Arsitektur Pertukaran Data Jurnal Digital
|
|
- Ari Tan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Arsitektur Pertukaran Data Jurnal Digital Ni Kadek Ayu Anggraeni ( ), Ni Putu Sri Merta Suryani ( ) Jurusan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Bukit Jimbaran 1. Pendahuluan Perubahan persyaratan kelulusan untuk jenjang sarjana yang mewajibkan mahasiswa untuk menulis jurnal ilmiah mendapatkan respon yang kontradiktif. Sisi positif dari kewajiban tersebut adalah secara efektif dapat meningkatkan kondisi pendidikan di Perguruan Tinggi Indonesia. Harapannya adalah agar civitas-civitas perguruan tinggu tertantang untuk mempertajam pengetahuan dan pemahaman terhadap suatu permasalahan di masyarakat sehingga mampu memproduksi jurnal ilmiah yang berkualitas. Sisi negatifnya adalah masih kurangnya dukungan sumber daya atau resource untuk merealisasikan kebijakan tersebut. Salah satu permasalahan yang ditemui adalah minimnya akses mahasiswa untuk mendapatkan jurnal yang berkualitas, oleh karena masih terdapat sentralisasi data atau akses yang masih dibatasi. Dengan limitasi akses tersebut, maka dikhawatirkan akan terjadi banyak penyimpangan dan menghasilkan jurnal yang tidak memenuhi standard oleh karena ketidaksiapan mahasiswa. Untuk mengatasi hal tersebut, maka diperlukannya suatu kerjasama pertukaran data jurnal digital sehingga dapat meminimalkan usaha, waktu dan biaya untuk mendapatkan bahan pembuatan jurnal. Pada paper ini akan dibahas mengenai arsitektur pertukaran data jurnal digital dengan menggunakan protocol OAI-PMH atau Open Archive Initiative Protocol for Metadata Harvesting. 2. Landasan Teori 2.1 Protokol Metadata Protokol metadata adalah rankaian set atau aturan yang diperlukan untuk melakukan pertukaran metadata antara satu sistem ke sistem yang lain. Protokol metadata akan memberikan teknik bagaimana cara untuk memindahkan data antara sistem. Pada sistem-sistem yang berbeda, ada kemungkinan besar terdapat proses bisnis yang berbeda pula. Protol disini berperan untuk menyelaraskan proses bisnis tersebut sehingga dapat saling bekerjasama. Selain itu, protocol juga digunakan untuk memastikan bahwa kedua sistem ini memiliki pemahaman yang sama terhadap data yang ditukarkan. Terdapat beberapa protol pertukana metadata yang tersedia, antara lain:
2 a. Web Single Sign-On Metadata Exchange Protocol. Web Single Sign-On Metadata Exchange Protocol adalah salah satu protokol pertukaran metadata yang sering digunakan. Pada protocol ini, provider dan client masing-masing memiliki beberapa protocol suite. Untuk membangun komunikasi antara provider dan client, protocol ini dapat melakukan penentuan pemakaian protocol suite yang support pada sisi provider dan support juga di sisi client. b. OAI-PMH. OAI-PMH merupakan protocol untuk metadata harvesting. Maksud dari metadata harvesting disini adalah suatu proses mengumpulkan deskripsi-deskripsi metadata dari record dokument yang tersimpan di berbagai repository sehingga service dapat dibangun menggunakan metadata dari berbagai tempat. 2.2 Protokol OAI-PMH OAI-PMH merupakan protokol pertukaran data yang menggunakan metadata dalam format XML. Pertukaran ini terjadi antara server yang berperan sebagai service provider dengan server data provider. Service Provider bertugas untuk mengambil metadata dari data provider dan kemudian menempatkannya pada repositori lokal sedangkan data provider bertugas untuk mempublikasikan metadata koleksi. Mekanisme pertukaran data ini merupakan inti dari protokol OAI-PMH. Protokol ini cukup populer digunakan karena implementasinya yang relatif mudah. Beberapa search engine mengggunakan protokol ini seperti Citeseer dan Google. Citeseer menggunakan OAI-PMH dengan berperan sebagai service provider dan data provider. Google memanfaatkan protokol ini untuk mengambil metadata koleksi digital National Library of Australia. Protokol OAI-PMH digunakan untuk melakukan pendistribusian metadata sehingga tersedia untuk service yang lain. Protokol ini berbasis pada standard HTTP dan XML, dimana request data dilakukan melalui HTTP dan metadata yang didapatkan adalah dalam format XML yang sesuai dengan standar Dublin Core. Pada OAI-PMH terdapat dua istilah penting yaitu data provider (penyedia data) dan service provider (penyedia layanan). Data provider adalah pihak pemilik metadata yang ingin didistribusikan ke service yang lain. Kemudian di service provider akan dibangun valueadded service atau layanan tambahan seperti interface pencarian. Layanan ini dibangun berdasarkan pada metadata yang dimiliki oleh data provider. Protokol OAI-PMH mampu menghubungkan kedua provider ini, sehingga metadata yang dimiliki tersebut tersedia untuk
3 di harvest. Harvest adalah proses pengumpulan metadata, dimana metadata yang berasal dari sejumlah respositori akan dikumpulkan dan dijadikan satu kesatuan data store. Peran utama dari OAI-PMH adalah untuk memfasilitasi pencarian data dalam situasi dimana data tersebut tersimpan didalam respositori independen. Pencarian atau penemuan data dilakukan dengan cara mengeksport metadata dari masing-masing respositori tersebut. Untuk meningkatkan jangkauan interoperabilitasnya, OAI-PMH mewajibkan metadata yang dibangun harus berdasarkan pada Dublin Core. Berikut adalah beberapa layanan atau service pada OAI-PMH untuk menfasilitasi penemuan metadata: a. Cross-search user interface. User dapat melakukan pencarian resource atau data dari pilihan respositori yang tersedia. Setiap respositori akan menediakan metadata resource-nya yang sudah di-harvest oleh service provider. b. Cross-search application interface. Service provider dapat memberikan akses ke metadata dimana pencarian dapat melalui protocol lain yang tidak ditawarkan oleh repository yang bersangkutan. Misalnya, pencarian metadata menggunakan protocol SRU/W dan A9, lalu repository akan menyediakan hasil dalam bentuk RSS atau ATOM Feed. c. Service provider dapat melakukan pengindeksan full text untuk resource tersebut, apabila terdapat identifier resource yang sesuai. Pada OAI-PMH terdapat beberapa verb atau request. Verb ini menunjukkan jenis operasi yang diminta oleh client ke pada server. Verb digunakan baik untuk mengetahui format metadata yang didukung oleh sebuah respositori digital, untuk mengambil satu koleksi dari server, atau mengetahui kategori-kategori yang disediakan oleh server respositori. Pada Tabel 1 terdapat daftar verb yang dikenali oleh OAI-PMH. Tabel 1. Daftar Verb OAI-PMH Verb Fungsi GetRecord Mengambil satu record koleksi dari server Identify Mendapatkan versi protokol OAI-PMH yang didukung oleh server, administrator, sistem penghapusan record, dan tingkat detail dari tanggal. ListIdentifiers Mendapatkan sekumpulan header koleksi. ListMetadataFormat Mendapatkan format metadata yang didukung oleh server. s
4 ListRecords ListSets Mendapatkan sekumpulan koleksi sesuai kriteria tanggal atau set tertentu. Mendapatkan set (kategori) dari koleksi di server. Arsitektur OAI-PMH adalah berdasarkan pada arsitektur client server. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Data Provider dan Service Provider Pada Gambar 1 terlihat bagaimana hubungan antara data provider dengan service provider. Jika dikaitkan dengan arsitektur client server, maka service provider disini bertindak sebagai client sedangkan data provider sebagai server. Pada client atau service provider, terdapat aplikasi bernama harvester. Harvester adalah suatu aplikasi client yang berfungsi untuk melakukan request informasi tentang recordrecord yang tersimpan pada respositori di server. Harvester akan mengeluarkan request atau verb OAI-PMH, dan harvester ini digunakan untuk melakukan pengumpulan data dari berbagai respositori. Sedangkan respositori adalah server data yang dapat diakses oleh network dan dapat memproses request OAI-PMH yang dikeluarkan oleh harvester tersebut. Respositori terdapat disisi server atau data provider. Data provider disini berperan untuk mengeluarkan metadata dari masing-masing respositori ke service provider sehingga dapat di-harvest. Sedangkan untuk konfigurasi respository, OAI-PMH memiliki tiga entitas yakni resource, item dan record. Resource adalah dokumen atau file atau objek yang digambarkan oleh metadata. Item adalah konstituen dari repositori dari mana metadata tentang sumber daya dapat disebarluaskan, dan record adalah metadata dalam bentuk single format Urutan proses OAI-PMH adalah sebagai berikut: a. Harvester di sisi service provider akan meminta informasi ke respositori yang tersedia. Permintaan ini dilakukan dengan menggunakan keenam verb atau request OAI-PMH, dan dibawa melalui koneksi HTTP.
5 b. Data provider akan meneruskan request ke respositori yang bersangkutan. Kemudian data provider mem-publish atau mengirimankan feedback request yaitu berupa metadata dalam bentuk XML. c. Service provider menerima metadata tersebut, yang kemudian akan di-harvest oleh aplikasi harvester. d. Service provider mengeluarkan service atau layanan ke user berdasarkan pada hasil harvest. Pada Gambar 1 tersebut, terlihat bahwa data provider memberikan respon balik dalam bentuk metadata. Akan tetapi, pada kenyataannya terdapat 5 tipe respon yang dikenali oleh OAI-PMH, antara lain: a. General information. b. Metadata formats (metadata dalam format XML). c. Set structure. d. Record identifier. e. Metadata.. responnya. Berikut adalah gambar arsitektur OAI-PMH yang lengkap antara request dengan Gambar 2. Arsitektur OAI-PMH Pada Gambar 2, terlihat arsitektur OAI-PMH dengan request dan responnya. Pada service provider terdapat aplikasi harvester yang mengeluarkan request atau verb ke data provider. Masing-masing data provider menyimpan data atau file yang berbeda, berdasarkan pada bentuknya apakah berupa gambar, video atau teks. Request atau verb dari harvester akan dibawa ke data provider masing-masing. Data provider kemudian memberikan respon balik berupa metadata dari respositori-nya. Selain
6 metadata tersebut, respon yang lain adalah general information, metadata format, set structure, dan record identifier. General information adalah servis protocol OAI-PMH yang didukung oleh data provider. Metadata format adalah format metadata yang dimiliki oleh data provider. Sedangkan record identifier merupakan list identifier atau pengenal record yang berada pada data provider tersebut. 2.3 Metadata Dublin Core Metadata Dublin Core merupakan metadata yang digunakan untuk menggambarkan sumber daya web seperti video, halaman web dan gambar serta juga digunakan dalam menggambarkan sumber daya fisik seperti buku maupun jurnal. Dublin Core juga dikenal dengan nama Dublin Core Metadata Element Set (DCMES) dimana didukung dengan tiga standar dokumen yaitu IETF RFC 5013, ISO Standard dan NISO Standard Z Metadata ini dapat digunakan juga untuk menggabungkan kosakata metadata dari berbagai standar metadata dan untuk menyediakan interoperabilitas dalam kosakata metadata dalam cloud link data dan implementasi web semantic. Dublin mengacu pada Dublin, Ohio, USA dimana skema ini dibicarakan tahun 1995 ketika OCLC/NCSA Metadata Workshop yang diselenggarakan oleh Computer Center Online Library (OCLC). Core mengacu pada istilah metadata sebagai broad dan generic yang dapat digunakan untuk menggambarkan berbagai sumber daya. Semantic dari Dublin Core didirikan dan diselenggarakan oleh kelompok internasional dengan disiplin dan professional dari kepustakaan, ilmu komputer, encoding text, museum dan bidang terkait dengan beasiswa dan praktek. Mulai tahun 2000, komunitas Dubin Core fokus pada application profiles dimana gagasan metadata dapat dengan menggunakan Dublin Core dan kosakata khusus lain dalam memenuhi persyaratan impelementasi tertentu. Dengan adanya hal tersebut World Wide Web Consortium memiliki pekerjaan pada model data generic untuk metadata, jatuh temponya Resource Description Framework (RDF). Sebagai bagian dari set DCMI Syarat Metadata, Dublin Core menjadi salah satu kosakata yang populer untuk digunakan dengan RDF dalam konteks movement Linked Data. Dublin Core Metadata Initiative (DCMI) menyediakan sebuah forum terbuka untuk development standar metadata secara online untuk berbagai keperluan dan model bisnis. Kegiatan DCMI termasuk kelompok kerja consensus, konferensi global dan workshop, penghubung standard dan upaya pendidikan untuk mempromosikan penerimaan yang luas
7 dari standar metadata dan praktek. Tahun 2008, DCMI dipisahkan dari OCLC dan dimasukkan sebagai entitas mandiri (independen). Sekarang ini, semua perubahan yang dibuat untuk standar Dublin Core ditinjau oleh DCMI Usage Board dengan konteks dari DCMI Namespace Policy (DCMI NAMESPACE). Kebijakan ini menjelaskan bagaimana istilah yang ada dan ditetapkan batasan pada jumlah perubahan editorial yang diizinkan untuk label, definisi dan komentar dalam penggunaan. Standar Dublin Core memiliki 2 tingkatan yaitu sederhana dan berkualitas. Dublin Core sederhana terdiri dari 15 elemen sedangkan Dublin Core berkualitas memiliki 3 unsur tambahan yaitu audisence, provenance dan pemegang hak serta kelompok elemen perbaikan (kualifikasi) yang bisa memperbaiki semantic dari unsur-unsur dengan cara-cara yang berguna dalam penemuan sumber daya. Adapun 15 element pada tingkat Dublin Core sederhana sebagai berikut : a. Judul b. Pencipta c. Subyek d. Deskripsi e. Penerbit f. Kontributor/Penyumbang g. Tanggal h. Jenis i. Format j. Identifier k. Sumber l. Bahasa m. Hubungan n. Liputan/Coverage o. Hak/Right Setiap elemen Dublin Core merupakan opsional dan dapat diulang. DCMI telah membentuk cara standar untuk memperbaiki elemen dan mendorong penggunaan encoding dan skema kosakata. Tidak ada urutan yang ditentukan dalam Dublin Core untuk menyajikan atau menggunakan unsur-unsur. Dublin Core menjadi standar ISO tahun 2006 dan digunakan sebagai elemen tingkat basis data untuk deskripsi sumber belajar dalam ISO/IEC Metadata for Learning Resources (MLR)-Bagian 2 : Elemen Dublin Core disiapkan oleh ISO/IEC JTC1 SC36.
8 Contoh Kode Program: <meta name="dc.format" content="video/mpeg; 10 minutes"> <meta name="dc.language" content="en" > <meta name="dc.publisher" content="publisher-name" > Kode Program 1. Contoh Metadata Dublin Core Tingkat Dublin Core berkualitas terdapat proses pengembangan Dublin Core menjadi Dublin Core Metadata Element Set (DCMES). Kelompok kerja Dublin Core Metadata Initiative dan DCMI Usage Board berada dalam kesesuaian dengan prinsip-prinsip praktek yang bain untuk kualifikasi elemen metadata Dublin Core. Elemen perbaikan memberikan sebbuah makna dari unsure yang sempit maupun ke yang lebih spesifik. Unsur ini berbagi makna dari elemen tanpa pengecualian, tetapi dengan lingkup yang lebih terbatas. Prinsip untuk kualifikasi elemen Dublin Core, biasanya disebut dengan Dumb-Down Principle yang berarti bahwa aplikasi yang tidak mengerti mengenai elemen tentu harus dapat mengabaikan kualifikasi dan mengabaikan nilai metadata agar nampak kelihatan wajar tanpa ada pengecualian elemen.meskipun hal ini dapat menyebabkan beberapa kehilangan spesifitas, nilai sisa elemen (tanpa kualifikasi) harus benar. Selain perbaikan elemen, tingkat Dublin Core berkualitas mencakup seperangkat pengkodean yang sudah direkomendasikan, yang dirancang untuk membantu dalam interpretasi nilai elemen. Skema ini meliputi kosakata terkontrol dan notasi formal maupun aturan parsing. Sebuah nilai menyatakan menggunakan skema encoding sehingga mungkin dipilih dari kosakata terkontrol misalnya sebuah istilah dari sistem klasifikasi atau kumpulan judul subjek atau string yang diformat sesuai dengan notasi formal seperti sebagai ekspresi standar ISO. Apabila skema encoding tidak dipahami oleh aplikasi, nilai mungkin bisa ditentukan oleh pembaca. Audience, Provenance dan pemegang hak merupakan sebuah elemen tetapi tidak termasuk dalam bagian dari 15 elemen Simple Dublin Core. Ketiga elemen ini digunakan pada tingkat Dublin Core berkualitas. DCMI juga melakukan perbaikan yang kecil dimana kosa kata umum direkomendasikan untuk digunakan dalam tipe elemen dengan kosakata 12 syarat.
9 Dubin Core Metadata Initiative (DCMI)Metadata Terms adalah himpunan syarat kosakata dari Dublin Core. Himpunan syarat ini termasuk 15 element Dublin Core Metadata Elemet Set serta istilah yang berkualitas. Setiap istilah memiliki url yang unik dan didefinisikan sebagai RDF property. Tabel 2. RDF Property (1) abstract coverage accessrights created accrualmethod creator accrualperiodicity date accrualpolicy dateaccepted alternative datecopyrighted audience datesubmitted available description bibliographiccitation educationlevel conformsto extent contributor format Tabel 3. RDF Property (3) hasformat haspart hasversion identifier instructionalmethod isformatof ispartof isreferencedby isreplacedby isrequiredby issued isversionof language license mediator medium modified provenance publisher references relation replaces requires rights rightsholder source spatial subject tableofcontents temporal title type valid Pilihan sintaks untuk metadata Dublin Core tergantung pada jumlah variable dan satu ukuran cocok untuk semua persepsi yang jarang berlaku. Ketika mempertimbangkan sehuah sintaks yang tepat, penting untuk dicatat bahwa konsep Dublin Core dan semantic dirancang untuk sintaks independen dan sama-sama berlaku dalam berbagai konteks, dimana selama metadata dalam bentuk yang sesuai untuk interpretasi baik oleh mesin dan dengan manusia. Dublin Core Abstract Model menyediakan model referensi pedoman pengkodean Dublin Core tertentu dimana hal ini dapat dibandingkan, terlepas dari sintaks encoding tertentu. Model referensi tersebut memungkinkan pelaksana untuk mendapatkan pemahaman
10 yang lebih baik dari jenis deskripsi dimana mereka mencoba mengkodekan dan memfasilitasi pengembangan pemetaan yang lebih baik dan terjemahan antara sintaks yang berbeda. 3. Pembahasan 4. Kesimpulan
Aplikasi Web Direktori Jurnal Menggunakan Feature Harvester Metadata Artikel
Aplikasi Web Direktori Jurnal Menggunakan Feature Harvester Metadata Artikel Iwan Handoyo Putro 1, Resmana Lim 2, Rocky Y. Dillak 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciAplikasi Web Direktori Jurnal Menggunakan Feature Harvester Metadata Artikel
Aplikasi Web Direktori Jurnal Menggunakan Feature Harvester Metadata Artikel Iwan Handoyo Putro 1, Resmana Lim 2, Rocky Y. Dillak 3 1,2,3 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciPembuatan Aplikasi Konversi Metadata Menggunakan Standar Open Archive untuk Koleksi Artikel Elektronik Pusat Penelitian Universitas Kristen Petra
Pembuatan Aplikasi Konversi Metadata Menggunakan Standar Open Archive untuk Koleksi Artikel Elektronik Pusat Penelitian Universitas Kristen Petra Iwan Handoyo Putro 1), Resmana Lim 2), Hendri Kurnia Wijaya
Lebih terperinciPEMANFAATAN DUBLIN CORE METADATA TERM DALAM PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DIGITAL BERBASIS SEMANTIK
PEMANFAATAN DUBLIN CORE METADATA TERM DALAM PENGEMBANGAN PERPUSTAKAAN DIGITAL BERBASIS SEMANTIK Herlina Jayadianti 1), Juwairiah 2), Lukito Edi Nugroho 3), Paulus Insap Santosa 4), Wahyu Widayat 5) 1,2)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komputer Forensik Forensik memiliki arti membawa ke pengadilan. Istilah forensik adalah suatu proses ilmiah (didasari oleh ilmu pengetahuan) dalam mengumpulkan, menganalisa
Lebih terperinciAbstrak. Kata Kunci :Repository, Interoperabilitas, Open Access, Perpustakaan Digital, Harvester.
Pengembangan Sistem Pusat Repositori PDII Untuk Meningkatkan Diseminasi Konten Perpustakaan Digital Lembaga Penelitian di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Slamet Riyanto *1, Al Hafiz Akbar Maulana Siagian
Lebih terperinciModul VI BIBLIOGRAFI
Modul VI FORMAT STANDAR DATA BIBLIOGRAFI Setelah mempelajari materi ini, mendiskusikan, dan latihan mahasiswa dapat membuat deskripsi bibliografi bahan pustaka berdasarkan standar format MARC dan Dublin
Lebih terperinciMatakuliah Otomasi Perpustakaan. Miyarso Dwi Ajie
Matakuliah Otomasi Perpustakaan Miyarso Dwi Ajie Kerjasama antar perpustakaan secara elektronik telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan adanya kebutuhan untuk menggunakan sumber daya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencarian Pencarian adalah proses untuk menemukan suatu informasi yang kita butuhkan. Misalnya, kita ingin mencari sebuah kata didalam dokumen digital yang kita miliki. Kita
Lebih terperinciUntuk mendukung tugas akhir ini, diperlukan beberapa pengetahuan mendasar yang perlu diketahui. Pengetahuan mendasar tersebut meliputi :
BAB II KAJIAN TERKAIT Untuk mendukung tugas akhir ini, diperlukan beberapa pengetahuan mendasar yang perlu diketahui. Pengetahuan mendasar tersebut meliputi : 1. Konsep klasifikasi dengan metode taxonomy.
Lebih terperinciPenerapan Standar Metadata Dublin Core (DC) dan Open Archive Initiatif (OAI) di Fakultas Teknologi Industri UNISSULA
Jurnal Transistor Elektro dan Informatika (TRANSISTOR EI) Vol. 2, No. 1 21 Penerapan Standar Metadata Dublin Core (DC) dan Open Archive Initiatif (OAI) di Fakultas Teknologi Industri UNISSULA Alfiah Nurul
Lebih terperinciINTEGRASI SISTEM PENDETEKSI PLAGIARISME DENGAN PORTAL PENYEDIA KONTEN ILMIAH
INTEGRASI SISTEM PENDETEKSI PLAGIARISME DENGAN PORTAL PENYEDIA KONTEN ILMIAH I Ketut Resika Arthana 1 dan Gede Rasben Dantes 2 Jurusan Pendidikan Teknik Informatika, FTK, Universitas Pendidikan Ganesha
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam tugas akhir ini akan dibahas dan dibuat suatu alat untuk menuliskan suatu keterangan tambahan yang semantic dan membacanya atau mencarinya kembali di
Lebih terperinciLM107_Otomasi Perpustakaan
LM107_Otomasi Perpustakaan Kerjasama antar perpustakaan secara elektronik telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan adanya kebutuhan untuk menggunakan sumber daya bersama. Bentuk tukar-menukar
Lebih terperinciHTTP Protocol Ketika sebuah alamat web (atau URL) yang diketik ke dalam web browser, web browser melakukan koneksi ke web service yang berjalan pada
Application Layer Application layer adalah lapisan yang menyediakan interface antara aplikasi yang digunakan untuk berkomunikasi dan jaringan yang mendasarinya di mana pesan akan dikirim. Layer ini berhubungan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Unit Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Unit Dinas Pendidikan dan Kebudayaan adalah lembaga yang melaksanakan kebijakan Pemerintah Kabupaten / Kota dalam bidang pendidikan dan merupakan
Lebih terperinciArsitektur Pertukaran Data Perpustakaan di Indonesia
Arsitektur Pertukaran Data takaan di Indonesia Rizal Fathoni Aji dan Wahyu C. Wibowo Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Kampus Baru UI Depok 16424 {rizal,wibowo}@cs.ui.ac.id ABSTRAK takaan merupakan
Lebih terperinci3.1 Ganesha Digital Library
BAB III ANALISIS Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis perangkat lunak yang akan dibangun. Analisis dilakukan pada sistem lama dan sistem baru. Analisis pada sistem lama meliputi penerapan folksonomy,
Lebih terperinciAPPLICATION LAYER. Oleh : Reza Chandra
APPLICATION LAYER Oleh : Reza Chandra Sebagian besar dari kita berpengalaman menggunakan Internet melalui World Wide Web, layanan e-mail, dan file-sharing. Aplikasi ini, dan banyak lainnya, menyediakan
Lebih terperinciOpen Archive Initiatives (OAI)
Lokakarya Perpustakaan Nasional 31 Agustus 2016 Open Archive Initiatives (OAI) Ismail Fahmi, PhD. Inisiator Indonesia OneSearch (IOS) Ismail.fahmi@gmail.com Ismail Fahmi, PhD. Ismail.fahmi@gmail.com 1992
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas teori-teori yang dijadikan acuan tugas akhir ini.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas teori-teori yang dijadikan acuan tugas akhir ini. 2.1 Web Service Web Service adalah sekumpulan application logic beserta objek-objek dan method-method yang dimilikinya
Lebih terperinciVISI & MISI. Visi Menjadi acuan pertama dan utama untuk akses informasi ilmiah demi pengembangan ilmu dan kemajuan peradaban bangsa
VISI & MISI sumber: www.pastordorrell.com Visi Menjadi acuan pertama dan utama untuk akses informasi ilmiah demi pengembangan ilmu dan kemajuan peradaban bangsa Misi 1. Menyediakan layanan dan akses global
Lebih terperinciApplication Layer Protocol and Services DNS Service and Protocol WWW dan HTTP
Application Layer Protocol and Services DNS Service and Protocol WWW dan HTTP JARINGAN KOMPUTER TEKNOLOGI INFORMASI / PROGAM VOKASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA Disusun oleh : Zulkfli : 113140707111022 Deddy
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Fotografi Amir Hamzah Sulaeman mengatakan bahwa fotografi berasal dari kata foto dan grafi yang masing-masing kata tersebut mempunyai arti sebagai berikut: foto artinya cahaya
Lebih terperinciBab 2. Tinjauan Pustaka
Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini, dengan judul Software Support for XML Schema Design Patterns and Pattern Matching of XML Schemas
Lebih terperinciSistem Basis Data Lanjut. Interoperability & Resource Description Framework (RDF)
Interoperability & Resource Description Framework (RDF) Tim Penyusun : Pengajar Universitas Gunadarma 2008 Outline Interoperabilitas Metadata Aplikasi Metadata Implementasi Metadata Resource Description
Lebih terperinciFirewall & WEB SERVICE
Firewall & WEB SERVICE Definisi Firewall Umumnya ditempatkan pada batas network untuk membangun batas pinggir keamanan (security). Firewall digunakan untuk melindungi internal network dari eksternal yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pengguna Internet harus tetap up-to-date dengan dokumen terbaru. Karena jumlah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan jumlah dokumen digital yang pesat telah menyebabkan para pengguna Internet harus tetap up-to-date dengan dokumen terbaru. Karena jumlah penyedia dokumen
Lebih terperinciREPOSITORI DIGITAL BERBASIS OAI DAN RANTAI KUTIPAN
REPOSITORI DIGITAL BERBASIS OAI DAN RANTAI KUTIPAN Adi Wibowo 1, Resmana Lim 2 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya, 60236
Lebih terperinciKonsep Pemrograman Web
Konsep Pemrograman Web Kuliah Umum Kampus Kalimalang Nuryuliani 1 Konsep Web World Wide Web ("WWW", atau disingkat "Web") adalah suatu ruang informasi dimana sumber sumber daya yang berguna diidentifikasi
Lebih terperinciIndonesia OneSearch. (IOS) versi 2. Lokakarya Perpustakaan Nasional 31 Agustus 2016
Lokakarya Perpustakaan Nasional 31 Agustus 2016 Indonesia OneSearch (IOS) versi 2 Ismail Fahmi, PhD. Inisiator Indonesia OneSearch (IOS) Ismail.fahmi@gmail.com Ismail Fahmi, PhD. Ismail.fahmi@gmail.com
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Jakarta, 17 September 2014 Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik. Ir. Dudy S. Sulaiman M.Eng. NIP
KATA PENGANTAR Badan Pusat Statistik (BPS) merupakan lembaga pemerintah Non Kementerian yang memiliki tugas sebagai penyedia data bagi pemerintah dan masyarakat. Untuk mendukung tugas tersebut, BPS telah
Lebih terperinciPROGRESS REPORT USU REPOSITORY PERPUSTAKAAN USU TAHUN 2010
PROGRESS REPORT USU REPOSITORY PERPUSTAKAAN USU TAHUN 2010 Disusun Oleh: Rasiman (Tim Pengembangan USU Repository) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERPUSTAKAAN DAN SISTEM INFORMASI MEDAN, 2010 Tentang USU Repository
Lebih terperinciPengelolaan Jurnal Elektronik
http://www.pdii.lipi.go.id/ Pengelolaan Jurnal Elektronik SOSIALISASI BUKU PEDOMAN PENAMPILAN MAJALAH ILMIAH (EDISI REVISI) DAN SOSIALISASI STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) YANG TERKAIT DENGAN PENERBITAN
Lebih terperinciModel Protokol dan Referensi Jaringan. Pertemuan 4
Model Protokol dan Referensi Jaringan Pertemuan 4 Objectives Definisi dan Konsep Protokol Macam-macam protokol Desain Layer Model-Model Referensi OSI dan TCP/IP Konsep dan contoh format TCP/IP Perbandingan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN GARUDA (GARBA RUJUKAN DIGITAL) SEBAGAI SUMBER RUJUKAN KARYA ILMIAH DI INDONESIA
PENGEMBANGAN GARUDA (GARBA RUJUKAN DIGITAL) SEBAGAI SUMBER RUJUKAN KARYA ILMIAH DI INDONESIA Rizal Fathoni Aji Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia Kampus UI Depok Email: rizal@cs.ui.ac.id ABSTRAKS
Lebih terperinciJudul Dokumen : Dokumentasi RSS Penerjemah : mee Tahun : 2007
Judul Dokumen : Dokumentasi RSS Penerjemah : mee Referensi : http://w3schools.com Tahun : 2007 Lisensi : Open Apa itu RSS? RSS merupakan kependekan dari Really Simple Syndication
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Kejahatan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Daring Edisi III mendefinisikan kejahatan sebagai hal-hal yg bersifat kejahatan atau perbuatan yg melanggar hukum pidana. Kartono
Lebih terperinciPENGEMBANGAN FITUR MEMBER AREA PADA MESIN HARVESTER PUBLIC KNOWLEDGE PROJECT
Seminar Nasional Teknologi Informasi 2009 A9 PENGEMBANGAN FITUR MEMBER AREA PADA MESIN HARVESTER PUBLIC KNOWLEDGE PROJECT Iwan Handoyo Putro 1) Resmana Lim 2) Andy Leander 3) 1) 2) 3) Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciTUGAS ONLINE 2 : SOAP PERANCANGAN SISTEM BERBASIS KOMPONEN
TUGAS ONLINE 2 : SOAP PERANCANGAN SISTEM BERBASIS KOMPONEN NURMIGIANTI 2012 81 030 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2014 I. Pendahuluan SOAP (Simple Object Access
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Sistem dan pencarian dokumen dengan memanfaatkan web service pada sistem yang berbeda sebagai sumber data dan index yang telah dibuat dapat
Lebih terperinciArsitektur Web Service Web service memiliki tiga entitas dalam arsitekturnya, yaitu: 1. Service Requester (peminta layanan)
1. Pengenalan Web Service Definisi Web Service Web service adalah suatu sistem perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung interoperabilitas dan interaksi antar sistem pada suatu jaringan. Web service
Lebih terperinciPemanfaatan Digital Library dalam Jaringan Perpustakaan. Oleh: Siti Aminah, MKom Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia
Pemanfaatan Digital Library dalam Jaringan Perpustakaan Oleh: Siti Aminah, MKom Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indonesia Pengertian Digital Library Digital library, Electronic library, Virtual library.is
Lebih terperinciInteroperabilitas : pontensi, peluang, dan tantangan khususnya program open source untuk perpustakaan.
Interoperabilitas : pontensi, peluang, dan tantangan khususnya program open source untuk perpustakaan. Interoperabilitas adalah kemampuan berbagai ragam sistem atau aplikasi untuk bekerja sama dan bisa
Lebih terperinciTeknik Informatika S1
Teknik Informatika S1 Rekayasa Perangkat Lunak Lanjut Pengenalan Web App + Req. Web App Disusun Oleh: Egia Rosi Subhiyakto, M.Kom, M.CS Teknik Informatika UDINUS egia@dsn.dinus.ac.id +6285740278021 Aplikasi
Lebih terperinciKonsep Pemrograman Web
Konsep Pemrograman Web Kuliah Umum Kampus Kalimalang Nuryuliani 1 Konsep Web World Wide Web ("WWW", atau disingkat "Web") adalah suatu ruang informasi dimana sumber sumber daya yang berguna diidentifikasi
Lebih terperinciDATABASE PERPUSTAKAAN
DATABASE PERPUSTAKAAN Oleh : Ubudiyah Setiawati PENDAHULUAN Perpustakaan perguruan tinggi bagian dari fasilitas yang sifatnya terbuka bagi civitas akademik, bahkan perpustakaan yang berstatus sebagai perpustakaan
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI REPOSITORI UNDIKSHA DENGAN METADATA DUBLIN CORE BERBASIS WEB (STUDI KASUS: FTK, UNDIKSHA)
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI REPOSITORI UNDIKSHA DENGAN METADATA DUBLIN CORE BERBASIS WEB (STUDI KASUS: FTK, UNDIKSHA) I Gede Mahendra Darmawiguna 1, Ketut Purnamawan 2 1 Jurusan Pendidikan Teknik Informatika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian) dan juga tujuan penelitian.
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang penelitian (perumusan masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian) dan juga tujuan penelitian. 1.1 Latar Belakang Website merupakan
Lebih terperinciBab II. TINJAUAN PUSTAKA
Bab II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian penulis, aplikasi distribusi penjualan barang sudah ada. Dari aplikasi yang sudah ada tersebut penulis ingin mengembangkan lagi
Lebih terperinciDasar Pemrograman Web. Pemrograman Web. Adam Hendra Brata
Dasar Pemrograman Web Pemrograman Web Adam Hendra Brata Teknologi Client Server Arsitektur Client Server Model komunikasi yang terdiri server sebagai pemberi layanan dan client sebagai pengguna layanan
Lebih terperinciHELLIS.ID Pengembangan Repositori Penelitian Kesehatan Indonesia
Lokakarya Nasional Jaringan Penelitian Kesehatan 23 Agustus 2016 Jakarta HELLIS.ID Pengembangan Repositori Penelitian Kesehatan Indonesia Ismail Fahmi, PhD. Inisiator Indonesia OneSearch (IOS) Ismail.fahmi@gmail.com
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bentuk sesuai dengan tipe data dan konteks penggunaan [7]. Tujuannya yaitu
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Metadata Metadata adalah data dari objek yang mendeskripsikan sumber informasi atau data. Metadata berasal dari jenis media apa saja dan mempunyai bermacam-macam bentuk sesuai
Lebih terperinciPENERAPAN SEMANTIC SEARCHING BERBASIS ONTOLOGI PADA PERPUSTAKAAN DIGITAL
PENERAPAN SEMANTIC SEARCHING BERBASIS ONTOLOGI PADA PERPUSTAKAAN DIGITAL i SKRIPSI S U L H A N 041401025 PROGRAM STUDI S-1 ILMU KOMPUTER DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciBAB 3 LANDASAN TEORI
BAB 3 LANDASAN TEORI Bab ini akan membahas hal-hal yang mendasari dibuatnya aplikasi JOGIFT, arsitektur, bahasa pemrograman dan tools yang digunakan dalam pembuatan aplikasi JOGIFT. 3.1 Produk Pengertian
Lebih terperinciURi. Program Studi Sistem Informasi Universitas Gunadarma.
APLIKASI PENCARIAN PARIWISATA PERAIRAN DI INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN WEB SEMANTIK ABSTRAK Aplikasi pencarian Pariwisata berbasis Web dengan menggunakan pendekatan Semantic Web ini bertujuan
Lebih terperinciKomputer Perkantoran. Salhazan Nasution, S.Kom
Komputer Perkantoran Pengenalan IT dan Internet Salhazan Nasution, S.Kom Teknologi Informasi (Information Technology) 2 Pengertian IT Information Technology (Teknologi Informasi) adalah seperangkat alat
Lebih terperinciPRAKTIKUM. Rekayasa Web. Modul 6: Restful API Server & Client Codeigniter. Laboratorium Teknik Informatika Universitas Pasundan
PRAKTIKUM Rekayasa Web Modul 6: Restful API Server & Client Codeigniter Laboratorium Teknik Informatika Universitas Pasundan Konten modul: 1. Membaca Data Menggunakan Rest API Server & Client 2. Menambah
Lebih terperinciWeb Services merupakan salah satu bentuk implementasi dari arsitektur model aplikasi N-Tier yang berorientasi layanan. Perbedaan Web Services dengan
Overview Web Service (sebagai software) adalah sebuah sistem didesain untuk mendukung mesin interoperabilitas untuk berinteraksi dalam jaringan. Seringnya Web service hanya berupa application programming
Lebih terperinciWEB SERVICES. Sistem terdistribusi week 12
WEB SERVICES Sistem terdistribusi week 12 Outline Kegunaan web service Sejarah bahasa pemrograman Perusahaan pengusul web service Arsitektur web service Keuntungan & kekurangan wes service Kegunaan web
Lebih terperinciAnalisis Rancang Bangun Sistem Repositori Institusi Berbasis Metadata Dublin Core di UKDW Yogyakarta
Analisis Rancang Bangun Sistem Repositori Institusi Berbasis Metadata Dublin Core di UKDW Yogyakarta Antonius Rachmat C. 1 1 Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era teknologi maju sekarang ini, intensitas interaksi manusia melalui internet menuntut adanya teknologi yang memungkinkan komunikasi antar user secara cepat.
Lebih terperinci3. 3 Application Layer Protocols and Services Examples
NAMA KELOMPOK : RENDY PRATAMA P. 113140707111006 PANJI SATRIA S. 113140707111017 3. 3 Application Layer Protocols and Services Examples Application Layer, Layer tujuh, adalah lapisan paling atas baik di
Lebih terperinciProdi Teknik Informatika, Fak. Teknologi Informasi Universitas Mercubuana Yogyakarta 2016
TIF82 REST Team dosen Prodi Teknik Informatika, Fak. Teknologi Informasi Universitas Mercubuana Yogyakarta 2016 Pendahuluan Hypertext Transfer Protocol (HTTP) merupakan eleman penting sebuah web, yang
Lebih terperinciMANUAL BOOK. Sistem Aplikasi Repository Eprints STISI Telkom
MANUAL BOOK Sistem Aplikasi Repository Eprints STISI Telkom Ditulis Oleh : Disetujui Oleh: Fahjrin Nuary Pradipta, ACA (Staf Web Developer SISFO) Hilfan Soeltansyah (Asisten Manajer SISFO) 2012 PENDAHULUAN
Lebih terperinciAplikasi Dasar Internet
Blok I Aplikasi Dasar Internet Salhazan Nasution, S.Kom Internet Pengenalan IT (Blok 1 - TA 2011/2012) Salhazan Nasution, S.Kom 2 Pengenalan Internet Apa itu Internet? Dua komputer atau lebih yang saling
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan teknologi informasi saat ini menyebar hampir di semua bidang termasuk di
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Penerapan teknologi informasi saat ini menyebar hampir di semua bidang termasuk di perpustakaan. Perpustakaan sebagai institusi pengelola informasi merupakan
Lebih terperinciTEORI HTML. Informasi dari Internet dapat diakses Keseluruh dunia hanya dalam hitungan detik.
TEORI HTML Kata-kata Web sebenarnya penyederhanaan dari sebuah istilah dalam dunia komputer yaitu WORLD WIDE WEB yang merupakan bagian dari tekhnologi Internet. World wide Web atau disingkat dengan nama
Lebih terperinciSinTA: Sistem Informasi Tugas Akhir, Repositori Tugas Akhir Civitas UKDW Berbasis Temu Kembali Informasi
SinTA: Sistem Informasi Tugas Akhir, Repositori Tugas Akhir Civitas UKDW Berbasis Temu Kembali Informasi Antonius Rachmat C, S.Kom, M.Cs anton@ti.ukdw.ac.id Kepala Perpustakaan Universitas Kristen Duta
Lebih terperinciMateri 1 Komputer Aplikasi IT (KAIT) 2 SKS Semester 1 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2014 Nizar Rabbi Radliya nizar.radliya@yahoo.com
Materi 1 Komputer Aplikasi IT (KAIT) 2 SKS Semester 1 S1 Sistem Informasi UNIKOM 2014 Nizar Rabbi Radliya nizar.radliya@yahoo.com Nama Mahasiswa NIM Kelas Memahami cakupan materi dan sistem perkuliahan
Lebih terperinciB A B I P E N D A H U L U A N
B A B I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Informasi geografis mempunyai peran yang vital bagi para pengambil keputusan baik pada level lokal, regional maupun global. Pemanfaatannya dapat mendukung
Lebih terperinciinternet. Alhasil, informasi tersebut menjadi tak berguna karena tak berhasil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya teknologi internet dari masa ke masa membuat permintaan akan informasi melalui internet meningkat. Peningkatan permintaan informasi tersebut juga
Lebih terperinciHTML. Hypertext Markup Language. Pemrograman Web 1. Genap
HTML Hypertext Markup Language Pemrograman Web 1 Genap 2009 2010 HTML HTML? Sebuah bahasa markup yang digunakan untuk membuat sebuah halaman web dan menampilkan berbagai informasi di dalam sebuah browser.
Lebih terperinciISU- ISU Seputar Implementasi Dan Development slims. #SLiMSCommeet2012
ISU- ISU Seputar Implementasi Dan Development slims #SLiMSCommeet2012 Hendro Wicaksono twitter.com/hendrowicaksono facebook.com/hendrowicaksono hendrowicaksono@yahoo.com SLiMS lead developer 5 tahun Sejak
Lebih terperinciKomputer Perkantoran. Internet. Salhazan Nasution, S.Kom
Komputer Perkantoran Internet Salhazan Nasution, S.Kom Internet 2 Pengenalan Internet Apa itu Internet? Dua komputer atau lebih yang saling berhubungan membentuk jaringan komputer di dunia (world wide)
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. diperlukan dalam pembangunan website e-commerce Distro Baju MedanEtnic.
2 BAB II LANDASAN TEORI Untuk menunjang penulisan Tugas Akhir ini, diambil beberapa bahan referensi seperti bahasa pemrograman PHP dan MySQL, serta beberapa bahan lainya yang diperlukan dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB 2 DASAR TEORI. Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun
BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Mekanisme Penayangan Iklan Digital Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun yang memiliki arti informasi. Iklan adalah suatu cara untuk memperkenalkan,
Lebih terperinciRANCANG BANGUN APLIKASI BERBASIS TEKNOLOGI WAP SEBAGAI MEDIA PROMOSI KOMODITAS PARIWISATA DI BANYUMAS
RANCANG BANGUN APLIKASI BERBASIS TEKNOLOGI WAP SEBAGAI MEDIA PROMOSI KOMODITAS PARIWISATA DI BANYUMAS Oleh : Lasmedi Afuan, Ipung Permadi, Nurul Hidayat Program Studi Teknik Informatika Fakultas Sains
Lebih terperinciPENGELOLAAN SISTEM INFORMASI KARYA ILMIAH
PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI KARYA ILMIAH Amirul Ulum, M.N. Budiwijaya 1 Abstract: Today, many libraries such as academic library have developed local digital repositories. A significant increase in the
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN
BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN 4.1. Analisa Pada tahap spesifikasi ini, dokumen yang menjadi acuan dalam proses analisa untuk spesifikasi sistem adalah dokumen informasi yang terdapat di website madu hutan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas berbagai teori yang melandasi dalam membangun sistem ini. 3.1 Sistem Informasi Menurut Hall (2006, p6), sistem informasi adalah serangkaian prosedur formula
Lebih terperinciTujuan Pembangunan Jaringan Komputer. mengantarkan informasi secara tepat dan akurat dari sisi pengirim ke sisi penerima
Jaringan komputer Adalah sekelompok komputer otonom yang saling berhubungan antara yang satu dengan lainnya, Menggunakan suatu protokol komunikasi melalui media komunikasi sehingga dapat saling berbagi
Lebih terperinciFERNANDYA RISKI HARTANTRI / F DASAR-DASAR HTML
FERNANDYA RISKI HARTANTRI 09018173 / F DASAR-DASAR HTML Hypertext Markup Language, atau seperti yang lebih dikenal, HTML, adalah bahasa computer dari World Wide Web. Bila Anda membuat situs Web, Anda dapat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Aplikasi E-Learning semacam ini pernah dibuat oleh Sdr. Rendra
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Aplikasi E-Learning semacam ini pernah dibuat oleh Sdr. Rendra Kurniawan dalam skripsi berjudul Analisis dan perancangan Aplikasi E-Learning
Lebih terperinci64 Vol. 11 No. 1 Februari 2016 Jurnal Informatika Mulawarman
64 Vol. 11 No. 1 Februari 2016 Jurnal Informatika Mulawarman RANCANG BANGUN WEB REPOSITORI SKRIPSI MAHASISWA BERBASIS OAI-PMH 2.0 MENGGUNAKAN GOOGLE APP ENGINE (Studi Kasus : Program Studi Ilmu Komputer
Lebih terperinciPENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Internet sebagai jaringan komputer skala global telah mendorong pertambahan jumlah informasi digital. Pada sistem yang bersifat terbuka seperti internet, pertambahan informasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi ekonomi sekarang menyebabkan perusahaan berusaha untuk menjaga pelanggan-pelanggan yang ada. Menurut Carmen Acatrinei dan Teodora Viviana Puiu (2013:153), kartu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan otobus (PO) merupakan salah satu jasa akomodasi angkutan darat yang melayani perjalanan dari satu kota menuju kota lainnya. Saat ini informasi mengenai jadwal
Lebih terperinciOMEKA: APLIKASI PENGELOLA ARSIP DIGITAL DALAM BERBAGAI FORMAT. Heri Abi Burachman Hakim. Abstrak
OMEKA: APLIKASI PENGELOLA ARSIP DIGITAL DALAM BERBAGAI FORMAT 1 Heri Abi Burachman Hakim Abstrak Arsip memiliki peran penting dalam pengelolaan organisasi atau lembaga. Arsip menjadi salah satu bahan pertimbangan
Lebih terperinciREPOSITORI INSTITUSI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI
REPOSITORI INSTITUSI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI Repositori Institusi Sebagai Wujud Pengembangan Manajemen Pengetahuan di Sekretariat Negara Jakarta, 6 September 2017 Pengertian Repositori Institusi
Lebih terperinciPERTEMUAN 4 MANAJEMEN SITUS WEB
PERTEMUAN 4 MANAJEMEN SITUS WEB Elemen dari metodologi pembangunan situs web adalah sebagai berikut: Informasi audience Informasi-informasi ini termasuk latar belakang pengguna, minat, dan semua perincian
Lebih terperinciInfotek Digital Journal Al-Manär Edisi I/2004 Copyleft 2004 Digital Journal Al-Manär. Alif Muttaqin
IDLN: Indonesia Digital Library Network Alif Muttaqin LISENSI DOKUMEN Copyleft: Digital Journal Al-Manär. Lisensi Publik. Diperkenankan untuk melakukan modifikasi, penggandaan dan penyebarluasan artikel
Lebih terperinciPENGENALAN INTERNET. INTERNET - INTERnational NETworking - INTERconnected NETworking
PENGENALAN INTERNET INTERNET - INTERnational NETworking - INTERconnected NETworking Def : 1. Merupakan 2 komputer atau lebih yang saling berhubungan membentuk jaringan komputer hingga meliputi jutaan komputer
Lebih terperinci3 BAB III LANDASAN LANDASAN TEORI
TEORI 3 BAB III LANDASAN LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori dasar yang akan digunakan oleh penulis sebagai acuan dalam membangun aplikasi. 3.1 Lelang Menurut Kamus Besar Bahasa
Lebih terperinciKelompok 1. Anggota : BOBBY KURNIAWAN NIA FITRIANA ARI FEBRYANSYAH DIAN ULUMIA ORIN HARITSA YASSER
Kelompok 1 Anggota : ARI FEBRYANSYAH BOBBY KURNIAWAN DIAN ULUMIA NIA FITRIANA ORIN HARITSA YASSER APPLICATION LAYER Application layer,adalah lapisan paling atas baik di OSI maupun di TCP/IP model.application
Lebih terperinciXML vs JSON. by: Ahmad Syauqi Ahsan
XML vs JSON by: Ahmad Syauqi Ahsan What is XML? XML adalah singkatan dari extensible Markup Language yang dikembangkan mulai tahun 1996 dan mendapatkan pengakuan dari W3C pada 10 Februari 1998. XML merupakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006) Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya
Lebih terperinciInternet Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika.
Internet Semester Ganjil 2014 Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas i Pasundan Caca E Supriana S Si MT Caca E. Supriana, S.Si., MT. caca.e.supriana@unpas.ac.id Internet t 2 Internet Internet
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Teori Umum 1.1.1 Aplikasi SMS Lokal Komputer Aplikasi SMS Lokal Komputer digunakan untuk pengiriman SMS ke pelanggan dengan menggunakan PC yang disambungkan dengan Handphone agar
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Data dan informasi Geospasial menjadi salah satu kebutuhan yang mutlak untuk mendukung pembangunan di Indonesia, namun pemerintah seringkali mengabaikan peran data geospasial
Lebih terperinci