ANALISIS GELOMBANG OTAK MENGGUNAKAN EEG SATU CHANNEL UNTUK MENGIDENTIFIKASI KELELAHAN SUPERVISOR PABRIK MENGGUNAKAN METODE MEANS COMPARISON TEST (MCT)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS GELOMBANG OTAK MENGGUNAKAN EEG SATU CHANNEL UNTUK MENGIDENTIFIKASI KELELAHAN SUPERVISOR PABRIK MENGGUNAKAN METODE MEANS COMPARISON TEST (MCT)"

Transkripsi

1 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) ANALISIS GELOMBANG OTAK MENGGUNAKAN EEG SATU CHANNEL UNTUK MENGIDENTIFIKASI KELELAHAN SUPERVISOR PABRIK MENGGUNAKAN METODE MEANS COMPARISON TEST (MCT) Nanda Andharu F.P. (1), Dr.Eng. Febriliyan Samopa, S.Kom, M.Kom (2), Radityo Prasetyanto W., S.Kom, M.Kom (3) Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya nandharu@yahoo.co.id (1), samopa@gmail.com (2), radityo_pw@is.its.ac.id (3) Abstrak Brain-Computer Interface (BCI) adalah jalur komunikasi langsung antara otak dan perangkat eksternal (Tan dan Nijholt, 2010). Dengan kata lain, BCI adalah bidang kajian untuk memanfaatkan gelombang listrik yang dipancarkan oleh otak dan ditangkap oleh sensor seperti electroencephalography (EEG), ke dalam aplikasi komputer. Kelelahan merupakan suatu keadaan yang sulit dipisahkan dalam kehidupan manusia, sehingga sedapat mungkin kelelahan tersebut dihindarkan ketika seseorang hendak melakukan pekerjaanya agar performa kerja yang diharapkan dapat terpenuhi. Dengan mendeteksi secara dini kelelahan tersebut maka setidaknya kelelahan dapat dihindarkan, salah satunya kelelahan mental. Belum adanya penelitian ilmiah yang menyebutkan bahwa kelelahan mental dapat diketahui melalui gelombang otak menjadikan penelitian ini sebagai penelitian dasar untuk mendeteksi kelelahan. Penelitian dilakukan dengan menganalisis dan mengidentifikasi gelombang otak low alfa, high alfa, low beta, high beta dan teta dari supervisor pabrik. Keluaran dari penelitian ini akan didapati standar kelelahan dari seorang supervisor pabrik. Kata kunci: Brain-Computer Interface, gelombang otak, electroencephalography, kelelahan I. PENDAHULUAN Kelelahan merupakan hal yang sulit dipisahkan dari keseharian seorang manusia. Kelelahan memberikan dampak besar terhadap produktifitas seseorang dalam mengerjakan sesuatu, oleh karena itu sebisa mungkin kelelahan harus dihindarkan sebelum seseorang memulai untuk bekerja, terutama kelelahan fisik. Menurut Singleton (1989), berdasarkan penyebab terjadinya, kelelahan dapat diklasifikasikan kedalam dua jenis, yaitu kelelahan fisiologis atau fisik dan kelelahan psikologis atau mental. Istilah 'Biosignal' didefinisikan sebagai sinyal yang diukur dan dimonitor dari makhluk biologis, meskipun pada umumnya digunakan untuk merujuk ke electrical biosignals. Electrical biosignals adalah arus listrik yang dihasilkan oleh perbedaan potensial listrik di sistem jaringan, organ atau sel seperti sistem saraf. Contoh dari electrical biosignals adalah ECG (Electrocardiogram), EMG (Electromyogram), EEG (Electroencephalogram) dan EOG (Electrooculogram). Istilah neuro-signal mengacu pada sinyal yang berhubungan dengan otak. Pendekatan umum untuk memperoleh informasi mengenai neuro-signal adalah Electroencephalograph (EEG), yang merupakan metode pengukuran dan perekaman 'neurosignal' menggunakan elektroda ditempatkan pada kulit kepala. Brain-Computer Interface (BCI) adalah jalur komunikasi langsung antara otak dan perangkat eksternal. Dengan kata lain, BCI adalah bidang kajian untuk memanfaatkan gelombang listrik yang dipancarkan oleh otak dan ditangkap oleh sensor seperti electroencephalography (EEG), ke dalam aplikasi komputer. Sampai saat ini, penelitian mengenai BCI masih banyak didominasi oleh penelitian untuk aplikasi medis/kesehatan, dan masih sangat sedikit penelitian yang untuk aplikasi ditingkat konsumen/bisnis. Hal tersebut disebabkan salah satunya karena mahalnya alat sensor EEG. Meskipun demikian, akhir-akhir ini telah beredar di pasaran alat sensor EEG yang relatif murah dan ditargetkan untuk aplikasi konsumen, seperti sensor EEG yang dikembangkan oleh perusahaan NeuroSky. Salah satu keunggulan dari NeuroSky selain harganya yang relatif terjangkau adalah penggunaan sensor kering. Dibandingkan dengan perangkat EEG tradisional berbasis multi-sensor sistem EEG yang menggunakan gel, sensor kering terbukti menjadi lebih nyaman, nyaman dan biaya yang efektif (Luo dan Sullivan, 2010). Belum adanya penelitian ilmiah yang menyebutkan bahwa kelelahan fisik dapat dideteksi menggunakan gelombang otak menjadi motivasi dari penulisan tugas akhir ini. Namun ada penelitian menyebutkan bahwa kantuk seseorang dapat dideteksi dengan gelombang otak (Picot, 2008), dimana kantuk merupakan salah satu ciri dari kelelahan. Dengan demikian, kontribusi yang penulis harapkan adalah memberikan penelitian dasar dalam penelitian kelelahan fisik menggunakan gelombang otak. Gelombang yang diselidiki dalam penelitian ini termasuk alpha rendah, alpha tinggi, beta rendah, beta tinggi dan gelombang theta saja. Dari gelombang kelima akan dicari yang gelombang yang paling berpengaruh dalam menentukan tingkat seseorang kelelahan. A. Kelelahan II. KAJIAN PUSTAKA Kontraksi otot rangka yang lama dan kuat, dimana proses metabolisme tidak mampu lagi meneruskan supply energi yang dibutuhkan serta membuang sisa metabolisme, khususnya asam laktat. Jika asam laktat yang banyak dari persediaan ATP terkumpul, otot akan kehilangan kemampuannya. Terbatasnya aliran darah pada otot ketika berkontraksi, otot menekan pembuluh darah dan membawa oksigen sehingga menyebabkan terjadinya kelelahan (Gempur Santoso, 2004). Konsep kelelahan dewasa ini, sesudah dilakukan percobaan-percobaan yang luas terhadap manusia dan hewan, menyatakan bahwa keadaan dan perasaan kelelahan adalah reaksi fungsional dari pusat kesadaran yaitu cortex cerebri, yang dipengaruhi oleh 2 sistem antagonistik, yaitu sistem

2 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) menghambat (inhibisi) dan sistem penggerak (aktivasi). Sistem penghambat terdapat pada thalamus yang mampu menurunkan kemampuan manusia bereaksi dan menyebabkan kecenderungan untuk mengantuk. Adapun sistem penggerak terdapat dalam formation retikularis yang dapat merangsang pusat-pusat vegetatif untuk konversi ergotropis dari peralatan dalam tubuh kearah bekerja, berkelahi, melarikan diri dan lain-lain (Gempur Santoso, 2004). Maka keadaan seseorang pada suatu saat sangat tergantung kepada hasil kerja diantara 2 sistem antagonis dimaksud.apabila sistem penghambat lebih kuat seseorang dalam keadaan kelelahan. Sebaliknya manakala sistem aktivitas lebih kuat maka seseorang dalam keadaan segar untuk bekerja (Gempur Santoso, 2004). Berdasarkan penyebab terjadinya kelelahan, maka kelelahan dibedakan menjadi 2 yaitu : 1. Kelelahan Fisiologis Kelelahan fisiologis adalah kelelahan yang disebabkan oleh faktor fisik ditempat kerja antara lain oleh suhu dan kebisingan (Singleton, 1989). 2. Kelelahan Mental Kelelahan psikologis adalah kelelahan yang disebabkan oleh faktor psikologis (Singleton, 1989). a. Penyebab Kelelahan Menurut Siswanto (1991) faktor penyebab kelelahan kerja berkaitan dengan : 1. Pengorganisasian kerja yang tidak menjamin istirahat dan rekreasi, variasi kerja dan intensitas pembebanan fisik yang tidak serasi dengan pekerjaan. 2. Faktor Psikologis, misalnya rasa tanggungjawab dan khawatir yang berlebihan, serta konflik yang kronis atau menahun. 3. Lingkungan kerja yang tidak menjamin kenyamanan kerja serta tidak menimbulkan pengaruh negatif terhadap kesehatan pekerja. 4. Status kesehatan dan status gizi. 5. Monoton yaitu pekerjaan atau lingkungan kerja yang membosankan. Menurut Grandjean (1995) penyebab terjadinya kelelahan kerja antara lain sebagai berikut : 1. Intensitas dan lama kerja mental dan fisik. 2. Lingkungan yaitu iklim, penerangan, kebisingan, getaran, dan lain-lain. 3. Circadian rhytm atau jam biologis yaitu jam tidur digunakan untuk kerja. 4. Problem fisik yaitu berupa tanggung jawab, kekhawatiran konflik. 5. Kenyerian dan kondisi kesehatan, tidak fit sehingga cepat lelah. 6. Nutrisi, yaitu apabila nutrisi pekerja kurang maka akan cepat mengalami kelelahan. 7. Kebiasan makan atau tidur tidak teratur. 8. Ketidakseimbangan pada tingkat-tingkat elektrolit darah misalnya sodium, potasium, dan mineral-mineral lainnya. 9. Bertempat tinggal atau bekerja pada daerah yang panas dan lembab. 10. Anemia 11. Pengaruh pilek dan flu yang berlarut-larut. 12. Penyakit-penyakit penyebab infeksi yang luput dari perhatian, seperti monokleosis atau virus Epstein-Barr. 13. Beberapa gangguan endokrin, seperti kelenjar tiroid yang gagal berfungsi sebagaimana mestinya atau gangguan neurologis. 14. Burnout yaitu merusak diri sendiri dengan bekerja terlalu keras. 15. Perubahan yang dihadapkan pada krisis kehidupan yang besar atau keputusan hidup yang sulit seperti perceraian atau ancaman pensiun. 16. Kejenuhan karena hidup terasa monoton atau hilangnya kegairahan dalam rutinitas sehari-hari. 17. Depresi b. Mendeteksi Kelelahan Deteksi atau penilaian kelelahan kerja dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain : a) Kualitas dan kuantitas hasil kerja b) Kuantitas hasil kerja dapat dilihat pada prestasi kerja yang dinyatakan dalam banyaknya produksi persatuan waktu.sedangkan kualitas kerja diperoleh dengan menilai kualitas pekerjaan seperti, jumlah yang ditolak, kesalahan, kerusakan material, dan lain-lain. c) Pencatat perasaan subyektif kelelahan kerja, yaitu dengan cara kuesioner alat ukur perasaan kelelahan kerja d) Pengukuran gelombang listrik pada otak dengan Electroenchepalography (EEG). e) Uji mental, pada metode ini konsentrasi merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk menguji ketelitian dan kecepatan dalam menyelesaikan pekerjaan. Bourdon wiersman test merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk menguji kecepatan, ketelitian, dan konsentrasi. f) Uji psikomotor (Psycomotor test) dapat dilakukan dengan cara melibatkan funsi persepsi, interprestasi dan reaksi motor dengan menggunakan alat digital reaction timer dan flicker fussion. B. Objek Penelitian Objek penelitian yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah seorang supervisor pabrik plastik yang berusia 51 tahun. Individual yang bersangkutan bekerja pada suatu perusahaan yang mengolah biji plastik menjadi lembaran plastik. Cakupan tugasnya meliputi seluruh kegiatan produksi yang berhubungan dengan jalur produksi hingga keluar masuknya barang, dari dan ke perusahaan. Di pagi hari objek penelitian berangkat menuju lokasi perusahaan di lokasi pabrik dari kediamannya yang berjarak kurang lebih 25 km dengan mengendarai sepeda motor selama kurang lebih 40 menit. Jalur yang dilalui adalah jalur utama jalan antar propinsi yang selalu padat setiap harinya terutama di jam-jam mendekati masuk dan pulang perkantoran. Di perusahaan, objek yang bersangkutan banyak menggunakan komputer dan mesin produksi untuk menunjang kelancaran tugasnya. Selain itu objek yang bersangkutan juga dihadapkan dengan meeting-meeting penting setiap harinya yang seringkali memaksa untuk mencurahkan perhatian secara penuh selama beberapa jam. Tugas objek yang bersangkutan juga meliputi berjalan dari

3 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) satu titik ke titik lain di lahan perusahaan yang memiliki luas kurang lebih 33 Ha untuk memeriksa kondisi dan menyelesaikan masalah yang timbul. Jam kerja objek yang bersangkutan rata-rata 10 jam setiap harinya. Di perjalanan pulang, objek yang yang bersangkutan menempuh rute yang sama namun dengan waktu tempuh yang lebih panjang dikarenakan kemacetan lalu lintas. C. Brain Computer Interface Brain Computer Interface adalah perangkat eksternal yang dapat digunakan langsung untuk berkomunikasi dengan otak manusia atau hewan melalui antar muka khusus (silikon Neuron). Signal gelombang yang dihasilkan oleh otak di rekam oleh komponen elektrik yang disebut elektroda yang ditempelkan pada posisi tertentu di kulit kepala yang kemudian terhubung pada perangkat Electroencephalograph (EEG) sehingga dapat diidentifikasi sebagai suatu instruksi yang harus dilakukan oleh organorgan. Elektroensefalografi (EEG) adalah rekaman aktivitas listrik sepanjang kulit kepala yang dihasilkan oleh penembakan neuron dalam otak. EEG mengacu pada rekaman aktivitas spontan elektrik otak dalam waktu singkat, biasanya menit, yang direkam dari beberapa elektroda ditempatkan pada kulit kepala. Sinyal EEG digital disimpan secara elektronik dan dapat disaring untuk menampilkan pada keperluan tertentu. Pengaturan yang spesifik untuk filter high-pass dan lowpass filter adalah 0,5-1 Hz dan Hz, masing-masing. Filter bernilai tinggi biasanya menyaring artefak lambat, seperti sinyal electrogalvanic dan artefak gerakan, sedangkan-low pass filter menyaring artefak frekuensi tinggi,seperti sinyal elektromiografi. Penyaring lekukan tambahan biasanya digunakan untuk menghapus artefak yang disebabkan oleh sambungan daya listrik. Gambar 1 NeuroSky Mobile Headset Pola Gelombang : a) Delta: 0 sd 4 Hz, frontal pada orang dewasa, posterior pada anak-anak; gelombang amplitudo tinggi. b) Theta: 4-7 Hz, Ditemukan di lokasi yang tidak berkaitan dengan tugas di tangan. Telah ditemukan untuk spike dalam situasi di mana seseorang secara aktif berusaha untuk menekan respon atau tindakan c) Alpha: 8-12 Hz, daerah belakang kepala, kedua belah pihak, lebih tinggi di sisi amplitudo dominan. Santai, menutup mata, juga terkait dengan kontrol inhibisi, sepertinya dengan tujuan aktivitas hambat waktu di lokasi yang berbeda di otak d) Beta: Hz, kedua belah pihak, distribusi simetris, paling jelas frontal; gelombang amplitudo rendah. Alert / bekerja, Aktif, berpikir sibuk atau cemas, konsentrasi aktif e) Gamma: Hz, somatosensori korteks. D. NeuroSky MindWave Mobile Headset MindWave Mobile Headset merupakan salah satu perangkat Electroencephalograph. Namun MindWave hanya menggunakan satu sensor kering untuk menangkap sinyal gelombang otak. Sensor tersebut berada d bagian depan headset sehingga ketika dikenakan di kepala akan bersentuhan dengan dahi pengguna. Selanjutnya terdapat penjepit yang akan dihubungkan dengan daun telinga bagian bawah pengguna. MindWave akan dikoneksikan dengan perangkat komputer berbasis Windows maupun Mobile yang bersistem operasi Android sehingga dapat direkan gelombang otak yang tertangkap menjadi beberapa jenis gelombang dan sinyal atensi serta mediasi. Gelombang EEG oleh Neurosky MindWave diklasifikasikan menjadi beberapa jenis sebagaimana terlihat pada tabel 1. Tabel 1 Klarifikasi gelombang NeuroSky Mobile Headset Jenis Delta Teta Low Alfa High Alfa Low Beta High Beta Low Gama High Gama A. Studi Literatur Jangkauan Gelombang 0,5-2,75 Hz 3,5-6,75 Hz 7,5-9,25 Hz 10-11,75 Hz 13-16,75 Hz 18-29,75 Hz 31-39,75 Hz 41-49,75 Hz III. METODOLOGI PENELITIAN Studi literatur yang dilakukan dalam pembuatan tugas akhir ini adalah pembelajaran terhadap literatur terkait yang memuat konsep serta metode yang digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dalam tugas akhir ini. Pembelajaran tersebut dilakukan dengan mencari bahan acuan yang relevan terkait metodologi analisis gelombang Alfa, beta, dan teta pada otak. Literatur yang digunakan didapatkan dari paper atau jurnal terakreditasi, buku, tugas akhir dan tesis, maupun sumber bacaan softcopy yang didapatkan dari internet. B. Pengumpulan Data Untuk mendapatkan informasi dan data yang menunjang penulisan karya tulis ini maka dilakukan pengumpulan data gelombang otak low alfa, high alfa, low beta, high beta, dan teta pada supervisor pabrik dengan metode survei. Survei dilakukan sebelum objek penelitian melakukan pekerjaannya atau pada saat objek hendak berangkat bekerja dan setelah objek selesai dengan pekerjaannya atau saat objek pulang kerja.

4 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) F. Analisis dan Penarikan Simpulan Dengan menggunakan standar akurasi diatas 80% maka jika nilai akurasi lebih tinggi dari 80 % maka metode penelitian ini dapat disimpulkan berhasil dan bisa digunakan sebagai dasar untuk penelitian lanjutan. Namun jika akurasi kurang dari 80% maka metode penelitian ini tidak bisa menjadi landasan untuk pengembangan penelitian lanjutan. Gambar 2 Supervisor pabrik menggunakan NeuroSky Mobile Headset Survei hanya melibatkan satu supervisor pabrik dengan jangka pengambilan data selama 40 kali saat hari kerja saja (Senin-Jumat). Data yang diambil pada saat survei adalah : a) Gelombang low alfa ( low α ) b) Gelombang high alfa ( high α ) c) Gelombang low beta ( low β ) d) Gelombang high beta ( high β ) e) Gelombang teta ( θ ) C. Median Filtering Tahapan ini bertujuan untuk memperhalus data dengan menghilangkan jangkauan gelombang yang terlalu jauh (noise) dengan cara mencari selisih jaraknya dengan nilai median dari jangkauan gelombang dengan rentan jendela 10 detik. Metode median filtering satu dimensi digunakan pada penelitian ini. D. Means Comparison Test E. Bilateral Test Data Gelombang Alfa, Beta, dan Teta yang telah diperhalus dengan median filtering Mengambil rata-rata jendela bergerak dengan rentan 30 detik sebagai acuan yang akan diukur Bilateral Test Mengambil rata-rata jendela pertama dengan rentan 60 detik sebagai patokan awal t = x 1 x 2 s 2 1 n + s n 2 Gambar 3 Skema metode MCT Untuk menetukan perhitungan MCT gelombang otak tergolong dalam kondisi lelah atau tidak lelah, maka dilakukan perbadingan hasil perhitungan MCT dengan batasan standar yang diungkapkan oleh Antoine Picot (2009) dengan rumus: λ = t λ 1 < t < t 1 λ/2 2 Dengan menggunakan ilmu statistik maka λ berada pada rentan 1 5. Selanjutnya hasil dari perhitungan MCT akan dibandingkan dengan hasil pengamatan. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Median Filtering Gelombang otak hasil perekaman data memiliki nilainilai yang berbeda setiap gelombangnya. Namun dalam satu gelombang masih dimungkinkan nilainya terlalu naik turun sehingga tidak terlihat stabilitas gelombang yang diinginkan. Masih terdapat nilai outlier yang muncul dalam data perekaman gelombang. Nilai-nilai outlier ini juga dapat mempengaruhi hasil perhitungan pada akhirnya. Namun belum diketahui seberapa berpengaruh keberadaan outlier tersebut. Oleh karenanya perlu dilakukan dua kali pengolahan data. Cara pertama, data tanpa disaring dan cara kedua data melalui proses penyaringan. Hal tersebut pada akhirnya akan membuktikan sejauh mana pengaruh penyaringan data terhadap proses perhitungan yang menjadi ukuran bagi sistem untuk menentukan keadaan supervisor pabrik lelah atau tidak. Penyaringan data dilakukan dengan metode median filtering. Karena untuk satu kumpulan data hanya terdapat satu variabel yang berpengaruh yaitu jenis gelombang itu sendiri maka median filtering yang dgunakan adalah median filtering satu dimensi. Setelah data tersaring maka data diproses dalam perhitungan MCT. Sedangkan untuk data yang tidak melalui proses penyaringan, data langsung diproses dalam perhitungan MCT. B. Means Comparison Test Dalam perhitungan MCT, data yang tidak disaring dan data yang disaring tidak memiliki perbedaan dalam perhitungannya. Rumus yang sama diterapkan untuk setiap data per gelombangnya. Data gelombang yang direkam di pagi hari dijadikan acuan dalam perhitungan MCT sebagai data gelombang tidak lelah. Sedangkan untuk data gelombang lelahnya digunakan data malam hari. Hasil perhitungan setiap detik dari setiap gelombang berbeda satu sama lain. Nilai yang ditunjukkan berada pada kisaran angka -2 hingga 14, dan semua hasilnya berbentuk desimal yang dibulatkan menjadi tujuh angka dibelakang koma. Terlihat perbedaan hasil hitung yang tidak terlalu jauh antara data gelombang yang disaring dengan data gelombang yang tidak disaring (lihat lampiran). Namun perbedaan tersebut tetap bisa berpengaruh pada tahapan selanjutnya tes bilateral. C. Bilateral Test Ukuran yang digunakan untuk bilateral tes adalah λ = 1 5. Sehingga nilai batas bawah dan atas diketahui dengan berdasar tabel t stastistika. Ukuran tersebut yang kemudian digunakan ukuran bagi sistem untuk menentukan pada detik tertentu seorang supervisor pabrik sedang kelalahan atau tidak. Hasil perhitungan tes bilateral pada data yang disaring menggunakan median filtering tidak menunjukkan pola yang

5 JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) pasti. Munculnya hasil Normal yang berarti kondisi supervisor pabrik tidak lelah hampir sama banyaknya dengan hasil perhitungan yang menunjukkan nilai Lelah untuk data per harinya. Hal serupa juga terjadi pada data yang tidak disaring. Jika dilihat dari segi gelombang, hanyak gelombang tetha dan High Beta yang memiliki kencederungan menunjukkan hasil lelah yang disebutkan pada hipotesis. Metode expert yang dirancang adalah dengan melakukan survei secara fisik berdasarkan kriteria tertentu. Namun metode tersebut belum pernah diujicobakan sebelumnya. Sehingga digunakanlah metode tambahan yang sudah teruji dalam penelitian lain (Thomas, 2009). Metode tambahan tersebut menguji algoritma ((teta+alpha)/beta) dimana bila algoritma tersebut terjadi peningkatan nilai maka kondisi tersebut adalah kondisi lelah. Sehingga dari situ bisa diuji tingkat akurasi metode surve secara fisik yang dirancang dalam penelitian ini dengan metode standar yang sudah diuji. Pengujian yang dilakukan menggunakan metode Receiver Operating Characteristic (ROC). Dalam hasil pengujiannya, metode yang dirancang dalam penelitian ini hanya memiliki akurasi sebesar 58% (lihat tabel 5.1). Tabel 2 Hasil akhir penelitian TP 3495 FP 2382 FN 152 TN 40 Total 6069 Accuracy 60% Sehingga untuk pengujian selanjutnya, yaitu menguji keputusan dari perhitungan tes bilateral apakah keputusan lelah dan normal yang digunakan sudah standar atau tidak dilakukan analisis ROC terhadap survei expert judgement yang dirancang sebelumnya. Dari hasil analisis tersebut akurasi terbaik yang didapat hanya 77% pada gelombang High Beta dengan nilai λ = 5 untuk gelombang dengan penyaringan median filtering. Namun akurasi tersebut tidak sepenuhnya bisa digunakan karena berdasar analisis sebelumnya yang menunjukkan tingkat akurasi survei expert judgement hanya 60%. Oleh karena itu itu mendapatkan hasil objektif dalam penelitian ini, dilakukan analisis tambahan untuk menguji keputusan metode bilateral tes dari MCT. Yaitu dengan pengujinya dengan algoritma standar yang sudah teruji dalam penelitian lain (Thomas, 2009). Hasil dari analisis terhadap alogritma standar tersebut lebih objektif karena algoritma tersebut sudah terbukti bisa mendeteksi lelah. Hasil dari analisis tersebut mengungkap bahwa keputusan dari tes bilateral terhadap MCT memiliki akurasi yang buruk. Tidak satu gelombang pun dengan λ = 1-5 yang memiliki akurasi diatas 60%. Gelombang tetha tercatat sebagai gelombang yang meiliki akurasi paling tinggi yaitu 60%. A. Kesimpulan V. KESIMPULAN DAN SARAN Nilai akurasi perhitungan MCT terhadap keadaan nyata mengenai kelelahan supervisor pabrik yang kurang dari 80% menandakan bahwa metode tersebut tidak dapat digunakan untuk mendeteksi kelahan supervisor pabrik. B. Saran Dari hasil dan proses pengerjaan penelitian ini ada beberapa saran yang bisa ditujukan untuk penelitian selanjutnya, yaitu: 1. Pendalaman studi literatur sehingga mengurangi subjektifitas penelitian 2. Banyak metode lain yang belum diuji untuk mendeteksi kelelahan, sehingga nantinya metode untuk mendeteksi kelalahan bisa lebih akurat VI. DAFTAR PUSTAKA [1] P. Triton, SPSS 13.0 Terapan : Riset Statistik Parametrik, Yogyakarta: Andi Offset, [2] G. Santoso, Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Prestasi Pustaka Publisher, [3] S. P.K., Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan, Gunung Agung, [4] S. C. a. A. C. Antoine Picot, On-Line Automatic Detection of Driver Drowsiness Using a Single, Engineering in Medicine and Biology Society, pp , [5] Singleton W. T., The Mind at Work, Press Syndicate of the University of Cambridge, [6] NeuroSky White Papers, NeuroSky;s esense Meters and Detection of Mental State, September [Online]. [7] K. Crowley, A. Sliney, I. Pitt, and D. Murphy, Evaluating a brain-computer interface to categorise human emotional response, dalam in th IEEE International Conference on Advanced Learning Technologies, 2010, pp [8] NeuroSky White Papers, Brainwave EEG Signal, December [Online]. [9] D. S. Tan and A. Nijholt, Brain-Computer Interfaces: applying our minds to human-computer interaction, Springer, [10] N. Acir, L. Oztura, M. Kuntalp, B. Baklan, and C. Guzelis, Automatic detection of epileptiform events in EEG by a three-stage procedure based on artificial neural networks, IEEE Trans Biomed Eng, vol. 52, no. 1, pp , [11] G. Rebolledo-Mendez, I. Dunwell, E. Martinez-Miron, M. Vargas-Cerdan, S. De Freitas, F. Liarokapis, and A. Garcia-Gaona, Assessing neurosky's usability to detect attention levels in an assessment exercise, dalam Human-Computer Interaction. New Trends, 2009, pp [12] A. Luo and T.J. Sullivan, A user-friendly SSVEPbased brain-computer interface using a time-domain classifier, neural engineering, vol. 7, no. 2, [13] Y. Yasui, A brainwave signal measurement and data processing technique for daily life applications, J Physiol Antropol, vol. 28, no. 3, pp , 2009.

PEMBUATAN SISTEM PENDETEKSI KANTUK DENGAN MENGANALISA GELOMBANG ATTENTION DAN MEDITATION MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE

PEMBUATAN SISTEM PENDETEKSI KANTUK DENGAN MENGANALISA GELOMBANG ATTENTION DAN MEDITATION MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE PEMBUATAN SISTEM PENDETEKSI KANTUK DENGAN MENGANALISA GELOMBANG ATTENTION DAN MEDITATION MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE Indoriko Shin 5209 100 065 Sistem Informasi, ITS 1. PENDAHULUAN 1.2 PerumusanMasalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam penyebab antara lain: berasal dari faktor manusia, faktor

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam penyebab antara lain: berasal dari faktor manusia, faktor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertambahan jumlah kendaraan dan jumlah penduduk menyebabkan peningkatan tingkat kepadatan di jalan raya. Hal ini berakibat pada kemacetan lalu lintas. Kemacetan

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM PENDETEKSI KANTUK DENGAN MENGANALISA GELOMBANG ATTENTION DAN MEDITATION MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE

PEMBUATAN SISTEM PENDETEKSI KANTUK DENGAN MENGANALISA GELOMBANG ATTENTION DAN MEDITATION MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE JURNAL TEKNIK POMITS 1 PEMBUATAN SISTEM PENDETEKSI KANTUK DENGAN MENGANALISA GELOMBANG ATTENTION DAN MEDITATION MENGGUNAKAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE Indoriko Shin, Bambang Setiawan, Hatma Suryotrisongko

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pemantauan Aktivitas Gelombang Otak Secara Real Time Menggunakan Bio Sensor

Rancang Bangun Sistem Pemantauan Aktivitas Gelombang Otak Secara Real Time Menggunakan Bio Sensor Rancang Bangun Sistem Pemantauan Aktivitas Gelombang Otak Secara Real Time Menggunakan Bio Sensor Destyan Sulisetyo Nugroho, Iman Fahruzi 2,2 Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Batam Parkway St-

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Lelah Beberapa ahli mendefinisikan kelelahan kerja adalah : a. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya perasaan lelah, output dan kondisi psikologis yang

Lebih terperinci

Kata kunci: kelelahan, gelombang otak, sinyal alpha, beta dan theta, MCT

Kata kunci: kelelahan, gelombang otak, sinyal alpha, beta dan theta, MCT 1 ANALISIS DAN IDENTIFIKASI SINYAL ALPHA,BETA DAN TETHA MENGGUNAKAN NEUROSKY UNTUK MENDETEKSI KELELAHAN KOGNITIF MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE MEANS COMPARISON TEST (MCT) Rizky Nugraha, Dr.Eng. Febriliyan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awalnya instrument medis yang digunakan oleh para medis sangat sederhana, dan dengan berkembangnya dunia kedokteran dan perangkat elektronik diketahui bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seluruh aktivitas tubuh manusia dikendalikan dan dikuasai oleh otak. Otak manusia mengarahkan seluruh tindakan yang dilakukan oleh manusia. Otak menjadi bagian terpusat

Lebih terperinci

Implementasi Headset NeuroSky MindWave Mobile untuk Mengendalikan Robot Beroda secara Nirkabel

Implementasi Headset NeuroSky MindWave Mobile untuk Mengendalikan Robot Beroda secara Nirkabel Implementasi Headset NeuroSky MindWave Mobile untuk Mengendalikan Robot Beroda secara Nirkabel Yonathan Berith Olam 1, F. Dalu Setiaji 2, Deddy Susilo 3 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Elektronika

Lebih terperinci

Nama : Ricky Shonda Sanjaya NRP :

Nama : Ricky Shonda Sanjaya NRP : IDENTIFIKASI AKTIVITAS MENTAL MANUSIA MENGGUNAKAN KOMBINASI PCA (PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS) DAN JARINGAN SARAF TIRUAN PADA SINYAL EEG (ELECTROENCEPHALOGRAM) Nama : Ricky Shonda Sanjaya NRP : 0622006

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dewasa ini penciptaan video game tidak hanya ditujukan untuk media hiburan saja melainkan juga diperuntukan sebagai media pendidikan bagi berbagai kalangan khususnya

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB 6 HASIL PENELITIAN BAB 6 HASIL PENELITIAN 6.1 Karakteristik Responden Sampel pada penelitian ini adalah seluruh pengemudi travel X-Trans Jakarta dengan trayek Jakarta-Bandung yang berjumlah 60 orang. Namun seiring dengan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan kerja 1. Definisi Kelelahan adalah proses yang mengakibatkan penurunan kesejahteraan, kapasitas atau kinerja sebagai akibat dari aktivitas kerja (Mississauga, 2012) Kelelahan

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. diambil pekerja dalam melakukan pekerjaan (Nurmianto, 2004). Terdapat 3 klasifikasi sikap dalam bekerja :

BAB II LANDASAN TEORI. diambil pekerja dalam melakukan pekerjaan (Nurmianto, 2004). Terdapat 3 klasifikasi sikap dalam bekerja : BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Postur Kerja Postur atau sikap kerja merupakan suatu tindakan yang diambil pekerja dalam melakukan pekerjaan (Nurmianto, 2004). Terdapat 3 klasifikasi sikap

Lebih terperinci

A364. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

A364. JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) A364 Sistem Restorasi Gerak Sendi Siku Menggunakan Functional Electrical Stimulation Erwin Setiawan Widjaja, Achmad Arifin, Fauzan Arrofiqi dan Mohammad Nuh Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri,

Lebih terperinci

Analisis Data EEG pada Beberapa Kondisi menggunakan Metode Dekomposisi dan Korelasi berbasis Wavelet (Dekorlet)

Analisis Data EEG pada Beberapa Kondisi menggunakan Metode Dekomposisi dan Korelasi berbasis Wavelet (Dekorlet) Analisis Data EEG pada Beberapa Kondisi menggunakan Metode Dekomposisi dan Korelasi berbasis Wavelet (Dekorlet) Agfianto Eko Putra 1, Catur Atmaji 2 Program Studi Elektronika & Instrumentasi, Jurusan Ilmu

Lebih terperinci

BAB 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Kelelahan Kelelahan menunjukkan keadaan yang berbeda-beda, tetapi semuanya berakibat kepada pengurangan kapasitas kerja dan ketahanan tubuh. Kelelahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istirahat bagi tubuh dan jiwa, atas kemauan dan kesadaran secara utuh atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istirahat bagi tubuh dan jiwa, atas kemauan dan kesadaran secara utuh atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pola Tidur Tidur diartikan sebagai suatu keadaan berubahnya kesadaran, dimana dengan adanya berbagai derajad stimulus dapat menimbulkan suatu keadaan yang benar-benar

Lebih terperinci

Gambar 1 : Sistem Penempatan Elektoda [1]

Gambar 1 : Sistem Penempatan Elektoda [1] Cara Kerja EEG Rekaman EEG umumnya melalui elektroda yang diletakkan di kulit kepala atau dapat juga ditanam intra kranial. Untuk meningkatkan kontak listrik antara elektroda dan kulit kepala digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang pesat mempermudah manusia dalam mencapai kebutuhan hidup. Hal tersebut telah merambah segala bidang termasuk dalam bidang kedokteran.

Lebih terperinci

Disusun Oleh: Kevin Yogaswara ( ) Meitantia Weni S B ( ) Pembimbing: Ir. Rusdhianto Effendi AK., MT.

Disusun Oleh: Kevin Yogaswara ( ) Meitantia Weni S B ( ) Pembimbing: Ir. Rusdhianto Effendi AK., MT. Disusun Oleh: Kevin Yogaswara (2207 030 006) Meitantia Weni S B (2207 030 055) Pembimbing: Ir. Rusdhianto Effendi AK., MT. PROGRAM STUDI DIII TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Ergonomics. Human. Machine. Work Environment

Ergonomics. Human. Machine. Work Environment ERGONOMI Ergonomics Human Machine Work Environment RANCANGAN YANG ERGONOMIS Fokus Perhatian : MANUSIA dalam Perencanaan Man-Made Objects dan Lingkungan Kerja Tujuan Rancang Bangun dalam Menciptakan Produk,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang I-1

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang I-1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas pendahuluan tugas akhir yang meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, batasan masalah, metodologi dan sistematika pembahasan. I.1 Latar Belakang Manusia masih

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Shift kerja mempunyai berbagai defenisi tetapi biasanya shift kerja disamakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Shift kerja mempunyai berbagai defenisi tetapi biasanya shift kerja disamakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Shift Kerja 2.1.1 Defenisi Shift Kerja Shift kerja mempunyai berbagai defenisi tetapi biasanya shift kerja disamakan dengan pekerjaan yang dibentuk di luar jam kerja biasa (08.00-17.00).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Aktivitas Fisik a. Definisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik

Lebih terperinci

Tidur = keadaan bawah sadar dimana orang tsb dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya

Tidur = keadaan bawah sadar dimana orang tsb dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya Definisi : Tidur = keadaan bawah sadar dimana orang tsb dapat dibangunkan dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan rangsang lainnya Koma = keadaan bawah sadar dimana orang tsb tidak dapat dibangunkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Ergonomi Kata ergonomi berasal dari bahasa Yunani: ergon (kerja) dan nomos (peraturan, hukum). Ergonomi adalah penerapan ilmu ilmu biologis tentang manusia bersama

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KONDISI RILEKS DARI SINYAL EEG MENGGUNAKAN WAVELET DAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

IDENTIFIKASI KONDISI RILEKS DARI SINYAL EEG MENGGUNAKAN WAVELET DAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION Identifikasi Kondisi Rileks dari Sinyal EEG (Ekayama dkk.) IDENTIFIKASI KONDISI RILEKS DARI SINYAL EEG MENGGUNAKAN WAVELET DAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION Rifky Ekayama *, Esmeralda C. Djamal, Agus Komarudin

Lebih terperinci

PEMBUATAN SISTEM PENDETEKSI KANTUK UNTUK PEKERJA SHIFT MALAM DENGAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE MENGGUNAKAN ALAT NEUROSKY MINDWAVE

PEMBUATAN SISTEM PENDETEKSI KANTUK UNTUK PEKERJA SHIFT MALAM DENGAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE MENGGUNAKAN ALAT NEUROSKY MINDWAVE JURNAL TEKNIK POMITS 1 PEMBUATAN SISTEM PENDETEKSI KANTUK UNTUK PEKERJA SHIFT MALAM DENGAN METODE SUPPORT VECTOR MACHINE MENGGUNAKAN ALAT NEUROSKY MINDWAVE Izzat Aulia Akbar, Febriliyan Samopa, Hatma Suryotrisongko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jantung (cardiac) adalah organ di dalam tubuh manusia yang mempunyai fungsi untuk memompa dan mengedarkan darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Elektromiografi (EMG) adalah sebuah teknik yang digunakan untuk merekam aktivitas elektris yang dihasilkan oleh kontraksi otot manusia. EMG didesain dan digunakan untuk

Lebih terperinci

AGAR MENDAPAT LEBIH DARI YANG ENGKAU INGINKAN

AGAR MENDAPAT LEBIH DARI YANG ENGKAU INGINKAN AGAR MENDAPAT LEBIH DARI YANG ENGKAU INGINKAN 11 Februari 2009 Mari kita ubah SKK (Sikap, Konsentrasi dan Komitmen) Pertama : SIKAP Sikap merupakan kependekan dari SI = EMOSI; KA = TINDAKAN; P = PENDAPAT,

Lebih terperinci

EKSTRAKSI FITUR SINYAL ELEKTROENSEFALOGRAF (EEG) UNTUK IDENTIFIKASI UNSPOKEN-SPEECH MENGGUNAKAN EEGLAB

EKSTRAKSI FITUR SINYAL ELEKTROENSEFALOGRAF (EEG) UNTUK IDENTIFIKASI UNSPOKEN-SPEECH MENGGUNAKAN EEGLAB EKSTRAKSI FITUR SINYAL ELEKTROENSEFALOGRAF (EEG) UNTUK IDENTIFIKASI UNSPOKEN-SPEECH MENGGUNAKAN EEGLAB Pembimbing : Ir. Syamsul Arifin, MT. Andi Rahmadiansah, ST. MT. oleh : Bagas Isadewa 2406100077 Teknik

Lebih terperinci

Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandin

Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandin ERGONOMI Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandinavia - Human (factor) engineering atau Personal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia telah ditetapkan lamanya waktu bekerja sehari maksimum adalah 8 jam kerja dan sebalikanya adalah waktu istirahat. Memeperpanjang waktu kerja lebih dari

Lebih terperinci

Deteksi Sinyal Elektromyogram (EMG) Saat Kontraksi Dan Relaksasi Dengan Personal Komputer

Deteksi Sinyal Elektromyogram (EMG) Saat Kontraksi Dan Relaksasi Dengan Personal Komputer Deteksi Sinyal Elektromyogram (EMG) Saat Kontraksi Dan Relaksasi Dengan Personal Komputer Irmalia Suryani Faradisa 1, Pandu Noortyas 2 1,2) Program Studi Teknik Elektro, ITN Malang e-mail: 1) irmaliafaradisa@yahoo.com,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi modern memungkinkan manusia untuk melakukan berbagai hal sepanjang hari. Kehidupan manusia seolah tidak mengenal waktu istirahat. Dalam masyarakat, dikenal

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ( X Print) B-101

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) ( X Print) B-101 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 3, No. 2, (2014) 2337-3520 (2301-928X Print) B-101 Kebisingan di Dalam Kabin Masinis Lokomotif Tipe CC201 Tri Sujarwanto, Gontjang Prajitno, dan Lila Yuwana Jurusan Fisika,

Lebih terperinci

Saya berharap bahwa dengan Paket CD ini anda mendapatkan sesuatu yang mudah dalem meningkatkan kecerdasan anda.

Saya berharap bahwa dengan Paket CD ini anda mendapatkan sesuatu yang mudah dalem meningkatkan kecerdasan anda. Paket CD Brain Booster-Kecerdasan, Konsentrasi, Daya Ingat dan Kreativitas ini adalah Produk Best Seller, anda dapat memilih audio sesuai dengan kebutuhan anda dalam meningkatkan kemampuan otak. Ada 5

Lebih terperinci

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel

Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel 1 Traffic IP Camera untuk Menghitung Kendaraan Roda Empat Menggunakan Metode Luasan Piksel Andi Muhammad Ali Mahdi Akbar, Arief Kurniawan, Ahmad Zaini Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Industri Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negatif timbulnya gangguan perilaku seperti gangguan tidur atau insomnia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negatif timbulnya gangguan perilaku seperti gangguan tidur atau insomnia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejalan dengan kemajuan di berbagai aspek kehidupan, maka tantangan hidup yang akan dihadapi manusia akan semakin berat dan kompleks. Akibat dari hal tersebut,

Lebih terperinci

PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO ELEKTRONIKA

PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO ELEKTRONIKA RANCANG BANGUN SISTEM KOMUNIKASI ANTAR PEMAKAI HELM BERBASIS PENGENALAN WICARA DISUSUN OLEH : YUNUS WICAKSONO SUGIARSO NRP.2208204002 PROGRAM PASCA SARJANA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO ELEKTRONIKA INSTITUT TEKNOLOGI

Lebih terperinci

Kata kunci : profil potensial otak, kebisingan,hipertensi

Kata kunci : profil potensial otak, kebisingan,hipertensi ANALISIS PERUBAHAN PROFIL POTENSIAL OTAK AKIBAT KEBISINGAN PADA PENDERITA HIPERTENSI Istiqomah (080810493), Ir. Welina Ratnayanti, Drs. Tri Anggoro Prijo ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI SINYAL EEG MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN

IDENTIFIKASI SINYAL EEG MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN IDENTIFIKASI SINYAL EEG MENGGUNAKAN KOEFISIEN REGRESI DAN JARINGAN SYARAF TIRUAN Hindarto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo hindartomay@yahoo.com Abstrak Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang dan tujuan pembuatan proyek akhir. Materi yang dibahas adalah latar belakang, tujuan, perumusan masalah, batasan masalah, serta metodologi

Lebih terperinci

SISTEM TELECARDIAC MONITORING EKSTRAKSI DAN TRANSMISI PARAMETER TEMPORAL SINYAL JANTUNG MELALUI KANAL RADIO

SISTEM TELECARDIAC MONITORING EKSTRAKSI DAN TRANSMISI PARAMETER TEMPORAL SINYAL JANTUNG MELALUI KANAL RADIO SISTEM TELECARDIAC MONITORING EKSTRAKSI DAN TRANSMISI PARAMETER TEMPORAL SINYAL JANTUNG MELALUI KANAL RADIO Norma Hermawan 1), Muh. Farid Retistianto 2), Achmad Arifin 3) 1),3 ) Teknik Biomedik, Institut

Lebih terperinci

SEJARAH & PERKEMBANGAN

SEJARAH & PERKEMBANGAN Amalia, ST., MT. SEJARAH & PERKEMBANGAN ERGONOMI Suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Defenisi Kelelahan Konsep mengenai kelelahan sering ditemui pada pengalaman pribadi, kata kelelahan digunakan untuk menunjukan kondisi yang berbeda yaitu semua yang menyebabkan

Lebih terperinci

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 2, (2012) ISSN: 2301-9271 1 Pengembangan Model Regenerative Brake pada Sepeda Listrik untuk Menambah Jarak Tempuh dengan Variasi Alifiana Buda Trisnaningtyas, dan I Nyoman

Lebih terperinci

KLASIFIKASI DAN EKSTRAKSI SINYAL EEG-P300 MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR MACHINE

KLASIFIKASI DAN EKSTRAKSI SINYAL EEG-P300 MENGGUNAKAN SUPPORT VECTOR MACHINE 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otak merupakan organ yang sangat penting pada manusia, dimana otak memiliki kemampuan untuk mengendalikan setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. darah. Penyakit Jantung (cardiovascular disease) adalah setiap kondisi yang

BAB I PENDAHULUAN. darah. Penyakit Jantung (cardiovascular disease) adalah setiap kondisi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jantung merupakan organ tubuh yang paling fungsional karena peranannya sebagai pemompa darah agar dapat mengalir ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah. Penyakit

Lebih terperinci

EMOTIV EPOC SOP. BRAIN COMPUTER INTERFACE & SCIENTIFIC CONTEXTUAL EEG Laboratorium Biofisika Institut Teknologi Bandung

EMOTIV EPOC SOP. BRAIN COMPUTER INTERFACE & SCIENTIFIC CONTEXTUAL EEG Laboratorium Biofisika Institut Teknologi Bandung EMOTIV EPOC SOP BRAIN COMPUTER INTERFACE & SCIENTIFIC CONTEXTUAL EEG Laboratorium Biofisika Institut Teknologi Bandung SOP No. Prepared By: Signature Date Description 01/A/Biofis/XII/2014 Yudiansyah Akbar

Lebih terperinci

PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI AWAL KETEGANGAN (STRESS) PADA MANUSIA BERBASIS PC DIUKUR DARI SUHU TUBUH, KELEMBABAN KULIT DAN DETAK JANTUNG TUGAS AKHIR

PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI AWAL KETEGANGAN (STRESS) PADA MANUSIA BERBASIS PC DIUKUR DARI SUHU TUBUH, KELEMBABAN KULIT DAN DETAK JANTUNG TUGAS AKHIR PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI AWAL KETEGANGAN (STRESS) PADA MANUSIA BERBASIS PC DIUKUR DARI SUHU TUBUH, KELEMBABAN KULIT DAN DETAK JANTUNG TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang semakin berkembang dan peningkatan berbagai macam teknologi yang memudahkan semua kegiatan, seperti diciptakannya remote control, komputer,

Lebih terperinci

EMOSI merupakan salah satu fitur penting dan kompleks

EMOSI merupakan salah satu fitur penting dan kompleks 1 Klasifikasi Emosi Berdasarkan Gelombang Otak Sinyal EEG Menggunakan Metode k-nearest Neighbour Imania Puspita Sari 1, Dr. Diah Puspito W, ST., M.Sc. 1 and Dr. Ir. Yoyon Kusnendar S, M.Sc. 1 1 Departmen

Lebih terperinci

Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Abstraksi

Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan. Fakultas Psikologi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Abstraksi STUDI PENDAHULUAN MENGUJI PERBEDAAN KETEGANGAN OTOT ANTARA JENIS KELAMIN, USIA, DAN SUBJEK YANG NOR- MAL DENGAN YANG MENGALAMI KELUHAN NYERI KEPALA DAN PUNDAK Siswanto dan Florentinus Budi Setiawan Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100 meter sampai dengan 400 meter (Yoyo, 2000). Lari sprint 100 meter merupakan nomor lari jarak

Lebih terperinci

POKOK BAHASAN IX IX. PENGGUNAAN ENERGI MEKANIK PADA TERNAK KERJA. Mengetahui proses metabolisme dan dinamika fisiologi pada ternak kerja

POKOK BAHASAN IX IX. PENGGUNAAN ENERGI MEKANIK PADA TERNAK KERJA. Mengetahui proses metabolisme dan dinamika fisiologi pada ternak kerja Tatap muka ke : 13 POKOK BAHASAN IX IX. PENGGUNAAN ENERGI MEKANIK PADA TERNAK KERJA Tujuan Instruksional Umum : Memberikan pengetahuan tentang penggunaan energi mekanik yang dihasilkan dari proses metabolisme

Lebih terperinci

STUDI KOMPARASI DAMPAK PENGGUNAAN AC (AIR CONDITIONING) PADA BUS TERHADAP TINGKAT KELELAHAN PENGEMUDI

STUDI KOMPARASI DAMPAK PENGGUNAAN AC (AIR CONDITIONING) PADA BUS TERHADAP TINGKAT KELELAHAN PENGEMUDI STUDI KOMPARASI DAMPAK PENGGUNAAN AC (AIR CONDITIONING) PADA BUS TERHADAP TINGKAT KELELAHAN PENGEMUDI (studi pada pengemudi Bus Jurusan Tasikmalaya-Bandung PT. Hs Budiman 45 Tasikmalaya) Oleh : Rena Meiliani,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Ergonomi a. Pengertian Ergonomi adalah ilmu, penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan dengan baik dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Alas kaki tak hanya memengaruhi penampilan seseorang, juga kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Alas kaki tak hanya memengaruhi penampilan seseorang, juga kesehatan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alas kaki tak hanya memengaruhi penampilan seseorang, juga kesehatan. Pasalnya, pemakaian alas kaki yang tidak baik ternyata dapat menimbulkan masalah bagi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Pengertian Kelelahan Kelelahan adalah suatu kondisi yang disertai penurunan efisiensi dan kebutuhan dalam bekerja (Maulidi, 2012). Kelelahan

Lebih terperinci

4.2.3 UJI PROTEKSI TERHADAP ARUS LISTRIK RATA RATA BERLEBIH

4.2.3 UJI PROTEKSI TERHADAP ARUS LISTRIK RATA RATA BERLEBIH maksimum 1,54%. Nilai kesalahan rata-rata kurang dari 1% ini menunjukkan proteksi terhadap muatan listrik berlebih memadai untuk diterapkan pada sistem terapeutik. Tetapi data kesalahan maksimum yang mencapai

Lebih terperinci

Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan

Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan Kebisingan Kereta Api dan Kesehatan Salah satu jenis transportasi darat yang cukup diminati oleh masyarakat adalah kereta api. Perkeretaapian tidak saja memberi dampak yang positif bagi masyarakat sekitarnya,

Lebih terperinci

Pola Tidur Diabetasi Efektif dan Konsisten

Pola Tidur Diabetasi Efektif dan Konsisten Pola Tidur Diabetasi Efektif dan Konsisten Yang Pola Tidur Diabetasi Yang Efektif dan Konsisten. Tidur merupakan kebutuhan yang diperlukan tubuh kita sebagai mahkluk hidup. Setiap orang memiliki rutinitas,

Lebih terperinci

Pengukuran Kelelahan Shift Kerja Pada Pekerja Pabrik Kelapa Sawit PT. BGR Jambi

Pengukuran Kelelahan Shift Kerja Pada Pekerja Pabrik Kelapa Sawit PT. BGR Jambi Pengukuran Kelelahan Shift Kerja Pada Pekerja Pabrik Kelapa Sawit PT. BGR Jambi Diana Chandra Dewi 1, Julianus Hutabarat 2, Prima Vitasari 3 1,2,3) Program Studi Teknik Industri S-2, Pascasarjana, Institut

Lebih terperinci

OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Studi Kasus: Sinyal EEG

OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Studi Kasus: Sinyal EEG OPTIMASI RANCANGAN FILTER BANDPASS AKTIF UNTUK SINYAL LEMAH MENGGUNAKAN ALGORITMA GENETIK Studi Kasus: Sinyal EEG Oleh : Ellys Kumala P (1107100040) Dosen Pembimbing Dr. Melania Suweni Muntini, MT JURUSAN

Lebih terperinci

Perancangan Simulator EKG (Elektronik Kardiogra) Menggunakan Software Proteus 8.0

Perancangan Simulator EKG (Elektronik Kardiogra) Menggunakan Software Proteus 8.0 Perancangan Simulator EKG (Elektronik Kardiogra) Menggunakan Software Proteus 8.0 Suroso Andrianto dan Laela Sakinah Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik Multimedia Cendekia Abditama Tangerang, Indonesia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI digilib.uns.ac.id 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Status Gizi a. Pengertian Status Gizi Status Gizi adalah suatu keadaan tubuh yang diakibatkan oleh keseimbangan antara asupan zat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang yang memiliki jiwa profesional akan melakukan pekerjaan yang dimilikinya dengan penuh suka cita dan bersedia dalam pekerjaannya serta mampu menjadi pekerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat semakin sadar terhadap pentingnya olahraga bagi kesehatan tubuh. Di berbagai kota besar sudah mulai banyak bermunculan pusatpusat kebugaran tubuh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Standar Prosedur Operasional Penggunaan Alat. Sebelum menggunakan alat non-contact thermometer ini ada beberapa hal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Standar Prosedur Operasional Penggunaan Alat. Sebelum menggunakan alat non-contact thermometer ini ada beberapa hal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Standar Prosedur Operasional Penggunaan Alat Sebelum menggunakan alat non-contact thermometer ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan yaitu: 1. Lihatlah lensa sensor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis,

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan gangguan fisiologis, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Badan kesehatan dunia (WHO) melaporkan, tahun 1988 terdapat 8-12% penduduk dunia menderita dampak kebisingan dalam berbagai bentuk (Nanny, 2007). Bising dengan intensitas

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM ERGONOMI II

BUKU PANDUAN PRAKTIKUM ERGONOMI II BUKU PANDUAN PRAKTIKUM ERGONOMI II PROGRAM D4 KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 BUKU PANDUAN PRAKTIKUM ERGONOMI II SEMESTER III TIM PENYUSUN :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sleep apnea merupakan gangguan tidur yang berkaitan dengan pernafasan dan umumnya terjadi pada orang dewasa [1-2]. Diestimasikan 4% pria dan 2% wanita di dunia menderita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan kota-kota besar di Indonesia, mengalami kemajuan yang cukup pesat dalam berbagai bidang, seperti dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pariwisata.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi selalu mengalami perkembangan dari tahun ke tahun salah satunya telepon genggam yang semakin canggih, dari era telepon rumah dengan switching yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam metode penelitian ini dijelaskan bagaimana proses pendeteksian kebohongan menggunakan metode SVM untuk sinyal EEG. Metode penelitian dapat dilihat

Lebih terperinci

Gambar 7 Langkah-langkah penelitian

Gambar 7 Langkah-langkah penelitian 24 3 METODE PENELITIAN Pada berbagai penelitian sudah ditemukan getaran berpengaruh terhadap performansi manusia, namun sejauh apa pengaruhnya belum diketahui. Penelitian ini menganalisa efek akselarasi

Lebih terperinci

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1 JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) 1-6 1 PENGGUNAAN TERMOKOPEL TIPE K BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA16 UNTUK MENGUKUR SUHU RENDAH DI MESIN KRIOGENIK Sigit Adi Kristanto, Bachtera Indarto

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Masa Kerja Masa kerja dihitung dari hari pertama masuk kerja sampai dengan saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Media Sosial a. Pengertian Media Sosial Media sosial adalah sebuah sarana yang dibuat untuk memudahkan interaksi sosial dan komunikasi dua arah. Dengan semua

Lebih terperinci

EKSTRASI CIRI SINYAL EPILEPSI MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM

EKSTRASI CIRI SINYAL EPILEPSI MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM EKSTRASI CIRI SINYAL EPILEPSI MENGGUNAKAN FAST FOURIER TRANSFORM Hindarto 1, Ade Efiyanti 2 1, 2 Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Sidoarjo, Jawa Timur (E-mail: hindarto@umsida.ac.id,

Lebih terperinci

SARAH ASTITI

SARAH ASTITI PENGEMBANGAN APLIKASI MOBILE PEMBACA BARCODE SATU DIMENSI BERBASIS IOS DALAM MENAMPILKAN INFORMASI FITUR PADA PRODUK ELEKTRONIK (STUDI KASUS TOKO RETAIL ELEKTRONIK BEST DENKI) SARAH ASTITI 5208100029 PEMBIMBING

Lebih terperinci

ANDRIYANTI NIM : D

ANDRIYANTI NIM : D TUGAS AKHIR PENGUKURAN KELELAHAN DENGAN ALAT REACTION TIMER DAN PENGARUH KELELAHAN TERHADAP PRODUKTIVITAS PADA TENAGA KERJA BAGIAN PENJAHITAN (Studi Kasus : PT. PANJI DANANJAYA Sragen) Disusun dan Diajukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, lahan parkir menjadi kebutuhan utama pengguna kendaraan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini, lahan parkir menjadi kebutuhan utama pengguna kendaraan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, lahan parkir menjadi kebutuhan utama pengguna kendaraan, terutama di kota-kota besar. Pada tempat-tempat yang ramai dikunjungi, untuk memudahkan dokumentasi

Lebih terperinci

Analisis dan Perancangan Aplikasi Penuntun Jalan dengan Perintah Suara Berbahasa Indonesia pada Perangkat Bergerak Berbasis Android

Analisis dan Perancangan Aplikasi Penuntun Jalan dengan Perintah Suara Berbahasa Indonesia pada Perangkat Bergerak Berbasis Android JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Analisis dan Perancangan Aplikasi Penuntun Jalan dengan Perintah Suara Berbahasa Indonesia pada Perangkat Bergerak Berbasis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adli Hakama, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adli Hakama, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga dari sudut pandang ilmu faal olahraga adalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan lingkungan menyatakan bahwa setiap manusia mengupayakan kesehatan lingkungan yang salah satunya, lingkungan

Lebih terperinci

Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut

Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut Konsep kenyamanan Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut didukung oleh Kolcaba yang mengatakan

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, batasan masalah, asumsi serta sistematika penulisan yang digunakan dalam penyusunan

Lebih terperinci

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON

SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 7 No. 3 Edisi September 2012 105 SISTEM PENGENALAN KARAKTER DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN ALGORITMA PERCEPTRON Anindita Septiarini Program Studi Ilmu Komputer FMIPA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya (Potter & Perry,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya (Potter & Perry, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istirahat atau tidur yang cukup merupakan kebutuhan setiap orang agar tubuh dapat berfungsi secara normal. Maslow mengatakan kebutuhan fisiologis dasar manusia terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ditengah kesibukan kota Jakarta sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia, adalah sebuah hal yang mutlak apabila segala sesuatu harus dilakukan dengan cepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat transportasi yang aman dan nyaman. Salah satu mode transportasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan alat transportasi yang aman dan nyaman. Salah satu mode transportasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor transportasi menjadi salah satu tolok ukur dalam menentukan perkembangan sebuah negara. Sektor transportasi harus memiliki sistem manajemen yang sangat baik

Lebih terperinci

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or

BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or BAHAN AJAR GIZI OLAHRAGA DEHIDRASI Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or Dehidrasi adalah gangguan keseimbangan cairan atau air pada tubuh. Penyebabnya adalah pengeluaran air/cairan lebih banyak daripada pemasukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kereta api merupakan sarana transportasi darat yang paling sering digunakan oleh penduduk Indonesia untuk berpergian dari kota yang satu ke kota yang lain, baik untuk

Lebih terperinci