TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN DAN TANAMAN NILAM MELALUI POLA TANAM. R. Rosman, R. Suryadi, M. Djazuli, A Sudiman, dan W Lukman.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN DAN TANAMAN NILAM MELALUI POLA TANAM. R. Rosman, R. Suryadi, M. Djazuli, A Sudiman, dan W Lukman."

Transkripsi

1 Laporan Teknis Penelitian Tahun Anggaran 2011 Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat TEKNOLOGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN DAN TANAMAN NILAM MELALUI POLA TANAM R. Rosman, R. Suryadi, M. Djazuli, A Sudiman, dan W Lukman. ABSTRAK Nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri. Hingga saat ini sebagian besar penanaman nilam dilakukan dengan pola berpindahpindah dan produksinya <150kg/ha. Sistim tanam seperti ini harus dirubah dengan menerapkan sistim pola menetap. yang mampu meningkatkan kemampuan tanaman untuk berproduksi lebih tinggi lagi. Sejalan dengan program pemerintah dalam mendukung ketahanan pangan, maka seyogyanya dibutuhkan teknologi yang sinergis antara tanaman nilam dengan tanaman pangan. Teknologi yang dibutuhkan untuk itu adalah pola tanam antara nilam dengan tanaman pangan. Teknologi ini akan mampu menciptakan terwujudnya pola tanam menetap. Selain itu, adanya penurunan hasil di setiap pertanaman nilam juga diduga oleh tindakan budidaya yang tidak memberikan perlakuan pembubunan. Untuk itu pembubunan dilakukan sekaligus pengguludan. Perlakuan pembumbunan diharapkan akan terbentuk akar-akar serabut yang baru dari bagian atas batang nilam sehingga peluang pertumbuhan yang lebih baik kemungkinan akan terjadi. Untuk mengetahui hal tersebut maka pada penelitian ini juga dilakukan pembubunan dengan sistim pengguludan sehingga diharapkan pertumbuhan dan produksi akan menjadi lebih baik. Penelitian bertujuan Mendapatkan teknologi pola tanam nilam dengan tanaman pangan yang mampu meningkatkan produksi nilam > 150 kg/ha dan pendapatan petani > 50%. Penelitian menggunakan Rancangan Anak Petak Terpisah dengan 3 ulangan. Petak utama adalah dua Tingkat intensitas cahaya, masing-masing % (Kontrol) dan 2. 80% intensitas cahaya (di bawah naungan ringan/ tegakan pohon pala). Anak petak adalah 3 perlakuan pola tanam nilam antara lain 1) monokultur nilam, 2) nilam jagung, 3) nilam kacang hijau dan anak-anak petak ada dua teknik pengguludan masing-masing (1). Tanpa pengguludan dan (2) dengan pengguludan seteleh panen pertama. Untuk tahun pertama pengaruh perlakuan pengguludan belum bisa ditampilkan karena perlakuan baru berjalan sekitar satu bulan. Hasil penelitian hingga umur 5 bulan 20 hari menunjukkan pertumbuhan dan produksi terbaik ada pada monokultur nilam. Adanya jagung dapat menghambat pertumbuhan tanaman nilam. Namun demikian jagung memberikan nilai tambah lebih cepat dalam hanya jangka waktu 3 bulan. Pola tanam nilam dengan jagung ataupun kacang hijau memberikan nilai tambah sebesar Rp (jagung) pada lahan terbuka diantara nilam dan Rp (Kacang hijau) pada lahan diantara nilam dan pala. Setelah umur lima bulan lebih 20 hari tanaman nilam di panen. Dari keseluruhan perlakuan, tiga perlakuan memberikan hasil nilam yang cukup baik yaitu pola monokultur nilam (764,5 gr/tan) diikuti pola tanam nilam + kac hijau (703,8 gr/tan) dan monokultur nilam (650,9 gr/tan) yang ditanam ternaungi oleh/diantara pala. Untuk lokasi yang telah ditanam dengan tanaman pala akan memberikan nilai tambah yang cukup besar dari hasil nilam yaitu Rp ,-Jadi jelas bahwa pada lahan terlindung dengan intensitas cahaya yang cukup masih berpeluang untuk ditanam tanaman nilam. Disarankan untuk mendapatkan pola tanam yang optimal diperlukan penelitian pemupukan dan waktu panen nilam. Penelitian ini sebaiknya dilanjutkan hingga tahun 2012 untuk penyempurnaan SOP, terutama teknologi pola tanam nilam. Pada penelitian ini belum terlihat pengaruh pengguludan. Kata kunci : Nilam, teknologi pola tanam ABSTRACT Patchouli is one of the essential oil crops. Untill now, planting of patchouli to do by shifting cultivation and production < 150 kg/ha. This system must be change. There for, a 181

2 Rosihan Rosman, dkk technology will be able to increase a productivity very needed. In line with the government program in support of food security, it should be a synergy between the technology needed patchouli plants with food crops To obtain a technology of cropping patern of patchouli with food crops and nutmeg was conducted a research at the experimental garden, Cicurug, from January until November Research was use split plot design, with twelve treatmens and three replication. Main plot was two level of light intensity, i.e, 100% light intesity and 80% light intensity (between nutmeg). Sub plot, 3 crop patterns,i.e, patchouli, patchouli+corn, and patchouli+green bean, and sub-sub plot i.e tillage and no tillage. Result of the research show that was patchouli can planted with corn, green bean and nutmeg. The treatmen of only patchouli crops with 100% light intensity was the best. Number of leaves was 683,03.per plant and produktion was 764,5 g/plant. The best of oil content of patchouli was 2,64% (The treatments of patchouli+corn, 100% light intensity) and the best of PA content was 37,99% (The treatments of patchouli+corn, between nutmeg or 80% light intensity). The treatmen with corn could give income in the third months. Production of corn could give income was Rp and Rp (green bean). The treatments that have high production, i.e. patchouli+green bean (703,8 gr/plant) and patchouli between nutmeg (650,9 g/plant). For locations that have been planted with crops of nutmeg will provide considerable added value of the patchouli, Rp ,-It is clear that the protected land with sufficient light intensity is still likely to be planted patchouli plant. To obtain the optimal cropping pattern, research about fertilizer and harvest time very needed. This study should be continued through 2012 for the improvement of the SOP, aspecially technology of cropping pattern of patchouli. In this study, the influence of tillage have not yet seen. Keywords : Patchouli crops, cropping paterns. PENDAHULUAN Nilam merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri Indonesia. Minyak nilam dikenal dengan nama patchouli oil. Daerah pengembangan nilam di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Saat ini pengembangan nilam di Indonesia mencapai ha dengan produksi 2546 ton (Anonimous, 2007). Daerah pengembangannya di Indonesia yaitu NAD, Sumut, Sumbar, Bengkulu, Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kaltim dan Bali. Nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang penting dalam menghasilkan devisa negara. Minyaknya bernilai ekonomi tinggi dan dapat digunakan sebagai fixatif dalam industri parfum dan kosmetik. Ekspor nilam pada tahun 2009 mencapai 1079 ton ton dengan nilai US$ (Ditjenbun, 2011). Nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan salah satu tanaman perdu yang masuk ke Indonesia melalui Singapura pada tahun 1895 (Burkill, 1935) dan ditanam di Cultuurtuin, Cimanggu-Bogor (Heyne, 1927). Pada masa penjajahan Belanda, nilam belum ditanam secara luas di Indonesia dan penelitian yang dilakukan umumnya mengenai teknik penyulingan dan analisis mutu minyak. Penyulingan daun nilam menjadi minyak nilam mulai dilakukan tahun 1920, sehingga tahun 1921 Indonesia mulai mengekpor minyak nilam sebanyak 387 kg ke Singapura dan Malaysia (Heyne, 1927). Pada tahun 1960 an Indonesia sebagai negara pengekspor minyak nilam terbesar di dunia yaitu sebesar 245 ton, sedangkan Malaysia 160 ton (Allen 1969). Namun petani membudidayakannya masih secara tradisional dengan sistim budidaya berpindah (Dhalimi et al, 1998). Penanaman nilam terus meluas, namun belum memperhatikan aspek ekologi secara baik. Selain itu petani membudidayakan nilam secara tradisional dan masih banyak yang berpindah, teknologi yang digunakan juga masih seadanya. Luas areal penanaman nilam di Indonesia terus meningkat. Pada tahun 1989 hanya 8745 hektar dengan produksi 3312 ton, meningkat menjadi hektar dengan produksi 2546 ton pada tahun 2007 (Anonimous, 2007) dan tahun 2009 adalah ha dengan hasil minyaknya 1672 ton (Ditjenbun, 2011). Namun perkembangan areal pertanaman 182

3 Teknologi peningkatan produktivitas lahan dan tanaman nilam melalui pola tanam nilam, belum diikuti oleh peningkatan produktivitas, mutu serta stabilitas harga. Pada tahun 1989 produktivitas nilam 378,7 kg/ha turun menjadi 114,94 kg/ha pada tahun Sedangkan mutu Patchouli alkohol (PA) nya di bawah 31 % dan harga selalu berfluktuasi. Rendahnya produksi sebagian besar nilam Indonesia salah satunya disebabkan oleh penerapan teknologi yang tidak memperhatikan aspek lingkungan. Selain itu pola penanamannya sangat beragam. Dari hasil studi ke beberapa lokasi penenaman, ternyata sebagian penanaman nilam ditanam dilokasi dengan lahan yang kurang sesuai berdasarkan persyaratan tumbuhnya. Selain itu ada lokasi penanaman yang sesuai namun tidak memperhatikan kaidah konservasi lahan sehingga tanah menjadi tidak subur, terutama penanaman dilahan berlereng > 3%. Sistim pola tanam berpindah disertai kondisi lahan kurang sesuai terutama lokasi yang memiliki > 2 bulan kering, tanaman hanya mampu di panen satu kali dalam setahun. Tanaman nilam dapat tumbuh dan menghasilkan minyak bermutu baik pada ketinggian m di atas permukaan laut, dengan curah hujan mm/tahun, suhu rata-rata harian C, berdrainase baik, tekstur lempung liat berpasir, dan tanah berpasir lainnya, ph 5,5-7 dan gembur (Rosman et al., 1998). Hingga saat ini sebagian besar penanaman nilam dilakukan dengan pola berpindah-pindah dan produksinya < 150 kg/ha. Selain itu, sistim tanam berpindah seperti iti dapat menyebabkan degradasi lahan yang akibatnya dapat menurunkan tingkat kesuburan tanah. Pola seperti ini harus diubah dengan menerapkan sistim pola menetap yang mampu meningkatkan kemampuan tanaman untuk berproduksi lebih tinggi lagi dari yang diusahakan petani yaitu harus >150 kg/ha. Varietas unggul nilam yang sudah dilepas mampu berproduksi sampai 300 kg/ha. Mengingat nilam merupakan komoditi yang mampu menghasilkan devisa negara, maka perlu mendapat perhatian. Sejalan dengan program pemerintah dalam mendukung ketahanan pangan, maka seyogyanya dibutuhkan teknologi yang sinergis antara tanaman nilam dengan tanaman pangan. Teknologi yang dibutuhkan untuk itu adalah pola tanam antara nilam dengan tanaman pangan. Teknologi ini akan mampu menciptakan terwujudnya pola tanam menetap. Selain itu, dalam jangka panjang dapat mendukung ketahanan pangan, meningkatkan kesuburan tanah dan secara tidak langsung terjadi efisiensi dalam penggunaan pupuk karena adanya interaksi antara nilam dengan tanaman palawija yang dapat berfungsi sebagai pupuk hijau, seperti kacang hijau dan limbah hasil panen jagung yang berfungsi sebagai mulsa. Teknologi pola tanam juga akan meningkatkan pendapatan petani, ramah lingkungan dan berkelanjutan. Adanya penurunan hasil di setiap pertanaman nilam juga diduga oleh tindakan budidaya yang tidak memberikan perlakuan pembubunan. Namun pembubunan setempat akan menjadi masalah pada sistim drainase karena akan terjadi penggenangan air sekitar tanaman. Untuk itu dilakukan sekaligus pengguludan. Perlakuan pembumbunan diharapkan akan terbentuk akar-akar serabut yang baru dari bagian atas batang nilam sehingga peluang pertumbuhan yang lebih baik kemungkinan akan terjadi. Untuk mengetahui hal tersebut maka pada penelitian ini juga dilakukan pembubunan dengan sistim pengguludan sehingga diharapkan pertumbuhan dan produksi akan menjadi lebih baik. Penelitian bertujuan Mendapatkan teknologi pola tanam nilam dengan tanaman pangan yang mampu meningkatkan produksi nilam > 150 kg/ha dan pendapatan petani > 50 %. Tujuan penelitian adalah mendapatkan teknologi pola tanam nilam dengan tanaman pangan yang mampu meningkatkan produksi nilam >150 kg/ha/tahun dan pendapatan petani >50 %. METODOLOGI Penelitian dilakukan di Jawa Barat. Kegiatan dimulai bulan Januari 2011 sampai bulan Desember Waktu tanam jagung, dan kacang hijau adalah pada saat bersamaan dengan penanaman nilam dan sehari setelah panen nilam. Bahan yang 183

4 Rosihan Rosman, dkk digunakan selama penelitian adalah tanaman nilam, jagung, dan kacang hijau, pupuk, dan alat perlengkapan pertanian. Metode Rancangan lingkungan Penelitian terdiri dari 12 perlakuan dan 3 ulangan. Sehingga terdapat 36 petak percobaan. Jarak tanam nilam antar barisan 100 cm dan dalam barisan/gulud 50 cm. Jadi jarak tanam nilam 100 x 50 cm. Jarak tanam jagung dan kacang hijau 100 x 50 cm yang ditanam diantara barisan nilam. Rancangan perlakuan Penelitian menggunakan Rancangan Anak Petak Terpisah dengan 3 ulangan. Petak utama adalah dua Tingkat intensitas cahaya, masing-masing % (Kontrol) dan 2. 80% intensitas cahaya (di bawah naungan ringan/ tegakan pohon pala). Anak petak adalah 3 perlakuan pola tanam nilam antara lain 1) monokultur nilam, 2) nilam jagung, 3) nilam kacang hijau dan anak-anak petak ada dua teknik pengguludan masing-masing (1). Tanpa pengguludan dan (2) dengan pengguludan seteleh panen pertama. Rancangan respon Selama Pelaksanaan di lapang untuk dilakukan pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman nilam, jagung, kacang kedelei dan kacang hijau. Selain itu diamati pula serangan hama dan penyakitnya. Rancangan analisis Tahun 2011 tanaman nilam, kacang tanah dan jagung telah menghasilkan, atau panen pertama. Data pertumbuhan dan produksi serta mutu pada panen pertama sudah dapat diolah. Namun untuk menjawab tujuan dari penelitian ini diperlukan enam bulan lagi, yaitu panen ke-2 umur 9 bulan dan panen ke tiga umur 12 bulan yang diperkirakan jatuh pada bulan Mei Tahap-tahap kegiatan penelitian Adapun Pelaksanaan kegiatannya pada tahun 2011 meliputi: persiapan bibit, pengolahan tanah, penanaman, pemeliharaan, pengamatan sampling, panen, analisis kimia dan data, dan pelaporan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian hingga panen pertama menunjukkan pertumbuhan dan hasil yang cukup baik. Pertumbuhan tanaman Hasil sementara pertumbuhan tinggi dan jumlah daun tanaman nilam hingga umur 5 bulan cukup baik (Gambar 1 dan Gambar 2). Hasil penelitian hingga umur 3 bulan tanaman nilam menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik, meskipun terkena musim kemarau yang cukup tegas. Hal ini ditandai pula oleh kondisi tanah yang mulai retak di luar areal penelitian. Masuknya musim kemarau mengharuskan semua perlakuan diberi mulsa jerami. Tanpa mulsa ternyata tanaman nilam disekitar penelitian (di luar petak penelitian) mengalami stress dan banyak yang mati. Pada umur 5 bulan pertumbuhan tinggi tanaman terbaik ada pada perlakuan N1P0 (nilam diantara pala), sedangkan jumlah daunnya terbanyak ada pada perlakuan N0P0 (monokultur nilam tanpa naungan). Pada pola tanam nilam dengan jagung, pertumbuhan cabang nilam agak terhambat, akan tetapi daun nilamnya lebih lebar dan batangnya lebih tinggi pada umur dua bulan. dari pada monokultur nilam ataupun dengan kacang hijau. Hal ini menunjukkan bahwa adanya jagung menyebabkan tanaman nilam berkurang dalam mendapatkan cahaya, karena ternaungi. Akibat ternaungi proses fotosintesis pada nilam menjadi terhambat. Rendahnya 184

5 Teknologi peningkatan produktivitas lahan dan tanaman nilam melalui pola tanam pertumbuhan nilam juga diduga akibat adanya persaingan hara. Jagung merupakan tanaman C4 yang sangat memerlukan cahaya penuh. Pada kondisi terbuka proses metabolism pada jagung sangat aktif, sehingga Jagung membutuhkan hara yang maksimal. Pertumbuhan yang cepat pada jagung mengakibatkan nilam menjadi terlindung dan berpengaruh buruk pada nilam. Proses fotosintesis nilam terganggu. Akibatnya jagung lebih besar dari pada nilam yang pada akhirnya menyebabkan pertumbuhan nilam menjadi terhambat. Cahaya sangat berperan bagi pertumbuhan tanaman. Cahaya yang rendah akan berpengaruh buruk terhadap penurunan produksi minyak dalam tanaman (Rosman et al., 2004; Ajithkumar dan Chandrar., 2003) Gambar 1. Pertumbuhan tinggi tanaman nilam pada berbagai sistim tanam Dari hasil penelitian dapat diperkirakan bahwa untuk pola tanam nilam dengan jagung diperlukan unsur hara yang lebih tersedia lagi agar tidak terjadi persaingan hara. Oleh karena itu, penelitian kedepan, teknologi pemupukan yang optimal diperlukan dalam pola tanam nilam dengan jagung. Gambar 2. Pertumbuhan jumlah daun tanaman nilam pada berbagai sistim tanam 185

6 Rosihan Rosman, dkk Pertumbuhan jumlah cabang terbaik ada pada perlakuan monokultur nilam (N1P0) di lahan ternaungi diantara pala yaitu sebanyak 83,33 cabang, diikuti dengan perlakuan nilam +kacang hijau diantara pala yaitu sebanyak 78 cabang. Pada kondisi Gambar 3. Pertumbuhan jumlah cabang pada bulan ke-2 hingga bulan ke-5 penanaman diantara pala,.adanya kacang hijau mampu memberikan pengaruh baik terhadap pertumbuhan jumlah cabang nilam. Hal ini terlihat pada perlakuan N1P2 (pala+nilam +kacang hijau) dibanding pala+nilam (N0P0). Hal ini diduga kacang hijau mampu mendorong penambahan unsur hara ke dalam tanah, sehingga tanah menjadi lebih subur (unsur hara lebih tersedia) dari pada tanpa kacang hijau yaitu pala+ nilam saja. Produksi nilam Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi tertinggi ada pada pola monokultur(n0p0) yaitu sebesar 764,5 g/tan dan diikuti oleh pola tanam nilam + kac hijau (N1P2) sebesar 703,8 g/tan dan monokultur nilam yang ditanam ternaungi oleh/diantara pala (N1P0) sebesar 650,9 g/tan. Meskipun jagung dapat menghambat pertumbuhan nilam,.namun adanya jagung memberikan pendapatan yang lebih cepat dari nilam. Jagung dipanen 3 bulan sedangkan nilam 5 bulan 20 hari. 186

7 Teknologi peningkatan produktivitas lahan dan tanaman nilam melalui pola tanam Gambar 4 Produksi terna basah tanaman nilam Kadar minyak dan kandungan PA (Pachouli alkohol) Kadar minyak dan kandungan PA (Patchouli alcohol) dapat dilihat Gambar 5 dan 6. Dari hasil penyulingan batang dan daun ternyata perlakuan rendemennya berkisar antara 1,68 sampai 2,64 dampai dengan. Kadar minyak terbaik ada pada perlakuan, N0P1, sedangkan PA yang terbaik adalah perlakuan N1P1 yaitu 37,99%. Secara keseluruhan PA > 31%. Gambar 5. Kadar minyak nilam pada berbagai perlakuan 187

8 Rosihan Rosman, dkk Gambar 6. Kandungan PA pada berbagai perlakuan Pengaruh kondisi iklim Iklim sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman nilam. Pada saat awal tanam, kondisi iklim cukup baik, namun setelah dua minggu setelah tanam hujan mulai berkurang dibawah 150 mm/bulan (Gambar 7). Dengan hari hujan <10 yaitu hanya 6 hari hujan. Saat itu tanaman mengalami stres yang dicirikan dengan daun yang mulai layu. Kondisi ini ini bila dibiarkan tanaman akan mati. Untuk mencegah terjadinya hal yang tidak diinginkan dilakukan pemulsaan dengan mulsa jerami setebal kurang lebih 5 cm di permukaan tanah. Adanya mulsa ternyata sangat membantu sehingga munculnya curah hujan yang lebih rendah lagi <100 mm/bulan pun (Agustus dan September), tanaman masih tetap mampu bertahan hidup. Secara umum tanaman yang sangat terpengaruh oleh rendahnya curah hujan adalah tanaman nilam yang terbuka. Pada kondisi iklim dengan curah hujan <150 mm/bulan dan hari hujan <10 hari, ternyata pertumbuhannya tidak sebaik di antara tanaman pala (ternaungi). Gambar 7. Curah hujan dan hari hujan selama penelitian di KP Cicurug 188

9 Teknologi peningkatan produktivitas lahan dan tanaman nilam melalui pola tanam Tingkat kesuburan tanah (Gambar 8) pada berbagai perlakuan saat panen pertama (umur 5 bulan) dibandingkan ketika awal percobaan, secara umum kondisi lahan menjadi lebih subur. Hal ini dicirikan oleh terjadinya peningkatan kandungan kimia pada berbagai parameter lahan, kecuali pada C/N ratio, P2O5, Ca dan KB pada lahan tanpa naungan. Sedangkan pada perlakuan ternaungi Na dan Al. Pada perlakuan N0P0 dan N0P1, parameter C/N ratio, Ca, dan KB (kejenuhan basa) terjadi peningkatan, namun sebaliknya denga perlakuan N0P2. Akan tetapi perlakuan N0P2 terjadi peningkatan kandungan P2O5. Sebaliknya dengan N0P0 dan N0P1. Hal tersebut menunjukkan bahwa Kacang hijau mampu mendorong kebutuhan lahan akan P. Peningkatan C/N ratio, Ca, dan KB diduga disebabkan oleh adanya tambahan hara dari mulsa batang dan daun jagung yang dikembalikan ke tanah. Pada perlakuan ternaungi oleh pala yaitu N1P0 terjadi penurunan unsur Na, sebaliknya dengan N1P1 dan N1P2. Pada perlakuan N1P1 terjadi peningkatan. Hal ini diduga oleh adanya batang dan daun jagung yang dihamparkan kembali sebagai mulsa. Gambar 8. Analisis tanah awal dan akhir percobaan Nilai tambah Dari hasil penelitian pola tanam nilam dengan palawija hingga umur nilam 3 bulan didapat kan nilai tambah dari produksi kacang hijau dan jagung (Tabel 1), sedangkan nilam belum menghasilkan. Produksi jagung pada perlakuan naungan atau diantara pala lebih tinggi dari pada tidak ternaungi yaitu g/plot (ternaungi) dan tidak ternaungi sebesar 672 g/plot. Hal ini diduga karena musim kemarau yang cukup tegas sehingga unsur hara pada perlakuan terbuka tidak terserap oleh tanaman karena keterbatasan air. Sebaliknya pada tanaman jagung diiantara pala (ternaungi) lebih besar produksinya dikarenakan air masih cukup tersedia di dalam tanah. Ketersediaan air dalam tanah akan membantu proses penyerapan hara ke tanaman sehingga proses metabolisme di dalam jagung masih terus berlangsung. Produksi kacang hijau lebih baik pada kondisi terbuka dari pada ternaungi. Pada kondisi terbuka produksinya mencapai 173,34 g/plot sedangkan pada kondisi ternaungi hanya 10,31gr/plot. Hal ini diduga karena kacang hijau lebih tahan terhadap kekeringan. Meskipun kacang hijau dan jagung merupakan tanaman C4 yang sangat membutuhkan cahaya. 189

10 Rosihan Rosman, dkk Tabel1. Pendapatan petani nilam pada berbagai pola tanam. Perlakuan Jagung (g/plot/ha) Produksi Kc. Hijau (g/plot/ha) Harga satuan (Rp/kg) Nilam (kg/plot/ha) Nilam jagung Kacang hijau Pendapatan (Rp) N0P N0P N0P N1P pala N1 P pala N1P2 173, pala Nilai tambah jagung pada perlakuan ternaungi/diantara pala (Tabel 1), dihitung berdasarkan 50% areal yang ditanami jagung, karena pada penelitian ini jagung ditanam dalam bentuk barisan diantara tanaman pala. Belum dihitung bila jagung ditanam tidak hanya dalam bentuk barisan tapi ditanam merata diantara pala yang diperkirakan masih tersedia tanah 25% areal. Dari penelitian terbukti bahwa adanya pala tidak berpengaruh buruk terhadap tanaman nilam. Hal ini diduga karena pala memiliki perakaran yang agak dalam, sehingga persaingan unsur hara lebih sedikit dibanding jagung. Jagung memiliki perakaran yang dangkal, banyak di bagian top soil, sehingga persaingan hara tinggi sekali. Dengan rendemen rata-rata 2%, maka produksi nilam Penelitian baru berjalan satu kali panen. Diharapkan panen ke-dua mampu menghasilkan yang lebih besar lagi atau minimal sama. Bila itu terjadi, maka untuk mendapatkan teknologi pola tanam nilam dengan tanaman pangan yang mampu meningkatkan produksi nilam >150 kg minyak/ha/tahun dan pendapatan petani >50 % akan tercapai. KESIMPULAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan dan produksi terbaik ada pada monokultur nilam. Adanya jagung dapat menghambat pertumbuhan tanaman nilam. Namun demikian jagung memberikan nilai tambah lebih cepat dalam jangka waktu 3 bulan. Pola tanam nilam dengan jagung ataupun kacang hijau memberikan nilai tambah sebesar Rp (jagung/ha) pada lahan terbuka yang ditanam diantara nilam. Sedangkan kacang hijau Rp /ha pada lahan di antara nilam dan pala. Hasil nila pada tiga perlakuan cukup baik, yaitu pola monokultur nilam (764,5 g/tanaman) diikuti pola tanam nilam + kac hijau (703,8g/tanaman) dan monokultur nilam (650,9g/tanaman) yang ditanam ternaungi oleh/diantara pala. Untuk lokasi yang telah ditanam dengan tanaman pala akan memberikan nilai tambah yang cukup besar dari hasil nilam yaitu sebesar Rp ,-. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada lahan terlindung dengan intensitas cahaya sekitar 80% masih berpeluang untuk ditanami nilam. DAFTAR PUSTAKA Ajithkumar K, and BK Jaya Chandrar Influence of shade regimes on yield and quality of ginger (Zingiber officinale Rosc). Journal of Spices and Aromatic Crops 12 (1) : Indian Society for Spices. 190

11 Teknologi peningkatan produktivitas lahan dan tanaman nilam melalui pola tanam Anonimous Pedoman bercocok tanam nilam (Patchouli). Circular No 16. LPTI Bogor. Cetakan ke-2. 8 p. Anonimous Statistik perkebunan Indonesia Nilam. Direktorat Jenderal Perkebunan, Jakarta. 22 hal. Burkill, I. H A Dictionary of the economic product of the Malay Peninsula. Univ. Press Oxford, Great Bretain, London. Heyne, K De Nutige Planten Van Nederlanddsch Indie. Departement Van Lanbouw, Nijverheid en Handle, Buitenzorg. Deel II,2c druk, Rosman R, Emmyzar dan P Wahid Karakteristik lahan dan iklim untuk pewilayahan pengembangan. Monograf nilam. Balittro : Rosman R, Setyono dan H Suhaeni Pengaruh naungan dan pupuk fosfor terhadap pertumbuhan dan produksi nilam (Pogostemon cablin Banth). Bullittro Vol XV (1) : Rosman R Teknologi budidaya nilam berbasis ekologi ramah lingkungan. Makalah disampaikan pada konferensi nasional minyak atsiri Oktober 2010, di Bandung 191

POLA TANAM NILAM. Rosihan Rosman Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Jln. Tentara Pelajar No. 3 Bogor I. PENDAHULUAN

POLA TANAM NILAM. Rosihan Rosman Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Jln. Tentara Pelajar No. 3 Bogor I. PENDAHULUAN POLA TANAM NILAM Rosihan Rosman Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik Jln. Tentara Pelajar No. 3 Bogor 16111 I. PENDAHULUAN Nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak

Lebih terperinci

ASPEK LAHAN DAN IKLIM UNTUK PENGEMBANGAN NILAM DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

ASPEK LAHAN DAN IKLIM UNTUK PENGEMBANGAN NILAM DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM ASPEK LAHAN DAN IKLIM UNTUK PENGEMBANGAN NILAM DI PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM Rosihan Rosman dan Hermanto Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat ABSTRAK Nilam merupakan salah satu komoditi ekspor

Lebih terperinci

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Nilam (Pogostemon sp.) merupakan salah satu tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri (essential oil). Di dalam dunia perdagangan Intemasional minyak nilam sering

Lebih terperinci

Rosihan Rosman, Rudi Suryadi, Muhamad Djazuli, Agus Sudiman dan Setiawan

Rosihan Rosman, Rudi Suryadi, Muhamad Djazuli, Agus Sudiman dan Setiawan PENGARUH POLA TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN, PRODUKSI DAN USAHATANI NILAM The effect of cropping paterns on growth, production and farming system of patchouli crops Rosihan Rosman, Rudi Suryadi, Muhamad Djazuli,

Lebih terperinci

MODEL SIMULASI KELAYAKAN LAHAN PENGEMBANGAN LADA ORGANIK

MODEL SIMULASI KELAYAKAN LAHAN PENGEMBANGAN LADA ORGANIK MODEL SIMULASI KELAYAKAN LAHAN PENGEMBANGAN LADA ORGANIK Rosihan Rosman Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Jalan Tentara Pelajar No. 3 Bogor rosihan_rosman@yahoo.com ABSTRAK Dalam upaya mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atsiri yang dikenal dengan nama Patchouli oil. Minyak ini banyak dimanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. atsiri yang dikenal dengan nama Patchouli oil. Minyak ini banyak dimanfaatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nilam (Pogostemon cablin Benth) merupakan tanaman penghasil minyak atsiri yang dikenal dengan nama Patchouli oil. Minyak ini banyak dimanfaatkan sebagai bahan

Lebih terperinci

TANGGAPAN PERTUMBUHAN DAN DAYA HASIL DUA KLON TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin Benth.) TERHADAP DOSIS PEMUPUKAN UREA, SP-36, DAN KCl

TANGGAPAN PERTUMBUHAN DAN DAYA HASIL DUA KLON TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin Benth.) TERHADAP DOSIS PEMUPUKAN UREA, SP-36, DAN KCl TANGGAPAN PERTUMBUHAN DAN DAYA HASIL DUA KLON TANAMAN NILAM (Pogostemon cablin Benth.) TERHADAP DOSIS PEMUPUKAN UREA, SP-36, DAN KCl Growth and Yield Respond of Two Clones of Patchouli Plant to Fertilizer

Lebih terperinci

VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL

VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL VI. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK NON FINANSIAL 6.1 Aspek Pasar Aspek pasar merupakan aspek yang sangat penting dalam keberlangsungan suatu usaha. Aspek pasar antara lain mengkaji potensi pasar baik dari sisi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman nilam (Pogostemon cablin Benth) telah dikenal bertahun - tahun sebagai tanaman penghasil minyak atsiri. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kebiasaan

Lebih terperinci

PENGARUH TUMPANG SARI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.)

PENGARUH TUMPANG SARI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PENGARUH TUMPANG SARI DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Dedi Soleh Effendi, S. Taher, dan W. Rumini Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor

Lebih terperinci

PENGARUH NAUNGAN DAN PUPUK FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI NILAM (Pogostemon cablin Benth.)

PENGARUH NAUNGAN DAN PUPUK FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI NILAM (Pogostemon cablin Benth.) PENGARUH NAUNGAN DAN PUPUK FOSFOR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI NILAM (Pogostemon cablin Benth.) Rosihan Rosman 1, Setyono 2 dan H Suhaeni 2 1) Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor. 2) Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penghasil minyak atsiri yang cukup penting, dikenal dengan nama Patchauly Oil,

BAB I PENDAHULUAN. penghasil minyak atsiri yang cukup penting, dikenal dengan nama Patchauly Oil, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman nilam (Pogostemon Cablin Benth) merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang cukup penting, dikenal dengan nama Patchauly Oil, dihasilkan oleh

Lebih terperinci

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING TEKNOLOGI BUDIDAYA Pola tanam Varietas Teknik Budidaya: penyiapan lahan; penanaman (populasi tanaman); pemupukan; pengendalian hama, penyakit dan gulma;

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Untuk menunjang pembangunan pertanian tidak terlepas dari kemampuan petani dalam menerapkan teknologi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian meter di TINJAUAN PUSTAKA Syarat Tumbuh Tanaman Jahe Iklim Di Indonesia umumnya jahe ditanam pada ketinggian 200-600 meter di atas permukaan laut, dengan curah hujan rata-rata berkisar 2500-4000 mm/ tahun. Sebagai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada

I. PENDAHULUAN. terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Peningkatan jumlah penduduk akan terus menuntut pemenuhan kebutuhan dasar terutama pangan dan energi dunia, termasuk Indonesia akan dihadapkan pada krisis

Lebih terperinci

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB VI. PERSIAPAN LAHAN Rizka Novi Sesanti KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh 45 4.2 Pembahasan Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman dan melakukan pemupukan dengan baik. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara

Lebih terperinci

Tri Fitriani, Tamaluddin Syam & Kuswanta F. Hidayat

Tri Fitriani, Tamaluddin Syam & Kuswanta F. Hidayat J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 Fitriani et al.: Evaluasi Kuanlitatif dan Kuantitatif Pertanaman Jagung Vol. 4, No. 1: 93 98, Januari 2016 93 Evaluasi Kesesuaian Lahan Kualitatif dan Kuantitatif Pertanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkebunan sebagai salah satu sub sektor pertanian di Indonesia berpeluang besar dalam peningkatan perekonomian rakyat dan pembangunan perekonomian nasional.adanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk Indonesia. Perkembangan produksi tanaman pada (Oryza sativa L.) baik di Indonesia maupun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA. Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit TINJAUAN PUSTAKA Faktor Lingkungan Tumbuh Kelapa Sawit Tanaman kelapa sawit semula merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan-hutan maupun daerah semak belukar tetapi kemudian dibudidayakan. Sebagai tanaman

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Penelitian Penanaman rumput B. humidicola dilakukan di lahan pasca tambang semen milik PT. Indocement Tunggal Prakasa, Citeurep, Bogor. Luas petak yang digunakan untuk

Lebih terperinci

PENGARUH PEMUPUKAN TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU SERAIWANGI

PENGARUH PEMUPUKAN TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU SERAIWANGI PENGARUH PEMUPUKAN TERHADAP PRODUKSI DAN MUTU SERAIWANGI Indra Kusuma, Ansyarullah, Emmyzar, Yaya Rubaya, Herman dan Daswir Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik ABSTRAK Untuk mendukung pengembangan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kondisi Awal Lahan Bekas Tambang Lahan bekas tambang pasir besi berada di sepanjang pantai selatan desa Ketawangrejo, Kabupaten Purworejo. Timbunan-timbunan pasir yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh membentuk rumpun dengan tinggi tanaman mencapai 15 40 cm. Perakarannya berupa akar

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah

I. PENDAHULUAN. Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman pangan penting di dunia setelah gandum dan padi. Di Indonesia sendiri, jagung dijadikan sebagai sumber karbohidrat kedua

Lebih terperinci

Sukar 1 Wuryantoro 2. dan 2 adalah Dosen Fakultas Pertanian Universitas Merdeka Madiun

Sukar 1 Wuryantoro 2. dan 2 adalah Dosen Fakultas Pertanian Universitas Merdeka Madiun SUBSTITUSI TERNAK DALAM SISTEM TUMPANGSARI PADIGOGO UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI TANAMAN, KESUBURAN TANAH DAN PENDAPATAN PETANI DESA POKO KECAMATAN PRINGKUKU KABUPATEN PACITAN Sukar 1 Wuryantoro 2 1 dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi sangat besar dalam menyerap tenaga kerja di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai negara agraris memiliki potensi pertanian yang cukup besar dan dapat berkontribusi terhadap pembangunan dan ekonomi nasional. Penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1 Rata-rata intensitas cahaya dan persentase penutupan tajuk pada petak ukur contoh mahoni muda dan tua IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Intensitas cahaya dan penutupan tajuk Cahaya digunakan oleh tanaman untuk proses fotosintesis. Semakin baik proses fotosintesis, semakin baik pula pertumbuhan tanaman (Omon

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bercocok tanam. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang

I. PENDAHULUAN. bercocok tanam. Berdasarkan luas lahan dan keragaman agroekosistem, peluang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan salah satu sektor penting bagi perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan kondisi alam dan luas areal lahan pertanian yang memadai untuk bercocok tanam.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang

I. PENDAHULUAN. Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang 2 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu tanaman yang mempunyai banyak kegunaan antara lain sebagai ramuan, rempah - rempah, bahan minyak

Lebih terperinci

Agro inovasi. Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat

Agro inovasi. Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat Agro inovasi Inovasi Praktis Atasi Masalah Perkebunan Rakyat 2 AgroinovasI PENANAMAN LADA DI LAHAN BEKAS TAMBANG TIMAH Lahan bekas tambang timah berupa hamparan pasir kwarsa, yang luasnya terus bertambah,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Tanah Hasil analisis contoh tanah pada lokasi percobaan dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan hasil analisis tanah pada lokasi percobaan, tingkat kemasaman tanah termasuk

Lebih terperinci

II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI

II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI II. IKLIM, TANAH DAN WILAYAH PRODUKSI 2.1. Iklim Ubi kayu tumbuh optimal pada ketinggian tempat 10 700 m dpl, curah hujan 760 1.015 mm/tahun, suhu udara 18 35 o C, kelembaban udara 60 65%, lama penyinaran

Lebih terperinci

METODE PENENTUAN EFISIENSI KEBUTUHAN PUPUK UNTUK TANAMAN BERBASIS DATA PENELITIAN DAN KIMIA TANAH*)

METODE PENENTUAN EFISIENSI KEBUTUHAN PUPUK UNTUK TANAMAN BERBASIS DATA PENELITIAN DAN KIMIA TANAH*) METODE PENENTUAN EFISIENSI KEBUTUHAN PUPUK UNTUK TANAMAN BERBASIS DATA PENELITIAN DAN KIMIA TANAH*) ROSIHAN ROSMAN BALAI PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT Jl. Tentara Pelajar no. 3, Bogor 16111 Email

Lebih terperinci

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor Data statistik menunjukkan bahwa dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir, rata-rata

Lebih terperinci

POLA BUDIDAYA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DAN MUTU MINYAK NILAM (Pogostemon cablin Benth)

POLA BUDIDAYA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DAN MUTU MINYAK NILAM (Pogostemon cablin Benth) POLA BUDIDAYA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIFITAS DAN MUTU MINYAK NILAM (Pogostemon cablin Benth) Emmyzar dan Yulius Ferry Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat ABSTRAK Tanaman nilam (Pogostemon cablin

Lebih terperinci

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda

UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG. Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda UPAYA PEMULIHAN TANAH UNTUK MENINGKATKAN KETERSEDIAAN BAHAN TANAM NILAM DI KABUPATEN MALANG Oleh : Eko Purdyaningsih, SP PBT Ahli Muda A. PENDAHULUAN Tanaman nilam merupakan kelompok tanaman penghasil

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2010 PENGUJIAN PENGGUNAAN KOMPOS LIMBAH PADAT PENGOLAHAN MINYAK NILAM DAN PUPUK FOSFAT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI NILAM (Pogostemon cablin Benth.) DI KABUPATEN PAKPAK BHARAT TESIS Oleh ADEI JOHAN M BANUREA

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Unit Lapangan Pasir Sarongge, University Farm IPB yang memiliki ketinggian 1 200 m dpl. Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Meteorologi

Lebih terperinci

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB. V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Penelitian Hasil análisis data penelitian dari masing-masing parameter adalah sebagai berikut: a. Hasil Analisis Kandungan Tabel 1. Tandan Kosong Kelapa Sawit *) Parameter

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil PENDAHULUAN Latar Belakang Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil protein nabati yang sangat penting, baik karena kandungan gizinya, aman dikonsumsi, maupun harganya yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bawang Merah Bawang Merah merupakan tanaman yang berumur pendek, berbentuk rumpun, tingginya dapat mencapai 15-40 cm, Bawang Merah memiliki jenis akar serabut, batang Bawang Merah

Lebih terperinci

KONSERVASI LAHAN MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA LORONG (Alley Cropping) DI DAERAH TRANSMIGRASI KURO TIDUR, BENGKULU

KONSERVASI LAHAN MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA LORONG (Alley Cropping) DI DAERAH TRANSMIGRASI KURO TIDUR, BENGKULU J. Tek. Ling. Vol. 9 No. 2 Hal. 205-210 Jakarta, Mei 2008 ISSN 1441-318X KONSERVASI LAHAN MELALUI PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA LORONG (Alley Cropping) DI DAERAH TRANSMIGRASI KURO TIDUR, BENGKULU Kasiran

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa Apakah mulsa itu? Mulsa adalah sisa tanaman, lembaran plastik, atau susunan batu yang disebar di permukaan tanah. Mulsa berguna untuk melindungi permukaan tanah dari terpaan hujan, erosi, dan menjaga kelembaban,

Lebih terperinci

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA TEMULAWAK Mono Rahardjo dan Otih Rostiana PENDAHULUAN Kegunaan utama rimpang temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) adalah sebagai bahan baku obat, karena dapat merangsang

Lebih terperinci

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN (IPPTP)

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian dilaksanakan pada lahan sawah di Bontonompo Gowa-Sulsel yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional, selain mampu menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat dan juga mengarah pada kesejahteraan

Lebih terperinci

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN

Jurnal Cendekia Vol 12 No 1 Januari 2014 ISSN PENGARUH DOSIS PUPUK AGROPHOS DAN JARAK TANAM TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN CABAI (Capsicum Annum L.) VARIETAS HORISON Pamuji Setyo Utomo Dosen Fakultas Pertanian Universitas Islam Kadiri (UNISKA)

Lebih terperinci

Karakteristik Empat Aksesi Nilam

Karakteristik Empat Aksesi Nilam Empat Aksesi Nilam Yang Nuryani Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor ABSTRACT Characterization of four accessions of patchouli was conducted to obtain the information of characteristics to

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat kedua setelah beras. Bahkan di beberapa daerah di Indonesia, jagung dijadikan sebagai

Lebih terperinci

APLIKASI CARA TANAM PADA DNA VARIETAS WIJEN, TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

APLIKASI CARA TANAM PADA DNA VARIETAS WIJEN, TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN Agritrop, Desember 2017 Agritrop, ISSN 1693-2877 Vol. 15 (2): 237-241 EISSN 2502-0455 Volume 15 (2) 237 http://jurnal.unmuhjember.ac.id/ index.php/agritrop APLIKASI CARA TANAM PADA DNA VARIETAS WIJEN,

Lebih terperinci

PENGATURAN POPULASI TANAMAN

PENGATURAN POPULASI TANAMAN PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA KEDELAI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PENGATURAN POPULASI TANAMAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi : PENGATURAN POPULASI

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI PT PANAFIL ESSENTIAL OIL

V. DESKRIPSI PT PANAFIL ESSENTIAL OIL V. DESKRIPSI PT PANAFIL ESSENTIAL OIL 5.1 Gambaran Umum Perusahaan PT Panafil Essential Oil ialah anak perusahaan dari PT Panasia Indosyntec Tbk yang baru berdiri pada bulan Oktober 2009. PT Panasia Indosyntec

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI

PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI PENGARUH PENGGUNAAN JARAK TANAM TERHADAP HASIL TANAMAN KACANG PANJANG ( VIGNA SINENSIS ) OLEH NINDA AYU RACHMAWATI 10712027 POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2012 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dapat menghasilkan genotip baru yang dapat beradaptasi terhadap berbagai

I. PENDAHULUAN. dapat menghasilkan genotip baru yang dapat beradaptasi terhadap berbagai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jagung merupakan salah satu tanaman serealia yang tumbuh hampir di seluruh dunia dan tergolong spesies dengan viabilitas genetik yang besar. Tanaman jagung dapat menghasilkan

Lebih terperinci

Alamat korespondensi :

Alamat korespondensi : Pengaruh Jumlah Ruas Stek Terhadap Pertumbuhan Bibit Nilam (Pogostemon Cablin Benth) The Effect of Node Number of Cutting to The Growth of Pachoulli (Pogostemon Cablin Benth) Seedling Umi Trisnaningsih

Lebih terperinci

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017

E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP ISSN: VOL. 3, NO. 1, APRIL 2017 Pengaruh Jenis dan Dosis Pupuk ZA, NPK, Urea terhadap Pertumbuhan Rumput Bermuda (Cynodon dactylon) pada Industri Pembibitan Tanaman Lansekap di Kelurahan Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur I PUTU MERTAYASA

Lebih terperinci

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut,

Lebih terperinci

Pengelolaan Sumbedaya Air untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Padi Secara Berkelanjutan di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan

Pengelolaan Sumbedaya Air untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Padi Secara Berkelanjutan di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan Pengelolaan Sumbedaya Air untuk Meningkatkan Produksi Tanaman Padi Secara Berkelanjutan di Lahan Pasang Surut Sumatera Selatan Water Resource Management to Increase Sustainably of Rice Production in Tidal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gambir (Uncaria gambir Roxb.) merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi serta memiliki prospek yang baik bagi petani maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kelapa sawit (Elaesis guineesis Jacq.) merupakan tanaman penghasil utama minyak nabati yang mempunyai produktivitas lebih tinggi dari pada tanaman penghasil minyak nabati

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1

I PENDAHULUAN * Keterangan : *Angka ramalan PDB berdasarkan harga berlaku Sumber : Direktorat Jenderal Hortikultura (2010) 1 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian terdiri dari beberapa sub sektor, yaitu tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan, dimana keempat sub sektor tersebut mempunyai peranan

Lebih terperinci

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana

STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT. Mono Rahardjo dan Otih Rostiana STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL BUDIDAYA KUNYIT Mono Rahardjo dan Otih Rostiana PENDAHULUAN Kunyit (Curcuma domestica Val.) merupakan salah satu tanaman obat potensial, selain sebagai bahan baku obat juga

Lebih terperinci

VARIASI TINGKAT PENAMBAHAN PENDAPATAN PETANI DARI TUMPANG SARI PALAWIJA + KAPAS (Studi Kasus di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul)

VARIASI TINGKAT PENAMBAHAN PENDAPATAN PETANI DARI TUMPANG SARI PALAWIJA + KAPAS (Studi Kasus di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul) VARIASI TINGKAT PENAMBAHAN PENDAPATAN PETANI DARI TUMPANG SARI PALAWIJA + KAPAS (Studi Kasus di Desa Bejiharjo, Karangmojo, Gunung Kidul) Retno Utami H. dan Eko Srihartanto Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sistematika dan Morfologi Tanaman Nilam Syarat Tumbuh Nilam

TINJAUAN PUSTAKA Sistematika dan Morfologi Tanaman Nilam Syarat Tumbuh Nilam 4 TINJAUAN PUSTAKA Sistematika dan Morfologi Tanaman Nilam Tanaman nilam termasuk famili Labiatae (Santoso 1990). Ada tiga jenis tanaman nilam yaitu Pogostemon cablin Benth atau Nilam Aceh, Pogostemon

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Tanaman Jagung Seorang ahli botani bernama Linnaeus adalah orang yang memberi nama latin Zea mays untuk spesies jagung (Anonim, 2007). Jagung merupakan tanaman semusim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negri (ekspor). Sudah sejak lama tanaman pala dikenal sebagai tanamn rempah

BAB I PENDAHULUAN. negri (ekspor). Sudah sejak lama tanaman pala dikenal sebagai tanamn rempah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman pala (Myristica fragrans Houtt) merupakan salah satu tanaman asli Indonesia yang sangat potensi sebagai komoditas perdagangan di dalam dan luar negri (ekspor).

Lebih terperinci

TEBU. (Saccharum officinarum L).

TEBU. (Saccharum officinarum L). TEBU (Saccharum officinarum L). Pada awal abad ke-20 Indonesia dikenal sebagai negara pengekspor gula nomor dua terbesar di dunia setelah Kuba, namun pada awal abad ke-21 berubah menjadi negara pengimpor

Lebih terperinci

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C.

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C. KELAYAKAN USAHA BUDIDAYA TALAS DENGAN SISTEM MONOKULTUR DAN TUMPANGSARI Danty Rinjani Aristanti Permadi 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi dantybanana91@gmail.com Suyudi

Lebih terperinci

PENDAHULLUAN. Latar Belakang

PENDAHULLUAN. Latar Belakang PENDAHULLUAN Latar Belakang Tanaman kakao sebagai salah satu komoditas andalan subsektor perkebunan Propinsi Sulawesi Tenggara banyak dikembangkan pada topografi berlereng. Hal ini sulit dihindari karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber. kehidupan utama (Suparyono dan Setyono, 1994).

I. PENDAHULUAN. penduduk di Indonesia bergantung pada sektor pertanian sebagai sumber. kehidupan utama (Suparyono dan Setyono, 1994). I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang menjadikan sektor pertanian sebagai sektor utama dalam pembangunan perekonomian di Indonesia, karena sekitar 70% penduduk di Indonesia

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS UBI KAYU MELALUI KEGIATAN DEMONSTRASI FARM DI DESA BAKALAN JUMAPOLO

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS UBI KAYU MELALUI KEGIATAN DEMONSTRASI FARM DI DESA BAKALAN JUMAPOLO PENINGKATAN PRODUKTIVITAS UBI KAYU MELALUI KEGIATAN DEMONSTRASI FARM DI DESA BAKALAN JUMAPOLO JM Sri Hardiatmi, Siswadi, Kharis Triyono dan Efrain Patola Fakultas Pertanian Universitas Slamet Riyadi Surakata

Lebih terperinci

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU ( Nicotiana tabacum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Penanam dan penggunaan

Lebih terperinci

BAB 3 KONDISI TANAMAN NILAM

BAB 3 KONDISI TANAMAN NILAM BAB 3 KONDISI TANAMAN NILAM 3.1 Manfaat Dan Kegunaan Minyak Nilam Tanaman nilam (Pogostemon patchouli atau disebut juga sebagai Pogostemon cablin Benth) merupakan tanaman perdu wangi berdaun halus dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. oleh pemerintah untuk di pertahankan keberadaan nya sebagai hutan tetap.

TINJAUAN PUSTAKA. oleh pemerintah untuk di pertahankan keberadaan nya sebagai hutan tetap. 4 TINJAUAN PUSTAKA Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang di tunjuk dan atau di tetapkan oleh pemerintah untuk di pertahankan keberadaan nya sebagai hutan tetap. Kawasan hutan perlu di tetapkan untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

PENGARUH POPULASI TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PADA TAHUN KETIGA

PENGARUH POPULASI TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PADA TAHUN KETIGA PENGARUH POPULASI TANAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) PADA TAHUN KETIGA Moch. Romli Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat, Malang ABSTRAK Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan

PEMBAHASAN Jenis dan Waktu Pemangkasan 47 PEMBAHASAN Pemangkasan merupakan salah satu teknik budidaya yang penting dilakukan dalam pemeliharaan tanaman kakao dengan cara membuang tunastunas liar seperti cabang-cabang yang tidak produktif, cabang

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk

BAHAN DAN METODE. Y ijk = μ + U i + V j + ε ij + D k + (VD) jk + ε ijk 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan mulai Februari-Agustus 2009 dilaksanakan di Kebun Percobaan Cikabayan, Dramaga, Bogor. Areal penelitian bertopografi datar dengan jenis tanah

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR Amir dan St. Najmah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Selatan ABSTRAK Pengkajian dilaksanakan pada lahan sawah

Lebih terperinci

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) OLEH M. ARIEF INDARTO 0810212111 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2013 DAFTAR ISI Halaman

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Karakteristik Tanah di Lahan Percobaan Berdasarkan kriteria Staf Pusat Penelitian Tanah (1983), karakteristik Latosol Dramaga yang digunakan dalam percobaan disajikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang potensial sebagai sumber bahan baku minyak atsiri. Indonesia menghasilkan 40 jenis dari 80 jenis minyak atsiri yang di perdagangkan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Volume Pohon pada Jarak Tanam 3 m x 3 m. Bardasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, Pada sampel populasi untuk

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Volume Pohon pada Jarak Tanam 3 m x 3 m. Bardasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, Pada sampel populasi untuk 34 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Volume Pohon pada Jarak Tanam 3 m x 3 m Bardasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, Pada sampel populasi untuk jarak tanam 3 m x 3 m terdapat 3 plot dengan jumlah

Lebih terperinci

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.)

PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PENGARUH PUPUK KANDANG KELINCI DAN PUPUK NPK (16:16:16) TERHADAP PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) SKRIPSI OLEH : HENDRIKSON FERRIANTO SITOMPUL/ 090301128 BPP-AGROEKOTEKNOLOGI PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung

Lebih terperinci

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR

MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR Oleh : Ir. Indra Gunawan Sabaruddin Tanaman Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman penting karena merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai Potensi Pengembangan Produksi Ubi Jalar (Ipomea batatas L.)di Kecamatan Cilimus Kabupaten. Maka sebagai bab akhir pada tulisan

Lebih terperinci

RINGKASAN Maspeke, S. P dan Nurdin

RINGKASAN Maspeke, S. P dan Nurdin RINGKASAN Maspeke, S. P dan Nurdin. 2006. Uji Kurang Satu Pupuk N, P, dan K terhadap Pertumbuhan dan Produksi Jagung (Zea mays L.) pada Tanah Vertisol Isimu Utara. Pembangunan di sektor pertanian merupakan

Lebih terperinci

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Dalam budi daya jagung perlu memperhatikan cara aplikasi pupuk urea yang efisien sehingga pupuk yang diberikan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 19 V. HASIL DAN PEMBAHASAN Ubi jalar yang ditanam di Desa Cilembu Kabupaten Sumedang yang sering dinamai Ubi Cilembu ini memiliki rasa yang manis seperti madu dan memiliki ukuran umbi lebih besar dari

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Salah satu sektor pertanian yang dikembangkan saat ini adalah intensifikasi

I. PENDAHULUAN. Salah satu sektor pertanian yang dikembangkan saat ini adalah intensifikasi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sektor pertanian yang dikembangkan saat ini adalah intensifikasi hortikultura. Prioritas dari komoditas holtikultura tersebut adalah tanaman buah. Subsektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB.

I. PENDAHULUAN. 1 Kementerian Pertanian Kontribusi Pertanian Terhadap Sektor PDB. I. PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan sektor pertanian adalah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai

Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Menanam Laba Dari Usaha Budidaya Kedelai Sebagai salah satu tanaman penghasil protein nabati, kebutuhan kedelai di tingkat lokal maupun nasional masih cenderung sangat tinggi. Bahkan sekarang ini kedelai

Lebih terperinci