RANCANG BANGUN BUCK CONVERTER 12 VOLT 60 AMPERE MENGGUNAKAN P-CHANNEL MOSFET DAN IGBT TIPE N

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RANCANG BANGUN BUCK CONVERTER 12 VOLT 60 AMPERE MENGGUNAKAN P-CHANNEL MOSFET DAN IGBT TIPE N"

Transkripsi

1 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Vol. 11 No.1 Juni 2012 : ISSN RANCANG BANGUN BUCK CONVERTER 12 VOLT 60 AMPERE MENGGUNAKAN P-CHANNEL MOSFET DAN IGBT TIPE N DESIGN OF 12 VOLT 60 AMPERE BUCK CONVERTER USING P- CHANNEL MOSFET AND IGBT TYPE N Khalif Ahadi Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Jl. Ciledug Raya Kav. 109 Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan lifahadi@yahoo.com ABSTRAK Pada tulisan ini akan dibahas proses perancangan dan pembuatan buck converter dengan tegangan keluaran 12 volt dan arus sebesar 60 ampere. Telah dibuat dua buah buck converter yang dilakukan dengan menggunakan P-Channel MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) dan IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor) tipe N sebagai switch. Pengujian dilakukan untuk melihat kinerja dan efisiensi daya dari kedua buck converter tersebut. Dari hasil pengujian, kedua buck converter dapat menghasilkan arus sebesar 60 ampere pada seting tegangan 12,6 volt, namun tegangan keluaran yang dihasilkan tersebut masih ikut berubah mengikuti perubahan tegangan masukan dan beban yang terpasang. Efisiensi daya yang dihasilkan berfluktuasi namun berada diatas 60% pada beban penuh. Kata kunci: buck converter, penurun tegangan dc ABSTRACT This paper explains designing and developing process of a 12 volt 60 ampere buck converter. Two units of buck converter using P-Channel MOSFET (Metal Oxide Semiconductor Field Effect Transistor) and N-type IGBT (Insulated Gate Bipolar Transistor) as a switch are already built. Test and measurement are done to see performances and power efficiencies of the buck converters. Experimental results show both buck converters are able to flow a current as high as 60 amperes on adjusted voltage of 12.6 volt, but this output voltage is still fluctuating influenced by input voltage and load. The efficiencies are also fluctuated but they can reach above 60% under maximum load. Keywords: buck converter, step down dc voltage PENDAHULUAN Latar Belakang Salah satu kendala dalam pembangkitan listrik dari energi terbarukan adalah adanya fluktuasi tegangan akibat perubahan dari sumber energi terbarukan tersebut. Sebagai contoh adalah perubahan kecepatan angin pada Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB), perubahan intensitas cahaya matahari pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atau karakteristik proses kimia yang terjadi pada fuel cell. Pada pembangkit listrik yang menghasilkan tegangan DC, fluktuasi tegangan dapat diatasi menggunakan dc votage Diterima redaksi : 1 Mei 2012, dinyatakan layak muat: 7 Juni

2 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Vol. 11 No. 1 Juni 2012 : regulator. Hal ini dimaksudkan agar listrik semikonduktor dan diode flywheel atau yang dihasilkan dapat disimpan pada batere freewheeling atau catch [1] bekerja sebagai atau diubah menjadi tegangan AC menggunakan inverter yang biasanya mempunyai tegangan kerja 12 V. pemotong tegangan DC menjadi gelombang kotak yang biasa disebut sebagai DC chopper [1] sedangkan induktor dan kapasitor membentuk Terdapat 2 jenis dc voltage regulator low pass filter [3] akan membuat gelombang yaitu tipe linier dan switching. Untuk tipe kotak ini menjadi tegangan DC. switching dikelompokkan menjadi pulse-width modulated (PWM) DC DC converters, resonant DC DC converters dan switchedcapacitor atau dikenal juga sebagai chargepump voltage regulators [1]. Secara umum, terdapat tiga topologi dasar PWM DC-DC converter, yaitu buck converter, boost converter dan buck-boost converter [2]. Tujuan Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan proses perancangan dan pembuatan 2 buah buck converter sederhana dengan arus keluaran mencapai 60 ampere pada tegangan 12 volt menggunakan P-Channel MOSFET dan IGBT tipe N serta hasil uji kinerjanya. Perancangan ini dititikberatkan pada pencapaian daya keluaran sekitar 700 watt pada tegangan di bawah 13 volt dengan mempertimbangkan biaya yang murah dan komponen yang mudah didapatkan. Gambar 1. Rangkaian buck converter [1,3] Sebagai penggerak semikonduktor agar bekerja sebagai switch, digunakan pengendali yang berfungsi mengkalkulasi sinyal error antara tegangan keluaran DC dengan set point dan bagian pulse width modulator yang mengubah sinyal kendali analog menjadi pulsa digital dengan duty cycle tertentu. Untuk kondisi ideal, membuka dan menutupnya switch akan membuat induktor L mengalami pengisian dan pelepasan muatan. Penentuan besarnya nilai induktansi L dilakukan dengan memperhatikan arus pada induktor dimana agar buck converter bekerja pada mode kontinyu sehingga besarnya induktansi harus memenuhi [1] : Teori Buck converter merupakan salah satu jenis switching converter yang berfungsi menurunkan tegangan masukan sehingga L > (1 D)R 2f dimana: D = duty cycle = t ON /T S [3] R = resistansi beban f = frekuensi switching (1) tegangan keluaran akan bernilai lebih rendah. Seperti yang tampak pada Gambar 1, buck converter terdiri atas bagian switching dan filter. Bagian switching berupa switch Sedangkan untuk menentukan nilai kapasitansi pada kapasitor C, dapat dilakukan dengan memperhatikan ripple yang terjadi pada 54

3 Rancang Bangun Buck Converter 12 Volt 60 Ampere Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Menggunakan P-Channel Mosfet Dan IGBT Tipe N Vol. 11 No.1 Juni 2012 : tegangan keluaran. Dari hubungan definisi kapasitansi, didapatkan hubungan faktor ripple yaitu [1] : = ( ) (2) Dengan demikian besarnya nilai kapasitor dapat dihitung yaitu: dimana: C = (1 D)V 8Lf V (3) V o = tegangan keluaran V o = tegangan ripple D = duty cycle L = nilai induktansi induktor f = frekuensi switching C = nilai kapasitansi dari kapasitor Dari persamaan (3) dapat diturunkan menjadi [3]: V (1 D) = V 8LCf = π 2 (1 D) f f (4) dimana f c adalah frekuensi cut-off dari low pass filter yang didefinisikan sebagai [3]: f = 1 2π LC (5) yang berarti bahwa tegangan ripple dapat diminimalisasi dengan memilih frekuensi cutoff dari low pass filter sehinggga f c << frekuensi switching [3]. Selain itu, pada buck converter ideal juga berlaku persamaan hubungan tegangan keluaran terhadap tegangan masukan yang dinyatakan sebagai [3] : dimana: V = V. D (6) V o = tegangan output V i = tegangan input D = duty cycle Karena besarnya arus rata-rata pada kapasitor pada kondisi tunak adalah 0, maka besarnya arus rata-rata pada induktor sama dengan besarnya arus rata-rata keluaran atau arus beban yaitu [3] : dimana: I = I = V R I L = arus pada induktor I R = arus pada beban R = resistansi beban V o = tegangan keluaran (7) Toroid merupakan induktor berbentuk donat. Pada induktor toroid, medan magnet ditahan pada inti sehingga menyebabkan lebih sedikit radiasi magnetik yang terpancar ke luar dan juga lebih tahan terhadap gangguan medan magnet eksternal. Pada suatu induktor dapat terjadi pemborosan daya akibat resistansi kawat. Pemborosan daya juga terjadi di dalam inti akibat efek histeresis. Pada arus tinggi, induktor juga dapat mengalami nonlinearitas karena jenuh. Untuk menghitung nilai induktansi induktor toroid dapat digunakan persamaan berikut [4]: L = μn A 2πR = μ N r μ D dimana: L = nilai induktansi dari induktor toroid μ 0 = permeabilitas vakum = 4π 10 7 H/m μ r = permeabilitas relatif bahan inti μ = permeabilitas = μ r. μ 0 N = jumlah lilitan r = jari-jari gulungan kawat D = diameter toroid R = jari-jari toroid A= luas penampang iris toroid (8) Pada regulator switching biasanya terdapat rangkaian snubber. Gambar 2 Diterima redaksi : 1 Mei 2012, dinyatakan layak muat: 7 Juni

4 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Vol. 11 No. 1 Juni 2012 : menunjukkan rangkaian snubber yang terpasang pada switch semikonduktor. Gambar 2. Rangkaian snubber pada rangkaian switch MOSFET [1] Rangkaian snubber berfungsi sebagai pengaman suatu switch semikonduktor terhadap stress saat terjadi transisi dari kondisi ON ke OFF ataupun sebaliknya. Stress tersebut terjadi akibat belum sempurnanya arus terputus saat tegangan mulai naik dan hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada switch semikonduktor. Disamping itu, kenaikan arus yang ditimbulkan saat switching dengan frekuensi tinggi dapat menyebabkan EMI (Electromagnetic Interference) yang dapat mengganggu peralatan lain. Dioda Ds untuk rangkaian snubber harus mampu dilalui arus saat switch bertransisi dari ON ke OFF dan mampu menahan lonjakan tegangan yang terjadi. Selain itu, dioda harus dipilih agar mempunyai recovery time yang sangat cepat sehingga dapat ON dan OFF lebih cepat dari frekuensi switching pada switch. Dioda yang digunakan sebaiknya menggunakan jenis fast switching diode dengan tegangan rating yang sama dengan kapasitor snubber dan rating arus yang sama dengan arus keluaran maksimum buck converter [5]. Sedangkan untuk kapasitor snubber Cs dapat dihitung dengan persamaan berikut [1] : I L t f C s = 2V f (9) dimana: I L = arus saat switching t f = waktu yang diperlukan saat tegangan mulai mencapai V S hingga arus yang lewat mencapai nilai 0 V f = tegangan yang diinginkan ketika arus mencapai nilai 0 Resistor pada rangkaian snubber digunakan untuk membuang muatan pada kapasitor. Nilai resistansinya dapat dihitung dengan asumsi 3 atau 5 kali time constant [1] agar kapasitor benar-benar ter-discharge. Persamaannya adalah [1]: R s < t on R s 2C s (10) dimana: R S = nilai resistansi dari resistor C S = nilai kapasitansi dari kapasitor t ON = waktu saat switch ON Besarnya energi yang tersimpan pada kapasitor dapat dihitung dengan persamaan berikut [1] : dimana: W =1 C s V s 2 2 W = energi yang tersimpan pada kapasitor C S = nilai kapasitansi dari kapasitor V S = tegangan masukan (11) Energi tersebut akan dipindahkan hampir seluruhnya ke resistor, sehingga besarnya daya yang diserap oleh resistor [1] adalah: P R = 1/2C S V 2 = 1/2C S V 3 2 f T (12) dimana: P R = daya yang diserap resistor C S = nilai kapasitansi dari kapasitor V S = tegangan masukan f = frekuensi switching 56

5 Rancang Bangun Buck Converter 12 Volt 60 Ampere Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Menggunakan P-Channel Mosfet Dan IGBT Tipe N Vol. 11 No.1 Juni 2012 : METODOLOGI Penelitian dilakukan di laboratorium Teknik Elektro Universitas Indonesia. Tahapan penelitian secara garis besar meliputi studi literatur, perancangan, pembuatan dan pengujian dua buah buck converter dengan menggunakan P-Channel MOSFET dan IGBT tipe N sebagai switch. Kedua jenis switch dipilih agar dapat dibandingkan baik dari segi kinerja, kemudahan dalam pembuatan dan juga efisiensinya. Spesifikasi Desain Penentuan spesifikasi desain awal dilakukan berdasarkan ketersediaan komponen yang mudah didapatkan di Indonesia. Spesifikasi desain buck converter yang dibuat adalah sebagai berikut: Tegangan input: volt Tegangan output: 12 volt Arus output maksimum: 60 ampere Tegangan ripple maksimum 120 mv Frekuensi switching: 20 khz Pembuatan Induktor Agar buck converter bekerja pada mode kontinyu, nilai induktansi dihitung menggunakan persamaan (1). Nilai duty cycle D dicari menggunakan persamaan (6) dan ditentukan pada nilai tegangan input maksimal yaitu 72 volt sehingga nilai duty cycle adalah: D = V = 12 V 72 = 0,167 Nilai R ditentukan agar saat tanpa beban, buck converter masih bekerja pada mode kontinyu. Pada rangkaian yang dibuat, nilai R adalah besarnya nilai resistansi pembagi tegangan sebagai feedback tegangan keluaran yang bernilai 1200Ω. Dengan demikian induktansi minimal dapat dihitung menggunakan persamaan (1) sebagai berikut: L = (1 D)R 2f = (1 0,167) X = 25 mh Pembuatan induktor dilakukan dengan memilih inti induktor berbentuk toroid agar radiasi magnetik yang terpancar lebih sedikit. Karena tidak tersedianya data sheet inti toroid yang ada di pasaran, maka dilakukan pengukuran dan perhitungan agar didapatkan nilai permeabilitas relatifnya. Gambar 3. Inti toroid yang dihitung permeabilitasnya Dari 5 buah inti toroid yang didapat dari pasaran, masing-masing diukur dimensinya dan diberi nama seperti pada Gambar 3. Masingmasing inti toroid dililit sebuah kawat tembaga dengan jumlah lilitan dipilih secara acak lalu diukur nilai induktansinya menggunakan LCR meter dan dihitung nilai permeabilitas relatif dari inti toroid tersebut menggunakan persamaan (13) yang diturunkan dari persamaan (8) yaitu: L= μ π μ = =μ μ L.D μ N r (13) Diterima redaksi : 1 Mei 2012, dinyatakan layak muat: 7 Juni

6 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Vol. 11 No. 1 Juni 2012 : Nilai permeabilitas relatif ditetapkan saat nilai induktansi perhitungan mendekati nilai induktansi pengukuran. Hasil pengukuran dimensi, jumlah lilitan, hasil pengukuran induktansi dan nilai permeabilitas relatif dari masing-masing inti toroid yang didapat dari hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 1. Dari beberapa inti toroid tersebut, yang memungkinkan untuk digunakan adalah toroid A, B dan E karena dimensinya yang lebih besar. Toroid A mempunyai dimensi dan nilai permeabilitas yang paling memungkinkan untuk digunakan, namun pada saat akan dibuat, toroid A tersebut sulit ditemukan kembali dipasaran. Dengan demikian dipilihlah toroid E karena mempunyai permeabilitas yang lebih besar dibandingkan dengan toroid B. Tabel 1. Hasil perhitungan dan pengukuran untuk mendapatkan nilai permeabilitas relatif inti toroid sebagai dasar pembuatan induktor Nama Toroid Jumlah Lilitan Dimensi Toroid (m) L ukur (H) Permeabilitas L hitung r coil d1 d2 tinggi tebal keliling 100Hz 120Hz 1KHz Relatif mh A m 1.39m 1.27m B u 132u 127u C m 1.05m 0.9m D u 167u 165u E m 2.02m 1.92m E m 13.13m 11.8m Perhitungan dan pengukuran ulang pada inti toroid E lain dengan jumlah lilitan 33 lilit dilakukan untuk memastikan bahwa nilai permeabititas relatif inti toroid tersebut sama. Pemilihan besarnya diameter kawat didasarkan atas frekuensi maksimum yang dapat dilalui kawat tersebut agar tidak menimbulkan panas akibat skin depth efect yaitu arus hanya melewati bagian luar dari suatu kawat akibat frekuensi yang terlalu tinggi. Untuk itu, dipilih kawat berukuran diameter 0,8 mm yang mempunyai spesifikasi frekuensi maksimum 27kHz [6] karena frekuensi switching yang akan digunakan dalam pembuatan buck converter ini adalah 20 khz. Ukuran kawat dengan diameter 0,8 mm tersebut berdasarkan standar AWG dapat menghantarkan arus hingga 11 ampere [6] sehingga agar dapat dilalui arus sebesar 60 ampere tanpa menimbulkan panas, lilitan kawat berdiameter 0,8 mm tersebut dirangkap hingga 6 rangkap. Namun ternyata penambahan kawat tersebut masih kurang karena saat dilalui arus sekitar 40 A, kawat lilitan pada induktor masih menimbulkan panas hingga kisaran 60 o C. Selain itu ada dugaan bahwa luas penampang iris inti toroid juga kurang sehingga ikut menambah panasnya induktor saat dilalui arus besar. Pembuatan induktor dilakukan dengan 2 buah inti toroid E disusun bertumpuk untuk mendapatkan luas penampang iris yang lebih besar serta merangkap kawat untuk dililit sebanyak 16 rangkap. Kemudian dilakukan 58

7 Ketenagalistrikan Dan Energi Rancang Terbarukan Bangun Buck Converter 12 Volt 60 Ampere Vol. 11 No.1 Juni 2012 : 53 Menggunakan - 66 P-Channel Mosfet Dan IGBT Tipe N perhitungan ulang untuk mendapatkan jumlah lilitan yang diperlukan agar didapatkan nilai induktansi sebesar 25mH sebagai berikut: L= μ π N = N = = =μ μ L. D μ. μ.r N = 25, π ( 2.7, π ) π = 643,03 Dari hasil perhitungan tersebut, dibuatlah induktor dengan jumlah lilitan sebanyak 26 lilit. Konstruksi pembuatan induktor tersebut dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4. Konstruksi pembuatan induktor Penentuan Nilai Kapasitor Penentuan nilai kapasitor dihitung dengan menggunakan persamaan (3) dimana nilai tegangan ripple V O ditentukan pada spesifikasi awal yaitu sebesar 120 mv sedangkan nilai duty cycle D, seperti halnya dalam penghitungan nilai induktor, dicari menggunakan persamaan (6) dan ditentukan pada nilai tegangan input maksimal yaitu 72 volt sehingga nilai kapasitor adalah sebagai berikut: C = (1 0,167)(12) (8)(1,25X10 )(20000 )(120X10 ) = 20,83 μf Pengendali dan Pembangkit PWM TL494 merupakan rangkaian terintegrasi yang berfungsi sebagai rangkaian pembangkit PWM. Didalamnya sudah terdapat komparator yang dapat digunakan untuk membandingkan nilai tegangan keluaran dengan set point yang diinginkan [5]. Pada perancangan dan pembuatan buck converter ini, hasil komparasi nilai tegangan keluaran dengan set point berupa nilai kesalahan (error) dikuatkan dengan gain 100 kali membentuk pengendali proporsional. Pengendali proporsional dipilih karena sangat sederhana, sekalipun mempunyai steady state error (kesalahan tunak). Gambar 5. Induktor yang dibuat dan contoh inti toroid yang digunakan Pada Gambar 5 dapat dilihat induktor yang telah dibuat dan disandingkan dengan contoh inti toroid yang digunakan. Setelah dibuat, induktor diukur menggunakan LCR meter dan nilai induktansinya 25,1 mh. Gambar 6. Rangkaian IC TL494 sebagai pembangkit PWM untuk buck converter yang menggunakan IGBT tipe N [9] Gambar 6 memperlihatkan rangkaian pengendali dan pembangkit PWM Diterima redaksi : 1 Mei 2012, dinyatakan layak muat: 7 Juni

8 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Vol. 11 No. 1 Juni 2012 : menggunakan IC TL494 untuk buck converter yang menggunakan IGBT tipe N. Sedangkan untuk buck converter yang menggunakan P- Channel MOSFET, transistor QPS dihilangkan dan jalur PULSE langsung terhubung ke kaki 8 dan 11 dari IC tersebut. Pada Gambar 6, tegangan VO yang masuk ke kaki 1 sebelumnya telah melewati rangkaian pembagi tegangan yang dapat diatur menggunakan resistor variabel sehingga untuk tegangan keluaran 12 volt akan dihasilkan tegangan sekitar 0,8 volt. Untuk pembandingnya diambil dari tegangan referensi internal sebesar 5 volt yang dilewatkan pada resistor pembagi tegangan Ra dan Rb sehingga didapatkan tegangan sekitar 0,8 volt. Untuk pembatas arus, tegangan yang dihasilkan oleh sensor arus akan langsung dibandingkan dengan tegangan yang diatur oleh resistor variabel RI sehingga jika terjadi arus berlebih, duty cycle PWM akan bernilai 0. Rangkaian Driver MOSFET / IGBT Untuk rangkaian driver P-Channel MOSFET yang akan ON jika tegangan V GD bernilai -10 volt hingga -20 volt, digunakan rangkaian seperti tampak pada Gambar 7. Gambar 7. Rangkaian driver P-channel MOSFET Saat kondisi PULSE bernilai tinggi, T4 akan ON, T3 akan OFF sehingga T2 dan T1 akan ON dan membuat V GD = 0 volt sehingga MOSFET akan OFF. Sedangkan saat kondisi PULSE bernilai rendah, T4 akan OFF, T3 akan ON sehingga T2 dan T1 akan OFF dan membuat V GD = -18 volt sehingga MOSFET akan ON. Jalur PULSE akan langsung terhubung pada kaki 8 dan 11 IC TL494 yang merupakan kolektor dari transistor internal sehingga saat terjadi duty cycle positif, transistor tersebut akan ON dan tegangan keluaran kolektor akan menjadi 0 volt. Sedangkan rangkaian driver untuk IGBT tipe N menggunakan IC bootstrap IR2110 seperti pada Gambar 8. Rangkaian Snubber Pengukuran awal dilakukan untuk melihat bentuk gelombang tegangan V CE saat pengaturan frekuensi switching. Gambar 9 merupakan data pengukuran tegangan AC oleh osiloskop digital Tetronic dimana channel 1 merupakan tegangan V CE dengan penguatan probe 10 kali, sedangkan channel 2 merupakan tegangan yang dihasilkan oleh sensor arus ACS706ELC-20A dengan sensitifitas 100 mv/a. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pada frekuensi 20 khz untuk tegangan masukan Vs sebesar 44 volt dan arus beban sekitar 15 ampere, terjadi spike pada tegangan V CE yang mencapai sekitar 140 volt pada saat IGBT transisi dari ON ke OFF. Agar IGBT yang hanya mempunyai rating tegangan maksimum 600 volt tidak rusak saat diberi beban penuh, maka ditambahkan rangkaian snubber. 60

9 Rancang Bangun Buck Converter 12 Volt 60 Ampere Ketenagalistrikan Dan Energi Menggunakan Terbarukan P-Channel Mosfet Dan IGBT Tipe N Vol. 11 No.1 Juni 2012 : Gambar 9. Bentuk gelombang tegangan V CE Gambar 10. Bentuk gelombang tegangan V CE (CH1) dan arus I E (CH2) pada IGBT saat switching menggunakan snubber dengan nilai Cs 330nF dan Rs 100Ω. Uji coba awal dilakukan untuk melihat pengaruh penambahan rangkaian snubber dimana nilai kapasitor dan resistor dipilih acak. Hasilnya tampak pada Gambar 10 yang menunjukkan bahwa rangkaian snubber yang akan digunakan dapat mengurangi spike yang terjadi. Pin In_H +15V C1 10uF U1 VDD HIN SD LIN VSS NC IR HO 6 VB 5 VS 14 NC 3 VCC COM 2 1 LO C2 3.3uF C3 Dz 18V D1 1N V G_H E_H Pout uF GND Gambar 8. Rangkaian driver untuk IGBT tipe N [8] Diterima redaksi : 1 Mei 2012, dinyatakan layak muat: 7 Juni

10 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Vol. 11 No. 1 Juni 2012 : Untuk mendapatkan nilai kapasitor yang tepat, digunakan persamaan (9) dimana nilai t f ditentukan berdasarkan Gambar 9 yaitu sekitar 10µS. Penghitungan untuk nilai V f =300 volt adalah sebagai berikut: mendisipasi daya antara 300 watt hingga 500 watt yang dipengaruhi oleh temperatur larutan dan banyaknya katalis (KOH) yang terlarut. Kedua jenis beban ini dikombinasikan dalam pengujian yang dilakukan. C = = ( ) = 1μF ( ) Sehingga nilai resistansi maksimal untuk resistor snubber adalah: R = 8, (10 ) = 2,78Ω Daya yang harus dapat diserap oleh resistor dapat dihitung sebagai berikut: P = 0,5(10 )(72 )(20000) = 51,84 W Rangkaian snubber direalisasikan dengan nilai kapasitor 1µF dan 4 buah resistor 10Ω/20W yang dipasang paralel sehingga menghasilkan nilai resistansi 2,5Ω dan daya yang dapat diserap mencapai 80 W. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian dilakukan dengan menggunakan 3 buah power supply switching yang disusun seri agar didapatkan tegangan masukan yang tinggi. Power supply yang digunakan terdiri dari 2 buah power supply 700 watt dengan tegangan keluaran 8,5 volt 14,5 volt dan 1 buah power supply 700 watt dengan tegangan keluaran 15 volt seperti yang tampak pada Gambar 11. Pada pengujian ini, tegangan keluaran buck converter saat tanpa beban di-set pada 12,6 volt yang diukur menggunakan multimeter. Sebagai beban digunakan 4 buah lampu head mobil dengan tegangan kerja 12 volt dan masing-masing mempunyai 2 filamen yang dapat mendisipasi daya sebesar 90 watt dan 100 watt. Disamping itu juga digunakan larutan elektrolit dengan elektroda tembaga yang dapat Gambar 11. Foto pengujian 2 buah buck converter yang dibuat Pengambilan data dilakukan secara realtime menggunakan data acquisition system National Instrument PCI-6024E/CB-68LP yang dapat terintegrasi dengan program Simulink dari MATLAB sehingga hasil pengujian ditampilkan dalam bentuk grafik seperti yang dapat dilihat pada Gambar 12 sampai Gambar 15. Untuk melihat pengaruh perubahan tegangan masukan saat buck converter dibebani, dilakukan pengujian dengan memberi beban tetap berupa lampu dengan nominal 100 dan 90 watt yang disusun paralel sehingga menjadi 190 watt dan merubah tegangan masukan. Gambar 12. Hasil pengujian terhadap buck converter yang menggunakan P-Channel MOSFET dengan beban tetap saat tegangan masukan diubah 62

11 Rancang Bangun Buck Converter 12 Volt 60 Ampere Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Menggunakan P-Channel Mosfet Dan IGBT Tipe N Vol. 11 No.1 Juni 2012 : Untuk buck converter dengan P-Channel MOSFET hasil percobaan tampak pada Gambar 12. Pada detik ke-10, tegangan masukan diubah dari 28 volt menjadi 44 volt dan tegangan keluaran berubah sekitar 0,3 volt. Sedangkan pada detik ke-30, tegangan diturunkan hingga dibawah 18 volt yaitu 14 volt, sehingga MOSFET bekerja pada daerah linier sebagai emitter follower sehingga keluaran dari buck konverter sama dengan tegangan masukan dikurangi drop pada filter. Sedangkan Gambar 13 memperlihatkan hasil percobaan pada buck converter yang menggunakan IGBT tipe N. demikian, terdapat noise yang terjadi baik pada arus masukan maupun pada arus keluaran. Gambar 14. Hasil pengujian buck converter dengan P-Channel MOSFET saat pemberian beban hingga arus keluaran dapat mencapai spesifikasi desain Gambar 13. Hasil pengujian terhadap buck converter yang menggunakan IGBT tipe N dengan beban tetap saat tegangan masukan diubah-ubah Untuk melihat kemampuan buck converter menghasilkan arus sesuai spesifikasi desain, diberikan beban berupa lampu dan larutan elektrolit. Hasil percobaan untuk buck converter yang menggunakan P-Channel MOSFET dapat dilihat pada Gambar 14 yang menunjukkan arus telah dapat mencapai di atas 60 ampere. Tegangan keluaran relatif tetap sekalipun tegangan masukan turun menjadi sekitar 42 volt. Sedangkan untuk buck converter yang menggunakan IGBT tipe N, hasilnya dapat dilihat pada Gambar 15 dimana nilai arus juga sudah dapat mencapai di atas 60 ampere dan tegangan keluaran yang relatif konstan. Namun Gambar 15. Hasil pengujian buck converter dengan IGBT tipe N saat pembebanan hingga arus keluaran mencapai spesifikasi desain Dengan keterbatasan power supply yang ada, rentang tegangan masukan yang dapat teruji pada beban penuh hanya berkisar dari 28 V hingga 44 V. Saat beban diberikan, dimana arus keluaran mencapai 60 A pada tegangan 28 V, tegangan yang dihasilkan power supply turun seperti yang terlihat pada Gambar 16. Gambar 16. Perubahan tegangan masukan pada saat arus keluaran mencapai 60 ampere Diterima redaksi : 1 Mei 2012, dinyatakan layak muat: 7 Juni

12 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Vol. 11 No. 1 Juni 2012 : Untuk menguji rentang tegangan masukan yang lebih lebar, digunakan fuel cell sebagai penyedia daya. Hasilnya dapat dilihat pada Gambar 17. Pada arus beban mencapai 40 A, tegangan keluaran fuel cell turun hingga 16 V dan menyebabkan tegangan keluaran buck converter ikut turun hingga 11,2 V. Untuk arus beban yang sama, pada tegangan masukan mencapai 20 volt, tegangan keluaran buck converter 12 V. Pada tegangan masukan 18 V, tegangan keluaran 11,6 volt. Namun pada tegangan masukan 25 volt, tegangan keluaran buck converter masih 12,6 V. (detik ke-30 sampai detik ke-50), efisiensinya mencapai sekitar 65%. Gambar 18. Daya dan efisiensi buck converter yang menggunakan P-Channel MOSFET Gambar 17. Perubahan tegangan keluaran buck converter saat terjadi perubahan tegangan masukan akibat pembebanan pada fuel cell sebagai penyedia daya Efisiensi Daya Daya dan efisiensi untuk buck converter yang menggunakan P-Channel MOSFET dapat dilihat pada Gambar 18. Pada saat pemberian beban hingga arus mencapai spesifikasi desain (detik ke-20 sampai detik ke-45), efisiensi buck converter yang menggunakan P-Channel MOSFET dapat mencapai sekitar 75%. Sedangkan daya dan efisiensi untuk buck converter yang menggunakan IGBT tipe N dapat dilihat pada Gambar 19. Pada saat pemberian beban hingga arus mencapai spesifikasi desain Gambar 19. Daya dan efisiensi buck converter yang menggunakan IGBT tipe N Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada setting tegangan keluaran 12,6 volt dan frekuensi switching sekitar 20 khz, kedua buck converter menghasilkan tegangan keluaran yang masih ikut berubah sekitar 0,3 volt saat terjadi perubahan tegangan masukan dan pembebanan. 64

13 Rancang Bangun Buck Converter 12 Volt 60 Ampere Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan Menggunakan P-Channel Mosfet Dan IGBT Tipe N Vol. 11 No.1 Juni 2012 : Hal ini kemungkinan akibat tipe pengendali proporsional yang digunakan sehingga menyisakan steady state error. Pada arus beban 40 ampere, range tegangan masukan buck converter adalah volt agar keluarannya tetap pada tegangan 12,6 volt. Sedangkan untuk arus beban 60 ampere, range tegangan masukan yang teruji berada pada kisaran volt. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Perancangan dan pembuatan dua buah buck converter dengan menggunakan P-Channel MOSFET dan IGBT tipe N sebagai swicth telah dapat dilakukan. Pada tegangan masukan 44 volt dengan tegangan keluaran 12,6 volt, kedua buck converter dapat mensuplai arus beban hingga 60 ampere. Efisiensi daya untuk buck converter yang menggunakan P-Channel MOSFET dapat mencapai 75%, sedangkan untuk buck converter yang menggunakan IGBT tipe N dapat mencapai 65%. Saran Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengurangi noise yang terjadi serta untuk mengetahui adanya EMI yang ditimbulkan, maupun perancangan filter untuk mengatasinya. Perlu penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan efisiensi daya pada kedua buck converter tersebut. Hal ini dapat dilakukan mulai dari pemilihan komponen, perancangan driver yang lebih baik, juga rangkaian snubber yang lebih efisien. DAFTAR PUSTAKA [1] Hart, Daniel W., Introduction to Power Electronics International Edition. Upper Saddle River, NJ: Prentice-Hall Inc. [2] Dahono, Pekik Argo., Topologi Konverter DC-DC, [online]. wordpress.com/ 2009/01/07/topologikonverter-dc-dc [23 Desember 2011]. [3] Mohan, Ned., Undeland, Tore M. & Robbins, William P., Power Electronics: Converters, Applications, and Design Third Edition. John Wiley &Sons. [4] Nave, Carl R., Approximate Inductance of a Toroid, Hyper Physic, Department of Physics and Astronomy - Georgia State University, [online]. phy-astr.gsu.edu/hbase/magnetic/ indtor.html#c1 [3 November 2011]. [5] Kazimierczuk, Marian K., Pulsewidth Modulated DC DC Power Converters. West Sussex: John Wiley & Sons, Ltd. [6] PowerStream Technology, Inc., Wire Gauge and Current Limits, [online]. [10 Juni 2011]. [7] Boylestad, R. & Nashelsky, L., Electronic Devices And Circuit Theory 7 th Edition. New Jersey: Prentice-Hall [8] International Rectifier., IR2110/IR2113(s) High and Low Side Driver Datasheet, [9] Griffith, Patrick., Designing Switching Voltage Regulators with the TL494, Application Report, Texas Instruments Incorporated, Dallas, 2005 Diterima redaksi : 1 Mei 2012, dinyatakan layak muat: 7 Juni

14 HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN

PERCOBAAN 5 REGULATOR TEGANGAN MODE SWITCHING. 1. Tujuan. 2. Pengetahuan Pendukung dan Bacaan Lanjut. Konverter Buck

PERCOBAAN 5 REGULATOR TEGANGAN MODE SWITCHING. 1. Tujuan. 2. Pengetahuan Pendukung dan Bacaan Lanjut. Konverter Buck PEROBAAN 5 REGUATOR TEGANGAN MODE SWITHING 1. Tujuan a. Mengamati dan mengenali prinsip regulasi tegangan mode switching b. Mengindetifikasi pengaruh komponen pada regulator tegangan mode switching c.

Lebih terperinci

NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER

NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM :2201141004 TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER Rangkaian ini merupakan salah satu konverter DC-DC pada Elektronika Daya (ELDA). Dengan rangkaian Buck-Converter ini, kita

Lebih terperinci

Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya

Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya 1 Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya Annisa Triandini, Soeprapto, dan Mochammad Rif an Abstrak Energi matahari merupakan energi

Lebih terperinci

REALISASI KONVERTER DC-DC TIPE PUSH-PULL BERBASIS IC TL494 DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN

REALISASI KONVERTER DC-DC TIPE PUSH-PULL BERBASIS IC TL494 DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN REALISASI KONVERTER DC-DC TIPE PUSH-PULL BERBASIS IC TL9 DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN Argianka Satrio Putra *), Trias Andromeda, and Agung Warsito Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari 2015. Perancangan dan pengerjaan perangkat keras (hardware) dan laporan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dan mulai dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PENGKONDISI TEGANGAN KONSTAN PADA PROTON EXCHANGE MEMBRANE FUEL CELL (PEMFC) HORIZON H-1000 MENGGUNAKAN BUCK CONVERTER TESIS

UNIVERSITAS INDONESIA PENGKONDISI TEGANGAN KONSTAN PADA PROTON EXCHANGE MEMBRANE FUEL CELL (PEMFC) HORIZON H-1000 MENGGUNAKAN BUCK CONVERTER TESIS UNIVERSITAS INDONESIA PENGKONDISI TEGANGAN KONSTAN PADA PROTON EXCHANGE MEMBRANE FUEL CELL (PEMFC) HORIZON H-1000 MENGGUNAKAN BUCK CONVERTER TESIS KHALIF AHADI 0906578365 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI Renny Rakhmawati, ST, MT Jurusan Teknik Elektro Industri PENS-ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya Phone 03-5947280

Lebih terperinci

Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC)

Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC) Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC) Dimas Bagus Saputra, Heri Suryoatmojo, dan Arif Musthofa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

PERANCANGAN ZERO VOLTAGE SWITCHING BUCK CONVERTER DENGAN BEBAN RESISTIF BERVARIASI DAN SEBAGAI CATU DAYA UNTUK MOTOR ARUS SEARAH

PERANCANGAN ZERO VOLTAGE SWITCHING BUCK CONVERTER DENGAN BEBAN RESISTIF BERVARIASI DAN SEBAGAI CATU DAYA UNTUK MOTOR ARUS SEARAH PERANCANGAN ZERO VOLTAGE SWITCHING BUCK CONVERTER DENGAN BEBAN RESISTIF BERVARIASI DAN SEBAGAI CATU DAYA UNTUK MOTOR ARUS SEARAH Zya Jamaluddin Al-Rasyid Arief Rahman *), Jaka Windarta, dan Hermawan Departemen

Lebih terperinci

ABSTRACT. Keyword ; Rectifier and filter C, Buck Converter,inverter. vii

ABSTRACT. Keyword ; Rectifier and filter C, Buck Converter,inverter. vii ABSTRACT This in final project will designed and made inverter one phase as driver motor induction one phase. Source voltage from PLN 220 v AC unidirectional by rectifier full bridge produce voltage output

Lebih terperinci

BAB I 1. BAB I PENDAHULUAN

BAB I 1. BAB I PENDAHULUAN BAB I 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan konverter daya yang efisien dan berukuran kecil terus berkembang di berbagai bidang. Mulai dari charger baterai, catu daya komputer, hingga

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Perangkat Keras Sistem Perangkat Keras Sistem terdiri dari 5 modul, yaitu Modul Sumber, Modul Mikrokontroler, Modul Pemanas, Modul Sensor Suhu, dan Modul Pilihan Menu. 3.1.1.

Lebih terperinci

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555)

Pendahuluan. 1. Timer (IC NE 555) Pada laporan ini akan menyajikan bagaimana efisien sebuah power supply untuk LED. Dengan menggunakan rangkaian buck converter diharapkan dapat memberikan tegangan dan arus pada beban akan menjadi stabil,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI Sutedjo ¹, Zaenal Efendi ², Dina Mursyida 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa D4 Jurusan

Lebih terperinci

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2016 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.4 No.1 Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1

Lebih terperinci

MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018

MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 MODUL 04 TRANSISTOR PRAKTIKUM ELEKTRONIKA TA 2017/2018 LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI PROGRAM STUDI FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1 TUJUAN Memahami

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Magnet Eksternal µt Gambar Grafik Respon Daya Output Buck Converter dengan Gangguan Medan

DAFTAR GAMBAR. Magnet Eksternal µt Gambar Grafik Respon Daya Output Buck Converter dengan Gangguan Medan DAFTAR GAMBAR Gambar 2. 1. Skema Buck Converter [5]... 7 Gambar 2. 2. Buck Converter: Saklar Tertutup [5]... 7 Gambar 2. 3. Buck Converter: Saklar Terbuka [5]... 8 Gambar 2. 4. Rangkaian Boost Converter

Lebih terperinci

INVERTER 15V DC-220V AC BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK APLIKASI SINGLE POINT SMART GRID

INVERTER 15V DC-220V AC BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK APLIKASI SINGLE POINT SMART GRID INVERTER 15V DC-220V AC BERBASIS TENAGA SURYA UNTUK APLIKASI SINGLE POINT SMART GRID Dian Sarita Widaringtyas. 1, Eka Maulana, ST., MT., M.Eng. 2, Nurussa adah, Ir. MT. 2 1 Mahasiswa Teknik Elektro Univ.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem perangkat keras dari UPS (Uninterruptible Power Supply) yang dibuat dengan menggunakan inverter PWM level... Gambaran Sistem input

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Perancangan Dan Pembuatan Mesin preheat pengelasan gesek dua buah logam berbeda jenis yang telah selesai dibuat dan siap untuk dilakukan pengujian dengan beberapa

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic

Perancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Juni 2014 1 Perancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic Edi Wibowo, Heri Suryoatmojo

Lebih terperinci

Auto Charger System Berbasis Solar Cell pada Robot Management Sampah

Auto Charger System Berbasis Solar Cell pada Robot Management Sampah Auto Charger System Berbasis Solar Cell pada Robot Management Sampah Mudeng, Vicky Vendy Hengki. 1, Eka Maulana, ST., MT., M.Eng. 2, Ponco Siwindarto, Ir., MS. 2 1 Mahasiswa Teknik Elektro Univ. Brawijaya,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MODUL BOOST CHOPPER VOLT DC 200 WATT BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 ABSTRAK

RANCANG BANGUN MODUL BOOST CHOPPER VOLT DC 200 WATT BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 ABSTRAK RANCANG BANGUN MODUL BOOST CHOPPER 48 250 VOLT DC 200 WATT BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 16 *Ali Safarudin **Baisrum, Drs.,SST.,M.Eng **Kartono Wijayanto, Drs.,ST.,MT. * Mahasiswa Teknik Listrik Politeknik

Lebih terperinci

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL 3.1 Pendahuluan Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull konverter sebagai catu daya kontroler. Power supply switching akan mensupply

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA. Pada bab ini akan dibahas hasil pengujian dan analisa dari system buck chopper

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA. Pada bab ini akan dibahas hasil pengujian dan analisa dari system buck chopper BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini akan dibahas hasil pengujian dan analisa dari system buck chopper dengan metode constant current untuk menghidupkan high power led berbasis microcontroller

Lebih terperinci

JURNAL TUGAS AKHIR DISAIN RANGKAIAN SNUBBER PADA SISTEM POWER SWITCHING MENGGUNAKAN MOSFET. Universitas Indonesia Depok

JURNAL TUGAS AKHIR DISAIN RANGKAIAN SNUBBER PADA SISTEM POWER SWITCHING MENGGUNAKAN MOSFET. Universitas Indonesia Depok JURNAL TUGAS AKHIR DISAIN RANGKAIAN SNUBBER PADA SISTEM POWER SWITCHING MENGGUNAKAN MOSFET Ananta Tiara 1), Dr. Ir. Feri Yusivar, M.Eng 2) 1) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro 2) Dosen Jurusan Teknik Elektro

Lebih terperinci

PERANCANGAN SYNCHRONOUS POWER CONVERTER TIPE BUCK BERBASIS ATMEGA16

PERANCANGAN SYNCHRONOUS POWER CONVERTER TIPE BUCK BERBASIS ATMEGA16 PERANCANGAN SYNCHRONOUS POWER CONVERTER TIPE BUCK BERBASIS ATMEGA16 Indra Alfianto *), Trias Andromeda, and Munawar Agus Riyadi Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto,

Lebih terperinci

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1)

TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) TEKNIK MESIN STT-MANDALA BANDUNG DASAR ELEKTRONIKA (1) DASAR ELEKTRONIKA KOMPONEN ELEKTRONIKA SISTEM BILANGAN KONVERSI DATA LOGIC HARDWARE KOMPONEN ELEKTRONIKA PASSIVE ELECTRONIC ACTIVE ELECTRONICS (DIODE

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pendahuluan Pada bab ini dibahas hasil dari pengujian alat implementasi tugas akhir yang dilakukan di laboratorium Tugas Akhir Program Studi Teknik Elektro. Dengan

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR M. Helmi F. A. P. 1, Epyk Sunarno 2, Endro Wahjono 2 Mahasiswa Teknik Elektro Industri 1, Dosen

Lebih terperinci

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik JURNA TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1 DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil istrik A. M. Husni, M. Ashari Prof,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 48 BAB I HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. HASIL PERCOBAAN 4.1.1. KARAKTERISTIK DIODA Karakteristik Dioda dengan Masukan DC Tabel 4.1. Karakteristik Dioda 1N4007 Bias Maju. S () L () I D (A) S () L ()

Lebih terperinci

Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA 52150492 (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA KONVERTER DC KE DC CHOPPER PENGERTIAN DC to DC converter itu merupakan suatu device

Lebih terperinci

UNJUK KERJA PENGUBAH TEGANGAN DC-DC TOPOLOGI BOOST DENGAN NILAI INDUKTANSI DAN KAPASITANSI YANG DIOPTIMASI PADA KEADAAN TRANSIEN

UNJUK KERJA PENGUBAH TEGANGAN DC-DC TOPOLOGI BOOST DENGAN NILAI INDUKTANSI DAN KAPASITANSI YANG DIOPTIMASI PADA KEADAAN TRANSIEN Unjuk Kerja Pengubah egangan D-D UNJUK KEJA PENGUAH EGANGAN D-D OPOOG OO DENGAN NA NDUKAN DAN KAPAAN YANG DOPMA PADA KEADAAN ANEN Oleh:. taf Pengajar Program tudi eknik Elektro, Universitas Udayana AAK

Lebih terperinci

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik Agus Miftahul Husni 2209100132 Dosen Pembimbing: Prof. Ir. Mochamad Ashari,

Lebih terperinci

Mono Amplifier Class D menggunakan Semikron SKHI 22B dan IGBT Module Semikron SKM75GB128DN

Mono Amplifier Class D menggunakan Semikron SKHI 22B dan IGBT Module Semikron SKM75GB128DN JURNAL DIMENSI TEKNIK ELEKTRO Vol. 1, No. 1, (2013) 29-36 29 Mono Amplifier Class D menggunakan Semikron SKHI 22B dan IGBT Module Semikron SKM75GB128DN Ivan Christanto Jurusan Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konversi energi dari cahaya matahari menjadi energi listrik dilakukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konversi energi dari cahaya matahari menjadi energi listrik dilakukan oleh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sel Surya Konversi energi dari cahaya matahari menjadi energi listrik dilakukan oleh komponen yang disebut sel photovoltaic (sel PV). Sel PV pada dasarnya semikonduktor dioda

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Teori Catu Daya Tak Terputus

BAB II DASAR TEORI 2.1. Teori Catu Daya Tak Terputus BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah teori catu

Lebih terperinci

Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter

Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter 1 Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter M. Zaenal Effendi ¹, Suryono ², Syaiful Arifianto 3 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa

Lebih terperinci

ANALISA INDUKTOR TOROID BINOKULER PADA RANGKAIAN BOOST CONVERTER SKRIPSI

ANALISA INDUKTOR TOROID BINOKULER PADA RANGKAIAN BOOST CONVERTER SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA INDUKTOR TOROID BINOKULER PADA RANGKAIAN BOOST CONVERTER SKRIPSI FAHMI UMARELLA 0906602622 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DEPOK JANUARI 2012 UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem ini terdiri dari 2 bagian besar, yaitu, sistem untuk bagian dari panel surya ke baterai dan sistem untuk bagian dari baterai ke lampu jalan. Blok

Lebih terperinci

PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN

PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN Oleh Herisajani, Nasrul Harun, Dasrul Yunus Staf Pengajar Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang ABSTRACT Inverter

Lebih terperinci

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO APLIKASI KARAKTERISTIK PENYEARAH SATU FASE TERKENDALI PULSE WIDTH MODULATION (PWM) PADA BEBAN RESISTIF Yuli Asmi Rahman * Abstract Rectifier is device to convert alternating

Lebih terperinci

PERANCANGAN DC CHOPPER TIPE BUCK-BOOST CONVERTER PENGUATAN UMPAN BALIK IC TL 494

PERANCANGAN DC CHOPPER TIPE BUCK-BOOST CONVERTER PENGUATAN UMPAN BALIK IC TL 494 PERANCANGAN DC CHOPPER TIPE BUCK-BOOST CONVERTER PENGUATAN UMPAN BALIK IC TL 494 Marco Arief Juarsah *), Mochammad Facta, Agung Nugroho Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl.Prof.

Lebih terperinci

Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Surya Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol

Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Surya Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol Eric Eko Nurcahyo dan Leonardus. H. Pratomo Prog.Di Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Katolik Soegijapranata

Lebih terperinci

Disain Konverter Charge Pump Rasio Tinggi Untuk Aplikasi Mobil Listrik

Disain Konverter Charge Pump Rasio Tinggi Untuk Aplikasi Mobil Listrik Disain Konverter Charge Pump Rasio Tinggi Untuk Aplikasi Mobil Listrik Heri Suryoatmojo E-mail: suryomgt@gmail.com Priyo Edy Wibowo E-mail: priyo10@mhs.ee.its.ac.id Mochamad Ashari E-mail: ashari@ee.its.ac.id

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Multi-Input Konverter Buck Untuk Pengisian Baterai Menggunakan Panel Surya dan Turbin Angin

Perancangan dan Implementasi Multi-Input Konverter Buck Untuk Pengisian Baterai Menggunakan Panel Surya dan Turbin Angin Perancangan dan Implementasi Multi-Input Konverter Buck Untuk Pengisian Baterai Menggunakan Panel Surya dan Turbin Angin Zainul Arifin, Dedet Candra Riawan, ST., M.Eng., Ph.D dan Heri Suryoatmojo, ST.,

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL Sutedjo ¹, Rusiana², Zuan Mariana Wulan Sari 3 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 2 BAB III METODE PENELITIAN Pada skripsi ini metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai adalah membuat suatu alat yang dapat mengkonversi tegangan DC ke AC.

Lebih terperinci

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu

Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Pemodelan Sistem Kontrol Motor DC dengan Temperatur Udara sebagai Pemicu Brilliant Adhi Prabowo Pusat Penelitian Informatika, LIPI brilliant@informatika.lipi.go.id Abstrak Motor dc lebih sering digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konverter Elektronika Daya Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan daya elektrik dari satu bentuk ke bentuk daya elektrik lainnya di bidang elektronika

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Prosedur Penelitian Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa langkah, antara lain studi literatur, kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data

Lebih terperinci

Pengendalian Kecepatan Motor DC Magnet Permanen Dengan Menggunakan Sensor Kecepatan Rotari

Pengendalian Kecepatan Motor DC Magnet Permanen Dengan Menggunakan Sensor Kecepatan Rotari 1 Pengendalian Kecepatan Motor DC Magnet Permanen Dengan Menggunakan Sensor Kecepatan Rotari M. Wildan Hilmi, Soeprapto, dan Hery Purnomo Abstrak Pengendalian kecepatan motor dengan cara motor dikondisikan

Lebih terperinci

KINERJA KONVERTER ARUS SEARAH TIPE BUCK CONVERTER DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN BERBASIS TL494

KINERJA KONVERTER ARUS SEARAH TIPE BUCK CONVERTER DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN BERBASIS TL494 KINERJA KONVERTER ARUS SEARAH TIPE BUCK CONVERTER DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN BERBASIS TL9 Lukman Wira Cahyadi *), Trias Andromeda dan Mochammad Facta Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil Respati Noor 1) Leonardus Heru P 2) 1) Jurusan Teknik Elektro UNIKA Soegijapranata, Semarang 50234, email : reswi_83@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENYEDIA DAYA DC BERBASIS MIKROKONTROLER MC68HC908QT2

PENYEDIA DAYA DC BERBASIS MIKROKONTROLER MC68HC908QT2 PENYEDIA DAYA DC BERBASIS MIKROKONTROLER MC68HC908QT2 MAKALAH SKRIPSI Disusun oleh Joko Mulyadi 98/120813/TK/22633 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2006 HALAMAN

Lebih terperinci

Rancang Bangun Catu Daya Tenaga Surya Untuk Perangkat Audio Mobil

Rancang Bangun Catu Daya Tenaga Surya Untuk Perangkat Audio Mobil The 13 th Industrial Electronics Seminar 2011 (IES 2011) Electronic Engineering Polytechnic Institute of Surabaya (EEPIS), Indonesia, October 26, 2011 Rancang Bangun Catu Daya Tenaga Surya Untuk Perangkat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

TRAINER KIT SWITCHING MODE POWER SUPPLY LAPORAN PROYEK AKHIR. Oleh : CAESAR YOGA SAPUTRA OKTVIANTO

TRAINER KIT SWITCHING MODE POWER SUPPLY LAPORAN PROYEK AKHIR. Oleh : CAESAR YOGA SAPUTRA OKTVIANTO TRAINER KIT SWITCHING MODE POWER SUPPLY LAPORAN PROYEK AKHIR Oleh : CAESAR YOGA SAPUTRA OKTVIANTO 3211401017 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI BATAM 2017 1 TRAINER

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB 3 DISAIN RANGKAIAN SNUBBER DAN SIMULASI MENGGUNAKAN MULTISIM

BAB 3 DISAIN RANGKAIAN SNUBBER DAN SIMULASI MENGGUNAKAN MULTISIM BAB 3 DISAIN RANGKAIAN SNUBBER DAN SIMULASI MENGGUNAKAN MULTISIM 3.1 Prinsip Kerja Sistem Mosfet sebagai sakelar elektronik dapat dibuka (off) dan ditutup (on). Pada saat mosfet berguling ke posisi off,

Lebih terperinci

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS 3.1. Pendahuluan Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk menghidupkan HPL (High Power LED) dengan watt

Lebih terperinci

PERANCANGAN DC-DC CONVERTERBUCK QUASI RESONANT DENGAN MODE PENSAKLARAN ZERO CURRENT SWITCHING (ZCS) DAN ZERO VOLTAGE SWITCHING (ZVS)

PERANCANGAN DC-DC CONVERTERBUCK QUASI RESONANT DENGAN MODE PENSAKLARAN ZERO CURRENT SWITCHING (ZCS) DAN ZERO VOLTAGE SWITCHING (ZVS) PERANCANGAN DC-DC CONVERTERBUCK QUASI RESONANT DENGAN MODE PENSAKLARAN ZERO CURRENT SWITCHING (ZCS) DAN ZERO VOLTAGE SWITCHING (ZVS) Renaldo Marsal *), Mochammad Facta, and Karnoto Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.. Spesifikasi Sistem 4... Spesifikasi Panel Surya Model type: SPU-50P Cell technology: Poly-Si I sc (short circuit current) = 3.7 A V oc (open circuit voltage) = 2 V FF (fill

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang Penuh). A. Penyearah Setengah Gelombang Gambar

Lebih terperinci

Perancangan Boost Converter Untuk Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya

Perancangan Boost Converter Untuk Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Perancangan Boost Converter Untuk Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya Ahmad Fathurachman, Asep Najmurrokhman, Kusnandar Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Jenderal Achmad Yani Jl. Terusan

Lebih terperinci

Perancangan dan Realisasi Konverter DC-DC Tipe Boost Berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535

Perancangan dan Realisasi Konverter DC-DC Tipe Boost Berbasis Mikrokontroler ATMEGA 8535 Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2014 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.2 No.1 Perancangan dan Realisasi Konverter DC-DC Tipe Boost Berbasis Mikrokontroler ATMEGA

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen murni. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui pengaruh frekuensi medan eksitasi terhadap

Lebih terperinci

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan spesifikasi alat sehingga memudahkan menganalisa rangkaian. Pengukuran dilakukan pada setiap titik pengukuran

Lebih terperinci

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil Respati Noor 1) Leonardus Heru P 2) 1) Jurusan Teknik Elektro UNIKA Soegijapranata, Semarang 50234, email : reswi_83@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1. Modul Sumber Pada modul ini ada 2 output yang tersedia, yaitu output setelah LM7815 dan output setelah LM7805. Saat dilakukan pengujian menggunakan multimeter, output

Lebih terperinci

Andriani Parastiwi. Kata-kata kunci : Buck converter, Boost converter, Photovoltaic, Fuzzy Logic

Andriani Parastiwi. Kata-kata kunci : Buck converter, Boost converter, Photovoltaic, Fuzzy Logic Prosiding Seminar Nasional Teknologi Elektro Terapan 2017 Vol.01 No.01, ISSN: 2581-0049 Andriani Parastiwi a), Ayu Maulidiyah a), Denda Dewatama a) Abstrak:-Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) adalah

Lebih terperinci

PERANCANGAN MULTILEVEL BOOST CONVERTER TIGA TINGKAT UNTUK APLIKASI SEL SURYA

PERANCANGAN MULTILEVEL BOOST CONVERTER TIGA TINGKAT UNTUK APLIKASI SEL SURYA PERANCANGAN MULTILEVEL BOOST CONVERTER TIGA TINGKAT UNTUK APLIKASI SEL SURYA Fariz Hasbi Arsanto *), Susatyo Handoko, and Bambang Winardi Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB

Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB Wahyudi Budi Pramono 1, wi Ana Ratna Wati 2, Maryonid Visi Taribat Yadaka 3 Jurusan Teknik Elektro, Universitas Islam

Lebih terperinci

Perancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic

Perancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic UJIAN TUGAS AKHIR JUNI 2014 Perancangan dan Implementasi Konverter Boost Rasio Tinggi dengan Transformator Hybrid untuk Aplikasi Photovoltaic Oleh: Edi Wibowo 2210 100 168 Dosen Pembimbing Heri Suryoatmojo,

Lebih terperinci

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia PERANCANGAN KONVERTER LISTRIK ARUS SEARAH TIPE PENURUN TEGANGAN DENGAN PENGONTROLAN MENGGUNAKAN IC TL494 SEBAGAI CATU DAYA KUMPARAN MEDAN MOTOR LISTRIK ARUS SEARAH Siddiq Al Fajar *), Susatyo Handoko,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka 59 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat Mulai Tinjauan pustaka Simulasi dan perancangan alat untuk pengendali kecepatan motor DC dengan kontroler PID analog

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Agustus 2009, dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium Sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas mengenai teori teori yang mendasari perancangan dan perealisasian inductive wireless charger untuk telepon seluler. Teori-teori yang digunakan dalam skripsi

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pengendalian Kecepatan Motor Pompa Air Tekanan Konstan

Perancangan Sistem Pengendalian Kecepatan Motor Pompa Air Tekanan Konstan Perancangan Sistem Pengendalian Kecepatan Motor Pompa Air Tekanan Konstan Hari Widagdo Putra¹, Ir. Wijono, M.T., Ph.D ², Dr. Rini Nur Hasanah, S.T., M.Sc.³ ¹Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, ² ³Dosen Jurusan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONVERTER DC-DC SINGLE-INPUT MULTIPLE- OUTPUT BERBASIS COUPLED INDUCTOR

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONVERTER DC-DC SINGLE-INPUT MULTIPLE- OUTPUT BERBASIS COUPLED INDUCTOR Proseding Seminar Tugas Akhir Teknik Elektro FTI-ITS, Juni 214 1 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONVERTER DC-DC SINGLE-INPUT MULTIPLE- OUTPUT BERBASIS COUPLED INDUCTOR Sugma Wily Supala, Dedet Candra Riawan,

Lebih terperinci

Modul Elektronika 2017

Modul Elektronika 2017 .. HSIL PEMELJRN MODUL I KONSEP DSR TRNSISTOR Mahasiswa dapat memahami dan menjelaskan karakteristik serta fungsi dari rangkaian dasar transistor..2. TUJUN agian ini memberikan informasi mengenai penerapan

Lebih terperinci

DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK

DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK Jurnal ELTEK, Vol 12 No 02, Oktober 2014 ISSN 1693-4024 78 DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK Achmad Komarudin 1 Abstrak Krisis energi memicu manusia

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONVERTER ARUS SEARAH TIPE CUK YANG DIOPERASIKAN UNTUK PENCARIAN TITIK DAYA MAKSIMUM PANEL SURYA BERBASIS PERTURB AND OBSERVE

PERANCANGAN KONVERTER ARUS SEARAH TIPE CUK YANG DIOPERASIKAN UNTUK PENCARIAN TITIK DAYA MAKSIMUM PANEL SURYA BERBASIS PERTURB AND OBSERVE PERANCANGAN KONVERTER ARUS SEARAH TIPE CUK NG DIOPERASIKAN UNTUK PENCARIAN TITIK DA MAKSIMUM PANEL SUR BERBASIS PERTURB AND OBSERVE Arifna Dwi Prastiyonoaji *), Trias Andromeda, and Mochammad Facta Departemen

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM MAXIMUM POWER POINT TRACKING CONVERTER BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 328

PERANCANGAN SISTEM MAXIMUM POWER POINT TRACKING CONVERTER BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 328 Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer PERANCANGAN SISTEM MAXIMUM POWER POINT TRACKING CONVERTER BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 328 DESIGN OF MAXIMUM POWER POINT TRACKING CONVERTER SYSTEM BASED ON MICROCONTROLLER

Lebih terperinci

Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin

Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin Rancang Bangun Inverter Tiga Phasa Back to Back Converter Pada Sistem Konversi Energi Angin Rifdian I.S Program Studi Diploma III Teknik Listrik Bandar Udara Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Tujuan Pengukuran 4.2. Peralatan Pengukuran

BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Tujuan Pengukuran 4.2. Peralatan Pengukuran BAB IV PEMBAHASAN Setelah perancangan dan pembuatan peralatan selesai, maka tahap selanjutnya akan dibahas mengenai pembahasan dan analisa dari pengukuran yang diperoleh. Untuk mengetahui apakah rangkaian

Lebih terperinci

semiconductor devices

semiconductor devices Overview of power semiconductor devices Asnil Elektro FT-UNP 1 Voltage Controller electronic switching I > R 1 V 1 R 2 V 2 V 1 V 2 Gambar 1. Pengaturan tegangan dengan potensiometer Gambar 2. Pengaturan

Lebih terperinci

ANALISIS UNJUK KERJA INVERTER SETENGAH JEMBATAN DENGAN PIRANTI PENSAKLARAN BERBASISKAN IGBT DAN MOSFET

ANALISIS UNJUK KERJA INVERTER SETENGAH JEMBATAN DENGAN PIRANTI PENSAKLARAN BERBASISKAN IGBT DAN MOSFET ANALISIS UNJUK KERJA INVERTER SETENGAH JEMBATAN DENGAN PIRANTI PENSAKLARAN BERBASISKAN IGBT DAN MOSFET Faisal Aji Syafriarso *), Mochammad Facta, and Juningtyastuti Jurusan Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

PEMBUATAN DC-DC KONVERTER 300 VOLT JENIS BUCK

PEMBUATAN DC-DC KONVERTER 300 VOLT JENIS BUCK PEMBUATAN DC-DC KONVERTER 300 VOLT JENIS BUCK Biyan Suhardianto *), Mochammad Facta, and Agung Nugroho Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang,

Lebih terperinci

INVERTER JEMBATAN PENUH DENGAN RANGKAIAN RESONANSI PARALEL UNTUK FREKUENSI RENDAH BERBASIS IC SG3524

INVERTER JEMBATAN PENUH DENGAN RANGKAIAN RESONANSI PARALEL UNTUK FREKUENSI RENDAH BERBASIS IC SG3524 INVERTER JEMBATAN PENUH DENGAN RANGKAIAN RESONANSI PARALEL UNTUK FREKUENSI RENDAH BERBASIS IC SG3524 Mohammad Fadhil Koesputra *), Mochammad Facta, dan Iwan Setiawan Departemen Teknik Elektro, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, penelitian mengenai sumber energi terbarukan sangat gencar dilakukan. Sumber-sumber energi terbarukan yang banyak dikembangkan antara lain sumber energi tenaga

Lebih terperinci

Perancangan Transformator Frekuensi Tinggi untuk Konverter DC-DC Full-Bridge Phase-Shifted 200 W

Perancangan Transformator Frekuensi Tinggi untuk Konverter DC-DC Full-Bridge Phase-Shifted 200 W Perancangan Transformator Frekuensi Tinggi untuk Konverter DC-DC Full-Bridge Phase-Shifted 200 W Johan Agung Irawan, Eka Firmansyah, F. Danang Wijaya Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN RANGKAIAN PEMBATAS ARUS UNTUK SISTEM SEL SURYA DENGAN OPSI DUAL OUTPUT VOLTAGE BATERAI

RANCANG BANGUN RANGKAIAN PEMBATAS ARUS UNTUK SISTEM SEL SURYA DENGAN OPSI DUAL OUTPUT VOLTAGE BATERAI RANCANG BANGUN RANGKAIAN PEMBATAS ARUS UNTUK SISTEM SEL SURYA DENGAN OPSI DUAL OUTPUT VOLTAGE BATERAI Mohamad Taufik 0706267862 Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Indonesia Kampus Baru

Lebih terperinci

PERANCANGAN KONVERTER DC-DC RESONANSI BEBAN SERI

PERANCANGAN KONVERTER DC-DC RESONANSI BEBAN SERI PERANCANGAN KONVERTER DC-DC RESONANSI BEBAN SERI Alief Makmuri Hartono *), Mochammad Facta, and Yuningtyastuti Jurusan Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Semarang Jl. Prof. Sudharto, SH, kampus UNDIP

Lebih terperinci

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ G.17 DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAICBATERAI MENGGUNAKAN BIDIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ Soedibyo 1*, Dwiana Hendrawati 2 1 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

PEMBUATAN DC CHOPPER TIPE BOOST BERBASIS TRANSISTOR SC2555

PEMBUATAN DC CHOPPER TIPE BOOST BERBASIS TRANSISTOR SC2555 PEMBUATAN DC CHOPPER TIPE BOOST BERBASIS TRANSISTOR SC2555 Demas Dwiyan Wahyanto *), Mochammad Facta, and Bambang Winardi Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudarto,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Catu Daya Digital Menggunakan Buck Converter Berbasis Mikrokontroler Arduino

Rancang Bangun Catu Daya Digital Menggunakan Buck Converter Berbasis Mikrokontroler Arduino ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Rancang Bangun Catu Daya Digital Menggunakan Buck Converter Berbasis Mikrokontroler Arduino Ahmad Saudi Samosir 1, Nuril Ilmi Tohir 2, Abdul Haris 3 Jurusan

Lebih terperinci