Simpan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Tentang Peran Pembiayaan Murabahah Pada Sektor. Pertanian Untuk Meningkatkan Pendapatan Anggota Koperasi Simpan BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Tentang Peran Pembiayaan Murabahah Pada Sektor Pertanian Untuk Meningkatkan Pendapatan Anggota Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah BMT Peta Cabang Trenggalek Dengan

Lebih terperinci

KAJIAN KEBIJAKAN HPP GABAH

KAJIAN KEBIJAKAN HPP GABAH KAJIAN KEBIJAKAN HPP GABAH Oleh: Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian TUJUAN KEBIJAKAN DAN KETENTUAN HPP Harga jual gabah kering panen (GKP) petani pada saat panen raya sekitar bulan Maret-April

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kinerja dan kelangsungan usaha bank yang melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bumbu penyedap makanan serta obat tradisonal. Komoditas ini juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bumbu penyedap makanan serta obat tradisonal. Komoditas ini juga merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bawang merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang sejak lama telah diusahakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk ke dalam

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "JAKARTA LLOYD" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA JAKARTA LLOYD PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 108 TAHUN 1961 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN NEGARA "JAKARTA LLOYD" PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa perlu segera melaksanakan Undang-undang

Lebih terperinci

MAKALAH KONSINYASI. Oleh : ROMY NUGRAHA AKUNTANSI 7

MAKALAH KONSINYASI. Oleh : ROMY NUGRAHA AKUNTANSI 7 MAKALAH KONSINYASI Oleh : ROMY NUGRAHA 10800112124 AKUNTANSI 7 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2013/2014 KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim Assalamu alaikum Wr. Wb.

Lebih terperinci

Contoh Format Surat Perjanjian Kontrak Kerjasama Investasi SURAT KONTRAK KERJASAMA

Contoh Format Surat Perjanjian Kontrak Kerjasama Investasi SURAT KONTRAK KERJASAMA Contoh Format Surat Perjanjian Kontrak Kerjasama Investasi SURAT KONTRAK KERJASAMA Para pihak yang bertanda tangan di bawah ini, masing masing : I Nama :... No. KTP/Identitas :... Tempat Tanggal Lahir

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG AKAD QIRAD}{ DI GERAI DINAR SURABAYA

BAB IV ANALISIS TENTANG AKAD QIRAD}{ DI GERAI DINAR SURABAYA BAB IV ANALISIS TENTANG AKAD QIRAD}{ DI GERAI DINAR SURABAYA A. Analisis Hukum Islam terhadap Investasi Dinar di Gerai Dinar Surabaya Allah SWT menurunkan ajaran Islam sebagai tuntunan hidup yang senantiasa

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Randublatung-Blora, Jawa Tengah.

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Randublatung-Blora, Jawa Tengah. DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI 1. Nama : Aisyah Khoirun Nisa 2. Tempat, Tanggal Lahir : Blora, 30 Maret 1996 3. Alamat : Ds. Kadengan Rt.02 Rw. 01 Randublatung-Blora, Jawa Tengah. 4. No. HP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara agraris dimana pertanian memegang peranan penting pada perekonomian nasional. Untuk mengimbangi semakin pesatnya laju pertumbuhan

Lebih terperinci

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN (AANWIJZING) Nomor : 027 / 60 - BAPP / LS / ULP - POKJA V / IX / 2012

BERITA ACARA PEMBERIAN PENJELASAN (AANWIJZING) Nomor : 027 / 60 - BAPP / LS / ULP - POKJA V / IX / 2012 PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR UNIT LAYANAN PENGADAAN TAHUN ANGGARAN 2012 POKJA PENGADAAN V (BARANG DAN JASA LAINNYA) Sekretariat : Lantai II Bagian Umum Setda Kabupaten Kotawaringin Timur, Jalan

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA ANALISIS USAHATANI TALAS KIMPUL DI NAGARI DURIAN GADANG KECAMATAN AKABULURU KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Husnarti Agribisnis Faperta Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Karakteristik Sistem Usahatani Bawang Merah Dan Potensi Sebagai Penyangga Supplay Di Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat

Karakteristik Sistem Usahatani Bawang Merah Dan Potensi Sebagai Penyangga Supplay Di Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat Karakteristik Sistem Usahatani Bawang Merah Dan Potensi Sebagai Penyangga Supplay Di Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat Muji Rahayu dan Irma Mardian Balai pengkajian Teknologi Pertanian Jl. Raya Peninjauan

Lebih terperinci

BAB III KERJASAMA USAHA TERNAK AYAM POTONG DI DESA TANGGUL WETAN KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER

BAB III KERJASAMA USAHA TERNAK AYAM POTONG DI DESA TANGGUL WETAN KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER BAB III KERJASAMA USAHA TERNAK AYAM POTONG DI DESA TANGGUL WETAN KECAMATAN TANGGUL KABUPATEN JEMBER A. Profil Desa Tanggul Wetan 1. Letak geografis Desa Tanggul Wetan berada dalam wilayah Kecamatan Tanggul

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan eksternal dan lingkungan internal

BAB I LATAR BELAKANG. bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan eksternal dan lingkungan internal BAB I LATAR BELAKANG Laporan penelitian ini membahas tentang perencanaan bisnis pemasaran produk alat kecantikan berupa rambut palsu merek INDOWIG. Perencanaan bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA KENTANG

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA KENTANG KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BUDIDAYA KENTANG Di susun oleh : Nama : Suhendra Tampubolon Nim : 10.11.3652 Kelas : S1TI-2B STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang

Lebih terperinci

KUISIONER PRAKTIKUM LAPANG ILMU USAHATANI (Responden : Petani)

KUISIONER PRAKTIKUM LAPANG ILMU USAHATANI (Responden : Petani) I. GAMBARAN UMUM RESPONDEN KUISIONER PRAKTIKUM LAPANG ILMU USAHATANI (Responden : Petani) a. Tanaman di usahakan : ( ) Padi, ( ) Palawija, ( ) Hortikultura, ( ) Lainnya :. b. Luas lahan : Ha c. Luas Lahan

Lebih terperinci

BERITA - ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) Nomor : 027/ 14 - BAPP/LU/ULP-POKJA III/ III /2013

BERITA - ACARA PENJELASAN PEKERJAAN (AANWIJZING) Nomor : 027/ 14 - BAPP/LU/ULP-POKJA III/ III /2013 PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR UNIT LAYANAN PENGADAAN TAHUN ANGGARAN 2013 POKJA PENGADAAN III (BARANG DAN JASA LAINNYA) Sekretariat : Setda Kabupaten Kotawaringin Timur, Jalan Jend. Sudirman No.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman sayuran cukup penting di Indonesia, baik untuk konsumsi di dalam negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di dataran rendah sampai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura sebagai salah satu subsektor pertanian memiliki peran yang cukup strategis dalam perekonomian nasional. Hal ini tercermin dari perannya sebagai pemenuh kebutuhan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG DENGAN TENTANG

PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG DENGAN TENTANG BADAN INFORMASI GEOSPASIAL PERJANJIAN KERJA SAMA ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN TABALONG DENGAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL TENTANG PELAKSANAAN SURVEI GROUND CONTROL POINT DAN PENYUSUNAN CITRA TEGAK WILAYAH

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN

BAB I. PENDAHULUAN. adalah mencukupi kebutuhan pangan nasional dengan meningkatkan. kemampuan berproduksi. Hal tersebut tertuang dalam RPJMN 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Menurut Dillon (2009), pertanian adalah sektor yang dapat memulihkan dan mengatasi krisis ekonomi di Indonesia. Peran terbesar sektor pertanian adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi tanaman bahan makanan di

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi tanaman bahan makanan di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki lahan pertanian yang sangat luas dan sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Jawa Barat merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat tamwil Surya Parama Arta. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta a. Menjadi anggota BMT Surya Parama

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi dan Konsumsi Beras Nasional, Tahun

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produksi dan Konsumsi Beras Nasional, Tahun I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terpadat keempat setelah Cina, India dan Amerika Serikat. Setiap tahunnya jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Akad Pembiayaan Mudharabah Pada KJKS

BAB IV ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Akad Pembiayaan Mudharabah Pada KJKS BAB IV ANALISIS PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pelaksanaan Akad Pembiayaan Mudharabah Pada KJKS Pringgodani Lembaga Keuangan Syariah merupakan lembaga Islam yang memiliki kegiatan pembiayaan yang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Proyeksi Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun Tahun Konsumsi/capita (kg/th) Proyeksi Penduduk (000 Jiwa)

Lampiran 1. Proyeksi Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun Tahun Konsumsi/capita (kg/th) Proyeksi Penduduk (000 Jiwa) LAMPIRAN 201 Lampiran 1. Proyeksi Konsumsi Kedelai di Indonesia Tahun 2009-2025 Tahun Konsumsi/capita (kg/th) Proyeksi Penduduk (000 Jiwa) Pertumbuhan Penduduk (%) Total Konsumsi (000 ton) 2009 2010 2011

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor dalam perekonomian nasional dinilai strategis dan mampu menjadi mesin penggerak pembangunan suatu negara. Pada tahun 2009 sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sektor ini memiliki share sebesar 14,9 % pada

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU

PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU PEMERINTAH KABUPATEN MALINAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALINAU NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG PERUBAHAN PERTAMA ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALINAU NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Petani Responden 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil komposisi umur kepala keluarga

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI 5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1. Kabupaten Banyuasin Kabupaten Banyuasin merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Selatan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.

I. PENDAHULUAN. (b) Mewujudkan suatu keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara tradisional Indonesia adalah negara agraris yang banyak bergantung pada aktivitas dan hasil pertanian, dapat diartikan juga sebagai negara yang mengandalkan sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian yang mengelola dana dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank, lembaga pembiayaan

Lebih terperinci