2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Tinjauan botani famili Fabaceae

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Tinjauan botani famili Fabaceae"

Transkripsi

1 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan botani famili Fabaceae Fabaceae adalah famili tumbuhan ketiga terbesar (setelah rchidaceae dan Asteraceae) yang termasuk dalam devisi Angiospermae atau tumbuhan berbunga. Famili ini terdiri atas 730 genus dan spesies dengan genus terbesarnya adalah Astragalus (lebih dari 2000 spesies), Acacia (lebih dari 900 spesies), Indigofera (lebih dari 700 spesies), Crotalaria (600 spesies), Mimosa (500 spesies). Fabaceae dibagi menjadi 3 subfamili yaitu Mimosoideae, Caesalpinioideae dan Papilionoideae. Papilionoideae dan Mimosoideae termasuk dalam kelompok monophyletic sedangkan Cesalpinioideae adalah kelompok polyphyletic. ( Papilionoideae adalah subfamily paling besar yang mencakup 2/3 genus maupun spesies yang terdapat dalam Fabaceae. Salah satu spesies yang terdapat dalam subfamily ini adalah tanaman kacang-kacangan yaitu Pisum sativum (kedelai) dan Aracis hypogea (kacang tanah). Salah satu kegunaan tanaman ini adalah untuk bahan makanan dengan kandungan protein yang tinggi. Di bidang pertanian, tanaman kacang-kacangan sering digunakan sebagai tanaman peralihan (antara musim tanam padi yang satu dengan musim tanam padi yang lain karena kemampuannya untuk menangkap nitrogen yang bebas di udara ke dalam tanah (fiksasi nitrogen) dengan bantuan bakteri Rhizobium. Subfamili Mimosoideae merupakan tanaman berbentuk pohon maupun semak belukar yang banyak tumbuh di daerah tropis maupun subtropis. Tumbuhan dalam subfamily banyak memiliki kegunaan ekonomi misalnya Acacia melanoxylon, yang menghasilkan kayu untuk berbagai keperluan bangunan dan Acacia senegal untuk permen karet arab. Seperti halnya Mimosoideae, tumbuhan dalam subfamily Caesalpinioideae tumbuh di daerah tropis maupun subtropis. Beberapa tumbuhan dari subfamili ini juga memiliki manfaat medis, salah satu contohnya yaitu Senna alexandrina yang memiliki aktivitas terhadap sistem syaraf pusat, pada otot halus dan efek diuretik. (Ingkaninan, et al., 2000)

2 2.2 Tinjauan botani genus Intsia Intsia adalah salah satu genus dari family Fabaceae dan termasuk dalam subfamili Caesalpinioideae. Terdapat 13 spesies dari genus Intsia yang tersebar di seluruh dunia dan 3 diantaranya terdapat di Indonesia yaitu I. bijuga, I. palembanica, I. acuminata. (Soerinegara, 1994). Intsia atau sering disebut merbau tumbuh di daerah tropis kepulauan Pasifik, bagian utara Australia, dan Afrika Timur. Di Indonesia sendiri, I. bijuga lebih sering dijumpai di wilayah Indonesia bagian timur (kepulauan pasifik sampai bagian timur Papua New Guinea) sedangkan I. palembanica lebih sering dijumpai di daerah Indonesia bagian barat.(gambar 2.1). I. bijuga dan I. palembanica merupakan spesies Intsia yang paling terkenal. Gambar 2.1 Daerah distribusi genus Intsia (warna hijau) Intsia merupakan pohon yang berukuran kecil hingga besar yang selalu hijau sepanjang tahun. Tingginya bisa mencapai meter dan tidak bercabang hingga ketinggian m. Diameter batang mencapai cm dengan ketebalan kulit kayunya 0,5-1 cm. Daunnya berselang-seling, berlawanan, dan ketika usianya sudah cukup dewasa, daunnya menyebar membentuk kanopi. Pada dasarnya semua spesies Intsia memiliki karakteristik yang sama, yang membedakannya hanya pada jumlah daun per rachis dan bentuk daunnya. (Soerinegara, 1994) Genus ini ditemukan di hutan pesisir pantai dan di dataran rendah hutan hujan tropis sampai ketinggian 1000 m di atas permukaan laut. Sering juga ditemukan tumbuh di daerah di belakang mangrove. Pada awal masa pertumbuhan (0-3 bulan), Intsia lebih cepat tumbuh di tempat yang teduh dari pada di bawah kondisi sinar matahari penuh. Tetapi setelah itu, pertumbuhannya akan berkurang. Intsia dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah kecuali tanah gambut. (Soerinegara, 1994) 5

3 Genus Intsia menghasilkan kayu dengan kualitas sangat baik yaitu tahan pada berbagai cuaca, tahan rayap, kuat, serta tahan terhadap serangan ulat kayu. leh karena itu, kayu Intsia sering digunakan untuk keperluan konstruksi jembatan dan bahan bangunan, furnitur, bak truk, pagar, alat musik, bahan kerajinan dari kayu, serta bahan pewarna coklat dan kuning. Selain itu, kulit kayunya juga berguna sebagai obat tradisional. Sering digunakan sebagai obat diare, disentri, reumatik dan ganguan saluran urin. (Soerinegara, 1994) 2.3 Tinjauan botani Intsia bijuga Kunzte Taksonomi Intsia bijuga Kuntze Kingdom Divisi Kelas rdo Famili Subfamily Tribe Genus Spesies : Plantae : Magnoliophyta : Magnoliopsida : Fabales : Fabaceae : Caesalpinioideae : Detariae : Intsia : Intsia bijuga I. bijuga memiliki nama daerah bermacam-macam misalnya di Indonesia dikenal dengan nama kayubesi atau merbau, ipil di Filipina, choyo di Pohnpei, vesi di Fiji dan lain-lain. Daerah persebarannya luas meliputi Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Papua New Guinea (PNG), Guam, Australia, New Celedonia, Kepulauan Solomon, Vanuatu, Fiji, Samoa, dan Toga. I.bijuga juga ditemukan di daerah Micronesia sampai Palau, Yap, Chuuk, Pohnpei, dan Kepulauan Marshall.(Thaman, 2006) Tumbuhan Intsia bijuga merupakan tumbuhan tingkat tinggi yang sempurna, dalam artian memiliki bagian-bagian tumbuhan yang jelas. I. bijuga merupakan pohon berukuran sedang yang hidup di daerah rendah seperti di hutan hujan tropis yang sering ditemukan di daerah perbatasan pantai rawa bakau atau di sepanjang sungai. Pohon I. bijuga dewasa biasanya memiliki ketinggian 7-25 m dengan daun yang membentuk kanopi, dan batangnya memiliki diameter antara 0,5-1 m. (Gambar 2.2 (a)) Berdasarkan bentuknya, I. bijuga dapat dibedakan menjadi tumbuhan jantan dan betina. Pada tumbuhan betina, Kayunya lebih tebal dengan warna yang lebih muda daripada tumbuhan jantan. Selain itu, tumbuhan betina lebih ringan dan lebih lunak. leh karena itu, tumbuhan betina sering digunakan untuk alat-alat rumah tangga karena lebih mudah dibentuk. (eyne, 1987) 6

4 Spesies ini memiliki kulit kayu yang beralur sedangkan I. palembanica tidak memiliki kulit kayu bealur. Kulit kayu I. bijuga berwarna agak merah muda sampai merah kecoklatan, apabila rusak terkena cuaca menjadi berwarna abu-abu. Kulit bagian dalam berwarna coklat kemerahan sampai kuning kecoklatan, dengan sapwood berwarna putih dan kayunya berwarna coklat. (Gambar 2.2 (b)) Kayu I. bijuga diketahui mengandung 47% selulosa, 23% lignin, 17% pentosan, 0,9% abu, dan 0,2% silica. (Soerinegara, 1994). Kulit kayu I. bijuga digunakan sebagai obat diare dengan cara ditumbuk dan dikunyah dengan pinang yang tua atau dicampur dalam makanan. (eyne, 1987) Pohon ini memiliki bunga biseksual yaitu satu pohon memiliki alat kelamin yang berbedabeda yaitu pohon jantan dan pohon betina. Daun bunganya berwarna putih, pink, ungu atau merah. Musim berbunga pohon ini berbeda-beda tergantung pada daerahnya. Di Papua New Guinea, pohon ini berkembang pada bulan Agustus, bulan Mei-Juni di Vanuatu dan bulan ktober-mei di Fiji. (Gambar 2.2 (c)) Pohonnya biasanya berbuah tiap bulan, paling banyak pada bulan Februari di PNG, bulan Desember-Januari di Vanuatu dan antara bulan April-ktober di Fiji. Mempunyai buah yang tebal, keras, bentuknya bulat panjang seperti buah pada petai cina maupun petai, dengan panjang mencapai 30 cm lebar 10 cm. Gambar 2.2 (d) Perbedaannya dengan petai cina maupun petai adalah bijinya buah I. bijuga keras dengan tiap polong mengandung 2-8 biji bulat. Bijinya dapat dimakan dengan terlebih dulu dibembam dalam arang atau abu panas sampai kulitnya pecah. Kemudian direndam selama 3-4 hari dengan air garam dan direbus. (eyne, 1987) (b) (d) (a) (c) Gambar 2.2 Bagian-bagian tumbuhan I. bijuga. (a) Pohon I. bijuga utuh, (b) bagian kayu dan kulit kayu, (c) bagian bunga, (d) bagian buah dan biji 7

5 2.4 Kandungan kimia famili Fabaceae Metabolit sekunder yang terdapat dalam tanaman ini sangat beragam, dari molekul yang sederhana sampai molekul yang rumit. Keberagaman metabolit sekunder yang terkandung dalam suatu tumbuhan menunjukkan adanya tingkat evolusi dari tumbuhan tersebut. Kandungan senyawa metabolit sekunder secara umum dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu senyawa fenolik dan non-fenolik. Kelompok terpenoid sebagai metabolit sekunder non-fenolik ditemukan dalam bentuk yang bervariasi misalnya diterpen dan triterpen glikosida (saponin). Diterpen yang telah ditemukan pada Fabaceae berupa senyawa furanoditerpen tipe cassane. Furanoditerpen merupakan metabolit sekunder yang diketahui aktif sebagai antimalaria yang dominan ditemukan pada genus Caesalpinia. (Gambar 2.3) Misalnya dari Caesalpinia crista diketahui mengandung norcaesalpinin E (1), caesalpinin C (2) dan caesalpinin D (3) yang aktif sebagai antimalaria dengan nilai IC 50 masing-masing 0,09 μm; 0,76 μm dan 0,8 μm terhadap P. falciparum. (Linn, et al., 2005). 3 C Ac C 3 C 3 Ac 3 C Ac C 3 C 3 C 2 Ac C 3 3 C C 3 Ac (1) (2) (3) Gambar 2.3 Senyawa diterpen yang diisolasi dari famili Fabaceae Senyawa triterpen sering ditemukan dalam bentuk saponin. (Gambar 2.4) Misalnya pada genus Astragalus ditemukan adanya triterpen glikosida jenis sikloartan misalnya dari Geditsia ditemukan gleditsiosida N,, dan P (4-6), yaitu saponin yang terikat dengan monoterpen. Gleditsiosida N dan terikat dengan dua unit monoterpen sedangkan Gleditsiosida P terikat dengan tiga unit monoterpen yang terasetilasi pada C3 dan C6 dari gugus glikosidanya. (Zhang, et al., 1999) sedangkan dari Astragalus kahiricus telah berhasil diisolasi kahirikosida II (7). (Radwan. et al., 2004) 8

6 (4) R 1 = C 2 R 2 = (5) R 1 = C 3, 6 = S R 2 = (6) R 1 = C 3, 6 = S R 2 = R 3 (4-6) C 2 Glu (7) Gambar 2.4 Senyawa triterpen yang diisolasi dari famili Fabaceae Senyawa fenolik yang dominan terdapat dalam famili ini adalah senyawa flavonoid. Selain flavonoid juga banyak ditemukan senyawa dari jenis dibenzooxepin dan stilben. Kecenderungan flavonoid yang dihasilkan dalam tiap genus dalam famili Fabaceae berbedabeda bergantung pada tingkat evolusinya. (Gambar 2.5) Misalnya dari Guibourtia coleosperma, senyawa flavonoid yang dihasilkan adalah flavonoid yang terikat dengan glikosida misalnya epikatecin-(4b 8)-7--β-D-xylopiranosil-epikatecin (8) yang berupa dimer dan 7--β-D-xylopiranosil-epikatecin (9) yang berupa monomer.(bekker, et al., 2006) sedangkan pada genus Caesalpinia, flavonoid yang dihasilkan berupa homoisoflavonoid misalnya bonducellin (10) yang diisolasi dari Caesalpinia pulcherima. (Zhao, et al., 2004). Berbeda dengan dua spesies sebelumnya, genus Milletia menghasilkan senyawa flavonoid berupa isoflavon yang terprenilasi. Milletia pachycarpa diketahui mengandung millewanins G (11), millewanins (12) dan furowanin B (13). (Ito, et al., 9

7 2006). Adapun senyawa dibenzooxepin yang pernah diisolasi adalah bauhiniastatin 1-2 (14-15) yang diisolasi pada Bauhinia purpurea. Bauhinisantin 1 (14) juga diketahui memiliki aktivitas sitotoksik yang tinggi terhadap sel murin leukemia P-388 dengan nilai IC 50 0,65 μm. (Pettit, et al., 2006) Ac Ac Ac Ac Ac Glu (8) (9) C 3 (10) (11) (12) (13) 3 C 3 C 3 C 3 C (14) (15) Gambar 2.5 Senyawa fenolik yang diisolasi dari famili Fabaceae 10

8 2.5 Kandungan kimia genus Intsia Kandungan metabolit sekunder dari genus Intsia yang telah dilaporkan adalah senyawa kelompok fenolik dan nonfenolik. Senyawa fenolik dari genus Intsia yang telah dilaporkan adalah senyawa flavonoid dan stilben sedangkan senyawa non-fenolik yang telah berhasil diisolasi berupa senyawa terpenoid Flavonoid Flavonoid merupakan suatu kelompok senyawa yang sering ditemukan antara lain pada makanan sehari-hari. Senyawa kelompok ini merupakan zat berwarna merah, ungu, biru, dan kuning yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan. Sebanyak 2% dari seluruh karbon yang disintesis oleh tumbuhan dikonversi menjadi senyawa flavonoid dan turunannya. (Markham, 1982) Flavonoid memiliki kerangka dasar karbon yang terdiri dari 15 atom karbon dengan pola C6- C3-C6 dimana dua buah cincin benzene terikat pada suatu rantai propan. Kombinasi cara pengikatan cincin benzene pada rantai propan dapat menghasilkan tiga kelompok senyawa yaitu 1,3-diarilpropan (flavonoid); 1,2-diarilpropan (isoflavonoid) dan 1,1-diarilpropan (neoflavonoid). (Gambar 2.6). Jenis flavonoid dan isoflavonoid sering dijumpai sedangkan neoflavonoid jarang dijumpai. (Achmad, 1985). Di bawah ini adalah struktur kerangka dari ketiga jenis flavonoid. (a) (b) (c) Gambar 2.6 Jenis-jenis flavonoid. (a) flavonoid, (b) isoflavonoid, (c) neoflavonoid Flavonoid disintesis melalui kombinasi dua jalur biosintesis yaitu jalur asetat malonat (cincin A) dan jalur shikimat (cincin B). leh karena itu, cincin A pada flavonoid memiliki ciri pola oksigenasi yang berselang seling seperti halnya senyawa poliketida yang dihasilkan dari jalur asetat malonat. (Gambar 2.7) 11

9 JALUR ASETAT MALNAT JALUR SIKIMAT 3 C C 2 C C 2 C P 3 2 C C 2 C C 3 C 3 C Asam shikimat 2 C C C B C a b B Calkon synthase Stilben synthase A C B A B Flavanon Calkon Stilben Gambar 2.7 Biosintesis flavonoid dan stilben Jalur asetat malonat dimulai dengan reaksi kondensasi antara tiga buah asam asetat membentuk triketida. Sedangkan jalur shikimat dimulai dari reaksi kondensasi antara eritrosa dengan fosfoenol piruvat menghasilkan asam shikimat. Selanjutnya, melalui beberapa tahap reaksi sekunder, asam shikimat dikonversi menjadi fenil propanoid. Fenil propanoid dan triketida yang dihasilkan dari masing-masing jalur kemudian bergabung dan menghasilkan flavonoid melalui mekanisme yang satu dan senyawa stilben melalui mekanisme yang lainya. Berikut ini adalah gambaran jalur biosintesis flavonoid dan stilben. 12

10 Adapun senyawa fenolik yang pernah dilaporkan terdapat dalam genus Intsia adalah senyawa flavonoid dan stilben. (Gambar 2.9) Senyawa flavonoid yang telah berhasil ditemukan dari batang I. bijuga adalah robinetinidol (16) dan fisetinidol (17) dari jenis katecin (flavan-3-ol); naringenin (18), eridiktiol (19) dan farrerol (20) dari jenis flavanon; dihidromirisetin (21) dari jenis flavanonol; robinetin (22), mirisetin (23), 7, 3,5 -trihidroksi flavonol (24) dari jenis flavonol sedangkan aromadendrin (25) ditemukan pada I. palembanica. (illis, dan Yazaki, 1973), (Muslihat, 2006), (Wijaya, 2008) Stilben Stilben adalah kelompok senyawa yang memiliki struktur 1,2-diariletena. Struktur kerangka stilben dapat dilihat pada Gambar 2.8 Gambar 2.8 Struktur kerangka stilben Jalur biosintesis stilben hampir sama seperti jalur biosintesis flavonoid, merupakan kombinasi jalur biosintesis yaitu jalur biosintesis asam malonat dan jalur biosintesis shikimat.(gambar 2.7). Adapun senyawa stilben yang pernah ditemukan pada genus Intsia adalah resveratrol (26), 3,5,3 4 -tetrahidroksistilben (27), dan 3, 5, 3,4, 5 - pentahidroksistilben (28).(Gambar 2.9) 13

11 (16) (17) (18) C 3 C 3 (19) (20) (21) (22) (23) (24) (25) (26) (27) (28) Gambar 2.9 Senyawa flavonoid dan stilben yang diisolasi dari genus Intsia 14

12 Terpenoid Senyawa terpenoid adalah senyawa organik bahan alam yang memiliki kerangka dasar lima buah atom karbon dan kelipatannya. Tiap unit lima karbon tersebut disebut unit isopren. (Gambar 2.10) Unit-unit isopren ini saling berikatan mengikuti kaidah isopren yakni berikatan dari kepala ke ekor. (Achmad, 1985). Gambar 2.10 Kerangka isopren Senyawa terpenoid dikelompokkan berdasarkan jumlah unit isopren penyusun senyawa tersebut. Pada Tabel 2.1 dapat dilihat pengelompokan senyawa terpenoid. Tabel 2.1. Penggelompokan senyawa terpenoid Kelompok Terpenoid Jumlah Karbon Monoterpen 10 Seskuiterpen 15 Diterpen 20 Sesterterpen 25 Triterpen 30 Tetraterpen 40 Politerpen > 40 Senyawa terpenoid dihasilkan dari jalur biosintesis asam mevalonat. Asam mevalonat disintesis dari asetil koenzim A. Tahap biosintesis dimulai dengan reaksi kondensasi antara dua molekul asetil koenzim hingga membentuk asetoasetil koenzim A. Kemudian asetoasetil koenzim A bereaksi dengan asetil CoA dan menghasilkan 3-hidroksi-3- metilglutaril CoA (MG-CoA). MG-CoA kemudian direduksi menjadi asam mevalonat. Tahapan selanjutnya, asam mevalonat diubah menjadi isopren. Adapun gambaran mengenai biosintesis isopren dapat dilihat pada Gambar (Mathews, 2000) 15

13 3 C + 3 C C 3 PP DMAPP 3 C 3 C C 3 C 3 MG-CoA IPP PP 2 NADP CoA-S + 2 NADP + C 2, Pi C 3 C 3 asam mevalonat 3 ATP 3 ADP PP P 3-fosfo-5pirofospat-mevalonat Gambar 2.11 Biosintesis isopren Triterpen merupakan senyawa nonfenolik yang banyak dijumpai terdapat pada Fabaceae. Triterpen adalah senyawa yang mengandung 6 unit isopren dan disintesis melalui dua farnesil pirofosfat (FPP). FPP sendiri dihasilkan dari reaksi kondensasi antara tiga buah unit isopren. Pembentukan FPP dapat digambarkan seperti pada Gambar (Mathews, et al., 2000). Dua buah FPP akan saling bereaksi membentuk squalen dan melalui beberapa reaksi sekunder maka akan terbentuk triterpen. (Gambar 2.12) 16

14 C 3 C 3 PP + PP IPP DMAPP PPi PP Geranil-PP 3 C PP IPP Farnesil-PP PP Gambar 2.12 Pembentukan Farnesil pirofosfat (FPP) Senyawa terpenoid yang telah berhasil diisolasi dari genus Intsia adalah senyawa triterpen sederhana yaitu β- amirin (29) (Gambar 2.13), yang berhasil diisolasi dari kulit I. bijuga yang tumbuh di Australia.(Korytnyk, 1958) (29) Gambar Senyawa terpenoid yang disolasi dari kulit I. bijuga 17

FLAVONOID. Dwi Arif Sulistiono. G1C F.MIPA. Universitas mataram

FLAVONOID. Dwi Arif Sulistiono. G1C F.MIPA. Universitas mataram Dwi Arif Sulistiono FLAVNID G1C007008 F.MIPA. Universitas mataram 1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki curah hujan yang cukup tinggi sehingga memiliki keragaman flora yang cukup

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Tinjauan Famili Moraceae. 2.2 Tinjauan Genus Artocarpus

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Tinjauan Famili Moraceae. 2.2 Tinjauan Genus Artocarpus 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Famili Moraceae Famili Moraceae termasuk famili tumbuhan yang tersebar di daerah hutan tropis sampai subtropis, yaitu di Asia, Amerika, Afrika, dan Australia. Famili ini

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. tanaman. Tipe asosiasi biologis antara mikroorganisme endofit dengan tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. tanaman. Tipe asosiasi biologis antara mikroorganisme endofit dengan tanaman TINJAUAN PUSTAKA Mikroorganisme Endofit Endofit merupakan asosiasi antara mikroorganisme dengan jaringan tanaman. Tipe asosiasi biologis antara mikroorganisme endofit dengan tanaman inang bervariasi mulai

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka 4 Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Tinjauan Umum Famili Moraceae Moraceae adalah famili tumbuhan yang terdiri dari sekitar 60 genus, dan hampir 1400 spesies, termasuk tiga genus penting yaitu Morus, Ficus,

Lebih terperinci

KEKAYAAN NYAMPLUNG DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Oleh : Aris Budi Pamungkas & Amila Nugraheni

KEKAYAAN NYAMPLUNG DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Oleh : Aris Budi Pamungkas & Amila Nugraheni KEKAYAAN NYAMPLUNG DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON Oleh : Aris Budi Pamungkas & Amila Nugraheni Nyamplung tentu tanaman itu kini tak asing lagi di telinga para rimbawan kehutanan. Buah yang berbentuk bulat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pepaya Pepaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang berasal dari Meksiko dan Amerika Selatan, kemudian menyebar ke berbagai negara tropis, termasuk Indonesia sekitar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Mangrove Excoecaria agallocha 2.1.1 Klasifikasi Excoecaria agallocha Klasifikasi tumbuhan mangrove Excoecaria agallocha menurut Cronquist (1981) adalah sebagai berikut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Sorgum Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas dan daerah beriklim sedang. Sorgum dibudidayakan pada ketinggian 0-700 m di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan mangrove Rhizophora stylosa 2.1.1 Klasifikasi Rhizophora stylosa Menurut Cronquist (1981), taksonomi tumbuhan mangrove Rhizophora stylosa sebagai berikut : Kingdom

Lebih terperinci

SEAFAST Center disintesis dari asam. (Cronizer et

SEAFAST Center disintesis dari asam. (Cronizer et Senyawa Fenolik pada Sayuran Indigenous II. BIOSINTESIS SENYAWA FENOLIK Biosintesis senyawa fenolik sebagian besar terjadi di sitoplasma dan diawali melalui jalur shikimate (Gambar 2.1) (Wink 2010). Asam

Lebih terperinci

PENDAHULUAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN PEMBAHASAN PENDAHULUAN Taksonomi tanaman memaminkan peranan penting dalam konservasi keanekaragaman hayati, karena itu memerlukan karakterisasi yang tepat untuk distribusi serta lokalisasi daerah pada spesies dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji ) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Durian 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian Menurut Rahmat Rukmana ( 1996 ) klasifikasi tanaman durian adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi

Lebih terperinci

ISOLASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI KULIT BATANG

ISOLASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI KULIT BATANG ISOLASI SENYAWA METABOLIT SEKUNDER DARI KULIT BATANG ARTOCARPUS GOMEZIANUS WALL. EXTREC. (MORACEAE) TESIS MAGISTER Oleh Unsiyah Zulfa Ulinnuha 20599062 BIDANG KIMIA ORGANIK PROGRAM MAGISTER KIMIA INSTITUT

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Taksonomi dan Morfologi Kacang Tunggak Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari genus Vignadan termasuk ke dalam kelompok yang disebut catjangdan

Lebih terperinci

J. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-

J. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,- Anggaran Tabel 2. Rencana Anggaran No. Komponen Biaya Rp 1. Bahan habis pakai ( pemesanan 2.500.000,- daun gambir, dan bahan-bahan kimia) 2. Sewa alat instrument (analisa) 1.000.000,- J. Gaji dan upah

Lebih terperinci

Perbedaan Pola Oksidasi Flavonoid pada Genus Artocarpus dan Intsia Aliefman Hakim

Perbedaan Pola Oksidasi Flavonoid pada Genus Artocarpus dan Intsia Aliefman Hakim Perbedaan Pola ksidasi Flavonoid pada Genus Artocarpus dan Intsia Aliefman Hakim Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mataram Jl. Majapahit 62

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman selada adalah sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus :Plantae :Spermatophyta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan keanekaragaman hayati dengan bermacam jenis spesies

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan keanekaragaman hayati dengan bermacam jenis spesies I. PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan keanekaragaman hayati dengan bermacam jenis spesies tumbuh-tumbuhan. Kekayaan hayati ini merupakan sumber yang potensial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan dapat melakukan sintesis senyawa organik kompleks. menghasilkan golongan senyawa dengan berbagai macam struktur.

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuhan dapat melakukan sintesis senyawa organik kompleks. menghasilkan golongan senyawa dengan berbagai macam struktur. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuhan dapat melakukan sintesis senyawa organik kompleks yang menghasilkan golongan senyawa dengan berbagai macam struktur. Usaha mengisolasi senyawa baru pada tumbuhan

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili:

I. TINJAUAN PUSTAKA. Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Ordo: Polypetales, Famili: I. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Menurut Fachrudin (2000) di dalam sistematika tumbuhan, tanaman kedelai diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Saninten (Castanopsis argentea Blume A.DC) Sifat Botani Pohon saninten memiliki tinggi hingga 35 40 m, kulit batang pohon berwarna hitam, kasar dan pecah-pecah dengan permukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kenari merupakan Family dari Burseraceae. Famili ini terdiri dari 16

BAB I PENDAHULUAN. Kenari merupakan Family dari Burseraceae. Famili ini terdiri dari 16 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenari merupakan Family dari Burseraceae. Famili ini terdiri dari 16 genus dan sekitar 550 jenis yang tersebar di daerah-daerah tropis di seluruh dunia. Pohonnya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik, pertumbuhan akar tunggang lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada akar-akar cabang banyak terdapat

Lebih terperinci

san dengan tersebut (a) (b) (b) dalam metanol + NaOH

san dengan tersebut (a) (b) (b) dalam metanol + NaOH 4 Hasil dan Pembaha san Pada penelitian mengenai kandungan metabolitt sekunder dari kulit batang Intsia bijuga telah berhasil diisolasi tiga buah senyawaa turunan flavonoid yaitu aromadendrin (26), luteolin

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mentimun Papasan Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota Cucurbitaceae yang diduga berasal dari Asia dan Afrika. Tanaman mentimun papasan memiliki

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl., II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Mahkota Dewa 1. Klasifikasi dan Ciri Morfologi Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl., dengan nama sinonim Phaleria papuana. Nama umum dalam

Lebih terperinci

ABSTRAK I. PENDAHULUAN

ABSTRAK I. PENDAHULUAN Kecenderungan Pola Prenilasi Flavonoid pada Kulit Batang dan Kayu Batang Artocarpus scortechinii King. (Moraceae) Aliefman Hakim Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan PMIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Singkat Merbau Menurut Merbau (Instia spp) merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak dimanfaatkan dan mempunyai nilai yang ekonomi yang tinggi karena sudah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

AKTIVITAS SITOTOKSIK SENYAWA TURUNAN FLAVONOID TERPRENILASI DARI BEBERAPA SPESIES TUMBUHAN ARTOCARPUS ASAL INDONESIA

AKTIVITAS SITOTOKSIK SENYAWA TURUNAN FLAVONOID TERPRENILASI DARI BEBERAPA SPESIES TUMBUHAN ARTOCARPUS ASAL INDONESIA AKTIVITAS SITOTOKSIK SENYAWA TURUNAN FLAVONOID TERPRENILASI DARI BEBERAPA SPESIES TUMBUHAN ARTOCARPUS ASAL INDONESIA Iqbal Musthapa, Euis H.Hakim, Lia D. Juliawaty, Yana M. Syah, Sjamsul A. Achmad. Latar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kacang Tanah Kacang tanah tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm dan mengeluarkan daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

Lebih terperinci

E U C A L Y P T U S A.

E U C A L Y P T U S A. E U C A L Y P T U S A. Umum Sub jenis Eucalyptus spp, merupakan jenis yang tidak membutuhkan persyaratan yang tinggi terhadap tanah dan tempat tumbuhnya. Kayunya mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. adalah sebagai berikut: kerajaan: Plantae; divisio: Magnoliophyta; kelas:

TINJAUAN PUSTAKA. adalah sebagai berikut: kerajaan: Plantae; divisio: Magnoliophyta; kelas: TINJAUAN PUSTAKA Botani Bunga Matahari Menurut Benson (1957), klasifikasi ilmiah dari tanaman bunga matahari adalah sebagai berikut: kerajaan: Plantae; divisio: Magnoliophyta; kelas: Magnoliophyta; ordo:

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia adalah negara dengan keanekaragaman hayati yang sangat

I. PENDAHULUAN. 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia adalah negara dengan keanekaragaman hayati yang sangat I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia adalah negara dengan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Keanekaragaman hayati yang ada meliputi semua organisme tingkat tinggi maupun rendah, yang berada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Asam jawa merupakan tanaman keras berumur panjang yang dapat mencapai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Asam jawa merupakan tanaman keras berumur panjang yang dapat mencapai 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Asam Jawa (Tamarindus indica) Asam jawa merupakan tanaman keras berumur panjang yang dapat mencapai umur hingga 200 tahun. Akar pohon asam jawa yang dalam, juga membuat

Lebih terperinci

4 Pembahasan. 4.1 Senyawa Asam p-hidroksi Benzoat (58)

4 Pembahasan. 4.1 Senyawa Asam p-hidroksi Benzoat (58) 4 Pembahasan Pada penelitian ini tiga senyawa metabolit sekunder telah berhasil diisolasi dari dan Desmodium triquetrum Linn. Senyawa tersebut antara lain asam p-hidroksi benzoat (58) dan kaempferol (33),

Lebih terperinci

BIOSINTESIS METABOLIT PRIMER DAN METABOLIT SEKUNDER

BIOSINTESIS METABOLIT PRIMER DAN METABOLIT SEKUNDER BIOSINTESIS METABOLIT PRIMER DAN METABOLIT SEKUNDER Biosintesis merupakan proses pembentukan suatu metabolit (produk metabolisme) dari molekul yang sederhana sehingga menjadi molekul yang lebih kompleks

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini diduga memiliki sekitar 90 genus dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kedelai adalah sebagai berikut : : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kedelai adalah sebagai berikut : : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi Tanaman Kedelai Klasifikasi tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom Subkingdom Super Divisi Divisi Kelas Sub Kelas Ordo Famili : Plantae

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

UNIVERSITAS SETIA BUDI FAKULTAS FARMASI Program Studi S1 Farmasi Jl. Letjen. Sutoyo. Telp (0271) Surakarta 57127

UNIVERSITAS SETIA BUDI FAKULTAS FARMASI Program Studi S1 Farmasi Jl. Letjen. Sutoyo. Telp (0271) Surakarta 57127 UNIVERSITAS SETIA BUDI FAKULTAS FARMASI Program Studi S1 Farmasi Jl. Letjen. Sutoyo. Telp (0271) 852518 Surakarta 57127 UJIAN TENGAH SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2006 / 2007 Mata Kuliah : Fitokimia II

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna TINJAUAN PUSTAKA Tanah Gambut Tanah gambut terbentuk dari bahan organik sisa tanaman yang mati diatasnya, dan karena keadaan lingkungan yang selalu jenuh air atau rawa, tidak memungkinkan terjadinya proses

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kedelai 2.1.1 Klasifikasi tanaman kedelai Kedelai merupakan tanaman pangan berupa semak yang tumbuh tegak. Kedelai jenis liar Glycine ururiencis, merupakan kedelai yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai Cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk kedalam famili Solanaceae. Terdapat sekitar 20-30 spesies yang termasuk kedalam genus Capsicum, termasuk diantaranya

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Kedelai Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja atau Soja max, tetapi pada tahun 1984 telah disepakati nama botani yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang memiliki satu elektron

BAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang memiliki satu elektron 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang memiliki satu elektron tidak berpasangan. Radikal bebas memiliki sifat yang reaktif sehingga cenderung bereaksi

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Tinjauan Umum Famili Fabaceae

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Tinjauan Umum Famili Fabaceae 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Umum 2.1.1 Famili Fabaceae Famili Fabaceae adalah famili ketiga terbesar setelah rchidaceae dan Asteraceae dari Angiosperma dan tersebar di dunia dengan sekitar 730 genus

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang terdiri dari akar tunggang, akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang, serta akar cabang yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Dephut, 1998): Kingdom : Plantae Divisio : Spematophyta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Fitokimia Sampel Kering Avicennia marina Uji fitokimia ini dilakukan sebagai screening awal untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder pada sampel. Dilakukan 6 uji

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman Jambu Biji Merah Nama ilmiah jambu biji adalah Psidium guajava. Psidium berasal dari bahasa yunani yaitu psidium yang berarti delima, guajava

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gamal (Gliricidia maculata) adalah nama jenis perdu dari kerabat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gamal (Gliricidia maculata) adalah nama jenis perdu dari kerabat 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gamal (Gliricidia maculata) Tanaman gamal (Gliricidia maculata) adalah nama jenis perdu dari kerabat polong - polongan (suku Fabaceae atau Leguminosae). Penyebaran alami tidak

Lebih terperinci

POLIKETIDA. Disusun oleh : Kelompok 4. Ainur Rohmah ( ) Muhamad Rizal ( ) Rizky Widyastari ( )

POLIKETIDA. Disusun oleh : Kelompok 4. Ainur Rohmah ( ) Muhamad Rizal ( ) Rizky Widyastari ( ) PLIKETIDA Makalah ini disusun untuk memenuhi nilai mata kuliah kimia bahan alam Disusun oleh : Kelompok 4 Ainur ohmah (1112096000013) Muhamad izal (1112096000019) izky Widyastari (1112096000025) PGAM STUDI

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai. Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai. Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari sebuah akar tunggang yang terbentuk dari calon akar,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove berasal dari gabungan antara bahasa Portugis mangue dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata mangrove berasal dari gabungan antara bahasa Portugis mangue dan 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tumbuhan Mangrove Kata mangrove berasal dari gabungan antara bahasa Portugis mangue dan bahasa Inggris grove. Kata mangrove dalam bahasa Portugis digunakan untuk menyatakan

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat) IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat) Abstrak Kulit buah langsat diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut yang berbeda

Lebih terperinci

MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5

MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5 MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5 Nama Kelompok Rizky Ratna Sari Rika Dhietya Putri Ahmad Marzuki Fiki Rahmah Fadlilah Eka Novi Octavianti Bidayatul Afifah Yasir Arafat . Swietenia macrophylla

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Merbau Darat 1. Deskripsi Ciri Pohon Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut (Martawijaya dkk., 2005). Regnum Subregnum Divisi Kelas Famili

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Glikosida Glikosida merupakan salah satu senyawa jenis alkaloid. Alkaloid adalah senyawa metabolit sekunder pada jaringan tumbuhan dan hewan yang memiliki atom nitrogen (Hartati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radikal bebas adalah sebuah atom atau molekul yang mempunyai satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital terluarnya (Clarkson dan Thompson, 2000)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Tunggak. Kacang tunggak (Vigna unguiculata L. Walp) termasuk keluarga

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Tunggak. Kacang tunggak (Vigna unguiculata L. Walp) termasuk keluarga II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kacang Tunggak Kacang tunggak (Vigna unguiculata L. Walp) termasuk keluarga Leguminoceae. Tanaman ini diperkirakan berasal dari Afrika Barat yang didasarkan atas keberadaan tetuanya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara alamiah. Proses tua disebut sebagai siklus hidup yang normal bila

BAB I PENDAHULUAN. secara alamiah. Proses tua disebut sebagai siklus hidup yang normal bila BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makhluk hidup atau organisme akan sampai pada proses menjadi tua secara alamiah. Proses tua disebut sebagai siklus hidup yang normal bila datangnya tepat waktu. Proses

Lebih terperinci

semua masalah kesehatan dapat diatasi oleh pelayanan pengobatan modern (BPOM, 2005). Tumbuhan obat Indonesia atau yang saat ini lebih dikenal dengan

semua masalah kesehatan dapat diatasi oleh pelayanan pengobatan modern (BPOM, 2005). Tumbuhan obat Indonesia atau yang saat ini lebih dikenal dengan BAB 1 PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman akan alamnya. Keanekaragaman alam tersebut meliputi tumbuh-tumbuhan, hewan dan mineral. Negara berkembang termasuk Indonesia banyak

Lebih terperinci

ISOLASI DAN KARAKTERISASI STRUKTUR SANTON SERTA UJI ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L)

ISOLASI DAN KARAKTERISASI STRUKTUR SANTON SERTA UJI ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L) ISOLASI DAN KARAKTERISASI STRUKTUR SANTON SERTA UJI ANTIOKSIDAN FRAKSI ETIL ASETAT KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L) Skripsi Sarjana Kimia OLEH : FAUZI ALFON SURI 07 132 025 JURUSAN KIMIA FAKULTAS

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan Pada penelitian ini tiga metabolit sekunder telah berhasil diisolasi dari kulit akar A. rotunda (Hout) Panzer. Ketiga senyawa tersebut diidentifikasi sebagai artoindonesianin L (35),

Lebih terperinci

Pewarna Alami untuk Pangan KUNING MERAH SECANG

Pewarna Alami untuk Pangan KUNING MERAH SECANG Pewarna Alami untuk Pangan KUNING MERAH SECANG Secang atau Caesalpinia sappan L merupakan tanaman semak atau pohon rendah dengan ketinggian 5-10 m. Tanaman ini termasuk famili Leguminoceae dan diketahui

Lebih terperinci

Senyawa Flavonoid dari Kulit Batang Intsia bijuga Kuntze Papua (Fabaceae)

Senyawa Flavonoid dari Kulit Batang Intsia bijuga Kuntze Papua (Fabaceae) Senyawa Flavonoid dari Kulit Batang Intsia bijuga Kuntze Papua (Fabaceae) SKRIPSI Rizqiya Astri Hapsari 10504002 PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Radish Radish (Raphanus sativus L.) merupakan tanaman semusim atau setahun (annual) yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di Indonesia,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Interpretasi Visual Penggunaan Lahan Melalui Citra Landsat Interpretasi visual penggunaan lahan dengan menggunakan citra Landsat kombinasi band 542 (RGB) pada daerah penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. berbagai cara yang menghambat respon pada sistem biologis sehingga dapat

TINJAUAN PUSTAKA. berbagai cara yang menghambat respon pada sistem biologis sehingga dapat TINJAUAN PUSTAKA Defenisi Tumbuhan Beracun Racun adalah zat atau senyawa yang dapat masuk ke dalam tubuh dengan berbagai cara yang menghambat respon pada sistem biologis sehingga dapat menyebabkan gangguan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

Oleh : IQBAL MUSTHAPA

Oleh : IQBAL MUSTHAPA leh : IQBAL MUSTAPA Kelompok Penelitian Kimia rganik Bahan Alam Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pendidikan Indonesia Pendahuluan Shorea stenoptera Burck

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Perakaran kedelai akar tunggangnya bercabang-cabang, panjangnya

TINJAUAN PUSTAKA. Perakaran kedelai akar tunggangnya bercabang-cabang, panjangnya TINJAUAN PUSTAKA Menurut Sharma (1993), tanaman kedelai diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta Angiospermae : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Wijen (Sesamum indicum L) 1. Sistematika Tanaman Tanaman wijen mempunyai klasifikasi tanaman sebagai berikut : Philum : Spermatophyta Divisi : Angiospermae Sub-divisi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman: Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo : Euphorbiales, Famili

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai 3 TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Cabai ditemukan pertama kali oleh Columbus pada saat menjelajahi Dunia Baru. Tanaman cabai hidup pada daerah tropis dan wilayah yang bersuhu hangat. Selang beberapa

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kayu Manis (innamomun burmannii) Adapun taksonomi kayu manis adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Super Divisi : Spermatophyta Divisi : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 27 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Api-api (Avicennia marina (Forks.)Vierh.) Pohon api-api (Avicennia marina (Forks.)Vierh.) merupakan tumbuhan sejati yang hidup di kawasan mangrove. Morfologi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat Tomat (Lycopersicum esculantum MILL.) berasal dari daerah tropis Meksiko hingga Peru. Semua varietas tomat di Eropa dan Asia pertama kali berasal dari Amerika Latin

Lebih terperinci

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Tinjauan Umum Genus Artocarpus

2 Tinjauan Pustaka. 2.1 Tinjauan Umum Genus Artocarpus 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Umum Genus Artocarpus Moraceae adalah salah satu famili tumbuhan tingkat tinggi yang relatif besar, terdiri dari 60 genus dan kurang lebih 1600 spesies (eyne, 1987). Moraceae

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun II.TINJAUAN PUSTAKA A. Burung Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun demikian burung adalah satwa yang dapat ditemui dimana saja sehingga keberadaanya sangat sulit dipisahkan

Lebih terperinci

ERNI WAHYU FITHRIANA A

ERNI WAHYU FITHRIANA A EFEKTIFITAS AIR REBUSAN KEDELAI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN ZAMIA (Zamia kulkas) DENGAN BERBAGAI MEDIA SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagai persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Biologi Oleh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Ubikayu Dalam taksonomi tumbuhan, klasifikasi tanaman ubikayu adalah sebagai berikut: Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae (tumbuhan)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Botani Kacang Tanah (Arachis hypogaeal.) Fachruddin (2000), menjelaskan bahwa klasifikasi tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah sebagai berikut. Divisi : Spermatophyta

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum) Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan anggrek yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum) Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan anggrek yang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Anggrek Tebu (Grammatophyllum speciosum) Anggrek tebu (Grammatophyllum speciosum) merupakan anggrek yang diyakni merupakan anggrek terbesar yang pernah ada. Anggrek ini tersebar

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Jagung Manis Jagung manis termasuk dalam golongan famili graminae dengan nama latin Zea mays saccarata L. Menurut Rukmana ( 2009), secara sistematika para ahli botani mengklasifikasikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Terdegradasi ,

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Terdegradasi , II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Terdegradasi Degradasi lahan adalah proses menurunnya kapasitas dan kualitas lahan untuk mendukung suatu kehidupan (FAO 1993). Degradasi lahan mengakibatkan hilang atau

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi Tanaman sawi (Brassica juncea L.) masih satu keluarga dengan kubis-krop, kubis bunga, broccoli dan lobak atau rades, yakni famili cruciferae (brassicaceae) olek karena

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Wijen secara Umum

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Wijen secara Umum 11 TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Wijen secara Umum Wijen (Sesamum indicum L.) merupakan tanaman setahun yang tumbuh tegak dan bisa mencapai ketinggian 1.5 m 2.0 m. Tanaman wijen berbentuk semak yang berumur

Lebih terperinci

TANAMAN PENGHASIL PATI

TANAMAN PENGHASIL PATI TANAMAN PENGHASIL PATI Beras Jagung Sagu Ubi Kayu Ubi Jalar 1. BERAS Beras (oryza sativa) terdiri dari dua jenis, yaitu Japonica yang ditanam di tanah yang mempunyai musim dingin, dan Indica atau Javanica

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Gonda Tanaman gonda dalam bahasa jawa disebut gondo atau orang barat menyebutnya chikenspike termasuk dalam keluarga Sphenocleaceae. Klasifikasi taksonomi dijelaskan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Jagung Manis Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut, Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Sub-divisi: Angiospermae,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Menurut Tjitrosoepomo (1989) tanaman kacang hijau termasuk suku (family) Leguminosae. Kedudukan tanamn kacang hijau dalam taksonomi tumbuhan diklasifikasikan

Lebih terperinci