bahasa Perancis dinamakan Le Syst me de Riziculture Intensive disingkat RSI. Dalam bahasa Inggris populer dengan nama System of Rice Intensification
|
|
- Siska Lesmono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pendahuluan System of Rice Intensification (SRI) merupakan sistem budidaya tanaman padi yang intensif dan efisien berbasis pada pengelolaan tanaman, biologi tanah, tata air dan pemupukan secara terpadu untuk meningkatkan pertumbuhan sistem perakaran, jumlah anakan, keragaman hayati (biodeservity) dan kekuatan biologis tanah dalam mendukung peningkatan produktivitas padi. Konsep dasar pemikiran SRI adalah pada dasarnya padi bukan merupakan tanaman air tetapi hanya membutuhkan air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkembangan dan pertumbuhan tanaman padi paling baik adalah dalam kondisi tanah lembab (aerob) selama fase vegetatif (moist during vegetative phase), sebaliknya perkembangan perakaran tanaman padi akan terhambat dalam kondisi tergenang selama fase tersebut, hal ini berarti dengan menerapkan pola SRI akan menghemat air paling tidak sekitar 50%. Prinsip peningkatan produksi padi berbasis organik berpola SRI adalah pengelolaan tanaman, tata air (sistem irigasi), pemupukan berbasis organik dan kekuatan biologis tanah (soil biological power), untuk (1) meningkatkan pertumbuhan dan sistem perakaran tanaman; dan (2) meningkatkan jumlah anakan, jumlah malai berisi dan produktivitas tanaman padi secara berkelanjutan. Metode ini pertama kali ditemukan secara tidak sengaja di Madagaskar antara tahun oleh biarawan Yesuit asal Perancis bernama FR. Henri de Laulani, S.J. Oleh penemunya, metodologi ini selanjutnya dalam
2 bahasa Perancis dinamakan Le Syst me de Riziculture Intensive disingkat RSI. Dalam bahasa Inggris populer dengan nama System of Rice Intensification disingkat SRI. Sampai dengan tahun 2006, SRI telah berkembang di 36 negara, yaitu: Indonesia, Kamboja, Laos, Myanmar, Filipina, Thailand, Vietnam, Bangladesh, Cina, India, Nepal, Srilangka, Gambia, Madagaskar, Mozambique, Sierra Leone, Ghana, Benin, Barbados, Brasil, Cuba, Guyana, Peru, Amerika Serikat, Afganistan, Iran, Irak, Pakistan, Burkina Faso, Ethiopia, Guinea, Mali, Zambia, Colombia, Republik Dominika dan Haiti. Uji coba pola SRI pertama di Indonesia dilaksanakan oleh Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pertanian di Sukamandi, Jawa Barat pada musim kemarau 1999 dengan hasil 6.2 ton/ha dan musim hujan 1999/2000 dengan hasil rata-rata 8,2 ton.
3 Prinsip prinsip prinsip Budidaya B Padi Pola SRI 1. Tanaman bibit muda berumur 7-12 hari setelah semai (hss) siap ditanam 2. Tanam bibit satu lubang satu dengan jarak tanam 25 x 25 cm, 30 x 30 cm, 35 x 35 cm atau lebih jarang. 3. Pindah tanam harus segera mungkin (kurang 30 menit) dan harus hati-hati agar akar tidak putus dan ditanam dangkal. 4. Pemberian air maks 2 cm ( macak-macak ) dan periode tertentu dikeringkan sampai pecah (Irigasi berselang / terputus) 5. Penyiangan sejak awal sekitar umur 10 hari dan diulang 2 3 kali dengan interval 10 hari. 6. Menggunakan pupuk organik (kompos atau pupuk hijau). Kelebihan SRI 1. Tanaman hemat air (pemberian air max 2 cm paling baik macak-macak sekitar 5mm) dan ada periode pengeringan sampai tanah pecah-pecah (irigasi terputus) 2. Hemat biaya (butuh benih 5 kg/ha, tidak butuh biaya pencabutan bibit, tidak butuh biaya pindah bibit, tenaga tanam berkurang, dll) 3. Hemat waktu (ditanam bibit muda 5 12 hari setelah semai, panen lebih awal)
4 PENGOLAHAN TANAH
5 Pengolahan Tanah Tanah dibajak sedalam cm sambil membenamkan sisa-sisa tanaman dan rumput-rumputan. Tanah digemburkan dengan garu sampai terbentuk struktur lumpur yang sempurna. Dianjurkan pada waktu pembajakan diberikan Pupuk Organik (Pupuk Kandang, bokhasi) Yang harus diperhatikan dalam pengolahan tanah : Parit sekeliling petak. Parit ditengah petak. Pembuatan parit. Penataan lahan dan pembuatan saluran pada petakan (jarak 3 m dalam dan lebar saluran 30 cm)
6 Pemilahan Benih Bernas Dengan Larutan L Garam
7 Pemilahan Benih Bernas dengan larutan Garam Untuk mendapatkan benih yang bermutu baik / bernas, maka perlu benih tersebut dihasilkan sendiri maupun benih berlabel, yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Masukkan air ke dalam ember, kemudian masukkan garam lalu dianggap cukup bila telur itik / telur ayam bisa mengapung. 2. Masukkan benih padi ke dalam ember yang berisi larutan garam, ambil benih yang tenggelam dan dicuci bersih. 3. Benih yang bermutu (temnggelam) tersebut direndam dalam air bersih selam jam. 4. Setelah direndam, selanjutnya diangin-anginkan (ditiriskan).
8 PERSEMAIAN KERING DAN BASAH
9 Persemaian Kering Persemaian untuk Budidaya SRI tidak harus mempergunakan persemaian disawah, tetapi dapat dilakukan dengan mempergunakan baki plastik atau kotak yang terbuat dari bambu / besek. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah : pemindahan, pencabutan dan penanaman. Proses persemaian adalah sebagai berikut : 1. Benih yang dipergunakan dalam budidaya SRI tergantung pada kebiasaan / kesukaan petani (bermutu baik / bernas). 2. Masukkan media tumbuh campuran tanah subur, pupuk kandang dan arang sekam dengan perbandingan 2 : 1 : 1 hingga mencapai kedalaman sekitar 7 cm, kemudian disiram air sehingga tanah menjadi lembab. 3. Tabur benih sekitar benih/baki kemudian tutup dengan jerami atau kompos, siram dengan air hingga lembab. Benih siap tanam pada 7 12 hari setelah semai. Persemaian Basah Pada persemaian basah perlakuannya adalah sama dengan persemaian kering, yang membedakan cara pengairannya dan tempat / media dilahan sawah.
10 PENANAMAN
11 Penanaman Dalam penanaman model SRI yaitu dengan : 1. Pengaturan tanam dengan menggunakan caplak / pembuatan garis. 2. Penanaman metode SRI dilakukan dalam kondisi air yang menggenang (macak-macak). 3. Bibit tanaman padi ditanam pada umur 7 15 hari (15 hari maksimal), dengan jumlah satu bibit per lubang tanaman. 4. Jarak tanam bisa menggunakan 25x25 cm, 30x30 cm, 35x35 cm dan atau lebih jarang lagi sehingga pertumbuhan serta perkembangan akar dan anakan menjadi produktif. 5. Apabila bibit sudah siap tanam segera mungkin (kurang 30 menit) dan harus hati-hati agar akar tidak putus. Bibit ditanam dangkal 1 1,5 cm dengan perakaran seperti huruf L (horizontal). 6. Setelah penanaman lakukan penggenangan hingga 1 2 cm selama 1 jam, kemudian keringkan.
12 PEMUPUKAN
13 Pemupukan Takaran pupuk an organik (kimia) mengikuti anjuran Dinas Pertanian / PPL atau kebiasaan setempat. Dibawah ini contoh pemupukan yang dilakukan pada demplot SRI : 1. Pemupukan dasar 2 10 ton kompos jerami / pupuk kandang / bokhasi 2. Pemupukan I pada umur 7 15 HST dengan dosis Urea 125 kg/ha, SP kg/ha 3. Pemupukan II pada umur HST dengan dosis Urea 125 kg/ha 4. Pemupukan III pada umur HST dengan dosis ZA 100 kg/ha (jika tanaman belum bagus) Metode SRI sangat dianjurkan pemakaian pupuk organik (pupuk kandang, kompos atau pupuk hijau daun), penggunaan pupuk organik selain memperbaiki struktur tanah juga bisa mengikat air/ menghemat air.
14 PENYIANGAN
15 Penyiangan Penyiangan dilakukan dengan mempergunakan alat penyiang jenis landak atau alat jenis apapun dengan tujuan untuk membasmi gulma dan sekaligus penggembur tanah serta untuk meningkatkan aerasi zona perakaran. Penyiangan dilakukan sebanyak 3 kali atau lebih, sesuai kondisi sawah, semakin sering dilakukan penyiangan akan dapat meningkatkan produksi Penggemburan tanah berarti menjaga kestabilan rumah tangga tanah, agar tersedia oksigen selain menghindari persaingan energi dan nutrisi.
16 KEBUTUHAN AIR
17 Pemberian Air Pemberian air dengan cara terputus-putus (intermitten) dengan ketinggian air dipetakan sawah maksimum 3 cm, paling baik macak-macak (0,5 cm). Dan pada periode tertentu petak sawah harus dikeringkan sampai pecah-pecah. Air harus diberikan cukup pada saat pengolahan tanah untuk memudahkan pembajakan. Pada saat tanam kondisi air macak-macak jangan terlalu tergenang. Pada masa pertumbuhan usahakan tanah dalam kondisi lembab. Pada saat penyiangan sebaiknya tanah digenangi air 1 3 cm. Pada fase pembuahan tanah juga sebaiknya digenangi air 1 3 cm. Pada fase pemasakan tanah sudah harus dikeringkan.
18 PENGENDALIAN OPT
19 Pengendalian OPT 1. Pengendalian OPT dilakukan dengan metode Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu (PHT), dengan cara mempergunakan varietas benih yang sehat dan resisten terhadap hama dan penyakit, menanam secara serentak serta mempergunakan pestisida dilakukan dalam kondisi tertentu sesuai kebutuhan secara bijak dan selektif. 2. Hama belalang, walang sangit, keong dibuatkan alat penangkap. Wereng dikendalikan dengan penaburan abu gosok, pengembangan serta pelestarian musuh alami sebagai predator. 3. Penggunaan pestisida hanya dilakukan sebagai langkah terakir, bila ternyata serangan hama dan penyakit belum dapat diatasi MEWARIS KAN ALAM YANG UTUH DAN LESTARI KEPADA ANAK CUCU S EBUAH HARAPAN BUDI DAYA PADI METODE SRI
20 PANEN
21 P a n e n Panen dilakukan setelah tanaman tua dengan ditandai menguningnya semua bulir secara merata atau masaknya gabah. Indikasinya : bila digigit tidak berair. Dari pengalaman selama ini panen berlangsung lebih awal dibandingkan dengan sistem biasa / konvensional (dihitung dari mulai persemaian).
Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul)
Oleh : Koiman, SP, MMA (PP Madya BKPPP Bantul) PENDAHULUAN Pengairan berselang atau disebut juga intermitten adalah pengaturan kondisi lahan dalam kondisi kering dan tergenang secara bergantian untuk:
Lebih terperinciMenembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi)
Menembus Batas Kebuntuan Produksi (Cara SRI dalam budidaya padi) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan, lahan diolah seperti kebiasaan kita dalam mengolah tanah sebelum tanam, dengan urutan sebagai berikut.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai dari April 2009 sampai Agustus 2009. Penelitian lapang dilakukan di lahan sawah Desa Tanjung Rasa, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor,
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto, Kasihan, Bantul dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian Universitas
Lebih terperinciTEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135
TEKNIK BUDIDAYA PADI DENGAN METODE S.R.I ( System of Rice Intensification ) MENGGUNAKAN PUPUK ORGANIK POWDER 135 PUPUK ORGANIK POWDER 135 adalah Pupuk untuk segala jenis tanaman yang dibuat dari bahan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian
10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim
Lebih terperinciPupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super TUGAMA)
Penggunaan pupuk kimia atau bahan kimia pada tanaman, tanpa kita sadari dapat menimbulkan berbagai macam penyakit seperti terlihat pada gambar di atas. Oleh karena itu beralihlah ke penggunaan pupuk organik
Lebih terperinciPENGELOLAAN TERPADU PADI SAWAH (PTPS): INOVASI PENDUKUNG PRODUKTIVITAS PANGAN
PENGELOLAAN TERPADU PADI SAWAH (PTPS): INOVASI PENDUKUNG PRODUKTIVITAS PANGAN Ameilia Zuliyanti Siregar Departemen Agroekoteknologi Fakultas Pertanian zuliyanti@yahoo.com,azs_yanti@gmail.com Pendahuluan
Lebih terperinciCara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi
Cara Penggunaan Pupuk Organik Powder 135 untuk tanaman padi 4 tahap penggunaan Pupuk Organik Powder 135 (POP 135 Super Tugama) 1. Persiapan Benih 2. Pengolahan tanah atau lahan tanaman 3. Pemupukan 4.
Lebih terperinciBAB III BUDIDAYA TANAMAN PADI METODE SRI ( SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION )
BAB III BUDIDAYA TANAMAN PADI METODE SRI ( SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION ) A. Pengertian SRI SRI adalah tekhnik budidaya padi yang mampu menghasilkan (produktifitas padi dengan cara mengubah pengelolaan
Lebih terperinciTATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian
III. TATA CARA PENELITIN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit rakyat di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara.
Lebih terperinciPetunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida
Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Padi Hibrida Oleh : Dandan Hendayana, SP (PPL Kec. Cijati Cianjur) Saat ini tanaman padi hibrida merupakan salah satu alternatif pilihan dalam upaya peningkatan produksi
Lebih terperinciSISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH
SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH 11:33 PM MASPARY Selain ditanam pada lahan sawah tanaman padi juga bisa dibudidayakan pada lahan kering atau sering kita sebut dengan budidaya padi gogo rancah. Pada sistem
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Tanam SRI Menurut Soekartawi (1999) Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 meter dari permukaan laut dengan temperatur 19-27 derajat celcius, memerlukan penyinaran
Lebih terperinciBUDIDAYA DAN KEUNGGULAN PADI ORGANIK METODE SRI (System of Rice Intensification)
BUDIDAYA DAN KEUNGGULAN PADI ORGANIK METODE SRI (System of Rice Intensification) Abstrak Oleh Jenal Mutakin Budidaya padi organik metode SRI mengutamakan potensi lokal dan disebut pertanian ramah lingkungan,
Lebih terperinciMENGENAL BEBERAPA SISTEM PERSEMAIAN PADI SAWAH!!!
MENGENAL BEBERAPA SISTEM PERSEMAIAN PADI SAWAH!!! Persemaian padi sangat penting sekali sebelum kita melakukan penanaman. Untuk memperoleh hasil yang baik pertama tama kita menentukan jenis varietas Padi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah respon petani terhadap kegiatan penyuluhan PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II,
Lebih terperinciMENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR
MENINGKATKAN PROUKSI PADI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI HEMAT AIR Oleh : Ir. Indra Gunawan Sabaruddin Tanaman Padi (Oryza sativa L.) adalah tanaman penting karena merupakan makanan pokok sebagian besar penduduk
Lebih terperinciBUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification)
BUDIDAYA TANAMAN PADI menggunakan S R I (System of Rice Intensification) PRINSIP S R I Oleh : Isnawan BP3K Nglegok Tanaman padi diperlakukan sebagai organisme hidup sebagaimana mestinya Semua unsur potensi
Lebih terperinciTATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas
III. TATA CARA PENELTIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian telah dilaksanakan pada Bulan Juli 2016 November
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3. 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Juli 2010. Penelitian terdiri dari percobaan lapangan dan analisis tanah dan tanaman
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Padi. L.) merupakan tanaman pangan golongan Cerealia
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Budidaya Padi Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan golongan Cerealia (Marlina,2012), Batang pada tanaman padi beruas-ruas yang di dalamnya berongga (kosong), biasanya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Padi merupakan pangan utama yang dikonsumsi oleh hampir setengah penduduk dunia. Kebutuhan pangan akan semakin meningkat dengan bertambahnya jumlah penduduk, namun
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA System of Rice Intensification (S.R.I.)
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. System of Rice Intensification (S.R.I.) 2.1.1. Pengertian dan asal mula S.R.I. S.R.I. merupakan suatu usahatani padi sawah irigasi yang dilakukan secara intensif dan efisien dalam
Lebih terperinciPersyaratan Lahan. Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang
PRODUKSI BENIH PADI Persyaratan Lahan Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan. Lahan dapat bekas tanaman padi tetapi varietas yang ditanam sama, jika lahan bekas varietas
Lebih terperinciCiparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Unit
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,
20 III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro, Desa Rejomulyo Kecamatan Metro Selatan Kota Metro dengan ketinggian
Lebih terperinciDENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT
DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT Penerapan Padi Hibrida Pada Pelaksanaan SL - PTT Tahun 2009 Di Kecamatan Cijati Kabupaten Cianjur Jawa Barat Sekolah Lapang (SL) merupakan salah satu metode
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
12 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan persawahan Desa Joho, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo dari bulan Mei hingga November 2012. B. Bahan
Lebih terperinciBAB VI ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI
BAB VI ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI Keragaan usahatani pada penelitian ini dijelaskan secara deskriptif. Penjelasan keragaan usahatani meliputi penggunaan input dan cara budidaya padi dengan metode
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. petani/kelompok tani/p3a/gapoktan dan kearifan lokal.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep SRI (System of Rice Intensification) 2.1.1 Pengertian dan perkembangan SRI Menurut Kementerian Pertanian (2014) SRI adalah teknik budidaya padi pada lahan sawah beririgasi
Lebih terperinciBUDIDAYA TANAMAN PADI SECARA ORGANIK BERBASIS TEKNOLOGI Bio~FOB Monday, 26 September :56 - Last Updated Wednesday, 20 February :19
BUDIDAYA TANAMAN PADI SECARA ORGANIK BERBASIS TEKNOLOGI Bio~FOB 1 / 15 2 / 15 2011 SOP BUDIDAYA PADI ORGANIK BERBASIS TEKNOLOGI BIO~FOB (Semi organic dan Full organic) Pengolahan Tanah Sebagai persiapan,
Lebih terperinciTEKNOLOGI BUDIDAYA PADI RAMAH IKLIM Climate Smart Agriculture. Mendukung Transformasi Menuju Ekonomi Hijau
TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI RAMAH IKLIM Climate Smart Agriculture Mendukung Transformasi Menuju Ekonomi Hijau Green Economy and Locally Appropriate Mitigation Actions in Indonesia Latar Belakang Perubahan
Lebih terperinciBUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK
BUDI DAYA PADI SRI - ORGANIK System of Rice Intensification Prepared by : Utju Suiatna Beberapa Contoh Pesawahan SRI Pembibitan Penyiapan Tegalan Penyemaian Untuk bibit 1 ha diperlukan sekitar 5 kg benih
Lebih terperinciVI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL
VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya
Lebih terperinciImplementasi Budidaya Tanaman Padi. Melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu. Oleh : ASEP FIRMANSYAH
Implementasi Budidaya Tanaman Padi Melalui Pengelolaan Tanaman Terpadu Oleh : ASEP FIRMANSYAH Produksi padi nasional belum mencapai target sementara kebutuhan beras nasional terus meningkat Telah terjadi
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat
10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan sawah Desa Situgede, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dengan jenis tanah latosol. Lokasi sawah berada pada ketinggian tempat 230 meter
Lebih terperinciPENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH Oleh : Saiful Helmy
PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH Oleh : Saiful Helmy Budidaya Padi Melalui PTT PTT (Pengelolaan Tanaman Terpadu) padi sawah merupakan sebuah inovasi untuk menunjang peningkatan produksi padi.
Lebih terperinciPENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT
PENGARUH SISTIM TANAM MENUJU IP PADI 400 TERHADAP PERKEMBANGAN HAMA PENYAKIT Handoko Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur ABSTRAK Lahan sawah intensif produktif terus mengalami alih fungsi,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Bahan yang digunakan adalah benih padi Varietas Ciherang, Urea, SP-36,
18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Percobaan dilaksanakan di lahan sawah irigasi Desa Sinar Agung, Kecamatan Pulau Pagung, Kabupaten Tanggamus dari bulan November 2014 sampai April
Lebih terperinciSumber : Nurman S.P. (http://marisejahterakanpetani.wordpress.com/
Lampiran 1. Deskripsi benih sertani - Potensi hasil sampai dengan 16 ton/ha - Rata-rata bulir per-malainya 300-400 buah, bahkan ada yang mencapai 700 buah - Umur panen padi adalah 105 hari sejak semai
Lebih terperinciPRINSIP UTAMA PENERAPAN PTT
PRINSIP UTAMA PENERAPAN PTT 1. Partisipatif Petani berperan aktif dalam pemilihan dan pengujian teknologi yang sesuai dengan kondisi setempat, serta meningkatkan kemampuan melalui proses pembelajaran di
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris di mana sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai petani (padi, jagung, ubi dan sayur-sayuran ). Sektor pertanian pula berperan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari 2011 di lahan sawah yang berlokasi di Desa Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Elevasi/GPS
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan dimulai dari bulan Juni sampai
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan dilahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Jl. H. R. Soebrantas KM.
Lebih terperinciTeknologi BioFOB-HES (High Energy Soil)
Upaya meningkatkan produksi padi Indonesia terus dilakukan dalam upaya untuk mencapai swasembada beras. Hal ini dilakukan untuk mengimbangi laju peningkatan kebutuhan beras yang diperkirakan mencapai 41,5
Lebih terperinciBUDIDAYA PADI RATUN. Marhaenis Budi Santoso
BUDIDAYA PADI RATUN Marhaenis Budi Santoso Peningkatan produksi padi dapat dicapai melalui peningkatan indeks panen dan peningkatan produksi tanaman setiap musim tanam. Padi Ratun merupakan salah satu
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Pertumbuhan Tanaman 4. 1. 1. Tinggi Tanaman Pengaruh tiap perlakuan terhadap tinggi tanaman menghasilkan perbedaan yang nyata sejak 2 MST. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat
Lebih terperinciJ u r n a l A g r o h i t a V o l u m e 1 N o m o r 2 T a h u n
J u r n a l A g r o h i t a V o l u m e 1 N o m o r 2 T a h u n 2 0 1 7 64 METODE PENGENDALIAN HAMA KEONG MAS(Pomaceae canaliculata L.) DENGAN POLA PENGAIRAN DAN BEBERAPA UMPAN PERANGKAP TERHADAP PRODUKSI
Lebih terperinciBAB 111 BAHAN DAN METODE
BAB 111 BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca dan Laboratorium Tanah Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Riau Jl. Bina Widya Km
Lebih terperinciPENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK
AgroinovasI PENGEMBANGAN VARIETAS UNGGUL BARU PADI DI LAHAN RAWA LEBAK Lahan rawa lebak merupakan salahsatu sumberdaya yang potensial untuk dikembangkan menjadi kawasan pertanian tanaman pangan di Provinsi
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Efektivitas Aplikasi Beauveria bassiana sebagai Upaya
16 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang Efektivitas Aplikasi Beauveria bassiana sebagai Upaya Pengendalian Wereng Batang Cokelat dan Walang Sangit pada Tanaman Padi dilaksanakan pada bulan Juli
Lebih terperinciPeluang Usaha Budidaya Cabai?
Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Balai Benih Induk Hortikultura Pekanbaru yang dibawahi oleh Dinas Tanaman Pangan Provinsi Riau. Penelitian ini dimulai pada
Lebih terperinciCara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag
Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas
Lebih terperinciKomponen PTT Komponen teknologi yang telah diintroduksikan dalam pengembangan usahatani padi melalui pendekatan PTT padi rawa terdiri dari:
AgroinovasI Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Rawa Meningkatkan Produktivitas Dan Pendapatan Petani Di Lampung, selain lahan sawah beririgasi teknis dan irigasi sederhana, lahan rawa juga cukup potensial
Lebih terperinciOleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09
Tanaman tomat (Lycopersicon lycopersicum L.) termasuk famili Solanaceae dan merupakan salah satu komoditas sayuran yang sangat potensial untuk dikembangkan. Tanaman ini dapat ditanam secara luas di dataran
Lebih terperinciRAKITAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI DI LAHAN GAMBUT PENDAHULUAN
RAKITAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI DI LAHAN GAMBUT Oleh : Chairunas, Yardha,Adli Yusuf, Firdaus, Tamrin, M.Nasir Ali PENDAHULUAN Rendahnya produktivitas komoditas tanaman pangan dalam skala usahatani di lahan
Lebih terperinciI. TINJAUAN PUSTAKA A. Padi
I. TINJAUAN PUSTAKA A. Padi Padi merupakan kebutuhan primer bagi masyarakat Indonesia, karena sebagai sumber energi dan karbohidrat bagi mereka. Selain itu, padi juga merupakan tanaman yang paling penting
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU
PETUNJUK TEKNIS PENGKAJIAN VARIETAS UNGGUL PADI RAWA PADA 2 TIPE LAHAN RAWA SPESIFIK BENGKULU BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN BENGKULU BALAI BESAR PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PERTANIAN BADAN
Lebih terperinciIII. TATA CARA PENELITIAN
III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di lahan percobaan Fakultas Pertanian UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta). Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu
14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Oktober 2014 hingga Maret
Lebih terperinciPT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI
PT. PERTANI (PERSERO) UPB SUKASARI Jln. Pramuka No. 83, Arga Makmur, Bengkulu Utara 38111 Phone 0737-521330 Menjadi Perusahaan Agrobisnis Nasional Terdepan dan Terpercaya Menghasilkan sarana produksi dan
Lebih terperinciUji Coba Teknologi Pertanian Novelgro pada Tanaman Padi
Lapran Uji Cba Teknlgi Nvelgr pada Padi Uji Cba Teknlgi Pertanian Nvelgr pada Tanaman Padi ABSTRAK Percbaan ini dirancang untuk memberikan gambaran manfaat penerapan teknlgi pertanian Nvelgr pada tanaman
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Kajian Teoritis 2.1.1. Sawah Tadah Hujan Lahan sawah tadah hujan merupakan lahan sawah yang dalam setahunnya minimal ditanami satu kali tanaman padi dengan pengairannya sangat
Lebih terperinciAgroteknologi Tanaman Rempah dan Obat
Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat Syarat Tumbuh Tanaman Jahe 1. Iklim Curah hujan relatif tinggi, 2.500-4.000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 2,5-7 bulan. (Penanaman di tempat yang terbuka shg
Lebih terperinciI. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.
I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar
Lebih terperinciBUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA
BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA 1. PERENCANAAN TANAM 1. Pemilihan lokasi tanam 2. Sistem tanam 3. Pola tanam 4. Waktu tanam 5. Pemilihan varietas Perencanaan Persyaratan Tumbuh
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di lahan sawah Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor dan di Laboratorium Ekofisiologi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Lebih terperinciTabel 1. Pengukuran variabel tingkat penerapan usahatani padi organik Indikator Kriteria Skor 1. Pemilihan benih a. Varietas yang digunakan
LAMPIRAN 9 Lampiran. Pengukuran variabel penelitian Tabel. Pengukuran variabel tingkat penerapan usahatani padi organik Indikator Kriteria Skor. Pemilihan benih a. Varietas yang digunakan a. Varietas lokal
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan bahan makanan yang menghasilkan beras. Bahan makanan ini merupakan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia. Padi adalah salah satu bahan makanan
Lebih terperinciANALISIS BEBERAPA PAKET TEKNOLOGI PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI METODA SRI (System of Rice Intensification) DI KABUPATEN
ANALISIS BEBERAPA PAKET TEKNOLOGI PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PADI METODA SRI (System of Rice Intensification) DI KABUPATEN BADUNG Oleh : Jarek Putradi. (Penyuluh Pertanian Madya
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORITIS 2.1.1 Karakteristik Lahan Sawah Bukaan Baru Pada dasarnya lahan sawah membutuhkan pengolahan yang khusus dan sangat berbeda dengan lahan usaha tani pada lahan
Lebih terperinciRINGKASAN. I. Pendahuluan. A. Latar Belakang
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG DENGAN METODE SRI (System of Rice Intensification) 1 Zulkarnain Husny, 2 Yuliantina Azka, 3 Eva Mariyanti
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...
Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi... PENDAHULUAN P ada dasarnya pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu (PTT) bukanlah suatu paket teknologi, akan tetapi lebih merupakan metodologi atau
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung Gedung Meneng, Kecamatan raja basa, Bandar Lampung
Lebih terperinciSRI SUATU ALTERNATIVE PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN SAWAH (PADI) YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN
SRI SUATU ALTERNATIVE PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN SAWAH (PADI) YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN Indratmo Soekarno Departemen Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung, email: indratmo@lapi.itb.ac.id, Tlp
Lebih terperinciVI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN
VI ANALISIS KERAGAAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN 6.1. Analisis Budidaya Kedelai Edamame Budidaya kedelai edamame dilakukan oleh para petani mitra PT Saung Mirwan di lahan persawahan.
Lebih terperinciTEKNOLOGI BUDIDAYA PADI SISTEM TANAM BENIH LANGSUNG (TABELA) DI LAHAN SAWAH IRIGASI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH PENDAHULUAN
TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI SISTEM TANAM BENIH LANGSUNG (TABELA) DI LAHAN SAWAH IRIGASI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH Oleh : Chairunas, Adli Yusuf, Azman B, Burlis Han, Silman Hamidi, Assuan, Yufniati ZA,
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Perspesi petani padi organik maupun petani padi konvensional dilatar
V. HASIL DAN PEMBAHASAN Perspesi petani padi organik maupun petani padi konvensional dilatar belakangi oleh beberapa karakteristik yang meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah anggota keluarga, luas
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Perkembangan Produktivitas Padi di Indonesia dan Permasalahannya
TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan Produktivitas Padi di Indonesia dan Permasalahannya Padi merupakan komoditas strategis yang mendapat prioritas penanganan dalam pembangunan pertanian. Berbagai usaha telah
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Lapangan Terpadu Universitas Lampung mulai bulan Juli September 2012. 3.2 Bahan dan Alat Bahan yang digunakan
Lebih terperinciSrie Juli Rachmawatie, Tri Rahayu Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Islam Batik Surakarta
KAJIAN PERBEDAAN UMUR TANAM PADI (Oryza sativa L.) VARIETAS MEKONGGA TERHADAP POPULASI WERENG COKLAT DI DESA DALANGAN KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO Srie Juli Rachmawatie, Tri Rahayu Staf Pengajar
Lebih terperinciEFEKTIVITAS KOMPOS SAMPAH PERKOTAAN SEBAGAI PUPUK ORGANIK DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN MENURUNKAN BIAYA PRODUKSI BUDIDAYA PADI
EFEKTIVITAS KOMPOS SAMPAH PERKOTAAN SEBAGAI PUPUK ORGANIK DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DAN MENURUNKAN BIAYA PRODUKSI BUDIDAYA PADI Endah Sulistyawati dan Ridwan Nugraha Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati
Lebih terperinciLampiran 1. Peta wilayah Provinsi Bali
L A M P I R A N Lampiran 1. Peta wilayah Provinsi Bali 151 152 Lampiran 2. Hasil uji CFA peubah penelitian Chi Square = 112.49, df=98 P-value=0.15028, RMSEA=0.038, CFI=0.932 153 Lampiran 3. Data deskriptif
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian
16 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Kota Bandar Lampung pada bulan Mei hingga Juni 2012. 3.2
Lebih terperinciPT. TUNAS HARMONI ABADI
LAPORAN HASIL PENERAPAN REKAYASA TEKNOLOGI BIOTA DEMPLOT 55 HA DILAHAN SANG HYANG SERY SUKAMANDI SUBANG JAWA BARAT OLEH PT. TUNAS HARMONI ABADI 2016 PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan pangan di negeri
Lebih terperinciTeknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat
Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman
Lebih terperinciTeknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB
Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB 1/7 Pepaya merupakan tanaman buah-buahan yang dapat tumbuh di berbagai belahan dunia dan merupakan kelompok tanaman hortikultura
Lebih terperinciPAKET TEKNOLOGI USAHATANI Padi Penyusun : Wigati Istuti dan Endah R
PAKET TEKNOLOGI USAHATANI Padi Penyusun : Wigati Istuti dan Endah R Luas areal padi sawah setiap tahun di Jawa Timur mencapai 1,62 juta ha berupa padi sawah dan padi gogo. Areal padi sawah irigasi maupun
Lebih terperinciRESPONS BEBERAPA VARIETAS PADI TERHADAP WAKTU PEMBERIAN BAHAN ORGANIK PADA METODE SRI
RESPONS BEBERAPA VARIETAS PADI TERHADAP WAKTU PEMBERIAN BAHAN ORGANIK PADA METODE SRI Response of Several Rice Varieties to Timing of Providing Organic Matter in SRI Method Muhammad Hatta, Cut Nur Ichsan,
Lebih terperinciPengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Jakarta
No. 05 / Brosur / BPTP Jakarta / 2008 PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADI SAWAH DI JAKARTA DEPARTEMEN PERTANIAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan
Lebih terperinciTEKNOLOGI PEMUPUKAN PADI SAWAH LAHAN IRIGASI DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH
TEKNOLOGI PEMUPUKAN PADI SAWAH LAHAN IRIGASI DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH Oleh : Chairunas, Basri AB, Tamrin, M.. Nasir Ali dan T.M. Fakhrizal PENDAHULUAN Kelebihan pemakaian dan atau tidak tepatnya
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2010. Penelitian dilakukan di lahan percobaan NOSC (Nagrak Organic S.R.I. Center) Desa Cijujung,
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
25 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Fauna Tanah 4.1.1. Populasi Total Fauna Tanah Secara umum populasi total fauna tanah yaitu mesofauna dan makrofauna tanah pada petak dengan jarak pematang sempit (4 m)
Lebih terperinciFormulir PuPS versi 1.1
Formulir PuPS versi 1.1 Penyusunan Rekomendasi Pemupukan Padi Sawah Spesifik Lokasi Oleh : Isnawan, BP3K Nglegok Diisi dengan memberi tanda cek ( ) pada kotak tersedia Nama : Lokasi : Luas lahan : (Isi
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)
15 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kebun Percobaan Natar, Desa Negara Ratu, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung
Lebih terperinciPETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN OMISSION PLOT Kajian Efektifitas Pengelolaan Lahan Sawah Irigasi Pada Kawasan Penambangan Nikel Di Wasile - Maluku Utara I. PENDEKATAN PETAK OMISI Kemampuan tanah menyediakan
Lebih terperinci