KREATIVITAS GURU DALAM MEMANFAATKAN KIT IPA DI SDN 5 BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KREATIVITAS GURU DALAM MEMANFAATKAN KIT IPA DI SDN 5 BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO"

Transkripsi

1 1

2 KREATIVITAS GURU DALAM MEMANFAATKAN KIT IPA DI SDN 5 BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO Nurnaningsih Puluhulawa, Dr. Sukirman Rahim, M.Si, Irvin Novita Arifin, S.Pd, M.Pd 1 Abstrak Abstrak NURNANINGSIH PULUHULAWA Kreativitas Guru Dalam Memanfaatkan KIT IPA DI SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I. Dr. Sukirman Rahim, M.Si dan Pembimbing II. Irvin Novita Arifin, S.Pd, M.Pd. Permasalahan dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah kreativitas guru dalam memanfaatkan KIT IPA di SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimanakah kreativitas guru dalam memanfaatkan KIT IPA di SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. Penelitian ini termasuk jenis penelitian Deskriptif Kualitatif yaitu peneliti mendeskripsikan hasil pengamatan tentang kreativitas guru dalam memanfatkan KIT IPA di SDN 5 Batudaa Pantai kabupaten Gorontalo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil pengamatan, wawancara, serta dokumentasi yang dilakukan diperoleh bahwa guru di SDN 5 Batudaa pantai sudah kreatif dalam memanfaatkan KIT IPA pada proses pembelajaran IPA. Simpulan dari penelitian ini adalah kreativitas guru dalam memanfaatkan KIT IPA di SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo sudah maksimal dan telah memberikan manfaat yang besar bagi proses belajar mengajar di sekolah tersebut khususnya pada pembelajaran IPA. Kata Kunci: Kreativitas Guru, Pembelajaran, Alat Peraga KIT IPA. 1 Nurnaningsih Puluhulawa, Selaku Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Gorontalo ; Dr. Sukirman Rahim, M.Si Selaku Dosen tetap Pendidikan Guru Sekolah Dasar, UNG ; Irvin Novita Arifin, S.Pd, M.Pd Selaku Dosen Tetap Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini 2

3 Pendahuluan Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan mengembangkan kualitas manusia melalui suatu proses yang berkesinambungan disetiap jenis dan jenjang pendidikan. Dalam pendidikan indonesia yang berasaskan pendidikan seumur hidup, semua materi pelajaran harus diprogramkan secara sistematis dan berencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan untuk mengembangkan kepribadian bangsa, membina kewarganegaraan, serta memelihara dan mengembangkan budaya bangsa (Djamarah, 2005:22). Pendidikan tidak hanya sekedar membuat peserta didik menjadi sopan, taat, jujur, hormat, setia, dan sosial. Juga tidak bermaksud hanya membuat mereka tahu tentang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni serta mampu mengembangkannya. Mendidik adalah membantu peserta didik dengan penuh kesadaran, baik dengan alat atau tidak, dalam kewajiban mereka mengembangkan dan menumbuhkan diri untuk dapat meningkatkan kemampuan serta peran dirinya sebagai individu. Mendidik merupakan upaya menciptakan situasi yang membuat peserta didik mau dan dapat belajar atas dorongan diri sendiri untuk mengembangkat bakat, pribadi, dan potensi-potensi lainnya secara optimal ke arah yang positif (Pidarta, 2007:11). Pendidikan bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonesia seutuhnya, yakni manusia yang memiliki iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), memiliki budi pekerti luhur, ilmu pengetahuan dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap masyarakat dan bangsa. Tujuan pendidikan memiliki dua fungsi yakni memberikan arah kepada segenap kegiatan dan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh segenap kegiatan pendidikan. Kurangnya pemahaman pendidik tentang tujuan pendidikan dapat mengakibatkan kesalahan di dalam melaksanakan pendidikan. Menurut Syafaruddin (2005:3) pendidikan di sekolah merupakan proses bimbingan yang terencana, terarah, dan terpadu dalam membina potensi anak untuk menguasai pengetahuan, nilai-nilai, dan keterampilan sangat menentukan corak masa depan suatu bangsa. Di sekolah anak didik dengan segala potensi dirinya dikembangkan untuk menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga melahirkan berbagai kreativitas dalam formulasi budaya bangsa untuk dapat survive (bertahan hidup) dan berkembang dalam pergaulan bangsa-bangsa dunia. 3

4 Perkembangan pendidikan bisa dirasakan kemajuannya dalam menunjang pembangunan bagi bangsa indonesia, dan menjadi kebutuhan untuk kelangsungan hidup serta dapat meningkatkan mutu kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah berusaha untuk menyempurnakan sistem pendidikan untuk mengimbangi pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dimana pendidikan diharapkan dapat menghasilkan tenaga-tenaga pendidik yang baik, terlatih, dan kreatif untuk dapat mengembangkan potensi dirinya sesuai dengan tujuan pendidikan di Indonesia yang salah satunya adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Menurut Slamet (2010:3) IPA adalah cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang fenomena-fenomena alam yang disusun melalui tahapan-tahapan metode ilmiah yang bersifat khas-khusus, yaitu penyusunan hipotesis, melakukan observasi, penyusunan teori dan penarikan kesimpulan. Menurut Darmojo (dalam Samatowa, 2010:2) IPA merupakan pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dan segala isinya. IPA berupaya membangun motivasi maupun kreativitas manusia agar dapat meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak habis-habisnya. Dengan tersingkapnya tabir rahasia alam ini satu per satu, serta mengalirnya informasi yang dihasilkan untuk membantu anak didik menjadi dewasa, dalam arti mampu mengambil keputusan-keputusan penting yang berkaitan dengan pergaulan dengan orang lain dalam masyarakat. Pembelajaran IPA juga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan kemampuan anak untuk mengambil suatu tindakan secara cerdik. Pembelajaran sains di sekolah diharapkan memberikan berbagai penelusuran ilmiah yang relevan. Belajar sains bukan hanya untuk memahami konsep-konsep ilmiah dan aplikasinya dalam masyarakat, melainkan juga untuk mengembangkan berbagai nilai. Pendidikan sains seharusnya bukan saja berguna bagi anak dalam kehidupannya, melainkan juga untuk perkembangan suatu masyarakat dan kehidupannya yang akan datang (Samatowa, 2011:8). Masalah yang timbul dalam pembelajaran IPA tidak hanya bersumber dari siswa akan tetapi juga berasal dari guru. Kurangnya guru dapat mengakibatkan tingkat profesionalisme guru yang rendah, terlihat dari banyaknya guru IPA yang tidak memiliki latar belakang pendidikan IPA. Sehingga banyak guru IPA di SD terlihat kurang menguasai materi IPA yang mereka ajarkan sehingga pembelajaran menjadi kurang efektif. Faktor lain yang 4

5 menjadi masalah dalam pembelajaran IPA yakni terkait dengan penggunaan alat peraga. Kurangnya kreativitas guru dalam mengelola, menggunakan maupun memanfaatkan alat peraga Komponen Instrumen Terpadu (KIT) IPA dalam pembelajaran menyebabkan rendahnya motivasi dan pemahaman siswa dalam pembelajaran sehingga proses belajar mengajar menjadi kurang efektif dan hanya bersifat abstrak. KIT IPA merupakan kotak yang berisi alat-alat IPA. Seperangkat peralatan IPA ini digunakan untuk kegiatan yang berkesinambungan dan berkelanjutan. KIT IPA ini menyerupai rangkaian peralatan uji coba keterampilan proses pada bidang studi IPA. KIT IPA juga adalah seperangkat peralatan yang dibuat dan dirancang sedemikian rupa untuk suatu tujuan tertentu. Perangkat IPA seperti ini terdapat dalam suatu peti dan sering dijumpai di dalam sebuah laboratorium (LAB) yang berisi alat peraga IPA yang biasanya digunakan oleh guru untuk dipraktekan atau didemonstrasikan sendiri oleh siswa. Penggunaan KIT IPA ini bertujuan untuk memudahkan proses pembelajaran, sehingga dapat meningkatkan mutu pengajaran. Jadi, KIT IPA yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu bentuk media pembelajaran yang diharapkan dapat membantu siswa memahami materi pelajaran IPA. Sesuai dengan kenyataan yang ada, di SDN 5 Batudaa Pantai sudah tersedia alat peraga KIT IPA, akan tetapi penggunaan alat peraga tersebut belum maksimal. Dalam proses belajar mengajar pada pembelajaran IPA di SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo, guru masih kurang kreatif dalam memanfaatkan alat peraga KIT IPA. Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melaksanakan suatu penelitian dengan judul Kreativitas Guru Dalam Memanfaatkan KIT IPA di SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah penelitian ini adalah: Kurangnya kreativitas guru dalam memanfaatkan KIT IPA di SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. 5

6 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana kreativitas guru dalam memanfaatkan KIT IPA di SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. Pengertian Kreativitas Kreativitas dapat diartikan sebagai pola berpikir atau ide yang timbul secara spontan dan imajinatif, yang mencirikan hasil artistik, penemuan ilmiah, dan penciptaan secara mekanik. Kreativitas merupakan hasil dari sesuatu yang baru, baik sama sekali baru bagi dunia ilmiah atau budaya maupun secara relatif baru bagi individunya sendiri walaupun mungkin orang lain telah menemukan sebelumnya. Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan suatu gagasan ataupun karya nyata yang mungkin berbeda dengan apa yang sudah ada sebelumnya. Wujudnya adalah tindakan manusia. Melalui proses kreatif yang berlangsung dalam benak orang atau suatu kelompok, produk-produk kreatif tercipta (Talajan, 2012:11). Karakteristik Guru Kreatif Menurut Brown (dalam Talajan, 2012:33) guru-guru kreatif, yakni yang melaksanakan pembelajaran dengan mengoptimalkan ilmu dan keahliannya disebut sebagai Teacher Scholar. Menurutnya, jika pembelajaran dilakukan dengan baik, pada hakikatnya adalah kreatif. Guru-guru selalu mengkomunikasikan kepada peserta didiknya ide lama dan ide baru dalam bentuk yang baru. Pekerjaan guru itu antara lain menggalakkan dan memberikan wawasan (insight) kepada peserta didik. Selanjutnya Brown (dalam Talajan, 2012:33) merumuskan ciri-ciri atau karakteristik seorang teacher scholar sebagai berikut: 1. Mempunyai rasa ingin tahu yang begitu besar sehingga selalu ingin bertanya tentang segala sesuatu yang tidak dipahaminya. 2. Setiap hal dianalisisnya terlebih dulu, kemudian disaringnya, dikualifikasi untuk ditelaah dan dimengerti, untuk kemudian diendapkannya dalam gudang pengetahuannya. 6

7 3. Secara intuitif, guru memiliki kemampuan di bawah sadar untuk membenutk ide maupun gagasan baru dengan cara menghubungkan gagasan lama. 4. Memiliki disiplin diri (self-discipline) yang tinggi. Hal ini mengandung arti, bahwa teacher-scholar mampu untuk melakukan pertimbangan-pertimbangan antara analisis dan intuisi untuk diambilnya sebagai suatu keputusan terakhir. 5. Tidak akan puas dengan hasil sementara. Guru kreatif tidak begitu saja mau menerima setiap hasil yang menurutnya belum memuaskan. 6. Suka melakukan intropeksi. Karakter ini mengindikasikan bahwa guru tidak sembarang memberikan kepercayaan secara demokratis pada gagasan ataupun karya orang lain tanpa melihat asal usul. Akan tetapi bukan berarti bahwa guru secara individual harus menolak pergaulan akadeis dimana terdapat diskusi maupun debat berdasarkan pendapatnya masing-masing diantara teman-temannya. 7. Memiliki pribadi yang kuat, tidak mudah diberi intruksi tanpa pemikiran. Pengertian Alat Peraga KIT IPA Menurut Kertiasa (2005:11) Komponen Instrumen Terpadu (KIT) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan peralatan yang diproduksi dan dikemas dalam kotak unit pengajaran, yang menyerupai rangakaian peralatan uji coba aktivitas proses pada bidang studi IPA yang dilengkapi dengan buku pedoman penggunaannya. KIT IPA yaitu kotak yang berisi alat-alat ilmu pengetahuan alam yang mengarah pada kegiatan yang berkesinambungan atau berkelanjutan. Peralatan ipa ini dirancang dan dibuat menyerupai rangkaian peralatan uji coba keterampilan proses pada pembelajaran IPA (Shadley, 2003:21). Kreativitas Guru Dalam Memanfaatkan alat peraga KIT IPA Adapun kreativitas guru dalam memanfaatkan KIT IPA yaitu: (1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, (1) Guru menyampaikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan, (3) Guru membagi siswa dalam kelompok kecil, (4) Menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan, (5) Guru memastikan apakah alat-alat tersebut dalam keadaan lengkap 7

8 dan dapat berfungsi dengan baik, (6) Guru menunjuk salah satu kelompok untuk mendemonstrasikan sesuai skenario yang telah disajikan, (6) Guru memberikan bimbingan dalam percobaan dan siswa memperhatikan dengan baik, (7) Tiap kelompok mengemukakan hasil percobaan yang telah dilakukan, (8) Guru membuat kesimpulan. METODOLOGI PENELITIAN Latar Penelitian dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. Sekolah ini didirikan pada tahun 1912 dengan luas lahan 864 dan luas bangunan 288dan dipimpin oleh kepala sekolah Yance Dukalang. Sekolah ini berada di Jln Buke Panai Desa Kayubulan Kecamatan Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. Sekolah ini terdiri dari 8 buah ruangan, yakni dua diantaranya adalah ruang kepala sekolah dan dewan guru yang sekaligus sebagai perpustakaan dan 6 ruang lainnya yang digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Waktu penelitian ini adalah pada semester genap Tahun Pelajaran Data dan Sumber Data Data Penelitian Penelitian ini mengambil data yang berkaitan dengan fokus penelitian yaitu kraetivitas guru dalam memanfaatkan KIT IPA di SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo. Sumber Data penelitian Sumber data yang digunakan bersumber dari data primer dan data sekunder Prosedur Pengumpulan Data 1). Observasi 2). Wawancara 3). Dokumentasi HASIL DAN PEMBAHASAN Kreativitas Guru dalam Memanfaatkan KIT IPA dalam Pembelajaran Dengan adanya pemanfaatan alat peraga KIT IPA berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dapat dilihat kreativitas guru dalam memanfaatkan KIT IPA di SDN 5 Batudaa Pantai sebagai berikut: 8

9 Observasi Kegiatan Mengajar Guru Dalam Menggunakan Alat Peraga KIT IPA Pada Materi Energi Panas di Kelas IV SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo No Aspek Yang Diamati Kriteria Penilaian SB B C K I Pra Pembelajaran 1. Kesiapan ruangan, alat, dan media pembelajaran 2. Memeriksa kesiapan siswa II Membuka Pembelajaran 3. Kesesuaian kegiatan apersepsi dengan materi ajar 4. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai III Kegiatan Inti Pelajaran A. Menguasai Materi Pelajaran 5. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 6. Menyampaikan materi ajar sesuai dengan kierarki belajar B. Pendekatan / Strategi Pembelajaran 7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai 8. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa 9. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 10. Menguasai kelas 11. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah di alokasikan C. Pemanfaatan Media 9

10 Pembelajaran/sumber belajar 12. Menunjukan keterampilan dalam pengunaan media 13. Menghasilkan pesan yang menarik 14. Menggunakan media secara efektif dan efisien D. Pembelajaran yang menantang dan memacu keterlibatan siswa 15. Menumbuhkan partisispasi aktif siswa dalam pembelajaran 16. Merespon positif partisipasi siswa 17. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 18. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar E. Penggunaan Bahasa 19. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 20. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar IV Penutup 21. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 22. Melaksanakan tindak lanjut Sumber data : Data sekunder dari SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo, 201 Keterangan : 1. SB = Sangat Baik 2. B = Baik 3. C = Cukup 4. K = Kurang Observasi Kegiatan Mengajar Guru Dalam Menggunakan Alat Peraga KIT IPA Pada Materi Pesawat Sederhana di Kelas V SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo 10

11 No Aspek Yang Diamati Kriteria Penilaian SB B C K I Pra Pembelajaran 1. Kesiapan ruangan, alat, dan media pembelajaran 2. Memeriksa kesiapan siswa II Membuka Pembelajaran 3. Kesesuaian kegiatan apersepsi dengan materi ajar 4. Menyampaikan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai III Kegiatan Inti Pelajaran A. Menguasai Materi Pelajaran 5. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 6. Menyampaikan materi ajar sesuai dengan kierarki belajar 7. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 8. Menyampaikan materi ajar sesuai dengan kierarki belajar B. Pendekatan / Strategi Pembelajaran 9. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai 10. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa 11. Melaksankan pembelajaran secara runtut 12. Menguasai kelas 13. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah di alokasikan C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/sumber belajar 14. Menunjukan keterampilan dalam 11

12 penggunaan media 15. Menghasilkan pesan yang menarik 16. Menggunakan media secara efektif dan efisien D. Pembelajaran yang menantang dan memacu keterlibatan siswa 17. Menumbuhkan partisispasi aktif siswa dalam pembelajaran 18. Merespon positif partisipasi siswa 19. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 20. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar E. Penggunaan Bahasa 21. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 22. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar IV Penutup 23. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 24. Melaksanakan tindak lanjut Sumber data : Data sekunder dari SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo, 2014 Keterangan : 1. SB = Sangat Baik 2. B = Baik 3. C = Cukup 4. K = Kurang Selain hasil observasi di atas, peneliti juga melakukan wawancara terkait dengan kreativitas guru dalam memanfaatkan KIT IPA di SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo berdasarkan indikator kreativitas guru dalam memanfaatkan KIT IPA. berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan KIT IPA di sekolah tersebut 12

13 sudah maksimal karena setiap pembelajaran IPA guru selalu memanfaatkan KIT IPA dengan baik dan kreativitas guru mampu menjadi salah satu upaya guru dalam mendayagunakan dan memaksimalkan pemanfaatan alat peraga KIT IPA. Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, hasil dari kreativitas guru dalam pembelajaran dengan memanfaatkan KIT IPA yaitu sebelum melakukan pengajaran terlebih dahulu guru menyiapkan RPP. Di dalam RPP sudah dirumuskan tujuan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga KIT IPA terkait dengan materi energi panas maka guru menggunakan KIT panas dan terkait dengan materi pesawat sederhana guru menggunakan KIT pesawat sederhana. Guru menyampaikan topik materi yang akan diajarkan. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan hal-hal yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga KIT IPA. Guru terlihat lebih mengarahkan siswa untuk melakukan percobaan. Guru tidak terlalu banyak menjelaskan materi dengan kata-kata. Jadi dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA guru sudah kreatif dalam memanfaatkan KIT IPA. Guru sudah mampu memanfaatkan KIT IPA dengan baik. KIT IPA ini dimanfaatkan dengan tujuan menjadikan pembelajaran menjadi lebih bervariasi sehingga tercipta suasana belajar yang yang aktif dan menyenangkan dalam pembelajaran sehingga mampu merangsang motivasi dan konsentrasi siswa belajar dan guru menjadi lebih mudah dalam menyampaikan konsep pembelajaran. Simpulan Berdasarkan hasil penelitan dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas guru dalam memanfaatkan KIT IPA di SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo sudah maksimal. Hal ini berarti guru di SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo sudah mampu memanfaatkan KIT IPA dengan baik khusunya pada pembelajaran IPA. Saran Dengan melihat hasil penelitian yang telah diperoleh, maka penulis ingin mengemukakan beberapa saran sebagai berikut: 13

14 1. Alat peraga KIT IPA yang telah disediakan di SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo bisa dijadikan alternatif untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPA. 2. Bagi guru di SDN 5 Batudaa Pantai Kabupaten Gorontalo, disarankan agar terus memanfaatkan alat peraga KIT IPA sebagai sarana, alat bantu dan media belajar untuk meningkatkan konsentarsi dan motivasi belajar siswa guna mencapai tujuan pembelajaran dan hasil belajar yang diharapkan. 3. Agar dapat meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran, guru harus selalu berperan aktif dan kreatif sebagai tenaga pendidik dalam memanfaatkan media pembelajaran yang telah disediakan. DAFTAR PUSTAKA Anitah, Sri Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka Arsyad, Azhar Media Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Dimyati, Dr Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, Syaiful Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta Kertiasa, Nyoman Pengelolaan Laboratorium IPA. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Musa, Cindrawaty Peranan Guru dalam Memanfaatkan KIT IPA di SDN 3 Tapa Kabupaten Bone Bolango. Gorontalo: Universitas Negeri Gorontalo Sagala, Syaiful Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta Samatowa, Usman Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Indeks Sapriati, Amalia Pembelajaran IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka Shadley, Pengelolaan Laboratorium IPA. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Slamet, Adeng Praktikum IPA. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Sudjana, Nana Dasar-Dasar Proses Belajar-Mengajar.Bandung: SinarBaru Algesindo Talajan, Guntur Menumbuhkan Kreativitas dan Prestasi Guru. Yogyakarta: LaksBang Presindo Wardani, dkk Buku Pedoman Pratikum dan Manual Alat Laboratorium 14

15 Pendidikan Kimia. Jakarta: Universitas Terbuka 15

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan mengembangkan kualitas manusia melalui suatu proses yang berkesinambungan disetiap jenis dan jenjang pendidikan.

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SDN 16 BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SDN 16 BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PADA PEMBELAJARAN IPA DI KELAS IV SDN 16 BONGOMEME KABUPATEN GORONTALO Nurmalasari A. Kasim NIM. 151410086 Pembimbing I Dr. Sukirman Rahim, M.Si Pembimbing II Drs. Djotin Mokoginta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan di tanah air selalu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar dapat menciptakan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Di era globalisasi saat ini menuntut setiap manusia agar dapat bersaing untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik, berbagai masalah dan tantangan dalam segala aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Sekolah Dasar sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional mempunyai peran yang amat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Sekolah Dasar sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional mempunyai peran yang amat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Sekolah Dasar sebagai bagian dari sistem pendidikan nasional mempunyai peran yang amat penting dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM). Melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya dan upaya mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang dan direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang 1 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Di mana pun di dunia ini terdapat masyarakat, dan di sana pula terdapat pendidikan. Meskipun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat kemajuan pendidikannya. Apa yang dapat dihasilkan dari sebuah pendidikan itulah yang akan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan masih berjalan terus. (Ihsan, 2008:7) mengemukakan bahwa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi dalam kehidupan, dengan pendidikan yang dimiliki manusia dapat hidup berkembang untuk meraih

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia merupakan pendidikan yang berlandaskan pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional yang salah satunya adalah Peraturan Menteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dari proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan dirinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan kata pengajaran atau teaching. Pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan kata pengajaran atau teaching. Pembelajaran merupakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata pembelajaran sengaja dipakai sebagai kesamaan kata dari bahasa Inggris Instruction. Kata instruction mempunyai pengertian yang lebih luas dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang. Pendidikan bersifat umum bagi semua orang dan tidak terlepas dari segala hal yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasal 31 Undang-Undang Dasar 1945 (amandemen) yang berbunyi Setiap

BAB I PENDAHULUAN. dalam pasal 31 Undang-Undang Dasar 1945 (amandemen) yang berbunyi Setiap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Setiap individu berhak mendapatkan pendidikan. Hal ini tercantum dalam pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses yang dialami oleh setiap individu dan berlangsung sepanjang hayat. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian 3.1.1 Setting penelitian 3.1.1.1 Lokasi Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN Sidorejo Lor 04 Salatiga yang terletak di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PAKEM DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN GAYA GESEKAN PADA SISWA KELAS V SD LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

PENERAPAN MODEL PAKEM DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN GAYA GESEKAN PADA SISWA KELAS V SD LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 25 PENERAPAN MODEL PAKEM DALAM MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN GAYA GESEKAN PADA SISWA KELAS V SD LABORATORIUM UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Irvin Novita Arifin Dosen Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN STRUCTURE EXERCISE METHODE (SEM) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN STRUCTURE EXERCISE METHODE (SEM) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR PENGEMBANGAN STRUCTURE EXERCISE METHODE (SEM) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SAINS PADA SISWA DI SEKOLAH DASAR IRVIN NOVITA ARIFIN Dosen di Universitas Negeri Gorontalo ABSTRAK Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dasar terdiri dari berbagai konsep. Di dalam pelajaran tersebut ada materi yang

BAB I PENDAHULUAN. Dasar terdiri dari berbagai konsep. Di dalam pelajaran tersebut ada materi yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran IPA yang diajarkan di Sekolah Dasar merupakan salah satu pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pemahaman siswa tentang konsepkonsep

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY IPA KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH NANIK PUJI RAHAYU NIM: F

PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY IPA KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH NANIK PUJI RAHAYU NIM: F PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES PESERTA DIDIK MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY IPA KELAS IV SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH NANIK PUJI RAHAYU NIM: F34211572 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA 12 e-jurnalmitrapendidikan, Vol 1, No. 2, April 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL INQUIRY PADA MATA PELAJARAN IPA Ponco Budi Raharjo Indri

Lebih terperinci

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 3 No. 1 ISSN 2354-614X Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu Nuriati, Najamuddin Laganing, dan Yusdin

Lebih terperinci

Supervisi KBM Kurikulum 2013

Supervisi KBM Kurikulum 2013 Supervisi KBM Kurikulum 2013 Instrumen Supervisi KBM Guru Kurikulum 2013 Aspek yang Diamati Ya Tidak Catatan Kegiatan Pendahuluan Apersepsi dan Motivasi 1 Mengaitkan materi pembelajaran sekarang dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Mella Pratiwi, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan sekarang ini sedang mengalami berbagai macam permasalahan, terutama yang erat kaitannya dengan sumber daya manusia yakni guru dan siswa. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ery Nurkholifah, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ery Nurkholifah, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan, pemerataan kesempatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). 42 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto, S (2006: 58) berpendapat bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff Deskripsi dan analisis data penelitian ini menggambarkan data yang diperoleh di lapangan melalui instrumen

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan model think pair share sebagai upaya meningkatkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan menggunakan model think pair share sebagai upaya meningkatkan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Pelaksanaan tindakan kelas melalui pemberian tugas menyusun huruf menjadi kata, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan 15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan untuk mewujudkan tujuan nasional. Hal tersebut telah tercantum dalam undang-undang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

SULASTRI M. HABIBIE (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Drs. Djotin Mokoginta, S.Pd, M.Pd Meylan Saleh, S.Pd, M.Pd

SULASTRI M. HABIBIE (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD FIP UNG) Pembimbing Drs. Djotin Mokoginta, S.Pd, M.Pd Meylan Saleh, S.Pd, M.Pd MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA TENTANG KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI MEDIA VISUAL DI KELAS III SDN NO 01 TABONGO KECAMATAN TABONGO KABUPATEN GORONTALO SULASTRI M. HABIBIE (Mahasiswa Jurusan S1 PGSD

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting yang diperlukan bagi setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal penting yang diperlukan bagi setiap manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting yang diperlukan bagi setiap manusia untuk memperoleh pengetahuan, wawasan serta meningkatkan martabat dalam kehidupan. Manusia

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan istilah classroom action

BAB III METODELOGI PENELITIAN. pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan istilah classroom action 22 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang difokuskan pada situasi kelas, atau yang dikenal dengan istilah classroom action research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menghadapi tantangan masa depan dalam era globalisasi dan canggihnya teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai keterampilan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SIFAT-SIFAT BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN DI KELAS IV SDN 3 BULANGO TIMUR KABUPATEN BONE BOLANGO Djotin Mokoginta, Irvin Novita Arifin dan Taufik Masengge

Lebih terperinci

dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora.

dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat strategis di dalam pembentukan kualitas sumber daya manusia, yaitu manusia yang mampu menghadapi perubahan dan kemajuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sangat strategis dan mudah dijangkau untuk melaksanakan penelitian, subjek

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sangat strategis dan mudah dijangkau untuk melaksanakan penelitian, subjek 45 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Pelaksanaan tindakan kelas ini dilaksanakan di SDN 7 Bonepantai, Kabupaten Bone Bolango. Sekolah ini dipilih oleh peneliti karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peran penting dalam kehidupan. Bangsa yang maju selalu diawali dengan kesuksesan di bidang pendidikan serta lembaga pendidikan sebagai

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SDN SIDOMULYO 03 SEMBORO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SDN SIDOMULYO 03 SEMBORO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKn SISWA KELAS IV SDN SIDOMULYO 03 SEMBORO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Sri Wahyuni 19 Abstrak. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilanjutkan dengan tindakan siklus I dan siklus II. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilanjutkan dengan tindakan siklus I dan siklus II. Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Deskripsi Hasil Penelitian Hasil penelitian yang diuraikan meliputi kegiatan guru dan kegiatan siswa. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Telaga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action research.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting yang menentukan kemajuan suatu bangsa. Peran pendidikan adalah menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dalam mata pelajaran IPA siswa mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dalam mata pelajaran IPA siswa mempelajari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah dasar (SD) adalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Dalam mata pelajaran IPA siswa mempelajari berbagai macam hal terkait

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Tantangan masa depan yang selalu berubah sekaligus persaingan yang semakin ketat memerlukan keluaran pendidikan yang tidak hanya terampil dalam suatu bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) telah menunjukan perkembangan yang sangat pesat. Kemajuan IPTEK bukan hanya dirasakan oleh beberapa orang saja melainkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang wajib dipelajari siswa sekolah dasar. IPA berguna untuk memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai fenomena-fenomena

Lebih terperinci

1 Muhibbin Syah., Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm

1 Muhibbin Syah., Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini berarti bahwa berhasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cabang seni yang lajim dibelajarkan pada tingkat satuan pendidikan dasar yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni drama. Keempat cabang seni memiliki karakter

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN MUATAN LOKAL KABUPATEN BANJARNEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan manusia dalam rangka mencapai cita-cita dan tujuan yang diharapkan karena itu pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Kegiatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Kegiatan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar dan Aktivitas Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan

Lebih terperinci

Oleh : Hamidah Guru pada SDN 1 Cakranegara

Oleh : Hamidah Guru pada SDN 1 Cakranegara ISSN No. 1978-3787 Media Bina Ilmiah25 MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI ISOLATOR DAN KONDUKTOR MENGGUNAKAN METODE EXPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I SDN 1 CAKRANEGARA TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit adalah disiplin

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit adalah disiplin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau sains dalam arti sempit adalah disiplin ilmu yang terdiri dari ilmu fisik dan ilmu biologi. Ilmu pengetahuan alam berupaya

Lebih terperinci

Jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi

Jurusan Pendidikan Ekonomi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE KERJA KELOMPOK PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI DI KELAS X AK 1 SMK NEGERI 1 BATUDAA KABUPATEN GORONTALO Sofyawati Usman Jurusan Pendidikan Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya harus memiliki pendidikan yang baik. Sebagaimana tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting dalam mewujudkan suatu negara yang maju, maka dari itu orang-orang yang ada di dalamnya baik pemerintah itu sendiri atau masyarakatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. relevan, serta mampu membangkitkan motivasi kepada peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. relevan, serta mampu membangkitkan motivasi kepada peserta didik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu begitu pesat, sehingga berdampak kepada jalannya proses penerapan pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum istilah sains memiliki arti kumpulan pengetahuan yang tersusun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sains pada sekolah dasar merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fenomena-fenomena alam dan yang terjadi di alam. Secara umum istilah sains memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun 2003 yang menjelaskan tentang dasar, fungsi dan tujuan sisdiknas yaitu sebagai berikut: Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menghidupkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah sa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah sa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang terencana untuk membuat perubahan ke arah lebih baik pada peserta didik. UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan modal utama bagi setiap bangsa dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pemerintah Indonesia sangat memperhatikan bidang

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN MELALUI DISKUSI KELOMPOK DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SKRIPSI

PEMBELAJARAN MELALUI DISKUSI KELOMPOK DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SKRIPSI PEMBELAJARAN MELALUI DISKUSI KELOMPOK DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA (PTK Kelas VIII SMP Negeri 1 Miri Sragen Tahun Ajaran 2008/2009) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar 1) Pengertian Belajar Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar dapat dipandang

Lebih terperinci

pembelajaran berkembang, agar pembelajaran dapat berkembang kegiatan

pembelajaran berkembang, agar pembelajaran dapat berkembang kegiatan 1 Gambaran Tentang Penerapan Metode Demonstrasi Pada pembelajaran IPA di SDN 04 Wonosari Kecamatan Wonosari Kabupaten Boalemo Oleh : Asna Rivai Pembimbing I : Dr. Hj. Asni Ilham, S.Pd, M.Pd Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan belajar yang nyaman dan penggunaan pendekatan yang relevan dan

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan belajar yang nyaman dan penggunaan pendekatan yang relevan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu begitu pesat, sehingga berdampak kepada jalannya proses penerapan pendidikan. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Mengajar adalah suatu usaha guru memimpin siswa kepada perubahan dalam arti kemajuan atau perkembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang benar-benar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu dari tiga aspek penting dalam kehidupan selain kesehatan dan ekonomi.fungsi pendidikan adalah untuk mengembangkan kemampuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah SDN 2 Ponelo tepatnya berlokasi di Jl Otiola kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Lokasi penelitian ini adalah SDN 2 Ponelo tepatnya berlokasi di Jl Otiola kecamatan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Temuan Umum Lokasi penelitian ini adalah SDN 2 Ponelo tepatnya berlokasi di Jl Otiola kecamatan Ponelo Kepulauan Kabupaten Gorontalo Utara. Sekolah ini berdiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam mengikuti perkembangan zaman, pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam kemajuan suatu daerah bahkan kemajuan suatu negara sehingga dibutuhkan

Lebih terperinci

Hasbiati SDN 002 Tanah Grogot

Hasbiati SDN 002 Tanah Grogot MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI CAHAYA DAN SIFATNYA DI KELAS V SDN 002 TANAH GROGOT 2013/2014 Hasbiati SDN 002 Tanah Grogot

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu disiapkan Sumber Daya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam dari segi istilah dapat diartikan sebagai ilmu yang berisi pengetahuan alam. Ilmu artinya pengetahuan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: WAHYUSIH WARDANI A

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: WAHYUSIH WARDANI A UPAYA PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN AKTIF KREATIF EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAKEM) (PTK Pada Siswa kelas IV SDN Gayam 1 Sukoharjo) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi Putu Ayu Puspayanti, Lilies, Bustamin Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Undang undang Sisdiknas No. 2 Tahun 2003 pasal 1 disebutkan Pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif dalam upaya mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif dalam upaya mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang diharapkan, harus

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON

PEMBELAJARAN SENI TARI BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI STIMULUS ALAM SEKITAR DI SDN TERSANA BARU KABUPATEN CIREBON 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah proses yang kompleks yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan sebagai hasil belajar dapat ditujukan dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Dalam Undang-undang. tentang pengertian pendidikan sebagai berikut: 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah dasar merupakan bagian dari pendidikan nasional yang mempunyai peranan sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memberikan

Lebih terperinci

PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP

PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang baik menurut tuntunan kurikulum adalah guru harus mampu melibatkan siswa, agar keadaan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) dapat berlangsung sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam membina manusia yang memiliki penetahuan dan keterampilan,

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam membina manusia yang memiliki penetahuan dan keterampilan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikian pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukuan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional Indonesia berlandaskan Pancasila yang bertujuan untuk membentuk pribadipribadi yang bertakwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan datang sangat tergantung pada kualitas manusia yang dikembangkan pada masa

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan datang sangat tergantung pada kualitas manusia yang dikembangkan pada masa BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengembangan sumber daya alam manusia merupakan inti dan titik berat dari pembangunan nasional secara keseluruhan. Keberhasilan pencapaian pembangunan dimasa

Lebih terperinci

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI 164519 KOTA TEBING TINGGI Syarigfah Guru SD Negeri 164519 Kota Tebing Tinggi Surel : syarigfah16@gmail.com

Lebih terperinci

KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN IPS DI SDN 4 BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO

KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN IPS DI SDN 4 BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO KREATIVITAS GURU DALAM MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN PADA MATA PELAJARAN IPS DI SDN 4 BATUDAA PANTAI KABUPATEN GORONTALO Rahmat Husain (Mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar) Drs. H. Haris

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengembangkan dan menggali potensi yang dimiliki oleh manusia untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkompeten.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dihampir semua aspek kehidupan manusia, termasuk dalam pendidikan formal. Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dalam masa perkembangan, sehingga perlu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dalam masa perkembangan, sehingga perlu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dalam masa perkembangan, sehingga perlu diadakan peningkatan mutu pendidikan. Mutu pendidikan bergantung dari kualitas seorang guru.

Lebih terperinci