Seiring dengan perkembangan dan dinamika baik secara internal maupun eksternal, maka beberapa sasaran mengalami penyempurnaan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Seiring dengan perkembangan dan dinamika baik secara internal maupun eksternal, maka beberapa sasaran mengalami penyempurnaan."

Transkripsi

1

2 R KATA PENGANTAR encana Strategis Universitas Terbuka Tahun (Renstra UT ) yang merupakan arah pengembangan UT untuk periode tersebut, telah disahkan oleh Senat UT beberapa waktu yang lalu. Renstra yang memuat visi dan misi dimaksud, merupakan tujuan yang akan dicapai pada Selain itu, Renstra ini juga berisi analisis situasi dan rencana strategis, yang di dalamnya tergambar pula azas pelaksanaan dan pembangunan bertahap dan berkelanjutan. Seiring dengan perkembangan dan dinamika baik secara internal maupun eksternal, maka beberapa sasaran mengalami penyempurnaan. Berikut adalah hasil penyempurnaan sasaran-sasaran, khususnya pada bidang Akademik, Daya Jangkau dan Tata Kelola. Konsep penyempurnaan ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Strategis : Rencana Operasional Dengan demikian, maka sasaran-sasaran yang telah disempurnakan tesebut menjadi acuan kita semua untuk menggapai visi dan misi bersama. Tangerang Selatan, 16 Agustus 2011 Rektor Universitas Terbuka, selaku Ketua Senat Universitas Terbuka Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed, Ph.D NIP i

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI i ii BAB I PENDAHULUAN 1 BAB II ANALISIS SITUASI 3 A. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS B. ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL 3 20 BAB III VISI, MISI DAN TUJUAN 47 A. VISI B. MISI C. TUJUAN BAB IV RENCANA STRATEGIS 51 A. ASAS B. SASARAN STRATEGIS BAB V PENUTUP 105 ii

4 U BAB I PENDAHULUAN niversitas Terbuka (UT) merupakan perguruan tinggi negeri (PTN) ke-45 yang pendiriannya diresmikan pada tanggal 4 September 1984 dengan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 41 Tahun 1984 tentang Pendirian UT. Sejak didirikan, UT telah melakukan berbagai perubahan yang dipicu oleh perubahan ketentuan perundang-undangan. Di samping itu, telah terjadi perubahan yang cukup signifikan dalam penyelenggaraan otonomi daerah dan pengelolaan pendidikan dalam kerangka otonomi daerah. Pemerintah daerah memiliki peran yang semakin besar dalam pengelolaan sumber daya publik. Hal ini menyebabkan UT juga perlu melakukan repositioning terhadap Pemerintah dan pemerintah daerah. Di sisi lain, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mengarah pada pemanfaatan berbagai media dan bersifat personal serta semakin mudah diakses, sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan transaksi informasi. Namun peningkatan tersebut berpeluang juga menyebabkan terjadinya peningkatan penyimpangan. Untuk itu telah diterbitkan UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, yang antara lain bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan publik serta akuntabilitas pemanfaatan TIK. Kemajuan TIK tersebut akan berpengaruh besar terhadap penyelenggaraan UT secara keseluruhan. 1

5 Perubahan perundang-undangan dan penyelenggaraan otonomi daerah serta peningkatan perkembangan TIK menyebabkan asumsi yang digunakan dalam perumusan Rencana Strategis (Renstra) UT tahun perlu disesuaikan. Di samping perubahan dalam lingkungan eksternal tersebut, secara internal UT juga mengalami perubahan. Hal tersebut bertepatan pula dengan berakhirnya masa berlaku Rencana Operasional (Renop) Untuk itu perlu disusun kembali rumusan Renstra yang sesuai dengan asumsi yang berlaku pada saat ini. 2

6 BAB II ANALISIS SITUASI A. ANALISIS LINGKUNGAN STRATEGIS L ingkungan eksternal yang merupakan lingkungan strategis UT, akan mempengaruhi serta menentukan perkembangan dan pertumbuhan UT dalam upaya menjadi institusi Pendidikan Tinggi Terbuka dan Jarak Jauh (PTTJJ) berkelas dunia di masa yang akan datang. Beberapa faktor lingkungan strategis utama yang mempengaruhi perkembangan UT meliputi: (1) Perkembangan dan perubahan strategi ekonomi; (2) Perkembangan kondisi sosial politik dan budaya; (3) Perkembangan paradigma pendidikan; (4) Paradigma baru dan strategi jangka panjang pendidikan tinggi Kementerian Pendidikan Nasional; (5) Perkembangan TIK; dan (6) Citra publik tentang Pendidikan Jarak Jauh (PJJ). 1. Perkembangan dan Perubahan Strategi Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator keberhasilan pembangunan ekonomi suatu bangsa, dan biasanya merujuk pada peningkatan pendapatan. Padahal pembangunan ekonomi seharusnya lebih ditujukan pada peningkatan kesejahteraan masyarakat termasuk pendapatan dan sisi lainnya yang menunjang kesejahteraan tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kesejahteraan masyarakat seperti jumlah masyarakat miskin dan tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi terkadang menyebabkan arah kebijakan pembangunan ekonomi cenderung hanya bertumpu pada 3

7 pertumbuhan ekonomi, sehingga kesejahteraan masyarakat tidak tercapai. Hal ini terbukti dengan pembangunan yang dilakukan di Indonesia, sampai dengan tahun 1996 pertumbuhan ekonomi Indonesia rata-rata tujuh persen per tahun. Namun jumlah penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan mencapai 16,58 persen dari total penduduk (BPS, 2007). Rendahnya tingkat pendapatan tersebut menyebabkan investasi untuk pendidikan, yang merupakan human-capital bagi pertumbuhan ekonomi lebih lanjut, tidak menjadi prioritas. Padahal, ilmu pengetahuan merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan ekonomi, setelah bahan baku dan kapital (Thurow, 1999). Oleh karena itu, negara miskin dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah akan sulit untuk mencapai keberhasilan ekonomi. Mencermati kebijakan pembangunan ekonomi Indonesia di masa lampau dan kondisi global saat ini, Indonesia harus memperhatikan kekuatan-kekuatan penggerak penting berikut ini. 1.1 Peningkatan kualitas sumber daya manusia Era globalisasi yang didukung percepatan perkembangan teknologi, menuntut setiap individu memiliki kompetensi minimal yang dipersyaratkan untuk bisa berpartisipasi di dalamnya. Agar bangsa Indonesia tidak tersisih dari persaingan global, maka peningkatan kualitas SDM yang mandiri harus menjadi semangat bangsa. Semangat kemandirian tersebut akan mendorong keunggulan daya saing SDM yang berbasis pengetahuan (knowledge-based society) yang dicapai melalui pengembangan sistem pendidikan yang mampu menghasilkan anak bangsa berkualitas. 4

8 1.2 Peningkatan peran perguruan tinggi Untuk mewujudkan suatu masyarakat berpengetahuan, peran perguruan tinggi (PT) dalam peningkatan kualitas SDM sangat penting. PT hendaknya menghasilkan lulusan yang bukan hanya memiliki pengetahuan tetapi juga mempunyai jiwa wirausaha dan keunggulan daya saing. Sebagai PT terbuka jarak jauh, UT dapat berperan penting di dalamnya melalui pengembangan program-program pendidikan berkelanjutan (continuing education) ataupun program berjenjang (degree). Program-program pendidikan berkelanjutan harus didesain sedemikian rupa sehingga memenuhi kebutuhan masyarakat dan memacu semangat belajar sepanjang hayat. Sementara itu, program-program berjenjang selain memenuhi kebutuhan masyarakat juga harus memiliki standar kualitas nasional. 1.3 Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni Kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (ipteks) yang cepat berdampak pada perubahan radikal terkait dengan kebutuhan dan kompetensi SDM yang memerlukan pendidikan secara berkelanjutan. Makin tinggi tingkat teknologi yang digunakan, makin tinggi pula tingkat pendidikan dan kompetensi SDM yang dituntut. SDM yang terdidik dan terlatih dengan baik sangat diperlukan untuk meningkatkan daya saing serta kelestarian suatu bangsa. Peningkatan proses belajar berbasis TIK yang dilaksanakan UT merupakan suatu proses pembudayaan pemanfaatan teknologi bagi masyarakat, yang juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan belajar mandiri mahasiswa. Selain itu, penggunaan TIK dapat lebih mendorong pendidikan yang diselenggarakan oleh UT menjadi lebih transparan, akuntabel, responsif, dan dinamis sesuai dengan dinamika masyarakat. 5

9 2. Perkembangan Kondisi Sosial, Politik, dan Budaya Ditinjau dari sisi perkembangan sosial, politik, dan budaya, pada abad-21 muncul faktor-faktor baru yang akan mewarnai perkembangan dunia selama abad ke-21. Faktor tersebut antara lain munculnya masyarakat jaringan, munculnya kekuatan lokal yang menentang kekuatan global, menguatnya isu tentang lingkungan, berakhirnya masa patriarchal, berkurangnya peran Negara, dan berkembangnya politik informasi. Kemajuan TIK telah mampu menyatukan kepentingankepentingan dan individu dalam jaringan global. Jaringanjaringan kepentingan yang terbentuk dalam bentuk kerja sama global atau pasar global yang berbasis teknologi komunikasi, misalnya muncul pasar keuangan global, kerja sama antaruniversitas, universitas virtual, dan organisasi-organisasi yang beroperasi di banyak negara dan disatukan oleh jaringan komunikasi global. Teknologi komunikasi dan informasi juga telah mampu menyatukan individu-individu dalam berbagai komunitas, misalnya blog, friendster, facebook, dan fans club. Teknologi komunikasi dan informasi telah mempercepat penyebaran ide-ide baru, keterampilan baru, preferensi baru, dan informasi dapat diterima seketika di belahan dunia lain sehingga menyebabkan perubahan yang terjadi pada satu wilayah secara cepat berpengaruh pada wilayah yang lain. Kemajuan teknologi memang telah mampu menyatukan kepentingan-kepentingan dan individu secara lintas negara, secara ekonomi memang terjadi globalisasi, namun secara politik dan budaya terjadi perkembangan sebaliknya. Secara politik, muncul kekuatan-kekuatan lokal yang menentang upaya merebaknya globalisasi. Secara budaya, muncul gerakan untuk menandingi dominasi budaya global dalam bentuk gerakan untuk kembali dan memelihara budaya lokal. 6

10 Dalam skala nasional, faktor tersebut akan memperkuat tuntutan otonomi daerah dan pada gilirannya berpengaruh terhadap sikap daerah untuk mempertahankan dan memperkuat ciri khas daerahnya. Otonomi daerah akan berpengaruh terhadap pembiayaan program-program pemerintah dan penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan UPBJJ-UT yang merupakan unit pelaksana UT di daerah. Hal lain yang perlu diperhatikan juga adalah dengan tetap dipertahankannya ciri khas lokal yang akan memunculkan jenis kebutuhan yang berbeda untuk setiap wilayah. Ini berarti UT harus melakukan diversifikasi produk dan pelayanan. Dampak selanjutnya adalah pada peningkatan biaya pelayanan karena adanya perbedaan tingkat kebutuhan dan perlakuan terhadap situasi lokal. Pembangunan ekonomi yang didasarkan atas pertumbuhan ternyata berakibat pada ketidakseimbangan lingkungan. Hutan-hutan telah berubah fungsi dan banyak vegetasi yang mati karena pencemaran. Ketidakseimbangan telah mengakibatkan terjadinya peningkatan suhu udara dan kandungan karbon dalam udara dan air, serta pencemaran udara, air, dan tanah. Eksploitasi yang berlebihan atas energi minyak menyebabkan pada abad-21 persediaan minyak semakin menipis dan perlu dicari pengganti bahan-bakar yang berbasis fosil dan aman bagi lingkungan. Ketidakseimbangan lingkungan dan menipisnya persediaan energi fosil telah mendorong munculnya gerakan-gerakan baik pada tingkat lokal, regional, dan global untuk membangun kesadaran terhadap lingkungan. Gerakan tersebut bahkan telah masuk ke dalam kurikulum sekolah dan berbagai kebijakan politik, baik lokal maupun global. Kesadaran terhadap pentingnya menciptakan keseimbangan lingkungan pada tingkat masyarakat akan menciptakan kebutuhan masyarakat akan pengetahuan tentang lingkungan hidup, pengelolaan lingkungan, pelestarian lingkungan hidup, dan pemanfaatan sumber daya alam secara seimbang. Ini adalah peluang UT untuk memasarkan program-program baik 7

11 program tingkat pendidikan tinggi, pelatihan, maupun program-program continuing education yang berjangka kurang dari satu tahun. Faktor berikutnya adalah melemahnya kekerabatan patriarchal. Gejala ini sebenarnya sudah nampak pada tatanan sebagian masyarakat Indonesia pada masa lampau, seperti peran kaum perempuan terutama perempuan pedagang. Teknologi telah mampu mengambil alih peran otot manusia. Pekerjaanpekerjaan yang memerlukan kekuatan otot telah mampu diambil alih oleh mesin. Pekerjaan berbasis kekuatan otot adalah pekerjaan yang secara tradisional dikerjakan oleh kaum pria. Di sisi lain industri jasa berbasis pada teknologi informasi dan leisure seperti mode, pariwisata, pendidikan, dan teknologi informasi yang tidak berbasis pada kekuatan otot semakin meningkat. Berkembangnya industri jasa meningkatkan kebutuhan terhadap SDM perempuan yang akhirnya berdampak pula pada meningkatnya peran perempuan dalam industri dan rumah tangga. Secara nasional, kecenderungan ini akan berpengaruh terhadap kebijakan pemerintah terutama kebijakan tentang pemberdayaan perempuan. Akan semakin banyak peluang pekerjaan yang tersedia untuk perempuan, sedangkan mayoritas pengetahuan dan keterampilan perempuan Indonesia masih belum mencukupi untuk masuk ke dalam sektor formal. Oleh karena itu terbuka kesempatan untuk mengembangkan program-program pendidikan, pelatihan, dan continuing education yang berkaitan dengan industri jasa. Kemajuan ekonomi, globalisasi ekonomi, dan semakin banyaknya kekuatan-kekuatan di luar negara, telah memunculkan suatu konstelasi politik baru. Negara bukan satu-satunya kekuatan, terdapat kekuatan lain yang muncul seperti industri, universitas, dan bahkan individu. Pengambilan kebijakan politik bukan lagi wewenang penuh negara, banyak kelompok kepentingan dan individu yang harus dilibatkan dalam proses pengambilan kebijakan. Pada sisi lain pergeseran 8

12 sumber kekuasaan ini telah mendorong negara untuk merumuskan kembali makna pelayanan publik. Urusan yang sebelumnya banyak dilakukan oleh negara kini banyak yang diserahkan kepada masyarakat termasuk pendidikan dan kesehatan. Oleh karena itu masyarakat menjadi semakin otonom dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam konteks akademik, penguatan peran masyarakat dalam mengurus dirinya sendiri (civil society) akan menuntut masyarakat untuk memiliki pengetahuan yang mencukupi dalam mengorganisasikan urusan-urusan masyarakat secara mandiri. Dalam masyarakat yang terbuka dan mandiri tuntutan terhadap peningkatan pengetahuan sangat tinggi. Masyarakat berpengetahuan akan terus menerus memerlukan peningkatan pengetahuan, sehingga kebutuhan untuk belajar formal dan nonformal akan terus muncul. Dengan demikian, akan tercipta kebutuhan untuk belajar sepanjang hayat. Memperhatikan perkembangan masyarakat yang demikian, maka lingkup pendidikan tidak hanya mencakup rentang usia yang semakin lebar, namun juga rentang wilayah yang luas, rentang sosial ekonomi yang tinggi, serta rentang bidang studi yang beragam. Faktor besar terakhir adalah penggunaan informasi untuk kepentingan politik. Manusia semakin tergantung pada informasi. Hampir semua bidang kehidupan manusia bersentuhan dengan informasi. Pada sisi lain, informasi merupakan sesuatu yang tidak netral artinya informasi dapat dimanipulasi untuk mempengaruhi persepsi. Media informasi merupakan kekuatan sentral dalam menghubungkan antar kelompok masyarakat dan antara masyarakat dengan Negara. Kekuatan media informasi telah menjadikan masyarakat mampu mewakili dirinya sendiri, sehingga mereka tidak memerlukan wakil rakyat. Media informasi juga menjadi alat sekaligus simbol dominasi politik, ekonomi, dan budaya. Kelompok yang memegang dominasi media memiliki kemampuan untuk mempengaruhi persepsi kelompok masyarakat lain, misalnya melalui pemasaran politik, 9

13 pengaburan fakta, dan sebagainya. Namun pada sisi lain, secara positif media juga merupakan alat yang ampuh untuk menyebarkan kebijakan-kebijakan pemerintah, sosialisasi, dan mengendalikan perilaku masyarakat oleh pemerintah, serta dapat digunakan untuk menyebarkan pengetahuan kepada masyarakat secara massal maupun individual. 3. Perkembangan Paradigma Pendidikan Seiring perubahan jaman dan kemajuan teknologi, wajah dunia pendidikan 2021 dapat dipastikan jauh berubah. Inovasi dan gagasan baru terus bermunculan baik pada tataran global maupun regional dan memberikan imbas kepada praktek pendidikan di Indonesia. Perkembangan masyarakat tidak selalu harus mengikuti garis linier, dapat terjadi lompatan bahkan pembelokan sesuai arah yang dikehendaki. Paling tidak ada tiga faktor makro yang perlu diperhatikan implikasinya pada arah pengembangan dan pelaksanaan misi UT; yakni 1) Akses dan pemerataan pendidikan, 2) Kualitas program pendidikan, dan 3) Globalisasi dan internasional pendidikan. 3.1 Akses dan pemerataan pendidikan Visi pendidikan nasional terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah menuntut instrumentasi pendidikan pada semua jalur dan jenjang pendidikan. Untuk mewujudkan visi tersebut dalam Penjelasan Umum Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) digariskan upaya sistemik bagi perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia, dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa 10

14 secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar. Lebih lanjut ditegaskan dalam Pasal 5 Undang-undang tersebut bahwa: (1) setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu; (2) warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus; (3) warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus; (4) warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus; dan (5) setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat. Semua butir dalam Pasal 5 tersebut mengandung makna bahwa pemerataan dan perluasan akses pendidikan pada semua jalur dan jenjang pendidikan harus menjadi komitmen nasional seluruh pemangku kepentingan dalam konteks sistemik pendidikan nasional. Sebagaimana diamanatkan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, maka UT menjadikan amanat tersebut sebagai misi utama dan menggunakan berbagai strategi guna mewujudkan misi tersebut. Sebagai PTTJJ, jangkauan layanan UT tidak diragukan lagi, hal ini disadari oleh Pemerintah yang memberikan kepercayaan pada UT untuk meningkatkan kualifikasi dan kualitas guru di seluruh tanah air. Dengan sistem penyelenggaraan PTTJJ yang dilaksanakan UT, maka UT telah membuka akses ke PT bagi semua lapisan masyarakat tanpa terkendala ruang dan waktu. Apalagi dengan berkembangnya TIK, maka jalur komunikasi antara peserta didik dan pendidik semakin diperluas, sehingga berbagai alternatif komunikasi dapat digunakan oleh kedua belah pihak dalam penyelenggaraan 11

15 proses belajar. Dengan demikian, diharapkan bahwa SDM Indonesia dapat maju secara bersamaan untuk dapat berkontribusi dalam pembangunan bangsa ini. Dalam menyelenggarakan pendidikan, UT berkolaborasi dengan berbagai PT di tanah air. Penulis bahan ajar dan bahan ujian UT, serta pembimbing akademik adalah dosen-dosen yang berasal dari berbagai PT negeri ternama di Indonesia. Kepakaran para dosen tersebut selama ini hanya dapat diperoleh mahasiswa dari PT tempat dosen tersebut bertugas. Dengan pengembangan bahan ajar, bahan ujian, dan pembimbing akademik yang dilaksanakan oleh UT maka pada dasarnya kepakaran dari dosen-dosen tersebut telah tersebar secara meluas ke semua tempat domisili mahasiswa UT. Secara konseptual telah terjadi transfer ilmu pengetahuan dari kelompok pakar kepada mahasiswa di seluruh tanah air, sehingga terjadi pemerataan kualitas pendidikan. Lebih lanjut UU Nomor 20 Tahun 2003 mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayat. Oleh karena itu sifat keterbukaan UT merupakan kemungkinan terbesar untuk dapat mewujudkan amanat dari UU ini. Konsep pendidikan sepanjang hayat antara lain bermakna bahwa untuk dapat mengikuti suatu pendidikan maka umur dan tahun ijazah misalnya, tidak menjadi kendala lagi. Sifat keterbukaan UT ini merupakan suatu kekuatan yang bersifat unik yang sulit kiranya dilaksanakan oleh PT tatap muka. Selain itu, konsep pendidikan sepanjang hayat juga berarti bahwa setiap orang dapat menentukan jenjang dan jenis pendidikan yang dibutuhkannya. Dengan demikian PT tidak hanya menyediakan program pendidikan yang berjenjang seperti program sarjana ataupun magister, namun juga harus mengakomodasi program-program pendidikan jangka pendek seperti program sertifikat. Jadi, 12

16 kontribusi UT sebagai PT dalam meningkatkan kualitas SDM Indonesia seperti yang akan dituliskan dalam Visi UT dapat terlaksana. 3.2 Kualitas program pendidikan Kualitas merupakan tuntutan semua pemangku kepentingan pendidikan, terlepas dari jenis, jenjang, jalur, dan metode pendidikan yang diterapkan. Tuntutan kualitas pendidikan terkait erat dengan berbagai upaya dalam meningkatkan kompetensi lulusan, daya saing SDM maupun akuntabilitas. Upaya peningkatan kualitas PJJ bersifat menyeluruh, sistemik dan berkelanjutan, yang mencakup produk, proses, rancangan, penyampaian, dan filosofi Sistem Pendidikan Jarak Jauh (SPJJ). Ada beberapa hal pokok yang menjadi perhatian penting berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas. Kualitas menentukan keberlanjutan atau kelanggengan UT sebagai institusi PTTJJ yang disegani, handal, dan terpercaya. Peningkatan kualitas harus berfokus pada upaya pemberian layanan PJJ terbaik kepada peserta didik dan pihak pemangku kepentingan. Kualitas merupakan indikator kredibilitas dan citra institusi yang harus menjadi tanggungjawab bersama dalam upaya pencapaiannya. Peningkatan kualitas berkaitan dengan penilaian internal dan eksternal. Penilaian internal dilakukan melalui mekanisme audit internal secara periodik dan konsisten dengan tujuan perbaikan secara berkelanjutan. Penilaian eksternal melibatkan pihak luar seperti lembaga akreditasi, badan sertifikasi, asosiasi profesi, serta benchmarking dengan institusi penyelenggara PJJ yang memiliki standar kualitas tinggi. Sebuah institusi PTTJJ yang berkualitas tinggi akan mampu memberikan layanan terbaik kepada pengguna jasa dari berbagai lapisan tanpa dibatasi oleh lokasi geopolitik, status sosial, kemampuan ekonomi, dan akses pada teknologi. Institusi yang 13

17 berkualitas akan mampu bersaing dan sekaligus bersinergi dalam berbagai bidang yang menjadi misi utama institusi dalam bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Institusi PTTJJ berkualitas harus mampu menyelenggarakan program pendidikan terbuka jarak jauh (PTJJ) berkualitas sehingga dapat menghasilkan SDM yang kompeten, handal dan kompetitif. Program PTJJ berkualitas dapat menjangkau mahasiswa secara nasional dan memiliki standar penyelenggaraan berkualitas internasional. Oleh sebab itu upaya peningkatan kualitas bersifat komprehensif, sistemik, berkelanjutan dan menjadi tanggungjawab bersama untuk memastikan keberlanjutan program dan kelanggengan institusi PTTJJ. 3.3 Globalisasi dan internasionalisasi pendidikan Dari menjamurnya berbagai institusi lintas negara yang bekerja sama dalam menyelenggarakan jasa pendidikan, mulai dari jenjang pendidikan usia dini hingga PT, dapat diperkirakan bahwa untuk 20 tahun ke depan, kecenderungan menawarkan pendidikan dengan kolaborasi institusi antar negara akan semakin menguat. Semakin mudahnya akses kepada sumber-sumber pembelajaran secara terbuka seperti yang tersedia pada berbagai website, akan semakin mendorong munculnya globalisasi dan internasionalisasi pendidikan tanpa batas. Ke depan, para penyelenggara pendidikan seyogyanya memikirkan strategi-strategi pemasaran yang lebih luwes dan sangat memperhatikan kebutuhan pendidikan per individu dengan kemudahan cara mendapatkan layanan pendidikan tersebut. Trend strategi penawaran program pendidikan misalnya dengan multibahasa, atau dengan sistem pengakuan kredit multi institusi, akan banyak nampak dan hal ini sangat mempengaruhi pengemasan program-program di 14

18 UT. Saat ini, UT baru melakukan pengembangan berbagai strategi seperti diuraikan sebelumnya, yaitu penawaran program dengan multi bahasa, joint program atau mata kuliah dengan institusi lainnya baik di dalam maupun di luar negeri, dan pengembangan sistem alih kredit multi institusi. Melihat perkembangan strategi penawaran pendidikan secara global tersebut, semestinya UT sudah mulai mendesain strategi penawaran program yang bersifat global dan internasional. Melalui rintisan Program Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) akan terlihat kekuatan dan kelemahan UT dalam menginternasionalisasikan dan mengglobalkan programnya. Program BIPA merupakan program sertifikat yang dapat memberikan inspirasi untuk menyisipkan muatan-muatan vokasional dalam program-program sarjana yang sifatnya akademis. Peluang untuk mendesain program-program secara kolaboratif dengan berbagai strategi penyelenggaraannya akan dapat dipelajari melalui penawaran program BIPA. Dari penyelenggaraan Program BIPA, UT akan belajar menemukan berbagai alternatif strategi pengelolaan bahan atau sumber belajar serta proses pembelajaran. 4. Paradigma Baru dan Strategi Jangka Panjang Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional UU RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) telah memasukkan konsep-konsep baru dalam penyelenggaraan sistem pendidikan nasional di Indonesia. Salah satu konsep baru adalah masuknya sistem pendidikan jarak jauh sebagai bagian integral dari instrumentasi dan praksis pendidikan nasional. Di samping itu, UU Sisdiknas juga menekankan pentingnya otonomi perguruan tinggi untuk mendorong peningkatan kualitas pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan tinggi secara umum. Dengan demikian, pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan jarak 15

19 jauh, yang sudah sejak berdirinya pada tahun 1984 menjadi ciri utama Universitas Terbuka dapat diwujudkan dalam konteks otonomi perguruan tinggi. Dalam konteks itu, UT sebagai perguruan tinggi perlu terus melakukan upaya penyempurnaan organisasi dan manajemen yang mengacu pada ketentuan perundang-undangan yang menjadi turunan dari UU Sisdiknas tersebut. Dengan demikian UT tetap menjadi perguruan tinggi terbuka dan jarak jauh yang diselenggarakan secara efektif, efisien, dan berkualitas. Sebagai perguruan tinggi negeri, UT beroperasi berdasarkan PP RI Nomor 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan beserta ketentuan yang menjadi turunannya, yang secara normatif telah menggantikan PP RI Nomor 60 Tahun Merujuk pada PP tersebut semua kebijakan kelembagaan, akademik, pengelolaan, dan keuangan UT dengan sendirinya harus merujuk, memperoleh persetujuan, atau penguatan dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Namun demikian, karena PP RI Nomor 17 tahun 2010 ini belum mengakomodasi tata kelola perguruan tinggi yang mencerminkan semangat otonomi, saat ini Pemerintah sedang menyusun RPP RI Perubahan atas PP RI Nomor 17 Tahun 2010 yang menggariskan tata kelola perguruan tinggi secara umum. Sebelum tata kelola baru resmi diundangkan, maka semua perguruan tinggi termasuk UT, menggunakan tata kelola status quo berdasarkan ketentuan perundangaundangan sebelumnya. Dalam status apapun, UT tetap dituntut untuk mampu beroperasi secara efektif dan efisien. Sampai saat ini UT telah melakukan perbaikan-perbaikan berkelanjutan di antaranya dalam pengembangan SDM, sistem dan prosedur, sarana dan prasarana, sistem pengelolaan keuangan, dan budaya kerja. Walaupun demikian, proses perbaikan tersebut masih perlu dipercepat dan dievaluasi lagi pelaksanaannya. Ke depan UT harus tetap bekerja dengan merujuk pada etika, norma, dan nilai-nilai good governance, total quality management, dan 16

20 organisasi yang selalu belajar (learning organization). Prinsipprinsip good governance mencakup akuntabilitas, transparansi, taat hukum, partisipatif, profesional, efektif, dan efisien. Prinsip total quality management (TQM) adalah pencapaian kualitas secara total dan berkelanjutan. Sementara itu learning organization dibangun atas disiplin dalam proses pembelajaran individu, kelompok, dan pembelajaran pada tingkat organisasi. Berbagai kebijakan di atas, pada dasarnya sudah terlaksana, meskipun budaya kerja birokrasi masih dominan. Perubahan budaya kerja dari budaya birokrasi menuju budaya organisasi korporat termasuk kompensasinya masih harus terus menerus diupayakan dengan sungguh-sungguh. Dari evaluasi diri dapat diketahui bahwa sebagian staf sudah berubah cara kerjanya, namun masih perlu usaha yang konsisten dalam mengimplementasikan kebijakan-kebijakan tersebut di lingkungan UPBJJ-UT. Sejak awal berdirinya, UT sudah menyadari bahwa kemitraan/kerjasama antarinstitusi merupakan keharusan dalam menjalankan PTJJ. Saat ini kemitraan dengan berbagai instansi seperti pemerintah daerah, universitas lain, dan lembaga penyedia jasa,yang dilakukan dalam penulisan bahan ajar, pengembangan soal, pelaksanaan tutorial, peningkatan angka partisipasi mahasiswa, dukungan operasional UT, dan pengadaan sarana dan prasarana UT. Kerja sama antarinstansi atau lembaga ini masih perlu terus ditingkatkan baik dalam jumlah maupun jenisnya. 5. Perkembangan TIK TIK berkembang sangat pesat baik dalam hal kuantitas maupun kualitas. Dampak dari perkembangan ini menunjukkan bahwa penetrasi TIK dalam hampir seluruh aspek kehidupan semakin kuat. Penetrasi ini terjadi secara global, sehingga Indonesia tak dapat menghindarkan diri untuk dijadikan sebagai salah satu pasar produk TIK. Pemerintah berkepentingan untuk merespon dampak penetrasi TIK secara 17

21 bijak baik di sektor ekonomi, pemerintahan, maupun pendidikan yang masing-masing dikenal dengan e-commerce, e-government, dan e-education. Di dunia pendidikan, pemanfaatan TIK juga berjalan sangat cepat untuk kepentingan administrasi, manajemen, dan pembelajaran. Dari waktu ke waktu selalu bermunculan institusi-insitusi pendidikan yang menyatakan bahwa mereka mengintegrasikan TIK dalam sistem mereka. Jargon TIK dalam pendidikan seperti e-learning, virtual learning, mobile-learning sepertinya bersaing satu sama lain walaupun pada hakikatnya secara substansial tidak terlalu berbeda. Dalam konteks PTTJJ, konsep e-learning sepertinya menjanjikan suatu alternatif baru dalam hal proses pembelajaran karena e-learning juga berkonotasi online learning yang artinya pembelajaran berbasis web atau internet. TIK dapat dimanfaatkan untuk online learning pada pendidikan jarak jauh antara lain; course websites, audiovideo capture via web, web conferencing, dan penggunaan telepon genggam (HP) untuk melakukan mengunduh materi. Dengan adanya course websites, mahasiswa dan/atau dosen mendapatkan berbagai keuntungan diantaranya mahasiswa dapat mengakses materi website kapan dan dari manapun, staf pengajar dapat mengembangkan website sendiri untuk mata kuliahnya, dan terdapat banyak sumber yang sudah dikembangkan dan dapat direvisi untuk dipergunakan kembali. Selain itu, audiovideo capture via web mempunyai kelebihan karena mahasiswa dapat mengakses dari rumah ataupun kantor, materi dapat direviu sesuai dengan kebutuhan dan sumber yang sudah ada dapat dikembangkan untuk jangka panjang. Web conferencing sangat bermanfaat dalam menyelenggarakan konferensi jarak jauh dengan murah dan mudah, dan mahasiswa dapat berpartisipasi dari rumah atau kantor. Keuntungan lain yang didapat adalah bahwa mahasiswa mendapatkan kesempatan berinteraksi dengan komunitas mahasiswa yang lain dan merupakan media yang baik untuk 18

22 interaksi antara dosen dan mahasiswa. Di samping itu, kemajuan teknologi pada telepon genggam memudahkan mahasiswa untuk memperoleh informasi penting dan bahkan untuk mendapatkan materi yang diperlukan. Pada masa mendatang, diharapkan TIK menjadi semakin murah dan merata di seluruh Indonesia. Ke depan, UT perlu mengembangkan infrastruktur dan SDM yang sesuai dengan tuntutan program dan institusi, baik pusat maupun UPBJJ-UT. Pemanfaatan TIK dan Transaksi Elektronik dilaksanakan berdasarkan asas kepastian hukum, manfaat, kehati-hatian, itikad baik, dan kebebasan memilih teknologi atau netral teknologi. 6. Citra Publik tentang Pendidikan Jarak Jauh Pencapaian kualitas UT yang ditandai dengan diperolehnya sertifikat akreditasi internasional dari Internasional Council for Distance Education (ICDE) yang berpusat di Oslo, Swedia, tahun 2005 dan kemudian diikuti dengan pemerolehan sertifikat ISO dalam berbagai bidang telah menyebabkan UT diliput banyak media dan UT menjadi semakin dikenal oleh para pemangku kepentingan. Di samping itu jumlah mahasiswa dan alumni yang semakin besar turut berperan dalam menyebarluaskan nama UT. Persoalan yang dihadapi oleh UT sekarang adalah bukan bagaimana mensosialisasikan UT tetapi lebih kepada mempertahankan dan meningkatkan citra yang positif tentang UT serta keunggulan sistem pendidikan jarak jauh dalam menghasilkan SDM berkualitas. Keunggulan sistem pendidikan jarak jauh yang telah terbukti mampu menjangkau daerah yang luas dan massal menyebabkan biaya yang harus ditanggung mahasiswa juga menjadi lebih murah. Namun, bukan hanya luas jangkauan sistem dan besarnya jumlah mahasiswa yang menjadi fokus penyelenggaraan UT, tetapi peningkatan kualitas layanan baik layanan akademik maupun administrasi akademik juga menjadi fokus utama. 19

23 Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa UT mampu mengendalikan kualitas layanan sampai pada tingkat desa. Terlaksananya strategi pengembangan kualitas sistem layanan secara tidak langsung akan meningkatkan citra UT. B. ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL Secara umum faktor internal yang mempengaruhi pengembangan UT pada masa mendatang meliputi aspek: (1) Kualitas dan relevansi akademik; (2) Daya jangkau dan kualitas layanan pendidikan; dan (3) Tata kelola organisasi. 1. Kualitas dan Relevansi Akademik 1.1 Program pendidikan Saat ini UT memiliki 31 program studi, mulai dari strata diploma, sarjana, sampai dengan pascasarjana. Secara khusus dalam penerimaan mahasiswa program diploma dan sarjana, UT tidak melakukan seleksi masuk seperti halnya di PT tatap muka. Semua calon mahasiswa yang memiliki ijasah sekolah menengah atas atau yang sederajad dapat menjadi mahasiswa program diploma dan sarjana UT tanpa seleksi masuk. Namun demikian, syarat administrasi harus dipenuhi. Sementara itu, untuk penerimaan mahasiswa baru program magister, UT melakukan seleksi berupa tes masuk bagi calon mahasiswa. Hal ini dilakukan karena lulusan program magister diharapkan menjadi pengembang ilmu serta memiliki kompetensi profesional yang tinggi dalam bidangnya sehingga mahasiswa harus memenuhi syaratsyarat khusus yang ditetapkan. Mengantisipasi pemanfaatan TIK dalam pembelajaran, UT mensyaratkan calon mahasiswa magister memiliki akses internet karena sistem pembelajaran program 20

24 Pascasarjana mensyaratkan partisipasi aktif dalam tutorial terintegrasi antara tutorial tatap muka dan online. Di samping itu, sekalipun secara umum penyelenggaraan pendidikan di UT bersifat massal, namun khusus untuk program magister jumlah minimal mahasiswa satu angkatan dalam satu wilayah ditetapkan 20 orang. Pembatasan ini dilakukan dengan tujuan untuk menjamin keefektifan dan efisiensi kegiatan tutorial tatap muka. Seleksi masuk dalam penyelenggaraan pendidikan di atas memperlihatkan bahwa UT sangat menyadari bahwa untuk mengikuti suatu program pendidikan pada jenjang tertentu, diberlakukan pula kekhususan sesuai dengan standar kompetensi lulusan yang dituntut oleh program tersebut. Demikian pula halnya dengan program-program yang membutuhkan adanya praktikum, UT memberikan persyaratan khusus. Misalnya untuk Program Studi Biologi hanya dibuka di UPBJJ-UT yang telah memiliki kerja sama dengan institusi yang dapat memfasilitasi pelaksanaan praktikum. Dengan penerapan berbagai kebijakan akademik di atas, UT sangat menyadari bahwa proses pembelajaran merupakan bagian yang harus tetap dapat dimonitor. Bagi program pendidikan yang mempersyaratkan kontrol proses belajar secara tatap muka seperti halnya praktikum, maka pembatas adalah tempat pelaksanaan praktikum. Bagi program-program yang mempersyaratkan kontrol proses pembelajaran secara online atau dengan memanfaatkan TIK maka UT mengenakan persyaratan dapat menggunakan TIK bagi calon mahasiswa. Penerapan kebijakan dalam bidang akademik ini merupakan upaya UT untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar. 21

25 1.2 Mahasiswa dan lulusan Pada dasarnya program pendidikan UT ditawarkan secara terbuka yang memungkinkan mahasiswa bebas melakukan registrasi sesuai dengan situasi dan kondisinya. Mahasiswa dapat melakukan registrasi mata kuliah kapan saja dan untuk jumlah dan jenis mata kuliah apa saja. Namun demikian, UT juga menawarkan program pendidikan berbasis kelompok belajar dan layanan bantuan belajar yang lebih terstruktur yang disebut dengan Sistem Paket Semester (SIPAS). SIPAS ini diterapkan untuk program pendidikan dasar (pendas) dan nonpendas berdasarkan jumlah mahasiswa dalam suatu kelompok atau mitra. Jumlah total mahasiswa (aktif dan registrasi) UT dalam 4 (empat) tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan. Tabel 1 menunjukkan perkembangan data mahasiswa termasuk mahasiswa baru dari tahun ke tahun. Tabel 1 Total Mahasiswa Program Diploma dan Sarjana Aktif dan Registrasi Program Total Program Non-FKIP dan FKIP Tahun Non-FKIP FKIP Registrasi Total Registrasi Total Registrasi Total Baru Ulang Total Aktif Baru Ulang Total Aktif Baru Ulang Total Aktif Tabel 1 menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa registrasi (termasuk mahasiswa baru) program studi non-fkip meningkat dari pada tahun 2006 menjadi tahun Ini menunjukkan kenaikan sebesar 67.06%. Sedangkan mahasiswa registrasi (termasuk mahasiswa 22

26 baru) FKIP meningkat dari orang pada tahun 2006 menjadi orang pada tahun Ini berarti terjadi lonjakan jumlah mahasiswa yang sangat fenomenal yaitu sebesar 216.8%. Salah satu faktor pendorong peningkatan jumlah mahasiswa FKIP ini adalah UU Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas dan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang mempersyaratkan guru harus memiliki kualifikasi akademik minimal sarjana atau sarjana sains terapan. Kecenderungan peningkatan mahasiswa FKIP diperkirakan masih akan berlanjut hingga tahun Khusus untuk mahasiswa baru non-fkip, peningkatan terjadi dari pada tahun 2006 menjadi pada tahun 2009 atau terjadi peningkatan sebesar %. Sementara itu, jumlah mahasiswa baru FKIP meningkat dari orang pada tahun 2006 menjadi orang pada tahun 2009, yang berarti kenaikan sebesar 26.92%. Jumlah mahasiswa baru tertinggi terjadi pada tahun 2008 yaitu sebanyak orang (peningkatan 53.49% dari tahun 2006). Jumlah lulusan UT juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seperti terlihat dalam Tabel 2. Tabel 2 Jumlah Lulusan UT dan Lulusan Total sejak 1984 Program Total Non FKIP FKIP Total Seperti terlihat dalam Tabel 2 jumlah lulusan program non-fkip yang pada tahun 2006 sebanyak orang meningkat menjadi orang pada tahun Jumlah kumulatif lulusan program-program non FKIP dari tahun adalah orang. Sementara itu, jumlah 23

27 lulusan program-program FKIP yang pada tahun 2006 sebanyak orang meningkat menjadi orang pada tahun Secara kumulatif, jumlah total lulusan program-program FKIP UT dalam empat tahun terakhir ( ) adalah orang, sedang total lulusan sejak tahun 1984 adalah orang. Jika dilihat dari masa studi mahasiswa yang telah lulus, rerata masa studi dalam empat tahun terakhir adalah 6 tahun 5 bulan. Sementara itu untuk lulusan programprogram FKIP rerata masa studi bervariasi tergantung tingkat pendidikan terakhir sebelum masuk UT. Untuk program jenjang sarjana masukan lulusan diploma II, rerata masa studi adalah 3 (tiga) tahun 9 (sembilan) bulan. Untuk program sarjana masukan lulusan diploma III adalah 2 (dua) tahun 6 (enam) bulan sedangkan untuk program sarjana masukan SLTA saat ini belum dapat dilihat karena belum menghasilkan lulusan. Dari segi kualitas yang diukur melalui indeks prestasi kumulatif (IPK) rata-rata, dalam empat tahun terakhir, rerata IPK lulusan program jenjang sarjana non-fkip, adalah antara 2,19 sampai 2,27. Di lain pihak, rerata IPK lulusan jenjang sarjana pada program di FKIP dalam empat tahun terakhir berkisar antara 2,29 sampai 2,31. Khusus untuk Program Pendas (PGSD dan PG PAUD), rerata IPK lulusan dalam empat tahun terakhir adalah 2,36 sampai 2,63. IPK tertinggi yang pernah dicapai oleh lulusan FKIP adalah 3,98, sedangkan untuk mahasiswa non-fkip adalah 3,72. Jumlah total mahasiswa Progam Pascasarjana (PPs) baik yang aktif maupun registrasi dalam empat tahun terakhir juga mengalami peningkatan yang signifikan. Tabel 3 menunjukkan perkembangan data mahasiswa PPs termasuk mahasiswa baru dari tahun ke tahun. 24

28 Tabel 3 Total Mahasiswa PPs Aktif dan Registrasi Tahun Registrasi Baru Ulang Total MahasiswaAktif Total Aktif Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah mahasiswa yang registrasi (termasuk mahasiswa baru) PPs meningkat dari 219 pada tahun 2006 menjadi tahun Ini menunjukkan kenaikan sebesar %. Ini berarti lonjakan jumlah mahasiswa PPs juga sangat fenomenal. Salah satu faktor pendorong peningkatan jumlah mahasiswa PPs ini adalah keberhasilan menjalin kerja sama dengan pemerintah daerah dan banyaknya pemerintah daerah yang mempersyaratkan pejabat eselon III ke atas berkualifikasi akademik magister. Jumlah lulusan PPs UT juga mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seperti terlihat dalam Tabel 4. Program Tabel 4 Jumlah Lulusan UT dan Lulusan Total sejak 1984 Tahun Total s/d 2009 PPs Seperti terlihat dalam Tabel 4 jumlah lulusan PPs pada tahun 2006 sebanyak 18 orang meningkat menjadi 74 orang pada tahun Ini berarti terjadi kenaikan yang sangat signifikan yaitu sebesar 311, 11%. Jumlah kumulatif lulusan PPs dari mulai menghasilkan lulusan yaitu sejak tahun adalah 187 orang. Jika dilihat dari masa studi mahasiswa yang telah lulus, rerata masa studi dalam empat tahun terakhir adalah 2 tahun 6 25

29 bulan. Dari segi kualitas yang diukur melalui indeks prestasi kumulatif (IPK) rata-rata dalam empat tahun terakhir rerata IPK lulusan PPs adalah antara 3.02 sampai 3,92. Kegiatan yang dilakukan dalam bidang kemahasiswaan, di antaranya adalah pemberian beasiswa, Orientasi Mahasiswa Baru (OSMB), pembinaan kemahasiswaan dan kelompok belajar, pembinaan paduan suara dan kerohanian. Sementara itu, untuk menampung aspirasi alumni UT serta menggalang kebersamaan, UT juga memfasilitasi para alumni UT mendirikan Ikatan Alumni UT (IKA UT). Sejumlah aktivitas telah dilakukan IKA UT di berbagai daerah dengan mengundang para alumni dan pengelola UT. Beberapa kegiatan IKA UT antara lain seminar ilmiah, disporseni, dan pameran/kegiatan sosial untuk menggalang dana bantuan bagi saudara-saudara kita di wilayah yang terkena bencana. 1.3 Layanan bantuan belajar Penyelenggara PTTJJ wajib menyediakan layanan bantuan belajar sesuai kebutuhan mahasiswa yang umumnya merupakan orang dewasa yang mampu mengembangkan kemampuan belajar mandiri. Walaupun demikian, tidak semua mahasiswa wajib memanfaatkan layanan bantunan belajar tertentu. Layanan bantuan belajar UT meliputi antara lain; tutorial (tatap muka dan online), program radio dan TV, suplemen (cetak dan web), dry lab, perpustakaan digital UT, dan jurnal online, open sources, pembimbingan akademik, dan konseling di UPBJJ-UT. Berbagai jenis layanan bantuan belajar UT disediakan dengan memperhatikan faktor demografi dan geografi mahasiswa serta kondisi lingkungan belajar mahasiswa. Saat ini UT menyelenggarakan dua model tutorial, yaitu tutorial online (Tuton) berbasis jaringan internet dan tutorial tatap muka (TTM). Baik tuton maupun TTM 26

30 bersifat wajib disediakan oleh UT sesuai dengan permintaan mahasiswa. Mahasiswa memiliki kelonggaran untuk mengikuti atau tidak mengikuti tuton atau TTM sesuai dengan situasi dan kondisi masing-masing. Setiap semester, UT menyediakan layanan tuton untuk lebih dari 500 mata kuliah. Tutor untuk Tuton sejauh ini masih menggunakan dosen tetap UT, baik yang ada di UT Pusat maupun di UPBJJ-UT. Sementara itu, jumlah mata kuliah yang di-ttm-kan bervariasi tergantung pada jumlah permintaan mahasiswa. Secara total jumlah mata kuliah yang di-ttm-kan pada tahun 2009 adalah 149 mata kuliah (termasuk matakuliah Pendas dan Sipas), yang diikuti oleh mahasiswa dan melibatkan tutor, Pengurus Pokjar dan Pemantau. 1.4 Bahan ajar Secara umum, proses pembelajaran mahasiswa UT dilakukan secara mandiri oleh mahasiswa dengan memanfaatkan bahan ajar yang dirancang khusus untuk mahasiswa PTTJJ. UT menyediakan bahan ajar yang selfcontained dan dapat dipelajari secara mandiri (selfinstructional) oleh mahasiswa. Bahan ajar UT berbentuk multi media yang meliputi antara lain bahan ajar cetak (buku materi pokok/bmp) yang dikenal dengan modul, serta bahan ajar noncetak seperti kaset/cd audio, VCD, dan bahan ajar berbasis web. Setiap bahan ajar UT disusun oleh satu tim yang terdiri atas pakar-pakar dari PT negeri/swasta ternama, baik pakar di bidang ilmu, pakar media, maupun pakar disain instruksional. Pengembangan bahan ajar UT dilaksanakan oleh Fakultas bersama Pusat Produksi Bahan Ajar Cetak (PPBAC) dan Pusat Produksi Bahan Ajar Non Cetak (PPBANC) UT. Fakultas mengkoordinasikan penulisan, sedangkan PPBAC dan PPBANC mengkoordinasikan proses produksi bahan ajar cetak mulai dari pengetikan sampai dengan pencetakan bahan ajar, serta produksi 27

31 bahan ajar noncetak (kaset/cd audio, VCD, dan web suplemen). Pemutakhiran bahan ajar merupakan kegiatan yang wajib dilakukan oleh UT untuk menjamin kualitas bahan ajar sesuai dengan perkembangan IPTEKS. Secara reguler, UT mendesain agar setiap bahan ajar mulai dievaluasi ketika berumur 5 (lima) tahun untuk persiapan pemutakhiran atau revisi, dan bahan ajar harus dipastikan telah direvisi setelah berumur 7 (tujuh) tahun. Namun demikian, untuk bahan ajar tertentu yang sifatnya sangat cepat berubah (misalnya terkait perubahan UU dan PP lainnya), maka pemutakhiran dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanpa harus menunggu bahan ajar berumur 5 (lima) tahun. Proses pemutakhiran bahan ajar UT dikoordinasikan oleh Pembantu Rektor Bidang Akademik. Proses ini dimulai dengan identifikasi bahan ajar yang sudah berumur 5 (lima) tahun, kajian atau penelitian bahan ajar termasuk reviu substansi oleh pakar eksternal dari PT ternama bagi bahan ajar yang telah digunakan mahasiswa, penentuan pakar dari PT sebagai calon pereviu, perevisi/penulis bahan ajar, dan dilanjutkan dengan proses penulisan/revisi berdasarkan masukan dari hasil penelitian bahan ajar dan hasil reviu pakar eksternal. Sebelum diproses oleh PPBAC dan PPBANC, hasil penulisan/revisi selanjutnya ditelaah terlebih dahulu, baik dari segi materi, bahasa, maupun desain instruksionalnya. Setelah selesai ditulis dan ditelaah sesuai dengan perbaikan, PPBAC dan PPBANC akan memproduksi bahan ajar menjadi master siap cetak sampai mencetaknya. Demikian selanjutnya, proses berulang kembali sehingga terjamin bahan ajar yang berkualitas sesuai dengan perkembangan terkini dapat tersedia tepat waktu bagi mahasiswa. UT telah merencanakan bahwa dalam beberapa tahun kedepan, bahan ajar UT juga akan tersedia dalam bentuk online. Selain itu, ke depan, UT akan melakukan scanning 28

32 terhadap seluruh bahan ajar dan mengunggah dalam web UT sehingga tersedia bagi mahasiswa dengan mudah. Setiap semester UT menawarkan sekitar mata kuliah. Setiap mata kuliah memiliki bahan ajar termasuk bahan ajar yang digunakan bersama. Jumlah bahan ajar aktif hingga tahun 2009 adalah 974 judul yang ditulis oleh orang. Data jumlah bahan ajar yang diampu setiap fakultas berdasarkan umur bahan ajar ditunjukkan dalam Tabel 5. Dari tabel tersebut terlihat bahwa bahan ajar cetak UT cukup mutakhir, yaitu 96 % berumur kurang dari 5 tahun. Tabel 5 Rekapitulasi Umur Bahan Ajar Fakultas 5 Tahun Tahun Tahun Total 1. FKIP FMIPA FISIP FEKON PPs Total % ,00 Hingga tahun 2009, dari judul bahan ajar, terdapat 278 (17 %) bahan ajar telah dalam bentuk paket bahan ajar multimedia (BAMM). Di samping itu, UT juga telah memiliki beragam bahan ajar suplemen non-cetak dengan jumlah seperti pada Tabel 6. 29

33 Tabel 6 Beragam Bahan Ajar Non-Cetak untuk Siarandan Suplemen No. Jenis Program Jumlah 1 Televisi Video 70 3 Radio Audio Web Suplemen 120 Mahasiswa UT tidak wajib membeli bahan ajar namun mahasiswa wajib memiliki akses terhadap bahan ajar baik dengan cara membeli maupun meminjam. Pembelian bahan ajar dilakukan melalui toko buku online. Khusus untuk mahasiswa Pendas dan peserta layanan Sistem Paket Semester (SIPAS), bahan ajar otomatis diberikan sebagai bagian dari paket pembayaran biaya pendidikan. 1.5 Evaluasi hasil belajar Untuk menjamin kualitas pembelajaran, UT menerapkan evaluasi hasil belajar mahasiswa baik yang bersifat formatif maupun sumatif. Evaluasi hasil belajar formatif dirancang sebagai evaluasi mandiri yang diberikan langsung sebagai bagian dari buku materi pokok (BMP). Selain itu, UT juga menyediakan latihan mandiri yang dapat diakses secara online (Latihan Mandiri/LM online). Evaluasi hasil belajar mandiri lainnya berupa tugas tutorial bagi mahasiswa yang mengikuti tutorial dan laporan praktik/praktikum bagi mata kuliah tertentu. Evaluasi formatif diharapkan dapat melatih mahasiswa mempersiapkan diri untuk evaluasi hasil belajar sumatif yang berbentuk ujian akhir semester atau ujian akhir program (tugas akhir program). Evaluasi sumatif dapat bersifat obyektif atau esai. Untuk menjamin terlaksananya UAS, soal ujian UT dikelola dalam satu bank soal yang hingga saat ini telah memiliki koleksi butir soal 30

34 ujian dari 974 mata kuliah yang ditulis oleh sekitar orang. Setiap semester, UAS dilakukan secara tatap muka dan serentak dengan sistem dua tahap di 794 tempat/kota ujian, di lokasi ujian, dan ruang ujian di seluruh Indonesia. Pada setiap penyelenggaraan UAS dilibatkan rata-rata orang yang bertugas sebagai panitia, pengawas dan pemantau, tenaga kebersihan, dan keamanan. Khusus penyelenggaraan UAS di luar negeri diatur tersendiri dengan melibatkan pegawai Kedutaan Besar Republik Indonesia atau Konsulat Jendral Republik Indonesia setempat. Akuntabilitas dan kualitas persiapan dan pelaksanaan UAS UT dijamin dengan dilakukannya penempatan seorang pengawas di tiap-tiap ruangan ujian, seorang pengawas keliling per lima ruang ujian, seorang penanggungjawab setiap lokasi ujian, seorang pemantau untuk memonitor keterlaksanaan UAS (umumnya para pimpinan di UT dan tenaga akademik dengan menggunakan instrumen yang telah ditetapkan). Di samping itu, para auditor baik internal maupun eksternal juga melakukan audit pada saat persiapan dan pelaksanaan ujian di UPBJJ-UT. Pencapaian hasil belajar mahasiswa dituangkan dalam bentuk nilai mutu (grade) yang merupakan integrasi dari nilai evaluasi hasil belajar formatif dan sumatif. Komposisi kontribusi skor tugas tutorial program diploma dan sarjana terhadap nilai mutu akhir adalah sebagai berikut: a. Tugas dan partisipasi dalam TTM mata kuliah 50% b. Tugas dan partisipasi dalam Tuton mata kuliah 30% c. Tugas dan partisipasi dalam Tuton TAP 50% d. Tugas dan partisipasi dalam TTM TAP 50% (khusus untuk Program Pendas) e. Praktikum (termasuk bimbingan) f. Praktek 50 % 31

35 Sementara itu, ketentuan skor tugas tutorial (TTM dan Tuton) pada Program Pascasarjana adalah 60%. 1.6 Penelitian dan pengabdian kepada masyarakat Penelitian Dukungan UT dalam kegiatan penelitian ditunjukkan dengan mengalokasikan anggaran untuk penelitian dan diseminasi hasil penelitian/publikasi karya ilmiah. Untuk menjamin keefektifan penggunaan dana yang disediakan, setiap tahun UT mengembangkan acuan desain penelitian yang mengacu pada visi dan misi UT. Setiap tahun UT mengalokasikan sejumlah dana untuk membiayai penelitian dan publikasi. Pada Tabel 7 disajikan jumlah penelitian yang dilakukan oleh dosen UT sejak tahun 2006 sampai dengan tahun Dari Tabel 7 terlihat bahwa jumlah penelitian mengalami peningkatan yaitu sebesar %. Sementara itu, jumlah publikasi dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 mengalami peningkatan sebesar 14.29%. Dari Tabel 7 tersebut juga terlihat bahwa dana penelitian dan publikasi yang dialokasikan UT mulai tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 meningkat sebesar %. Peningkatan ini karena UT meningkatkan jumlah biaya per penelitian yang meningkat hampir dua kali lipat. Demikian juga dengan jumlah penelitian yang dibiayai meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan jumlah alokasi dana tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan jumlah dosen yang meneliti, kualitas penelitian, dan jumlah publikasi. 32

36 Tabel 7 Rekapitulasi Jumlah Penelitian, Publikasi, dan DanaPenelitian UT Tahun Komponen Penelitian Publikasi Dana (Rp) Untuk mendiseminasikan karya ilmiah dan hasil penelitian, saat ini UT mengelola empat jurnal ilmiah berskala nasional, yaitu: 1) Jurnal Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh (terakreditasi sampai dengan tahun 2008), 2) Jurnal Pendidikan, 3) Jurnal Organisasi dan Manajemen, serta 4) Jurnal Matematika, Sains, dan Teknologi. Jurnal-jurnal tersebut terbit 2 kali dalam setahun, yaitu bulan Maret dan September. Di samping itu, UT juga mengelola satu jurnal berskala internasional yaitu: The AAOU Journal (The Asociation Open University Journal) yang terbit dua kali setahun. Di samping itu, UT juga memberikan kesempatan kepada setiap dosen untuk mengikuti seminar dan penulisan karya ilmiah di luar UT baik pada tingkat nasional, regional maupun internasional Pengabdian kepada masyarakat Agar tidak menjadi menara gading di tengah masyarakat, UT juga melakukan kegiatan pengabdian masyarakat (abdimas) sehingga masyarakat ikut berkembang seiring dengan perkembangan UT. Sesuai dengan visi dan misi UT, kegiatan abdimas UT diarahkan pada penyediaan program sertifikat atau program pendidikan berkelanjutan, kegiatan pemberdayaan masyarakat, serta kegiatan konsultasi. Berdasarkan cakupan pelaksanaan abdimas, kegiatan abdimas UT dapat dilakukan secara mandiri oleh dosen, secara berkelompok (lintas program studi ataupun lintas fakultas), dan secara institusi. Dana abdimas 33

37 diperoleh dari: kerja sama dengan instansi lain, UT, serta dari individu dosen UT. Pada tahun 2006 sebanyak 15 kegiatan, tahun 2007 sebanyak 13 kegiatan, tahun 2008 sebanyak 16 kegiatan, dan tahun 2009 sebanyak 14 kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut ada yang dilaksanakan dengan dana dari UT ada juga kegiatan yang dilaksanakan dengan dana kerja sama dengan mitra. Program abdimas UT meliputi kegiatan antara lain peningkatan kesejahteraan masyarakat, kewirausahaan, mendukung program Pemerintah, dan mendukung dunia usaha/industri. Program abdimas tersebut dilaksanakan dalam bentuk: program peningkatan jumlah warga yang melek aksara melalui program pemberantasan buta aksara, peningkatan keterampilan ibu-ibu rumah tangga, peningkatan keterampilan mengajar, peningkatan keterampilan guru dalam menulis bahan ajar, dan peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah. 2. Peningkatan Daya Jangkau dan Kualitas Layanan Akademik 2.1 Peningkatan pengakuan masyarakat (pencitraan) Sebagai PTTJJ yang telah masuk dalam jajaran institusi besar di dunia UT harus tetap meningkatkan kualitas layanan pendidikannya di Tanah Air. Berbagai upaya telah dikembangkan dan akan terus dikembangkan untuk meningkatkan kualitas layanan tersebut di antaranya dengan meningkatkan penggunaan TIK di bidang layanan akademik dan administrasi akademik. Upaya tersebut bertujuan untuk menjadikan sistem PTTJJ yang mudah diakses dengan cepat dan akurat, serta terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. 34

38 Kemampuan menjangkau masyarakat perlu terus menerus ditingkatkan. Kemampuan tersebut dalam bentuk jaminan ketepatan dalam distribusi bahan ajar, jangkauan dalam pelayanan administrasi akademik, jangkauan dalam pemberian layanan bantuan belajar, jangkauan dalam penyelenggaraan ujian, dan sertifikasi. Secara singkat dapat dikatakan bahwa UT harus mampu mengendalikan kualitas pelayanannya sampai ke desa-desa. Keunggulan jangkauan ini dapat dicapai jika UT memiliki kemampuan membangun sistem pelayanan yang kompleks dan berdayajangkau luas, kemampuan membentuk jaringan hingga ke desa-desa, dan kemampuan manajemen pengendalian jaringan. Jika UT mampu melaksanakan strategi tersebut maka secara tidak langsung citra UT akan terangkat. 2.2 Kemitraan Kemitraan dengan institusi lain, baik institusi pendidikan maupun nonpendidikan merupakan kekuatan UT yang harus terus dikembangkan. Dengan meningkatnya pemanfaatan TIK, maka jaringan kerjasama tersebut akan semakin berkembang terutama dalam mengembangkan dan meningkatkan produk akademik dan non-akademik UT. Kemitraan dalam bidang akademik dengan lembaga pendidikan dalam proses pembelajaran merupakan suatu terobosan bagi dunia pendidikan di Indonesia. Karena itu, ke depannya perlu terus diupayakan adanya kemitraan antarinstitusi pendidikan yang saling bersinergi untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia. Dengan memanfaatkan TIK, kendala ruang dan waktu akan dapat diatasi sehingga kerja sama ini akan lebih mudah dilaksanakan. 35

39 Tabel 8 menunjukkan bahwa jumlah mitra kerja yang berhubungan dengan UT kelihatan menurun dalam jumlah. Namun jika ditinjau dari sisi kebutuhan UT dan jumlah mahasiswa menunjukkan peningkatan. Tabel 8 Potret Kerja sama No. Kerja Sama Tahun Jumlah 1 Instansi Pemerintah & Swasta Penyedia Jasa Mitra Luar Negeri Peningkatan kualitas kemitraan dengan lembaga nonakademik akan lebih diarahkan untuk meningkatkan layanan administrasi akademik dan layanan akademik bagi mahasiswa. Sebagaimana umumnya lembaga PTTJJ, sebagian besar mahasiswa UT adalah mahasiswa yang berasal dari lembaga tertentu. Kerja sama dengan lembaga lain dalam bidang penyediaan prasarana untuk pelaksanaan tutorial misalnya, akan mempermudah mahasiswa menjalankan proses belajar. 3. Tata kelola Organisasi Adanya pengakuan dari pihak luar atas kualitas penyelenggaraan dan program pendidikan, mendorong UT berupaya mempertahankan dan melakukan perbaikan secara berkelanjutan. Hal ini dilakukan antara lain dengan terus mengupayakan peningkatan tatakelola organisasi dalam bidang-bidang struktur organisasi, SDM, keuangan, prasarana dan sarana serta penjaminan kualitas. 36

40 3.1 Status dan struktur organisasi UT Struktur organisasi UT yang saat ini berlaku disusun berdasarkan PP 60 Tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi. Menurut PP tersebut, struktur organisasi UT disamakan dengan struktur organisasi PT tatap muka sehingga banyak fungsi operasionalisasi PTTJJ yang tidak terwadahi. Oleh sebab itu, pada tahun 2002 UT mengajukan perubahan struktur oganisasi yang mengakomodasi kepentingan fungsi-fungsi PTTJJ dan telah ditetapkan oleh Mendiknas pada tahun 2004 melalui SK Nomor 123/0/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja UT. Dalam perkembangannya, struktur ini disempurnakan lagi agar sesuai dengan perubahan dan kebutuhan UT. Struktur lengkap UT yang berlaku saat ini, baik yang dibentuk dengan SK Mendiknas maupun tambahannya melalui SK Rektor Nomor 112/J31/2005 tanggal 10 Maret 2005 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Unit Kerja di Lingkungan UT adalah sebagai berikut. 37

41 Gambar 1 Bagan Struktur Organisasi UT REKTOR dan 4 PEMBANTU REKTOR BAUK BAAPM LPPM LPBAUSI Fakultas PPs*) PK Pusjian PPSDM*) PPM Puskom Puslata PAU-PPI PPBAC Pusminta Puslitgasis Puslaba PPBANC UPBJJ Keterangan Bagan: BAUK BAAPM LPPM LPBAUSI PPs PPSDM : Biro Administrasi Umum dan Keuangan : Biro Administrasi Akademik, Perencanaan, dan Monitoring : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat : Lembaga Pengembangan Bahan Ajar, Ujian, dan Sistem Informasi : Program Pascasarjana*) : Pusat Pengembangan Sumber daya Manusia*) 38

42 Puslata Pusmintas PK PPM PAU-PPI Puslitgasis Pusjian Puskom PPBAC Puslaba PPBANC UPBJJ : Pusat Layanan Pustaka : Pusat Jaminan Kualitas : Pusat Keilmuan : Pusat Pengabdian kepada Masyarakat : Pusat Antar Universitas Pengembangan dan Peningkatan Instruksional : Pusat Penelitian Kelembagaan dan Pengembangan Sistem : Pusat Pengujian : Pusat Komputer : Pusat Produksi Bahan Ajar Cetak : Pusat Layanan Bahan Ajar : Pusat Produksi Bahan Ajar Non Cetak : Unit Program Belajar Jarak Jauh *) Unit ini dibentuk dengan SK Rektor 3.2 Sumber daya manusia SDM merupakan salah satu unsur utama yang menyebabkan program-program pendidikan di UT dapat terselenggara dengan baik sesuai dengan standar yang berlaku. Untuk itu dibutuhkan SDM dalam jumlah, kualifikasi dan komposisi bidang studi dan keahlian yang memadai serta dikelola dengan baik. Dosen UT terdiri dari dosen tetap dan dosen tidak tetap yang secara administratif berada dalam satuan administrasi pangkal (satminkal) UT dan mitra UT. Secara fungsional, dosen tetap adalah dosen dalam Satminkal UT, sementara dosen tidak tetap adalah penulis bahan ajar/ujian Satminkal mitra UT. Penulis bahan ajar/ujian jumlahnya bervariasi disesuaikan dengan kebutuhan pengembangan bahan ajar/ujian. Selain dosen, UT juga memiliki tenaga akademik tidak tetap yang berfungsi sebagai fasilitator kegiatan tutorial yang disebut tutor. Tutor tidak sama dengan dosen dan oleh karena itu kriteria pemilihannya tidak terikat pada ketentuan kualifikasi dosen seperti yang diatur dalam UU Nomor 14 39

43 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, sehingga tutor dapat berasal dari akademisi, praktisi, dan anggota masyarakat lainnya selama yang bersangkutan memenuhi kompetensi yang dipersyaratkan UT. Seluruh dosen tetap Satminkal UT adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang direkrut sejak UT berdiri tahun 1984 hingga saat ini. Masalah yang dihadapi UT dalam penyediaan SDM adalah kualifikasi akademik sebagian dosen belum memadai dan komposisi jumlah dosen per rumpun ilmu yang belum seimbang. Sekitar 55% dosen UT masih berkualifikasi pendidikan sarjana dan 56% dosen UT terkonsentrasi pada bidang ilmu pendidikan dan keguruan. Ketimpangan dalam kualifikasi pendidikan dan komposisi bidang ilmu para dosen UT ini sudah sejak awal disadari dan tidak mudah diselesaikan. Hal ini terjadi karena UT sebagai PTN berkewajiban mempekerjakan dosen yang telah ada dan membina karir para dosen tersebut. Cara yang ditempuh UT untuk meningkatkan kualifikasi pendidikan para dosen adalah melalui programprogram percepatan studi lanjut, sedangkan untuk memperbaiki komposisi dosen pada setiap bidang ilmu adalah dengan merekrut tenaga dosen PNS baru yang sesuai dengan bidang ilmu yang dibutuhkan dan tidak menambah dosen melebihi jumlah dosen yang pensiun. Dengan demikian diharapkan pada tahun 2013, secara perlahan-lahan kualifikasi dan komposisi dosen UT terpenuhi. Total pegawai (dosen dan non dosen) UT di awal 2010 adalah orang, terdiri atas 788 orang dosen dan orang non dosen (tenaga administrasi dan tenaga pustakawan). Sedangkan perbandingan jumlah pegawai yang ditempatkan di UT Pusat dan UPBJJ-UT adalah 886 orang : 974 orang. Kemudian, komposisi dosen berdasarkan jabatan fungsional akademik dan pendidikan tertinggi sebagaimana terlihat dalam Tabel 9. 40

44 Tabel 9 Jumlah Dosen UT per Jenjang Pendidikan pada setiapjabatan Fungsional Akademik Per 10 Desember 2009 No. Jabatan Pendidikan S1 S2 S3 Jumlah 1 Guru Besar Lektor Kepala Lektor Asisten Ahli Tenaga Pengajar Jumlah Total Hingga tahun 2010, jumlah dan kualifikasi akademik untuk tenaga kependidikan UT sudah dapat dikatakan cukup baik namun masih belum ideal dalam hal keterampilan atau keahlian teknisnya. Untuk menunjang tata kelola organisasi sesuai dengan fungsi UT sebagai penyelenggara PTTJJ, disamping tenaga-tenaga teknis dengan kualifikasi akademik minimal diploma dalam bidang administrasi seperti yang sudah ada saat ini, UT masih sangat membutuhkan tenaga-tenaga teknis dalam bidang TIK, keuangan/akuntansi, hukum, dan bidangbidang kreatif seperti desain grafis/komunikasi visual. Dengan demikian, dalam sistem rekrutmen tenaga kependidikan UT akan difokuskan pada bidang-bidang yang belum tersedia dalam jumlah yang memadai dan meningkatkan kompetensi tenaga kependidikan yang sudah ada melalui studi lanjut dan pelatihan. 41

45 3.3 Keuangan Sebagai PTN, UT bertekad untuk menerapkan sistem pengelolaan keuangan secara transparan dan akuntabel sesuai dengan tuntutan UU Keuangan Negara. Komposisi sumber pendanaan UT yang didominasi dana bersumber dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) memaksa UT selama ini untuk menerapkan sistem pengelolaan keuangan yang didasarkan pada prinsip-prinsip tatakelola yang baik, mulai dari diterapkannya kebijakan dekonsentrasi keuangan, penertiban sistem pengelolaan keuangan, peningkatan kompetensi tenaga-tenaga pengelola keuangan, hingga dikembangkannya sistem pengendalian internal. Dalam implementasinya, sebagai konsekuensi besarnya jumlah dana yang dikelola dan luasnya wilayah kerja UT yang mencakup seluruh Indonesia, pengelolaan keuangan UT acapkali dihadapkan pada berbagai kendala, ketatnya ketentuan-ketentuan yang mengatur pengelolaan keuangan negara. Perkembangan keuangan UT dalam empat tahun terakhir cukup menggembirakan. Tabel 10 menunjukkan perkembangan realisasi penerimaan PNBP UT yang meningkat dari Rp 331,7 milyar pada tahun 2006 menjadi Rp 1,2 triliyun pada tahun Peningkatan ini mengubah komposisi sumber pendanaan UT yang pada tahun 2006 adalah 14% dana bersumber dari rupiah murni (RM) dan 86% berasal dari PNBP, kemudian pada tahun 2009, perbandingan berubah menjadi 8% dana bersumber dari RM dan 92% dana berasal dari PNBP. Secara keseluruhan, pada tahun 2009 total realisasi penerimaan dana UT meningkat 253,5% dibandingkan realisasi penerimaan dana UT tahun

46 Tahun Tabel 10 Sumber Pendanaan UT Tahun Per 31 Desember 2009 (dalam milyar rupiah) Dana RM* Dana PNBP** Jumlah % Jumlah % Total , , , , , , , , , , ,109 * sesuai Pagu DIPA ** sesuai dana disetor ke kas negara, termasuk dana luncuran dari tahun sebelumnya 3.4 Prasarana dan sarana kerja Dalam upaya mendukung penyelenggaraan program dan layanan akademik, UT terus berupaya melengkapi prasarana dan sarana kerja, baik di Kantor Pusat maupun di kantor-kantor UPBJJ-UT. Prasarana dan sarana kerja di lingkungan UT ini merupakan harta kekayaan yang kepemilikannya dikuasai oleh UT mencakup tanah, gedung dan bangunan, kendaraan dinas, peralatan mesin, peralatan kantor, serta harta kekayaan tidak tetap seperti bahan ajar, peralatan/bahan pendukung kerja dan sistem aplikasi komputer yang mendukung penyelenggaraan UT. Hingga tahun 2010, seluruh lahan/gedung/ bangunan di kantor pusat dan sebagian besar lahan/gedung kantorkantor di UPBJJ-UT juga merupakan milik UT dan merupakan harta kekayaan UT dengan total nilai sebesar Rp ,- pada tahun akhir tahun Jenis, volume, dan nilai harta kekayaan UT dalam bentuk sarana dan prasarana berupa barang modal yang dimanfaatkan oleh UT pada saat ini dijabarkan dalam Tabel

47 Tabel 11 Jenis, Volume dan Nilai Harta Kekayaan UTTahun 2009Per 30 Desember 2009 Jenis Harta Kekayaan Volume Nilai (rupiah) Tanah m Peralatan Mesin unit/buah Gedung dan Bangunan Jalan, Irigasi, Jembatan, KDP dan aset lainnya 167 unit Total Sistem jaminan kualitas Upaya penjaminan kualitas di UT merupakan suatu proses berkelanjutan yang tidak akan pernah berhenti dan mencakup hampir seluruh kegiatan penyelenggaraan UT. Sistem jaminan kualitas (simintas) UT bersifat komprehensif dan mengupayakan agar setiap aspek kegiatan dalam penyelenggaraan pendidikan diterapkan sesuai dengan standar. Penerapan simintas UT dilaksanakan pada 9 komponen kegiatan utama UT yakni dalam kebijakan dan perencanaan, pengadaan dan pengembangan SDM, manajemen dan administrasi, mahasiswa, rancangan dan pengembangan program, rancangan dan pengembangan matakuliah, bantuan belajar bagi mahasiswa, penilaian mahasiswa, dan media pembelajaran. Dalam upaya menjamin bahwa kualitas sistem penyelenggaraan UT setara dengan kualitas penyelenggaraan organisasi-organisasi kelas dunia, dalam periode tahun UT menerapkan sistem 44

48 penjaminan kualitas berbasis Sistem Manajemen Kualitas ISO 9001:2000 dalam berbagai bidang penyelenggaraan seperti Layanan Bahan Ajar, Layanan Belajar Jarak Jauh, Pengembangan Akademik, Layanan Administrasi Akademik, Promosi dan Kerja sama, serta bidang-bidang yang sampai tahun 2009 masih dalam proses penjajagan seperti Manajemen Kesehatan Lingkungan dan Keselamatan Kerja serta Manajemen Layanan Teknologi Informatika. Kemudian, untuk memantapkan sistem penjaminan kualitas, UT juga mengembangkan sistem pengendalian internal dengan harapan manajemen UT berjalan sesuai dengan kaidah-kaidah penyelenggaraan organisasi pemerintah yang baik (good governance). Untuk menghindarkan terjadinya kerumitan dalam implementasinya, berbagai sistem jaminan kualitas yang telah diterapkan di UT harus dikoordinasikan dan disinergikan satu sama lain, hingga didapat suatu sistem jaminan kualitas yang komprehensif yang mampu mengintegrasikan berbagai sistem yang berlaku, termasuk Sistem Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi (SPM-PT) yang dikeluarkan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. 45

49 46

50 BAB III VISI, MISI DAN TUJUAN A. VISI P ada saat didirikan Pemerintah tahun 1984, UT mengemban dua misi utama, yaitu: (1) memperluas akses masyarakat terhadap pendidikan tinggi, dan (2) meningkatkan kualitas dan kualifikasi guru sampai dengan jenjang yang dipersyaratkan. Dalam perjalanan UT sejak didirikan hingga sekarang, telah terjadi banyak perubahan baik secara internal maupun eksternal. Berbagai upaya dilakukan untuk menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi tersebut, termasuk perumusan ulang, penajaman, serta perluasan kedua misi awal tersebut sesuai dengan tuntutan kebutuhan pemerintah dan masyarakat luas. Perkembangan lingkungan eksternal ke depan diperkirakan akan tetap menempatkan pendidikan tinggi pada posisi sentral dalam pengembangan SDM suatu bangsa. Di samping itu, semakin kaburnya batas-batas wilayah suatu negara mendorong terjadinya migrasi baik itu informasi, pengetahuan, orang, maupun barang secara lintas negara. Akibatnya secara tidak langsung menimbulkan terjadinya saling ketergantungan antar-negara atau antarinstitusi, termasuk di bidang pendidikan. Untuk dapat masuk ke dalam jaringan global PT, UT harus memiliki kualitas akademik yang setara atau lebih tinggi dari anggota jaringan PT tersebut, di samping tetap mengemban mandatnya sebagai institusi PTTJJ. Berdasarkan perkembangan lingkungan dan pemikiran tersebut, visi UT dirumuskan sebagai berikut: 47

51 Pada tahun 2021, UT menjadi institusi PTTJJ berkualitas dunia dalam menghasilkan produk pendidikan tinggi dan dalam penyelenggaraan, pengembangan, dan penyebaran informasi PTTJJ. Penetapan 2021 sebagai tahun pencapaian Renstra didasarkan pemikiran bahwa tahun capaian Renstra saat ini adalah Agar program-program yang dilaksanakan dapat berkesinambungan tanpa harus mengubah titik tujuan sasaran pencapaian Renstra dan disesuaikan periode masa jabatan Rektor, maka target capaian Renstra ini ditetapkan harus dicapai tahun UT menjadi institusi PTTJJ berkualitas dunia mengandung makna bahwa penyelenggaraan UT telah memenuhi standar penyelenggaraan terbaik PTTJJ yang diakui, baik oleh komunitas maupun lembaga-lembaga atau asosiasi institusi PTTJJ dunia. Sebagai konsekuensi dan sesuai dengan prinsip sistem PTTJJ, UT juga menghasilkan berbagai produk pendidikan tinggi berkualitas tinggi yang terstandar. Pengertian produk pendidikan tinggi meliputi produk akademik yang secara substansi mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan tetap terjaga relevansinya dengan perkembangan masyarakat dan pembangunan nasional; serta lulusan yang kompetitif secara global. Pengertian terstandar adalah kualitas produk yang dijamin baku di setiap tempat penyelenggaraan PTTJJ oleh UT. Sistem pendidikan terbuka mengandung arti bahwa UT dalam menyelenggarakan pendidikan mengutamakan dan menekankan keterbukaan sistem yang merupakan operasionalisasi filosofi pendidikan sepanjang hayat (tanpa seleksi masuk, tanpa batasan usia, tanpa batasan lokasi geografis, tidak mempersyaratkan latar belakang pendidikan tertentu, tanpa batasan tahun ijazah SLTA, tanpa batasan masa studi, serta bersifat multi entry-multi exit). Sementara itu dengan sistem pendidikan jarak jauh berarti UT mendorong 48

52 terjadinya kemandirian belajar bagi peserta didikagar mampu mengarahkan diri sendiri dalam mengorganisasikan proses belajar dan dalam memanfaatkan layanan bantuan belajar yang disediakan oleh UT. Dengan demikian, sistem PTTJJ yang diterapkan UT menghasilkan fleksibilitas sistem dan menjamin aksesibilitas masyarakat terhadap pendidikan tinggi sesuai misi UT. Dengan demikian UT harus memiliki sistem penyelenggaraan yang adaptif terhadap perubahan dalam masyarakat. Untuk mencapai kualitas dunia seperti yang diberikan di atas, UT harus secara terus menerus melakukan pengembangan sistem maupun produk akademik yang berbasis penelitian. Selanjutnya, dalam melaksanakan tri dharma PT, UT harus mempublikasikan hasil penelitian tentang penyelenggaraan UT dan produk akademik melalui jurnal, website, dan seminar. B. MISI Misi yang diamanatkan kepada UT melalui Keppres Nomor 41 Tahun 1984, pada prinsipnya masih tetap menjadi misi utama UT. Namun, selaras dengan Tridharma PT dan perkembangan lingkungan strategis, rumusan misi UT disempurnakan menjadi sebagai berikut. 1. Menyediakan akses pendidikan tinggi yang berkualitas dunia bagi semua lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan berbagai program PTTJJ. 2. Mengkaji dan mengembangkan sistem PTTJJ. 3. Memanfaatkan dan mendiseminasikan hasil kajian keilmuan dan kelembagaan untuk menjawab tantangan kebutuhan pembangunan Nasional. 49

53 C. TUJUAN Untuk mencapai Visi dan menjalankan Misi, Tujuan penyelenggaraan UT dirumuskan sebagai berikut. 1. Menyediakan akses pendidikan tinggi yang berkualitas dunia bagi seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan berbagai program PTTJJ. 2. Menghasilkan SDM yang memiliki kompetensi akademik dan/atau profesional yang mampu bersaing secara global. 3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pendidikan berkelanjutan guna mewujudkan masyarakat berbasis pengetahuan (knowledge-based society). 4. Menghasilkan produk-produk akademik dalam bidang PJJ, khususnya PTTJJ, dan bidang keilmuan lainnya. 5. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian dan pengembangan sistem PJJ, khususnya PTTJJ. 6. Memanfaatkan dan mendiseminasikan hasil kajian keilmuan dan kelembagaan untuk menjawab tantangan kebutuhan pembangunan nasional. 7. Memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa melalui pelayanan pendidikan tinggi secara luas dan merata. 8. Meningkatkan pemahaman lintas budaya dan jaringan kerja sama melalui kemitraan pendidikan pada tingkat lokal, nasional, dan global. 50

54 BAB IV RENCANA STRATEGIS A. ASAS A sas pengembangan dan penyelenggaraan UT dalam semua aspek pelayanannya didasarkan pada nilai-nilai yang bukan saja dikembangkan bersama tetapi juga dipahami, diyakini, dan diterapkan secara bersama. Nilai utama yang melandasi semua aspek eksistensi UT adalah sebagai berikut. Kualitas Produk dan layanan UT berkualitas tinggi sehingga memenuhi harapan seluruh pemangku kepentingan. Aksesibilitas Seluruh program UT dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat tanpa terkendala tempat dan waktu. Relevansi Pengembangan seluruh program UT dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara kontekstual. Integritas Setiap penyelenggara UT menjunjung tinggi etika dan standar profesionalisme. Akuntabilitas Penyelenggaraan seluruh program UT dilakukan dengan efektif dan efisien sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara transparan. 51

55 B. SASARAN STRATEGIS Secara umum, profil UT pada akhir tahun 2021 adalah sebagai berikut: 1) Menjadi PTTJJ berkualitas dunia. 2) Memiliki mahasiswa orang yang minimal 50% diantaranya adalah mahasiswa nonguru. 3) Menyediakan berbagai bentuk layanan bantuan belajar berbasis TIK dengan tingkat akurasi tinggi. 4) Telah menerapkan sistem tata kelola dan pembelajaran berbasis TIK. Atas dasar asas dan asumsi profil UT pada akhir tahun 2021 yang akan datang, maka disusunlah tiga sasaran strategis yang meliputi bidang akademik, daya jangkau, dan tata kelola organisasi. Adapun sasaran strategis masing-masing bidang untuk Renstra akhir tahun 2021 dan sasaran operasional periode tahun dijabarkan di bawah ini. Sasaransasaran operasional yang dijabarkan merupakan program kegiatan yang bersifat pengembangan, peningkatan dan inovasi baru disamping program kegiatan yang sedang berjalan. 1. SASARAN BIDANG AKADEMIK Berkembangnya institusi pendidikan tinggi jarak jauh yang diikuti dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut UT untuk meningkatkan kualitas bidang akademik sehingga dapat lebih kompetitif baik di tingkat nasional maupun internasional. Untuk menjadi PTTJJ berkualitas dunia, UT harus menerapkan best practices PTTJJ di dunia sebagai dasar acuan pengembangan program akademik UT. Peningkatan kualitas dan relevansi akademik UT pada kurun waktu akan difokuskan pada enam aspek sebagai berikut. 52

56 1.1 Pengembangan dan Diversifikasi Program Akademik. 1.2 Kualitas Produk Akademik. 1.3 Kualitas dan Jangkauan Layanan Bantuan Belajar. 1.4 Layanan Administrasi Akademik. 1.5 Kualitas Evaluasi Hasil Belajar. 1.6 Kualitas Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Publikasi. Keenam aspek ini menjadi landasan kebijakan bidang akademik secara terpadu dengan memanfaatkan TIK melalui Portal Akademik Terintegrasi (PAKET). PAKET merupakan sarana untuk lebih mengoptimalkan mobilisasi sumber daya akademik dan produk akademik secara lebih efisien. Sumber daya akademik meliputi tenaga akademik, layanan pustaka, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat serta publikasi, sedangkan produk akademik mencakup kurikulum, bahan ajar cetak (BAC), bahan ajar non cetak (BANC), bahan tutorial, dan bahan evaluasi hasil belajar (BU dan LM), serta publikasi ilmiah. Terintegrasinya pengelolaan program akademik melalui PAKET menghasilkan tata kelola akademik yang efisien dan akuntabel. 1.1 Pengembangan dan Diversifikasi Program Akademik Pengembangan dan diversifikasi program akademik dilakukan dengan memperhatikan berbagai hal, seperti: perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, kebijakan pemerintah, tuntutan dan kebutuhan masyarakat, kebutuhan dan tuntutan lapangan pekerjaan yang beragam. Untuk memenuhi hal tersebut, perlu dikembangkan program yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat baik program berjenjang maupun program sertifikat yang tidak berjenjang (non-degree). Kompetensi lulusan yang diharapkan adalah lulusan yang memiliki kemampuan analisis dan adaptasi yang tinggi terhadap perubahan lingkungan yang cepat dan kompleks. 53

57 Setiap program yang dikembangkan dilakukan untuk mengantisipasi perubahan lingkungan baik yang berupa meningkatnya tuntutan terhadap kompetensi lulusan, arah kebijakan pemerintah, maupun pengaruh globalisasi. Oleh karena itu arah pengembangan program akademik adalah tersedianya program-program yang relevan dengan tuntutan masyarakat dan disampaikan dengan mengoptimalkan pemanfaatan media yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Untuk mengakomodasi perkembangan TIK, program-program pendidikan didesain khusus, sehingga mudah diakses dengan teknologi dan terjangkau. Sasaran 1 Komponen Sasaran 2013 Sasaran Pengembangan dan Diversifikasi Program Akademik Pada tahun 2013, UT telah menyelengga-rakan 12 program pendidikan berkelanjutan, 30 program sarjana, 2 program pendidikan profesi, 10 program magister, 1 (satu) program magister internasional, 2 (dua) program doktor yang berkualitas dengan sistem pelayanan akademik dan non-akademik termasuk yang sudah sepenuhnya online (fully online) dan berakreditasi. Pada tahun 2021, UT telah menyelengarakan 20 program pendidikan berkelanjutan, 35 program sarjana, 4 (empat) program pendidikan profesi, 15 program magister, 1 (satu) program magister internasional, 5 (lima) program doktor yang berkualitas dengan sistem pelayanan akademik dan nonakademik termasuk yang sudah sepenuhnya online (fully online) dan berakreditasi. 54

58 Tahapan pencapaian sasaran Pada akhir tahun 2010, UT telah: Menyelenggarakan 5 (lima) program pendidikan berkelanjutan; Menyelenggarakan paling sedikit 4 (empat) program magister; Menyelenggarakan 1 (satu) program magister yang sepenuhnya online (fully online); Mendapatkan peringkat akreditasi minimal B dari BAN-PT untuk 24 program sarjana; dan Mendapatkan perpanjangan sertifikat kualitas internasional dari ICDE. Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan 1.1. Pengembangan & Diversifikasi Program Akademik Menyelenggarakan 8 (delapan) program pendidikan berkelanjutan Menawarkan 3 program pendidikan berkelanjutan Menyelenggarakan 5 program pendidikan berkelanjutan Menyelenggarakan paling sedikit 28 program sarjana Menawarkan paling sedikit 3 program sarjana Menyelenggarakan paling sedikit 25 program sarjana Menyelenggarakan 1 (satu) program pendidikan profesi Dihilangkan dari target 55

59 Aspek Target Renop Perubahan Menyelenggarakan paling sedikit 5 (lima) program magister Menyelenggarakan paling sedikit 4 (empat) program magister Menyelenggarakan 2 (dua) program magister yang sepenuhnya online (fully online) Menyelenggarakan 2 program magister yang sepenuhnya online (fully online) untuk proses tutorial Menyelenggarakan 1 Ditangguhkan program doktor Memiliki akreditasi 3 Dipindahkan ke 2012 (tiga) program magister Menawarkan program magister internasional Pada akhir tahun 2012, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan 1.1. Pengembangan & Menyelenggarakan paling Diversifikasi Program Akademik sedikit 10 program pendidikan berkelanjutan Menyelenggarakan paling sedikit 29 program sarjana Menyelenggarakan 2 (dua) program pendidikan profesi Dihilangkan dari target 56

60 Aspek Target Renop Perubahan Menyelenggarakan paling sedikit 7 (tujuh) program magister Menyelenggarakan paling sedikit 5 (lima) program magister Menyelenggarakan paling sedikit 2 (dua) program Menawarkan paling sedikit 1 (satu) program doktor doktor Memiliki akreditasi 3 (tiga) program magister Pada akhir tahun 2013, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan 1.1. Pengembangan & Diversifikasi Program Akademik Menyelenggarakan paling sedikit 12 program pendidikan berkelanjutan Menyelenggarakan paling sedikit 30 program sarjana Menyelenggarakan paling sedikit 10 (sepuluh) program magister Menyelenggarakan paling sedikit 7 (tujuh) program magister 1.2 Kualitas Produk Akademik Pengembangan produk akademik dilakukan dengan memperhatikan standar kualitas akademik yang mampu menjamin pencapaian kompentensi lulusan yang dipersyaratkan dan kemudahan akses oleh mahasiswa. UT secara terus menerus telah mengembangkan quality assurance (QA) dalam pengembangan produk akademik sebagai bagian dari peningkatan kualitas produk 57

61 akademik. Pada tahun 2021 setiap bahan belajar dikembangkan melalui berbagai media dan merupakan satu kesatuan yang utuh. Bahan belajar tersebut dapat diakses secara mudah dan terjangkau oleh masyarakat. Sasaran 2 Komponen Sasaran 2013 Sasaran Peningkatan Seluruh produk akademik UT sudah dapat diakses Seluruh produk akademik UT sudah dapat diakses Kualitas Produk oleh peserta didik dan oleh peserta didik dan Akademik seluruh pemangku kepentingan lainnya dengan paling sedikit 50% diantaranya dapat diakses melalui portal layanan akademik online terpadu. pemangku kepentingan lainnya melalui portal layanan akademik online terpadu. Tahapan pencapaian sasaran Pada akhir tahun 2010, UT telah: Menyediakan bahan ajar suplemen noncetak paling sedikit 80% dari matakuliah yang ditawarkan; Menyediakan Tutorial Kit untuk 30% matakuliah yang ditawarkan; Melakukan validasi paling sedikit 40% dari substansi bahan ajar cetak oleh pakar dalam bidangnya; Melengkapi paling sedikit 10% mata kuliah dengan bahan ajar multimedia; dan Memiliki fasilitas drylab paling sedikit 10% dari matakuliah praktikum/berpraktikum. 58

62 Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan 1.2. Kualitas Produk Akademik Menyediakan bahan ajar suplemen noncetak untuk 100% matakuliah yang ditawarkan Menyediakan bahan ajar suplemen noncetak untuk 100% matakuliah tawar yang bahan ajar cetaknya berumur maksimal 5 tahun atau tidak sedang proses pengembangan/ revisi Menyediakan tutorial kit untuk 60% matakuliah yang ditawarkan Menyediakan tutorial kit untuk 60% matakuliah tawar yang bahan ajar cetak nya berumur maksimal 5 tahun atau tidak sedang proses pengembangan/ revisi Menyediakan 60% substansi bahan ajar cetak yang telah divalidasi oleh pakar dalam bidangnya Menyediakan 60% substansi bahan ajar cetak dari total bahan ajar cetak yang berumur maksimal 5 tahun dan tidak sedang proses revisi yang telah divalidasi oleh pakar dalam bidangnya Menyediakan 20% matakuliah yang telah dilengkapi dengan bahan ajar multimedia Menyediakan 20% matakuliah dari matakuliah tawar yang bahan ajar cetaknya berumur maksimal 5 tahun atau tidak sedang proses pengembangan/ revisi yang telah 59

63 Aspek Target Renop Perubahan dilengkapi dg bahan ajar multimedia Menyediakan 50% dari matakuliah praktikum/berpraktikum yang telah memiliki fasilitas drylab Bahan ajar suplemen yang dapat diakses melalui internet TV-UT (ITV-UT) Pada akhir tahun 2012, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan 1.2. Kualitas produk akademik Menyediakan tutorial kit untuk 80% matakuliah yang ditawarkan Melakukankan validasi 80% substansi bahan ajar cetak oleh pakar dalam bidangnya Menyediakan tutorial kit untuk 80% matakuliah tawar yang bahan ajar cetaknya berumur maksimal 5 tahun atau tidak sedang proses pengembangan/revisi Melakukan validasi 80% substansi bahan ajar cetak dari total bahan ajar cetak yang berumur maksimal 5 tahun atau tidak sedang proses revisi oleh pakar dalam bidangnya 60

64 Aspek Target Renop Perubahan Melengkapi 30% mata kuliah dengan bahan ajar multimedia Memiliki fasilitas 50% drylab untuk seluruh matakuliah praktikum/berpraktikum Melengkapi 30% matakuliah dari matakuliah tawar yang bahan ajar cetaknya berumur maksimal 5 tahun atau tidak sedang proses pengembangan/revisi dg bahan ajar multimedia Pada akhir tahun 2013, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan 1.2. Kualitas Produk Akademik Menyediakan Tutorial Kit untuk 100% matakuliah yang ditawarkan Melakukan validasi seluruh subtansi bahan ajar cetak oleh pakar dalam bidangnya Menyediakan tutorial kit untuk 100% matakuliah tawar yang bahan ajar cetaknya berumur maksimal 5 tahun atau tidak sedang proses pengembangan/revisi Melakukan validasi seluruh substansi bahan ajar cetak oleh pakar dalam bidangnya dari total bahan ajar cetak yang berumur maksimal 5 tahun atau tidak sedang proses revisi 61

65 Aspek Target Renop Perubahan Melengkapi 35% matakuliah telah dilengkapi dengan bahan ajar multimedia memiliki fasilitas drylab untuk seluruh matakuliah praktikum/berpraktikum Melengkapi 35% matakuliah dari matakuliah tawar yang bahan ajar cetaknya berumur maksimal 5 tahun atau tidak sedang proses pengembangan/ revisi dengan bahan ajar multimedia Kualitas dan Jangkauan Layanan Bantuan Belajar SPJJ memungkinkan proses pembelajaran mahasiswa dilakukan tanpa kendala ruang, dan waktu. Untuk membantu mahasiswa dalam belajar, UT menyediakan berbagai layanan bantuan belajar yaitu tutorial dengan berbagai modus (tutorial tatap muka, tutorial elektronik, tutorial radio, dan tutorial tertulis), konseling, dan bimbingan akademik. Dalam rangka meningkatkan kualitas proses belajar mahasiswa, berbagai ragam tutorial yang disediakan UT memiliki kontribusi pada nilai akhir suatu mata kuliah secara signifikan. Dengan demikian, ketersediaan tutor untuk setiap mata kuliah menjadi sangat penting. Penyediaan tutor dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan PT ataupun institusi lainnya dan merekrut secara terbuka dosen-dosen PT setempat atau para profesional yang memenuhi kriteria sebagai tutor. Di samping itu, UT juga melaksanakan tutorial tertulis yang disampaikan melalui media massa nasional dan daerah. 62

66 Agar kualitas tutor dapat terjamin maka UT melakukan berbagai upaya di antaranya melalui pengembangan standar dan prosedur layanan prima serta berbagai pelatihan, baik melalui modus tatap muka maupun jarak jauh. Upaya perbaikan layanan tersebut bukan hanya untuk meningkatkan keterampilan tutor/konselor dan pengelola, tetapi juga meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam belajar mandiri. Pada tahun 2021 diharapkan UT sudah menyediakan beragam bentuk layanan bantuan belajar, antara lain: tutorial (baik tatap muka maupun jarak jauh), konseling, pembimbingan akademik, dan layanan pustaka digital. Secara kelembagaan, UT wajib menyediakan berbagai bentuk tutorial agar mahasiswa memiliki kebebasan untuk memanfaatkan beragam layanan belajar yang tersedia sesuai dengan kemampuan dan kondisi mahasiswa. Sasaran 3 Komponen Sasaran 2013 Sasaran Layanan Tutorial Seluruh layanan tutorial sudah tersedia dalam berbagai modus dan dapat diakses mahasiswa melalui berbagai media termasuk peralatan komunikasi mobile, yang difasilitasi oleh tutor berakreditasi UT. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas seluruh layanan tutorial yang tersedia Konseling Tersedia layanan konseling secara online untuk seluruh mahasiswa termasuk yang diakses melalui peralatan komunikasi mobile. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas layanan konseling yang tersedia secara online. 63

67 Komponen Sasaran 2013 Sasaran Layanan Perpustakaan Digital Telah tersedia layanan perpustakaan digital bagi seluruh mahasiswa termasuk yang dapat diakses melalui peralatan komunikasi mobile. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas layanan perpustakaan digital bagi seluruh mahasiswa. Tahapan pencapaian sasaran Layanan Tutorial Pada akhir tahun 2010, UT telah: Menyediakan seluruh layanan tutorial, termasuk bimbingan penelitian dan penulisan tesis/disertasi dalam berbagai modus dan dapat diakses mahasiswa melalui berbagai media termasuk peralatan komunikasi mobile, yang difasilitasi oleh tutor berakreditasi UT; Mengakreditasi 50% tutor; dan Menyelenggarakan sistem pengelolaan tutor dan tutorial yang berstandar di semua kantor UPBJJ-UT. Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan Layanan Tutorial Menyediakan seluruh layanan tutorial online telah dilengkapi dengan fasilitas akses melalui jejaring komunitas sosial (social platform) dan layanan pesan singkat (SMS) Melengkapi layanan tutorial online dengan pengiriman reminder melalui jaringan sosial dan SMS 64

68 Aspek Target Renop Perubahan Mengakreditasi 75% tutor Mengakreditasi 50% tutor Menyediakan fasilitas akses terhadap layanan tutorial online paling sedikit di 20% kabupaten/kota berbasis kemitraan Menyediakan fasilitas akses terhadap layanan tutorial online paling sedikit di 15% kabupaten/kota berbasis kemitraan Pada akhir tahun 2012, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan Layanan Tutorial Mengakreditasi seluruh tutor Menyediakan fasilitas akses terhadap layanan tutorial online paling sedikit di 35% kabupaten/kota berbasis kemitraan Mengakreditasi 60% tutor Dihilangkan dari target Pada akhir tahun 2013, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan Layanan Tutorial Mengakreditasi 75% tutor Menyediakan fasilitas akses terhadap layanan tutorial online paling sedikit di 50% kabupaten/kota berbasis kemitraan Dihilangkan dari target 65

69 1.3.2 Konseling Pada akhir tahun 2010, UT telah: Menyediakan layanan informasi melalui newsletter berbasis teknologi push kepada seluruh mahasiswa yang alamat nya terdaftar di UT. Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan Konseling Menyediakan layanan konseling secara online untuk seluruh mahasiswa dengan pengelolaan berbasis program studi dan wilayah Menyediakan layanan konseling secara online untuk seluruh mahasiswa dengan pengelolaan berbasis program studi Layanan Perpustakaan Digital Pada akhir tahun 2010, UT telah: Menyediakan layanan perpustakaan digital bagi seluruh mahasiswa termasuk yang dapat diakses melalui peralatan komunikasi mobile. Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan Layanan Perpustakaan Digital Menyediakan BMP digital untuk semua matakuliah di dalam layanan perpustakaan digital

70 1.4 Layanan Administrasi Akademik Salah satu faktor penting dalam mengelola UT adalah pengelolaan registrasi mahasiswa. Kegiatan registrasi menyangkut penyediaan informasi UT, prosedur registrasi, biaya kuliah, dan produk UT untuk mahasiswa, penyediaan formulir, pelaksanaan registrasi oleh mahasiswa, pengolahan data mahasiswa dan alumni, penyediaan data mahasiswa dan alumni, dan penyimpanan data mahasiswa dan alumni. Di samping itu, sistem registrasi menyangkut pula integrasi antara sistem pencatatan data mahasiswa dengan sistem pencatatan keuangan pembayaran registrasi dan produk UT lain yang berkaitan dengan registrasi mahasiswa. Sasaran 4 Komponen Sasaran 2013 Sasaran Sistem Registrasi UT telah menerapkan sistem registrasi online yang terintegrasi dengan sistem aplikasi keuangan dan sistem aplikasi ujian, disamping sistem registrasi yang telah ada. UT telah menerapkan sistem registrasi online yang terintegrasi dengan sistem aplikasi keuangan dan sistem aplikasi ujian sesuai dengan perkembangan teknologi mutakhir dan kebutuhan, disamping sistem registrasi yang telah ada. Tahapan pencapaian sasaran Pada akhir tahun 2010, UT telah: Memiliki sistem registrasi online, di samping sistem registrasi yang telah ada. 67

71 Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan 1.4. Layanan Administrasi Akademik Menerapkan sistem registrasi online yang terintegrasi dengan sistem aplikasi keuangan dan sistem aplikasi ujian, di samping sistem registrasi yang telah ada Pada akhir tahun 2012, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan 1.4. Layanan Administrasi Akademik Menerapkan sistem registrasi online yang terintegrasi dengan sistem aplikasi keuangan dan sistem aplikasi ujian, di samping sistem registrasi yang telah ada Pada akhir tahun 2013, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan 1.4. Layanan Administrasi Akademik Menerapkan sistem registrasi online yang terintegrasi dengan sistem aplikasi keuangan dan sistem aplikasi ujian, di samping sistem registrasi yang telah ada

72 1.5 Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi hasil belajar (EHB) yang dilaksanakan oleh UT terdiri dari: (a) tugas mata kuliah, laporan praktek/praktikum, UAS, tugas akhir program (untuk program sarjana), (b) Project/tesis (untuk program magister), dan (c) Disertasi (untuk program doktor). Selain itu ada pula UAS berbentuk: (a) penilaian unjuk kerja, lisan, atau tertulis (ujian pilihan ganda atau ujian uraian), (b) ujian tertulis dilaksanakan secara tatap muka dan online, serta (c) ujian tesis dan disertasi yang dilaksanakan secara tatap muka dan melalui media. Bahan UAS, TM, dan TAP dikembangkan dengan prosedur dan format yang telah distandardisasi. Para pengembang bahan ujian tersebut dapat berasal dari dalam dan dari luar UT. Bahan ujian yang telah divalidasi disimpan di Bank Soal yang terkomputerisasi dan dijamin kerahasiaannya. Selanjutnya, naskah ujian yang akan digunakan dirakit dari Bank Soal UT. Mahasiswa dapat mengikuti ujian di tempat ujian atau di lokasi yang sesuai dengan pilihannya. Tempat ujian tersebar sampai di tingkat kabupaten/kota di seluruh Indonesia dan beberapa lokasi di luar negeri. Hal ini sangat memudahkan mahasiswa dalam mengikuti ujian walaupun mereka tidak berada di kota asalnya. Naskah ujian disiapkan di UT Pusat dan berlaku di seluruh lokasi ujian. Dengan demikian, terdapat ukuran baku atau standarisasi materi yang diujikan termasuk sistem penilaiannya bagi setiap mahasiswa. Untuk mengelola penyelenggaraan UAS ini, UT telah mengembangkan dan menerapkan prosedur pedoman baku pelaksanaan ujian. Meskipun demikian, karena cakupan UAS UT yang sangat luas dan menyebar, kadangkala muncul kesulitan dalam memonitor pelaksanaan ujian. Untuk mengatasi masalah ini, UT 69

73 menjalin kerja sama dengan berbagai instansi di daerah. Saat ini, UT telah bekerja sama dengan dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota dalam bentuk penggunaan fasilitas fisik (sekolah-sekolah untuk tempat ujian dan untuk kegiatan praktek dan praktikum). Di samping itu, UT juga melakukan kerja sama dengan PT lain dalam penyediaan pengawas ujian. Sistem ujian UT saat ini mengharuskan mahasiswa datang ke lokasi ujian pada waktu yang telah ditentukan secara serentak di seluruh Indonesia dan di beberapa tempat di luar negeri. Dalam perkembangannya, terdapat kebutuhan mahasiswa akan ujian secara perorangan pada waktu yang mereka inginkan. Mengingat keterbatasan sarana dan prasarana serta memperhatikan unsur kerahasiaan ujian, sampai saat ini UT belum dapat memberikan layanan ujian perorangan. Untuk meningkatkan layanan UT dalam pelaksanaan ujian dan karena terbatasnya waktu ujian untuk setiap mata kuliah UT telah menyiapkan sistem ujian online (SUO) yang akan diujicobakan pada tahun 2010 dan akan dilaksanakan secara penuh setelah melakukan evaluasi terhadap sistem tersebut. Untuk menjamin keamanan pelaksanaan ujian, pelaksanaan SUO yang akan dilakukan di seluruh UPBJJ-UT akan diawasi dengan ketat oleh staf UPBJJ-UT. Sasaran 5 Komponen Sasaran 2013 Sasaran Sistem Penyelenggaraan Ujian UT telah memiliki sistem penyelenggaraan ujian, termasuk ujian online jenis soal obyektif dan esai, yang akuntabel dan efisien. UT telah memiliki sistem penyelenggaraan ujian dengan memanfaatkan perkembangan teknologi terkini, yang fleksibel, akuntabel, dan efisien. 70

74 Tahapan pencapaian sasaran Pada akhir tahun 2010, UT telah: Menyediakan ujian online untuk 80% matakuliah dengan jenis soal obyektif; dan Menyediakan ujian berbasis komputer (UBK) untuk semua matakuliah. Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan 1.5. Evaluasi Hasil Belajar Menyediakan ujian online untuk seluruh matakuliah dengan jenis soal obyektif Menyediakan ujian online untuk matakuliah yang memiliki minimal 6 set soal sudah divalidasi dengan jenis soal obyektif Pada akhir tahun 2012, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan 1.5. Evaluasi Hasil Belajar Menyediakan ujian online untuk 50% mata kuliah dengan jenis soal esai Pada akhir tahun 2013, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan 1.5. Evaluasi Hasil Belajar Menyediakan ujian online untuk 100% matakuliah dengan jenis soal esai

75 1.6. Peningkatan Kualitas Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, dan Publikasi Ilmiah Hasil-hasil penelitian harus dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu pengetahuan, pengembangan masyarakat, perumusan kebijakan UT, dan publikasi ilmiah. Kebijakan penelitian, abdimas, dan publikasi ilmiah harus didasarkan pada kemanfaatan hasil penelitian yang dilakukan oleh dosen. Sebagai PT, UT memiliki kewajiban untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan seni melalui kegiatan penelitian. Oleh karena itu setiap dosen memiliki kewajiban untuk melaksanakan penelitian, mengujicobakan hasilnya di masyarakat, dan mempublikasikannya melalui berbagai forum atau jurnal ilmiah. Sasaran 6 Komponen Sasaran 2013 Sasaran Peningkatan Kualitas Menghasilkan 400 penelitian pertahun yang dilakukan oleh dosen, Setiap tahun menghasilkan penelitian sejumlah dosen, dimana 50% diantaranya Penelitian dan dimana 50% diantaranya dipublikasikan dalam jurnal Publikasi ilmiah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah termasuk 25% diantaranya dalam jurnal ilmiah termasuk 25% diantaranya dalam jurnal internasional. internasional Peningkatan Kualitas Pengabdian kepada Masyarakat UT telah menyelenggarakan program pengabdian kepada masyarakat, program pemberdayaan masyarakat di 10 wilayah, serta 1 (satu) program abdimas berskala nasional. UT telah menyelenggarakan program pengabdian kepada masyarakat, program pemberdayaan masyarakat di 18 wilayah, serta 3 (tiga) program abdimas berskala nasional. 72

76 Tahapan pencapaian sasaran Peningkatan Kualitas Penelitian dan Publikasi ilmiah Pada akhir tahun 2010, UT telah: Melaksanakan 200 penelitian; Mempublikasikan paling sedikit 20% dari jumlah penelitian dalam jurnal ilmiah nasional; Mempublikasikan paling sedikit 5% dari jumlah penelitian dalam jurnal ilmiah internasional; dan Mendiseminasikan paling sedikit 50% dari jumlah penelitian dalam pertemuan ilmiah nasional atau internasional. Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan Peningkatan Kualitas Melaksanakan 250 penelitian Melaksanakan 215 penelitian Penelitian dan Publikasi Ilmiah Mempublikasikan paling sedikit 30% dari jumlah penelitian dalam jurnal ilmiah nasional Mempublikasikan paling sedikit 25% dari jumlah penelitian dalam jurnal ilmiah nasional Mempublikasikan paling sedikit 10% dari jumlah penelitian dalam jurnal ilmiah internasional Mempublikasikan paling sedikit 6% dari jumlah penelitian dalam jurnal ilmiah internasional Mendesiminasikan paling sedikit 50% dari jumlah penelitian dalam pertemuan ilmiah nasional dan internasional Mendesiminasikan paling sedikit 65% dari jumlah penelitian dalam pertemuan ilmiah nasional dan internasional 73

77 Pada akhir tahun 2012, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan Peningkatan Kualitas Menyelenggarakan 300 penelitian Menyelenggarakan 230 penelitian Penelitian dan Publikasi Ilmiah Mempublikasikan paling sedikit 40% dari jumlah penelitian dalam jurnal ilmiah nasional Mempublikasikan paling sedikit 30% dari jumlah penelitian dalam jurnal ilmiah nasional Mempublikasikan paling sedikit 15% dari jumlah penelitian dipublikasikan dalam jurnal ilmiah internasional Mempublikasikan paling sedikit 10% dari jumlah penelitian dipublikasikan dalam jurnal ilmiah internasional Mendesiminasikan paling sedikit 50% dari jumlah penelitian dalam pertemuan ilmiah nasional dan internasional Mendesiminasikan paling sedikit 65% dari jumlah penelitian dalam pertemuan ilmiah nasional dan internasional Pada akhir tahun 2013, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan Peningkatan Kualitas Penelitian dan Publikasi Ilmiah Menyediakan 400 penelitian Mempublikasikan paling sedikit 50% dari jumlah penelitian dalam jurnal ilmiah nasional Mempublikasikan paling sedikit 25% dari jumlah penelitian dalam jurnal ilmiah internasional Menyediakan 250 penelitian Mempublikasikan paling sedikit 35% dari jumlah penelitian dalam jurnal ilmiah nasional Mempublikasikan paling sedikit 15% dari jumlah penelitian dalam jurnal ilmiah internasional 74

78 Aspek Target Renop Perubahan Mendesiminasikan paling sedikit 50% dari jumlah penelitian dalam pertemuan ilmiah nasional atau internasional Mendesiminasikan paling sedikit 65% dari jumlah penelitian dalam pertemuan ilmiah nasional atau internasional Peningkatan Kualitas Pengabdian kepada Masyarakat Pada akhir tahun 2010, UT telah: Menyelenggarakan program pemberdayaan masyarakat paling sedikit di 5 (lima) Wilayah Binaan, termasuk yang dilakukan oleh UPBJJ- UT; dan Menyelenggarakan paling sedikit 1 (satu) program pengabdian kepada masyarakat berskala nasional. Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan Peningkatan Kualitas Pengabdian kepada Masyarakat Menyelenggarakan program pemberdayaan masyarakat paling sedikit di 7 (tujuh) Wilayah Binaan, termasuk yang dilakukan oleh UPBJJ- UT

79 Pada akhir tahun 2012, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan Peningkatan Kualitas Pengabdian kepada Masyarakat Menyelenggarakan program pemberdayaan masyarakat paling sedikit di sembilan Wilayah Binaan, termasuk yang dilakukan oleh UPBJJ- UT Menyelenggarakan paling sedikit dua program pengabdian masyarakat berskala nasional Pada akhir tahun 2013, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan Peningkatan Kualitas Pengabdian kepada Masyarakat Menyelenggarakan program pemberdayaan masyarakat paling sedikit di sepuluh wilayah binaan, termasuk yang dilakukan oleh UPBJJ- UT DAYA JANGKAU DAN KUALITAS LAYANAN 2.1 Peningkatan dan Pemantapan Jaringan Kemitraan Sistem PTTJJ relatif masih dirasakan baru kehadirannya di Indonesia. Sampai saat ini institusi PTTJJ yang diakui secara resmi sejak tahun 1984 adalah UT. Sistem pendidikan jarak jauh (SPJJ) merupakan budaya belajar dan pembelajaran baru bagi masyarakat kita sehingga wajar bila keberadaan UT sampai saat ini masih sering diragukan terutama dari segi kualitas lulusannya. Hal ini 76

80 dipengaruhi budaya belajar mandiri yang belum tersosialisasi dan terinternalisasikan dengan baik. Masyarakat masih terbiasa dibimbing secara tatap muka. Hal ini menyebabkan mahasiswa lebih menyukai mengikuti perkuliahan tatap muka daripada jarak jauh, sehingga menimbulkan persepsi bahwa UT merupakan PT kelas dua. Terbitnya SK Mendiknas Nomor 107/U/2001 tentang penyelenggaraan institusi PTTJJ membuat UT harus siap berkompetisi dengan PT lain yang kemungkinan besar akan menyelenggarakan SPJJ. Sehubungan dengan hal tersebut, UT harus mampu mengubah pengakuan masyarakat (citra) menjadi PT pilihan berkualitas berbasis TIK, mudah diakses, cepat, akurat, dan murah serta terjangkau bagi semua golongan masyarakat (quality mass distance education institution). Pembentukan citra ini dapat diwujudkan melalui beberapa pencapaian, yaitu semua program, bahan ajar, layanan bantuan belajar, sarana dan prasarana yang sudah berkualitas dan relevan dengan perkembangan teknologi mutakhir serta didukung oleh SDM yang profesional di bidangnya. Sasaran 7 Komponen Sasaran 2013 Sasaran Daya Jangkau Melayani paling sedikit mahasiswa registrasi per semester, yang terdiri dari mahasiswa nonguru dan mahasiswa guru, dari berbagai lapisan masyarakat dan tersebar baik di seluruh wilayah Nusantara maupun luar negeri. Melayani paling sedikit mahasiswa registrasi per semester dari berbagai lapisan masyarakat dan tersebar baik di seluruh wilayah Nusantara maupun luar negeri. 77

81 Tahapan pencapaian sasaran Pada akhir tahun 2010, UT telah: Melayani paling sedikit mahasiswa nonguru dan mahasiswa guru registrasi per semester; Memiliki kerja sama dengan Pemerintah, yang mencakup paling sedikit 60% pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, 7 (tujuh) lembaga pemerintah, 5 (lima) lembaga pendidikan, dan 1 (satu) lembaga nonpemerintah; Menyediakan titik akses internet bagi mahasiswa melalui kemitraan dengan penyedia akses internet di Jaringan Pendidikan Nasional (Jardiknas); Memberikan pelayanan registrasi secara mobile, khususnya bagi mahasiswa Pendas di 10 UPBJJ-UT; Melakukan sosialisasi melalui satu stasiun radio nasional dan satu radio lokal per UPBJJ-UT paling sedikit satu kali satu bulan; Melakukan sosialisasi melalui satu stasiun televisi nasional dan satu televisi lokal per UPBJJ-UT paling sedikit satu kali satu semester; Melakukan sosialisasi melalui satu media cetak nasional dan satu media cetak lokal per UPBJJ- UT paling sedikit dua kali dalam satu semester; dan Melakukan sosialisasi melalui situs jejaring sosial. 78

82 Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan 2.1. Peningkatan dan Melayani paling sedikit Pemantapan Jaringan Kemitraan mahasiswa nonguru dan mahasiswa guru registrasi per semester; Memiliki kerja sama paling sedikit dengan Pemerintah, 65% pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota, 10 lembaga pemerintah, 10 lembaga pendidikan, serta 2 (dua) lembaga nonpemerintah; Memiliki jaringan komunitas yang secara aktif menggalang dana beasiswa dalam rangka pengembangan daya jangkau; Menyediakan titik akses internet bagi mahasiswa melalui kemitraan dengan penyedia akses internet yang dimiliki oleh sektor swasta/masyarakat di paling sedikit 10% dari jumlah kabupaten/kota yang ada;

83 Aspek Target Renop Perubahan Memberikan pelayanan registrasi dan persiapan ujian secara mobile, khususnya bagi mahasiswa Memberikan pelayanan registrasi secara mobile, khususnya bagi mahasiswa Pendas di 15 UPBJJ-UT Pendas di 15 UPBJJ-UT Melakukan sosialisasi melalui satu stasiun radio nasional dan satu radio lokal per UPBJJ-UT paling sedikit satu kali satu bulan; Melakukan sosialisasi melalui satu stasiun televisi nasional dan satu televisi lokal per UPBJJ-UT paling sedikit satu kali satu semester; Melakukan sosialisasi melalui satu media cetak nasional dan satu media cetak lokal per UPBJJUT paling sedikit dua kali dalam satu semester Pada akhir tahun 2012, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan 2.1. Peningkatan dan Pemantapan Jaringan Kemitraan Melayani paling sedikit mahasiswa nonguru dan mahasiswa guru registrasi per semester

84 Aspek Target Renop Perubahan Memiliki kerja sama paling sedikit dengan Pemerintah; 70% pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota; 12 lembaga pemerintah; 10 lembaga pendidikan; serta 5 (lima) lembaga nonpemerintah Menyediakan titik akses internet bagi mahasiswa melalui kemitraan dengan penyedia akses internet yang dimiliki oleh sektor swasta/masyarakar di paling sedikit 30% dari jumlah kabupaten/kota yang ada Memberikan pelayanan registrasi dan persiapan ujian secara mobile, khususnya bagi mahasiswa Memberikan pelayanan registrasi secara mobile, khususnya bagi mahasiswa Pendas di 25 UPBJJ-UT Pendas di 25 UPBJJ-UT Melakukan sosialisasi melalui 1 (satu) stasiun radio nasional dan satu radio lokal per UPBJJ-UT paling sedikit 1 (satu) kali satu bulan 81

85 Aspek Target Renop Perubahan Melakukan sosialisasi melalui 1 (satu) televisi nasional dan 1 (satu) televise lokal per UPBJJ-UT paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) semester Melakukan sosialisasi melalui 1 (satu) media cetak nasional dan 1 (satu) media cetak lokal per UPBJJ-UT paling sedikit 2 (dua) kali dalam 1 (satu) semester Pada akhir tahun 2013, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan 2.1. Peningkatan dan Melayani paling sedikit Pemantapan Jaringan Kemitraan mahasiswa nonguru dan mahasiswa guru registrasi per semester Memiliki kerja sama paling sedikit dengan pemerintah, 75% pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, 15 lembaga pemerintah, 30 lembaga pendidikan, serta 10 lembaga nonpemerintah

86 Aspek Target Renop Perubahan Menyediakan titik akses internet bagi mahasiswa melalui kemitraan dengan penyedia akses internet yang dimiliki oleh sektor swasta/masyarakat di paling sedikit 50% dari jumlah kabupaten/kota Memberikan pelayanan registrasi dan persiapan ujian secara mobile, khususnya bagi mahasiswa Pendas di semua UPBJJ-UT Melakukan sosialisasi melalui 1 (satu) stasiun radio nasional dan 1 (satu) radio lokal per UPBJJ-UT paling sedikit 2 (dua) kali 1 (satu) bulan Melakukan sosialisasi melalui 1 (satu) stasiun televisi nasional dan 1 (satu) televisi lokal per UPBJJ-UT paling sedikit 2 (dua) kali 1 (satu) semester Melakukan sosialisasi melalui 1 (satu) media cetak nasional dan 1 (satu) media cetak lokal per UPBJJ-UT paling sedikit 4 (empat) kali dalam 1 (satu) semester Memberikan pelayanan registrasi secara mobile, khususnya bagi mahasiswa Pendas di semua UPBJJ-UT

87 2.2 Peningkatan Pengakuan Masyarakat terhadap Institusi UT sebagai lembaga pendidikan tinggi yang menyelenggarakan PTTJJ akan mampu berperan secara efektif dan efisien apabila mempunyai jaringan kerja sama yang kuat dengan berbagai lembaga pendidikan dan lembaga nonpendidikan. Pembentukan, pemeliharaan, dan peningkatan jaringan kerja sama yang dilakukan secara terus-menerus dalam bidang penyediaan dan layanan produk akademik dan nonakademik, seyogyanya menggunakan berbagai strategi yang memanfaatkan perangkat teknologi komunikasi mutakhir. Dengan demikian, secara logis jumlah pengguna layanan pendidikan melalui UT yang berasal dari berbagai segmen pasar dapat meningkat dan stabil. Sasaran 8 Komponen Sasaran 2013 Sasaran Peningkatan citra institusi UT telah diakui oleh komunitas pendidikan sebagai institusi yang membuka akses pendidikan tinggi berkualitas bagi seluruh warga negara Indonesia, termasuk warga negara berkebutuhan khusus, yang tinggal di daerah terisolasi, yang sedang berdomisili di luar negeri serta memiliki keterbatasan ekonomi. UT telah diakui oleh masyarakat luas sebagai institusi yang membuka akses pendidikan tinggi berkualitas bagi seluruh warga negara Indonesia, termasuk warga negara berkebutuhan khusus, yang tinggal di daerah terisolasi, serta memiliki keterbatasan ekonomi. 84

88 Tahapan pencapaian sasaran Pada akhir tahun 2010, UT telah: Memiliki website yang menarik, komunikatif, dan mengandung informasi komprehensif dan mutakhir; Memiliki gedung kantor UPBJJ-UT yang dilengkapi dengan fasilitas terstandar di 75% UPBJJ-UT; dan Memiliki produk dan layanan akademik yang diakui oleh komunitas pendidikan yang ditunjukkan dengan pemanfaatan produk dan layanan akademik di berbagai instansi pendidikan lain. Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan 2.2. Peningkatan Memiliki gedung kantor Pengakuan Masyarakat terhadap Institusi UPBJJ-UT yang dilengkapi dengan fasilitas terstandar di 90% UPBJJ-UT; Memiliki jaringan komunitas yang secara aktif melakukan program kegiatan dalam rangka meningkatkan citra institusi

89 Pada akhir tahun 2012, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan 2.2. Peningkatan Pengakuan Masyarakat terhadap Institusi Memiliki gedung kantor UPBJJ-UT yang dilengkapi dengan fasilitas terstandar di 90% UPBJJ-UT Memiliki jaringan komunitas yang secara aktif melakukan program kegiatan dalam rangka meningkatkan citra institusi Pada akhir tahun 2013, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan 2.2. Peningkatan Memiliki staf yang mampu Pengakuan Masyarakat terhadap Institusi melakukan komunikasi kepada masyarakat mengenai eksistensi dan keunggulan UT Mendapat pengakuan masyarakat luas sebagai PT yang memanfaatkan teknologi terkini Memiliki jaringan komunitas yang secara aktif membantu meningkatkan pendanaan UT dari berbagai sumber

90 Aspek Target Renop Perubahan Mendapat pengakuan sebagai PT yang bisa melayani warga negara berkebutuhan khusus, yang tinggal di daerah yang terisolasi, sedang berdomisili di luar negeri, dan memiliki keterbatasan ekonomi 3. TATA KELOLA Sasaran akhir pengembangan dan implementasi tata kelola yaitu UT memiliki manajemen PTTJJ yang handal dan sehat. Untuk mencapai tujuan tersebut, UT mengembangkan berbagai strategi dan menetapkan sasaran antara agar sasaran akhir bidang tata kelola dapat dicapai. Secara umum, tatakelola UT diarahkan kepada adanya suatu sistem pengendalian yang efektif, efisien, dan akuntabel sekaligus adaptif terhadap perubahan lingkungan. Tata kelola UT didesain dengan mengimplementasikan prinsip-prinsip good public governance yaitu transparansi, akuntabilitas, adil, taat hukum, dan kualitas. Dengan menerapkan prinsip-prinsip good governance, stakeholders termasuk pegawai UT diharapkan memiliki kepekaan dan tanggungjawab yang tinggi dalam bekerja. Prinsip-prinsip good governance diharapkan menjadi faktor pendorong dan pengendali dalam merencanakan, melaksanakan, memonitor, serta melaporkan seluruh kegiatan UT. Pengendalian dimulai dari proses perumusan kebijakan dan perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pelaporan. Oleh karena itu, proses perumusan kebijakan dan perencanaan merupakan titik awal pengendalian seluruh kegiatan di UT. Pengendalian tidak hanya dilakukan melalui pengendalian 87

91 formal namun juga melalui penanaman nilai, norma, dan etika dalam bekerja. Pada akhirnya seluruh sistem dan prosedur kerja harus menjiwai setiap insan pegawai UT dalam bekerja. Mekanisme pengendalian yang dikembangkan harus mampu menyeimbangkan antara sistem dan prosedur yang cenderung kaku namun tetap memberikan ruang gerak bagi munculnya ide-ide baru dalam bekerja. Sistem juga didesain mampu memberikan umpan balik yang cepat (feedback prompted) sehingga kesalahan-kesalahan dapat dideteksi sedini mungkin dan dapat dilakukan perbaikan. Dengan demikian setiap staf dan unit perlu diberikan kewenangan yang cukup untuk menangani umpan balik sekaligus melakukan perbaikan. Sistem ini didukung oleh SDM yang memiliki kompetensi tinggi dan dapat melakukan kegiatan secara multitasking. Di samping itu, tatakelola UT juga harus didukung oleh penyediaan infrastruktur yang memadai dalam jumlah dan kualitasnya. 3.1 Kebijakan dan Perencanaan Kebijakan yang efektif adalah kebijakan yang dapat diterima dan dilaksanakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Kebijakan yang jelas akan mampu menghindarkan salah tafsir dan memudahkan bagi unit dalam menyusun perencanaan. Kebijakan yang dijadikan acuan adalah UU dan PP yang mengatur urusan akademik perguruan tinggi, sumber daya manusia perguruan tinggi, keuangan, aset, serta akreditasi perguruan tinggi, Rencana Strategis UT, dan Rencana Operasional UT. Untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan dalam kebijakan yang lebih tinggi, Pimpinan UT perlu menyusun kebijakan yang dituangkan dalam Peraturan Rektor dan turunannya. Penyusunan kebijakan dan perencanaan dilaksanakan berdasarkan prinsip dekonsentrasi yang partisipatif artinya setiap pegawai sesuai dengan kewenangannya memiliki kontribusi dalam proses penyusunan perencanaan di UT berdasarkan kebijakan di atasnya. Proses perencanaan 88

92 unit disusun dengan melibatkan seluruh komponen yang berkepentingan. Sasaran yang ingin dicapai proses penyusunan kebijakan adalah sebagai berikut. Sasaran 9 Komponen Sasaran 2013 Sasaran Kebijakan dan Perencanaan Setiap kebijakan dan perencanaan di UT dirumuskan dalam bentuk yang dapat diukur, realistis, dan didasarkan pada sasaran yang ditetapkan oleh kebijakan yang lebih tinggi dengan prinsip partisipatif. Setiap kebijakan dan perencanaan di setiap unit di UT dirumuskan dalam bentuk yang dapat diukur, realistis, dan didasarkan pada sasaran yang ditetapkan oleh kebijakan yang lebih tinggi dengan prinsip partisipatif. Tahapan pencapaian sasaran Kebijakan dan Perencanaan Pada akhir tahun 2010, UT telah: Mengusulkan UT sebagai PTN yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Menyiapkan seluruh perangkat-perangkat aturan, sarana dan prasarana, dan personalia yang dibutuhkan dalam pengelolaan keuangan BLU; Melakukan sosialisasi tentang PK BLU UT pada seluruh staf dan pemangku kepentingan 3.2 Struktur Organisasi Ruang lingkup struktur organisasi meliputi pembagian tugas, sistem dan prosedur kerja, kewenangan, rumusan garis komando dan koordinasi, dan bentuk struktur 89

93 organisasi. Pada tahun 2010 ini jumlah mahasiswa UT melebihi angka orang dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia hingga ke tingkat kecamatan. Untuk itu UT perlu memiliki mekanisme pengendalian yang efektif. Mekanisme ini diakomodasikan dalam struktur organisasi dan tatakerja (OTK) yang fleksibel dan adaptif terhadap perubahan. Fleksibilitas dicapai dengan dimungkinkannya pembentukan tim-tim kerja adhoc untuk mendukung struktur organik, sedangkan adaptabilitas dicapai melalui evaluasi-evaluasi dan penyesuaian secara periodik dan berkelanjutan terhadap kinerja struktur organisasi. Sementara itu, 37 UPBJJ-UT yang merupakan frontliners di daerah, belum seluruhnya memiliki kemampuan melayani sesuai dengan yang diharapkan oleh para pemangku kepentingan. Sebagai PTTJJ, UT tidak akan mampu memenuhi sendiri seluruh kebutuhannya, karena itu dukungan dari mitra kerja mutlak diperlukan. Oleh sebab itu, sasaran ke depan yang hendak dicapai sebagai berikut. Sasaran 10 Komponen Sasaran 2013 Sasaran Struktur Organisasi UT telah memiliki struktur organisasi secara utuh yang sesuai dengan kebutuhan UT dan peraturan yang berlaku. UT telah memiliki struktur organisasi yang sesuai dengan perubahan lingkungan, fleksibel, dan mampu menjadi pedoman dalam setiap pelaksanaan kegiatan. 90

94 Tahapan pencapaian sasaran Struktur Organisasi Pada akhir tahun 2010, UT telah: Menyempurnakan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan UT dengan mengusulkan UT sebagai PTN yang menerapkan Pengelolaan Keuangan-Badan Layanan Umum. Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan Struktur Organisasi Menyempurnakan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan UT dengan mengusulkan UT sebagai UT sebagai PTN yang menerapkan Pengelolaan Keuangan- Badan Layanan Umum Perkiraan SK UT dengan PK BLU baru akan diterbitkan tahun 2011, sehingga penerapan struktur UT dengan PK BLU baru akan dapat direalisasikan tahun 2012 Pada akhir tahun 2012, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan Struktur Organisasi Menerapkan struktur organisasi dengan PK BLU Pada akhir tahun 2013, UT telah: Struktur Organisasi Aspek Target Renop Perubahan Memiliki struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan UT

95 3.3 Pengelolaan SDM Untuk menyelenggarakan berbagai program pendidikan tinggi berkualitas melalui sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh yang berkualitas dan mudah diakses, UT perlu memanfaatkan berbagai macam instrumen dan peralatan termasuk TIK dalam bidang akademik dan manajemen. Untuk itu UT harus didukung oleh SDM yang berkualitas dan kompeten, serta memiliki etika dan norma kerja yang sesuai dengan UT sebagai PTTJJ berkualitas dunia. Sebagai PTTJJ, UT perlu mendorong SDM agar selalu belajar melalui proses belajar secara mandiri baik pada tingkat individu, kelompok, maupun organisasi sehingga setiap SDM menjadi sangat mahir dalam pekerjaannya masing-masing. Kondisi SDM UT saat ini dari sisi jumlah sudah mencukupi, namun dari sisi kompetensi dan komposisi masih perlu ditingkatkan dan direformulasi baik di UT-Pusat maupun di UPBJJ-UT, agar mampu bekerja sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai dan nilai-nilai yang ditetapkan UT. Pengembangan kompetensi dan komposisi SDM UT diarahkan pada terpenuhinya kebutuhan UT akan SDM dalam bidang akademik, manajemen termasuk operasional, pengembangan dan produksi bahan ajar, dan pelayanan. Dosen perlu dikelompokkan berdasarkan bidang studi masing-masing. Kelompok bidang studi ini merupakan basis pengembangan Tridharma Perguruan Tinggi. Komposisi SDM kelompok bidang studi ini perlu diatur agar tercapai komposisi yang seimbang antara Guru Besar, Lektor Kepala, Lektor, dan Asisten Ahli dalam setiap program studi. Di samping itu, UT harus mengembangkan sistem perencanaan, rekrutmen, pengembangan, rotasi dan mutasi, sistem informasi SDM, remunerasi, penilaian kinerja, penanganan hukum, pemensiunan, dan pemutusan hubungan kerja dengan berbasis TIK. 92

96 Sasaran 11 Komponen Sasaran 2013 Sasaran Komposisi SDM Sistem manajemen SDM UT memiliki SDM dalam jumlah, kualifikasi, dan komposisi yang memadai dalam berbagai bidang keahlian akademik maupun administratif yang sesuai dengan kebutuhan dan kompetensinya. UT telah menerapkan sistem pengelolaan SDM yang efektif dengan berbasis TIK. UT secara terus menerus mengembangkan SDM agar tercapai jumlah, kualifikasi, dan komposisi yang memadai dalam berbagai bidang keahlian akademik maupun administratif yang sesuai dengan kebutuhan dan kompetensinya. UT telah memiliki sistem pengelolaan SDM yang integratif berbasis TIK. Tahapan pencapaian sasaran Komposisi SDM Pada akhir tahun 2010, UT telah: Memiliki 50% dosen berkualifikasi akademik minimal sesuai dengan dipersyaratkan oleh UU Guru dan Dosen; dan Memiliki 5% dosen berkualifikasi akademik doktor 93

97 Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan Komposisi SDM Memiliki 53% dosen berkualifikasi akademik minimal sesuai dengan dipersyaratkan oleh UU Guru dan Dosen; Memiliki 7% dosen berkualifikasi akademik doktor % pelatihan dosen dilakukan secara online Pada akhir tahun 2012, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan Komposisi SDM Memiliki 60% dosen berkualifikasi akademik minimal sesuai dengan dipersyaratkan oleh UU Guru dan Dosen; Memiliki 7% dosen berkualifikasi akademik doktor Memiliki 1 tenaga Teknologi Pendidikan (TP) di setiap jurusan (14 jurusan) 94

98 Pada akhir tahun 2013, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan Komposisi SDM Memiliki 90% dosen berkualifikasi akademik minimal sesuai dengan dipersyaratkan oleh UU Guru dan Dosen; Memiliki 15% dosen berkualifikasi akademik doktor Menempatkan seluruh pegawai berdasarkan kebutuhan organisasi UT dan kentrampilan serta kompetensi SDM Pengelolaan SDM Pada akhir tahun 2010, UT telah: Mengembangkan desain sistem pengelolaan SDM yang terarah dan terukur Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan Pengelolaan SDM Menerapkan sistem pengelolaan SDM yang efektif berbasis TIK

99 Pada akhir tahun 2013, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan Pengelolaan SDM Memiliki sistem audit SDM 3.4 Pengelolaan Keuangan Sebagai PTN, sistem pengelolaan keuangan UT mengacu pada UU Keuangan Negara dan UU PNBP. Kedua peraturan perundangan ini menjadikan pendapatan UT dalam kategori pendapatan negara bukan pajak (PNBP) yang harus disetorkan ke Kas Negara sebelum dapat digunakan oleh UT. Dengan demikian, UT tidak memiliki otonomi dan keleluasaan dalam mengelola sumberdaya keuangan yang digali dari masyarakat. Untuk memiliki otonomi pengelolaan keuangan, UT perlu merujuk pada pilihan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (BLU). Pengadopsian pola PK-BLU ini telah mendapatkan persetujuan Kemendiknas dan telah diterapkan oleh beberapa PTN. Dengan pola pengelolaan BLU, UT akan dapat mengelola langsung pendapatannya walaupun tetap menjadi PNBP. Dengan ketentuan tersebut, UT dituntut melakukan reformasi secara mendasar dalam sistem pengelolaan pendapatan, pengalokasian, dan pertanggungjawaban anggaran. Wilayah kerja UT yang luas, urusan UT yang kompleks, dan rentang kendali yang lebar menuntut UT agar mampu menyusun sistem keuangan yang mampu menjamin kecukupan dan keberlanjutan pemasukan UT, mengalokasikan anggaran dana secara tepat berdasarkan prinsip ketepatan alokasi dan efisiensi, mengelola penggunaannya secara profesional dan akuntabel, dan melaporkannya kepada stakeholders. Karena menguatnya tuntutan masyarakat terhadap pengelolaan keuangan dengan sistem good governance 96

100 dan adanya kebijakan yang membatasi pemasukan UT dari dana masyarakat, maka selain harus mencari alternatif sumber pendapatan, UT juga dituntut untuk mengelola keuangan secara profesional. Sasaran 12 Komponen Sasaran 2013 Sasaran Sistem Pengelolaan Keuangan UT telah menerapkan sistem pengelolaan keuangan berbasis TIK yang mampu menjamin pengelolaan keuangan yang profesional, akuntabel, dan transparan yang akan disesuaikan secara terus menerus sesuai dengan tuntutan profesional dan peraturan. UT telah menerapkan sistem pengelolaan keuangan berbasis TIK yang mampu menjamin pengelolaan keuangan yang profesional, akuntabel, dan transparan yang telah disesuaikan secara terus menerus sesuai dengan tuntutan profesional dan peraturan Sistem Pengelolaan Keuangan Pada akhir tahun 2010, UT telah: Mengajukan usulan untuk menjadi PTN yang menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum. Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan Sistem Pengelolaan Keuangan Menerapkan pola pengelolaan keuangan BLU yang berbasis TIK. Target digeser ke tahun

101 Pada akhir tahun 2012, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan Sistem Pengelolaan Keuangan Menerapkan pola pengelolaan keuangan BLU yang berbasis TIK Melakukan audit nonakademik oleh auditor eksternal Pengelolaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan aset yang dimaksud di sini adalah aset yang berwujud (tangible asset) dan aset tak berwujud (intangible asset). Aset berwujud berbentuk antara lain gedung, tanah, dan peralatan, sedangkan aset tak berwujud berbentuk desain sistem, aplikasi, hak cipta, dan hak paten. Penyediaan akses pendidikan tinggi yang berkualitas perlu didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana dalam jumlah yang cukup dan dengan kualitas yang memadai. Sarana dan prasarana selalu disesuaikan dengan perkembangan TIK, sesuai dengan kebutuhan operasional UT dan sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat. Saat ini kondisi sarana prasarana di UT Pusat 75% sudah sesuai dengan kebutuhan, namun sarana prasarana di UPBJJ-UT masih perlu ditingkatkan. Dengan status sebagai PTN, maka aset-aset UT tetap merupakan kekayaan yang tidak terpisah dari aset negara. Tidak semua sarana dan prasarana pendidikan di UT dapat dipenuhi oleh UT seperti tempat ujian, tempat tutorial, laboratorium, perpustakaan, dan studio radio/tv. Oleh karena itu, UT harus juga mampu menjalin kerjasama untuk menjamin tersedianya sarana dan 98

102 prasarana belajar dan administrasi. Untuk UPBJJ-UT, secara bertahap terus diupayakan agar gedung kantor dibangun di atas tanah milik UT. Dengan perkembangan TIK, berbagai infrastruktur dan sistem UT dibangun berbasis TIK. Proses implementasi TIK memerlukan kesiapan desain, perangkat keras, perangkat lunak, dan SDM. Di samping itu, setelah tiga tahun instalasi terpasang perlu dilakukan lagi reinvestasi. Perangkat TIK akan digunakan UT untuk mendukung program-program layanan akademik seperti Sistem Ujian Online (SUO), video conference, Tutorial Online, serta introduksi mobile technology dalam sistem PJJ di UT dan layanan administrasi. Hal lain yang perlu dilaksanakan adalah menyangkut pengelolaan aset-aset yang tidak berwujud. Pengelolaan asset yang tak berwujud perlu dilakukan secara terpadu dan sistematis, termasuk di dalamnya pengelolaan pendaftaran dan perlindungan hak cipta dan paten, di samping kekayaan seperti sistem registrasi, ujian, dan layanan bahan ajar. Sasaran 13 Komponen Sasaran 2013 Sasaran Pemenuhan Sarana dan Prasarana UT memiliki sarana dan prasarana kerja dalam kuantitas, kualitas dan fungsi yang menjamin terselenggara-nya PTTJJ secara efektif dan efisien. UT memiliki sistem pengelolaan sarana dan prasarana kerja yang mampu menjamin terselenggara-nya PTTJJ secara efektif dan efisien. 99

103 Tahapan pencapaian sasaran Pemenuhan Sarana dan Prasarana Pada akhir tahun 2010, UT telah: Memiliki sarana dan prasarana lengkap yang mendukung layanan operasional UT secara merata di seluruh Indonesia dan Menyediakan jaringan komunikasi internal UT Pusat dan UPBJJ-UT secara online. Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan Pemenuhan Sarana dan Prasarana Menerapkan sistem pengelolaan aset yang berbasis TIK Setiap UPBJJ-UT memiliki ruang sumber belajar 3.6 Budaya organisasi Budaya organisasi terdiri dari seperangkat sistem nilai dan asumsi yang menjadi dasar setiap pegawai UT dalam bekerja. Sistem nilai ini dibangun dengan tujuan agar seluruh pegawai memiliki sikap dan keyakinan yang akan membentuk perilaku pegawai dalam bekerja. Untuk mencapai keunggulan sebagai PTTJJ, baik dalam bidang penyelenggaraan maupun dalam bidang akademik, sistem UT perlu ditopang oleh adanya kemampuan dan kesempatan untuk melakukan inovasi produk dan perubahan manajemen tatkala diperlukan. Efisiensi dan akuntabilitas dalam manajemen dan alokasi anggaran dicapai dengan implementasi prinsip-prinsip good governance dan kewirausahaan. Kewirausahaan 100

104 dimaknai dua hal yaitu pertama setiap penetapan alokasi anggaran harus selalu memperhitungkan manfaat dan biaya. Kedua, setiap pegawai memiliki jiwa sebagai petugas hubungan masyarakat UT yang senantiasa mampu memberikan informasi tentang UT dan produk UT kepada siapa saja yang membutuhkan informasi tersebut. Sasaran 14 Komponen Sasaran 2013 Sasaran Budaya Organisasi UT memiliki budaya organisasi berorientasi pada kinerja berkualitas UT telah memiliki budaya organisasi yang inovatif. Tahapan pencapaian sasaran Budaya Organisasi Pada akhir tahun 2010, UT telah: Menerapkan prinsip-prinsip budaya organisasi yang berorientasi pada peningkatan kualitas produk, program dan layanan Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan Budaya Organisasi Mengembangkan prinsipprinsip budaya organisasi yang inovatif Sistem Penjaminan Kualitas Prinsip-prinsip total quality management dan corporate and good governance dijadikan filosofi pembentukan budaya organisasi dalam rangka mencapai 3 (tiga) fokus 101

105 pengembangan UT. Budaya organisasi tidak akan dapat diimplementasikan secara baik jika tidak disertai dengan instrumen dan metode penerapannya. Instrumen yang digunakan untuk membangun budaya organisasi dikembangkan dengan mengadopsi pedoman yang telah dikembangkan dan digunakan oleh Asian Association of Open Universities (AAOU). Hasil modifikasinya kemudian dituangkan dalam bentuk Sistem Jaminan Kualitas Universitas Terbuka (Simintas-UT). Penyelenggaraan PTTJJ berkualitas mensyaratkan sistem manajemen yang handal yang mampu melayani kebutuhan mahasiswa yang beragam dan bertempat tinggal di berbagai wilayah Indonesia. Sistem jaminan kualitas UT paling tidak mencakup 9 (sembilan) komponen yaitu kebijakan dan perencanaan, pengadaan dan pengembangan sumber daya manusia (SDM), manajemen dan administrasi, mahasiswa, rancangan dan pengembangan program, rancangan dan pengembangan matakuliah, bantuan belajar bagi mahasiswa, penilaian mahasiswa, dan media pembelajaran. Di samping mengembangkan sistem pengendalian mutu, UT juga mengembangkan dan mengimplementasikan sistem penilaian kinerja pegawai dan sistem pengendalian internal. Ketiga sistem ini secara bertahap, konsisten, dan berkesinambungan akan diintegrasikan sehingga pada akhirnya UT akan memiliki suatu sistem pengendalian mutu yang efisien sekaligus akuntabel. Pada akhirnya diharapkan SPM-PT terinternalisasi dalam setiap jiwa pegawai dan selalu menjadi prinsip dalam bekerja. Sasaran akhir dari implementasi sistem jaminan mutu adalah terintegrasi mutu layanan UT yang tinggi, akuntabel, efisien, mudah diakses, dan memiliki tingkat kepastian yang tinggi yang dibuktikan adanya pengakuan nasional dan internasional atas sistem UT baik dalam bentuk akreditasi nasional maupun pengakuan dalam 102

106 bentuk diperolehnya sertifikat kualitas internasional pada tahun Sasaran 15 Komponen Sasaran 2013 Sasaran Sistem Penjaminan Mutu UT telah memiliki sistem penjaminan mutu penyelenggaraan PTTJJ dan produk akademik yang berkualitas tinggi yang memenuhi standar nasional, regional, dan/atau internasional. UT telah memiliki sistem penjaminan mutu penyelenggaraan PTTJJ dan produk akademik yang terus menerus dikembangkan untuk mempertahankan dan meningkatkan kualitas yang berstandar nasional, regional, dan/atau internasional. Tahapan pencapaian sasaran Sistem Penjaminan Mutu Pada akhir tahun 2010, UT telah: Mengembangkan sistem penjaminan mutu terintegrasi yang memenuhi standar SPM-PT. Pada akhir tahun 2011, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan Sistem Penjaminan Mutu Menerapkan sistem penjaminan mutu terintegrasi yang memenuhi standar SPM-PT dan sistem penilaian kinerja individu dan unit

107 Pada akhir tahun 2012, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan Sistem Penjaminan Mutu Setiap unit memiliki seorang auditor internal untuk monitoring implementasi QA unit Pusat. Pada akhir tahun 2013, UT telah: Aspek Target Renop Perubahan Sistem Penjaminan Mutu Setiap unit memiliki seorang auditor internal untuk monitoring implementasi QA unit Pusat dan UPBJJ. 104

108 BAB V PENUTUP T ahun adalah masa-masa yang sangat krusial bagi UT. Masa ini masa di mana UT harus melakukan perubahan-perubahan mendasar. Perubahan-perubahan tersebut antara lain adalah perubahan UT menjadi PT dengan PK-BLU. Perubahan menjadi PT dengan PK-BLU merupakan perubahan strategi pengelolaan pendanaan UT. Perubahan ini perlu dibarengi dengan perubahan peningkatan kualitas produk akademik, peningkatan citra UT di mata masyarakat, perubahan menuju tata kelola yang efektif dan perubahan komposisi mahasiswa UT. Perubahan komposisi mahasiswa UT dari mayoritas mahasiswa Pendas menjadi mayoritas mahasiswa non Pendas menuntut perumusan dan pelaksanaan strategi yang efektif. Renstra dirumuskan dengan memperhatikan perubahan pada lingkungan strategis tersebut. Renstra ini diharapkan mampu menjadi pedoman dalam membawa UT menjawab tema utama perubahan UT seperti yang disebutkan di atas. Visi, misi, dan strategi ini tidak akan banyak berguna sebagai pengarah jika setiap kebijakan yang dirumuskan tidak didasarkan atas visi, misi, dan strategi yang telah disepakati dan pegawai tidak bekerja dengan niat memberikan pelayanan yang baik bagi mahasiswa dan stakeholder lainnya. 105

109

Jakarta, Juli 2009 Rektor Universitas Terbuka

Jakarta, Juli 2009 Rektor Universitas Terbuka KATA PENGANTAR Kebijakan Depdiknas dalam peningkatan kompetensi melalui program pendidikan berkelanjutan, berdampak pada tumbuhnya hasrat dan minat masyarakat maupun para profesional untuk meningkatkan

Lebih terperinci

Jakarta, Juli 2009 Rektor Universitas Terbuka. Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed, Ph.D NIP

Jakarta, Juli 2009 Rektor Universitas Terbuka. Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed, Ph.D NIP KATA PENGANTAR Sistem pendidikan yang inovatif seperti Penyelenggaraan Program Pendidikan Berkelanjutan melalui pendidikan jarak jauh adalah merupakan pijakan tepat bagi Universitas Terbuka untuk mengembangkan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS TERBUKA (UT)

IV. GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS TERBUKA (UT) 40 IV. GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS TERBUKA (UT) 4.1. Sejarah Dan Perkembangan Universitas Terbuka (UT) Pendirian Universitas Terbuka pada tahun 1984 yang dikukuhkan melalui Keppres Nomor 41 Tahun 1984. Dalam

Lebih terperinci

memahami dan menggunakan pedoman ini sebagai acuan dalam menyelenggarakan Program Sertifikat Bahasa Inggris.

memahami dan menggunakan pedoman ini sebagai acuan dalam menyelenggarakan Program Sertifikat Bahasa Inggris. K KATA PENGANTAR ebijakan Depdiknas dalam peningkatan kompetensi melalui program pendidikan berkelanjutan berdampak pada tumbuhnya hasrat dan minat masyarakat maupun profesional untuk meningkatkan kualifikasi

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR P. Jakarta, Juli 2010 Rektor Universitas Terbuka. Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed, Ph.D NIP

KATA PENGANTAR P. Jakarta, Juli 2010 Rektor Universitas Terbuka. Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed, Ph.D NIP KATA PENGANTAR P enyelenggaraan Program Sertifikat BerBahasa Inggris melalui pendidikan jarak jauh merupakan pilihan yang tepat bagi Universitas Terbuka untuk mengembangkan dan melaksanakan program Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Universitas Terbuka 1. Lokasi Penelitian Universitas Terbuka (UT) berkedudukan di Jalan Cabe Raya, Pondok Cabe, Pamulang Tangerang Selatan. 2. Sejarah Singkat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI

BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI 3.1. Kekuatan 1. STMIK AMIKOM YOGYAKARTA saat ini telah meraih 6 penghargaan dalam bidang penelitian bertaraf internasional, yang dapat meningkatkan reputasi STMIK

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KEDOKTERAN SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2018 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN

KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA TAHUN 2007-2012 Jakarta 2007 DAFTAR ISI Hal Judul i Daftar Isi.. ii Kata Pengantar.. iii Keputusan Senat Unika Atma Jaya... iv A. Pendahuluan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG, Menimbang : a. bahwa bidang pendidikan merupakan

Lebih terperinci

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U

2013, No Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-U No.132, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENDIDIKAN. Kedokteran. Akademik. Profesi. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5434) UNDANG-UNDANG REPUBLIK

Lebih terperinci

STANDAR AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA

STANDAR AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA STANDAR AKADEMIK UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA ATMA JAYA I. VISI, MISI, DAN TUJUAN UNIVERSITAS A. VISI 1. Visi harus merupakan cita-cita bersama yang dapat memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.19, 2010. PENDIDIKAN. Kedinasan. Pedoman. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5101) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : bahwa dalam rangka pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode

Lebih terperinci

15. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. No. 258/MPN.A.4/KP Tahun 2011 tentang Pengangkatan Rektor Universitas Andalas Periode ; 1

15. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI. No. 258/MPN.A.4/KP Tahun 2011 tentang Pengangkatan Rektor Universitas Andalas Periode ; 1 PERATURAN DEKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK NOMOR 101 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN MUTU INTERNAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK TAHUN 2015-2019 DEKAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

Lebih terperinci

Latar Belakang. Program Sertifikat Administrasi Pemerintahan Desa - 1

Latar Belakang. Program Sertifikat Administrasi Pemerintahan Desa - 1 1. Latar Belakang Saat ini terjadi ledakan kebutuhan standarisasi kualifikasi para aparatur desa khususnya Sekretaris Desa sebesar -+ 67.000 orang untuk ditingkatkan kompetensinya (Ditjen PMD, 2010). Kondisi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 29

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal

BAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal BAB III ISU-ISU STRATEGIS 3.1. Identifikasi Permasalahan Identifikasi permasalahan berisikan Isu-isu strategis yaitu isu-isu yang berkaitan dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumbawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang dikenal dan diakui

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UNIVERSITAS SRIWIJAYA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2014-2018 Kata Pengantar RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PENDIDIKAN KEDINASAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal

Lebih terperinci

PENERIMAAN MAHASISWA BARU 2016

PENERIMAAN MAHASISWA BARU 2016 PENERIMAAN MAHASISWA BARU 2016 UNIVERSITAS TERBUKA melalui SPMB untuk mendapatkan beasiswa 2016 Penerimaan Mahasiswa Baru 2013 Universitas Terbuka Making Higher Education Open to All www.ut.ac.id PENERIMAAN

Lebih terperinci

BIRO HUKUM DAN HUMAS

BIRO HUKUM DAN HUMAS RENCANA KINERJA TAHUNAN 2011 BIRO HUKUM DAN HUMAS BIRO HUKUM DAN HUMAS SEKRETARIAT JENDERAL, KEMENTERIAN PERTANIAN 2010 Kata Pengantar Negara Republik Indonesia sebagai Negara yang berdasarkan Pancasila

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perusahaan Universitas Terbuka adalah Perguruan Tinggi Negeri ke-45 di Indonesia yang diresmikan pada tanggal 4 September 1984, berdasarkan Keputusan Presiden

Lebih terperinci

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) 2015-2028 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Rencana Induk Pengembangan (RIP) Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN Universitas Respati Yogyakarta Jln. Laksda Adi Sucipto KM 6.3 Depok Sleman Yogyakarta Telp : 0274-488 781 ; 489-780 Fax : 0274-489780 B A D A N P E N J A M I N

Lebih terperinci

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP)

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) RENCANA INDUK PENGEMBANGAN (RIP) 2015-2028 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2015 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas tersusunnya Rencana Induk Pengembangan (RIP) Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Kebijakan Mutu Akademik FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG KEBIJAKAN MUTU AKADEMIK FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ISLAM MALANG Universitas Islam Malang, 2015 All Rights Reserved 2 Kebijakan Mutu Akademik

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Perkembangan jumlah Perguruan Tinggi di Indonesia

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Perkembangan jumlah Perguruan Tinggi di Indonesia 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya Perguruan Tinggi di Indonesia telah mendorong tingkat persaingan dalam merebut pangsa pasar semakin ketat. Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DASAR & FUNGSI Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 10 SERI E

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 10 SERI E LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 10 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PERAN MASYARAKAT DALAM BIDANG PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PENERIMAAN MAHASISWA BARU 2015

PENERIMAAN MAHASISWA BARU 2015 PENERIMAAN MAHASISWA BARU 2015 UNIVERSITAS TERBUKA melalui SPMB untuk mendapatkan beasiswa 2015 Penerimaan Mahasiswa Baru 2013 Universitas Terbuka Making Higher Education Open to All www.ut.ac.id PENERIMAAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

WALIKOTA TASIKMALAYA

WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA Nomor : 14 Tahun 2008 Lampiran : - TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN NON FORMAL DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA,

Lebih terperinci

Kebijakan Mutu Internal Unand Tahun

Kebijakan Mutu Internal Unand Tahun PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS ANDALAS NOMOR 218 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN 2013-2016 REKTOR UNIVERSITAS ANDALAS Menimbang: a. bahwa perkembangan lingkungan strategis

Lebih terperinci

i

i i ii iii PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS ANDALAS NOMOR 218 TAHUN 2013 TENTANG KEBIJAKAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS ANDALAS TAHUN 2013-2016 REKTOR UNIVERSITAS ANDALAS Menimbang: a. bahwa perkembangan lingkungan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

Lebih terperinci

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.71, 2013 PENDIDIKAN. Standar Nasional Pendidikan. Warga Negara. Masyarakat. Pemerintah. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU KEBIJAKAN AKADEMIK FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAU BAU DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI i KATA PENGANTAR ii BAB I. PENDAHULUAN 1 BAB II. ARAH KEBIJAKAN 2 2.1 Kebijakan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

Rencana Operasional KATA PENGANTAR

Rencana Operasional KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Tahun 2014 Universitas Terbuka (UT) memasuki usianya yang ke-30 dalam pengabdiannya melayani dan mencerdaskan bangsa. Sebagai perguruan tinggi negeri (PTN) di Indonesia yang menerapkan sistem

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa negara menjamin hak setiap

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terkecuali, Pemerintah Indonesia dalam Undang-undang Dasar Republik. Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan dasar hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. terkecuali, Pemerintah Indonesia dalam Undang-undang Dasar Republik. Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan dasar hukum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu indikator kemajuan pembangunan suatu bangsa adalah tingkat capaian pembangunan Sumber Daya Manusianya, bahkan pendidikan menjadi domain utama bagi

Lebih terperinci

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur. Kata Pengantar Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas perkenan-nya kami dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Pendidikan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) UNIVERSITAS ISLAM MALANG PUSAT PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS ISLAM MALANG

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) UNIVERSITAS ISLAM MALANG PUSAT PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS ISLAM MALANG KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL (SPMI) UNIVERSITAS ISLAM MALANG PUSAT PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS ISLAM MALANG FEBRUARI 2016 UNIVERSITAS ISLAM MALANG KEBIJAKAN SPMI Kode : 01/SPMI/PPM/II/2016

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI PADANG TAHUN

KEBIJAKAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI PADANG TAHUN KEBIJAKAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI PADANG TAHUN 2014-2019 A. Pendahuluan A.1 Latar Belakang Sesuai dengan visi dan misi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi (STIFARM) Padang terus berupaya berperan

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 70 BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Universitas Terbuka Universitas Terbuka (UT) adalah Perguruan Tinggi Negeri ke-45 di Indonesia yang didirikan dengan tujuan untuk: 1. Memberikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN OLEH SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah dan Perkembangan Universitas Terbuka Universitas Terbuka berdiri pada tahun 1984 yang dikukuhkan melalui Keppres Nomor 41 Tahun 1984 sesungguhnya merupakan revolusi

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA BAKAL CALON REKTOR ITS Menuju. Kemandirian, Keunggulan dan Kesejahteraan by : Triwikantoro

PROGRAM KERJA BAKAL CALON REKTOR ITS Menuju. Kemandirian, Keunggulan dan Kesejahteraan by : Triwikantoro PROGRAM KERJA BAKAL CALON REKTOR ITS 2015 2019 Menuju Kemandirian, Keunggulan dan Kesejahteraan by : Triwikantoro Latar Belakang Visi ITS menjadi perguruan tinggi dengan reputasi internasional dalam ilmu

Lebih terperinci

Manual Mutu Akademik

Manual Mutu Akademik Manual Mutu Akademik MM 01 PJM Revisi Tanggal Dikaji Oleh Disetujui Oleh Pusat Jaminan Mutu Disetujui Oleh: Revisi ke 03 Tanggal 01 Juni 2011 KATA PENGANTAR Manual Mutu Akademik ini berisi tentang kebijakan,

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 V-1 BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH Permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta isu strategis serta visi dan misi pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM Kedudukan 0 BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM 1.1.1. Kedudukan Balai Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 52/PMK.1/2011 tanggal 22 Maret 2011 tentang

Lebih terperinci

STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN

STANDAR PENGELOLAAN PEMBELAJARAN STD-SPM.Pol//7/2017 STD-SPM.Pol//7/2017 1. Visi dan Misi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surakarta Visi : Misi : Menjadi Institusi pendidikan tinggi kesehatan yang unggul, kompetitif dan bertaraf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

Jadwal Registrasi dan Ujian untuk Program Pascasarjana (PPs) Batas Akhir Registrasi* 3 Februari Agustus 2010

Jadwal Registrasi dan Ujian untuk Program Pascasarjana (PPs) Batas Akhir Registrasi* 3 Februari Agustus 2010 Katalog Universitas Terbuka 2010 223 5. Program Pascasarjana (PPs) a. Pendaftaran dan Registrasi 1) Calon mahasiswa dapat meminta informasi dan formulir pendaftaran di UPBJJ-UT penyelenggara program. 2)

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KEDOKTERAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin hak setiap warga negara

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

Sisdiknas No. 20/2003. Pendidikan Tinggi Jarak Jauh. PP No. 66/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (perbaikan atas PP 17/2010)

Sisdiknas No. 20/2003. Pendidikan Tinggi Jarak Jauh. PP No. 66/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (perbaikan atas PP 17/2010) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DIREKTORAT PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN 2011 Aturan yang digunakan Sisdiknas No. 20/2003 SK Mendiknas No. 107/U/2001 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN PROGRAM MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012-2017 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN BAB V. PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN Visi pembangunan daerah dalam RPJMD adalah visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang disampaikan pada waktu pemilihan kepala daerah (Pemilukada)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa. Pendidikan merupakan kunci utama sebagai fondasi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

laporan hasil audit internal

laporan hasil audit internal laporan hasil audit internal UNIT PENJAMINAN MUTU POLTEKKES KEMENKES KEMENKES SURAKARTA 2016 1 RINGKASAN EKSEKUTIF Kegiatan audit internal Poltekkes Kemenkes Surakarta dilakukan 2 kali dalam tahun 2016.

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain Pasal 5 ayat (2) Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran lulusan digunakan sebagai

Lebih terperinci

2015 IMPLEMENTASI SISTEM D UAL MOD E UNIVERSITAS TERBUKA

2015 IMPLEMENTASI SISTEM D UAL MOD E UNIVERSITAS TERBUKA BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, dan definisi operasional. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diselenggarakan

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Tangerang Selatan, 16 November 2016 Rektor, Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed., Ph.D. NIP

Kata Pengantar. Tangerang Selatan, 16 November 2016 Rektor, Prof. Ir. Tian Belawati, M.Ed., Ph.D. NIP Suplemen Katalog Pascasarjana Universitas Terbuka 2016/2017.2 iii S Kata Pengantar uplemen Katalog Pascasarjana (PPs) Universitas Terbuka semester 2016/2017.2 merupakan penyempurnaan dari Katalog Pascasarjana

Lebih terperinci

Katalog Program Pendas Universitas Terbuka 2014 iii

Katalog Program Pendas Universitas Terbuka 2014 iii Katalog Program Pendas Universitas Terbuka 2014 iii K Kata Pengantar atalog Universitas Terbuka 2014 Program Pendidikan Dasar (Pendas) berisi berbagai hal terkait penyelenggaraan Program S1 Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini terlihat sangat pesat. Perkembangan ini tidak hanya melahirkan era informasi global tetapi

Lebih terperinci

fesejarah Teknisi Jardiknas Written by Administrator Wednesday, 10 January 2007

fesejarah Teknisi Jardiknas Written by Administrator Wednesday, 10 January 2007 fesejarah Teknisi Jardiknas Written by Administrator Wednesday, 10 January 2007 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa tujuan Pendirian Negara Republik Indonesia antara lain adalah mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang. kehidupan: sosial, ekonomi, politik, dan budaya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa dan faktor pendukung yang memegang peranan penting di seluruh sektor kehidupan. Pembangunan

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MULAWARMAN

RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MULAWARMAN RENCANA OPERASIONAL FAKULTAS PERTANIAN 2015-2019 UNIVERSITAS MULAWARMAN PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, Rencana Operasional sebagai pelengkap dari Strategis (Renstra) Fakultas

Lebih terperinci

VI. PERANCANGAN PROGRAM

VI. PERANCANGAN PROGRAM VI. PERANCANGAN PROGRAM Dalam merancang program kebijakan yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan pendidikan guru di Kota dan Kabupaten Bogor, harus diperhitungkan keadaan yang mendukung agar dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai

BAB I PENDAHULUAN. pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan terus menjadi topik yang sering diperbicangkan oleh banyak pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai dimensi dalam kehidupan

Lebih terperinci

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik.

2. Akreditasi terhadap program dan satuan pendidikan dilakukan oleh lembaga mandiri yang berwenang sebagai bentuk akuntabilitas publik. A. Rasional Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 2 ayat (2) tentang Standar Nasional Pendidikan menyatakan bahwa penjaminan dan pengendalian mutu pendidikan yang sesuai dengan Standar Nasional

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENAM LEVEL II berbasis

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENAM LEVEL II berbasis STANDAR KOMPETENSI LULUSAN (SKL) KURSUS DAN PELATIHAN SENAM LEVEL II berbasis Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal Dan Informal Kementerian

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan penelitian pada bab sebelumnya, maka dalam bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan yang pada dasarnya merupakan jawaban

Lebih terperinci

RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN

RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN RENCANA OPERASIONAL TEKNIK MESIN (RENOP) UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA TAHUN 2013 2022 SK: 062/SK.Kap/JTM/FT/UP/VII/2014 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN...1 BAB II VISI DAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dan industri yang bergantung pada kepuasan pelanggan atau konsumen,

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dan industri yang bergantung pada kepuasan pelanggan atau konsumen, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep mutu telah menjadi suatu kenyataan dan fenomena dalam seluruh aspek dan dinamika masyarakat global memasuki persaingan pasar bebas dewasa ini. Jika sebelumnya

Lebih terperinci

Katalog Program Pascasarjana Universitas Terbuka 2014 iii. Kata Pengantar

Katalog Program Pascasarjana Universitas Terbuka 2014 iii. Kata Pengantar Katalog Program Pascasarjana Universitas Terbuka 2014 iii P Kata Pengantar roses pembelajaran yang berlangsung di UT menuntut mahasiswa untuk belajar mandiri. Belajar mandiri dalam banyak hal ditentukan

Lebih terperinci

STANDAR MUTU. Program Studi S1 Teknik Elektro. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI)

STANDAR MUTU. Program Studi S1 Teknik Elektro. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Bangka Belitung STANDAR MUTU Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Program Studi S1 Teknik Elektro Halaman : 1 dari 10 Penanggung Jawab Proses Nama Jabatan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran pembangunan untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan, perlu perubahan secara mendasar, terencana dan terukur. Upaya

Lebih terperinci

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD) A. Visi dan Misi 1. Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sleman 2010-2015 menetapkan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS

RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER RENCANA STRATEGIS 2012-2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JEMBER 2012 RENSTRA PS PENDIDIKAN BIOLOGI

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembukaan UUD 45 mengamanatkan Pemerintah Negara Republik Indonesia melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum,

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

Program Kerja Ketua Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran

Program Kerja Ketua Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran Program Kerja Ketua Jurusan Kedokteran Fakultas Kedokteran UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 i KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas terselesaikannya penyusunan Program Kerja

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI. Tahun

KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI. Tahun KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI Tahun 2016-2020 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI TAHUN 2016-2020 KA/LPM-UNSRAT/01 KEBIJAKAN AKADEMIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Direktorat Jenderal Peraturan Perundang-undangan Departemen Hukum dan HAM RI Teks tidak dalam format asli. Kembali LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 67, 2006 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2006 TENTANG SISTEM PELATIHAN KERJA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

Program Kerja. PS Magister Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

Program Kerja. PS Magister Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Program Kerja PS Magister Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Kode Dokumen : 01003 03000 Revisi : - Tanggal : 4 November 2013 Diajukan Oleh : Ketua Program Magister,

Lebih terperinci

Administrasi Perpajakan

Administrasi Perpajakan I. Keterangan Umum 1 Perguruan Tinggi Universitas Brawijaya (UB) 2 Fakultas/Sekolah/Jurusan Fakultas Ilmu Administrasi/Jurusan Administrasi Bisnis (Niaga) 3 Nama Program Studi/Jenjang Administrasi Perpajakan

Lebih terperinci

BAB II PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA

BAB II PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA BAB II PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA 2.1 Sejarah Program Studi Vokasi Universitas Indonesia Universitas Indonesia (UI) secara internasional diakui sebagai salah satu universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai level/jenjang pendidikan. Mulai dari pendidikan dasar, menengah, sampai pendidikan tinggi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Peraturan Presiden No. 86 Tahun 2007 ditetapkan BPS Propinsi dan BPS Kabupaten/Kota merupakan instansi vertikal BPS yang berada di bawah dan bertanggung jawab

Lebih terperinci