Gambar 7 Langkah-langkah penelitian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Gambar 7 Langkah-langkah penelitian"

Transkripsi

1 24 3 METODE PENELITIAN Pada berbagai penelitian sudah ditemukan getaran berpengaruh terhadap performansi manusia, namun sejauh apa pengaruhnya belum diketahui. Penelitian ini menganalisa efek akselarasi getaran dari nilai rendah sampai tinggi dan menganalisa pengaruh arah getaran terhadap aspek fisiologi, psikologi, dan motorik manusia. Penelitian ini juga akan mengkaji pola respon manusia berdasarkan kenaikkan nilai akselarasi getaran. Hal ini merupakan novelty dalam penelitian ini. Penelitian terdahulu hanya melihat efek getaran tanpa membedakan akselarasi dan arahnya. Penelitian dilakukan di dalam laboratorium menggunakan simulator getaran yang sudah dirancang dalam penelitian pendahuluan. Getaran mekanik dibangkitkan mendekati getaran yang terjadi di dalam pabrik gula dengan nilai akselarasi antara 1 sampai 10 m/s 2 dan frekuensi yang diteliti di bawah 50 Hz. Simulator dapat membangkitkan getaran dalam dominan arah horizontal dan dominan arah vertikal. Penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu membangun simulator, simulasi, dan terakhir pengolahan dan analisis data. Membangun simulator dilakukan di Bengkel Metanium Departemen Teknik Mesin dan Biosistem IPB. Simulasi getaran dilakukan di Laboratorium Ergonomika Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Tiga tahapan langkahlangkah penelitian diuraikan pada Gambar Perancangan Simulator Perancangan simulator dilakukan dalam beberapa tahap yaitu : pengumpulan konsep rancangan dan pembuatan sketsa rancangan, perancangan mesin, dan pengujian mesin. Perancangan simulator diuraikan lebih detil dalam Bab Rancangan Simulator Getaran dengan Output Getaran dalam Arah Dominan Vertikal dan Horizontal. 2. Simulasi getaran Simulasi dilakukan selama bulan Oktober 2012 dengan 14 orang responden semuanya laki-laki dengan rentang usia 20 sampai 33 tahun. Responden adalah mahasiswa program S1 dan S2 dan karyawan Departemen Teknik Mesin dan Biosistem IPB. Responden duduk di atas meja getar sehingga terpapar getaran dalam bentuk Whole Body Vibration. Selama simulasi responden terpapar getaran dan kebisingan. 3. Pengolahan dan analisis data Pengolahan data terdiri atas dua bagian. Bagian pertama melihat efek getaran dari nilai rata-rata getaran dalam bentuk Root Mean Square akselarasi (a RMS ). Bagian kedua melihat efek arah getaran terhadap fisiologi, psikologi, dan performansi manusia.

2 Gambar 7 Langkah-langkah penelitian 25

3 26 Hipotesis dan Variabel Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian eksploratif karena mengkaji lebih dalam teorema yang sudah ada, sehingga tidak menguji suatu hipotesis. Teorema yang akan dikaji lebih dalam adalah WBV berpengaruh terhadap kelelahan, energi (Griffin 1990), waktu respon (Newell 2008) dan ketidaknyamanan (Hacaambwa 2007). Dependent variable dalam penelitian ini adalah kelelahan, energi, waktu respon, dan tingkat ketidaknyamanan. Dalam penelitian ini variabel kelelahan dilambangkan dengan y 1, energi dengan y 2, waktu respon dengan y 3, dan ketidaknyamanan dengan y 4, Sedangkan independent variable adalah nilai akselarasi dalam bentuk rms acceleration dilambangkan dengan a. Prosedur Percobaan Percobaan di laboratorium dilakukan pada simulator yang membangkitkan getaran dalam arah translational. Simulator dibuat berupa meja yang bergetar pada berbagai arah dan besaran. Di atas meja getar ditempatkan kursi kerja yang ikut bergetar bersama getaran meja, seperti yang banyak terjadi di dalam pabrik. Getaran meja getar arah vertikal sesuai posisi vertikal responden yaitu arah naik turun, sedangkan arah horizontal adalah arah depan-belakang (fore-aft) dari responden. Sebanyak 14 orang responden bekerja diatas simulator dalam tujuh akselarasi getaran, dengan masing-masing kondisi getaran selama lima menit sehingga total waktu simulasi per-responden adalah tiga puluh lima menit. Setiap selesai lima menit proses simulasi satu kondisi getaran akan diselingi dengan istirahat selama sepuluh menit untuk menghilangkan kelelahan akibat kondisi pertama. Waktu sepuluh menit istirahat yang dilakukan responden pertama paralel dengan simulasi lima menit responden kedua ditambah lima menit waktu penggantian puli. Responden yang bekerja diatas meja tersebut terpapar akselarasi dalam bentuk Whole Body Vibration (WBV). Sekali simulasi dilakukan dengan dua responden yaitu R1 dan R2 secara bergantian. Penggantian arah getar pada simulator membutuhkan waktu 20 menit. Skedul waktu sekali simulasi seperti terlihat pada Gambar 8. menit ke R1 V1 V2 V3 H1 H2 H3 N R2 V1 P V2 P V3 A H1 P H2 P H3 N Keterangan : V adalah simulasi getaran dominan arah vertikal H adalah simulasi getaran dominan arah horizontal N adalah kondisi tanpa getaran P Proses penggantian puli A Proses penggantian arah getaran Gambar 8 Skedul simulasi getaran dalam satu kali jalan

4 Pengukuran getaran dilakukan langsung pada kursi operator. Selama simulasi, responden melakukan kegiatan pengoperasian komputer sebagai ganti kegiatan pengontrolan mesin yang banyak dilakukan operator di dalam pabrik. Program komputer yang dijalankan berisi simulasi untuk menguji waktu respon manusia. Selama lima menit simulasi satu kondisi getaran, dua menit pertama digunakan untuk merasakan dan beradaptasi terhadap getaran. Berdasarkan Marjanen (2010) dibutuhkan waktu selama 5 detik untuk periode penyesuaian pada operator yang terpapar getaran. Tiga menit berikutnya responden melakukan simulasi waktu respon. Gambar 9 merupakan skema proses simulasi. 27 Gambar 9 Skema proses simulasi Sampling Responden Responden adalah laki-laki berusia antara 20 sampai 33 tahun. Pada rentang ini manusia berada dalam usia produktif. Usia berpengaruh terhadap performansi, sedang jenis kelamin berpengaruh terhadap aspek psikologi (Shibata 2012). Wanita cenderung lebih merasa tidak nyaman terhadap getaran, hal ini disebabkan karena kecenderungan pekerjaan yang diminati wanita adalah pekerjaan yang tidak mengeluarkan banyak tenaga dan tidak menyukai pekerjaan permesinan, berbeda dengan pria yang lebih banyak menyukai pekerjaan

5 28 permesinan. Faktor usia berpengaruh terhadap kecepatan respon dan fisiologi. Waktu respon akan lebih lama dan kelelahan fisik lebih tinggi dengan bertambahnya umur di atas usia tiga-puluhan tahun. Untuk mengurangi pengaruh aspek usia dan psikologis maka semua responden dipilih berjenis kelamin lakilaki, dengan rentang umur 20 sampai 33 tahun. Sebelum melakukan simulasi responden memahami proses dan tingkat kondisi getaran yang akan dilalui. Panduan dalam penggunaan manusia sebagai responden dalam penelitian belum ada di Indonesia, namun penelitian ini mempertimbangkan efek simulasi terhadap manusia dengan mengacu kepada panduan yang dikeluarkan oleh National Health and Medical Research Council (2007,) Canberra Australia. Dalam panduan tersebut disebutkan antara lain, tujuan penelitian dan manfaatnya bagi manusia harus dinyatakan dengan jelas, sudah terdapat literatur tentang bidang penelitian, dan sudah ada penelitianpenelitian sejenis yang sudah pernah dilakukan. Sedangkan dari sisi responden dinyatakan antara lain : efek simulasi terhadap responden harus diminimasi, tidak ada paksaan dalam perekrutan responden, tidak ada eksploitasi terhadap responden, responden mengetahui efek dan keuntungan dari simulasi, dan terjaganya prifasi responden. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan getaran dapat mengakibatkan rasa tidak nyaman (Hacaambwa 2007), meningkatkan denyut jantung sampai kondisi kerja ringan (Griffin 1990), mengganggu keseimbangan (Mani 2010), dan meningkatkan kecepatan respon ((Newell 2008). Minimasi resiko yang mungkin terjadi dilakukan dengan melakukan satu kali simulasi getaran dalam waktu singkat yaitu lima menit dan dipastikan responden yang dipilih dalam kondisi sehat. Responden juga tidak mempunyai masalah dengan otot dan gangguan syaraf. Persetujuan responden untuk mengikuti simulasi dan pernyataan kondisi kesehatan dinyatakan dalam lembaran screening test yang diisi sebelum simulasi. Lembar screening test ini terdapat pada Lampiran 1. Data semua responden dalam penelitian ini disajikan dalam Lampiran 2. Pengukuran Terdapat lima jenis data yang dikumpulkan selama tiga puluh lima menit simulasi yaitu data akselarasi getaran, denyut jantung, tingkat kelelahan, ketidaknyamanan, dan kecepatan respon. Pengukuran getaran menggunakan accelerometer tipe dual channel data collector dan pemasangan sensor menggunakan magnet. Pada tempat duduk responden ditempelkan lempengan besi sebagai tempat pemasangan sensor magnet. Setiap simulator menjalankan satu kondisi getaran, pengukuran dengan accelerometer dilakukan dua kali untuk mendapatkan getaran pada ketiga arah getar. Tingkat kelelahan diukur secara psikofisika dilihat dari kemampuan mata responden melihat kedipan lampu menggunakan flicker. Psikofisika merupakan suatu metoda yang berhubungan dengan penilaian yang diberikan manusia berdasarkan kondisi fisik stimulus. Setiap selesai satu kondisi getaran selama lima menit, responden turun dari simulator getaran dan melakukan tes flicker. Manusia mempunyai kemampun melihat kedipan pada frekuensi di bawah 50 Hz. Kelelahan akan menurunkan kemampuan manusia melihat kedipan. Saat

6 menggunakan flicker kemampuan melihat kedipan dilakukan dalam dua kombinasi perubahan frekuensi. Pertama responden akan melihat lampu yang tidak berkedip dengan penglihatan mata normal karena aktualnya berkedip dengan frekuensi 60 Hz kemudian frekuensi lampu di dalam flicker menurun dan berhenti saat mata bisa mendeteksi terjadinya kedipan pada lampu tersebut. Frekuensi ini disebut frekuensi pertama. Berikutnya pengukuran dilakukan kembali dengan arah kebalikan. Responden melihat kedipan lampu didalam flicker mulai dari frekuensi 10 Hz, kedipan akan bertambah cepat dengan naiknya frekuensi dan berhenti saat mata normal tidak dapat melihat kedipan lampu di dalam flicker. Frekuensi ini disebut frekuensi kedua. Kemampuan melihat responden adalah nilai rata-rata kedua frekuensi. Waktu respon akan terekam langsung pada komputer selama kegiatan simulasi. Simulasi berisi stimulus berupa gambar yang muncul dalam posisi dan ukuran berbeda di layar komputer dan dalam interval waktu acak. Setiap muncul gambar responden akan bereaksi dengan menekan mouse komputer. Mouse dan mause pad ditempatkan di atas paha responden untuk memudahkan gerakan. Reaksi hanya berupa klik tanpa mengikuti posisi munculnya gambar, sehingga meminimasi waktu gerakan. Waktu respon (response time) merupakan penjumlahan dari waktu reaksi (reaction time) dan waktu gerakan (movement time). Waktu reaksi adalah waktu yang dibutuhkan manusia untuk menanggapi stimulus mulai dari munculnnya stimulus sampai dimulainya gerakan menanggapi stimulus tersebut. Dan waktu gerakan adalah waktu melakukan gerakan sebagai tanggapan terhadap stimulus, dalam penelitian ini gerakan menanggapi hanya berupa satu ketukan pada mouse komputer, tanpa mengikuti lokasi munculnya stimulus di layar komputer. Tampilan uji waktu respon di layar komputer seperti pada Gambar 10. Gambar kucing adalah stimulus visual tanpa stimulus auditory yang muncul dalam interval waktu dan posisi acak, dan ukuran yang berbeda-beda. 29 Gambar 10 Tampilan pada layar komputer untuk uji waktu respon

7 30 Simulasi tanpa getaran dilakukan pada bagian akhir simulasi, setelah responden menjalani simulasi dengan getaran. Secara psikologis orang akan berusaha bertahan terhadap gangguan lingkungan. Simulasi tanpa getaran dilakukan pada bagian akhir agar responden memiliki kondisi psikologis dalam keadaan prima. Rata-rata denyut jantung diukur menggunakan heart rate monitor. Selama simulasi rata-rata denyut jantung responden selalu dimonitor. Heart rate monitor diset merekam data denyut jantung per-lima detik. Data denyut jantung kondisi istirahat diambil dari rekaman data heart rate pada kondisi stabil saat istirahat. Ketidaknyamanan merupakan penilaian subjektif yang dilakukan oleh responden terhadap getaran yang dirasakan. Penilaian ketidaknyamanan dilakukan menggunakan kuesioner. Responden diminta menilai tingkat ketidaknyamanan yang dirasakan setelah terpapar satu kondisi akselarasi selama lima menit. Tingkat ketidaknyamanan berupa skala antara 0 sampai 10, nilai 0 untuk nyaman, 5 untuk tidak nyaman dan 10 sangat tidak nyaman. Setelah selesai simulasi menggunakan meja getar setiap responden akan melakukan latihan step test sebanyak empat kali ulangan, setiap ulangan selama 5 menit. Ritme kecepatan langkah yang diukur yaitu 15 siklus/menit, 20 siklus/menit, 25 siklus/menit, dan 30 siklus/menit. Kecepatan langkah diatur menggunakan metronome. Setiap selesai satu kali ulangan responden istirahat selama lima menit. Pengukuran denyut jantung dilakukan selama latihan step test untuk mendapatkan pola hubungan denyut jantung dan energi setiap responden. Pengolahan Data Pengolahan data performansi manusia didasarkan pada pengaruh akselarasi getaran. Dua ukuran getaran menilai getaran dalam dua pendekatan berbeda, yaitu frekuensi dan magnitudo. Pengukuran magnitudo getaran berupa amplitudo, kecepatan, dan akselerasi. Akselerasi merupakan pengukuran yang lebih teliti karena menilai perubahan getaran per-detik. Analisa pengaruh getaran berdasarkan frekuensi sudah banyak diteliti, analisa berdasarkan akselarasi masih sangat sedikit diteliti. Keempat variabel penelitian berupa aspek fisiologi yaitu energi, aspek psikologi berupa kelelahan dan ketidaknyamanan, dan performansi manusia berupa waktu respon diolah dan dikategorikan berdasarkan rms akselarasi getaran dan kemudian dianalisa pengaruh kenaikan nilai akselarasi getaran terhadap masing-masing variabel tersebut. Tiga variabel penelitian yang berubah sesuai perubahan nilai akselarasi yaitu energi, ketidaknyamanan, dan kecepatan reaksi dianalisa lebih jauh berdasarkan pengaruh arah getaran. Data akselarasi getaran dihitung dari nilai root mean square (rms) yaitu akar pangkat dua dari kuadrat setiap arah getar. Getaran merambat kepada responen melalui tempat duduk, sandaran kursi, dan kaki. Getaran yang diperhitungkan hanya yang merambat melalui tempat duduk responden, karena efek rambatan dari sandaran punggung dan kaki kurang dari 1.6%. Nilai Crest factor dihitung untuk melihat adanya getaran kejut. Jika terdapat getaran kejut maka nilai akselarasi getaran dihitung berdasarkan nilai Vibration Dose Value (VDV). Getaran kejut tidak terjadi dalam simulasi ini karena simulator tidak

8 dirancang untuk menghasilkan getaran kejut, dibuktikan dengan nilai crest factor kuang dari 9. Metode yang digunakan untuk kalibrasi pengukuran denyut jantung menjadi energi kerja adalah dengan menggunakan metoda step test. Dengan metode ini diusahakan suatu ukuran beban kerja dengan hanya mengubah tinggi bangku step test dan intensitas langkah. Denyut jantung sebanding dengan konsumsi oksigen. Rata rata denyut jantung pada saat melakukan step test dihubungkan dengan besarnya energi kerja yang digunakan saat step test tersebut dan dicari persamaan liniernya. Setiap responden mempunyai rumus konsumsi energi berdasarkan hasil step test masing-masing, karena pola konsumsi energi setiap individu akan berbeda tergantung kepada umur, jenis kelamin, aktifitas sehari-hari, berat badan, status nutrisi, motivasi dan lain-lain. Persamaan linier yang didapat digunakan dalam mencari besarnya energi pada saat terpapar getaran. Beban kerja yang pasti dapat diketahui dengan mengkalibrasikan antara kurva denyut jantung saat terpapar getaran dengan denyut jantung saat step test. 31 Pengaruh Getaran terhadap Aspek Fisiologi, Motorik dan Psikologi Manusia Aspek fisiologi mengenai bagaimana tubuh manusia dapat berfungsi agar dapat bertahan hidup dan berkembang biak. Dalam penelitian ini aspek fisiologi akan dilihat dari sisi kelelahan manusia dan energi kerja. Motorik adalah gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia, kemampuan motorik manusia akan dilihat dari kecepatan respon yang dilakukan saat adanya gangguan berupa getaran WBV. Psikologi berhubungan dengan apa, bagaimana, dan mengapa suatu tingkah laku terjadi. Dalam penelitian ini psikologi dilihat dari penilaian subjektif responden berupa tingkat ketidaknyamanan yang dirasakan akibat getaran. Semua data hasil simulasi akan melalui 2 tahapan sebelum diolah lebih lanjut. Tahap pertama adalah pengelompokan data berdasarkan tingkat akselarasi. Akselarasi dikelompokkan menjadi 9 level yaitu a < 0.5 m/s 2, 0.5 < a < 1.5 m/s 2, 1.5 < a < 2.5 m/s 2, 2.5 < a < 3.5 m/s 2, 3.5< a < 4.5 m/s 2, 4.5< a < 5.5 m/s 2, 5.5< a < 6.5 m/s 2, 6.5< a < 8.5 m/s 2, dan 8.5< a < 10.5 m/s 2., untuk selanjutnya data akselarasi getaran dalam setiap level diwakili oleh nilai tengah masing masing level. Tahap kedua adalah uji keseragaman data. Dilakukan uji keseragaman data terhadap waktu respon, energi kerja, dan ketidaknyamanan berdasarkan kelas akselarasi. Batas kontrol yang digunakan berdasarkan = 0.01 dengan rentang daerah kontrol antara 2 dibawah nilai rata-rata sampai 2 diatas nilai rata-rata. Data yang berada diluar daerah kontrol dibuang dan tidak digunakan lagi dalam pengolahan data. Berikutnya akan dilakukan analisa signifikansi perbedaan efek akselarasi getaran dengan anova dan uji t untuk melihat perbedaan nilai rata-rata respon manusia pada setiap level akselerasi. Ploting rata-rata data berdasarkan level akselarasi untuk melihat pola perubahan nilai variabel penelitian berdasarkan perubahan akselarasi.

9 32 Pengaruh Arah Getaran terhadap Waktu Respon dan Fisiologi manusia Akselarasi getaran dihitung dari nilai root mean square (rms) yang merupakan nilai akar kuadrat dari penjumlahan kuadrat akselarasi pada ketiga arah getar. Faktor pengali digunakan untuk memperkuat pengaruh masing-masing arah getar. dimana : k x adalah faktor pengali untuk getaran arah fore-aft k y adalah faktor pengali untuk getaran arah lateral k z adalah faktor pengali untuk getaran arah vertikal a x,a y,a z adalah akselarasi getaran pada arah fore-aft, lateral, dan vertikal Pengaruh arah getaran terhadap variabel penelitian diolah berdasarkan analisis multi regresi linier. Langkah pertama cara mencari faktor pengali adalah dengan menetapkan nilai faktor pengali untuk arah vertikal sebesar 1, kemudian faktor pengali untuk arah lateral dan fore-aft dicari dengan mengubah nilai faktor dengan kenaikan langkah 0.1 dimulai dari angka 0.5 sampai 2.7. Data yang digunakan untuk setiap iterasi harus sama, yaitu data yang sudah melewati uji keseragaman. Pada setiap perubahan faktor pengali dihitung juga nilai R 2 sebagai patokan bagus tidaknya persamaan yang dihasilkan.

5 EFEK GETARAN MEKANIK DAN ARAH GETARAN TERHADAP MANUSIA

5 EFEK GETARAN MEKANIK DAN ARAH GETARAN TERHADAP MANUSIA 41 5 EFEK GETARAN MEKANIK DAN ARAH GETARAN TERHADAP MANUSIA Pengaruh getaran terhadap manusia diteliti pada empat variabel yaitu kelelahan, energi kerja, waktu respon, dan ketidaknyamanan. Untuk pengolahan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan teknologi permesinan telah membantu pekerjaan manusia di berbagai bidang. Dalam industri produksi penggunaan mesin telah menggantikan tenaga manusia sehingga mampu

Lebih terperinci

4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL

4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL 33 4 RANCANGAN SIMULATOR GETARAN DENGAN OUTPUT ARAH GETARAN DOMINAN VERTIKAL DAN HORIZONTAL Perancangan simulator getaran ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu : pengumpulan konsep rancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. Getaran Mekanik

2 TINJAUAN PUSTAKA. Getaran Mekanik 6 2 TINJAUAN PUSTAKA Getaran Mekanik Yang dimaksud dengan getaran adalah gerakan yang teratur dari benda atau media dengan arah bolak balik dari kedudukan keseimbangan. Getaran mekanis disebabkan oleh

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. SPESIFIKASI MESIN PELUBANG TANAH Sebelum menguji kinerja mesin pelubang tanah ini, perlu diketahui spesifikasi dan detail dari mesin. Mesin pelubang tanah untuk menanam sengon

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli hingga bulan Oktober 2010 yang berlokasi di areal persawahan Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH AKSELARASI GETARAN MEKANIK TERHADAP ASPEK FISIOLOGI, MOTORIK, DAN PSIKOLOGI MANUSIA LOVELY LADY

ANALISA PENGARUH AKSELARASI GETARAN MEKANIK TERHADAP ASPEK FISIOLOGI, MOTORIK, DAN PSIKOLOGI MANUSIA LOVELY LADY ANALISA PENGARUH AKSELARASI GETARAN MEKANIK TERHADAP ASPEK FISIOLOGI, MOTORIK, DAN PSIKOLOGI MANUSIA LOVELY LADY SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN

Lebih terperinci

METODOLOGI IV. 4.1 Deskripsi Kegiatan. 4.2 Metode Kerja Aspek Umun

METODOLOGI IV. 4.1 Deskripsi Kegiatan. 4.2 Metode Kerja Aspek Umun IV. METODOLOGI 4.1 Deskripsi Kegiatan Kegiatan magang dilakukan di PT. TMMIN selama 4 bulan, dimulai dari tanggal 21 Maret 2011 sampai dengan 20 Juli 2010. Waktu pelaksanaannya mengikuti jam kerja karyawan,

Lebih terperinci

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas -THESIS (TI - 092327)- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas Oleh : Irma Nur Afiah Dosen Pembimbing : Ir. Sritomo

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluhan terbanyak dari mahasiswa Universitas Kristen Maranatha mengenai kursi kuliah yang digunakan saat ini adalah kurang memberikan

Lebih terperinci

Analisis Beban Kerja pada Proses Penggilingan Padi, Studi Komparasi antara Penggilingan Padi Skala Kecil dan Besar

Analisis Beban Kerja pada Proses Penggilingan Padi, Studi Komparasi antara Penggilingan Padi Skala Kecil dan Besar Analisis Beban Kerja pada Proses Penggilingan Padi, Studi Komparasi antara Penggilingan Padi Skala Kecil dan Besar 1) Atiqotun Fitriyah, 2) Sam Herodian 1), 2) Laboratorium Ergonomika, Departeman Teknik

Lebih terperinci

SEJARAH & PERKEMBANGAN

SEJARAH & PERKEMBANGAN Amalia, ST., MT. SEJARAH & PERKEMBANGAN ERGONOMI Suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem

Lebih terperinci

III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu B. Peralatan dan Perlengkapan

III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu B. Peralatan dan Perlengkapan III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Pengambilan data untuk penelitian ini dilakukan di lahan kering Leuwikopo, Bogor. Pengambilan data penelitian dimulai tanggal 29 April 2009 sampai 10 Juni 2009. B. Peralatan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Tahapan penelitian disajikan pada gambar dibawah ini. Mulai. Identifikasi masalah

METODE PENELITIAN. Tahapan penelitian disajikan pada gambar dibawah ini. Mulai. Identifikasi masalah III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Desember 2010 sampai dengan Maret 2011 di Bengkel Daud Teknik, Cibereum, Bogor. B. Tahapan Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti mencoba untuk mencari hubungan variabel paparan getaran mekanis

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti mencoba untuk mencari hubungan variabel paparan getaran mekanis BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode Observasional Analitik, yaitu penelitian yang diarahkan untuk menjelaskan suatu keadaan atau situasi. Peneliti mencoba

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan tahap yang harus dibuat sebelum melakukan penelitian, karena pada bab ini akan membahas dan menjelaskan tentang langkah-langkah yang akan di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam metode penelitian ini dijelaskan bagaimana proses pendeteksian kebohongan menggunakan metode SVM untuk sinyal EEG. Metode penelitian dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi apakah PVT dapat dijadikan sebuah alat ukur kelelahan mental/stress yang dialami oleh pekerja. Tujuan penelitian ini didasari

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS HASIL. 5.1 Analisis Peningkatan Kelelahan dengan VAS

BAB V ANALISIS HASIL. 5.1 Analisis Peningkatan Kelelahan dengan VAS BAB V ANALISIS HASIL 5.1 Analisis Peningkatan Kelelahan dengan VAS Simulasi task yang digunakan bertujuan untuk membuat responden merasa lelah. Untuk mengetahui apakah responden tersebut bertambah lelah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kelelahan 1. Pengertian Lelah Beberapa ahli mendefinisikan kelelahan kerja adalah : a. Kelelahan kerja ditandai oleh adanya perasaan lelah, output dan kondisi psikologis yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aktivitas seseorang sangat dipengaruhi banyak faktor, misalnya daya ingat (memory), kondisi lingkungan kerja, kondisi psikologis dan mental, kondisi fisiologis, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan suatu industri dalam melaksanakan proses produksi dan mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor penting

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN B. ALAT DAN PERLENGKAPAN

METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN B. ALAT DAN PERLENGKAPAN III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI PENELITIAN Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai bulan November 2010 sampai dengan Januari 2011 di Areal Pesawahan di Desa Cibeureum, Kecamatan Darmaga,

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu

3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu 3 METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Ide penelitian dimulai dengan kunjungan pada 2 industri gula nasional baik swasta maupun perusahaan milik pemerintah, yaitu di PT. Gula Putih Mataram (PT GPM) dan

Lebih terperinci

. II. TINJAUAN PUSTAKA

. II. TINJAUAN PUSTAKA . II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengolahan Tanah Pengolahan tanah adalah suatu usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan produktivitas tanah dengan memecah partikel menjadi lebih kecil sehingga memudahkan akar

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PSIKOLOGI KEREKAYASAAN KODE / SKS : KK / 2 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PSIKOLOGI KEREKAYASAAN KODE / SKS : KK / 2 SKS 1 Pendahuluan A. Definisi B. Sejarah 1. Definisi psikologi rekayasaan (ergonomi) C. Dasar ilmuan dari Psikologi 2. Sejarah psikologi rekayasaan (ergonomi) Kerekayasaan D. Studi tentang sistem rja secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 58 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Spesifikasi Data Pengambilan data dilakukan dengan spesifikasi yang telah ditentukan sebagai berikut: Pengujian : Sembilan kecepatan motor (1000 RPM, 1200 RPM, 1400 RPM,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Lokasi Penelitian Wilayah Semarang Timur memiliki tiga pasar yaitu Pasar Gayamsari, Pasar Pedurungan,dan Pasar Parangkusuma. Pada masing masing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menilai risiko kesehatan paparan bising pada pekerja di PT X yang terpapar dan tidak terpapar kebisingan. III.1. Kerangka Kerja

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT PENELITIAN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT Merah Bangsawan*, Holidy Ilyas* Hasil survey di pabrik es di Jakarta menunjukkan terdapat gangguan pendengaran

Lebih terperinci

Pertemuan 03 ERGONOMIK

Pertemuan 03 ERGONOMIK Pertemuan 03 ERGONOMIK Ergonomik Ilmu yang mempelajari karakteristik fisik dalam interaksi Ergonomik baik untuk pendefinisian standar dan pedoman pembatasan bagai mana kita mendesain aspek tertentu dari

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN DAN INFORMASI (DISPLAY) KELAS 2ID06

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN DAN INFORMASI (DISPLAY) KELAS 2ID06 PENGINDERAAN DAN INFORMASI (DISPLAY) 1. Jelaskan pengertian dari symbolic display! 2. Jelaskan tipe display berdasarkan panca indera! 3. Apa yang dimaksud dengan poster? Jelaskan! 4. Jelaskan pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit

BAB I PENDAHULUAN. ternyata berhubungan dengan penurunan resiko terkena penyakit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Latihan telah mendapat tempat dalam dunia kesehatan sebagai salah satu faktor penting dalam usaha pencegahan penyakit. Latihan terbukti pula dapat meningkatkan derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemindahan dengan tenaga sendiri itu disebut manual material handling.

BAB I PENDAHULUAN. Pemindahan dengan tenaga sendiri itu disebut manual material handling. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menarik dan mendorong dalam memindahkan suatu barang dari suatu tempat ke tempat lain merupakan aktivitas manusia dalam dunia kerja ataupun dalam kehidupan sehari-hari.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Spesifikasi Cultivator Mesin pertanian yang digunakan adalah cultivator Yanmar tipe Te 550 n. Daya rata - rata motor penggerak bensin pada cultivator ini sebesar 3.5 hp (putaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kerja merupakan suatu hal yang sangat dominan yang dilakukan oleh manusia dalam kehidupannya. Kerja yang baik dapat diukur dari hasil yang dicapai, selain itu

Lebih terperinci

Unisba.Repository.ac.id DAFTAR ISI

Unisba.Repository.ac.id DAFTAR ISI DAFTAR ISI ABSTRAK... i PEDOMAN TUGAS AKHIR... iii KATA PENGANTAR... iv AYAT AL-QURAN... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR SINGKATAN... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut

BAB I PENDAHULUAN. suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu dalam masyarakat berperan penting sebagai agen dari suatu perubahan pembangunan bangsa. Peranan penting tersebut membutuhkan suatu keadaan yang mendukung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah explanatory research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel-variabel

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL

PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL PERBANDINGAN KONSUMSI ENERGI PADA PROSES PEMINDAHAN BAHAN SECARA MANUAL Otong Andi Juhandi (30402785) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma Kontak Person : Otong Andi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA 61 BAB IV ANALISIS DATA Dalam Bab IV ini, hasil dari perhitungan statistik dianalisis dan dibahas. Perhitungan statistik dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 17.00. Metode yang digunakan

Lebih terperinci

Unisba.Repository.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Unisba.Repository.ac.id BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tahapan Penelitian Metodologi penelitian erat kaitannya dengan prosedur, alat, serta desain penelitian yang dipergunakan di dalam melaksanakan penelitian. Tahapan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan industri pada masa kini telah berada pada masa perkembangan yang sangat pesat. Hal ini bisa dilihat dari begitu banyaknya perusahaan ataupun industri-industri

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS 4.1 Pembahasan Praktikum kali ini dimana melakukan pengukuran kerja fisiologi tentang kerja dinamis. Pengukuran dilakukan seluruh anggota badan seperti pergerakan anggota

Lebih terperinci

Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah

Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah Kerja Bekerja adalah suatu kegiatan manusia merubah keadaan-keadaan tertentu dari alam lingkungan yang ditujukan untuk mempertahankan dan memelihara kelangsungan hidupnya

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 49 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Kondisi Lingkungan Wilayah Kecamatan Bogor Barat Kelurahan Situ Gede memiliki kondisi geografis yang berbatasan dengan wilayah sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Gambar 3.1 Flow Chart

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini semakin pesat, terutama teknologi komputerisasi. Hal ini terbukti dengan peningkatan kurikulum pendidikan

Lebih terperinci

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA tutorial 10 LINGKUNGAN KERJA FISIK 1 Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Tahun Ajaran 2016/2017 www.labdske-uii.com Lingkungan Kerja

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. jasa konveksi dikota Bandung. konveksi ini di didirikan oleh bapak H. Rian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. jasa konveksi dikota Bandung. konveksi ini di didirikan oleh bapak H. Rian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan Konveksi NEWBIE adalah salah satu konveksi yang bergerak dibidang jasa konveksi dikota Bandung. konveksi ini

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Indonesia

LAMPIRAN. Universitas Indonesia 90 LAMPIRAN 91 Lampiran 1: Prosedur Tes Bangku 3 Menit YMCA METODE TES KEBUGARAN: TES BANGKU 3 MENIT YMCA/ YMCA 3-MINUTE STEP TEST (Nieman, 2007) Tes bangku 3 menit YMCA dilakukan pada responden yang telah

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Putra Baru Swalayan berlokasi di daerah Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Putra Baru Swalayan berlokasi di daerah Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil Putra Baru Swalayan Putra Baru Swalayan merupakan salah satu dari bisnis ritel yang ada di Indonesia. Putra Baru Swalayan berlokasi di daerah Poncowati, Terbanggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa getah karet akan diolah menjadi crumb rubber. Bagian Balling Press ini

BAB I PENDAHULUAN. berupa getah karet akan diolah menjadi crumb rubber. Bagian Balling Press ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang perkebunan dan pengolahan karet. Hasil perkebunan berupa getah karet akan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Produktivitas Kerja 1. Pengertian Produktivitas kerja adalah jumlah barang atau jasa yang dihasilkan oleh tenaga kerja yang bersangkutan dalam suatu periode tertentu. (15) Umumnya

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam BAB V PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden 1. Masa Kerja Masa kerja dihitung dari hari pertama masuk kerja sampai dengan saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam penelitian ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah sederhana yang paling sering dialami dalam penggunaan komputer ataupun laptop adalah banyaknya kesalahan terhadap pengetikan dan pembacaannya. Permasalahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan metode yang telah diakui. berbagai metode, dan salah satunya adalah metode pengukuran NASA TLX.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan metode yang telah diakui. berbagai metode, dan salah satunya adalah metode pengukuran NASA TLX. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap mahasiswa ketika melakukan aktivitas belajar mengajar pada ruang kuliah, pasti mengalami beban kerja. Beban kerja tersebut dibagi dua yaitu beban kerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Abadi Genteng, Jatiwangi, merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam pembuatan genteng dan aksesorisnya. Perusahaan ini termasuk jenis

Lebih terperinci

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN PERANCANGAN GERGAJI LOGAM DAN PETA KERJA UNTUK PENGURANGAN KELUHAN FISIK DI BENGKEL LAS SEJATI MULIA JAKARTA SELATAN Disusun oleh: Daryono (344169) Jurusan : Teknik Industri Fakultas : Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Tempat penelitian Evaluasi Kebijakan Shift Kerja Berdasarkan Analisis Beban Kerja Operator Penerimaan dan Penimbunan PT. Pertamina

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dimana variabel

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dimana variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik yaitu penelitian yang menjelaskan adanya perbedaan antara variabel-variabel melalui pungujian

Lebih terperinci

BAB III Metodologi. Dibawah ini akan dijelaskan teknik pengumpulan data, rumusan model penelitian, dan

BAB III Metodologi. Dibawah ini akan dijelaskan teknik pengumpulan data, rumusan model penelitian, dan 1 BAB III Metodologi 3.1 Metode Pengumpulan Data Dibawah ini akan dijelaskan teknik pengumpulan data, rumusan model penelitian, dan cara analisa data yang digunakan dalam penelitian ini. a) Populasi Target

Lebih terperinci

EVALUASI SUBYEKTIF EMISI AKUSTIK MESIN BERPUTAR OLEH OPERATOR MESIN KRI PULAU RUPAT-712 DI KOMANDO ARMADA RI KAWASAN TIMUR SURABAYA

EVALUASI SUBYEKTIF EMISI AKUSTIK MESIN BERPUTAR OLEH OPERATOR MESIN KRI PULAU RUPAT-712 DI KOMANDO ARMADA RI KAWASAN TIMUR SURABAYA EVALUASI SUBYEKTIF EMISI AKUSTIK MESIN BERPUTAR OLEH OPERATOR MESIN KRI PULAU RUPAT-712 DI KOMANDO ARMADA RI KAWASAN TIMUR SURABAYA Dhenok Ayu Setianingsih NRP. 2410105025 Pembimbing : Dr. Dhany Arifianto

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN Kegiatan penelitian dilakukan selama 6 bulan, di mulai pada bulan Maret 2012 sampai September 2012 di Laboratorium Leuwikopo, Departemen Teknik

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. Latar Belakang Bab I Pendahuluan Latar Belakang Laboratorium Proses Manufaktur merupakan salah satu laboratorium yang baru saja didirikan dijurusan Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Universitas Telkom. Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 23 April 2013. Penelitian dilakukan pada saat pagi hari yaitu pada jam 09.00-

BAB III METODE PENELITIAN. 23 April 2013. Penelitian dilakukan pada saat pagi hari yaitu pada jam 09.00- BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Lokasi Dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian akan dilakukan di peternakan ayam CV. Malu o Jaya Desa Ulanta, Kecamatan Suwawa dan peternakan ayam Risky Layer Desa Bulango

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karekteristik Responden Sebelum disajikan data hasil penelitian setiap variabel yang dikaji dalam penelitian ini, terlebih dahulu secara ringkas akan dideskripsikan karakteristik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ergonomi Ergonomi adalah ilmu yang menemukan dan mengumpulkan informasi tentang tingkah laku, kemampuan, keterbatasan, dan karakteristik manusia untuk perancangan mesin, peralatan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dimana tiap subjek

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dimana tiap subjek BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observational analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional dimana tiap subjek penelitian hanya di observasi

Lebih terperinci

Pengaruh Faktor Lingkungan Fisik Kerja Terhadap Waktu Penyelesaian Pekerjaan:Studi Laboratorium

Pengaruh Faktor Lingkungan Fisik Kerja Terhadap Waktu Penyelesaian Pekerjaan:Studi Laboratorium Performa (2011) Vol. 10, No.1: 19-28 Pengaruh Faktor Lingkungan Fisik Kerja Terhadap Waktu Penyelesaian Pekerjaan:Studi Laboratorium R. Hari Setyanto Jurusan Teknik Industri, Universitas Sebelas Maret

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research, yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel bebas

Lebih terperinci

ANALISIS BEBAN KERJA PADA PROSES PENGEPRASAN TANAMAN TEBU (SACCHARUM OFFICINARUM L.) LAHAN KERING DENGAN MENGGUNAKAN TRAKTOR TANGAN ABSTRACT

ANALISIS BEBAN KERJA PADA PROSES PENGEPRASAN TANAMAN TEBU (SACCHARUM OFFICINARUM L.) LAHAN KERING DENGAN MENGGUNAKAN TRAKTOR TANGAN ABSTRACT ANALISIS BEBAN KERJA PADA PROSES PENGEPRASAN TANAMAN TEBU (SACCHARUM OFFICINARUM L.) LAHAN KERING DENGAN MENGGUNAKAN TRAKTOR TANGAN Andriani Lubis 1), Syafriandi 1), dan Tinton Tonika 2) 1) Prodi Teknik

Lebih terperinci

Analisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi Kerusakan Akibat Kondisi Unbalance Sistem Poros Rotor

Analisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi Kerusakan Akibat Kondisi Unbalance Sistem Poros Rotor Seminar Nasional Maritim, Sains, dan Teknologi Terapan 2016 Vol. 01 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 21 November 2016 ISSN: 2548-1509 Analisis Getaran Struktur Mekanik pada Mesin Berputar untuk Memprediksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi semua orang, sedangkan di era krisis global saat ini kebutuhan hidup melambung tinggi termasuk

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENELITIAN PENDAHULUAN IV. HAIL DAN PEMBAHAAN 4. PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan ini dilakukan untuk mengamati kegiatan-kegiatan dan pola kerja dari aktivitas pemetikan teh. Penelitian pendahuluan ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini, komputer merupakan perangkat yang dibutuhkan pada suatu perguruan tinggi, diantaranya digunakan untuk bagian administrasi, dosen, maupun para mahasiswa

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN. perlakuan yaitu melakukan pekerjaan midang dengan alat pemidangan

BAB V HASIL PENELITIAN. perlakuan yaitu melakukan pekerjaan midang dengan alat pemidangan BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Karakteristik Subjek Subjek dalam penelitian ini terdiri atas 20 orang sampel, dengan dua jenis perlakuan yaitu melakukan pekerjaan midang dengan alat pemidangan konvensional

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di masing-masing ruangan operator Sistem

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di masing-masing ruangan operator Sistem BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di masing-masing ruangan operator Sistem Informasi Akadamik Terpadu (SIAT) program studi Universitas

Lebih terperinci

PERTEMUAN #6 PERANCANGAN SISTEM KERJA #2 (MESIN, PERALATAN, & LINGKUNGAN KERJA) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

PERTEMUAN #6 PERANCANGAN SISTEM KERJA #2 (MESIN, PERALATAN, & LINGKUNGAN KERJA) TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA PERANCANGAN SISTEM KERJA #2 (MESIN, PERALATAN, & LINGKUNGAN KERJA) PERTEMUAN #6 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Pengaruh Intensitas Pencahayaan Terhadap Kelelahan Fisik Operator Pada Simulasi Handscarfing

Pengaruh Intensitas Pencahayaan Terhadap Kelelahan Fisik Operator Pada Simulasi Handscarfing Jurnal Teknik Industri, Vol.1, No.2, Juni 2013, pp.139-144 ISSN 2302-495X Pengaruh Intensitas Pencahayaan Terhadap Kelelahan Fisik Operator Pada Simulasi Handscarfing Andhika Kurniawan 1, Yayan Harry Yadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan industri di Indonesia dimulai dari teknologi sederhana sampai teknologi modern. Semakin canggih teknologi yang digunakan semakin tinggi pula pengetahuan

Lebih terperinci

ANALISA BEBAN KERJA PADA OPERATOR VISUAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL) DI PT. JAPPRO BATAM

ANALISA BEBAN KERJA PADA OPERATOR VISUAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL) DI PT. JAPPRO BATAM ANALISA BEBAN KERJA PADA OPERATOR VISUAL DENGAN PENDEKATAN RECOMMENDED WEIGHT LIMIT (RWL) DI PT. JAPPRO BATAM M. Ansar Bora 1, Dian Azhari 2 1 Dosen Program Studi Teknik Industri, 2 Mahasiswa Program Studi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kerja Pengertian atau definisi dari kerja adalah semua aktivitas yang secara sengaja dan berguna dilakukan manusia untuk menjamin kelangsungan hidupnya, baik sebagai

Lebih terperinci

BAB 5. HASIL dan PEMBAHASAN

BAB 5. HASIL dan PEMBAHASAN 53 BAB 5 HASIL dan PEMBAHASAN 5.1 Data Pendukung Data-data yang didapat untuk menyelesaikan masalah produktivitas diperoleh dengan melakukan observasi secara langsung di lapangan maupun dari data-data

Lebih terperinci

R3 : Koefisien regresi X3 terhadap Y

R3 : Koefisien regresi X3 terhadap Y 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Adapun desain yang dipilih oleh peneliti dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut : X1 R1 R 4 R 6 X2 R2 Y R 5 R3 X3 R 7 Gambar. 3.1 Desain Penelitian

Lebih terperinci

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL INTRODUCTION ERGONOMI & TTCK

TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL INTRODUCTION ERGONOMI & TTCK TEKNIK TATA CARA KERJA MODUL INTRODUCTION ERGONOMI & TTCK OLEH WAHYU PURWANTO LABORATORIUM SISTEM PRODUKSI JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNWERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Operasional Dalam menjalankan sistem produksinya, PT Mayora Indah perlu mengatur serta menganalisa beberapa kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk hidup yang diciptakan dengan tubuh yang memiliki bagian dengan fungsinya masing-masing untuk menunjang kehidupan. Tubuh manusia juga

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Data yang akan diambil dalam penelitian ini yaitu data denyut jantung pada saat kalibrasi, denyut jantung pada saat bekerja, dan output kerja. Semuanya akan dibahas pada sub bab-sub

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA Endang Susanti (Dosen Tetap Prodi Teknik Elektro UNRIKA Batam) ABSTRAK Meja dan kursi adalah salah satu fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat segala aktivitas dapat dikerjakan dengan lancar. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat segala aktivitas dapat dikerjakan dengan lancar. Menurut UU BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup sehat adalah hal yang diinginkan setiap individu, karena dengan hidup sehat segala aktivitas dapat dikerjakan dengan lancar. Menurut UU Kemenkes No 23 tahun 1992

Lebih terperinci

Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I

Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I Penempatan Posisi Ketinggian Monitor Diturunkan Dapat Mengurangi Keluhan Subjektif Para Pemakai Kaca Bifokal, Bagian I Oleh: I Dewa Ayu Sri Suasmini, S.Sn,. M. Erg. Dosen Desain Interior Fakultas Seni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN (X) O 1 O 2 (Y 1, Y 2 ) C O 1 O 2 (Y 1, Y 2 )

BAB III METODE PENELITIAN (X) O 1 O 2 (Y 1, Y 2 ) C O 1 O 2 (Y 1, Y 2 ) BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode penelitian komparatif, menurut Arikunto (dalam Sidik 2014) ialah yang menegaskan bahwa

Lebih terperinci

Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandin

Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandin ERGONOMI Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandinavia - Human (factor) engineering atau Personal

Lebih terperinci

EVALUASI SUBYEKTIF EMISI AKUSTIK MESIN BERPUTAR OLEH OPERATOR MESIN KRI PULAU RUPAT-712 DI KOMANDO ARMADA RI KAWASAN TIMUR SURABAYA

EVALUASI SUBYEKTIF EMISI AKUSTIK MESIN BERPUTAR OLEH OPERATOR MESIN KRI PULAU RUPAT-712 DI KOMANDO ARMADA RI KAWASAN TIMUR SURABAYA JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 EVALUASI SUBYEKTIF EMISI AKUSTIK MESIN BERPUTAR OLEH OPERATOR MESIN KRI PULAU RUPAT-712 DI KOMANDO ARMADA RI KAWASAN TIMUR SURABAYA Dhenok Ayu Setianingsih,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pegawai BPBD Semarang yang berjumlah 56 orang. Untuk mendapatkan

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pegawai BPBD Semarang yang berjumlah 56 orang. Untuk mendapatkan BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini diawali dengan membagikan kuesioner kepada seluruh pegawai BPBD Semarang yang berjumlah 56 orang. Untuk mendapatkan

Lebih terperinci

Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur

Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur Konsumsi energi berdasarkan kapasitas oksigen terukur Konsumsi energi dapat diukur secara tidak langsung dengan mengukur konsumsi oksigen. Jika satu liter oksigen dikonsumsi oleh tubuh, maka tubuh akan

Lebih terperinci

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc

MUSCULOSKELETAL DISORDERS. dr.fauziah Elytha,MSc MUSCULOSKELETAL DISORDERS dr.fauziah Elytha,MSc Muskuloskeletal disorder gangguan pada bagian otot skeletal yang disebabkan oleh karena otot menerima beban statis secara berulang dan terus menerus dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016. 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Hubungan Antara Faktor Demografi dengan Pada Penderita Hipertensi di Kabupaten Gunungkidul DIY telah dilakukan di Puskesmas

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN. penelitian ini, terlebih dahulu dideskripsikan karakteristik responden secara

BAB 4 HASIL PENELITIAN. penelitian ini, terlebih dahulu dideskripsikan karakteristik responden secara BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum disajikan data hasil penelitian setiap variabel yang dikaji dalam penelitian ini, terlebih dahulu dideskripsikan karakteristik responden secara

Lebih terperinci