BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Utami Sutedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadan Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Singkat Lokasi Penelitian Pada tahun 2003 Desa Salilama dimekarkan menjadi tiga desa, dimana Salilama bagian selatan berdiri menjadi satu desa yang dinamakan desa Kramat. Desa Kramat ini memiliki tiga dusun dengan jumlah penduduk 1360 yang terbagi atas laki-laki 692 orang dan perempuan 668 orang dimana jumlah kepala keluarga laki-laki sebanyak 302 orang dan kepala keluarga perempuan sebanyak 49 orang yang sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Desa Kramat dapat ditempuh dengan jarak 2 km sampai ke kecamatan Mananggu, 30 km sampai ke kabupaten dan 135 km sampai ke ibukota Provinsi Gorontalo dengan akses jalan (Aspal) yang mudah dijangkau baik dengan jalan kaki sampai ke kecamatan dan kendaraan bermotor sampai ke kabupaten dan ibukota Provinsi Gorontalo. 2. Letak Geografis Desa Kramat Letak geografis suatu daerah sangat diperlukan,dimana untuk di jadikan suatu acuan atau petunjuk agar mempermudah dalam mencari daerah tersebut. Adapun letak atau batas suatu wilayah adalah sebagai berikut: - Sebelah Utara : Desa Salilama/Kaaruyan - Sebelah Selatan : Teluk Tomini - Sebelah Barat : Desa Tabulo/Tabulo Selatan - Sebelah Timur : Desa Pontolo Desa ini merupakan desa yang mudah dijangkau, karena tepat berada di Jalan Trans Sulawesi, dengan luas wilayah 2.833,1 ha. 3. Kondisi Iklim Wilayah Penelitian Curah hujan pada suatu tempat antara lain dipengaruhi oleh keadaan iklim, keadaan topografi dan perputaran arus angin. Oleh karena itu jumlah curah hujan beragam menurut bulan dan letak stasiun pengamat. Catatan curah hujan di desa kramat Tahun 2011 berkisar 60mm, dengan jumlah bulan hujan adalah 3 bulan.
2 Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat tersebut terhadap permukaan laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun 2011 suhu udara rata-rata 20 C. Kelembapan udara di Desa Kramat pada tahun 2011 adalah 32,5 dengan tinggi permukaan laut 8,15 mdl. 4. Pola Penggunaan Lahan Aktivitas pertanian merupakan segala kegiatan yang termasuk didalamnya yaitu bercocok tanam, peternakan, perikanan dan juga kehutanan. Desa Kramat mempunyai luas penggunaan lahan pertanian dengan luas 133 ha sedangkan lahan luas perkebunan adalah 350 ha. Luas lahan Kakao yang ada di Desa Kramat ini yaitu 33 ha dengan jumlah petani 45 orang yang terdiri dari tiga Gapoktan. B. Identitas Petani Responden Petani adalah setiap orang yang melakukan usaha untuk memenuhi atau sebagian seluruh kebutuhan hidupnya di bidang pertanian dalam arti luas yang meliputi usaha pertanian, peternakan, perikanan termasuk penangkapan ikan dan pemungutan hasil laut.pengenalan identitas responden dirasakan perlu karena responden yang ditunjuk tersebut telah dianggap mewakili keadaan tersebut.dimana petani mengusahakan satu cabang usahatani. Secara rinci identitas petani-petani responden yang meliputi umur, pendidikan, jumlah tanggungan keluarga dan lama berusahatani adalah sebagai berikut: 1. Umur Responden Umur petani diperkirakan akan mempengaruhi luasnya lahan yang diusahakan. Semakin tua umur petani, kekuatan fisiknya semakin berkurang, sehingga produktifitas dalam bekerja akan mengalami penurunan. Penurunan produktifitas yang dialami petani tua terlihat dari semakin (1) berkurangnya luas sawah yang diusahakan; (2) semakin sedikitnya curahan waktu berusahatani; (3) penyerahan pengusahaan oleh petani lain melalui mekanisme sewa, sakap dan gadai. Dengan demikian, umur petani diduga akan memiliki hubungan yang terbalik dengan penguasaan lahan. Jika semakin tua umur petani, maka semakin kecil penguasaan lahan petani.
3 Berdasarkan kriteria umur, umur kurang dari 15 tahun dikategorikan umur belum produktif, tahun dikategorikan umur produktif dan umur lebih dari 60 tahun dikategorikan umur tidak produktif lagi. Tabel 1.Keadaan Umur Petani Responden di Desa Kramat Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo Umur Jumlah Keterangan (Tahun) (Jiwa) Belum Produktif Produktif Tidak Produktif Sumber : Data Primer setelah diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 1. Dapat dilihat bahwa petani-petani responden yang memiliki usia belum produktif (antara 0-15) tidak ada, untuk usia produktif (antara tahun) berjumlah 33 jiwa, yang berarti mempunyai kemampuan fisik dan bekerja yang baik, sedangkan yang memiliki usia tidak produktif ( > dari 60 tahun ) berjumlah 12 jiwa, yang artinya kemampuan fisiknya dalam mengolah usahatani berkurang, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa usia responden didominasi oleh usia tahun. Ii2. Tingkat Pendidikan Responden Pendidikan yang diterima petani diperkirakan akan mempengaruhi luas lahan yang diusahakan. Pendidikan yang diterima petani diperoleh melalui pendidikan formal dan non formal. Pendidikan formal terlihat dari kelulusan petani dalam menempuh jenjang pendidikan formal seperti SD, SMP, SMA dan perguruan tinggi. Pendidikan non formal yang dimiliki petani dapat diperolah dari belajar terhadap orang tua atau masyarakat sekitarnya, belajar dari pengalaman, dan berbagai macam pelatihan yang pernah diikuti petani baik sendiri maupun melalui organisasi (kelompok tani). Pendidikan yang berhasil akan mempengaruhipola pikir dan prilaku petani yang tercermin dari ketekunan bekerja dan produktifitas petani. Dengan demikian, pendidikan diduga akan memiliki hubungan yang searah dengan penguasaan lahan. Semakin lama petani mampu mengenyam pendidikan, maka semakin luas penguasaan lahan petani.
4 Tingkat pendidikan petani responden dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini. 15% 18% 67% SD SMP SMA Gambar 2. Keadaan Pendidikan Petani Responden di Desa Kramat Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo Pada Gambar 2. Diketahui bahwa, petani-petani responden yang ada dilokasi penelitian masih tergolong rendah, yaitu sebanyak 30 jiwa atau 67% memiliki pendidikan SD (Sekolah Dasar) hal ini disebabkan oleh kemauan dan tingkat ekonomi yang rendah. Selanjutnya pendidikan tingkat SMP (Sekolah Menengah Pertama) sebanyak 8 jiwa atau 18%, dan SMA (Sekolah Menengah Atas) sebanyak 7 jiwa atau 15%. 3. Jumlah Tanggungan Keluarga Jumlah tanggungan keluarga diperkirakan akan mempengaruhi terhadap luas lahan sawah yang diusahakan. Semakin banyak jumlah tanggungan keluarga petani, maka semakin banyak pengeluaran rumah tangga petani yang harus ditutupi. Pada kondisi demikian, petani akan berusaha untuk mengoptimalkan pendapatan rumah tangga melalui; (1) peningkatan pendapa tan dari hasil pertanian; (2) meningkatkan pendapatan dari luar pertanian. Bagi petani padi, salah satu upaya untuk meningkatkan pendapatannya adalah dengan cara meningkatkan luas pengusahaan lahan sawahnya. Jika hal ini sulit dilakukan maka petani akan berupaya untuk mengoptimalkan perolehan pendapatan dari luar usahatani. Dengan demikian, mengingat ketersediaan lahan 4elative terbatas, jumlah tanggungan keluarga diduga memiliki hubungan yang terbalik dengan
5 penguasaan lahan.semakin banyak jumlah tanggungan keluarga petani, maka semakin kecil penguasaan lahan petani.jumlah tanggungan keluarga petani responden disajikan pada Gambar 3 di bawah ini % 18% 29% 40% Gambar 3. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden di Desa Kramat Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo Gambar 3.Menunjukkan bahwapetani responden yang ada dilokasi penelitian paling banyak memiliki 2 tanggungan keluarga yaitu berjumlah 18 jiwa atau 40%,kemudian disusul oleh yang memiliki 3 tanggungan keluarga 13 jiwa atau 29%, selanjutnya yang memiliki 1 tanggungan keluarga hanya 18% atau 8 jiwa petani responden dan yang terakhir yang memiliki 4 tanggungan keluarga 6 jiwa atau 13%. 4. Pengalaman Berusahatani Pengalaman berusahatani merupakan faktor penentu dalam keberhasilan usahatani. Semakin lama usahatani yang dilakukan maka semakin banyak pengalaman yang diperoleh. Semakin banyak pengalamanmaka petani semakin banyak memiliki kemampuan dalam mengelola usahataninya sehingga dapat meningkatkan pendapatan usahatani yang sedang dikembangkan. Selain itu, petani-petani muda biasanya mengambil pengalaman dari orang tuanya dalam melaksanakan usahataninya, dan akhirnya akan mengambil tanggung jawab orang tuanya yang semakin tua.
6 B Tabel 2. Pengalaman Berusahatani Petani Responden di Desa Kramat Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo Lama Berusahatani (Tahun) Jumlah (Jiwa) Persentase ( % ) Sumber : Data Primer setelah diolah, 2013 Tabel 2. Menunjukkan bahwa petani responden yang ada dilokasi penelitian didominasi oleh yang memiliki pengalaman berusahatani selama 30 tahun yaitu 28 jiwa atau 62%,sementara yang memiiki pengalaman selama 19 tahun adalah 17 jiwa atau 38%, ini berarti bahwa petani-petani responden cukup mempunyai pengalaman untuk melaksanakan usahataninya dengan baik. 5. Luas Lahan Responden Besar kecilnya luas lahan merupakan salah satu faktor penentu dalam.menghasilkan besarnya jumlah produksi pada usahatani yang akan diperoleh para petani kakao, akan tetapi semakin besar lahan yang digarap semakin besar jumlah biaya produksi yang akan dikeluarkan petani. Luas lahan petani responden di Desa Kramat Kecamatan mananggu Kabupaten Boalemo dapat dilihat pada Gambar 4 berikut ini. 7% 33% 60% Gambar 4. Luas Lahan Petani Responden di Desa Kramat Kecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo
7 Berdasarkan Gambar 4. dapat diketahui bahwa petani yang memiliki luas lahan paling sedikit yaitu 0,5 ha berjumlah 27 jiwa atau 60%, kemudian petani yang memiliki luas lahan 1 ha adalah 15 jiwa atau 33% sedangkan yang memiliki luas lahan yang paling besar yaitu 1,5 ha hanya berjumlah 3 jiwa atau 7%. 6. Deskripsi Usahatani Kakao Petani Sampel Semua tanaman kakao dalam keadaan aslinya adalah pohon-pohon yang terdapat dalan hutan tropis, masalah kelembapan dan temperatur agak menonjol pengaruhnya, yang berarti pohon kakao ini memerlukan tempat-tempat yang lembab dan panas. Hampir setiap perkebunan kakao diusahakan di daerah-daerah dataran rendah. demikian juga Indonesia, semua perkebunan kakao terletak di dataran-dataran rendah ataupun di lereng-lereng gunung dengan ketinggian 500 m dari permukaan laut. Pohon kakao membutuhkan batas temperatur tertentu, pohon kakao ini membutuhkan temperatur rata-rata setahun 25 0 c dengan temperatur harian rata-rata terdingin tidak kurang dari 15 0 c. Absolut minimum tidah boleh lebih rendah dari 10 0 c sedangkan maksimumnya sampai sekarang belum ada ketentuan. Tanaman kakao lebih membutuhkan distribusi curah hujan secara merata sepanjang tahun daripada jumlah hujan tahunan karena tanaman kakao menghendaki bulan kering tidak lebih dari tiga bulan. Curah hujan yang ideal berkisar antara mm/tahun dengan jarak tanam yang biasa digunakan 3 x 3 m dengan populasi tiap hektar kurang lebih pohon. Kakao yang tumbuh baik dan sehat serta kuat berumur 2 tahun, setelah pohon kakao tumbuh dengan penuh, artinya telah lebih dari sepuluh tahun akan memberi bunga yang baik, tetapi jika umur pohon kakao yang sudah lebih dari 25 tahun produksinya akan berkurang. Buah kakao dapat dipanen pada saat buah berumur 170 hari atau kira-kira 6 bulan atau buah sudah masak menjadi kuning/jingga. Tanaman kakao pada dasarnya dapat hidup pada semua jenis tanah. Hal yang terpenting adalah lapisan t5anah harus dalam hingga dapat memberi kesempatan pertumbuhan akar dengan bebas, dan kandungan bahan organik yang cukup, artinya tidak kekurangan air dan tidak pula terendam air untuk waktu lebih dari 24 jam. Penanaman kakao harus didahului dengan persiapan lapangan/kebun sampai siap
8 tanam. Penggalian lubang biasanya dilakukan sebelum penanaman larikan naungan, tetapi sementara bisa dilakukan 3-4 bulan setelah penanaman larikan naungan sementara. Usahatani kakao rakyat Desa Kramat dideskripsikan berdasarkan data primer yang diambil dari petani sampel, rata-rata petani sampel memiliki umur 55 tahun dengan pengalaman berusahatani rata-rata 26 tahun. Usahatani kakao petani sampel ini dilakukan pada lahan kering, dimana disamping tanaman kakao juga ditanami tanaman kelapa maupun tanaman pisang. Hal ini dilakukan ketika tanaman kakao belum berproduksi ataupun belum musim panen, petani dapat mengolah tanaman pisang dan tanaman kelapa sehingga memperoleh penghasilan dari tanaman tersebut. Luas lahan petani kakao ini rata-rata 0,73 ha dengan status lahan milik sendiri yang sebagian besar dari warisan.banyaknya pohon kakao petani sampel ini mempunyai variasi tergantung luas lahan, dimana dalam 0,5 ha pohon kakao mencapai 500 pohon untuk luas lahan 1 ha dan luas lahan 1,5 ha mencapai pohon. Dalam penyediaan sarana produksi seperti pupuk ataupun obat-obatan belakangan ini petani sering menghadapi masalah, dimana harga pupuk yang selalu mengalami kenaikan, yang membuat petani harus menyediakan biaya yang tidak sedikit, ditambah lagi dengan hasil produksi yang setiap tahunnya mengalami penurunan, sehingga petani mulai jenuh untuk merawat tanaman kakao mereka, karena petani merasa telah mengeluarkan biaya besar tetapi hasil yang diperoleh sedikit. Biaya operasional yang dikeluarkan setiap tahunnya ratarata adalah sebesar Rp , dimana didalamnya terdapat biaya tenaga kerja, pembelian pupuk dan biaya pembelian obat-obatan. Harga kakao yang ada di tempat penelitian rata-rata perkilogramnya Rp dan jumlah produksi petani sampel rata-rata 279 kilogram, dengan penerimaan pertahun yang diperoleh petani sampel rata-rata Rp
9 C. Penerimaan, Struktur Biaya, Pendapatan / tahun Usahatani Kakao 1. Penerimaan Usahatani Kakao Penerimaan usahatani kakao diperoleh dari hasil perkalian antara jumlah produksi dengan harga jual pada saat itu. Penerimaan usahatani kakao di Desa Kramat dapat dilihat pada tabel berikut ini: [Tabel 3. Rata- rata Penerimaan Usahatani Kakaodi Desa Kramat, Kecamatan Mananggu, Kabupaten Boalemo. No. Tahun Harga Rp/Kg Produksi (Kg) Penerimaan (Rp) Total Rata-rata Sumber : Data Primer setelah diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 3.diketahui bahwa pada tahun pertama dan tahun kedua belum memperoleh hasil produksi sehingga belum ada penerimaan. Pada tahun 2010 penerimaan yang diperoleh petani responden berjumlah besar yaitu sebesar Rp , hal ini dikarenakan produksi pada tahun tersebut hanya sedikit, namun harga perkg nya lebih besar, sedangkan penerimaan dengan jumlah yang sedikit terdapat pada tahun 2005 dan 2006 yaitu Rp , karena harga perkg tanaman kakao pada tahun tersebut hanya kecil dibandingkan tahun-tahun yang lain. 2. Struktur Biaya Usahatani Kakao Struktur biaya usahatani kakao terdiri dari biaya investasi, biaya operasional & pemeliharaan serta pendapatan. Struktur biaya pertahun dapat di lihat pada tabel berikut ini:
10 Tabel 4. Rata-rata Pertahun Biaya Usahatani Kakao di Desa KramatKecamatan Mananggu Kabupaten Boalemo. No. Tahun Jenis Biaya Investasi O Biaya Total Total Rata-rata Sumber: Data Primer Setelah Diolah, 2013 Pada Tabel 4. terlihat bahwa biaya terbesar yang dikeluarkan petani responden terdapat pada tahun 2003 yaitu sebesar Rp , hal ini disebabkan karena pada tahun tersebut biaya-biaya yang dikeluarkan meliputi biaya investasi dan biaya operasional serta pemeliharan, sedangkan biaya terendah terdapat pada tahun 2004 yaitu sebesar Rp karena biaya yang dikeluarkan hanya biaya pemeliharaan. 3. Pendapatan Usahatani Kakao Pendapatan usahatani kakao diperoleh dari selisih antara penerimaan dan biaya total. Adapun pendapatan pertahun usahatani kakao di Desa Kramat dapat di lihat pada tabel berikut ini:
11 Tabel 5. Rata- rata PendapatanPertahun Usahatani Kakaodi Desa Kramat, Kecamatan Mananggu, Kabupaten Boalemo. No. Tahun Benefit (Rp) Biaya Total (Rp) Pendapatan(Rp) Total Rata-rata Sumber: Data Primer Setelah diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 5. dapat dilihat bahwa Rata-rata biaya total yang diperlukan selama 10 tahun adalah Rp dari sisi penerimaan diketahui rata-rata penerimaan petani kakao di Desa Kramat adalah Rp berdasarkan data biaya dan penerimaan diperolehpendapatan terbesar yang terima oleh petani responden ada pada tahun 2010 sebesar Rp , hal ini disebabkan jumlah penerimaan lebih besar dibandingkan dari biaya total, sedangkan pendapatan yang paling sedikit terdapat pada tahun 2003 yaitu sebesar Rp , karena jumlah biaya yang dikeluarkan lebih besar daripada penerimaan sehingga hanya memperoleh pendapatan yang sangat tidak memuaskan. D. Analisis Kelayakan Finansial Usahatani Kakao Menurut Lihan dan Yogi (2009:40), Analisis atau pendekatan ini menitik beratkan pada pendekatan mikro, artinya dalam analisis atau pendekatan kegiatan dan hasil-hasil suatu proyek dilihat dari kepentingan individu atau perusahaan atau kepentingan para pemegang saham perusahaan tersebut, yakni laba yang dihasilkan proyek (private return) atau laba bisnis (bussiness profit).
12 Dalam menentukan layak atau tidaknya usaha, fungsi terpenting adalah aspek finansial dimana usaha hanya dapat terlaksana bila ada anggaran dana. Aspek finansial berkaitan dengan bagaimana menentukan kebutuhan jumlah dana dan sekaligus pengalokasiannya serta mencari sumber dana yang bersangkutan secara efisien, sehingga memberikan tingkat keuntungan yang menjanjikan bagi investor (Husen, 2009:79). Kegiatan usaha dikatakan layak jika memberikan keuntungan finansial, sebaliknya kegiatan usaha dikatakan tidak layak apabila usaha tersebut tidak memberikan keuntungan finansial. Tingkat kelayakan suatu usaha dapat dinilai dengan menggunakan kriteria-kriteria investasi : a) Net Present Value (NPV), b) Internal Rate of Return (IRR), c) Benefit Cost Ratio (BCR), d) Profitability Ratio (PR) dan Payback Period (PP) Gittinger(1986:212). Usahatani Kakao di Desa Kramat merupakan usaha yang dilakukan selama bertahun-tahun, karena tanaman kakao memiliki umur produktif puluhan tahun. Suatu usaha yang dijalankan dalam jangka panjang biasanya perlu diketahui kelayakannya dengan menggunakan alat analisis kelayakan finansial atau alat kriteria investasi. Alat kriteria investasi antara lain, yaitu Analisis NPV, IRR, B/C Ratio, Profitability Ratio dan Payback Period. Lebih jelasnya masingmasing analisis kelayakan finansial usahatani kakao dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini: Tabel 6. Hasil Analisis Kelayakan Finansial pada Uahatani Kakao di Desa Kramat, Kecamatan Mananggu, Kabupaten Boalemo, No Analisis Finansial Nilai Keterangan 1 NPV >0 Positif 2 IRR 26 % > Suku bunga15% 3 Gross B/C Ratio (BCR) 1,32 > 1 4 Net B/C Ratio (BCR) 3,53 > 1 5 Profitability Ratio 3,41 > 1 6 Payback Period 4 tahun 9 bulan Layak Sumber: Data primer setelah diolah, 2013 Berdasarkan Tabel 6. diatas diperoleh bahwa hasil analisis kelayakan Finansial adalah berikut ini:
13 1. Analisis NPV Pada analisis kelayakan finansial usahatani kakao diperoleh hasil perhitungan NPVdengan tingkat suku bunga sebesar 15% menghasilkan nilai NPV sebesar Rp dimana menunjukkan bahwa penanaman investasi pada usahatani kakao akan memberikan keuntungan sebesar Rp selama 10 tahun menurut nilai sekarang, yang berarti usahatani ini layak untuk dikembangkan karena menghasilkan nilai positif atau lebih dari 0. Seperti yang di jelaskan dalam teori menurut Umar( 2005:200) yang menyatakan bahwa NPV (Net Present Value) adalah selisih antara present value dari investasi dengan nilai skarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih (Aliran kas operasional maupun aliran kas terminal). Untuk menghitung nilai skarang perlu ditentukan tingkat bunga yang relevan. 2. Analisis IRR Untuk mengetahui sejauh mana usahatani kakao ini dapat memberikan keuntungan, digunakan analisis IRR. IRR dinyatakan dalam persen (%) yang merupakan tolak ukur dari keberhasilan suatu usaha. Pada usahatani kakao ini diperoleh IRR 26 persen (%), yang menunjukkan bahwa investasi pada tingkat suku bunga bank (DF) 15 persen layak dan menguntungkan, karena IRR lebih besar dari tingkat suku bunga (DF) yang ditetapkan hal ini jelaskan dalam teori Gittinger (1986:89) bahwa IRR adalah nilai discount rate yang membuat NPV dari proyek sama dengan nol. Jika ternyata IRR dari suatu proyek sama dengan yang berlaku sebagai social discount rate, maka NPV dari proyek itu sebesar 0. Jika IRR social discount rate, maka usaha tersebut dinyatakan layak, sedangkan jika IRR social discount rate maka usaha tersebut sebaiknya tidak dilaksanakan. 3. Analisis B/C Ratio Analisis B/C Ratio yaitu dapat dilihat dari Gross B/C Ratio dan Net B/C Ratio. Gross B/C Ratio yang dihasilkan dalam usahatani kakao ini adalah 1,32 sedangkan Net B/C Ratio sebesar 3,53 yang berarti Gross B/C Ratio dan Net B/C
14 Ratio > 1, dimana manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya yang dikeluarkan, sehingga usahatani kakao layak untuk dilanjutkan. Seperti yang dinyatakan dalam teori Gittinger (1986:90) B/C Ratio adalah perbandingan antara present value manfaat dengan present value biaya, dengan demikian benefit cost ratio menunjukkan manfaat yang diperoleh setiap penambahan satu rupiah pengeluaran B/C Ratio akan menggambarkan keuntungan dan layak dilaksanakan jika mempunyai B/C Ratio 1, apabila B/C Ratio = 1 maka usaha tersebut tidak untung dan tidak rugi, sehingga terserah kepada penilai pengambil keputusan dilaksanakan atau tidak. Apabila B/C Ratio 1 maka usaha tersebut merugikan sehingga lebih baik tidak dilaksanakan. 4. Profitability Ratio Profitability Ratiodalam usahatani kakao ini diperoleh hasil adalah 3,41 yang berarti profitabilitynya > 1, sehingga usahatani layak untuk diusahakan ataupun dilanjutkan. Seperti yang dijelaskan oleh Ibrahim ( 2009:152) bahwa Profitability Ratio digunakan untuk mengetahui besarnya net return bagi modal investasi yang ditanam dalam modal. Besarnya net return bagi modal investasi adalah Gross Benefit dikurangi biaya O dan M. Profitability Ratio merupakan suatu ratio pembanding antara selisih benefit dengan biaya operasi dan pemeliharaan dibanding dengan jumlah investasi. Nilai dari masing-masing variabel dalam bentuk present value atau nilai 5. Payback Period Payback Perioddiketahui bahwa jangka waktu pengembalian modal investasi yang diperlukan dalam usahatani kakao adalah 4 tahun 9 bulan. Seperti yang dijelaskan oleh Ibrahim (2009:154), bahwa paybackperiod (PBP) adalah jangka waktu tertentu yang menunjukkan terjadinya arus penerimaan ( cash in flows) secara kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam bentuk present value. Analisis payback period dalam studi kelayakan perlu juga ditampilkan untuk mengetahui berapa lama usaha/proyek yang dikerjakan baru dapat mengembalikan investasi. Semakin cepat dalam pengembalian biaya investasi
15 sebuah proyek, semakin baik proyek tersebut karena semakin lancar perputaran modal, ditambahkan pula oleh Hermanto dalam Diatin (1989:98) bahwa Analisis Payback Period menghitung berapa investasi yang digunakan dapat kembali.
METODE PENELITIAN. yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit
III. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat kuantitatif, yang banyak membahas masalah biayabiaya yang dikeluarkan selama produksi, input-input yang digunakan, dan benefit yang diterima, serta kelayakan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yang merupakan suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian telah dilakukan di lahan pertanaman padi sawah (Oryza sativa L.) milik
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilakukan di lahan pertanaman padi sawah (Oryza sativa L.) milik 6 kelompok tani di Kelurahan Tejosari Kecamatan Metro Timur Kota
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sudi Mampir di Kecamatan Bone Pantai Kabupaten Bone Bolango. Waktu penelitian adalah bulan April sampai
Lebih terperinciIII OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.
22 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah usaha ternak sapi perah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.
Lebih terperinciKERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. (2012) penelitian deskriptif adalah metode pencarian fakta dengan interpretasi
III. METODE PENELITIAN Penelitian tentang analisis kelayakan usahatani salak nglumut di Gapoktan Ngudiluhur dilakukan di Desa Kaliurang, Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang. Penelitian ini menggunakan
Lebih terperinciVII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL
VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Proyeksi Arus Kas (Cashflow) Proyeksi arus kas merupakan laporan aliran kas yang memperlihatkan gambaran penerimaan (inflow) dan pengeluaran kas (outflow). Dalam penelitian
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar
26 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di lahan padi sawah irigasi milik Kelompok Tani Mekar Desa Tulung Balak dengan luas 15 ha yang terletak pada wilayah Kecamatan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bergesernya pola hidup masyarakat secara global yang semakin hari semakin menginginkan pola hidup yang sehat, membuat adanya perbedaan dalam pola konsumsi
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kabupaten Blora merupakan kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten Blora terbagi dalam 16 kecamatan yaitu Kecamatan Jati, Kecamatan Randublatung, Kecamatan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
V. GAMBARAN UMUM WILAYAH 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Brebes merupakan salah satu dari tiga puluh lima daerah otonom di Propinsi Jawa Tengah yang terletak di sepanjang pantai utara Pulau Jawa.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di industri pembuatan tempe UD. Tigo Putro di Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN. Menurut Kadariah (2001), tujuan dari analisis proyek adalah :
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Analisis Kelayakan Investasi Pengertian Proyek pertanian menurut Gittinger (1986) adalah kegiatan usaha yang rumit karena penggunaan sumberdaya
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Domba Tawakkal, yang terletak di Jalan Raya Sukabumi, Desa Cimande Hilir No.32, Kecamatan Caringin, Kabupaten
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti, serta penting untuk memperoleh
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sampai dengan 30 tahun tergantung dengan letak topografi lokasi buah naga akan
V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Kelayakan Usahatani Buah Naga Buah naga merupakan tanaman tahunan yang sudah dapat berbuah 1 tahun sampai dengan 1,5 tahun setelah tanam. Buah naga memiliki usia produktif
Lebih terperinciVII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL
VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aspek finansial
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Perbawati merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Batas-batas
Lebih terperinciVII. ANALISIS FINANSIAL
VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar
Lebih terperinciANALISIS PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG SABANA CABANG PERUMAHAN ANGKASA PURI JATI ASIH - BEKASI
ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA AYAM GORENG SABANA CABANG PERUMAHAN ANGKASA PURI JATI ASIH - BEKASI Nama NPM : 12210810 Jurusan Pembimbing : Firman Rengga Adi Nugroho : Manajemen : Dessy Hutajulu, SE., MM
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Responden 4.3. Desain Penelitian
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilakukan di Desa Blendung, Kecamatan Purwadadi, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini ditentukan secara sengaja (purposive)
Lebih terperinciIV METODOLOGI PENELITIAN
IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
10 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Wangunjaya Kecamatan Cugenang Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan selama satu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka Kopi (Copea spp.) dikenal sebagai bahan minuman yang memiliki aroma harum, rasa nikmat yang khas, serta dipercaya memiliki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hutan Tanaman Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) dalam Hutan Tanaman adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu dalam Hutan
Lebih terperinciAspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11
Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang
Lebih terperinciVIII. ANALISIS FINANSIAL
VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur
47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis
23 III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengertian Usahatani Bachtiar Rifai dalam Hernanto (1989) mendefinisikan usahatani sebagai organisasi dari alam, kerja dan modal yang
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di pertambangan bahan galian C
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini mengambil lokasi di pertambangan bahan galian C Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Penelitian ini dilakukan selama lima bulan.
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN II.1 Tinjauan Pustaka Tanaman jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan tanaman buah daerah tropis dan dapat juga tumbuh
Lebih terperinciIV. METODOLOGI. merupakan salah satu daerah pertanian produktif di Kabupaten Majalengka.
IV. METODOLOGI 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sukahaji, Kabupaten Majalengka. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Sukahaji merupakan salah satu
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek memiliki beberapa pengertian. Menurut Kadariah et al. (1999) proyek ialah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di lahan HKm Desa Margosari Kecamatan Pagelaran
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan HKm Desa Margosari Kecamatan Pagelaran Kabupaten Pringsewu pada bulan Agustus 2013. B. Alat dan Objek Penelitian Alat
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI. Nama : Aji Tri Sambodo NPM : Kelas : 3EA18
STUDI KELAYAKAN BISNIS PADA USAHA RIADY AQUARIUM BEKASI Nama : Aji Tri Sambodo NPM : 10210466 Kelas : 3EA18 Pendahuluan Penilaian investasi / studi kelayakan sangat diperlukan oleh orang atau badan yang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang
70 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Tanggamus 1. Keadaan Geografis Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten
Lebih terperinciANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU
ANALISIS KELAYAKAN BUDIDAYA APEL (MALUS SYLVESTRIS MILL) DI DESA BULUKERTO,KECAMATAN BUMIAJI, KOTA BATU Desy Cahyaning Utami* *Dosen Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan Imail: d2.decy@gmail.com
Lebih terperinciBAB V. Kesimpulan Dan Saran
BAB V Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis, maka dapat diperoleh kesimpulan antara lain: 1. Kebutuhan dana untuk investasi awal untuk proyek
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Gula merah tebu merupakan komoditas alternatif untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula. Gula merah tebu dapat menjadi pilihan bagi rumah tangga maupun industri
Lebih terperinciMETODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada
METODE PERBANDINGAN EKONOMI METODE BIAYA TAHUNAN EKIVALEN Untuk tujuan perbandingan, digunakan perubahan nilai menjadi biaya tahunan seragam ekivalen. Perhitungan secara pendekatan : Perlu diperhitungkan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada
Lebih terperinciVIII. ANALISIS FINANSIAL
VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. memiliki aksesibilitas yang baik sehingga mudah dijangkau dan terhubung dengan
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa wukirsari merupakan salah satu Desa dari total 4 Desa yang berada di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Desa Wukirsari yang berada sekitar
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah kegiatan-kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan dalam suatu bentuk kesatuan dengan mempergunakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani sehingga sektor pertanian memegang peranan penting sebagai penyedia
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Proyek adalah suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan kemanfaatan (benefit),
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Pemilihan lokasi secara sengaja (purposive) berdasarkan pertimbangan bahwa
Lebih terperinciV KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN
V KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Gambaran Umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi Gambaran umum Kecamatan Kebon Pedes, Kabupaten Sukabumi dalam penelitian ini dihat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan
III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik
Lebih terperinciGambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Letak dan Keadaan Geografi Daerah Penelitian Desa Pulorejo merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Batas-batas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini penulis menjelaskan tinjauan teori-teori yang terkait yang digunakan dalam analisa dan pembahasan penelitian ini satu persatu secara singkat dan kerangka berfikir
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Sistem Agribisnis Agribisnis sering diartikan secara sempit, yaitu perdagangan atau pemasaran hasil pertanian.sistem agribisnis sebenarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi. Dalam bersosialisasi, terdapat berbagai macam jenis hubungan yang
BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan, penulis akan menyampaikan beberapa hal yang berhubungan dengan proses pengerjaan penelitian ini. Antara lain berkenaan dengan latar belakang penelitian, identifikasi
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN. (Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir), Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di lokasi penanaman JUN Unit Usaha Bagi Hasil- Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara (UBH-KPWN) Kabupaten Bogor
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian. Kabupaten Wonosobo, terletak lintang selatan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Daerah Penelitian 1. Kondisi Fisik a. Letak, Batas dan Luas Daerah Penelitian Kecamatan Mojotengah merupakan salah satu dari 15 kecamatan di Kabupaten
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari
Lebih terperinciBab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1)
M a n a j e m e n K e u a n g a n 96 Bab 6 Teknik Penganggaran Modal (Bagian 1) Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung, dan menjelaskan mengenai penggunaan teknik penganggaran modal yaitu Payback
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Terdiri dari 18 Kecamatan, 191 Desa, dan 14 Kelurahan. Letak
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Wilayah Penelitian Kabupaten Gorontalo memiliki letak yang sangat strategis sebagai pusat akses lintas daerah karena posisinya berada di titik tengah wilayah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha pengolahan komoditi kelapa, dampaknya terhadap
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan
Lebih terperinciIII KERANGKA PEMIKIRAN
III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan
Lebih terperinciBAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.
43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada
Lebih terperinciStudi Kelayakan Bisnis Pembukaan Cabang Baru Pada Usaha Ayam Bakar dan Madu Sumber Jaya NINDYA KLARASINTA STEVIANUS, SE.
Studi Kelayakan Bisnis Pembukaan Cabang Baru Pada Usaha Ayam Bakar dan Madu Sumber Jaya NINDYA KLARASINTA 15212337 STEVIANUS, SE., MM PENDAHULUAN Latar Belakang Persaingan Bisnis Strategi Pemasaran Studi
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Analisis Kelayakan Usaha Analisis Kelayakan Usaha atau disebut juga feasibility study adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat
Lebih terperinciIV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data
IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Restoran Pastel and Pizza Rijsttafel yang terletak di Jalan Binamarga I/1 Bogor. Pemilihan tempat penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Gorontalo Utara merupakan wilayah administrasi yang merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang
Lebih terperinci3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data
19 3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di lapangan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi Jawa Barat. Pengambilan data di lapangan dilakukan selama 1 bulan,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
16 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Usaha pengembangan kerupuk Ichtiar merupakan suatu usaha yang didirikan dengan tujuan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Melihat dari adanya peluang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional
III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpamaham mengenai pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dibuat definisi operasional sebagai
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Citapen Lokasi penelitian tepatnya berada di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Berdasarkan data Dinas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Definisi Internet
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Internet Secara harfiah, internet (kependekan dari interconnectednetworking) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian. Internet juga berarti
Lebih terperinciBAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
BAB V KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 5.1. Karakteristik Desa 5.1.1. Kondisi Geografis Secara administratif Desa Ringgit terletak di Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah. Letak Desa
Lebih terperinci6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI
6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan dalam dunia usaha pada masa sekarang ini menuntut pelaku ekonomi untuk bertindak seefektif dan seefisien mungkin. Tindakan yang efektif dan efisien
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran
21 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Studi kelayakan pengembangan bisnis merupakan suatu analisis mendalam mengenai aspek-aspek bisnis yang akan atau sedang dijalankan, untuk mengetahui apakah
Lebih terperinciMata Kuliah - Kewirausahaan II-
Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Modul ke: Analisa Investasi dalam Berwirausaha Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id Evaluasi
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5. Kecamatan Leuwiliang Penelitian dilakukan di Desa Pasir Honje Kecamatan Leuwiliang dan Desa Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan pertanian
Lebih terperinciIV. METODE PENELITIAN
IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan
Lebih terperinciSTUDI KELAYAKAN PROYEK PENGEMBANGAN PERKEBUNAN PISANG ABACA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PERANGGARAN MODAL
STUDI KELAYAKAN PROYEK PENGEMBANGAN PERKEBUNAN PISANG ABACA DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS PERANGGARAN MODAL Sumiati dan Toto Sugiharto Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma ABSTRAK Lahan tidur merupakan
Lebih terperinciV GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS
V GAMBARAN UMUM DESA CIMANGGIS 5.1. Karakteristik Wilayah Kabupaten Bogor memiliki kuas wilayah 299.428,15 hektar yang terbagi dari 40 kecamatan. 40 kecamatan dibagi menjadi tiga wilayah yaitu wilayah
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian organik kini mulai menjadi peluang baru dalam usaha pertanian, hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya mengonsumsi makanan,
Lebih terperinci