ANALISIS PEMIKIRAN FILSAFAT POLITIK THOMAS AQUINAS. Oleh Agus Dedi Dosen Kopertis Wilayah IV dipekerjakan di FISIP Universitas Galuh.
|
|
- Fanny Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS PEMIKIRAN FILSAFAT POLITIK THOMAS AQUINAS Oleh Agus Dedi Dosen Kopertis Wilayah IV dipekerjakan di FISIP Universitas Galuh Abstrak Dalam perkembangan sejarah politik dunia, nama filsuf besar Thomas Aquinas patut dicatat dengan tinta emas. Hal ini disebabkan karena gagasan dan pemikiran-pemikiran politiknya mampu memberikan kontribusi yang sangat positif dalam memajukan dan mengembangkan ilmu politik. Ajaran yang dikembangkannya adalah tentang hukum alam, negara, dan kekuasaan. Selain itu juga Thomas Aquinas dianggap sebagai salah satu filsuf yang mampu mengembangkan doktrin atau ajaran kristiani dengan sangat baik. Dalam pandangannya masalah hukum, negara, dan kekuasaan tidak dapat terlepas dari hukum kodrat (natural law), yang dalam pemikirannya diartikan sebagai partisipasi rasional dalam hukum abadi (eternal law). Eternal law itu sendiri adalah kebijakan dan akal budi abadi tuhan. Kata Kunci hukum alam, negara, kekuasaan politik PENDAHULUAN Bangsa-bangsa di dunia mengalami berbagai kemajuan yang sangat pesat. Kemajuan dan keberhasilan yang dicapai tidak dapat dilepaskan dari jasa para pemikir / filsuf, seperti Plato, Aristoteles, Machiavelli, Agustinus, Hegel, Karl Marx, Thomas Aquinas dan lain sebagainya. Pandangan dan pemikiran para filsuf tersebut memberikan manfaat sanga besar dalam sejarah peradaban dunia politik terutama yang berkenaan dengan bidang hukum, negara, politik dan kekuasaan. Salah satu filsuf dunia yang patut dicatat dalam sejarah karena gagasan dan pemikirannya adalah Thomas Aquinas. Thomas dijuluki sebagai raja skolastik eropa kristen karena telah meletakkan dasar dasar intelektual dan teologis yang sangat kokoh bagi perkembangan pemikiran politik kristiani eropa abad tengah. Thomas dalam kehidupannya mampu mengembangkan doktrin-doktrin kristiani dengan sangat baik. Selain itu Thomas juga melahirkan berbagai pemikiran tentang hukum alam, Negara, dan Kekuasaan Politik. Masalah hukum, negara dan kekuasaan politik menurut Thomas Aquinas tidak bisa dilepaskan dari hukum kodrat (Natural Law), yang dalam pemikirannya diartikan sebagai partisipasi makhluk rasional dalam hukum abadi (Eterna/ Law). Eternal Law itu sendiri adalah kebijaksanaan dan akal budi abadi tuhan (Suhelmi, 2001 : 72). Berdasarkan kutipan di atas dapat dinyatakan bahwa Thomas Aquinas berpendapat bahwa eksistensi sebuah negara itu bersumber dari sifat alamiah manusia. Salah satu sifat alamiah manusia adalah karakter yang bersifat sosial dan politik. Sebagai makhluk, manusia tentu sangat membutuhkan manusia lain sebagai relasi dalam kehidupannya. Manusia membutuhkan orang lain. Manusia ketergantungan pada orang lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari-hari. Demikian halnya dalam konsep negara dan kekuasaan bahwa manusia takkan bisa terlepas dari interaksi dengan manusia lainnya. Beberapa argumentasi dapat dikemukakan mengapa secara alamiah manusia memerlukan negara. Salah satu alasan yang dapat dijelaskan adalah karena manusia adalah bagian dari alam sehingga manusia tidak hanya membutuhkan berbagai substansi alam yang berada di dunia ini. PEMBAHASAN Thomas Aquinas lahir di Naple pada tahun 1224, ketika ia hidup sedang terjadi perubahan besar, hal ini ditandai dengan disintegrasi ekonomi dan intrik politik di dalam, antar negara kota dan bangsa-bangsa yang sedang bangkit serta pengaruh Gereja yang begitu kuat. Orang tua Thomas adalah seorang bangsawan Kecil dan menyiapkan putranya sejak dini demi kehidupan religius dengan mengirimnya belajar CAKRAWALA Vol. 4 No. 4 Maret
2 dengan para pendeta Benedictine ketika masih berusia lima tahun. Pada usia empat belas tahun, Thomas Aquinas dikirim ke Universitas Naples untuk studi lanjutan, namun ia lebih tertarik dengan ajaran-ajaran ordo dominican. Golongan ini dikenal dengan pengajaran-pengajaran intelektual dan menyayangi terhadap orang miskin. Keberadaan Thomas di dalam kelompok ordo di luar dugaan orang tuanya, oleh karena itu Thomas Aquinas dibujuk untuk tidak memasuki kelompok tersebut, namun upaya pihak keluarganya tidak berhasil. Pada tahun 1257 sampai dengan 1259, Thomas Aquinas diperintahkan untuk belajar Teologi di Paris. Sekembalinya dari paris Thomas Aquinas langsung ke Itali kemudian memberikan kuliah di berbagai tempat selama sepuluh tahun. Selama periode ini, ia menemukan dengan manuskrip-manuskrip karya Aristoteles yang masuk ke negara tersebut melalui spanyol yang muslim. Aquinas mulai mengkaji manuskrip-manuskrip dan menulis banyak komentar. Tak seperti rekan-rekan sejamannya, Thomas Aquinas mempercayai pencocokan filosofi pagan dengan ajaran gereja. Banyak karyanya yang dapat dibaca sebagai upaya untuk memberikan sebuah sintesis pemikiran klasik dan teologis. Upaya ini menempatkan dirinya tepat di tengah serangan-serangan para ahli sekuler yang percaya bahwa Thomas berbuat keliru dalam menyajikan sumber-sumber pagan dan para pemimpin gerekan yang mencurigai percampuran gagasan-gagasan pagan dengan dogma religius. Bersamasama dengan jadwal perkuliahan dan studinya yang padat, beban untuk menanggapi serangan-serangan kedua kelompok ini menguras kekuatannya. Ia sakit dan meninggal di dekat tempat kelahirnnya pada tahun Thomas Aquinas, salah seorang pemikir yang intelektualistik dan tokoh terbesar di masa skolastik yang mengikuti ajaran Aristoteles melalui kontak dengan dunia arab, membangun realisme perpaduan antara nalar dan iman, kodrat dan adikodrati, filsafat serta teologi. Epistemologi Aquinas adalah uraian lanjutan dari epistemologi Aristoteles yang menerima pengetahuan intelektual kebenaran dan kepastian sebagai suatu kenyataan relasional antara subjek dan obyek. Selain itu adanya keterbatasan pengetahuan manusia diterima sebagai kenyataan walaupun potensi pengetahuan tersebut memang tak terbatas (Afandi, 1997:61-62). FILSAFAT PEMIKIRAN THOMAS AQUINAS Hukum Alam Hukum alam merupakan dasar atau landasan bagi hukum-hukum yang sebenarnya yang tidak dapat diragukan kebenarannya. Salah seorang yang memiliki konsep teori hukum alam yang dikemukakan oleh Tohmas Aquinas, bahwa Teori hukum alam menempatkan manusia sebagai makhluk yang hidup dalam alam bebas dan setiap manusia mengalami tantangan dan kekacauan. Oleh karena itu, manusia mengadakan ikatan untuk membentuk suat masyarakat politik yang disebut negara (Syarbaini, 2011:29). Hukum alam ini beroperasi pada alam semesta sebagai ciptaan Tuhan. Hal ini sejalan dengan pemikiran Thomas dalam hal sebagai berikut: "Hukum alam tidak lain merupakan partisipasi makhluk rasional dalam hukum abadi (eternal law)" yang dimaksud dengan makhluk rasional adalah manusia. Di antara semua makhluk ciptaan Tuhan- sungai-sungai, galaksi, lautan, hewan, tumbuhan, hanya manusialah yang berhak memiliki predikat makhluk rasional, sedang yang lainnya adalah makhluk irrasional. Hanya manusialah yang dianugerahi Tuhan penalaran, intelegensia, dan akal budi (reason). Makhluk lainnya hanya diberi instinct. Thomas berkeyakinan bahwa dalil-dalil hukum alam dalam manusia berkaitan dengan masalahmasalah praktis (Losco, 2005 : 419). Dalam pandangan Thomas Aquinas, dengan berdasar pada hukum alam tersebut beliau berpendapat bahwa eksistensi negara bersumber dan sifat alamiah manusia. Salah satu sifat manusia adalah wataknya yang bersifat sosial dan politis. Manusia adalah makhluk sosial dan makhluk politik (man is a social and political animal. Pemikiran Thomas tentang manusia yang disebutnya sebagai makhluk sosial ini juga CAKRAWALA Vol. 4 No. 4 Maret
3 dikemukakannya sebagai berikut: "manusia mempunyai suatu alat yang dimilikinya berdasarkan kodrat alam yang tidak dipunyai oleh mahlukmahluk lainnya. Alat itu ialah "akal" atau "fikiran" (reason, rede)" (Apandi, 1977 : 29). Penjelasan tersebut mengimplikasikan bahwa dengan akal yang dimilikinya tersebut manusia dapat berupaya untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya tentu saja manusia tidak bisa bekerja sendiri. Manusia memerlukan interaksi, kerjasama dengan manusia lain untuk memenuhi semua kebutuhan hidupnya. Hal ini semakin menguatkan pemikiran Thomas yang menjelaskan bahwa instinct dan akal budi merupakan dua ciri atau karakteristik kodrati yang menjadikan manusia sebagai makhluk sosial dan makhluk politik (Suhelmi, 1999 : 73). Sebagai makhluk sosial dan politik tentu saja manusia sangat tegantung kepada orang lain. Tidak mungkin manusia dapat mencapai kepuasan, harapan-harapan dalam anganangannya dalam upaya mencapai kebaikan hidup dilakukan sendiri tanpa ada bantuan dari pihak atau manusia lainnya. Kebutuhan atau ketergantungan manusia kepada manusia lainnya itu dapat terlihat dalam berbagai aktivitas dalam rangka pemenuhan hidupnya. Negara Banyak para ahli pikir mendefinisikan hakekat tentang negara, akan tetapi belum ada satu pun yang mampu mendefinisikan secara umum hakekat tentang negara secara lengkap. Hanya saja mereka sepakat bahwa, negara merupakan organisasi terbesar dan berfungsi mengatur perilaku manusia serta tujuan-tujuan hidup bersama. Bila orang sudah hidup bersama-sama dengan orang lain, maka mau tidak mau ia harus membatasi kebebasannya. Ia tidak bisa dapat melakukan segala perbuatan yang ia kehendaki seperti ia dapat lakukan bila ia hidup seorang diri, sebab ia harus juga mengindahkan adanya orangorang lain dan is tidak boleh mengganggu kebebasan orang-orang lain. Dengan tidak adanya lembaga yang mengatur, sebagai dikatakan oleh Thomas Hobbes, Manusia yang satu akan merupakan serigala bagi manusia yang lain dan akan terjadi peperangan dari semua orang melawan semua orang. Pendeknya keadaan hidup manusia akan kacau balau (Apandi, 1977) Bertitik tolak dari hukum alam ini, Thomas Aquinas berpendapat bahwa eksistensi negara bersumber dari sifat alamiah manusia. Salah satu sifat alamiah manusia adalah wataknya yang bersifat sosial dan politis. Menurut Thomas Aquinas, negara merupakan lembaga sosial manusia yang paling tinggi dan luas yang berfungsi menjamin manusia memenuhi kebutuhan fisiknya yang melampaui kemampuan lingkungan sosial lebih kecil seperti desa dan kota (Abdillah, 2012:49). Lebih dari itu, untuk mengembangkan akal budi dan pikirannya, individu juga membutuhkan komunitas politik, negara. Negara dengan demikian merupakan kebutuhan kodrati manusia. Sejalan dengan pandangan di atas, Thomas Aquinas menjelaskan bahwa negara merupakan bagian integral alam semesta, memiliki sifat dan karakter dasar yang mirip dengan mekanisme kerja alam semesta pula. Negara merupakan suatu sistem tujuan yang memiliki tatanan hirarki, dimana yarn berada diatas memiliki fungsi untuk memerintah, menata, membimbing dan mengatur yang berada di bawah atau lebih rendah. Alur pemikiran Thomas tentang bentuk negara dan pemerintahan lebih cenderung mengikuti konsep Socrates, Plato, dan Aristoteles, yaitu mereka menglasifikasikan tiga macam bentuk pemerintahan yang baik dan tiga bentuk pemerintahan yang buruk sedangkan Plato memberikan contoh lima macam bentuk negara. Menurut Plato, Aristrokasi adalah bentuk yang paling tepat dan sempurna bagi suat negara ideal (Rapar, 2002:62). Selanjutnya, plato mengungkapkan bahwa proses yang tak dapat diabaikan tentang dekade melalui mana bahkan aristokrasi yang sempurna yang ida usulkan harus berubah menjadi timokrasi tahun pemerintahan terhormat, yang harus diikuti oleh serangkaian pemerintah oleh golongan kaya dari situ oleh demokrasi dan akhirnya tirani (Dahl, 1980:79). Bentuk Negara yang paling terbaik adalah bentuk Aristokrasi (pemimpin dipegang oleh kaum cendikiawan dan yang paling buruk adalah bentuk pemerintahan Tirani (pemimpin yang dianggap memilih jasa cukup CAKRAWALA Vol. 4 No. 4 Maret
4 besar terhadap negara) Menurut Aristoteles, pemerintahan yang terbaik adalah Monarkhi dari yang terburuk adalah Demokrasi. Sedangkan menurut Socrates terdapat lima tipe sistem pemerintahan, yaitu aristokrasi, timokrasi, oligarki, demokrasi, dan tirani (Surbakti, 1992:25). Dalam membahas bentuk negara Thomas Aquinas, lebih sejalan dengan Aristoteles, hal itu tampak dari dua kriteria yang dimunculkan yakni menyangkut jumlah penguasa dan tujuan tujuan yang hendak dicapai olel negara yang bersangkutan (satu orang, beberapa orang, dari banyak orang, kemudian tujuannya, untuk kepentingan penguasa atau untuk kepentingan atau kesejahteraan umum). Berdasarkan dua kriteria tersebut di atas Thomas Aquina mengklasifikasikan bentuk-bentuk negara (pemerintahan) menjadi empat bentuk, yaitu Monarkhi, Aristokrasi, Timokrasi, dan Demokrasi. Uraian tentang keempat bentuk negara tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: Pertama, negara yang diperintah satu orang dan bertujuan mencapai kebaikan bersama dinamakan Monarki, tetapi bila tujuannya hanya mencapai kebaikan pribadi, penguasanya bengis dan tidak adil maka negara itu dinamakan Tirani. Kedua, Negara yang diperintah beberapa orang mulia dan memilki tujuan kebaikan bersama dinamakan Aristokrasi sedang bila tidak, negara itu dinamakan Oligarki (Dalam Oligarki penguasa negara menindas rakyat nya melalui represi ekonomi. Penguasa oligarki adalah orang-orang yang memilki harta kekayaan melimpah). Ketiga, negara yang bertujuan mencapai kebaikan bersama, dijadikan kebebasan sebagai dasar persamaan politik, kuatnya kontrol kaum jelata terhadap penguasa dan negara bersangkutan diperintah banyak orang dinamakan Timokrasi atau Politea. Keempat, bentuk negara yang dipimpin oleh beberapa orang disebut Demokrasi. Menurut Thomas Aquinas bentuk negara demokrasi lebih baik dibandingkan bentuk negara Tirani, sebab di dalam bentuk Demokrasi memiliki ciri terdapatnya hak kontrol dari warga masyarakat yang ada dalam pemerintahan tersebut. Negara dengan penguasa tunggal disebut bentuk negara terbaik. Hal ini dapat dipahami karena sesuai dengan hakikat hukum slam dalam hal ini bahwa alam selalu diperintah oleh satu pengendali atau pihak. Ilustrasi yang dapat menjelaskan pernyataan tersebut misalnya, tubuh manusia yang semua anggota-anggotanya hanya digerakkan oleh satu faktor atau satu bagian tubuh, yaitu hati. Contoh lainnya juga dapat dilihat dalam dunia binatang. Analogi yang dapat dikemukakan sebagai berikut: Lebah hanya memiliki satu raja. Fenomena ini menyiratkan makna bahwa keseluruhan alam semesta (universe) diatur hanya oleh satu Tuhan pencipta, penata, pengatur segala yang ada di muka bumi ini beserta seluruh kejadiannya. Tuhan tidak memiliki saingan. Hal ini semua menurut Thomas dianggap sesuai dengan penalaran dan akal budi (reason). Hal lain yang kiranya perlu dijelaskan di sini adalah komparasi tentang bentuk negara. Bila dalam penjelasan sebelumnya dinyatakan bahwa Monarki merupakan bentuk negara yang dianggap paling baik, maka sebaliknya Tirani adalah merupakan bentuk negara paling buruk. Demokrasi meskipun buruk masih dapat diterima (tolarable) dibandingkan dengan tirani. Alasan yang dapat dikemukakan adalah dalam negara tirani kemungkinan terjadinya penyelewengan kekuasaan (abuse of power) sangat besar atau terbuka lebar. Selanjutnya menurut Thomas meskipun penguasaan negara oleh satu orang memiliki keutamaan atau keunggulan seperti dalam sistem kekuasaan monarki model penguasa tunggal dalam suatu pemerintahan juga memiliki peluang atau potensi untuk menjadi penguasa tiran. Biasanya penguasa tunggal berubah menjadi tiran karena tidak adanya sistem pengawasan yang berfungsi sebagai alat kontrol terhadap kekuasaannya yang berbasiskan kekuasaan secara turun temurun. Oleh karena itu, untuk menghindari munculnya penguasa tiran dalam suatu negara menurut Thomas perlu diciptakan beberapa mekanisme sebagai berikut: Pertama, seorang penguasa tunggal atau raja yang memerintah hendaknya harus diangkat berdasarkan pemilihan yang dilakukan oleh pemimpin-pemimpin masyarakat. Raja harus dipilih berdasarkan kompetensi dan kualitas pribadi yang dimilikinya (elected). Kekuasaan yang dimilikinya tidak boleh diperoleh karena warisan dari penguasa sebelumnya. Oleh karena itu Thomas sangat menolak prinsip kekuasaan ber- CAKRAWALA Vol. 4 No. 4 Maret
5 dasarkan turunan (hereditypower). Dengan cara dipilih atau diangkat oleh para pemimpin masyarakat maka seorang penguasa negara akan berpotensi untuk memiliki suatu tanggung jawab terhadap pelaksanaan kekuasaan negara. Setelah diangkat, langkah selanjutnya adalah sistem pemerintahan harus diatur sedemikian rupa sehingga penguasa itu tidak lagi memiliki kesempatan untuk menjadi seorang tiran. Kedua, mekanisme lain untuk menutup kemungkinan yang memunculkan potensi lahirnya seorang tiran adalah dengan membatasi kekuasaan penguasa tunggal yang bersangkutan. Ketiga, kesempatan seorang penguasa untuk menjadi seorang tiran akan sangat tertutup jika dalam sistem pemerintahan tersebut terdapat kepemilikan kekuasaan secara bersama-sama, maksudnya adalah terjadinya share of power dalam sistem pemerintahannya. Hal lain yang perlu dijelaskan berikutnya adalah jika mekanisme yang telah dilakukan untuk menutup kemungkinan munculnya seorang yang telah dilaksanakan namun tetap muncul gejala penguasa tiran, Thomas berpendapat bahwa kalau kasus seperti itu tetap terjadi maka seluruh rakyat yang diperintah boleh mentolerir tirani tersebut. Alasan yang dapat dijelaskan adalah kalau tirani itu dilawan untuk dijatuhkan maka akan terjadi suatu malapetaka politik dalam negara tersebut yang tentu saja akibatnya akan membuat rakyat semakin menderita. Berdasarkan uraian tersebut Thomas Aquinas memiliki pendapat bahwa bentuk negara atau pemerintahan yang terbaik dipimpin oleh satu orang (Monarki), hal ini lebih memungkinkan terciptanya perdamaian dan kesatuan negara sehingga sifat destruktif dapat dihindari. Kekuasaan Secara umum kekuasaan dapat diartikan sebagai kemampuan dari seseorang atau kelompok orang untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang atau kelompok lain sedemikian rupa sehingga tingkah laku itu menjadi sesuai dengan keinginan dan tujuan dari orang yang mempunyai kekuasaan itu. Gejala kekuasaan ini merupakan sesuatu yang lumrah dalam kehidupan bermasyarakat, dalam berbagai bentuk kehidupan bersama. Kekuasaan biasanya berbentuk hubungan, dalam arti bahwa ada satu pihak yang memerintah dan ada pihak yang diperintah, satu pihak yang memberi perintah, satu pihak yang mematuhi perintah. Tidak ada persamaan martabat, selalu ada yang lebih tinggi daripada yang lain. Berhubungan erat dengan masalah kekuasaan adalah pengaruh, sehingga sering dikatakan bahwa pengaruh adalah bentuk lunak dari kekuasaan. Dalam hal ini biasanya seseorang yang mempunyai kekuasaan juga mempunyai pengaruh di dalam dan di luar bidang kekuasaannya. Tetapi tidak semua orang yang mempunyai kekuasaan yang sama, mempunyai pengaruh yang sama besarnya karena masalah pengaruh berkaitan dengan pribadi seseorang yang memegang kekuasaan. Negara merupakan integrasi dari kekuasaan, ia adalah organisasi pokok dari kekuasaan. Negara adalah alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat. Jean Bodin mengemukakan ada beberapa teori tentang kekuasaan, diantaranya "bahwa kekuasaan di dalam negara datangnya dari Tuhan, oleh karena itu seorang kepala negara yang menjalankan kekuasaan di dalam negara hanya sebagai wakil Tuhan saja dan bukan menjalankan kekuasaan sendiri ataupun kekuasaan milik negara". Sejalan dengan pendapat tersebut di atas, Thomas Aquinas merumuskan bagaimana seharusnya kekuasaan dipergunakan dan tujuantujuan, serta tugas-tugas penguasa politik ditetapkan. Karena kekuasaan berasal dari Tuhan, haruslah dipergunakan demi kebaikan bersama dan tidak dibenarkan, karena itu berarti 'pengingkaran terhadap anugerah Tuhan. Benang Merah Pemikiran Filsafat Politik Thomas Aquinas Pemikiran-pemikiran filsafat politik Aquinas sangat memberikan pengaruh yang positif bagi perkembangan ilmu politik. Aquinas dapat dianggap telah mengembangkan sebuah pandangan poliik sebagai kekuatan positif dalam kehidupan manusia. Pemikiranpemikirannya mampu mengakomodasi CAKRAWALA Vol. 4 No. 4 Maret
6 hierarki tradisional dengan bangkitnya gagasan-gagasan tentang komunitas dan menyusun parameter-parameter untuk pembahasan masalah - masalah moral yang sulit dalam lingkup politik lewat kehebatan penanganannya atas hukum alam. Aquinas berkesimpulan lewat pengamatan berbagai masalah kontemporer yang ditemukannya. Pandangan-pandangannya sering kali dikutip sebagai sesuatu yang mampu memberikan wawasan dan kejelasan atas suatu masalah atau fenomena yang ditemukan dalam kehidupan masyarakat. Pandangan lain yang perlu dicermati di sini adalah konsep Aquinas yang tampaknya sangat kental dengan unsur religi. Misalnya konsep atau pandangannya tentang terdapat dua rute menuju pengetahuan, yaitu lewat akal dan lewat iman. Alam adalah suara hukum alam. Gagasan bahwa Tuhan secara bertahap menanamkan insting dan kemampuan yang seandainya diikuti secara tepat, akan membawa pada tindakan benar. Akan tetapi akal itu sendiri memiliki kelemahan. Sekalipun dapat menyediakan pengetahuan tentang dunia ini, ia hanya sedikit mengungkapkan masa depan. Dalam hal inilah tugas pokok iman, dan kitab sucilah yang menjadi pedoman atau pemandunya. Salah satu kebenaran yang diajarkan hukum alam (juga dengan hukum ilahi) adalah sosialitas manusia. Keluarga dan menurut Aquinas adalah hal yang alami. Setiap individu tidak akan dapat memenuhi kebutuhan dan memperoleh kesejahteraannya sendiri. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa negara merupakan bagian terlengkap dari sosialitas. Meskipun pencapaian kesepakatan di antara banyak individu merupakan suatu hal yang sulit akan tetapi meneguhkan atau membentuk kesatuan dan menciptakan kedamaian adalah merupakan tanggung jawab utama penguasa. Hal ini juga merupakan kondisi-kondisi awal yang dibutuhkan seandainya masyarakat (yang dibimbing oleh gereja) ingin menempuh usaha terpenting yaitu memperoleh keselamatan jiwa dalam kehidupannya. PENUTUP Thomas Aquinas memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan sejarah peradaban manusia. Pandangan atau pemikiran-pemikiran Thomas Aquinas mampu mengembangkan suatu pandangan politik sebagai kekuatan positif dalam kehidupan manusia. Pemikirannya tentang hukum alam, negara dan kekuasaan telah memberikan gambaran bahwa kebaikan dapat dipahami lewat akal budi. Kebaikan selain dapat dipahami lewat akal juga diperkuat lewat hukuman alam yang pantas berdasarkan kehendak Tuhan. Aquinas juga memandang bahwa kebenaran alami klasik yang menekankan keluhuran sebagai rute menuju tindakan benar dan kebahagiaan. Selanjutnya Aquinas juga memandang hukum alam merupakan caracara sekunder untuk mendesakkan perilaku, baik pada kasus seseorang yang jahat dan tidak mampu melakukan tindakan luhur. Menyoroti tentang interaksi antar manusia, konsep sosialitas yang merupakan bagian dari kebenaran yang diajarkan hukum alam. Dalam konsep ini dinyatakan bahwa negara merupakan bentuk lengkap dari sosialitas manusia yang pada hakekatnya sangat tergantung antara yang satu dengan yang lainnya. DAFTAR PUSTAKA Achmad, Abdilla Fauzi Tata Kelola Bernegara dalam Perspektif Politik. Jakarta: Golden Terayon Press Afandi Muchtar., Ilmu-Ilmu Kenegaraan (Suatu Studi Perbandingan). Bandung. Lembaga Penelitian FISIP UNPAD. Dahl, Robert Analisa Politik Modern. Jakarta: Radar Jaya Offset Dolf Gaav W, Bernard., Fisafat Abad 20. Tiara Wacana Yogya.Yogyakarta. Losco, Joseph &Williams, Leonard., Political Theory, Kajian Klasik dan Kontemporer. Raja Gravindo Persada, Jakarta. Rapar, J.H Filsafat Politik Plato, Aristoteles, Augustinus, Machiavelli. Jakarta:Raja Grafindo Persada. Suhelmi, Ahmad., Pemikiran Politik Barat Darul Falah, Jakarta. Surbakti, Ramlan Memahami Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. Syarbaini, Syahrial dkk Pengetahuan Dasar Ilmu Politik. Bogor:Ghalia Indonesia CAKRAWALA Vol. 4 No. 4 Maret
BAB I PENDAHULUAN. dan mempromosikan ide politik dalam tulisan-tulisan etika dan politik. Dia yakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Aristoteles merupakan salah seorang filsuf klasik yang mengembangkan dan mempromosikan ide politik dalam tulisan-tulisan etika dan politik. Dia yakin bahwa politik
Lebih terperinciMATERI KULIAH ILMU NEGARA MATCH DAY 2 PERKEMBANGAN ILMU NEGARA DARI MASA KE MASA
MATERI KULIAH ILMU NEGARA MATCH DAY 2 PERKEMBANGAN ILMU NEGARA DARI MASA KE MASA Kapan timbulnya ilmu negara (pemikiran tentang negara dan hukum)?. Teori-teori pemahaman tentang negara atau ilmu-ilmu yang
Lebih terperinciKonsep Politik Menurut Pemikiran Filsuf Barat. By : Amaliatulwalidain, MA
Konsep Politik Menurut Pemikiran Filsuf Barat By : Amaliatulwalidain, MA NEGARA KOTA Apakah negara-negara kota itu? Terlebih dahulu perlu dijelaskan bahwa persepsi kita mengenai negara saat ini jelas berbeda
Lebih terperinciPara Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan
Para Filsuf [sebahagian kecil contoh] Oleh Benny Ridwan 1 Socrates adalah filsuf Yunani. Ia sangat berpengaruh dan mengubah jalan pikiran filosofis barat melalui muridnya yang paling terkenal, Plato. Socrates
Lebih terperinciFILSAFAT ILMUDAN SEJARAH FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi
Modul ke: 05Fakultas Dr. PSIKOLOGI FILSAFAT ILMUDAN LOGIKA SEJARAH FILSAFAT H. SyahrialSyarbaini, MA. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id SEJARAH FILSAFAT ; Standar Kompetensi Setelah perkualiahan
Lebih terperincihttp://sasmini.staff.hukum.uns.ac.id Mengapa Filsafat Eropa.? KEBUDAYAAN YUNANI (PLATO DAN ARISTOTELES) ==> ALEXANDER AGUNG (ROMAWI) PENYEBARAN HELLENISME PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN 1. ZAMAN YUNAN-_ROMAWI
Lebih terperinciFilsafat Umum. Filsafat Timur. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi
Filsafat Umum Modul ke: 6 Filsafat Timur Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. PERBEDAAN FILSAFAT BARAT DAN TIMUR BARAT Pengetahuan Mengutamakan akal sebagai alat penalaran
Lebih terperinciALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME
ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN PERENIALISME oleh : Drs. IBNU UBAIDILAH, MA STKIP BINA MUTIARA SUKABUMI PENGERTIAN Pengertian secara Etimologi Istilah perenialisme berasal dari bahasa latin, yaitu dari akar
Lebih terperinciFilsafat Umum. Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi
Filsafat Umum Modul ke: 01 Fakultas Psikologi Kontrak Perkuliahan Pengantar ke Alam Filsafat 1 Program Studi Psikologi Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. RAPEM FILSAFAT UMUM Judul Mata Kuliah : Filsafat Umum
Lebih terperinciRANGKUMAN Penggolongan Filsafat Pendidikan menurut Theodore Brameld: 1. Tradisi filsafat klasik yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh dari teori Plato,
RANGKUMAN Penggolongan Filsafat Pendidikan menurut Theodore Brameld: 1. Tradisi filsafat klasik yang dikembangkan oleh tokoh-tokoh dari teori Plato, Aristoteles, thomas Aquinas muncullah Perenialisme.
Lebih terperinciPendidikan Agama Kristen Protestan
Pendidikan Agama Kristen Protestan Modul ke: 12Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi RENAISSANCE DAN PERUBAHAN MENYELURUH DALAM POLA PIKIR GEREJA Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Latar Belakang Sejak abad
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti memiliki tujuan hidup. Tujuan tersebut menjadi salah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap manusia pasti memiliki tujuan hidup. Tujuan tersebut menjadi salah satu patokan untuk pengambilan keputusan-keputusan serta tindakan-tindakan dalam hidupnya.
Lebih terperinciPOLITIK HUKUM BAB IV NEGARA DAN POLITIK HUKUM. OLEH: PROF.DR.GUNARTO,SH.SE.A,kt.MH
POLITIK HUKUM BAB IV NEGARA DAN POLITIK HUKUM. OLEH: PROF.DR.GUNARTO,SH.SE.A,kt.MH BAGI POLITIK HUKUM. Negara perlu disatu sisi karena Negara merupakan institusi pelembagaan kepentingan umum dan di lain
Lebih terperinciSUMBER-SUMBER DAN NILAI DALAM PERILAKU ETIKA. Week 6
SUMBER-SUMBER DAN NILAI DALAM PERILAKU ETIKA Week 6 Agama Islam menganggap etika sebagai cabang dari Iman, dan ini muncul dari pandangan dunia islam sebagai cara hidup manusia. Istilah etika yang paling
Lebih terperinciMEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL
MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL Oleh : Dr. Sri Trisnaningsih, SE, M.Si (Kaprogdi Akuntansi - FE) Pendahuluan Ilmu pengetahuan merupakan karya budi yang logis serta imajinatif,
Lebih terperincisebelumnya, yaitu Zaman Pertengahan. Walau demikian, pemikiran-pemikiran yang muncul di Zaman Pencerahan tidaklah semuanya baru.
Ada beberapa teori-teori demokrasi yaitu : 1. Teori Demokrasi Klasik Demokrasi, dalam pengertian klasik, pertama kali muncul pada abad ke-5 SM tepatnya di Yunani. Pada saat itu pelaksanaan demokrasi dilakukan
Lebih terperinciILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI
ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK: FILSAFAT, TEORI DAN METODOLOGI Oleh NIM : Boni Andika : 10/296364/SP/23830 Tulisan ini berbentuk critical review dari Ilmu Sosial dan Ilmu Politik: Filsafat, Teori dan Metodologi
Lebih terperinciBAB V ANALISIS. melupakan sisi non-formal dari pendidikan Islam itu sendiri. Tentu saja ini menjadi
BAB V ANALISIS Adanya sekolah dan madrasah di tanah air sebagai institusi pendidikan Islam, hanyalah akan mempersempit pandangan kita tentang pendidikan Islam itu sendiri. Ini berarti, kita hanya mementingkan
Lebih terperinciIman Kristen dan Kebudayaan
Iman Kristen dan Kebudayaan Oleh: Ricky A.A Dumbela 682014088 Menuha Calvin 672014159 Hani Sandi Aji 562014054 Candrayani Sugiono 672014001 Yohana Dimara 672012186 Rodi 672014221 Yonas Sagita Adi C 682014046
Lebih terperinciDISUSUN OLEH : NAMA : DESSY RATNASARI NPP : KELAS : A INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI KAMPUS SULAWESI SELATAN
DISUSUN OLEH : NAMA : DESSY RATNASARI NPP : 22.0376 KELAS : A INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI KAMPUS SULAWESI SELATAN 1. Bentuk Negara dan Bentuk Pemerintahan Bentuk negara adalah merupakan batas antara
Lebih terperinciBAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,
BAB IV ANALISIS 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat, yang secara sadar maupun tidak telah membentuk dan melegalkan aturan-aturan yang
Lebih terperinciMAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN. Imam Gunawan
MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN Imam Gunawan PERENIALISME Merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad 20. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Mereka menentang
Lebih terperinciALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS
ALIRAN-ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN DI AS 1. PROGRESSIVISME a. Pandangan Ontologi Kenyataan alam semesta adalah kenyataan dalam kehidupan manusia. Pengalaman adalah kunci pengertian manusia atas segala sesuatu,
Lebih terperinciBAB III KERANGKA TEORI ANALISIS
BAB III KERANGKA TEORI ANALISIS 3.1 Teori Kritis Jurgen Habermas Habermas berasumsi bahwa modernitas merupakan sebuah proyek yang belum selesai. Ini artinya masih ada yang perlu untuk dikerjakan kembali.
Lebih terperinciSek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara
Sekilas tentang filsafat Hendri Koeswara Pengertian ilmu filsafat 1. Etimologi Falsafah (arab),philosophy (inggris), berasal dari bahasa yunani philo-sophia, philein:cinta(love) dan sophia: kebijaksanaan(wisdom)
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. diajukan dalam rumusan masalah skripsi. Dalam rumusan masalah skripsi ini,
BAB V PENUTUP Pada bab V penulis menyimpulkan keseluruhan pembahasan dalam skripsi. Kesimpulan tersebut merupakan jawaban atas pertanyaan penulis ajukan dalam pembatasan masalah. Disamping itu penulis
Lebih terperinciALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS
ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN REKONSTRUKSIONALISME DALAM TINJAUAN ONTOLOGIS, EPISTEMOLIGIS, DAN AKSIOLOGIS Tugas Makalah pada Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Dosen: Drs. Yusuf A. Hasan, M. Ag. Oleh: Wahyu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap makhluk hidup maupun benda (objek) yang ada di dunia ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap makhluk hidup maupun benda (objek) yang ada di dunia ini mempunyai nilai keindahan. Nilai keindahan tersebut dapat dipengaruhi oleh berbagai kondisi yang menjadi
Lebih terperinciBAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN
BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN Pada umumnya manusia dilahirkan seorang diri. Namun demikian, mengapa manusia harus hidup bermasyarakat. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Bayi misalnya,
Lebih terperinciBAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,
BAB IV. PENUTUP 4. 1. Kesimpulan Pada bab-bab terdahulu, kita ketahui bahwa dalam konteks pencerahan, di dalamnya berbicara tentang estetika dan logika, merupakan sesuatu yang saling berhubungan, estetika
Lebih terperinciFilsafat Umum. Filsafat Barat MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 05
MODUL PERKULIAHAN Filsafat Barat Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 05 MK61003 Arie Suciyana S., M.Si Abstract Sejarah Filsafat Barat; Filsafat Yunani; Filsafat
Lebih terperinciSEJARAH PERKEMBANGAN ILMU POLITIK
SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU POLITIK TUJUAN PERKULIAHAN Mahasiswa memahami sejarah perkembangan ilmu politik Mahasiswa menganalisa perkembangan ilmu politik SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU POLITIK Dapat kita kaji
Lebih terperinciRuang Lingkup Ilmu Politik
Ruang Lingkup Ilmu Politik Perkembangan Ilmu Politik Apabila ilmu politik dipandang semata-mata sebagai salah satu cabang dari ilmuilmu sosial yang memiliki dasar, rangka, fokus dan ruang lingkup yang
Lebih terperinciFILSAFAT????? Irnin Agustina D.A, M.Pd
FILSAFAT????? am_nien@yahoo.co.id PENGERTIAN FILSAFAT SECARA ETIMOLOGI Istilah filsafat yang merupakan terjemahan dari philolophy (bahasa Inggris) berasal dari bahasa Yunani philo (love of ) dan sophia
Lebih terperinciNEGARA SISTEM PEMERINTAHAN KEKUASAAN, WEWENANG, LEGITIMASI LEMBAGA POLITIK
NEGARA SISTEM PEMERINTAHAN KEKUASAAN, WEWENANG, LEGITIMASI LEMBAGA POLITIK IDENTIFIKASI MANUSIA HIDUP : 1. CONFORMITAS KERJASAMA 2. ANTAGONISTIS PERTENTANGAN Negara organisasi dalam suatu wilayah dapat
Lebih terperinci12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Banyak istilah yang diberikan untuk menunjukan bahwa bangsa Indonesia
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak istilah yang diberikan untuk menunjukan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar, dan penuh dengan keberagaman, salah satu istilah tersebut adalah
Lebih terperinciFilsafat Pemerintahan (Sebuah Gambaran Umum) Oleh: Erwin Musdah
Filsafat Pemerintahan (Sebuah Gambaran Umum) Oleh: Erwin Musdah Pendahuluan Sudah menjadi suatu hal yang lazim dalam pembahasan sebuah konsep dimulai dari pemaknaan secara partikuler dari masing-masing
Lebih terperinciDeskripsi Mata Kuliah
Minggu ke Deskripsi Mata Kuliah Mata kuliah ini menyajikan bahasan tentang: manusia dan hakekatnya, arti filsafat dan Kristen, manusia dan filsafat, manusia dan, aliran-aliran filsafat, filsafat Kristen,
Lebih terperinciEMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN
EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN EMPAT BELAS ABAD PELAKSANAAN CETAK-BIRU TUHAN Oleh Nurcholish Madjid Seorang Muslim di mana saja mengatakan bahwa agama sering mendapatkan dukungan yang paling
Lebih terperinciPROBLEMATIK & TEORI KEADILAN. Bacaan yang dianjurkan : The Liang Gie, 1982, Teori-teori Keadilan, Penerbit Supersukses, Yogyakarta
PROBLEMATIK & TEORI KEADILAN Bacaan yang dianjurkan : The Liang Gie, 1982, Teori-teori Keadilan, Penerbit Supersukses, Yogyakarta CONTOH KASUS Anggap aja ini martabak Tugas : Bagilah martabak ini untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam sebuah Negara yang berlandaskan demokrasi, sosialis, agama bahkan fasis sekalipun.
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Banyak hal dalam diskusi tentang kepemimpinan sebuah Negara baik itu kepemimpinan dalam sebuah Negara yang berlandaskan demokrasi, sosialis, agama bahkan fasis sekalipun.
Lebih terperinciDosen: Pipin Hanapiah, Drs. Caroline Paskarina, S.IP., M.Si. Jurusan Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Padjadjaran
Agama, Filsafat, Ilmu, Teori, dan Penelitian Kuliah 2 Metodologi Ilmu Pemerintahan Dosen: Prof. Dr. H. Utang Suwaryo, Drs., M.A. Pipin Hanapiah, Drs. Caroline Paskarina, S.IP., M.Si. Jurusan Ilmu Pemerintahan
Lebih terperinciASAL MULA & PERKEMBANGAN SOSIOLOGI. Fitri Dwi Lestari
ASAL MULA & PERKEMBANGAN SOSIOLOGI Fitri Dwi Lestari ASAL USUL SOSIOLOGI Dari bukti peninggalan bersejarah, manusia prasejarah hidup secara berkelompok. ASAL USUL SOSIOLOGI Aristoteles mengatakan bahwa
Lebih terperinciMATERI KULIAH ILMU NEGARA MATCH DAY 6 ASAL MULA DAN LENYAPNYA NEGARA
MATERI KULIAH ILMU NEGARA MATCH DAY 6 ASAL MULA DAN LENYAPNYA NEGARA A. TEORI ASAL MULA NEGARA Perihal asal mula negara secara substansial sesungguhnya membahas teori-teori mengenai bagaimana timbulnya
Lebih terperinciNATURALISME (1) Naturalisme 'natura' Materialisme
NATURALISME (1) Naturalisme adalah teori yang menerima 'natura' (alam) sebagai keseluruhan realitas. Naturalisme adalah kebalikan dari dari istilah supernaturalisme yang mengandung pandangan dualistik
Lebih terperinciTeori Kedaulatan. Makna Kedaulatan MACAM MACAM TEORI KEDAULATAN. Secara Sempit. Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi suatu Negara.
Teori Kedaulatan Makna Kedaulatan Secara Sempit Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi suatu Negara Secara Luas Kedaulatan adalah hak khusus untuk menajalankan kewenangan tertingi atas suatu wilayah atau
Lebih terperinciHubungan Sains dan Agama
Hubungan Sains dan Agama Pendahuluan Di akhir dasawarsa tahun 90-an sampai sekarang, di Amerika Serikat dan Eropa Barat khususnya, berkembang diskusi tentang sains (ilmu pengetahuan) dan agama (kitab suci).
Lebih terperinciUJIAN TENGAH SEMESTER GENAP
UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Pemerintah Demokrasi adalah pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat, merupakan pernyataan dari.. a. Abraham Lincoln b. Robert
Lebih terperinciDISUSUN OLEH: DEFI DESIANA ( ) MOHAMAD RISTYO NUGROHO ( ) NOVI TRISNA ANGGRAYNI ( ) YOSSY MAHALA CHRISNA S
DISUSUN OLEH: DEFI DESIANA (14144600192) MOHAMAD RISTYO NUGROHO (14144600204) NOVI TRISNA ANGGRAYNI (14144600199) YOSSY MAHALA CHRISNA S (14144600262) ZAFITRIA SYAHADATIN (14144600195) Rekonstruksionalisme
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Restu Nur Karimah, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam mempelajari suatu agama, aspek yang pertama dipertimbangkan sekaligus harus dikaji ialah konsep ketuhanannya. Dari konsep ketuhanan, akan diketahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai persona pertama-tama karena ke-diri-annya (self). Artinya, self
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia tidak hanya dipahami sebagai individu, melainkan sebagai persona. 1 Sifat individual berarti ia sebagai ada yang dapat dibedakan dengan ada yang lain dari satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Citra Antika, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa ini, demokrasi merupakan salah satu pandangan dan landasan kehidupan dalam berbangsa yang memiliki banyak negara pengikutnya. Demokrasi merupakan paham
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. A. Penelitian Terdahulu
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Penelitian Terdahulu Pembahasan masalah nilai etika dalam kaitannya dengan naskah ADK menjadi topik penting yang selalu dibicarakan, karena masalah ini menyangkut
Lebih terperinciBAB I PENGERTIAN FILSAFAT INDONESIA PRA MODERN
BAB I PENGERTIAN FILSAFAT INDONESIA PRA MODERN A. Objek Bahasan 1. Objek materi Filsafat Indonesia ialah kebudayaan bangsa. Menurut penjelasan UUD 1945 pasal 32, kebudayaan bangsa ialah kebudayaan yang
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT
BAB IV ANALISIS POLA BIMBINGAN AGAMA ISLAM ANAK KARYAWAN PT. PISMATEX DI DESA SAPUGARUT Pada bab ini, peneliti akan menganalisis kegiatan bimbingan agama Islam anak karyawan PT. Pismatex di desa Sapugarut
Lebih terperinciFilsafat Ilmu dan Logika
Filsafat Ilmu dan Logika Modul ke: METODE-METODE FILSAFAT Fakultas Psikologi Masyhar Zainuddin, MA Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Pengantar metode filsafat bukanlah metode ketergantungan
Lebih terperinciInisiasi 2 LANDASAN MORAL, SOSIO-KULTURAL, RELIGI HAK AZASI MANUSIA
Inisiasi 2 LANDASAN MORAL, SOSIO-KULTURAL, RELIGI HAK AZASI MANUSIA Saudara mahasiswa yang saya hormati. Salam sejahtera dan selamat bertemu lagi dalam kegiatan tutorial online yang kedua mata kuliah Pendidikan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya. Konsep
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia yang berfalsafah Pancasila, memiliki tujuan pendidikan nasional pada khususnya dan pembangunan pada umumnya yaitu ingin menciptakan manusia seutuhnya.
Lebih terperinciPemerintahan berasal dari kata pemerintah, dan yang berasal dari kata perintah - Perintah adalah perkataan yang bermakna
Pemerintahan berasal dari kata pemerintah, dan yang berasal dari kata perintah - Perintah adalah perkataan yang bermakna menyuruh melakukan sesuatau. - Pemerintah adalah kekuasaan yang memerintah suatu
Lebih terperinciChris i tia i n View of Natural Sciences e and Technolog o y
Christian View of Natural Sciences and Technology Rudi Zalukhu, M.Th Tuhan Ku Ingin Dapat Memancarkan BGA : Kej. 11:1-9 Ke: 1 2 3 APA YANG KUBACA? (Observasi: Tokoh, Peristiwa) APA YANG KUDAPAT? (Penafsiran:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekali. Selain membawa kemudahan dan kenyamanan hidup umat manusia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era global, plural, multikultural seperti sekarang setiap saat dapat saja terjadi peristiwa-peristiwa yang tidak dapat terbayangkan dan tidak terduga sama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Amin Abdullah, studi mengenai agama-agama ini bertujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pada akhir abad 19, mulai berkembang sebuah disiplin ilmu baru yang terpisah dari disiplin ilmu lainnya. Pada awal perkembangannya ilmu
Lebih terperinciRAMADAN Oleh Nurcholish Madjid
c 1 Ramadan d 5 RAMADAN Oleh Nurcholish Madjid Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir, (Q 12:87). Ibadat puasa sebagaimana
Lebih terperinciDEFINISI, TEORI, DAN RUANG LINGKUP HAK AZASI MANUSIA
DEFINISI, TEORI, DAN RUANG LINGKUP HAK AZASI MANUSIA Materi Perkuliahan Hukum dan HAM ke-1 FH Unsri DEFINISI HAK ASASI MANUSIA Seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan setiap manusia sebagai
Lebih terperinciSebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan
Subjudul Sebuah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan ke dalam Bahasa yang bisa dimengerti manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan mengingat tentang sesuatu. Sesuatu yang didapat
Lebih terperinciHAKIKAT DEMOKRASI CONDRA ANTONI
HAKIKAT DEMOKRASI CONDRA ANTONI Makna dan Hakikat Demokrasi Macam-macam pengertian demokrasi: 1. Secara etimologis, demokrasi terdiri dari dua kata yang berasal dari Yunani yaitu demos yang berarti rakyat
Lebih terperinciRenaissance. Encep Supriatna
Renaissance Encep Supriatna Pengertian Lahir kembali budaya Yunani-Romawi kuno Enligtenment menjunjung tinggi reason, Metode Ilmiah,dan Kemampuan Manusia untuk menyempurnakan dirinya dan masyarakat sekitarnya.
Lebih terperinciApakah pancasila sebagai pembangunan sudah diterapkan di Indonesia atau belum?
PANCASILA SEBAGAI PEMBANGUNAN BANGSA TEORI Pengertian Paradigma Paradigma adalah cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif),
Lebih terperinciFilsafat Islam قولية كونية. Wahyu. Para Rasul. Alam. Akal Manusia. Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia. Aktivitas Kehidupan
Problem Filsafat Islam tentang tuhan: Bentuk Aktifitas Manusia هللا Wahyu كونية قولية Para Rasul Alam Akal Manusia Aktivitas Kehidupan 1 pg. Filsafat Islam Problem Tuhan berpisah dengan alam Tuhan bersatu
Lebih terperinciMisiologi David Bosch
Misiologi David Bosch Definisi Sementara Misi. 1. Iman Kristen bersifat misioner, atau menyangkali dirinya sendiri. Berpegang pada suatu penyingkapan yang besar dari kebenaran puncak yang dipercayai penting
Lebih terperinciBAB IV ALIRAN-ALIRAN SEPUTAR EKSISTENSI TUHAN
BAB IV ALIRAN-ALIRAN SEPUTAR EKSISTENSI TUHAN Aliran-aliran pemikiran seputar keberadaan Tuhan lahir dan berbagai sikap baik yang menerima, menolak, maupun yang acuh tak acuh. Masing-masing kemudian membangun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang sangat. kompleks karena ada banyak aspek yang bisa diulas,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk yang sangat kompleks karena ada banyak aspek yang bisa diulas, dianalisa, dan diteliti. Manusia juga merupakan makhluk yang utuh. Walaupun banyak
Lebih terperinci2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Hukum adalah pembatasan kebebasan setiap orang demi kebebasan semua orang... Kaidah hukum mengarahkan diri hanya pada perbuatanperbuatan lahiriah. Jadi. saya berbuat sesuai dengan
Lebih terperinciProf.DR.H.GUNARTO,SH.SE.Akt.M.Hum.
POLITIK HUKUM BAB I TENTANG PERSPEKTIF POLITIK HUKUM OLEH: Prof.DR.H.GUNARTO,SH.SE.Akt.M.Hum. Politik Hukum Secara filosofis, berbicara hukum, berarti berbicara tentang pengaturan keadilan, serta memastikan
Lebih terperincifilsafat meliputi ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Adapun filsafat hukum merupakan kajian terhadap hukum secara menyeluruh hingga pada tataran
ix Tinjauan Mata Kuliah F ilsafat hukum merupakan kajian terhadap hukum secara filsafat, yakni mengkaji hukum hingga sampai inti (hakikat) dari hukum. Ilmu hukum dalam arti luas terdiri atas dogmatik hukum,
Lebih terperinciPijar-Pijar Gagasan Soekarno
Peringatan Hari Lahir Pancasila - 01 Juni 2015 11:20 wib Pijar-Pijar Gagasan Soekarno Faisal Ismail, Guru Besar Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta PADA sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Lebih terperinciOleh: Budhy Munawar-Rachman
Oleh: Budhy Munawar-Rachman PERSOALAN Timur dan Barat lebih berbentuk persaingan, konflik dan perang, daripada saling mengerti, bersahabat dan kerjasama. Barat: Kapitalisme, teknologi, imperialisme Timur:
Lebih terperinciPusdiklat Spimnas 2011
1 PANCASILA DALAM HIDUP MENEGARA MASYARAKAT SEJAHTERA BERKEADILAN KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA PEMBANGUNAN NASIONAL UUD 1945 KEBANG SAAN MORAL DAN ETIKA BHIN NEKA TUNGGAL IKA IDEOLOGI BANGSA PANDANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya dari aspek jiwa, manusia memiliki cipta rasa dan karsa sehingga dalam tingkah laku dapat membedakan benar atau salah, baik atau buruk, menerima atau menolak
Lebih terperinciMENGENAL ISLAM. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER
Modul ke: MENGENAL ISLAM Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK Fakultas ILMU KOMPUTER H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Program Studi SISTEM INFORMASI www.mercubuana.ac.id Sumbangan Islam
Lebih terperinciKonstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut
Konstitusi Rancangan Rusia untuk Suriah: Pertimbangan tentang Pemerintahan di Kawasan Tersebut Leif STENBERG Direktur, AKU- Dalam makalah berikut ini, saya akan mengambil perspektif yang sebagiannya dibangun
Lebih terperinciMARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB. Kasih Allah Untuk Orang Berdosa
MARILAH KITA PELAJARI RENCANA KESELAMATAN MENURUT ALKITAB Kasih Allah Untuk Orang Berdosa Hari ini kita mau belajar tentang kasih Allah. Untuk menghargai kasih Allah kepada kita, kita harus pertama-tama
Lebih terperinciSTMIK AMIKOM YOGYAKARTA
TUGAS AKHIR SILA KEDUA DARI PANCASILA KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB Nama : NARISWARI NIM : 11.02.7968 Kelompok : A Program Studi : Diploma 3 Jurusan : Manajemen Informatika Dosen : KALIS PURWANTA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran sebagai aktor, sebagimana manusia itu dapat memberikan sumbangan dan memfasilitasi kehidupan yang mencakup
Lebih terperinciKewarganegaraan. Negara dan Sistem Pemerintahan MODUL PERKULIAHAN II. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh 02
MODUL PERKULIAHAN II Kewarganegaraan Negara dan Sistem Pemerintahan Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MKCU MKCU 02 90003 Drs Sugeng Baskoro, M.M Abstract Bab ini menguraikan tentang
Lebih terperinciTugas Filsafat. Mohamad Kashuri M
Tugas Filsafat Mohamad Kashuri 090810530M PROGRAM STUDI ILMU FARMASI FAKULTAS FARMASI PASCA SARJANA UNIVERSITAS AIRLANGGA 2008 1. Pendahuluan Sejalan dengan kemajuan pola berpikir manusia saat ini, ilmu
Lebih terperinciModel-model dari mitos asal usul orang Sasak dalam tembang Doyan Neda tersebut menggambarkan bahwa di dalam mitos terdapat suatu keteraturan tentang
BAB V KESIMPULAN Permasalahan pertama yang berusaha diungkap melalui penelitian ini adalah membuktikan dan sekaligus mempertegas pernyataan Levi-Strauss, yang mengatakan bahwa mitos asal usul orang Sasak
Lebih terperinciKEWARGANEGARAAN NEGARA DAN PEMERINTAHAN. Modul ke: 03Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika
KEWARGANEGARAAN Modul ke: 03Fakultas Nurohma, FASILKOM NEGARA DAN PEMERINTAHAN S.IP, M.Si Program Studi Teknik Informatika Pendahuluan DESKRIPSI Menjelaskan pengertian dan alasan terbentuknya negara, teori-teori
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggambarkan aliran utama pemikiran Abad ke-18 di Eropa dan Amerika. Pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa pencerahan (Aufklärung) merupakan istilah yang digunakaan untuk menggambarkan aliran utama pemikiran Abad ke-18 di Eropa dan Amerika. Pada masa pencerahan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup dalam komunitas sebagai anggota gereja (Gereja sebagai Institusi). 1
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Nabeel Jabbour menepis pemahaman tentang gereja hanya sebatas bangunan, gedung dan persekutuan yang institusional. Berangkat dari pengalaman hidup Nabeel Jabbour selama
Lebih terperinciETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI
ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI Modul ke: Pokok Bahasan : PENGANTAR BIDANG FILSAFAT Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Yogi Prima Muda, S.Pd, M.Ikom Program Studi (Marcomm) www.mercubuana.ac.id MENGAPA HARUS
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDUL MALIK FADJAR. A. Analisis Pendidikan Islam Menurut Abdul Malik Fadjar
87 BAB IV ANALISA PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDUL MALIK FADJAR A. Analisis Pendidikan Islam Menurut Abdul Malik Fadjar Abdul Malik Fadjar mengibaratkan Hubungan Islam dan pendidikan seperti dua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak beribu-ribu tahun yang lalu hingga sekarang ini, baik yang dicatat dalam
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Sejak beribu-ribu tahun yang lalu hingga sekarang ini, baik yang dicatat dalam catatan sejarah maupun tidak, baik yang diberitakan oleh media masa maupun yang
Lebih terperinciPredestinasi Kristus 1 Ptr. 1:20-21 Ev. Calvin Renata
Predestinasi Kristus 1 Ptr. 1:20-21 Ev. Calvin Renata Pada bulan lalu kita telah belajar tentang Kristus yang mati disalibkan untuk menebus kita dari hidup yang sia-sia bukan dengan emas atau perak tetapi
Lebih terperinciI.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.
I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara kepulauan, yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang kaya akan kebudayaan serta adat istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasaan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Penyusun
KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa mencurahkan Rahmad dan Karunia-Nya sehingga makalah ini bisa kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah FILSAFAT UMUM. Sholawat serta salam
Lebih terperinciEffects of Sin Rudi Zalukhu, M.Th
Effects of Sin Rudi Zalukhu, M.Th BGA : Ibrani 10:26-31 Ke: 1 2 3 APA YANG KUBACA? (Observasi: Tokoh, Peristiwa) APA YANG KUDAPAT? (Penafsiran: Pelajaran, Janji, Teladan, Perintah, Nasehat, Larangan) APA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan manusia, karena tujuan yang dicapai oleh pendidikan tersebut adalah untuk terbentuknya kepribadian
Lebih terperinciUKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Masalah. Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah
BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Masalah Secara umum dipahami bahwa orang Indonesia harus beragama. Ini salah satunya karena Indonesia berdasar pada Pancasila, dan butir sila pertamanya adalah Ketuhanan
Lebih terperinci