Aktivitas Antioksidan Bunga Kecombrang Pada Minyak Sawit (Antioxidant activity of Kecombrang Flower on Palm Oil)
|
|
- Yulia Jayadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Aktivitas Antioksidan Bunga Kecombrang Pada Minyak Sawit (Antioxidant activity of Kecombrang Flower on Palm Oil) Rifda Naufalin and Tri Yanto 1 ABSTRACT Palm oil is one form of used to frying oil. Oil or fat which is used to frying the oil food materials have certain conditions. In this case, beside as hot conductor, also have function giving flovour of food and increasing the nutrition of food. Fat oxidation is one of the main causes of damage in food which contain fat or oil. This problem gets a big attention in food industry. Fat oxidation can cause off odor and flavour which can t be received and also decreasing the shelf life. Aim of this research were: 1) To study the influence of nature antioxidant (kecombrang) addition on palm oil physico-chemical characteristics which is observed; 2) To study the influence of heating duration to palm oil physico-chemical characteristics which is observed. 3) To study the influence of nature antioxidant (kecombrang) addition and heating duration to palm oil physico-chemical characteristics which is observed. This research used Completedly Randomized Design (RCD) with 2 factors. The treated factors were of antioxidant type (K): without antioxidant addition (K0), BHT (K1), kecombrang extract (K2); and also heating duration (P): 0 hour (P0), 8 hours (P1), 16 hours (P2), and 24 hours (P3). Each combination was done in duplicates that resulted 24 threatment units. Variables observed in this research were; physico-chemical characteristics include; free fatty acid content, viscosity, and color absorbance using spectrophotometer, and also sensoric characteristics include, color, and odor of the palm cooking oil. Result of the research indicated that addition of kecombrang (Nicolaia speciosa Horan) extract has known can retard oxidatif damage obstruction on palm cooking oil heated during 24 hours, but addition antioxidant BHT not yet give significant influence to oxidatif damage obstruction on palm cooking oil. Heated palm cooking oil at 200 o C during 24 hours can improvement the free fatty acid content (from 3.07 percent until 9.39 percent). Heating during 24 hours at 200 o C cause improvement viscosity sawit oil (from 69 cp until 355,33 cp). The cause of heated, also can improvement color absorbance sawit oil (from 0,51 until 0,75). The interaction between addition of antioxidant and heating duration give significant influence to free fatty acid content and didn t give significant influence to other variable. Key words: kecombrang, natural antioxidant, palm oil 1 Lecture of Agriculture Technology, Agricuture Faculty, Unsoed
2 PENDAHULUAN Ditinjau dari aspek mikrobiologi, keamanan pangan perlu mendapat perhatian utama dari konsumen, badan pengawas pangan dan industri pangan di seluruh dunia. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan keamanan pangan menyebabkan munculnya tuntutan dari masyarakat yang menginginkan pangan yang lebih alami. Kenyataan yang ada, di Indonesia masih terjadi kasus penggunaan bahan kimia yang membahayakan kesehatan, isu tentang maraknya penggunaan bahan antioksidan sintetis yang bersifat karsinogenik. Minyak goreng adalah salah satu bentuk produk minyak makan yang digunakan untuk menggoreng. Proses penggorengan merupakan proses yang umum dan banyak dilakukan oleh industri pengolahan pangan, restoran, jasa boga, penjual makanan jajanan maupun rumah tangga. Minyak goreng banyak digunakan untuk menggoreng makanan seperti: ayam goreng, kacang, tahu, kripik dan sebagainya. Lemak atau minyak yang baik digunakan untuk minyak goreng adalah lemak hewan, oleostearin atau lemak nabati yang dihidrogenasi dengan titik cair o C, minyak kelapa, minyak kacang tanah dan sekarang ini sebagian besar dari minyak kelapa sawit (Ketaren, 1986). Dalam proses penggorengan, minyak berfungsi sebagai medium penghantar panas, menambah rasa gurih, menambah nilai gizi dan kalori dalam bahan pangan (Winarno, 1997). Selama penggorengan Minyak goreng mengalami berbagai reaksi kimia, diantaranya hidrolisis, oksidasi, dan polimerisasi yang akan menghasilkan zat-zat yang dapat mempengaruhi kesehatan dan mutu makanan goreng yang dihasilkan, baik ditinjau dari segi rupa, cita rasa maupun nilai gizinya. Menurut Ketaren (1986) Minyak yang secara berulang-ulang digunakan untuk menggoreng cenderung membentuk busa. Hal ini disebabkan karena pada permukaan minyak terdapat dispersi koloid yang berasal dari bahan yang digoreng. Lemak yang mengandung sejumlah besar asam lemak berantai pendek, lebih mudah membentuk busa dan tidak baik digunakan untuk menggoreng bahan pangan yang berkadar air tinggi. Lemak, minyak atau bahan makanan berlemak dapat menjadi tengik karena proses oksidasi. Hal ini merupakan penyebab utama kerusakan pada bahan makanan tersebut. Ketengikan dapat disebabkan reaksi hidrolisis atau oksidasi, namun ketengikan oksidatif lebih banyak dijumpai daripada ketengikan hidrolitik.
3 Proses oksidasi, selama pengolahan maupun selama penyimpanan hasil akhir dapat menurunkan mutu maupun nilai ekonomi yang cukup besar. Oksidasi dapat mempengaruhi efisiensi tahap-tahap pengolahan, perubahan warna, kerusakan vitamin, penurunan nilai gizi, reaksi polimerisasi, serta menimbulkan ketengikan karena terbentuknya senyawa-senyawa keton dan aldehid. Reaksi oksidasi yang terjadi pada lemak, minyak atau bahan makanan berlemak dapat dihambat dengan pemberian zat antioksidan. Diantara antioksidan sintetik yang diijinkan untuk makanan, ada lima antioksidan yang penggunaannya meluas dan menyebar di seluruh dunia, yaitu Butil Hidroksi Anisol (BHA), Butil Hidroksi Toluena (BHT), propil galat, Tert-Butil Hidoksi Quinon (TBHQ) dan tokoferol. Antioksidan tersebut merupakan antioksidan sintetis yang telah diproduksi untuk tujuan komersial (Buck, 1991). Ternyata penggunaan zat antioksidan sintetik tertentu dengan penggunaan secara berlebih dapat menimbulkan akibat buruk terhadap kesehatan konsumen yakni gangguan fungsi hati, paru-paru, mukosa usus, dan keracunan (Chang et al., 1977). Salah satu usaha untuk mengatasi masalah tersebut adalah mengganti zat antioksidan sintetik dengan antioksidan alami. Kondisi ini telah memberi alternatif untuk mengembangkan dan memproduksi bahan antioksidan alami, dengan eksplorasi tanaman indigenus di antaranya kecombrang (Nicolaia spesiosa Horan). Kecombrang merupakan tanaman rempah yang secara tradisional sudah lama digunakan masyarakat. Pemanfaatan bunga kecombrang adalah pemberi citarasa pada masakan, seperti urab dan pecal. Batang kecombrang digunakan sebagai pemberi citarasa pada beberapa jenis masakan yang mengandung daging. METODOLOGI Bahan dan Alat Bahan yang digunakan selama penelitian adalah bunga kecombrang (Nicolaia speciosa Horan) yang diperoleh dari tanaman pekarangan yang ditanam di daerah sumbang, Purwokerto. Bahan lain yang digunakan adalah minyak sawit RBDPO (Refined Bleached and Doeorized Palm Oil). Pereaksi kimia untuk analisis meliputi: etanol, akuades, indikator PP, dan KOH. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah pisau, labu ukur, beker glass, erlenmeyer, biuret, timbangan digital, aerator, selang plastik, viscometer, spektrofotometer UV-Vis (Shimadzo 1240), pipet tetes, gelas ukur, tabung reaksi, pengering kabinet, kompor gas, panci, timbangan analitik, nampan stainless, alumunium foil, termometer.
4 Rancangan Percobaan Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial dengan 2 faktor perlakuan. Faktor yang dicoba dalam penelitian ini yaitu: 1) Penambahan antioksidan: control, antioksidan sintetis, dan antioksidan alami (ekstrak kecombrang), 2) Lama Pemanasan minyak dengan suhu 185 o C selama : 0jam, 8jam, 16jam dan 24jam. Perlakuan tersebut disusun secara faktorial dan dilakukan pengulangan sebanyak 2 kali sehingga diperoleh kombinasi sebanyak 24 unit percobaan. Variabel yang diamati Variabel yang diamati dan diukur pada penelitian ini meliputi kadar asam lemak bebas (persen ALB) minyak goreng, viskositas, warna, serta uji organoleptik meliputi warna dan bau. Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis dengan uji sidik ragam untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan terhadap kadar asam lemak bebas, viskositas, dan absorbansi warna. Apabila hasil analisis memberikan pengaruh yang nyata maka data dianalisis lebih lanjut dengan Duncan s Multiple Range Test dan analisis regresi pada taraf kesalahan 5 persen. Data hasil uji sensoris warna dan bau dianalisis dengan metode uji Friedman dan apabila menunjukkan pengaruh perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji perbandingan ganda. HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu cara untuk menghambat atau mencegah terjadinya oksidasi pada minyak sawit yaitu dengan penambahan antioksidan. Antioksidan didefinisikan sebagai komponen kimia yang berfungsi memperlambat laju reaksi oksidasi lipida di dalam sistem pangan (Mappiratu, 1995). Senyawa atau zat kimia yang dapat berfungsi seperti itu pada hakekatnya jumlahnya cukup banyak, akan tetapi hanya sebagian saja yang diizinkan untuk digunakan dalam bahan pangan. Pada penelitian ini digunakan antioksidan sintetik yaitu BHT dan antioksidan alami yaitu bunga kecombrang. Berdasarkan analisa ragam, perlakuan penambahan antioksidan dan lama pemanasan berpengaruh nyata terhadap variabel fisikokimia yang diamati yaitu kadar asam lemak bebas, viskositas, dan absorbansi warna yang dihasilkan. Pada perlakuan penambahan antioksidan, nilai rata-rata kadar asam lemak bebas minyak goreng curah
5 dengan penambahan ekstrak bunga kecombrang sebesar 5,57 persen lebih rendah dibandingkan dengan kontrol (minyak kelapa sawit tanpa penambahan antioksidan) yaitu sebesar 7,17 persen sedangkan kadar asam lemak bebas minyak sawit dengan penambahan antioksidan BHT sebesar 7,04 persen (Gambar 1). Gambar 1. Pengaruh jenis antioksidan terhadap kadar asam lemak bebas (alb) minyak sawit Kadar asam lemak bebas dari minyak yang diberi antioksidan ekstrak bunga kecombrang lebih rendah dibandingkan dengan kontrol. Hal ini diduga karena adanya aktivitas antioksidan ekstrak kecombrang yang diberikan. Senyawa-senyawa fenolik yang terdapat dalam ekstrak bunga kecombrang tersebut mampu menghambat terbentuknya asam lemak bebas akibat proses oksidasi. Senyawa fenolik dapat mencegah proses oksidasi dengan cara memberikan atom H yang akan mengikat gugusan peroksida menghasilkan senyawa yang lebih stabil (Houghton dan Raman, 1998). Perlakuan lama pemanasan menunjukkan semakin lama pemanasan kadar asam lemak bebas semakin meningkat (Gambar 2). Hal ini disebabkan pemanasan minyak dengan suhu tinggi akan mempercepat kerusakan minyak menjadi asam lemak bebas dengan merubah viskositas, flavor dan warna minyak. Selama proses oksidasi termal (pemanasan pada suhu tinggi yang disertasi dengan penambahan oksigen melalui aerator) asam-asam lemak bebas akan terbentuk, asam-asam lemak bebas tersebut dihasilkan dari pemecahan dan oksidasi ikatan rangkap (Ketaren, 1986).
6 Gambar 2. Pengaruh lama pemanasan terhadap kadar asam lemak bebas minyak sawit Nilai rata-rata viskositas minyak goreng curah dengan penambahan ekstrak bunga kecombrang menunjukkan nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan kontrol yaitu sebesar 133,75 centipoise sedangkan nilai viskositas kontrol sebesar 209,25 centipoise. Nilai viskositas tertinggi didapat pada perlakuan penambahan antioksidan BHT yaitu sebesar 210,5 centipoise. Perlakuan lama pemanasan menunjukkan nilai viskositas yang semakin meningkat (Gambar 3). Gambar 3. Pengaruh jenis antioksidan dan lama pemanasan terhadap viskositas minyak sawit Viskositas pada minyak akan meningkat akibat terjadinya proses polimerisasi. Polimerisasi terjadi apabila minyak dipanaskan sampai suhu sekitar 185 o C dengan adanya oksigen. Apabila jumlah oksigen cukup banyak, maka produk yang terbentuk berupa senyawa monomer, dimmer, trimer dan tetramer, jika jumlah oksigen sedikit, maka produk polimerisasi yang dihasilkan berupa polimer siklik. Senyawa tersebut
7 sulit dicerna dalam sistem pencernaan manusia, sehingga akan tertimbun di dalam usus, yang dapat menyebabkan penyakit (Winarno, 1997). Perlakuan penambahan antioksidan dan lama pemanasan berpengaruh nyata terhadap nilai absorbansi warna pada minyak sawit selama pemanasan (Gambar 4). Nilai rata-rata absorbansi warna minyak goreng curah dengan penambahan antioksidan ekstrak bunga kecombrang menunjukkan nilai yang lebih rendah yaitu sebesar 0,64 sedangkan absorbansi warna perlakuan kontrol sebesar 0,66. Gambar 4. Pengaruh jenis antioksidan dan lama pemanasan terhadap absorbansi warna minyak sawit Proses oksidasi pada minyak dapat merubah warna minyak menjadi lebih gelap. Warna gelap umumnya kurang disukai oleh konsumen. Perlakuan lama pemanasan menunjukkan nilai absorbansi warna yang semakin meningkat. Perubahan warna minyak setelah pemanasan atau minyak bekas penggorengan dapat disebabkan karena kenaikan kekentalan, terbentuknya peroksida dan beberapa penyebab lainnya. Berdasarkan uji organoleptik yang dilakukan panelis, kombinasi perlakuan yang dicoba tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap bau minyak goreng yang diamati. bau tengik yang timbul disebabkan oleh reaksi autooksidasi radikal asam lemak tidak jenuh lemak. Reaksi autooksidasi akan menghasilkan senyawa hidroperoksida. Hidroperoksida yang tidak berbau dan tidak berwarna ini dapat mengoksidasi molekul asam lemak yang masih utuh (Ketaren, 1986), atau terdekomposisi menghasilkan aldehid, keton, alkohol, polimer dan sebagainya (Swern, 1982). Produk-produk inilah yang akan menyebabkan perubahan flavor pada
8 minyak selama pemanasan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa minyak goreng curah dengan penambahan ekstrak bunga kecombang dapat menurunkan kadar asam lemak bebas, viskositas, dan absorbansi warna selama pemanasan. Hal ini disebabkan karena senyawa-senyawa yang terkandung dalam ekstrak bunga kecombrang seperti fenol, polifenol, dan flavonoid mampu menghambat proses kerusakan yang terjadi pada minyak goreng selama pemanasan.minyak goreng selama pemanasan akan mengalami berbagai reaksi kimia diantaranya hidrolisis, oksidasi dan polimerisasi yang akan menghasilkan zat-zat yang dapat mempengaruhi keshatan dan mutu makanan goreng yang dihasilkan, baik ditinjau dari segi rupa, citarasa maupun nilai gizinya. KESIMPULAN 1. Penambahan antioksidan bubuk kecombrang teresktrak dapat menghambat kerusakan oksidasi pada minyak sawit yang dipanaskan selama 24 jam, namun penambahan antioksidan BHT belum memberikan efek yang signifikan terhadap penghambatan kerusakan oksidasi minyak. 2. Pemanasan minyak sawit pada suhu 185 o C selama 24 jam dapat meningkatkan kadar asam lemak bebas (dari 3,07 persen menjadi 9,39 persen). Pemanasan selama 24 jam pada suhu 200 o C dapat menyebabkan peningkatan viskositas minyak sawit (dari 69 cp menjadi 355,33 cp). Akibat pemanasan tersebut, juga dapat meningkatkan absorbansi warna minyak sawit (dari 0,51 menjadi 0,75). 3. Interaksi penambahan antioksidan dan lama pemanasan memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar asam lemak bebas minyak sawit yang diamati dan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap variabel yang lain.
9 DAFTAR PUSTAKA Buck, D.F Antioxidants. dalam: J. Smith, editor. Food Additive User s. Chang, B. S., B. Ostric-Matijasevivic, O.A.L. Hsich, and C.L. Huang Natural Antioxidant from Rosemary and Sage. J.Food Sci. 42 : Houghton, P.J. and A. Raman Laboratory Handbook for the Fractination of Natural Extract. Chapman and Hall, London. Ketaren, S Pengantar Teknologi: Minyak dan Lemak Pangan. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. Mappiratu Kumpulan Bahan Kuliah Lipida Pangan Lanjut. Program Studi Ilmu Pangan, Program Pascasarjana-IPB, Bogor. Swern, D Barley s Industrial Oils and Fats Product. Volume I. Interscience Publisher Inc. New York. Winarno, F. G Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka, Jakarta.
PENGARUH FREKUENSI PENGGORENGAN TERHADAP ANGKA ASAM DAN PEROKSIDA MINYAK JELANTAH DARI KREMES YANG DITAMBAHKAN TEPUNG KUNYIT
PENGARUH FREKUENSI PENGGORENGAN TERHADAP ANGKA ASAM DAN PEROKSIDA MINYAK JELANTAH DARI KREMES YANG DITAMBAHKAN TEPUNG KUNYIT PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi
Lebih terperinci1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak goreng merupakan kebutuhan masyarakat yang saat ini harganya masih cukup mahal, akibatnya minyak goreng digunakan berkali-kali untuk menggoreng, terutama dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Gorengan adalah produk makanan yang diolah dengan cara menggoreng dalam minyak. Masyarakat Indonesia sebagian besar menggunakan minyak goreng untuk mengolah
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Hasil pengukuran bilangan peroksida sampel minyak kelapa sawit dan minyak kelapa yang telah dipanaskan dalam oven dan diukur pada selang waktu tertentu sampai 96 jam
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI
PENGARUH PENGGUNAAN BERULANG MINYAK GORENG TERHADAP PENINGKATAN KADAR ASAM LEMAK BEBAS DENGAN METODE ALKALIMETRI Afifa Ayu, Farida Rahmawati, Saifudin Zukhri INTISARI Makanan jajanan sudah menjadi bagian
Lebih terperinciPENGARUH GORENGAN DAN INTENSITAS PENGGORENGAN TERHADAP KUALITAS MINYAK GORENG
J. Pilar Sains 6 (2) 2007 Jurusan Pendidikan MIPA FKIP Universitas Riau ISSN 1412-5595 PENGARUH GORENGAN DAN INTENSITAS PENGGORENGAN TERHADAP KUALITAS MINYAK GORENG Program Studi Pendidikan Kimia FKIP
Lebih terperinciPenggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri
Penggolongan minyak Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri Definisi Lemak adalah campuran trigliserida yang terdiri atas satu molekul gliserol yang berkaitan dengan tiga molekul asam lemak.
Lebih terperinciEKA PUTI SARASWATI STUDI REAKSI OKSIDASI EDIBLE OIL MENGGUNAKAN METODE PENENTUAN BILANGAN PEROKSIDA DAN SPEKTROFOTOMETRI UV
EKA PUTI SARASWATI 10703064 STUDI REAKSI OKSIDASI EDIBLE OIL MENGGUNAKAN METODE PENENTUAN BILANGAN PEROKSIDA DAN SPEKTROFOTOMETRI UV PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Minyak goreng berfungsi
I. PENDAHULUAN Minyak goreng adalah salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Minyak goreng berfungsi sebagai medium penghantar panas, menambah rasa
Lebih terperinciDAFTAR ISI.. HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... ABSTRAK... iv ABSTRACT... KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR.. xiii DAFTAR LAMPIRAN..
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN.... i ii ABSTRAK...... iv ABSTRACT... KATA PENGANTAR DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. v vi viii xii DAFTAR GAMBAR.. xiii DAFTAR LAMPIRAN.. xiv BAB I PENDAHULUAN...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minyak kelapa sawit adalah jenis minyak goreng yang paling mendominasi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak kelapa sawit adalah jenis minyak goreng yang paling mendominasi dan banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan
Lebih terperinciKAJIAN PENAMBAHAN RAGI ROTI DAN PERBANDINGAN VOLUME STARTER DENGAN SUBSTRAT TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU VIRGIN COCONUT OIL (VCO) ABSTRAK
KAJIAN PENAMBAHAN RAGI ROTI DAN PERBANDINGAN VOLUME STARTER DENGAN SUBSTRAT TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU VIRGIN COCONUT OIL (VCO) Hesti Meilina 1, Asmawati 2, Ryan Moulana 2 1 Staf Pengajar Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Makanan gorengan menjadi hal yang tidak terlepas dari konsumsi masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Minyak merupakan bahan baku yang penting dalam rumah tangga maupun industri terkait dengan fungsinya sebagai media penggorengan. Makanan gorengan menjadi hal yang tidak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minyak Goreng 1. Pengertian Minyak Goreng Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. goreng segar, 15% pada daging ayam/ikan berbumbu, 15-20% pada daging
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produk pangan yang digoreng menyerap lemak atau minyak goreng dalam jumlah yang bervariasi, yaitu 5% pada kentang goreng beku, 10% pada kentang goreng segar, 15% pada
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN KULIT JERUK BALI (Citrus maxima) TERHADAP KUALITAS MINYAK GORENG YANG MENGALAMI PEMANASAN
PENGARUH PENAMBAHAN KULIT JERUK BALI (Citrus maxima) TERHADAP KUALITAS MINYAK GORENG YANG MENGALAMI PEMANASAN Jaka Fadraersada Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA TROPIS Fakultas Farmasi Universitas
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan September Desember 2016 di
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2016 - Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian. Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Daging ayam merupakan salah satu bahan pangan yang memegang peranan cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan gizi, karena memiliki protein yang berkualitas tinggi
Lebih terperinciPENAMBAHAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum ) UNTUK MENGHAMBAT LAJU PEMBENTUKAN PEROKSIDA DAN IODIUM PADA MINYAK CURAH
PENAMBAHAN BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum ) UNTUK MENGHAMBAT LAJU PEMBENTUKAN PEROKSIDA DAN IODIUM PADA MINYAK CURAH Korry Novitriani dan Nurjanah Prorogram Studi DIII Analis Kesehatan, STIKes Bakti
Lebih terperinci11/14/2011. By: Yuli Yanti, S.Pt., M.Si Lab. IPHT Jurusan Peternakan Fak Pertanian UNS. Lemak. Apa beda lemak dan minyak?
By: Yuli Yanti, S.Pt., M.Si Lab. IPHT Jurusan Peternakan Fak Pertanian UNS Lemak Apa beda lemak dan minyak? 1 Bedanya: Fats : solid at room temperature Oils : liquid at room temperature Sources : vegetables
Lebih terperinci4.1. Persepsi dan Kondisi di Masyarakat seputar Minyak Goreng
4. PEMBAHASAN 4.1. Persepsi dan Kondisi di Masyarakat seputar Minyak Goreng Berdasarkan survey yang telah dilaksanakan, sebanyak 75% responden berasumsi bahwa minyak goreng yang warnanya lebih bening berarti
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak. Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010
LAPORAN PENELITIAN PRAKTIKUM KIMIA BAHAN MAKANAN Penentuan Asam Lemak Bebas, Angka Peroksida Suatu Minyak atau Lemak Oleh : YOZA FITRIADI/A1F007010 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS KEGURUAN DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai alat pengolahan bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai media penggorengan sangat penting
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
18 HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan Mutu Organoleptik Biskuit Selama Penyimpanan Uji kesukaan dan mutu hedonik merupakan salah satu cara untuk uji sensori suatu produk. Uji kesukaan dan mutu hedonik dilakukan
Lebih terperinciPEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS DENGAN MENGGUNAKAN FILTER MEMBRAN
PROSIDING SEMINAR NASIONAL REKAYASA KIMIA DAN PROSES 24 ISSN : 1411-4216 PEMURNIAN MINYAK GORENG BEKAS DENGAN MENGGUNAKAN FILTER MEMBRAN Sasmito Wulyoadi dan Kaseno Balai Pengkajian Bioteknologi BPPT Gedung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Minyak merupakan trigliserida yang tersusun atas tiga unit asam lemak, berwujud cair pada suhu kamar (25 C) dan lebih banyak mengandung asam lemak tidak jenuh sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat dihambat (Suhartono, 2002). Berdasarkan sumber. perolehannya ada 2 macam antioksidan, yaitu antioksidan alami dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Antioksidan merupakan senyawa kimia yang dapat menyumbangkan satu atau lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas tersebut dapat dihambat (Suhartono,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minyak dan Lemak Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang artinya lemak). Lipida larut dalam pelarut nonpolar dan tidak larut dalam air.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahan pengolah bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia sebagai bahan pengolah bahan-bahan makanan. Minyak goreng berfungsi sebagai penghantar panas, penambah rasa
Lebih terperinciGun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia
PENGARUH PEMANASAN TERHADAP PROFIL ASAM LEMAK TAK JENUH MINYAK BEKATUL Oleh: Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia Email:
Lebih terperinciAnalisis Pangan: Penentuan Angka Peroksida dan Asam Lemak Bebas Pada Minyak Kedelai Dengan Variasi Menggoreng
Analisis Pangan: Penentuan Angka Peroksida dan Asam Lemak Bebas Pada Minyak Kedelai Dengan Variasi Menggoreng Gunawan*, Mudji Triatmo MA* dan Arianti Rahayu** * ) Staf Kimia Analitik FMIPA UNDIP **) Staf
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan karbohidrat
Lebih terperinciBAB III METODE PENGUJIAN. Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM
BAB III METODE PENGUJIAN 3.1 Tempat dan Waktu Pengujian Pengujian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Nabati dan Rempah- Rempah UPT.Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang (BPSMB) Jl. STM No. 17 Kampung
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tetapi larut dalam pelarut organik non-polar, misalnya dietil eter, kloroform, dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minyak dan Lemak 1. Definisi Minyak dan Lemak Minyak dan lemak adalah salah satu kelompok yang termasuk golongan lipid, yaitu senyawa organik yang terdapat dialam serta tidak
Lebih terperinciJURUSAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG
EVALUASI EKSTRAK KUNYIT (Curcuma domestica) DAN BHA SEBAGAI ANTIOKSIDAN PADA MINYAK KELAPA SAWIT SELAMA PENYIMPANAN EVALUATION OF TUMERIC EXTRACT (Curcuma domestica) AND BHA AS ANTIOAXIDANT IN PALM OIL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak dipilih sebagai cara pengolahan makanan karena mampu meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggorengan merupakan salah satu metode tertua dan paling umum dalam teknik persiapan makanan. Penggorengan dengan minyak atau lemak lebih banyak dipilih sebagai cara
Lebih terperinciPROGRAM STUDI KETEKNIKAN PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2015
UJI ALAT PENGADUK SABUN CAIR BERBAHAN BAKU LIMBAH MINYAK JELANTAH DENGAN EKSTRAK SERAI WANGI (Cymbopogon nardus L.), PANDAN (Pandanus amaryllifolius Roxb.), DAN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) SKRIPSI
Lebih terperinciLemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9
LEMAK DAN MINYAK Lemak dan minyak merupakan sumber energi yang efektif dibandingkan dengan karbohidrat dan protein Satu gram lemak atau minyak dapat menghasilkan 9 kkal sedangkan karbohidrat dan protein
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kelapa (Cocos Nucifera Linn.) merupakan tanaman yang tumbuh di negara yang beriklim tropis. Indonesia merupakan produsen kelapa terbesar di dunia. Menurut Kementerian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. menggoreng makanan. Dalam proses menggoreng makanan, minyak goreng
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minyak goreng merupakan salah satu bahan yang digunakan dalam proses menggoreng makanan. Dalam proses menggoreng makanan, minyak goreng berfungsi sebagai medium penghantar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. jalan beragam. Contoh yang paling sering ditemui adalah pecel lele dan gorengan.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan di pinggir jalan telah menjadi bagian dari masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Keterbatasan waktu anggota keluarga untuk mengolah makanan sendiri
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENGARUH SUHU DAN WAKTU PENGGORENGAN VAKUM TERHADAP MUTU KERIPIK DURIAN Pada tahap ini, digunakan 4 (empat) tingkat suhu dan 4 (empat) tingkat waktu dalam proses penggorengan
Lebih terperinciKERUSAKAN LEMAK DAN MINYAK
TP LEMAK DAN MINYAK KERUSAKAN LEMAK DAN MINYAK INNEKE K PRINSIP PROSES PENGGORENGAN PENGGORENGAN pemanasan bahan pangan menggunakan medium minyak goreng sebagai penghantar panas PEMASAKAN mutu makan (nilai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Preparasi Sampel Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua proses yang berjalan berdampingan. Kedua proses ini menjadi penting karena dapat mempengaruhi seseorang di saat mereka dewasa.
Lebih terperinciOPTIMATION OF THE INCUBATION TIME FOR ENZYMATIC PRODUCTION OF COCONUT OIL USING THE FRUIT S LATEX OF Carica papaya L
19 OPTIMATION OF THE INCUBATION TIME FOR ENZYMATIC PRODUCTION OF COCONUT OIL USING THE FRUIT S LATEX OF Carica papaya L Optimasi Waktu Inkubasi pada Proses Pembuatan Minyak Kelapa secara Enzimatik Menggunakan
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI MIE INSTANT UNTUK PROSES PEMBUATAN SABUN MANDI CAIR SKRIPSI MARKAM A SINAGA
PEMANFAATAN LIMBAH CAIR INDUSTRI MIE INSTANT UNTUK PROSES PEMBUATAN SABUN MANDI CAIR SKRIPSI MARKAM A SINAGA 080822004 DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM MEDAN 2012 PERSETUJUAN
Lebih terperinciRecovery Minyak Jelantah Menggunakan Mengkudu Sebagai Absorben
EAT-03 Recovery Minyak Jelantah Menggunakan Mengkudu Sebagai Absorben Alfian Putra 1 *, Silvia Mahrdania 2, Agustina Dewi 2 dan Eva Saptia 2 1 Jurusan Teknologi Kimia Industri Politeknik Negeri Lhokseumawe
Lebih terperinciPOTENSI BUNGA KECOMBRANG SEBAGAI PENGAWET ALAMI PADA TAHU DAN IKAN 1. Rifda Naufalin dan Herastuti Sri Rukmini, Erminawati 2 ABSTRAK
POTENSI BUNGA KECOMBRANG SEBAGAI PENGAWET ALAMI PADA TAHU DAN IKAN 1 Rifda Naufalin dan Herastuti Sri Rukmini, Erminawati 2 ABSTRAK Kecombrang (Nicolaia speciosa Horan) yang kandungan kimianya antara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. resiko penyakit pada konsumen. Makanan fungsional ini mengandung senyawa atau
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Meningkatnya kesejahteraan dan perubahan gaya hidup masyarakat telah mendorong terjadinya perubahan pola makan yang ternyata berdampak negatif pada kesehatan seperti
Lebih terperincisidang tugas akhir kondisi penggorengan terbaik pada proses deep frying Oleh : 1. Septin Ayu Hapsari Arina Nurlaili R
sidang tugas akhir kondisi penggorengan terbaik pada proses deep frying Oleh : 1. Septin Ayu Hapsari 2310 030 003 2. Arina Nurlaili R 2310 030 081 24 juni 2013 Latar Belakang Penggunaan minyak goreng secara
Lebih terperinciPERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS
PERBANDINGAN HASIL ANALISIS BEBERAPA PARAMETER MUTU PADA CRUDE PALM OLEIN YANG DIPEROLEH DARI PENCAMPURAN CPO DAN RBD PALM OLEIN TERHADAP TEORETIS Zul Alfian Departemen Kimia FMIPA Universitas Sumatera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tubuh untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Lemak dan minyak digolongkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lemak dan minyak merupakan salah satu sumber energi yang penting bagi tubuh untuk menunjang aktivitas sehari-hari. Lemak dan minyak digolongkan menjadi dua, yaitu lemak
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Saat ini, telah beredar asumsi di masyarakat bahwa minyak goreng yang lebih bening adalah yang lebih sehat. Didukung oleh hasil survey yang telah dilakukan untuk mengetahui
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Intensitas Bau Amis (Off-odor) Daging Itik Alabio Hasil uji skalar garis daging dan kulit itik alabio jantan bagian paha dan dada dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Uji Skalar Garis
Lebih terperinciANALISIS BILANGAN PEROKSIDA MINYAK SAWIT HASIL GORENGAN TEMPE PADA BERBAGAI WAKTU PEMANASAN DENGAN TITRASI IODOMETRI
ISSN 1907-9850 ANALISIS BILANGAN PEROKSIDA MINYAK SAWIT HASIL GORENGAN TEMPE PADA BERBAGAI WAKTU PEMANASAN DENGAN TITRASI IODOMETRI Dwi Anggraeni Putri Suandi 1*, Ni Made Suaniti 1, dan Anak Agung Bawa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rusak serta terbentuk senyawa baru yang mungkin bersifat racun bagi tubuh.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lipida merupakan salah satu unsur utama dalam makanan yang berkontribusi terhadap rasa lezat dan aroma sedap pada makanan. Lipida pada makanan digolongkan atas lipida
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat
Lebih terperinciUJI KUALITAS MINYAK GORENG CURAH DAN MINYAK GORENG KEMASAN DI MANADO
UJI KUALITAS MINYAK GORENG CURAH DAN MINYAK GORENG KEMASAN DI MANADO Ika Risti Lempang 1), Fatimawali 1), Nancy C. Pelealu 1) 1) Program Studi Farmasi FMIPA UNSRAT Manado, 95115 ABSTRACT Cooking oil is
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISASI MINYAK Sabun merupakan hasil reaksi penyabunan antara asam lemak dan NaOH. Asam lemak yang digunakan untuk membuat sabun transparan berasal dari tiga jenis minyak,
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PENAMBAHAN BAWANG PUTIH (ALLIUM SATIVUM LINN.) DALAM MINYAK GORENG BEKAS PAKAI TERHADAP PENURUNAN BILANGAN PEROKSIDA
PENGARUH LAMA PENAMBAHAN BAWANG PUTIH (ALLIUM SATIVUM LINN.) DALAM MINYAK GORENG BEKAS PAKAI TERHADAP PENURUNAN BILANGAN PEROKSIDA Dian Wuri Astuti 1, Muji Rahayu 2, Temu Safitri Sari 1 1 STIKES Guna Bangsa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang berfungsi sebagai media dalam pengolahan bahan pangan. Selain dapat memperbaiki struktur fisik dari
Lebih terperinciOPTIMASI PENCAMPURAN CARBON ACTIVE
1 OPTIMASI PENCAMPURAN CARBON ACTIVE DAN BENTONIT SEBAGAI ADSORBEN DALAM PENURUNAN KADAR FFA (FREE FATTY ACID) MINYAK GORENG BEKAS MELALUI PROSES ADSORBSI Dwi Wahyu Aji (L2C007036) dan Muhammad Nur Hidayat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radikal bebas merupakan molekul yang memiliki elektron tak berpasangan pada orbital luarnya sehingga bersifat sangat reaktif (Winarsi, 2007). Radikal bebas pada konsentrasi
Lebih terperinciANALISIS POLA PERUBAHAN VISKOSITAS MINYAK GORENG
ANALISIS POLA PERUBAHAN VISKOSITAS MINYAK GORENG Firdaus Jl. Kalibeber KM 3 Wonosobo, Jawa Tengah firdaus.1024@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan nilai viskositas
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KARAKTERISASI MINYAK Sabun merupakan hasil reaksi penyabunan antara asam lemak dan NaOH. Asam lemak yang digunakan pada produk sabun transparan yang dihasilkan berasal dari
Lebih terperinciPROSES PEMBUATAN SABUN CAIR DARI CAMPURAN MINYAK GORENG BEKAS DAN MINYAK KELAPA
PROSES PEMBUATAN SABUN CAIR DARI CAMPURAN MINYAK GORENG BEKAS DAN MINYAK KELAPA A. Rasyidi Fachry *, Anggi Wahyuningsi, Yuni Eka Susanti *Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jln.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau lemak alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar, bagian kepala bersifat hidrofilik dan bagian
Lebih terperinciPENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS
PENGARUH LAMA PENYIMPANAN MARGARIN TERHADAP KADAR ASAM LEMAK BEBAS Nur Istiqomah, Sutaryono, Farida Rahmawati INTISARI Berdasarkan kebiasaan masyarakat dalam menyimpan margarin untuk dikonsumsi dalam jangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Riska Rosdiana, 2014 Fortifikasi Tahu Menggunakan Antioksidan Dari Ekstrak Kulit Pisang Kepok (Musa Bluggoe)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, penyakit degeneratif merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia. Menurut World Health Organization (WHO), badan lembaga kesehatan dari PBB,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan dan Laboratorium Kimia Universitas Muhammadiyah Malang. Kegiatan
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PERSIAPAN BAHAN Bahan baku pada penelitian ini adalah buah kelapa segar yang masih utuh, buah kelapa terdiri dari serabut, tempurung, daging buah kelapa dan air kelapa. Sabut
Lebih terperinciAKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum) MENGHAMBAT OKSIDASI MINYAK KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK JAHE MERAH (Zingiber officinale var. rubrum) MENGHAMBAT OKSIDASI MINYAK KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) ANTIOXIDANT ACTIVITY OF RED GINGER EXTRACT (Zingiberofficinale var.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. energi dan pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Lemak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Lemak memiliki beberapa fungsi dalam tubuh, yaitu sebagai sumber energi dan
Lebih terperinciMemiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.
Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau trigliserol, dimana berarti lemak dan minyak merupakan triester dari gliserol. Dari pernyataan tersebut, jelas menunjukkan bahwa lemak dan minyak merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya di era modern ini banyak hasil pengolahan ikan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai banyak kekayaan alamnya terutama laut. Berbagai macam spesies sudah teridentifikasi dan bahkan terdapat beberapa
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah Red Palm Olein (RPO) dan Mi Instan. RPO merupakan CPO yang telah mengalami proses netralisasi secara kimia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lebih efektif dibandingkan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minyak Goreng 1. Minyak Goreng Segar Minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu minyak juga merupakan sumber energi yang lebih
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan (7)
Lebih terperinciT" f*", CP" 2 CH,-C-H
n. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Senyawa Turunan Calkon Calkon adalah salah satu tipe metaboiit sekunder yang termasuk dalam golongan flavonoid. Beberapa diantara senyawa calkon dilaporkan mempunyai aktivitas
Lebih terperinciPENGUJIAN KUALITAS MINYAK GORENG KEMASAN, CURAH YANG BEREDAR DI DAERAH PANAM PEKANBARU DAN MINYAK GORENG JELANTAH BERDASARKAN SIFAT FISIKA
PENGUJIAN KUALITAS MINYAK GORENG KEMASAN, CURAH YANG BEREDAR DI DAERAH PANAM PEKANBARU DAN MINYAK GORENG JELANTAH BERDASARKAN SIFAT FISIKA *Syifa Fauziah, Riad Syech, Sugianto Mahasiswa Program Studi S1
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2013 di Laboratorium Teknologi Pangan Fakultas Pertanian, Medan. Bahan Penelitian Bahan utama yang
Lebih terperinciKAJIAN PENGGUNAAN BAHAN PEMUCAT TERHADAP KUALITAS MINYAK GORENG BEKAS KERIPIK BUAH
KAJIAN PENGGUNAAN BAHAN PEMUCAT TERHADAP KUALITAS MINYAK GORENG BEKAS KERIPIK BUAH (Study The Use Of Bleaching On The Quality Of Used Frying Oil Fruit Crispy ) Oleh : Moeljaningsih*) ABSTRAK Minyak goreng
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. I, No. 2 (2013), Hal ISSN :
Uji Kualitas Minyak Goreng Berdasarkan Perubahan Sudut Polarisasi Cahaya Menggunakan Alat Semiautomatic Polarymeter Nuraniza 1], Boni Pahlanop Lapanporo 1], Yudha Arman 1] 1]Program Studi Fisika, FMIPA,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ikan merupakan salah satu menu makanan yang populer dan disenangi banyak kalangan. Hal ini karena ikan adalah produk strategis yaitu potensi produksi sangat besar,
Lebih terperinciSKRIPSI OLEH : HONDY HARTANTO
IDENTIFIKASI POTENSI ANTIOKSIDAN MINUMAN COKELAT DARI KAKAO LINDAK (THEOBROMA CACAO L.) DENGAN BERBAGAI CARA PREPARASI: METODE RADIKAL BEBAS 1,1 DIPHENYL-2-PICRYLHYDRAZIL (DPPH) SKRIPSI OLEH : HONDY HARTANTO
Lebih terperinciSINTESIS METIL ESTER ASAM LEMAK DARI MINYAK KELAPA HASIL PEMANASAN
Sintesis metil ester asam lemak... Chem. Prog. Vol. 1, No. 1, 2008 SINTESIS METIL ESTER ASAM LEMAK DARI MINYAK KELAPA HASIL PEMANASAN Johnly Rorong 1, Henry Aritonang 1 dan Ferdinan P Ranti 1 1 Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya hidup sehat, tuntutan terhadap bahan pangan juga bergeser. Bahan pangan yang banyak diminati konsumen
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Ikan tongkol (Euthynnus affinis) segar diperoleh dari TPI (Tempat Pelelangan Ikan) kota Gorontalo. Bahan bakar yang digunakan dalam pengasapan ikan adalah batok sabut kelapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minyak merupakan medium penggoreng bahan pangan yang banyak
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang merupakan medium penggoreng bahan pangan banyak dikonsumsi masyarakat luas. Kurang lebih 90 juta ton minyak dikonsumsi tiap tahun. Banyaknya permintaan akan bahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya hidup sehat, tuntutan terhadap bahan pangan juga bergeser. Bahan pangan yang banyak diminati konsumen
Lebih terperinciT" f*", CP" 2 CH,-C-H
n. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Senyawa Turunan Calkon Calkon adalah salah satu tipe metaboiit sekunder yang termasuk dalam golongan flavonoid. Beberapa diantara senyawa calkon dilaporkan mempunyai aktivitas
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP ORGANOLEPTIK DAN KUALITAS SIRUP AIR KELAPA
PENGARUH PENAMBAHAN GULA AREN DAN SUHU PEMANASAN TERHADAP ORGANOLEPTIK DAN KUALITAS SIRUP AIR KELAPA (Effect of Addition of Palm Sugar and Heating Temperature on Organoleptic and Quality of Coconut Water
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radikal bebas merupakan senyawa yang terbentuk secara alamiah di dalam tubuh dan terlibat hampir pada semua proses biologis mahluk hidup. Senyawa radikal bebas mencakup
Lebih terperinciMETODE. Waktu dan Tempat
14 METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini berlangsung pada bulan Juni sampai September 2010. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Analisis Pangan, Laboratorium Percobaan Makanan, dan Laboratorium
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. Jenis makanan basah ataupun kering memiliki perbedaan dalam hal umur simpan
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Parameter sensori sangat penting pada tahap penelitian dan pengembangan produk pangan baru. Produk baru yang dihasilkan harus memiliki penanganan yang tepat agar
Lebih terperinciKARAKTERISTIK KIMIA SOSIS ASAP DENGAN BAHAN BAKU CAMPURAN DAGING DAN LIDAH SAPI SELAMA PENYIMPANAN DINGIN (4-8 o C)
KARAKTERISTIK KIMIA SOSIS ASAP DENGAN BAHAN BAKU CAMPURAN DAGING DAN LIDAH SAPI SELAMA PENYIMPANAN DINGIN (4-8 o C) SKRIPSI HENDRIA FIRDAUS PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN INSTITUT
Lebih terperinci4. PEMBAHASAN 4.1.Sifat Fisik Kimia Minyak Goreng
4. PEMBAHASAN Minyak goreng digunakan sebanyak tiga kali untuk menggoreng emping melinjo. Produk emping yang telah jadi kemudian disimpan di dalam Climatic Chamber pada suhu 35 0 C dan RH 60%. Minyak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Molekul ini sangat reaktif sehingga dapat menyerang makromolekul sel seperti lipid,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radikal bebas merupakan atom atau molekul yang tidak stabil karena memiliki satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan pada orbital terluarnya. Molekul
Lebih terperinciSTUDI PEMBUATAN TEH DAUN KOPI
STUDI PEMBUATAN TEH DAUN KOPI (Study of Tea Making from Coffee Leaves) Freddy Hotmaruli Tua Siringoringo 1*, Zulkifli Lubis 1, Rona J. Nainggolan 1 Departemen Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian USU
Lebih terperinci