VI. PERANCANGAN PROGRAM
|
|
- Widyawati Agusalim
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 VI. PERANCANGAN PROGRAM Dalam merancang program kebijakan yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan pendidikan guru di Kota dan Kabupaten Bogor, harus diperhitungkan keadaan yang mendukung agar dapat dilaksanakan pada saat diimplementasikan. Rancangan yang dibuat untuk kedua daerah kajian adalah dengan menggunakan analisis SWOT. Dengan analisis SWOT akan dilihat kondisi internal baik yang berupa kekuatan maupun kelemahan, dan kondisi ekternal yang meliputi peluang dan ancaman bagi Universitas Terbuka (UT) sebagai penyelenggara PJJ di Indonesia, termasuk di Kota dan Kabupaten Bogor. Dari analisis SWOT dapat dibuat strategi peningkatan pendidikan guru di Kota dan Kabupaten Bogor. Strategi yang dibuat untuk Kota Bogor tentunya akan berbeda dengan strategi yang dibuat untuk Kabupaten Bogor, karena kondisi internal dan eksternal di kedua daerah tersebut berbeda. Dari hasil yang diperoleh terdapat persamaan dan perbedaan kondisi internal dan ekternal yang ada di Kota dan Kabupaten Bogor. Persamaannya adalah kedua daerah memilih UU Guru dan Dosen sebagai faktor pendorong utama untuk peningkatan pendidikan guru SD, dan dana sebagai kendala utama dalam peningkatan pendidikan guru SD. Sedangkan pelaku yang berperan terhadap peningkatan pendidikan guru SD dan alternatif sistem pendidikan yang dipilih oleh kedua daerah merupakan hal yang membedakan dari Kota dengan Kobupaten Bogor. Kota memilih guru sedangkan Kabupaten memilih Dinas Pendidikan sebagai pelaku utama. Kota memilih PJJ sedangkan Kabupaten memilih PJJ dan PTS sebagai alternatif sistem pendidikan yang paling sesuai untuk peningkatan pendidikan guru SD di daerahnya.
2 6. 1. KOTA BOGOR Berdasarkan hasil kajian mengenai alternatif kebijakan peningkatan pendidikan guru SD di Kota Bogor yang memilih alternatif menggunakan sistem PJJ dalam meningkatkan pendidikan guru SD, maka dengan menggunakan analisis SWOT disusun rancangan program yaitu strategi peningkatan pendidikan guru SD dengan menggunakan sistem PJJ di Kota Bogor. Dalam analisis SWOT kekuatan dan kelemahan yang ada di UT sebagai penyelenggara PJJ termasuk dalam lingkungan internal, sedangkan peluang dan ancaman terdapat dalam lingkungan eksternal. Tabel 18 menunjukkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dimiliki UT sebagai penyelenggara PJJ untuk guru SD di Kota Bogor sebagai berikut Lingkungan Internal Dalam lingkungan internal diuraikan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh UT sebagai penyelenggara PJJ yang digunakan untuk modal membangun bidang pendidikan untuk guru SD yang ada di Kota Bogor, Selain kekuatan yang dimiliki UT harus dilihat pula kelemahan yang ada untuk mengetahui keadaan yang berpotensi mengganggu tujuan yang direncanakan untuk mengembangkan pendidikan di Kota Bogor a. Kekuatan Kekuatan yang dimiliki oleh UT adalah sangat berpengalaman sebagai penyelenggaraan PTJJ, memiliki jaringan kerjasama yang luas dalam dan luar negeri (termasuk dengan pemerintah Kota Bogor). UT juga memiliki kantor layanan bagi mahasiswa (kantor UPBJJ) yang luas tersebar di 37 daerah di Indonesia, dan salah satunya ada di Kota Bogor yang melayani Kota dan Kabupaten Bogor, serta beberapa daerah di sekitarnya. PJJ UT merupakan sistem belajar yang fleksibel khususnya bagi mereka yang sudah bekerja.
3 Tabel 18. Hasil Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal UT sebagai Penyelenggara PJJ di Kota Bogor Kekuatan Kelemahan 1. Pengalaman penyelenggara PJJ dengan Jaringan kerjasama yang luas termasuk dengan Kota Bogor 2. Adanya kantor UPBJJ di seluruh wilayah Indonesia dan salah satunya di Kota Bogor. 3. Merupakan wadah resmi (ada izin DIKTI) untuk pendidikan jarak jauh bagi guru. 4. Sistem belajar yang fleksibel terutama bagi mereka yang sudah bekerja 5. Biaya termurah 1. Kondisi sumberdaya manusia dan ketersiapan teknologi penunjang di setiap daerah yang ada di UPBJJ seringkali tidak sama kecepatannya Peluang 1. UU Guru dan Dosen yang mengharuskan pendidikan guru S1 2. Populasi guru yang belum S1 besar. 3. Respon pemerintah Kota Bogor sangat positif. 4. Perkembangan IT (Jardiknas) 5. Pilihan Kota Bogor adalah PJJ sebagai alternatif utama Ancaman 1. Prioritas pembangunan pendidikan masih untuk Wajar Dikdas dan SD gratis, bukan pada peningkatan pendidikan guru SD 2. Mahasiswa belum terbiasa dengan belajar mandiri sehingga pada sistem PJJ, jumlah yang tidak lulus relatif besar 3. Ketidak pahaman dinas dan guru akan prinsip PJJ Biaya pendidikan di UT termasuk yang sangat murah dibandingkan PTN atau PTS, dan untuk menjadi mahasiswa UT juga tidak sulit, dan UT merupakan PTN yang resmi diijinkan oleh DIKTI untuk menyelenggarakan program PGSD yang dikhususkan untuk guru SD dengan menggunakan sistem PJJ dengan tujuan memfasilitasi para guru yang tersebar di seluruh Indonesia dan tidak dapat dijangkau oleh PTN tatap muka. UT juga memungkinkan menerima mahasiswa dengan kapasitas yang tidak terbatas, karena PJJ-UT dibentuk untuk menyelenggarakan pendidikan massal, sehingga dapat menjangkau mereka yang memerlukan pendidikan dan terkendala oleh dana, ruang, dan waktu.
4 b. Kelemahan Kelemahan UT sebagai penyelenggara PJJ adalah kualitas sumberdaya yang dimiliki di setiap daerah (UPBJJ) tidak sama. Teknologi penunjang yang merupakan alat bantu utama (misalnya internet) juga tersedia secara tidak merata di setiap wilayah, hal ini dapat menghambat komunikasi dan pelayanan terhadap mahasiswa. Karena tidak semua guru dapat berkomunikasi langsung dengan pengurus UPBJJ, tetapi diwakilkan pada ketua kelompoknya, seringkali informasi tidak cepat sampai ke sasaran disebabkan karena lokasi Lingkungan Eksternal Dalam lingkungan eksternal, diuraikan peluang dan ancaman. Peluang adalah seluruh kemungkinan yang ada yang dapat membantu untuk dikembangkannya pendidikan guru SD, sedangkan ancaman adalah segala sesuatu yang dapat membahayakan pelaksanaan pengembangan pendidikan guru SD di Kota Bogor. a. Peluang Peluang yang dimiliki oleh UT dalam meningkatkan pendidikan guru SD dengan sistem PJJ adalah adanya UU Guru dan Dosen yang dapat digunakan untuk memaksa peningkatan pendidikan guru SD menjadi S1. Populasi guru SD yang belum S1 yang besar, merupakan peluang bagi UT untuk menyediakan program yang dikehendaki yaitu PGSD. Hal ini didukung oleh pemerintah yang merespon keberadaan PJJ dengan sangat baik, dengan sudah dilaksanakannya kerja sama sejak sebelum otonomi. Perkembangan IT yang sangat pesat dan adanya kewajiban untuk menggunakan sistem Jardiknas dapat membantu percepatan penyampaian informasi ke seluruh jaringan UPBJJ. Selain
5 itu responden Kota Bogor memilih sistem PJJ sebagai alternatif sistem pendidikan yang paling sesuai untuk meningkatkan pendidikan guru SD b. Ancaman Prioritas pembangunan pendidikan di Kota Bogor adalah mengentaskan Wajar Dikdas dan SD gratis bukan pada peningkatan pendidikan guru SD, hal ini merupakan ancaman bagi penyelenggaraan PJJ. Selain itu tidak semua guru memiliki kemandirian dalam belajar, hal ini sangat bertentangan dengan prinsip PJJ yaitu kemandirian. Dalam PJJ para guru dimungkinkan untuk dapat mengatur dan menentukan nasib studinya secara mandiri (kapan dia akan mulai, belajar, dan menyelesaikan studinya). Kondisi ketidakmandirian ini mengakibatkan pada pendidikan dengan sistem PJJ jumlah yang tidak lulus cenderung besar Strategi Dari hasil analisis kondisi internal dan eksternal yang ada di UT, disusun rancangan program (Tabel 19) dan hasilnya berupa strategi yang akan digunakan oleh UT dalam peningkatan pendidikan guru SD di Kota Bogor, sebagai berikut. a. Dengan kekuatan UT sebagai PTN yang resmi mendapatkan izin untuk menyelenggarakan program PGSD yang khusus digunakan oleh guru SD dalam meningkatkan pendidikannya, maka UT harus lebih meningkatkan kualitas pelayanan bagi mahasiswa (akreditasi dan sertifikasi). Peningkatan pelayanan ini akan mudah dilaksanakan oleh UT karena memiliki kantor unit program belajar jarak jauh (UPBJJ) yang berlokasi di Kota Bogor dan sudah memperoleh Sertifikat ISO 9001:2000 untuk sistem manajemen kualitas. Selain itu UT juga harus dapat memanfaatkan perkembangan IT
6 (Jardiknas) yang disediakan oleh Depdiknas untuk memperluas jangkauan pembelajaran dan dalam upaya meningkatkan jumlah mahasiswa. Tabel 19. Rancangan Program Peningkatan Pendidikan Guru SD dengan Menggunakan Sistem PJJ-UT di Kota Bogor Kekuatan (Strengths) Kelemahan (Weaknesses) EKSTERNAL LINGKUNGAN LINGKUNGAN INTERNAL 1. Pengalaman penyelenggara PJJ dengan Jaringan kerja sama yang luas termasuk dengan Kota Bogor 2. Adanya kantor UPBJJ di seluruh wilayah Indonesia (termasuk di Kota Bogor). 3. Merupakan wadah resmi (ada izin DIKTI) untuk pendidikan jarak jauh bagi guru. 4. Sistem belajar yang fleksibel terutama bagi mereka yang sudah bekerja 5. Biaya termurah 1. Kondisi sumberdaya manusia dan ketersiapan teknologi penunjang di setiap daerah yang ada di UPBJJ seringkali tidak sama kecepatannya Peluang (Opportunities) 1. UU Guru dan Dosen yang mengharuskan pendidikan guru S1 2. Populasi guru belum S1 besar. 3. Respon pemkot Bogor sangat positif. 4. Perkembangan IT (Jardiknas) 5. Pilihan Kota Bogor adalah PJJ sebagai alternatif utama Ancaman (Threats) 1. Prioritas pembangunan untuk Wajar Dikdas dan SD gratis, bukan pada pendidikan guru SD 2. Mahasiswa belum terbiasa belajar mandiri sehingga jumlah yang tidak lulus relatif besar 3. Belum paham prinsip PJJ SO alternatif 1. UT harus lebih meningkatkan kualitas pelayanan bagi mahasiswa dan calon mahasiswa (akreditasi dan sertifikasi). 2. Meningkatkan penggunaan fasilitas IT (Jardiknas) untuk meningkatkan layanan, memperluas jangkauan dan meningkatkan jumlah mahasiswa ST alternatif 1. UT harus memperkuat promosi untuk menaikkan citra. 2. Memberdayakan jaringan dan kemitraan, untuk meyakinkan akan pentingnya peningkatan pendidikan guru dengan menggunakan PJJ yang sangat sesuai dengan kondisi guru 3. Sosialisasi tentang PJJ WO alternatif 1. Pelatihan untuk meningkatkan keterampilan SDM UT 2. Meningkatkan komunikasi dengan menggunakan seluruh fasilitas dan jaringan untuk meningkatkan jumlah mahasiswa yang lulus WT alternatif 1. Pemberdayaan SDM untuk menggunakan seluruh fasilitas jaringan yang ada untuk antisipasi hambatan komunikasi dan sosialisasi untuk meningkatkan kemandirian mahasiswa
7 b. UT harus selalu memperkuat promosi untuk meningkatkan citra diri (brand image) dengan menunjukkan prestasi yang sudah dicapai dan diakui secara internasional (sertifikat ISO 9001:2000 Sistem Manajemen Mutu yang diperoleh untuk proses Pengembangan Bahan Ajar dan bahan Ujian, Layanan Bahan Ajar, Layanan Administrasi Akademik, dan Manajemen Layanan di 11 UPBJJ termasuk UPBJJ Bogor dan akreditasi internasional untuk penyelenggaraan pendidikan jarak jauh dari ICDE: International Council for Distance Education. Memberdayakan jaringan dan kemitraan, untuk meyakinkan pentingnya peningkatan pendidikan guru dengan PJJ dalam rangka melaksanakan UU Guru dan Dosen. Disamping itu UT harus selalu menyosialisasikan dan meyakinkan perlunya menggunakan sistem PJJ yang sangat sesuai bagi kondisi guru SD. c. Perlunya dilakukan pelatihan untuk meningkatkan fasilitas yang diperlukan serta kemampuan atau kompetensi SDM yang ada di UPBJJ. Selain itu UT harus meningkatkan komunikasi dengan menggunakan seluruh fasilitas dan jaringan yang tersedia untuk meningkatkan sosialisasi tentang kemandirian dan jumlah mahasiswa sehingga dapat diharapkan jumlah mahasiswa yang lulus baik yang studinya diberi bea siswa atau secara swadana akan meningkat. d. UT juga perlu untuk melakukan pelatihan SDM-nya untuk menggunakan seluruh fasilitas yang dimiliki guna menanggulangi hambatan komunikasi baik dengan mitra maupun mahasiswa, dan dapat meyakinkan mahasiswa akan dapat meningkatkan cara belajar mandiri yang harus dilakukan oleh mahasiswa, hal ini berdampak pada meningkatkan jumlah kelulusan KABUPATEN BOGOR
8 Lingkungan Internal dan Eksternal Rancangan program untuk Kabupaten Bogor berupa strategi peningkatan pendidikan guru SD dengan menggunakan sistem PJJ-UT di Kabupaten Bogor. Analisis dilakukan setelah melihat lingkungan internal dan eksternal UT. Lingkungan internal UT sebagai penyelenggara PJJ di Kota dan Kabupaten Bogor sebenarnya banyak memiliki kesamaan, yang membedakan dengan Kota Bogor adalah lingkungan eksternal yaitu pada peluang dan ancaman. Peluang untuk mengembangkan pendidikan guru di wilayah Kabupaten Bogor yang sangat luas (lebih dari empat kali luas Kota Bogor, bahkan jumlah desa yang ada di Kabupaten Bogor lebih dari enam kali lipat jumlah kelurahan yang ada di Kota Bogor). Kondisi ini memerlukan perhatian khusus dalam meningkatkan pendidikan guru SD, dan sangat cocok jika menggunakan sistem belajar jarak jauh, karena dapat mengatasi kendala ruang dan waktu, apalagi para guru dibatasi oleh aturan untuk tidak meninggalkan tugasnya. Ancaman yang ada di Kabupaten Bogor adalah prioritas pembangunan pendidikan tidak untuk peningkatan guru SD, tetapi untuk mengentaskan wajar dikdas dan meningkatkan nilai IPM. Selain itu juga terlihat dari peluang guru untuk memilih PTJJ-UT sama besarnya dengan peluang guru SD memilih PTS, karena meskipun Kabupaten Bogor wilayahnya sangat luas ternyata daerah yang berbatasan dengan Kabupaten Bogor menawarkan kemudahan akses untuk dapat melanjutkan studi pada PTS yang ada di sana dan PTS ini meskipun tanpa izin dan menyediakan program yang bukan khusus untuk guru SD, namun menawarkan kemudahan dalam kelulusan. Sedangkan pada sistem PJJ terdapat kecenderungan banyaknya mahasiswa yang tidak lulus merupakan ancaman lain yang dapat menjadikan keberadaan PTS menjadi lebih disukai dari pada UT. Selain itu UT sebagai PTJJ tidak begitu baik di mata pemerintah Kabupaten
9 Bogor, karena mahasiswanya sulit untuk lulus. Tabel 20 menunjukkan hasil analisis linkungan internal dan eksternal yang ada di Kabupaten Bogor. Tabel 20. Hasil Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal UT sebagai Penyelenggara PJJ di Kabupaten Bogor Kekuatan Kelemahan 1. Pengalaman penyelenggara PJJ dengan Jaringan kerjasama yang luas termasuk dengan Kabupaten Bogor 2. Adanya kantor UPBJJ di seluruh Indonesia termasuk di Kota Bogor yang melayani Kabupaten Bogor 3. Merupakan wadah resmi untuk pendidikan jarak jauh bagi guru. 4. Sistem belajar yang fleksibel terutama bagi mereka yang sudah bekerja 5. Biaya termurah 1. Kondisi sumberdaya manusia dan ketersiapan teknologi penunjang di setiap UPBJJ tidak sama 2. Sering terjadi hambatan komunikasi dalam melayani mahasiswa karena jangkauan mahasiswa di Kabupaten Bogor yang luas Peluang 1. UU Guru dan Dosen yang mengharuskan pendidikan guru S1 2. Populasi guru yang belum S1 besar 3. Perkembangan IT (Jardiknas) 4. Wilayah Kabupaten Bogor sangat luas sangat cocok dengan sistem PJJ Ancaman 1. Prioritas pembangunan pendidikan di daerah bukan pada peningkatan pendidikan guru SD. 2. Dengan sistem PJJ jumlah yang tidak lulus cenderung besar, karena mahasiswa belum terbiasa mandiri. 3. PTS tanpa izin menyelenggarakan PGSD, menawarkan kelulusan dengan mudah dan cepat, 4. Peluang guru memilih PTJJ UT sama besarnya dengan guru yang memilih PTS 5. Citra UT sebagai PTJJ di mata pemerintah Kabupaten Bogor tidak terlalu baik Strategi Strategi yang disusun oleh UT sebagai penyelenggara PJJ, adalah peningkatan pendidikan guru SD dengan menggunakan PJJ yang dapat diterapkan di Kabupaten Bogor, dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Rancangan Program Peningkatan Pendidikan Guru SD dengan Menggunakan Sistem PJJ-UT di Kabupaten Bogor
10 LINGKUNGAN EKSTERNAL LINGKUNGAN INTERNAL Kekuatan (Strengths) 1. Pengalaman penyelenggara PJJ dengan Jaringan kerjasama yang luas termasuk dengan Kabupaten Bogor 2. Adanya kantor UPBJJ di seluruh Indonesia termasuk di Kota Bogor yang melayani Kabupaten Bogor 3. Merupakan wadah resmi untuk pendidikan jarak jauh bagi guru. 4. Sistem belajar yang fleksibel terutama bagi mereka yang sudah bekerja 5. Biaya termurah Kelemahan (Weaknesses) 1. Kondisi sumberdaya manusia dan ketersiapan teknologi penunjang di setiap UPBJJ tidak sama 2. Sering terjadi hambatan komunikasi dalam melayani mahasiswa karena jangkauan mahasiswa di Kabupaten Bogor yang luas Peluang (Opportunities) SO alternatif WO alternatif 1. UU Guru dan Dosen yang mengharuskan pendidikan guru S1 2. Populasi guru yang belum S1 besar 3. Perkembangan IT (Jardiknas) 4. Wilayah Kabupaten Bogor sangat luas sangat cocok dengan sistem PJJ Ancaman (Threats) 1. Prioritas pembangunan bukan pada peningkatan pendidikan guru SD. 2. Jumlah yang tidak lulus pada sistem PJJ besar, karena belum mandiri 3. PTS tanpa izin penyelenggara PGSD, menawarkan kelulusan dengan mudah dan cepat, 4. Peluang memilih PTJJ UT sama besarnya dengan guru yang memilih PTS 5. Citra UT sebagai PTJJ di mata pemerintah Kabupaten Bogor tidak terlalu baik 1. UT harus meningkatkan kualitas pelayanan bagi mahasiswa, mitra dan calon mahasiswa (akreditasi dan sertifikasi). 2. Meningkatkan penggunaan fasilitas IT (Jardiknas) untuk memperluas jangkauan pembelajaran bagi mahasiswa dan upaya meningkatkan jumlah mahasiswa ST alternatif 1. Memberdayakan jaringan dan kemitraan, untuk sosialisasi pentingnya PJJ sebagai sistem yang legal dan paling sesuai bagi guru seperti yang dikehendaki UU Guru dan Dosen. 2. Sosialisasi secara terus-menerus ke pemda akan keuntungan penggunaan sistem PJJ, sehingga pemahaman akan PJJ dan minat guru akan penggunaan PJJ akan meningkat. 3. UT harus memperkuat promosi untuk menaikkan citra dengan layanan untuk mengurangi kesan buruk pemkab terhadap UT 1. Pelatihan meningkatkan kompetensi SDM 2. Meningkatkan komunikasi dengan menggunakan seluruh fasilitas dan jaringan untuk meningkatkan layanan dan jumlah mahasiswa yang lulus WT alternatif 1. UT harus lebih responsif terhadap kebutuhan pasar dengan melakukan pelatihan untuk menanggulangi hambatan komunikasi dan keterbatasan PJJ.
11 a. Dengan kekuatan UT sebagai PTN yang resmi mendapatkan izin untuk menyelenggarakan program PGSD yang khusus digunakan oleh guru SD dalam meningkatkan pendidikannya, UT harus lebih meningkatkan kualitas layanan bagi mahasiswa (akreditasi dan sertifikasi). Peningkatan pelayanan ini akan mudah dilaksanakan oleh UT dengan memanfaatkan jaringan IT (Jardiknas) untuk memperluas jangkauan pembelajaran bagi mahasiswa dan upaya menjaring serta meningkatkan jumlah mahasiswa. b. Memberdayakan jaringan dan kemitraan, terutama dengan pemda untuk sosialisasi pentingnya PJJ sebagai sistem yang paling sesuai dan legal bagi guru SD. UT harus selalu meng-update seluruh informasi yang diperlukan bagi aparat yang bertanggung jawab terhadap pendidikan guru di Kabupaten Bogor, dan melakukan pendekatan kerja sama yang efektif untuk menawarkan program PJJ sebagai pilihan utama dan paling sesuai untuk meningkatkan pendidikan guru SD di Kabupaten Bogor. UT juga harus meningkatkan citra diri dengan menunjukkan prestasi nasional maupun internasional yang sudah dicapai. UPBJJ-UT Bogor sudah memperoleh sertifikat ISO 9001:2000 sistem manajemen mutu untuk pengelolaan belajar jarak jauh, serta akreditasi internasional dari ICDE (International Council for Distance Education). UT harus melakukan sosialisasi akan keuntungan menggunakan PJJ, serta pentingnya PJJ sebagai sistem yang diciptakan untuk saling bersubtitusi dengan sistem pendidikan tatap muka, karena kedua sistem tersebut tidak dapat berjalan sendiri, dan PJJ adalah solusi untuk mereka yang terkendala oleh ruang dan waktu dalam meningkatkan pendidikan. c. UT juga harus melakukan promosi untuk meningkatkan citra diri, dengan memberikan pelayanan yang prima bagi mahasiswa serta mitra kerja.
12 Dengan layanan prima dan akreditasi dari ICDE serta sertifikat ISO 9001:2000 tentang sistem manajemen mutu yang bertaraf internasional, diharapkan citra pemeritah daerah terhadap keberadaan UT dapat dihapus menjadi lebih baik. d. Perlunya dilakukan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan atau kompetensi SDM yang ada di UPBJJ. Meningkatkan komunikasi dengan menggunakan seluruh fasilitas dan jaringan untuk meningkatkan jumlah mahasiswa dan jumlah yang lulus PELAKSANAAN DI KOTA DAN KABUPATEN BOGOR Dalam meningkatkan pendidikan guru SD di Kota dan Kabupaten Bogor diperlukan usaha yang berbeda karena adanya perbedaan dalam prioritas yang dipilih oleh guru dalam menggunakan sistem pendidikan, yaitu Kota Bogor memilih PJJ sedangkan Kabupaten Bogor memilih tidak hanya PJJ namun pada prioritas yang sama justru guru lebih memilih PTS. Sedangkan kendala yang dihadapi oleh kedua daerah adalah sama, menyangkut dana. Untuk mengatasi masalah dana, saat ini dana bea siswa yang dahulu disalurkan lewat Dirjen PMPTK untuk membiayai guru di seluruh Indonesia, sekarang disalurkan lagi lewat dana dekonsentrasi yang disalurkan lewat pemerintah provinsi. Masalah yang muncul berkenaan dengan dana dekonsentrasi ini adalah diperlukan adanya aturan yang jelas tentang penggunaan secara teknis di lapangan. Bila sebagian besar kewenangan bidang pendidikan dasar dan menengah sudah diserahkan ke pemerintah kota atau kabupaten, sudah seharusnya pengalokasian dana dekonsentrasi ini juga mengikuti aturan ini, bukan dikelola oleh provinsi sedangkan dilapangan sebagai
13 pelaksana adalah kota/kabupaten yang tidak memperoleh bagian dari dana yang dikucurkan hal ini tentunya menimbulkan rasa ketidakadilan. Saat ini penggunaan dana dekonsentrasi untuk membiayai pendidikan guru SD dilaksanakan dengan menggunakan sistem kuota sesuai dengan peta penyebaran guru di setiap provinsi, sampai ke kota dan kabupaten. Bila kuota sudah disepakati, maka dinas pendidikan membagikannya kepada guru yang belum S1 untuk memilih PT yang sesuai dan berizin untuk menyelenggarakan program PGSD. Jadi bagi Kota Bogor, strategi peningkatan pendidikan guru SD menggunakan sistem PJJ dengan kendala dana akan mudah untuk dilaksanakan. Pengalaman Kota Bogor yang selama ini meningkatkan pendidikan guru dengan menggunakan sistem PJJ merupakan fakta yang sangat mendukung penyelesaian masalah pendidikan guru saat ini. Bagi Kabupaten Bogor, masalah dana dapat diatasi dengan menggunakan dana dekonsentrasi, sedangkan penggunaan PJJ masih memiliki keunggulan untuk dijadikan alternatif utama peningkatan pendidikan guru SD di Kabupaten Bogor, hal ini dapat dilakukan dengan cara memperbaiki pelayanan dan peningkatan citra diri, dengan membuktikan diperolehnya pengakuan internasional ICDE serta sertifikat ISO 9001:2000 untuk manajemen sistem kualitas bagi pengelolaan UPBJJ Bogor. Hal lain yang menjadi ciri khas PJJ-UT menyangkut pada keistimewaannya dalam menanggulangi kendala ruang dan waktu, serta biayanya yang sangat murah. Alternatif lain adalah dengan menggunakan dua sistem yaitu tatap muka maupun PJJ. Bila PJJ secata legal memang diperuntukkan untuk menanggulangi masalah pendidikan guru SD dengan program PGSD, dan segala kendalanya, maka untuk PTS yang masih ilegal ini yang paling penting dilakukan adalah
14 meningkatkan status PTS menjadi PTS yang secara hukum memiliki legalitas sebagai penyelenggara program PGSD.
IV. GAMBARAN UMUM KONDISI PENDIDIKAN GURU SD DI KOTA DAN KABUPATEN BOGOR
IV. GAMBARAN UMUM KONDISI PENDIDIKAN GURU SD DI KOTA DAN KABUPATEN BOGOR 4.1. KOTA BOGOR 4.1.1. Profil Pendidikan Guru Kota Bogor merupakan wilayah yang terletak di dalam Kabupaten Bogor, seluruh wilayah
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Setelah lebih dari 60 tahun bangsa Indonesia merdeka, masih terdapat
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setelah lebih dari 60 tahun bangsa Indonesia merdeka, masih terdapat masalah besar yang belum dapat diatasi oleh pemerintah, yaitu masalah pendidikan. Sampai saat ini,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Gambar 1 Perkembangan jumlah Perguruan Tinggi di Indonesia
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Meningkatnya Perguruan Tinggi di Indonesia telah mendorong tingkat persaingan dalam merebut pangsa pasar semakin ketat. Berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan
Lebih terperinciBAB III METODE KAJIAN
BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan penerimaan daerah dari sumber-sumber kapasitas fiskal. Kapasitas fiskal dalam kajian ini dibatasi
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN. Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel. Kabupaten Bogor yang mewakili kota besar, dari bulan Mei sampai November
III. METODE KAJIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel pemerintah kabupaten/kota, secara purposif yaitu Kota Bogor yang mewakili kota kecil dan Kabupaten Bogor yang
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Sebagai sebuah bentuk kehidupan dalam masyarakat, organisasi atau lembaga pemerintahan nagari telah mengalami banyak perubahan, mulai dari perubahan
Lebih terperinci2015 IMPLEMENTASI SISTEM D UAL MOD E UNIVERSITAS TERBUKA
BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, dan definisi operasional. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia diselenggarakan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI
BAB III ANALISIS SWOT DAN ASUMSI-ASUMSI 3.1. Kekuatan 1. STMIK AMIKOM YOGYAKARTA saat ini telah meraih 6 penghargaan dalam bidang penelitian bertaraf internasional, yang dapat meningkatkan reputasi STMIK
Lebih terperinciBAB IX RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KARANG TARUNA MELALUI PROGRAM KUBE/ UEP DALAM UPAYA MEMBERDAYAKAN GENERASI MUDA
91 BAB IX RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KARANG TARUNA MELALUI PROGRAM KUBE/ UEP DALAM UPAYA MEMBERDAYAKAN GENERASI MUDA Kegiatan KT dalam mengatasi permasalahan generasi muda dilaksanakan melalui kegiatan
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data
IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di outlet takoyummy yang berlokasi di Plaza Ekalokasari Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (Purposive)
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN. Pemerintah akan dibawa dan berkarya agar tetap konsisten dan dapat eksis,
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1 Visi dan Misi Jogoroto Visi adalah pandangan jauh ke depan, kemana dan bagaimana Instansi Pemerintah akan dibawa dan berkarya agar tetap
Lebih terperinciPENGUKURAN KINERJA ORGANISASI
PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI A. Zainul Fanani LKMM Tingkat Menengah UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2013 1 PENGERTIAN KINERJA Gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan / program
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Faktor ekternal yang berupa peluang dan ancaman yang dapat digunakan berdasarkan penelitian ini yaitu:
Lebih terperinciNama : Sakinah Adik Alfeta NPM : Jurusan : Manajemen Pembimbing : Neltje F Katuuk S.H, M.M
Nama : Sakinah Adik Alfeta NPM : 19214943 Jurusan : Manajemen Pembimbing : Neltje F Katuuk S.H, M.M Perkembangan ekonomi pada saat ini semakin pesat, salah satunya perkembangan di dunia bisnis di Indonesia.
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.
Lebih terperinciBuku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.
PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI GURU DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 KATA PENGANTAR UU No 14 Tahun 2005 Tentang
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Prosedur Tahap pertama yang harus dilakukan untuk menghasilkan aplikasi yang baik adalah dengan mempelajari bagaimana sistem yang sedang berjalan saat
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang Mengingat
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
1) Miskin sekali: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun lebih rendah 75% dari total pengeluaran 9 bahan pokok 2) Miskin: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun berkisar antara 75-125%
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,
Lebih terperinciVII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI
VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Internal Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi faktor kekuatan dan kelemahan internal perusahaan antara lain: faktor
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG...1 B. LANDASAN HUKUM...1 C. TUJUAN...2 D. KERANGKA PROGRAM...2
PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI TAHUN 2009 DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2009 KATA PENGANTAR Undang-Undang Republik
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UD. BONTOT JAYA FURNITURE, KLENDER, JAKARTA TIMUR NPM :
ANALISIS STRATEGI PEMASARAN PADA UD. BONTOT JAYA FURNITURE, KLENDER, JAKARTA TIMUR Nama : Novia Endah Lestari NPM : 15212396 Jurusan : Manajemen Dosen Pembimbing : Ir. Titiek i kirewati, MM ANALISIS STRATEGI
Lebih terperinciSURYA AGRITAMA Volume 5 Nomor 2 September 2016 STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO
STRATEGI PENGEMBANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KERUPUK KETELA DI KECAMATAN KEMIRI KABUPATEN PURWOREJO Eko Arianto Prasetiyo, Istiko Agus Wicaksono dan Isna Windani Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian
Lebih terperinciPANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENYELENGGARAAN PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN
PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENYELENGGARAAN PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2008 1. Latar Belakang Undang-undang
Lebih terperinciANALISIS SWOT. Analisis Data Input
ANALISIS SWOT Dalam menyusun suatu strategi pengembangan wilayah, sebelumnya perlu dilakukan suatu analisa yang mendalam. Pada penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah dengan Analisis
Lebih terperinciVI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM REVITALISASI Identifikasi SWOT pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota
VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM REVITALISASI 6.1. Identifikasi SWOT pada Revitalisasi Posyandu di Kecamatan Pekanbaru Kota Analisis SWOT yang digunakan dalam mengkaji revitalisasi Posyandu di Kecamatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif karena menggambarkan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada di SMAK St. Petrus Comoro
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Setelah melakukan analisis terhadap lingkungan eksternal dan internal melalui Five Forces Porter Analysis dan analisis SWOT, maka dapat diambil kesimpulan
Lebih terperinciBAB IV VISI MISI SASARAN DAN TUJUAN
BAB IV VISI MISI SASARAN DAN TUJUAN 4.1. VISI DAN MISI Visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, yang mencerminkan harapan yang ingin dicapai dilandasi oleh
Lebih terperinciSTRATEGI PEMASARAN PADA PT. ASURANSI JIWA INHEALTH INDONESIA
STRATEGI PEMASARAN PADA PT. ASURANSI JIWA INHEALTH INDONESIA NAMA : GITA RACHMAWATI NPM : 13210024 FAKULTAS : EKONOMI JURUSAN : MANAJEMEN DOSEN PEMBIMBING : Ir. TITIEK IREWATI, MM BAB I PENDAHULUAN Latar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
48 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perubahan paradigma penyelenggaraan pemerintahan dalam wujud pelaksanaan otonomi daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab telah menjadikan Pemerintah
Lebih terperinciVI. PERUMUSAN STRATEGI
VI. PERUMUSAN STRATEGI 6.1. Analisis Lingkungan Dalam menentukan alternatif tindakan atau kebijakan pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang, dibutuhkan suatu kerangka kerja yang logis. Analisis
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada restoran tradisional khas Jawa Timur Pondok Sekararum yang terletak di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, Propinsi
Lebih terperinciUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN ANALISIS BSC DAN SWOT PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK, KCU BEKASI
UKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN ANALISIS BSC DAN SWOT PADA PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK, KCU BEKASI DISUSUN OLEH : NAMA : Metta Mustika Septiani NPM : 10208799 JURUSAN : Manajemen (S-1) PEMBIMBING
Lebih terperinciSTRATEGI PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN Studi Kasus pada Hotel X Puncak, Bogor
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 4 No. 1, April 2004 : 69-74 STRATEGI PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN KARYAWAN Studi Kasus pada Hotel X Puncak, Bogor Oleh: Jan Horas V. Purba Dosen pada Sekolah Tinggi Ilmu
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Agroindustri Mie Musbar Jalan
III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Agroindustri Mie Musbar Jalan Rajawali No. 86, Kelurahan Labuhbaru, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru. Lokasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Suatu perusahaan yang bergerak dalam sebuah industri hampir tidak ada yang bisa terhindar dari persaingan. Setiap perusahaan harus memiliki suatu keunggulan kompetitif
Lebih terperinciANALISIS SWOT : PENGELOLAAN SUMBER DAYA APARATUR
ANALISIS SWOT : PENGELOLAAN SUMBER DAYA APARATUR FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL FAKTOR-FAKTOR INTERNAL KEKUATAN (STRENGTHS) 1. Eksistensi Lembaga Sumber Daya Aparatur di Daerah (UU No. 43 Tahun 1999 beserta peraturan
Lebih terperinciIII. METODE KAJIAN. inovasi, dan strategi revitalisasi posyandu dalam pembangunan kesehatan
III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam revitalisasi pengembangan posyandu perlu adanya pengembangan, inovasi, dan strategi revitalisasi posyandu dalam pembangunan kesehatan masyarakat Kota Pekanbaru,
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN KARAKTERISTIK PRODUK SIHAJI DAN ANALISIS SWOT PRODUK SIHAJI DI KSPPS BMT AL HIKMAH
BAB IV PEMBAHASAN KARAKTERISTIK PRODUK SIHAJI DAN ANALISIS SWOT PRODUK SIHAJI DI KSPPS BMT AL HIKMAH A. Karakteristik Produk Sihaji (Simpanan Ibadah Haji) di KSPPS BMT Al Hikmah Ungaran KSPPS BMT Al Hikmah
Lebih terperinciBAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI. oleh perusahaan. Pengidentifikasian faktor-faktor eksternal dan internal dilakukan
144 BAB VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1 Analisis Matriks EFE dan IFE Tahapan penyusunan strategi dimulai dengan mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan serta kekuatan dan
Lebih terperinci6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN Kebijakan di dalam pengembangan UKM
48 6. ANALISIS DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 6.1. Kebijakan di dalam pengembangan UKM Hasil analisis SWOT dan AHP di dalam penelitian ini menunjukan bahwa Pemerintah Daerah mempunyai peranan yang paling utama
Lebih terperinciANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS
ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL BISNIS STMIK SUMEDANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE SWOT ANALYSIS Kiki Alibasah Dosen Jurusan Sistem Informasi STMIK Sumedang Email : kikialibasah78@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. produktif, adaptasi produk, kapasitas produksi, dokumen ekspor, dan biaya
BAB VI PENUTUP 1.1. Kesimpulan Dalam menghadapi MEA, pemerintah Indonesia mempersiapkan UMKM agar mampu bersaing dan memanfaatkan peluang MEA. Kesiapan UMKM dalam menghadapi MEA dapat dilihat dari berbagai
Lebih terperinciDEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI RENCANA STRATEGIS PUSAT SUMBER DAYA GEOLOGI TAHUN 2006-2009 Oleh Tim Renstra PMG 1. UU No. 25 Tahun 2004 Sistem Perencanaan
Lebih terperinciBAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN
BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 1.1 VISI dan Misi Mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kebupaten Majene Tahun 2012 sampai dengan 2016 Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sedang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan Importance
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menjelaskan hasil dan pembahasan mengenai objek atau subjek yang sedang diteliti. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT dan Importance Performance Analysis (IPA) serta
Lebih terperinciB. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum
B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum menjadi prioritas. Belum ada strategi pengelolaan air limbah
Lebih terperinciDAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah.. 8 1.3. Tujuan Penelitian...
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan studi kasus pada Sondi Farm yang terletak di Kampung Jawa, Desa Megamendung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI
BAB II KERANGKA TEORI Kerangka pemikiran teoritis memberikan beberapa teori untuk pemecahan masalah yang akan dilakukan. Oleh karena itu pada bagian dibawah ini akan dikemukakan teori teori yang menggambarkan
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS Identifikasi Isu-Isu strategis Lingkungan Internal
BAB III ISU-ISU STRATEGIS 3.1. Identifikasi Permasalahan Identifikasi permasalahan berisikan Isu-isu strategis yaitu isu-isu yang berkaitan dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sumbawa
Lebih terperinciSASARAN UTAMA PERENCANAAN
1 SASARAN UTAMA PERENCANAAN TUMBUHNYA PERUBAHAN DI BERBAGAI BIDANG SECARA TERUS MENERUS MENEKANKAN PADA PENCAPAIAN HASIL (OUTCOMES) DAN DAMPAKNYA, SERTA MENINGKATNYA KEMAMPUAN MENGUKUR KINERJA (PERFORMANCES)
Lebih terperinciBAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA
BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Penyajian Data 1. Identitas Informan Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh penulis dengan cara wawancara dan dokumenter penulis mendapatkan data-data yang
Lebih terperinciANALISIS SWOT LABORATORIUM IPS. CONTACT PERSON:
ANALISIS SWOT LABORATORIUM IPS CONTACT PERSON: Untuk mewujudkan laboratorium yang bermutu perlu dilakukan analisis (identifikasi dan penilaian) berbagai faktor yang strategis yang mendukung pengelolaan
Lebih terperinciVI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING
VI. ANALISIS LINGKUNGAN DAN PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SATE SOP KAMBING 6.1 Analisis Lingkungan Usaha Kecil Menengah Sate Sop Kambing Usaha kecil menengah mempunyai peran yang strategis dalam
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
41 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa
47 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan metodologi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS TERBUKA (UT)
40 IV. GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS TERBUKA (UT) 4.1. Sejarah Dan Perkembangan Universitas Terbuka (UT) Pendirian Universitas Terbuka pada tahun 1984 yang dikukuhkan melalui Keppres Nomor 41 Tahun 1984. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional yang dicanangkan oleh pemerintah. Tidak dapat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Usaha kecil merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian suatu negara maupun daerah. Usaha kecil memiliki peran penting dalam menyerap tenaga kerja, meningkatkan
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI SANTAN KELAPA (Studi Kasus pada PT. Pacific Eastern Coconut Utama di Desa Sukaresik Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran) Oleh : Aan Mahaerani 1, Dini Rochdiani
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di tempat produksi sate bandeng pada UKM Awal Putra Mandiri yang berlokasi di Jl. Ratu Rangga Blok B No.252 Rt. 02/11, Kampung
Lebih terperinciPROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH Prof. Suyanto, Ph.D. Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan Nasional 1 Tahapan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian Kota Bandung terletak di antara 107 36 bujur timur dan 6 55 lintang selatan. Secara topografi, Kota Bandung terletak pada ketinggian 791 m
Lebih terperinciBAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
104 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian tentang Strategi Komunikasi Pemasaran Museum Gunungapi Merapi, maka dapat dikemukakan kesimpulan dan saran-saran sebagai berikut: A. KESIMPULAN Dari
Lebih terperinciGambar 2 Tahapan Studi
13 III. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Studi dilakukan di Lembah Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat (Gambar 1). Pelaksanaan studi dimulai dari bulan Maret 2010 sampai
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Fokus Capaian Kinerja Universitas Terbuka Evaluasi dan analisis akuntabilitas kinerja di Universitas Terbuka dilakukan dengan membandingkan rencana kegiatan tahunan
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pelaksanaan Strategi
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pelaksanaan Strategi Strategi adalah istilah yang sering kita dengar untuk berbagai konteks pembicaraan, yang sering diartikan sebagai cara untuk mencapai keinginan tertentu
Lebih terperinciBAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. A. Karakteristik Industri Jasa Konsultan Non Konstruksi
BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Karakteristik Industri Jasa Konsultan Non Konstruksi Hasil analisis Five Forces Potter, persaingan dalam industri jasa konsultan non konstruksi sangat tinggi. Tingginya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. pengembangan pariwisata dan olahraga di Indonesia. Sport tourism merupakan perpaduan antara olahraga dan rekreasi (wisata)
54 BAB V KESIMPULAN Olahraga dan pariwisata merupakan dua disiplin ilmu yang dapat dipadukan sehingga memiliki kekuatan dan efek ganda bagi kampus UPI. Oleh sebab itu olahraga pariwisata saat ini mendapat
Lebih terperinciBAB I DESKRIPSI SWOT TIAP KOMPONEN
BAB I DESKRIPSI SWOT TIAP KOMPONEN Laporan Evaluasi Diri Prodi Manajemen FE UNY 2016 1 KOMPONEN A VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, SERTA STRATEGI PENCAPAIAN Program Studi (Prodi) Manajemen merupakan salah
Lebih terperinciBAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN
BAB VII PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN 7.1. Identifikasi Faktor Kekuatan dan Kelemahan Perusahaan Berdasarkan hasil analisis lingkungan internal perusahaan, maka diperoleh beberapa faktor strategi internal
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Wisata Agro Tambi yang terletak di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja
Lebih terperinciRENCANA STRATEGI KEGIATAN INTEGRATED COASTAL MANAGEMENT DI KABUPATEN SUKABUMI
RENCANA STRATEGI KEGIATAN INTEGRATED COASTAL MANAGEMENT DI KABUPATEN SUKABUMI Kerjasama BPLHD Propinsi Jawa Barat BLH Kabupaten Sukabumi PKSPL IPB Oleh: Yudi Wahyudin, S.Pi. Mujio, S.Pi. Renstra ICM 1
Lebih terperinciProgram Kerja. PS Magister Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya
Program Kerja PS Magister Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya Kode Dokumen : 01003 03000 Revisi : - Tanggal : 4 November 2013 Diajukan Oleh : Ketua Program Magister,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan
Lebih terperinciPedoman Pelaksanaan Penyaluran Tunjangan Profesi Pendidik Melalui Dana Dekonsentrasi
00 PEDOMAN PELAKSANAAN PENYALURAN TUNJANGAN PROFESI MELALUI DANA DEKONSENTRASI DIREKTORAT PROFESI PENDIDIK DIREKTORAT JENDERAL PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
Lebih terperincipestisida dan permodalan (Sisfahyuni, 2008).
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kerangka Teoritis 2.1.1. Peran Kelembagaan Pertanian Penguatan posisi tawar petani melalui kelembagaan merupakan suatu kebutuhan yang sangat mendesak dan mutlak diperlukan oleh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI KAJIAN
35 BAB III METODOLOGI KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Usaha skala mikro dan kecil/pedesaan sangat potensial karena jumlahnya sangat besar. Dalam kondisi krisis, usaha skala mikro dan kecil terbukti ikut
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN
PROGRAM MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA RENCANA STRATEGIS PROGRAM STUDI MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN BINAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012-2017 KATA PENGANTAR
Lebih terperinciGambar 1.1 Jumlah Perguruan Tinggi di Indonesia 2015 Sumber : Dirjen Pendidikan Tinggi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perguruan Tinggi di Indonesia terus mengalami perkembangan selama 5 tahun terakhir. Jumlah Perguruan Tinggi Negeri saja mengalami peningkatan sebanyak 43%
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. Peningkatan kualitas..., Priyambodo Nur Ardi Nugroho, FT UI, 2010.
BAB IV ANALISIS Dalam industri jasa, termasuk freight forwarding, loyalitas pelanggan sangat penting sekali untuk bisa tetap menguasai pasar dan mendapat pelanggan. Karena dalam persaingan di dunia freight
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang meneliti suatu objek pada masa sekarang (Nazir,
Lebih terperinciBAB III METODE KAJIAN
BAB III METODE KAJIAN. Kerangka Pemikiran Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (sebagai pengganti Peraturan Pemerintah Nomor
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri. Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis SWOT untuk menentukan Strategi Pengembangan Industri Biofarmaka Daerah Istimewa Yogyakarta Strategi pengembangan pada Industri Biofarmaka D.I.Yogyakarta
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari s/d Juli 2007 di Kabupaten Jayapura dan Merauke Provinsi Papua.
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari s/d Juli 2007 di Kabupaten Jayapura dan Merauke Provinsi Papua. 3.2 Identifikasi kegiatan IUU-Fishing
Lebih terperinciDept. Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium
Dept. Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium Bab II. Analisis Situasi Bab III. Kebijakan Strategis Bab 2. Analisis Situasi SWOT Kondisi internal Strengths (Kekuatan) Weaknesses (Kelemahan) Kondisi eksternal
Lebih terperinciBAB XII ANALISIS PROFIL PERUSAHAAN
BAB XII ANALISIS PROFIL PERUSAHAAN Seberapa baik strategi yang sedang dijalankan? Apa kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan perusahaan? Apakah perusahaan kompetitif dalam biaya? Bagaimana posisi perusahaan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Racangan penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan melakukan pengamatan langsung atau observasi, wawancara dan dokumentasi. Metode deskriptif
Lebih terperinciANALISIS SWOT DALAM PERENCANAAN STARTEGI PERPUSTAKAAN
ANALISIS SWOT DALAM PERENCANAAN STARTEGI PERPUSTAKAAN NYOMAN AYU NILA DEWI STMIK STIKOM BALI nila@stikom-bali.ac.id Abstrak dalam suatu institusi pendidikan memiliki peranan penting yang digunakan untuk
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS
BAB III ISU-ISU STRATEGIS 3.1 Isu Strategis Dalam penyusunan renstra Dinas Bina Marga dan Pengairan Kota Bogor tentunya tidak terlepas dari adanya isu strategis pembangunan Kota Bogor, yaitu : a. Pengembangan
Lebih terperinci4. IDENTIFIKASI STRATEGI
33 4. IDENTIFIKASI STRATEGI Analisis SWOT digunakan dalam mengidentifikasi berbagai faktor-faktor internal dan eksternal dalam rangka merumuskan strategi pengembangan. Analisis ini didasarkan pada logika
Lebih terperinciIV.B.10. Urusan Wajib Koperasi dan UKM
10. URUSAN KOPERASI DAN UKM Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah merupakan bagian integral dari Pembangunan Nasional dan menjadi langkah strategis dalam meningkatkan dan memperkuat
Lebih terperinciBAB V ANALISA 5.1 Tahap Analisa 5.2 Analisa Jawaban Kuesioner Dari Hasil Penolahan Data Variabel Produk Variabel Harga
BAB V ANALISA 5.1 Tahap Analisa 5.2 Analisa Jawaban Kuesioner Dari Hasil Penolahan Data 5.2.1 Variabel Produk Dari hasil pengolahan data pada bab sebelumnya maka dapat kita lihat dari gambar 4.1 yang menyatakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
10 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Gunung Pawon dan Gunung Masigit (Gambar 3) yang terletak di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Padalarang, Kabupaten
Lebih terperinciSTRATEGI DAN PERSAINGAN PERGURUAN TINGGI SWASTA. Budiyono dan Sri Laksmi Pardanawati STIE AAS Surakarta ABSTRACT
STRATEGI DAN PERSAINGAN PERGURUAN TINGGI SWASTA Budiyono dan Sri Laksmi Pardanawati STIE AAS Surakarta ABSTRACT To face the competition of private universities must have the appropriate strategies Strategies
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak
16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Latar Belakang Penelitian Kelompok Usaha Ikan Asap atau yang sering di kenal dengan ikan Roa atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak
Lebih terperinciLampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Perusahaan Inti Sari Rasa
LAMPIRAN 72 72 Lampiran 1. Kuesioner kajian untuk penilaian bobot dan rating faktor strategi internal dan eksternal Perusahaan Inti Sari Rasa KUESIONER : BAGI MANAJEMEN PERUSAHAAN KAJIAN STRATEGI PENGEMBANGAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal perasaan, keinginan, keterampilan, pengetahuan, dorongan, daya dan karya (rasio, rasa,
Lebih terperinci