BAB V. ASOSIASI MIKROBIA DENGAN BAHAN PANGAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN MIKROBIA
|
|
- Yulia Hartono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB V. ASOSIASI MIKROBIA DENGAN BAHAN PANGAN DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN MIKROBIA Jika mikrobia mengkontaminasi bahan pangan, maka akan terjadi 4 kemungkian pada populasi mikrobia tersebut, dan akan terjadi 3 kemungkian pada bahan pangan tersebut. A. Ditinjau dari aspek mikrobia Dikaji pada populasi mikrobia yang mengkontaminasi bahan pangan, maka kemungkinannya adalah sebagai berikut: 1. Pertumbuhan (growth) 2. Kematian (death) 3. Dormant (menempel) 4. Stimulasi Σ sel Waktu B. Ditinjau dari aspek bahan pangan Dikaji pada bahan pangan yang dikontaminasi bahan pangan, maka kemungkinannya adalah sebagai berikut: 1. Bahan pangan mengalami kerusakan (spoilage) atau kemunduran mutu (food spoilage) 2. Bahan pangan mengalami perubahan bersifat beracun / toksik atau menyebabkan infeksi (food borne disease) 3. Bahan pangan mengalami perubahan bersifat menjadi lebih baik atau fermented food 51
2 C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikrobia pada Bahan Pangan Jawaban, mengapa terdapat 4 kemungkian nasib populasi mikrobia karena tergantung pada 4 faktor berikut, yaitu: 1. Faktor Intrisik (Bahan Pangan) 2. Faktor Ekstrinsik (Di luar Bahan Pangan) 3. Faktor Pengolahan 4. Faktor Implisit (Mikrobia) Jika faktor-faktor tersebut mendukung pertumbuhan mikrobia, maka mikrobia akan tumbuh, tetapi jika tidak maka hal sebaliknya akan terjadi. 1. Faktor Intrinsik (Bahan Pangan) Daya tahan mikroba sangat tergantung pada banyak faktor seperti (1) konsentrasi ion hidrogen (ph), (2)kebutuhan air (Aw=water activity), (3) tekanan oksigen, (4) kandungan zat gizi dan (5) senyawa penghambat, (6) Struktur biologis. Semua faktor tersebut merupakan kebutuhan intrnsik yaitu harus berada dalam keadaan seimbang untuk mencapai kondisi optimal bagi mikroba untuk berkembang biak. Parameter tersebut merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari jaringan tubuh tanaman dan ternak dan akan menentukan kesanggupan mikroba untuk dapat tahan hidup. a. ph dari Bahan Pangan Derajat kesaman pangan memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan dan viabilitas mikrobia. Setiap mikrobia memiliki ph optimum dan kisaran untuk pertumbuhannya (Tabel 5. 1). Secara umum, kapang dan yeast dapat tumbuh pada ph lebih rendah daripadabakteri. Kisaran ph untuk pertumbuhan kapang 1,5 9, yeast 2-8,5, dan bakteri Gram positif 4-8,5, dan bakteri Gram negatif 4,
3 Tabel Derajat keasaman (ph) minimal dan maksimal untuk pertumbuhan beberapa mikrobia ph E.coli Salmonella Mold Yeast Minimal 4,4 4,5 1,5 2 2,5 Maksimal ,5 Beberapa contoh ph produk pangan ialah daging ayam 6,2 6,4; daging sapi sudah digiling 6,1 6,4; udang 6,2 6,4; milk 6,8 7; wortel 4,9 5,2; tomat 4,2 4,3; apel 2,9 3,3 dan semangka 5,2 5,6. b. Kadar Air Sebenarnya di bidang pengawetan bahan pangan parameter yang penting yaitu Aw (aktivitas air) karena Aw mencerminkan jumlah air yang tersedia yang dapat dikonsumsi oleh mikrobia. Air dalam bahan pangan dapat berbentuk terikat dan bebas. Air bebas di dalam pangan itulah yang diperlukan untuk pertumbuhan mikrobia. Air tersebut digunakan untuk: transpor nutrien, dan membuang sisa metabolisme, membawa reaksi enzimatik, mensintesa meterial seluler, mengambil bagian dalam reaksi biokimia, misalnya hidrolisis polimer menjadi monomer (protein menjadi asam amino). Sebagian besar jenis makanan segar memiliki Aw sekitar Aw minimal kebanyakan bakteri perusak 0,91, yeast 0,88, dan kapang 0,8. Agar air tidak dapat lagi dimanfaatkan oleh mikroba dapat dilakukan berbagai cara yaitu: (a) melarutkan berbagai jenis bahan yang mudah larut atau ion-ion ke dalam suatu bahan, misalnya 53
4 gula dan garam (b) pembentukan gel yang membutuhkan air dan (c) pembentukan es yang dapat mencegah adanya air bebas yang dapat dimanfaatkan mikroba. Air Terikat Bebas Yang bisa dipakai RH Aw = % 100 = P/ Po = tekanan uapa air larutan (bahan) / tekanan uapa air murni, pada suhu o C tertentu. Ka 0 0,5 Aw1 Ka = Berat Bahan mula berat kering x 100% (drybasis) Berat Kering = Berat Bahan mula berat kering x 100% (wetbasis) Berat Bahan mula Hubungan kadar air dan aktivitas air, bukan berupa garis lurus atau linier tetapi sigmoid. Ka AW Ka AW 54
5 c. Potensial Oksidasi reduksi (Redoks) - simbol Eh dng satuan mv Potensial oksidasi reduksi (redoks) dari suatu substrat secara umum dapat didefinisi kemudahan substrat tersebut melepas/menerima elektron. Senyawa yang melepas e berarti substrat disebut teroksidasi, sedangkan substrat menerima e menjadi tereduksi. Pada umumnya mikroba mempunyai kepekaaan yang berbeda- beda terhadap tekanan oksigen dalam udara lingkungan hidupnya atau Oxygen- Reduction Potential (=O-R Potential) dari medium pertumbuhannya. O-R Potential banyak kaitannya dengan kemampuan medium atau substrat untuk dapat menangkap atau melepaskan electron. Besarnya potensial tersebut dipengaruhi oleh: (a) potensial instrinsik dari bahan makanan, (b) kemampuan untuk menahan terjadinya perubahan O-R Potential (c) tekanan oksigen makanan dan (d) tingkat hubungan makanan dengan atmosfer. Nilai Eh sangat berhubungan dengan ketersediaan oksigen dalam bahan untuk melakukan proses oksidasi. Nilai Eh dapat positif (+ ) dan negatif (-). Nilai negatif, berarti substrat tersebut cocok/cenderung terjadi pertumbuhan mikrobia yang bersifat anaerob, sedangkan nilai positif, berarti lebih cocok/mendukung mikrobia dalam pertumbuhan aerob. Sebagai contoh, produk pangan: Juice (plant) memiliki Eh +300 sampai mv. Hal ini tidaklah mengejutkan jika pangan tersebut mudak dirusak oleh bakteri dan kapang aerob. Sebaliknya, daging utuh (whole) memiliki Eh 200 mv, tetapi berubah menjadi mv jka daging tersebut dilakukan pengilingan. Potong = mv d. Kandungan Nutrien Mikrobia untuk tumbuh memerlukan nutrient missal air, sumber karbon, energi, vitamin dan faktor pertumbuhan dan mineral. Karena beberapa mikrobia 55
6 missal bakteri Gram positif kurang mampu menghasilkan vitamin. Oleh sebab itu untuk meumbuhkannya perlu ditambahkan vitamin pada media tersebut. Pada prinsipnya nutrien utama suata bahan pangan akan dapt dijadikan indikasi munculnya mikrobia tertentu terkait dengan enzim mikrobia yang dihasilkannya. Pada nutrien utama protein akan dikontaminasi mikrobia penghasil enzim proteinase, lemak oleh lipase, pati oleh amilase dan seterusnya. Pr oteolitik Protein Salmonella, Psedomonas ( protease) (Ikan, daging) Lipolitik Lipida Lipase (mentega, keju) Candida lipolitica, Pseudomonas Karbohidrat (ketela, nasi) Amilolitik Aspergillus, Sacharomyces Amilase e. Konstituen Antimikrobia Bahan pangan mempunyai anti mikrobia sehingga mikrobia mod sulit menyerang bahan pangan. Senyawa-senyawa penghambat baik yang sejak awal sudah ada didalam bahan makanan ditambah atau terbentuk selama proses pengolahan dapat menghambat atau mencegah pertumbuhan mikroba. Misal putih telur mengandung lizosim, fresh milk mengandung lactenin, cengkeh mengandung minyak eugenol, sayur-sayuran atau buah-buahan dilapisi tanin, sedangkan pada buah cranberries terdapat asam benzoat. f. Struktur biologis bahan pangan Zat penutup alami pada beberapa bahan pangan memberikan perlindungan secara baik terhadap kerusakan oleh mikrobia. Bahan itu seperti cangkang pada telur, kulit jangat pada hasil hewani, dan kulit pada kacang tanah. Contoh lainnya, 56
7 tempurung pada kelapa dan kemiri, pada buah apel dan semanggka dilapisi zat lilin, dan labu (waluh) dilapisi kulit yang keras. 2. Faktor Ekstrinsik (Lingkungan di luar bahan pangan) Faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor yang ada kaitannya dengan kemampuan mikroba untuk dapat tetap hidup. Diantaranya adalah suhu, kelengasan udara (RH%), konsentrasi gas dalam lingkungan hidupnya dan radiasi. a. Suhu penyimpanan Mikroba memiliki kemampuan tumbuh dan berkembang biak dalam lingkungan dengan kisaran suhu yang sangat luas. Mereka dapat dikelompokkan berdasarkan pada pertumbuhan optimalnya. 1) Mikroba psyhrophiles atau psychrotrophis. Mikroba ini dapat tumbuh dengan baik pada kisaran suhu antara 7 0 C sampai 10 0 C. mereka dapat tumbuh lambat pada suhu lemari es. Mikroba mesophiles tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 25 0 dan Suhu pertumbuhan optimalnya antara 35 0 sampai 37 0 C. banyak mikroba yang terdapat pada makanan termasuk dalam kategori mesophiles. 0 2) Mikroba thermophiles tumbuh baik pada suhu 45 atau lebih tinggi dengan suhu pertumbuhan optimal antara 55 0 dan 65 0 C. Mikroba tersebut biasanya merupakan penyebab kerusakan dan pembusukan makanan dalam kaleng, yang mengakibatkan terjadinya flat sour yaitu isi kaleng menjadi asam tanpa terbentuknya gas. Jenis mikrobia atas dasar kebutuhan dengan suhu dapat dikelompokkan menjadi Psikrofil, Mesofil, dan Termofil: 57
8 a. Mesofil min 5 o C opt 30 o C max 50 o C b. Psikrofil min 0 C opt 15 o C max 35 o C c. termofil min 4 C opt 60 o C max 80 o C Psikrofil Mesofil Termofil Kecepatan pertumbuhan suhu Mikrobia ekstimtermofil dapat tumbuh pada suhu paling rendah 34 o C dan beberapa mikrobia ada yang mampu tumbuh di atas 90 o C. Mikrobia yang dapat tumbuh di bawah suhu 20 o C namun tumbuh dengan baik/optimum antara C disebut dengan mikrobia psikrofilik atau dimasukkan psikrotrof, sedangkan pada kelompok mesofil tumbuh optimum antara o C sedangkan yang termofil suhu optimum o C. b. Kelembaban relatif (RH%) Kelengasan relatif (RH) berpengaruh terhadap lingkungan atau atmosfer tempat makanan berada. Bila RH terlalu tinggi makanan akan menyerap lebih banyak air sehingga akan menimbulkan lingkungan yang lebih baik bagi pertumbuhan mikroba. Bila kondisi yang tepat dimana RH dan suhu yang diperlukan dapat dipenuhi maka timbullah kemungkinan untuk memperpanjang masa simpan makanan.rh mempengaruhi besarnya aw (aktivitas air) dikalikan
9 Komposisi Udara Adanya gas seperti karbon dioksida dapat berfungsi sebagai bahan pengawet makanan. Bila gas karbon dioksida dalam atmosfer ruang penyimpananmencapai konsentrasi 10 persen (juga dikenal sebagai CAS = Control Atmosphere Storage) maka kerusakan beberapa jenis buah-buahan dan sayuran dapat dihambat. N 2 O 2 CO 2 Others 78% 21%» Komposisi udara sangat mempengaruhi/ 0,03% mendukung pertumbuhan mikrobia (aerob) % Tabel 5.2. Efek penyimpanan pada kondisi vakum, nitrogen, dan karbon dioksida terhadap sosis. 0 Hari Vakum 98 hari CO hari N2 140 hari Log APC/g 1,7 9 2,4 4,8 ph 5,9 5,4 5,6 5,9 Mikrobia dominan (%) Bacillus 34 Corynebacterium 34 Flavobacterium 8 Brochothrix 8 Lactobacillus viridescens 38 Lactobacillus viridescens 88 Lactobacillus viridescens 88 c. Radiasi Radiasi pengion dapat merusak mikroba. Oleh karena itu radiasi elektromagnetik biasa digunakan untuk membunuh mikroba dalam suatu proses yang 59
10 disebut sterilisasi dingin (Cold Sterilization), karena pada proses tersebut suhu tidak mengalami kenaikan. 3. Faktor Pengolahan ( Intrinsik, Ekstrinsik) Adanya faktor pengolahan mengakibatkan terjadinya perubahan kondisi intrinsik bahan pangan. Pengolahan ini dapat bersifat fisika maupun kimiawi. Contoh : pengolahan fisikawi: Pengecilan ukuran Akan terjadi kerusakan struktur biologis perlindungan bahan makanan akibatnya kontaminasi akan lebih berpeluang mungkin terjadi karena luas permukaan bahan akan menjadi lebih besar mudah kontak dengan udara. Pengeringan Jagung, padi, kelapa dikeringkan menyebabkan molekul H 2 O menguap naik AW turun Pengentalan pembuatan sirup AW penggaraman Pengemasan (lingkungan) RH «atau RH» RH dipertahankan Pengemasan/perlindungan 1. Plastik 2. Alumunium foil 3. Kaleng dsb. Pemanasan - Pasteurisasi 60
11 - Sterilisasi Faktor pengolahan bisa merubah faktor intrinsik bahan pangan maupun ekstrinsik. 4. Faktor Implisit Faktor bawaan/sifat genetik dari suatu mikrobia kecepatan pertumbuhan. Pada umumnya laju pertumbuhan : Bakteri > yeast > jamur Kondisi persyaratan untuk pertumbuhan mikrobia ialah (a) inokulum sel yang hidup atau jumlah sel awal, (b) tersedianya sumber energi, (c) tersedianya nutrien, (d) tidak adanya inhibitor, (e) kondisi fisikokimia yang cocok. Jika persyaratan untuk pertumbuhan terpenuhi, maka dalam interval waktu tertentu (dt), akan terjadi kenaikan biomassa sel (dx) yang jumlahnya proposional dengan jumlah biomassa yang ada, sehingga dapat dinyatakan: dx = µ X dt atau dx/dt = µ X dimana: µ = konstan laju pertumbuhan atau kecepatan pertumbuhan spesifik X = Jumlah sel/ ml atau biomassa / ml t = waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan Koefisien diferensial (dx/dt) merupakan laju pertumbuhan populasi sel. Parameter µ mewakili laju pertumbuhan per unit biomassa atau (1/X) (dx/dt), yang disebut sebagai laju pertumbuhan spesifik, yang memiliki dimensai resiprok dari waktu (1/t). Analogi dengan bunga investasi, maka µ sebesar 0,1 h -1 ekivalen dengan laju bunga sebesar 10% per jam. Antagonistik Dua atau lebih mikrobia di dalam pangan dapat mempengaruhi secara berkebalikan dalam pertumbuhan satu dengan lainnya, atau satu mikrobia 61
12 dapat bercampur dengan pertumbuhan satu atau lebih tipe mikrobia dan kadang-kadang satu mikrobia dapat membunuh mikrobia lainnya. Bakteri laktat Susu Susu Hidrogen peroksida (laktosa) Asam laktat Jamur, bakteri lain Contoh : Penicillium Bahan pangan Bahan pangan penicilin Mikroba lain a. Simbiotik Mikrobia yang satu selama pertumbuhannya di dalam bahan pangan membantu pertumbuhan mikrobia lainnya.satu tipe mikrobia dapat mengasilkan menghasilkan metabolit yang diperlukan oleh tipe mikrobia kedua yang mana metabolit tersebut tidak dapat dihasilkannya. Selanjutnya, spesies mikrobia kedua mengasilkan nutrien yang bermanfaat menstimulasi pertumbuhan mikrobia tipe pertama. Interaksi demikian ditunjukkan pada beberapa pangan fermentasi, misalnya yogurt. Streptococcus thermophilus menghidrolissi protein susu oleh proteinase ekstraseluler dan menghasilkan asam-asam amino, yang mana nutrien ini diperlukan untuk pertumbuhan Lactobacillus brueckii subsp. bulgaricus. Berikutnya, Lactobacillus menghasilkan asam format, yang dapat menstimulasi laju pertumbuhan spesies Streptococcus lebih cepat. 62
13 b. Sinergetik Mikrobia dalam suatu bahan bahan pangan dapat saling mendukung pembentukan suatu metabolit. Meskipun laju pembentukannya lambat, masingmasing spesies dapat menghasilkan metabolit secara individual. Ketika mikrobia tersebut ditumbuhkan bersama, maka laju pertumbuhan dan pembentukan byproduct dapat meningkat. Contoh, Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus brueckii subsp. bulgaricus, ketika ditumbuhan dalam media susu secara terpisah, dapat menghasilakan 8-10 ppm asetaldehida, yakni metabolit penguat flavor yang diinginkan pada yogurt. Tetapi, dapat mencapai 30 ppm asetaldehida ketika ditumbuhkan bersama-sama. Pada produksi pangan fermentasi, dua strain atau spesies dapat digunakan untuk menginduksi pertumbuhan sinergistik. Pangan Konsu F ( Waktu, Jarak) 1. Kerusakan Mikrobia 2. Beracun Merugikan konsumen Pengolahan pangan : 1. Meningkatkan penerimaan konsumen 2. Meningkatkan nilai ekonomi bahan pangan 3. Meningkatkan umur simpan 4. Diversifikasi pangan Pengolahan Pangan 1. Pemanasan pengalengan (sterilisasi) 2. Pendinginan 3. Pembekuan 4. Pengentalan 5. Penambahan Bahan Pengawet 6. Irradiasi 7. Non thermal : tekanan tinggi, medan magnet, medan listrik 63
14 64
BAB 7. MIKROBIOLOGI HASIL PERIKANAN. 7.1 Jenis-jenis Mikroba Pada Produk Perikanan
BAB 7. MIKROBIOLOGI HASIL PERIKANAN 7.1 Jenis-jenis Mikroba Pada Produk Perikanan Jumlah dan jenis populasi mikroorganisme yang terdapat pada berbagai produk perikanan sangat spesifik. Hal ini disebabkan
Lebih terperinciPrinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri
Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan
Lebih terperinciBAB II EKOLOGI MIKROBIOLOGI PANGAN
BAB II EKOLOGI MIKROBIOLOGI PANGAN TIGA FAKTOR YANG HARUS DIPERTIMBANGKAN: Faktor intrinsik Faktor ektrinsik Faktor implisit FAKTOR INTRINSIK: komposisi kimia, sifat fisik, dan struktiir biologi pangan
Lebih terperinciMIKROBIOLOGI PANGAN TITIS SARI
MIKROBIOLOGI PANGAN TITIS SARI Ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk mikroskopik Mikroorganisme atau jasad renik MIKROBIOLOGI Ukuran sangat kecil, hanya dapat diamati dengan bantuan mikroskop Spoilage
Lebih terperinciV. PENGARUH FAKTOR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK BAHAN PANGAN TERHADAP AKTIVITAS MIKROORGANISME
V. PENGARUH FAKTOR INTRINSIK DAN EKSTRINSIK BAHAN PANGAN TERHADAP AKTIVITAS MIKROORGANISME Parameter Intrinsik Konsentrasi Ion Hidrogen (ph) o Kebanyakan mikroorganisme tumbuh pada ph sekitar 7,0 (6,6-7,5)
Lebih terperinciPENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama
Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama PENGAWETAN PANGAN I. PENDAHULUAN Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan
Lebih terperinciPERTUMBUHAN JASAD RENIK
PERTUMBUHAN JASAD RENIK DEFINISI PERTUMBUHAN Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pertambahan secara teratur semua komponen di dalam sel hidup. Pada organisme multiselular, yang disebut pertumbuhan
Lebih terperinciPengawetan bahan pangan
Pengawetan bahan pangan SMA Negeri 5 Mataram Dhita Fajriastiti Sativa, S.Pd. Prinsip pengawetan pangan Mencegah atau memperlambat laju proses dekomposisi (autolisis) bahan pangan Mencegah kerusakan yang
Lebih terperinciSTERILISASI. Teti Estiasih - THP - FTP - UB 1
STERILISASI Teti Estiasih - THP - FTP - UB 1 DEFINISI Proses mematikan mikroba Ada dua jenis Sterilisasi total Sterilisasi komersial Teti Estiasih - THP - FTP - UB 2 STERILISASI KOMERSIAL Kondisi dimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan bahan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan fungsinya tidak pernah digantikan oleh senyawa lain. Sebuah molekul air terdiri dari sebuah atom
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang kedelai (Glycine max) yang diolah melalui proses fermentasi oleh kapang. Secara umum,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengawetan dengan suhu rendah bertujuan untuk memperlambat atau menghentikan metabolisme. Hal ini dilakukan berdasarkan fakta bahwa respirasi pada buah dan sayuran tetap
Lebih terperinciASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN
ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN Anna Rakhmawati,M.Si Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY Email:anna_rakhmawati@uny.ac.id Bahan makanan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang penting
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
Produksi Bakteriosin HASIL DAN PEMBAHASAN Bakteriosin merupakan senyawa protein yang berasal dari Lactobacillus plantarum 2C12. Senyawa protein dari bakteriosin telah diukur konsentrasi dengan menggunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permintaan pangan hewani (daging, telur, dan susu) dari waktu ke waktu cenderung meningkat sejalan dengan pertambahan penduduk, perkembangan ekonomi, perubahan pola hidup,
Lebih terperinciFAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA BAHAN AJAR KIMIA DASAR
No. BAK/TBB/SBG201 Revisi : 00 Tgl. 01 Mei 2008 Hal 1 dari 9 BAB X AIR Air merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa makanan kita.
Lebih terperinciPAPER BIOKIMIA PANGAN
PAPER BIOKIMIA PANGAN BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu kimia terkait erat dengan kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari urusan sandang dan pangan, bahan bakar, obat-obatan sampai bahan konstruksi
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Parameter sensori sangat penting pada tahap penelitian dan pengembangan produk pangan baru. Produk baru yang dihasilkan harus memiliki penanganan yang tepat agar
Lebih terperincidari reaksi kimia. d. Sumber Aseptor Elektron
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan didefenisikan sebagai pertambahan kuantitas konstituen seluler dan struktur organisme yang dapat dinyatakan dengan ukuran, diikuti pertambahan jumlah, pertambahan
Lebih terperinciPemanfaatan Mikroba dalam Pengawetan Makanan
Pemanfaatan Mikroba dalam Pengawetan Makanan Menurut Volk dkk (1994) beberapa bukti mengenai peranan mikrobiologi dapat dikemukakan sebagai proses klasik menggunakan bakteri. Di Jepang dan Indonesia sudah
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, dan (6) Hipotesis Penelitian.
Lebih terperinciFaktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroorganisme. Marlia Singgih Wibowo
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Mikroorganisme Marlia Singgih Wibowo Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan Mikroorganisme Faktor Intrinsik : ph, moisture content, Potensial oksidasi-reduksi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditumbuhkan dalam substrat. Starter merupakan populasi mikroba dalam jumlah
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fermentasi Fermentasi merupakan suatu proses perubahan kimia pada suatu substrat organik melalui aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme (Suprihatin, 2010). Proses
Lebih terperinci2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan Proses thermal merupakan proses pengawetan bahan pangan dengan menggunakan energi panas. Proses thermal digunak
PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN II Disusun oleh : Nur Aini Condro Wibowo Rumpoko Wicaksono UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO 2016 ACARA I. BLANCHING A. Pendahuluan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mineral. Susu adalah suatu cairan yang merupakan hasil pemerahan dari sapi atau
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Susu merupakan bahan pangan yang baik bagi manusia karena mengandung zat gizi yang tinggi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Susu adalah suatu
Lebih terperinciMedia Kultur. Pendahuluan
Media Kultur Materi Kuliah Bioindustri Minggu ke 4 Nur Hidayat Pendahuluan Medium untuk pertumbuhan skala laboratorium umumnya mahal sehingga dibutuhkan perubahan agar dapat dipakai medium yang murah sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini banyak sekali minuman fermentasi yang dijual dipasaran, salah satunya yoghurt. Yoghurt mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan susu segar sebagai
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Jambi) ataupun yang berasal dari daging seperti sosis dan urutan/bebontot
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Indonesia telah banyak mengenal produk pangan fermentasi antara lain yang berasal dari susu seperti yogurt, keju, es krim dan dadih (produk olahan susu fermentasi
Lebih terperinciDr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.
BIO210 Mikrobiologi Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. Kuliah 6. NUTRISI DAN MEDIA Kebutuhan dan syarat untuk pertumbuhan, ada 2 macam: fisik suhu, ph, dan tekanan osmosis. kimia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat
I. PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1.1) Latar Belakang Penelitian, (1.2) Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6)
Lebih terperinciMETABOLISME MIKROBIAL OLEH: FIRMAN JAYA
METABOLISME MIKROBIAL OLEH: FIRMAN JAYA 1. Metabolisme Aerobik dan Anaerobik Proses metabolisme: a. Katabolisme: reaksi eksergonik (Penguraian Senyawa Karbohidrat energi). Contoh: respirasi asam piruvat,
Lebih terperinciUJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI
UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi
Lebih terperinciKERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI
KERUSAKAN BAHAN PANGAN TITIS SARI 1 Sebagian besar dikonsumsi dalam bentuk olahan Pengolahan : Menambah ragam pangan Perpanjang masa simpan bahan pangan Bahan Pangan 2 Komponen Utama Penyusun Bahan Pangan
Lebih terperinciTEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN Interaksi Bahan dan Teknologi Pengemasan
TEKNIK PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN Interaksi Bahan dan Teknologi Pengemasan Interaksi Bahan dan Kemasan Pertukaran Udara dan Panas Kelembaban Udara Pengaruh Cahaya Aspek Biologi Penyimpanan Migrasi Zat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. permen soba alga laut Kappaphycus alvarezii disajikan pada Tabel 6.
4.1 Angka Lempeng Total (ALT) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Angka lempeng total mikroba yang diperoleh dari hasil pengujian terhadap permen soba alga laut Kappaphycus alvarezii disajikan pada Tabel 6. Tabel
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu
TINJAUAN PUSTAKA Sifat Umum Susu Susu adalah sekresi yang dihasilkan oleh mammae atau ambing hewan mamalia termasuk manusia dan merupakan makanan pertama bagi bayi manusia dan hewan sejak lahir (Lukman
Lebih terperinciPertumbuhan Total Bakteri Anaerob
Pertumbuhan total bakteri (%) IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan Total Bakteri Anaerob dalam Rekayasa GMB Pengujian isolat bakteri asal feses sapi potong dengan media batubara subbituminous terhadap
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
8 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Limbah Sayuran Menurut Peraturan Pemerintah No. 18/1999 Jo PP 85/1999, limbah didefinisikan sebagai buangan dari suatu usaha atau kegiatan manusia. Salah satu limbah yang banyak
Lebih terperinci9/6/2016. Hasil Pertanian. Kapang; Aspergillus sp di Jagung. Bakteri; Bentuk khas, Dapat membentuk spora
KULIAH KE 8: PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PASCA PANEN & NILAI TAMBAH TIK: Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan berbagai teknologi pasca panen untuk memberi nilai tambah. Agricultural
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KULTUR UJI 4.1.1 Kemurnian kultur Kemurnian kultur uji merupakan faktor penting yang harus diperhatikan dalam melakukan validasi metode analisis karena dapat mempengaruhi hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali dijual olahan susu fermentasi, salah satunya adalah yoghurt. Yoghurt memiliki nilai gizi yang lebih besar daripada susu segar karena terjadi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bubur buah (puree) mangga adalah bahan setengah jadi yang digunakan sebagai bahan baku pembuatan minuman sari buah atau nektar, produk roti, susu, permen, selai dan jeli
Lebih terperinciFactors influencing microbial growth. Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB
Factors influencing microbial growth Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB Factors related to microbial growth Intrinsic Factor: ph, moisture content, Redox Potential, nutrition content, antimicrobial
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang
7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Potensi Tanaman Singkong Tanaman Singkong (Manihot utilissima) adalah komoditas tanaman pangan yang cukup potensial di Indonesia selain padi dan jagung. Tanaman singkong termasuk
Lebih terperinciTeti Estiasih - THP - FTP - UB
1 2 Merupakan proses thermal yang menggunakan suhu Blansing: perlakuan pendahuluan pada buah dan sayuran Pasteurisasi dan sterilisasi merupakan proses pengawetan pangan 3 Blansing air panas Blansing uap
Lebih terperinciMedia Kultur. Pendahuluan. Komposisi Media 3/9/2016. Materi Kuliah Mikrobiologi Industri Minggu ke 3 Nur Hidayat
Media Kultur Materi Kuliah Mikrobiologi Industri Minggu ke 3 Nur Hidayat Pendahuluan Medium untuk pertumbuhan skala laboratorium umumnya mahal sehingga dibutuhkan perubahan agar dapat dipakai medium yang
Lebih terperinciBLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI
PENGOLAHAN TERMAL I BLANSING PASTEURISASI DAN STERIISASI TIM DOSEN PENGAMPU BRAWIJAYA UNIVERSITY 2013 outline 1 PENDAHULUAN 4 STERILISASI 3 PASTEURISASI 2 BLANCHING PENDAHULUAN MERUPAKAN PROSES THERMAL
Lebih terperinciSUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.
SUSU a. Definisi Susu Air susu termasuk jenis bahan pangan hewani, berupa cairan putih yang dihasilkan oleh hewan ternak mamalia dan diperoleh dengan cara pemerahan (Hadiwiyoto, 1983). Sedangkan menurut
Lebih terperinciPengeringan Untuk Pengawetan
TBM ke-6 Pengeringan Untuk Pengawetan Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan
Lebih terperinciPENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN
PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN EFEK PENGERINGAN TERHADAP PANGAN HASIL TERNAK PERLAKUAN SEBELUM
Lebih terperinciPERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA SUSU, TELUR DAN DAGING PASCA PANEN
PERUBAHAN-PERUBAHAN YANG TERJADI PADA SUSU, TELUR DAN DAGING PASCA PANEN Pertemuan Minggu ke 6 Kelas B Juni Sumarmono & Kusuma Widayaka ILMU PASCAPANEN PETERNAKAN 2017 Kualitas Baik Edible (dapat dimakan)
Lebih terperinciPengawetan Bahan Nabati dan Hewani. 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani
Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani 1. Pengertian Pengawetan Bahan Nabati dan Hewani Bahan makanan umumny mudah rusak (perishable). Perhatikan saja, buah-buahan dan sayuran yang kita panen. Kita dapat melihat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Susu merupakan bahan makanan yang bergizi tinggi karena mengandung zat-zat makanan yang lengkap dan seimbang seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin
Lebih terperinciPENGAWETAN. Pengawetan Termal Pengawetan Non Thermal. Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian. Pengolahan Non Thermal 1. Pengolahan Non Thermal
Pengolahan Non Thermal PENGAWETAN Pengawetan Termal Pengawetan Non Thermal Tujuan Pengolahan Pangan Termal Mematikan bakteri patogen & organisme pembusuk Merubah tekstur, warna, rasa Meningkatkan daya
Lebih terperinciIV. Hasil dan Pembahasan
IV. Hasil dan Pembahasan 4.1. Keasaman Total, ph. Ketebalan Koloni Jamur dan Berat Kering Sel pada Beberapa Perlakuan. Pada beberapa perlakuan seri pengenceran kopi yang digunakan, diperoleh data ph dan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh
I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ayam kampung merupakan salah satu jenis unggas lokal yang berpotensi sebagai penghasil telur dan daging sehingga banyak dibudidayakan oleh masyarakat terutama yang bertempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber protein hewani. Ikan juga merupakan bahan makanan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat sebagai salah satu sumber protein hewani. Ikan juga merupakan bahan makanan yang cepat mengalami proses
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Penelitian. Tabel 3. Pertumbuhan Aspergillus niger pada substrat wheat bran selama fermentasi Hari Fermentasi
HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian Selama fermentasi berlangsung terjadi perubahan terhadap komposisi kimia substrat yaitu asam amino, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral, selain itu juga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. apabila tidak ditangani secara benar. Kerusakan bahan pangan tersebut
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahan pangan pada umumnya mudah mengalami kerusakan apabila tidak ditangani secara benar. Kerusakan bahan pangan tersebut dapat terjadi karena faktor internal dan eksternal.
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Organoleptik Bakso Ikan Nila Merah Uji organoleptik mutu sensorik yang dilakukan terhadap bakso ikan nila merah yang dikemas dalam komposisi gas yang berbeda selama
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: Latar belakang, Identifikasi masalah,
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: Latar belakang, Identifikasi masalah, Maksud dan tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Kerangka Berpikir, Hipotesa penelitian dan Waktu dan tempat penelitian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di Indonesia produk pangan hasil fermentasi semakin meningkat seiring berkembangnya bioteknologi. Hasil olahan fermentasi yang sudah banyak diketahui oleh masyarakat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perubahan Ion Leakage Ion merupakan muatan larutan baik berupa atom maupun molekul dan dengan reaksi transfer elektron sesuai dengan bilangan oksidasinya menghasilkan ion.
Lebih terperinciTeknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan
Teknologi Pangan Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan tujuan industri untuk memenuhi permintaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh semua lapisan masyarakat. Salah satu jamur yang banyak
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)
I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian
Lebih terperinciNova Nurfauziawati VI. PEMBAHASAN
VI. PEMBAHASAN Praktikum yang dilaksanakan pada tanggal 23 Mei 2011 mengenai pengaruh suhu penyimpanan beku terhadap mikroba pada bahan pangan. Praktikum ini dilaksanakan agar praktikan dapat mengerjakan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN TEKNOLOGI
KULIAH KE 8: PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PASCA PANEN & NILAI TAMBAH TIK: Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa akan dapat menjelaskan berbagai teknologi pasca panen untuk memberi nilai tambah. 18/02/2013 Kuliah
Lebih terperinciOleh : Dr. Ai Nurhayati, M.Si. AIR
Oleh : Dr. Ai Nurhayati, M.Si. AIR Air bahan yang sangat penting bagi kehidupan manusia Air merupakan komponen penting dalam bahan makanan karena mempengaruhi penampakan, tekstur serta cita rasa makanan
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi
1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pertambahan jumlah penduduk Indonesia yang disertai dengan perkembangan pengetahuan dan tingkat kesadaran masyarakat tentang kebutuhan gizi menyebabkan terjadinya
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Bakteri asam laktat (BAL) adalah kelompok bakteri yang bersifat Gram
6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bakteri Asam Laktat (BAL) Bakteri asam laktat (BAL) adalah kelompok bakteri yang bersifat Gram positif, tidak berspora, berbentuk bulat atau batang serta memiliki kemampuan mengubah
Lebih terperincib. Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.
pengertian Bahan Pangan Hewani dan Nabati dan pengolahannya Secara garis besar, bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu bahan pangan asal tumbuhan (nabati) dan bahan pangan asal hewan (hewani).
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. berupa karbohidrat, protein, lemak dan minyak (Sirait et al., 2008).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Rustama et al. (1998), limbah cair merupakan sisa buangan hasil suatu proses yang sudah tidak dipergunakan lagi, baik berupa sisa industri, rumah tangga, peternakan,
Lebih terperinciPENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh
PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING (Laporan Penelitian) Oleh PUTRI CYNTIA DEWI JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PETANIAN
Lebih terperinciMIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12
MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12 MIKROORGANISME MAKANAN DAN KEMASAN Bahan pangan mempunyai mikroflora spesifik yang
Lebih terperinciPENGOLAHAN DENGAN SUHU RENDAH. Oleh : ROSIDA, S.TP,MP
PENGOLAHAN DENGAN SUHU RENDAH Oleh : ROSIDA, S.TP,MP PENDINGINAN (Cooling / Refrigerasi) : Adalah penyimpanan bahan pangan (Nabati/Hewani) diatas suhu titik beku tetapi kurang dari 15oC Pendinginan merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan taksonomi kapang Rhizopus oligosporus menurut Lendecker
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Kapang Rhizopus oligosporus Kedudukan taksonomi kapang Rhizopus oligosporus menurut Lendecker & Moore (1996) adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Kelas Ordo
Lebih terperinciMIKROBIOLOGI INDUSTRI Memanfaatkan mo sbg kompnen untuk industri Produk mo dlm industri: zat kimia, antibiotik, zat tumbuh, enzim, makanan dan minuman
MIKROORGANISME dan INDUSTRI MAKANAN KULIAH TEKNOLOGI FERMENTASI OLEH: SITI AMINAH MIKROBIOLOGI INDUSTRI Memanfaatkan mo sbg kompnen untuk industri Produk mo dlm industri: zat kimia, antibiotik, zat tumbuh,
Lebih terperinciHASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Konsentrasi KMnO 4 Terhadap Susut Berat Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap susut berat cabai merah berbeda nyata
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Karakteristik Fisik Sosis Sapi
HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Fisik Sosis Sapi Nilai ph Sosis Sapi Substrat antimikroba yang diambil dari bakteri asam laktat dapat menghasilkan senyawa amonia, hidrogen peroksida, asam organik (Jack
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, salah satu bahan pangan asal ternak yang dapat digunakan adalah susu. Susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian
I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,
I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciPrinsip proses pengawetan dengan penurunan kadar air pada bahan pangan hasil ternak. Firman Jaya
Prinsip proses pengawetan dengan penurunan kadar air pada bahan pangan hasil ternak Firman Jaya OUTLINE PENGERINGAN PENGASAPAN PENGGARAMAN/ CURING PENGERINGAN PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN
Lebih terperinciTEKNOLOGI FERMENTASI PANGAN. Agroindustrial Departement, Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University
TEKNOLOGI FERMENTASI PANGAN Agroindustrial Departement, Faculty of Agricultural Technology, Brawijaya University SEJARAH FERMENTASI Berasal dr bahasa latin fervere artinya adalah merebus (to boil) Terkait
Lebih terperinciPENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-3
PENJABARAN RENCANA KEGIATAN PEMBELAJARAN MINGGUAN Minggu ke-3 Mikrobiologi Susu Bakteri dalam susu, bakteri dalam susu dapat berasal dari sapi itu sendiri atau berasal dari luar. Dari sapi itu sendiri
Lebih terperinciSAP DAN SILABI MIKROBIOLOGI DASAR PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS PASUNDAN
SAP DAN SILABI MIKROBIOLOGI DASAR PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN UNIVERSITAS PASUNDAN KATA PENGANTAR Satuan acara perkuliahan (SAP) atau garis besar program pembelajaran (GBPP)merupakan panduan bagi dosen
Lebih terperinciIII. TINJAUAN PUSTAKA
III. TINJAUAN PUSTAKA A. SUSU BUBUK Menurut Chandan (1997), susu segar secara alamiah mengandung 87.4% air dan sisanya berupa padatan susu sebanyak (12.6%). Padatan susu terdiri dari lemak susu (3.6%)
Lebih terperinciANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI GLUKOSA PADA SOYGURT
Laporan Tugas Akhir ANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI GLUKOSA PADA SOYGURT (Analysis Of Optimum ph For Lactobacillus bulgaricus Growth In Glucose
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minyak dan Lemak Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang artinya lemak). Lipida larut dalam pelarut nonpolar dan tidak larut dalam air.
Lebih terperinciBahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.
Langkah 3 Penggunaan formalin: Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih: lantai, kapal, gudang, pakaian. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Onggok Sebelum Pretreatment Onggok yang digunakan dalam penelitian ini, didapatkan langsung dari pabrik tepung tapioka di daerah Tanah Baru, kota Bogor. Onggok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tanaman kelapa (Cocos nucifera L) sering disebut tanaman kehidupan karena bermanfaat bagi kehidupan manusia diseluruh dunia. Hampir semua bagian tanaman
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daging merupakan bahan pangan yang penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi manusia. Selain mutu proteinnya tinggi, daging juga mengandung asam amino essensial yang lengkap
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan Penelitian, Kerangka pemikiran, Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciSMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME
JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME Metabolisme adalah seluruh reaksi kimia yang dilakukan oleh organisme. Metabolisme juga dapat dikatakan sebagai proses
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering
33 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Perlakuan terhadap Kecernaan Bahan Kering Hasil penelitian mengenai pengaruh biokonversi biomassa jagung oleh mikroba Lactobacillus plantarum, Saccharomyces cereviseae,
Lebih terperinciGIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan
GIZI Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan Lanjutan Gizi : Arab gizzah : zat makanan sehat Makanan : segala sesuatu yang
Lebih terperinciHAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG
V. HASIL PEMBAHASAN 5.1. Sukrosa Perubahan kualitas yang langsung berkaitan dengan kerusakan nira tebu adalah penurunan kadar sukrosa. Sukrosa merupakan komponen utama dalam nira tebu yang dijadikan bahan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Konsentrasi O dan CO dalam Kemasan mempunyai densitas antara.915 hingga.939 g/cm 3 dan sebesar,9 g/cm 3, dimana densitas berpengaruh terhadap laju pertukaran udara
Lebih terperinci