Skripsi, Jurusan Kesehatan Masyarakat Faklutas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo Liliyani Makalew (Nim.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Skripsi, Jurusan Kesehatan Masyarakat Faklutas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo Liliyani Makalew (Nim."

Transkripsi

1 HUBUNGAN HYGIENE SANITASI DAN PERILAKU PENJAMAH KUE DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escerichia colli PADA KUE POPACO DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO TAHUN 2013 Skripsi, Jurusan Kesehatan Masyarakat Faklutas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo Liliyani Makalew (Nim ) ABSTRAK Liliyani Makalew Hubungan Hygiene Sanitasi dan Perilaku Penjamah Kue Dengan Keberadaan Bakteri Escerichia colli Pada Kue Popaco di Pasar Sentral kota Gorontalo. Skripsi. Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Ibu Dr. Hj. Rama P. Hiola, Dra., M.Kes dan Pembimbing II Bapak Ramly Abudi, S.Psi, M.Kes. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survay analitik dengan rancangan cross sectional study. Populasi dalam penelitian ini adalah 14 pedagang dan sampel yaitu 10 kue popaco dari 10 pedagang. Analisis data menggunakan analisis unuvariat dan bivariat, dimana analisis univariat dimaksudkan untuk menggambarkan karakteristik seluruh variabel yang diteliti. Untuk analisis bivariat digunakan uji Exact Fisher untuk mengetahui hubungan hygiene sanitasi dan perilaku penjamah kue dengan keberadaan bakteri Escerichia colli pada kue popaco. Hasil statistik menunjukan tidak ada hubungan antara keadaan lokasi tempat penjualan kue dengan keberadaan bakteri Escerichia colli (Ho diterima) dengan nilai p 0,067>0,05, tidak ada hubungan antara pengangkutan makanan dengan keberadaan bakteri Escerichia colli (Ho diterima) dengan nilai p 0,033>0,05, selanjutnya tidak ada hubungan antara penyajian makanan dengan keberadaan bakteri Escerichia colli (Ho diterima) dengan nilai p 0,183>0,05 dan ada hubungan antara perilaku penjamah kue dengan keberadaan bakteri Escerichia colli (Ho ditolak) dengan nilai p 0,008<0,05. Dapat disimpulkan bahwa dari hasil statistik menunjukan tidak ada hubungan antara hygiene sanitasi dengan keberadaan bakteri Escerichia colli dan ada hubungan perilaku penjamah kue dengan keberadaan bakteri Escerichia colli pada kue popaco di Pasar sentral Kota Gorontalo. Saran Bagi Instansi terkait dapat memberikan sosialisasi kepada pedagang yang yang berada di Pasar Sentral agar mengutamakan pengawasan khususnya jajanan kue dapat terjamin kualitasnya sesuai dengan standar kesehatan. Kata Kunci : Bakteri Escerichia colli, Hygiene Sanitasi, Kue Popaco.

2 ABSTRACT Liliyani Makalew The Correlation between Sanitary Hygiene and Cookies Fondler in Terms of Escerichia Colli Bacteria Existence on Popaco Cookie in Central Market, Gorontalo City. Skripsi. Public Health Study Program, Faculty of Sports and Health Sciences, Universitas Negeri Gorontalo. It was supervised by Dr.Hj.Rama P Hiola, M.Kes as the principal supervisor and Ramly Abudi, S.Psi, M.kes as co supervisor. The research applied an analytical survey and cross sectional designs. There were 14 sellers considered as the populations; 10 of them were the samples. The data were analyzed through bivariate and univariate the univariate was meant to draw all variable characters, while the bivariate was meant to test exact fisher between sanitary hygiene and cookies fondler in terms of Escerichia colli bacteria existence on Popaco cookie. Statistical analysis showed that there was no correlation between selling spot and Escerichia Colli bacteria (H0 was accepted) the p value equaled to 0,067>0,05; there was no correlation between food transportation and Escerichia Colli bacteria (H0 was accepted) the p value equaled to 0,033>0,05; also, there was no correlation between food serving and Escerichia Colli bacteria (H0 was accepted) the p value equaled to 0,183>0,05; last but not least, there was correlation between cookie fondler and Escerichia Colli bacteria (H0 was rejected) the p value equaled to 0,008>0,05. To sum up, there was no correlation between sanitary hygiene and Escerichia Colli bacteria and there was no correlation between cookie fondler attitude and Escerichia Colli bacteria on Popaco cookie in Central market, Gorontalo city. For recommendation, it is important to provide information access to salesman in the market about the importance of controlling system, particularly to health standard based hygienic snacks. Keywords: Escerichia Colli, Sanitary, Hygiene, Popaco.

3 I. PENDAHULUAN Secara umum makanan sehat merupakan makanan yang higienis dan bergizi (mengandung zat hidrat arang, protein, vitamin, dan mineral). Agar makanan sehat bagi konsumen diperlukan persyaratan khusus antara lain cara pengolahan yang memenuhi syarat, cara penyimpanan yang betul, dan pengangkutan yang sesuai dengan ketentuan (Mukono, 2008). Untuk mendapatkan makanan dan minuman yang memenuhi syarat kesehatan, maka perlu diadakan pengawasan terhadap hygiene dan sanitasi makanan dan minuman yang merupakan media yang potensial dalam penyebaran penyakit (Depkes RI, 2003 ). Makanan jajanan sebagai salah satu jasa pelayanan masyarakat dibidang makanan, yang keberadaan sering kali masih jauh dari memenuhi persyaratan kesehatan sehingga menimbulkan dampak penyakit kepada masyarakat. Dengan melihat potensi makanan jajanan yang demikian besar dan tingkat kerawanan yang cukup tinggi perlu diupayakan pengawasan kualitas pengelolaan makanan jajanan dengan memperhatikan kaidah-kaidah kebersihan hygiene dan sanitasi serta persyaratan kesehatan. (Depkes RI, 2003). Sekitar 80% penyakit yang tertular melalui makanan disebabkan oleh bakteri pathogen. Bakteri yang tergolong pathogen misalnya Bacillus cereus, Bacillus antracis, Campylobacter jejuni, Clostridium Botulinium, Escerichia colli, Pseudomonas cocovenenans, Salmonela sp, Staphylocuccus aureus dan Vibrio sp (Nuran, 2011). Salah satu bakteri yang terdapat dalam makanan jajanan adalah Escherichia coli. Dalam persyaratan mikrobiologi Escherichia coli dipilih sebagai indikator tercemarnya air atau makanan karena keberadaan bakteri Escherichia coli dalam sumber air atau makanan merupakan indikasi pasti terjadinya kontaminasi tinja manusia. Adanya Escherichia coli menunjukkan suatu tanda praktik sanitasi yang tidak baik karena Escherichia coli bisa dipindah sebarkan dengan kegiatan tangan ke mulut atau dengan pemindahan pasif melalui air, makanan, susu dan produk-produk lainnya (Supardi, 1999). Badan Pusat Pengawasan Obat dan Makanan mencatat bahwa selama tahun 2004 di Indonesia terjadi 82 kasus keracunan makanan yang menyebabkan korban sakit dan 29 orang meninggal dunia. Sebanyak 31% kasus keracunan itu disebabkan makanan yang berasal dari jasa boga dan buatan rumah tangga (Antara, 2004). Data dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Provinsi Gorontalo Tahun 2011 menemukan 8 sampel makanan jajanan tidak memenuhi syarat mutu dan keamanan pangan. Dimana pada makanan jajanan tradisonal terdapat bakteri koliform. Hasil pengujian pra-lab yang peneliti lakukan pada salah satu sampel kue dengan menggunakan metode lempeng tuang ditemukan adanya bakteri pada sampel tersebut dan berdasarkan hasil dari uji penduga, dengan menggunakan rumus metode MPN, maka diperoleh jumlah bakteri 2,4 x 10-3 sel/ml. Sehingga dapat dikatakan pada kue tersebut positif

4 mengandung bakteri coliform atau telah tercemar mikroba. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Hygiene Sanitasi dan Perilaku Penjamah Kue dengan keberadaan bakteri Escerichia colli Pada kue Popaco Di Pasar Sentral Kota Gorontalo Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah ada hubungan Hygiene Sanitasi dan Perilaku Penjamah Kue dengan keberadaan bakteri Escerichia colli Pada kue Popaco Di Pasar Sentral Kota Gorontalo? II. METODE PENELITIAN a) Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di Pasar Sentral Kota Gorontalo untuk melihat hygiene sanitasi dan perilaku penjamah kue, sedangkan untuk mengetahui keberadaan bakteri Escerichia colli pada kue popaco melalui uji Laboratorium Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan dan Keolahragaan Universitas Negeri Gorontalo dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 19 April-10 Mey b) Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei analitik. Dengan Pendekatan Cross Sectional Study (potong lintang). Dimana dalam Penelitian ini peneliti ingin mengetahui hubungan higiene sanitasi dan perilaku penjamah kue dengan melakukan observasi yang meliputi keadaan lokasi tempat penjualan,pengangkutan makanan, penyajian makanan dan perilaku penjamah kue. Sedangkan untuk melihat keberadaan bakteri Escerichia colli pada kue popaco menggunakan uji laboratorium. c) Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua pedagang kue yang berada dipasar sentral Kota Gorontalo yang berjumlah 14 orang. d) Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah pedagang yang menjual kue popaco atau kue perahu sebayak 10 orang. e) Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah 1. Analisis Univariat Analisis univariat dimaksudkan untuk menggambarkan karakteristik seluruh variabel yang diteliti. Hasil analisis ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. 2. Analisis Bivariat Apabila telah dilakukan analisis univariat, hasilnya akan diketahui karakteristik atau distribusi setiap veriabel, dan dapat dilanjutkan analisis bivariat (Notoatmodjo, 2010). Teknik analisis bivariat dimana untuk mengetahui kemaknaan hubungan/pengaruh variabel Independen (Hygiene sanitasi dan perilaku penjamah kue) dan variabel Dependen (keberadaan bakteri Escerichia colli pada kue popaco atau kue perahu). Uji statistik yang digunakan untuk membantu analisis adalah uji Exact Fisher karena sampel (n) dalam penelitian ini berjumlah 10 orang. Hasil uji Eksak Fisher dapat

5 mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel X dan Y yang bermakna secara statistik (Riwidikdo, 2010). Dasar pengambilan keputusan penerimaan hipotesis berdasarkan tingkat signifikan (nilai p) : a. Nilai p > 0,05 maka hipotesis penelitian (Ho) diterima b. Nilai p 0,05 maka hipotesis penelitian (Ho) ditolak Dengan menggunakan rumus uji Exact Fisher 2x2 : p = ( )!( )!( )!( )!!!!!! dimana : p = probabilitas a, b, c, d = nilai sampel n = jumlah sampel (Sugiono, 2011) III. HASIL DAN PEMBAHASAN a.) Hasil Analisis Univariat 1. Karakteristik Pedagang Kue Karakteristik pedagang kue dipasar sentral Kota Gorontalo berdasarkan umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel dibawah : Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur di Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2013 Umur (Tahun) n % Berdasarkan Tabel 4.1,diketahui bahwa pedagang dengan golongan umur berjumlah 4 pedagang (40%), golongan umur berjumlah 3 orang (30%) dan pedagang dengan golongan umur berjumlah 3 orang (30%). Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2013 Jenis Kelamin n % Laki laki 1 10 Perempuan Berdasarkan Tabel 4.2 diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar pedagang kue di Pasar Sentral Kota Gorontalo adalah berjenis kelamin perempuan yaitu berjumlah 9 orang (90%) dan yang berjenis kelamin lakilaki hanya berjumlah 1 orang (10%) 2. Hygiene Sanitasi Pedagang Kue Popaco dan Perilaku Penjamah Kue Popaco Peneliti melakukan observasi pada pedagang yang menjual kue Popaco di Pasar Sentral Kota Gorontalo mengenai Hygiene Sanitasi pedagang kue Popaco.

6 Tabel 4.3 Ditribusi Responden Berdasarkan Keadaan Lokasi Tempat Penjualan Kue Popaco di Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2013 Keadaan Lokasi Tempat Penjualan Ya % Tidak % Lokasi tempat penjualan kue jauh dari sumber pencemaran asap, debu dll Tempat penjualan kue terhindar dari 0 0, vector Lalat Tersedia tempat sampah disetiap lokasi tempat penjualan kue 0 0, Lantai tempat penjualan kue 0 0, bersih lantai tempat penjualan kue licin lantai tempat penjualan kue ,0 rata lantai tempat penjualan kue kering Berdasarkan Tabel 4.3, dapat diketahui bahwa pada variabel keadaan lokasi tempat penjualan kue di Pasar Sentral Kota Gorontalo ditemukan pedagang (20%) lokasi tempat penjualan kue jauh dari sumber pencemaran asap,debu dll sementara 8 pedagang (80%) lokasi tempat penjualan kue tidak jauh dari sumber pencemaran asap,debu dll, selanjutnya tempat penjualan kue yang lokasinya tidak terhindar dengan vector lalat terdapat pada semua pedagang (100%), dan setelah di observasi terdapat seluruh pedagang pada lokasi penjulan tidak memiliki tempat sampah, selanjutnya seluruh pedagang (100%) lantai tempat penjualan kue tidak bersih, 8 pedagang (80%) lantai tempat penjualan kue licin, 10 pedagang (100%) lantai tempat penjualan kue rata, dan 2 pedagang (20%) lantai tempat penjualan kue tidak kering sementara 8 pedagang (80%) tempat penjualan kue lantainya kering. Tabel 4.4 Ditribusi Responden Berdasarkan Pengangkutan Makanan Kue Popaco di Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2013 Pengangku tan Makanan Ya % Tidak % Tersedia kendraan pengangkut 0 0, khusus untuk kue Wadah yang digunakan pada saat pengangkuta n merupakan wadah khusus kue Isi makanan tidak terlampau ,0 penuh Wadah yang digunakan 0 0, pada saat

7 pengangkuta n dipisahkan berdasarkan jenis kue Berdasarkan Tabel 4.4, dapat diketahui bahwa pada variabel pengangkutan makanan di Pasar Sentral Kota Gorontalo ditemukan seluruh pedagang (100%) tidak tersedia kendraan pengangkut khusus untuk kue, wadah untuk kue yang digunakan pada saat pengangkutan ke lokasi merupakan wadah khusus kue 4 pedagang (40%) sementara 6 pedagang (60%) tidak memiliki wadah khusus kue, selanjutnya terdapat seluruh pedagang (100%) isi kuenya tidak terlampau penuh, serta seluruh pedagang (100%) wadah yang digunakan pada saat pengangkutan ke lokasi tidak dipisahkan berdasarkan jenis kue. Tabel 4.5 Ditribusi Responden Berdasarkan Cara Penyajian Makanan Kue Popaco di Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2013 Penyajian Makanan Ya % Tidak % Tempat penyajian keadaan bersih Tempat penjualan keadaan tertutup Peralatan yang digunakan terjaga kebersihannya Jenis kue yang disajikan dalam wadah yang bersih Wadah yang digunakan untuk ,0 kue tidak mudah rusak Wadah pembungkus kue ,0 tas plastic Etalase yang digunakan dalam ,0 bentuk permanen Berdasarkan Tabel 4.5, dapat diketahui bahwa pada variabel penyajian makanan di Pasar Sentral Kota Gorontalo ditemukan 4 pedagang (40%) tempat penyajian keadaan bersih, selanjutnya 3 pedagang (30%) tempat penyajian keadaan tertutup, selain itu juga (50%) peralatan yang digunakan oleh pedagang peralatannya terjaga kebersihannya, (60%) jenis kue yang disajikan dalam wadah yang bersih, selanjutnya 10 pedagang (100%) wadah yang digunakan untuk kue tidak mudah rusak, kemudian wadah yang digunakan untuk pembungkus kue yaitu tas plastic, dan seluruh pedagang (100%) etalase yang digunakan dalam penjualan kue dalam bentuk permanen. Tabel 4.6 Ditribusi Responden Berdasarkan Perilaku Penjamah Kue Popaco di Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2013 Perilaku Penjamah Kue Ya % Tidak % Mencuci tangan sebelum dan sesudah 0 0, melayani pembeli Menutup mulut dengan sapu 0 0, tangan/tisu

8 apabila batuk dan bersin Menggunakan alat yang sesuai dan bersih apabila ,0 mengambil makanan tidak bercakap cakap saat melayani pembeli Berdasarkan Tabel 4.6, dapat diketahui bahwa pada variabel perilaku penjamah kue di Pasar Sentral Kota Gorontalo ditemukan seluruh pedagang (100%) tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah melayani pembeli, selanjutnya 10 pedagang (100%) tidak menutup mulut dengan sapu tangan/tisu apabila batuk dan bersin, terdapat seluruh pedagang (100%) menggunakan alat yang sesuai dan bersih apabila mengambil makanan, dan 3 pedagang (30%) tidak bercakap cakap saat melayani pembeli. 3. Hasil Pemeriksaan Bakteri Escerichia colli Pada Kue Popaco Untuk melihat keberadaan bakteri Escerichia colli pada kue, peneliti penggunakan pemeriksaan laboratorium melalui metode MPN (Most Probable Number) dengan menggunakan dua uji yaitu uji penduga dan uji penguat. Pemeriksaan ini dilakukan selama 3 hari. Adapun hasil pemeriksaan dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 4.7 Hasil Pemeriksaan Bakteri Coliform Pada 10 Sampel Kue Popaco Di Pasar Sentral Kota Gorontalo Sampel Kue Pengenceran MPN Coliform Pedagang ,4 x 10 3 Pedagang ,4 x 10 3 Pedagang ,4 x 10 3 Pedagang ,4 x 10 3 Pedagang ,4 x 10 3 Pedagang ,4 x 10 3 Pedagang ,4 x 10 3 Pedagang ,4 x 10 3 Pedagang ,4 x 10 3 Pedagang ,4 x 10 3 Sumber : Hasil Coliform 2013 Berdasarkan Tabel 4.7 diatas, dapat dilihat bahwa setelah diinkubasi selama 2 x 24 jam pada suhu 37 C, dari 7 sampel kue yang diperiksa seluruh sampel mengandung bakteri Coliform. Dimana dari hasil pengamatan, untuk Mengetahui Adanya Bakteri Coliform Yaitu Pertama adanya gas pada tabung durham dan yang ke dua adanya perubahan warna hijau menjadi orange. Tabel 4.8 Hasil Pemeriksaan Bakteri Escerichia colli Pada 10 Sampel Kue Popaco Di Pasar Sentral Kota Gorontalo Sampel Pengenceran Kue Ket. Pedagang I Terdapat Pedagang Terdapat Pedagang Terdapat

9 Pedagang Terdapat Pedagang Terdapat Pedagang Terdapat Pedagang Terdapat Pedagang Tidak Terdapat Pedagang Tidak Terdapat Pedagang Tidak Terdapat Sumber : Hasil Pemeriksaan Keberadaan Bakteri Escerichia colli 2013 Berdasarkan Tabel 4.8, dapat dilihat setelah dilakukan pemeriksaan laboratorium pada sampel kue diketahui hasil pemeriksaan dengan menggunakan metode MPN serta diinkubasi selama 1 x 24 jam dengan suhu 37 C, dari 10 sampel kue yang di inkubasi 7 sampel kue positif adanya bakteri dan 3 sampell kue negatif bakteri atau tdak memenuhi syarat kesehatan karena sesuai dengan persyaratan Kepmenkes RI No.715/SK/VII/2003 makanan memenuhi syarat bila angka bakteri Escerichia colli 0 per gram sampel makanan. 4. Hasil Analisis Univariat Variabel Hygiene Sanitasi dan Perilaku Penjamah Kue. Tabel 4.9 Gambaran Hygiene Sanitasi Kue Popaco di Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2013 Hygiene Sanitasi Keadaan Lokasi Tempat Penjualan Kue Pengangkuta n Makanan Penyajian Tidak n % n % Makanan Berdasarkan Tabel 4.9, sesuai dengan Kepmenkes RI No.942/Menkes/SK/VII/2003, dapat dilihat bahwa keadaan lokasi tempat penjualan kue yang memenuhi syarat kesehatan yaitu 2 pedagang (20%) dan 8 pedagang (80%) tidak memenuhi syarat kesehatan. Untuk pengangkutan makanan 4 pedagang (40%) memenuhi syarat kesehatan sedangkan 6 pedagang (60%) tidak memenuhi syarat. dan untuk penyajian makanan 7 pedagang (70%) memenuhi sayarat kesehatan sementara yang tidak memenuhi syarat kesehatan 3 pedagang (30%).

10 Keadaan Lokasi Tempat Penjualan Tidak Tabel 4.10 Gambaran Perilaku Penjamah Kue Popaco di Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2013 Perilaku Penjamah Kue n % 3 30 Tidak 7 70 Berdasarkan Tabel 4.10, sesuai dengan Kepmenkes RI No.942/Menkes/SK/VII/2003, dapat dilihat bahwa perilaku penjamah kue yang memenuhi syarat kesehatan yaitu 3 pedagang (30%) dan 7 pedagang (70%) tidak memenuhi syarat kesehatan. b.) Hasil Analisis Bivariat Tabel 4.11 Distribusi Keadaan Lokasi Tempat penjualan dengan Keberadaan Bakteri Escerichia colli Pada Kue Popaco di Pasar Sentral kota Gorontalo Tahun 2013 Keberadaan Bakteri Escerichia colli Positif Negatif n % n % n % 7 87,5 1 12, , ,0 3 30, p value 0,067 Berdasarkan Tabel 4.11, menunjukan bahwa dari 2 pedagang yang memiliki keadaan lokasi tempat penjualan memenuhi syarat, dimana tidak terdapat pedagang yang sampel kue positif bakteri Escerichia colli dan 2 pedagang (100%) negatif bakteri Escerichia colli. Selanjutnya dari 8 pedagang yang tidak memenuhi syarat, 7 pedagang (87,5%) positif bakteri Escerichia colli, dan 1 (12,5%) diantaranya negatif bakteri Escerichia colli. Hasil uji Exact Fisher menunjukan bahwa nilai p = 0,067. Sehingga dapat dinyatakan bahwa nilai p 0,067 > 0,05, yang berarti Ho diterima yaitu tidak ada hubungan antara keadaan lokasi tempat penjualan dengan keberadaan bakteri Escerichia colli pada kue popaco. Tabel 4.12 Distribusi Pengangkutan Makanan dengan Keberadaan Bakteri Escerichia colli Pada Kue Popaco di Pasar Sentral kota Gorontalo Tahun 2013 Pengangkutan Makanan Tidak Keberadaan Bakteri Escerichia colli Positif Negatif n % n % n % , ,0 3 75, ,0 3 30, Berdasarkan Tabel 4.12, menunjukan bahwa dari 4 pedagang yang pengangkutan makanan memenuhi syarat, 1 pedagang (25,0%) positif bakteri Escerichia colli dan 3 pedagang (75,0%) negatif bakteri Escerichia colli. Selanjutnya dari 6 p value 0,033

11 Penyajian Makanan Tidak pedagang yang tidak memenuhi syarat, 6 pedagang (100%) positif bakteri Escerichia colli. Hasil uji Exact Fisher menunjukan bahwa nilai p = 0,033. Sehingga dapat dinyatakan bahwa nilai p 0,033 > 0,05, yang berarti Ho diterima yaitu tidak ada hubungan antara pengangkutan makanan dengan keberadaan bakteri Escerichia colli pada kue popaco. Tabel 4.13 Distribusi Penyajian Makanan dengan Keberadaan Bakteri Escerichia colli Pada Kue Popaco di Pasar Sentral kota Gorontalo Tahun 2013 Keberadaan Bakteri Escerichia colli Positif Negatif n % n % n % 1 33,3 2 66, ,7 1 14, ,0 3 30, p value 0,183 Berdasarkan Tabel 4.13, menunjukan bahwa dari 7 pedagang yang penyajian makanan memenuhi syarat, 6 pedagang (85,0%) diantaranya positif bakteri Escerichia colli, sedangkan 1 pedagang (14,3%) negatif bakteri Escerichia colli. Selanjutnya dari 3 pedagang yang tidak memenuhi syarat, 1 pedagang (33,3%) positif bakteri Escerichia colli dan 2 pedagang (66,7%) negatif bakteri Escerichia colli. Hasil uji Exact Fisher menunjukan bahwa nilai p = 0,183. Sehingga dapat dinyatakan bahwa nilai p 0,183 > 0,05, yang berarti Ho diterima yaitu tidak ada hubungan antara penyajian makanan dengan keberadaan bakteri Escerichia colli pada kue popaco. Tabel 4.14 Distribusi Perilaku Penjamah Kue dengan Keberadaan Bakteri Escerichia colli Pada Kue Popaco di Pasar Sentral kota Gorontalo Tahun 2013 Perilaku Penjamah Kue Tidak Keberadaan Bakteri Escerichia colli Positif Negatif n % n % n % , ,0 3 30, ,0 3 30, Berdasarkan Tabel 4.14, menunjukan bahwa dari 3 pedagang yang perilaku penjamah kue memenuhi syarat, tidak terdapat sampel kue yang positif bakteri Escerichia colli, sementara 3 pedagang (30,0%) diantaranya negative bakteri Escerichia colli Selanjutnya dari 7 pedagang yang tidak memenuhi syarat, 7 pedagang (100%) positif bakteri Escerichia colli. Hasil uji Exact Fisher menunjukan bahwa nilai p = 0,008. Sehingga dapat dinyatakan bahwa nilai p 0,008 < 0,05, yang berarti Ho ditolak yaitu ada hubungan antara perilaku penjamah kue dengan keberadaan bakteri Escerichia colli pada kue popaco. p value 0,008

12 b.) Pembahasan 1.) Hubungan Keadaan Lokasi Tempat Penjualan Dengan Keberadaan Bakteri Escerichia Colli Pada Kue Popaco di Pasar Sentral Kota Gorontalo Hasil penelitian secara statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna antara keadaan lokasi tempat penjualan kue dengan keberadaan bakteri Escerichia colli pada kue popaco. Dari hasil analisis univariat jika dilihat 20% keadaan lokasi tempat penjualan kue yang memenuhi syarat sedangkan 80% lokasi yang tidak memenuhi syarat, lokasi tempat penjualan kue yang tidak memenuhi syarat kesehatan akan memudahkan terjadinya kontaminasi makanan oleh mikroorganisme seperti bakteri, jamur dan virus serta bahan bahan kimia yang dapat menimbulkan risiko terhadap kesehatan. Sehingga perlu diperhatikan lokasi yang bersih, sehat dan terhindar dari sumber pencemaran. Makanan jajanan yang dijual dengan sarana penjaja konstruksinya harus dibuat sedemikian rupa sehingga dapat melindungi makanan dari pencemaran seperti debu, lalat, insektisida dan lain-lain. Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, sebagian besar tempat penjualan kue lokasinya tidak terhindar dari vektor (lalat), selain itu lantai tempat penjualan kue tidak bersih dan tidak licin karena banyak sampah yang berserakan di sekitar lokasi tempat penjualan, sehingga lantainya terlihat sangat kotor. Beberapa lokasi penjualan makanan jajanan kue berada jauh dari sumber pencemaran namun ada juga beberapa tempat penjualan kue lokasinya berdekatan dengan pecemaran seperti asap dan debu dan terdapat salah satu pedagang yang lokasi penjualan berdekatan dengan penjualan daging yang merupakan sumber pencemaran karena sangat kotor, bau serta pembawa vector (lalat). Dimana lalat merupakan sumber pencemar yang cukup potensial pada makanan dan dapat menyebabkan penyakit bila mengkonsumsi makanan yang sudah dikontaminasi oleh vector tersebut. (Yunaenah, 2009) dalam penelitiannya melaporkan Hasil penelitian secara statistik menunjukkan tidak ada hubungan yang bermakna antara konstruksi bangunan dan kontaminasi E.coli karena kontaminasi E.coli sangat tergantung pada kualitas proses pematangan dan penyajian makanan. 2.) Hubungan Pengangkutan Makanan Dengan Keberadaan Bakteri Escerichia Colli Pada Kue Popaco di Pasar Sentral Koita Gorontalo. Hasil penelitian secara statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher menunjukan tidak ada hubungan yang bermakna antara pengangkutan makanan dengan keberadaan bakteri Escerichia colli pada kue popaco. Hasil analisis univariat jika dilihat 40% pengangkutan makanan yang memenuhi syarat sedangkan 60%

13 pengangkutan makanan yang tidak memenuhi syarat, wawancara yang peneliti lakukan pada pedagang yang berada di Pasar Sentral Kota Gorontalo, dimana untuk pengangkutan makanan seluruh pedagang mengangkut jajanan kue tidak menggunakan kendraan pengangkut khusus kue, sehingga kue yang dijual oleh pedagang hanya dimuat dengan kenderaan roda tiga, selanjutnya wadah khusus kue pada saat pengangkutan ke lokasi tempat penjualan tidak dipisahkan perjenis kue, dimana jenis kue yang basah sangat disukai bakteri dibandingkan kue kering karena dapat digunakan bakteri untuk hidupnya. Selain itu juga dari hasil penelitian yang peneliti lakukan dimana sebagian besar pedagang yang berada di pasar Sentral wadah yang digunakan bukan merupakan wadah khusus untuk kue sehingga pedagang masih menggunakan Dus dari berbagai macam merek minuman yang tidak sesuai dengan persyaratan Kepmenkes RI NO.942/Menkes/SK/VII/2003. Hal ini dikarenakan dalam pengangkutan makanan pedagang kurang memperhatikan proses pengangkutan makanan yang baik, karena dalam pengangkutan banyak pihak yang terkait mulai dari persiapan, pewadahan dan kendraan pengangkut kue tersebut. 3) Hubungan Penyajian Makanan Dengan Keberadaan Bakteri Escerichia Colli Pada Kue Popaco di Pasar Sentral Koita Gorontalo Hasil penelitian secara statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher menunjukan tidak ada hubungan antara penyajian makanan dengan keberadaan bakteri Escerichia colli pada kue popaco, dimana dari hasil analisis univariat penyajian makanan yang memenuhi syarat 70 % sedangkan 30% penyajian makanan yang tidak memenuhi syarat. karena jika dilihat dari observasi yang peneliti lakukan bahwa tempat penyajian makanan atau jajanan keadaan bersih, dimana dari wawancara yang peneliti lakukan sebagian besar pedagang pada saat memulai penjualan etalase yang digunakan dibersihkan terlebih dahulu, sehingga bisa menarik perhatian pelanggan dimana tempat penyajian yang bersih merupakan daya tarik tersendiri khusus para pembeli, selanjutnya wadah yang digunakan pedagang dalam meletakan perjenis kue tidak mudah rusak dan merupakan wadah khusus kue dan etalase yang digunakan juga dalam bentuk permanen sehingga sebagian jenis kue yang disajikan diletakan dalam etalase tersebut, namun ada juga pedagang menyajikan kue diatas etalase, penyajian makanan yang memenuhi syarat tersebut dikarenakan penyajian makanan yang bersih dan yang menarik akan memberikan nilai tmbah dalam menarik pelanggan. Penyajian makanan merupakan rangkaian akhir dari perjalanan makanan, dimana Makanan yang disajikan harus memenuhi persyaratan sanitasi, yaitu bebas dari kontaminasi, bersih dan tertutup, serta dapat memenuhi selera makan pembeli. Menurut Departemen Kesehatan RI (2006), dalam penyajian makanan matang harus memperhatikan

14 prinsip penyajian, yaitu tempat penyajian makanan harus bersih dan tertutup, cara pengambilan makanan harus menggunakan peralatan yang bersih. Selain itu juga penelitian Evi (2005), Penyajian makanan dan minuman hasil observasi tentang penyajian menunjukkan bahwa lebih dari 86% pedagang sudah menyajikan sesuai dengan syarat kesehatan. Hanya variable penggunaan peralatan sekali pakai (disposible) yang memiliki persentase memenuhi syarat terendah, yaitu 53,4% pedagang tidak menggunakan kembali peralatan sekali pakai. Berdasarkan Kepmenkes RI No. 942 tahun 2003 tentang higiene sanitasi makanan minuman jajanan, suatu penjualan makanan minuman dikatakan memenuhi syarat, jika semua variabel dalam penilaian higiene sanitasi memenuhi syarat yang ditentukan. 4) Hubungan Perilaku Penjamah Kue Dengan Keberadaan Bakteri Escerichia Colli Pada Kue Popaco di Pasar Sentral Koita Gorontalo Hasil penelitian secara statistik dengan menggunakan uji Exact Fisher menunjukan ada hubungan antara perilaku penjamah kue dengan keberadaan bakteri Escerichia colli pada kue popaco, dari hasil univariat perilaku penjamah kue 30% memenuhi syarat sedangkan 70% tidak memenuhi syarat. Hal ini jia dilihat dari observasi yang peneliti lakukan bahwa hampir seluruh pedagang yang berjualan kue di Pasar Sentral tersebut menggunakan peralatan yang sesuai dimana peralatan yang digunakan untuk mengambil makanan dari wadahnya menggunakan penjepit khusus untuk kue. Namun peneliti mengamati pada seluruh pedagang yang berada di Pasar Sentral walaupun telah menyediakan peralatan khusus kue seperti penjepit kue, hampir seluruh pedagang jarang menggunakan alat penjepit kue tersebut dimana pedagang lebih terbiasa mengambil makanan dengan tangan tanpa alas atau perlengkapan lainnya, untuk mengatasi masalah tersebut harus adanya kesadaran dari setiap pedagang dan dapat memberikan penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) kepada penjamah kue dimana harus mencuci tangan sebelum dan sesudah mengambil makanan. Karena sentuhan tangan merupakan penyebab yang paling umum terajadinya pencemaran makanan. Selain itu juga pedagang kurang melakukan kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah menjamah kue, dimana kebiasaan tidak mencuci tangan sebelum melayani pembeli merupakan sumber kontaminasi yang cukup berpengaruh terhadap kualitas makanan jajanan yang dijual di Pasar Sentral tersebut karena mikroorganisme yang melekat pada tangan akan berpindah kedalam makanan dan akan berkembang biak dalam makanan. selanjutnya pedagang pada saat bersin tidak menggunakan alas/tisu sehingga perilaku penjamah kue yang tidak memenuhi syarat memiliki resiko yang dapat penyebabkan kontaminasi bakteri Escerichia colli serta terdapat juga beberapa pedagang yang berada dipasar Sentral bercakap - cakap saat menangani makanan.

15 Untuk meningkatkan pengetahuan tenaga penjamah kue yang ada di Pasar Sentral Kota Gorontalo perlu dilakukan penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat kepada tenaga penjamah kue sehingga personal hygiene tenaga penjamah makanan dapat meningkat kualitas kue - kue yang berada di Pasar Sentral Kota Gorontalo sehingga aman untuk dikonsumsi atau memenuhi syarat. IV. PENUTUP a) Simpulan Dapat disimpulkan bahwa dari hasil statistik menunjukan tidak ada hubungan antara hygiene sanitasi dengan keberadaan bakteri Escerichia colli dan ada hubungan perilaku penjamah kue dengan keberadaan bakteri Escerichia colli pada kue popaco di Pasar sentral Kota Gorontalo. b) Saran Bagi Instansi terkait dapat memberikan sosialisasi kepada pedagang yang yang berada di Pasar Sentral agar mengutamakan pengawasan khususnya jajanan kue dapat terjamin kualitasnya sesuai dengan standar kesehatan. V. DAFTAR PUSTAKA Angelina, Yulan, Hygiene Sanitasi Pengelolaan Bumbu Siomay Pada Pedagang Siomay di jl. Dr. Mansyur padang Bulan Medan Tahun Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan. Ahira, Anne Bakteri Escerichia colli. eri-escherichia-coli.html. diakses 15 April 2013 Avhie, Daftar Makanan Tradisional Beserta Asal Daerah. /2013/03/daftar-makanantradisional beserta-asal.html. diakses 15 April 2013 B.A, Susmayati dan Asnidar, Aneka Masakan Kue. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Bayu, Aditiya Makanan Jajan /02/makanan-jajan.html. diakses 20 April 2013 Gould, Dina dan Chiristine Brooker, Mikrobiologi Terapi Untuk Perawat. Jakarta: EGC Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003 Tentang Pedoman Persyaratn Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan, Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 715/Menkes/SK/VII/2003 Tentang Hygiene Sanitasi Jasa Boga, Depkes RI. Mulia, Ricki M, Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

16 Mukono, H.J, Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan Edisi Ke Dua. Surabaya: Airlangga University Press Napu Arifasno dan Sofyan Tambipi, Ilmu Gizi Berbasis Makanan Khas Daerah Gorontalo. Gorontalo. Notoadmojo, Soekidjo, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Nuran, Am.H, Amankah Makanan Yang Anda Konsumsi. Jakarta: Arya Pustaka. Pratiwi, Defiyanti Hygiene Sanitasi Pedagang Kue Dan Keberadaan Escherichia coli Pada Makanan Jajanan Kue Cucur Di Wilayah Pasar Tradisional Desa Kaliyoso Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo Tahun Skripsi Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Gorontalo. Gorontalo. Purnamasari, Ika A Hygiene Sanitasi Dan Pemeriksaan Kandungan Bakteri Escerichia colli Pada Es Krim Yang Di Jajakan Di Kecamatan Medan Petisah Kota Medan Tahun Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan. Praktikum, Penuntun Praktikum Mikrobiologi, Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo. Riwidikdo, H Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra cendekia Sari, Nurmala Higiene Sanitasi Pengelolaan Makanan Dan Perilaku Penjamah Makanan Di Kantin Sekolah Menengah Atas (Sma) Negeri Dan Swasta Di Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu Tahun Slamet, Juli S Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Supardi, Imam dan Sukanto, Mikrobiologi Dalam Pengolahan Dan Keamanan Pangan. Bandung: PT. Alumni. Seto, Sagung, Pangan Dan Gizi. Institut Pertanian Bogor Widyati R, Yuliarsih, Higiene Dan Sanitasi Umum Dan Perhotelan. Jakarta:PT.Gramedia Widiasarana Indonesia.

Lampiran 1. Summary. Nama : Defiyanti Pratiwi Nim :

Lampiran 1. Summary. Nama : Defiyanti Pratiwi Nim : Lampiran 1 Summary Hygiene Sanitasi Pedagang Kue Dan Keberadaan Escherichia coli Pada Makanan Jajanan Kue Cucur Di Wilayah Pasar Tradisional Desa Kaliyoso Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo Tahun

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis Desa Kaliyoso terdapat di Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo dengan batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah barat

Lebih terperinci

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013)

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013) Lampiran 1. Summary HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013) Djamaludin Musa NIM. 811409137 Jurusan

Lebih terperinci

Kata Kunci: Perilaku, Penjamah Makanan, Mie Basah, Bakteri

Kata Kunci: Perilaku, Penjamah Makanan, Mie Basah, Bakteri HUBUNGAN PERILAKU PERILAKU PENJAMAH PENJAMAH MAKANAN MAKANAN DENGAN KEBERADAAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI BAKTERI PADA MIE PADA BASAH MIE DI BASAH LINGKUNGAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Tanpa adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan berfungsi untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dari luar Provinsi Gorontalo maupun mahasiswa yang berasal dari luar Kota Gorontalo.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dari luar Provinsi Gorontalo maupun mahasiswa yang berasal dari luar Kota Gorontalo. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Deskriptif Lokasi Penelitian Asrama Mahasiswa Nusantara UNG merupakan salah satu fasilitas pendukung milik Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia, selain kebutuhan sandang dan papan. Sandang dan papan menjadi kebutuhan pokok manusia karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang penting. Semakin maju suatu bangsa, tuntutan dan perhatian terhadap kualitas pangan yang akan dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya mikroorganisme patogen pada makanan dan minuman sehingga bisa

BAB 1 PENDAHULUAN. adanya mikroorganisme patogen pada makanan dan minuman sehingga bisa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan kebutuhan pokok bagi manusia. Makanan dan minuman selain berfungsi dalam mendukung kesehatan juga bisa menjadi sumber penyakit bagi manusia.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Sebelah Barat : berbatasan dengan Sungai Bulango. b. Sebelah Timur : berbatasan dengan Kelurahan Ipilo BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Berikut ini adalah deskripsi lokasi penelitian yang dilihat atas dua aspek, yaitu Geografi dan Demografi : 1.1.1 Keadaan Geografis Pasar jajan

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG Volume 1, Nomor 2, Tahun 212, Halaman 147-153 FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG * ) Alumnus FKM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu dijaga dari hal-hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, kesehatan perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi dan diupayakan agar lebih tersedia dalam kualitas dan kuantitas secara memadai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003 Tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan, pada pasal 1 menyebutkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI, DAN PERAN PETUGAS TERHADAP KONDISI HYGIENE SANITASI MAKANAN JAJANAN KAKI LIMA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS AUR DURI KOTA JAMBI TAHUN 2014 1* Erris, 2 Marinawati 1 Poltekes

Lebih terperinci

ASPEK HYGIENE SANITASI MAKANAN PADA RUMAH MAKAN DI TERMINAL 42 ANDALAS KOTA GORONTALO 2012 ABSTRAK

ASPEK HYGIENE SANITASI MAKANAN PADA RUMAH MAKAN DI TERMINAL 42 ANDALAS KOTA GORONTALO 2012 ABSTRAK ASPEK HYGIENE SANITASI MAKANAN PADA RUMAH MAKAN DI TERMINAL 42 ANDALAS KOTA GORONTALO 2012 ABSTRAK Lany Mulyani Malango. 811408049. 2012. Aspek Hygiene dan Sanitasi Makanan pada Rumah Makan di Terminal

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi baik secara bakteriologis, kimiawi maupun fisik, agar

I. PENDAHULUAN. terkontaminasi baik secara bakteriologis, kimiawi maupun fisik, agar I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan jajanan adalah makanan dan minuman yang diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan atau disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Makanan penting baik untuk pertumbuhan maupun untuk mempertahankan kehidupan.

Lebih terperinci

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA

ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA ANALISIS COLIFORM PADA MINUMAN ES DAWET YANG DIJUAL DI MALIOBORO YOGYAKARTA Siti Fatimah1, Yuliana Prasetyaningsih2, Meditamaya Fitriani Intan Sari 3 1,2,3 Prodi D3 Analis Kesehatan STIKes Guna Bangsa

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24

DAFTAR GAMBAR. Gambar 2.7 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep... 24 DAFTAR TABEL Tabel 5.1 Persentase Analisis Univariat Masing-masing Variabel Berdasarkan Kepmenkes No.715 Tahun 2008 Penelitian di Universitas X (n=100)... 38 Tabel 5.2.1 Hubungan Sanitasi Kantin Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kantin yang ada di lingkungan Asrama

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kantin yang ada di lingkungan Asrama BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kantin yang ada di lingkungan Asrama Mahasiswa Nusantara Universitas Negeri Gorontalo yang

Lebih terperinci

HYGIENE SANITASI DAN KANDUNGAN MIKROBA PADA KECAP MANIS YANG DIGUNAKAN DI KANTIN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2012

HYGIENE SANITASI DAN KANDUNGAN MIKROBA PADA KECAP MANIS YANG DIGUNAKAN DI KANTIN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2012 HYGIENE SANITASI DAN KANDUNGAN MIKROBA PADA KECAP MANIS YANG DIGUNAKAN DI KANTIN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2012 Ismiaty Abdullah Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 48 telah. kesehatan keluarga, perbaikan gizi, pengawasan makanan dan minuman,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 48 telah. kesehatan keluarga, perbaikan gizi, pengawasan makanan dan minuman, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 48 telah dijelaskan bahwa upaya penyelenggaraan kesehatan dilaksanakan melalui kegiatankegiatan kesehatan keluarga,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi masalah kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. hasil analisis keberadaan Escherichia coli pada makanan jajanan kue cucur

BAB III METODE PENELITIAN. hasil analisis keberadaan Escherichia coli pada makanan jajanan kue cucur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian survei ini bersifat Deskriptif yaitu mengetahui gambaran hasil analisis keberadaan Escherichia coli pada makanan jajanan kue cucur yang dijual oleh

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keywords: Food Handler s Hygiene Sanitation Practice, Escherichia coli RINGKASAN

ABSTRACT. Keywords: Food Handler s Hygiene Sanitation Practice, Escherichia coli RINGKASAN HUBUNGAN PRAKTIK HIGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN TERHADAP CEMARAN Escherichia coli PADA MAKANAN GADO-GADO DI SEPANJANG JALAN KOTA MANADO CORRELATION FOOD HANDLER S HYGIENE SANITATION PRACTICE WITH CONTENT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ancaman penyakit yang berkaitan dengan higiene dan sanitasi khususnya yang berkaitan dengan makanan dan minuman masih menjadi masalah yang paling sering ditemukan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. uji kandungan bakteriologis Escherichia coli pada es buah yang dijajakan dipasar

BAB III METODE PENELITIAN. uji kandungan bakteriologis Escherichia coli pada es buah yang dijajakan dipasar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif yaitu dengan mendeskriptifkan atau memberi gambaran tentang hygiene sanitasi dan uji

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah menjadi pelengkap kebutuhan pangan manusia yang mempunyai banyak variasi rasa, warna, dan serat yang bermanfaat untuk kesehatan. Selain dikonsumsi secara langsung

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, FREKUENSI KONSUMSI DAN SUMBER MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE

HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, FREKUENSI KONSUMSI DAN SUMBER MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE HUBUNGAN ANTARA HIGIENE PERORANGAN, FREKUENSI KONSUMSI DAN SUMBER MAKANAN JAJANAN DENGAN KEJADIAN DIARE NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Gizi Pada Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media untuk dapat berkembang biaknya mikroba atau kuman.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media untuk dapat berkembang biaknya mikroba atau kuman. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan pokok setiap manusia yang diperlukan setiap saat dan memerlukan pengolahan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Makanan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa melaksanakan rutinitasnya setiap hari(depkesri,2004).

BAB I PENDAHULUAN. bisa melaksanakan rutinitasnya setiap hari(depkesri,2004). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan adalah produk pangan yang siap hidang atau yang langsung dapat dimakan, biasanya dihasilkan dari bahan pangan setelah terlebih dahulu diolah atau di masak.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebersihan makanan dan minuman sangatlah penting karena berkaitan dengan kondisi tubuh manusia. Apabila makanan dan minuman yang dikonsumsi tidak terjaga kebersihannya

Lebih terperinci

Karakteristik Responden

Karakteristik Responden Lembar Observasi HIGIENE SANITASI DAN ANALISA Escherichia coli PADA MINUMAN ES KELAPA MUDA YANG DIJUAL DI TAMAN TELADAN KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2012 Berdasarkan Kepmenkes RI No.942/Menkes/SK/VII/2003

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan sebagainya (Depkes RI, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan sebagainya (Depkes RI, 2000). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan penting untuk pertumbuhan maupun mempertahankan kehidupan. Makanan memberikan energi dan bahan-bahan yang diperlukan untuk membangun dan mengganti sel-sel tubuh

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRODUSEN DENGAN PENGGUNAAN FORMALIN PADA BAKSO SAPI KILOAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL DAN MODERN KOTA PONTIANAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRODUSEN DENGAN PENGGUNAAN FORMALIN PADA BAKSO SAPI KILOAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL DAN MODERN KOTA PONTIANAK HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PRODUSEN DENGAN PENGGUNAAN FORMALIN PADA BAKSO SAPI KILOAN YANG DIJUAL DI PASAR TRADISIONAL DAN MODERN KOTA PONTIANAK Rama Aristiyo,, Nurul Amaliyah dan Salbiah Jurusan Kesehatan

Lebih terperinci

HYGIENE SANITASI PADA PEDAGANG MAKANAN JAJANAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2012

HYGIENE SANITASI PADA PEDAGANG MAKANAN JAJANAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2012 HYGIENE SANITASI PADA PEDAGANG MAKANAN JAJANAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO TAHUN 2012 GESNAWATI D. AKASE NIM : 811 408 031 ABSTRAK Gesnawati D. Akase. 2012. Hygiene

Lebih terperinci

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEDAGANG MINUMAN DALAM MEMILIH JENIS ES BATU DI PASAR TRADISIONAL SENTRAL KOTA MEDAN TAHUN 2012

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEDAGANG MINUMAN DALAM MEMILIH JENIS ES BATU DI PASAR TRADISIONAL SENTRAL KOTA MEDAN TAHUN 2012 FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEDAGANG MINUMAN DALAM MEMILIH JENIS ES BATU DI PASAR TRADISIONAL SENTRAL KOTA MEDAN TAHUN 2012 Megawati 1, Wirsal Hasan 2, Surya Dharma 3 1 Program Sarjana Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau dikenal dengan kampus induk/pusat, kampus 2 terletak di Jalan Raden Saleh,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. atau dikenal dengan kampus induk/pusat, kampus 2 terletak di Jalan Raden Saleh, 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Universitas Negeri Gorontalo merupakan salah satu perguruan tinggi di Gorontalo. Kampus Universitas Negeri Gorontalo terbagi atas 3, yaitu kampus

Lebih terperinci

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada era globalisasi keadaan gizi masyarakat yang baik menjadi salah satu cara

I. PENDAHULUAN. Pada era globalisasi keadaan gizi masyarakat yang baik menjadi salah satu cara 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi keadaan gizi masyarakat yang baik menjadi salah satu cara untuk mendukung suksesnya pembangunan kecerdasan dan kesehatan sumber daya manusia. Nutrisi

Lebih terperinci

Unnes Journal of Public Health

Unnes Journal of Public Health UJPH 2 (3) (2013) Unnes Journal of Public Health http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/ujph HUBUNGAN PRAKTEK HIGIENE PEDAGANG DENGAN KEBERADAAN ESCHERICIA COLI PADA RUJAK YANG DI JUAL DI SEKITAR KAMPUS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang diperlukan manusia untuk pertumbuhan dan perkembangan badan. Makanan yang dikonsumsi harus aman dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Propinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten dalam luas wilayah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Propinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten dalam luas wilayah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian Propinsi Gorontalo terdiri dari 1 Kota dan 5 Kabupaten dalam luas wilayah 12.101,66 km 2 dengan jumlah penduduk 1.044.284 jiwa. Khusus

Lebih terperinci

STUDI IDENTIFIKASI KEBERADAAN Escherichia coli PADA AIR CUCIAN DAN MAKANAN KETOPRAK DI KAWASAN KAMPUS UNDIP TEMBALANG

STUDI IDENTIFIKASI KEBERADAAN Escherichia coli PADA AIR CUCIAN DAN MAKANAN KETOPRAK DI KAWASAN KAMPUS UNDIP TEMBALANG Volume 4, Nomor 3, Juli 6 (ISSN: 356-3346) http://ejournal-s.undip.ac.id/index.php/jkm STUDI IDENTIFIKASI KEBERADAAN Escherichia coli PADA AIR CUCIAN DAN MAKANAN KETOPRAK DI KAWASAN KAMPUS UNDIP TEMBALANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak asasi setiap orang untuk keberlangsungan hidupnya. Makanan adalah unsur terpenting dalam menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini masalah keamanan pangan sudah merupakan masalah global, sehingga mendapat perhatian utama dalam penetapan kebijakan kesehatan masyarakat. Letusan penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan diperlukan untuk kehidupan karena makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia (Mansauda, 2014). Makanan yang sehat dan aman merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam makanan secara tidak sengaja (Fathonah, 2005). Faktorfaktor

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam makanan secara tidak sengaja (Fathonah, 2005). Faktorfaktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kontaminasi makanan adalah terdapatnya bahan atau organisme berbahaya dalam makanan secara tidak sengaja (Fathonah, 2005). Faktorfaktor penyebab kontaminasi makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makanan adalah bahan yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh mahluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Makanan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia untuk dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan mendasar bagi hidup manusia. Makanan yang dikonsumsi beragam jenis dengan berbagai cara pengolahannya (Santoso & Anne, 1999). Warung makan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Letusan penyakit akibat pangan (food borne diseases) dan kejadiankejadian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Letusan penyakit akibat pangan (food borne diseases) dan kejadiankejadian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini masalah keamanan pangan sudah merupakan masalah global, sehingga mendapat perhatian utama dalam penetapan kebijakan kesehatan masyarakat. Letusan penyakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan lingkungan sekolah merupakan syarat sekolah sehat. Upaya penyelenggaraan kesehatan lingkungan sekolah telah diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik

Lebih terperinci

JIMKESMAS JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 2/NO.5/ Januari 2017; ISSN X,

JIMKESMAS JURNAL ILMIAH MAHASISWA KESEHATAN MASYARAKAT VOL. 2/NO.5/ Januari 2017; ISSN X, GAMBARAN HIGIENE SANITASI DAN KEBERADAAN ESCHERICHIA COLI DALAM JAJANAN KUE BASAH DI PASAR KOTA KENDARI TAHUN 2016 Amita Satyaningsih 1 Yusuf Sabilu 2 Sabril Munandar 3 FakultasKesehatanMasyarakatUniversitasHalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga dipengaruhi oleh tidak bersihnya kantin. Jika kantin tidak bersih, maka

BAB I PENDAHULUAN. juga dipengaruhi oleh tidak bersihnya kantin. Jika kantin tidak bersih, maka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Higiene makanan sangatlah bermanfaat untuk menjaga kesehatan. Makanan merupakan kebutuhan manusia dan semua makhluk hidup untuk dapat melangsungkan hidupnya secara sehat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan mengamanatkan bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan

Lebih terperinci

ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA. Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia

ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA. Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia ARTIKEL PENELITIAN ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA 1 Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia 1 Dosen Pengajar Program Studi D-III Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dipasar sentral Kota Gorontalo dimana untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dipasar sentral Kota Gorontalo dimana untuk BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dipasar sentral Kota Gorontalo dimana untuk melihat sanitasi tempat penjualan ikan sekaligus

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI ANALISIS

LEMBAR OBSERVASI ANALISIS LEMBAR OBSERVASI ANALISIS HIGIENE SANITASI, KANDUNGAN ZAT WARNA SINTETIS, PEMANIS BUATAN, DAN BAKTERI Eschericia coli PADA MINUMAN ES JERUK PERAS YANG DIJUAL PEDAGANG KELILING DI KEC. MEDAN BARU KOTA MEDAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Es batu merupakan air yang dibekukan dan biasanya dijadikan komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. Es batu merupakan air yang dibekukan dan biasanya dijadikan komponen BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Es batu merupakan air yang dibekukan dan biasanya dijadikan komponen pelengkap minuman (Hadi, 2014). Es batu termasuk produk yang penting dalam berbagai bidang usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh enzim, aktifitas mikroba, hewan pengerat, serangga, parasit dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Menurut WHO yang dimaksudkan makanan adalah semua benda yang termasuk dalam diet manusia sama ada dalam bentuk asal atau sudah diolah. Makanan yang dikonsumsi hendaknya

Lebih terperinci

Ririh Citra Kumalasari 1. Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip *)Penulis korespondensi:

Ririh Citra Kumalasari 1. Bagian Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Undip *)Penulis korespondensi: HUBUNGAN SANITASI DENGAN STATUS BAKTERIOLOGI (STATUS Koliform DAN KEBERADAAN Salmonella sp) PADA JAJANAN DI SEKOLAH DASAR WILAYAH KECAMATAN TEMBALANG, SEMARANG Ririh Citra Kumalasari 1 1) Bagian Epidemiologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang ada di Provinsi Gorontalo,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang ada di Provinsi Gorontalo, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang ada di Provinsi Gorontalo, yang luas wilayahnya 64,79 KM atau sekitar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda-benda yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda-benda yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar dalam kehidupan manusia.keamanan pangan menurut UU RI No. 7 Tahun (1996) adalah upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO Indra Anggriani Buka, Rany Hiola, Lia Amalia 1 Program Studi Kesehatan

Lebih terperinci

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012

STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012 1 Summary STUDI KANDUNGAN BAKTERI Salmonella sp. PADA MINUMAN SUSU TELUR MADU JAHE (STMJ) DI TAMAN KOTA DAMAY KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO TAHUN 2012 TRI ASTUTI NIM 811408115 Program Studi Kesehatan

Lebih terperinci

Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kontaminasi Mikroorganisme pada Jamu Gendong Di Kota Semarang

Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kontaminasi Mikroorganisme pada Jamu Gendong Di Kota Semarang Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kontaminasi Mikroorganisme pada Jamu Gendong Di Kota Semarang Sulistiyani 1) dan Siti Thomas Zulaikhah 2) 1) FKM UNDIP 2) Laboratorium Mikrobiologi AAK 17 Agustus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bakso merupakan makanan jajanan yang paling populer di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Bakso merupakan makanan jajanan yang paling populer di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bakso merupakan makanan jajanan yang paling populer di Indonesia. Penggemar makanan jajanan ini merata mulai dari anak-anak sampai orang dewasa sehingga pedagang makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan. makanan dan minuman (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan. makanan dan minuman (UU RI No. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun social yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. C), 6 gerobak pangsit (gerobak pangsit D, E, F, G,H dan I). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. C), 6 gerobak pangsit (gerobak pangsit D, E, F, G,H dan I). Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dilingkungan Universitas Negeri Gorontalo yang berjumlah 9 penjual jajanan bakso, yang terdiri dari 3 kantin ( kantin

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Persyaratan agar makanan sehat dikonsumsi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Persyaratan agar makanan sehat dikonsumsi BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1. Hygiene dan sanitasi Makanan sehat harus memenuhi persyaratan minimal seperti yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Persyaratan agar makanan sehat dikonsumsi oleh masyarakat

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk bertahan hidup. Makanan yang dibutuhkan harus sehat dalam arti memiliki nilai gizi optimal seperti vitamin, mineral,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman diperlukan peraturan dalam memproses makanan dan pencegahan terjadinya food borne disease. Selain itu

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kiky Fitria, Pembimbing I : dr. Fanny Rahardja,M.Si. Pembimbing II : dr. Dani, M.Kes.

ABSTRAK. Kiky Fitria, Pembimbing I : dr. Fanny Rahardja,M.Si. Pembimbing II : dr. Dani, M.Kes. ABSTRAK GAMBARAN POPULASI BAKTERI KOLIFORM PADA AIR CUCIAN ALAT MAKAN YANG DIGUNAKAN OLEH PEDAGANG KAKI LIMA DI SEPANJANG JALAN SALAH SATU UNIVERSITAS KOTA BANDUNG Kiky Fitria, 2013. Pembimbing I : dr.

Lebih terperinci

Lampiran 6 SUMMARY HUBUNGAN PERILAKU DENGAN HYGIENE PERORANGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR

Lampiran 6 SUMMARY HUBUNGAN PERILAKU DENGAN HYGIENE PERORANGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR Lampiran 6 SUMMARY HUBUNGAN PERILAKU DENGAN HYGIENE PERORANGAN PADA ANAK SEKOLAH DASAR ANITA B. ABDULRAHMAN NIM : 811409105 Program Studi Kesehatan Masyarakat, Jurusan Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu-ilmu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Makanan Makanan diperlukan untuk kehidupan karena makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Makanan berfungsi untuk memelihara proses tubuh dalam

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang Undang

BAB 1 : PENDAHULUAN. bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang Undang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan masyarakat merupakan salah satu modal pokok dalam rangka pertumbuhan dan kehidupan bangsa.kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan

Lebih terperinci

Summary. HUBUNGAN SANITASI TEMPAT PENJUALAN IKAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI PADA IKAN LAYANG (Decapterus Spp) DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO

Summary. HUBUNGAN SANITASI TEMPAT PENJUALAN IKAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI PADA IKAN LAYANG (Decapterus Spp) DI PASAR SENTRAL KOTA GORONTALO 1 Summary HUBUGA SAITASI TEMPAT PEJUALA IKA DEGA KEBERADAA BAKTERI PADA IKA LAYAG (Decapterus Spp) DI PASAR SETRAL KOTA GOROTALO Skripsi, Jurusan Kesehatan Masyarakat Faklutas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk

Lampiran 1. Kategori Objek Pengamatan. Keterangan. Prinsip I : Pemilihan Bahan Baku Tahu. 1. Kacang kedelai dalam kondisi segar dan tidak busuk 94 Lampiran 1 Lembar Observasi Higiene Sanitasi Pengolahan Tahu Pada Industri Rumah Tangga Pembuatan Tahu di Kelurahan Sari Rejo Kecamatan Medan Polonia Kota Medan Tahun 2016 (Sumber : Keputusan Menteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut SNI 01-3719-1995, minuman sari buah ( fruit juice) adalah minuman ringan yang dibuat dari sari buah dan air minum dengan atau tanpa penambahan gula dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada penjual minuman olahan yang berada di pasar Sentral Kota Gorontalo. Dari keseluruhan penjual

Lebih terperinci

STUDI HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DI KECAMATAN KOTA TIMUR DAN KECAMATAN DUMBO RAYA KOTA GORONTALO 2012

STUDI HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DI KECAMATAN KOTA TIMUR DAN KECAMATAN DUMBO RAYA KOTA GORONTALO 2012 STUDI HYGIENE SANITASI RUMAH MAKAN DI KECAMATAN KOTA TIMUR DAN KECAMATAN DUMBO RAYA KOTA GORONTALO 2012 Fitriani R. Blongkod Nim : 811408026. Studi Hygiene Sanitasi Rumah Makan di Kecamatan Kota Timur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es batu merupakan bahan pelengkap yang berasal dari air yang dibekukan di dalam lemari pendingin. Pembekuan es batu melalui proses pendinginan air dibawah suhu 0 0 C.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik, dapat ditinjau dari

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik, dapat ditinjau dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kesehatan masyarakat. Seluruh anggota masyarakat tanpa kecuali adalah konsumen makanan itu sendiri. Faktor-faktor

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS AIR PADA SUMBER MATA AIR DI DESA KARYA BARU KECAMATAN DENGILO KABUPATEN POHUWATO. Nelpidin Nusi, Dian Saraswati, Ramly Abudi 1

ANALISIS KUALITAS AIR PADA SUMBER MATA AIR DI DESA KARYA BARU KECAMATAN DENGILO KABUPATEN POHUWATO. Nelpidin Nusi, Dian Saraswati, Ramly Abudi 1 ANALISIS KUALITAS AIR PADA SUMBER MATA AIR DI DESA KARYA BARU KECAMATAN DENGILO KABUPATEN POHUWATO Nelpidin Nusi, Dian Saraswati, Ramly Abudi 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan

Lebih terperinci

Tidak (b) Universitas Sumatera Utara

Tidak (b) Universitas Sumatera Utara Lembar Observasi Hygiene Sanitasi Pada Pembuat/Penjual Sop Buah di Pasar Kabanjahe Kabupaten Karo Tahun 2011 Nama : Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : Lama berjualan : Merupakan jawaban yang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan bagian penting dalam pengolahan makanan yang harus dilaksanakan denga baik. Sanitasi dapat didefinisikan sebagai usaha pencegahan penyakit dengan

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN PINGGIRAN JALAN KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Oleh Zulyaningsih Tuloly NIM :

ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN PINGGIRAN JALAN KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Oleh Zulyaningsih Tuloly NIM : ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN PINGGIRAN JALAN KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO Oleh Zulyaningsih Tuloly NIM : 811 409 019 ABSTRAK Zulyaningsih Tuloly. 2013. Analisis Kandungan Timbal

Lebih terperinci

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN, PERSONAL HIGIENE DENGAN JUMLAH BAKTERI Escherichia coli PADA DAMIU DI KAWASAN UNIVERSITAS DIPONEGOROTEMBALANG

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN, PERSONAL HIGIENE DENGAN JUMLAH BAKTERI Escherichia coli PADA DAMIU DI KAWASAN UNIVERSITAS DIPONEGOROTEMBALANG HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN, PERSONAL HIGIENE DENGAN JUMLAH BAKTERI Escherichia coli PADA DAMIU DI KAWASAN UNIVERSITAS DIPONEGOROTEMBALANG Haryudi Okta Sofiyanto 1), Tri Joko 2), Nur Endah W 2) 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau

I. PENDAHULUAN. diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serta dilindungi dari ancaman yang merugikannya (Depkes RI, 1999). Memenuhi kebutuhan makhluk hidup membutuhkan bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. serta dilindungi dari ancaman yang merugikannya (Depkes RI, 1999). Memenuhi kebutuhan makhluk hidup membutuhkan bermacam-macam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Selain merupakan karunia yang kuasa yang

Lebih terperinci

ANALISIS KADAR NITRIT PADA SOSIS SAPI DI PASAR MODERN KOTA GORONTALO. Nurnaningsi Yalumini, Rama P Hiola, Ramly Abudi 1

ANALISIS KADAR NITRIT PADA SOSIS SAPI DI PASAR MODERN KOTA GORONTALO. Nurnaningsi Yalumini, Rama P Hiola, Ramly Abudi 1 ANALISIS KADAR NITRIT PADA SOSIS SAPI DI PASAR MODERN KOTA GORONTALO Nurnaningsi Yalumini, Rama P Hiola, Ramly Abudi 1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Peminatan Kesehatan Lingkungan Fakultas Ilmu-Ilmu

Lebih terperinci

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan, makanan

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/Menkes/SK/VII/2003 tentang Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan, makanan HIGIENE SANITASI SERTA PEMERIKSAAN Escherichia coli dan RHODAMIN B PADA MAKANAN JAJANAN DI SEKOLAH DASAR (SD) KELURAHAN TIMBANG DELI KECAMATAN MEDAN AMPLAS TAHUN 2013 Henny Rifcha Situmorang 1, Nurmaini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia untuk dapat melangsungkan kehidupan selain kebutuhan sandang dan papan. Makanan mengandung nilai gizi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikonsumsi. Maka dari itu, dalam hal ini higienitas sangat berperan penting

BAB I PENDAHULUAN. untuk dikonsumsi. Maka dari itu, dalam hal ini higienitas sangat berperan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan yang bergizi sangat penting untuk kebutuhan tubuh tetapi makanan yang aman atau terjamin mutunya juga sangat penting agar tidak merusak tubuh karena penularan

Lebih terperinci

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No.

Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur. Padang Bulan Di Kota Medan Tahun Nama : No. LAMPIRAN Lembar Kuesioner Hygiene Sanitasi Pada Pedagang Siomay di Jl. Dr. Mansyur Padang Bulan Di Kota Medan Tahun 2011 Nama : No.Sampel : Lokasi : Jenis Kelamin : Umur : Lama Berjualan : No Pertanyaan

Lebih terperinci

Hubungan Personal Higiene dan Fasilitas Sanitasi dengan Kontaminasi Escherichia Coli Pada Makanan di Rumah Makan Padang Kota Manado Dan Kota Bitung

Hubungan Personal Higiene dan Fasilitas Sanitasi dengan Kontaminasi Escherichia Coli Pada Makanan di Rumah Makan Padang Kota Manado Dan Kota Bitung ARTIKEL PENELITIAN Hubungan Personal Higiene dan Fasilitas Sanitasi dengan Kontaminasi Escherichia Coli Pada Makanan di Rumah Makan Padang Kota Manado Dan Kota Bitung Relationship Personal Hygiene and

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional, untuk melihat gambaran hubungan sanitasi kantin dan pelatihan penjamah makanan dengan laik fisik tempat pengolahan

Lebih terperinci