LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. Neraca Komparatif NERACA PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN Per 31 Desember 2009 Dan 2008 (Dalam Rupiah)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. Neraca Komparatif NERACA PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN Per 31 Desember 2009 Dan 2008 (Dalam Rupiah)"

Transkripsi

1 LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. Neraca Komparatif NERACA PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN Per 31 Desember 2009 Dan 2008 No. Uraian Ref. Tahun 2009 Tahun ASET ASET LANCAR a Kas Kas di Kas Daerah a , , Kas di Bendahara Pengeluaran a , , Kas di Bendahara Penerimaan a , , Investasi Jangka Pendek 0,00 0, Piutang Piutang Pajak a , , Piutang Retribusi a , , Piutang lainnya a , , Persediaan Persediaan a , ,62 Jumlah Aset Lancar , , Investasi Jangka Panjang b Investasi Non Permanen b Investasi Non Permanen Lainnya b , , Investasi Permanen b Penyertaan Modal Pemerintah Daerah b , ,00 Jumlah Investasi Jangka Panjang , , ASET TETAP c Tanah c , , Peralatan dan Mesin c , , Gedung dan Bangunan c , , Jalan, Irigasi dan Jaringan c , , Aset Tetap Lainnya c , , Konstruksi dalam Pengerjaan c , ,00 Jumlah Aset Tetap , , ASET LAINNYA d Tagihan Tuntutan Ganti Rugi Kerugian Daerah d , ,00 Jumlah Aset Lainnuya , ,00 JUMLAH ASET , ,62

2 No. Uraian Ref. Tahun 2009 Tahun KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK a Utang perhitungan pihak ketiga (PFK) a , , Utang Lainnya a , ,00 Jumlah Kewajiban Jangka Pendek , ,00 JUMLAH KEWAJIBAN , ,00 3 EKUITAS DANA Ekuitas Dana Lancar a Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) a , , Pendapatan Ditangguhkan a , , Cadangan Piutang a , , Cadangan Persediaan a , , Dana yang harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek a.5 ( ,00) ( ,00) Jumlah Ekuitas Dana Lancar , , Ekuitas Dana Investasi b Diinvestasikan dalam Investasi Jangka Panjang b , , Diinvestasikan dalam Aset Tetap b , , Diinvestasikan dalam Aset Lainnya b , ,00 Jumlah Ekuitas Dana Investasi , ,50 JUMLAH EKUITAS DANA , ,62 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA , ,62 * Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Pokok

3 2. Laporan Realisasi Anggaran Komparatif PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN LAPORAN REALISASI ANGGARAN Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian Ref. Anggaran 2009 Realisasi 2009 % Realisasi PENDAPATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH a , ,72 99, , Pendapatan Pajak Daerah a , ,00 107, , Pendapatan Retribusi Daerah a , ,66 152, , Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah a , ,14 134, , a , ,92 75, , PENDAPATAN TRANSFER b , ,25 95, , Transfer Pemerintah Pusat Dana Perimbangan b Dana Bagi Hasil Pajak b.1.a , ,00 89, , Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) b.1.b , ,00 57, , Dana Alokasi Umum b.1.c , ,00 99, , Dana Alokasi Khusus b.1.d , ,00 100, , Transfer Pemerintah Pusat Lainnya b Dana Otonomi Khusus dan Dana Penyesuaian Transfer Pemerintah Provinsi b Pendapatan Bagi Hasil Pajak dan Lainnya LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH b , ,00 196, , b , ,25 100, , c , ,00 100, , Pendapatan Hibah c , ,00 100,00 0, Pendapatan Dana Darurat c 0,00 0, ,00 Jumlah , ,97 95, ,51 5 BELANJA BELANJA OPERASI a , ,00 94, , Belanja Pegawai a , ,00 96, , Belanja Barang a , ,00 90, , Belanja Subsidi a , ,00 99, , Belanja Hibah a , ,00 99, , Belanja Bantuan Sosial a , ,00 89, , Belanja Bantuan Keuangan a , ,00 98, ,00

4 No. Uraian Ref. Anggaran 2009 Realisasi 2009 % Realisasi BELANJA MODAL b , ,00 95, , Belanja Tanah b , ,00 99, , Belanja Peralatan dan Mesin b , ,00 89, , Belanja Gedung dan Bangunan b , ,00 92, , Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan b , ,00 100, , Belanja Aset Tetap Lainnya b , ,00 96, , BELANJA TIDAK TERDUGA c , ,00 61, , Belanja Tidak Terduga c , ,00 61, ,00 Jumlah , ,00 94, , TRANSFER TRANSFER BAGI HASIL KE DESA , ,00 99, , Bagi Hasil Pendapatan Lainnya , ,00 99, ,00 Jumlah , ,00 99, ,00 Jumlah Belanja dan Transfer , ,00 94, ,00 Surplus/ (Defisit) ( ,00) ( ,03) 92,39 ( ,49) 6 PEMBIAYAAN PENERIMAAN PEMBIAYAAN a , ,20 100, , Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) Penerimaan Kembali Investasi Nonpermanen a , ,20 100, , a.2 0, , ,00 Jumlah , ,20 100, , PENGELUARAN PEMBIAYAAN b , ,00 92, , Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah b , ,00 92, ,00 Jumlah , ,00 92, ,00 Pembiayaan Neto , ,20 99, ,69 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran , , ,20 (SILPA) * Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Pokok

5 3. Laporan Arus Kas Komparatif LAPORAN ARUS KAS PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN Untuk Tahun yang Berakhir sampai dengan 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian Ref ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Arus Masuk Kas 3 Pendapatan Pajak Daerah , ,50 4 Pendapatan Retribusi Daerah , ,00 5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan , ,47 6 Lain-lain PAD yang Sah , ,14 7 Dana Bagi Hasil Pajak , ,00 8 Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) , ,00 9 Dana Alokasi Umum , ,00 10 Dana Alokasi Khusus , ,00 11 Dana Otonomi Khusus dan Dana Penyesuaian , ,00 12 Pendapatan Bagi Hasil Pajak dari Provinsi , ,40 13 Hibah ,00 0,00 14 Dana Darurat 0, ,00 15 Jumlah Arus Masuk Kas (3 s.d. 14) , ,51 16 Arus Keluar Kas 17 Belanja Pegawai , ,00 18 Belanja Barang , ,00 19 Belanja Subsidi , ,00 20 Belanja Hibah , ,00 21 Bantuan Sosial , ,00 22 Bantuan Keuangan , ,00 23 Tidak Terduga , ,00 24 Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa , ,00 25 Jumlah Arus Keluar Kas (17 s.d. 24) , ,00 26 Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (15-25) , ,51 27 ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON KEUANGAN Arus Masuk Kas 29 Pendapatan Penjualan atas Peralatan dan Mesin 0, ,00 30 Jumlah Arus Kas masuk (29) 0, ,00 31 Arus Keluar Kas 32 Belanja Tanah , ,00 33 Belanja Peralatan dan Mesin , ,00 34 Belanja Gedung dan Bangunan , ,00 35 Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan , ,00 36 Belanja Aset Tetap Lainnya , ,00

6 No. Uraian Ref Jumlah Arus Keluar Kas (32 s.d. 36) , ,00 38 Jumlah Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Non Keuangan (30-37) ( ,00) ( ,00) 39 ARUS KAS DARI AKTIVITAS PEMBIAYAAN Arus Masuk Kas 41 Penerimaan Kembali Investasi Nonpermanen , ,00 42 Jumlah Arus Masuk Kas (41) , ,00 43 Arus Keluar Kas 44 Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah , ,00 45 Jumlah Arus Keluar Kas (44) , ,00 46 Jumlah Kas Bersih dari Aktivitas Pembiayaan (42-45) ( ,00) ( ,00) 47 ARUS KAS DARI AKTIVITAS NON ANGGARAN Arus Masuk Kas 49 Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga , ,00 50 Jumlah Arus Masuk Kas (49) , ,00 51 Arus Keluar Kas 52 Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga , ,00 53 Jumlah Arus Keluar Kas (52) , ,00 54 Jumlah Kas Bersih dari Aktivitas Nonanggaran (50-53) ( ,00) , KENAIKAN/PENURUNAN KAS ( ,03) ( ,49) 57 Saldo Awal Kas di Bank , ,69 58 Saldo Akhir kas di BUD , ,95 59 Saldo Akhir Kas di Bendahara Pengeluaran , ,25 61 Saldo Akhir kas di Bendahara Penerimaan , ,00 60 Saldo Akhir Kas , ,20 * Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan Pokok

7 4. Catatan atas Laporan Keuangan PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2009 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah yang selanjutnya disebut Laporan Keuangan merupakan bagian dari Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Di samping itu ketentuan mengenai penyampaian Laporan Keuangan juga diatur dalam Pasal 31 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan Pasal 56 Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2009 ini merupakan perwujudan atas pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2009, yang disusun dalam bentuk Peraturan Daerah (Perda) tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD Kabupaten Sarolangun Tahun Anggaran 2009 berpedoman pada ketentuan Pasal 298 ayat 2 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun Prinsip pokok dalam penyajian Laporan Keuangan yang tercantum dalam Perda ini adalah: a. Menggambarkan informasi tentang pengelolaan keuangan daerah kepada pihak yang berkepentingan dalam hal ini masyarakat melalui DPRD. b. Laporan keuangan menyajikan perbandingan antara realisasi dan anggaran. c. Laporan menyajikan posisi aset (kekayaan), kewajiban (hutang), dan ekuitas dana pada akhir tahun anggaran. d. Menyajikan arus kas dari posisi awal tahun, mutasi penerimaan dan pengeluaran serta posisi akhir tahun. Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, tujuan Laporan Keuangan secara umum adalah memberikan informasi mengenai upaya-upaya yang telah dilakukan serta hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan pada suatu periode pelaporan untuk kepentingan: a. Akuntabilitas Mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan oleh masyarakat melalui DPRD kepada Pemerintah Daerah 10

8 11 dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, melalui penyampaian laporan keuangan secara periodik. b. Manajemen Membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan kegiatan suatu entitas pelaporan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan fungsi perencanaan, pengelolaan dan pengendalian atas seluruh aset, kewajiban dan ekuitas dana Pemerintah Daerah untuk kepentingan masyarakat. c. Transparansi Menyediakan informasi keuangan yang terbuka bagi masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban Pemerintah Daerah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatan pada peraturan perundang-undangan guna mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance). d. Keseimbangan antar generasi Membantu para pengguna dalam mengetahui apakah penerimaan Pemerintah Daerah pada periode pelaporan cukup untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan akan ikut menanggung beban pengeluaran tersebut Dasar Hukum Pelaporan Keuangan Pelaporan keuangan pemerintah daerah diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan daerah antara lain: a. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia 1945, khususnya bagian yang mengatur keuangan negara. b. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara. c. Undang-Undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. d. Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. e. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. f. Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah. g. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. h. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. i. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

9 12 j. Peraturan Daerah Kabupaten Sarolangun Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pokok- Pokok Keuangan Daerah. k.` Peraturan Daerah Kabupaten Sarolangun Nomor 13 Tahun 2009 tanggal 15 Oktober 2009 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Sarolangun Tahun Anggaran Sistematika Penulisan atas Laporan Keuangan Unsur Laporan Keuangan ini menggunakan format sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintah, yaitu sebagai berikut: a. Laporan Realisasi Anggaran Menyajikan informasi pertanggungjawaban Pemerintah Daerah atas pelaksanaan APBD pada akhir tahun anggaran yang menggambarkan perbandingan antara anggaran pendapatan, belanja, surplus/defisit, dan pembiayaan dengan realisasinya dalam periode satu tahun. Penyajian Laporan Realisasi APBD terdiri dari anggaran Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan beserta realisasinya, yang disusun berdasarkan anggaran setelah perubahan. b. Neraca Neraca merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan pada akhir periode mengenai aset (kekayaan), utang (kewajiban) dan ekuitas dana dari suatu entitas (untuk Tahun Anggaran 2009 posisi per 31 Desember 2009). Unsur yang dicakup dalam neraca terdiri atas aset, kewajiban, dan ekuitas dana. Masing-masing unsur didefinisikan sebagai berikut: 1) Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan atau dimiliki oleh pemerintah daerah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan atau sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber-sumber daya yang dipelihara karena alasan sejarah dan budaya. 2) Kewajiban adalah kewajiban yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan arus keluar sumber daya ekonomi pemerintah daerah. 3) Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara total aktiva dengan total kewajiban pemerintah daerah. c. Laporan Arus Kas Laporan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas selama satu tahun anggaran yang dikelompokkan berdasarkan aktivitas operasi, aktivitas investasi aset non-keuangan, aktivitas pembiayaan dan aktivitas non anggaran.

10 13 Aktivitas nonanggaran yang membedakan saldo kas dengan sisa perhitungan anggaran berasal dari Perhitungan Fihak Ketiga (PFK). Saldo akhir kas terdiri atas sisa kas di Kas Daerah dan sisa kas pada Bendahara Pengeluaran (Sisa UYHD yang belum disetor per 31 Desember 2009), serta sisa kas pada Bendahara Penerimaan. d. Catatan atas Laporan Keuangan Merupakan bagian tak terpisahkan dari Laporan Keuangan, yang memuat penjelasan naratif maupun rincian dari angka yang tercantum dalam Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca. Di samping itu juga mencakup informasi mengenai ekonomi makro, kebijakan keuangan, dan hal-hal lainnya. Catatan atas Laporan Keuangan dibuat untuk memudahkan pengguna dalam memahami Laporan Keuangan.

11 BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA 2.1. Ekonomi Makro Indikator makro bidang ekonomi dan sosial yang dipertimbangkan oleh Pemerintah Kabupaten Sarolangun dalam pelaksanaan APBD tahun anggaran 2009, di antaranya bersumber dari Badan Pusat Statistik. Dalam publikasi BPS Kabupaten Sarolangun, nampak bahwa: a. Pertumbuhan ekonomi adalah 7,66% pada tahun 2007 dan 8,75% pada tahun Dalam tahun 2009 angka pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai angka 9,56%. b. Struktur ekonomi didominasi oleh sektor utama di Tahun 2009 yaitu Sektor Pertanian, Peternakan dan Perikanan 46,48%, Sektor Pertambangan dan Penggalian 9,42%, Sektor Pengolahan 3,34%, Sektor Listrik/ gas dan air 0,30%, sektor Bangunan 7,65%, sektor perdagangan Hotel dan restoran 14,50%, Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 6,15%, Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan 5,53% serta sektor jasa-jasa sebesar 6,62% pada Tahun c. Pendapatan Regional Bruto (PDRB) per Kapita menurut harga berlaku tahun 2007 Rp ,00 pada tahun Dalam tahun 2008 diperkirakan mencapai Rp ,00 sedangkan total Pendapatan Regional Bruto (PDRB) per kapita Pada tahun 2009 diperkirakan mencapai Rp ,00. d. Laju pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun relatif stabil pada tingkat 1,96%. Sedangkan tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2008 mencapai 2,48%. Sedangkan jumlah penduduk miskin yang pada tahun 2007 sebesar 3,47% dari jumlah penduduk. Pada tahun 2009 diharapkan semakin menurun. e. Dari sisi kesehatan, angka harapan hidup di tahun 2009 diharapkan bertahan pada 69,12% sebagaimana pada tahun 2008 yang telah meningkat dari angka 68,80% untuk tahun Kebijakan Keuangan Dalam menjalankan roda perekonomian dan pemerintahan di Kabupaten Sarolangun untuk mewujudkan visi Terwujudnya Kabupaten yang maju dan mandiri berbasis ekonomi kerakyatan, agribisnis yang berdaya saing tinggi dan SDM yang berkualitas dalam tatanan kehidupan masyarakat yang sejahtera, aman, tenteram serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama, adat istiadat dan supremasi hukum ; diperlukan kebijakan fiskal dan keuangan, baik dari sisi penerimaan maupun pengeluaran. Dari sisi penerimaan, telah dikeluarkan seperangkat Perda yang mengatur mengenai Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sumber pajak dan retribusi daerah. Perda tersebut menyebutkan secara rinci mengenai jenis dan tarif masing-masing pajak dan retribusi daerah. Pada tahun anggaran 2009 ini penerimaan PAD jumlahnya 14

12 15 belum signifikan untuk menopang belanja daerah dalam APBD, dan masih mengandalkan dukungan dana dari penerimaan transfer/bagi hasil dan Dana Alokasi Umum dari Pemerintah Pusat. Dari sisi pengeluaran, Perda APBD telah ditetapkan sebagai batas tertinggi pengeluaran untuk tiap-tiap kegiatan agar terjadi efisiensi dan efektivitas kegiatan. Selanjutnya sebagai pelaksanaan ketentuan pasal 150 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, telah disusun perangkat kebijakan yang menjadi dasar dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan daerah, yakni Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005 tentang Pokok-pokok Pengelolaan Keuangan Daerah dan sebagai pengganti Peraturan Daerah yang lama tersebut telah disusun draft Peraturan Daerah Tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah. Draft Perda ini telah disesuaikan dengan peraturan terbaru (antara lain Permendagri Nomor 59 Tahun 2007, PP Nomor 3 Tahun 2007, PP Nomor 38 Tahun 2007) dimana secara substansial mengatur hal-hal pokok yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah. Ketentuan secara rinci diatur lebih lanjut dalam Peraturan Kepala Daerah (antara lain telah disusun draft Kebijakan Akuntansi) Pencapaian Target Kinerja APBD Kabupaten Sarolangun tahun anggaran 2009 ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 01 Tahun 2009 tanggal 29 Januari 2009, yang selanjutnya diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2009 tanggal 15 Oktober 2009 tentang Perubahan APBD Kabupaten Sarolangun tahun anggaran Penyusunan APBD ini dilakukan dalam rangka penyelenggaraan fungsi pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat untuk mencapai tujuan bernegara. Upaya untuk mencapai tujuan bernegara dimaksud secara operasional dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang sekaligus bertindak selaku pusat pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah. APBD yang disusun ini telah menerapkan sistem anggaran berbasis kinerja, yakni mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja atau output dari perencanaan alokasi biaya atau input yang digunakan. Prinsip-prinsip anggaran berbasis kinerja ini secara operasional dituangkan dalam bentuk Anggaran Belanja Langsung, yakni belanja yang dipengaruhi secara langsung oleh adanya program/kegiatan yang direncanakan. Struktur APBD terdiri dari anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan. Khusus untuk belanja diklasifikasikan lebih lanjut ke dalam Belanja Tidak Langsung terdiri dari Belanja Pegawai, Bunga; Subsidi; Hibah; Bantuan Sosial; Belanja Bagi Hasil; Bantuan Keuangan; dan Belanja Tidak Terduga. Sedangkan Belanja Langsung terdiri dari Belanja Pegawai; Belanja Barang dan Jasa; dan Belanja Modal. Pelaporan kinerja operasional yang berdimensi keuangan pada Pemerintah Kabupaten Sarolangun disajikan tersendiri dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP), yang mengacu pada pedoman yang ditetapkan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) dengan Keputusan Nomor 239/IX/6/8/2003.

13 16 Dalam LAKIP tersebut dilaporkan aspek akuntabilitas kinerja, di mana esensi pencapaian kinerja yang dilaporkan merujuk pada sejauh mana visi, misi dan tujuan/sasaran strategis telah dicapai selama tahun Di dalamnya antara lain diuraikan strategi dan sumber daya yang digunakan untuk mencapai tujuan/sasaran strategis, tingkat efisiensi suatu program melalui pembandingan output dengan input-nya, serta tingkat efektivitas suatu program melalui pembandingan outcome dengan targetnya.

14 BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN APBD Kabupaten Sarolangun Tahun Anggaran 2009, yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 01 Tahun 2009, terdiri dari anggaran pendapatan dan belanja masing-masing sebesar Rp ,00 dan Rp ,00 serta pembiayaan berupa penerimaan sebesar Rp ,00 dan pengeluaran sebesar Rp ,00. Melalui Perubahan APBD yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2009, anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan mengalami perubahan yaitu anggaran pendapatan menjadi sebesar Rp ,00 anggaran belanja sebesar Rp ,00 penerimaan pembiayaan sebesar Rp ,00 dan pengeluaran pembiayaan menjadi sebesar Rp ,00. Secara garis besar, anggaran dan realisasi APBD tahun anggaran 2009 adalah sebagai berikut: Tabel 1 Ikhtisar Target dan Realisasi Kinerja Keuangan Daerah Tahun Anggaran 2009 No Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % 1 Pendapatan , ,97 95,38 2 Belanja , ,00 94,91 Surplus (Defisit) ( ,00) ( ,03) 92,39 3 Pembiayaan Penerimaan , ,20 100,34 Pengeluaran , ,00 92,64 Pembiayaan Netto , ,20 100,63 SiLPA 0, ,17 Berdasarkan Perhitungan APBD tahun anggaran 2009 sebagaimana tersebut di atas, kinerja keuangan Pemerintah Kabupaten Sarolangun dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Pendapatan yang ditargetkan sebesar Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp ,97 atau 95,38% dari target. Belanja yang dianggarkan sebesar Rp ,00 direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 94,91% dari anggaran. Dengan demikian dari anggaran yang defisit sebesar Rp ,00 direalisasikan defisit sebesar Rp ,03. b. Untuk melihat perkembangan target dan realisasi penerimaan PAD dari tahun 2006 sampai dengan 2009 secara jelas dapat dilihat pada Tabel dan grafik berikut ini: 17

15 18 Tabel 2 Perkembangan PAD dari TA 2006 s.d No. Tahun Anggaran Target Realisasi (Rp) (Rp) , , , , , , , ,72 Secara keseluruhan dari TA 2006 sampai dengan TA 2009 baik target maupun realisasi PAD Kabupaten Sarolangun terus menerus,mengalami kenaikan. Dilihat dari sisi target anggaran, pada TA 2006 sampai dengan 2007 target PAD mengalami kenaikan sebesar Rp ,00 atau sekitar 29,70%, dari TA 2007 sampai dengan TA 2008 target PAD mengalami kenaikan sebesar Rp ,00 atau sekitar 88,99%, dan dari TA 2008 sampai dengan TA 2009 target PAD mengalami kenaikan sebesar Rp ,00 atau sekitar 16,87%. Kemudian apabila dilihat dari sisi realisasi penerimaan PAD, pada TA 2006 sampai dengan 2007 target PAD mengalami kenaikan sebesar Rp ,74 atau sekitar 35,24%, dari TA 2007 sampai dengan TA 2008 target PAD mengalami kenaikan sebesar Rp ,03 atau sekitar 34,29%, dan dari TA 2008 sampai dengan TA 2009 target PAD mengalami kenaikan sebesar Rp ,61 atau sekitar 14,21%. Untuk Dana Perimbangan realisasi penerimaan sebesar Rp ,00 (92,99%) dari target yang ditetapkan sebesar Rp ,00. Perkembangan target dan realisasi penerimaan yang berasal dari Dana Perimbangan dari tahun 2006 sampai dengan 2009 secara jelas dapat dilihat pada Tabel dn Grafik berikut ini: Tabel 3 Perkembangan Dana Perimbangan T.A s.d No. Tahun Anggaran Target Realisasi (Rp) (Rp) , , , , , , , ,00 Penerimaan Dana Perimbangan berasal dari Dana Bagi Hasil Pajak dan Sumber Daya Alam, Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus, dan Dana Penyesuaian. Terjadi penurunan nilai realisasi Dana Perimbangan untuk TA 2009 jika dibandingkan realisasi TA 2008.

16 19 c. Dalam kaitannya dengan anggaran dan realisasi Belanja Daerah, pada TA 2009 belanja daerah dialokasikan sebesar Rp ,00 dan direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 94,90% sehingga masih terdapat efisiensi anggaran belanja daerah sebesar Rp ,00. Belanja Daerah ini terdiri dari Belanja Operasi, Belanja Modal, Belanja Tidak Terduga, dan Belanja Transfer. Belanja Operasi dianggarkan sebesar Rp ,00 dan direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 94,67%. Belanja Operasi ini digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Sarolangun dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan lepada masyarakat. Anggaran dan Realisasi Belanja Operasi ini terdiri atas: Tabel 4 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Operasi T.A No. Jenis Belanja Anggaran Realisasi % (Rp) (Rp) 1. Belanja Pegawai , ,00 96,22 2. Belanja Barang dan Jasa , ,00 90,73 3. Belanja Subsidi , ,00 99,37 4. Belanja Hibah , ,00 99,40 5. Belanja Bantuan Sosial , ,00 89,68 6. Belanja Bantuan Keuangan , ,00 98,30 Jumlah , ,00 94,67 Belanja Transfer untuk bantuan keuangan desa pada Tahun Anggaran 2009 mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau 99,97% dari anggaran. Belanja Transfer ini berupa Bagi Hasil Pajak kepada Desa yang diberikan dengan maksud menggerakkan roda pemerintahan desa. Belanja Modal dianggarkan sebesar Rp ,00 dan terealisasi ,00 atau 95,45%. Belanja Modal ini digunakan oleh Pemerintah Kabupaten Sarolangun untuk melakukan pengadaan aset-aset dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan pada masyarakat. Adapun rinciannya sebagai berikut: Tabel 5 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja Modal T.A No. Jenis Belanja Anggaran Realisasi % (Rp) (Rp) 1. Belanja Tanah , ,00 99,68 2. Belanja Peralatan dan Mesin , ,00 89,90 3. Belanja Gedung dan Bangunan , ,00 92,76 4. Belanja Jalan, Irigasi dan , ,00 100,39 Jeringan 5. Belanja Aset Tetap Lanilla , ,00 96,99 Jumlah , ,00 95,45

17 20 d. Dalam hal Pembiayaan Daerah sebagai pos untuk menutup défisit anggaran dan memanfaatkan surplus anggaran, dari target Penerimaan Pembiayaan sebesar Rp ,00 dapat direalisasikan sebesar Rp ,20 atau 100,34%. Realisasi penerimaan pembiayaan ini berasal dari SILPA tahun anggaran sebelumnya dan penerimaan dari KUPEM. Realisasi pengeluaran pembiayaan daerah sebesar Rp ,00 atau sebesar 92,64% dari alokasi anggaran sebesar Rp ,00. Realisasi pengeluaran pembiayaan ini ditujukan untuk penyertaaan modal pada PDAM Tirta Sako Batuah sebesar Rp ,00 dan Investasi Dana KUPEM sebesar Rp ,00. Défisit Anggaran yang dianggarkan sebesar Rp ,00 direalisasikan sebesar Rp ,03 (92,39%). Défisit ini ditutup dengan pembiayaan bersih (neto) sebesar Rp ,20 (Rp ,20 Rp ,00) dan menghasilkan Silpa Tahun Berjalan sebesar Rp ,17.

18 BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI 4.1. Entitas Pelaporan Keuangan Daerah Entitas pelaporan dalam Laporan Keuangan ini adalah Pemerintah Kabupaten Sarolangun, yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi, dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3809) Basis Akuntansi yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran; dan basis akrual untuk pengakuan aset, kewajiban dan ekuitas dana dalam Neraca. Basis Kas adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa lainnya tersebut terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dikeluarkan Basis Pengukuran yang Mendasari Penyusunan Laporan Keuangan a. Pendapatan Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada Rekening Kas Umum Daerah. Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). b. Belanja Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah. Khusus pengeluaran melalui Bendahara Pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atau pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan. c. Surplus/Defisit Selisih lebih/kurang antara pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defisit. 21

19 22 d. Pembiayaan Penerimaan Pembiayaan diakui pada saat diterima pada Rekening Kas Umum Daerah. Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan azas bruto. Pengeluaran Pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan dari Rekening Kas Umum Daerah. Selisih lebih/kurang antara penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos Pembiayaan Neto. e. Aset Aset diakui pada saat diterima atau kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah. Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Investasi Jangka Panjang, Aset Tetap, Dana Cadangan dan Aset Lainnya. f. Kewajiban Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Kewajiban diklasifikasikan ke dalam Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban Jangka Panjang. g. Ekuitas Dana Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara aset lancar dan kewajiban jangka pendek. Ekuitas Dana Lancar terdiri dari SILPA; Pendapatan Yang Ditangguhkan; Cadangan Piutang; Cadangan Persediaan; dan Dana Yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek. Ekuitas Dana Investasi mencerminkan kekayaan pemerintah daerah yang tertanam dalam Investasi Jangka Panjang, Aset Tetap, dan Aset Lainnya, dikurangi dengan Kewajiban Jangka Panjang. Ekuitas Dana Cadangan mencerminkan kekayaan pemerintah daerah yang dicadangkan untuk tujuan tertentu sesuai dengan peraturan perundang-undangan Penerapan Kebijakan Akuntansi Berkaitan Dengan Ketentuan Dalam Standar Akuntansi Pemerintahan Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan Laporan Keuangan ini pada dasarnya berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Kebijakan akuntansi yang diberlakukan khusus dalam tahun 2009 adalah belum dicatat penyusutan atas aset yang dimiliki Pemda. Belum dicatatnya penyusutan disebabkan belum adanya peraturan Kepala Daerah yang dapat dijadikan rujukan mengenai besaran, pengelompokan, dan metode penyusutan yang digunakan.

20 23 Kebijakan Akuntansi yang secara umum diterapkan dalam penyusunan Neraca per 31 Desember 2009 ini berpedoman pada Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, dengan pokok-pokok kebijakan sebagai berikut: a. Kas 1) Kas adalah alat pembayaran yang sah, yang setiap saat dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintah. 2) Kas di Kas Daerah merupakan saldo kas Pemerintah Daerah yang berada dalam pengelolaan Pemegang Kas Daerah, baik dalam bentuk tunai maupun pada Bank. 3) Kas di Bendahara Penerimaan adalah Kas dalam Pengelolaan Bendahara Penerimaan yang belum disetor ke Kas Daerah. 4) Kas di Bendahara Pengeluaran adalah kas dalam pengelolaan Bendahara Pengeluaran yang tidak dipergunakan lagi/dipertanggungjawabkan dan belum disetor ke Kas Daerah (sisa UYHD). b. Piutang Pajak/Retribusi 1) Piutang dinilai sebesar nilai nominal. 2) Piutang diakui pada saat timbulnya hak atas piutang tersebut. Untuk Piutang Pajak/Retribusi Daerah yang diakui sebagai piutang bila sudah ada ketetapannya (SKP/SKPT/SKR). c. Bagian Lancar dari Tagihan 1) Merupakan reklasifikasi dari tagihan penjualan angsuran jangka panjang dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang jatuh tempo tahun berikutnya atau yang telah jatuh tempo tetapi belum diselesaikan. 2) Bagian lancar piutang ini disajikan sebesar nilai nominal. d. Piutang Lainnya 1) Merupakan Piutang Dana Perimbangan yang menjadi hak Pemerintah Kabupaten Sarolangun namun belum diterima sampai dengan berakhirnya tahun anggaran. 2) Piutang ini disajikan sebesar nilai nominal. e. Persediaan 1) Persediaan adalah barang habis pakai yang diperoleh dengan maksud untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat. 2) Persediaan dicatat pada akhir tahun periode akuntansi dihitung berdasarkan hasil inventarisasi fisik persediaan. 3) Persediaan dinilai dalam neraca dengan cara:

21 24 a) Harga pembelian terakhir apabila diperoleh dengan pembelian; b) Harga standar bila diperoleh dengan memproduksi sendiri; c) Harga/nilai wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi. f. Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 1) Penyertaan Modal Pemerintah Daerah pada BUMD dan lembaga lainnya menggambarkan jumlah yang dibayarkan oleh pemerintah daerah untuk penyertaan modal pada BUMD di dalam dan luar negeri serta lembaga lainnya. Investasi ini diadakan dengan maksud untuk mendapatkan manfaat ekonomis dan atau manfaat sosial dalam jangka waktu lebih dari satu periode akuntansi. 2) Dana yang dipersiapkan untuk penyertaan modal pada periode akuntansi berikutnya, namun belum memperoleh pengesahan berupa Peraturan Daerah untuk diklasifikasikan sebagai Dana Cadangan, dicatat sebagai bagian dari kelompok penyertaan modal pemerintah daerah. 3) Dibukukan berdasarkan harga perolehan atau nilai nominal yang disetorkan, termasuk biaya tambahan lainnya yang terjadi untuk memperoleh kepemilikan yang sah atas investasi tersebut. g. Aset Tetap 1) Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu periode akuntansi, untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Perolehan Aset Tetap bersumber dari sebagian atau seluruh dana APBD, baik melalui pembangunan, hibah atau donasi, pertukaran dengan aset lainnya dan dari sitaan atau rampasan. 2) Aset Tetap terdiri dari: a) Tanah b) Peralatan dan Mesin c) Gedung dan Bangunan d) Jalan, Irigasi dan Jaringan e) Aset Tetap lainnya, dan f) Konstruksi Dalam Pengerjaan. 3) Konstruksi dalam Pengerjaan dicatat senilai seluruh biaya yang diakumulasikan sampai dengan tanggal neraca dari semua jenis aset tetap dalam pengerjaan yang belum selesai dibangun dan akan dilanjutkan dalam tahun berikutnya. 4) Aset Tetap dinyatakan dalam neraca dengan nilai historis, yaitu harga perolehan. Apabila aset tetap dengan menggunakan nilai historis tidak memungkinkan, maka nilai aset tetap didasarkan pada harga perolehan yang diestimasi.

22 25 5) Aset Tetap Pemerintah Daerah dalam tahun 2009 belum dilakukan penyusutan. 6) Aset Tetap akan dihapuskan apabila dalam keadaan rusak berat, berlebih, usang, hilang dan sebagainya berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku. 7) Aset Tetap yang diperoleh dari donasi diakui dalam periode berkenaan, yaitu pada saat aset tersebut diterima dan hak kepemilikannya berpindah dan diukur berdasarkan nilai wajar dari harga pasar atau harga penggantinya pada saat diperoleh. h. Dana Cadangan 1) Dana Cadangan adalah dana yang dibentuk untuk membiayai kebutuhan dana yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran. 2) Jumlah yang diklasifikasikan ke dalam kelompok Dana Cadangan dan peruntukannya ditetapkan dengan Peraturan Daerah. i. Aset Lainnya 1) Aset Lainnya adalah Aset yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam Aset Lancar, Aset Tetap maupun Investasi Jangka Panjang. 2) Aset Lainnya diantaranya terdiri atas: a) Tagihan Penjualan Angsuran b) Tuntutan Ganti Rugi c) Kemitraan dengan Pihak Ketiga (Built Operate Transfer/BOT) d) Aset Tak Berwujud e) Aset Lainnya. 3) Aset Lainnya yang diperoleh melalui pembelian dinilai dengan harga perolehan. Dalam hal Tagihan Penjualan Angsuran dari hasil penjualan aset pemerintah, harga perolehan merupakan harga nominal dari kontrak. j. Kewajiban Jangka Pendek 1) Kewajiban jangka pendek merupakan utang yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo dalam satu periode akuntansi. 2) Kewajiban lancar diantaranya terdiri dari: a) Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) b) Bagian Lancar Utang Jangka Panjang yang jatuh tempo c) Utang Jangka Pendek 3) Kewajiban lancar dibukukan sebesar nilai nominal. Utang dalam valuta asing dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar kurs tengah Bank Indonesia pada tanggal transaksi.

23 26 k. Kewajiban Jangka Panjang 1) Kewajiban Jangka Panjang merupakan utang yang harus dibayar kembali atau jatuh tempo lebih dari satu periode akuntansi. Utang Jangka Panjang dapat berasal dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Kabupaten/Kota Lainnya, maupun lembaga keuangan bank dan bukan bank. 2) Utang Jangka Panjang diakui pada saat dana tersebut diterima dan dibukukan sebesar nilai nominal. Utang dalam valuta asing dikonversikan ke rupiah berdasarkan nilai tukar kurs tengah BI pada tanggal transaksi. l. Ekuitas Dana 1) Ekuitas Dana adalah kekayaan bersih pemerintah daerah yang merupakan selisih antara Aset dengan Utang Pemerintah Daerah. 2) Ekuitas Dana terdiri atas Ekuitas Dana Lancar, Ekuitas Dana Investasi dan Ekuitas Dana Cadangan. 3) Ekuitas Dana Lancar merupakan selisih antara jumlah total nilai Aset Lancar dengan jumlah total nilai Kewajiban Jangka Pendek. 4) Ekuitas Dana Investasi merupakan selisih antara jumlah total nilai Investasi Jangka Panjang, Aset Tetap, dan Aset Lainnya dengan jumlah total nilai Kewajiban Jangka Panjang. 5) Ekuitas Dana Cadangan merupakan akumulasi dana yang disisihkan dalam Dana Cadangan guna membiayai kegiatan yang tidak dapat dibebankan dalam satu tahun anggaran.

24 BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN Dalam Bab ini diuraikan secara rinci mengenai pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan, dimana pos pendapatan, belanja, dan pembiayaan terdapat dalam Laporan Realisasi Anggaran, sedangkan pos aset, kewajiban, dan ekuitas dana terdapat dalam Neraca. Disamping itu pula terdapat penjelasan mengenai aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas sebagaimana yang tercantum dalam Laporan Arus Kas. Laporan Realisasi Anggaran menyajikan gambaran informasi mengenai realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit dan pembiayaan komparatif dengan anggarannya dalam Tahun Anggaran Neraca menggambarkan posisi keuangan Pemerintah Kabupaten Sarolangun mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal 31 Desember Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama Tahun Anggaran 2009, dan saldo kas dan setara kas pada tanggal 31 Desember NERACA Aset Rp ,49 a. Aset Lancar Rp ,99 Saldo Aset Lancar per 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 sebesar Rp ,99 dan Rp ,12 merupakan kas atau setara kas serta aset yang diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan sebagai berikut: Tabel 5.1 Rincian Aset Lancar Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian 31 Desember Desember 2008 A. Kas , ,20 1. Kas di Kas Daerah , ,95 2. Kas di Bendahara Pengeluaran , ,25 3. Kas di Bendahara Penerimaan , ,00 B. Piutang , ,30 1. Piutang Pajak , ,00 2. Piutang Retribusi , ,00 3. Piutang lainnya , ,30 C. Persediaan , ,62 Jumlah , ,12 1) Kas di Kas Daerah Rp ,92 Jumlah tersebut merupakan saldo rekening giro Kas Daerah yang terdapat pada Rekening Giro BPD Jambi, BNI, dan BRI per 31 Desember 27

25 dan 31 Desember 2008 sebesar Rp ,92 dan Rp ,95 dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5.2 Rincian Kas di Kas Daerah Per 31 Desember 2009 dan 2008 No Uraian 31 Desember Desember 2008 A. Rekening Giro BPD Jambi Cabang , ,52 Sarolangun 1. Nomor rekening , ,00 2. Nomor rekening , ,68 3. Nomor rekening , ,98 4. Nomor rekening , ,86 B. Rekening Giro BNI KCP Sarolangun , ,00 1. Nomor rekening , ,00 C. BRI Cabang Pembantu Sarolangun , ,43 1. Nomor rekening , ,43 2. Nomor rekening , ,00 D. Kelebihan Pemotongan Pajak dan Kekurangan Pembayaran SP2D oleh ,00 0,00 Bank (BPD) Jumlah , ,95 2) Kas di Bendahara Pengeluaran Rp ,25 Kas di Bendahara Pengeluaran per tanggal 31 Desember 2009 dan 2008 sebesar Rp ,25 dan Rp ,25 merupakan sisa UYHD yang belum disetor dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5.3 Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian 31 Desember Desember Sisa UYHD Tahun , ,25 2. Sisa UYHD Tahun , ,00 3. Sisa UYHD Tahun , ,00 4. Sisa UYHD Tahun , ,00 5. Sisa UYHD Tahun ,00 0,00 Jumlah , ,25 (Rincian lihat Lampiran 1) Saldo Kas di Bendahara Pengeluaran tersebut termasuk Utang Pajak SKPD yang belum disetor per 31 Desember 2009 sebesar Rp ,00. 3) Kas di Bendahara Penerimaan Rp ,00 Kas di Bendahara Penerimaan merupakan saldo kas pada Bendahara Penerimaan yang belum disetor ke Kas Daerah per 31 Desember 2009 dan 2008 sebesar Rp ,00 dan ,00 dengan rincian sebagai berikut:

26 29 Tabel 5.4 Rincian Kas di Bendahara Penerimaan Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian 31 Desember Desember Bendahara Penerimaan RSUD Prof , ,00 Dr. H. M. Khatib Quzwain 2. Bendahara Penerimaan DPPKD , ,00 (Rincian lihat Lampiran 2.a dan 2.b) Jumlah , ,00 4) Piutang Pajak Rp ,00 Merupakan jumlah tagihan Pajak Reklame yang telah ditetapkan namun belum dilunasi/diterima pembayarannya sampai dengan 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 sebesar Rp ,00 dan Rp ,00 dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5.5 Rincian Piutang Pajak Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian 31 Desember Desember Pajak Pengembalian dan Pengelolaan Galian Golongan C , ,00 2. Pajak Restoran/Rumah Makan ,00 0,00 3. Pajak Reklame ,00 0,00 Jumlah , ,00 (Rincian lihat Lampiran 3) 5) Piutang Retribusi Rp ,00 Piutang Retribusi merupakan jumlah tagihan retribusi daerah yang telah ditetapkan namun belum dilunasi sampai dengan 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 sebesar Rp ,00 dan Rp ,00 dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5.6 Rincian Piutang Retribusi Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian 31 Desember Desember Retribusi Pasar , ,00 2. Retribusi Kebersihan ,00 0,00 3. Retribusi Kekayaan Daerah ,00 0,00 2. Retribusi Sewa Ruko Pemda 0,00 0,00 (Rincian lihat Lampiran 4) Jumlah , ,00 6) Piutang Lainnya Rp ,00 Piutang Lainnya merupakan jumlah tagihan daerah yang telah ditetapkan namun belum dilunasi/diterima pembayarannya sampai dengan 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 sebesar Rp ,00 dan Rp ,30 dengan rincian sebagai berikut:

27 30 Tabel 5.7 Rincian Piutang Lainnya Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian 31 Desember Desember 2008 A. Piutang Bagi Hasil Provinsi , ,30 1. Pajak Kendaraan Bermotor , ,00 2. Pajak Kendaraan Di Atas Air 0, ,00 3. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor , ,20 4. PBBKB , ,10 5. Air Bawah Tanah , ,00 6. Air Permukaan , ,00 B. Piutang Pelelangan Kendaraan 0, ,00 1. Piutang Pelelangan Kendaraan 0, ,00 Jumlah , ,30 7) Persediaan Rp ,82 Persediaan merupakan saldo barang habis pakai per 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 sebesar Rp ,82 dan Rp ,62 dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5.8 Rincian Persediaan Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian 31 Desember Desember Persediaan ATK , ,00 2. Persediaan Benda Berharga , ,00 3. Persediaan Bahan Kimia ,00 0,00 4. Persediaan Bahan Instalasi 0, ,57 5. Persediaan Obat-obatan , ,05 6. Persediaan Bibit & Bahan Penolong ,00 0,00 7. Persediaan Barang Habis Pakai ,00 0,00 Jumlah , ,62 (Rincian lihat Lampiran 5) b. Investasi Jangka Panjang Rp ,00 1) Investasi Non Permanen Rp ,00 Investasi Non Permanen terdiri dari sapi dan kerbau yang digaduhkan ke masyarakat pada Dinas Perikanan dan Peternakan serta sisa tunggakan pokok Kredit Usaha Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (KUPEM) per 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 sebesar Rp ,00 dan Rp ,00 dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5.9 Rincian Investasi Non Permanen Per 31 Desember 2009 dan 2008 No Uraian 31 Desember Desember 2008 A. Sapi Penggaduhan , ,00 1. Sapi Penggaduhan Tahun , ,00 2. Sapi Penggaduhan Tahun , ,00 3. Sapi Penggaduhan Tahun , ,00

28 31 No Uraian 31 Desember Desember Sapi Penggaduhan Tahun , ,00 5. Sapi Penggaduhan Tahun ,00 0,00 B. Kerbau Penggaduhan ,00 0,00 1. Kerbau Penggaduhan Tahun ,00 0,00 C. KUPEM , ,00 1. KUPEM Tahun , ,00 2. KUPEM Tahun , ,00 3. KUPEM Tahun , ,00 4. KUPEM Tahun , ,00 5. KUPEM Tahun , ,00 6. KUPEM Tahun , ,00 7. KUPEM Tahun , ,00 8. KUPEM Tahun ,00 0,00 Jumlah , ,00 (Rincian lihat Lampiran 6.a dan 6.b) 2) Investasi Permanen Rp ,00 Jumlah tersebut merupakan Investasi Permanen per 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 berupa Penyertaan Modal Pemerintah Kabupaten Sarolangun pada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebesar Rp ,00 dan Rp ,00 dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5.10 Rincian Investasi Permanen Per 31 Desember 2009 dan 2008 No Uraian 31 Desember Desember PT. Bank Pembangunan Daerah Jambi , ,00 2. PT. Jambi Info Trade Center (JITC) 0, ,00 3. PD. Serumpun Pseko , ,00 4. PDAM Tirta Sako Batuah , ,00 Jumlah , ,00 Penyertaan Modal pada PT. JITC sebesar Rp ,00 telah dikembalikan ke Kas Daerah pada tahun PD. Serumpun Pseko tidak beroperasi sejak tahun 2004 sehingga laporan keuangan PD. Serumpun Pseko tidak dapat dilampirkan. PDAM Tirta Sako Batuah merupakan Badan Pengelola Air Bersih yang pada tahun 2008 berubah statusnya dari SKPD menjadi BUMD. Sampai dengan tahun 2009 Pemerintah Kabupaten Sarolangun melakukan penyertaan modal pada PDAM Tirta Sako Batuah berupa kas sebesar Rp ,00 dengan proporsi kepemilikan 100%. c. Aset Tetap Rp ,50 Saldo Aset Tetap Pemerintah Kabupaten Sarolangun per 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 adalah sebesar Rp ,50 dan Rp ,50 yang berupa tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, serta aset tetap lainnya sebagai berikut:

29 32 Tabel 5.11 Rincian Aset Tetap Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Jenis Aset Tetap 31 Desember 2008 Mutasi Bersih 31 Desember Tanah , , ,50 2. Peralatan dan Mesin , , ,00 3. Gedung dan Bangunan , , ,00 4. Jalan,Irigasi dan Jembatan , , ,00 5. Aset Tetap Lainnya , , ,00 6. Konstruksi Dalam Pengerjaan , , ,00 Jumlah , , ,50 Saldo Aset Tetap merupakan Aset Tetap yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Sarolangun per 31 Desember 2008 ditambah/dikurangi dengan mutasi Aset Tetap selama tahun 2009 berupa Belanja Modal maupun penghapusan aset adalah sebagai berikut: Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2008 : Rp ,50 Penambahan Aset Tetap: : Rp 0,00 Belanja Modal tahun 2009 : Rp ,00 Kapitalisasi dari Belanja Barang dan Jasa : Rp ,00 Koreksi dari Utang per 31 Desember 2009 : Rp ,00 Pengurangan Aset Tetap: : Rp 0,00 Mutasi bersih tahun 2009 : Rp ,00 Saldo Aset Tetap per 31 Desember 2009 : Rp ,50 (Rincian lihat Lampiran 7.a) Rincian atas mutasi aset tetap adalah sebagai berikut: 1) Aset Tetap Tanah Rp ,50 Aktiva tersebut merupakan nilai tanah yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Sarolangun per 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 sebesar Rp ,50 dan Rp ,50 dengan mutasi sebagai berikut: Nilai Tanah per 31 Desember 2008 Rp ,50 Penambahan dari Belanja Modal Tanah tahun 2009 Rp ,00 Mutasi bersih tahun 2009 Rp ,00 Nilai Tanah per 31 Desember 2009 Rp ,50 (Rincian lihat Lampiran 7.b) 2) Aset Tetap Peralatan dan Mesin Rp ,00 Aktiva tersebut merupakan nilai peralatan dan mesin yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Sarolangun per 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 sebesar Rp ,00 dan Rp ,00 dengan rincian mutasi sebagai berikut:

30 33 Nilai Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2008 Penambahan dari Belanja Modal Peralatan dan Mesin tahun 2009 Kapitalisasi dari Belanja Barang dan Jasa Mutasi bersih tahun 2009 Nilai Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2009 (Rincian Lihat Lampiran 7.c) Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Penambahan peralatan dan mesin tidak sama dengan belanja modal Peralatan dan Mesin. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan peralatan dan mesin yang berasal dari Belanja Barang dan Jasa berupa Mobile Disk sebesar Rp ,00. Aset Tetap Peralatan dan Mesin terdiri dari Alat-alat Besar, Alat Angkutan, Alat Bengkel, Alat Pertanian, Alat Kantor dan Rumah Tangga, Alat Studio dan Komunikasi, Alat Kedokteran, serta Alat Laboratorium. Rincian saldo Peralatan dan Mesin per 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut: Tabel 5.12 Rincian Aset Tetap Peralatan dan Mesin Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian 31 Desember Desember Alat-alat Besar , ,00 2. Alat Angkutan , ,00 3. Alat Bengkel , ,00 4. Alat Pertanian , ,00 5. Alat Kantor dan Rumah Tangga , ,00 6. Alat Studio dan Komunikasi , ,00 7. Alat Kedokteran , ,00 8. Alat Laboratorium , ,00 9. Alat Keamanan ,00 0,00 Jumlah , ,00 3) Aset Tetap Gedung dan Bangunan Rp ,00 Aktiva tersebut merupakan nilai gedung dan bangunan yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Sarolangun per 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 sebesar Rp ,00 dan Rp ,00 dengan mutasi sebagai berikut: Nilai Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2008 Rp ,00 Penambahan : Rp ,00 Belanja Modal Gedung dan Bangunan Tahun 2009 Rp ,00 Kapitalisasi dari Belanja Barang Rp ,00 Koreksi dari Utang per 31 Desember 2009 Rp ,00 Reklasifikasi Masuk Rp ,00 Pengurangan : Rp ,00 Reklasifikasi Keluar Rp ,00 Mutasi Bersih Tahun 2009 Rp ,00 Nilai Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2009 Rp ,00 (Rincian lihat Lampiran 7.d)

31 34 4) Aset Tetap Jalan, Irigasi, dan Jaringan Rp ,00 Aktiva tersebut merupakan nilai jalan, irigasi, dan jaringan yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Sarolangun per 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 sebesar Rp ,00 dan Rp ,00 dengan mutasi sebagai berikut: Nilai Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2008 Rp ,00 Penambahan : Rp ,00 Belanja Modal Gedung dan Bangunan Tahun 2009 Rp ,00 Kapitalisasi dari Barang Jasa Rp ,00 Koreksi dari Utang per 31 Desember 2009 Rp ,00 Reklasifikasi Masuk Rp ,00 Pengurangan : Rp ,00 Reklasifikasi Keluar Rp ,00 Mutasi Bersih Tahun 2009 Rp ,00 Nilai Gedung dan Bangunan per 31 Desember 2009 Rp ,00 (Rincian lihat Lampiran 7.e) 5) Aset Tetap Lainnya Rp ,00 Aktiva tersebut merupakan nilai aset tetap lainnya yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Sarolangun per 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 sebesar Rp ,00 dan Rp ,00 dengan mutasi sebagai berikut: Nilai Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2008 Rp ,00 Penambahan dari Belanja Modal Aset Tetap Lainnya tahun Rp , Mutasi bersih tahun 2009 Rp ,00 Nilai per 31 Desember 2009 Rp ,00 (Rincian Lihat Lampiran 7.f) Rincian saldo Aset Tetap Lainnya per 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 adalah sebagai berikut: Tabel 5.13 Rincian Aset Tetap Lainnya Per 31 Desember 2009 dan 2008 No Uraian 31 Desember Desember Buku Perpustakaan , ,00 2. Barang Becorak Kesenian , ,00 3. Hewan/Ternak , Tanaman , ,00 5. Alat Persenjataan , ,00 6. Baliho ,00 0,00 Jumlah , ,00 6) Konstruksi Dalam Pengerjaan Rp ,00 Aktiva tersebut merupakan pekerjaan pembangunan yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Sarolangun yang belum selesai dikerjakan per 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 sebesar Rp ,00 dan Rp ,00 dengan mutasi sebagai berikut:

32 35 Nilai Konstruksi Dalam Pengerjaan per 31 Desember 2008 : Rp ,00 Penambahan dari Belanja Modal Gedung dan Bangunan tahun 2009 : Rp ,00 Penambahan dari Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan tahun 2009 : Rp ,00 Penambahan dari Reklasifikasi Nilai Gedung dan Bangunan Tahun 2008 Pengurangan berupa reklasifikasi KDP TA 2008 ke Gedung dan Bangunan : Rp : Rp ,00 ( ,00) Pengurangan berupa reklasifikasi KDP TA 2008 ke Jalan, Irigasi, dan Jeringan : Rp ( ,00) Mutasi bersih tahun 2009 : Rp ,00 Nilai Konstruksi Dalam Pengerjaan per 31 Desember 2009 : Rp ,00 (Rincian lihat Lampiran 7.g) d. Aset Lainnya Rp ,00 Saldo Aset Lainnya Pemerintah Kabupaten Sarolangun per 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 adalah sebesar Rp ,00 dan Rp ,00 yang berupa Tuntutan Ganti Rugi Kerugian Daerah sebagai berikut: Tabel 5.14 Rincian Aset Lainnya Per 31 Desember 2009 dan 2008 Surat Keputusan No. Atas Nama Bupati Nilai Kerugian No. Tanggal Total Kerugian Pengembalian Kekurangan Fatmawati 397 September , , , Dr. Indra, S.POG Juni , , ,00 Jumlah , , , Kewajiban Rp ,00 a. Kewajiban Jangka Pendek Rp ,00 1) Utang Perhitungan Fihak Ketiga Rp ,00 Jumlah tersebut merupakan saldo utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) per 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 sebesar Rp ,00 dan Rp ,00 dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5.15 Rincian Utang Fihak Ketiga Per 31 Desember 2009 dan 2008 No Uraian 31 Desember Desember SP2D diterbitkan tetapi sampai 31 Desember 2008 belum dicairkan 0, ,00 2. PPN yang belum disetorkan ,00 0,00 3. PPh yang belum disetorkan ,00 0,00 Jumlah , ,00 (Rincian lihat Lampiran 8)

33 36 2) Utang Lainnya Rp ,00 Jumlah tersebut merupakan saldo utang terhadap rekanan pada Dinas Pekerjaan Umum atas pekerjaan-pekerjaan yang dikerjakan tahun 2009 namun sampai akhir tahun belum dapat dibayarkan 100%. (Rincian lihat Lampiran 9) 3. Ekuitas Dana Rp ,49 a. Ekuitas Dana Lancar Rp ,99 Merupakan selisih antara Aset Lancar dengan Kewajiban Jangka Pendek. Saldo Ekuitas Dana Lancar per 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 sebesar Rp ,99 dan Rp ,12 dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5.16 Rincian Aset Tetap Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian 31 Desember Desember SiLPA , ,20 2. Pendapatan yang Ditangguhkan , ,00 3. Cadangan Piutang , ,30 4. Cadangan Persediaan , ,62 5. Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang Jangka Pendek ( ,00) ( ,00) Jumlah , ,12 b. Ekuitas Dana Investasi Rp ,50 Saldo Ekuitas Dana Investasi per 31 Desember 2009 dan 31 Desember 2008 sebesar Rp ,50 dan Rp ,50 dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5.17 Rincian Aset Tetap Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian 31 Desember Desember Diinvestasikan dlm Investasi Jangka Pjg , ,00 2. Diinvestasikan dalam Aset Tetap , ,50 3. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya , ,00 Jumlah , ,50

34 5.2. LAPORAN REALISASI ANGGARAN Pendapatan Rp ,97 a. Pendapatan Asli Daerah Rp ,72 Pendapatan Asli Daerah ditargetkan sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,72 atau 99,14% dari target/anggarannya. Pendapatan Asli Daerah terdiri atas Pendapatan Pajak Daerah, Pendapatan Retribusi Daerah, Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan, dan Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah sebagai berikut: Tabel 5.18 Rincian Pendapatan Asli Daerah Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian Anggaran Realisasi % thd. Anggaran Realisasi Pendapatan Pajak Daerah , ,00 107, ,50 2. Pendapatan Retribusi Daerah , ,66 152, ,00 3. Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan , ,14 134, ,47 Daerah Yang Dipisahkan 4. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah , ,92 75, ,14 Jumlah , ,72 99, ,11 1) Pajak Daerah Rp ,00 Pajak daerah per 31 Desember 2009 dianggarkan sebesar Rp ,00 dan direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 107,12% dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5.19 Rincian Aset Pajak Daerah Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian Anggaran Realisasi % thd. Anggaran Realisasi Pajak Hotel , ,00 115, ,00 2. Pajak Restoran , , , ,00 3. Pajak Hiburan , ,00 111, ,00 4. Pajak Reklame , ,00 167, ,00 5. Pajak Penerangan Jalan , ,00 134, ,00 6. Pajak Pengambilan Bahan Galian Gol. C , ,00 131, ,50 7. Pajak Pengambilan Bahan Galian Gol. A ,00 0,00 0,00 0,00 Jumlah , ,00 107, ,50 2) Retribusi Daerah Rp ,66 Retribusi Daerah terdiri atas Retribusi Jasa Umum, Retribusi Jasa Usaha, dan Retribusi Perizinan Tertentu dengan target sebesar Rp ,00 dan realisasi sebesar Rp ,66 atau sebesar 152,02% dari anggarannya sebagai berikut: 37

35 38 Tabel 5.20 Rincian Retribusi Daerah Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian Anggaran % thd. Realisasi Anggaran Realisasi Retribusi Jasa Umum , ,00 163, ,00 2. Retribusi Jasa Usaha , ,66 29, ,00 3. Retribusi Perizinan Tertentu , ,00 275, ,00 Jumlah , ,66 152, ,00 a) Retribusi Jasa Umum Rp ,00 Retribusi Jasa Umum dianggarkan sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 163,26% dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5.21 Rincian Jasa Umum Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian Anggaran Realisasi % thd. Anggaran Realisasi Retribusi Pelayanan Kesehatan , ,00 183, ,00 2. Retribusi Pelayanan Persampahan /kebersihan , ,00 91, ,00 3. Retribusi Parkir di tepi jalan umum , ,00 34, ,00 4. Retribusi Pelayanan Pasar , ,00 170, ,00 5. Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor , ,00 71, ,00 6. Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam , ,00 78, ,00 Kebakaran Jumlah , ,00 163, ,00 b) Retribusi Jasa Usaha Rp ,66 Retribusi Jasa Usaha dianggarkan sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,66 atau sebesar 29,28% dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5.22 Rincian Jasa Umum Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian Anggaran Realisasi % thd. Anggaran Realisasi Ret.Jasa Usaha Pemakaian KekayaanDaerah , ,00 4, ,00 2. Retribusi Terminal , ,00 41, ,00 3. Retribusi Penyedotan Kakus , ,00 15, ,00 4. Retribusi RumahPotong Hewan , ,00 52, ,00 5. Retribusi Tanda Daftar Industri , ,00 12,00 0,00 6. Retribusi Perbengkelan , ,66 24,23 0,00 7. Retribusi Optikal ,00 0,00 0,00 0,00 8. Retribusi IPB , ,00 297,54 0,00 9. Retribusi TDG , ,00 170,48 0,00 10 Retribusi Apoteker , ,00 48,00 0,00 Jumlah , ,66 29, ,00

36 39 c) Retribusi Perizinan Tertentu Rp ,00 Retribusi Perizinan Tertentu dianggarkan sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 275,08% dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5.23 Rincian Aset Tetap Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian Anggaran Realisasi % thd. Realisasi 2008 Anggaran 1. Retribusi Izin Mendirikan Bangunan , ,00 55, ,00 2. Retribusi Izin Gangguan , ,00 192, ,00 3. Retribusi Izin Trayek ,00 0, ,00 4. Retribusi Izin Peruntukan Penggunaan Tanah , ,00 12, ,00 5. Retribusi Leges , ,00 110, ,00 6. Retribusi usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan C , ,00 4, ,00 7. Surat Ijin usaha Jasa Konstruksi , ,00 227, ,00 8. Retribusi Surat Izin Pemborongan Pembangunan , ,00 894, ,00 9. Retribusi SIUP , ,00 38, , Retribusi Surat Izin Tempat Usaha (SITU) , ,00 184, , Retribusi izin Usaha Tenda 0, ,00-0, Retribusi Izin Kartu Bengkel 0, ,00-0, Retribusi Izin Apotik 0, ,00-0, Retribusi Izin Hotel 0, ,00-0, Retribusi Izin Ketangkasan Olahraga 0, ,00-0, Retribusi Izin Praktek Dokter 0, ,00-0, Retribusi Angkutan Barang 0, ,00-0, Retribusi Hasil Hutan 0, ,00-0, Retribusi TDP 0, ,00-0, Retribusi Izin Tower 0, ,00-0, Retribusi Izin Usaha Angkutan Jalan 0, ,00-0, Retribusi Pengolahan Limbah Cair 0, ,00-0, Retribusi Rumah Makan 0, ,00-0, Retribusi Salon 0, ,00-0, Retribusi SIP Bidan 0, ,00-0, Retribusi SPBU 0, ,00-0, Retribusi Toko Obat 0, ,00-0, Retribusi Izin W Lapor 0, ,00-0, Retribusi Replenting Bibit ,000,00 0,00-0,00 Jumlah , ,00 275, ,00 3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Rp ,14 Pendapatan Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan selama tahun 2009 berasal dari pembagian laba atas penyertaan modal pada Bank Jambi sebesar Rp ,14 atau sebesar 134,96% dari jumlah yang dianggarkan sebesar Rp ,00 sedangkan dari BUMD belum mendapat bagian laba. Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan tahun 2008 sebesar Rp ,47.

37 40 4) Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Rp ,92 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah selama tahun 2009 dianggarkan sebesar Rp ,00 dan direalisasikan sebesar Rp ,92 atau 75,20% dari anggarannya sebagai berikut: Tabel 5.24 Rincian Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian Anggaran Realisasi % thd. Anggaran Ralisasi 2008 A. Jasa Giro Kas Daerah , ,98 32, ,30 B. Pendapatan Bunga Deposito , ,40 94, ,00 C. Pendapatan Lain dan Pengembalian , ,54 121, ,59 Kelebihan 1. Penerimaan lainnya yang sah , ,54 84, ,59 2. Pajak Penghasilan 21 0,00 0, ,00 3. Potongan Taspen 0, , ,00 4. Pembayaran Gaji dan Tunjangan 0, , ,00 5. Pembayaran Perjalanan Dinas 0, , ,00 6. Pembayaran Pelaksanaan Pekerjaan 0, , ,00 7. Hasil Lelang Kendaraaan 0, , ,00 8. Pengembalian KUPEM ,00 0, ,00 D. Penerimaan Badan/Dinas , ,00 130, ,25 1. Penerimaan Hasil Hutan ,00 0, ,25 2. Dinas Pertanian 0, , ,00 3. PT. Sungai Belati Coal (Dinas ESDM) 0, , ,00 4. DInas Perikanan 0, , ,00 5. Dinas Nakertrans 0, , ,00 6. Dinas Perkominfo 0, , ,00 Jumlah , ,92 75, ,14 b. Pendapatan Transfer Rp ,25 Pendapatan Transfer ditargetkan sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,25 atau 94,98% dari target/anggarannya. Dengan realisasi tersebut, kontribusi Pendapatan Transfer terhadap total Pendapatan adalah sebesar 95,19% dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5.25 Rincian Pendapatan Tranfer Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % thd. Anggaran Realisasi 2008 (Rp) 1. Transfer Pemerintah Pusat Dana Perimbangan , ,00 92, ,00 2. Transfer Pemerintah ,00 196, ,00 Pusat Lainnya ,00 3. Transfer Pemerintah Provinsi , ,25 100, ,40 Jumlah , ,25 95, ,40

38 41 1) Transfer Pemerintah Pusat Dana Perimbangan Rp ,00 Dana Perimbangan dari Pemerintah Pusat terdiri atas Dana Bagi Hasil Pajak, Dana bagi Hasil Sumber Daya Alam, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khusus yang dianggarkan sebesar Rp ,00 dan direalisasikan sebesar Rp ,00 atau sebesar 92,99% dari anggarannya sebagai berikut: Tabel 5.26 Rincian Dana Perimbangan Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian Anggaran Realisasi % thd. Anggaran Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak , ,00 89, ,00 2. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam , ,00 57, ,00 3. Dana Alokasi Umum , ,00 100, ,00 4. Dana Alokasi Khusus , ,00 100, ,00 Jumlah , ,00 92, ,00 Adapun rincian atas Transfer Pemerintah Pusat Dana Perimbangan sebagai berikut. a) Dana Bagi Hasil Pajak Rp ,00 Dana Bagi Hasil Pajak dianggarkan sebesar Rp ,50 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 89,83% dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5.27 Rincian Dana Bagi Hasil Pajak Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian Anggaran Realisasi % thd. Anggaran Realisasi Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan , , , ,00 2. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) , ,00 6, ,00 3. Pajak Penghasilan Orang Pribadi (PPh Pasal 21) , ,00 55, ,00 4. Pajak Penghasilan Psl.25 0, ,00 0, ,00 5. Upah Pungut PBB , ,00 52, ,00 6. PBB Bagian Pemerintah Pusat Untuk Kabupaten , , ,94 0,00 Jumlah , ,00 89, ,00 b) Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Rp ,00 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam dianggarkan sebesar Rp ,30 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 57,44% dengan rincaian sebagai berikut:

39 42 Tabel 5.28 Rincian Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian Anggaran Realisasi % thd. Anggaran Realisasi DBH Iuran Tetap ,00 0,00 0, ,00 2. DBH Perikanan 0,00 0,00 0, ,00 3. Provisi Sumber Daya Hutan , ,00 10, ,00 4. DBH Pertambangan Gas Alam , ,00 105, ,00 5. DBH Penusahaan Peikanan , ,00 18,85 0,00 6. DBH Iuran Eksploitasi (Royalti) , ,00 9, ,00 7. DBH Kehutanan Dana Reboisasi (DR) , ,00 26, ,00 8. DBH Pertambangan Minyak Bumi , ,00 33, ,00 9. DBH Panas Bumi , ,00 355,84 0, DBH Provisi IUPH ,00 0,00-0,00 Jumlah , ,00 57, ,00 c) Dana Alokasi Khusus Rp ,00 Dana Alokasi Khusus dianggarkan sebesar Rp ,000,00 dengan realisasi sebesar Rp ,000,00 atau 100% dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5.29 Rincian Dana Alokasi Khusus Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian Anggaran Realisasi % thd. Anggaran Realisasi DAK Dana Reboisasi 0,00 0, ,00 2. DAK Bidang Pendidikan , ,00 100, ,00 3. DAK Bidang Kesehatan , ,00 100, ,00 4. DAK Bid. Kependudukan 0,00 0,00 100, ,00 5. DAK Bidang Inf. Jalan , ,00 100, ,00 6. DAK Bidang Inf. Irigasi , ,00 100, ,00 7. DAK Bid. Inf. Air Minum & , ,00 100, ,00 Penyehatan Ling. 8. DAK Bid. Kel. & Perikanan , ,00 100, ,00 9. DAK Bidang Pertanian , ,00 100, , DAK Bid. Ling. Hidup , ,00 100, , DAK bid KB , ,00 100,00 0, DAK Bid Sarana , ,00 100,00 0,00 Prasarana 13. DAK Bid Perdagangan , ,00 100,00 0,00 Jumlah , ,00 100, ,00 2) Transfer Pemerintah Pusat Lainnya Rp ,00 Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat Lainnya merupakan Dana Penyesuaian yang ditargetkan sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 dan Dana Penyesuaian Tunjangan pendidikan guru dan PNS sebesar Rp ,00 atau 196,30% dari target/anggarannya.

40 43 3) Transfer Pemerintah Provinsi Rp ,25 Pendapatan Transfer Pemerintah Provinsi merupakan Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi yang ditargetkan sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,25 atau 100,21% dari target/anggarannya dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5.30 Rincian Tranfer Pemerintah Provinsi Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian Anggaran Realisasi % thd. Anggaran Realisasi Pajak Kendaraan Bermotor , ,00 67, ,00 2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor , ,20 99, ,40 3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor , ,10 116, ,20 4. Pajak Air Permukaan , ,45 322, ,00 5. Pajak Air Bawah Tanah , ,50 156, ,00 6. Bagi Hasil Pajak dari Propinsi Lainnya , ,00 99,5 0,00 Jumlah , ,25 100, ,60 c. Lain-lain Pendapatan yang Sah Rp ,00 Lain-lain Pendapatan yang Sah ditargetkan sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau 100,00% dari target/anggarannya. Dengan realisasi tersebut, kontribusi Lainlain Pendapatan yang Sah terhadap total Pendapatan adalah sebesar 0,54% Rincian atas Lain-lain Pendapatan yang Sah Tahun Anggaran 2009 beserta kontribusinya terhadap total Lain-lain Pendapatan yang Sah adalah sebagai berikut: Tabel 5.31 Rincian Lain-lain Pendapatan yang Sah Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian Anggaran Realisasi % thd. Anggaran 1. Pendapatan Hibah , ,00 100,00 2. Pendapatan Dana Darurat 0,00 0,00 - Jumlah , ,00 100, Belanja Rp ,00 a. Belanja Operasi Rp ,00 Belanja Operasi dianggarkan sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau 94,67% dari anggarannya. Perincian Belanja Operasi adalah sebagai berikut:

41 44 Tabel 5.32 Rincian Belanja Operasi Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian Anggaran Realisasi % thd. Anggaran Realisasi Belanja Pegawai , ,00 96, ,00 2. Belanja Barang , ,00 90, ,00 3. Belanja Subsidi , ,00 99, ,00 4. Belanja Hibah , ,00 99, ,00 5. Blj. Bantuan Sosial , ,00 89, ,00 6. Blj. Bantuan Keuangan , ,00 98, ,00 Jumlah , ,00 94, ,00 Rincian atas Belanja Operasi Tahun Anggaran 2009 adalah sebagai berikut: 1) Belanja Pegawai Rp ,00 Belanja Pegawai dianggarkan sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 96,22% dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5.33 Rincian Belanja Pegawai Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian Anggaran Realisasi % 1. DPRD , ,00 73,53 2. KDH & WKDH , ,00 97,28 3. SETDA , ,00 95,41 4. SETWAN , ,00 87,74 5. DPKAD , ,00 82,70 6. BAPPEDA , ,00 90,26 7. INSPEKTORAT , ,00 98,32 8. BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH , ,00 92,29 9. BADAN LINGKUNGAN HIDUP , ,00 100, DINAS PERTANIAN , ,00 94, BADAN PELAKSANA PENYULUHAN , ,00 98, DINAS PERINDAGKOP , ,00 99, DINAS HUTBUN , ,00 95, KANTOR PEL SATU ATAP , ,00 91, DINAS SOSNAKERTRAN , ,00 98, DINAS KEPENDUDUKAN DAN SIPIL , ,00 92, KANTOR ARSIP DAERAH , ,00 97, DINAS PERIKANAN & PETERNAKAN , ,00 84, DINAS TATA KOTA , ,00 95, DINAS PEKERJAAN UMUM , ,00 98, DINAS KESEHATAN , ,00 97, DINAS PENDIDIKAN , ,00 93, KECAMATAN , ,00 97, KELURAHAN , ,00 92, DINAS KEBUD. PEMUDA & OLAHRAGA , ,00 100, DINAS ESDM , ,00 97, RUMAH SAKIT UMUM DAERAH , ,00 95, BPP PEL KELUARGA BERENCANA , ,00 99, KESATUAN BANGSA DAN POLITIK , ,00 84, SEKOLAH LUAR BIASA , ,00 88, DINAS PERHUBUNGAN , ,00 98, UPTD PERHUB KOMUNIKASI INFORMASI , ,00 92,13

42 45 No. Uraian Anggaran Realisasi % 33. UPTD PENG. KENDARAAN BERMOTOR , ,00 88, BPMPD , ,00 98, SMP , ,00 99, SMA/SMK , ,00 99, SANGGAR KEGIATAN BELAJAR , ,00 96, KANTOR SATUAN POLISI PAMONGPRAJA , ,00 98, UPTD DIKNAS , ,00 99,97 Jumlah , ,00 96,22 2) Belanja Barang Rp ,00 Belanja Barang dianggarkan sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 90,73%. Realisasi Belanja Barang periode 1 Januari 2009 sampai dengan 31 Desember 2009 dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5.34 Rincian Belanja Barang Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian Anggaran Realisasi % 1. DPRD 0,00 0,00 2. KDH & WKDH , ,00 75,94 3. SETDA , ,00 92,75 4. SETWAN , ,00 94,46 5. DPKAD , ,00 92,16 6. BAPPEDA , ,00 82,29 7. INSPEKTORAT , ,00 95,19 8. BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH , ,00 151,91 9. BADAN LINGKUNGAN HIDUP , ,00 92, DINAS PERTANIAN , ,00 95, BADAN PELAKSANA PENYULUHAN , ,00 92, DINAS PERINDAGKOP , ,00 90, DINAS HUTBUN , ,00 93, KANTOR PEL SATU ATAP , ,00 94, DINAS SOSNAKERTRAN , ,00 93, DINAS KEPENDUDUKAN DAN SIPIL , ,00 85, KANTOR ARSIP DAERAH , ,00 88, DINAS PERIKANAN & PETERNAKAN , ,00 91, DINAS TATA KOTA , ,00 98, DINAS PEKERJAAN UMUM , ,00 82, DINAS KESEHATAN , ,00 104, DINAS PENDIDIKAN , ,00 81, KECAMATAN , ,00 97, KELURAHAN , ,00 99, DINAS KEBUD. PEMUDA & OLAHRAGA , ,00 99, DINAS ESDM , ,00 95, RUMAH SAKIT UMUM DAERAH , ,00 97, BPP PEL KELUARGA BERENCANA , ,00 95, KESATUAN BANGSA DAN POLITIK , ,00 69, SEKOLAH LUAR BIASA , ,00 97, DINAS PERHUBUNGAN , ,00 99, UPTD PERHUB KOMUNIKASI INFORMASI , ,00 68, UPTD PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR , ,00 81, BPMPD , ,00 98, SMP , ,00 86,20

43 46 No. Uraian Anggaran Realisasi % 36. SMA/SMK , ,00 81, SANGGAR KEGIATAN BELAJAR , ,00 95, KANTOR SATUAN POLISI PAMONGPRAJA , ,00 92, UPTD DIKNAS , ,00 81,84 Jumlah , ,00 90,73 3) Belanja Subsidi Rp ,00 Belanja Subsidi dianggarkan sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 99,37%. Realisasi Belanja Subsidi tersebut digunakan untuk Subsidi Beras Miskin (Raskin) yang disalurkan melalui Perum Bulog Sub Divre Wilayah IV Sarko. 4) Belanja Hibah Rp ,00 Belanja Hibah dianggarkan sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 99,40%. Realisasi Belanja Hibah periode 1 Januari 2009 sampai dengan 31 Desember 2009 dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5.35 Rincian Belanja Hibah Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian Anggaran Realisasi % thd. Anggaran 1. Lembaga Instansi Vertikal , ,00 99,83 2. Organisasi Semi Pemerintah , ,00 96,29 3. Lembaga Pendidikan , ,00 100,00 4. Kel Masyarakat Kurang Mampu , ,00 100,00 5. Pengembangan Kecamatan , ,00 100,00 Jumlah , ,40 5) Belanja Bantuan Sosial Rp ,00 Belanja Bantuan Sosial dianggarkan sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 89,68%. Realisasi Bantuan Sosial periode 1 Januari 2009 sampai dengan 31 Desember 2009 terdiri dari: Tabel 5.36 Rincian Bantuan Sosial Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian Anggaran Realisasi % thd. Anggaran 1. Organisasi Kemasyarakatan , ,00 99,48 2. Rumah Ibadah , ,00 76,45 3. Organisasi Keagamaan , ,00 85,54 4. Organisasi Profesi , ,00 56,65 5. Bantuan Pendidikan , ,00 83,88 6. Bantuan Partai Politik , ,00 91,67 7. Kel Masyarakat Tidak Mampu , ,00 95,14 Jumlah , ,00 89,68

44 47 6) Belanja Bantuan Keuangan Rp ,00 Belanja Bantuan Keuangan dianggarkan sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 98,30% yang diberikan kepada desa-desa di Kabupaten Sarolangun dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5.37 Rincian Bantuan Keuangan Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Kecamatan Anggaran Realisasi % thd. Anggaran 1. Sarolangun , ,00 99,76 2. Bathin VIII , ,00 98,95 3. Cermin Nan Gedang , ,00 99,33 4. Limun , ,00 98,53 5. Mandiangin , ,00 99,74 6. Pelawan , ,00 98,76 7. Singkut , ,00 97,33 8. Pauh , ,00 94,32 9. Air Hitam , ,00 99, Batang Asai , ,00 97,63 Jumlah , ,00 98,30 b. Belanja Modal Rp ,00 Belanja Modal dianggarkan sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau sebesar 95,45% dari anggarannya terdiri dari: Tabel 5.38 Rincian Belanja Modal Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian Anggaran Realisasi % thd. Anggaran Realisasi Belanja Tanah , ,00 99, ,00 2. Belanja Peralatan dan Mesin , ,00 89, ,00 3. Belanja Gedung dan Bangunan , ,00 92, ,00 4. Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan , ,00 100, ,00 5. Belanja Aset Tetap Lainnya , ,00 96, ,00 Jumlah , ,00 95, ,00 c. Belanja Tak Terduga Rp ,00 Belanja ini dianggarkan untuk membiayai pengeluaran darurat sehubungan dengan adanya bencana alam yang terjadi. Belanja Tak Terduga Tahun 2009 dianggarkan sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau 61% dengan rincian sebagai berikut:

45 48 Tabel 5.39 Rincian Belanja Modal Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian pada BKU Penerima Jumlah 1. Dibayar Bantuan Tidak Terduga untuk penyelenggaraan Pemilu dengan tertib, luber dan adil Panwaslu ,00 2. Dibayar Bantuan Tidak Terduga untuk biaya distribusi logistis Pemilu Tahun 2009 KPU Sarolangun ,00 3. Dibayar Bantuan Tidak Terduga untuk pelaksanaan tugas dalam rangka pemantauan setiap tahapan pelaksanaan Pemilu Legislatif Tahun 2009 Kejari Sarolangun ,00 4. Dibayar Bantuan Tidak Terduga untuk Bimbingan Tehnis Pemilu Pilpres Tahun 2009 KPUD Sarolangun ,00 5. Dibayar Bantuan Tidak Terduga untuk Petugas Kecamatan di TPS dan Penghitungan Cepat Hasil Bagian ADM Pemerintahan Umum Pilipres Tahun 2009 Setda ,00 6. Bantuan Kebakaran Rumah Warga Warga ,00 JUMLAH , Transfer Rp ,00 Belanja ini dianggarkan untuk membiayai pengeluaran sebagai wujud pelaksanaan dari kebijakan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten berkaitan dengan kepentingan daerah yang pelaksanaannya berdasarkan pertimbangan Kepala Daerah. Belanja tersebut merupakan Belanja Bagi Hasil Pajak kepada Desa di Kabupaten Sarolangun yang dianggarkan sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau 99,97% Pembiayaan Rp ,20 a. Penerimaan Pembiayaan Rp ,20 Penerimaan pembiayaan dimaksudkan untuk menutup defisit anggaran, dimana anggaran pendapatan lebih kecil bila dibandingkan dengan anggaran belanja dan atau memanfaatkan surplus realisasi APBD tahun sebelumnya guna membiayai pengeluaran pembiayaan. Anggaran Penerimaan Pembiayaan untuk Tahun Anggaran 2009 adalah sebesar Rp ,00 dan direalisasikan sebesar Rp ,20 atau 100,34% dari anggarannya. b. Pengeluaran Pembiayaan Rp ,00 Anggaran Pengeluaran Pembiayaan untuk Tahun Anggaran 2009 adalah sebesar Rp ,00 dan direalisasikan sebesar Rp ,00 atau 92,27% dari anggarannya dengan perincian sebagai berikut:

46 49 Tabel 5.40 Rincian Pengeluaran Pembiayaan Per 31 Desember 2009 dan 2008 No Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % thd. Anggaran 1. Penyertaan Modal pada PDAM Tirta Sako Batuah , ,00 99,90 2. Investasi Dana KUPEM , ,00 66,67 Jumlah , ,00 92, Sisa Lebih Penggunaan Anggaran Rp ,17 Berpedoman pada ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Sisa Lebih Penggunaan Anggaran (SiLPA) merupakan selisih lebih antara ralisasi penerimaan dan pengeluaran. SiLPA Tahun Anggaran 2009 adalah sebagai berikut: Tabel 5.41 Rincian Pengeluaran Pembiayaan Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian Jumlah 1. Pendapatan ,97 2. Belanja ,00 3. Defisit ( ,03) 4. Penerimaan Pembiayaan ,20 5. Pengeluaran Pembiayaan ,00 6. Pembiayaan Neto ,20 7. SilPA , LAPORAN ARUS KAS Laporan Arus Kas bertujuan memberikan informasi mengenai sumber dan penggunaan kas dan setara kas selama Tahun Anggaran 2009, serta saldo kas dan setara kas per 1 Januari 2009 dan 31 Desember Laporan ini menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar selama Tahun Anggaran 2009, yang diklasifikasikan berdasarkan Aktivitas Operasi, Aktivitas Investasi Aset Nonkeuangan, Aktivitas Pembiayaan, dan Aktivitas Nonanggaran. Dalam Laporan Arus Kas tergambar pergerakan kas masuk dan kas keluar sehingga saldo awal kas per 1 Januari 2009 sebesar Rp ,20 menjadi saldo akhir kas per 31 Desember 2009 sebesar Rp ,17 yang berasal dari transaksi penerimaan dan pengeluaran kas dalam tahun 2009, dengan uraian sebagai berikut: 1. Saldo awal kas per 31 Desember 2008 sebesar Rp ,20 terdiri dari: a. Saldo Kas Daerah pada Bendahara Umum Daerah :Rp ,95 b. SP2D yang sudah terbit tetapi belum cair per 31 Desember 2008 :Rp ,00 c. Saldo UYHD pada Bendahara Pengeluaran SKPD :Rp ,25 Jumlah :Rp ,20

47 50 2. Arus kas masuk selama periode 1 Januari 31 Desember 2009 sebesar Rp ,97 terdiri dari : a. Dari aktivitas operasi :Rp ,97 b. Dari aktivitas investasi aset non-keuangan :Rp 0,00 c. Dari aktivitas pembiayaan :Rp ,00 d. Dari aktivitas nonanggaran :Rp ,00 Jumlah :Rp ,97 3. Arus kas keluar selama periode 1 Januari 31 Desember 2009 sebesar Rp ,00 terdiri dari : a. Dari aktivitas operasi :Rp ,00 b. Dari aktivitas investasi aset non-keuangan :Rp ,00 c. Dari aktivitas pembiayaan :Rp ,00 d. Dari aktivitas nonanggaran :Rp ,00 Jumlah :Rp ,00 4. Saldo akhir kas per 31 Desember 2009 sebesar Rp ,17 terdiri dari: a. Saldo Kas Daerah pada Bendahara Umum Daerah :Rp ,92 b. Saldo Kas pada Bendahara Pengeluaran SKPD :Rp ,25 Jumlah :Rp ,17 Penjelasan lebih lanjut atas Laporan Arus Kas Pemerintah Kabupaten Sarolangun Tahun Anggaran 2009 diuraikan sebagai berikut: 1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi Rp ,97 Arus kas bersih Aktivitas Operasi merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam menghasilkan kas yang cukup untuk membiayai aktivitas operasionalnya di masa yang akan datang tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Arus Kas dari Aktivitas Operasi menjelaskan aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas untuk kegiatan operasional pemerintahan selama satu periode akuntansi. Aktivitas operasi sepanjang tahun 2009 menunjukkan kenaikan arus kas bersih sebesar Rp ,97 dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5.42 Rincian Pengeluaran Pembiayaan Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian Jumlah Jumlah A. Arus Masuk Kas dari Aktivitas Operasi ,97 1. Pendapatan Pajak Daerah ,00 2. Pendapatan Retribusi Daerah ,66 3. Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah ,14 Yang Dipisahkan 4. Lain-lain PAD yang Sah ,92 5. Dana Bagi Hasil Pajak ,00 6. Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) ,00 7. Dana Alokasi Umum ,00

48 51 No. Uraian Jumlah Jumlah 8. Dana Alokasi Khusus ,00 9. Dana Otonomi Khusus dan Dana Penyesuaian , Pendapatan Bagi Hasil Pajak dari Provinsi ,25, Dana Hibah ,00 B. Arus Keluar Kas dari Aktivitas Operasi ,00 1. Belanja Pegawai ,00 2. Belanja Barang ,00 3. Belanja Subsidi ,00 4. Belanja Hibah ,00 5. Bantuan Sosial ,00 6. Bantuan Keuangan ,00 7. Tidak Terduga ,00 8. Bagi Hasil Pendapatan Lainnya ke Desa ,00 Arus Bersih Kas dari Aktivitas Operasi ,97 2. Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset Non Keuangan (Rp ,00) Arus Kas dari Aktivitas Investasi Aset Nonkeuangan menjelaskan aktivitas investasi aset nonkeuangan yang mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan atau pelepasan sumberdaya ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan pemerintah pada masyarakat di masa yang akan datang. Aktivitas Investasi Aset Nonkeuangan sepanjang tahun 2009 menunjukkan penurunan kas bersih sebesar Rp ,00 dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5.43 Rincian Pengeluaran Pembiayaan Per 31 Desember 2009 dan 2008 No Uraian Jumlah Jumlah A. Arus Masuk Kas dari Aktivitas Investasi Nonkeuangan 0,00 1. Pendapatan Penjualan atas Peralatan dan Mesin 0,00 B. Arus Keluar Kas dari Aktivitas Investasi Nonkeuangan ,00 1. Belanja Tanah ,00 2. Belanja Peralatan dan Mesin ,00 3. Belanja Gedung dan Bangunan ,00 4. Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan ,00 5. Belanja Aset Tetap Lainnya ,00 6. Belanja Aset Lainnya Arus Bersih Kas dari Aktivitas Investasi Nonkeuangan ( ,00) 3. Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan (Rp ,00) Arus kas dari aktivitas pembiayaan mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto sehubungan dengan pendanaan defisit atau penggunaan surplus anggaran yang bertujuan untuk memprediksi klaim pihak lain terhadap arus kas pemerintah dan klaim pemerintah terhadap pihak lain di masa yang akan datang.

49 52 Aktivitas pembiayaan sepanjang tahun 2009 menunjukkan penurunan kas bersih sebesar Rp ,00 dengan perhitungan sebagai berikut: Tabel 5.44 Rincian Pengeluaran Pembiayaan Per 31 Desember 2009 dan 2008 No. Uraian Jumlah Jumlah A. Arus Masuk Kas dari Aktivitas Pembiayaan ,00 1. Penerimaan Kembali Investasi Nonpermanen ,00 B. Arus Keluar Kas dari Aktivitas Pembiayaan ,00 1. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah ,00 Arus Bersih Kas dari Aktivitas Pembiayaan ( ,00) 4. Arus Kas dari Aktivitas Nonanggaran (Rp ,00) Arus kas dari aktivitas nonanggaran mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto yang tidak mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan pemerintah daerah. Arus Kas dari Aktivitas Non-Anggaran sepanjang tahun 2009 adalah sebagai berikut: Tabel 5.45 Rincian Pengeluaran Pembiayaan Per 31 Desember 2009 dan 2008 No Uraian Jumlah Jumlah A. Arus Masuk Kas dr. Aktivitas Nonanggaran ,00 1. Pajak Pertambahan Nilai ,00 2. Pajak Penghasilan ,00 3. Iuran Wajib Pegawai dan potongan gaji lainnya ,00 4. Potongan Taperum ,00 5. Potongan 2% ,00 No Uraian Jumlah Jumlah 6. Potongan Askes ,00 7. Potongan Lain-lain ,00 B. Arus Keluar Kas dr. Aktivitas Nonanggaran ,00 1. Pajak Pertambahan Nilai ,00 2. Pajak Penghasilan ,00 3. Iuran Wajib Pegawai dan potongan gaji lainnya ,00 4. Potongan Taperum ,00 5. Potongan 2% ,00 6. Potongan Askes ,00 7. Potongan Lain-lain ,00 8. SP2d yang diterbitkan tahun 2008 tetapi baru dibayarkan tahun ,00 Arus Bersih Kas dari Aktivitas Nonanggaran ( ,00)

50 BAB VI INFORMASI-INFORMASI NONKEUANGAN 6.1 Domisili dan Bentuk Hukum Entitas Secara geografis, Kabupaten Sarolangun terletak antara sampai Lintang Selatan dan antara sampai Bujur Timur dan merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 10 sampai dengan 1000 meter dari permukaan laut, dengan pembagian wilayah dan batas sebagai berikut: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Batang Hari. 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu. 3. Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah Kabupaten Merangin. 4. Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah Kabupaten Batang Hari dan Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan. Luas wilayah Kabupaten Sarolangun meliputi km2, terdiri dari Dataran Rendah Km2 (85%) dan Dataran Tinggi 926 Km2 (15%). Secara administratif Kabupaten Sarolangun beribukota di Sarolangun, terdiri dari 10 kecamatan dengan 132 desa dan 6 kelurahan. Lokasi pusat pemerintahan Kabupaten Sarolangun terletak di Komplek Perkantoran Gunung Kembang Sarolangun. Jumlah penduduk Kabupaten Sarolangun berdasarkan hasil SUSENAS 2005 sebanyak jiwa terdiri dari laki-laki jiwa dan perempuan jiwa. Dibandingkan dengan luas wilayahnya, tingkat kepadatan penduduk rata-rata sebanyak 34 jiwa/km2. Entitas pelaporan dalam Laporan Keuangan ini adalah Pemerintah Kabupaten Sarolangun, yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi, dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Jumlah dinas/badan/kantor di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sarolangun, baik sebagai pengguna anggaran maupun sebagai kuasa pengguna anggaran sebanyak 127 SKPD (termasuk 8 UPTD, 30 SLTP, 9 SLTA, 10 kecamatan, dan 6 kelurahan), yang menangani 17 urusan pemerintahan, sebagaimana tercantum dalam Penjabaran APBD Tahun Anggaran 2008 sebagai berikut: 1. Urusan Wajib a. Pemerintahan Umum 1) DPRD 2) Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah 3) Sekretariat Daerah dan 12 KP/Bagian 4) Sekretariat DPRD 5) Dinas Pendapatan dan Pengelola Keaungan Daerah 53

51 54 6) Inspektorat 7) 10 Kecamatan 8) 6 Kelurahan dalam Kecamatan Sarolangun b. Perencanaan Pembangunan 1) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah c. Kesatuan Bangsa & Politik DN 1) Kantor Kesbangpol dan Linmas 2) Kantor Satuan Polisi Pamong Praja d. Budaya 1) Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda, dan Olah Raga e. Sosial 1) Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi f. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 1) Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana g. Kependudukan dan Catatan Sipil 1) Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil h. Lingkungan Hidup 1) Kantor Lingkungan Hidup Daerah i. Kesehatan 1) Dinas Kesehatan 2) Rumah Sakit Umum Daerah j. Pendidikan 1) Dinas Pendidikan 2) 8 UPTD Pendidkan 3) 49 SMPN/SATU ATAP, 10 SMAN, dan 5 SMKN 4) Sekolah Luar Biasa 5) Sanggar Kegiatan Belajar k. Pekerjaan Umum 1) Dinas Pekerjaan Umum l. Perhubungan 1) Dinas Perhubungan 2) UPTD Terminal Komunikasi dan Informasi 3) UPTD PKB

52 55 m. Kepegawaian 1) Badan Kepegawaian,Pendidikan dan Pelatihan Daerah n. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 1) Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa o. Pelayanan Perizinan 1) Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu p Perpustakaan 1) Kantor Perpustakaan,Arsip dan Dokumentasi 2. Urusan Pilihan a. Pertanian 1) Dinas Pertanian b. Kehutanan 1) Dinas Kehutanan & Perkebunan c. Enegi dan Sumberdaya Mineral 1) Dinas Energi Sumber Daya Mineral d. Kelautan dan Perikanan 1) Dinas Perikanan dan Peternakan e. Industri 1)Dinas Peindustrian,Perdagangan dan Koperasi Kelembagaan pemerintah daerah tersebut telah dibentuk sesuai dengan kewenangan yang ada pada pemerintah daerah dan diarahkan untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemerintahan dalam membangun daerah demi terwujudnya pelayanan kepada masyarakat serta mempercepat tercapainya kemandirian daerah KEADAAN PEGAWAI PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN 2009 Jumlah pegawai negeri sipil (PNS) daerah pada Pemerintah Kabupaten Sarolangun sampai dengan bulan Desember 2009 sebanyak orang, dengan rincian per instansi dan per golongan sebagai berikut :

53 56 Tabel 6.1 Rincian Jumlah PNS Pada Pemerintah Kabupaten Sarolangun Golongan (Orang) Jumlah No Nama SKPD I II III IV (Orang) 1 Sekretariat Daerah Sekretariat DPRD Bappeda Badan Kepegawaian Daerah BP2KB/ BKKBS Inspektorat Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Dinas Pendapatan dan Kekayaan Daerah Dinas Pertanian Dinas Pekerjaan Umum Dinas Tata Kota Dinas Perhubungan Dinas Budpar, Pemuda dan Olahraga Dinas Perindagkop Dinas Kesehatan Puskesmas dalam Kab. Sarolangun Dinas Sosnakertrans Dinas ESDM Dinas Kesbang dan Linmas Dinas Perkebunan dan Kehutanan Dinas Pendidikan Nasional SMP,8 SMA,1 SMK UPTD Pendidikan TK. SD Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kantor Catatan Sipil Kantor PMPD Kantor Satpol PP Kantor Bimas Ketahanan Pangan Kantor Camat dlm Kab. Sarolangun Kantor Kelurahan dlm Kec.Sarolangun Jumlah Sumber Data: Daftar Rekap Hasil Taperum PNS Daerah Bulan Desember MANAJEMEN PEMERINTAH KABUPATEN SAROLANGUN TAHUN 2009 Kabupaten Sarolangun pada periode tahun 2009 dipimpin oleh Bupati H. Hasan Basri Agus dengan Wakil Bupati H. Cek Endra. Penetapan Bupati dan Wakil Bupati Sarolangun tersebut berdasarkan keputusan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor /06 Tanggal 20 Juli 2006.

54 BAB VII PENUTUP Berdasarkan penjelasan dan rincian tersebut di atas dapat diambil simpulan penting bahwa: 1. Pada Laporan Realisasi Anggaran, dari target pendapatan yang ditetapkan tahun 2009 sebesar Rp ,00 telah dapat direalisasi sebesar Rp ,97 atau 95,38%, dan pada sisi belanja dan transfer dianggarkan sebesar Rp ,00 dengan realisasi sebesar Rp ,00 atau 94,91%. 2. Dalam Neraca, posisi aset pada akhir tahun 2009 sebesar Rp ,49 bila dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp ,62 terdapat kenaikan sebesar 8,43%. Sedangkan posisi kewajiban/hutang pada akhir tahun 2009 sebesar Rp ,00. Jumlah kewajiban tersebut bila dibandingkan dengan tahun 2008 sebesar Rp ,00 terdapat kenaikan sebesar 56,82%. Hal ini terjadi karena utang terhadap rekanan pada Dinas Pekerjaan Umum atas pekerjaan-pekerjaan yang dikerjakan tahun 2009 namun sampai akhir tahun belum dapat dibayarkan 100% yang nilainya sangat signifikan. 3. Pada Laporan Arus Kas terdapat Penurunan arus kas selama tahun 2009 sebesar Rp ,03. Ini berarti arus masuk kas selama tahun 2009 lebih kecil dibandingkan dengan arus keluar kas. 57

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI N E R A C A Per 31 Desember Tahun 2009 dan Tahun 2008

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI N E R A C A Per 31 Desember Tahun 2009 dan Tahun 2008 1. NERACA KOMPARATIF LAPORAN KEUANGAN POKOK PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI N E R A C A Per 31 Desember Tahun 2009 dan Tahun 2008 (dalam rupiah) Ref 31 Desember 2009 31 Desember 2008 1 ASET 4.1.1. 2 ASET

Lebih terperinci

NERACA PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH Per 31 Desember Uraian Ref

NERACA PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH Per 31 Desember Uraian Ref 1. Neraca Komparatif LAPORAN KEUANGAN POKOK No. NERACA PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH Per 31 Desember Uraian Ref (dalam rupiah) Saldo Akun Tahun (Audited) 1 ASET 2 ASET LANCAR 3 Kas di Kas Daerah V.5.1.1.a.(1)

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KOTA TEGAL LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 NO. URUT URAIAN ANGGARAN 2014 REALISASI 2014 (%) REALISASI

Lebih terperinci

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan rahmat dan ridhonya semata Pemerintah Kabupaten Sampang dapat menyelesaikan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD

BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD BAB VI PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN PPKD A. KERANGKA HUKUM Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsipprinsip yang

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 75 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KEBIJAKAN AKUNTANSI PELAPORAN KEUANGAN

Lebih terperinci

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012

NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. NERACA KOMPARATIF NERACA PEMERINTAH KABUPATEN KARIMUN PER 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 No Uraian Reff (dalam rupiah) 1 ASET 2 ASET LANCAR 4.5.1.1 3 Kas di Kas Daerah 4.5.1.1.1) 90.167.145.260,56

Lebih terperinci

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR

BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR BUPATI SAMPANG KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya dengan limpahan rahmat dan ridhonya semata Pemerintah Kabupaten Sampang dapat menyelesaikan Pertanggungjawaban

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 LAMPIRAN I : PERATURAN DAERAH NOMOR : 1 TAHUN 2015 TANGGAL : 24 AGUSTUS 2015 PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung.

Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung. III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Struktur organisasi Dinas Sosial Kota Bandung ditetapkan dengan Perda nomor 13 tahun 2007 tentang Susunan Organisasi Dinas Pemerintah Kota Bandung. Sesuai dengan Undang-undang

Lebih terperinci

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL.

KERTAS KERJA PENYUSUNAN NERACA KONSOLIDASI POSISI PER TANGGAL. 1 ASET 2 ASET LANCAR 3 Kas di Kas Daerah XXXX 4 Kas di Bendahara Pengeluaran XXXX 5 Kas di Bendahara Penerimaan XXXX 6 Piutang Pajak XXXX 7 Piutang Retribusi XXXX 8 Bagian Lancar TGR XXXX 9 Piutang Lainnya

Lebih terperinci

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN

KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN KOREKSI KESALAHAN, PERUBAHAN KEBIJAKAN AKUNTANSI, PERUBAHAN ESTIMASI AKUNTANSI, DAN OPERASI YANG TIDAK DILANJUTKAN Koreksi Kesalahan 332. Kesalahan penyusunan laporan keuangan dapat disebabkan oleh keterlambatan

Lebih terperinci

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1

Catatan Atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan ini 1 LAPORAN KEUANGAN 1. NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KABUPATEN AGAM N E R A C A PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (AUDITED) NO. U R A I A N 2,014.00 2,013.00 1 ASET 2 ASET LANCAR 3 Kas di Kas Daerah 109,091,924,756.41

Lebih terperinci

Anggaran Realisasi Realisasi Cat

Anggaran Realisasi Realisasi Cat PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH Untuk Tahun yang Berakhir Sampai dengan 31 Desember 2016 dan 2015 Anggaran Realisasi Realisasi Uraian % Rasio

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PETERNAKAN NO 1 PENDAPATAN 2 PENDAPATAN ASLI DAERAH 3 Pendapatan Pajak Daerah LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Lampiran I BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SUBANG DINAS PENDAPATAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH NO 1 PENDAPATAN 2 PENDAPATAN ASLI DAERAH LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KECAMATAN ANTAPANI KOTA BANDUNG TAHUN ANGGARAN 2014 Sesuai dengan Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI... iii Peraturan Gubernur

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012.

PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012. PEMERINTAH KOTA PADANG PANJANG LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 No. Uraian 2013 2012 1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi 2 Arus Masuk Kas 3 Pendapatan Pajak

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 No. Uraian Anggaran Setelah Perubahan 2015 2014

Lebih terperinci

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp)

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 (Rp) LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 NO URAIAN REFF ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2015 REALISASI 2015 LEBIH/ (KURANG)

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited) ASET PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 3 DESEMBER 24 DAN 23 (Audited) 24 23 Kenaikan /Penurunan (Rp) (Rp) (Rp) ASET LANCAR Kas di Kas Daerah - - - Bank 3,926,359,944 656,5,79,88 (345,23,79,936) Deposito

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN VI PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR : 29 TAHUN 2014 TANGGAL : 27 OKTOBER 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 05 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring adalah

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS

KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN BV. : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 20 TAHUN 2014 TANGGAL : 30 MEI 2014 KEBIJAKAN AKUNTANSI NOMOR 5 LAPORAN ARUS KAS A. PENDAHULUAN Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi Laporan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited)

PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited) ASET PEMERINTAH KOTA SEMARANG NERACA PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (Audited) 2014 2013 Kenaikan /Penurunan (Rp) (Rp) (Rp) ASET LANCAR Kas di Kas Daerah - - - Bank 310,926,359,944 656,050,079,880 (345,123,719,936)

Lebih terperinci

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp)

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI (Rp) LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 NO URAIAN REFF ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN 2014 REALISASI 2014 LEBIH/ (KURANG)

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NERACA KOMPARATIF PER 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 No. URAIAN Ref 2014 2013 (dalam rupiah) 1 ASET 5.1.1 2 ASET LANCAR 5.1.1.1 3 Kas di Kas Daerah 5.1.1.1.1 102.915.303.038,76

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN V PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TANGGAL 13 JUNI 2005 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf

Lebih terperinci

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015

Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015 Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2015 Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Bandung Jalan. Caringin No. 103 Bandung Telp/Fax (022) 5410403 PEMERINTAH KOTA BANDUNG KANTOR PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DAERAH

Lebih terperinci

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD

1.3 Sistematika penulisan catatan atas laporan SKPD CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN KEPEGAWAIAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO Laporan keuangan Tahun Anggaran 2016 ini kami sajikan secara lengkap sebagai salah satu wujud transparansi

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN 1 CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK) DINAS PENDIDIKAN KAB TEMANGGUNG 2014 BAB I PENDAHULUAN Berkaitan dengan pengelolaan keuangan daerah, Dinas Pendidikan Kabupaten Temanggung dalam penyusunan dan pelaksanaan

Lebih terperinci

PROGRAM S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN AKUNTANSI

PROGRAM S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN AKUNTANSI PROGRAM S-1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA DEPARTEMEN AKUNTANSI Perihal Kepada Yth : Pemilihan Judul Skripsi : Ketua Departemen Akuntansi Program S-1 Extensi FE-USU Di- Medan Dengan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN POKOK

LAPORAN KEUANGAN POKOK LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR NERACA DAERAH PER 31 DESEMBER 2008 DAN 2007 (dalam rupiah) No Uraian 2008 2007 I ASET A. ASET LANCAR 1. Kas 26,237,044,323.93

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN POKOK

LAPORAN KEUANGAN POKOK 4 LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KABUPATEN OGAN ILIR NERACA KOMPARATIF PER 31 DESEMBER 2008 DAN 2007 URAIAN JUMLAH (Rp) 2008 2007 ASET ASET LANCAR Kas 5.252.211.953,56 53.229.664.501,08

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DENPASAR LAPORAN ARUS KAS

PEMERINTAH KOTA DENPASAR LAPORAN ARUS KAS Lampiran III : Peraturan Daerah Nomor : 6 TAHUN 2015 Tanggal : 20 AGUSTUS 2015 PEMERINTAH KOTA DENPASAR LAPORAN ARUS KAS Per 31 Desember 2014 dan 2013 URAIAN Ref 2014 2013 Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Lebih terperinci

Anda layak terpilih menjadi Anggota Dewan dari Daerah Pemilihan Jember & Lumajang.

Anda layak terpilih menjadi Anggota Dewan dari Daerah Pemilihan Jember & Lumajang. Modal Calon Eksekutif & Legislatif Jember & Lumajang Gegapgempita dan hingar-bingar kampanye pemilu 2009 tengah berlangsung saat ini di seluruh penjuru Negara RI. Semua Caleg menunjukkan prestise mempublikasikan

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. LAMPIRAN V PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006

Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006 43 Lampiran 1 Laporan Anggaran dan Realisasi Pendapatan dan Belanja Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2006 No. Uraian Anggaran Setelah Perubahan Realisasi I PENDAPATAN DAERAH 1.142.122.565.100 1.153.474.367.884

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH

LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN KLATEN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 NO. URUT URAIAN ANGGARAN REALISASI REF (%) 2015 2015

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Keuangan Daerah Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014 PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HULU NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014 URAIAN Cat. NERACA 2015 2014 1 2 3 4 ASET 5.5.1 ASET LANCAR 5.5.1.a Kas 5.5.1.a. 124,037,218,752.14 381,022,519,212.75 Kas di Kas

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN LAPORAN KEUANGAN BERBASIS AKRUAL SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2016 DAFTAR ISI Daftar Isi i Pernyataan Tanggung Jawab ii Ringkasan Eksekutif 5 A. Laporan

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN F LAPORAN REALISASI ANGGARAN N O SETDA PROVINSI PAPUA LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH Untuk Tahun Yang Berakhir Sampai Dengan 31 Desember dan URAIAN REF 1 PENDAPATAN - LRA 411

Lebih terperinci

PENGANTAR. PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN NERACA PER 31 Desember 2014 dan 2013

PENGANTAR. PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN NERACA PER 31 Desember 2014 dan 2013 PENGANTAR Dalam rangka memenuhi prinsip transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah sesuai dengan PP 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Permendagri 13 Tahun 2006 tentang

Lebih terperinci

CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015

CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015 CATATAN LAPORAN KEUANGAN DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BANDUNG TAHUN 2015 PENJELASAN LAPORAN KEUANGAN 1. PENJELASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN 1). Pendapatan Realisasi pendapatan tahun 2015 sebesar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan. daerah sebagai penyelenggara pemerintah daerah. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemerintah Daerah Pemerintah Daerah merupakan penyelenggara seluruh urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH BARAT DAYA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014 A. NERACA NERACA Per 31 Desember 2015 dan 2014 Uraian Reff 2015 2014 ASET G.5.1.1 ASET LANCAR G.5.1.1.1 Kas di Kas Daerah G.5.1.1.1.1 135.348.133.135,77 93.099.242.994,09 Kas di Bendahara Pengeluaran G.5.1.1.1.2

Lebih terperinci

PROFIL KEUANGAN DAERAH

PROFIL KEUANGAN DAERAH 1 PROFIL KEUANGAN DAERAH Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah sesuai dengan amanat Undang-Undang adalah menyelenggarakan otonomi daerah dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab, serta

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LAPORAN REALISASI ANGGARAN

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN 2014 (dalam Rupiah) No URAIAN CATATAN ANGGARAN 2015 REALISASI

Lebih terperinci

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan LAMPIRAN IV PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan Kebijakan Akuntansi laporan arus kas adalah mengatur penyajian

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan 1.1.1 Maksud Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan Dinas Sosial Provinsi Jawa Tengah disusun untuk

Lebih terperinci

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD BAB V PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD A. Kerangka Hukum Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang telah dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsipprinsip yang

Lebih terperinci

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, KOPERASI DAN UKM PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO Laporan keuangan Tahun Anggaran 2016 ini kami sajikan secara lengkap sebagai salah satu wujud

Lebih terperinci

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA

BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA BAB II KEBIJAKAN AKUNTANSI BEBAN DAN BELANJA A. UMUM 1. Definisi Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyebutnya dengan belanja, sedangkan Laporan Operasional

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kualitatif 1. Basis Akuntansi Di dalam catatan atas laporan keuangan Pemerintah Kota Depok telah disebutkan bahwa laporan keuangan Pemerintah Kota Depok

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR TAHUN 00 TANGGAL OKTOBER 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i) DAFTAR

Lebih terperinci

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI 4. Kebijakan Akuntansi Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Grobogan terkait dengan perlakuan akuntansi dalam sistem pencatatan administrasi pengelolaan keuangan daerah yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kualitatif 1. Laporan Keuangan Laporan Keuangan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Tangerang Selatan disusun dan disediakan sebagai sarana informasi

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAMPIRAN B.II : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal

Lebih terperinci

KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014

KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014 KABUPATEN SUBANG N E R A C A DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL PER 31 DESEMBER TAHUN 2015 DAN TAHUN 2014 U R A I A N JUMLAH Tahun 2015 Tahun 2014 ASET ASET LANCAR Kas di Kas Daerah Kas di Bendahara

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN --------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN 2014

LAPORAN KEUANGAN 2014 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAPORAN KEUANGAN 2014 PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA SELATAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN ANGGARAN YANG BERAKHIR TANGGAL 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (dalam rupiah) Uraian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Pembahasan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akuntansi Keuangan Pemerintahan sekarang memasuki Era Desentralisasi, maka pelaksanaan akuntansi pemerintahan itu ada di daerah-daerah (Provinsi ataupun Kabupaten),

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAMPIRAN IV PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2005 TANGGAL 13 JUNI 2005 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 02 LAPORAN REALISASI ANGGARAN Paragraf-paragraf yang ditulis dengan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP

Kata Pengantar. Binjai, 27 Februari 2017 Pengguna Anggaran. Ir. Dewi Anggeriani NIP LAPORAN KEUANGAN SKPD TAHUN ANGGARAN 06 PEMERINTAH KOTA BINJAI DINAS PERTANIAN DAN PERIKANAN Kata Pengantar Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 00 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah)

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah) PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LUWU UTARA INSPEKTORAT KABUPATEN N E R A C A PER 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dalam Rupiah) No URAIAN 2012 2011 1 ASET 978,440,450.00 907,148,461.00 2 ASET LANCAR 399,500.00 9,190,011.00

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS PSAP No. 0 Laporan Arus Kas 0 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED

LAPORAN KEUANGAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED LAPORAN KEUANGAN PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA 2016 LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2015 AUDITED PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA 2016 PEMERINTAH

Lebih terperinci

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN

1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 MAKSUD DAN TUJUAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN Maksud penyusunan Laporan Keuangan Dinas Dikpora Provinsi NTB adalah untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN Untuk Tahun yang Berakhir Sampai Dengan Tanggal 31 Desember 2015 (dalam rupiah dan persen)

LAPORAN REALISASI ANGGARAN Untuk Tahun yang Berakhir Sampai Dengan Tanggal 31 Desember 2015 (dalam rupiah dan persen) LAPORAN REALISASI ANGGARAN (dalam rupiah dan persen) TA 2015 TA 2014 Uraian Catatan Anggaran Realisasi Rasio Realisasi Rp Rp % Rp PENDAPATAN DAERAH V.5.1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH V.5.1.1.(1) Hasil Pajak

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAMPIRAN III PERATURAN BUPATI MALUKU TENGGARA NOMOR 2.a TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Tujuan kebijakan akuntansi Laporan Realisasi Anggaran

Lebih terperinci

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60

LAPORAN OPERASIONAL. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang 60 LAPORAN OPERASIONAL Tujuan Laporan Operasional 284. Tujuan penyusunan Laporan Operasional adalah untuk melengkapi pelaporan dari siklus akuntansi berbasis akrual (full accrual accounting cycle). Sehingga

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA LUBUKLINGGAU NERACA Per 31 Desember 2008 dan 2007

PEMERINTAH KOTA LUBUKLINGGAU NERACA Per 31 Desember 2008 dan 2007 LAPORAN KEUANGAN POKOK 1. NERACA KOMPARATIF PEMERINTAH KOTA LUBUKLINGGAU NERACA Per 31 Desember 2008 dan 2007 U R A I A N 31 Desember 2008 31 Desember 2007 ASET ASET LANCAR 94.045.349.685,03 117.364.626.222,84

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR

PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR LAPORAN KEUANGAN TAHUN ANGGARAN 2013 1 DAFTAR ISI Pernyataan Tanggung Jawab... 3 Laporan Realisasi Anggaran... 4 Neraca... 5 Catatan Atas Laporan Keuangan... 6 - BAB I Pendahuluan... 6 - BAB II Ekonomi

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Billions RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Kinerja pelaksanaan APBD Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN REALISASI ANGGARAN KOMITE STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DESEMBER 00 DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN -----------------------------------------------------------

Lebih terperinci

-1- KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA, BELANJA, TRANSFER DAN PEMBIAYAAN

-1- KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA, BELANJA, TRANSFER DAN PEMBIAYAAN -1- LAMPIRAN XI PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 75 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG KEBIJAKAN AKUNTANSI PENDAPATAN-LRA, BELANJA, TRANSFER DAN PEMBIAYAAN A. KEBIJAKAN

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 0 LAMPIRAN I.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TANGGAL LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS Lampiran I.0 PSAP 0 (i)

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara

Lebih terperinci

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI Tujuan kebijakan akuntansi adalah menciptakan keseragaman dalam penerapan perlakuan akuntansi dan penyajian laporan keuangan, sehingga meningkatkan daya banding di antara laporan

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS LAMPIRAN B.IV : PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS Paragraf-paragraf yang ditulis dengan huruf tebal dan miring

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Keuangan Daerah Pelaksanaan kewenangan Pemerintah Daerah sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 URAIAN REF ANGGARAN 2014

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 URAIAN REF ANGGARAN 2014 PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2014 DAN 2013 (dalam rupiah) URAIAN ANGGARAN 2014 REALISASI 2014 % REALISASI 2013 PENDAPATAN

Lebih terperinci

BAB III EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN

BAB III EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN BAB III EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 3.1 EKONOMI MAKRO Berdasarkan Nota Kesepakatan antara Pemerintah Kabupaten Pekalongan dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Lebih terperinci

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO.

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. LAMPIRAN II.0 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN ARUS KAS www.djpp.d DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN ------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN [ AUDITED ] LAPORAN KEUANGAN 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN PEMERINTAH KABUPATEN BANYUWANGI LAPORAN REALISASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 2015 DAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013 PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN TAHUN ANGGARAN 2013 JUMLAH (Rp.) BERTAMBAH / (BERKURANG) KD. REK. URAIAN ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN REALISASI (Rp.) % 1 2 3 4.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dan seluruh transaksi yang dilakukan oleh RSJD Dr. RM. Soedjarwadi Provinsi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data Laporan keuangan RSJD Dr. RM.Soedjarwadi Provinsi Jawa Tengah disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi keuangan dan seluruh transaksi

Lebih terperinci

DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut :

DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP. Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo termuat dalam daftar sebagai berikut : Lampiran IV Peraturan Bupati Bungo Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bungo DAFTAR ISTILAH DAN PENUTUP I. DAFTAR ISTILAH Istilah yang digunakan dalam Kebijakan Akuntansi

Lebih terperinci

JUMLAH ASET LANCAR , ,94

JUMLAH ASET LANCAR , ,94 A. Neraca Laporan Keuangan Pemerintah Aceh Tahun 21 PEMERINTAH ACEH NERACA Untuk Tahun Yang Berakhir Tanggal 31 Desember 21 dan 29 (Dalam Rupiah) URAIAN TAHUN 21 TAHUN 29 (1) (3) (4) ASET ASET LANCAR Kas

Lebih terperinci

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun

DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Untuk Tahun yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2016 Dengan Angka Perbandingan Tahun 1 2 IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN 2.1. Ikhtisar Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Realisasi Pencapaian Target Kinerja Keuangan Dinas Komunikasi Dan Informatika adalah sebesar Rp5.996.443.797

Lebih terperinci

PENGANTAR. Djoko Sartono, SH, M.Si Laporan Keuangan Kabupaten Sidoarjo

PENGANTAR. Djoko Sartono, SH, M.Si Laporan Keuangan Kabupaten Sidoarjo PENGANTAR Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, kami atas nama Pemerintah Kabupaten Sidoarjo menyusun Buku Saku Tahun 2013. Buku Saku adalah merupakan publikasi rangkuman data

Lebih terperinci

TATA CARA PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN

TATA CARA PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN TATA CARA PELAKSANAAN KEBIJAKAN AKUNTANSI PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SUBANG BAB I PENDAHULUAN I.1. Tujuan dan Ruang Lingkup Bab ini bertujuan untuk memberikan pemahaman secara garis besar mengenai dasar-dasar

Lebih terperinci

LAPORAN REALISASI ANGGARAN

LAPORAN REALISASI ANGGARAN LAMPIRAN IV PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 00 TANGGAL 1 JUNI 00 STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 0 LAPORAN REALISASI ANGGARAN DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------------

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NERACA AUDITED Per 31 Desember 2008 dan 2007

LAPORAN KEUANGAN POKOK. PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NERACA AUDITED Per 31 Desember 2008 dan 2007 1. NERACA KOMPARATIF LAPORAN KEUANGAN POKOK PEMERINTAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NERACA AUDITED Per 31 Desember 2008 dan 2007 URAIAN 2008 2007 A S E T ASET LANCAR 10.358.455.445,83 9.673.091.225,83

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NERACA PER 31 Desember 2009 dan 2008

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NERACA PER 31 Desember 2009 dan 2008 4 1. NERACA KOMPARATIF NERACA PER 31 Desember 2009 dan 2008 No Rek Uraian Ref 2009 2008 (dalam Rupiah) 1. A. ASET 5.1.1 1.1 I. ASET LANCAR 5.1.1.a 1.1.1 1. Kas di Kas Daerah 5.1.1.a.1 55.109.719.193,82

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk menerapkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik dapat diartikan sebagai bentuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance Government) telah mendorong pemerintah pusat dan pemerintah daerah

Lebih terperinci

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur

Laporan Keuangan. Deskripsi Prosedur LAMPIRAN C.3 : PERATURAN BUPATI BANGKA BARAT NOMOR : 3 Tahun 2010 TANGGAL: 6 Januari 2010 Laporan Keuangan Deskripsi Prosedur Laporan Keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan

Lebih terperinci