NERACA PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH Per 31 Desember Uraian Ref

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NERACA PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH Per 31 Desember Uraian Ref"

Transkripsi

1 1. Neraca Komparatif LAPORAN KEUANGAN POKOK No. NERACA PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH Per 31 Desember Uraian Ref (dalam rupiah) Saldo Akun Tahun (Audited) 1 ASET 2 ASET LANCAR 3 Kas di Kas Daerah V a.(1) ,18 4 Kas di Bendahara Pengeluaran V a.(2) ,00 5 Kas di Bendahara Penerima V a.(3) ,87 6 Piutang Lainnya V a.(4) ,00 7 Persediaan V a.(5) ,00 8 Jumlah Aset Lancar ( 3 s/d 7) V a ,05 9 INVESTASI JANGKA PANJANG 10 Investasi Nonpermanen - 11 Investasi Nonpermanen Lainnya V b.(1).a) ,00 12 Jumlah Investasi Nonpermanen (11) V b.(1) ,00 13 Investasi Permanen - 14 Jumlah Investasi Permanen (13) - 15 Jumlah Investasi Jangka Panjang ( ) V b ,00 16 ASET TETAP 17 Tanah V c.(1) ,00 18 Peralatan dan Mesin V c.(2) ,00 19 Gedung dan Bangunan V c.(3) ,00 20 Jalan, Jaringan dan Instalasi V c.(4) ,00 21 Aset Tetap Lainnya V c.(5) ,00 22 Konstruksi dalam Pengerjaan V c.(6) ,00 23 Akumulasi Penyusutan - 24 Jumlah Aset Tetap (17 s/d 23) V c ,00 25 DANA CADANGAN 26 Dana Cadangan V c.(1) - 27 Jumlah Dana Cadangan (26) V c - 28 ASET LAINNYA 29 Aset Lainnya - 30 Jumlah Aset Lainnya (29) - 31 JUMLAH ASET ( ) V ,05 32 KEWAJIBAN 33 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 34 Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) - 35 Utang Jangka Pendek Lainnya V a.(1) ,00 36 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek ( 34 s/d 35 ) V a ,00 1

2

3 2. Laporan Realisasi Anggaran Komparatif LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember (dalam rupiah) No. Uraian Ref Anggaran Realisasi (%) 1 PENDAPATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH a 3 Pendapatan Pajak Daerah a.a) ,83 0,00% 4 Pendapatan Retribusi Daerah a.b) ,00 0,00% 5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan a.c) 6 Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah a.d) , ,39 228,86% 7 Jumlah Pendapatan Asli Daerah ( 3 s/d 6 ) , ,22 293,76% 8 PENDAPATAN TRANSFER b 9 TRANSFER PEMERITAH PUSAT - DANA PERIMBANGAN b. (1) 10 Dana Bagi Hasil Pajak b. (1). (a) , ,00 78,83% 11 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam b. (1). (b) , ,00 114,02% 12 Dana Alokasi Umum b. (1). (c) , ,00 100,00% 13 Dana Alokasi Khusus b. (1). (d) , ,00 100,00% 14 Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan ( 10 s/d 13 ) , ,00 100,74% 15 TRANSFER PEMERINTAH PUSAT - LAINNYA b. (2) 16 Dana Otonomi Khusus - - 0,00% 17 Dana Penyesuaian b. (2) ,00 0,00% 18 Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat - Lainnya (16 s/d 17) ,00 0,00% 19 TRANSFER PEMERINTAH PROVINSI b. (3) 20 Pendapatan Bagi Hasil Pajak b. (3) , ,96 74,21% 21 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Provinsi ( ) , ,96 74,21% 23 Jumlah Pendapatan Transfer ( ) , ,96 103,78% 24 LAIN - LAIN PENDAPATAN YANG SAH c 25 Pendapatan Hibah c. 1) , ,00 40,00% 26 Pendapatan Dana Darurat Pendapatan Lainnya c. 2) , ,00 100,00% 28 Jumlah Lain-lain Pendapatan yang Sah (24 s/d 26) , ,00 55,86% 29 JUMLAH PENDAPATAN ( ) , ,18 100,46% 30 BELANJA BELANJA OPERASI a. 32 Belanja Pegawai a. 1) , ,00 92,63% 33 Belanja Barang a. 2) , ,00 76,29% 34 Bunga Subsidi a. 3) , ,00 100,00% 36 Hibah a. 4) , ,00 88,68% 37 Bantuan Sosial a. 5) , ,00 73,07% 38 Jumlah Belanja Operasi ( 32 s/d 37 ) , ,00 87,96% 39 BELANJA MODAL b. 40 Belanja Tanah b. 1) , ,00 81,23% 41 Belanja Peralatan dan Mesin b. 2) , ,00 88,43% 42 Belanja Bangunan dan Gedung b. 3) , ,00 91,67% 43 Belanja Jalan,Irigasi dan Jaringan b. 4) , ,00 89,74% 44 Belanja Aset Tetap Lainnya b. 5) , ,00 93,31% 45 Jumlah Belanja Modal ( 40 s/d 44 ) , ,00 89,10% 46 BELANJA TAK TERDUGA c. 47 Belanja Tak Terduga c ,64-0,00% 48 Jumlah Belanja Tak Terduga (47) ,64-0,00% 49 TRANSFER d. 50 TRANSFER/BAGI HASIL KE DESA d. 51 Bagi Hasil Pajak Bagi Hasil Retribusi Bagi Hasil Pendapatan Lainnya d , ,00 96,89% 54 JUMLAH TRANSFER/BAGI HASIL KE DESA (50 s/d 52) , ,00 96,89% 55 JUMLAH BELANJA ( ) , ,00 87,60% 56 SURPLUS/(DEFISIT) ,18 3

4

5 3. Laporan Arus Kas Komparatif LAPORAN ARUS KAS PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember (dalam rupiah) No. Uraian Ref 1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi 5.3.a 2 Arus Masuk Kas 3 Pendapatan Pajak Daerah ,83 4 Pendapatan Retribusi Daerah ,00 5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - 6 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah ,39 7 Dana Bagi Hasil Pajak ,00 8 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam ,00 9 Dana Alokasi Umum ,00 10 Dana Alokasi Khusus ,00 11 Dana Otonomi Khusus - 12 Dana Penyesuaian ,00 13 Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi ,96 14 Pendapatan Bagi Hasil Lainnya - 15 Pendapatan Hibah ,00 16 Pendapatan Dana Darurat - 17 Pendapatan Lainnya ,00 18 Jumlah Arus Masuk Kas ( 3 s/d 17) ,18 19 Arus Kas Keluar 20 Belanja Pegawai ,00 21 Belanja Barang ,00 22 Bunga - 23 Subsidi ,00 24 Hibah ,00 25 Bantual Sosial ,00 26 Belanja Tak Terduga - 27 Belanja Hasil Pajak - 28 Belanja Hasil Retribusi - 29 Belanja Hasil Pendapatan Lainnya ,00 30 Jumlah Arus Kas Keluar ( 20 s/d 29 ) ,00 31 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi ( ) ,18 32 Arus Kas dari Aktivitas Investasi Non Keuangan 5.3.b 33 Arus Masuk Kas 34 Pendapatan Penjualan atas Tanah - 35 Pendapatan Penjualan atas Peralatan dan Mesin - 36 Pendapatan Penjualan atas Gedung dan Bangunan - 37 Pendapatan Penjualan atas Jalan, Irigasi dan Jaringan - 5

6

7 4. Catatan atas Laporan Keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah yang selanjutnya disebut Laporan Keuangan merupakan bagian dari Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Di samping itu ketentuan mengenai penyampaian Laporan Keuangan juga diatur dalam Pasal 31 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Pasal 56 Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Laporan Keuangan Tahun Anggaran ini merupakan perwujudan atas pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran, yang disusun dalam bentuk Peraturan Walikota (Perwako) tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kota Sungai Penuh Tahun Anggaran berpedoman pada ketentuan Pasal 298 ayat 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun Prinsip pokok dalam penyajian Laporan Keuangan yang tercantum dalam Perwako ini adalah: Menggambarkan informasi tentang pengelolaan keuangan daerah kepada pihak yang berkepentingan dalam hal ini masyarakat melalui DPRD. Laporan keuangan menyajikan perbandingan antara realisasi dan anggaran. Laporan menyajikan posisi Aset (kekayaan), Kewajiban (hutang), dan Ekuitas Dana pada akhir tahun anggaran. Menyajikan arus kas dari posisi awal tahun, mutasi penerimaan dan pengeluaran serta posisi akhir tahun. Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, tujuan Laporan Keuangan secara umum adalah memberikan informasi mengenai upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan: 1) Akuntabilitas Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan oleh masyarakat melalui DPRD kepada Pemerintah Daerah dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, melalui penyampaian laporan keuangan secara priodik. 7

8 2) Manajerial Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban dan ekuitas dana Pemerintah Daerah untuk kepentingan masyarakat. 3) Transparansi Menyediakan informasi keuangan yang terbuka bagi masyarakat dan pihakpihak yang berkepentingan berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban Pemerintah Daerah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatan pada peraturan perundangundangan guna mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance). 4) Keseimbangan antar generasi Membantu para pengguna dalam mengetahui apakah penerimaan Pemerintah Daerah pada periode pelaporan cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut. 1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan Penyusunan dan pelaporan Laporan Keuangan dalam Perwako diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan daerah antara lain: 1) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, khususnya bagian yang mengatur keuangan negara; 2) Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3) Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 4) Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 5) Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 6) Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah; 7) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan; 8) Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 9) Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 8

9 10) Peraturan Walikota Sungai Penuh Nomor 23 Tahun tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran; dan 11) Peraturan Walikota Sungai Penuh Nomor 57 Tahun tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Sungai Penuh Tahun Anggaran. 1.3 Sistematika Penulisan Catatan atas Laporan Keuangan Unsur Laporan Keuangan dalam Perwako ini menggunakan format sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, yaitu sebagai berikut: 1) Laporan Realisasi Anggaran Menyajikan informasi pertanggungjawaban Pemerintah Daerah atas pelaksanaan APBD pada akhir tahun anggaran yang menggambarkan perbandingan antara anggaran pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, dan pembiayaan dengan realisasinya dalam periode satu tahun. Penyajian Laporan Realisasi APBD terdiri dari anggaran Pendapatan, Belanja, Transfer, dan Pembiayaan beserta realisasinya yang disusun berdasarkan anggaran setelah perubahan. 2) Laporan Arus Kas Laporan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas selama satu tahun anggaran yang dikelompokkan berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas investasi aset non-keuangan, aktivitas pembiayaan dan aktivitas non anggaran. Aktivitas non anggaran yang membedakan saldo kas dengan sisa perhitungan anggaran berasal dari Perhitungan Fihak Ketiga (PFK). Saldo akhir kas terdiri atas sisa kas di Kas Daerah dan sisa kas pada Bendahara Pengeluaran (Sisa UYHD yang belum disetor per 31 Desember ), serta sisa kas pada Bendahara Penerimaan (bila terdapat unit swadana RSUD atau lainnya). 3) Neraca Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan pada akhir periode mengenai Aset (kekayaan), Hutang (kewajiban) dan Ekuitas Dana dari suatu entitas (untuk Tahun Anggaran posisi per 31 Desember ). Unsur yang dicakup dalam neraca terdiri atas Aset, Kewajiban, dan Ekuitas Dana. Masing-masing unsur didefinisikan sebagai berikut: 1) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan atau dimiliki oleh pemerintah daerah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang termasuk sumber daya non keuangan yang diperlukan 9

10 untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. 2) Kewajiban adalah kewajiban yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah. 3) Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara total aktiva dengan total kewajiban pemerintah daerah. 4) Merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan, yang memuat penjelasan naratif maupun rincian dari angka yang tercantum dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Di samping itu juga mencakup informasi mengenai kebijakan keuangan, pencapaian target APBD dan hal-hal lainnya. Catatan atas Laporan Keuangan dibuat untuk memudahkan pengguna dalam memahami Laporan Keuangan. Penjelasan lebih lanjut mengenai pos-pos Laporan Keuangan terdapat pada poin V. Penjelasan Pos-Pos Laporan Keuangan. 10

11 BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD 2.1 Ekonomi Makro Indikator makro bidang ekonomi dan sosial yang dipertimbangkan oleh Pemerintah Kota Sungai Penuh dalam pelaksanaan APBD Tahun Anggaran, di antaranya bersumber dari Badan Pusat Statistik. Sehubungan dengan belum terbentuknya BPS Kota Sungai Penuh, maka belum dapat disajikan data-data indikator makro, meliputi: 1) Pertumbuhan ekonomi tahun. 2) Struktur ekonomi tahun. 3) Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) per Kapita tahun dan total Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun. 4) Laju pertumbuhan penduduk dari tahun, tingkat pengangguran terbuka pada tahun, dan jumlah penduduk miskin yang pada tahun. 5) Tingkat melek huruf penduduk pada tahun. 6) Angka harapan hidup di tahun. 2.2 Kebijakan Keuangan Dalam menjalankan roda perekonomian dan pemerintahan di Kota Sungai Penuh untuk mewujudkan visi Mewujudkan Kota Sungai Penuh menjadi Kota Pusaka, pusat perdagangan, industri dan jasa, pendidikan, kebudayaan dan pariwisata puncak andalas Sumatra diperlukan kebijakan fiskal dan keuangan, baik dari sisi penerimaan maupun pengeluaran. Sebagai daerah pemekaran yang baru terbentuk tahun 2008 sebagaimana diatur dalam UU No. 25 Tahun 2008 tanggal 21 Juli 2008 tentang Pembentukan Kota Sungai Penuh di Provinsi Jambi. Kota Sungai Penuh dalam Tahun Anggaran belum mengeluarkan perangkat Peraturan Daerah mengenai Pendapatan Aslli Daerah (PAD) dari sumber pajak dan retribusi daerah. Sehingga belum disebutkan secara rinci mengenai jenis dan tarif masing-masing pajak dan retribusi daerah. Pada Tahun Anggaran ini pula, Pemerintah Kota Sungai Penuh belum menganggarkan (PAD) dari pajak dan retribusi daerah. Sehingga pada Tahun Anggaran penerimaan PAD jumlahnya belum signifikan untuk menopang belanja daerah dalam APBD, dan masih mengandalkan dukungan dana dari penerimaan transfer/bagi hasil dan Dana Alokasi Umum dari Pemerintah Pusat. Dari sisi pengeluaran, dalam Peraturan Walikota Sungai Penuh Nomor 23 Tahun tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran telah 11

12 ditetapkan sebagai batas tertinggi pengeluaran untuk tiap-tiap kegiatan agar terjadi efisiensi dan efektivitas kegiatan. Selanjutnya sebagai pelaksanaan ketentuan pasal 150 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, pada tahun belum disusun perangkat kebijakan yang menjadi dasar dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah dalam peraturan daerah karena belum terbentuknya DPRD Kota Sungai Penuh. Peraturan daerah tersebut nantinya akan disesuaikan dengan peraturan terbaru (antara lain Permendagri Nomor 59 Tahun 2008, PP Nomor 3 Tahun 2008, PP Nomor 38 Tahun 2008) dimana secara substansial mengatur halhal pokok yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah. Ketentuan secara rinci diatur lebih lanjut dalam Peraturan Kepala Daerah (antara lain akan disusun Kebijakan Akuntansi). 2.3 Indikator Pencapaian Target Kinerja APBD APBD Kota Sungai Penuh Tahun Anggaran ditetapkan dengan Peraturan Walikota Nomor 23 Tahun, yang selanjutnya diubah dengan Peraturan Walikota Nomor 57 Tahun tentang Perubahan APBD Kota Sungai Penuh Tahun Anggaran. Penyusunan APBD ini dilakukan dalam rangka penyelenggaraan fungsi pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat untuk mencapai tujuan bernegara. Upaya untuk mencapai tujuan bernegara dimaksud secara operasional dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang sekaligus bertindak selaku pusat pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah. APBD yang disusun ini telah menerapkan sistem anggaran berbasis kinerja, yakni mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja atau output dari perencanaan alokasi biaya atau input yang digunakan. Prinsip-prinsip anggaran berbasis kinerja ini secara operasional dituangkan dalam bentuk Anggaran Belanja Langsung, yakni belanja yang dipengaruhi secara langsung oleh adanya program/kegiatan yang direncanakan. Struktur APBD terdiri dari anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan. Khusus untuk belanja diklasifikasikan lebih lanjut ke dalam Belanja Operasi terdiri dari Belanja Pegawai;Barang;Subsidi;Hibah;Bantuan Sosial, Belanja Modal, Belanja Tak Terduga dan Belanja Transfer-Bagi Hasil Pendapatan Lainnya. Pelaporan kinerja operasional yang berdimensi keuangan pada Pemerintah Kota Sungai Penuh telah disajikan tersendiri dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), yang mengacu pada pedoman yang ditetapkan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) dengan Keputusan Nomor 239/IX/6/8/

13 Dalam LAKIP tersebut, dilaporkan aspek akuntabilitas kinerja, di mana esensi capaian kinerja yang dilaporkan merujuk pada sejauh mana visi, misi dan tujuan/sasaran strategis telah dicapai selama tahun. Di dalamnya antara lain diuraikan strategi dan sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan/sasaran strategis, tingkat efisiensi suatu program melalui pembandingan output dengan inputnya, serta tingkat efektivitas suatu program melalui pembandingan outcome dengan targetnya. 13

14 BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 3.1 Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan APBD Kota Sungai Penuh tahun anggaran, yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota Nomor 23 Tahun, terdiri dari anggaran pendapatan dan belanja masing-masing sebesar Rp ,00 dan Rp ,00 serta pembiayaan berupa penerimaan pembiayaan sebesar Rp0,00 dan pengeluaran pembiayaan sebesar Rp0,00. Melalui Perubahan APBD yang ditetapkan dengan Peraturan Walikota Nomor 57 Tahun maka anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan mengalami perubahan, yaitu anggaran pendapatan menjadi sebesar Rp ,00 anggaran belanja sebesar Rp ,00 penerimaan pembiayaan sebesar Rp0,00 dan pengeluaran pembiayaan menjadi sebesar Rp0,00. Secara garis besar, anggaran dan realisasi APBD Tahun Anggaran adalah sebagai berikut: No Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % 1 Pendapatan , ,18 100,46 2 Belanja , ,00 87,60 Surplus (Defisit) 0, ,18 ~ 3 Pembiayaan Penerimaan Pengeluaran 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 Pembiayaan Netto 0,00 0,00 0,00 SiLPA 0, ,18 ~ Berdasarkan Perhitungan APBD Tahun Anggaran sebagaimana tersebut di atas, kinerja keuangan Pemerintah Kota Sungai Penuh dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Pendapatan yang ditargetkan sebesar Rp ,00, dapat direalisasikan sebesar Rp ,18 atau % dari target. Di sisi lain, Belanja yang dianggarkan sebesar Rp ,00 direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 87,60 % dari anggaran. 2) Dengan demikian dari anggaran yang tidak surplus/(defisit) sebesar Rp0,00 dapat direalisasikan menjadi surplus sebesar Rp ,18. 3) Hal ini menunjukkan kinerja keuangan yang positif yakni dapat melampaui target pendapatan dan sekaligus menekan realisasi belanja (efisiensi). 14

15 BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI 4.1 Entitas Pelaporan Keuangan Daerah Entitas pelaporan dalam Laporan Keuangan ini adalah Pemerintah Kota Sungai Penuh, yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Sungai Penuh di Provinsi Jambi. 4.2 Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran; dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dana dalam Neraca. Basis Kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa lainnya tersebut terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan. 4.3 Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan 1) Pendapatan Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada Rekening Kas Umum Daerah. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). 2) Belanja Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atau pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan. 3) Surplus/Defisit Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defisit. 4) Pembiayaan Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Daerah. Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto. 15

16 Pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah. Selisih lebih/kurang antara penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos Pembiayaan Neto. 5) Aset Aset diakui pada saat diterima atau kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah. Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi Jangka Panjang, Aset Tetap, Dana Cadangan dan Aset Lainnya. 6) Kewajiban Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Kewajiban diklasifikasikan ke dalam Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban Jangka Panjang. 7) Ekuitas Dana Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan kewajiban jangka pendek. Ekuitas Dana Lancar terdiri dari SiLPA; Pendapatan yang Ditanguhkan; Cadangan Piutang; Cadangan Persediaan; dan Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah daerah yang tertanam dalam investasi jangka panjang, aset tetap, dan aset lainnya, dikurangi dengan kewajiban jangka panjang. Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah daerah yang dicadangkan untuk tujuan tertentu sesuai dengan peraturan perundangundangan 4.4 Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan yang Ada Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan Laporan Keuangan ini pada dasarnya berpedoman pada PP 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Kebijakan akuntansi yang diberlakukan khusus dalam tahun adalah belum dicatat penyusutan atas aset yang dimiliki Pemda. Belum dicatatnya penyusutan disebabkan belum adanya peraturan Kepala Daerah yang dapat dijadikan rujukan mengenai besaran, pengelompokan, dan metode penyusutan yang digunakan. 16

17 Kebijakan Akuntansi yang secara umum diterapkan dalam penyusunan Neraca per 31 Desember ini berpedoman pada PP 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dengan pokok-pokok kebijakan sebagai berikut: 1) Kas (1) Kas adalah alat pembayaran yang sah, yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah. (2) Kas di Kas Daerah merupakan saldo kas Pemerintah Daerah yang berada dalam pengelolaan Pemegang Kas Daerah, baik dalam bentuk tunai maupun pada Bank. (3) Kas di Bendahara Pengeluaran adalah kas dalam pengelolaan Bendahara Pengeluaran yang tidak dipergunakan lagi/dipertanggungjawabkan dan belum disetor ke Kas Daerah (sisa UYHD). 2) Piutang Pajak/Retribusi (1) Piutang dinilai sebesar nilai nominal. (2) Piutang diakui pada saat timbulnya hak atas piutang tersebut. Untuk Piutang Pajak/Retribusi Daerah yang diakui sebagai piutang bila sudah ada ketetapannya (SKP/SKPT/SKR). 3) Bagian Lancar dari Tagihan (1) Merupakan reklasifikasi dari tagihan penjualan angsuran jangka panjang dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang jatuh tempo tahun berikutnya atau yang telah jatuh tempo tetapi belum diselesaikan. (2) Bagian lancar piutang ini disajikan sebesar nilai nominal. 4) Piutang Lainnya (1) Merupakan piutang dana perimbangan yang menjadi hak Pemerintah Kota Sungai Penuh namun belum diterima sampai dengan berakhirnya tahun anggaran. (2) Piutang ini disajikan sebesar nilai nominal. 5) Persediaan (1) Persediaan adalah barang habis pakai yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. (2) Persediaan dicatat pada akhir tahun periode akuntansi dihitung berdasarkan hasil inventarisasi fisik persediaan. (3) Persediaan dinilai dalam neraca dengan cara : Harga pembelian terakhir apabila diperoleh dengan pembelian; Harga standar bila diperoleh dengan memproduksi sendiri; 17

18 Harga/nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi. 6) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah (1) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah pada BUMD dan lembaga lainnya menggambarkan jumlah yang dibayarkan oleh pemerintah daerah untuk penyertaan modal pada BUMD di dalam dan luar negeri serta lembaga lainnya. Investasi ini diadakan dengan maksud untuk mendapatkan manfaat ekonomis dan atau manfaat sosial dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. (2) Dana yang dipersiapkan untuk penyertaan modal pada periode akuntansi berikutnya, namun belum memperoleh pengesahan berupa Peraturan Daerah untuk diklasifikasikan sebagai Dana Cadangan, dicatat sebagai bagian dari kelompok penyertaan modal pemerintah daerah. (3) Dibukukan berdasarkan harga perolehan atau nilai nominal yang disetorkan, termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut. 7) Aset Tetap (1) Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Perolahan Aset Tetap bersumber dari sebagian atau seluruh dana APBD, baik melalui pembangunan, hibah atau donasi, pertukaran dengan aset lainnya dan dari sitaan atau rampasan. (2) Aset Tetap terdiri atas : Tanah Peralatan dan Mesin Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi dan Jaringan Aset Tetap Lainnya, dan Konstruksi Dalam Pengerjaan (3) Aset Tetap dinyatakan dalam neraca dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Apabila Aset Tetap dengan menggunakan nilai historis tidak memungkinkan, maka nilai Aset Tetap didasarkan pada harga perolehan yang diestimasi. (4) Aset Tetap Pemerintah Daerah dalam tahun belum dilakukan penyusutan. (5) Aset Tetap akan dihapuskan apabila dalam keadaan rusak berat, berlebih, usang, hilang dan sebagainya berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku. 18

19 (6) Aset Tetap yang diperoleh dari donasi diakui dalam periode berkenaan, yaitu pada saat aset tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah dan diukur berdasarkan nilai wajar dari harga pasar atau harga penggantinya pada saat diperoleh. (7) Aset Tetap yang diperoleh dari donasi diakui dalam periode berkenaan, yaitu pada saat aset tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah dan diukur berdasarkan nilai wajar dari harga pasar atau harga penggantinya pada saat diperoleh. 8) Dana Cadangan (1) Dana Cadangan adalah dana yang dibentuk untuk membiayai kebutuhan dana yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran. (2) Jumlah yang diklasifikasikan ke dalam kelompok Dana Cadangan dan peruntukannya ditetapkan dengan Peraturan Daerah. 9) Aset Lainnya (1) Aset Lainnya adalah Aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam Aset Lancar, Aset Tetap maupun Investasi Jangka Panjang. (2) Aset Lainnya diantaranya terdiri atas : Tagihan Penjualan Angsuran Tuntutan Ganti Rugi Kemitraan dengan Pihak Ketiga (Built Operate Transfer/BOT) Aset Tak Berwujud Aset Lainnya. (3) Aset Lainnya yang diperoleh melalui pembelian dinilai dengan harga perolehan. Dalam hal Tagihan Penjualan Angsuran dari hasil penjualan aset pemerintah, harga perolehan merupakan harga nominal dari kontrak. 10) Kewajiban Jangka Pendek (1) Kewajiban Jangka Pendek merupakan utang yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo dalam satu periode akuntansi. (2) Kewajiban Lancar diantaranya terdiri atas : Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Bagian Lancar Utang Jangka Panjang yang Jatuh Tempo Utang Jangka Pendek (3) Kewajiban Lancar dibukukan sebesar nilai nominal. Utang dalam valuta asing dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi. 19

20 11) Kewajiban Jangka Panjang (1) Kewajiban Jangka Panjang merupakan utang yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi. Utang Jangka Panjang dapat berasal dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Kota/Kota Lainnya, maupun lembaga keuangan bank dan bukan bank. (2) Utang Jangka Panjang diakui pada saat dana tersebut diterima dan dibukukan sebesar nilai nominal. Utang dalam valuta asing dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi. 12) Ekuitas Dana (1) Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara aset dengan utang pemerintah daerah. (2) Ekuitas Dana terdiri atas Ekuitas Dana Lancar, Ekuitas Dana Investasi dan Ekuitas Dana Cadangan. (3) Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara jumlah total nilai Aset Lancar dengan jumlah total nilai Kewajiban Jangka Pendek. (4) Ekuitas Dana Investasi merupakan selisih antara jumlah total nilai Investasi Jangka Panjang, Aset Tetap, dan Aset Lainnya dengan jumlah total nilai Kewajiban Jangka Panjang. (5) Ekuitas Dana Cadangan merupakan akumulasi dana yang disisihkan dalam Dana Cadangan guna membiayai kegiatan yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran. 20

21 BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN 5.1 Neraca Neraca merupakan salah satu Laporan Keuangan yang harus dibuat oleh Pemerintah Daerah sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun Laporan ini sangat penting artinya bagi manajemen Pemerintahan Daerah, bukan hanya untuk memenuhi kewajiban peraturan perundang-undangan yang berlaku, tetapi juga sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang terarah dalam rangka pengelolaan sumber-sumber daya dan keuangan yang dimiliki oleh daerah secara efisien dan efektif. Penjelasan Pos-Pos Neraca ASET Rp ,05 a. ASET LANCAR Rp ,05 (1) Kas di Kas Daerah Rp ,18 Kas di Kas Daerah per 31 Desember merupakan saldo rekening giro Kas Daerah per 31 Desember, yang terdapat pada: - Rekening Giro BPD Jambi Cabang Sungai Penuh: Nomor JUMLAH Rp ,18 Rp ,18 (2) Kas di Bendahara Pengeluaran Rp ,00 Kas di Bendahara Pengeluaran per tanggal 31 Desember merupakan sisa UYHD setelah dikurangi dengan pajak yang belum disetor sampai dengan tanggal 31 Desember. Rincian sisa kas di Bendahara Pengeluaran per SKPD dapat dilihat pada Lampiran-I. (3) Kas di Bendahara Penerimaan Rp ,87 Kas di Bendahara Penerimaan per 31 Desember merupakan penerimaan Pajak Galian C sebesar Rp ,87 dan SIPP sebesar Rp ,00 pada DPPKAD, penerimaan Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C sebesar Rp ,00 pada Dinas Pekerjaan Umum; penerimaan Retribusi Pelayanan Kesehatan pada puskesmas sebesar Rp ,00 yang terdiri dari Puskesmas Tanah Kampung sebesar Rp ,00; Puskesmas Kumun sebesar Rp ,00; Puskesmas Sungai Penuh sebesar Rp ,00; Puskesmas Rawang sebesar Rp ; Puskesmas Desa Gedang sebesar Rp ,00 yang belum disetor ke Kas Daerah per 31 Desember. (4) Piutang Lainnya Rp ,00 Piutang Lainnya per 31 Desember merupakan Pendapatan Hibah dari Kabupaten Kerinci berdasarkan UU Nomor 25 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Sungai Penuh di Provinsi Jambi sebesar 21

22 Rp ,00 dan Dana Bagi Hasil Provinsi sebesar Rp ,00 yang terdiri dari Bagi Hasil Pajak Kendaraan Bermotor sebesar Rp ,00; Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor sebesar Rp ,00; Bagi Hasil Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor sebesar Rp ,00 dan Bagi Hasil Pajak Air Permukaan sebesar Rp ,00. (5) Persediaan Rp ,00 Jumlah tersebut merupakan saldo persediaan barang habis pakai per 31 Desember yang terdiri atas: a. Persediaan ATK Rp ,00 b. Obat dan Alat Kesehatan Rp ,00 c. Benda Berharga Rp ,00 d. Bahan dan Material Rp ,00 Jumlah Rp ,00 Atas persediaan tersebut diketahui hal-hal sebagai berikut: a. Terdapat persediaan obat berdasarkan LPLPO pada 5 puskesmas di Kota Sungai Penuh per 31 Desember sebanyak 203 jenis obat dengan jumlah item tidak dapat diketahui secara langsung nilai obat-obatan tersebut; b. Terdapat bibit Surian sebanyak 950 kg, Mahoni sebanyak 4.090kg, Durian sebanyak 198kg dan Petai sebanyak 31kg dipersemaian untuk ditumbuhkembangkan dan dibagikan kepada masyarakat untuk penghijuan hutan pada Dinas Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan tidak dapat diketahui secara langsung nilai bibit-bibit tersebut; c. Terdapat pakan Itik sebanyak 2.400kg dengan harga perolehan Rp ,00, persediaan bibit tanaman Kopi sebanyak 10kg dengan harga perolehan Rp ,00 dan bibit tanaman cengkih sebanyak 7kg dengan harga perolehan sebesar Rp ,00 yang tidak dilaporkan ke DPPKAD. b. INVESTASI JANGKA PANJANG Rp ,00 (1) Investasi Non Permanen Rp ,00 a) Investasi Non Permanen Lainnya Rp ,00 Investasi Jangka Panjang per tanggal 31 Desember merupakan Saldo Investasi Non Permanen Lainnya atas Itik yang digulirkan kepada peternak oleh Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan sebesar Rp ,00 sebanyak 20 lusin itik dengan harga perlusin Rp ,00. 22

23 c. ASET TETAP Rp ,00 Aset Tetap yang dicatat dalam neraca per 31 Desember adalah Aset Tetap yang berasal dari pengadaan tahun dan pengadaan tahun 2008 yang menggunakan pendapatan hibah dari Pemerintah Kabupaten Kerinci. Sedangkan Aset Tetap yang diperoleh sebelum tahun 2008 belum dapat dicatat kedalam neraca per 31 Desember karena belum ada serah terima dari Pemerintah Kabupaten Kerinci kepada Pemerintah Kota Sungai Penuh. (1) Tanah Rp ,00 Jumlah tersebut merupakan nilai Tanah yang dimiliki Pemerintah Kota Sungai Penuh, dengan rincian sebagai berikut: - Belanja Modal TA Rp ,00 - Jumlah nilai Tanah per 31 Desember Rp ,00 Jumlah tersebut merupakan nilai Tanah Pemerintah Kota Sungai Penuh per 31 Desember. (2) Peralatan dan Mesin Rp ,00 Jumlah tersebut merupakan nilai Peralatan dan Mesin yang dimiliki Pemerintah Kota Sungai Penuh, dengan rincian sebagai berikut: - Belanja Modal tahun Rp ,00 - Aset Tetap dari Pendapatan Hibah tahun 2008 Rp ,00 - Koreksi tambah kurang Rp ,00 - Jumlah nilai Peralatan dan Mesin per 31 Desember Rp ,00 (3) Gedung dan Bangunan Rp ,00 Jumlah tersebut merupakan nilai Gedung dan Bangunan yang dimiliki Pemerintah Kota Sungai Penuh, dengan rincian sebagai berikut: - Belanja Modal Tahun Rp ,00 - Koreksi tambah kurang termasuk reklasifikasi Gedung dan Bangunan Kota Sungai Penuh ke Aset Lainnya disebabkan adanya rehabilitasi sedang/berat dan pembangunan atas Gedung dan Bangunan tersebut yang masih berstatus milik Kabupaten Kerinci dan belum diserahterimakan kepada Kota Rp ( ,00) 23

24 Sungai Penuh per 31 Desember sebesar Rp ,00 - Jumlah nilai Gedung dan Bangunan per 31 Desember Rp ,00 (4) Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp ,00 Jumlah tersebut merupakan nilai Jalan, Irigasi, Jaringan yang dimiliki Pemerintah Kota Sungai Penuh, dengan rincian sebagai berikut : - Belanja Modal Tahun Rp ,00 - Koreksi kurang reklasifikasi Jalan, Irigasi dan Jaringan Kota Sungai Penuh ke Aset Lainnya disebabkan adanya rehabilitasi dan pembangunan Jalan, Irigasi dan Jaringan di atas lahan yang masih berstatus milik Kabupaten Kerinci yang belum diserahterimakan oleh Pemerintah Kabupaten Kerinci kepada Kota Sungai Penuh per 31 Desember - Jumlah nilai Jalan, Irigasi dan Jaringan per 31 Desember Rp ( ,00) Rp ,00 (5) Aset Tetap Lainnya Rp ,00 Jumlah tersebut merupakan nilai aset tetap lainnya per 31 Desember yang dimiliki Pemerintah Kota Sungai Penuh, dengan rincian sebagai berikut: - Belanja Modal Tahun Rp ,00 - Pengadaan Aset Tetap dari Pendapatan Hibah tahun 2008 Rp ,00 - Koreksi tambah kurang termasuk reklasifikasi atas Gedung dan Bangunan serta Jalan, Irigasi dan Instalasi karena adanya rehabilitasi aset yang masih berstatus milik Kabupaten Kerinci dan pembangunan di atas lahan milik kabupaten Kerinci yang belum diserahterimakan oleh Pemerintah Kabupaten Kerinci kepada Kota Sungai Penuh per 31 Desember Rp ,00 24

25 sebesar Rp ,00 - Jumlah nilai aset tetap lainnya per Rp ,00 (6) Konstruksi Dalam Pengerjaan Rp ,00 Saldo Konstruksi Dalam Pengerjaan per 31 Desember sebesar Rp ,00 merupakan jumlah keseluruhan biaya yang dibayarkan untuk perolehan aset tetap berupa Gedung dan Bangunan atas pembangunan Kantor Walikota Sungai Penuh yang sampai dengan 31 Desember masih dalam proses pengerjaan/pembangunan. d. DANA CADANGAN Rp0,00 (1) Dana Cadangan Rp0,00 Dana Cadangan merupakan alokasi dana yang dicadangkan Pemerintah Daerah untuk tujuan tertentu (seperti pembangunan/belanja modal yang memerlukan dana beberapa tahun anggaran/multi years) dan dibahas bersama DPRD untuk ditetapkan sebagai Peraturan Daerah. Dalam tahun tidak terdapat dana cadangan yang dialokasikan oleh Pemerintah Kota Sungai Penuh. e. ASET LAINNYA Rp0,00 Dalam tahun tidak terdapat aset milik Pemerintah Kota Sungai Penuh yang termasuk dalam kelompok Aset Lainnya KEWAJIBAN a. KEWAJIBAN JANGKA PENDEK Rp ,00 (1) Utang Jangka Pendek Lainnya Rp ,00 Berupa Jaminan Pemeliharaan sebesar 5% pada Dinas Pekerjaan Umum yang dibayarkan Tahun Anggaran 2010 atas pekerjaan fisik yang dilakukan Tahun Anggaran EKUITAS DANA Rp ,05 a. EKUITAS DANA LANCAR Rp ,05 Jumlah tersebut merupakan selisih antara Aset Lancar dengan Kewajiban Jangka Pendek. Kelompok Ekuitas Dana Lancar ini terdiri dari: (1) Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) Rp ,18 (2) Pendapatan yang ditangguhkan Rp ,87 25

26 (3) Cadangan untuk Piutang Rp ,00 (4) Cadangan untuk Persediaan Rp ,00 (5) Dana yg Hrs Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek Rp( ,00) JUMLAH Rp ,05 b. EKUITAS DANA INVESTASI Rp ,00 Jumlah tersebut merupakan kekayaan Pemerintah Daerah yang tertanam dalam Investasi Jangka Panjang, Aset Tetap, dan Aset Lainnya, dikurangi dengan Kewajiban Jangka Panjang. Ekuitas ini terdiri dari: (1) Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang Rp ,00 (2) Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Pendek Rp 0,00 (3) Diinvestasikan dalam Aset Tetap Rp ,00 (4) Diinvestasikan dalam Aset Lainnya Rp 0,00 (5) Dana yg Hrs Disediakan utk Pembayaran Hutang Jangka Panjang JUMLAH Rp 0,00 Rp ,00 Pengungkapan Atas Pos-Pos Aset dan Kewajiban yang Timbul Sehubungan Dengan Penerapan Basis Akrual Atas Pendapatan dan Belanja Pemerintah Kota Sungai Penuh dalam menyusun Laporan Keuangan Tahun Anggaran menggunakan basis kas untuk pengakuan pendapatan dan belanja. Dengan demikian tidak terdapat Aset dan Kewajiban yang timbul akibat penerapan basis akrual, sehingga tidak perlu dilakukan rekonsiliasi dari basis akrual ke basis kas. 26

27 5.2. Penjelasan Pos-Pos Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan Rp ,18 Pendapatan Daerah Tahun yang dianggarkan dalam APBD setelah Perubahan adalah sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,18 atau 100,46%. Sesuai susunan APBD setelah perubahan, maka perhitungan pendapatan terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Transfer, dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah, dengan uraian sebagai berikut: a. Pendapatan Asli Daerah Rp ,22 1) Pendapatan Asli Daerah (PAD) ditargetkan sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,22 atau 293,76% dari target/anggarannya. 2) Dengan realisasi tersebut, kontribusi PAD terhadap total Pendapatan adalah sebesar 1,66%. 3) Penerimaan terkecil berasal dari Hasil Retribusi Daerah yakni dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau ~% dari target/anggaran yang belum ditetapkan (nihil). Dengan realisasi tersebut, kontribusi Hasil Retribusi Daerah terhadap total PAD adalah sebesar 10,80%. 4) Sedangkan penerimaan terbesar berasal dari Lain-Lain PAD yang Sah, yakni dengan realisasi sebesar Rp ,39 atau 228,86% dari target/anggaran yang ditetapkan sebesar Rp ,00. Dengan realisasi tersebut, kontribusi Lain-Lain PAD yang Sah terhadap total PAD adalah sebesar 77,91%. Rincian atas PAD Tahun Anggaran beserta kontribusinya terhadap total PAD sebagai berikut: No. Uraian Anggaran Realisasi % Thd. Anggaran % Thd. PAD a) Pajak Daerah 0, ,83 ~ 11,29 b) Retribusi Daerah 0, ,00 ~ 10,80 c) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan (Laba BUMD) 0,00 0,00 ~ 0,00 d) Lain-Lain PAD yang Sah , ,39 228,86 77,91 Jumlah PAD , ,22 293,76 100,00 Uraian dari masing-masing sumber penerimaan PAD adalah sebagai berikut : a) Pajak Daerah Rp ,83 Rincian anggaran dan realisasi Pajak Daerah beserta persentase pencapaian realisasi terhadap anggaran dan persentase kontribusi 27

28 masing-masing jenis Pajak Daerah terhadap total Pajak Daerah adalah sebagai berikut: No Uraian Anggaran Realisasi % Thd Anggaran % thd Total Pajak Daerah (1) Pajak Restoran 0, ,00 ~ 27,93 (2) Pajak Reklame 0, ,00 ~ 7,07 (3) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C 0, ,83 ~ 65,00 Jumlah Pajak Daerah 0, ,83 ~ 100,00 b) Retribusi Daerah Rp ,00 Rincian anggaran dan realisasi retribusi daerah beserta persentase pencapaian realisasi terhadap anggaran dan persentase kontribusi masing-masing jenis retribusi daerah terhadap total retribusi daerah adalah sebagai berikut: No. Uraian Anggaran Realisasi % Thd Angga- Ran % Thd Total Retribusi Daerah (1) Retribusi Jasa Umum: 0, ,00 ~ 20,00 (a) Retribusi Pelayanan Kesehatan 0, ,00 ~ 14,16 (b) Retribusi Leges 0, ,00 ~ 5,84 (2) Retribusi Jasa Usaha: 0, ,00 Retribusi Rumah Potong Hewan 0, ,00 ~ 0,44 (3) Retribusi Perizinan Tertentu: 0, ,00 ~ ~ 0,44 79,56 (a) Retribusi Izin Mendirikan Bangunan 0, ,00 ~ 22,82 (b) Retribusi Izin Gangguan 0, ,00 ~ 0,18 (c) Retribusi Penyediaan Dokumen Lelang Pekerjaan 0, ,00 ~ 5,04 (d) Retribusi Surat Izin Usaha Perdagangan dan Tanda Daftar 0, ,00 ~ 0,30 Perusahaan (e) Retribusi SIPP 0, ,00 ~ 49,84 (f) Retribusi Surat Izin Tempat Usaha 0, ,00 ~ 1,38 Jumlah Retribusi Daerah 0, ,00 ~ 100,00 c) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Rp 0,00 Tidak terdapat anggaran dan realisasi dari Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan selama tahun. 28

29 d) Lain - lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah Rp ,39 Lain-lain Pendapatan Yang Sah dianggarkan sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,39 atau 228,86%. Rincian Lain-lain Pendapatan yang Sah dan kontribusi setiap komponen penerimaan adalah sebagai berikut: No. Uraian Anggaran Realisasi % Thd % Thd Total Anggaran LLPAD 1) Jasa Giro Kas Daerah , ,39 214,88 93,89 2) Pendapatan dari Pengembalian Kelebihan 0, ,00 ~ 6,11 Jumlah Lain-Lain Pendapatan yang Sah , ,39 228,86 100,00 Realisasi pendapatan dari pengembalian lain-lainya sebesar Rp ,00 tersebut di atas, terdiri atas: 1. Pengembalian temuan sebesar Rp ,00; 2. Pendapatan dari pengembalian lain-lain sebesar Rp ,00. Atas akun tersebut diketahui terdapat pengembalian belanja pada tahun berjalan sebesar Rp ,00 yang tidak dapat ditelusuri. b. Pendapatan Transfer Rp ,96 1) Pendapatan Transfer ditargetkan sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,96 atau 103,78% dari target/anggarannya, terdiri dari: Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan Rp ,00 Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya Rp ,00 Transfer Pemerintah Provinsi Rp ,96 2) Dengan realisasi tersebut, kontribusi Pendapatan Transfer terhadap total Pendapatan sebesar 93,23%. 3) Penerimaan terkecil berasal dari Dana Alokasi Khusus (DAK) yakni sebesar Rp ,00 atau 100% dari target/anggaran sebesar Rp ,00. Dengan realisasi tersebut, kontribusi DAK terhadap Total Dana Perimbangan adalah sebesar 3,58%. 4) Penerimaan terbesar berasal dari Dana Alokasi Umum (DAU), yaitu Rp ,00 atau sebesar 100% dari target/anggarannya. Dengan realisasi tersebut, kontribusi DAU terhadap Total Dana Perimbangan sebesar Rp ,00 adalah sebesar 56,31%. 29

30 5) Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya untuk tahun belum dianggarkan, namun memiliki realisasi sebesar Rp ,00 yang berasal dari Dana Penyesuaian ( ), yang memberikan kontribusi terhadap total Pendapatan sebesar 4,41%. 6) Transfer Pemerintah Provinsi berupa Pendapatan Bagi Hasil Pajak sebesar Rp ,96 atau 74,21% dari anggaran sebesar Rp ,00. Adapun dengan rincian dari Pendapatan Transfer adalah sebagai berikut: No Uraian Anggaran Realisasi %-tase Thd (Rp) (Rp) Anggaran (1) Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan (a) Dana Bagi Hasil Pajak Pajak Bumi & Bangunan (PBB) , ,00 69,98 Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan , ,00 82,77 Pajak Penghasilan Orang Pribadi (PPh 21) , ,00 184,02 Jumlah Dana Bagi Hasi Pajak , ,00 78,83 (b) Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam Provisi Sumber Daya Hutan , ,00 40,00 Pungutan Hasil Perikanan , ,00 57,73 Pertambangan Minyak Bumi , ,00 82,21 Pertambangan Gas Bumi , ,00 146,60 Pertambangan Umum , ,00 40,00 Jumlah Bagi Hasil Pajak/Sumber Daya Alam , ,00 114,02 (c) Dana Alokasi Umum , ,00 100,00 (d) Dana Alokasi Khusus , ,00 100,00 Jumlah Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan , ,00 100,74 (2) Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya Dana Penyesuaian 0, ,00 0,00 (3) Transfer Pemerintah Provinsi Pendapatan Bagi Hasil Provinsi 0, ,96 0,00 Total Dana Perimbangan , ,96 103,78 c. Lain-lain Pendapatan Yang Sah Rp ,00 Lain-lain Pendapatan yang Sah dianggarkan sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau 55,86% dari target anggaran. Dengan realisasi tersebut, kontribusi Lainlain Pendapatan yang Sah terhadap total Pendapatan sebesar 5,11%. Terdiri dari: Pendapatan Hibah Pendapatan Lainnya Rp ,00 Rp ,00 Dengan realisasi tersebut, kontribusi Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terhadap total Pendapatan sebesar 5,11%. 30

31 Rincian Lain-lain Pendapatan yang Sah Tahun Anggaran adalah sebagai berikut: No 1) Uraian Pendapatan Hibah dari Pemerintah Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Thd Anggaran , ,00 40,00 2) Bantuan Keuangan Dari Provinsi , ,00 100,00 Jumlah , ,00 55, Belanja Rp ,00 Belanja Daerah Tahun yang dianggarkan dalam APBD setelah Perubahan adalah Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau 92,66%. Adapun rincian belanja adalah sebagai berikut: a. Belanja Operasi Rp ,00 Rincian lebih lanjut atas Belanja Operasi meliputi Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Bunga, Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bantuan Keuangan, adalah sebagai berikut: Belanja Pegawai Belanja Barang Rp ,00 Rp ,00 Belanja Subsidi Rp ,00 Belanja Hibah Rp ,00 Belanja Bantuan Sosial Rp ,00 Belanja Belanja Operasi dianggarkan sebesar Rp ,46 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau 87,96% dari anggaran, dengan rincian dan penjelasan sebagai berikut: No. Anggaran Realisasi % Jenis Belanja (Rp) (Rp) Realisasi 1) Belanja Pegawai , ,00 92,63 2) Belanja Barang , ,00 76,29 3) Belanja Subsidi , ,00 100,00 4) Belanja Hibah , ,00 88,68 5) Belanja Bantuan , ,00 73,07 Sosial Jumlah , ,00 87,96 1) Belanja Pegawai Rp ,00 Dipergunakan untuk membayar Gaji Pokok PNS, Tunjangan Keluarga, Tunjangan Jabatan, Tunjangan Fungsional, Tunjangan 31

32 Umum, Tunjangan Beras, Tunjangan PPh, Pembulatan Gaji, Iuran Asuransi Kesehatan kepada Pegawai Negeri Sipil seluruh SKPD se- Kota Sungai Penuh, Gaji dan Tunjangan Pejabat Negara, Tambahan Penghasilan PNS Berdasarkan Beban Kerja, Belanja Penerimaan Lainnya Pimpinan dan Anggota DPRD serta KDH/WKDH berupa Belanja Penunjang Operasional Pimpinan DPRD, Belanja Penunjang Komunikasi Insentif Pimpinan dan Anggota DPRD, dan Belanja Penunjang Operasional KDH/WKDH. Selama tahun Belanja Pegawai untuk PNS dan Pejabat Negara terealisasi sebesar Rp ,00 atau 92,63% dari anggaran sebesar Rp ,56. 2) Belanja Barang Rp ,00 Belanja Barang dan Jasa, dipergunakan untuk biaya rutinitas perkantoran yang berkaitan dengan barang/jasa, seperti pembelian barang habis pakai, biaya jasa kantor, biaya pakaian dinas, biaya pemeliharaan, belanja perjalanan dinas dalam daerah dan luar daerah dan lainnya. Selama tahun Belanja Barang terealisasi sebesar Rp ,00 atau 76,29% dari anggaran sebesar R ,90. 3) Belanja Subsidi Rp ,00 Dipergunakan untuk belanja subsidi Raskin dan belanja subsidi Jamkesda. Selama tahun, Belanja Subsidi terealisasi sebesar Rp ,00 atau 100% dari anggaran sebesar Rp ,00, terdiri atas Subsidi Raskin sebesar Rp ,00, dan Belanja Subsidi Jamkesda sebesar Rp ,00. 4) Belanja Hibah Rp ,00 Dipergunakan untuk belanja hibah kepada Pemerintah Desa dan belanja hibah kepada Badan/Lembaga/Organisasi Swasta. Selama tahun, Belanja Hibah terealisasi sebesar Rp ,00 atau 88,68% dari anggaran sebesar Rp ,00, terdiri atas belanja hibah kepada Pemerintah Desa sebesar Rp ,00 dan belanja hibah kepada Badan/Lembaga/Organisasi Swasta sebesar Rp ,00. 32

33 5) Belanja Bantuan Sosial Rp ,00 Dipergunakan untuk belanja sosial Organisasi Kemasyarakatan. Belanja Bantuan Sosial selama tahun dipergunakan untuk Bantuan Sosial Kemasyarakatan, Bantuan Kegiatan Keagamaan, Bantuan Rumah Ibadah, Bantuan Organisasi Profesi dan Bantuan Partai Politik, dengan jumlah realisasi sebesar Rp ,00 atau 73,07% dari jumlah anggaran sebesar Rp ,00 sebagai berikut: Belanja Bantuan social Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi - Kaum Empat Jenis - Panti Asuhan - LPTQ - Guru Pengajian - Tempat Ibadah - Org. Sosial Lainnya - LSM - TKHD/TPHD - Organisasi Wanita , , , , , , , , ,00 0, , , , , ,00 0,00 0, ,00 00,00 72,70 100,00 100,00 15,00 64,75 0,00 0,00 100,00 Jumlah , ,00 73,07 b. Belanja Modal Rp ,00 Realisasi Belanja Modal Rp ,00, atau 89,10% dari anggaran sebesar Rp ,90, meliputi Belanja Tanah, Belanja Peralatan dan Mesin, Belanja Bangunan dan Jaringan, Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan, dan Belanja Aset tetap lainnya. Rincian anggaran dan realisasi Belanja Modal adalah sebagai berikut: No. Belanja Modal Anggaran Realisasi % (Rp) (Rp) Realisasi 1) Tanah , ,00 81,23 2) Peralatan dan Mesin , ,00 88,43 3) Gedung dan Bangunan , ,00 91,67 4) Jalan, Irigasi dan Jaringan , ,00 89,74 5) Aset Tetap Lainnya , ,00 93,31 Jumlah , ,00 89,10 Atas Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan disajikan sebesar Rp ,00 didalamnya terdapat realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan pada Dinas Pekerjaan Umum sebesar Rp ,00 yang digunakan untuk belanja atas pekerjaan pengecatan Kantor DPRD Kota Sungai Penuh yang merupakan Gedung Islamic Centre milik Pemerintah Kabupaten Kerinci. c. Belanja Tak Terduga Rp 0,00 Belanja Tak Terduga dianggarkan Rp ,64, namun tidak ada realisasinya. 33

34 d. Belanja Transfer-Bagi Hasil Pendapatan Lainnya Rp ,00 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemerintahan Desa Selama tahun dipergunakan untuk Alokasi Dana Desa (ADD), Penghasilan Tetap Aparat Pemerintah Desa, Premi Asuransi Aparat Pemerintah Desa, dan Dana Bantuan Pemilihan Kepala Desa, dengan jumlah realisasi sebesar Rp ,00 atau 96,89% dari anggaran sebesar Rp ,00, dengan rincian sebagai berikut: Belanja Transfer-Bagi Hasil ke Desa Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi - Alokasi Dana Desa - Penghasilan Tetap Aparat Pemerintah Desa - Premi Asuransi Aparat Pemerintah Desa - Dana Bantuan Pemilihan Kepala Desa , , , , , ,00 0, ,00 94,00 100,00 0,00 20,00 Jumlah , ,00 96, Ringkasan Perhitungan Pembiayaan a. Penerimaan pembiayaan Penerimaan pembiayaan dimaksudkan untuk menutup defisit anggaran, dimana anggaran pendapatan lebih kecil bila dibandingkan dengan anggaran belanja dan atau memanfaatkan surplus realisasi APBD tahun sebelumnya guna membiayai pengeluaran pembiayaan. Dalam tahun anggaran, Penerimaan Pembiayaan belum dianggarkan sehingga belum ada realisasinya. b. Pengeluaran Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan merupakan upaya pemanfaatan surplus realisasi anggaran tahun sebelumnya. Dalam tahun anggaran, Pengeluaran Pembiayaan belum dianggarkan sehingga belum ada realisasinya. Perhitungan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Berpedoman pada ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, maka Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran/Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebagai berikut : - Realisasi Surplus/(Defisit) Rp ,18 - Realisasi Pen. Pembiayaan Rp Realisasi Peng.Pembiayaan Rp 0,00 - Pembiayaan Neto Rp 0,00 - SiLPA TA. Rp ,18 34

35 5.3. Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas bertujuan memberikan informasi mengenai sumber dan penggunaan kas dan setara kas selama suatu periode akuntansi, serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Laporan ini menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode tertentu, yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas investasi aset non-keuangan, aktivitas pembiayaan, dan aktivitas non-anggaran. Dalam laporan arus kas tergambar pergerakan kas masuk dan kas keluar sehingga saldo awal kas per 1 Januari sebesar Rp 0,00 menjadi saldo akhir kas per 31 Desember sebesar Rp ,18 yang berasal dari transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dalam tahun, dengan uraian sebagai berikut: 1. Saldo awal kas per 1 Januari sebesar Rp 0,00 terdiri dari : a. Saldo kas daerah pada Bendahara Umum Daerah Rp 0,00 b. Kas Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Rp 0,00 c. Saldo UYHD pada Pemegang Kas SKPD Rp 0,00 Jumlah Rp 0,00 2. Arus kas masuk selama periode laporan (1 Januari sampai dengan 31 Desember ) sebesar Rp ,22 terdiri dari : a. Dari aktivitas operasi Rp ,18 b. Dari aktivitas investasi aset non-keuangan Rp 0,00 c. Dari aktivitas pembiayaan Rp 0,00 d. Dari aktivitas non-anggaran (PFK) Rp ,04 Jumlah Rp ,22 3. Arus kas keluar selama periode laporan (1 Januari sampai dengan 31 Desember ) sebesar Rp ,04 terdiri dari : a. Dari aktivitas operasi Rp ,00 b. Dari aktivitas investasi aset non-keuangan Rp ,00 c. Dari aktivitas pembiayaan Rp 0,00 d. Dari aktivitas non-anggaran (PFK/pajak Rp ,04 negara) Jumlah Rp ,04 35

36 4. Saldo akhir kas per 31 Desember sebesar Rp ,18 terdiri dari: a. Saldo Kas Daerah pada Bendahara Umum Daerah Rp ,18 b. Saldo UYHD pada Bendahara Pengeluaran Rp ,00 SKPD Jumlah Rp ,18 Penjelasan lebih lanjut atas Laporan Arus Kas Pemerintah Kota Sungai Penuh Tahun Anggaran diuraikan sebagai berikut: a. Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus kas bersih aktivitas operasi merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam menghasilkan kas yang cukup untuk membiayai aktivitas operasionalnya di masa yang akan datang tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Arus Kas dari Aktivitas Operasi menjelaskan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas untuk kegiatan operasional pemerintahan selama satu periode akuntansi (tahun anggaran). Aktivitas operasi sepanjang tahun menunjukkan kenaikan arus kas bersih sebesar Rp ,18 dengan rincian sebagai berikut: Arus Kas Masuk dari Aktivitas Operasi Rp ,18 Arus Kas Keluar dari Aktivitas Operasi Rp ,00 Kenaikan / (Penurunan) Arus Kas Bersih Rp ,18 Keadaan tersebut menunjukkan pemerintah dalam tahun anggaran berjalan dapat mendanai pengeluaran aktivitas operasi dari penerimaannya. Arus Kas Masuk dari Aktivitas Operasi selama Tahun Anggaran sebesar Rp ,18 terdiri dari: Pendapatan Pajak Daerah Rp ,83 Pendapatan Retribusi Daerah Rp ,00 Lain-lain PAD yang sah Rp ,39 Dana Bagi Hasil Pajak Rp ,00 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Rp ,00 Dana Alokasi Umum Rp ,00 Dana Alokasi Khusus Rp ,00 36

37 Dana Penyesuaian Pendapatan Bagi Hasil Pajak Provinsi Pendapatan Hibah Rp , , ,00 Pendapatan Lainnya Rp ,00 Arus Kas Masuk dari Aktivitas Operasi Rp ,18 Arus Kas Keluar dari Aktivitas Operasi selama Tahun Anggaran sebesar Rp ,00 terdiri dari: Belanja Pegawai Rp ,00 Belanja Barang Rp ,00 Subsidi Rp ,00 Hibah Rp ,00 Bantuan Sosial Rp ,00 Belanja Hasil Pendapatan Lainnya Rp ,00 Arus Kas Keluar dari Aktivitas Operasi Rp ,00 b. Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset Non-Keuangan Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset Non-Keuangan menjelaskan aktivitas investasi aset non-keuangan yang mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan atau pelepasan sumberdaya ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan pemerintah pada masyarakat di masa yang akan datang. Aktivitas Investasi Aset Non-Keuangan sepanjang tahun menunjukkan penurunan arus kas bersih sebesar Rp ,00 dengan rincian sebagai berikut: Arus Kas Masuk dari Aktivitas Investasi Aset Non Rp 0,00 Keuangan Arus Kas Keluar dari Aktivitas Investasi Aset Non- Keuangan Rp ,00 Kenaikan/(Penurunan) Arus Kas Bersih (Rp ,00) Keadaan tersebut menunjukkan bahwa pemerintah dalam tahun anggaran berjalan belum mampu mendanai seluruh pengeluaran aktivitas investasi non-keuangan dari penerimaannya. Arus Kas Keluar dari Aktivitas Investasi Aset Non-Keuangan selama Tahun Anggaran sebesar Rp ,00 tersebut merupakan realisasi Belanja Modal dengan rincian sebagai berikut: 37

38 Belanja Tanah Rp ,00 Belanja Peralatan dan Mesin Rp ,00 Belanja Gedung dan Bangunan Rp ,00 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan Rp ,00 Belanja Aset Tetap Lainnya Rp ,00 Arus Kas Keluar dari Aktivitas Investasi Aset Non-Keuangan Rp ,00 c. Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan Arus kas dari aktivitas pembiayaan mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto sehubungan dengan pendanaan defisit atau penggunaan surplus anggaran yang bertujuan untuk memprediksi klaim pihak lain terhadap arus kas pemerintah dan klaim pemerintah terhadap pihak lain di masa yang akan datang. Selama Tahun Anggaran tidak terdapat transaksi dari Aktivitas pembiayaan. d. Arus Kas dari Aktivitas Non-Anggaran Arus kas dari aktivitas non-anggaran mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan pemerintah daerah. Arus Kas dari Aktivitas Non-Anggaran sepanjang tahun adalah sebagai berikut: Arus Kas Masuk dari Aktivitas Non-Anggaran Rp ,04 Arus Kas Keluar dari Aktivitas Non-Anggaran Rp ,04 Kenaikan Arus Kas Bersih Rp 0,00 Arus Kas Masuk dari Aktivitas Non-Anggaran selama Tahun Anggaran sebesar Rp ,91 terdiri dari: penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Rp ,00 Penerimaan Dana Hibah Tahun Anggaran 2008 Rp ,04 Arus Kas Masuk dari Aktivitas Non Anggaran Rp ,04 Arus Kas Keluar dari Aktivitas Non Anggaran selama Tahun Anggaran sebesar Rp ,04 terdiri dari: penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) Rp ,00 Penerimaan Dana Hibah Tahun Anggaran 2008 Rp ,04 Arus Kas Keluar dari Aktivitas Non Anggaran Rp ,04 38

39 BAB VI PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN 6.1. Domisili dan Bentuk Hukum Entitas Secara geografis, Kota Sungai Penuh terletak antara sampai Lintang Selatan dan antara sampai Bujur Timur dan merupakan dataran tinggi berbukit-bukit dan dikelilingi gunung-gunung dan hutan lebat dengan ketinggian m dpl. Keadaan topografi tersebut menyebabkan Kota Sungai Penuh memilliki iklim sejuk dan nyaman, dengan batasbatas sebagai berikut : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Kerinci; Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kerinci; Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Pesisir Selatan; dan Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kerinci. Secara administrasi, Kota Sungai Penuh terdiri dari lima Kecamatan : Kecamatan Sungai Penuh Kecamatan Hamparan Rawang Kecamatan Pesisir Bukit Kecamatan Kumun Debai Kecamatan Tanah Kampung Kota Sungai Penuh adalah kota yang baru saja berdiri yang merupakan salah satu dari 11 kabupaten/kota di Provinsi Jambi dan memiliki luas wilayah keseluruhan Ha, yang terdiri dari Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) ,6 Ha (59,2%) dan lahan hunian/budidaya seluas ,4 Ha (40,8%). Jumlah penduduk Kota Sungai Penuh pada tahun sebanyak jiwa. Dibandingkan dengan luas wilayahnya, tingkat kepadatan penduduk rata-rata sebanyak 189 jiwa/km 2. Entitas pelaporan dalam Laporan Keuangan ini adalah Pemerintah Kota Sungai Penuh, yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2008 tentang Pembentukan Kota Sungai Penuh di Provinsi Jambi, disahkan oleh DPR-RI tanggal 21 Juli Kota Sungai Penuh diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri (a.n. Presiden Republik Indonesia) pada tanggal 8 November Jumlah dinas/badan/kantor di lingkungan Pemerintah Kota Sungai Penuh, baik sebagai Pengguna Anggaran maupun sebagai Kuasa Pengguna Anggaran sebanyak 57 SKPD (termasuk 5 UPTD Pendidikan, 11 SMP, 4 SMA, 5 SMK, 5 kecamatan, dan 4 kelurahan), yang menangani 12 urusan pemerintahan, sebagaimana tercantum dalam Penjabaran APBD Tahun Anggaran sebagai berikut: 39

40 No Urusan Wajib dan Pilihan I Urusan Wajib : Entitas Pengguna/Kuasa Pengguna Anggaran 1 Pemerintahan Umum 1) DPRD Kota Sungai Penuh 2) Kepala Daerah dan Wk. Kepala Daerah 3) Sekretariat Daerah Kota Sungai Penuh 4) Sekretariat DPRD 5) DPPKAD 6) Inspektorat Daerah 7) 5 Kecamatan 8) 4 Kelurahan 2 Perencanaan Pembangunan 1) BAPPEDA 3 Kesatuan Bangsa & Politik DN 1) Kantor Kesbangpol dan Linmas 2) Kantor Satpol PP 4 Kependudukan & Catatan Sipil 1) Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan Tenaga Kerja 5 Lingkungan Hidup 1) Kantor Lingkungan Hidup 6 Kesehatan 1) Dinas Kesehatan dan Sosial 2) 5 Puskesmas 7 Pendidikan 1) Dinas Pendidikan 2) 5 UPTD Pendidkan 3) 11 SMPN, 4 SMAN, dan 5 SMKN 8 Pekerjaan Umum 1) Dinas Pekerjaan Umum 9 Perhubungan 1) Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Infokom 10 Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Urusan Pilihan : 1) BPMPD 11 Pertanian 1) Dinas Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan 12 Industri 1) Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM 40

41 Kelembagaan pemerintah daerah tersebut telah dibentuk sesuai dengan kewenangan yang ada pada pemerintah daerah dan diarahkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemerintahan dalam membangun daerah demi terwujudnya pelayanan kepada masyarakat serta mempercepat tercapainya kemandirian daerah Keadaan Pegawai Pemerintah Kota Sungai Penuh Tahun Jumlah pegawai negeri sipil (PNS) daerah pada Pemerintah Kota Sungai Penuh sampai dengan bulan Desember sebanyak orang, dengan rincian per instansi dan per golongan sebagai berikut : No Nama SKPD GOLONGAN I II III IV Jumlah 1 Sekretariat Daerah Sekretariat DPRD DPPKAD Inspektorat Daerah Bappeda Dinas Pendidikan Kantor Kesbangpol dan Linmas Kantor Satpol PP Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan Tenaga Kerja Kantor Lingkungan Hidup Dinas Pekerjaan Umum Dinas Kesehatan dan Sosial Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Infokom BPMPD Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kecamatan Sungai Penuh Kecamatan Hamparan Rawang Kecamatan Pesisir Bukit

42 GOLONGAN No Nama SKPD I II III IV Jumlah 20 Kecamatan Tanah Kampung Kecamatan Kumun Debai Puskesmas Sungai Penuh Puskesmas Hamparan Rawang Puskesmas Kumun Debai UPTD Pendidikan Sungai Penuh UPTD Pendidikan Pesisir Bukit UPTD Pendidikan Hamparan Rawang UPTD Pendidikan Tanah Kampung UPTD Pendidikan Kumun Debai SMAN 1 Sungai Penuh SMAN 2 Sungai Penuh SMAN 3 Sungai Penuh SMAN 4 Sungai Penuh SMKN 1 Sungai Penuh SMKN 2 Sungai Penuh SMKN 3 Sungai Penuh SMKN 4 Sungai Penuh SMKN 5 Sungai Penuh SMPN 1 Sungai Penuh SMPN 2 Sungai Penuh SMPN 3 Sungai Penuh SMPN 4 Sungai Penuh SMPN 5 Sungai Penuh SMPN 6 Sungai Penuh SMPN 7 Sungai Penuh SMPN 8 Sungai Penuh SMPN 9 Sungai Penuh SMPN 10 Sungai Penuh SMPN 2 Sitinjau Laut Jumlah Sumber Data: Daftar Rekap Hasil Taperum PNS Daerah Bulan Desember 42

43 6.3. Manajemen Pemerintah Kota Sungai Penuh Tahun Kota Sungai Penuh pada periode tahun dipimpin oleh Penjabat Walikota Sungai Penuh Drs. H. Masril Muhammad, MM dilantik oleh Menteri Dalam Negeri H. Mardiyanto pada tanggal 8 November 2008 dan kemudian diganti oleh Drs, Hasvia, MTP yang dilantik oleh Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin pada tanggal 24 Agustus. 43

LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. Neraca Komparatif NERACA PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN Per 31 Desember 2009 Dan 2008 (Dalam Rupiah)

LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. Neraca Komparatif NERACA PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN Per 31 Desember 2009 Dan 2008 (Dalam Rupiah) LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. Neraca Komparatif NERACA PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN Per 31 Desember 2009 Dan 2008 No. Uraian Ref. Tahun 2009 Tahun 2008 1. ASET 5.1.1 1.1 ASET LANCAR 5.1.1.a 1.1.1 Kas 1.1.1.2

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI N E R A C A Per 31 Desember Tahun 2009 dan Tahun 2008

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI N E R A C A Per 31 Desember Tahun 2009 dan Tahun 2008 1. NERACA KOMPARATIF LAPORAN KEUANGAN POKOK PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI N E R A C A Per 31 Desember Tahun 2009 dan Tahun 2008 (dalam rupiah) Ref 31 Desember 2009 31 Desember 2008 1 ASET 4.1.1. 2 ASET

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012.

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012. PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 No. Uraian 2013 2012 1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi 2 Arus Masuk Kas 3 Pendapatan Pajak

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 NO. URUT URAIAN ANGGARAN REALISASI REF (%) 2015 2015

Lebih terperinci

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan rahmat dan ridhonya semata Pemerintah Kabupaten Sampang dapat menyelesaikan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA TEGAL LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 NO. URUT URAIAN ANGGARAN 2014 REALISASI 2014 (%) REALISASI

Lebih terperinci

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL. 1 ASET 2 ASET LANCAR 3 Kas di Kas Daerah XXXX 4 Kas di Bendahara Pengeluaran XXXX 5 Kas di Bendahara Penerimaan XXXX 6 Piutang Pajak XXXX 7 Piutang Retribusi XXXX 8 Bagian Lancar TGR XXXX 9 Piutang Lainnya

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DENPASAR LAPORAN ARUS KAS

PEMERINTAH KOTA DENPASAR LAPORAN ARUS KAS Lampiran III : Peraturan Daerah Nomor : 6 TAHUN 2015 Tanggal : 20 AGUSTUS 2015 PEMERINTAH KOTA DENPASAR LAPORAN ARUS KAS Per 31 Desember 2014 dan 2013 URAIAN Ref 2014 2013 Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Lebih terperinci

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan rahmat dan ridhonya semata Pemerintah Kabupaten Sampang dapat menyelesaikan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN Koreksi Kesalahan 332. Kesalahan penyusunan laporan keuangan dapat disebabkan oleh keterlambatan

Lebih terperinci

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. NERACA KOMPARATIF NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 No Uraian Reff (dalam rupiah) 1 ASET 2 ASET LANCAR 4.5.1.1 3 Kas di Kas Daerah 4.5.1.1.1) 90.167.145.260,56

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... iii Peraturan Gubernur

Lebih terperinci

Anggaran Realisasi Realisasi Cat

Anggaran Realisasi Realisasi Cat PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH Untuk Tahun yang Berakhir Sampai dengan 31 Desember 2016 dan 2015 Anggaran Realisasi Realisasi Uraian % Rasio

Lebih terperinci

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1 LAPORAN KEUANGAN 1. NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KABUPATEN AGAM N E R A C A PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (AUDITED) NO. U R A I A N 2,014.00 2,013.00 1 ASET 2 ASET LANCAR 3 Kas di Kas Daerah 109,091,924,756.41

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN BV. : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 20 TAHUN 2014 TANGGAL : 30 MEI 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS A. PENDAHULUAN Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi Laporan

Lebih terperinci

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD A. KERANGKA HUKUM Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsipprinsip yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN NO 1 PENDAPATAN 2 PENDAPATAN ASLI DAERAH 3 Pendapatan Pajak Daerah LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH NO 1 PENDAPATAN 2 PENDAPATAN ASLI DAERAH LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited) ASET PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited) 2014 2013 Kenaikan /Penurunan (Rp) (Rp) (Rp) ASET LANCAR Kas di Kas Daerah - - - Bank 310,926,359,944 656,050,079,880 (345,123,719,936)

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Lampiran I BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

Lebih terperinci

CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015

CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015 CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015 PENJELASAN LAPORAN KEUANGAN 1. PENJELASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN 1). Pendapatan Realisasi pendapatan tahun 2015 sebesar

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH NOMOR : 1 TAHUN 2015 TANGGAL : 24 AGUSTUS 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited) ASET PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 3 DESEMBER 24 DAN 23 (Audited) 24 23 Kenaikan /Penurunan (Rp) (Rp) (Rp) ASET LANCAR Kas di Kas Daerah - - - Bank 3,926,359,944 656,5,79,88 (345,23,79,936) Deposito

Lebih terperinci

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp) LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 NO URAIAN REFF ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 REALISASI 2015 LEBIH/ (KURANG)

Lebih terperinci

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp) LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 NO URAIAN REFF ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI 2014 LEBIH/ (KURANG)

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015 Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015 Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung Jalan. Caringin No. 103 Bandung Telp/Fax (022) 5410403 PEMERINTAH KOTA BANDUNG KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN 1 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN Berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah, Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung dalam penyusunan dan pelaksanaan

Lebih terperinci

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung.

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung. III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung. Sesuai dengan Undang-undang

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. LAMPIRAN V PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN V PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TANGGAL 13 JUNI 2005 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN POKOK

LAPORAN KEUANGAN POKOK LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR NERACA DAERAH PER 31 DESEMBER 2008 DAN 2007 (dalam rupiah) No Uraian 2008 2007 I ASET A. ASET LANCAR 1. Kas 26,237,044,323.93

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN VI PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 29 TAHUN 2014 TANGGAL : 27 OKTOBER 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring adalah

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016 DAFTAR ISI Daftar Isi i Pernyataan Tanggung Jawab ii Ringkasan Eksekutif 5 A. Laporan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 No. Uraian Anggaran Setelah Perubahan 2015 2014

Lebih terperinci

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006 43 Lampiran 1 Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006 No. Uraian Anggaran Setelah Perubahan Realisasi I PENDAPATAN DAERAH 1.142.122.565.100 1.153.474.367.884

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN Untuk Tahun yang Berakhir Sampai Dengan Tanggal 31 Desember 2015 (dalam rupiah dan persen)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN Untuk Tahun yang Berakhir Sampai Dengan Tanggal 31 Desember 2015 (dalam rupiah dan persen) LAPORAN REALISASI ANGGARAN (dalam rupiah dan persen) TA 2015 TA 2014 Uraian Catatan Anggaran Realisasi Rasio Realisasi Rp Rp % Rp PENDAPATAN DAERAH V.5.1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH V.5.1.1.(1) Hasil Pajak

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 Sesuai dengan Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah)

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah) PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah) No URAIAN 2012 2011 1 ASET 978,440,450.00 907,148,461.00 2 ASET LANCAR 399,500.00 9,190,011.00

Lebih terperinci

-1- KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA, BELANJA, TRANSFER DAN PEMBIAYAAN

-1- KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA, BELANJA, TRANSFER DAN PEMBIAYAAN -1- LAMPIRAN XI PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA, BELANJA, TRANSFER DAN PEMBIAYAAN A. KEBIJAKAN

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN

Lebih terperinci

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO Laporan keuangan Tahun Anggaran 2016 ini kami sajikan secara lengkap sebagai salah satu wujud transparansi

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAMPIRAN B.II : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN POKOK

LAPORAN KEUANGAN POKOK 4 LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KABUPATEN OGAN ILIR NERACA KOMPARATIF PER 31 DESEMBER 2008 DAN 2007 URAIAN JUMLAH (Rp) 2008 2007 ASET ASET LANCAR Kas 5.252.211.953,56 53.229.664.501,08

Lebih terperinci

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD A. Kerangka Hukum Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsipprinsip yang

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA A. UMUM 1. Definisi Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyebutnya dengan belanja, sedangkan Laporan Operasional

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Keuangan Daerah Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi Keuangan Pemerintahan sekarang memasuki Era Desentralisasi, maka pelaksanaan akuntansi pemerintahan itu ada di daerah-daerah (Provinsi ataupun Kabupaten),

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi laporan arus kas adalah mengatur penyajian

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014

WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014 WALIKOTA YOGYAKARTA PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014 A. NERACA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014 Uraian Reff 2015 2014 ASET G.5.1.1 ASET LANCAR G.5.1.1.1 Kas di Kas Daerah G.5.1.1.1.1 135.348.133.135,77 93.099.242.994,09 Kas di Bendahara Pengeluaran G.5.1.1.1.2

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah merupakan penyelenggara seluruh urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAMPIRAN IV PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TANGGAL 13 JUNI 2005 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN Paragraf-paragraf yang ditulis dengan

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN F LAPORAN REALISASI ANGGARAN N O SETDA PROVINSI PAPUA LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember dan URAIAN REF 1 PENDAPATAN - LRA 411

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2013 1 DAFTAR ISI Pernyataan Tanggung Jawab... 3 Laporan Realisasi Anggaran... 4 Neraca... 5 Catatan Atas Laporan Keuangan... 6 - BAB I Pendahuluan... 6 - BAB II Ekonomi

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP LAPORAN KEUANGAN SKPD TAHUN ANGGARAN 06 PEMERINTAH KOTA BINJAI DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN Kata Pengantar Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 00 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 (dalam Rupiah) No URAIAN CATATAN ANGGARAN 2015 REALISASI

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu 3.1.1. Kinerja Pelaksanaan APBD 3.1.1.1. Sumber Pendapatan Daerah Sumber pendapatan daerah terdiri

Lebih terperinci

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun 1 2 IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 2.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Dinas Komunikasi Dan Informatika adalah sebesar Rp5.996.443.797

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NERACA AUDITED Per 31 Desember 2008 dan 2007

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NERACA AUDITED Per 31 Desember 2008 dan 2007 1. NERACA KOMPARATIF LAPORAN KEUANGAN POKOK PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NERACA AUDITED Per 31 Desember 2008 dan 2007 URAIAN 2008 2007 A S E T ASET LANCAR 10.358.455.445,83 9.673.091.225,83

Lebih terperinci

LAMPIRAN VII PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG LAPORAN ARUS KAS A.

LAMPIRAN VII PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG LAPORAN ARUS KAS A. LAMPIRAN VII PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG LAPORAN ARUS KAS A. PENDAHULUAN 1. Tujuan Tujuan kebijakan akuntansi ini adalah mengatur

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014 PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014 URAIAN Cat. NERACA 2015 2014 1 2 3 4 ASET 5.5.1 ASET LANCAR 5.5.1.a Kas 5.5.1.a. 124,037,218,752.14 381,022,519,212.75 Kas di Kas

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kualitatif 1. Laporan Keuangan Laporan Keuangan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan disusun dan disediakan sebagai sarana informasi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA LUBUKLINGGAU NERACA Per 31 Desember 2008 dan 2007

PEMERINTAH KOTA LUBUKLINGGAU NERACA Per 31 Desember 2008 dan 2007 LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KOTA LUBUKLINGGAU NERACA Per 31 Desember 2008 dan 2007 U R A I A N 31 Desember 2008 31 Desember 2007 ASET ASET LANCAR 94.045.349.685,03 117.364.626.222,84

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

LAPORAN KEUANGAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED LAPORAN KEUANGAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA 2016 LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA 2016 PEMERINTAH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 No. URAIAN Ref 2014 2013 (dalam rupiah) 1 ASET 5.1.1 2 ASET LANCAR 5.1.1.1 3 Kas di Kas Daerah 5.1.1.1.1 102.915.303.038,76

Lebih terperinci

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI 4. Kebijakan Akuntansi Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Grobogan terkait dengan perlakuan akuntansi dalam sistem pencatatan administrasi pengelolaan keuangan daerah yang

Lebih terperinci

1. Neraca Komparatif PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 31 DESEMBER 2013

1. Neraca Komparatif PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 1. Neraca Komparatif PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 31 DESEMBER 2013 NO AKUN URAIAN REFF Per 31 Des 2014 Per 31 Des 2013 BERTAMBAH/(BERKURANG) Rp % 1. ASET V.1.1 2.666.549.732.849,64

Lebih terperinci

KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014

KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014 KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014 U R A I A N JUMLAH Tahun 2015 Tahun 2014 ASET ASET LANCAR Kas di Kas Daerah Kas di Bendahara

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kualitatif 1. Basis Akuntansi Di dalam catatan atas laporan keuangan Pemerintah Kota Depok telah disebutkan bahwa laporan keuangan Pemerintah Kota Depok

Lebih terperinci

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI Tujuan kebijakan akuntansi adalah menciptakan keseragaman dalam penerapan perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan, sehingga meningkatkan daya banding di antara laporan

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan 1.1.1 Maksud Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah disusun untuk

Lebih terperinci

PROGRAM S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN AKUNTANSI

PROGRAM S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN AKUNTANSI PROGRAM S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN AKUNTANSI Perihal Kepada Yth : Pemilihan Judul Skripsi : Ketua Departemen Akuntansi Program S-1 Extensi FE-USU Di- Medan Dengan

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan kebijakan akuntansi Laporan Realisasi Anggaran

Lebih terperinci

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur LAMPIRAN C.3 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : 3 Tahun 2010 TANGGAL: 6 Januari 2010 Laporan Keuangan Deskripsi Prosedur Laporan Keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan

Lebih terperinci

BAB III EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

BAB III EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN BAB III EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 3.1 EKONOMI MAKRO Berdasarkan Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Pekalongan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Lebih terperinci

KEBIJAKAN LRA A. TUJUAN

KEBIJAKAN LRA A. TUJUAN LAMPIRAN II PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KEBIJAKAN LRA A. TUJUAN Kebijakan tentang LRA bertujuan untuk menetapkan perlakuan Akuntansi

Lebih terperinci

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60 LAPORAN OPERASIONAL Tujuan Laporan Operasional 284. Tujuan penyusunan Laporan Operasional adalah untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi berbasis akrual (full accrual accounting cycle). Sehingga

Lebih terperinci

PENGANTAR. PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN NERACA PER 31 Desember 2014 dan 2013

PENGANTAR. PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN NERACA PER 31 Desember 2014 dan 2013 PENGANTAR Dalam rangka memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan PP 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri 13 Tahun 2006 tentang

Lebih terperinci

Anda layak terpilih menjadi Anggota Dewan dari Daerah Pemilihan Jember & Lumajang.

Anda layak terpilih menjadi Anggota Dewan dari Daerah Pemilihan Jember & Lumajang. Modal Calon Eksekutif & Legislatif Jember & Lumajang Gegapgempita dan hingar-bingar kampanye pemilu 2009 tengah berlangsung saat ini di seluruh penjuru Negara RI. Semua Caleg menunjukkan prestise mempublikasikan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN [ AUDITED ] LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO Laporan keuangan Tahun Anggaran 2016 ini kami sajikan secara lengkap sebagai salah satu wujud

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN -----------------------------------------------------------

Lebih terperinci

PROFIL KEUANGAN DAERAH

PROFIL KEUANGAN DAERAH 1 PROFIL KEUANGAN DAERAH Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang adalah menyelenggarakan otonomi daerah dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab, serta

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 102 TAHUN 2016

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 102 TAHUN 2016 WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 71 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI DAN SISTEM

Lebih terperinci

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik.

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan. keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. 2.1 Akuntansi Pemerintahan Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Akuntansi dan lap oran keuangan mengandung

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Billions RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Kinerja pelaksanaan APBD Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Keuangan Daerah Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLITAR, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS PSAP No. 0 Laporan Arus Kas 0 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. LAMPIRAN II.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS www.djpp.d DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN 2014

LAPORAN KEUANGAN 2014 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAPORAN KEUANGAN 2014 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN ANGGARAN YANG BERAKHIR TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (dalam rupiah) Uraian

Lebih terperinci

AKUNTANSI PENDAPATAN

AKUNTANSI PENDAPATAN LAMPIRAN B.VI : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 06 AKUNTANSI PENDAPATAN Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013 JUMLAH (Rp.) BERTAMBAH / (BERKURANG) KD. REK. URAIAN ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN REALISASI (Rp.) % 1 2 3 4.

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TANGGAL LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i)

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN B.IV : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring

Lebih terperinci

PENGANTAR. Djoko Sartono, SH, M.Si Laporan Keuangan Kabupaten Sidoarjo

PENGANTAR. Djoko Sartono, SH, M.Si Laporan Keuangan Kabupaten Sidoarjo PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, kami atas nama Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menyusun Buku Saku Tahun 2013. Buku Saku adalah merupakan publikasi rangkuman data

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà - 1 - jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG BAGAN AKUN STANDAR PADA PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci