PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DI BEI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DI BEI"

Transkripsi

1 PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DI BEI Maria Rofina WPPW Maswar Patuh Priyadi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT Good Corporate Governance (GCG) is a system which regulates the relation among various interested parties (stakeholders) in order to achieve the company objectives. Good Corporate Governance (GCG) is performed in order to keep the company under the control of strong and discipline management as well as to prevent the occurrence of disorders which can be improved immediately. Therefore, this research is meant to find out the implementation influence of Good Corporate Governance (GCG) to the financial performance of companies which are listed in the Indonesia Stock Exchange. The purposive sampling is applied in this research as the sample selection technique which is applied on the companies which are listed in the Indonesia Stock Exchange which follows the survey of the Indonesian Institute for Corporate Governance and achieving the best rank in The hypothesis test is performed by using the simple linear regression analysis with statistic analysis in the form of t statistic test. The result of the research indicates that the partial implementation of good corporate governance has an influence to the net profit margin, the implementation of good corporate governance has an influence to the return on investment, and the implementation of good corporate governance has an influence to the return on equity. Keywords: Good Corporate Governance (GCG), Return On Investment (ROI), Net Profit Margin (NPM), Return On Equity (ROE). ABSTRAK Good Corporate Governance (GCG) adalah suatu sistem yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders) demi tercapainya tujuan perusahaan. Good corporate governance dilaksanakan untuk menjaga perusahaan tetap berada dalam kendali manajemen yang kuat dan disiplin serta mencegah terjadinya kesalahan-kesalahan signifikan dalam strategi perusahaan dan untuk memastikan bahwa kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat diperbaiki dengan segera. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan good corporate governance (GCG) terhadap kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah purposive sampling pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mengikuti survey The Indonesian Institute For Corporate Governance dan mendapatkan peringkat terbaik pada tahun Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier sederhana dengan analisis statistik yang berupa uji statistik t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial penerapan good corporate governance berpengaruh terhadap net profit margin, penerapan good corporate governance berpengaruh terhadap return on investment, dan penerapan good corporate governance berpengaruh terhadap return on equity. Kata Kunci : Good Corporate Governance (GCG), Return On Investment (ROI), Net Return On Equity (ROE). Profit Margin (NPM),

2 PENDAHULUAN Brigham dan Houston (2001) menyatakan bahwa salah satu tujuan penting dalam pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau dengan memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan dapat dicapai jika perusahaan mampu beroperasi dengan mencapai laba yang ditargetkan. Melalui laba yang diperoleh tersebut perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Bank Dunia (World Bank) mendefinisikan good corporate governance (GCG) sebagai kumpulan hukum, peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi, yang dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan untuk berfungsi secara efisien guna menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar keseluruhan (Effendi, 2009). Secara umum, good corporate governance (GCG) adalah sistem dan struktur yang baik dalam mengelola perusahaan dengan meningkatkan nilai pemegang saham mengakomodasikan berbagai pihak yang berkepentingan perusahaan (stakeholder), seperti: kreditor, pemasok, asosiasi bisnis, konsumen, pekerja, pemerintah, dan masyarakat luas (Syakhroza, 2004). FCGI (2001) merumuskan tujuan dari good corporate governance adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders). Good corporate governance yang mengandung empat unsur penting yaitu keadilan, transparansi, pertanggungjawaban, dan akuntabilitas, diharapkan dapat menjadi satu jalan dalam meningkatkan nilai perusahaan. Dengan adanya tata kelola perusahaan yang baik, diharapkan nilai perusahaan akan dinilai dengan baik oleh investor. IICG (2002) menemukan bahwa alasan utama perusahaan menerapkan adalah kepatuhan terhadap peraturan. Perusahaan meyakini bahwa implementasi GCG merupakan bentuk lain penegakan etika bisnis dan etika kerja yang sudah lama menjadi komitmen perusahaan, dan implementasi GCG berhubungan dengan peningkatan nilai perusahaan. Perusahaan yang mempraktikkan GCG akan mengalami perbaikan citra, dan nilai perusahaan. Bukti empiris yang diperoleh dari hasil riset Zhuang pada tahun 2000 menunjukkan masih lemahnya perusahaan-perusahaan publik di Indonesia dalam mengelola perusahaan dibanding negara-negara Asia Tenggara, hal ini ditunjukkan oleh masih lemahnya standar-standar akuntansi, pertanggungjawaban terhadap pemegang saham, standar-standar pengungkapan dam transparansi serta proses-proses kepengurusan perusahaan. Hal ini secara tidak langsung menunjukkan masih lemahnya perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam manajemen yang baik dalam memuaskan stakeholder perusahaan. Dalam upaya mengatasi kelemahan kelemahan tersebut, maka para pelaku bisnis di Indonesia menyepakati penerapan good corporate governance (GCG), suatu sistem pengelolaan perusahaan yang baik. Langkah ini dilakukan sesuai dengan perjanjian Letter of Intent ( LOI ) dengan IMF tahun 1998, yang salah satu isinya adalah pencantuman jadwal perbaikan pengelolaan perusahaan di Indonesia (Sulistyanto, 2003). Melalui penerapan good corporate governance diharapkan : (1) perusahaan mampu meningkatkan kinerjanya melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, (2) perusahaan lebih mudah memperoleh dana pembiayaan yang lebih murah karena faktor kepercayaan, (3) dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, (4) pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan sekaligus akan meningkatkan deviden mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji apakah terdapat pengaruh penerapan good corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

3 Indonesia. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam hal jangka waktu pengambilan sampel yang lebih panjang yaitu antara dan perbedaan variabel dependen dalam menguji kinerja keuangannya. Penambahan periode pengamatan dan perbedaan variabel dependen dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lebih banyak agar dapat mempresentasikan semua perusahaan yang ada dan dapat merepresentasikan alat ukur kinerja keuangan yang lainnya. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Definisi Good Corporate Governance Good Corporate Governance (GCG) pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee pada tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut pada laporan mereka (Cadbury Report). Menurut Cadbury, Good Corporate Governance adalah mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar tercapai keseimbangan antara kekuatan dan kewenangan perusahaan (Sutedi, 2011). Corporate governance sebagai sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan agar perusahaan itu menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua stakeholdernya. Untuk itu ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini, yaitu hak pemegang saham yang harus dipenuhi perusahaan dan kewajiban yang harus dilakukan perusahaan (Sulistyanto, 2008). Setiap kata dari GCG yaitu baik (Good) adalah tingkat pencapaian terhadap suatu hasil upaya yang memenuhi persyaratan, menunjukkan kepatutan dan keteraturan operasional perusahaan sesuai dengan konsep Corporate Governance (CGPI, 2009). Bank Dunia (World Bank) mendefinisikan good corporate governance (GCG) sebagai kumpulan hukum, peraturan, dan kaidah-kaidah yang wajib dipenuhi, yang dapat mendorong kinerja sumber-sumber perusahaan untuk berfungsi secara efisien guna menghasilkan nilai ekonomi jangka panjang yang berkesinambungan bagi para pemegang saham maupun masyarakat sekitar keseluruhan (Effendi, 2009). Manfaat dan Tujuan Good Corporate Governance FCGI (2001) mengungkapan bahwa corporate governance memiliki banyak manfaat bagi perusahaan antara lain : (1) Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholder, (2) Mempermudah dana pembiayaan yang lebih murah dan tidak rigid (karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate value. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, (3) Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholders s value dan deviden. Khususnya bagi BUMN akan dapat membantu penerimaan bagi APBN terutama dari hasil privatisasi. Tujuan dari good corporate governance (GCG) adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan (stakeholders), secara teoritis pelaksanaan good corporate governance dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kinerja keuangan mereka. Prinsip Prinsip Dasar Good Corporate Governance Effendi (2009) dalam mewujudkan prinsip GCG disuatu perusahaan publik, maka prinsip independensi (independency), transparansi dan pengungkapan (transparency and disclosure), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility) serta kewajaran (fairness) harus menjadi landasan utama bagi aktivitas komite audit. Pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam aktivitas komite audit akan dijelaskan lebih lanjut dalam bagian berikut : Pertama, prinsip

4 independensi, yaitu komite audit diharapkan bersikap independen terhadap kepentingan pemegang saham mayoritas maupun minoritas. Selain itu, anggota komite audit seharusnya tidak memiliki hubungan bisnis apapun dengan perusahaan maupun hubungan kekeluargaan dengan anggota direksi dan komisaris perusahaan, sehingga terhindar dari benturan kepentingan. Oleh karena itu nama-nama anggota komite audit (terutama di perusahaan publik) hendaknya diumumkan ke masyarakat atau publik sebagai wujud akuntabilitas terhadap sikap independensi mereka. Kedua, prinsip transparansi, hal ini ditunjukkan melalui piagam komite audit (audit committee charter), program kerja tahunan, serta rapat komite audit secara periodik yang di dokumentasikan dalam notulen rapat. Komite audit hendaknya membuat laporan secara berkala kepada komisaris tentang pencapaian kinerjanya sebagai wujud pengungkapan (disclosure). Diharapkan agar laporan tersebut dituangkan dalam laporan tahunan (annual report) perusahaan yang dipublikasikan kepada publik. Ketiga, Prinsip Akuntabilitas, hal ini ditunjukkan oleh frekuensi pertemuan dan tingkat kehadiran anggota komite audit. Selain itu, komite audit seharusnya memiliki kapabilitas, kompetensi dan pengalaman dibidang audit serta proses bisnis perusahaan agar dapat bekerja secara profesional. Keempat, Prinsip Pertanggungjawaban, prinsip ini ditunjukkan oleh aktivitas komite audit yang dijalankan sesuai dengan peraturan atau ketentuan yang berlaku. Selain itu, kinerja komite audit hendaknya dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada publik, selain pada dewan komisaris. Kelima, prinsip kewajaran, prinsip ini ditunjukkan oleh sikap komite audit dalam pengambilan keputusan yang didasarkan atas sikap adil (fair) dan objektif terhadap semua pihak. Sistem Penilaian Pelaksanaan Good Corporate Governance Penilaian terhadap good corporate governance berdasarkan pada pemeringkatan CGPI. The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) adalah lembaga organisasi independen yang didirikan untuk memasyarakatkan konsep praktik dan manfaat corporate governance kepada dunia usaha khususnya dan masyarakat luas umumnya (IICG, 2008). GCG melalui penerapan prinsip dasar transparency, accountability, responsibility, independency, and fairness, pada riset ini dicerminkan dan diukur dengan enam cakupan penilaian riset dan pemeringkatan oleh CGPI (2009) adalah sebagai berikut : Komitmen terhadap Tata Kelola Perusahaan. Komitmen terhadap tata kelola perusahaan adalah sistem CG yang mendorong anggota perusahaan untuk menyelenggarakan GCG dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan. Hak Pemegang Saham dan Fungsi Kepemilikan Kunci. Hak pemegang saham dan fungsi kepemilikan kunci adalah sistem CG yang dapat melindungi dan memfasilitasi pemenuhan hak-hak pemegang saham. Perlakuan yang Setara terhadap Seluruh Pemegang Saham. Perlakuan yang setara terhadap seluruh pemegang saham adalah sistem CG yang dapat menjamin adanya perlakuan yang setara terhadap seluruh pemegang saham, termasuk pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing. Semua pemegang saham harus diberikan kesempatan yang sama untuk mendapatkan tanggapan yang efektif terhadap pelanggaran hak-hak pemegang saham. Peran Stakeholders dalam Tata Kelola Perusahaan. Peran stakeholders dalam tata kelola perusahaan adalah sistem CG yang dapat mengakui hak-hak para stakeholder yang telah

5 ditetapkan oleh hukum atau melalui perjanjian kerjasama, dan mendorong kerja sama yang aktif antara perusahaan dan para stakeholder dalam penciptaan kesejahteraan, lapangan kerja, kondisi keuangan perusahaan yang sehat serta meningkatkan kualitas penyelenggaraan tanggung jawab sosial perusahaan. Pengungkapan dan Transparansi. Pengungkapan dan transparansi adalah sistem CG yang dapat menjamin terlaksananya kelengkapan pengungkapan dengan tepat waktu dan akurat atas semua informasi material yang berkaitan dengan perusahaan melalui berbagai media. Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Tanggung jawab dewan komisaris dan dewan direksi adalah sistem CG yang dapat menjamin pelaksanaan tanggung jawab dewan komisaris dan dewan direksi terhadap pengelolaan perusahaan. Bobot penilaian diatas telah disajikan dalam tabel 1 berikut ini : Tabel 1 Aspek dan Bobot Penilaian CGPI No Aspek Bobot (%) 1 Komitmen terhadap Tata Kelola Perusahaan 15 % 2 Hak Pemegang Saham dan Fungsi Kepemilikan 20 % Kunci 3. Perlakuan yang Setara terhadap Seluruh Pemegang 15 % Saham 4. Peran Stakeholders dalam Tata Kelola Perusahaan 15 % 5. Pengungkapan dan Transparansi 15 % 6. Tanggung Jawab Dewan komisaris dan Dewan 20 % Direksi Sumber : Laporan CGPI, 2009 IICG (2008) melakukan penahapan atau urutan proses riset dan pemeringkatan GCG sebagai berikut : Self Assessment. Sebuah proses penilaian objektif dari perusahaan atas dirinya sendiri yang dikaitkan dengan penyelarasan sistem GCG dalam semua proses bisnis melalui penetapan, pelaksanaan dan evaluasi strategi perusahaan untuk mencapai tujuan dan sasaran perusahaan yang berkelanjutan (manajemen stratejik). Self assessment dilaksanakan melalui pengisian kuesioner oleh seluruh stakeholder perusahaan. Pengumpulan Dokumen Perusahaan. Pada tahap ini perusahaan diminta untuk mengumpulkan dokumen dan bukti yang mendukung penerapan corporate governance di perusahaan, serta yang terkait dengan penyelarasan sistem GCG dalam proses bisnis perusahaan. Bagi perusahaan yang telah mengirimkan dokumen terkait pada penyelenggaraan CGPI tahun sebelumnya, cukup memberikan pernyataan konfirmasi pada dokumen sebelumnya yang masih berlaku, dan jika terjadi perubahan, dokumen yang direvisi harus dilampirkan. Pembuatan Makalah dan Presentasi. Pada tahap ini perusahaan diminta untuk membuat penjelasan kegiatan perusahaan dalam menyeleraskan sistem GCG pada proses bisnis melalui manajemen stratejik selama tahun berjalan dalam bentuk makalah dengan sistematika penyusunan yang telah ditentukan dan kemudian dilakukan diskusi serta tanya jawab.

6 Observasi ke Perusahaan. Pada tahap ini peneliti CGPI akan berkunjung ke lokasi perusahaan peserta untuk menelaah kepastian dari penyelarasan sistem GCG di perusahaan. Pelaksanaan observasi di setiap perusahaan peserta CGPI dilakukan maksimal selama ½ (setengah) hari kerja (3jam) setelah presentasi, diskusi, dan tanya jawab. Pihak perusahaan yang diminta untuk hadir pada saat observasi adalah perwakilan dari dewan komisaris, dewan direksi serta manajemen. Bobot penilaian pemeringkatan CGPI disajikan dalam tabel 2 berikut ini : Tabel 2 Tahapan dan Bobot Penilaian Riset dan Pemeringkatan CGPI No Tahapan Bobot (%) 1. Self Assessment 20 % 2. Kelengkapan Dokumen 20 % 3. Makalah yang merefleksikan Program 20 % dan hasil penerapan Good corporate governance sebagai sebuah sistem perusahaan yang bersangkutan 4. Observasi 40 % Sumber : Laporan CGPI, 2009 Nilai CGPI dapat dihitung dengan menjumlahkan nilai akhir dari tahapan diatas. Hasil program riset dan pemeringkatan penerapan GCG pada peserta perusahaan dengan memberikan skor sesuai dengan acuan yang telah dibuat. Pemeringkatan CGPI dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan tingkat terpercaya yang dapat dijelaskan menurut skor penerapan GCG yang disajikan pada tabel 3 berikut ini : Tabel 3 Kategori Pemeringkatan CGPI No Skor Penilaian Predikat 1. > Sangat Terpercaya 2. > Terpercaya Kurang Terpercaya Sumber : Laporan CGPI, 2009 Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Good Corporate Governance Daniri (2005) menyatakan bahwa keberhasilan penerapan GCG juga memiliki prasyarat tersendiri. Di sini, ada dua faktor yang memegang peranan yaitu faktor eksternal dan internal : 1. Faktor Eksternal Yang dimaksud faktor eksternal adalah beberapa faktor yang berasal dari luar perusahaan yang sangat mempengaruhi keberhasilan penerapan GCG, di antaranya: (1) terdapatnya sistem hukum yang baik sehingga mampu menjamin berlakunya supremasi hukum yang konsisten dan efektif, (2) dukungan pelaksanaan GCG dari sektor publik/lembaga pemerintahaan yang diharapkan dapat pula melaksanakan good governance dan clean government menuju good government governance yang sebenarnya, (3) terdapatnya contoh pelaksanaan GCG yang tepat

7 (best practices) yang dapat menjadi standar pelaksanaan GCG yang efektif dan profesional. Dengan kata lain, semacam benchmark (acuan), (4) terbangunnya sistem tata nilai sosial yang mendukung penerapan GCG di masyarakat. Ini penting karena lewat sistem ini diharapkan timbul partisipasi aktif berbagai kalangan masyarakat untuk mendukung aplikasi serta sosialisasi GCG secara sukarela, (5) hal lain yang tidak kalah pentingnya sebagai prasyarat keberhasilan implementasi GCG terutama di Indonesia adalah adanya semangat anti korupsi yang berkembang di lingkungan publik di mana perusahaan beroperasi disertai perbaikan masalah kualitas pendidikan dan perluasan peluang kerja. Bahkan dapat dikatakan bahwa perbaikan lingkungan publik sangat mempengaruhi kualitas dan skor perusahaan dalam implementasi GCG. 2. Faktor Internal Maksud faktor internal adalah pendorong keberhasilan pelaksanaan praktik GCG yang berasal dari dalam perusahaan. Beberapa faktor yang dimaksud antara lain: (1) terdapatnya budaya perusahaan (corporate culture) yang mendukung penerapan GCG dalam mekanisme serta sistem kerja manajemen di perusahaan, (2) berbagai peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan perusahaan mengacu pada penerapan nilai-nilai GCG, (3) manajemen pengendalian risiko perusahaan juga didasarkan pada kaidah-kaidah standar GCG, (4) terdapatnya sistem audit (pemeriksaan) yang efektif dalam perusahaan untuk menghindari setiap penyimpangan yang mungkin akan terjadi, (5) adanya keterbukaan informasi bagi publik untuk mampu memahami setiap gerak dan langkah manajemen dalam perusahaan sehingga kalangan publik dapat memahami dan mengikuti setiap derap langkah perkembangan dan dinamika perusahaan dari waktu ke waktu. Tantangan atau Hambatan dalam Penerapan Good Corporate Governance IICG (2002) mengungkapkan bahwa tantangan atau hambatan dalam penerapan good corporate governance (GCG) meliputi hal-hal sebagai berikut : Faktor internal. Meliputi kurangnya komitmen dari pimpinan dan karyawan perusahaan tentang prinsip-prinsip good corporate governance (GCG), kurangnya panutan atau teladan yang diberikan oleh pimpinan, belum adanya budaya perusahaann yang mendukung terwujudnya prinsip-prinsip good corporate governance (GCG), serta belum efektifnya sistem pengendalian internal. Faktor eksternal. Dalam pelaksanaan good corporate governance (GCG) terkait dengan perangkat hukum, aturan dan penegakan hukum. Indonesia tidak kekurangan produk hukum. Secara implisit ketentuan-ketentuan mengenai good corporate governance (GCG) telah ada tersebar dalam UUPT, Undang-Undang dan Peraturan Perbankan, Undang-Undang Pasar Modal dan lain-lain. Namun penegakannya oleh pemegang otoritas, seperti Bank Indonesia, Bapepam, BPPN, Kementerian Keuangan, BUMN, bahkan pengadilan sangat lemah. Oleh karena itu diperlukan test-case dalam menyelesaikan praktik-praktik pelanggaran hukum perusahaan. Faktor stuktur kepemilikan. Berdasarkan prosentase kepemilikan dalam saham, kepemilikan terhadap perusahaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kepemilikan yang terkonsentrasi dan kepemilikan yang menyebar. Kepemilikan yang terkonsentrasi terjadi pada saat suatu perusahaan dimiliki secara dominan oleh seseorang atau sekelompok orang saja (40,00% atau lebih). Kepemilikan yang menyebar terjadi pada saat suatu perusahaan dimiliki oleh pemegang saham yang banyak dengan jumlah saham yang kecil-kecil (satu pemegang saham hanya memiliki saham sebesar 5% atau kurang). Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan oleh struktur kepemilikan adalah perusahaan tidak dapat mewujudkan prinsip keadilan dengan baik karena pemegang saham yang terkonsentrasi pada seseorang atau

8 sekelompok orang dapat menggunakan sumber daya perusahaan secara dominan sehingga dapat mengurangi nilai perusahaan. Perkembangan Good Corporate Governance di Indonesia Good corporate governance menarik perhatian masyarakat Indonesia sejak pertengahan an karena menurut penelitian Asian Development Bank (ADB), Political and Economic Risk Consultancy (PERC), Booz-Allen & Hamilton, World Bank, dan Pricewaterhouse Coopers, salah satu penyebab memburuknya perekonomian dan krisis finansial di negara ini adalah tidak dipenuhinya syarat-syarat pengelolaan korporasi yang memadai. Selain sistem regulatory yang lemah, standar akuntansi dan audit yang inkonsisten, dan pratek perbankan yang buruk, upaya pengelola perusahaan untuk mencari loopholes (celah) dari berbagai aturan yang ada demi keuntungan mereka sendiri juga ditengarai sebagai penyebab kegagalan korporasi dalam menerapkan good corporate governance secara konsisten (Warta Ekonomi, 2002). Maka untuk mendorong penerapan good corporate governance dan meningkatkan kualitas keterbukaan informasi maka KNKG (2006) menyempurnakan pedoman CG yang telah di terbitkan pada tahun 2001 agar sesuai dengan perkembangan. Pada Pedoman GCG tahun 2001 hal-hal yang dikedepankan adalah mengenai pengungkapan dan transparansi, sedangkan halhal yang disempurnakan pada Pedoman Umum GCG tahun 2006 adalah : (1) memperjelas peran tiga pilar pendukung (negara, dunia usaha, dan masyarakat) dalam rangka penciptaan situasi kondusif untuk melaksanakan GCG, (2) pedoman pokok pelaksanaan etika bisnis dan pedoman perilaku, (3) kelengkapan organ perusahaan seperti komite penunjang dewan komisaris (komite audit, komite kebijakan resiko, komite nominasi dan remunerasi, komite kebijakan corporate governance), (4) fungsi pengelolaan perusahaan oleh direksi yang mencakup lima hal dalam kerangka penerapan GCG yaitu kepengurusan, manajemen resiko, pengendalian internal, komunikasi, dan tanggung jawab sosial, (5) kewajiban perusahaan terhadap pemangku kepentingan lain selain pemegang saham seperti karyawan, mitra bisnis, dan masyarakat serta pengguna produk dan jasa, (6) pernyataan tentang penerapan GCG, (7) pedoman praktis penerapan GCG. Kinerja Keuangan Kinerja keuangan adalah untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis memerlukan beberapa tolak ukur yang digunakan adalah rasio dan indeks, yang menghubungkan dua data keuangan antara satu dengan yang lain (Sawir, 2005). Hal-hal yang diperhatikan oleh para investor dalam suatu perusahaan adalah perkembangan perusahaan, dan kondisi keuangan yang ada di dalam perusahaan tersebut, dimana jika perkembangan perusahaan dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan itu sendiri. Awalnya laporan keuangan hanya digunakan sebagai alat penguji dari pekerjaan bagian akuntan namun laporan keuangan pada saat ini tidak hanya digunakan sebagai alat penguji saja namun telah dijadikan sebagai alat ukur pertumbuhan perusahaan, dimana laporan keuangan tersebut dapat dijadikan sebagai alat untuk mengukur perrtumbuhan perusahaan dan menilai posisi keuangan perusahaan tersebut. Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan IICG (2002) menyatakan bahwa kinerja keuangan perusahaan ditentukan sejauh mana keseriusan dalm menerapkan good corporate governance (GCG). Perusahaan yang terdaftar dalam skor pemeringkatan corporate governance yang dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) telah menerapkan good corporate governance (GCG) dengan baik

9 secara tidak langsung menaikkan nilai saham. Semakin tinggi penerapan good corporate governance yang diukur dengan Corporate Governance Perception Indeks (CGPI) semakin tinggi pula dalam menghasilkan kinerja perusahaan yang baik. Penerapan good corporate governance yang baik akan memberikan dampak yang baik pula bagi perusahaan sehingga secara tidak langsung dapat meningkatkan kinerja keuangan, dan dapat menaikkan citra suatu perusahaan dimata para investor dan pihak pihak yang meminjamkan uang pada perusahaan tersebut karena faktor kepercayaan sehingga perusahaan tersebut dapat lebih mudah mendapatkan pinjaman jika perusahaan tersebut membutuhkan uang untuk menjalankan proses operasionalnya dan mengurangi resiko untuk para pemegang saham dan mampu meningkatkan kemampuan bersaing di pasar global. Pengembangan Hipotesis Pengaruh penerapan good corporate governance terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Darmawati et al (2005) mengungkapan bahwa semakin baik penerapan good corporate governance disuatu perusahaan maka akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan tersebut. Karena hasil analisis menunjukkan bahwa, corporate governance secara statistik signifikan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Hastuti (2005) melakukan penelitian mengenai hubungan antara good corporate governance dan struktur kepemilikan dengan kinerja keuangan, menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengungkapan laporan keuangan dengan kinerja perusahaan. Hal ini mendukung konsep good corporate governance bahwa untuk dapat menghasilkan kinerja perusahaan yang baik dalam pengelolaan harus menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance salah satunya adalah transparansi. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H 1: Penerapan good corporate governance (GCG) berpengaruh terhadap return on investment. H 2: Penerapan good corporate governance (GCG) berpengaruh terhadap net profit margin H 3: Penerapan good corporate governance (GCG) berpengaruh terhadap return on equity. METODA PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi ( Objek ) Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan format penelitian eksplanatif asosiatif, dimana hubungan antar variabel tersebut dirumuskan dalam hipotesis penelitian yang akan diuji kebenarannya (Sugiyono, 2008). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat hubungan secara signifikan antara penerapan GCG dengan kinerja keuangan perusahaan. Populasi yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan memperoleh skor pemeringkatan CGPI yang dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) tahun Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yaitu populasi yang telah memenuhi kriteria tertentu yang dikehendaki oleh peneliti. Adapun kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel yang dipilih oleh peneliti adalah : 1. Sampel yang dipilih adalah perusahaan yang sudah menerapkan good corporate governance (GCG) pada tahun Perusahaan yang disurvei The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun

10 3. Kelompok perusahaan terbaik dalam penerapan good corporate governance (GCG) yang hasil riset dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG) tahun Variabel dan Definisi Operasional Variabel Dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini memiliki dua variabel yaitu variabel bebas dan terikat. Dimana variabel bebas dalam penelitian ini adalah skor penerapan GCG yang dipublikasikan IICG. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu return on investment (ROI), net profit margin (NPM), dan return on equity (ROE). Variabel Independen (Bebas) Sugiyono (2008) mengungkapkan bahwa variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam penelitian ini adalah penerapan good corporate governance (GCG) dengan melihat seberapa baik perusahaan dalam menerapkan good corporate governance (GCG). Pengukuran penerapan good corporate governance (GCG) dengan cara menggunakan skor yang dipublikasikan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG). Variabel Dependen (Terikat) Sugiyono (2008) mendefinisikan bahwa variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah : (1) Return on Investment (ROI) Return on Investment adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di perusahaan. Formula yang digunakan untuk menghitung besarnya return on investment adalah sebagai berikut : ROI = Laba bersih setelah pajak Total aktiva (2) Net Profit Margin (NPM) Rasio Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang mengukur laba yang dihasilkan oleh setiap penjualan. Rasio ini memberi gambaran laba untuk para pemegang saham sebagai persentase dari penjualan. Formula yang digunakan untuk menghitung besarnya net profit margin adalah sebagai berikut : Laba bersih setelah pajak NPM = Penjualan Bersih (3) Return on Equity (ROE) Rasio Return on Equity merupakan kemampuan perusahaan dalam menggunakan modal yang dimiliki untuk memperoleh laba. Formula yang digunakan untuk menghitung besarnya return on equity adalah sebagai berikut :

11 ROE = Laba bersih setelah pajak Total ekuitas Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan regresi linier sederhana dengan bantuan program komputer yang sesuai dengan penelitian untuk menguji antara variabel bebas dan variabel terikat. Tahaptahap analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Melakukan analisis variabel independen yaitu penerapan good corporate governance (GCG). 2. Melakukan perhitungan besarnya variabel dependen yang terdiri dari Return on Investment (ROI), Net Profit Margin (NPM) dan Return on equity (ROE). 3. Tidak mengolah data atau mengeluarkan data yang bernilai menyimpang dari data lainnya (out lier). 4. Uji Asumsi Klasik 5. Melakukan Analisis Regresi Linier Sederhana 6. Pengujian Hipotesis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tingkat Return On Investment tahun : Tabel 4 Tingkat return on investment Tahun No Tahun Nama Perusahaan ROI PT Bank Niaga Tbk 1,39% PT Bank Mandiri Tbk 1,36% PT Bank Niaga Tbk 1,61% PT Bank Mandiri Tbk 1,48% PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 11.64% PT Bank CIMB Niaga Tbk 0,66% PT Aneka Tambang Tbk 13,35% PT United Tractor Tbk 11,65% PT Bank Mandiri Tbk 1,48% PT Bank CIMB Niaga Tbk 1,46% PT Telekomunikasi Tbk 11,62% PT United Tractor Tbk 15,64% PT Aneka Tambang Tbk 6,08% PT Bank Mandiri Tbk 1,81% PT Bank CIMB Niaga Tbk 1,78% PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 15,82% PT United Tractor Tbk 15,64% PT Aneka Tambang Tbk 13,81% PT Garuda Indonesia Tbk 1,63% PT Bank Tabungan Negara Tbk 1,34% PT Bank Negara Indonesia Tbk 1,65% PT Krakatau Steel Tbk 6,03% PT Bank Mandiri Tbk 2,08% PT Bank CIMB Niaga Tbk 1,90% PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 15,02% PT United Tractor Tbk 12,63% PT Aneka Tambang Tbk 12,66%

12 PT Garuda Indonesia Tbk 4,77% PT Bank Tabungan Negara Tbk 1,26% PT Bank Negara Indonesia Tbk 1,94% PT Krakatau Steel Tbk 4,75% Tingkat Net Profit Margin Tahun : Tabel 5 Tingkat Net Profit Margin Tahun No Tahun Nama Perusahaan NPM PT Bank Niaga Tbk 29,28% PT Bank Mandiri Tbk 33,99% PT Bank Niaga Tbk 35,00% PT Bank Mandiri Tbk 34,76% PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 17,50% PT Bank CIMB Niaga Tbk 14,12% PT Aneka Tambang Tbk 14,26% PT United Tractor Tbk 9,54% PT Bank Mandiri Tbk 35,90% PT Bank CIMB Niaga Tbk 25,50% PT Telekomunikasi Tbk 17,54% PT United Tractor Tbk 13,06% PT Aneka Tambang Tbk 50,44% PT Bank Mandiri Tbk 42,65% PT Bank CIMB Niaga Tbk 34,98% PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 23,17% PT United Tractor Tbk 10,23% PT Aneka Tambang Tbk 19,29% PT Garuda Indonesia Tbk 1,14% PT Bank Tabungan Negara Tbk 27,30% PT Bank Negara Indonesia Tbk 34,96% PT Krakatau Steel Tbk 6,71% PT Bank Mandiri Tbk 48,00% PT Bank CIMB Niaga Tbk 40,06% PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 21,73% PT United Tractor Tbk 10,65% PT Aneka Tambang Tbk 18,60% PT Garuda Indonesia Tbk 3,16% PT Bank Tabungan Negara Tbk 29,55% PT Bank Negara Indonesia Tbk 44,02% PT Krakatau Steel Tbk 5,52% Tingkat Return On Equity Tahun Tabel 6 Tingkat Return On Equity Tahun No Tahun Nama Perusahaan ROE PT Bank Niaga Tbk 13,53% PT Bank Mandiri Tbk 14,86% PT Bank Niaga Tbk 16,61%

13 PT Bank Mandiri Tbk 17,41% PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 30,95% PT Bank CIMB Niaga Tbk 7,29% PT Aneka Tambang Tbk 16,97% PT United Tractor Tbk 23,90% PT Bank Mandiri Tbk 17,41% PT Bank CIMB Niaga Tbk 16,86% PT Telekomunikasi Tbk 29,06% PT United Tractor Tbk 27,58% PT Aneka Tambang Tbk 7,42% PT Bank Mandiri Tbk 20,38% PT Bank CIMB Niaga Tbk 18,51% PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 28,19% PT United Tractor Tbk 23,62% PT Aneka Tambang Tbk 17,60% PT Garuda Indonesia Tbk 6,42% PT Bank Tabungan Negara Tbk 14,21% PT Bank Negara Indonesia Tbk 12,38% PT Krakatau Steel Tbk 11,26% PT Bank Mandiri Tbk 22,27% PT Bank CIMB Niaga Tbk 17,29% PT Telekomunikasi Indonesia Tbk 25,39% PT United Tractor Tbk 21,32% PT Aneka Tambang Tbk 17,87% PT Garuda Indonesia Tbk 11,38% PT Bank Tabungan Negara Tbk 15,28% PT Bank Negara Indonesia Tbk 15,35% PT Krakatau Steel Tbk 9,88% Nilai Skor Perusahaan Terbaik dalam Penerapan GCG Tabel 7 Tingkat Skor Penerapan GCG Tahun No Tahun Skor Keterangan Nama Perusahaan ,27 Sangat Terpercaya PT Bank Niaga Tbk ,66 Sangat Terpercaya PT Bank Mandiri Tbk ,90 Sangat Terpercaya PT Bank Niaga Tbk ,65 Sangat Terpercaya PT Bank Mandiri Tbk ,67 Sangat Terpercaya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk ,37 Sangat Terpercaya PT Bank CIMB Niaga Tbk ,87 Sangat Terpercaya PT Aneka Tambang Tbk ,44 Sangat Terpercaya PT United Tractor Tbk ,67 Sangat Terpercaya PT Bank Mandiri Tbk ,42 Sangat Terpercaya PT Bank CIMB Niaga Tbk ,04 Sangat Terpercaya PT Telekomunikasi Tbk ,89 Sangat Terpercaya PT United Tractor Tbk ,99 Sangat Terpercaya PT Aneka Tambang Tbk ,81 Sangat Terpercaya PT Bank Mandiri Tbk ,46 Sangat Terpercaya PT Bank CIMB Niaga Tbk ,10 Sangat Terpercaya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk ,36 Sangat Terpercaya PT United Tractor Tbk ,15 Sangat Terpercaya PT Aneka Tambang Tbk ,82 Sangat Terpercaya PT Garuda Indonesia Tbk ,70 Sangat Terpercaya PT Bank Tabungan Negara Tbk

14 ,35 Sangat Terpercaya PT Bank Negara Indonesia Tbk ,19 Sangat Terpercaya PT Krakatau Steel Tbk ,81 Sangat Terpercaya PT Bank Mandiri Tbk ,46 Sangat Terpercaya PT Bank CIMB Niaga Tbk ,10 Sangat Terpercaya PT Telekomunikasi Indonesia Tbk ,36 Sangat Terpercaya PT United Tractor Tbk ,15 Sangat Terpercaya PT Aneka Tambang Tbk ,82 Sangat Terpercaya PT Garuda Indonesia Tbk ,70 Sangat Terpercaya PT Bank Tabungan Negara Tbk ,35 Sangat Terpercaya PT Bank Negara Indonesia Tbk ,19 Sangat Terpercaya PT Krakatau Steel Tbk Uji Asumsi Klasik 1. Uji Normalitas Data Untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal, dapat diuji dengan metode Kolmogorov Smirnov. Pendekatan Kolmogorov Smirnov menurut Santoso (2006), dasar pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut : (a) Nilai Probabilitas > 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut berdistribusi normal, (b) Nilai Probabilitas < 0,05, maka hal ini berarti bahwa data tersebut tidak berdistribusi normal. Dari uji normalitas data didapat bahwa nilai asymp sig (2-tailed) untuk ROI adalah 0,238, nilai asymp sig (2-tailed) untuk NPM adalah 0,928 dan nilai asymp sig (2-tailed) untuk ROE adalah 0,947 ini berarti lebih dari 0,05 yang berarti data semua variabel berdistribusi normal. 2. Uji Multikolinieritas Dalam penelitian ini tidak menggunakan uji multikolinieritas, karena variabel bebas yang diteliti hanya satu yaitu variabel GCG. 3. Uji Autokorelasi Nilai Durbin-Watson persamaan regresi pertama adalah 1.571, nilai du = karena nilai DW lebih besar dari nilai du tabel maka regresi pertama bebas dari autokorelasi. Nilai Durbin- Watson persamaan regresi kedua adalah 2.296, nilai du = karena nilai DW lebih besar dari nilai du maka regresi kedua bebas dari autokorelasi. Nilai Durbin-Watson persamaan regresi ketiga adalah 2.192, nilai du = karena nilai DW lebih besar dari nilai du tabel maka regresi ketiga bebas dari autokorelasi. 4. Uji Heterokedaktisitas Dari gambar grafik scatterplot terlihat sebaran titik-titik berada diatas dan dibawah sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka dapat disimpulkan bahwa model penelitian tidak terjadi gangguan heterokedaktisitas. Analisis Regresi Linier Sederhana Analisis regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor yang digunakan dalam model penelitian yaitu good corporate governance terhadap kinerja keuangan yang diproksi dengan return on investment, net profit margin dan return on equity secara linier. Dalam analisa regresi ini penulis menggunakan software komputer program SPSS 12.0 dengan hasil sebagai berikut: 1. Persamaan GCG Terhadap ROI Hasil pengujian regresi antara good corporate governance terhadap return on investment adalah sebagai berikut :

15 Tabel 8 Pengujian Regresi GCG Terhadap ROI Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 22,06 28,438,775,445 GCG 13,182 6,360 1,34 2,073,047 Dari tabel diatas persamaan pengaruh good corporate governance terhadap return on investment sebagai berikut : ROI = 22, ,182 GCG Dari persamaan diatas selanjutnya dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Konstanta (α) merupakan intersep antara garis fungsi regresi dengan Y jika X = 0, yang menunjukkan bahwa nilai variabel return on investment yang digunakan dalam model penelitian, akan sebesar konstanta tersebut. Besarnya nilai konstanta (α) adalah 22,026 menunjukkan bahwa jika variabel good corporate governance konstan atau = 0, maka variabel return on invetment sebesar 22,026. b. Koefisien Regresi yang dihasilkan menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara good corporate governance dengan return on investment, kondisi ini mengindikasikan tinggi nilai skor penerapan good corporate governance yang ada pada perusahaan menunjukkan laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan dengan menggunakan total asetnya yang dimilikinya juga semakin tinggi. 2. Persamaan GCG Terhadap NPM Hasil pengujian regresi antara yaitu good corporate governance terhadap net profit margin adalah sebagai berikut : Tabel 9 Pengujian Regresi GCG Terhadap NPM Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std.Error Beta t Sig. 1 (Constant) -37,521 22,103-1,698,100 GCG 18,936 4,943,322 3,831,037 Dari tabel diatas persamaan pengaruh good corporate governance terhadap net profit margin sebagai berikut : NPM = -37, ,936 GCG Dari persamaan diatas selanjutnya dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Konstanta (α) merupakan intersep antara garis fungsi regresi dengan Y jika X = 0, yang menunjukkan bahwa besarnya nilai variabel net profit margin yang digunakan dalam model penelitian, akan sebesar konstanta tersebut. Besarnya nilai konstanta (α) adalah - 37,521 menunjukkan bahwa jika variabel good corporate governance konstan atau = 0, maka variabel net profit margin sebesar -37,521. b. Koefisien Regresi yang dihasilkan menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara good corporate governance dengan net profit margin, kondisi ini mengindikasikan semakin

16 tinggi nilai skor penerapan good corporate governance menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih juga semakin meningkat. 3. Persamaan GCG Terhadap ROE Hasil pengujian regresi antara yaitu good corporate governance terhadap ROE adalah sebagai berikut : Tabel 10 Persamaan Regresi GCG Terhadap ROE Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std.Error Beta t Sig. 1 (Constant) -15,346 10,480-1,464,154 GCG 8,746 2,344,306 3,732,039 Dari tabel diatas persamaan pengaruh good corporate governance terhadap return on equity sebagai berikut : ROE = -15, ,746 GCG Dari persamaan diatas selanjutnya dapat dijabarkan sebagai berikut : a. Konstanta (α) merupakan intersep antara garis fungsi regresi dengan Y jika X = 0, yang menunjukkan bahwa besarnya nilai variabel return on equity yang digunakan dalam model penelitian, akan sebesar konstanta tersebut. Besarnya nilai konstanta (α) adalah - 15,346 menunjukkan bahwa jika variabel good corporate governance konstan atau = 0, maka variabel return on equity sebesar -15,346. b. Koefisien Regresi yang dihasilkan menunjukkan arah hubungan positif (searah) antara good corporate governance dengan return on equity, kondisi ini mengindikasikan semakin tinggi nilai skor penerapan good corporate governance kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal yang dimilikinya juga semakin meningkat. Uji Hipotesis t Uji t dalam penelitian ini digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independen good corporate governance terhadap variabel dependen yaitu kinerja keuangan yang diproksi dengan return on investment, net profit margin dan return on equity secara linier. Dalam analisa regresi ini penulis menggunakan software komputer program SPSS 12.0 dengan hasil sebagai berikut: Tabel 11 Hasil Uji Signifikansi Variabel Dependen GCG (Predictor) Signifikansi R 2 Keterangan Return On Investment 0,047 0,135 Signifikan Net Profit Margin 0,037 0,156 Signifikan Return On Equity 0,039 0,152 Signifikan 1. Uji Parsial Pengaruh Variabel Good Corporate Governance Terhadap Return On Investment Dari hasil output analisis dengan menggunakan software SPSS 12.0 di atas diperoleh tingkat signifikan uji t = 0,047 < = 0,050 (level of signifikan), maka H 0 berhasil ditolak dan H 1 terdukung. Dengan demikian pengaruh good corporate governance terhadap return on investment secara parsial adalah signifikan. Nilai R² sebesar 13,5%, menunjukkan besarnya nilai perubahan yang terjadi pada return on investment perusahaan sampel yang disebabkan oleh perubahan

17 yang terjadi pada skor penerapan GCG, sedangkan 86,5% sisanya disebabkan oleh faktor-faktor lain yang tidak tercakup dalam model regresi variabel tersebut. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh good corporate governance terhadap return on investment secara parsial adalah signifikan dan positif. Hasil ini menunjukkan pelaksanaan corporat governance yang baik dan sesuai dengan peraturan yang berlaku akan mendorong perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Salah satunya dengan seluruh kekayaan yang dimilikinya untuk meningkatkan laba bersih yang diperoleh 2. Uji Parsial Pengaruh Variabel Good Corporate Governance Terhadap Net Profit Margin Dari hasil output analisis dengan menggunakan software SPSS 12.0 di atas diperoleh tingkat signifikan uji t = 0,037 < = 0,050 (level of signifikan), maka H 0 berhasil ditolak dan H 1 terdukung. Dengan demikian pengaruh good corporate governance terhadap net profit margin secara parsial adalah signifikan. Nilai R² sebesar 15,6%, menunjukkan besarnya nilai perubahan yang terjadi pada net profit margin perusahaan sampel yang disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada skor penerapan GCG, sedangkan 84,4% sisanya disebabkan oleh faktor-faktor lain yang tidak tercakup dalam model regresi variabel tersebut. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh good corporate governance terhadap net profit margin secara parsial adalah signifikan dan positif. Kondisi ini menunjukkan semakin baik sistem yang dipergunakan akan membuat pengelolaan kegiatan operasi perusahaan semakin baik, sehingga laba bersih yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat ditingkatkan. 3. Uji Parsial Pengaruh Variabel Good Corporate Governance Terhadap Return On Equity Dari hasil output analisis dengan menggunakan software SPSS 12.0 di atas diperoleh tingkat signifikan uji t = 0,039 < = 0,050 (level of signifikan), maka H 0 berhasil ditolak dan H 1 terdukung. Dengan demikian pengaruh good corporate governance terhadap return on equity secara parsial adalah signifikan. Nilai R² sebesar 15,2%, menunjukkan besarnya nilai perubahan yang terjadi pada return on equity perusahaan sampel yang disebabkan oleh perubahan yang terjadi pada skor penerapan GCG, sedangkan 84,8% sisanya disebabkan oleh faktor-faktor lain yang tidak tercakup dalam model regresi variabel tersebut. Hasil penelitian menunjukkan pengaruh good corporate governance terhadap return on equity secara parsial adalah signifikan dan positif. Kondisi ini menunjukkan semakin baik sistem yang dipergunakan akan membuat pengelolaan modal yang dimiliki oleh perusahaan semakin baik, sehingga laba bersih yang ingin dicapai oleh perusahaan dapat ditingkatkan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Adapun kesimpulan berdasarkan uji parsial (uji t), pengaruh masing-masing variabel pada penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) penerapan good corporate governance terbukti berpengaruh signifikan terhadap return on investment, (2) penerapan good corporate governance terbukti berpengaruh signifikan terhadap net profit margin, (3) Penerapan good corporate governance terbukti berpengaruh signifikan terhadap return on equity. Keterbatasan Keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini adalah : (1) sampel yang digunakan dalam penelitian ini hanya menganalisis perusahaan yang termasuk dalam pemeringkatan CGPI dengan jumlah sampel sebanyak 31 perusahaan selama tahun sehingga tidak dapat digeneralisasi dan belum dapat merepresentasikan semua perusahaan yang ada, (2) Peneliti melakukan pengamatan terhadap profitabilitas perusahaan hanya menggunakan indikator ROI, NPM dan ROE sedangkan masih ada alat ukur lain seperti EPS dan ROA dan sebagainya.

18 Saran Dari hasil analisis tersebut di atas dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran-saran yang dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambah jumlah sampel dan memperpanjang waktu pengamatan sehingga penelitian dapat digeneralisasi dan dapat merepresentasikan semua perusahaan yang ada, (2) penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan indikator lain selain ROI, NPM dan ROE,misalnya: EPS, ROA, PBV untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan. Daftar Pustaka Brigham, E. F. dan Gapenski Intermediate Financial Management. Fifth Edition. Dryden. Terjemahan J.F. Houston Manajemen keuangan. Edisi Kedelapan. Salemba Empat. Jakarta. CGPI Good Corporate Governance Dalam Perspektif Manajemen Stratejik Februari 2013 (20.50). Daniri, M. A Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapannya di Indonesia. Ray Indonesia. Jakarta Darmawati et al, Hubungan Corporate Governance dan Kinerja Perusahaan. Makalah Simposium Akuntansi VII. Effendi, M. A The Power of Good Corporate Governance Teori dan Implementasi. Salemba Empat. Jakarta. FCGI Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance. http// 12 Februari 2013 (20.05). Hastuti, T. D Hubungan antara Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo : IICG Penilaian Penerapan Prinsip GCG pada Perusahaan di Indonesia. http// 12 Februari 2013 (20.20). IICG Corporate Governance Perception Index http// CGPI Februari 2013 (19.08). KNKG Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia: Asas Good Coporate Governance Februari 2013 (19.17). Kusumawati, D. N. dan B. Riyanto Corporate Governance dan Kinerja: Analisis Pengaruh Compliance Reporting dan Struktur Dewan Terhadap Kinerja. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo September Pranata, Y Penerapan Corporate Governance Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. Sawir, A Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. PT Gramedia Pustaka. Jakarta. Sri Sulistyanto Good Coporate Governance: Berhasilkah Diterapkan di Indonesia. Jurnal Widya Warta, No.2 Tahun XXVI. Juli. Sugiyono Metodologi Penelitian Bisnis. Cetakan Kesepuluh. CV Alfabeta. Bandung. Sulistyanto, S Manajemen Laba. Cetakan Pertama. PT Grasindo. Jakarta. Sutedi, A Good Corporate Governance. Sinar Grafika. Jakarta. Warta Ekonomi, No. 21/XIV/2 September Zhuang Corporate Governance and Finance in East Asia: A Study of Indonesian, Republik of Korea and Thailand. Asia Development Bank.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Good Corporate Governance (GCG) pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS. Good Corporate Governance (GCG) pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Definisi Good Corporate Governance Good Corporate Governance (GCG) pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee pada tahun 1992 yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998 membuat perekonomian nasional menjadi buruk. Pada pertengahan tahun 1998, bursa ditinggalkan oleh

Lebih terperinci

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 09Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. BAB 1 PENDAHULUAN 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate Governance Perception Index (CGPI) adalah program riset dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. CGPI

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS. laporan mereka (Cadbury Report). Menurut Cadbury, Good Corporate

BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS. laporan mereka (Cadbury Report). Menurut Cadbury, Good Corporate BAB 2 TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS 2. Tinjauan Teori 2.1. Good Corporate Governance 2.1.1. Pengertian Good Corporate Governance Good Corporate Governance (GCG) pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laba merupakan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja operasional perusahaan. Informasi tentang laba mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk kekayaan pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan (Brigham dan Houston, 2011).

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, serta memaksimalkan kekayaan pemegang saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Corporate Governance Perception Index (CGPI) adalah riset dan pemeringkatan penerapan Konsep Corporate Governance (CG) pada perusahaan publik dan BUMN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Statistik Deskriptif Deskripsi variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel independen yaitu Good Corporate Governance (GCG) dengan pengukuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Good corporate governance (selanjutnya disingkat GCG), dalam Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Good corporate governance (selanjutnya disingkat GCG), dalam Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good corporate governance (selanjutnya disingkat GCG), dalam Bahasa Indonesia sering dikaitkan dengan istilah tata kelola perusahaan. Menurut Sugiyanto (2011),

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1 Corporate Governance II.1.1 Pengertian Corporate Governance Kata governance berasal dari bahasa Perancis gubernance yang berarti pengendalian. Selanjutnya kata tersebut dipergunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan. perusahaan (Sijabat, 2007). Setelah terjadinya krisis ekonomi pada tahun BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Saat ini good corporate governance (GCG) telah menjadi salah satu pilar dalam sistem ekonomi pasar. Ia berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Peran penting penerapan Good Corporate Governance dapat dilihat dari sisi salah

I. PENDAHULUAN. Peran penting penerapan Good Corporate Governance dapat dilihat dari sisi salah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peran penting penerapan Good Corporate Governance dapat dilihat dari sisi salah satu tujuan penting di dalam mendirikan sebuah perusahaan yang selain untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) sesungguhnya telah lama dikenal di

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) sesungguhnya telah lama dikenal di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Konsep Good Corporate Governance (GCG) sesungguhnya telah lama dikenal di negara-negara maju, seperti Eropa dan Amerika, dengan adanya pemisahan antara pemilik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat perekonomian di Indonesi menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat perekonomian di Indonesi menjadi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998 membuat perekonomian di Indonesi menjadi terpuruk. Pada tahun 1998, Indonesia dianggap sebagai negara

Lebih terperinci

Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham, namun juga kepada Stakeholders

Tanggung jawab perusahaan tidak hanya diberikan kepada pemegang saham, namun juga kepada Stakeholders 1. Jawaban Forum Makanisme dan pelaksanaan Good Corporate Governance akan sangat bermanfaat dalam mengatur dan mengendalikan perusahaan sehingga menciptakan nilai tambah (value added) untuk semua Stakeholders,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Mangkunegara di dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai berikut Kinerja adalah hasil kerja

Lebih terperinci

2015 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHAD AP HARGA SAHAM PAD A PERUSAHAAN YANG MENGIKUTI PEMERINGKATAN CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION IND EX

2015 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHAD AP HARGA SAHAM PAD A PERUSAHAAN YANG MENGIKUTI PEMERINGKATAN CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION IND EX BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Nilai suatu perusahaan sangat penting bagi para pemegang saham. Semakin tinggi nilai perusahaan maka semakin tinggi pula kemakmuran yang didapat oleh para

Lebih terperinci

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun kuantitatif berupa laporan keuangan dan annual report yang

keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun kuantitatif berupa laporan keuangan dan annual report yang BAB III METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2014. B. Jenis dan Sumber Data

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Good Corporate Governance Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee Inggris pada tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini isu mengenai good corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini isu mengenai good corporate governance BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beberapa tahun belakangan ini isu mengenai good corporate governance (GCG) semakin hangat. Dampak dari penerapan good corporate governance ini banyak dirasakan manfaatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri yang semakin maju menimbulkan berbagai dampak bagi lingkungan dan masyarakat, termasuk di dalamnya adalah efek negatif. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance di perusahaan publik, bank maupun BUMN. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance di perusahaan publik, bank maupun BUMN. Penerapan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Aktivitas bisnis merupakan masalah kompleks yang sedang hangat dibicarakan di tengah-tengah usaha pemerintah untuk mengembalikan kestabilan dunia perekonomian Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Rendahnya penerapan corporate governance merupakan salah satu hal yang memperparah terjadinya krisis di Indonesia pada pertangahan tahun 1997. Hal ini ditandai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan. Populasi pada penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan. Populasi pada penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, data yang digunakan yaitu laporan keuangan tahunan perusahaan. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan dan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini meneliti pengaruh ukuran dewan direksi, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini meneliti pengaruh ukuran dewan direksi, yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ini meneliti pengaruh ukuran dewan direksi, yang merupakan pengukur Corporate Governance (CG), terhadap kinerja keuangan perusahaan property and real estate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara-negara didunia pada era globalisasi dan pasar bebas saat ini, dituntut untuk menerapkan sistem pengelolaan bisnis yang berbasis prinsip tata kelola perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba pada tingkat yang diinginkannya. Angka profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba pada tingkat yang diinginkannya. Angka profitabilitas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Profitabilitas atau kemampuan memperoleh laba adalah suatu ukuran dalam persentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana perusahaan mampu menghasilkan laba

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG), bekerjasama dengan

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG), bekerjasama dengan BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang masuk kedalam corporate governance CGPI yang diselenggarakan oleh The Indonesian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan memperoleh data sekunder yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (www.idx.com). 3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan antara arah dan kinerja perusahaan (Monks & Minow,

BAB I PENDAHULUAN. menentukan antara arah dan kinerja perusahaan (Monks & Minow, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate Governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai pihak dalam perusahaan yang menentukan antara arah dan kinerja perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan investasi yang sudah dikeluarkan dapat diperoleh kembali dengan. Perusahaan dapat memberikan return yang tinggi kepada

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan investasi yang sudah dikeluarkan dapat diperoleh kembali dengan. Perusahaan dapat memberikan return yang tinggi kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modal merupakan salah satu faktor penting yang diperlukan perusahaan untuk membiayai operasional perusahaan. Kebutuhan modal perusahaan dapat dipenuhi dari sumber internal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian adalah suatu kesatuan atau gabungan dari beberapa desain yang menggambarkan secara detail suatu permasalahan. Desain penelitan merupakan rencana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah perusahaan. Sebuah perusahaan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi SNITek 2017 ISSN Jakarta, 18 Mei 2017

Prosiding Seminar Nasional Inovasi Teknologi SNITek 2017 ISSN Jakarta, 18 Mei 2017 PENGARUH PRAKTEK GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG MASUK DALAM PEMERINGKATAN CORPORATE GOVERNANCE PERCEPTION INDEX (CGPI) Adolpino Nainggolan Jurusan Akuntansi, Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN YANG DIUKUR DENGAN ECONOMIC VALUE ADDED

PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN YANG DIUKUR DENGAN ECONOMIC VALUE ADDED PENGARUH PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN YANG DIUKUR DENGAN ECONOMIC VALUE ADDED Nama : ADITYA PURNAMA PUTRA NPM : 20208043 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Ambo Sakka H.,

Lebih terperinci

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI

PENERAPAN TATA KELOLA TERINTEGRASI Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCG di BCA Hasil penilaian sendiri (self assessment) pelaksanaan Good Corporate Governance pada Semester I dan Semester II tahun 2016 dikategorikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) sangat penting artinya, karena tujuan dalam mendirikan sebuah perusahaan selain untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya

BAB I PENDAHULUAN. Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Setelah negara Indonesia dan negara negara di Asia Timur lainnya mengalami krisis ekonomi yang dimulai pada pertengahan tahun 1997 dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Persepsi Good dalam good corporate governance adalah tingkat pencapaian

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Persepsi Good dalam good corporate governance adalah tingkat pencapaian 6 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 1.1. Pengertian Good Corporate Governance Persepsi Good dalam good corporate governance adalah tingkat pencapaian terhadap suatu hasil upaya yang memenuhi persyaratan,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak 1 A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN Penerapan corporate governance pada industri perbankan memerlukan perhatian tersendiri, karena karakter dan kompleksitas industri perbankan berbeda dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang sahamnya. Namun terkadang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Salah satu dasar teori yang dapat digunakan untuk memahami konsep tentang corporate governance adalah teori keagenan, karena pada dasarnya teori

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Good Corporate Governance 2.1.1.1 Pengertian Good Corporate Governance Istilah corporate governance pertama sekali diperkenalkan oleh Cadbury Comitee

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kondisi perekonomian negara Indonesia saat ini telah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kondisi perekonomian negara Indonesia saat ini telah mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian negara Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan dan perbaikan setelah masa krisis ekonomi global tahun 1998. Perkembangan perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan negara.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan tersebut secara maksimal. Nilai perusahaan dicerminkan dari harga saham

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan Perum mempunyai maksud BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Usaha Milik Negara atau BUMN berdasar UU No. 19 Th 2003 adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good Corpossrate Governance (GCG) adalah suatu istilah yang sudah tidak asing lagi. Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia perekonomian, pengelolaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Good Corporate Governance. Cadburry Committee yang menggunakan istilah gcg pada laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Good Corporate Governance. Cadburry Committee yang menggunakan istilah gcg pada laporan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Good Corporate Governance a. Pengertian Good Corporate Governance Good corporate governance mulai dikenal pada tahun 1992 oleh Cadburry Committee yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan arah kinerja perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan kinerja optimal diperlukan suasana kerja dan hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mendapatkan kinerja optimal diperlukan suasana kerja dan hubungan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk mendapatkan kinerja optimal diperlukan suasana kerja dan hubungan antar pihak dalam organisasi yang selaras dan serasi. Hubungan ini dapat tergambar

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Terhadap Return Saham pada PT Mustika Ratu Tbk periode

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Terhadap Return Saham pada PT Mustika Ratu Tbk periode Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) Terhadap Return Saham pada PT Mustika Ratu Tbk periode 2008-2012 Annisa yuliawati 28211119 3EB04 BAB 1: Latar Belakang Pasar modal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Lemahnya good corporate governance (GCG) yang ada di negara-negara di

BAB 1 PENDAHULUAN. Lemahnya good corporate governance (GCG) yang ada di negara-negara di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lemahnya good corporate governance (GCG) yang ada di negara-negara di kawasan Asia Tenggara dan negara lain seperti lemahnya hukum, standar akuntansi dan pemeriksaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dengan keadaan saat ini, khususnya dalam dunia ekonomi, pengelolaan perusahaan (corporate governance) telah dianggap penting sebagaimana pemerintahan negara.

Lebih terperinci

PENGARUH PRAKTEK GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH PRAKTEK GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH PRAKTEK GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DI URSA EFEK INDONESIA Like nisa Wati Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep Corporate Govenance muncul sebagai reaksi terhadap berbagai kegagalan korporasi akibat dari buruknya tata kelola perusahaan. Krisis ekonomi di kawasan Asia dan

Lebih terperinci

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 12Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, DEWAN DIREKSI DAN PEMEGANG SAHAM TERHADAP RETURN ON INVESTMENT

PENGARUH DEWAN KOMISARIS INDEPENDEN, DEWAN DIREKSI DAN PEMEGANG SAHAM TERHADAP RETURN ON INVESTMENT PENGARUH DEWAN KOMISARIS, DEWAN DIREKSI DAN PEMEGANG SAHAM TERHADAP RETURN ON INVESTMENT (ROI) DAN EARNING PER SHARE (EPS) PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR YANG TERDAFTAR DI BEI Meliati email: melilie112.meli@gmail.com

Lebih terperinci

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk pendanaan perusahaan. Saham merupakan investasi yang banyak dipilih oleh investor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan yang

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan yang 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Sampel Penelitian Sampel penelitian yang diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan yang masuk dalam pemeringkatan The Indonesian Institute for Corporate Governance

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau memaksimalkan kekayaan pemegang saham

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan oleh perusahaan adalah Good Corporate Governance (GCG),

BAB I PENDAHULUAN. diungkapkan oleh perusahaan adalah Good Corporate Governance (GCG), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor maupun calon investor dalam mengambil keputusan. Dibutuhkan informasi yang lengkap, akurat serta

Lebih terperinci

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS

KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS KEWRAUSAHAAN, ETIKA PROFESI dan HUKUM BISNIS Modul ke: Fakultas Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Magisster Akuntasi www.mercubuana.ac.id The System and Structure of GCG Dosen Pengampu : Mochammad

Lebih terperinci

PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN SERTA PERINGKAT CGPI TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN SERTA PERINGKAT CGPI TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH TATA KELOLA PERUSAHAAN SERTA PERINGKAT CGPI TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Lia Agustin 20208729 LATAR BELAKANG Investor terpusat pada informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi, perusahaan dapat memperoleh dana untuk memperluas usahanya, salah satunya dengan mendaftarkan perusahaan pada pasar modal. Menurut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak adanya gerakan reformasi tahun 1998, muncul banyak tekanan dari publik yang menghendaki agar Pemerintah maupun swasta dapat menghapuskan praktek-praktek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mulai populernya istilah tata kelola perusahaan yang baik atau yang lebih dikenal dengan istilah asing Good Corporate Governance (GCG) tidak dapat dilepaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Corporate

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Corporate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu informasi yang sering diminta untuk diungkapkan perusahaan saat ini adalah informasi tentang tanggung jawab sosial perusahaan. Corporate social responsibility

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. posisi tiga terbawah dalam menerapkan Good Corporate Governance di Asia,

BAB I PENDAHULUAN. posisi tiga terbawah dalam menerapkan Good Corporate Governance di Asia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia sebagai salah satu negara berkembang ternyata menduduki posisi tiga terbawah dalam menerapkan Good Corporate Governance di Asia, hal ini berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good Corporate Governance (GCG) adalah salah satu pilar dari sistem ekonomi pasar. GCG berkaitan erat dengan kepercayaan baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal Tahun 2016 telah berlaku ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu instrumen hutang yang ditawarkan penerbit (issuer) atau yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu instrumen hutang yang ditawarkan penerbit (issuer) atau yang BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Investasi digolongkan menjadi dua jenis yaitu investasi kepemilikan (saham) dan surat hutang (obligasi). Investor dalam membuat keputusan investasi membutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya praktek good corporate governance pada korporasi atau perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. lemahnya praktek good corporate governance pada korporasi atau perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang terkena krisis finansial Asia 1997-1998. Krisis finansial yang melanda Indonesia ini dipandang sebagai akibat lemahnya praktek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survey

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survey BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang didasarkan atas survey terhadap objek penelitian. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang baik (good corporate governance) (Wicaksono, 2014:1).

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang baik (good corporate governance) (Wicaksono, 2014:1). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia usaha semakin dinamis. Perkembangan kemampuan perusahaan menjadi suatu hal yang sangat penting agar dapat bertahan di pasar global, sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kemampuan atau kinerja perusahaan dalam menghasilkan return di. strategi bisnis agar terhindar dari kebangkrutan.

BAB I PENDAHULUAN. mengenai kemampuan atau kinerja perusahaan dalam menghasilkan return di. strategi bisnis agar terhindar dari kebangkrutan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada umumnya tujuan para investor menginvestasikan modalnya adalah untuk memperoleh return atas modal yang mereka investasikan. Oleh karena itu, para investor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya. bertanggung jawab. Masalah Corporate Governance ini semakin menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya. bertanggung jawab. Masalah Corporate Governance ini semakin menjadi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Awal munculnya konsep Corporate Governance ini karena adanya tuntutan publik terhadap lingkungan perusahaan yang jujur, bersih, dan bertanggung jawab. Masalah Corporate

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh corporate governance, kondisi financial distress dan proprietary cost

Lebih terperinci

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Ditinjau Dari Perkembangan. Harga Saham Sebelum dan Setelah Penerapan. Good Corporate Governance

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Ditinjau Dari Perkembangan. Harga Saham Sebelum dan Setelah Penerapan. Good Corporate Governance Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Ditinjau Dari Perkembangan Harga Saham Sebelum dan Setelah Penerapan Good Corporate Governance (Studi Kasus Perusahaan Sangat Terpecaya Menurut CGPI Award periode 2009)

Lebih terperinci

Analisis Pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Indeks Pefindo25 (SME Index) Tahun

Analisis Pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Indeks Pefindo25 (SME Index) Tahun Analisis Pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Indeks Pefindo25 (SME Index) Tahun 2011-2013 Diana Alfrita (dianaalfrita1204@gmail.com) Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN 36 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Pemilihan Sampel Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan perusahaan perbankan yang listing pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2011 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Praktek tata kelola perusahaan atau good corporate governance yang

BAB I PENDAHULUAN. Praktek tata kelola perusahaan atau good corporate governance yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Praktek tata kelola perusahaan atau good corporate governance yang lemah diidentifikasi sebagai salah satu penyebab terjadinya krisis keuangan global (Otoritas

Lebih terperinci

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2002-2011 Melinda Yustina Sari Universitas Negeri Surabaya Email: melindadubes_paelibels@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Accounting Analysis Journal

Accounting Analysis Journal AAJ 1 (2) (2012) Accounting Analysis Journal http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/aaj PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN Dian Prasinta Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dengan banyak perusahaan-perusahaan baru yang mulai tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dengan banyak perusahaan-perusahaan baru yang mulai tumbuh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan perekonomian di Indonesia berkembang semakin pesat, dibuktikan dengan banyak perusahaan-perusahaan baru yang mulai tumbuh menjadi perusahaan

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM :

PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN : Faishal Febrian NPM : PENGARUH FAKTOR - FAKTOR FUNDAMENTAL SAHAM PT. UNILEVER INDONESIA, TBK TAHUN 2008-2013 Nama : Faishal Febrian NPM : 23214823 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dini Tri Wardani, SE., MMSI LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116

KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I. No. COM/002/00/0116 KEBIJAKAN MANAJEMEN Bidang: Kepatuhan (Compliance) Perihal : Pedoman Tata Kelola Terintegrasi BAB I No. COM/002/00/0116 Tanggal Efektif 4 Januari 2016 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri keuangan merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Berdasarkan penelitian di atas, penelitian dilakukan pada perusahaanperusahaan kelompok industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB III DESAIN PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek

BAB III DESAIN PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek BAB III DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. Populasi dari penelitian ini adalah 19 perusahaan BUMN yang tercatat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Populasi dan Sampel Perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Populasi dan Sampel Perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Perusahaan go public yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2010-2014 yang termasuk dalam peringkat Corporate Governance Perception

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kinerja Perusahaan Perusahaan merupakan suatu bentuk entitas tempat terjadinya suatu kesatuan dari berbagai fungsi dan kinerja operasional yang bekerja secara sistematis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa

BAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Periode penelitian ini mencakup data tahun 2013 2015 dengan tujuan

Lebih terperinci

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN NON PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI Sigit Purwoko ABST

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN NON PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI Sigit Purwoko ABST EFFECT OF GOOD CORPORATE GOVERNANCE AGAINST NON- BANKING FINANCIAL COMPANIES LISTED IN BEI Sigit Purwoko UndergraduateProgram, Dr. Untara, SE., MMSI Faculty of Economic, Gunadarma University http://www.gunadarma.ac.id

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode. laporan keuangan tahun 2013 sampai tahun 2015.

BAB III METODE PENELITIAN. manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode. laporan keuangan tahun 2013 sampai tahun 2015. BAB III METODE PENELITIAN A. Objek/Subjek Penelitian Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2013 sampai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk daftar Corporate Governance Perception Index (CGPI) periode tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. termasuk daftar Corporate Governance Perception Index (CGPI) periode tahun BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu dengan penelitian data sekunder. Objek yang digunakan dalam penelitian ini

Lebih terperinci

Sub Sektor Bank BAB I PENDAHULUAN

Sub Sektor Bank BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebagai lembaga keuangan yang memegang peranan penting dalam mendukung perekonomian di Indonesia, bank merupakan salah satu lembaga yang menjadi fondasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana hal ini menciptakan persaingan antar perusahaan-perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dimana hal ini menciptakan persaingan antar perusahaan-perusahaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi perekonomian negara Indonesia saat ini telah mengalami perkembangan serta perbaikan. Perkembangan perekonomian ini meliputi semua sektor baik sektor

Lebih terperinci