BAB III CFD DAN PENDEKATAN NUMERIK
|
|
- Yuliani Susman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III CFD DAN PENDEKATAN NUMERIK 3.1. CFD [10] Computational Fluid Dynamics (CFD) adalah tool berbasis komputer untuk mensimulasikan perilaku suatu sistem yang melibatkan aliran fluida, perpindahan panas dan proses fisik lainnya. Cara kerjanya dengan memecahkan persamaan-persamaan aliran fluida (dalam bentuk tertentu) meliputi suatu daerah yang diinginkan, dengan kondisi pada batas-batas daerah tersebut adalah spesifik dan diketahui. Matematika CFD Satu set persamaan yang menggambarkan proses proses momentum, transfer massa dan transfer panas dikenal sebagai persamaan Navier Stokes. Persamaan ini berupa persamaan parsial differensial dan diturunkan pada awal abad ke-19. Solusi analitik umum dari persamaan ini tidak diketahui namun persamaan ini dapat didiskritkan dan dipecahkan secara numerik. Persamaan-persamaan yang menggambarkan proses lain seperti pembakaran dapat dipecahkan bersama dengan persamaan Navier Stokes. Model aproksimasi sering digunakan untuk menurunkan persamaan tambahan ini, model turbulensi adalah salah satu contohnya. Ada beberapa jumlah metode solusi yang digunakan untuk kode CFD. Metode solusi yang paling banyak digunakan dan digunakan juga untuk ANSYS CFX adalah teknik volume hingga (finite volume). Dalam teknik ini daerah analisis dibagi dalam beberap sub daerah yang disebut volume atur (control volume). Persamaan atur lalu didiskritkan dan dipecahkan secara iteratif untuk setiap volume atur. Hasilnya adalah aproksimasi dari nilai setiap variabel pada titik tertentu dalam domain. Dengan cara ini didapatkan gambaran penuh perilaku aliran yang diinginkan. CFD dipakai oleh engineer maupun ilmuwan dalam berbagai bidang seperti : 1. Penerbangan : desain sayap, mesin turbin pesawat 2. Automotif : aerodinamika mobil Halaman
2 3. Energi dan Pembangkit daya : optimasi proses pembakaran, peningkatan efisisensi turbin. 4. Perkapalan : desain kapal selam 5. Perminyakan : aliran dalam pipa atau diluar pipa 6. Elektronika : perpindahan panas dalam circuit boards 7. Medis : aliran dalam pembuluh darah 8. Lingkungan : dispersi polutan di udara dan air Kode kode CFD disusun dalam struktur suatu algoritma numerik yang dapat menangani masalah fluida. Ada 3 tahap utama dalam melakukan simulasi CFD yaitu : a. Pre Processor b. Solver c. Post Processor a. Pre Processor Pre processor mengandung input dari masalah fluida. Beberapa kegiatan yang masuk dalam bagian ini adalah : Pendefinisian dari geometri daerah kajian dan domain komputasi Grid generation yaitu pembagian domain ke domain domain yang lebih kecil yaitu grid atau mesh dari elemen elemen kecil (cells) Pemilihan fenomena fisik dan kimia dari masalah yang dimodelkan Pendefinisian properti fluida Spesifikasi kondisi batas yang sesuai pada cell yang bersinggungan dengan batas domain Solusi dari masalah fluida didefinisikan pada titik di dalam tiap cell. Akurasi dari solusi CFD diatur oleh banyaknya jumlah cell dalam grid. Secara umum semakin besar jumlah cell maka akurasi dari solusi yang dihasilkan menjadi lebih baik. Semakin banyak jumlah grid maka biaya komputasi juga semakin besar. Oleh karena itu grid yang optimal memilki mesh yang tidak seragam, dengan mesh yang halus di area yang terjadi perubahan dari titik satu ke titik lain dan mesh yang lebih kasar di area dengan perubahan properti relatif sedikit. Kemampuan yang juga dikembangkan adalah self adaptive meshing yaitu Halaman
3 kemampuan memperhalus grid di daerah dengan variasi properti tinggi. Secara umum terdapat 2 bagian yang dominan di tahap Pre Processor ini yaitu definisi geometri dari domain dan Grid generation. b. Solver Terdapat beberapa teknik utama dalam mencari solusi numerik yaitu finite difference, finite element dan spectral method. Secara garis besar metode numerik yang menjadi dasar dari solver melakukan hal-hal sebagai berikut : 1. Aproksimasi dari variabel aliran yang tidak diketahui dengan memakai fungsi-fungsi sederhana 2. Diskritisasi dengan melakukan subtitusi dari aproksimasi tersebut ke persamaan persamaan atur aliran dan dilanjutkan dengan manipulasi matematis 3. Solusi dari persamaan aljabar Metode lain dikembangkan dari ketiga metode tersebut, salah satunya metode volume hingga (finite volume). Metode ini merupakan pengembangan dari metod finite difference yang memilki formulasi khusus. Algoritma numeriknya mengandung langkah sebagai berikut : Integrasi dari persamaan persamaan atur dari fluida sepanjang semua volume atur dari domain Diskritisasi yang melibatkan subtitusi dari berbagai macam aproksimasi finite difference ke persamaan yang diintgrasikan. Sehingga persamaan integral diubah menjadi persamaan aljabar. Solusi dari persamaan aljabar dengan metode iteratif Langkah pertama yaitu pengintegrasian volume atur membedakan metode ini dari semua teknik CFD. Konservasi dari variabel aliran φ seperi kecepatan atau entalpi dalam volume atur yang berhingga dapat dinyatakan sebagai keseimbangan antara bermacam macam proses yang menambah maupun menguranginya. Halaman
4 Secara lebih jelas dapat dinyatakan : Laju perubahan Fluks netto dari φ Fluks netto dari φ dari φ di volume ke dalam volume atur ke dalam volume atur = + atur sepanjang waktu karena konveksi karena difusi Laju pembentukan φ + di dalam volume atur Kode kode CFD mengandung teknik diskritisasi yang cocok untuk menangani fenomena key transport, konveksi (transport karena aliran fluida), dan difusi (transport karena variasi φ dari tititk ke titik) dan juga source (terjadinya dan hilangnya φ ) dan laju perubahan terhadap waktu. Perangkat lunak CFD yang digunakan adalah ANSYS CFX. Terdapat satu set persamaan yang dipecahkan oleh ANSYS CFX yaitu persamaan Unsteady Navier Stokes dalam bentuk konservasi. Persamaan kontinuitas ρ + ( ρu ) = 0 Persamaan momentum ρu T + ( ρu U) = ( ρδ + µ ( U + ( U) )) + S Persamaan energi ρh htot tot ρ + ( ρuhtot ) = ( λ T ) + S E didefinisikan sebagai spesific total enthalpy. Untuk kasus umum dari properti variabel dan aliran kompresibel dapat dinyatakan dalam spesific static enthlapy h : 1 h h U 2 Dimana 2 tot = + (4) htot = h( pt, ) (5) Bila kerja viskous tidak dapat diabaikan maka persamaan ditambakan di sisi kanan persamaan energi diatas sehingga memperhitungkan efek dari viscous shear. Persamaan energi menjadi : ρhtot ρ T 2 + ( ρuhtot ) = ( λ T ) + ( µ U + U UδU ) + S 3 M (1) (2) (3) E Halaman
5 Dari 5 persamaan diatas dapat diketahui bahwa ada 7 variabel yang tidak diketahui yaitu uvwpt,,,,, ρ, h. Namun satu set persamaan diatas dapat dilengkapi dengan 2 persamaan aljabar termodinamika yaitu Equation of State yang menghubungkan massa jenis dengan tekanan dan temperatur. Persamaan lain adalah Constitutive Equation yang menghubungkan enthalpi dengan temperatur dan tekanan. Apabila kontribusi energi terhadap energi total dapat diabaikan maka persamaan Energi dapat disederhanakan menjadi Thermal Energy Equation: ρh + ( ρuh) = ( λ T ) + SE Equation of State Solver di ANSYS CFX menghitung tekanan dan enthalpi statik. Untuk mencari massa jenis kita harus memilih thermal equation of state dan untuk mencari temperatur kita harus memilih hubungan konstitutif. Pemilihan kedua hubungan ini tidak harus independen dan merupakan pilihan memodelkan. Thermal equation of state digambarkan sebagai fungsi temperatur dan tekanan. ρ = ρ( pt, ) Spesific heat cpacity cp dinyatakan sebagai fungsi temperatur dan tekanan. c (, ) p = cp pt Untuk gas ideal, massa jenis dinyatakan dengan Hukum Gas Ideal dan dalam kasus ini cp dapat menjadi fungsi temperatur saja. c ( ) p = cp T Untuk gas ideal, hubungan variabelnya dapat dinyatakan oleh hukum Gas Ideal. wp ( + p ref ) ρ = RT 0 Dimana w adalah massa molekular dari gas dan R0 adalah konstanta gas universal. Persamaan Transport Selain itu ada beberapa persamaan untuk variabel tambahan seperti persamaan Transport. Bentuk umum persamaan Transport untuk variabel tambahan (non reacting scalar) dengan adanya turbulensi adalah : Halaman
6 φ µ t φ + ( Uφ) = ρdφ + ( ) + S Sct ρ ρ adalah massa jenis φ adalah kuantitas per unit volume (konsentrasi) φ adalah kuantitas per unit massa ρ adalah volumetric source yaitu kuantitas per unit volume per unit waktu S φ D φ adalah Kinematic diffusivity µ adalah viskositas tubulensi dengan Sc adalah bilangan turbulensi Schmidt t c. Post Processor t Bagian ini mengandung kemampuan grafis yang dibutuhkan untuk menampilkan hasil termasuk kemampuan visual yang lain seperti animasi. Hal lain yang juga termasuk adalah display grid dan domain geometri, plot vektor, plot kontur, plot pemukaan 2D atau 3D, particle tracking, animasi dan lain sebagainya. φ 3.2. Pendekatan numerik [8, 10] Grid generation Grid generation adalah aspek penting dalam semua metode numerik yang menggunakan finite difference, finite volume dan finite elements dalam rangka mendapatkan solusi dari persamaan differensial parsial. Caranya dengan membagi domain aliran ke dalam elemen elemen kecil (segitiga, poligon 2D, tetrahedral, quadrilateral ) yang disebut cell. Gabungan dari cell-cell tersebut membentuk satu kesatuan dalam domain yang disebut mesh atau grid karena gabungan dari elemen elemen tersebut seperti jala. Terdapat beberapa masalah konseptual yang harus diselesaikan dalam memilih sistem grid generation untuk masalah masalah tertentu. Domain terbuka maupun tertutup Topologi domain (tipe C, H, O maupun kombinasinya) Single atau multiple block Structured atau unstructured 2D atau 3D Halaman
7 Metode Grid Generation : Dibawah ini adalah beberapa metode yang digunakan dalam grid generation : Metode Aljabar Metode ini didasarkan pada persamaan transformasi koordinat pada sebuah domain fisik. Dalam bentuk paling sederhana adalah transformasi Lagrange dan Hermite. Beberapa metode juga berdasarkan skema interpolasi dalam multi dimensi. Interpolasi transfinite dan transformasi multi surface menghasilkan grid yang bagus untuk domain tertutup. Penggabungan metode dengan pengaturan tambahan pada nilai batas dan elliptic smoothing akan menghasilkan sistem grid generation yang efisien seperti yang digunakan di tugas akhir ini yaitu ICEM CFD. Metode Elliptic Metode ini didasarkan pada solusi dari persamaan parsial diferensial eliptik dengan beberapa kondisi untuk membuat pengumpulan titik (point bunching). Solusi dari sistem ini dengan cara iteratif seperti misalnya dengan metode Successive Over- Relaxation (SOR). Metode ini dapat menghasilkan grid yang sangat halus dan dapat digunakan untuk menghilangkan diskontinuitas pada sistem interpolasi transfinite. Metode Hiperbolik Metode ini didasarkan pada solusi dari persamaan parsial diferensial dari tipe hiperbolik, dipecahkan keluar dari batas domain. Ide penggunaan persamaan ini sangat efektif untuk ailran eksternal dimana batas dinding (wall) didefinisikan dengan baik (airfoil, sayap, sayap-bodi) dengan kondisi di far field tidak didefinisikan. Keadaan ini juga menghilangkan kewajiban untuk mendefinisikan distribusi titik pada beberapa garis batas pada domain aliran dan membuat hal ini lebih mudah ditangani dibanding metode lain seperti metode interpolasi transfinite. Metode tak terstruktur Terdapat beberapa algoritma dalam menghasilkan grid tak terstruktur. Metode Delauney triangulation merupakan metode paling populer dibanding metode lain seperti Voronoi. Singkatnya grid tak terstruktur dapat di hasilkan dengan lebih cepat pada domain yang paling kompleks. Penghalusan mesh dapat Halaman
8 dilakukan dengan lebih baik tanpa kesulitan. Namun dalam hal penyimpanan file, grid tak terstruktur membutuhkan lebih banyak memori dibandingkan grid terstruktur. Grid Adaptif Semua metode diatas menjelaskan tentang pengetahuan empiris dari bentuk dari solusi persamaan diferensial parsial. Pengetahuan tentang hal ini memaksa kita membuat banyak titik di daerah dengan gradien yang tinggi suatu variabel seperti pada kondisi batas. Solusi yang lebih baik bisa didapatkan bila grid tebakan pertama dapat diadaptasi di skema numerik time marching untuk mengikuti evolusi dari gradien variabel tersebut. Metode lain Untuk beberapa masalah dengan kesulitan khusus, ilmuwan telah mengembangkan metode hybrid yang mencakup zona tak terstruktur dan zona terstruktur. Skema hybrid mengambil keuntungan dari kedua metode terstruktur dan tak terstruktur dengan menerapkan grid terstruktur yang menempel koordinat bodi dan grid tak terstruktur di batas luarnya. Namun tidak ada metode yang cocok digunakan di semua masalah, sebagian besar masih bergantung pada kualitas solusi CFD yang ingin dicapai Skema numerik Untuk melengkapi diskritisasi dari adveksi, variabel φ ip harus dihubungkan dengan nilai titik dari φ. Skema yang diterapkan di ANSYS CFX memiliki bentuk φ = φ + β φ ι ip up Dimana φ up adalah nilai titik dari upwind dan ι adalah vektor dari upwind node ke integration point (ip).ketika menggunakan specified blend, φ adalah rata rata dari gradien titik titik yang berdekatan dan ketika menggunakan skema high resolution φ adalah gradien titik pada upwind node. Pemilihan khusus nilai β akan memberikan skema lain yang berbeda. 1st Order Upwind Scheme (UDS) Nilai β = 0 adalah nilai untuk first order Upwind Difference. Banyak skema yang dikembangkan untuk CFD yang berdasarkan deret aproksimasi ekspansi seperti deret Taylor, untuk fungsi kotinyu. Semakin banyak bentuk Halaman
9 ekspansi yang digunakan di skema yang berbeda maka semakin akurat juga aproksimasi yang digunakan. Derajat (order) dari skema tersebut merupakan indikasi dari pangkat terbesar yang dipangkas dalam deret ekspansi. Skema 1st Order Upwind sangat handal dan stabil secara numerik dan dijamin tidak akan jauh dari target. Namun skema ini sangat rentan terhadap Difusi numerik atau gradient smearing'. Numerical Advection Correction Scheme (Specify Blend) Dengan memilih harga β antar 0 dan, properti difusi dari UDS akan dapat dikurangi. harga β φ ι disebut Numerical Advection Correction dapat dipandang sebagai anti-diffusive flux yang ditambahkan ke skema upwind. Pemilihan β = 1 secara formal memiliki tingkat akurasi derajat kedua. Kerugian skema ini adalah kurang handal daripada UDS dan kemungkinan timbulnya solusi yang terlalu jauh dari target. High Resolution Scheme Skema ini menghitung nilai β sedekat mungkin dengan 1 tanpa melanggar prinsip boundedness. Sehingga skema ini akurat dalam hal mengurangi diskontinuitas derajat pertama dan bounded. Kuantitas vektor seperti kecepatan, β dihitung untuk setiap komponen vektor Model turbulensi Semua aliran yang terjadi dalam dunia engineering baik aliran sederhana seperti semburan 2D, aliran pipa maupun aliran 3D yang lebih kompleks akan menjadi tidak stabil bila memilki Bilangan Reynolds diatas nilai tertentu. Dalam eksperimen pada sistem fluida diketahui bahwa dibawah suatu nilai Bilangan Reynolds tertentu yaitu Bilangan Reynolds kritis (Re crit ) aliran akan smooth. Lapisan-lapisan fluida yang berdekatan akan saling bergerak satu sama lain dalam gerakan yang teratur. Bila diterapkan kondisi batas yang tidak berubah terhadap waktu maka aliran tersebut dinamakan steady atau tunak Sedangkan daerah tersebut dinamakan daerah laminar. Pada nilai diatas Bilangan Reynolds kritis terjadi fenomena kompleks yang berujung pada perubahan radikal dari karakteristik aliran. Aliran menjadi tidak tunak walaupun diterapkan kondisi batas yang tetap. Kecepatan dan properti Halaman
10 lainnya bervariasi secara acak dan dalam bentuk yang tidak teratur. Aliran ini dinamakan aliran turbulen. Model turbulensi adalah prosedur komputasional untuk mendekatkan sistem persamaan mean flow sehingga masalah aliran yang bervariasi dapat dihitung. Secara garis besar, model turbulensi digunakan untuk memodifikasi persamaan Navier Stokes unsteady dengan memperkenalkan kuantitas rata rata dan besar fluktuasi untuk menghasilkan persamaan Reynolds Averaged Navier Stokes. Untuk sebagian besar tujuan engineering tidak diharuskan untuk memecahkan secara detail fluktuasi turbulen. Hanya efek dari turbulensi pada mean flow yang akan diperhitungkan. Model turbulensi yang biasa digunakan antara lain : Classical model : Berdasarkan persamaan Time averaged Reynolds 1. two-equation model- k ε model dan k-ω model 2. Reynolds stress equation model (BSL dan SSG) Large Eddy simulation : Berdasarkan persamaan space-filtered Di dalam simulasi dengan ANSYS CFX mode Turbomachinery telah disediakan 4 model turbulensi yaitu k-epsilon, Shear Stress Transport, BSL Reynolds Stress dan SSG Reynolds Stress. Model k-epsilon Model ini sangat banyak digunakan dan sudah tervalidasi. Model ini telah berhasil menghitung berbagai macam variasi aliran thin shear layer serta recirculating flow tanpa menyesuaikan dengan model tiap kasus. Model ini telah sering dipakai dalam mempelajari aliran seperti dispersi polutan di udara, danau serta asap dari api. Namun model ini memiliki kelemahan dalam menangani masalah swirling flows dan aliran dengan lapisan batas yang melengkung dikarenakan model ini tidak mengandung pengaruh streamline yang melengkung pada turbulensi. Berikut ini beberpa kelebihan dan kekurangan dari model k-epsilon. Kelebihan : Model turbulensi paling sederhana dimana hanya dibutuhkan kondisi batas dan atau kondisi awalnya Terbukti kemampuannya dalam menangani aliran di industri Cukup dipercaya di industri karena telah terbukti (validated) Halaman
11 Kekurangan : Membutuhkan biaya lebih daripada model mixing length Kemampuan yang kurang dalam menangani : aliran dengan batas batas yang tidak tertentu (unconfined flow), aliran dengan strain yang luas sperti lapisan batas yang melengkung, rotating flow serta fully developed flow di pipa non sirkular. Model Shear Stress Transport Salah satu pemasalahan utama dalam memodelkan turbulensi adalah perdiksi yang akurat terhadap separasi aliran di permukaan yang halus. Model turbulen 2-equation sering gagal dalam dalam memprediksi letak awal dan jumlah separasi aliran didalam kondisi adverse pressure gradient. Hal ini adalah fenomena yang penting dalam berbagai aplikasi teknis khususnya aerodinamika pesawat karena karakteristik stallnya diatur oleh separasi aliran pada sayap. Oleh karena itu dikembangkan model yang dapat memprediksi separasi aliran dengan lebih akurat. Model Shear-Stress-Transport (SST) didesain untuk memberikan akurasi yang tinggi terhadap letak awal dan jumlah aliran dalam separasi didalam adverse pressure gradient dengan memasukkan efek transport ke dalam formulasi eddyviscosity. Model ini disarankan untuk simulasi lapisan batas yang akurat. Oleh karena itu dibutuhkan resolusi yang tinggi pada lapisan batas. Kelebihan : Dapat memprediksi separasi aliran dengan lebih akurat di dalam adverse pressure gradient Sangat cocok untuk mendapatkan akurasi tinggi di lapisan batas Akurasi dalam menangani komputasi near wall treatment pada bilangan Reynolds rendah Kekurangan : Dibutuhkan grid yang bagus dan rapat di sekitar wall yang berarti dibutuhkan usaha lebih besar pada saat grid generation Model Reynold Stress Model turbulensi 2-equations (k-ε dan k-ω) cukup bagus dalam menangani fisik dan karakteristik sebagian besar aliran di dunia industri. Namun dalam aliran Halaman
12 dimana turbulent transport harus diperhitungkan, asumsi eddy viscosity tidak lagi valid sehingga hasilnya pun kurang akurat. Model Reynolds Stress atau Second Moment Closure (SMC) memperhitungkan pengaruh lengkungan streamline, perubahan drastis pada strain rate, secondary flow dibandingkan model turbulensi dengan asumsi Eddy viscosity. Model Reynolds Stress cukup bagus dalam menangani masalah aliran seperti aliran dengan swirl yang kuat temasuk rotating flow, aliran dengan daerah strain yang kompleks aliran dengan kelengkungan streamline yang tajam maupun bouyant flow.untuk kasus kasus diatas model Reynolds Stress memiliki kemampuan prediksi yang lebih baik dibandingkan model Eddy viscosity. Hal ini menjadi justifikasi bagi model Reynolds Stress yang berbasis pada persamaan-persamaan transport untuk komponen individual dari Reynolds stress tensor dan dissipation rate. Hal yang menjadi ciri dari model ini adalah fleksibilitasnya. Konsekuensi dari hal ini adalah adanya kompleksitas yang lebih tinggi dalam memberikan hasil matematis. Dengan bertambahnya jumlah persamaan transport maka mempengaruhi robustness dan membutuhkan usaha komputasi lebih. Dibandingkan dengan model k-epsilon model ini memilki 6 persamaan transport tambahan yang harus dipecahkan. Apabila terjadi kesulitan dalam hal konvergensi maka disarankan untuk menggunakan model berbasis k-ε atau k-ω terlebih dahulu sebelum mencari solusi dengan model Reynolds stress. Terdapat tiga macam model Reynolds stress yang tersedia di ANSYS CFX yaitu Reynolds Stress Model (LRR-IP), QI Reynolds Stress Model (LRR-IQ) dan SSG Reynolds Stress Model (SSG). Secara umum SSG Reynolds Stress Model merupakan model yang paling akurat diantara ketiganya. Kelebihan dan kekurangan model ini lebih jelas seperti di bawah ini Kelebihan Merupakan model turbulensi klasik yang sangat umum Hanya membutuhkan kondisi awal dan atau kondisi batas Menghasilkan perhitungan yang sangat akurat untuk berbagai kasus yang sederhana dan kompleks seperti aliran dalam pipa non sirkular dan aliran dengan kelengkungan streamline yang tajam Kekurangan : Halaman
13 Biaya komputasi yang sangat tinggi karena bertambahnya persamaan yang harus dipecahkan Kurang adanya validasi dibandingkan model k-epsilon dan mixing length Halaman
1.1 Latar Belakang dan Identifikasi Masalah
BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan pertumbuhan kebutuhan dan intensifikasi penggunaan air, masalah kualitas air menjadi faktor yang penting dalam pengembangan sumberdaya air di berbagai belahan bumi. Walaupun
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN ANALISIS
BAB V HASIL DAN ANALISIS Dalam bab ini akan dibahas berbagai macam hasil dan analisis dari simulasi yang telah dilakukan. Simulasi dibagi dalam beberapa bagian yaitu : A. Studi numerik : 1. Simulasi dengan
Lebih terperinciBAB IV PROSES SIMULASI
BAB IV PROSES SIMULASI 4.1. Pendahuluan Di dalam bab ini akan dibahas mengenai proses simulasi. Dimulai dengan langkah secara umum untuk tiap tahap, data geometri turbin serta kondisi operasi. Data yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Desain yang baik dari sebuah airfoil sangatlah perlu dilakukan, dengan tujuan untuk meningkatkan unjuk kerja airfoil
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Desain yang baik dari sebuah airfoil sangatlah perlu dilakukan, dengan tujuan untuk meningkatkan unjuk kerja airfoil itu sendiri. Airfoil pada pesawat terbang digunakan
Lebih terperinciSimulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga
JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 4, No.2, (2015) 2337-3520 (2301-928X Print) A-13 Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Pelat Menggunakan Metode Elemen Hingga Vimala Rachmawati dan Kamiran Jurusan
Lebih terperinciSTUDI EKSPERIMEN DAN NUMERIK TENTANG ALIRAN BOUNDARY LAYER YANG MELINTASI BUMP DENGAN RADIUS KELENGKUNGAN YANG KECIL
Proposal Tugas Akhir Konversi Energi STUDI EKSPERIMEN DAN NUMERIK TENTANG ALIRAN BOUNDARY LAYER YANG MELINTASI BUMP DENGAN RADIUS KELENGKUNGAN YANG KECIL Disusun Oleh : Herry Sufyan Hadi 2107100081 Dosen
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN Prosedur Penggunaan Software Ansys FLUENT 15.0
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat Penelitian Pada penelitian ini menggunakan software jenis program CFD Ansys FLUENT 15.0 dengan diameter dalam pipa 19 mm, diameter luar pipa 25,4 dan panjang pipa
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat Penelitian Pada Penelitian ini dilakukan secara numerik dengan metode Computer Fluid Dynamic (CFD) menggunakan software Ansys Fluent versi 15.0. dengan menggunakan
Lebih terperincioleh : Ahmad Nurdian Syah NRP Dosen Pembimbing : Vivien Suphandani Djanali, S.T., ME., Ph.D
STUDI NUMERIK PENGARUH VARIASI REYNOLDS NUMBER DAN RICHARDSON NUMBER PADA KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA MELEWATI SILINDER TUNGGAL YANG DIPANASKAN (HEATED CYLINDER) oleh : Ahmad Nurdian Syah NRP. 2112105028
Lebih terperinciBAB IV VALIDASI SOFTWARE. Validasi software Ansys CFD Flotran menggunakan dua classical flow
BAB IV VALIDASI SOFTWARE Validasi software Ansys CFD Flotran menggunakan dua classical flow problem. Simulasi pertama adalah aliran di dalam square driven cavity. Simulasi ini akan menguji kemampuan software
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Perangkat Penelitian Penelitian ini menggunakan perangkat sebagai berikut : 1. Laptop merk Asus tipe A45V dengan spesifikasi, 2. Aplikasi CFD Ansys 15.0 3.2 Diagram Alir
Lebih terperinci4.2 Laminer dan Turbulent Boundary Layer pada Pelat Datar. pada aliran di leading edge karena perubahan kecepatan aliran yang tadinya uniform
4.2 Laminer dan Turbulent Boundary Layer pada Pelat Datar Aliran laminer dan turbulen melintasi pelat datar dapat disimulasikan dengan mengalirkan uniform flow sepanjang pelat (Gambar 4.15). Boundary Layer
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat Penelitian Pada penelitian ini software yang digunakan untuk simulasi adalah jenis program CFD ANSYS 15.0 FLUENT. 3.1.1 Prosedur Penggunaan Software Ansys 15.0 Setelah
Lebih terperinciBAB IV KAJIAN CFD PADA PROSES ALIRAN FLUIDA
BAB IV KAJIAN CFD PADA PROSES ALIRAN FLUIDA IV. KAJIAN CFD PADA PROSES ALIRAN FLUIDA 4.1. Penelitian Sebelumna Computational Fluid Dnamics (CFD) merupakan program computer perangkat lunak untuk memprediksi
Lebih terperinciINVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD)
INVESTIGASI KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS PADA DESAIN HELICAL BAFFLE PENUKAR PANAS TIPE SHELL AND TUBE BERBASIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD) Mirza Quanta Ahady Husainiy 2408100023 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciSIMULASI NUMERIK ALIRAN 3D UNTUK KONDISI QUASI STEADY DAN UNSTEADY PADA TURBIN UAP AKSIAL
SIMULASI NUMERIK ALIRAN 3D UNTUK KONDISI QUASI STEADY DAN UNSTEADY PADA TURBIN UAP AKSIAL TUGAS AKHIR Disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik dari Institut Teknologi Bandung
Lebih terperinciAnalisis Numerik Aliran Fluida di Sekitar Silinder Sirkular dengan Menggunakan Diskrititasi Order yang Berbeda
Analisis Numerik Aliran Fluida di Sekitar Silinder Sirkular dengan Menggunakan Diskrititasi Order yang Berbeda Muhammad Hasan Albana Batam Polytechnics Mechanical Engineering Study Program Parkway Street,
Lebih terperinciBAB III PEMODELAN DENGAN METODE VOLUME HINGGA
A III PEMODELAN DENGAN METODE VOLUME HINGGA 3.1 Teori Dasar Metode Volume Hingga Computational fluid dnamic atau CFD merupakan ilmu ang mempelajari tentang analisa aliran fluida, perpindahan panas dan
Lebih terperinciSeminar NasionalInovasi Dan AplikasiTeknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017
STUDI NUMERIK 2-D PENGARUH TURBULENSI ALIRAN BEBAS (FREE STREAM TUBULENCE) TERHADAP PERPINDAHAN PANAS ALIRAN CROSSFLOW SILINDER SIRKULAR TUNGGAL DAN TANDEM Arif Kurniawan 1) 1) Jurusan Teknik Mesin Institut
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mekanika Fluida Zat yang tersebar di alam dibedakan dalam tiga keadaan (fase), yaitu fase padat, cair dan gas. Karena fase cair dan gas memiliki karakter tidak mempertahankan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA Nutrient Film Technique (NFT) 2.2. Greenhouse
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nutrient Film Technique (NFT) Nutrient film technique (NFT) merupakan salah satu tipe spesial dalam hidroponik yang dikembangkan pertama kali oleh Dr. A.J Cooper di Glasshouse
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Perpindahan panas adalah perpindahan energi yang terjadi pada benda atau material yang bersuhu tinggi ke benda atau material yang bersuhu rendah, hingga tercapainya kesetimbangan
Lebih terperinciBAB III ANALISA KONDISI FLUIDA DAN PROSEDUR SIMULASI
BAB III ANALISA KONDISI FLUIDA DAN PROSEDUR SIMULASI 3.1 KONDISI ALIRAN FLUIDA Sebelum melakukan simulasi, didefinisikan terlebih dahulu kondisi aliran yang akan dipergunakan. Asumsi dasar yang dipakai
Lebih terperinciBAB V BACKWARD - FACING STEP. Hasil validasi software memberikan informasi tentang karakteristik
BAB V BACKWARD - FACING STEP Hasil validasi software memberikan informasi tentang karakteristik discretization scheme dan performance kelima model turbulensi dalam menyelesaikan aliran di dekat dinding.
Lebih terperinci1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem merupakan sekumpulan obyek yang saling berinteraksi dan memiliki keterkaitan antara satu obyek dengan obyek lainnya. Dalam proses perkembangan ilmu pengetahuan,
Lebih terperinciSTUDI PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA SUSUNAN SILINDER VERTIKAL DALAM REAKTOR NUKLIR ATAU PENUKAR PANAS MENGGUNAKAN PROGAM CFD
STUDI PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PADA SUSUNAN SILINDER VERTIKAL DALAM REAKTOR NUKLIR ATAU PENUKAR PANAS MENGGUNAKAN PROGAM CFD Agus Waluyo 1, Nathanel P. Tandian 2 dan Efrizon Umar 3 1 Magister Rekayasa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pompa adalah mesin yang mengkonversikan energi mekanik menjadi energi tekanan. Menurut beberapa literatur terdapat beberapa jenis pompa, namun yang akan dibahas dalam perancangan
Lebih terperinciANALISA PENGARUH POSISI KELUARAN NOSEL PRIMER TERHADAP PERFORMA STEAM EJECTOR MENGGUNAKAN CFD
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi ANALISA PENGARUH POSISI KELUARAN NOSEL PRIMER TERHADAP PERFORMA STEAM EJECTOR MENGGUNAKAN CFD Tony Suryo Utomo*, Sri Nugroho, Eflita
Lebih terperinciSTUDI NUMERIK PENGARUH GEOMETRI DAN DESAIN DIFFUSER UNTUK PENINGKATAN KINERJA DAWT (DIFFUSER AUGMENTED WIND TURBINE)
STUDI NUMERIK PENGARUH GEOMETRI DAN DESAIN DIFFUSER UNTUK PENINGKATAN KINERJA DAWT (DIFFUSER AUGMENTED WIND TURBINE) Adhana Tito 2411106007 Dosen Pembimbing : Dr.Gunawan Nugroho, S.T,M.T. NIPN. 1977 11272002
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: ( Print) B-192
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-192 Studi Numerik Pengaruh Baffle Inclination pada Alat Penukar Kalor Tipe Shell and Tube terhadap Aliran Fluida dan Perpindahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Karakteristik profil temperatur suatu aliran fluida pada dasarnya dapat diketahui dengan menggunakan metode Computational fluid dynamics (CFD). Pengaplikasian metode CFD digunakan
Lebih terperinciFakultasTeknologi Industri Institut Teknologi Nepuluh Nopember. Oleh M. A ad Mushoddaq NRP : Dosen Pembimbing Dr. Ir.
STUDI NUMERIK PENGARUH KELENGKUNGAN SEGMEN KONTUR BAGIAN DEPAN TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA MELINTASI AIRFOIL TIDAK SIMETRIS ( DENGAN ANGLE OF ATTACK = 0, 4, 8, dan 12 ) Dosen Pembimbing Dr. Ir.
Lebih terperinciROTASI Volume 8 Nomor 1 Januari
ROTASI Volume 8 Nomor 1 Januari 2006 33 SIMULASI AERODINAMIKA PADA MODEL SIMPLIFIED BUS MENGGUNAKAN PROGRAM COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS MSK. Tony Suryo Utomo 1) Abstrak Pada penelitian ini simulasi aerodinamika
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kolektor Surya Pelat Datar Duffie dan Beckman (2006) menjelaskan bahwa kolektor surya adalah jenis penukar panas yang mengubah energi radiasi matahari menjadi panas. Kolektor surya
Lebih terperinciMAKALAH KOMPUTASI NUMERIK
MAKALAH KOMPUTASI NUMERIK ANALISA ALIRAN FLUIDA DALAM PIPA SIRKULAR DAN PIPA SPIRAL UNTUK INSTALASI SALURAN AIR DI RUMAH DENGAN SOFTWARE CFD Oleh : MARIO RADITYO PRARTONO 1306481972 DEPARTEMEN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciStudi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melintasi Airfoil NASA LS-0417 yang Dimodifikasi dengan Vortex Generator
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Studi Numerik Karakteristik Aliran Fluida Melintasi Airfoil NASA LS-0417 yang Dimodifikasi dengan Vortex Generator Nafiatun Nisa dan Sutardi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aerodinamika pesawat terbang adalah mengenai airfoil sayap. pesawat. Fenomena pada airfoil yaitu adanya gerakan fluida yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aerodinamika merupakan ilmu dasar ketika membahas tentang prinsip pesawat terbang. Dan salah satu pembahasan dalam ilmu aerodinamika pesawat terbang adalah mengenai
Lebih terperinciANALISIS LAPISAN BATAS ALIRAN DALAM NOSEL STUDI KASUS: NOSEL RX 122
ANALISIS LAPISAN BATAS ALIRAN DALAM NOSEL STUDI KASUS: NOSEL RX 122 Ahmad Jamaludin Fitroh, Saeri Peneliti Pustekwagan, LAPAN Email : ahmad_fitroh@yahoo.com ABSTRACT The simulation and calculation of boundary
Lebih terperinciSIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN TINGGI AIR JATUH 2.3 M DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CFD
SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN TINGGI AIR JATUH 2.3 M DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CFD Herto Mariseide Marbun 1, Mulfi Hazwi 2 1,2 Departemen Teknik Mesin, Universitas Sumatera Utara,
Lebih terperinciSidang Tugas Akhir - Juli 2013
Sidang Tugas Akhir - Juli 2013 STUDI PERBANDINGAN PERPINDAHAN PANAS MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA DAN CRANK-NICHOLSON COMPARATIVE STUDY OF HEAT TRANSFER USING FINITE DIFFERENCE AND CRANK-NICHOLSON METHOD
Lebih terperinciSimulasi Numerik Aliran Pengkondisi Udara di Dalam Ruang Server
ISBN 978-979-3541-25-9 Simulasi Numerik liran Pengkondisi Udara di Dalam Ruang Server Tria Mariz rie 1, Sugianto 1 1 Program Studi Teknik eronautika, Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Bandung Jl.
Lebih terperinciJURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) 1
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisa Aliran dan Tekanan pada Perubahan Bentuk Skeg Kapal Tongkang dengan Pendekatan CFD Ibram Dwitara 1, Agoes Santoso
Lebih terperinciSIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN VARIASI PANJANG PIPA PEMASUKAN DAN VARIASI TINGGI TABUNG UDARA MENGGUNAKAN CFD
SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN VARIASI PANJANG PIPA PEMASUKAN DAN VARIASI TINGGI TABUNG UDARA MENGGUNAKAN CFD SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. 40 Universitas Indonesia
BAB 3 METODOLOGI 3.1. Hipotesa Untuk mencapai tujuan dari studi pengembangan model matematis sel tunam membran pertukaran proton, diperolehnya karakteristik reaktan di dalam kanal distribusi terhadap kinerja
Lebih terperinciTulisan pada bab ini menyajikan simpulan atas berbagai analisa atas hasil-hasil yang telah dibahas secara detail dan terstruktur pada bab-bab
Tulisan pada bab ini menyajikan simpulan atas berbagai analisa atas hasil-hasil yang telah dibahas secara detail dan terstruktur pada bab-bab sebelumnya. Selanjutnya agar penelitian ini dapat memberikan
Lebih terperinciII TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumah Tanaman
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rumah Tanaman Rumah tanaman merupakan suatu tempat tanaman untuk tumbuh dan berkembang dengan kondisi lingkungan mikro yang telah diatur agar mendekati kondisi yang optimum. Khusunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Besaran dan peningkatan rata-rata konsumsi bahan bakar dunia (IEA, 2014)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern, teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini akan mempengaruhi pada jumlah konsumsi bahan bakar. Permintaan konsumsi bahan bakar ini akan
Lebih terperinciSTUDI NUMERIK VARIASI INLET DUCT PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2014) ISSN: 2301-9271 1 STUDI NUMERIK VARIASI INLET DUCT PADA HEAT RECOVERY STEAM GENERATOR Bayu Kusuma Wardhana ), Vivien Suphandani Djanali 2) Jurusan Teknik Mesin,
Lebih terperinciBAB IV PENGOLAHAN DATA
BAB IV PENGOLAHAN DATA 4.1 Penentuan Data Uncertainty Dalam setiap penelitian, pengambilan data merupakan hal yang penting. Namun yang namanya kesalahan pengambilan data selalu ada. Kesalahan tersebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut
Lebih terperinciPemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga
Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga Wafha Fardiah 1), Joko Sampurno 1), Irfana Diah Faryuni 1), Apriansyah 1) 1) Program Studi Fisika Fakultas Matematika
Lebih terperinciPengaruh Temperatur terhadap Pembentukan Vorteks pada Aliran Minyak Mentah dengan Metode Beda Hingga
Pengaruh Temperatur terhadap Pembentukan Vorteks pada Aliran Minyak Mentah dengan Metode Beda Hingga Yuant Tiandho1,a), Syarif Hussein Sirait1), Herlin Tarigan1) dan Mairizwan1) 1 Departemen Fisika, Fakultas
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Pendahuluan. 2.2 Turbin [6,7,]
BAB II DASAR TEORI 2.1. Pendahuluan Bab ini membahas tentang teori yang digunakan sebagai dasar simulasi serta analisis. Bagian pertama dimulasi dengan teori tentang turbin uap aksial tipe impuls dan reaksi
Lebih terperinciKaji Numerik Aliran Jet-Swirling Pada Saluran Annulus Menggunakan Metode Volume Hingga
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi Kaji Numerik Aliran Jet-Swirling Pada Saluran Annulus Menggunakan Metode Volume Hingga Nazaruddin Sinaga Departemen Teknik Mesin,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dinamika fluida adalah salah satu disiplin ilmu yang mengkaji perilaku dari zat cair dan gas dalam keadaan diam ataupun bergerak dan interaksinya dengan benda padat.
Lebih terperinciSIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN TINGGI AIR JATUH 2.3 M DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CFD
SIMULASI ALIRAN FLUIDA PADA POMPA HIDRAM DENGAN TINGGI AIR JATUH 2.3 M DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CFD SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik HERTO
Lebih terperinciKomparasi Bentuk Daun Kemudi terhadap Gaya Belok dengan Pendekatan CFD
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 1, (Sept, 2012) ISSN: 2301-9271 G-104 Komparasi Bentuk Daun Kemudi terhadap Gaya Belok dengan Pendekatan CFD Prima Ihda Kusuma Wardana, I Ketut Aria Pria Utama Jurusan Teknik Perkapalan,
Lebih terperinciSECOND ORDER UPWIND DIFFERENCING SCHEME OF K- TURBULENCE MODEL FOR AIR AND EGR FLOW MIXTURES IN INTAKE MANIFOLD OF DIESEL ENGINE
Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi SECOND ORDER UPWIND DIFFERENCING SCHEME OF K- TURBULENCE MODEL FOR AIR AND EGR FLOW MIXTURES IN INTAKE MANIFOLD OF DIESEL ENGINE
Lebih terperinciTUGAS SARJANA STUDI KARAKTERISTIK SECONDARY FLOW DAN SEPARASI ALIRAN PADA RECTANGULAR DUCT 900 DENGAN ANGKA REYNOLDS 110.
TUGAS SARJANA STUDI KARAKTERISTIK SECONDARY FLOW DAN SEPARASI ALIRAN PADA RECTANGULAR DUCT 900 DENGAN ANGKA REYNOLDS 110.000 Disusun oleh : Darmanik Rachman NIM : L2E 307012 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS
Lebih terperinciTUGAS SARJANA BIDANG KONVERSI ENERGI SIMULASI NATURAL VENTILATION PADA BANGUNAN RUMAH TIPE 36 DENGAN MENGGUNAKAN CFD
TUGAS SARJANA BIDANG KONVERSI ENERGI SIMULASI NATURAL VENTILATION PADA BANGUNAN RUMAH TIPE 36 DENGAN MENGGUNAKAN CFD Diajukan sebagai Syarat Memperoleh Gelar Kesarjanaan Strata Satu (S-1) Teknik Mesin
Lebih terperinciSIMULASI FLUIDIZED BED DRYER BERBASIS CFD UNTUK BATUBARA KUALITAS RENDAH
SIMULASI FLUIDIZED BED DRYER BERBASIS CFD UNTUK BATUBARA KUALITAS RENDAH DISUSUN OLEH : REZA KURNIA ARDANI 2311105005 RENDRA NUGRAHA P. 2311105015 PEMBIMBING : Prof.Dr. Ir. Sugeng Winardi, M.Eng Dr. Tantular
Lebih terperinciSTUDI NUMERIK DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN KECEPATAN UDARA PADA RUANG KEDATANGAN TERMINAL 2 BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA
STUDI NUMERIK DISTRIBUSI TEMPERATUR DAN KECEPATAN UDARA PADA RUANG KEDATANGAN TERMINAL 2 BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA Disusun Oleh: Erni Zulfa Arini NRP. 2110 100 036 Dosen Pembimbing: Nur
Lebih terperinciSIMULASI NUMERIK UJI EKSPERIMENTAL PROFIL ALIRAN SALURAN MULTI BELOKAN DENGAN VARIASI SUDU PENGARAH
SIMULASI NUMERIK UJI EKSPERIMENTAL PROFIL ALIRAN SALURAN MULTI BELOKAN DENGAN VARIASI SUDU PENGARAH Syukran 1* dan Muh. Haiyum 2 1,2 Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh-Medan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang begitu pesat dewasa ini sangat mempengaruhi jumlah ketersediaan sumber-sumber energi yang tidak dapat diperbaharui yang ada di permukaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Keyword : R ed, c p, Nu and k-ω SST. Kata Kunci: R ed, c p, Nu, dan k-ω SST.
STUDI NUMERIK PENGARUH BILANGAN REYNOLDS TERHADAP PERPINDAHAN PANAS MELINTASI SILINDER STAGGERED METODE TURBULEN K-Ω SST 2-D UNSTEADY REYNOLDS AVERAGED NAVIER STOKES (URANS) (Studi kasus untuk Re d = 4,42x10
Lebih terperinciTransport Phenomena. Dr. Heru Setyawan Jurusan Teknik Kimia FT-ITS
Transport Phenomena Turbulensi Dr. Heru Setawan Jurusan Teknik Kimia FT-ITS Aliran laminar dan turbulent t 1 Pemodelan Turbulensi Semua pendekatan ang telah kita bahas sampai sejauh ini berlaku untuk aliran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini terdiri dari 2 buah pipa yang terbuat dari bahan yang berbeda dan ukuran diameter yang berbeda. Pipa bagian dalam terbuat dari tembaga dengan diameter dalam
Lebih terperinciMetode Beda Hingga untuk Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial
Metode Beda Hingga untuk Penyelesaian Persamaan Diferensial Parsial Ikhsan Maulidi Jurusan Matematika,Universitas Syiah Kuala, ikhsanmaulidi@rocketmail.com Abstract Artikel ini membahas tentang salah satu
Lebih terperinciSTUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN BODI PENGGANGGU TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA MELINTASI SILINDER UTAMA
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 STUDI NUMERIK PENGARUH PENAMBAHAN BODI PENGGANGGU TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN FLUIDA MELINTASI SILINDER UTAMA Studi Kasus: Pengaruh penambahan
Lebih terperinciStudi Analitik dan Numerik Perpindahan Panas pada Fin Trapesium (Studi Kasus pada Finned Tube Heat Exchanger)
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (013) ISSN: 337-3539 (301-971 Print) B-316 Studi Analitik dan Numerik Perpindahan Panas pada Fin Trapesium (Studi Kasus pada Finned Tube Heat Exchanger) Ahmad Zaini dan
Lebih terperinciMASUK FAISAL HAJJ MESINN TEKNIK MEDAN Universitas Sumatera Utara
ANALISA PRESTASI TURBIN VORTEX DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CFD PADA DUA VARIASI DIMENSI SUDU SERTA VARIASI DEBIT AIR MASUK SKRIPSI Skripsi Yangg Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar
Lebih terperinciSTUDI NUMERIK : MODIFIKASI BODI NOGOGENI PROTOTYPE PROJECT GUNA MEREDUKSI GAYA HAMBAT
STUDI NUMERIK : MODIFIKASI BODI NOGOGENI PROTOTYPE PROJECT GUNA MEREDUKSI GAYA HAMBAT GLADHI DWI SAPUTRA 2111 030 013 DOSEN PEMBIMBING DEDY ZULHIDAYAT NOOR, ST, MT, PhD PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK
Lebih terperinciPRESENTASI TUGAS AKHIR. Oleh: Zulfa Hamdani. PowerPoint Template NRP :
PRESENTASI TUGAS AKHIR SIMULASI NUMERIK (CFD) ALIRAN DUA FASE GAS-SOLID (UDARA- SERBUK BATUBARA) PADA COAL PIPING DI PT. PETROKIMIA GERSIK Oleh: Zulfa Hamdani PowerPoint Template NRP : 2109106008 www.themegallery.com
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Iklim Mikro Rumah Tanaman Daerah Tropika Basah
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Iklim Mikro Rumah Tanaman Daerah Tropika Basah Iklim merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi perancangan bangunan. Sebuah bangunan seharusnya dapat mengurangi pengaruh iklim
Lebih terperinciUNIVERSITAS DIPONEGORO ANALISA NUMERIK MODEL TURBULEN ALIRAN CAMPURAN UDARA DAN HOT EGR MESIN DIESEL TUGAS AKHIR TOMMY HENDARTO L2E
UNIVERSITAS DIPONEGORO ANALISA NUMERIK MODEL TURBULEN ALIRAN CAMPURAN UDARA DAN HOT EGR MESIN DIESEL TUGAS AKHIR TOMMY HENDARTO L2E 007 078 FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK MESIN SEMARANG MARET 2012 i TUGAS
Lebih terperinciANALISIS KOEFISIEN DRAG PADA MOBIL HEMAT ENERGI "MESIN USU" DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CFD
ANALISIS KOEFISIEN DRAG PADA MOBIL HEMAT ENERGI "MESIN USU" DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK CFD Munawir Rosyadi Siregar 1, Himsar Ambarita 2 1 Departemen Teknik Mesin USU munawirrasyid@yahoo.com 2 Staf
Lebih terperinciBab 3 Pengenalan Perangkat Lunak FLUENT
Bab 3 Pengenalan Perangkat Lunak FLUENT FLUENT adalah perangkat lunak dalam komputer yang digunakan untuk mensimulasikan aliran fluida dan perpindahan panas. Aliran dan perpindahan panas dari berbagai
Lebih terperinciSIMULASI PERILAKU AERODINAMIKA DALAM KONDISI STEADY DAN UNSTEADY PADA MOBIL MENYERUPAI TOYOTA AVANZA DENGAN CFD
TUGAS AKHIR SIMULASI PERILAKU AERODINAMIKA DALAM KONDISI STEADY DAN UNSTEADY PADA MOBIL MENYERUPAI TOYOTA AVANZA DENGAN CFD Tugas Akhir ini disusun Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Derajat
Lebih terperinciModel Perahu Trimaran pada Aliran Laminar. Abstrak
Limits J. Math. and Its Appl. E-ISSN: 2579-8936 P-ISSN: 1829-605X Vol. 14, No. 1, Mei 2017, 45 51 Model Perahu Trimaran pada Aliran Laminar Chairul Imron 1 dan Erna Apriliani 2 1,2 Matematika Institut
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Karakteristik profil temperatur suatu aliran fluida pada dasarnya dapat diketahui dengan menggunakan metode Computational fluid dynamics (CFD). Pengaplikasian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk. ke dalam sungai dan langsung tercampur dengan air sungai.
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Dalam kehidupan, polusi yang ada di sungai disebabkan oleh limbah dari pabrikpabrik dan kotoran manusia atau kotoran binatang. Semua polutan tersebut masuk
Lebih terperinciSIMULASI PEMBAKARAN KEROSIN UDARA DAN LPG UDARA MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS
TUGAS SARJANA BIDANG KONVERSI ENERGI SIMULASI PEMBAKARAN KEROSIN UDARA DAN LPG UDARA MENGGUNAKAN COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Kesarjanaan Strata Satu (S-1) Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Thrust bearing [2]
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam suatu peralatan perkakas/mesin dapat dipastikan bahwa terdapat komponen yang bergerak, baik dalam gerakan linear maupun gerakan angular. Gerakan relatif antar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembahasan tentang persamaan diferensial parsial terus berkembang baik secara teori maupun aplikasi. Dalam pemodelan matematika pada permasalahan di bidang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perpindahan energi yang mungkin terjadi antara material atau benda sebagai akibat
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ilmu termodinamika merupakan ilmu yang berupaya untuk memprediksi perpindahan energi yang mungkin terjadi antara material atau benda sebagai akibat dari perbedaan suhu
Lebih terperinciBAB-4. METODE PENELITIAN
BAB-4. METODE PENELITIAN 4.1. Bahan Penelitian Untuk keperluan kalibrasi dan verifikasi model numerik yang dibuat, dibutuhkan data-data tentang pola penyebaran polutan dalam air. Ada beberapa peneliti
Lebih terperinciSIMULASI RUANG INKUBATOR BAYI YANG MENGGUNAKAN PHASE CHANGE MATERIAL SEBAGAI PEMANAS RUANG INKUBATOR
SIMULASI RUANG INKUBATOR BAYI YANG MENGGUNAKAN PHASE CHANGE MATERIAL SEBAGAI PEMANAS RUANG INKUBATOR Ferdinan A. Lubis 1, Himsar Ambarita 2. Email: loebizferdinan@yahoo.co.id 1,2 Departemen Teknik Mesin,
Lebih terperinciPERNYATAAN. Yogyakarta, 17 Agustus Immawan Wahyudi Ahyar. iii
PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir dengan judul ANALISIS COMPUTATIONAL FLUID DYNAMICS (CFD) TERHADAP PROFIL TEMPERATUR UNTUK KONDENSASI STEAM
Lebih terperinciSTUDI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA TUJUH SILINDER VERTIKAL DENGAN SUSUNAN HEKSAGONAL DALAM REAKTOR NUKLIR MENGGUNAKAN PAKET PROGRAM FLUENT
Studi Karakteristik Aliran pada Tujuh Silinder Vertika dengan Susunan Heksagonal (A. Septilarso, et al) STUDI KARAKTERISTIK ALIRAN PADA TUJUH SILINDER VERTIKAL DENGAN SUSUNAN HEKSAGONAL DALAM REAKTOR NUKLIR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan terhadap energi merupakan hal mendasar yang dibutuhkan dalam usaha meningkatkan taraf hidup masyarakat. Seiring dengan meningkatnya taraf hidup serta kuantitas
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara simulasi numerik dengan menggunakan perangkat lunak AVL Fire. Pendekatan yang dilakukan adalah dengan membuat model
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari 2012 sampai dengan Juni 2012 di Lab. Surya Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 RANCANGAN OBSTACLE Pola kecepatan dan jenis aliran di dalam reaktor kolom gelembung sangat berpengaruh terhadap laju reaksi pembentukan biodiesel. Kecepatan aliran yang tinggi
Lebih terperinciSTUDI PERPINDAHAN PANAS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM KOORDINAT SEGITIGA
STUDI PERPINDAHAN PANAS DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM KOORDINAT SEGITIGA Oleh : Farda Nur Pristiana 1208 100 059 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH
Lebih terperinciArif Kurniawan 1. FTI - Teknik Mesin, Institut Teknologi Nasional, Kampus 2 ITN Jl. Raya Karanglo KM. 2 Malang Tel:
STUDI NUMERIK 2-D PENGARUH PRANDTL NUMBER DAN SUB-CRITICAL REYNOLDS NUMBER TERHADAP KARAKTERISTIK ALIRAN DAN PERPINDAHAN PANAS PADA SINGLE CIRCULAR CYLINDER Arif Kurniawan 1 1 Jurusan Teknik Mesin Institut
Lebih terperinciStudi Numerik Steady RANS Aliran Fluida di Dalam Asymmetric Diffuser
Journal INTEK. April 2017, Volume 4 (1): 20-26 20 Studi Numerik Steady RANS Aliran Fluida di Dalam Asymmetric Diffuser Yiyin Klistafani 1,a 1 Teknik Mesin, Politeknik Negeri Ujung Pandang, Jl. Perintis
Lebih terperinciANALISA ALIRAN DAN TEKANAN PADA BULBOUS BOW DENGAN DIMPLE (CEKUNGAN) MENGGUNAKAN PENDEKATAN CFD
ANALISA ALIRAN DAN TEKANAN PADA BULBOUS BOW DENGAN DIMPLE (CEKUNGAN) MENGGUNAKAN PENDEKATAN CFD Oleh Achmad Irfan Santoso 1), Irfan Syarif Arief ST, MT 2), Ir. Toni Bambang Musriyadi, PGD. 2) 1) Mahasiswa
Lebih terperinciSIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA PADA TINGKAT PERTAMA KOMPRESOR DALAM INSTALASI TURBIN GAS DENGAN DAYA 141,9MW MENGGUNAKAN CFD FLUENT 6.3.
1 SIMULASI NUMERIK ALIRAN FLUIDA PADA TINGKAT PERTAMA KOMPRESOR DALAM INSTALASI TURBIN GAS DENGAN DAYA 141,9MW MENGGUNAKAN CFD FLUENT 6.3.26 SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh
Lebih terperinciBAB 4 MODELISASI KOMPUTASI dan PEMBAHASAN
BAB 4 MODELISASI KOMPUTASI dan PEMBAHASAN 4.1. Pemodelan dalam EFD Tools Pemodelan komputasi menggunakan paket simulasi EFD Lab.8 yang terintegrasi pada tools CAD Solid Works, di mana proses modelling
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. Kecepatan arus ( m/s) 0,6 1,2 1,6 1,8. Data kecepatan arus pada musim Barat di Bulan Desember dapt dilihat dari tabel di bawah.
BAB IV ANALISA DATA 4.1 Umum Pada bab ini menguraikan langkah-langkah dalam pengolahan data-data yang telah didapatkan sebelumnya. Data yang didapatkan, mewakili keseluruhan data sistem yang digunakan
Lebih terperinci