François Valentijn. Antara etika dan estetika R.Z. LEIRISSA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "François Valentijn. Antara etika dan estetika R.Z. LEIRISSA"

Transkripsi

1 R. WACANA, Z. LEIRISSA, VOL. François 10 NO. Valentijn: 2, OKTOBER antara 2008 etika ( ) dan estetika 207 François Valentijn Antara etika dan estetika R.Z. LEIRISSA Abstract A controversial book on the history of the VOC in the seventeenth century was written by François Valentijn, a preacher in the payroll of the Dutch East India Company (VOC). The book (eight volumes), published in , was known by its popular title Oud en Nieuw Oost-Indiën. Most of the materials in the book were pirated from other sources without acknowledging their authors as is the proper practice of historiography. But as to its style, a number of Dutch writers appreciated its esthetic qualities. Beside that, the book is indeed useful to historians today because some of the materials pirated in the book have now been lost forever. Keywords François Valentijn, VOC, Ambon, Cornelia Snaats, Rumphius, Beekman, Maria Dermoût. Tidak mudah menulis sejarah VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie, Serikat Dagang Hindia Timur) pada masanya ( ). Para penguasa VOC (de Heeren Zeventien, tujuh belas anggota dewan direktur VOC) melarang para pegawai atau mantan pegawainya untuk menulis apa saja yang berkenaan dengan kegiatan badan dagang itu. Larangan itu dapat dipahami karena rahasia perusahaan tidak boleh jatuh ke tangan pedagang lain, dan larangan semacam itu sedikit-banyaknya masih berlaku bagi dunia usaha di masa kini. Sekalipun ada larangan tersebut, dari waktu ke waktu ada beberapa pegawai atau mantan pegawai VOC yang memberanikan diri menulis sejarah VOC. Dua di antaranya yang terkenal sekarang adalah Georgius Everhardus Rumphius ( ) dan François Valentijn ( ). Rumphius adalah seorang pegawai VOC keturunan Jerman (nama aslinya adalah Georg Everard Rumphius). Dengan status sebagai tentara VOC ia tiba di Ambon pada tahun 1653, tetapi dialihkan sebagai pegawai sipil. Dengan izin VOC sekitar awal tahun 1669 ia mulai mempelajari secara sistematis fauna dan flora di pulau Ambon. Hasilnya adalah sebuah naskah yang berjudul Het Amboinsche R.Z. LEIRISSA adalah Guru Besar dan pengajar pada Departemen Sejarah, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia. Karya tulisnya yang terakhir antara lain: Kekuatan Ketiga dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia (2006, Pustaka Sejarah).

2 208 WACANA VOL. 10 NO. 2, OKTOBER 2008 Kruidboek yang lebih dikenal sebagai Herbarium Amboinensis. Karya yang diselesaikan pada tahun 1690 itu dikerjakan dengan bantuan beberapa asisten karena sejak tahun 1670 Rumphius telah menjadi buta (glaucoma) dan sebab itu pula ia dikenal dengan julukan De blinde ziener (si buta yang dapat melihat). Selain itu, Rumphius juga menulis tentang dunia binatang (zoologi) dengan judul D Amboinsche Rariteitkamer. Sebuah naskah lain mengenai zoologi yang sekarang tidak ditemukan kembali adalah Het Ambonsche Dierboek. Sekalipun lebih menaruh perhatian pada tanaman dan binatang, sebagai seorang ilmuwan Rumphius juga tertarik pada manusia. Dari tangannya muncul sebuah naskah sejarah Ambon. Namun, penerbitannya dilarang oleh VOC. Naskah itu baru diterbitkan pada tahun 1910 dengan judul De Ambonsche historie, behelsende een kort verhaal der gedenkwaardigste geschiedenissen zo in vreede als oorlog voorgevallen sedert dat de Nederlandsche Oost Indische Comp. het besit in Amboina gehadt heeft dalam Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 64. Selain itu, ia juga menulis mengenai geografi sosial pulau Ambon; pada tahun 1983 diterbitkan di Jakarta (dengan suntingan Z.J. Manusama) oleh Arsip Nasional Republik Indonesia dan pada tahun 2002 di Utrecht diterbitkan oleh Landelijk Steunpunt Educatie Molukkers. Pada tahun 1666 François Valentijn lahir, 39 tahun setelah Rumphius di Dordrecht Belanda. Setelah menamatkan pendidikannya dalam bidang teologi dan filsafat di Leiden dan Utrecht, ia dipekerjakan oleh VOC sebagai pendeta dengan tempat kedudukan di Ambon. Ia berada di Ambon antara tahun 1685 sampai tahun 1695 dan antara tahun 1706 dan tahun Dalam periode pertama di Ambon ia dekat dengan Rumphius, bahkan belajar bahasa Melayu dari ahli botani itu. Kemudian ia menikah dengan seorang janda kaya, yaitu Cornelia Snaats, janda dari teman dan pelindungnya yang kaya yang bernama Hendrik Snaats. Sebab itu ketika ia kembali ke Belanda pada tahun 1714 ia tidak perlu mencari pekerjaan tetap dan hanya aktif menulis (Beekman 1988: 55-95). Sekembali di Dordrecht, Belanda, selama sepuluh tahun ia menulis sebuah buku sejarah VOC monumental yang secara popular dikenal kemudian dengan nama Oud en Nieuw Oost-Indiën yang diterbitkan tahun Ada tiga perbedaan mencolok antara Rumphius dan Valentijn. Pertama, kalau Rumphius berdiam di Ambon sebagai seorang ahli botani selama sekitar 50 tahun dan meninggal di sana, maka Valentijn bertugas sebagai pendeta di pulau itu hanya sekitar dua belas tahun. Perbedaan pokok kedua adalah bahwa dalam sekian banyak naskah itu Rumphius hanya menulis mengenai pulau Ambon. Sebaliknya Valentijn, selain menulis mengenai Maluku (yang ditemukan pada beberapa bagian dari Oud en Nieuw Oost-Indiën) juga menulis mengenai wilayah-wilayah kegiatan VOC lainnya di Asia (di bagian lainnya). Perbedaan ketiga adalah bahwa sejak abad ketujuh belas hingga hari ini Rumphius tetap dihormati oleh kalangan ilmuwan internasional sebagai seorang yang berjasa bagi ilmu pengetahuan. Pada tahun 1681 ia mendapat penghargaan dari sebuah lembaga ilmiah, yaitu Academia Naturae

3 R. Z. LEIRISSA, François Valentijn: antara etika dan estetika 209 Curiosorum dengan gelar Plinius Indicus (Sirks 1915). Sebaliknya Valentijn, yang bukunya memang laku keras di zamannya, mendapat penilaian yang negatif baik oleh para pejabat VOC maupun oleh para sejarawan Belanda. Semasa hidupnya ia tidak disenangi oleh para petinggi VOC, terutama Gubernur Jenderal Joan Maetsuycker yang memegang jabatan itu selama sekitar 50 tahun dan mengenal Valentijn. Para sejarawan Belanda dari bagian pertama abad kedua puluh menuduh Valentijn sebagai seorang yang tidak jujur dan yang menggunakan profesi kependetaannya untuk mencari kekayaan semata-mata karena kawin dengan janda kaya. Sejarawan F. de Haan ( ) dalam tulisannya yang berjudul Priangan: de Preanger-Regentschappen onder het Nederlandsch Bestuur tot 1811 melontarkan tuduhan bahwa Valentijn adalah seorang plagiator. Kritik itu masih berkumandang dalam bagian kedua abad kedua puluh seperti nampak dalam tulisan E. M. Beekman dari Universitas Massachusetts. Bahkan Beekman (1988: 67) menuduh Valentijn sebagai seorang oportunis dan pencuri naskah orang lain yang diaku sebagai naskahnya, yaitu naskah terjemahan Injil dalam bahasa Melayu Rendah. Menurut Beekman, terjemahan Injil itu sesungguhnya dilakukan oleh Simon de Larges yang meninggal tahun Di kemudian hari naskah terjemahan itu jatuh ke tangan seorang pendeta lain yang kebetulan tinggal bersama Valentijn yang tiba di Ambon pada tahun Ketika pendeta itu meninggal pada tahun 1687, naskah terjemahan itu jatuh ke tangan Valentijn. Ketika kembali ke Hindia, pada tahun 1706 Valentijn menyerahkan naskah itu kepada para pejabat VOC. Namun, naskah itu ditolak karena [...] mutu bahasa Melayunya yang tidak merata dan dugaan pemalsuan yang tidak pernah bisa dibantah oleh Valentijn (Beekman 1988: 67). 1 Naskah terjemahan Injil dari Valentijn itu hingga kini tidak pernah ditemukan kembali. Biografi Valentijn dapat juga dibaca dalam karya yang ditulis oleh R.R.F. Habiboe (2004). 2 Tampaknya Habiboe memiliki versi tersendiri mengenai karya dan pribadi Valentijn. Ada nada positif pada judul bukunya (Tot verheffing van mijne natie [ ]) yang saya kira diambil dari keterangan Valentijn sendiri dalam bukunya di mana antara lain ia menyebutkan tujuan penulisan bukunya itu: [ ] untuk menerapkan segala yang saya miliki bagi kemajuan Bangsa saya [ ] (Beekman 1988: 71). 3 Karya Valentijn Karya monumental dari Valentijn, seperti yang telah disebut di atas, dikenal dengan judul singkatnya sebagai Oud en Nieuw Oost-Indiën. Judul lengkapnya adalah Oud en Nieuw Oost-Indiën, vervattende een naaukeurige en uitvoerige verhandelinge van Nederlands mogentheyd in die gewesten, benevens een wydlustige beschryvinge der Moluccos, Amboina, Banda, Timor en Solor, Java en alle de eylanden onder dezelve landbestieringen behoorende: het Nederlands comptoir op Suratte, en de levens der groote Mogols; als ook een keurlyke verhandeling van t wezentlykste, dat men behoort te weten van Choromandel, Pegu, Arracan, Bengale, Mocha, Persien, 1 Kutipan terjemahan R. Z. Leirissa. 2 Sayang sekali tulisan Habiboe ini belum sempat saya pelajari dengan seksama. 3 Kutipan terjemahan R. Z. Leirissa.

4 210 WACANA VOL. 10 NO. 2, OKTOBER 2008 Malacca, Sumatra, Ceylon, Malabar, Celebes of Macassar, China, Japan, Tayouan of Formosa, Tonkin, Cambodia, Siam, Borneo, Bali, Kaap der Goede Hoop en van Mauritius (Dordrecht: Joannes van Braam; Amsterdam: Gerard onder de Linden, ). Buku yang terbit dalam delapan volume ini terdiri dari lima bagian dengan ketebalan buku halaman, dilengkapi dengan 79 buah peta dan 182 ilustrasi lainnya. Lima bagian itu adalah sebagai berikut: (I) berisi deskripsi mengenai Maluku Utara, Sulawesi Timur, dan pulau-pulau di sekitarnya, (II) berisi wilayah Ambon dan pulau-pulau sekitarnya seperti Seram, Buru, Nusalaut, Haruku, beserta diskripsi geografisnya, (III) berisi sejarah gereja dari wilayah-wilayah tersebut di atas, keterangan mengenai flora dan faunanya, dan disambung dengan deskripsi mengenai Banda, Timor, Sulawesi, Kalimantan, Bali, Tonking, Cina. Kamboja, dan Siam, (IV) berisi keterangan mengenai pulau Jawa, riwayat hidup para Gubernur Jenderal VOC dari tahun Kemudian menyusul sejarah pembentukan kota Batavia, lalu diikuti keterangan riwayat hidup dinasti Moghul di India, lalu Cina, Formosa (atau Tayouan), dan diakhiri dengan kisah pelayaran bolak-balik sebanyak empat kali Belanda-Hindia, (V) berisi deskripsi mengenai Koromandel dan bagian-bagian lain dari India, Persia, Malaka, Sri Lanka, Malabar, Jepang, Tanjung Harapan, dan pulau Mauritius. Dari daftar pembagian isi itu dapat dipahami bahwa Valentijn tidak mengikuti suatu konsep yang jelas untuk menyusun bukunya, baik geografis maupun historis. Ketidakteraturan itu lebih jelas lagi dalam setiap bagian, umpamanya Sumatra diselipkan antara Malaka dan Sri Lanka. Sulawesi selain terdapat dalam bagian I juga terdapat dalam bagian III. Tongking (Vietnam Utara) diselipkan antara Jawa dan Bali, sedangkan India dibahas dalam tiga bagian. Uraian mengenai Jawa dan Sumatra hanya sepintas lalu dibandingkan dengan uraian mengenai Maluku Utara dan Ambon yang mencakup dua jilid penuh (jilid I dan jilid II) Dari judul bukunya itu dapat disimpulkan bahwa Valentijn membagi sejarahnya dalam dua periode utama. Periode pertama adalah masa pra-voc yang disebutnya sebagai Oud Oost-Indië dan masa VOC sebagai Nieuw Oost- Indië. Dua periode itu terpisah secara ketat dalam uraiannya dan tidak terjadi tumpang tindih. Sama sekali tidak ada upaya untuk menjelaskan bagaimana atau sampai di mana VOC mempengaruhi perkembangan masyarakat lokal yang berinteraksi dengannya. Teori-teori interaksi seperti itu memang tidak lazim dalam masa VOC karena menunggu perkembangan ilmu sejarah dalam abad kesembilan belas dan kedua puluh. Etika Sebagai seorang pendeta dan dengan latar belakang pendidikan filsafat dan teologi, dapat dipastikan bahwa Valentijn mempunyai pengetahuan dasar mengenai sejarah. Namun, apakah ia memiliki pengetahuan mengenai bagaimana menulis sejarah? Bagaimana orang Barat pada masa Valentijn menulis sejarah? Terobosan yang dipelopori oleh Leopold von Ranke ( ) dalam bukunya yang diterbitkan di Leipzig pada tahun 1824 merupakan

5 R. Z. LEIRISSA, François Valentijn: antara etika dan estetika 211 kritikan yang tajam mengenai cara penulisan sejarah di masa itu (Gilbert 1990: 12-14). Ranke menganjurkan para penulis sejarah untuk tidak hanya mengutip ulang buku-buku yang telah ditulis sebelumnya tetapi langsung menggunakan dokumen-dokumen otentik dengan cara yang kritis. Oleh karena itu, dapat dipastikan bahwa penggunaan dokumen otentik belum menjadi keharusan di masa itu. Metode itulah yang umumnya digunakan oleh Valentijn. Kritikan yang dilontarkan oleh para sejarawan terhadap buku Valentijn tersebut adalah bahwa ia tidak jujur mengemukakan dari siapa atau dari buku siapa ia memperoleh keterangan untuk bukunya itu. Oleh sebab itu, ia dicap sebagai seorang yang tidak etis dan disebut sebagai plagiator. Bagaimana sesungguhnya Valentijn bekerja? Ternyata di dalam bukunya itu di sana-sini ia menyebut bahwa ia menggunakan tulisan atau keterangan dari orang-orang tertentu. Secara khusus ia menyebut nama Rumphius yang dikenalnya di Ambon dan yang karya-karyanya, baik mengenai sejarah maupun mengenai flora, fauna, dan dunia binatang di Maluku, disadurnya dengan panjang lebar. Di beberapa tempat ia menulis bahwa ia juga memperoleh berbagai dokumen dari para pegawai VOC tertentu. Kemungkinan besar dokumen itu diterimanya ketika ia telah kembali di negeri Belanda (Gilberts 1990: 59-63). Namun, mengenai Maluku, Batavia, dan sebagian dari pulau Jawa, nampaknya Valentijn juga menggunakan hasil observasinya sendiri ketika ia berada di tempat-tempat itu. Bahkan mengenai sejarah pra-voc di Maluku (Oud Oost-Indië) ia menggunakan hasil wawancara. Ketika ia hendak menulis sejarah kerajaan-kerajaan di Maluku Utara (dalam jilid I) ia sempat mendatangi beberapa bangsawan Ternate yang sedang dipenjarakan di Ambon. Kepada mereka ia tunjukkan sebuah naskah lama mengenai sejarah Ternate yang ditulis dalam bahasa Ternate dengan menggunakan aksara Arab. Naskah itu diperolehnya dari seseorang di Luhu, pusat perdagangan Ternate di Seram. Ia meminta agar para tawanan itu menerjemahkan naskah itu baginya. Ada indikasi bahwa Valentijn mengenal berbagai naskah lama lainnya dari Maluku Utara yang kini sudah tidak ada lagi. Selain itu, di Maluku Valentijn sempat juga mempelajari bahasa Melayu dari Rumphius, sekalipun hanya sekitar tiga bulan. Namun, istrinya, Cornelia Snaats, tampaknya sangat mahir dalam berbahasa Melayu itu, dan menjadi bantuan yang menentukan bagi Valentijn dalam menyusun khotbahnya dalam bahasa Melayu. Valentijn tampaknya juga menggunakan kamus bahasa Melayu yang disusun oleh Rumphius yang naskahnya hingga kini belum ditemukan kembali. Kalau keterangan mengenai keadaan di Indonesia bisa diperolehnya dari pengalamannya sendiri serta para mantan pegawai VOC atau dengan cara mengutip Rumphius, bagaimana Valentijn memperoleh keterangan mengenai wilayah-wilayah Asia lain yang merupakan wilayah kegiatan VOC yang dicakup dalam bukunya itu? Bagaimana umpamanya Valentijn memperoleh sumber sejarah untuk mendeskripsikan sejarah di wilayah-wilayah Persia,

6 212 WACANA VOL. 10 NO. 2, OKTOBER 2008 India, Sri Lanka, Asia Tenggara, Cina, dan Jepang? Menurut Beekman informasi mengenai Persia dan Koromandel diperoleh Valentijn dari tulisan dan buku dari seorang yang bernama Herbert de Jager yang mungkin lahir pada tahun 1636 dan meninggal di Batavia pada tahun 1694 (Beekman 1988: 67-70). De Jager adalah seorang ahli bahasa-bahasa Timur lulusan Universitas Leiden. Setelah lulus ia menjadi pegawai VOC dan mengenal, bahkan berkiriman surat dengan Rumphius di Ambon. Ia pernah bertugas sebagai penerjemah di Persia dan Koromandel, pertama kalinya selama lima belas tahun antara tahun 1665 hingga tahun 1680, dan kedua kalinya antara tahun 1682 dan tahun Tidak lama setelah meninggal di Batavia pada tahun 1694 berkas-berkasnya dilelang. Kebetulan pada tahun 1694 Valentijn juga berada di Batavia dalam perjalanan pulang ke Belanda. Namun, dalam bukunya itu Valentijn menulis bahwa ia tidak bertemu dengan De Jager karena, tulisnya, ahli bahasa itu meninggal di Isfahan (Persia). Namun, baik De Haan maupun Beekman yakin bahwa Valentijn berbohong untuk menutup kenyataan bahwa dia memang menggunakan bahan-bahan dari De Jager untuk menceritakan keadaan di Persia dan Koromandel. Pekerjaan rumah bagi para ahli historiografi adalah menjawab pertanyaan bagaimana Valentijn memperoleh sumber sejarah untuk menulis mengenai India, Sri Lanka, Asia Tenggara, Cina, dan Jepang. Selain itu, seluruh buku Valentijn itu masih harus dikaji ulang untuk menentukan keabsahan dari keterangan-keterangannya. Estetika Betapapun juga Oud en Nieuw Oost-Indiën itu memang bermanfaat bagi ilmu sejarah. Sumber sejarah yang digunakannya memang belum ditelurusi secara tuntas, tetapi jelas ada keterangan-keterangan yang hanya bisa diperoleh dari buku itu saja. Namun, harus dikatakan juga bahwa sebagai historiografi buku Valentijn tersebut sama sekali tidak etis. Namun, sekalipun dari segi sejarah karya Valentijn itu dikatakan tidak etis, dari segi sastra ada nilai estetikanya. Menurut Beekman, tidak kurang dari seorang Edward du Perron, kritikus sastra modern itu, yang menilai bahwa Valentijn dapat dikategorikan sebagai [...] a remarkably fine storyteller in prose [...] (Beekman 1988: 79). Buku Valentijn itu juga merupakan sumber inspirasi bagi Maria Dermoût ( ). Novelis Belanda itu banyak menggunakan keterangan dari buku Valentijn itu untuk menulis novel-novelnya yang mengandung cerita-cerita yang berlangsung di Ambon dan sekitarnya, seperti De tienduizend dingen, atau cerpen-cerpen yang dikumpulkan dalam antologinya yang berjudul Verzamelde werken seperti Koning Baboe en de veertig jongelingen, De boom des levens, dan De goede slang (Beekman 1988: 80, 93). Mengenai pengalamannya membaca buku Valentijn itu, novelis Belanda itu menulis: Saya sering membaca buku itu, terutama bagian-bagian mengenai Deskripsi tentang Maluku dan Masalah-masalah Maluku tetapi kemudian menyingkirkannya karena saya terganggu oleh begitu banyak kesombongan,

7 R. Z. LEIRISSA, François Valentijn: antara etika dan estetika 213 kemunafikan, bajakan dari Rumphius, namun kemudian saya kembali membacanya lagi karena ia menaruh perhatian yang begitu baik dan karena ia pandai bercerita (Beekman 1988: 80). 4 Penutup Oud en Nieuw Oost-Indiën adalah judul singkat dari karya monumental François Valentijn. Buku yang terbit dalam delapan volume ( ) memuat deskripsi wilayah-wilayah kegiatan VOC di Asia dan juga khususnya di Nusantara. Cara penyajian materi isi tidak berurut baik secara geografis maupun historis. Namun, isi buku ini jelas terbagi dalam dua periode, yaitu periode sebelum VOC (Oud Oost-Indië) dan masa VOC (Nieuw Oost-Indië). Walaupun banyak dikritik karena dianggap tidak etis, pada praktiknya kandungan isi buku ini tetap banyak dimanfaatkan baik oleh peneliti sejarah maupun sastra. Sumber dan karya asal informasi bajakan itu pada kenyataannya sudah tidak dapat ditemukan lagi sekarang ini. Tidaklah mengherankan jika buku yang kontroversial itu dianggap memiliki nilai estetika, selain juga berkat penceritaannya yang menarik. Seperti pernyataan seorang kritikus sastra, Edward du Perron, bahwa François Valentijn adalah seorang pencerita yang ulung. Daftar pustaka Beekman, E.M François Valentijn, di dalam: Beekman (red.), Fugitive dreams: an anthology of Dutch colonial literature, hlm Amherst: University of Massachusetts Press. De Haan, F Priangan: de Preanger-Regentschappen onder het Nederlandsch Bestuur tot s-gravenhage: Nijhoff. Gilbert, Felix History: politics or culture? Reflections on Ranke and Burckhardt. Princeton: Princeton University Press. Habiboe, R.R.F Tot verheffing van mijne natie; Het leven en werk van François Valentijn ( ). Franeker: Van Wijnen. Sirks, M.J Indisch natuuronderzoek: een beknopte geschiedenis van de beoefening der natuurwetenschappen in de Nederlandse koloniën. Amsterdam: Koloniaal Instituut. Rumphius, G. E Ambonsche landbeschrijving. Suntingan Z. J. Manusama. Jakarta: Arsip Nasional Republik Indonesia. (Penerbitan Sumber-sumber Sejarah/ANRI No. 14). Rumphius, G.E De Ambonse eilanden onder de VOC: zoals opgetekend in de Ambonsche landbeschrijving. Utrecht: Landelijk Steunpunt Educatie Molukkers. Valentijn, François Oud en Nieuw Oost-Indiën, [...]. Dordrecht: Joannes van Braam; Amsterdam; Gerard onder de Linden. 4 Kutipan diterjemahkan R. Z. Leirissa.

RUMPHIUS: CENDEKIAWAN BUTA DARI AMBON

RUMPHIUS: CENDEKIAWAN BUTA DARI AMBON RUMPHIUS: CENDEKIAWAN BUTA DARI AMBON Orang-orang Belanda yang mulai berdatangan ke Nusantara pada awal abad 17, umumnya adalah pelaut-pedagang. Perhatian mereka terhadap laut lebih diutamakan untuk mencari

Lebih terperinci

Bahasa Belanda dalam Kurikulum Pendidikan Sejarah Arsitektur Indonesia Dutch Languages for Indonesian Architectural History s Curriculum

Bahasa Belanda dalam Kurikulum Pendidikan Sejarah Arsitektur Indonesia Dutch Languages for Indonesian Architectural History s Curriculum Bahasa Belanda dalam Kurikulum Pendidikan Sejarah Arsitektur Indonesia Dutch Languages for Indonesian Architectural History s Curriculum Bimo Hernowo, M.Eng* Peneliti Independent Anggota Kampung Budaya

Lebih terperinci

PULAU BURU MASA PERANG DUNIA II: Perspektif Arkeo-Historis. Buru Island during World War II: Historical-Archaeology Perspective

PULAU BURU MASA PERANG DUNIA II: Perspektif Arkeo-Historis. Buru Island during World War II: Historical-Archaeology Perspective PULAU BURU MASA PERANG DUNIA II: Perspektif Arkeo-Historis Buru Island during World War II: Historical-Archaeology Perspective Syahruddin Mansyur Jl. Namalatu-Latuhalat, Nusaniwe, Ambon-97118 e-mail: hitam_putih07@yahoo.com

Lebih terperinci

JAN HUYGEN VAN LINSCHOTEN: MEMBUKA JALAN BAGI MASUKNYA BELANDA KE NUSANTARA

JAN HUYGEN VAN LINSCHOTEN: MEMBUKA JALAN BAGI MASUKNYA BELANDA KE NUSANTARA JAN HUYGEN VAN LINSCHOTEN: MEMBUKA JALAN BAGI MASUKNYA BELANDA KE NUSANTARA Pada abad 15 di Eropa telah berkembang dua super power maritim dari Semanjung Iberia yakni Portugis dan Spanyol. Kapal-kapal

Lebih terperinci

INTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA

INTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA INTRODUCTION: INTERNATIONAL RELATIONS IN SOUTHEAST ASIA by: Dewi Triwahyuni INTERNATIONAL RELATIONS DEPARTMENT COMPUTER UNIVERSITY OF INDONESIA (UNIKOM) BANDUNG 2013 1 SOUTHEAST ASIA (SEA) 2 POSISI GEOGRAFIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di

BAB I PENDAHULUAN. Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di 11 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Kesusastraan Melayu klasik telah ada sebelum mesin cetak digunakan di Nusantara. Pada masa itu, proses reproduksi naskah dilakukan dengan cara disalin. Naskah-naskah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengantarkan orang untuk terbuka terhadap kebutuhan-kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut mengantarkan orang untuk terbuka terhadap kebutuhan-kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan akan membawa perubahan sikap, perilaku, nilai-nilai

Lebih terperinci

BAB 10 PROSES KEDATANGAN DAN KOLONIALISME BANGSA BARAT DI INDONESIA

BAB 10 PROSES KEDATANGAN DAN KOLONIALISME BANGSA BARAT DI INDONESIA BAB 10 PROSES KEDATANGAN DAN KOLONIALISME BANGSA BARAT DI INDONESIA TUJUAN PEMBELAJARAN Dengan mempelajari bab ini, kamu diharapkan mampu: mendeskripsikan sebab dan tujuan kedatangan bangsa barat ke Indonesia;

Lebih terperinci

JOHANNES PAULUS VAN DER STOK: DARI LOG BOOK ANGKATAN LAUT KE POLA ARUS PERMUKAAN DI PERAIRAN NUSANTARA

JOHANNES PAULUS VAN DER STOK: DARI LOG BOOK ANGKATAN LAUT KE POLA ARUS PERMUKAAN DI PERAIRAN NUSANTARA JOHANNES PAULUS VAN DER STOK: DARI LOG BOOK ANGKATAN LAUT KE POLA ARUS PERMUKAAN DI PERAIRAN NUSANTARA Bagi mereka yang pernah belajar oseanografi fisika, tentu pernah membaca tentang tokoh Matthew Fontaine

Lebih terperinci

KOLONIALISME DAN IMPERIALISME

KOLONIALISME DAN IMPERIALISME KOLONIALISME DAN IMPERIALISME Kolonialisme adalah pengembangan kekuasaan sebuah negara atas wilayah dan manusia di luar batas negaranya, seringkali untuk mencari dominasi ekonomi dari sumber daya, tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Hindia Belanda. Setelah Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) 31. besar di daerah Sumatera Timur, tepatnya di Tanah Deli.

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Hindia Belanda. Setelah Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) 31. besar di daerah Sumatera Timur, tepatnya di Tanah Deli. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abad 19 dalam sejarah merupakan abad terjadinya penetrasi birokrasi dan kekuasaan kolonialisme Belanda yang di barengi dengan Kapitalisme di beberapa wilayah

Lebih terperinci

RESUME BUKU. : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah Pergerakan Nasional Dari. Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2)

RESUME BUKU. : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah Pergerakan Nasional Dari. Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2) RESUME BUKU Pengantar Sejarah Indonesia Baru: Sejarah Pergerakan Nasional dari Kolonialisme sampai Nasionalisme (Jilid 2) Penulis : Sartono Kartodirdjo Judul : Pengantar Sejarah Indonesia Baru : Sejarah

Lebih terperinci

BAB 8 PENUTUP. Bondowoso dan Jember, Jawa Timur merupakan bentuk perwujudan manusia dalam

BAB 8 PENUTUP. Bondowoso dan Jember, Jawa Timur merupakan bentuk perwujudan manusia dalam BAB 8 PENUTUP 8.1 Rangkuman Penempatan benda-benda megalitik di Kawasan Lembah Iyang-Ijen Kabupaten Bondowoso dan Jember, Jawa Timur merupakan bentuk perwujudan manusia dalam menyikapi lingkungan. Oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berada di pusat pemerintahan Afdeling Asahan. Letaknya sangat diuntungkan karena

BAB I PENDAHULUAN. berada di pusat pemerintahan Afdeling Asahan. Letaknya sangat diuntungkan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelabuhan Tanjung Balai Asahan yang terletak di Pantai Timur Sumatera berada di pusat pemerintahan Afdeling Asahan. Letaknya sangat diuntungkan karena berhadapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda.

BAB I PENDAHULUAN. dikategorikan ke dalam dua kelompok, yaitu fasilitas yang bersifat umum dan. mempertahankan daerah yang dikuasai Belanda. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Banyak fasilitas yang dibangun oleh Belanda untuk menunjang segala aktivitas Belanda selama di Nusantara. Fasilitas yang dibangun Belanda dapat dikategorikan ke dalam

Lebih terperinci

BAB I STRATEGI MARITIM PADA PERANG LAUT NUSANTARA DAN POROS MARITIM DUNIA

BAB I STRATEGI MARITIM PADA PERANG LAUT NUSANTARA DAN POROS MARITIM DUNIA BAB I PADA PERANG LAUT NUSANTARA DAN POROS MARITIM DUNIA Tahun 1620, Inggris sudah mendirikan beberapa pos perdagangan hampir di sepanjang Indonesia, namun mempunyai perjanjian dengan VOC untuk tidak mendirikan

Lebih terperinci

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI

DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI Matakuliah : Agama (Islam, Kristen, Khatolik)* Deskripsi :Matakuliah ini mengkaji tentang

Lebih terperinci

BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR BAHASA BELANDA III

BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR BAHASA BELANDA III BUKU RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) DAN BAHAN AJAR BAHASA BELANDA III 1. Nama Mata Kuliah : Bahasa Belanda III 2. Kode/SKS : BDS 2426 / 2 3. Semester : Genap 4. Prasyarat : Bahasa

Lebih terperinci

SUNDA, PRIANGAN, DAN JAWA BARAT

SUNDA, PRIANGAN, DAN JAWA BARAT SUNDA, PRIANGAN, DAN JAWA BARAT MAKALAH Disampaikan dalam Diskusi Hari Jadi Jawa Barat Diselenggarakan oleh Harian Umum Pikiran Rakyat Bekerja Sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat pada

Lebih terperinci

HARI JADI PROVINSI JAWA BARAT

HARI JADI PROVINSI JAWA BARAT HARI JADI PROVINSI JAWA BARAT MAKALAH Disampaikan dalam Seminar Penentuan Hari Jadi Jawa Barat; sebuah Analisis Historis Diselenggarakan oleh Yayasan Masyarakat Sejarawan Indonesia Cabang Jawa Barat bekerja

Lebih terperinci

2. Title Bagian ini akan ditampilkan setelah bulatan menjadi besar kembali dan peta berubah menjadi judul film Djakarta Tempo Doeloe.

2. Title Bagian ini akan ditampilkan setelah bulatan menjadi besar kembali dan peta berubah menjadi judul film Djakarta Tempo Doeloe. 1 1.3.3 Treatment 1. Opening Film ini diawali dengan munculnya peta Negara Indonesia, kemudian muncul sebuah bulatan yang akan memfokuskan peta tersebut pada bagian peta Pulau Jawa. Selanjutnya, bulatan

Lebih terperinci

Pelajaran 1-6 PENGANTAR

Pelajaran 1-6 PENGANTAR Pelajaran 1-6 PENGANTAR Teks-teks Pelajaran 1-6 berasal dari buku yang sama: J. van Goor, De Nederlandse Kolonien, Geschiedenis van de Nederlandse expansie 1600-1975, Den Haag: Sdu Uitgeverij, 1994. Buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menaklukkan Jayakarta dan memberinya nama Batavia 1. Batavia dijadikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menaklukkan Jayakarta dan memberinya nama Batavia 1. Batavia dijadikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Belanda datang ke Indonesia pertama kali pada tahun 1569 dan melabuhkan kapalnya di pelabuhan Banten. Pada tahun 1610 mereka membangun benteng sebagai tempat pertahanan

Lebih terperinci

Pembukaan. Semoga berkenan, terima kasih.

Pembukaan. Semoga berkenan, terima kasih. Pembukaan Sebagaimana kita semua tahu bahwa jaman dahulu bangsa kita ini dijajah oleh bangsa Belanda selama 3,5 abad. Banyak orang yang tidak begitu mengetahui apa saja tujuan Belanda jauh-jauh datang

Lebih terperinci

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia

: SARJANA/DIPLOMA. PETUNJUK KHUSUS Pilihlah salah satu jawaban yang saudara anggap paling tepat diantara 5 pilihan yang tersedia MATA UJIAN BIDANG TINGKAT : P.ENGETAHUAN UMUM : SEJARAH : SARJANA/DIPLOMA PETUNJUK UMUM 1) Dahulukan menulis nama dan nomor peserta pada lembar jawaban 2) Semua jawaban dikerjakan di lembar jawaban yang

Lebih terperinci

1. Dalam sistem pentadbiran Melaka, Sultan dibantu oleh empat orang pembesar iaitu,(m/s 58) a) b) c) d)

1. Dalam sistem pentadbiran Melaka, Sultan dibantu oleh empat orang pembesar iaitu,(m/s 58) a) b) c) d) SOALAN LATIHAN SEJARAH TINGKATAN 1 Bab 5 KEGEMILANGAN MELAKA 1. Dalam sistem pentadbiran Melaka, Sultan dibantu oleh empat orang pembesar iaitu,(m/s 58) a) b) c) d) 2. Nyatakan tugas-tugas Bendahara, (m/s

Lebih terperinci

MASA KOLONIAL EROPA DI INDONESIA

MASA KOLONIAL EROPA DI INDONESIA MASA KOLONIAL EROPA DI INDONESIA Peta Konsep Peran Indonesia dalam Perdagangan dan Pelayaran antara Asia dan Eropa O Indonesia terlibat langsung dalam perkembangan perdagangan dan pelayaran antara Asia

Lebih terperinci

PERAN WILAYAH NEGERI LARIKE PADA MASA KOLONIAL Role of Larike Region on Colonial Period

PERAN WILAYAH NEGERI LARIKE PADA MASA KOLONIAL Role of Larike Region on Colonial Period PERAN WILAYAH NEGERI LARIKE PADA MASA KOLONIAL Role of Larike Region on Colonial Period Syahruddin Mansyur Jl. Namalatu-Latuhalat, Nusaniwe, Ambon-97118 e-mail: hitam_putih07@yahoo.com Abstrak Sejak kehadiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan perjuangan bangsa dibina melalui dunia pendidikan. Dunia pendidikan sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan perjuangan bangsa dibina melalui dunia pendidikan. Dunia pendidikan sangat erat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan hal yang dapat membangun bangsa dan menjadikan bangsa besar. Hal itu menekankan pendidikan sebagai prioritas untuk diperhatikan, anak bangsa yang akan meneruskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Dokter-Djawa diadakan di Dokter-Djawa School yang berdiri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Dokter-Djawa diadakan di Dokter-Djawa School yang berdiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Dokter-Djawa diadakan di Dokter-Djawa School yang berdiri pada 1849 di Weltevreden, Batavia. Sekolah ini selanjutnya mengalami berbagai perubahan kurikulum.

Lebih terperinci

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN

PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN Saya siswa kelas 5A Siap Belajar dengan Tenang dan Tertib dan Antusias Pada abad ke-16 berlayarlah bangsa-bangsa Eropa ke wilayah Timur. Diantaranya adalah Portugis, Spanyol,

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.4. Bentuk publikasi secara tertulis tentang peristiwa pada masa lampau

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.4. Bentuk publikasi secara tertulis tentang peristiwa pada masa lampau 1. Berikut ini merupakan pengertian historiografi adalah... SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.4 Hasil tulisan ilmiah pada masa lalu Peninggalan sejarah dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam membuat suatu alat bukti tertulis yang bersifat autentik dari

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan dalam membuat suatu alat bukti tertulis yang bersifat autentik dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Notaris merupakan pejabat umum yang kedudukannya sangat dibutuhkan dalam membuat suatu alat bukti tertulis yang bersifat autentik dari suatu perbuatan hukum

Lebih terperinci

KESASTRAAN MELAYU KLASIK oleh Halimah FPBS UPI Bandung

KESASTRAAN MELAYU KLASIK oleh Halimah FPBS UPI Bandung KESASTRAAN MELAYU KLASIK oleh Halimah FPBS UPI Bandung Nama Melayu pertama kali dipakai sebagai nama kerajaan tua di daerah Jambi di tepi sungai Batang hari. Peninggalan paling tua dari bahasa Melayu adalah

Lebih terperinci

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama

Lebih terperinci

BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT

BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT A. Pengaruh Kebudayaan Islam Koentjaraningrat (1997) menguraikan, bahwa pengaruh kebudayaan Islam pada awalnya masuk melalui negara-negara

Lebih terperinci

PELAJARAN 13 HIDUP DI SINI DAN SEKARANG: TOLERANSI Kebebasan untuk semua? 30 Maret 2013

PELAJARAN 13 HIDUP DI SINI DAN SEKARANG: TOLERANSI Kebebasan untuk semua? 30 Maret 2013 PELAJARAN 13 HIDUP DI SINI DAN SEKARANG: TOLERANSI Kebebasan untuk semua? 30 Maret 2013 India Tracy adalah anak yang jujur - siswa SMU di Tennessee Amerika, Keluarganya tidak mengenal Tuhan-mereka mempraktikkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia diawali melalui hubungan perdagangan antara bangsa Indonesia dan India. Hubungan itu kemudian berkembang ke berbagai

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. 1.1 Multimedia Interaktif Flash Flip Book Pakaian Adat Betawi

BAB I Pendahuluan. 1.1 Multimedia Interaktif Flash Flip Book Pakaian Adat Betawi 1 BAB I Pendahuluan 1.1 Multimedia Interaktif Flash Flip Book Pakaian Adat Betawi Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebijaksanaan mengenai Pribumi (Inlandsch Politiek) sangat. besar artinya dalam menjamin kelestarian kekuasaan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah Indonesia mencatat bahwa negara kita ini telah mengalami masa kolonialisasi selama tiga setengah abad yaitu baik oleh kolonial Belanda maupun kolonial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mega Destatriyana, 2015 Batavia baru di Weltevreden Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Mega Destatriyana, 2015 Batavia baru di Weltevreden Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk

Lebih terperinci

SEJARAH HUKUM INDONESIA

SEJARAH HUKUM INDONESIA SEJARAH HUKUM INDONESIA GAMBARAN SEJARAH HUKUM INDONESIA ADAT VOC 1622-1799 AB RR IS JEPANG UUD 45 170845 RIS 1949 UUDS 1950 UUD 45 1959 SAAT INI INGGRIS SBL BLD PENJAJAHAN BELANDA SEBELUM BELANDA Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meliza Faomasi Laoli, 2013 Nederlandsche Zendings Vereeniging Di Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Meliza Faomasi Laoli, 2013 Nederlandsche Zendings Vereeniging Di Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada akhir abad ke-17, timbul suatu gerakan kebangunan rohani. Di negeri Jerman dan Belanda, gerakan ini disebut aliran Pietisme. Pietisme merupakan reaksi terhadap

Lebih terperinci

The 4gotten King. 1Samuel 9: Samuel 10: Samuel 15: Samuel 16:7. Paulus Igunata Sutedjo 1

The 4gotten King. 1Samuel 9: Samuel 10: Samuel 15: Samuel 16:7. Paulus Igunata Sutedjo 1 The 4gotten King Dalam setiap khotbah yang berhubungan dengan kerajaan Israel, acap kali saya mengawali khotbah dengan bertanya terlebih dahulu kepada jemaat tentang Raja Israel pertama, kedua, dan ketiga.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional

Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional Oleh : Andy Wijaya NIM :125110200111066 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Malang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting

Lebih terperinci

BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA. perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis ke Asia

BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA. perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis ke Asia BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA A. Awal Misi di Maluku Misi Katolik di Nusantara dimulai ketika bangsa Portugis melaksanakan perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis

Lebih terperinci

2015 PERANAN JAN PIETERSZOON COEN DALAM MEMBANGUN BATAVIA SEBAGAI KOTA PELABUHAN TAHUN

2015 PERANAN JAN PIETERSZOON COEN DALAM MEMBANGUN BATAVIA SEBAGAI KOTA PELABUHAN TAHUN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perdagangan telah lama menjadi faktor yang membuat interaksi antar bangsa di Nusantara ataupun antara bangsa di Nusantara dengan bangsa di belahan bumi lainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan gugusan pulau dan kepulauan yang memiliki beragam warisan budaya dari masa lampau. Kekayaan-kekayaan yang merupakan wujud dari aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

Oleh Taufik Hidayat, S.Pd

Oleh Taufik Hidayat, S.Pd Oleh Taufik Hidayat, S.Pd Terlebih dahuli kita akan membahas apa itu Kolonialisme dan Imperialisme Kolonialisme merupakan politik atau praktik yang di jalankan oleh suatu negara terhadap negara lain

Lebih terperinci

SAMUEL FALLOURS: PELUKIS BIOTA LAUT YANG IMAJINATIF DARI AMBON

SAMUEL FALLOURS: PELUKIS BIOTA LAUT YANG IMAJINATIF DARI AMBON SAMUEL FALLOURS: PELUKIS BIOTA LAUT YANG IMAJINATIF DARI AMBON Samuel Fallours adalah seorang Belanda kelahiran Rotterdam. Pada tahun 1703 ia berlayar ke Hindia Belanda (Nusantara) dan memulai kariernya

Lebih terperinci

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!

Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar! 2) Guna Ekstrinsik meliputi: - Sejarah sebagai pendidikan moral - Sejarah sebagai pendidikan penalaran - Sejarah sebagai pendidikan politik - Sejarah sebagai pendidikan kebijakan - Sejarah sebagai pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara terperinci mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta berkaitan dengan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1 Mata Pelajaran : Program Studi IPA (Sejarah) Kelas/Semester : XI/1 Materi Pokok : Kerajaan Kutai dan Tarumanegara Pertemuan Ke- : 1 Alokasi Waktu : 1 x pertemuan

Lebih terperinci

commit to user BAB I PENDAHULUAN

commit to user BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra berfungsi sebagai penuangan ide penulis berdasarkan realita kehidupan atau imajinasi. Selain itu, karya sastra juga dapat diposisikan sebagai dokumentasi

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kaya di Asia Tenggara. Hal ini begitu tampak dari pakaian, makanan, dan

BAB I PENDAHULUAN. kaya di Asia Tenggara. Hal ini begitu tampak dari pakaian, makanan, dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kebudayaan peranakan Tionghoa merupakan kebudayaan yang paling kaya di Asia Tenggara. Hal ini begitu tampak dari pakaian, makanan, dan bahasanya yang merupakan sintesa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2000 TENTANG PANITIA NASIONAL PENGANGKATAN DAN PEMANFAATAN BENDA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 107 TAHUN 2000 TENTANG PANITIA NASIONAL PENGANGKATAN DAN PEMANFAATAN BENDA - 1 - KEPUTUSAN PRESIDEN NOMOR 107 TAHUN 2000 TENTANG PANITIA NASIONAL PENGANGKATAN DAN PEMANFAATAN BENDA BERHARGA ASAL MUATAN KAPAL YANG TENGGELAM PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk pengangkatan dan pemanfaatan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai

Lebih terperinci

KISI-KISI PENYUSUNAN SOAL UJIAN SEKOLAH PENYUSUN : 1. A. ARDY WIDYARSO, DRS. ID NO :

KISI-KISI PENYUSUNAN SOAL UJIAN SEKOLAH PENYUSUN : 1. A. ARDY WIDYARSO, DRS. ID NO : KISI-KISI PENYUSUNAN SOAL UJIAN SEKOLAH JENJANG PENDIDIKAN : PENDIDIKAN DASAR SATUAN PENDIDIKAN : SEKOLAH DASAR (/MI) MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) ALOKASI WAKTU : 120 MENIT JUMLAH SOAL

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu, bangsa Indonesia kaya akan hasil bumi antara lain rempah-rempah

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dahulu, bangsa Indonesia kaya akan hasil bumi antara lain rempah-rempah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sejak dahulu, bangsa Indonesia kaya akan hasil bumi antara lain rempah-rempah seperti vanili, lada, dan cengkeh. Rempah-rempah ini dapat digunakan sebagai pengawet

Lebih terperinci

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR

Trainers Club Indonesia Surabaya Learning Forum episode 28. Rabu 29 Juli 2009 WILLEM ISKANDAR WILLEM ISKANDAR Willem Iskandar adalah penulis terkenal dari Sumatra Utara, Indonesia. Ia menulis puisi dan buku-buku sekolah. Ia tertarik untuk mengajar dan belajar. Ia adalah seorang Sumatra pertama

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG WILAYAH NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Elfa Michellia Karima, 2013 Kehidupan Nyai Di Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Elfa Michellia Karima, 2013 Kehidupan Nyai Di Jawa Barat Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian Pribumi sangat tergantung pada politik yang dijalankan oleh pemerintah kolonial. Sebagai negara jajahan yang berfungsi sebagai daerah eksploitasi

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 1. PERKEMBANGAN SISTEM ADMINISTRASI WiLAYAH INDONESIALatihan Soal 1.1

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 1. PERKEMBANGAN SISTEM ADMINISTRASI WiLAYAH INDONESIALatihan Soal 1.1 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN SOSIAL BAB 1. PERKEMBANGAN SISTEM ADMINISTRASI WiLAYAH INDONESIALatihan Soal 1.1 1. Provinsi pertama di Indonesia terbentuk berdasarkan hasil sidang... BPUPKI MPR PPKI DPR

Lebih terperinci

Naskah-Naskah Koleksi Merapi-Merbabu Mata Rantai Sejarah Kesusastraan Jawa

Naskah-Naskah Koleksi Merapi-Merbabu Mata Rantai Sejarah Kesusastraan Jawa Naskah-Naskah Koleksi Merapi-Merbabu Mata Rantai Sejarah Kesusastraan Jawa Oleh: Titik Pudjiastuti Makalah disajikan dalam Seminar Naskah-Naskah Merapi-Merbabu Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

Lebih terperinci

SEJARAH SINGKAT CAI GAO ORANG KRISTEN REFORMED PERTAMA DI TIONGKOK

SEJARAH SINGKAT CAI GAO ORANG KRISTEN REFORMED PERTAMA DI TIONGKOK SEJARAH SINGKAT CAI GAO ORANG KRISTEN REFORMED PERTAMA DI TIONGKOK Terhitung 151 tahun yang lalu, dari tahun 1953, di Tiongkok belum ada seorang pun yang menjadi Kristen. Setelah 6 tahun sejak Pdt. Robert

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Parlemen selama 30 tahun. Kakek John Malcolm Fraser berasal dari Nova Scotia.

BAB VI KESIMPULAN. Parlemen selama 30 tahun. Kakek John Malcolm Fraser berasal dari Nova Scotia. BAB VI KESIMPULAN Malcolm Fraser dilahirkan 21 mei 1930, dari keluarga petani dan peternak domba yang kaya, kakeknya Sir Simon Fraser adalah salah seorang pertama-tama dipilih sebagai senator mewakili

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2004 TENTANG JABATAN NOTARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Lebih terperinci

Sunda, Priangan dan Jawa Barat : Analisis berdasarkan pola gerak sejarah

Sunda, Priangan dan Jawa Barat : Analisis berdasarkan pola gerak sejarah Sunda, Priangan dan Jawa Barat : Analisis berdasarkan pola gerak sejarah Dewasa ini kita mengenal Sunda sebagai sebuah istilah yang identik dengan Priangan dan Jawa Barat. Sunda adalah Priangan, dan Priangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia, agama Kristen dapat dikatakan sebagai agama yang paling luas tersebar

BAB I PENDAHULUAN. manusia, agama Kristen dapat dikatakan sebagai agama yang paling luas tersebar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Ada banyak agama di dunia ini, dari semua agama yang dianut oleh manusia, agama Kristen dapat dikatakan sebagai agama yang paling luas tersebar di muka

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN KAWASAN LAMONGAN ( )

SEJARAH PERKEMBANGAN KAWASAN LAMONGAN ( ) SEJARAH PERKEMBANGAN KAWASAN LAMONGAN (1569-1942) Nanik Prasasti Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang E-mail : nanikpeace@ymail.com Abstrak

Lebih terperinci

Written by Daniel Ronda Monday, 03 March :58 - Last Updated Wednesday, 29 October :37

Written by Daniel Ronda Monday, 03 March :58 - Last Updated Wednesday, 29 October :37 By Daniel Ronda Syarat utama menjadi pengkotbah, pertama tama haruslah cinta akan Alkitab. Tanpa itu dia tidak bisa menjadi pengkotbah yang efektif dan diurapi. Prinsip dasar ini dikumandangkan dosen saya,

Lebih terperinci

POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA II

POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA II K-13 Geografi K e l a s XI POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA II Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami batas wilayah. 2. Memahami laut dangkal,

Lebih terperinci

EKSPEDISI VALDIVIA ( ): RINTISAN PENELITIAN LAUT-DALAM DI BAGIAN NUSANTARA

EKSPEDISI VALDIVIA ( ): RINTISAN PENELITIAN LAUT-DALAM DI BAGIAN NUSANTARA EKSPEDISI VALDIVIA (1898-1899): RINTISAN PENELITIAN LAUT-DALAM DI BAGIAN BARAT NUSANTARA Menjelang akhir abad 19, beberapa negara maritim di Eropa saling berlomba untuk melaksanakan ekspedisi-ekspedisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zainal Arifin Nugraha, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zainal Arifin Nugraha, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Naskah kuno merupakan hasil kebudayaan suatu bangsa yang tak ternilai harganya. Di dalamnya terdapat nilai-nilai luhur yang ingin disampaikan oleh nenek moyang

Lebih terperinci

SEJARAH KOLEKSI NASKAH MERAPI-MERBABU DI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI

SEJARAH KOLEKSI NASKAH MERAPI-MERBABU DI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI SEJARAH KOLEKSI NASKAH MERAPI-MERBABU DI PERPUSTAKAAN NASIONAL RI Oleh: Agung Kriswanto Bidang Layanan Koleksi Khusus Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi Pendahuluan Kelompok koleksi naskah Merapi-Merbabu

Lebih terperinci

TANGGAPAN ATAS LAPORAN

TANGGAPAN ATAS LAPORAN TANGGAPAN ATAS LAPORAN PENELITIAN TRANSFORMASI SOSIAL DI PERKOTAAN PANTAI UTARA JAWA: Studi Perbandingan Cirebon dan Gresik DJOKO MARIHANDONO DAN HARTO JUWONO FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KURIKULUM JURUSAN SEJARAH (PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH)

KURIKULUM JURUSAN SEJARAH (PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH) KURIKULUM JURUSAN SEJARAH (PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH) a. Jumlah Satuan Kredit Semester Jumlah sks yang harus ditempuh untuk menyelesaikan studi, minimal 144 dan maksimal 148. b. Kompetensi Pendidikan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Tokoh utama novel ini, Hinobe, memiliki hobi dan minat membaca buku, perang batin dan senantiasa berada dalam posisi yang dilematis.

LAMPIRAN. Tokoh utama novel ini, Hinobe, memiliki hobi dan minat membaca buku, perang batin dan senantiasa berada dalam posisi yang dilematis. LAMPIRAN Tokoh utama novel ini, Hinobe, memiliki hobi dan minat membaca buku, memperhatikan dan melestarikan tempat penelitian, museum, perpustakaan, dan sekolah-sekolah daripada pekerjaan politiknya sebagai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA Penulis menggunakan berbagai sumber berupa buku atau artikel yang berkaitan dengan pemikiran Jean Bodin. Terdapat beberapa buku tulisan Jean Bodin sendiri, serta beberapa buku atau

Lebih terperinci

Hasil Rapat Tim RIP 19 April 2016 mengenai Pelaksanaan RIP UMJ. MEMUTUSKAN

Hasil Rapat Tim RIP 19 April 2016 mengenai Pelaksanaan RIP UMJ. MEMUTUSKAN Memperhatikan: Hasil Rapat Tim RIP 19 April 2016 mengenai Pelaksanaan RIP UMJ. MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN REKTOR TENTANG KODE ETIK PELAKU PENELITIAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Lebih terperinci

BAB I. 1.1 Latar Belakang

BAB I. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada jaman Edo tepatnya pada tahun 1633, shogun Tokugawa Iemitsu mengeluarkan kebijakan untuk mentutup atau mengisolasi total seluruh Jepang dari semua hubungan dengan

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS

PENUNJUK UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS PENUNJUK UNDANG-UNDANG JABATAN NOTARIS 1 (satu) bulan ~ Notaris tidak membuat akta Apabila dalam waktu 1 (satu) bulan Notaris tidak membuat akta, Notaris, secara sendiri atau melalui kuasanya menyampaikan

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) A. IDENTITAS MATA KULIAH Judul Mata Kuliah : SEJARAH SENI RUPA BARAT Kode Mata Kuliah : RK151 / 2 SKS Program Studi : Pendidikan Seni Rupa Jenjang : S1 Status

Lebih terperinci

Momoa. Hans Post Kees Heij Lies van der Mijn. PT Penerbit IPB Press Kampus IPB Taman Kencana Bogor. Cetakan Pertama: November 2012

Momoa. Hans Post Kees Heij Lies van der Mijn. PT Penerbit IPB Press Kampus IPB Taman Kencana Bogor. Cetakan Pertama: November 2012 Momoa Momoa Hans Post Kees Heij Lies van der Mijn Copyright 2012 Hans Post, Kees Heij, Lies van der Mijn Naskah : Hans Post dan Kees Heij Penerjemah : Indah Groeneveld Penyunting : Yuki HE Frandy Gambar

Lebih terperinci

Tinjauan Buku STUDI SEJARAH DAN BUDAYA LOMBOK. Abdul Rasyad dan Lalu Murdi. STKIP Hamzanwadi Selong,

Tinjauan Buku STUDI SEJARAH DAN BUDAYA LOMBOK. Abdul Rasyad dan Lalu Murdi. STKIP Hamzanwadi Selong, Tinjauan Buku STUDI SEJARAH DAN BUDAYA LOMBOK Abdul Rasyad dan Lalu Murdi STKIP Hamzanwadi Selong, email: rasyad.iis@gmail.com ABSTRAK Tulisan ini merupakan resensi dari buku yang berjudul Studi Sejarah

Lebih terperinci

KETIKA GEMPA DAN TSUNAMI MELULUH- LANTAKKAN AMBON DAN SEKITARNYA

KETIKA GEMPA DAN TSUNAMI MELULUH- LANTAKKAN AMBON DAN SEKITARNYA KETIKA GEMPA DAN TSUNAMI MELULUH- LANTAKKAN AMBON DAN SEKITARNYA Kepulauan Nusantara terletak di kawasan yang terkenal sebagai Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Julukan itu berkaitan dengan posisi

Lebih terperinci

PENGANTAR ILMU SEJARAH DAN REAKSI TERHADAP IMPERIALISME. Oleh : Dr. Agus Mulyana,M.Hum Universitas Pendidikan Indonesia

PENGANTAR ILMU SEJARAH DAN REAKSI TERHADAP IMPERIALISME. Oleh : Dr. Agus Mulyana,M.Hum Universitas Pendidikan Indonesia PENGANTAR ILMU SEJARAH DAN REAKSI TERHADAP IMPERIALISME Oleh : Dr. Agus Mulyana,M.Hum Universitas Pendidikan Indonesia A. Pengantar Ilmu Sejarah 1. Pengertian Sejarah Asal Kata Sejarah dari bahasa Arab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Novel Nijūshi No Hitomi ( 二二二二二 ) merupakan karya seorang penulis

BAB I PENDAHULUAN. Novel Nijūshi No Hitomi ( 二二二二二 ) merupakan karya seorang penulis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Novel Nijūshi No Hitomi ( 二二二二二 ) merupakan karya seorang penulis cerita anak-anak sekaligus penulis novel wanita terkenal dari negara Jepang yang bernama Tsuboi

Lebih terperinci

SEJARAH JAKARTA. Jakarta berasal dari kata Jayakarta Betawi berasal dari perubahan penyebutan Batavia

SEJARAH JAKARTA. Jakarta berasal dari kata Jayakarta Betawi berasal dari perubahan penyebutan Batavia SEJARAH JAKARTA Jakarta berasal dari kata Jayakarta Betawi berasal dari perubahan penyebutan Batavia NASKAH KUNO Naskah Chu Fan Chi karya Chan Yu-kua (1225 M), menginformasikan peta topografi Nusa Kelapa.

Lebih terperinci

Seminar Pertumbuhan Dan Perkembangan Kesultanan Di Nusantara Abad XVII Masehi

Seminar Pertumbuhan Dan Perkembangan Kesultanan Di Nusantara Abad XVII Masehi Seminar Pertumbuhan Dan Perkembangan Kesultanan Di Nusantara Abad XVII Masehi *Diselenggarakan 20 November 2013 oleh Jurusan Sejarah & Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri

Lebih terperinci

Sejarah Sosial & Politik Indonesia.

Sejarah Sosial & Politik Indonesia. Sejarah Sosial & Politik Indonesia Sejarah Ina Modern * Ricklefs: sejarah tertulis dimulai prasasti Yupa, Kutai 400M *3 unsur fundamental sbg kesatuan historis Budaya & agama: Islamisasi Ina 1300 M Unsur

Lebih terperinci

KESENJANGAN SOSIAL PADA NASKAH DRAMA BILA MALAM BERTAMBAH MALAM KARYA PUTU WIJAYA

KESENJANGAN SOSIAL PADA NASKAH DRAMA BILA MALAM BERTAMBAH MALAM KARYA PUTU WIJAYA KESENJANGAN SOSIAL PADA NASKAH DRAMA BILA MALAM BERTAMBAH MALAM KARYA PUTU WIJAYA Pradistya Arifah Dwiarno Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIP Modern Ngawi Email: pradistyaarifa@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Pelajaran 2 CERITAKAN CERITAMU. Kasih Karunia Yang Menakjubkan. 12 Januari 2013

Pelajaran 2 CERITAKAN CERITAMU. Kasih Karunia Yang Menakjubkan. 12 Januari 2013 Pelajaran 2 CERITAKAN CERITAMU Kasih Karunia Yang Menakjubkan 12 Januari 2013 Kasih Karunia Allah Yang Menakjubkan (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu?)

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu tanggal 6 Agustus 1945, keesokan harinya tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua jatuh di Kota Nagasaki, Jepang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1954 TENTANG PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP ORANG ASING YANG BERADA DI INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1954 TENTANG PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP ORANG ASING YANG BERADA DI INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1954 TENTANG PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP ORANG ASING YANG BERADA DI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa perlu diadakan peraturan

Lebih terperinci