HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM GANESHA GIANYAR
|
|
- Yuliani Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TESIS HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM GANESHA GIANYAR I GUSTI AGUNG AYU SHERLYNA PRIHANDHANI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
2 TESIS HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM GANESHA GIANYAR I GUSTI AGUNG AYU SHERLYNA PRIHANDHANI NIM PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 ii
3 HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM GANESHA GIANYAR Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana Universitas Udayana I GUSTI AGUNG AYU SHERLYNA PRIHANDHANI NIM PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 iii
4 Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 18 MARET 2015 Pembimbing I, Pembimbing II, Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita D, Msi NIP dr. Ni Made Sri Nopiyani, MPH NIP Mengetahui Ketua Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana Universitas Udayana, Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, Prof. dr. D. N Wirawan, MPH NIP Prof. Dr.dr.A.A. Raka Sudewi,Sp.S (K) NIP iv
5 Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 18 Maret 2015 Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana, No.: 0847/UN14.4/HK/2015, Tanggal 18 Maret 2015 Ketua : Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, M.Si Anggota : 1. dr. Ni Made Sri Nopiyani, MPH 2. Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M.Repro PA (K) 3. Dr. I Putu Ganda Wijaya S.Sos., MM 4. Dr. Luh Seriani, SKM., M.Kes v
6 SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME Saya yang bertanda tangan dibawah ini: NAMA : IGAA Sherlyna Prihandhani NIM : PROGRAM STUDI : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat (MIKM) Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya ilmiah tesis saya yang berjudul Hubungan Faktor Individu dan Budaya Organisasi dengan Perilaku Caring Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Ganesha Gianyar ini benarbenar hasil karya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri. Apabila dikemudian hari didapatkan bukti bahwa Tesis ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan Mendiknas RI No.17 Tahun Denpasar, Maret 2015 Yang Membuat Pernyataan, IGAA Sherlyna Prihandhani NIM vi
7 UCAPAN TERIMA KASIH Puji dan syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian tesis yang berjudul Hubungan Faktor Individu dan Budaya Organisasi dengan Perilaku Caring Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Ganesha Gianyar. Perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. Dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, M.Si selaku dosen pembimbing I yang dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran dalam penulisan hasil penelitian tesis ini. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada dr. Ni Made Sri Nopiyani, MPH, selaku dosen pembimbing II yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan bimbingan dan saran kepada penulis sehingga penyusunan tesis ini dapat selesai. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada : 1. Rektor Universitas Udayana Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD, Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S (K) dan Ketua Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana Universitas Udayana Prof. dr. Dewa Nyoman Wirawan, MPH atas kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana. vii
8 2. Tim penguji pada sidang hasil penelitian tesis yaitu Prof. Dr. Dr. Mangku Karmaya, M.Repro, PA(K), Dr. I Pt. Ganda Wijaya, S.Sos, MM, Dr.Luh Seri Ani, SKM, M.Kes atas koreksi dan saran untuk perbaikan tesis ini. 3. Manajer Keperawatan dan Perawat Pelaksana di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Ganesha Gianyar yang telah banyak meluangkan waktu dan kesediaan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. 4. Teman teman angkatan V MIKM UNUD yang telah banyak memberikan semangat. Penulis menyadari hasil penelitian tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan yang nantinya dapat dipergunakan untuk menyempurnakan hasil penelitian selanjutnya. Demikian hasil penelitian tesis ini penulis susun dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan rahmat-nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan menyelesaikan hasil penelitian tesis ini. Denpasar, Maret 2015 Penulis viii
9 ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR INDIVIDU DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM GANESHA GIANYAR Perilaku caring perawat merupakan salah satu komponen esensial dari mutu layanan rumah sakit. Hasil survei kepuasan pasien mengindikasikan kurangnya perilaku caring perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Ganesha Gianyar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran perilaku caring serta faktorfaktor yang berhubungan dengan perilaku caring perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Ganesha Gianyar. Rancangan penelitian ini adalah cross-sectional menggunakan pendekatan kuantitatif. Data dikumpulkan melalui self administered kuesioner terhadap 48 perawat pelaksana pada bulan November-Desember 2014 di ruang rawat inap RSU Ganesha. Analisis data meliputi analisis univariat, bivariat dengan uji chisquare dan multivariat dengan regresi logistik. Analisis univariat menunjukkan bahwa sebagian besar perawat berusia tahun (45,8%), berjenis kelamin perempuan (77,1%), memiliki pendidikan DIII (54,2%), masa kerjanya 5 tahun (56,3%) serta dengan status perkawinan menikah (56,3%). Perawat pelaksana yang memiliki persepsi baik terhadap aspek budaya organisasi sebesar 54,2% dan memiliki perilaku caring baik (56,3%). Analisis bivariat menunjukkan bahwa usia (p=0,034), pendidikan (p=0,034), masa kerja (p=0,025), status perkawinan (p=0,001), kepemimpinan (p=0,030), desain pekerjaan (p=0,001), dukungan manajemen (p=0,007), sistem rewards (<0,001), manajemen konflik (<0,001) serta pola komunikasi (p=0,022) berhubungan dengan perilaku caring perawat pelaksana, namun hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa hanya sistem rewards yang memiliki hubungan dengan perilaku caring perawat pelaksana (OR=23,39;95%CI=1,53-356,94;pvalue=0,023). Faktor yang berhubungan dengan perilaku caring perawat pelaksana adalah sistem rewards, dimana perawat pelaksana yang memiliki persepsi sistem rewards baik memiliki peluang 24 kali lebih besar untuk berperilaku caring baik. Upaya peningkatan perilaku caring melalui mekanisme rewards financial dan non financial perlu dilakukan oleh pihak manajemen RSU Ganesha Gianyar. Kata Kunci: faktor individu, budaya organisasi, perilaku caring, perawat, Rumah Sakit ix
10 ABSTRACT THE ASSOCIATION OF INDIVIDUAL FACTORS AND ORGANIZATION CULTURE AND APPROACH WITH NURSING QUALITY OF CARE IN GANESHA PUBLIC HOSPITAL, GIANYAR A high quality of nursing care is an essential component of hospital service provision. This study aims to reveal the level of quality of care and the factors associated with related behavior at the inpatient ward in Ganesha Public Hospital. The study design was cross-sectional quantitative. Data were collected through self-administered questionnaires to 48 inpatient nurses during November- December 2014 as well as through participatory observation. Data analysis included univariate, bivariate with chi-square test, and multivariate logistic regression. Univariate analysis showed that the majority of nurses were aged years (45.8%), female (77.1%), had a DIII education (54.2%), tenure 5 years (56.3 %), and marital status were married (56.3%). 54,2% of nurses indicated a positive perception of the organization culture and 56.3% believed they provided a relatively high quality of care. This understanding was confirmed during participatory observation. Bivariate analysis showed that age (p=0.034), education (p=0.034), tenure (p=0.025), marital status (p=0.001), leadership (p=0.030), job design (p=0.001), management support (p=0.007), rewards system (<0.001), conflict management (<0.001) and the communication patterns (p=0.022) were associated with nursing quality of care. However, the results of multivariate analysis indicated that the insufficient system of rewards was most associated with nursing quality of care (OR = 23.39; 95% CI = 1.53 to ; p-value=0.023). Factor most associated with nursing quality of care was the system of rewards. It was evident that nurses viewing the rewards system to be sufficient provided the best quality of care. Efforts to increase the quality of care by providing financial/non-financial incentives such as training, salary bonuse to nursing staff should be implemented by the management. Keywords: Individual factors, organizational culture, nursing quality of care, Gianyar x
11 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DEPAN... i SAMPUL DALAM... ii LEMBAR PERSYARATAN GELAR... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv PENETAPAN PANITIA PENGUJI... v SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME... vi UCAPAN TERIMA KASIH... vii ABSTRAK... ix ABSTRACT... x DAFTAR ISI... xi DAFTAR TABEL... xv DAFTAR GAMBAR... xvi DAFTAR SINGKATAN... xvii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Manfaat Praktis BAB II KAJIAN PUSTAKA Konsep Caring Definisi Caring Komponen Perilaku Caring Karakteristik Caring Aktifitas yang Menunjukkan perilaku Caring Perawat.. 23 xi
12 2.1.5 Instrumen yang Digunakan Untuk Mengukur Perilaku Caring Konsep Karakteristik Individu Definisi Karakteristik Individu Faktor-faktor Karakteristik Individu Konsep Budaya Organisasi Definisi Budaya Organisasi Dimensi Budaya Organisasi Fungsi Budaya Organisasi Membangun dan Mempertahankan Budaya Organisasi Instrumen Pengukuran Budaya Organisasi Konsep dan Teori Perilaku Domain Perilaku Proses Terjadinya Perilaku BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS Kerangka Berpikir Konsep Penelitian Hipotesis Penelitian BAB IV METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian Penentuan Sumber Data Variabel Penelitian Variabel Bebas (independent) Variabel Tergantung (dependent) Definisi Operasional Variabel Instrumen Penelitian Prosedur Penelitian Analisis Data BAB V HASIL PENELITIAN xii
13 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Karakteristik Responden Penelitian Persepsi Perawat Pelaksana terhadap Budaya Organisasi di RSU Ganesha Gianyar Perilaku Caring Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Ganesha Gianyar Hasil Observasi Pelaksanaan Perilaku Caring Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Ganesha Gianyar Analisis Bivariat Hubungan Perilaku Caring dengan Variabel Bebas Analisis Uji Multivariat Variabel Bebas dengan Variabel Tergantung BAB VI PEMBAHASAN Perilaku Caring Perawat Pelaksana Hubungan Antara Usia dengan Perilaku Caring Perawat Pelaksana Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Perilaku Caring Perawat Pelaksana Hubungan Antara Pendidikan dengan Perilaku Caring Perawat Pelaksana Hubungan Antara Masa Kerja dengan Perilaku Caring Perawat Pelaksana Hubungan Antara Status Perkawinan dengan Perilaku Caring Perawat Pelaksana Hubungan Antara Kepemimpinan dengan Perilaku Caring Perawat Pelaksana Hubungan Antara Desain Pekerjaan dengan Perilaku Caring Perawat Pelaksana Hubungan Antara Dukungan Manajemen dengan Perilaku Caring Perawat Pelaksana xiii
14 6.10 Hubungan Antara Sistem Rewards dengan Perilaku Caring Perawat Pelaksana Hubungan Antara Manajemen Konflik dengan Perilaku Caring Perawat Pelaksana Hubungan Antara Pola Komunikasi dengan Perilaku Caring Perawat Pelaksana Keterbatasan Penelitian BAB VII SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiv
15 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Komponen Kompensasi yang Berlaku di Rumah Sakit Swasta Tabel 4.1 Definisi Operasional dan Cara Pengukuran Tabel 4.2 Distribusi Pernyataan Positif dan Negatif Variabel Budaya Organisasi Tabel 4.3 Distribusi Pernyataan Variabel Perilaku Caring Tabel 5.1 Karakteristik Responden Penelitian di Ruang Rawat Inap RSU Ganesha Gianyar Tahun Tabel 5.2 Distribusi Persepsi Budaya Organisasi Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Ganesha Gianyar Tahun Tabel 5.3 Perilaku Caring Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Ganesha Gianyar Tahun Tabel 5.4 Hasil Observasi Perilaku Caring Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap RSU Ganesha Gianyar Tahun Tabel 5.5 Hasil Analisis Bivariat Variabel Bebas dengan Perilaku Caring Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Ganesha Ginayar Tahun Tabel 5.6 Hasil Analisis Multivariat Faktor Individu dan Budaya Organisasi dengan Perilaku Caring Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Ganesha Gianyar Tahun xv
16 DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Konsep Penelitian Hubungan Faktor Individu dan Budaya Organisasi dengan Perilaku Caring Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap RSU Ganesha Gianyar xvi
17 DAFTAR SINGKATAN SINGKATAN ACLS ASKES ATLS BOR Care-Q CBA CBI CT Scan DM ICU MNCB PPGD RSU SDM THR TKTP UMR VIP : Advanced Cardiac Life Support : Asuransi Kesehatan : Advanced Trauma Life Support : Bed Occupancy Rate : Caring Assesment Inventory : Caring Behavior Assesment : Caring Behavior Inventory : Computerized Tomography scanner : Diabetes Mellitus : Intensive Care Unit : Measuring of Nursing Care Behavior : Pertolongan Penderita Gawat Darurat : Rumah Sakit Umum : Sumber Daya Manusia : Tunjangan Hari Raya : Tinggi Kalori Tinggi Protein : Upah Minimum Regional : Very Important Person xvii
18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri kesehatan saat ini terus mengalami pertumbuhan yang pesat, dan salah satu bentuk pelayanan kesehatan tersebut adalah rumah sakit, baik itu rumah sakit milik pemerintah maupun swasta (Nursalam, 2002). Kompetisi di sektor kesehatan akan semakin meningkat seiring dengan terbukanya pasar bebas. Dalam rangka meningkatkan pelayanan, persaingan dalam rumah sakit ini membawa dampak bagi manajemen rumah sakit (Wibowo, 2010). Tuntutan masyarakat untuk pelayanan yang terbaik semakin meningkat dan menjadikan rumah sakit berusaha agar dapat memberikan pelayanan yang terbaik (Hasibuan, 2010). Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit diberikan oleh tim kesehatan termasuk dari tim keperawatan. Tim ini merupakan bagian dari tim yang berada di lini terdepan untuk menghadapi pasien selama 24 jam, oleh sebab itu sangat diperlukan sumber daya keperawatan yang berkualitas dan mampu berespon terhadap keadaan yang ada (Gillies, 2004). 90% layanan di rumah sakit diberikan oleh perawat, maka peran perawat sangat besar dalam menentukan kualitas pelayanannya (Huber, 2011). Pelayanan keperawatan yang bermutu merupakan harapan semua orang sehingga rumah sakit sebagai penyedia layanan keperawatan dituntut untuk selalu meningkatkan mutu pelayanannya. 1
19 2 Seorang perawat harus selalu mengembangkan sikap, perilaku dan pengetahuannya dalam melakukan pengkajian, perencanaan, implementasi hingga evaluasi dalam praktiknya. Sikap dan perilaku yang harus dikembangkan oleh perawat salah satunya yaitu perilaku caring (De Wit, 2011). Perilaku caring adalah esensi dari keperawatan yang membedakan perawat dengan profesi lain. Caring tidak hanya mempraktikkan seni perawatan, memberi kasih sayang untuk meringankan penderitaan pasien dan keluarga, meningkatkan kesehatan dan martabat, tetapi juga memperluas aktualisasi diri perawat (Morison & Burnard, 2009). Caring merupakan hal yang utama dalam praktik keperawatan yang senantiasa selalu dilandasi pada nilai kebaikan, perhatian, serta menghormati keyakinan spiritual pasien (Rubenfield, 2007). Kenyataan yang dihadapi bahwa masih banyak rumah sakit pemerintah maupun swasta yang memusatkan diri pada pengobatan pasien saja. Keberhasilan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan perawat hanya memberikan perhatian pada tugas-tugas mengobati daripada merawat. Tidak banyak waktu bagi perawat mendengarkan keluhan pasien, memberi dukungan, hal ini disebabkan karena delegasi lebih diberikan untuk tugas-tugas dokter (Tomey, 2006). Diungkapkan juga dalam penelitian oleh Agustin (2002) bahwa perawat yang tidak berperilaku caring kurang dari 50%, sedangkan oleh Byrne dan Heyman (1997, dalam Nyoman, 2008) pasien yang di rawat inap banyak yang mengalami stress dan komunikasi perawat sebagai pokok permasalahannya. Penyebab dasar perawat kurang berperilaku caring karena perawat lebih banyak berfokus pada kinerja medik. Kondisi tersebut diperkuat oleh faktor
20 3 lingkungan kerja dalam hal ini budaya organisasi yang kurang mendukung perawat terhadap perilaku caring perawat (Tomey, 2006). Pada dasarnya perilaku caring dipengaruhi oleh faktor lain selain faktor individu. Perilaku caring perawat pelaksana, merupakan kinerja perawat yang dapat dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, pendidikan, status pernikahan dan masa kerja. Hasil penelitian dari Panjaitan dan Agustini (2007) menyatakan bahwa ada hubungan antara usia dengan sikap caring. Artinya semakin bertambah usia perawat maka sikap caring terhadap pasien akan semakin meningkat. Namun berdasarkan hasil penelitian Supriyadi (2006) menunjukkan tidak ada hubungan bermakna antara usia dengan perilaku caring di RSUD Bantul. Sedangkan masa kerja terhadap perilaku caring didukung hasil penelitian Supriatin (2009) juga menunjukkan ada hubungan antara masa kerja dengan perilaku caring di RSUD Kota Bandung. Perilaku caring perawat tidak dapat dibedakan antara perawat laki-laki dan perawat perempuan maupun tingkat pendidikannya. Hasil penelitian Supriatin (2009) menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dan tingkat pendidikan dengan perilaku caring, bahwa perawat laki-laki dan perempuan sama-sama data berperilaku caring. Begitu juga dengan tingkat pendidikan. Namun berdasarkan penelitian oleh Setiati (2005) yang menemukan adanya hubungan antara faktor pendidikan, penghasilan, status pernikahan dan image dengan perilaku caring perawat terhadap kepuasan pasien. Terbentuknya perilaku caring sangat dipengaruhi oleh sistem nilai bersama yang dianut oleh para perawat yang tercermin dalam visi, misi, dan tujuan rumah
21 4 sakit. Visi, misi, serta tujuan yang ingin dicapai mencerminkan budaya suatu organisasi. Budaya organisasi yang kuat dapat menciptakan kesamaan tujuan, motivasi karyawan dan struktur pengendalian dalam membentuk perilaku untuk meningkatkan prestasi organisasi yang berdampak pada kinerja anggota organisasi (Kreitner & Kinicki, 2010). Didukung juga dalam penelitian oleh Bijaya (2006) mengungkapkan ada korelasi yang signifikan antara budaya organisasi dengan kinerja perawat. Faktor budaya organisasi menurut Robbins (2010) terdapat sepuluh variabel yang dapat mempengaruhi perilaku seseorang yaitu inovasi, pengambilan risiko, kepemimpinan, integritas, dukungan manajemen, desain pekerjaan, identitas manajemen, sistem rewards, manajemen konflik, dan pola komunikasi. Menurut Dessler (2005), variabel sistem rewards (imbalan) berpengaruh terhadap motivasi, yang secara langsung mempengaruhi kinerja seseorang. Penelitian Robinson dan Larsen (1990) terhadap pegawai penyuluh kesehatan pedesaan di Columbia menunjukkan bahwa pemberian rewards (imbalan) mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap kinerja pegawai dibanding pada kelompok pegawai yang tidak mendapatkan imbalan. Pembentukan karyawan yang lebih produktif dapat diperoleh melalui pengelolaan faktor budaya organisasi dalam bentuk pengaturan sistem rewards, dukungan manajemen, desain pekerjaan serta pemeliharaan komunikasi dalam penyelesaian konflik melalui praktek kepemimpinan yang mendorong rasa saling percaya. Berdasarkan hasil penelitian Rusmiati (2008), peran individu dan lingkungan kerja (budaya organisasi) memiliki pengaruh terhadap pelaksanaan tugas
22 5 keperawatan. Hasil penelitian Lande (2008) menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan dari faktor organisasi dengan kinerja asuhan keperawatan, didukung juga dengan hasil penelitian Rodwell et al. (2008) menyimpulkan ada hubungan signifikan baik secara parsial maupun simultan antara praktik komunikasi organisasional dengan kinerja karyawan. Peningkatan kinerja harus diatur dengan baik agar dapat meningkatkan kinerja seorang perawat, dengan ini faktor individu dan sistem manajemen kinerja organisasilah yang dapat membantu meningkatkan kinerja perawat (Gitosudarmo, 2010). Kualitas kerja dapat terjaga dengan baik jika terdapat dukungan individu dan lingkungan kerja dalam hal ini adalah budaya organisasi yang kondusif, sehingga nanti keinginan organisasi dapat tercapai. Rumah Sakit Umum Ganesha merupakan Rumah Sakit Swasta tipe C dan berada di bawah naungan Yayasan Ganesha, sehingga hal inilah yang menjadikan RSU Ganesha berbeda dengan RS Pemerintah baik dalam hal sistem perekrutan SDM hingga manajemen pengelolaan kegiatan pelayanannya, mulai dari pelayanan administrasi, pelayanan rekam medis, pelayanan penunjang medis, pelayanan medis, pelayanan keperawatan dan lain-lain. Visi rumah sakit yaitu menjadikan Rumah Sakit Umum ramah lingkungan dan bermutu dengan standar nasional di tahun Misi rumah sakit yaitu; (1) melakukan pengelolaan rumah sakit secara profesional dengan meningkatkan produktivitas, efisiensi dan efektivitas yang tinggi, (2) meningkatkan kemampuan SDM yang terus-menerus melalui pendidikan dan latihan yang berkesinambungan, (3) memberi pelayanan kesehatan bermutu dan terjangkau keseluruh lapisan masyarakat berasaskan
23 6 sentuhan manusiawi dan kepuasan pelanggan (Profil RSU Ganesha Gianyar). Rumah Sakit Umum Ganesha dalam perkembangannya memperoleh angka kunjungan fluktuatif dan cenderung menurun. Data rekam medik RSU Ganesha Gianyar menunjukkan bahwa dalam 3 tahun terakhir terjadi penurunan jumlah pasien rawat inap yaitu sebesar 4007 pasien pada tahun 2011, 1026 pasien pada tahun 2012 dan 3136 pasien pada tahun 2013 (Manajemen RSU Ganesha, 2013). Penurunan pemakaian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) juga terjadi tahun ,8%, 40,5% tahun 2012, dan 44,5% tahun 2013, hal ini disebabkan karena kunjungan pasien ke rumah sakit berkurang Penurunan kunjungan salah satunya disebabkan karena tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan berkurang. Hasil pengumpulan data mengenai survei kepuasan pasien di RSU Ganesha tahun 2012 berjumlah 80,2% dan 2013 berjumlah 77,5%. Hasil ini signifikan menunjukkan terjadi penurunan sebesar 2,7% dari tahun 2012 (SDM RSU Ganesha, 2013). Hasil wawancara dengan manajer keperawatan RSU Ganesha tanggal 29 September 2014 terkait survei kepuasan pasien menyebutkan bahwa banyak ditemukan keluhan pada pelayanan paramedis di rawat inap, terutama yang terkait dengan perilaku caring perawat. Hasil survei kepuasan pasien menunjukkan bahwa perawat terlihat mengerjakan kegiatan diluar pekerjaannya, yaitu ketika jam perawatan pasien, perawat sibuk mengobrol dengan teman perawat lainnya. Selain itu disebutkan jarang memberi informasi sebelum melakukan tindakan, kurang tanggap dan kurang memperhatikan kebutuhan pasien, perawat sebaiknya lebih tanggap dalam memenuhi panggilan pasien, lebih ramah serta sopan dalam
24 7 berhadapan dengan pasien. Kondisi ini dapat dihindari dengan memenuhi kebutuhan pasien yang dilandasi perilaku caring. Peneliti juga melakukan wawancara dengan beberapa perawat di ruang rawat inap kelas I dan kelas II RSU Ganesha., diperoleh bahwa perawat berperilaku caring kepada pasien jika ada permintaan dari kepala tim perawat, kepala tim perawat tidak menunjukkan bagaimana berperilaku caring yang baik, perawat juga bekerja sebatas rutinitas, jenjang karir yang tidak jelas, sistem insentif yang kurang baik, kurang mendapatkan perhatian dari pimpinan yang dalam hal ini manajer keperawatan, penyelesaian konflik yang terjadi diruangan sebagian besar diselesaikan di tingkat atas (bidang keperawatan), perawat pelaksana merasa tidak dipentingkan dan hal ini dapat berpengaruh terhadap perilaku perawat. Hasil observasi selama 3 hari di ruang rawat inap RSU Ganesha Gianyar ditemukan perawat jarang menyapa pasien, lebih banyak melakukan tindakan medis (kedokteran), uraian tugas perawat pelaksana kurang jelas, sistem rewards dan punishment yang tidak jelas dan kurang optimalnya supervisi sebagai controlling dari manajemen keperawatan Kepala ruang menambahkan sebaiknya ada dukungan dari pihak manajemen RS untuk memasukkan caring perawat dalam penilaian kinerja dan standar prosedur, sehingga dapat dilakukan supervisi kembali. Pelatihan yang kurang memadai kepada seluruh staf juga merupakan faktor utama, pelatihan harus dilakukan di luar RSU Ganesha, akan tetapi jadwal kerja perawat menjadikan tidak banyak yang bisa mengikuti pelatihan yang dijadwalkan oleh manajemen RSU Ganesha untuk meningkatkan kompetensi perawat. Salah satu indikator
25 8 kualitas rumah sakit adalah kepuasan pasien, oleh sebab itu kondisi diatas sangat berpengaruh dan perlu adanya perbaikan terhadap pelayanan keperawatan. Gambaran fenomena dan beberapa hasil penelitian yang terkait dengan perilaku caring dan budaya organisasi diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku caring perawat sangat dipengaruhi oleh budaya organisasi untuk meningkatkan kepuasan layanan kepada pasien. Perilaku caring perawat dan budaya organisasi sangat menentukan baik dan buruknya kualitas pelayanan kepada pasien. Sikap atau perilaku caring harus ditanamkan dan menjadi budaya yang melekat pada perawat sehingga setiap tindakan atau asuhan yang diberikan bukan hanya sekedar terselesaikannya pekerjaan tetapi pada pemuasan kebutuhan pasien. Terkait fenomena yang terjadi di RSU Ganesha Gianyar, peneliti tertarik untuk meneliti hubungan faktor individu dan budaya organisasi dengan perilaku caring perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Ganesha Gianyar. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran karakteristik perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Ganesha Gianyar? 2. Bagaimana gambaran budaya organisasi perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Ganesha Gianyar? 3. Bagaimana gambaran perilaku caring perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Ganesha Gianyar?
26 9 4. Apakah ada hubungan faktor individu (umur, pendidikan, jenis kelamin, status pernikahan, dan masa kerja) dengan perilaku caring perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Ganesha Gianyar? 5. Apakah ada hubungan faktor budaya organisasi (kepemimpinan, desain pekerjaan, dukungan manajemen, sistem rewards, manajemen konflik, pola komunikasi) dengan perilaku caring perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Ganesha Gianyar? 6. Apakah faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku caring perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Ganesha Gianyar? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor individu dan faktor budaya organisasi dengan perilaku caring perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Ganesha Gianyar Tujuan Khusus Penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengetahui sebagai berikut : 1. Gambaran karakteristik perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Ganesha Gianyar. 2. Gambaran budaya organisasi perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Ganesha Gianyar. 3. Gambaran perilaku caring perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Ganesha Gianyar.
27 10 4. Hubungan faktor individu perawat pelaksana (umur, pendidikan, jenis kelamin, status pernikahan, dan lama kerja) dengan perilaku caring perawat di ruang rawat inap RSU Ganesha Gianyar. 5. Hubungan faktor budaya organisasi (kepemimpinan, desain pekerjaan, dukungan manajemen, sistem rewards, manajemen konflik, pola komunikasi) dengan perilaku caring perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Ganesha Gianyar. 6. Faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku caring perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Ganesha Gianyar. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat menambah wawasan dalam meningkatkan kemampuan menganalisis faktor individu dan budaya organisasi dengan perilaku caring perawat dengan menggunakan cara berpikir yang ilmiah. Penelitian ini selanjutnya dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi peneliti lain terkait peran budaya organisasi dalam membentuk perilaku caring perawat di rumah sakit Manfaat Praktis Penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi pengelola rumah sakit untuk mengevaluasi kinerja perawat dilihat dari pelaksanaan perilaku caring perawat pelaksana di ruang rawat inap RSU Ganesha Gianyar serta dapat
28 11 dipergunakan untuk bahan pertimbangan meningkatkan kualitas layanan sehingga meningkatkan kepuasan pasien yang dirawat di RSU Ganesha Gianyar.
29 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Caring Konsep caring merupakan konsep sentral atau inti bagi keperawatan, akan tetapi caring tidak bisa dianggap sebagai paradigma yang unik bagi profesi keperawatan karena profesi kesehatan lain juga menganggap caring sebagai bagian integral dari kemampuannya yang terdiri atas pengetahuan dan keterampilan. Caring merupakan esensi dari praktik keperawatan dalam memenuhi kebutuhan manusia. Caring merupakan hasil dari budaya, nilai dan hubungan dengan manusia lain Definisi Caring Beberapa teori dalam keperawatan telah dikembangkan dari berbagai sudut pandang untuk menjelaskan dan mendeskripsikan tentang caring. Caring merupakan asuhan yang diberikan secara terus menerus difokuskan pada perawatan fisik maupun mental dan meningkatkan rasa aman pasien (Watson, 2005). Caring adalah pola umum yang terjadi secara alami yang dimiliki oleh perawat untuk membantu seseorang untuk tumbuh seperti ibu pada anaknya, suami dengan istri dan guru pada muridnya (Martin, 2002). Definisi ini dibantah oleh Tschudin (2003) yang menyatakan bahwa caring bukan hanya membantu seseorang untuk tumbuh tetapi lebih dari itu bahwa caring dalam keperawatan berarti perawat membantu pasien untuk memahami penyakitnya dan bagaimana mengatasi penyakitnya tersebut. 12
30 13 Teori caring Jean Watson pertama kali dipublikasikan pada tahun 1979 dengan judul The Philosophy and Science of Caring. Jean Watson mendefinisikan caring sebagai ilmu. Perspektif ilmu caring didasarkan pada ontologi hubungan dimana semua yang terlibat berada dalam suatu hubungan, bersatu dan mempunyai keterkaitan antara satu dengan yang lain. Caring melekat pada tujuan hubungan saling membantu, karena sangat tidak mungkin seseorang dapat memberi bantuan secara efektif tanpa adanya caring. Caring adalah sikap responsif dan bertanggung jawab dalam rangka memenuhi harapan pasien (Nurachmah, 2010). Hubungan interaksi yang dibangun antara perawat-pasien adalah hubungan caring dimana merupakan landasan komunikasi terapeutik dan sentuhan kasih sayang dan caring bersifat manusiawi karena asuhan diberikan secara individual. Perilaku caring juga dapat dipersepsikan berbeda-beda setiap pasien atau lingkungan tempat dimana pasien mendapatkan pelayanan keperawatan. Hasil riset Kimble (2010) tentang persepsi pasien terhadap perilaku caring perawat di Unit Rawat Inap untuk kategori karatif humanistic, dimana yang dimaksud adalah perilaku caring oleh pasien apabila perawat menjawab pertanyaan dengan cepat, mengetahui apa yang mereka (perawat) lakukan, perawat tahu menggunakan alatalat, perawat tahu cara injeksi, mengganti balutan, benar-benar mendengarkan apabila pasien berbicara, memberi obat nyeri ketika pasien kesakitan, memberikan informasi kepada keluarga pasien tentang perkembangan pasien. Hasil penelitian Tomey & Alligood (2006) tentang nurse caring behaviours menganalisa bahwa perawat lebih menekankan pada perilaku caring fisik daripada
31 14 afektif. Hal ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan Suryani (2010) mengenai sikap caring perawat pelaksana di instalansi rawat inap didapatkan sikap caring perawat pelaksana masih rendah. Dapat disimpulkan bahwa caring terdiri dari dua aspek yaitu berupa tindakan nyata perawat dalam melakukan peran dan tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien dan aspek afektif perawat seperti perasaan cinta, altruism, belas kasih, kehangatan serta perasaan lain yang mendasari perawat melakukan tindakan caring kepada pasien Komponen Perilaku Caring Peran perawat sebagai petugas kesehatan diharapkan mampu membagi pengetahuan dan memberikan perawatan kepada pasien, akan tetapi deskripsi caring dalam memberikan asuhan keperawatan terkadang tidak dipahami atau dipersepsikan berbeda oleh perawat. Caring tidak hanya penting bagi perawat karena caring sangat berhubungan erat dengan penerima pelayanan keperawatan yaitu pasien maupun keluarga pasien. Hal penting untuk diketahui mengenai persepsi perawat, pasien maupun keluarga pasien tentang perilaku caring yang dianggap mereka penting untuk dilakukan perawat guna memberikan kepuasan, tidak hanya bagi pasien dan keluarga pasien tetapi juga bagi perawat (Dwidiyanti, 2008). Watson mengungkapkan dalam bukunya bahwa perilaku caring adalah proses yang dilakukan oleh perawat yang meliputi pengetahuan, tindakan dan dideskripsikan sebagai sepuluh faktor karatif yang digunakan dalam praktik keperawatan dibeberapa setting klinik yang berbeda. sepuluh faktor karatif ini
32 15 yaitu sifat dari karakter perawat yang menjelaskan bagaimana caring dimanifestasikan sebagai esensi dan inti keperawatan, diantaranya : a. Membentuk dan menghargai sistem nilai humanistic dan altruistik. Humanistic altruistic merupakan sikap yang didasari oleh nilai kemanusiaan, seperti menghormati otonomi pasien terhadap pilihannya sendiri. Altruism adalah perilaku yang menunjukkan kapasitas seseorang yang empati dan dapat merasakan apa yang dialami orang lain. Pandangan Watson tentang manusia, yaitu individu merupakan totalitas dari bagian-bagian, memiliki harga diri di dalam dan dirinya yang memerlukan perawatan, dipahami dan kebutuhan untuk dibimbing. Di samping itu perawat yang mempunyai sifat caring dapat meningkatkan potensi seseorang untuk membuat pilihan tindakan yang terbaik (Watson, 1998). Perilaku caring perawat yang mencerminkan faktor ini dalam memberikan asuhan keperawatan adalah memanggil nama pasien dengan nama sehari-hari, mengenali karakteristik pasien (umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, dll), mengenali kelebihan dan kekurangan pasien, memenuhi panggilan pasien walaupun sedang mengerjakan hal lain yang tidak berhubungan dengan pasien, mendengarkan apa yang menjadi keluhan dan kebutuhan pasien, menghargai dan menghormati pendapat dan keputusan pasien, membimbing pasien dalam melakukan suatu tindakan keperawatan yang merupakan kebutuhannya.
33 16 b. Menanamkan sikap penuh pengharapan. Faktor ini sangat erat hubungannya dengan nilai altruisme dan humanistik. Perawat membantu pasien untuk memperoleh kesejahteraan dan kesehatan melalui hubungan yang efektif dengan pasien dan memfasilitasi klien untuk menerapkan gaya hidup sehat (Watson, 1979 dalam Tomey & Alligood, 2006). Perilaku caring perawat yang mencerminkan faktor ini dalam memberikan asuhan keperawatan adalah memberi motivasi kepada pasien untuk menghadapi penyakitnya secara realistik, memberi informasi pada pasien tentang tindakan keperawatan dan pengobatan yang akan diberikan, membantu pasien untuk memahami alternatif tindakan perawatan dan pengobatan yang telah ditetapkan, meyakinkan bahwa kehidupan kematian dan takdir setiap orang telah ditentukan, mendorong pasien melakukan halhal positif atau bermanfaat terkait dengan proses penyembuhannya (Malini, 2009). c. Menanamkan sensitifitas atau kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain. Perawat harus belajar untuk mengembangkan sifat sensitif dan peka terhadap perasaan pasien sehingga lebih ikhlas, dan sensitif dalam memberikan asuhan keperawatan (Watson, 1998). Perilaku caring perawat yang mencerminkan faktor ini dalam memberikan asuhan keperawatan adalah tetap sabar ketika pasien bersikap kasar terhadap perawat, mendampingi dan menenangkan klien ketika menghadapi penderitaan atau permasalahan, menawarkan bantuan terhadap masalah yang dihadapi pasien serta memenuhi kebutuhan pasien (Malini, 2009).
34 17 d. Mengembangkan hubungan saling percaya dan saling membantu. Hubungan saling percaya antara perawat dan pasien adalah hal yang penting dalam asuhan keperawatan. Hubungan ini akan meningkatkan penerimaan terhadap perasaan positif dan negatif antara perawat dan pasien (Watson, 1998). Perilaku caring perawat yang mencerminkan faktor ini dalam memberikan asuhan keperawatan adalah mengucapkan salam ketika berinteraksi dengan pasien, menyepakati kontrak yang dibuat bersama pasien, menepati kontrak, mempertahankan kontak mata yang dibuat bersama pasien, berbicara dengan suara yang lembut, posisi perawat berhadapan dengan pasien pada saat berkomunikasi, menjelaskan prosedur tindakan setiap akan melakukan tindakan, mengorientasikan pasien baru dan melakukan terminasi pada setiap selesai berinteraksi (Malini, 2009). e. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif. Perawat berbagi perasaan dengan pasien merupakan hal yang riskan. Perawat harus mempersiapkan diri dalam menghadapi ekspresi perasaan positif dan negatif pasien dengan cara memahami ekspresi pasien secara emosional dan intelektual dalam situai yang berbeda (Watson, 1998). Perilaku caring perawat yang mencerminkan faktor ini dalam memberikan asuhan keperawatan adalah memberikan kesempatan pada pasien untuk mengekspresikan perasaannya, merawat mengungkapkan bahwa ia menerima kelebihan dan kelemahan pasien, mendorong pasien untuk mengungkapkan
35 18 harapan terhadap kondisi saat ini, menjadi pendengar yang aktif pada setiap keluhan pasien yang menyenangkan dan tidak menyenangkan (Malini, 2009). f. Menggunakan metode sistematis dalam menyelesaikan masalah caring untuk pengambilan keputusan secara kreatif dan individualistik. Perawat menggunakan proses keperawatan yang sistematis dan terorganisir untuk menyelesaikan masalah kesehatan pasien sesuai dengan ilmu dan kiat keperawatan (Watson, 1998). Perilaku caring perawat yang mencerminkan faktor ini dalam memberikan asuhan keperawatan adalah mengkaji, merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses keperawatan sesuai dengan masalah pasien, memenuhi kebutuhan keinginan pasien yang tidak bertentangan dengan kesehatannya, melibatkan pasien dan keluarga dalam menentukan masalah keperawatan dan prioritas, menetapkan rencana keperawatan bersama pasien dan keluarga, melibatkan pasien dan keluarga dalam setiap pelaksanaan tindakan keperawatan serta melibatkan pasien dan keluarga dalam setiap pelaksanaan evaluasi tindakan keperawatan (Malini, 2009). g. Meningkatkan proses belajar mengajar interpersonal. Faktor karatif ini merupakan konsep yang penting dalam keperawatan karena memperlihatkan dengan jelas perbedaan antara keperawatan dan penyembuhan. Perawat memberikan informasi kepada pasien dan pasien diberi tanggung jawab juga dalam proses kesehatan dan kesejahteraannya. Perawat memfasilitasi proses ini dengan teknik belajar mengajar bertujuan untuk memandirikan pasien dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri,
36 19 menentukan kebutuhan diri dan memberikan pribadi pasien kesempatan untuk berkembang (Watson, 1998). Perilaku caring perawat yang mencerminkan faktor ini dalam memberikan asuhan keperawatan adalah menciptakan lingkungan yang tenang, aman, dan nyaman untuk proses pemberian pendidikan keperawatan, memberikan pendidikan kesehatan sesuai dengan kebutuhan perawatan pasien, menjelaskan setiap keluhan pasien secara rasional dan ilmiah sesuai dengan tingkat pemahaman pasien dan cara mengatasinya serta meyakinkan pasien tentang kesediaan pasien untuk menjelaskan apa yang ingin diketahui (Malini, 2009). h. Menciptakan lingkungan mental, sosial, spiritual serta fisik yang supportif dan korektif. Perawat harus memahami lingkungan eksternal dan internal yang berpengaruh terhadap kesehatan dan penyakit individu. Lingkungan internal meliputi kesejahteraan mental dan spiritual serta keyakinan sosial budaya individu, sedangkan lingkungan eksternal meliputi kenyamanan, privasi, keamanan dan kebersihan serta keindahan (Watson, 1998). Perilaku caring perawat yang mencerminkan faktor ini dalam memberikan asuhan keperawatan adalah menyetujui keinginan pasien bertemu dengan pemuka agama, menghadiri pertemuan pasien dengan pertemuan agama, memfasilitasi atau menyediakan keperluan pasien ketika akan berdoa atau beribadah sesuai dengan agamanya, bersedia mencarikan alamat dan
37 20 menghubungi keluarga yang sangat diharapkan mengunjungi pasien serta bersedia menghubungi teman pasien atas permintaan pasien (Malini, 2009). i. Memenuhi kebutuhan dasar manusia dengan penuh perhatian dalam mempertahankan keutuhan dan martabat manusia. Perawat harus memahami kebutuhan biofisikal, psikososial, psikofisikal, dan interpersonal bagi dirinya sendiri dan juga pasien. Pasien harus terpenuhi kebutuhan tingkat dasar terlebih dahulu sebelum berusaha mencapai kebutuhan yang berada diatasnya. Makanan dan eliminasi, adalah contoh kebutuhan biofisikal pada tingkatan bawah, sedangkan aktivitas, istirahat dan kebutuhan seksual adalah kebutuhan psikofisikal pada tingkatan paling bawah. Pencapaian dan afiliasi adalah kebutuhan psikososial yang lebih tinggi sedangkan aktualiasasi diri adalah kebutuhan interpersonal dan intrapersonal yang lebih tinggi (Watson, 1998). Perilaku caring perawat yang mencerminkan faktor ini dalam memberikan asuhan keperawatan adalah bersedia memenuhi kebutuhan dasar dengan ikhlas, menyatakan perasaan bangga dapat menjadi orang yang bermanfaat bagi pasien, menghargai pasien dan privasi pasien ketika sedang memenuhi kebutuhannya, menunjukkan pada pasien bahwa pasien adalah orang yang pantas dihormati dan dihargai (Malini, 2009). j. Memberikan kesempatan untuk terbuka pada eksistensial-fenomenologikal dan dimensi spiritual caring serta penyembuhan yang tidak dapat dijelaskan secara utuh dan ilmiah. Watson berkeyakinan bahwa perawat mempunyai tanggung jawab untuk melaksanakan sepuluh faktor karatif dalam
38 21 memberikan asuhan keperawatan dan memfasilitasi pasien untuk meningkatkan kesehatannya melalui upaya health promotion. Upaya ini dilaksanakan dengan mengajarkan perubahan gaya hidup yang sehat kepada pasien untuk meningkatkan kesehatan, menyediakan lingkungan yang mendukung, mengajarkan metode pemecahan masalah dan mengenalkan pada pasien keterampilan koping dan adaptasi terhadap rasa kehilangan (Watson, 1998). Perilaku caring perawat yang mencerminkan faktor ini dalam memberikan asuhan keperawatan adalah memberikan kesempatan pada pasien dan keluarga untuk melakukan hal-hal yang bersifat ritual dari proses penyembuhannya, memfasilitasi kebutuhan pasien dan keluarga terhadap keinginan melakukan terapi alternatif sesuai pilihannya, memotivasi pasien dan keluarga untuk berserah diri pada Tuhan Yang Maha Esa, serta menyiapkan pasien dan keluarganya ketika menghadapi fase berduka (Malini, 2009). Watson (1979, dalam George, 1990), juga mengemukakan tujuh asumsi dasar tentang caring, a) Caring dapat efektif bila ditunjukkan dan dipraktekkan dalam hubungan interpersonal; b) Caring memuat sepuluh faktor caratif yang menghasilkan kepuasan pasien dan pemenuhan kebutuhan pasien; c) Caring yang efektif meningkatkan pertumbuhan individu dan keluarga; d) Caring memberi respon menerima seseorang bukan hanya dia tahu tapi juga untuk apa dan apa yang akan terjadi padanya serta dapat memberi kesempatan seseorang memilih yang terbaik bagi dirinya; e) Caring
39 22 lebih pada healthogenic ketimbang curing. Praktek caring menyatukan pengetahuan biofisikal dengan pengetahuan perilaku manusia; f) Lingkungan caring meliputi perkembangan yang potensial yang membentuk atau meningkatkan kesehatan dan perawatan bagi yang sakit. Keilmuan tentang caring, bagaimanapun melengkapi ilmu tentang pengobatan (curing); g) Praktik caring adalah sentral bagi praktek keperawatan Karakteristik Caring Karakteristik Caring menurut Chin (2010) adalah a) Be ourselves, sebagai manusia harus jujur, dapat dipercaya, tidak tergantung pada orang lain. Artinya bahwa setiap orang harus menjadi diri sendiri dan mandiri; b) Clarity, keinginan untuk terbuka dengan orang lain; c) Respect, selalu menghargai orang lain. Belajar menerima dan memahami orang lain dan belajar menjadi makhluk sosial; d) Separatenes, dalam caring tidak berarti terbawa dalam depresi atau ketakutan orang lain. Tatap dalam kondisi waspada dengan mempersiapkan diri secara fisik dan psikologi; e) Freedom, adalah memberi kebebasan pada orang lain untuk mengekspresikan perasaannya; f) Emphaty, dengan memahami perasaan pasien tetapi dirinya tidak hanyut oleh perasaan tersebut baik secara emosional maupun fisik; g) Communication, komunikasi verbal dan nonverbal harus menunjukkan keselarasan; h) Evaluation, dilakukan bersama-sama perawat dan pasien. Karakteristik Caring menurut Leininger (1988) terbagi menjadi tiga yaitu : a) Professional caring, yaitu sebagai perwujudan kemampuan kognitif. Perawat dalam bertindak terhadap respon yang ditunjukkan pasien berlandaskan ilmu, sikap, dan keterampilan profesional, sehingga dalam memberikan bantuan
40 23 terhadap pasien sesuai dengan kebutuhan masalah dan tujuan yang telah ditetapkan perawat dan pasien; b) Scientific caring, segala keputusan dalam memberi asuhan berdasarkan pengetahuan yang dimiliki perawat; c) Humanistic caring, proses bantuan kepada seseorang bersifat kreatif Aktifitas yang Menunjukkan Perilaku Caring Perawat Menurut Wolf, et al (2004) telah mengembangkan daftar inventarisasi perilaku caring perawat, Wolf menuliskan secara berturut sepuluh peringkat perilaku yang menunjukkan caring perawat. Kesepuluh perilaku tersebut meliputi: a) Mendengar dengan penuh perhatian; b) Memberi rasa nyaman; c) Berkata jujur; d) Memiliki kesabaran; e) Bertanggung jawab; f) Memberikan informasi sehingga pasien dapat mengambil keputusan; g) Memberikan sentuhan; h) Menunjukkan sensitifitas; i) Menunjukkan rasa hormat terhadap pasien; j) Memanggil pasien dengan namanya Instrumen yang Digunakan Untuk Mengukur Perilaku Caring Instrumen yang digunakan dalam mengukur perilaku caring menurut beberapa ahli, diantaranya: Caring Behavior Assesment Tool Caring Behavior Assesment Tool (CBA) adalah alat ukur yang paling awal dikembangkan untuk mengukur perilaku caring dengan menggunakan teori Watson dan sepuluh karatif Watson. Alat ukur ini dikembangkan oleh Cronin dan Harrison pada tahun 1988 untuk mengidentifikasi perilaku caring perawat yang dipersepsikan oleh pasien. Caring Behavior Assesment Tool (CBA) terdiri atas 63
41 24 item pertanyaan yang dikelompokkan menjadi 7 sub skala. Faktor 1, 2 dan 3 dari faktor karatif Watson dikelompokkan menjadi satu kelompok dan faktor ke 6 dianggap oleh Cronin dan Harrison melekat pada seluruh faktor karatif lainnya. Jawaban pertanyaan menggunakan 5 skala likert yang menggambarkan tingkatan masing-masing perawat dalam merefleksikan perilaku caring Care-Q (Caring Assesment Inventory) Larson (1984, Watson 2004) menjelaskan care Q adalah instrumen dapat dipakai mempersepsikan perilaku caring perawat. Perawat mengidentifikasikan perilaku yang penting adalah mendengarkan, sentuhan, kesempatan, mengekspresikan perasaan, komunikasi, dan melibatkan pasien dalam perencanaan keperawatannya. Perilaku caring yang ditampilkan pada alat ukur ini meliputi 50 dimensi caring yang dibagi dalam 6 variabel yaitu kesiapan dan kesediaan, penjelasan dan peralatan, rasa nyaman, antisipasi, hubungan saling percaya serta bimbingan dan pengawasan Caring Behavior Inventory Caring Behavior Inventory (CBI) dikembangkan oleh Jean Watson (2002) dengan menggunakan konsep dasar caring secara umum dan teori transpersonal caring Watson. Versi pertama alat ukur ini terdiri atas 75 item yang dengan proses psikometrik direduksi menjadi 43 kemudian mengecil kembali menjadi 42 item dengan alternatif jawaban menggunakan skala likert 4 poin yaitu 1= sangat tidak setuju, 2=tidak setuju, 3=setuju, dan 4=sangat setuju. CBI 42 item pertanyaan diuji menggunakan 541 subjek penelitian yang terdiri dari 278 perawat dan 263
42 25 pasien. Konsistensi rebilitas internal dilaporkan sampai 0.96 pada tahun 2001 (Morrison, 2007). Wolf et al (2004) mengkategorikan faktor karatif dari teori Watson menjadi 5 dimensi perilaku caring, yaitu mengakui keberadaan pasien, menanggapi dengan rasa hormat, pengetahuan dan keterampilan, menciptakan hubungan positif, perhatian terhadap yang dialami orang lain. Pengukuran perilaku caring perawat pelaksana RS Ganesha Gianyar direncanakan menggunakan Caring Behavior Inventory dari Wolf (2004) dengan memperhatikan 5 dimensi perilaku caring. Hal ini karena dimensi caring ini erat hubungannya dengan kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor yang dibutuhkan perawat agar mampu memberikan asuhan keperawatan dan memenuhi kebutuhan pasien. 2.2 Konsep Karakteristik Individu Definisi Karakteristik Individu Sumber daya yang terpenting dalam organisasi adalah sumber daya manusia, Sumber daya manusia ini akan membantu menjaga organisasi tetap bertahan dengan tenaga, bakat, kreativitas serta usahanya. Setiap orang memiliki karakteristik individu yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Karakteristik individu merupakan faktor-faktor yang tersedia, data yang diperoleh sebagian besar dari informasi yang tersedia dalam berkas personalia, meliputi usia, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, dan masa kerja dalam organisasi
The Association Of Individual Factors And Organization Culture And Approach With Nursing Quality Of Care In Ganesha Public Hospital, Gianyar
Laporan hasil penelitian Hubungan Faktor Individu dan Budaya Organisasi dengan Perilaku Caring Perawat Pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Ganesha Gianyar I.G.A.A. Sherlyna Prihandhani 1,2,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Caring merupakan unsur sentral dalam keperawatan. Menurut Potter & Perry (2005),
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perawat merupakan sumber daya terbanyak di rumah sakit dan yang paling sering berinteraksi lansung dengan klien, sehingga kontribusi perawat cukup besar dalam mutu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan dengan tingkat kompleksitas yang tinggi yang akan menghasilkan produk utama berupa jasa. Seiring dengan perkembangan
Lebih terperinciTesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat, Program Pasca Sarjana Universitas Udayana
TESIS HUBUNGAN PENERAPAN MANAJEMEN PUSKESMAS DAN KOMITMEN KERJA PETUGAS DENGAN MUTU PELAYANAN PENGOBATAN PADA POLI UMUM DI PUSKESMAS SE- KABUPATEN KARANGASEM NI NYOMAN ARTINI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Peneliti akan
BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan tentang latar belakang munculnya topik penelitian, masalah penelitian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Peneliti akan menguraikan satu-persatu bagian
Lebih terperinciANALISIS JUMLAH, BIAYA DAN FAKTOR PENENTU TERJADINYA SISA MAKANAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR
TESIS ANALISIS JUMLAH, BIAYA DAN FAKTOR PENENTU TERJADINYA SISA MAKANAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR NI LUH PARTIWI WIRASAMADI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
Lebih terperinciHubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung
Hubungan Perilaku Caring Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien yang Dirawat di Ruangan Kelas III Rumah Sakit Immanuel Bandung 1 Kartini Apriana Hutapea 2 Blacius Dedi 3 Yuliana Elias 1,2,3 Sekolah Tinggi
Lebih terperinciTINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN PADA LAYANAN RADIOGRAFI KONVENSIONAL DI RUMAH SAKIT PEMERINTAH, SWASTA, DAN KLINIK RADIOLOGI SWASTA KOTA DENPASAR
TESIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN PADA LAYANAN RADIOGRAFI KONVENSIONAL DI RUMAH SAKIT PEMERINTAH, SWASTA, DAN KLINIK RADIOLOGI SWASTA KOTA DENPASAR COKORDA ISTRI ARIWIDYASTUTI NIM 1392161004 PROGRAM
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Caring Caring adalah kegiatan langsung untuk memberikan bantuan, dukungan, atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi kebutuhan untuk
Lebih terperinciHUBUNGAN PELAYANAN KEFARMASIAN DENGAN KEPUASAN PASIEN MENGGUNAKAN JASA APOTEK DI KOTA DENPASAR
TESIS HUBUNGAN PELAYANAN KEFARMASIAN DENGAN KEPUASAN PASIEN MENGGUNAKAN JASA APOTEK DI KOTA DENPASAR PUTU EKA ARIMBAWA NIM 1292161025 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM PASCASARJANA
Lebih terperinciTESIS HUBUNGAN KOMPETENSI, MOTIVASI DAN BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA PROPINSI BALI
TESIS HUBUNGAN KOMPETENSI, MOTIVASI DAN BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA DENGAN KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA PROPINSI BALI I NENGAH BUDIAWAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA
Lebih terperinciPROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
TESIS HUBUNGAN JENIS FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA, STATUS KEPESERTAAN DAN KARAKTERISTIK SOSIO-DEMOGRAFIS DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI KOTA DENPASAR NI MADE WIDIASTUTI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Ensiklopedi Amerika mengartikan perilaku sebagai suatu aksireaksi organism terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Konsep Caring Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir, berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan orang lain. Caring dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perawat dalam praktek keperawatan. Caring adalah sebagai jenis hubungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perilaku Caring merupakan aspek penting yang harus dilakukan oleh perawat dalam praktek keperawatan. Caring adalah sebagai jenis hubungan yang diperlukan antara pemberi
Lebih terperinciTesis untuk memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Akuntansi, Program Pascasarjana Universitas Udayana
1 TESIS PENGARUH PENGALAMAN, ORIENTASI ETIKA, KOMITMEN DAN BUDAYA ETIS ORGANISASI PADA SENSITIVITAS ETIKA AUDITOR BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERWAKILAN PROVINSI BALI PUTU PURNAMA DEWI PROGRAM
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI MUTU PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015
UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN PERSEPSI MUTU PELAYANAN LABORATORIUM PATOLOGI KLINIK DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 I NYOMAN SATRIA ARIMBAWA PROGRAM
Lebih terperinciDETERMINAN LOSS TO FOLLOW UP
TESIS DETERMINAN LOSS TO FOLLOW UP PASIEN ODHA YANG MENERIMA TERAPI ANTIRETROVIRAL DI LAYANAN VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING SEKAR JEPUN RSUD BADUNG TAHUN 2006-2014 PUTU DIAN PRIMA KUSUMA DEWI PROGRAM
Lebih terperinciSKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, SIKAP DAN STRUKTUR BIROKRASI TERHADAP PENERAPAN CLINICAL PRIVILEGE
SKRIPSI HUBUNGAN KOMUNIKASI, SUMBER DAYA, SIKAP DAN STRUKTUR BIROKRASI TERHADAP PENERAPAN CLINICAL PRIVILEGE PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP DAN INSTALASI GAWAT DARURAT BRSU TABANAN OLEH: NI NYOMAN RITA
Lebih terperinciPENGARUH DUKUNGAN ORGANISASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL
TESIS PENGARUH DUKUNGAN ORGANISASIONAL TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL I DEWA PUTU GEDE WIYATA PUTRA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 TESIS PENGARUH DUKUNGAN ORGANISASIONAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatnya kompetisi di sektor kesehatan. Persaingan antar rumah sakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi yang sedang kita hadapi dibidang kesehatan, menimbulkan secercah harapan akan peluang meningkatnya pelayanan kesehatan. Hal ini juga berdampak dan menuntut
Lebih terperinciUNIVERSITAS UDAYANA NI MADE ARIEK ASRI ARYANTI
UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KEHADIRAN ANGGOTA BINA KELUARGA BALITA (BKB) DALAM KEGIATAN BKB DI BANJAR MANUKAYA LET DESA MANUKAYA KECAMATAN TAMPAKSIRING KABUPATEN GIANYAR
Lebih terperinciNANDINI PARAHITA SUPRABA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
TESIS HUBUNGAN AKTIVITAS SOSIAL, INTERAKSI SOSIAL, DAN FUNGSI KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP LANJUT USIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I DENPASAR UTARA KOTA DENPASAR NANDINI PARAHITA SUPRABA PROGRAM PASCASARJANA
Lebih terperinciMORALITAS INDIVIDU, MANAJEMEN LABA, SALAH SAJI, PENGUNGKAPAN, BIAYA DAN MANFAAT, SERTA TANGGUNG JAWAB DALAM ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN
TESIS MORALITAS INDIVIDU, MANAJEMEN LABA, SALAH SAJI, PENGUNGKAPAN, BIAYA DAN MANFAAT, SERTA TANGGUNG JAWAB DALAM ETIKA PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN \ INGRID SARASWATI BAYUSENA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS
Lebih terperinciTESIS PERAN MEDIASI KEPUASAN KERJA PADA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN BUDAYA PATIENT SAFETY TENAGA KESEHATAN
TESIS PERAN MEDIASI KEPUASAN KERJA PADA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN BUDAYA PATIENT SAFETY TENAGA KESEHATAN AYU DIANDRA SARI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 TESIS PERAN MEDIASI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Paradigma baru pelayanan kesehatan mengharuskan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. SOEROJO MAGELANG ABSTRAK
HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN PERILAKU CARING PERAWAT DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. SOEROJO MAGELANG Slamet Mugito*), Umi Aniroh**), Abdul Wakhid***) *) Mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES
Lebih terperinciGAMBARAN TINGKAT STRES KERJA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI TAHUN 2016
UNIVERSITAS UDAYANA GAMBARAN TINGKAT STRES KERJA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT DAN RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI TAHUN 2016 DESAK AYU TRIANA DEWI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS
Lebih terperinciKUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN ANGGOTA KOPERASI UNIT DESA SURABERATA KECAMATAN SELEMADEG BARAT
TESIS KUALITAS PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN ANGGOTA KOPERASI UNIT DESA SURABERATA KECAMATAN SELEMADEG BARAT NI WAYAN ELIYAWATI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 TESIS KUALITAS PELAYANAN
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP
PENELITIAN PERILAKU CARING PERAWAT DALAM MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP Tiara*, Arena Lestari* Perilaku perawat di tempat pelayanan kesehatan atau rumah sakit dalam menghadapi pasien sangat menentukan
Lebih terperinciHUBUNGAN BEBAN KERJA, TINGKAT STRES DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG NAKULA RSUD SANJIWANI GIANYAR
SKRIPSI PENELITIAN HUBUNGAN BEBAN KERJA, TINGKAT STRES DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG NAKULA RSUD SANJIWANI GIANYAR OLEH : I MADE AGUS ALAM SUGIRI 1102105047 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS
Lebih terperinciLembar Pengesahan. Tesis Ini Telah Disetujui PadaTanggal...
Lembar Pengesahan Tesis Ini Telah Disetujui PadaTanggal... Pembimbing Utama, Pembimbing Pendamping, Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE.,M.Si Agoes Ganesha Rahyuda, SE., MT., Ph.D NIP. 19590801 198601 2001 NIP.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang Komunikasi terapeutik merupakan suatu proses untuk membina hubungan terapeutik antara perawat-klien dan kualitas asuhan keperawatan yang diberikan perawat kepada klien.
Lebih terperinciPENGARUH PENGAWASAN PIMPINAN,DISIPLIN DAN KOMPETENSI PEGAWAI PADA KINERJA PEGAWAI INSPEKTORAT KABUPATEN TABANAN
TESIS PENGARUH PENGAWASAN PIMPINAN,DISIPLIN DAN KOMPETENSI PEGAWAI PADA KINERJA PEGAWAI INSPEKTORAT KABUPATEN TABANAN NI LUH MADE HERAWATI NIM 1391661043 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
Lebih terperinciDAMPAK KEGIATAN PERTANIAN TERHADAP TINGKAT EUTROFIKASI DAN JENIS JENIS FITOPLANKTON DI DANAU BUYAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI
TESIS DAMPAK KEGIATAN PERTANIAN TERHADAP TINGKAT EUTROFIKASI DAN JENIS JENIS FITOPLANKTON DI DANAU BUYAN KABUPATEN BULELENG PROVINSI BALI NI PUTU VIVIN NOPIANTARI NIM. 1191261003 PROGRAM MAGISTER PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Caring adalah salah satu tindakan keperawatan yang dinlakukan setia hari secara terus menerus, tulus, ikhlas, peduli dengan masalah pasien yang di hadapi (Watson,2011).
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam suatu satuan waktu (Kep. Menpan No.75/2004). Sementara menurut
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beban kerja adalah sejumlah target pekerjaan atau hasil yang harus dicapai dalam suatu satuan waktu (Kep. Menpan No.75/2004). Sementara menurut Marquis dan Houston
Lebih terperinciTINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT I PASCA SOSIALISASI CARRATIVE CARING
TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA TINGKAT I PASCA SOSIALISASI CARRATIVE CARING MENURUT JEAN WATSON DI AKADEMI KEPERAWATAN HUSADA KARYA JAYA TAHUN 2016/2017 Leo Rulino*, Denny Syafiqurahman** *Dosen Akademi
Lebih terperinciRelationship Between Nurse Knowledge, Attitude, Workloads with Medical Record Completion at the Emergency Unit, Sanglah Hospital, Denpasar
Laporan hasil penelitian Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap, Beban Kerja Perawat dengan Kelengkapan Dokumentasi Asuhan Keperawatan di IRNA IGD RSUP Sanglah Denpasar Putri Mastini 1,2, N.T. Suryadhi 2,3,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN KARIER SEBAGAI FAKTOR PALING MEMENGARUHI KINERJA PERAWAT PELAKSANA
Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 16 No.2, Juli 2013, hal 114-119 pissn 1410-4490, eissn 2354-9203 PENGEMBANGAN KARIER SEBAGAI FAKTOR PALING MEMENGARUHI KINERJA PERAWAT PELAKSANA Ratanto 1,2*, Mustikasari
Lebih terperinciTESIS Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S 2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit
ANALISIS FAKT0R FAKTOR MOTIVASI YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPATUHAN DOKTER SPESIALIS DALAM PENULISAN RESEP SESUAI FORMULARIUM DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA SEMARANG TESIS Untuk
Lebih terperinciPENERAPAN ANALISIS KONTRASTIF DALAM PENGAJARAN PAST TENSE SISWA KELAS X IPA 3 SMAN 2 DENPASAR
TESIS PENERAPAN ANALISIS KONTRASTIF DALAM PENGAJARAN PAST TENSE SISWA KELAS X IPA 3 SMAN 2 DENPASAR COKORDA ISTRI MAS KUSUMANINGRAT PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 TESIS PENERAPAN
Lebih terperinciPENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN PENGHARGAAN TERHADAP KREATIVITAS DAN KINERJA PEGAWAI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN PENGHARGAAN TERHADAP KREATIVITAS DAN KINERJA PEGAWAI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Manajemen
Lebih terperinciTESIS PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL PADA PT SUKA PANDAWA I MADE WIJAYA KESAWA
TESIS PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL PADA PT SUKA PANDAWA I MADE WIJAYA KESAWA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 TESIS PENGARUH IKLIM
Lebih terperinciSTUDI KOMPARATIF KINERJA PORTOFOLIO SAHAM SMALL MEDIUM ENTERPRISE (SME) DI PASAR MODAL INDONESIA, CHINA, DAN INDIA
STUDI KOMPARATIF KINERJA PORTOFOLIO SAHAM SMALL MEDIUM ENTERPRISE (SME) DI PASAR MODAL INDONESIA, CHINA, DAN INDIA Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Manajemen Program
Lebih terperinciTESIS EFEK KEADILAN REMUNERASI, KOMPETENSI ATASAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP WITHHOLDING EFFORT
TESIS EFEK KEADILAN REMUNERASI, KOMPETENSI ATASAN DAN KOHESIVITAS KELOMPOK TERHADAP WITHHOLDING EFFORT IDA AYU KARTIKA MAHARANI NIM : 1490661068 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN PROGRAM PASCASARJANA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era global berdampak pada tingginya kompetisi dalam sektor kesehatan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era global berdampak pada tingginya kompetisi dalam sektor kesehatan, persaingan antar rumah sakit semakin keras untuk merebut pasar yang semakin terbuka bebas. Ilyas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa globalisasi ini, arus informasi dari satu tempat ke tempat lain semakin cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan tanpa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelayanan yang diberikan perawat atau caring, dalam asuhan. pasiennya. Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan yang diberikan perawat atau caring, dalam asuhan keperawatan merupakan bagian dari bentuk kinerja perawat dalam merawat pasiennya. Caring secara umum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan kinerja tim multidisiplin
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelayanan kesehatan di Rumah Sakit merupakan kinerja tim multidisiplin termasuk di dalamnya ialah tim keperawatan. Keperawatan merupakan ujung tombak pelayanan
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016
HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANGAN PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN 2016 Suriani Ginting Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan Abstrak Caring adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas adalah sarana pelayanan kesehatan dasar yang sangat penting di Indonesia. Puskesmas merupakan kesatuan organisasi fungsional yang menyelenggarakan upaya kesehatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pekerjaan yang berlangsung untuk mencapai hasil kerja
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja dapat dipandang sebagai proses maupun hasil pekerjaan. Kinerja merupakan suatu proses pekerjaan yang berlangsung untuk mencapai hasil kerja dan hasil pekerjaan
Lebih terperinciProgram Studi Ners Universitas Esa Unggul. Saat ini saya sedang melakukan
LAMPIRAN 1 Responden yang terhormat, Nama saya Lisa Agusfina, mahasiswa semester akhir Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi Ners Universitas Esa Unggul. Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk
Lebih terperinciTESIS. (Studi Pada Kantor Pusat Universitas Udayana)
TESIS PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOUR (Studi Pada Kantor Pusat Universitas Udayana) I GEDE AGUS SUDARMAYASA NIM. 1090662028 PROGRAM MAGISTER
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU
HUBUNGAN KARAKTERISTIK PERAWAT DENGAN MOTIVASI PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN KEBERSIHAN DIRI PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSU dr. H. KOESNADI BONDOWOSO SKRIPSI oleh Ervina Novi Susanti NIM 082310101008
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi 1. Pengertian Motivasi Notoatmodjo (2010) mengemukakan bahwa motivasi berasal dari kata Latin moreve yang berarti dorongan dari dalam diri manusia untuk bertindak atau
Lebih terperinciPENERAPAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN RAWAT JALAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RSUD KABUPATEN BADUNG MANGUSADA
PENERAPAN REGRESI LOGISTIK DALAM ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN RAWAT JALAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RSUD KABUPATEN BADUNG MANGUSADA PUTU ERMA PRADNYANI PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia (Potter & Perry, 2009). American Nurses Association
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keperawatan merupakan suatu seni dan ilmu pengetahuan yang memegang peran penting dalam menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat dunia (Potter & Perry, 2009).
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN PADA KINERJA BENDAHARA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN TABANAN DENGAN PELATIHAN DAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI
TESIS PENGARUH PENDIDIKAN PADA KINERJA BENDAHARA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN TABANAN DENGAN PELATIHAN DAN MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL MODERASI \ NI MADE WASASIH PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, EMOSIONAL DAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA HOTEL CATTLEYA SUITE BALI
PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, EMOSIONAL DAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA HOTEL CATTLEYA SUITE BALI Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Kajian Pariwisata,
Lebih terperinciMANAJEMEN RISIKO DALAM PROSES ESTIMASI BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG BERTINGKAT DI KOTA DENPASAR
TESIS MANAJEMEN RISIKO DALAM PROSES ESTIMASI BIAYA PADA PROYEK KONSTRUKSI GEDUNG BERTINGKAT DI KOTA DENPASAR IDA AYU PRANITI TRESNA PUTRI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015 TESIS MANAJEMEN
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK HOTEL DI KABUPATEN GIANYAR
ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK HOTEL DI KABUPATEN GIANYAR Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Akuntansi, Program Pascasarjana Universitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kesehatan bersifat holistik atau menyeluruh. Dalam mengupayakan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat sekarang ini kesehatan seseorang tidak hanya diukur dari aspek fisik, mental dan sosial tetapi juga dari aspek produktivitas dalam arti mempunyai pekerjaan
Lebih terperincimaupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan, menuntut perawat bekerja secara profesional yang didasarkan pada standar praktik keperawatan dan
Lebih terperinciKEWENANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH(BLUD) DALAM HAL PENGAWASAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN KEUANGAN
TESIS KEWENANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH(BLUD) DALAM HAL PENGAWASAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGELOLAAN KEUANGAN I GEDE PERDANA YOGA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2012 TESIS KEWENANGAN
Lebih terperinciHUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013.
Jurnal Ilmu keperawatan ISSN: 2338-6371 HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. ZAINOEL ABIDIN, 2013 Correlation between Therapeutic
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN PRODUKTIFITAS PERAWAT DENGAN PENDOKUMENTASIAN BERKAS REKAM MEDIS DI RUMAH SAKIT Maria Lily Hozana*, Gustop Amatiria** *Perawat RS Panti Secanti Gisting **Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes
Lebih terperinciPENGARUH PENGETAHUAN AKUNTANSI DAN JIWA KEWIRAUSAHAAN PADA PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN INVESTASI
TESIS PENGARUH PENGETAHUAN AKUNTANSI DAN JIWA KEWIRAUSAHAAN PADA PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN INVESTASI NI MADE RAI JUNIARIANI NIM 1491661008 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit adalah bagian integral dari keseluruhan sistem pelayanan kesehatan yang dikembangkan melalui rencana pembangunan kesehatan. Pelayanan kesehatan di Rumah
Lebih terperinciPROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
TESIS FAKTOR DETERMINAN YANG MEMPENGARUHI MINAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP SPESIALIS PESERTA JAMINAN KESEHATAN BALI MANDARA (JKBM ) DI RSUD BANGLI TAHUN 2012 KETUT DARMAJA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS
Lebih terperinciSKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN CUCI TANGAN ENAM LANGKAH LIMA MOMEN PERAWAT DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR
SKRIPSI HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KEPATUHAN CUCI TANGAN ENAM LANGKAH LIMA MOMEN PERAWAT DI IRNA C RSUP SANGLAH DENPASAR OLEH: NI KOMANG EMI APRILIANTARI NIM. 1302115033 KEMENTERIAN KEPENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciIJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016
Hubungan Komunikasi Terapeutik Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Bangsal Tjan Timur Rumah Sakit Dr. Oen Solo Baru (The Correlation Therapeutic Communication with Patient Satisfaction Level in Tjan
Lebih terperinciTESIS PENINGKATAN PEMAHAMAN AFIKS PADA KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN METODE INTENSIF PADA PESERTA DIDIK KELAS VIIIA SMP PGRI 7 DENPASAR
TESIS PENINGKATAN PEMAHAMAN AFIKS PADA KOSAKATA BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN METODE INTENSIF PADA PESERTA DIDIK KELAS VIIIA SMP PGRI 7 DENPASAR A.A. ISTRI AGUNG BINTANG SURYANINGSIH NIM 1490161024
Lebih terperinciHUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT
HUBUNGAN PERSEPSI PERAWAT PELAKSANA TENTANG KEMAMPUAN SUPERVISI KEPALA RUANG DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH UMUM DAERAH KOTA SEMARANG 3 ABSTRAK Latar belakang : Supervisi adalah salah
Lebih terperinciDETERMINASI KEPUTUSAN HEDGING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA
TESIS DETERMINASI KEPUTUSAN HEDGING PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA IDA AYU PUTU MEGAWATI PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 TESIS DETERMINASI KEPUTUSAN HEDGING PADA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
Lebih terperinciPENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU, LOCUS OF CONTROL, DAN KOMITMEN PROFESIONAL PADA PERILAKU PENURUNAN KUALITAS AUDIT
TESIS PENGARUH TEKANAN ANGGARAN WAKTU, LOCUS OF CONTROL, DAN KOMITMEN PROFESIONAL PADA PERILAKU PENURUNAN KUALITAS AUDIT NI WAYAN WIWIN INTAN WINTARI ROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015
Lebih terperinciANALISIS BEBAN KERJA DAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HARAPAN BUNDA DENPASAR TAHUN 2015
UNIVERSITAS UDAYANA ANALISIS BEBAN KERJA DAN KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK HARAPAN BUNDA DENPASAR TAHUN 2015 NI PUTU SRI SUMARTINI PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
Lebih terperinciLembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 28 DESEMBER 2016 NIP NIP
Lembar Pengesahan TESIS INI TELAH DISETUJUI PADA TANGGAL 28 DESEMBER 2016 Pembimbing I, Pembimbing II, Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE, MSi. Dr.A.A.N.B. Dwirandra, SE, MSi., Ak. NIP. 19641225199303 1 003
Lebih terperinciKARMILA /IKM
PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN KEPATUHAN PERAWAT TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT SARI MUTIARA MEDAN TAHUN 2014 TESIS Oleh KARMILA
Lebih terperinciPENGARUH FRAMING DAN KEMAMPUAN NUMERIK TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI
TESIS PENGARUH FRAMING DAN KEMAMPUAN NUMERIK TERHADAP KEPUTUSAN INVESTASI GEDE WIDIADNYANA PASEK PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI AKUNTANSI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2016 i PENGARUH
Lebih terperinciTesis untuk Memeroleh Gelar Magister Pada Program Magister, Program Studi Linguistik, Program Pascasarjana Universitas Udayana
METODE KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DALAM PEMBELAJARAN TATA BAHASA JEPANG DASAR (SHOKYOU BUNPO) BAGI MAHASISWA SEMESTER III SASTRA JEPANG SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING SARASWATI DENPASAR
Lebih terperinciTESIS PENGARUH CONCERN TO ORDER DAN CUSTOMER ORIENTATION TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI KANTOR REKTORAT UNIVERSITAS UDAYANA
TESIS PENGARUH CONCERN TO ORDER DAN CUSTOMER ORIENTATION TERHADAP DISIPLIN KERJA PEGAWAI KANTOR REKTORAT UNIVERSITAS UDAYANA NI LUH GEDE ARYAWATI NIM : 1090662046 PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI MANAJEMEN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Motivasi sembuh merupakan sumber kekuatan untuk pasien yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Motivasi sembuh merupakan sumber kekuatan untuk pasien yang berasal dari dalam pasien. Tujuan pasien memilki motivasi sembuh adalah untuk meningkatkan kemauan pasien
Lebih terperinciPENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN (Sudi Kasus Pada PT. Pandawa)
TESIS PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP MOTIVASI DAN KINERJA KARYAWAN (Sudi Kasus Pada PT. Pandawa) ROY JOHAN AGUNG TUCUNAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2014 i TESIS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perawat merupakan The Caring Profession mempunyai kedudukan penting dalam menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena pelayanan yang unik
Lebih terperinciThe Relationship between Inpatient Expectations of Staff Responsiveness and Empathy with Inpatient Satisfaction at Wangaya District Hospital Denpasar
Laporan hasil penelitian Hubungan antara Persepsi Daya Tanggap dan Persepsi Empati dengan Kepuasan Pasien di RSUD Wangaya Denpasar Dwidyaniti Wira 1, Suarjana 1,3, Ganda Wijaya 1,2 1 Program Studi Magister
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bermutu merupakan asuhan manusiawi yang diberikan kepada pasien, memenuhi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat sebagai suatu profesi, memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dalam memberikan
Lebih terperinciFAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN ULANG PASCA PEMASANGAN IUD DI PUSKESMAS I DENPASAR TIMUR TAHUN 2016
UNIVERSITAS UDAYANA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN ULANG PASCA PEMASANGAN IUD DI PUSKESMAS I DENPASAR TIMUR TAHUN 2016 LUH PUTU SUSENI ARIATI NIM. 1420015034 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Rumah sakit merupakan salah satu unit usaha yang memberikan pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu pelayanan kesehatan yang diberikan,
Lebih terperinciANALISIS KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT BERDASARKAN WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BALI ROYAL TAHUN
UNIVERSITAS UDAYANA ANALISIS KEBUTUHAN TENAGA PERAWAT BERDASARKAN WORKLOAD INDICATORS OF STAFFING NEED DI UNIT RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM BALI ROYAL TAHUN 2015 IDA AYU ADNANTHARI FARIYANA PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPENGARUH KARAKTERISTIK PASIEN, JENIS PEMBIAYAAN, STATUS AKREDITASI PUSKESMAS TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RAWAT JALAN PUSKESMAS DI KOTA SURAKARTA TESIS
PENGARUH KARAKTERISTIK PASIEN, JENIS PEMBIAYAAN, STATUS AKREDITASI PUSKESMAS TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RAWAT JALAN PUSKESMAS DI KOTA SURAKARTA TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai
Lebih terperinciSemoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan rahmat- Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian tesis ini.
UCAPAN TERIMA KASIH Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena hanya atas asung wara nugraha- Nya tesis ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan
Lebih terperinci1 HALAMAN JUDUL UNIVERSITAS UDAYANA ANALISIS KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MEMBAYAR PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PURI RAHARJA DENPASAR TAHUN 2012
1 HALAMAN JUDUL UNIVERSITAS UDAYANA ANALISIS KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MEMBAYAR PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM PURI RAHARJA DENPASAR TAHUN 2012 MADE KARMA MAHA WIRAJAYA NIM. 0820025051 PROGRAM STUDI
Lebih terperinciPENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA INFLUENCE OF SERVICE QUALITY TO PATIENT SATISFACTION IN INTENSIVE CARE ROOM OF SYEKH YUSUF PUBLIC
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam sepuluh tahun terakhir bisnis rumah sakit swasta di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Di kota kota besar hingga ke pelosok daerah bermunculan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Komunikasi Terapeutik 2.1.1 Pengertian Komunikasi Terapeutik Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang dilakukan oleh perawat dan tenaga kesehatan lain yang direncanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu institusi yang pengelolaannya ditujukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit adalah suatu institusi yang pengelolaannya ditujukan untuk melayani masyarakat. Sebagai rumah sakit swasta, Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul dapat
Lebih terperinci