Uji Tekanan Air Pompa dan Tinggi Riser terhadap Keseragaman Distribusi Air pada Irigasi Curah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Uji Tekanan Air Pompa dan Tinggi Riser terhadap Keseragaman Distribusi Air pada Irigasi Curah"

Transkripsi

1 Uji Tekanan Air Pompa dan Tinggi Riser terhadap Keseragaman Distribusi Air pada Irigasi Curah (Test between the Pump Pressure and Height of Riser to Uniformity Water Distribution of Sprinkler Irrigation) Edi Susanto, Darun, dan Hiskia Srinova Br Barus Abstract Test between the pressure of water pump and height of riser to uniformity water distribution represent research with aim to know influence the pressure of water pump and height of riser to distance of water throw, rate of water aplication, and Uniformity Coefficient (Cu) representing observation of research parameter and also specify combination of best between the pressure of water pump and height of riser to be applied. This research is done by applying the water to irrigation area in 5 minutes to each threatment. Then data observation of parameter collected. Combination between the pressure of water pump and height of riser which is best to be determined to value of Uniformity Coefficient (Cu) is fulfill of Uniformity Coefficient (Cu) standard ( 85 %) which a lot is owned by some done threarment. In reality combination between the pressure of water pump and height of riser have an effect an significant to Uniformity Coefficient (Cu) and have an effect on nonsignificant distance of water throw and rate of water aplication. The threatment of P2T2, P2T3, P3T1 dan P3T2 represent combination are ideal to sprinkler irrigation at spacing of lateral 9 m and spacing of sprinkler 7m. Key words: the pressure of water pump, height of riser, the distance of water throw, the rate of water aplication and Uniformity Coefficient (Cu) Abstrak Uji tekanan air pompa dan tinggi riser terhadap keseragaman distribusi air pada irigasi curah merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh tekanan air pompa (P) dan tinggi riser (T) terhadap jarak lempar air, laju penyiraman, dan koefisien keseragaman (CU) yang merupakan pengamatan parameter penelitian serta menetapkan kombinasi tekanan air pompa dan tinggi riser yang terbaik yang akan diterapkan. Penelitian ini dilakukan dengan menyiram areal irigasi selama 5 menit untuk masing masing perlakuan. Kemudian data pengamatan parameter dikumpulkan. Kombinasi tekanan air pompa dan tinggi riser yang terbaik ditentukan atas koefisien keseragaman (CU) yang memenuhi standar ( 85 %) yang dimiliki oleh beberapa perlakuan. Ternyata tekanan air pompa dan tinggi riser berpengaruh nyata terhadap koefisien keseragaman (CU) dan berbeda tidak nyata terhadap jarak lempar air dan laju penyiraman. Perlakuan P2T2, P2T3, P3T1 dan P3T2 merupakan kombinasi yang ideal untuk irigasi sprinkler dengan jarak lateral 9 m dan jarak sprinkler 7 m. Kata kunci: tekanan air pompa, tinggi riser, jarak lempar air, laju penyiraman air dan koefisien keseragaman (CU). Latar Belakang Pendahuluan Irigasi adalah pemberian air kepada tanah untuk menunjang curah hujan yang tidak cukup (Linsley dan Joseph, 1996). Terdapat lima metode pokok dalam pemakaian air irigasi dilapangan yaitu sistem genangan, irigasi alur (furrow irrigation), penyemprotan (sprinkling), irigasi bawah tanah (subirrigation) dan irigasi tetesan (Linsley dan 70

2 Buletin Agricultural Engineering BEARING Vol. 1 No. 2 Desember 2005 Joseph, 1996). Irigasi sprinkler adalah nama lain dari irigasi curah di mana air diberikan dari bagian atas tanaman atau tanah menyerupai air hujan (Lenka, 2001). Sprinkler merupakan salah satu alat penyiraman yang tidak banyak memerlukan tenaga kerja manusia, sehingga sering digunakan pada lahan yang luas. Unit kerjanya terdiri dari tiga komponen dasar yaitu pompa, pipa, dan sprinkler (Najiyati dan Danarti, 1996). Menurut Keller dan Bliesner (1990), beberapa kelebihan irigasi curah adalah sesuai pada daerah bertopografi kurang teratur, tidak memerlukan jaringan saluran, cocok untuk lahan bertekstur pasir dan sesuai dengan lahan persediaan air terbatas, lahan berlereng dan sebagainya (Prastowo, 2003). Disamping pemberian air untuk tanaman, maka sistem irigasi sprinkler juga dapat dipakai sebagai metode yang efektif untuk penyediaan nutrisi tanaman melalui daun daunan. Juga dapat dikombinasikan untuk pembasmian serangga dan hama (insecticides dan pesticides) (Lenka, 2001). Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk pengujian tekanan air dan tinggi riser terhadap keseragaman distribusi air pada sistem irigasi curah. Metodologi Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara dan mulai dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli Bahan dan Alat Adapun bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Air 2. 3 Pipa PVC ( ",1 dan 1,5 ) 4 3. Tee (1 dan 1,5 ) 4. Elbow (1 dan 1,5 ) Reducer Sock (1 ke " dan1 " Sock Drat " 4 7. Lem Pipa dan selotip 8. Selang Induk 1,5 9. Bahan Bakar solar Socket " dan 1 " 4 2 ke 1 ) Sedangkan alat alat yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Sprinkler 2. Pompa air 3. Meteran 4. Gergaji besi 5. Wadah penampung (cup) 6. Waterpas 7. Gelas Ukur 100 ml 8. Stopwatch 9. Stop kran 10. Manometer 11. Cangkul 12. Meteran air 13. Pancang 14. Alat tulis Metode Penelitian Model rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) faktorial, yang terdiri dari dua faktor yaitu Tekanan air (P), dengan tiga taraf perlakuan yaitu P1 = 13 psi; P2 = 17 psi dan P3 = 21 psi dan Tinggi riser (T) sebagai berikut: T1 = 0,70 m, T2 = 1,10 m dan T3 = 1,50 m. Jumlah kombinasi perlakuan sebanyak 3 x 3 = 9, sehingga ulangan percobaan 3 kali. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian meliputi pemasangan pompa dan jaringan pipa pipa. Selang induk dipasang untuk menghubungkan sumber air dengan pompa. Pipa utama dengan diameter 1.5 inci disambungkan dengan pompa. Kemudian dari pipa utama dipasang pipa pipa lateral dengan diameter 1 inci dengan jarak pipa lateral masing masing 9 meter. Demikian juga dengan jarak antar sprinkler sebesar 7 meter. 71

3 Edi Susanto, Darun, dan Hiskia Srinova Br Barus: Uji Tekanan Air Pompa dan Tinggi Riser terhadap Keseragaman Distribusi Air pada Irigasi Curah Setiap pipa lateral terdapat 3 buah alat pencurah 3 (sprinkler), dengan pipa riser berdiameter " 4 dan tinggi riser sesuai dengan perlakuan. Pelaksanaan Penelitian 1. Wadah penampung (cup) diletakkan pada area irigasi yang ditempatkan dengan jarak masing masing 1 meter untuk menampung air. 2. Mesin pompa dihidupkan, kemudian gas dinaikkan secara perlahan lahan dan dalam hitungan detik (± 20 detik) Manometer menunjukkan tekanan yang diinginkan sesuai dengan perlakuan yang digunakan. 3. Air dibiarkan mengalir selama 5 menit sehingga air tersalurkan dan selama itu dilakukan pegukuran jarak lempar terjauh dengan penempatan pancang pada jarak lempar terjauh untuk masing masing sprinkler. 4. Selanjutnya dilakukan pengukuran volume air yang tertampung dalam wadah (cup) sebanyak 252 cup dengan menggunakan gelas ukur 100 ml Parameter yang Diamati Adapun parameter yang diamati adalah jarak lempar air, laju penyiraman dan koefisien keseragaman (CU). Jarak Lempar Air Hasil dan Pembahasan Uji Tekanan Air Pompa Dari hasil analisis sidik ragam jarak lempar air dapat dilihat bahwa tekanan air pompa memberi pengaruh sangat nyata terhadap jarak lempar air. Hasil pengujian tekanan air pompa terhadap rataan jarak lempar air berdasarkan Uji Least Significant Range (Uji LSR) diperoleh bahwa jarak lempar air yang terjauh diperoleh pada perlakuan P3 yaitu sebesar (10,11 m) dan jarak lempar terdekat adalah pada perlakuan P1 sebesar (8,16 m). Berdasarkan penelitian yang dilakukan bahwa penambahan besarnya tekanan air pompa pada irigasi curah akan mengakibatkan jarak lempar air semakin besar pula. Di mana perlakuan P1 (13 psi) sebesar 8,16 m secara linier akan naik sampai perlakuan P3 (21 psi) sebesar 10,11 m. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Riddols (1958) yang menyatakan bahwa dengan meningkatnya tekanan maka jarak lempar air akan meningkat. Hansen, dkk. (1980) juga menyatakan bahwa pada tekanan rendah maka wilayah yang diairi akan lebih sempit. Hubungan antara tekanan air pompa terhadap jarak lempar air dilihat pada Gambar 1 berikut ini. Jarak Lempar Air (m) = x r = Tekanan Air Pompa (psi) Gambar 1. Hubungan Tekanan Air Pompa terhadap Jarak Lempar Air Uji Tinggi Riser Dari hasil analisis sidik ragam jarak lempar air dapat dilihat bahwa tinggi riser memberi pengaruh sangat nyata terhadap jarak lempar air. Hasil uji tinggi riser terhadap beda rataan jarak lempar air berdasarkan Uji Least Significant Range (Uji LSR) diperoleh bahwa jarak lempar air terjauh diperoleh pada perlakuan T3 sebesar 9,34 m dan jarak lempar terpendek diperoleh pada perlakuan T1 sebesar 8,97 m. Hasil dari T2 sebesar 9,19 m. Sehingga semakin tinggi riser yang digunakan maka jarak lempar air juga akan semakin jauh. Hal ini dapat dijelaskan bahwa dengan semakin tinggi riser maka daerah yang dapat dijangkau oleh riser semakin luas yang berarti bahwa daerah jarak lempar yang dapat dijangkau oleh sprinkler semakin jauh pula. 72

4 Buletin Agricultural Engineering BEARING Vol. 1 No. 2 Desember 2005 Hubungan tinggi riser terhadap jarak lempar air dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini. Jarak Lempar Air (m) = x r = Tinggi Riser (m) Gambar 2. Hubungan Tinggi Riser terhadap Jarak Lempar Air Uji Interaksi untuk Jarak Lempar Air Dari hasil analisis sidik ragam laju penyiraman air dapat dilihat bahwa pengujian interaksi tekanan air pompa dan tinggi riser terhadap jarak lempar air memberi pengaruh tidak nyata terhadap laju penyiraman air sehingga pengujian lebih lanjut dengan LSR tidak dilakukan. Laju Penyiraman Air (mm/jam) Uji Tekanan Air Pompa Dari hasil analisis sidik ragam laju penyiraman air dapat dilihat bahwa tekanan air pompa memberi pengaruh sangat nyata terhadap laju penyiraman air. Hasil pengujian tekanan air pompa terhadap beda rataan laju penyiraman air berdasarkan Uji Least Significant Range (Uji LSR) dapat dilihat bahwa laju penyiraman air terbesar diperoleh pada perlakuan P3 sebesar 23,62 mm/jam, sedangkan laju penyiraman air terkecil diperoleh pada perlakuan P1 sebesar 16,23 mm/jam. Masing masing perlakuan yaitu P1, P2, dan P3 memberi pengaruh berbeda sangat nyata. Sehingga dengan penambahan tekanan air pompa pada irigasi curah akan mengakibatkan laju penyiraman semakin besar pula. Menurut Mandel dan Jana (1998) bahwa laju penyiraman (mm/jam) dipengaruhi oleh jenis tanah, kemiringan lahan dan lama penyiraman, jenis sprinkler, ukuran nozzle sprinkler, besar tekanan yang digunakan. Dijelaskan juga bahwa semakin besar tekanan maka akan menambah laju penyiraman. Dari penelitian yang menggunakan jenis sprinkler tipe rotaring, dengan jarak lateral 9 m dan jarak sprinkler 7 m dan lama penyiraman yang sama (5 menit) menghasilkan laju penyiraman terbesar pada tekanan P3 sebesar 23,62 mm/jam dan laju penyiraman terkecil pada tekanan P1 sebesar mm/jam. Sedangkan pada P2 diperoleh laju penyiraman sebesar 18,30 mm/jam. Berarti sesuai dengan teori bahwa semakin besar tekanan maka akan menambah laju penyiraman. Hubungan antara tekanan air pompa terhadap laju penyiraman air dilihat pada Gambar 3 berikut ini. Laju Penyiraman (mm/jam) = x 2-2,7631x + 33,825 R 2 = 1 Tekanan Air Pompa (psi) Gambar 3. Hubungan Tekanan Air Pompa terhadap Laju Penyiraman Air Uji Tinggi Riser dan Uji Interaksi untuk Laju Penyiraman Air Dari hasil analisis sidik ragam laju penyiraman air dapat dilihat bahwa pengujian tinggi riser dan uji interaksi memberi pengaruh berbeda tidak nyata terhadap laju penyiraman air sehingga pengujian dengan LSR tidak dilakukan. Koefisien Keseragaman (CU) (%) Uji Tekanan Air Pompa Dari hasil analisis sidik ragam koefisien keseragaman dapat dilihat bahwa pengujian tekanan air pompa terhadap koefisien 73

5 Edi Susanto, Darun, dan Hiskia Srinova Br Barus: Uji Tekanan Air Pompa dan Tinggi Riser terhadap Keseragaman Distribusi Air pada Irigasi Curah keseragaman (CU) memberi pengaruh sangat nyata. Hasil pengujian tekanan air pompa terhadap koefisien keseragaman (CU) berdasarkan Uji Least Significant Range (Uji LSR) dapat dilihat bahwa koefisien keseragaman (CU) yang terbesar diperoleh dari perlakuan P3 sebesar 85,42%, sedangkan koefisien keseragaman terkecil diperoleh dari perlakuan P1 sebesar 78,73%. Dan P2 sebesar 84,14 mm/jam. Sehingga P1 memberi pengaruh berbeda sangat nyata terhadap P2 dan P3. Sedangkan antara P2 dan P3 memberi pengaruh berbeda tidak nyata. Telah diperoleh bahwa koefisien keseragaman terus meningkat dengan bertambahnya tekanan air pompa. Hal ini dapat dijelaskan dengan teori yang dikemukakan oleh Riddols (1958) yang menyatakan bahwa dengan meningkatnya tekanan akan menghasilkan butir butir air yang lebih halus, sama halnya dengan teori yang dikemukakan oleh Sapei (2003). Dengan halusnya buturan butiran air yang dihasilkan maka wadah (cup) akan terisi secara seragam sehingga menghasilkan koefisien keseragaman yang lebih besar pula. Seperti yang telah diperoleh dari hasil laju penyiraman bahwa dengan meningkatnya tekanan maka debit air yang dihasilkan juga semakin tinggi dan debit yang tinggi dengan butiran yang halus akan dapat tersebar merata dan meningkatkan koefisien keseragaman. Hubungan pengujian tekanan air pompa terhadap koefisien keseragaman (CU) dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini. Koefisien Keseragaman (CU) (%) = 08325x r = Tekanan Air Pompa (psi) Gambar 4. Hubungan Tekanan Air Pompa terhadap Koefisien Keseragaman Uji Tinggi Riser Dari hasil analisis sidik ragam koefisien keseragaman dapat dilihat bahwa tinggi riser terhadap koefisien keseragaman (CU) memberi pengaruh nyata. Hasil pengujian tinggi riser terhadap koefisien keseragaman (CU) berdasarkan Uji Least Significant Range (Uji LSR) dapat dilihat bahwa koefisien keseragaman terbesar pada perlakuan T3 sebesar 83,74% dan koefisien keseragaman terkecil pada perlakuan T1 sebesar 80,76 %. Perlakuan T1 memberi pengaruh berbeda sangat nyata terhadap Perlakuan T2 dan T3. Sedangkan T2 dan T3 memberi pengaruh berbeda tidak nyata. Hubungan pengujian tinggi riser terhadap koefisien keseragaman dapat dilihat pada Gambar 5 berikut ini. Koefisien Keseragaman (CU) (%) = 3.725x r = Tinggi Riser (m) Gambar 5. Hubungan Tinggi Riser Koefisien Keseragaman terhadap Uji Interaksi untuk Koefisien Keseragaman (CU) (%) Dari hasil analisis sidik ragam koefisien keseragaman (CU) dapat dilihat bahwa pengujian interaksi antara tekanan air pompa dan tinggi riser terhadap koefisien keseragaman memberi pengaruh nyata. Perlakuan P1T1 memberi pengaruh berbeda sangat nyata pada taraf 1% terhadap P1T2 dan P1T3 tetapi antara P1T2 dan P1T3 memberi pengaruh berbeda tidak nyata. Perlakuan P2T1 memberi pengaruh berbeda tidak nyata terhadap P2T2 tetapi berbeda nyata terhadap P2T3 pada taraf 5 %. Antara perlakuan 74

6 Buletin Agricultural Engineering BEARING Vol. 1 No. 2 Desember 2005 P3T1, P3T2 dan P3T3 masing masing memberi pengaruh berbeda tidak nyata. Menurut James dkk. (1982) bahwa pada umumnya rancangan sistem irigasi sprinkler memiliki koefisien keseragaman (CU) 80% (tanpa pengaruh angin). Jadi dari hasil interaksi tekanan air pompa dan tinggi riser terhadap koefisien keseragaman (CU) pada Tabel 11 diperoleh dari P1T1 sebesar 73,99%, P1T2 sebesar 81,10%, P1T3 sebesar 81,11%, P2T1 sebesar 81,45%, P2T2 sebesar 84,87%, P2T3 sebesar 86,12%, P3T1 sebesar 86,86%, P3T2 sebesar 85,44% dan P3T3 sebesar 83,98%. Dan dari hasil penelitian yang dilakukan dengan menganggap tidak adanya pengaruh angin maka sesuai dengan teori James, dkk. (1982) maka perlakuan P1T1 tidak layak digunakan dalam sistem irigasi sprinkler dengan jarak lateral 9 m dan jarak sprinkler 7 m. Sedangkan untuk perlakuan lainnya sudah memenuhi keseragaman yang ditentukan oleh James dkk. (1982). Jika dibandingkan dengan teori yang dikemukakan oleh Prastowo (2003) menyatakan bahwa sistem irigasi curah yang diterapkan di Idonesia memiliki nilai koefisien keseragaman (CU) 57 87%. Dan standar CU 85%. Berarti masing masing hasil perlakuan sudah sesuai dengan yang diterapkan diindonesia. Sedangkan koefisien keseragaman (CU) yang memenuhi standar adalah P2T2, P2T3, P3T1 dan P3T2. Hubungan pengujian interaksi antara tekanan air pompa dan tinggi riser terhadap koefisien keseragaman dapat digambarkan pada Gambar 6. Koefisien Keseragaman (CU) (%) T1; = x ; r = T2; = x ; r = T3; = x ; r = Interaksi Perlakuan T1 T2 T3 Gambar 6. Hubungan Interaksi antara Tekanan Air Pompa dan Tinggi Riser terhadap Koefisien Keseragaman Kesimpulan Kesimpulan dan Saran Uji tekanan air pompa air memberi pengaruh sangat nyata terhadap jarak lempar, laju penyiraman air dan koefisien keseragaman (CU). Uji tinggi riser memberi pengaruh sangat nyata terhadap jarak lempar air dan memberi pengaruh nyata terhadap koefisien keseragaman (CU), tetapi memberi pengaruh tidak nyata terhadap laju penyiraman. Uji interaksi antara tekanan air pompa dan tinggi riser memberi pengaruh nyata terhadap koefisien keseragaman (CU) tetapi memberi pengaruh tidak nyata terhadap jarak lempar air dan laju penyiraman. Hasil penelitian yang terbaik diperoleh berdasarkan nilai koefisien keseragaman tertinggi yang diperoleh pada perlakuan dengan tekanan sebesar 21 psi dan tinggi riser 0,70 m (P3T1) sebesar 86,86% dengan jarak lempar air sebesar 9,93 m dan laju penyiraman air sebesar 23,82 mm/jam. Saran Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan bahwa, untuk berbagai tinggi riser yang digunakan dalam sistem irigaasi curah dengan jarak lateral 9 m dan jarak sprinkler 7 m, maka untuk tinggi riser 0,70 m sebaiknya dioperasikan dengan mengunakan pada tekanan 21 psi, untuk tinggi riser 1,10 m sebaiknya dioperasikan dengan menggunakan tekanan sebesar 17 psi atau 21 psi, dan untuk tinggi riser 1.50 m sebaiknya dioperasikan menggunakan tekanan sebesar 17 psi. Daftar Pustaka Hansen E. V., O. E. Israelsen, dan G. E. Stringham, Irrigation Principles and Practices. John Wiley and Sons, New York. Haryono, Mekanisasi Pertanian. CV. Genap Jaya Baru. Kerjasama dengan 75

7 Edi Susanto, Darun, dan Hiskia Srinova Br Barus: Uji Tekanan Air Pompa dan Tinggi Riser terhadap Keseragaman Distribusi Air pada Irigasi Curah Pemerintah D.K.I., Jakarta. Israelsen, O. W., Irrigation Principles and Practices. John Wiley and Sons, Inc., New York. Kartasapoetra, A. G., M. M. Sutedjo dan E. Pollein, Teknologi Pengairan Pertanian Irigasi. Bumi Aksara, Jakarta. Lenka, D., Irrigation and Drainage. Kalyani Publ. New Delhi. Linsley, R. K. dan Joseph B. F., Teknik Sumberdaya Air. Terjemahan Djoko Sasongko. Erlangga, Jakarta. Mandel, R. C. dan P. K. Jana, Water Resource Utilization and Micro Irrigation (Sprinkler and Drip System). Kalyani Publ., New Delhi. Michael, A. M., Irrigation Theory and Practice. Vikas Publishing House PVT LTD, New Delhi. Najiyati dan Danarti, Petunjuk Cara Menyiram Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta. Najiyati dan Danarti, Petunjuk Mengairi dan Menyiram Tanaman. Penebar Swadaya, Jakarta. Prastowo, Teknologi Irigasi Hemat Air. Pelatihan Aplikasi Teknologi Irigasi Sprinkler dan Drip. CREATA IPB, Bogor. Sapei, A., Uniformity dan Efisiensi Irigasi Sprinkler dan Drip. Aplikasi Teknologi irigasi Sprinkler dan Drip. CREATA IPB, Bogor. 76

METODE PENELITIAN. Air Jurusan Teknik Pertanian. Dan Lahan Parkir Jurusan Teknik Pertanian di

METODE PENELITIAN. Air Jurusan Teknik Pertanian. Dan Lahan Parkir Jurusan Teknik Pertanian di 17 III. METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Rekayasa Sumberdaya Lahan dan Air Jurusan Teknik Pertanian. Dan Lahan Parkir Jurusan Teknik Pertanian di

Lebih terperinci

Ariswandi Putra 1, Ichwana 1, Susi Chairani 1* 1 Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala PENDAHULUAN

Ariswandi Putra 1, Ichwana 1, Susi Chairani 1* 1 Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala PENDAHULUAN Efisiensi Keseragaman Distribusi Air dari Variasi Ketinggian Pipa pada Sistem Irigasi Curah (Efficiency of Water Distribution Uniformity of The Various Riser for Sprinkler Irrigation System) Ariswandi

Lebih terperinci

UJI KINERJA DESAIN IRIGASI CURAH MENGGUNAKAN KOMBINASI TEKANAN POMPA DAN TINGGI PIPA RISER TERHADAP KESERAGAMAN AIR

UJI KINERJA DESAIN IRIGASI CURAH MENGGUNAKAN KOMBINASI TEKANAN POMPA DAN TINGGI PIPA RISER TERHADAP KESERAGAMAN AIR UJI KINERJA DESAIN IRIGASI CURAH MENGGUNAKAN KOMBINASI TEKANAN POMPA DAN TINGGI PIPA RISER TERHADAP KESERAGAMAN AIR The Examination Performance of Sprinkler Irrigation Design using the Combination of Riser

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Marga Agung, Kecamatan Jati Agung Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Rekayasa Sumber Daya Air dan Lahan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI IRIGASI TETES DAN KEBUTUHAN AIR TANAMAN SAWI (Brassica juncea) PADA TANAH INCEPTISOL

ANALISIS EFISIENSI IRIGASI TETES DAN KEBUTUHAN AIR TANAMAN SAWI (Brassica juncea) PADA TANAH INCEPTISOL ANALISIS EFISIENSI IRIGASI TETES DAN KEBUTUHAN AIR TANAMAN SAWI (Brassica juncea) PADA TANAH INCEPTISOL (Drip Irrigation Efficiency Analysis and Crop Water Requirements of Mustard (Brassica juncea) in

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem irigasi bertekanan atau irigasi curah (sprinkler) adalah salah satu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem irigasi bertekanan atau irigasi curah (sprinkler) adalah salah satu 3 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Irigasi Curah Sistem irigasi bertekanan atau irigasi curah (sprinkler) adalah salah satu metode pemberian air yang dilakukan dengan menyemprotkan air ke udara kemudian jatuh

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tebu

TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tebu 3 TINJAUAN PUSTAKA Budidaya Tebu Tebu (Sacharum officinarum L.) termasuk ke dalam golongan rumputrumputan (graminea) yang batangnya memiliki kandungan sukrosa yang tinggi sehinga dimanfaatkan sebagai bahan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI IRIGASI TETES DAN KEBUTUHAN AIR TANAMAN SEMANGKA (Citrullus vulgaris S.) PADA TANAH ULTISOL

ANALISIS EFISIENSI IRIGASI TETES DAN KEBUTUHAN AIR TANAMAN SEMANGKA (Citrullus vulgaris S.) PADA TANAH ULTISOL ANALISIS EFISIENSI IRIGASI TETES DAN KEBUTUHAN AIR TANAMAN SEMANGKA (Citrullus vulgaris S.) PADA TANAH ULTISOL (Efficiency Analysis of Drip Irrigation and Crop Water Requirement of Watermelon (Citrullus

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya air merupakan dasar peradaban manusia (Sunaryo dkk., 2004).

TINJAUAN PUSTAKA. sumber daya air merupakan dasar peradaban manusia (Sunaryo dkk., 2004). TINJAUAN PUSTAKA Irigasi Air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, yakni demi peradaban manusia. Bahkan dapat dipastikan, tanpa pengembangan sumber daya air secara konsisten

Lebih terperinci

Sprinkler Tipe BIR Versi 1 Teknologi Tepat, Investasi Hemat

Sprinkler Tipe BIR Versi 1 Teknologi Tepat, Investasi Hemat Tipe BIR Versi 1 Teknologi Tepat, Investasi Hemat KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA AIR Teknologi Tepat Pada Lahan Kering Pemanfaatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. disukai dan popular di daerah-daerah yang memiliki masalah kekurangan air.

TINJAUAN PUSTAKA. disukai dan popular di daerah-daerah yang memiliki masalah kekurangan air. TINJAUAN PUSTAKA Irigasi Tetes Irigasi tetes adalah suatu metode irigasi baru yang menjadi semakin disukai dan popular di daerah-daerah yang memiliki masalah kekurangan air. Irigasi tetes merupakan metode

Lebih terperinci

MODIFIKASI POMPA AIR BERBAHAN BAKAR GAS UNTUK IRIGASI SPRINKLER PORTABLE

MODIFIKASI POMPA AIR BERBAHAN BAKAR GAS UNTUK IRIGASI SPRINKLER PORTABLE Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol. 4, No. 4: 275-280 MODIFIKASI POMPA AIR BERBAHAN BAKAR GAS UNTUK IRIGASI SPRINKLER PORTABLE MODIFICATION OF WTER PUMP WIT GAS FUEL FOR PORTABLE SPRINKLER IRRIGATION

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Aspek Teknis

PEMBAHASAN Aspek Teknis 47 PEMBAHASAN Aspek Teknis PT. Gula Putih Mataram menggunakan sistem mekanisasi dalam kegiatan pengolahan lahan, hal ini menyebabkan dalam pelaksanaan pengolahan tanah sangat tergantung pada kondisi tanah.

Lebih terperinci

IRIGASI TETES (DRIP IRRIGATION) Dr.Ir. Sugeng Prijono, MS Irigasi Tetes Definisi: suatu sistem untuk memasok air (dan pupuk) tersaring ke dalam tanah melalui suatu pemancar (emiter / dripper) Debit

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Kegiatan penelitian dilaksanakan di lahan perkebunan tebu milik PT. Laju Perdana Indah (LPI), Palembang, Sumatera Selatan. Tempat ini berada pada elevasi

Lebih terperinci

Asep Sapei 1 dan Irma Kusmawati 2

Asep Sapei 1 dan Irma Kusmawati 2 PERUBAHAN POLA PENYEBARAN KADAR AIR MEDIA TANAM ARANG SEKAM DAN PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir.) PADA PEMBERIAN AIR SECARA TERUS MENERUS DENGAN IRIGASI TETES Asep Sapei 1 dan

Lebih terperinci

Analisis Sistem Irigasi Para pada Budidaya Tanaman Selada (Lactuca sativa var. crispa L.) Analysis of Para Irrigation Systemon Selada Cultivation

Analisis Sistem Irigasi Para pada Budidaya Tanaman Selada (Lactuca sativa var. crispa L.) Analysis of Para Irrigation Systemon Selada Cultivation Analisis Sistem Irigasi Para pada Budidaya Selada (Lactuca sativa var. crispa L.) Analysis of Para Irrigation Systemon Selada Cultivation (Lactuca sativa var. crispa L.) Edi Susanto, Taufik Rizaldi, M.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011 di Lahan Pertanian Terpadu,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011 di Lahan Pertanian Terpadu, III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2011 di Lahan Pertanian Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. B. Alat dan bahan Alat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Irigasi Tetes Irigasi tetes adalah suatu metode irigasi baru yang menjadi semakin disukai dan popular di daerah-daerah yang memiliki masalah kekurangan air. Irigasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Pembibitan Kelapa Sawit Pembibitan merupakan awal kegiatan lapangan yang harus dimulai setahun sebelum penanaman di lapangan. Waktu yang relatif lama ini sangat memegang

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA. (a) Pendekatan klimatologi---evaporasi & Transpirasi. (b) Pola trsnpirasi tanaman nanas sebagai tanaman CAM

I. TINJAUAN PUSTAKA. (a) Pendekatan klimatologi---evaporasi & Transpirasi. (b) Pola trsnpirasi tanaman nanas sebagai tanaman CAM I. TINJAUAN PUSTAKA Penetapan Kebutuhan Air Tanaman (a) Pendekatan klimatologi---evaporasi & Transpirasi (b) Pola trsnpirasi tanaman nanas sebagai tanaman CAM 2.1.2 Ekologi Nenas Sunarjono (2004) menyatakan

Lebih terperinci

Penanganan Gagal Panen Dampak Bulan Kering Pada Produktifas Buah Andalan Jeruk Keprok 55 Kota Batu Dengan Rancang Bangun Irigasi Curah (Sprinkle)

Penanganan Gagal Panen Dampak Bulan Kering Pada Produktifas Buah Andalan Jeruk Keprok 55 Kota Batu Dengan Rancang Bangun Irigasi Curah (Sprinkle) Penanganan Gagal Panen Dampak Bulan Kering Pada Produktifas Buah Andalan Jeruk Keprok 55 Kota Batu Dengan Rancang Bangun Irigasi Curah (Sprinkle) Bambang Suharto 1), Liliya Dewi Susanawati 1) Jurusan Keteknikan

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN JUDUL MATA KULIAH : TEKNIK IRIGASI DAN DRAINASE NOMOR KODE / SKS : TEP 403 DESKRIPSI SINGKAT TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM : Pada Mata Kuliah Ini Mahasiswa Mempelajari

Lebih terperinci

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 1, No. 1 : 73-80, Maret 2014

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 1, No. 1 : 73-80, Maret 2014 Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896 73 Vol. 1, No. 1 : 73-80, Maret 2014 ANALISIS SISTIM IRIGASI TETES TERPADU PADA LAHAN KERING PRINGGABAYA KABUPATEN LOMBOK TIMUR Collaboration Drip Irrigation Systems Analysis

Lebih terperinci

Utilization of Portable Sprinkle Irrigation System for Pakcoy (Brassica juncea L.): Case of Marga Agung, Jati Agung, Soth Lampung Regency

Utilization of Portable Sprinkle Irrigation System for Pakcoy (Brassica juncea L.): Case of Marga Agung, Jati Agung, Soth Lampung Regency APLIKASI IRIGASI PORTABLE SPRINKLER PADA TANAMAN PAKCOY (BRASSICA JUNCEA L.) DI DESA MARGA AGUNG KECAMATAN JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN Utilization of Portable Sprinkle Irrigation System for Pakcoy (Brassica

Lebih terperinci

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 1, No. 2 : , September 2014

Spektrum Sipil, ISSN Vol. 1, No. 2 : , September 2014 Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896 179 Vol. 1, No. 2 : 179-189, September 2014 KARAKTERISTIK PERUBAHAN LENGAS TANAH PADA PEMBERIAN IRIGASI TETES PIPA PVC DI LAHAN KERING PRINGGABAYA KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Agustus 2012 pada lahan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Agustus 2012 pada lahan III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Agustus 2012 pada lahan pertanaman Nanas ( Ananas comusus ) di lokasi 110A PG 2 PT Great

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dengan meningkatnya kebutuhan air di bidang pertanian dan bidang lain,

TINJAUAN PUSTAKA. Dengan meningkatnya kebutuhan air di bidang pertanian dan bidang lain, TINJAUAN PUSTAKA Irigasi Dengan meningkatnya kebutuhan air di bidang pertanian dan bidang lain, sedangkan potensi air terus menurun, menuntut suatu usaha untuk pemanfaatan air di bidang pertanian secara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Desember 2012 Kepala Pusat Litbang Sumber Daya Air. Ir. Bambang Hargono, Dipl. HE, M.Eng NIP:

KATA PENGANTAR. Bandung, Desember 2012 Kepala Pusat Litbang Sumber Daya Air. Ir. Bambang Hargono, Dipl. HE, M.Eng NIP: KATA PENGANTAR Pengembangan lahan non padi di Indonesia belum sepenuhnya dapat didukung dengan jaringan irigasi yang memadai dan mempunyai efisiensi irigasi yang diharapkan, namun demikian akhir-akhir

Lebih terperinci

MODIFIKASI TENAGA POMPA MENJADI SISTEM HAMPA UDARA PADA ALAT VERTIKULTUR. ABSTRAK ABSTRACT

MODIFIKASI TENAGA POMPA MENJADI SISTEM HAMPA UDARA PADA ALAT VERTIKULTUR. ABSTRAK ABSTRACT 117 MODIFIKASI TENAGA POMPA MENJADI SISTEM HAMPA UDARA PADA ALAT VERTIKULTUR Modification The Pump Energy Into Vacum Systems Toward Vertikultur Device Hilmaturrifqi YJ 1) Subari Yanto 2) dan Patang 3)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Irigasi Curah Irigasi curah atau siraman (sprinkler) adalah metode penggunaan air terhadap permukaan tanah dalam bentuk percikan, seperti hujan biasa. Metode pemberian air ini dimulai

Lebih terperinci

KAJIAN PENINGKATAN NILAI MANFAAT PENGGUNAAN AIRTANAH UNTUK IRIGASI PADI SAWAH DENGAN SUMUR PARALEL DI KAB. WAJO, SULAWESI SELATAN

KAJIAN PENINGKATAN NILAI MANFAAT PENGGUNAAN AIRTANAH UNTUK IRIGASI PADI SAWAH DENGAN SUMUR PARALEL DI KAB. WAJO, SULAWESI SELATAN KAJIAN PENINGKATAN NILAI MANFAAT PENGGUNAAN AIRTANAH UNTUK IRIGASI PADI SAWAH DENGAN SUMUR PARALEL DI KAB. WAJO, SULAWESI SELATAN Study of Increasing the Benefits Value of Using Groundwater for Irrigation

Lebih terperinci

KESERAGAMAN TETESAN PADA IRIGASI TETES SISTEM GRAVITASI Emission Uniformity on Gravitational Drip Irrigation System

KESERAGAMAN TETESAN PADA IRIGASI TETES SISTEM GRAVITASI Emission Uniformity on Gravitational Drip Irrigation System Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896 133 Vol. 1, No. 2 : 133-139, September 2014 KESERAGAMAN TETESAN PADA IRIGASI TETES SISTEM GRAVITASI Emission Uniformity on Gravitational Drip Irrigation System Humairo Saidah*,

Lebih terperinci

BAB VI PELAKSANAAN KERJA PERPIPAAN

BAB VI PELAKSANAAN KERJA PERPIPAAN BAB VI PELAKSANAAN KERJA PERPIPAAN A. TINJAUAN UMUM Praktek kerja perpipaan dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan secara lebih akurat kepada mahasiswa tentang tata cara perpipan untuk mendukung atau

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. secara alamiah. Mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian

TINJAUAN PUSTAKA. secara alamiah. Mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian TINJAUAN PUSTAKA Daerah Aliran Sungai Sungai merupakan jaringan alur-alur pada permukaan bumi yang terbentuk secara alamiah. Mulai dari bentuk kecil di bagian hulu sampai besar di bagian hilir. Air hujan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Flow chart penelitian. Mulai. Pembuatan menara air. Pemasangan pipa dan emiter. Pengambilan data. Pengukuran parameter.

LAMPIRAN. Lampiran 1. Flow chart penelitian. Mulai. Pembuatan menara air. Pemasangan pipa dan emiter. Pengambilan data. Pengukuran parameter. LAMPIRAN Lampiran 1. Flow chart penelitian Mulai Pembuatan menara air Pemasangan pipa dan emiter Pengambilan data Pengukuran parameter Analisis Selesai Lampiran 2. Layout jaringan irigasi tetes Keterangan:

Lebih terperinci

I D G Jaya Negara*, Yusron Saadi*, I B Giri Putra*

I D G Jaya Negara*, Yusron Saadi*, I B Giri Putra* 28 Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896 Vol. 2, No. 1 : 28-37, Maret 2015 KARAKTERISTIK KINERJA IRIGASI SPRINKLER MINI PADA LAHAN KERING PRINGGABAYA UTARA KABUPATEN LOMBOK TIMUR Characteristics of Mini Sprinkler

Lebih terperinci

EFISIENSI IRIGASI DENGAN ALAT GUN SPRAYER PADA PERTANAMAN NANAS DI PT GREAT GIANT PINEAPPLE TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH

EFISIENSI IRIGASI DENGAN ALAT GUN SPRAYER PADA PERTANAMAN NANAS DI PT GREAT GIANT PINEAPPLE TERBANGGI BESAR LAMPUNG TENGAH J. Agrotek Tropika. ISSN 2337-4993 Ervina et al.: Efisiensi Irigasi dengan Alat Gun Sprayer 219 Vol. 1, No. 2: 219 224, Mei 2013 EFISIENSI IRIGASI DENGAN ALAT GUN SPRAYER PADA PERTANAMAN NANAS DI PT GREAT

Lebih terperinci

OPTIMASI PARAMETER DESAIN IRIGASI TETES SEDERHANA TYPE DRIPLINE Optimizing of Simple Dripline Pipe Design Parameter

OPTIMASI PARAMETER DESAIN IRIGASI TETES SEDERHANA TYPE DRIPLINE Optimizing of Simple Dripline Pipe Design Parameter 92 Spektrum Sipil, ISSN 1858-4896 Vol. 3, No. 1 : 92-98, Maret 2016 OPTIMASI PARAMETER DESAIN IRIGASI TETES SEDERHANA TYPE DRIPLINE Optimizing of Simple Dripline Pipe Design Parameter Humairo Saidah*,

Lebih terperinci

UJI BEDA UKURAN MESH TERHADAP MUTU PADA ALAT PENGGILING MULTIFUCER

UJI BEDA UKURAN MESH TERHADAP MUTU PADA ALAT PENGGILING MULTIFUCER UJI BEDA UKURAN MESH TERHADAP MUTU PADA ALAT PENGGILING MULTIFUCER (Test of Different Mesh Size on the Quality of Coffee Bean In Multifucer Grinder) Johanes Panggabean 1, Ainun Rohanah 1, Adian Rindang

Lebih terperinci

EFISIENSI IRIGASI TETES DAN KEBUTUHAN AIR TANAMAN BUNGA KOL PADA TANAH ANDOSOL

EFISIENSI IRIGASI TETES DAN KEBUTUHAN AIR TANAMAN BUNGA KOL PADA TANAH ANDOSOL EFISIENSI IRIGASI TETES DAN KEBUTUHAN AIR TANAMAN BUNGA KOL PADA TANAH ANDOSOL Ilmu dan Teknologi Pangan EFISIENSI IRIGASI TETES DAN KEBUTUHAN AIR TANAMAN BUNGA KOL PADA TANAH ANDOSOL (The Efficiency

Lebih terperinci

BAB-1 PENDAHULUAN 1. Umum

BAB-1 PENDAHULUAN 1. Umum 1 BAB-1 PENDAHULUAN 1. Umum Indonesia merupakan negara agraris dimana pembangunan di bidang pertanian menjadi prioritas utama. Karena Indonesia merupakan salah satu negara yang memberikan komitmen tinggi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Proses pengirisan (pisang) Proses pengirisan pisang ini terlebih dahulu dilakukan persiapan bahan, dan mengupas kulitnya. Dan membersihkan dikarenakan pisang memiliki getah. Dikarenakan

Lebih terperinci

tidak ditetapkan air bawah tanah, karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat pemakaian (Sri Harto, 1993).

tidak ditetapkan air bawah tanah, karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat pemakaian (Sri Harto, 1993). batas topografi yang berarti ditetapkan berdasarkan aliran air permukaan. Batas ini tidak ditetapkan air bawah tanah, karena permukaan air tanah selalu berubah sesuai dengan musim dan tingkat pemakaian

Lebih terperinci

TEKNOLOGI IRIGASI TETES RO DRIP UNTUK BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN DI LAHAN KERING DATARAN RENDAH

TEKNOLOGI IRIGASI TETES RO DRIP UNTUK BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN DI LAHAN KERING DATARAN RENDAH TEKNOLOGI IRIGASI TETES RO DRIP UNTUK BUDIDAYA TANAMAN SAYURAN DI LAHAN KERING DATARAN RENDAH Kasiran Pusat Pengkajian dan Penerapan Teknologi Budidaya Pertanian Deputi Bidang Teknologi Agroindustri dan

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. mulai. Studi pustaka. Desain pengujian street inlet. Survey alat street inlet

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. mulai. Studi pustaka. Desain pengujian street inlet. Survey alat street inlet BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Tahapan Penelitian Tahapan penelitian yang dilakukan dapat digambarkan dengan skema berikut: mulai Rumusan masalah Studi pustaka Desain pengujian street inlet Survey alat

Lebih terperinci

Head Loss Determination along Pipe of Drip Irrigation System using Small Pipe Emitter Made From Local Material

Head Loss Determination along Pipe of Drip Irrigation System using Small Pipe Emitter Made From Local Material PENENTUAN HEAD LOSS EMITTER TIPE SELANG KECIL DARI BAHAN LOKAL SEPANJANG PIPA LATERAL PADA SISTEM IRIGASI TETES Head Loss Determination along Pipe of Drip Irrigation System using Small Pipe Emitter Made

Lebih terperinci

BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL

BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL BAB IV PEMBUATAN SISTEM PERPIPAAN UNTUK PENYIRAMAN TANAMAN BUNGA KEBUN VERTIKAL Bab ini berisikan tentang proses pembuatan sistem perpipaan untuk penyiraman bunga kebun vertikal berdasarkan hasil perancangan

Lebih terperinci

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN:

Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 ISBN: 978-602-60401-3-8 ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN IRIGASI SECARA DEFISIT TERHADAP PRODUKSI TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) MELALUI SISTEM IRIGASI TETES Firnanda

Lebih terperinci

PRAKTIKUM AUDIT SISTEM IRIGASI

PRAKTIKUM AUDIT SISTEM IRIGASI PRAKTIKUM AUDIT SISTEM IRIGASI (Mei 2016) A. Pengantar Dengan adanya isu krisis air saat ini, pemberian air irrigasi yang tepat, akurat dan sesuai sasaran kebutuhan tanaman sehingga memberikan efisiensi

Lebih terperinci

MODIFIKASI DAN UJI KINERJA APLIKATOR PUPUK CAIR PADA PROSES BUDIDAYA TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.)

MODIFIKASI DAN UJI KINERJA APLIKATOR PUPUK CAIR PADA PROSES BUDIDAYA TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.) MODIFIKASI DAN UJI KINERJA APLIKATOR PUPUK CAIR PADA PROSES BUDIDAYA TEMBAKAU (Nicotiana tabacum L.) Agus Panduwinata 1, Siswoyo Soekarno 2, Tasliman 3 1 Dept of Agricultural Engineering, FTP, Universitas

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di laboratorium pengolahan limbah Fakultas Peternakan IPB untuk pembuatan alat dan pembuatan pelet pemurni. Contoh biogas yang digunakan dalam

Lebih terperinci

ANALISIS EMITTER ALTERNATIF DALAM SISTEM IRIGASI TETES PADA BUDIDAYA TANAMAN SAWI (Brassica Sp )

ANALISIS EMITTER ALTERNATIF DALAM SISTEM IRIGASI TETES PADA BUDIDAYA TANAMAN SAWI (Brassica Sp ) ANALISIS EMITTER ALTERNATIF DALAM SISTEM IRIGASI TETES PADA BUDIDAYA TANAMAN SAWI (Brassica Sp ) SISKA MUTIA DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2010 ANALISIS EMITTER

Lebih terperinci

PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT

PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT MEKANISME KERJA POMPA SENTRIFUGAL RANGKAIAN SERI NAMA : YUFIRMAN NPM : 20407924 PEMBIMBING : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT JURUSAN TEK NIK MESIN UNIVERSITAS GUNADARMA 2014 LATAR BELAKANG Pompa adalah

Lebih terperinci

Design of Sprinkler Irrigation for Orchids

Design of Sprinkler Irrigation for Orchids Desain irigasi curah pada Anggrek (Evi Kurniati, Bambang Suharto, Tunggal Afrillia) DESAIN JARINGAN IRIGASI CURAH ( (SPRINKLER IRRIGATION) PADA TANAMAN ANGGREK Design of Sprinkler Irrigation for Orchids

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo,

III. METODOLOGI PENELITIAN. Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo, 31 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat Pembuatan Dan Pengujian Pembuatan alat penelitian ini dilakukan di Bengkel Berkah Jaya, Sidomulyo, Lampung Selatan. Kemudian perakitan dan pengujian dilakukan Lab.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan setelah di setujui sejak tanggal pengesahan

BAB III METODE PENELITIAN. Waktu penelitian dilakukan setelah di setujui sejak tanggal pengesahan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat 3.1.1 Waktu Waktu penelitian dilakukan setelah di setujui sejak tanggal pengesahan judul usulan tugas akhir dan berkas seminar proposal oleh pihak jurusan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Gambaran Umum Daerah Irigasi Ular Kabupaten Serdang Bedagai

TINJAUAN PUSTAKA. Gambaran Umum Daerah Irigasi Ular Kabupaten Serdang Bedagai TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Daerah Irigasi Ular Kabupaten Serdang Bedagai Kabupaten Deli Serdang memiliki iklim tropis yang kondisi iklimnya hampir sama dengan kabupaten Serdang Bedagai. Pengamatan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang diperoleh dari pencurah bertekanan sedang sebanyak 283 data. Data tersebut diperoleh dari penelusuran informasi melalui internet maupun perusahaan tertentu yang menjual

Lebih terperinci

KAJIAN KINERJA JARINGAN IRIGASI TETES UNTUK BUDIDAYA BUNGA KASTUBA

KAJIAN KINERJA JARINGAN IRIGASI TETES UNTUK BUDIDAYA BUNGA KASTUBA Skripsi KAJIAN KINERJA JARINGAN IRIGASI TETES UNTUK BUDIDAYA BUNGA KASTUBA ( Euphorbia phulcherrima) DENGAN SISTEM HIDROPONIK DI PT SAUNG MIRWAN BOGOR Oleh: LENI ANDRIANI F14103028 2007 DEPARTEMEN TEKNIK

Lebih terperinci

EVALUASI BEBERAPA METODE PENENTUAN NILAI MODULUS DRAINASE PADA LAHAN SAWAH DI DAERAH DESA SEI BERAS SEKATA KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG

EVALUASI BEBERAPA METODE PENENTUAN NILAI MODULUS DRAINASE PADA LAHAN SAWAH DI DAERAH DESA SEI BERAS SEKATA KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG EVALUASI BEBERAPA METODE PENENTUAN NILAI MODULUS DRAINASE PADA LAHAN SAWAH DI DAERAH DESA SEI BERAS SEKATA KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG (Evaluation of Several Methods of Determining Drainage

Lebih terperinci

MENGENAL DAN MERAWAT MESIN PENYEMPROT

MENGENAL DAN MERAWAT MESIN PENYEMPROT MENGENAL DAN MERAWAT MESIN PENYEMPROT Pada budidaya tanaman untuk mengendalikan gulma, hama dan penyakit tanaman umumnya digunakan pestisida berbentuk cair dan tepung. Untuk mengaplikasikannya pestisida

Lebih terperinci

IRIGASI PERMUKAA (Surface Irrigation) Dr.Ir.Sugeng Prijono, MS Komponen Yang Umum Metode Irigasi (Irrigation methods) Satuan Irigasi (Irrigation units) Jaringan Irigasi (Irrigation system) Sistem Drainase

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pembibitan Pembibitan merupakan langka awal penentu keberhasilan usaha pertanian, termasuk budidaya kelapa sawit. Pembibitan kelapa sawit berdasarkan sistem pengairannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan

Lebih terperinci

EFISIENSI IRIGASI TETES DAN KEBUTUHAN AIR TANAMAN BUNGA KOL PADA TANAH ANDOSOL

EFISIENSI IRIGASI TETES DAN KEBUTUHAN AIR TANAMAN BUNGA KOL PADA TANAH ANDOSOL EFISIENSI IRIGASI TETES DAN KEBUTUHAN AIR TANAMAN BUNGA KOL PADA TANAH ANDOSOL (The Efficiency of Drip Irrigation and Crop Water Requirement of Cauliflower on Andosol Land) Irvan Immanuel Silalahi 1, Sumono

Lebih terperinci

MEMPELAJARI KARAKTERISTIK HIDROLIKA PIPA SUB-UNIT JARINGAN IRIGASI TETES PADA SISTEM HIDROPONIK

MEMPELAJARI KARAKTERISTIK HIDROLIKA PIPA SUB-UNIT JARINGAN IRIGASI TETES PADA SISTEM HIDROPONIK MEMPELAJARI KARAKTERISTIK HIDROLIKA PIPA SUB-UNIT JARINGAN IRIGASI TETES PADA SISTEM HIDROPONIK Oleh : Nurbaeti Khoerunnisa F14104058 2009 FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR MEMPELAJARI

Lebih terperinci

PENGARUH TEKANAN DAN PENGOPERASIAN DI SEPANJANG PIPA LATERAL PADA SISTEM IRIGASI TETES (TRICKLE IRRIGATION)

PENGARUH TEKANAN DAN PENGOPERASIAN DI SEPANJANG PIPA LATERAL PADA SISTEM IRIGASI TETES (TRICKLE IRRIGATION) PENGARUH TEKANAN DAN PENGOPERASIAN DI SEPANJANG PIPA LATERAL PADA SISTEM IRIGASI TETES (TRICKLE IRRIGATION) The Effect of Pressure and Operation Throughout Lateral Pipes On Trickle Irrigation System Bambang

Lebih terperinci

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten I. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Green House Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian III. METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung

Lebih terperinci

TINJAUAN LITERATUR. 3. Untuk mendinginkan tanah dan atmosfir, sehingga menimbulkan. lingkungan yang baik untuk pertumbuhan tanaman

TINJAUAN LITERATUR. 3. Untuk mendinginkan tanah dan atmosfir, sehingga menimbulkan. lingkungan yang baik untuk pertumbuhan tanaman TINJAUAN LITERATUR Irigasi Irigasi secara umum didefinisikan sebagai penggunaan air pada tanaman untuk keperluan penyediaan cairan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Meskipun demikian, suatu definisi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kawasan Rumah Pangan Lestari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Kawasan Rumah Pangan Lestari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teoritis 2.1.1. Pengertian Kawasan Rumah Pangan Lestari Kementerian Pertanian menginisiasi optimalisasi pemanfaatan pekarangan melalui konsep Rumah Pangan Lestari (RPL).

Lebih terperinci

Laju dan Jumlah Penyerapan Air

Laju dan Jumlah Penyerapan Air IRIGASI Apa Komentar Anda? Laju dan Jumlah Penyerapan Air Tergantung kondisi tanah (kadar lengas vs hisapan matrik, hantaran hidrolik, difusitas) Tergantung kondisi tanaman (density akar, kedalaman akar,laju

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOS PADA TANAH UNTUK MENGURANGI GENANGAN DI KELURAHAN BULAK, KECAMATAN KENJERAN, KOTA SURABAYA

PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOS PADA TANAH UNTUK MENGURANGI GENANGAN DI KELURAHAN BULAK, KECAMATAN KENJERAN, KOTA SURABAYA ISSN : 2460-8815 PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOS PADA TANAH UNTUK MENGURANGI GENANGAN DI KELURAHAN BULAK, KECAMATAN KENJERAN, KOTA SURABAYA Sulistiya Nengse Program Studi Teknik Lingkungan, Universitas Islam

Lebih terperinci

A. KOMPETENSI Mahasiswa memahami tentang pengelolaan air untuk keperluan irigasi.

A. KOMPETENSI Mahasiswa memahami tentang pengelolaan air untuk keperluan irigasi. A. KOMPETENSI Mahasiswa memahami tentang pengelolaan air untuk keperluan irigasi. B. INDIKATOR Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa mampu menjelasan mengenai : 1. Tipe-tipe irigasi yang ada. 2. Pengertian

Lebih terperinci

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) IRIGASI DAN BANGUNAN AIR II A. Institusi : Program Sarjana Teknik, Jurusan Teknik Sipil B. Tahun Akademik : 2005/2006 C. Semester : Pilihan D.

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY IRIGASI MIKRO BERBASIS MULTI KOMODITAS

EXECUTIVE SUMMARY IRIGASI MIKRO BERBASIS MULTI KOMODITAS EXECUTIVE SUMMARY IRIGASI MIKRO BERBASIS MULTI KOMODITAS Desember, 2012 Pusat Litbang Sumber Daya Air i KATA PENGANTAR Laporan ini merupakan Executive Summary dari kegiatan Irigasi Mikro Berbasis Multi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hingga seperempat pertama abad 20, pengembangan irigasi berkelanjutan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hingga seperempat pertama abad 20, pengembangan irigasi berkelanjutan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Irigasi Hingga seperempat pertama abad 20, pengembangan irigasi berkelanjutan merupakan bagian dari pengembangan kemanusiaan. Pengembangan fisik irigasi (bangunan berikut jaringan

Lebih terperinci

Skema umum jaringan irigasi curah diperlihatkan pada Gambar 2. Hydrant. Gambar 2. Skema jaringan irigasi curah (Prastowo, 2002).

Skema umum jaringan irigasi curah diperlihatkan pada Gambar 2. Hydrant. Gambar 2. Skema jaringan irigasi curah (Prastowo, 2002). II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Irigasi Curah Irigasi curah (sprinkle irrigation) disebut juga overhead irrigation karena pemberian air dilakukan dari bagian atas tanaman terpancar menyerupai curah hujan (Prastowo,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Agustus 2012

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Agustus 2012 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan Agustus 2012 pada lahan pertanaman Nanas ( Ananas comusus ) usia 8,5 bulan di lokasi

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah : SISTIM DAN O.P. JARINGAN IRIGASI Kode Mata Kuliah : TKP 411 Semester : Ganjil SKS : 2 sks (W) Waktu

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah : SISTIM DAN O.P. JARINGAN IRIGASI Kode Mata Kuliah : TKP 411 Semester : Ganjil SKS : 2 sks (W) Waktu RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Mata Kuliah : SISTIM DAN O.P. JARINGAN IRIGASI Kode Mata Kuliah : TKP 411 Semester : Ganjil SKS : 2 sks (W) Dosen Pengasuh : Ir. Rini Wahyu Sayekti, MS Prima Hadi W.,

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PERTANIAN. 1 Imam Qalyubi et al., Pengaruh Debit Air Dan Pemberian Jenis Nutrisi...

TEKNOLOGI PERTANIAN. 1 Imam Qalyubi et al., Pengaruh Debit Air Dan Pemberian Jenis Nutrisi... 1 TEKNOLOGI PERTANIAN PENGARUH DEBIT AIR DAN PEMBERIAN JENIS NUTRISI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN KANGKUNG PADA SISTEM IRIGASI HIDROPONIK NFT (NUTRIENT FILM TECHNIQUE) THE EFFECT OF WATER DISCHARGE AND

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan tanah untuk penelitian berupa tanah podsolik yang diambil dari Jasinga, Kabupaten Bogor. Pengambilan bahan tanah podsolik dilakukan pada minggu ke-3 bulan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan diagram alir seperti berikut: Tidak. Gambar 3.1 Diagram Alir Perancangan Reactor

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan diagram alir seperti berikut: Tidak. Gambar 3.1 Diagram Alir Perancangan Reactor 13 BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 DIAGRAM ALIR PENELITIAN Penelitian ini menggunakan diagram alir seperti berikut: Mulai a Pengumpulan Data Sampah Pengisian reactor dengan bubur sampah organik Persiapan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN

BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN Setiap melakukan penelitian dan pengujian harus melalui beberapa tahapan-tahapan yang ditujukan agar hasil penelitian dan pengujian tersebut sesuai dengan standar yang ada. Caranya

Lebih terperinci

JURAGAN SPRINKLER. Solusi Menghemat Air, Waktu, Tenaga & Biaya SPRINKLER BESAR (INLET DIAMETER > 1 INCHI)

JURAGAN SPRINKLER. Solusi Menghemat Air, Waktu, Tenaga & Biaya SPRINKLER BESAR (INLET DIAMETER > 1 INCHI) SPRINKLER BESAR (INLET DIAMETER > 1 INCHI) Sime Ibis (Inlet Diameter 1 Inchi) Sime Ibis dilengkapi dengan pengatur putaran untuk memudahkan mengatur seluruh atau setengah lingkaran, pemecah semburan untuk

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY PENGEMBANGAN IRIGASI BERTEKANAN

EXECUTIVE SUMMARY PENGEMBANGAN IRIGASI BERTEKANAN No: DSM/IP.16 03/01/La-IRIGASI/2013 Executive Summary SATKER BALAI IRIGASI EXECUTIVE SUMMARY PENGEMBANGAN IRIGASI BERTEKANAN TAHUN ANGGARAN 2013 DESEMBER, 2013 i KATA PENGANTAR Balai Irigasi, Pusat Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN A. Studi Literature Penelitian ini mengambil sumber dari jurnal jurnal yang mendukung untuk kebutuhan penelitian. Jurnal yang diambil berkaitan dengan pengaruh adanya gerusan lokal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Peralatan 3.1.1 Instalasi Alat Uji Alat uji head statis pompa terdiri 1 buah pompa, tangki bertekanan, katup katup beserta alat ukur seperti skema pada gambar 3.1 : Gambar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2015 Juli 2015 di Kebun Percobaan Kartini dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian dan Bisnis Universitas

Lebih terperinci

I. Sejarah, Fungsi dan Perundangan Irigasi

I. Sejarah, Fungsi dan Perundangan Irigasi I. Sejarah, Fungsi dan Perundangan Irigasi Dalam pokok bahasan Sejarah, Fungsi dan Perundangan Irigasi akan dibahas mengenai: Sejarah irigasi di dunia dan Indonesia Fungsi irigasi dalam pertanian Perundangan

Lebih terperinci

PERSYARATAN JARINGAN DRAINASE

PERSYARATAN JARINGAN DRAINASE PERSYARATAN JARINGAN DRAINASE Untuk merancang suatu sistem drainase, yang harus diketahui adalah jumlah air yang harus dibuang dari lahan dalam jangka waktu tertentu, hal ini dilakukan untuk menghindari

Lebih terperinci

Komunikasi Penulis,

Komunikasi Penulis, DESAIN JARINGAN IRIGASI MIKRO JENIS MINI SPRINKLER (KASUS DI LABORATORIUM OUTDOOR BALAI IRIGASI) MICRO IRRIGATION NETWORK DESIGN TYPE OF MINI SPRINKLERS (CASE IN EXPERIMENTAL STATION FOR IRRIGATION OUTDOOR

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan untuk mengetahui fenomena yang terjadi pada mesin Otto dengan penggunaan bahan bakar yang ditambahkan aditif dengan variasi komposisi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Denah kebun DIV I PT LPI SKALA 1 : 70000

Lampiran 1. Denah kebun DIV I PT LPI SKALA 1 : 70000 LAMPIRAN 27 Lampiran 1. Denah kebun DIV I PT LPI SKALA 1 : 70000 28 Lampiran 2. Perhitungan evapotranspirasi acuan 29 Lampiran 3. Perhitungan curah hujan efektif 30 Lampiran 4. Perhitungan kebutuhan air

Lebih terperinci

EXECUTIVE SUMMARY PENGKAJIAN EFISIENSI PENGGUNAAN AIR IRIGASI AIR TANAH (IRIGASI MIKRO)

EXECUTIVE SUMMARY PENGKAJIAN EFISIENSI PENGGUNAAN AIR IRIGASI AIR TANAH (IRIGASI MIKRO) EXECUTIVE SUMMARY PENGKAJIAN EFISIENSI PENGGUNAAN AIR IRIGASI AIR TANAH (IRIGASI MIKRO) Desember 2011 KATA PENGANTAR Executive Summary ini merupakan ringkasan dari Laporan Akhir kegiatan Pengkajian Efisiensi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tempat penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Fenomena Dasar Mesin (FDM) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 3.2.Alat penelitian

Lebih terperinci

Staf Pengajar Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung komunikasi penulis,

Staf Pengajar Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung komunikasi penulis, Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol. 1, No. 1, Oktober 2012: 37-42 EVALUASI KINERJA JARINGAN IRIGASI TINGKAT TERSIER UNIT PELAKSANA TEKNIS PENGAIRAN KOTA METRO DAERAH IRIGASI SEKAMPUNG BATANGHARI [EVALUATION

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PENGUJIAN

BAB IV PROSES PENGUJIAN 38 BAB IV PROSES PENGUJIAN Pengujian alat merupakan tahapan terpenting dalam membuat suatu alat, karena dengan adanya suatu pengujian kita dapat mengetahui kinerja dari alat yg kita buat, apakah dapat

Lebih terperinci

KAJIAN LAJU INFILTRASI TANAH PADA BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN DI DESA TANJUNG PUTUS KECAMATAN PADANG TUALANG KABUPATEN LANGKAT

KAJIAN LAJU INFILTRASI TANAH PADA BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN DI DESA TANJUNG PUTUS KECAMATAN PADANG TUALANG KABUPATEN LANGKAT KAJIAN LAJU INFILTRASI TANAH PADA BERBAGAI PENGGUNAAN LAHAN DI DESA TANJUNG PUTUS KECAMATAN PADANG TUALANG KABUPATEN LANGKAT (Study of soil infiltration rate in some land uses at Desa Tanjung Putus Kecamatan

Lebih terperinci