BAB IV METODE PELAKSANAAN. A. Tahapan Program

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV METODE PELAKSANAAN. A. Tahapan Program"

Transkripsi

1 12 BAB IV METODE PELAKSANAAN A. Tahapan Program a. Sosialisasi Program Sosialisasi program menjadi tahapan awal dari seluruh rangkaian kegiatan community development STANSA (Sahabat Petani Sejahtera) ini. Kesejahteraan petani merupakan tujuan akhir dari program ini dengan harapan penerapan pemberdayaan masyarakat petani ini dapat meningkatkan taraf hidup petani secara okonomi, pendidikan dan sosial kemasyarakatan. Tahapan sosialisasi ini merupakan pintu awal yang akan dimasuki. Keberhasilan dari proses selanjutnya ditentukan dari fase awal ini. Dalam proses ini dilakukan penawaran program secara gamblang kepada masyarakat petani. Tahap ini menjadi fase pengenalan sekaligus pencitraan awal dari tim eksekutif mahasiswa pelaksana kepada masyarakat petani. Melalui pengenalan tersebut, akan dapat dilinai secara objektif mengenai kemanfaatan dari program yang akan disajikan. Tahapan ini juga untuk membuka ruang-ruang dialogis interaktif untuk meningkatkan kualitas program dan pelaksanaannya di lingkungan masyarakat petani. Pelaksanaannya program STANSA ini melibatkan tiga sektor penting yang akan turut mendapatkan sosialisasi, yaitu public sector (pihak pemerintah), private sector (pihak swasta), third sector (elemen LSM atau organisasi-organisasi sosial kemasyarakatan). Pihak pemerintah atau instansi yang mendapatkan sosialisasi dari program ini, antara lain Pemerintah Kabupaten Sleman, Dinas Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan Kabupaten Sleman, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman, Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Pemerintah Kecamatan Minggir, Pemerintah Desa Sendang Rejo, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Desa Sendang Rejo, selain itu juga dengan Laboratorium Pengolahan Limbah, Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada serta Laboratorium Manajemen dan Produksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Selanjutnya, pihak masyarakat yang mendapatkan sosialisasi, antara lain Kepala Kecamatan, Kepala Desa, Kepala Dukuh, Ketua RT, Ketua RW, Ketua Kelompok Tani Ngudi Makmur 1 di Desa Sendang Rejo, dan Ketua Kelompok Perikanan Rakyat Mina Sejahtera. Elemen swasta yang dilibatkan adalah CV. Pandawa Kencana, Cangkringan, Sleman yang dipimpin oleh Dr.hc.Ir. Gembong Danudiningrat yang bergerak di sektor integrated farming dan juga inventor bioaktivator pupuk organik Good Bacteria-1 (GB-1) serta selaku mitra pemasaran beras organik. Selain CV. Pandawa Kencana, ikut dilibatkan juga Joglo Tani yang dipimpin oleh TO Suprapto sebagai mitra pendamping produksi. Elemen third sector yang akan dilibatkan adalah Kelompok Studi Fakultas Pertanian, Klinik Agro Mina Bahari dan Departemen Community Development Jaringan Nasional Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI) Mahasiswa.

2 13 Sosialisasi ini dilakukan dengan mengundang segenap elemen masyarakat yang terkait dalam suatu forum dialogis. Selain itu, juga dapat memanfaatkan forum-forum kemasyarakatan yang ada sebagai alternatif untuk menerangkan program dan maksud program yang akan direalisasikan. b. Tahapan Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Tahap pendidikan dan pelatihan (diklat) STANSA ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman mengenai pertanian organik dan keterampilan dalam mengolah limbah peternakan secara terpadu, serta pelatihan pembuatan pestisida hayati. Diklat ini, juga berfungsi untuk memberikan penjelasan tentang mekanisme pembuatan jerami fermentasi, pembuatan pupuk kompos, fermentasi urine menjadi pupuk cair dan biopstisida, pembuatan pestisida organik, mekanisme penanaman beras organik dengan metode SRI, penjelasan mengenai manfaat dan pemanfaatan produk, dan bimbingan penjualan serta pemasaran hasil olahan. Pelatihan juga diberikan kepada ibu-ibu warga sekitar. Khususnya, mengenai pembudidayaan tanaman sayuran dalam pot dengan memanfaatkan tanah kosong di sekitar rumah agar menjadi lebih produktif. Sebelum melakukan pelatihan, semua anggota tim akan mendapatkan penyuluhan terlebih dahulu dari Pemerintah maupun Swasta. Sehingga, akan terbentuk masyarakat yang memiliki motivasi tinggi serta kapasitas lebih. Tahapan Diklat tersebut sepenuhnya akan dipandu dan atur oleh anggota tim eksekutif STANSA. Anggota tim tersebut menjadi manajer Diklat dan bertanggung jawab untuk menyusun kurikulum diklat, pelaksanaan Diklat, dan follow up-nya. Dalam STANSA ini ada tiga program utama pendidikan dan pelatihan pertanian organik diantaranya Kenal SRI Organik, Pelatihan Pengujian Pupuk dan Tanah PUPUT dan Pelatihan Pembuatan Pestisida Organik Lokal (POL). 1. Kenal SRI (System of Rice intensification) Organik a. Tahap awal diklat ialah pengenalan tentang metode SRI yang dipadukan dengan teknologi pertanian organik (selanjutnya disebut SRI Organik) kepada petani. Tahap awal ini akan dilakukan studi banding ke Joglo Tani. Di Joglo Tani para petani akan lebih tahu secara riil bagaimana aplikasi SRI Organik di lapangan. Kegiatan ini dilakukan untuk menyadarkan masyarakat terlebih dahulu akan pentingnya kegiatan budidaya yang ramah lingkungan dan juga menampilkan bukti hasil dari pertanaman SRI Organik secara nyata kepada para petani. Dari sini diharapkan petani sadar akan manfaat yang bisa didapatkan dari teknologi SRI Organik ini. b. Tahap selanjutnya adalah Tahap aplikasi. Tahap ini adalah tahap utama dari program Kenal SRI Organik. Karena di sini para petani akan langsung mempraktikkan secara langsung apa yang sudah didapatkan di Joglo Tani dengan bimbingan dari Tim STANSA. Beberapa langkah yang akan dilakukan dalam tahap aplikasi ini adalah sebagai berikut:

3 14 Penyiapan Benih Penyemaian Penyiapan Lahan Penanaman Perawatan 1.1.Penyiapan Benih Skema 2. Tahapan Pertanaman SRI. Benih diseleksi dengan bantuan penggunaan air garam dan telur ayam. Kadar air garam yang sudah mampu mengapungkan telur ini dapat digunakan untuk seleksi benih, langkah selanjutnya adalah sebagai berikut : a. Masukkan benih ke dalam air garam dan pilih hanya benih yang tenggelam, gabah yang mengapung dapat dimanfaatkan untuk pakan ayam atau burung; b. Benih yang baik kemudian dicuci dengan bersih sampai rasa asinnya hilang dari benih tersebut, juga akan lebih baik dicuci menggunakan wadah yang berlubang dan pada air yang mengalir untuk meyakinkan benih benar-benar akan terbebas dari garam; c. Benih yang sudah bebas dari garam direndam dalam air biasa selama sekitar 24 jam; d. Setelah benih direndam, kemudian lakukan pemeraman selama sekitar 36 jam yaitu benih di bungkus dengan karung goni atau kain yang basah. Penyimpanan benih yang dibungkus kain basah ini akan lebih baik ditempat yang hangat misalnya di dapur asalkan kainnya tetap dijaga basah dan lembab; e. Setelah berkecambah atau muncul akar pendek, benih siap disemai atau ditebar Penyemaian Pemanenan Penyemaian dilakukan di dalam kotak plastik atau besek yang diberi alas plastik/daun pisang dan berada di area terbuka yang

4 15 mendapatkan sinar matahari cukup. Tanah untuk penyemaian tidak menggunakan tanah sawah tetapi menggunakan tanah darat yang gembur dicampur dengan kompos dengan perbandingan tanah : kompos sebaiknya minimal 2:1 dan akan lebih baik bila 1:1, dapat juga ditambahkan pada campuran ini abu sekam agar medianya semakin gembur Luas area yang diperlukan untuk penyemaian minimal adalah sekitar 20 m 2 untuk setiap 5 kg benih, sehingga bila penyemaian dilakukan pada wadah dapat dihitung jumlah wadah yang diperlukan menyesuaikan dengan ukuran masing-masing wadah dan tentunya akan lebih baik lagi bila tempat penyemaiannya lebih luas untuk pertumbuhan benih yang lebih sehat. Setelah dilakukan penyemaian benih-benih ini harus dirawat dengan melakukan penyiraman setiap pagi dan sore. Benih siap di tanam ke sawah saat usianya belum mencapai 15 hari dan sebaiknya antara umur 8-10 hari setelah tebar yaitu ketika baru memiliki dua helai daun. 1.3.Penyiapan Lahan Penyiapan lahan sawah untuk pertanian organik dengan pola tanam SRI diawali dengan membajak dan membalikkan tanah serta memecah tanah menjadi bongkahan-bongkahan serta menghancurkan gulma setelah sebelumnya lahan digenangi air selama beberapa hari agar tanahnya menjadi lunak. Proses ini dapat dilakukan secara tradisional dengan menggunakan kerbau atau sapi maupun secara modern dengan menggunakan traktor dengan catatan tidak terjadi tumpahnya minyak traktor pada lahan pertanian. Tahap yang dilakukan selanjutnya adalah memperbaiki pematang sawah agar lahan sawah tidak bocor dan tidak ditumbuhi tanaman liar untuk menghindari bersarangnya tikus di pematang. Perbaikan pematang sawah dilakukan bersamaan dengan pekerjaan pencangkulan untuk bagian sawah yang tidak dapat dijangkau oleh pembajakan yang biasanya berada di bagian pojok sawah. Pupuk organik yang telah dibuat oleh masyarakat ditebarkan di lahan sebelum pekerjaan penggaruan sehingga pada saat digaru pupuk organik dapat bercampur dengan tanah sawah. Penggaruan bertujuan untuk memperhalus butiran tanah sehingga menjadi lumpur dan meratakan lahan. Jumlah pupuk organik yang ideal adalah sebanyak 1 kg untuk setiap 1 m 2 luas lahan. Perataan lahan merupakan proses yang sangat penting karena lahan harus benar-benar rata dan datar sehingga akan memudahkan dalam pengaturan air. Selanjutnya area penanaman padi dibuat dalam baris-baris atau petakan yang dipisahkan dengan jalur pengairan dengan lebar petakan sekitar 2 m agar memudahkan dan meratakan rembesan air ke seluruh area tanaman padi selain untuk lebih memudahkan saat penanaman dimana petani yang melakukan penanaman posisinya berada di saluran air di kedua sisi petakan.

5 16 Selanjutnya dilakukan pembuatan tanda lokasi penanaman bibit yang berjarak minimal 25 cm atau lebih (pencaplakan). Dengan teraturnya penanaman padi akan memudahkan dalam penyiangan secara mekanis pada waktu pemeliharaan. Penandaan titik penanaman ini selain dengan membuat garis-garis di tanah menggunakan alat yang bisa dibuat secara sederhana dari kayu atau bambu dapat juga menggunakan tali yang diberi tanda Penanaman Pada pola tanam SRI, benih diperlakukan dengan hati-hati. Bibit yang ditanam di persemaian sawah atau ladang tidak boleh diambil dengan cara dicabut atau ditarik tetapi dengan cara di keduk bagian bawah tanahnya sehingga tanahnya ikut terbawa. Kemudian tempatkan kumpulan bibit ini dalam suatu wadah misalkan pelepah pisang, bambu atau lainnya untuk di bawa ke tempat penanaman. Pemindahan harus dilakukan secepat mungkin dalam waktu sekitar 30 menit atau lebih baik lagi dalam waktu 15 menit untuk menghindari trauma dan shok. Untuk bibit yang ditanam menggunakan wadah akan lebih mudah membawanya ke tempat penanaman. Bibit dipilih yang sehat diantara cirinya adalah lebih tinggi/ besar dan daunnya lebih tegak ke atas atau daunnya tidak terlalu terkulai. Penanaman padi dilakukan secara dangkal dan hanya cukup satu bibit untuk satu titik. Satu bibit ditanamkan dengan menggesernya di atas permukaan tanah, yang lebih mudah menggunakan jari jempol dan telunjuk. Sisa dari bibit dapat ditanam tunggal dibagian terluar diantara tanaman padi lainnya dari tiap petakan sebagai cadangan bila di kemudian hari ada tanaman yang tidak sukses tumbuhnya Perawatan dan Pemeliharaan Tanaman padi yang terawat akan memberikan hasil panen yang jauh lebih baik daripada padi di sawah yang dibiarkan begitu saja. Air diatur agar hanya macak-macak atau mengalir di saluran air saja, perendaman lahan selama beberapa saat dilakukan bila lahan sawah terlihat kering dan adanya retakan halus pada tanah. Penanganan gulma dilakukan dengan penyiangan mekanis sampai gulma tersebut tercabut dari tanah untuk kemudian dibenamkan menggunakan tangan atau kaki sedalam mungkin agar tidak mampu tumbuh lagi. Dari setiap proses penyiangan mekanis ini dapat diharapkan nantinya ada penambahan hasil panen satu atau bahkan dua ton per hektarnya sehingga nilai tambah dari penyiangan ini sebenarnya cukup tinggi. Sebelum penyiangan tanah sebaiknya direndam untuk melunakkan tanah dan setelah dilakukan penyiangan air kembali dibuang dan sawah dalam keadaan macak-macak. Untuk mempercepat proses dekomposisi bahan organik dari gulma maka perlu dilakukan penyemprotan bioaktivator Good Bacteria- 1 (GB-1) setelah proses penyiangan. Penyemprotan GB-1 diarahkan ke

6 17 tanah bukan ke tanaman karena maksudnya adalah penambahan jumlah bakteri pengurai ke dalam tanah untuk melakukan proses dekomposisi bahan organik. GB-1 ini dapat juga di campur dengan pupuk organik cair (POC) untuk memberikan tambahan unsur hara ke dalam tanah. Konsentrasi larutan untuk penyemprotan baik GB-1, POC maupun campuran GB-1 dan POC jangan terlalu pekat untuk menghindari terjadinya proses dekomposisi yang berlebihan pada tanah yang mengakibatkan akan menguningnya tanaman untuk sementara karena unsur N yang ada dipergunakan oleh bakteri pengurai untuk aktivitasnya. Penyemprotan POC kaya N dapat dilakukan pada usia padi 10 hari setelah tanam (hst), 20 hst, 30 hst dan 40 hst. Namun penyemprotan POC kaya N ini dapat dilakukan kapanpun juga bila diperlukan pada kondisi padi terlihat mengalami kahat/kekurangan N dengan gejala daun menguning. Gabungan POC kaya P dan K disemprotkan 2 atau 3 kali saat padi sudah memasuki usia sekitar 60 hst untuk memperbaiki kualitas pengisian gabah dengan interval penyemprotan setiap 10 hari. Interval penyiangan mekanis gulma normalnya dilakukan setiap sepuluh hari sekali tetapi harus segera dilaksanakan bila ada indikasi pertumbuhan gulma sebelum gulma ini semakin tinggi sehingga semakin sulit dihilangkan. Penanganan organisma pengganggu tanaman (OPT) berupa hama/penyakit dilakukan dengan penggunaan atau penyemprotan pestisida nabati/pestisida organik lokal (POL) yang diarahkan ke tanaman. Penyemprotan dapat dilakukan sebagai usaha preventif/pencegahan secara berkala ataupun untuk penanggulangan. Saat mulai muncul malai lahan digenangi air setinggi sekitar 1 2 cm dari permukaan tanah secara terus menerus sampai saat padi sudah mulai terisi. Aliran air kemudian dihentikan samasekali atau lahan dikeringkan seterusnya ketika bulir padi sudah terisi Pemanenan Panen dilakukan saat padi mencapai umur panen sekitar hari setelah berbunga atau ketika sekitar 90% padi sudah menguning. Pemanenan sebaiknya dilakukan saat cuaca cerah, tidak mendung atau gerimis. 2. Pengujian Pupuk dan Tanah (PUPUT) Pengujian tanah sangat penting dilakukan sebelum kita memulai pertanaman ke arah pertanian organik. Tujuan dari pengujian ini ialah agar kita mengetahui kondisi lahan yang akan ditanami, kesuburannya serta kandungan bahan organiknya. Pengujian pupuk organik juga diperlukan agar kita mengetahui seberapa efektif pupuk organik tersebut diaplikasikan dilahan jika dibandingkan dengan pupuk kimia. Dalam pengujian pupuk dan tanah ini terdapat beberapa metode praktis yang mudah diaplikasikan oleh petani

7 18 sehingga diharapkan kedepannya petani dapat mandiri dalam melakukan pengujian tanah dan pupuk Pengujian Kemampuan Tanah Menahan Air Alat uji : Botol, kain kasa Cara Kerja : Botol dilubangi bagian bawahnya dan dipotong dua bagian, Bagian atas botol ditutup dengan kain kasa kemudian dibalik dan diletakkan di atas bagian lainnya. Tanah dimasukkan kedalam botol ¾ bagian, air ditambahkan sekitar 2 gelas atau 400 cc. Lalu diamkan beberapa saat hingga air tidak lagi menetes. Jumlah air yg keluar dan tertampung dibotol diukur. Tanah dikatakan memiliki kemampuan menahan air yang baik jika jumlah air yang menetes < Pengujian Daya Kapilaritas Tanah Alat Uji : Botol, kain kasa, baskom. Cara Kerja : Model alat sama dengan pengujian kemampuan tanah menahan air. Botol diletakkan di atas baskom yang berisi air, lalu diamkan selama 20 menit. Air yang naik dari bawah permukaan tanah di botol diamati, semakin tinggi air yang naik maka semakin baik daya kapilaritas tanah Pengujian Aerasi Tanah Alat Uji : Botol, pipa ± 5cm, balon Cara Kerja : Pipa dipasang pada tutup botol, kemudian balon ditiup dan dipasang pada ujung pipa. Isi botol dengan tanah sebanyak 3.4 bagian, lalu botol ditutup dengan tutup yang telah dipasangi balon yang sudah ditiup. Masukkan botol kedalam baskom berisi air, lalu lepaskan ikatan balon sehingga udara mengalir ke tanah jika botol dapat mengeluarkan udara dari bagian bawah botol, maka tanah memiliki aerasi yang baik Pengujian Kapasitas Menahan Nutrisi Alat Uji : gelas plastik, air, dan pewarna makanan. Cara Kerja : Bahan pewarna dianalogikan sebagai pupuk. Bahan pewarna diusahakan berwarna merah agar dapat diamati. Tuang air berwarna merah ke dalam botol. Tunggu beberapa saat hingga tidak menetes. Jika air berwarna jernih, tanah mampu menyimpan nutrisi bden Pengujian Kandungan Mineral Pupuk Alat Uji Bahan Uji : Kabel, fitting, kabel tunggal, stacker, kayu, bola lampu, : gelas, air, dan pupuk organik.

8 19 Cara Kerja : Semua peralatan dirangkai menjadi instrument arus listrik. Prinsip kerja instrument alat ini ialah menggunakan pengukuran kandungan elektrolit pada larutan. Gelas yang berisi air diuji dengan menggunakan instrument untuk memastikan air dalam keadaan netral, setelah itu pada masing-masing gelas air tersebut ditambahkan jenis pupuk organik dan pupuk kimia untuk dilihat perbandingannya. Jika larutan mengandung elektrolit kuat maka lampu akan menyala. Semakin kuat lampu menyala berarti kandungan mineralnya tinggi. 3. Pembuatan Pestisida Organik Lokal (POL) Penggunaan bahan yang berasal dari tumbuhan sebagai pestisida (biopesticide) saat ini banyak mendapatkan perhatian sebagai salah satu usaha ke arah pengembangan teknologi pertanian alternatif. Pembuatan pestisida hayati menggunakan bahan-bahan tumbuhan obat (tanaman jamu tadisional), bahan yang diketahui mengandung bahan racun (gadung, ubi kayu, pocung, jenu, dll.) bahan tumbuhan yang memiliki sifat spesifik (pahit, bau, dan tidak disukai oleh hewan/serangga), atau yang secara spesifik diketahui memiliki kemampuan khusus terhadap hama penyakit (biji srikaya, biji mindi, dan daun mimba). Pembuatan pestisida hayati ini disesuaikan dengan jenis hama yang menyerang. Setelah petani didampingi dalam melakukan identifikasi hama, dilakukan pembuatan pestisida sesuai dengan hama yang menyerang. Beberapa proses pembuatan pestisida hayati untuk mengusir hama yang ada di lahan pertanian di antaranya : 3.1. Pengusir Hama Belalang 150 g daun mindi (Melia azendarach) segar atau 50 g pucuk daun kering direndam dalam 1 l air selama 24 jam. Selajutnya disemprotkan pada pembibitan padi Pengusir Hama Tikus dan Burung Buah jengkol setengah tua dikupas kulit luarnya kemudian kupasan jengkol direndam dengan perbandingan 1 kg jenkol dan 10 l air selama jam. Air rendaman yang mengeluarkan aroma menyengat dapat dimanfaatkan untuk mengusir burung dan menyerang tanaman padi dengan menempatkan botol-botol berukuran ½ liter atau menggunakan potongan bambu. Disamping itu dapat digunakan untuk mengusir tikus dengan cara meletakkan larutan jengkol di tempat-tempat yang biasa dilewatinya. Selain pelatihan pembuatan bio-pesticide, juga dilakukan pelatihan pembuatan perangkap hama walang sangit. Dengan desain sebagai berikut:

9 20 Gambar 4.1 Kerangka Perangkap Walang Sangit Gambar di atas merupakan desain kerangka untuk perangkap walang sangit. Setiap sisi kubus merupakan kassa kawat dengan lubang tengah pada empat sisi samping yang besarnya sedikit lebih besar dari tubuh walang sangit. Lubang ini nantinya akan menjadi jalan masuk walang sangit ke dalam perangkap. Selain itu untuk menarik agar walang sangit mau masuk ke dalam perangkap, maka digunakan sejimpit pupuk TSP atau ZA yang dimasukkan ke dalam perangkap. c. Tahapan Pembuatan Demonstration Plot (Demplot) Masyarakat akan tergerak untuk mengadopsikan teknologi tepat guna yang dideseminasikan apabila telah melihat bukti nyata kemanfaatannya. Oleh karena itu, untuk memberikan bukti empiris kepada masyarakat, maka dibuatlah demplot ini. Obyek yang didemonstrasikan dalam plot tersebut adalah antara lain sepetak tanah dengan padi hasil budidaya SRI yang menggunakan pupuk organik hasil olahan dari limbah peternakan. Di dalam pembuatan demplot tersebut, seluruh aspek teknis akan dipandu dan dimonitoring oleh anggota tim eksekutif STANSA. Diharapkan dengan adanya pemanduan dan monitoring yang baik, pemberdayaan masyarakat STANSA ini dapat berjalan dengan efektif dan efisien. d. Analisis Agribisnis dan Pemasaran Produk Analisis agribisnis ini dilakukan untuk membuat rencana bisnis yang handal sebagai bekal masyarakat untuk memasarkan produknya. Produk utama dari hasil pertanian organik ini adalah beras organik yang pemasarannya juga akan dibantu oleh CV. Pandawa Kencana selaku mitra pemasaran.

10 21 Pasar lokal yang menjadi sasaran adalah masyarakat secara umum dan di wilayah Kabupaten Sleman. Publikasi dapat dilakukan dengan menggunakan media leaflet, booklet, media cetak, melalui website ataupun blog. Dengan adanya pendampingan analisis agribisnis ini diharapkan program STANSA dapat membuka alternatif usaha baru berbasis produk organik dan semakin meningkatkan kemandirian serta kesejahteraan masyarakat petani. Adapun analisis agribisnisnya adalah sebagai berikut : Kekuatan - Input pertanian organik yang berasal dari potensi lokal. - Kemitraan bisnis yang kuat dengan gabungan kelompok tani rakyat. - Inovasi produk yang unggul dan handal. Kelemahan - Kapasitas produksi yang ada belum mampu memenuhi permintaan yang besar di propinsi DIY. - Mendapat persaingan usaha sejenis dari perusahaan lain yang lebih dahulu menembus pasar lokal. - Belum dikenal oleh masyarakat, sehingga perlu membangun brand image dan positioning terlebih dahulu. - Kontinuitas produksi belum stabil. Peluang - Kesadaran masyarakat petani untuk kembali menggunakan produkproduk organik sangat tinggi. - Adanya dorongan dan dukungan dari pemerintah dengan mengeluarkan kebijakan Go Organic Permintaan masyarakat terhadap produk-produk hasil pertanian organik sangat tinggi. Ancaman - Tekanan pesaing yang sangat besar. - Adanya monopoli pasar. - Adanya produk beras organik yang lebih dulu memenuhi pasar. e. Pembentukan Unit Usaha Terpadu (UUT) Pembentukan Unit Usaha Terpadu ini memiliki tujuan untuk mengatur, mengkoordinir, serta memperkuat aspek kelembagaan dan pemasaran hasil beras organik. Pembentukan tim ini dipegang oleh Tim Eksekutif STANSA yang berasal dari Program Studi Teknologi Industri Pertanian dengan spesialisasi pemberdayaan UMKM, Fakultas Teknologi Pertanian UGM. Seluruh rangkaian kegiatan Progam STANSA ini akan dipandu oleh mahasiswa dengan mendapatkan

11 22 dukungan motivasi dan penyuluhan dari pihak pemerintah yang terkait beserta segenap stakeholder dan mitra pemberdayaan masyarakat. B. Lokasi Pelaksanaan Kegiatan pemberdayaan masyarakat ini secara menyeluruh dilaksanakan Desa Sendang Rejo, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, DIY, dengan demplot dan fokus kerja awal di wilayah Padukuhan Padon. Secara khusus, program-program yang bersifat penyuluhan dan pelatihan diselenggarakan di rumah Kepala Dukuh atau masyarakat setempat. Program produksi pupuk organik super dan pembuatan pestisida hayati dilakukan di sekitar rumah penduduk. Program pembudidayaan tanaman hias, sayuran, buah-buahan, dan obat-obatan juga dilakukan di halaman-halaman rumah penduduk. Plot demonstrasi dibuat dengan menggunakan lahan milik petani. C. Peserta Program Sasaran utama program STANSA ini secara umum ialah masyarakat di Desa Sendang Rejo. Akan tetapi, sebagai tahap awal secara khusus akan lebih diutamakan kepada para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani NGUDI MAKMUR I, dan Kelompok Pemuda Perikanan MINA SEJAHTERA. D. Pendampingan Program Pendampingan dilakukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan. Pendampingan yang intensif dari hulu hingga hilir usaha pertanian organik ini mutlak diperlukan, mulai dari sosialisasi, DIKLAT, aplikasi (penanaman, pengelolaan lahan, pemeliharaan, pemanenan) hingga pemasaran produk organik. Pendampingan kegiatan tersebut berasal dari mahasiswa, dosen, Pemerintah Kabupaten Sleman, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Sleman, Dinas Kesehatan, Pemerintah Kelurahan Sendang Rejo, Pemerintah Kecamatan Minggir, dan pihak mitra swasta. Dukungan tersebut dapat berupa, penyuluhan, pemberian motivasi, bantuan untuk mempublikasikan kegiatan dan hasil kegiatan.

12 23 E. Alur Sistem Pelaksanaan Program Skema pelaksanaan pemberdayaan masyarakat program STANSA adalah sebagai berikut ini : P R O G R A M - Pengujian Pupuk dan Tanah (PUPUT) - Kenal SRI o Penyiapan Benih o Penyemaian o Penyiapan Lahan o Pemeliharaan dan Perawatan o Panen - Pembuatan Pestisida Organik Lokal (POL) - Panen Raya Sosialisasi Program STANSA Diklat Realisasi Program Analisis Agribisnis dan Pemasaran Produk Evaluasi dan Pendampingan Program Pembuatan Demonstration Plot Unit Usaha Terpadu Skema 3. Pelaksanaan Program STANSA.

13 24 F. Financial Plan Perhitungan Analisis Finansial : A. PENDAPATAN Pendapatan selama 1 tahun = 2 x (Total produksi x Harga Jual) = 2 x (9000kg x Rp ) = Rp ,00 B. KEUNTUNGAN Keuntungan = Pendapatan (Total biaya Produksi+Bunga bank 15%) = Rp (Rp Rp ) = Rp C. Nilai Benefit Cost Ratio B/C Ratio = Pendapatan : Total biaya = Rp : Rp = 3,13 Artinya dengan modal usaha Rp , usaha agrobisnis beras organic rojolele ini akan memperoleh hasil penjualan sebesar 3,13 kali dari modal yang dikeluarkan. D. Break Event Point (BEP) BEP harga = Total biaya : total produksi = Rp : = Rp 2777,78 Artinya dengan modal usaha Rp dan total produksi kg dengan harga jual beras Rp 2777,78 perhitungan usaha sudah mencapai titik impas. BEP produksi = Total biaya : harga jual = Rp : = 5000 kg Artinya jika modal usaha Rp dan harga jual beras Rp dengan jumlah produk yang terjual 5000 kg (5 ton) perhitungan usaha sudah mencapai titik impas. E. Pay Back Period Melihat pada cash flow, usaha ini akan balik modal pada periode produksi tahun pertama karena nilai udang sudah positif F. Net Present Value NPV = -Total biaya produksi+penjualan per panen x (P/F,15%,2) = -Rp Rp x 0,7561 = Rp ,00 Nilai NPV positif maka usaha ini layak untuk dijalankan. G. Incremental Rate of Return Analysis (IRR) Perhitungan menggunakan interpolasi dari MARR Nilai yang diperoleh : MARR = 15% IRR = 420% Nilai IRR > MARR sehingga usaha ini layak dijalankan

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)

Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.

Lebih terperinci

BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK

BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK System of Rice Intensification Prepared by : Utju Suiatna Beberapa Contoh Pesawahan SRI Pembibitan Penyiapan Tegalan Penyemaian Untuk bibit 1 ha diperlukan sekitar 5 kg benih

Lebih terperinci

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)

Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) PENDAHULUAN Pengairan berselang atau disebut juga intermitten adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian untuk:

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, Kasihan, Bantul dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.

Lebih terperinci

bahasa Perancis dinamakan Le Syst me de Riziculture Intensive disingkat RSI. Dalam bahasa Inggris populer dengan nama System of Rice Intensification

bahasa Perancis dinamakan Le Syst me de Riziculture Intensive disingkat RSI. Dalam bahasa Inggris populer dengan nama System of Rice Intensification Pendahuluan System of Rice Intensification (SRI) merupakan sistem budidaya tanaman padi yang intensif dan efisien berbasis pada pengelolaan tanaman, biologi tanah, tata air dan pemupukan secara terpadu

Lebih terperinci

POLA TANAM SRI. Januari 2010 Rev.1, Juli 2010 R. Utju Suiatna

POLA TANAM SRI. Januari 2010 Rev.1, Juli 2010 R. Utju Suiatna POLA TANAM SRI Januari 2010 Rev.1, Juli 2010 R. Utju Suiatna http://www.info.com 1. Produktivitas dan Pola Tanam SRI SRI bukan merupakan varietas padi baru ataupun padi hibrida, namun merupakan suatu metoda

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

Cara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi

Cara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi Cara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi 4 tahap penggunaan Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super Tugama) 1. Persiapan Benih 2. Pengolahan tanah atau lahan tanaman 3. Pemupukan 4.

Lebih terperinci

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135

TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 PUPUK ORGANIK POWDER 135 adalah Pupuk untuk segala jenis tanaman yang dibuat dari bahan

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

MENGENAL BEBERAPA SISTEM PERSEMAIAN PADI SAWAH!!!

MENGENAL BEBERAPA SISTEM PERSEMAIAN PADI SAWAH!!! MENGENAL BEBERAPA SISTEM PERSEMAIAN PADI SAWAH!!! Persemaian padi sangat penting sekali sebelum kita melakukan penanaman. Untuk memperoleh hasil yang baik pertama tama kita menentukan jenis varietas Padi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2010. Penelitian dilakukan di lahan percobaan NOSC (Nagrak Organic S.R.I. Center) Desa Cijujung,

Lebih terperinci

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)

Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA) Penggunaan pupuk kimia atau bahan kimia pada tanaman, tanpa kita sadari dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti terlihat pada gambar di atas. Oleh karena itu beralihlah ke penggunaan pupuk organik

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN PADI SECARA ORGANIK BERBASIS TEKNOLOGI Bio~FOB Monday, 26 September :56 - Last Updated Wednesday, 20 February :19

BUDIDAYA TANAMAN PADI SECARA ORGANIK BERBASIS TEKNOLOGI Bio~FOB Monday, 26 September :56 - Last Updated Wednesday, 20 February :19 BUDIDAYA TANAMAN PADI SECARA ORGANIK BERBASIS TEKNOLOGI Bio~FOB 1 / 15 2 / 15 2011 SOP BUDIDAYA PADI ORGANIK BERBASIS TEKNOLOGI BIO~FOB (Semi organic dan Full organic) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,

BAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36, 18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilaksanakan di lahan sawah irigasi Desa Sinar Agung, Kecamatan Pulau Pagung, Kabupaten Tanggamus dari bulan November 2014 sampai April

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016 yang bertempat di Greenhouse Fakultas Pertanian dan Laboratorium Penelitian,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 20 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Kenteng Rt 08 Rw 02, Desa Sumberejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Desa Sidoharjo Rt 5 Rw 10 Kelurahan Banaran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Jawa Tengah.

Lebih terperinci

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur,

III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, 23 III. METODE KEGIATAN TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir (TA) dilaksanakan di Dusun Selongisor RT 03 RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Lebih terperinci

TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI RAMAH IKLIM Climate Smart Agriculture. Mendukung Transformasi Menuju Ekonomi Hijau

TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI RAMAH IKLIM Climate Smart Agriculture. Mendukung Transformasi Menuju Ekonomi Hijau TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI RAMAH IKLIM Climate Smart Agriculture Mendukung Transformasi Menuju Ekonomi Hijau Green Economy and Locally Appropriate Mitigation Actions in Indonesia Latar Belakang Perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Greenhouse Jurusan Bioloi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, pada bulan Maret

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian III. BAHAN DAN METODE Penelitian dilakukan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

SRI SUATU ALTERNATIVE PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN SAWAH (PADI) YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN

SRI SUATU ALTERNATIVE PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN SAWAH (PADI) YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN SRI SUATU ALTERNATIVE PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN SAWAH (PADI) YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN Indratmo Soekarno Departemen Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung, email: indratmo@lapi.itb.ac.id, Tlp

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

III. METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan Percut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai dari April 2009 sampai Agustus 2009. Penelitian lapang dilakukan di lahan sawah Desa Tanjung Rasa, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini didesain dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial, yang terdiri dari 2 faktor dan 3 kali ulangan. Faktor I : Lokasi biji

Lebih terperinci

PENANAMAN PADI A.DEFINISI

PENANAMAN PADI A.DEFINISI PENANAMAN PADI A.DEFINISI Penanaman padi adalah kegiatan peletakan tanaman atau benih tanaman dilahan untuk tujuan produksi. Dalam kontek ini diawali dari persemaian, penyiapan alat dan pelaksanaan penanaman

Lebih terperinci

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin

Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin Analisis Finansial Usaha Tani Penangkaran Benih Kacang Tanah dalam satu periode musim tanam (4bulan) Oleh: Achmad Faizin 135040100111150 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di III. TATA LAKSANA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di laboratorium fakultas pertanian UMY. Pengamatan pertumbuhan tanaman bawang merah dan

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate, Kecamatan III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No.1 Medan Estate,

Lebih terperinci

BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification)

BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification) BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification) PRINSIP S R I Oleh : Isnawan BP3K Nglegok Tanaman padi diperlakukan sebagai organisme hidup sebagaimana mestinya Semua unsur potensi

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan selama 3 bulan pada bulan Sebtember - Desember 2016, tempat pelaksanaan penelitian dilakukan di lahan pertanian Universitas Muhamadiyah

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perspesi petani padi organik maupun petani padi konvensional dilatar

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perspesi petani padi organik maupun petani padi konvensional dilatar V. HASIL DAN PEMBAHASAN Perspesi petani padi organik maupun petani padi konvensional dilatar belakangi oleh beberapa karakteristik yang meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, luas

Lebih terperinci

BAB VI ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

BAB VI ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI BAB VI ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI Keragaan usahatani pada penelitian ini dijelaskan secara deskriptif. Penjelasan keragaan usahatani meliputi penggunaan input dan cara budidaya padi dengan metode

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. beberapa pasar di Kota Bandar Lampung dan di kebun percobaan Universitas

III. METODE PENELITIAN. beberapa pasar di Kota Bandar Lampung dan di kebun percobaan Universitas 26 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di laboratorium Biokimia Politeknik Universitas Lampung, beberapa pasar di Kota Bandar Lampung dan di kebun percobaan Universitas Lampung.

Lebih terperinci

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas III. TATA CARA PENELTIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian telah dilaksanakan pada Bulan Juli 2016 November

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di ladang yang berada di RT 09 Dusun Gasek,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di ladang yang berada di RT 09 Dusun Gasek, BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di ladang yang berada di RT 09 Dusun Gasek, Kel. Karang Besuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Penelitian ini dilaksanakan mulai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang

III. METODE PENELITIAN. A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi. yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional, Pengukuran, dan Klasifikasi Definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabelvariabel yang digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Unit

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl,

III. METODE PENELITIAN. Kecamatan Medan Percut Sei Tuan dengan ketinggian tempat kira-kira 12 m dpl, III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di Jl. Kolam No.1 Medan Estate Kecamatan Medan Percut

Lebih terperinci

III. MATERI DAN METODE

III. MATERI DAN METODE III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jalan H.R. Soebrantas No.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan sawah Desa Situgede, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dengan jenis tanah latosol. Lokasi sawah berada pada ketinggian tempat 230 meter

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN

III. TATA CARA PENELITIAN III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta). Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, 20 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, Desa Rejomulyo Kecamatan Metro Selatan Kota Metro dengan ketinggian

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House Fak. Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul,

Lebih terperinci

PROPOSAL PENELITIAN. PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.

PROPOSAL PENELITIAN. PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L. PROPOSAL PENELITIAN PENGGUNAAN BUNGA MATAHARI MEKSIKO (Tithonia diversifolia) SEBAGAI PUPUK HIJAU PADA TANAMAN KUBIS (Brassica oleracea L.) Oleh Diah Azhari 0910480211 UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT Penerapan Padi Hibrida Pada Pelaksanaan SL - PTT Tahun 2009 Di Kecamatan Cijati Kabupaten Cianjur Jawa Barat Sekolah Lapang (SL) merupakan salah satu metode

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Pertumbuhan Tanaman 4. 1. 1. Tinggi Tanaman Pengaruh tiap perlakuan terhadap tinggi tanaman menghasilkan perbedaan yang nyata sejak 2 MST. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 12 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan persawahan Desa Joho, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dari bulan Mei hingga November 2012. B. Bahan

Lebih terperinci

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem

Lebih terperinci

PENGELOLAAN TERPADU PADI SAWAH (PTPS): INOVASI PENDUKUNG PRODUKTIVITAS PANGAN

PENGELOLAAN TERPADU PADI SAWAH (PTPS): INOVASI PENDUKUNG PRODUKTIVITAS PANGAN PENGELOLAAN TERPADU PADI SAWAH (PTPS): INOVASI PENDUKUNG PRODUKTIVITAS PANGAN Ameilia Zuliyanti Siregar Departemen Agroekoteknologi Fakultas Pertanian zuliyanti@yahoo.com,azs_yanti@gmail.com Pendahuluan

Lebih terperinci

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi

TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi TEKNIK PENYEMAIAN CABAI DALAM KOKER DAUN PISANG Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP Widyaiswara Muda Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Jambi Benih cabai hibrida sebenarnya dapat saja disemaikan dengan

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Penelitian Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016 di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Oktober 2014 hingga Maret

Lebih terperinci

Tabel 1. Pengukuran variabel tingkat penerapan usahatani padi organik Indikator Kriteria Skor 1. Pemilihan benih a. Varietas yang digunakan

Tabel 1. Pengukuran variabel tingkat penerapan usahatani padi organik Indikator Kriteria Skor 1. Pemilihan benih a. Varietas yang digunakan LAMPIRAN 9 Lampiran. Pengukuran variabel penelitian Tabel. Pengukuran variabel tingkat penerapan usahatani padi organik Indikator Kriteria Skor. Pemilihan benih a. Varietas yang digunakan a. Varietas lokal

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL Bab ini berisi tentang analisis dan interpretasi hasil penelitian. Pada tahap ini akan dilakukan analisis permasalahan prosedur budidaya kumis kucing di Klaster Biofarmaka

Lebih terperinci

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida

Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida Oleh : Dandan Hendayana, SP (PPL Kec. Cijati Cianjur) Saat ini tanaman padi hibrida merupakan salah satu alternatif pilihan dalam upaya peningkatan produksi

Lebih terperinci

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang

Persyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang PRODUKSI BENIH PADI Persyaratan Lahan Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang ditanam sama, jika lahan bekas varietas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari 2011 di lahan sawah yang berlokasi di Desa Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Elevasi/GPS

Lebih terperinci

KELOMPOK TANI DEWI SRI

KELOMPOK TANI DEWI SRI KELOMPOK TANI DEWI SRI (Kelompok pengembang mandiri) DESA : Muktisari, kec. Gandrungmangu 1. Pembuatan PGPR Bakteri ini bisa diperoleh dari tanaman tertentu seperti akar bambu, akar rumput gajah, akar

Lebih terperinci

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PERSIAPAN TANAM BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PERSIAPAN TANAM BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PELATIHAN TEKNIS BUDIDAYA PADI BAGI PENYULUH PERTANIAN DAN BABINSA PERSIAPAN TANAM BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN PUSAT PELATIHAN PERTANIAN 2015 Sesi : Persiapan Tanam Tujuan berlatih:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Tanam SRI Menurut Soekartawi (1999) Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 meter dari permukaan laut dengan temperatur 19-27 derajat celcius, memerlukan penyinaran

Lebih terperinci

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2015 di Green House dan

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2015 di Green House dan III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2015 di Green House dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian UMY. B. Bahan dan Alat Penelitian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20.

PENDAHULUAN. Sedangkan pads Bokashi Arang Sekam setelah disimpan selama 4 minggu C/N rationya sebesar 20. PENDAHULUAN Selama ini para petani telah banyak memanfaatkan bahan organik sebagai pupuk di lahan pertanian, karena bahan tersebut merupakan bahan yang cepat melapuk. Salah satu contoh bahan organik yang

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum, Geografis, dan Iklim Lokasi Penelitian Desa Ciaruten Ilir merupakan desa yang masih berada dalam bagian wilayah Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di III. TATA CARA PENELITIAN A. Rencana Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di Laboratorium Penelitian, Lahan Percobaan fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung 25 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung dengan dua kali percobaan yaitu Percobaan I dan Percobaan II. Percobaan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Rajabasa dari bulan Januari 2011 sampai dengan Juni Permata yang diproduksi PT East West Seed Indonesia, gula aren, dedak

III. BAHAN DAN METODE. Rajabasa dari bulan Januari 2011 sampai dengan Juni Permata yang diproduksi PT East West Seed Indonesia, gula aren, dedak III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kelurahan Sukamarga Rajabasa Induk Kecamatan Rajabasa dari bulan Januari 2011 sampai dengan Juni 2011. 3.2. Bahan dan Alat

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya

Lebih terperinci

PT. TUNAS HARMONI ABADI

PT. TUNAS HARMONI ABADI LAPORAN HASIL PENERAPAN REKAYASA TEKNOLOGI BIOTA DEMPLOT 55 HA DILAHAN SANG HYANG SERY SUKAMANDI SUBANG JAWA BARAT OLEH PT. TUNAS HARMONI ABADI 2016 PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan pangan di negeri

Lebih terperinci

Teknologi BioFOB-HES (High Energy Soil)

Teknologi BioFOB-HES (High Energy Soil) Upaya meningkatkan produksi padi Indonesia terus dilakukan dalam upaya untuk mencapai swasembada beras. Hal ini dilakukan untuk mengimbangi laju peningkatan kebutuhan beras yang diperkirakan mencapai 41,5

Lebih terperinci

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian dan Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Lebih terperinci

Metode Penelitian. commit to user 100% 13,33% 50% 26,67% 30% 46,67% 25% 60,00% 15% 66,67% 10% 73,33% 4% 80,00% 2% 86,67%

Metode Penelitian. commit to user 100% 13,33% 50% 26,67% 30% 46,67% 25% 60,00% 15% 66,67% 10% 73,33% 4% 80,00% 2% 86,67% III. Metode Penelitian A. Waktu dan tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Oktober 2013 bertempat di Desa Karanggeneng, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial.

III. BAHAN DAN METODE. Tuan dengan ketinggian 25 mdpl, topografi datar dan jenis tanah alluvial. III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan Percut Sei

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Efektivitas Aplikasi Beauveria bassiana sebagai Upaya

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Efektivitas Aplikasi Beauveria bassiana sebagai Upaya 16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang Efektivitas Aplikasi Beauveria bassiana sebagai Upaya Pengendalian Wereng Batang Cokelat dan Walang Sangit pada Tanaman Padi dilaksanakan pada bulan Juli

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah respon petani terhadap kegiatan penyuluhan PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II,

Lebih terperinci

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun

BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun 16 BAB III TATA PELAKSANAAN TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas akhir Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan pada lahan yang bertempat pada Di Dusun Kwojo Wetan Rt 15 Rw 3 Desa Jembungan Kecamatan Banyudono

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

b. Dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk diolah dan mudah ditembus akar.

b. Dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan tanah menjadi ringan untuk diolah dan mudah ditembus akar. Pupuk organik secara umum didefinisikan sebagai pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri bahan organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan atau manusia berbentuk padat atau cair yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, dan metode kualitatif. Menurut Nazir dalam Iin, 2008, metode

III. METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, dan metode kualitatif. Menurut Nazir dalam Iin, 2008, metode III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, dan metode kualitatif. Menurut Nazir dalam Iin, 2008, metode deskriptif analisis yaitu metode yang

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana Peternakan Maju Bersama dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Untuk menilai layak atau tidak usaha tersebut

Lebih terperinci

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Green house Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret 2016. B. Penyiapan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur 47 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Daerah Desa Sidoagung secara administratif termasuk dalam Kecamatan Godean, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Sidoagung terletak

Lebih terperinci