STUDI PENGELOLAAN SAMPAH PASAR KOTA MEDAN (STUDI KASUS: PASAR SORE PADANG BULAN, MEDAN)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI PENGELOLAAN SAMPAH PASAR KOTA MEDAN (STUDI KASUS: PASAR SORE PADANG BULAN, MEDAN)"

Transkripsi

1 STUDI PENGELOLAAN SAMPAH PASAR KOTA MEDAN (STUDI KASUS: PASAR SORE PADANG BULAN, MEDAN) Nurul Hamidah Gurning 1, A. P. Mulia Tarigan 2, dan Zaid P. Nasution 3 1 Mahasiswa Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan nurul.gurning@ymail.com 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan a.perwira@usu.ac.id 3 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1 Kampus USU Medan zaid@usu.ac.id ABSTRAK Pasar merupakan salah satu sumber penghasil sampah terbesar, dimana kebanyakan sampah yang dihasilkan adalah berjenis organik yang masih memiliki kemampuan untuk didaur ulang menjadi pupuk kompos. Penelitian ini dilakukan di Pasar Sore pada tahun 2013 dengan tujuan utama menganalis nilai investasi pengelolan sampah organik. Data dikumpulkan melalui obeservasi dan wawancara langsung ke lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa sistem pengelolaan sampah yang ada sudah cukup baik, meskipun belum terlihat pengolahan sampah organik pasar. Dan setelah dilakukan analisa kelayakan finansial usaha pengolahan pupuk kompos dengan menggunakan analisa Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net BCR), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PBP), Break Even Point (BEP), Return on Investment (ROI), dan Return on Asset (ROA), dapat disimpulkan bahwa usaha pengolahan pupuk kompos organik pada Pasar Sore layak untuk dicoba. KATA KUNCI: Sampah Pasar, Sistem Pengelolaan, Pengolahan Sampah Organik, Analisa Ekonomi ABSTRACT The market is one of the biggest source of waste, where most of the waste produced is organic type that still has the ability to be recycled into compost. The research has been done at Sore Market in 2013 with the main purpose to analyze the value of the investment management of organic waste. The data were collected with observation and interviews in the study field. The results showed that the existing waste management system is quite good, although the utilization of organic waste has not seen. And after analysis of financial feasibility of compost processing business by using analysis of Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (BCR Net), Internal Rate of Return (IRR), Payback Period (PBP), Break Even Point (BEP), Return on Investment (ROI, and Return on Assets (ROA), can be concluded that the processing of organic compost in Sore Market is worth to try. KEYWORDS: Waste Market, Management System, Utilization of Organic Waste, Economic Analysis 1. PENDAHULUAN Sampah pasar memiliki karakteristik yang sedikit berbeda dengan sampah dari perumahan. Komposisi sampah pasar lebih dominan sampah organik. Apalagi jika sampahnya berasal dari pasar sayur atau pasar buah-buahan. Limbahnya akan lebih banyak sampah organiknya. Manajemen pengelolaan sampah yang baik telah diterapakan oleh Pasar Bunder yang berada di Kab. Sragen, Jawa Tengah, dimana disana telah didirikan Unit Pengolahan Sampah Pasar guna mengolah sampah yang dihasilkan oleh pasar sebelum dibuang ke TPA. Hasilnya cukup menguntungkan, baik dari segi ekonomi maupun dari sisi pengurangan jumlah sampah yang akan dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Untuk itu, studi ini mencoba untuk megkaji permasalahan yang ada di lapangan yang berfokus pada sistem pengelolaan sampah dengan menerapkan sistem manajemen pelaksanaan yang baik dengan cara menanalisis sistem

2 pengelolaan dan pengolahan sampah, dan menganalisis potensi ekonomi dari keberadaan sampah pasar, khususnya sampah organik, jika dilakukan usaha pengolahan pupuk kompos. 2. KONSEP DASAR 2.1 Sistem Pengelolaan Sampah Pengkajian yang dilakukan terhadap sistem pengelolaan dan pengolahan sampah pasar mencoba untuk mengubah cara pengelolaan yang ada, yaitu dengan melakukan program pemilahan sampah yang coba dilakukan dari tahap pedagang pasar dan memanfaatkan sampah organik pasar. Dengan demikian diharapkan hal tersebut dapat mereduksi volume sampah yang akan dibuang ke TPA dan sebagai kegiatan yang bernilai tambah berupa pemanfaatan sampah organik hasil pemisahan/pemilahan untuk dijadikan bahan kompos. 2.2 Sistem Pengolahan Sampah Analisis kesesuaian pengolahan sampah pasar dilakukan dengan mengevaluasi sistem pengelolaan sampah pasar ditinjau dari UU pengelolaan sampah, SNI T F, serta konsep Zero Waste. Berdasarkan SNI T F, pengolahan sampah adalah suatu upaya untuk mengurangi volume sampah atau merubah bentuk menjadi lebih bermanfaat, antara lain dengan cara pembakaran, pengomposan, penghancuran, pengeringan dan pendaurulangan. Zero waste dapat diartikan sebagai pemanfaatan sampah semaksimal mungkin dengan cara pengolahan yang terintegrasi, sedekat mungkin dari sumber sampah, dan dapat menghasilkan produk baru atau bahan daur ulang dan meningkatkanpendapatanmasyarakat. Pengolahan sampah terpadu salah satunya adalah mengolah sampah menjadi pupuk kompos berkualitas tinggi. 2.3 Potensi Ekonomi Sampah Setiap harinya pasar tradisional di Indonesia menghasilkan ribuan ton sampah, padahal 70-90% sampah pasar tradisional adalah bahan organik berkualitas tinggi yang jika dikelola dengan baik, sampah yang selama ini menjadi masalah dapat diubah menjadi berkah. 3. METODOLOGI Penelitian dilaksanakan di Pasar Sore Medan selama ± 2 minggu, setiap hari. Adapun kegiatan yang akan dilakukan antara lain: Melakukan obeservasi/pengamatan langsung ke lapangan untuk melihat kondisi pengelolaan dan pengolahan sampah pasar. Wawancara dengan para masyarakat pasar, yaitu pengelola pasar, petugas kebersihan pasar, dan para pedagang guna mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai sistem pengelolaan dan pengolahan sampah. Mengadakan sampling yang dilakukan selama 8 (delapan) hari berturut-turut di TPS untuk mengetahui densitas, timbulan dan komposisi berat sampah pasar. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sistem Pengelolaan Sampah Berdasarkan observasi yang dilakukan, sampah yang telah dikumpulkan dari masing-masing sumber, akan dipindahkan ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang berjarak sekitar 200m dari lokasi pasar. Sampah tersebut nantinya akan diangkut menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berada di kawasan Namo Bintang. Kondisi awal sistem pembuangan sampah adalah dengan sistem Open

3 Dumping, dimana sampah yang dibuang ke TPA dihamparkan secara terbuka di atas tanah luas tanpa melalui proses tertentu. Gambaran dan penilaian sistem pengelolaan sampah yang ada pada Pasar Sore dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Penilaian Variabel Ospek Operasional Pengelolaan Sampah Pasar Sore Variabel Penilaian Indikator Kondisi Lapangan Keterangan Sumber/Tolak Ukur Sistem Pewadahan Sistem Pengumpulan Indikator sistem pewadahan yang o Menerapkan pola pewadahan baik: Individual Sifat wadah: Ringan. o Wadah yang digunakan berupa tong yang terbuat dari anyaman bambu/keranjang bambu. Mudah dikosongkan dan dipindahkan. Cara pewadahan: Pola pewadahan individu. Pola pewadahan komunal. Indikator sistem pengumpulan o Cara pengumpulan pola yang baik: Individual Tak Langsung. Cara pengumpulan: o Tidak ada pemisahan sampah organik dan anorganik. Pengumpulan Individu o Peralatan pengumpulan yang /komunal tidak langsung. digunakan tong sampah dan gerobak sepeda. Sampah organik dan non o Frekuensi pengumpulan organik dipisahkan. dilakukan 1 kali dalam sehari dengan minimal 2 ritasi/hari. Peralatan Pengumpulan: o Petugas tetap pengumpul sampah berjumlah 3 orang. Tong sampah, bak sampah, dan gerobak. Kondisi tidak bocor/rusak. Frekuensi Pengumpulan: 1 hari sekali. 1 4 rit/hari. Petugas Pengumpulan: SK SNI T F Pasar Bunder Sragen SK SNI T F Pasar Bunder Sragen Mempunyai petugas pelaksana yang tetap. Sistem Pemindahan Indikator sistem pemindahan o Menggunakan TPS yang Baik SK SNI T F yang baik, antara lain: berjenis kontainer yang terletak Lokasi Pemindahan sekitar 200 m dari pasar. Pasar Bunder Sragen Sistem Pengangkutan Sistem Pembuangan Akhir Terjangkau oleh sarana pengumpul dan pengangkut. Dekat dengan sumber sampah. Indikator sistem pengangkutan o Frekuensi pengangkutan ke yang baik, yaitu: TPA dilakukan 1 kali dalam sehari pada pagi hari. Frekuensi Pengangkutan ke o Jumlah ritasi yang dilakukan TPA: sebanyak 1 kali ritasi. 1 hari sekali 1 2 rit/hari Indikator sistem pembuangan akhir yang baik, yaitu: o Pola pembuangan akhir sampah adalah dengan membuang sampah ke TPA dengan sistem Open Dumping. Pola Pembuangan Sampah: o Lokasi TPA berada di kawasan Namo Bintang, kecamatan Pancur Batu yang berjarak ± 15 km dari pusat kota. Dibuang ke TPA SK SNI T F Pasar Bunder Sragen SK SNI T F Terdapat pemanfaatan sampah. Lokasi Pembuangan Akhir: Pasar Bunder Sragen Jarak dari pusat pelayanan ± 10km Tidak berdekatan dengan sungai, danau, dan laut. Sudah tercakup dalam perencanaan tata ruang kota dan daerah. Sedang Sedang Baik Baik

4 4.2 Sistem Pengolahan Sampah Belum ditemukan bentuk pengolahan sampah berupa pengolahan sampah organik menjadi produk kompos. Pengolahan yang ada berupa pengolahan sampah anorganik dengan sistem Recycling yang dilakukan secara tidak langsung. 4.3 Potensi Ekonomi Pengolahan Sampah Organik Pasar 1. Timbulan Sampah Pasar Pengukuran untuk mengetahui jumlah timbulan sampah Pasar Sore dilakukan selama 8 (delapan) hari berturut-turut. Tabel-tabel dibawah ini merupakan gambar timbulan sampah Pasar Sore. Tabel 2 menunjukkan volume sampah yang dihitung dengan menggunakan ritasi pengangkutan sampah ke TPS. Volume harian rata-rata yang dihasilkan pasar adalah sebesar 3,72 m 3. Tabel 2. Volume Harian Rata-Rata Berdasarkan Pengamatan di TPS Hari Tanggal Volume Sampah Pasar (cm³) Senin 07-Jan ,63 Selasa 08-Jan ,4 Rabu 09-Jan ,4 Kamis 10-Jan ,86 Jumat 11-Jan ,17 Sabtu 12-Jan ,94 Minggu 13-Jan ,63 Senin 14-Jan ,4 Volume Harian Rata-Rata ,554 Pengukuran densitas sampah bertujuan untuk memperoleh gambaran dalam memperkirakan total massa sampah yang ditimbulkan. Pengukuran densitas sampah di Pasar Sore dilakukan selama 8 hari berturut-turut bersamaan dengan pengukuran timbulan dan komposisi sampah. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan metode SNI kotak sampling 500L (simulasi gerobak). Besarnya densitas sampah yang dihasilkan tiap harinya dapat dilihat pada Tabel 3, dimana densitas harian rata-rata yang dihasilkan sebesar 0, kg/cm 3. Tabel 3. Densitas Harian Rata-Rata Berdasarkan Pengukuran Wadah 500L Hari Tanggal Densitas Senin 07-Jan-13 0, Selasa 08-Jan-13 0, Rabu 09-Jan-13 0, Kamis 10-Jan-13 0, Jumat 11-Jan-13 0, Sabtu 12-Jan-13 0, Minggu 13-Jan-13 0, Senin 14-Jan-13 0, Densitas Rata-Rata Sampah per Hari 0, Dengan mengkonversikan volume rata-rata sampah yang diangkut per harinya dengan menggunakan densitas rata-rata yang diperoleh melalui sampling, maka diperoleh berat harian rata-rata sampah yang dihasilkan oleh pasar. Pada Tabel 4 dapat dilihat berat total rata-rata sampah pasar per harinya adalah sekitar 877,95 kg.

5 Tabel 4. Berat Harian Rata-Rata per Wadah 500L Hari Tanggal Berat Sampah Pasar (kg) Senin 07-Jan , Selasa 08-Jan , Rabu 09-Jan , Kamis 10-Jan , Jumat 11-Jan , Sabtu 12-Jan , Minggu 13-Jan , Senin 14-Jan , Berat Total Rata-Rata Sampah per Hari 877, Komposisi sampah dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu sampah organik sayur, sampah organik buah dan sampah anorganik. Pembedaan sampah organik ini dimaksudkan untuk membedakan mana sampah organik yang baik digunakan sebagai bahan baku kompos dan mana yang tidak. Pada dasarnya semua bahan organik dapat dikomposkan, seperti: sampah organik pasar, limbah organik rumah tangga, kotoran/limbah peternakan, limbah pertanian, limbah agroindustri, limbah pabrik gula, dll yang bersifat fibrous (berserat). Sedangkan bahan organik yang perlu dihindari sebagai bahan baku kompos ialah bahan organik yang memiliki kadar air tinggi (seperti : semangka, melon, mentimun, tomat, dll) karena akan mempertinggi kadar air pada kompos. Hari Tabel 5. Persentase Komposisi Sampah Pasar Komposisi Berat (%) Sampah Organik Sampah Anorganik Sayur Buah Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui komposisi berat rata-rata sampah organik yang dihasilkan pasar per harinya adalah 488,777 kg untuk sampah organik sayur; 181,700 kg sampah organik buah; dan sekitar 207,470 kg sampah anorganik. 2. Pengomposan Sampah Organik Sampah organik yang dikomposkan disini adalah sampah organik yang merupakan sampah sisa sayur-sayuran. Sementara untuk sampah organi jenis buah-buahan tidak diikutsertakan karena jenis sampah tersebut mengandung banyak air yang tidak bagus digunakan sebagai bahan kompos. Menurut penelitian pengolahan sampah organik yang pernah dilakukan oleh Compost Center Medan terhadap sampah pasar yang ada di kota Medan (Studi Kasus Pasar Pagi Setia Budi), sekitar 40%-50% dari sampah organik yang diolah dapat menjadi kompos. Dalam penelitian kali ini, diambil pemisalan bahwa kompos yang dihasilkan sebesar 40% dari sampah organik yang dihasilkan. Maka, banyaknya pupuk kompos yang bisa dihasilkan dari 488,777 kg per harinya adalah 195,511kg 195kg atau sekitar 70383,85562kg kg/tahun. 3. Rencana Anggaran Biaya Senin 54, , , Selasa 56,25 20, ,4375 Rabu 57, , , kamis 53, , Jumat 56, , , Sabtu 59, , , Minggu 54, , , Senin 51, , , Komposisi Berat Sampah (%) 55, , , Rencana anggaran biaya terdiri atas, Biaya Investasi dan Biaya Operasional/Biaya Produksi. Rencana anggaran tersebut dapat dilihat pada Tabel 6 (Biaya Investasi) serta Tabel 7 dan Tabel 8 (Biaya Variabel dan Biaya Tetap Produksi). Biaya-biaya yang diperhitungkan dalam analisis investasi ini antara lain: Biaya Lahan dan Bangunan, Biaya Pewadahan/Pemilahan Sampah, Biaya Pengomposan, dan Biaya Pembelian Alat. Dalam analisis investasi diasumsikan: Kapasitas produksi pupuk kompos organik sebanyak 195 kg/hari atau sekitar kg per tahun (1 tahun = 360 hari). Lama proyek 10 tahun.

6 Umur pakai bangunan selama 10 tahun; peralatan utama 10 tahun; dan peralatan pendukung 5 (lima) tahun. Bahan baku kompos yang digunakan adalah berasal dari sampah organik yang dihasilkan pasar. Harga jual pupuk organik kompos Rp 2000,00/kg. Tabel 6. Biaya Investasi per Unit Item Biaya Spesifikasi Satuan Volume Harga Satuan Jumlah A. Lahan dan Bangunan 1. Pesiapan Lahan dekat pasar m Rp5.000,00 Rp Bangunan terbuka m2 150 Rp ,00 Rp Bak Fermentasi unit 1 Rp ,00 Rp B. Peraalatan Utama 1. Mesin Pencacah Sampah Organik standar unit 2. Mesin Pengayak standar unit 1 Rp ,00 Rp Rp ,00 Rp C. Peralatan Pendukung 1. Gerobak Sampah lokal unit 4 Rp Rp Timbangan Duduk 100 kg standar unit 1 Rp ,00 Rp Alat Penjahit Karung standar unit 1 Rp Rp Sekop dan Cangkul standar buah 2 Rp ,00 Rp Instalasi Air standar unit 1 Rp ,00 Rp Total Biaya Investasi Rp Tabel 7. Biaya Variabel (Variabel Cost) Produksi Item Biaya Jumlah Harga/Unit (Rp) Harga Total (Rp) Tenaga Kerja Pemilah Sampah 4 Rp20.000,00 Rp80.000,00 Tenaga Kerja Pengolah Sampah 4 Rp25.000,00 Rp ,00 BBM (liter) 1 Rp5.000,00 Rp5.000,00 Bioaktivator (liter) 1 Rp30.000,00 Rp30.000,00 Listrik dan Air Rp30.000,00 Rp25.000,00 Kemasan Rp20.000,00 Rp10.000,00 Total Biaya Variabel per Hari Total Biaya Variabel per Tahun Rp ,00 Rp ,00 Tabel 8. Biaya Tetap (Fixed Cost) Produksi Item Biaya Harga (Rp) Beban Penyusutan Biaya per Tahun (Rp) Penyusutan Bangunan Rp ,00 0,1 Rp ,00 Penyustan Mesin Pencacah Rp ,00 0,1 Rp ,00 Penyusutan Mesin Pengayak Rp ,00 0,2 Rp ,00 Penyusutan Mesin Jahit Karung Rp ,2 Rp ,00 Penyusutan Gerobak Sampah Rp ,2 Rp ,00 Penyusutan Timbangan Duduk 100 kg Rp ,2 Rp ,00 Penyusutan Sekop dan Cangkul Rp ,2 Rp ,00 Penyusutan Instalasi Air Rp ,2 Rp ,00 Total Biaya Tetap per Tahun Total Biaya Tetap per Hari Rp ,00 Rp42.083,33 Tabel 9 dibawah ini menunjukkan arus kas masuk dan keluar yang diperoleh selama masa proyek berlangsung.

7 Tabel 9. Arus Kas Masuk-Keluar (Cash Flow) Tahun Inflow (Rp) Outflow (Rp) Net Cashflow (Rp) 0 Rp (Rp ,00) 1 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 2 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 3 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 4 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 5 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 6 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 7 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 8 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 9 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 10 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 4. Analisis Kelayakan Ekonomi Analisis investasi dimaksudkan untuk menganalisis kelayakan usaha pengelolaan sampah di Pasar Sore. Biaya-biaya yang diperhitungkan dalam investasi ini, antara lain biaya pemilahan sampah, biaya lahan dan bangunan rumah kompos, serta biaya untuk memproduksi pupuk kompos. Kriteria ekonomi yang digunakan dalam menganalisis kelayakan finansial ini adalah: Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (BCR), Payback Period, Break Even Point (BEP), Return on Investment (ROI), dan Return on Asset (ROA). Net Present Value (NPV) NPV merupakan selisih antara Present Value dari benefit dan Present Value dari biaya. Suatu proyek dikatakan layak bila NPV 0. Dimana: B t Ct n i (4.1) : benefit sosial kotor sehubungan dengan suatu proyek pada tahun ke-t : biaya sosial kotor sehubungan dengan proyek pada tahun ke-t, tidak dilihat apakah biaya tersebut dianggap bersifat modal (pembelian peralatan, tanah, konstruksi, dan sebagainya) atau rutin : biaya sosial kotor sehubungan dengan proyek pada tahun ke-t : social opportunity cost of capital yang ditunjukkan sebagai social discount rate Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah tingkat bunga pada pengembalian internal. IRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV dari proyek sama dengan nol. I RR = i + [(i 2 -i 1 ) { }] (4.2) Dimana: IRR : tingkat bunga internal pengembalian i : tingkat diskon i 2 : tingkat bunga pada saat NPV positif yang mendekati nol i 1 : tingkat bunga pada saat NPV negatif yang mendekati nol NPV + : NPV positif mendekati nol pada saat i 2 NPV - : NPV negatif mendekati nol pada saat i 1 Net Benefit Cost Ratio (BCR) Net BCR merupakan rasio semua nilai manfaat bersih positif tehadap semua nilai manfaat bersih yang negatif. Usaha yang dilakukan dinilai layak jika dan hanya jika BCR lebih besar dari 1. (4.3)

8 Dengan: Net BCR B t C t i (1+i) t : rasio manfaat biaya bersih : manfaat atau arus kas masuk pada tahun ke-t : biaya atau arus kas keluar pasa tahun ke-t : tingkat diskon : faktor diskon pada tahun ke-t Payback Period (PBP) PBP adalah lamanya waktu yang dibutuhkan proyek untuk menutup biaya investasi yang telah dikeluarkan. n p = (4.4) Dimana: I B t C t i (1+i) t n p : biaya investasi awal yang dikeluarkan untuk proyek : manfaat atau arus kas masuk pada tahun ke-t : biaya atau arus kas keluar pada tahun ke-t : tingkat diskon : faktor diskon pada tahun ke-t : PBP Break Even Point Analysis Suatu studi kelayakan harus dapat menetapkan titik pulang pokok (Break Even Point). Pada kapasitas tersebut perusahaan tidak merugi dan tidak berlaba. Dimana: BEP TR TC BEP (4.5) : titik keuntungan sama dengan : total penerimaan (total benefit) : total pengeluaran (total cost) Return on Investment (ROI) Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari keseluruhan investasi yang ditanamkan dengan menggunakan aktiva yang ada. Return on Asset (ROA) ROI = (4.6) Return on asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. ROA = (4.7) Hasil perhitungan analisis kelayakan ekonomi dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini.

9 Uraian Tahun Arus Kas Bersih (Rp ,00) Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Suku Bunga 10% 1 0, , , , , , , , ,4241 0,38555 PV Rp ,44 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp NPV Rp Uraian Tahun Arus Kas Bersih (Rp ,00) Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 IRR 26%

10 Uraian Tahun Arus Kas Bersih (Rp ,00) Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Akumulasi Arus Kas Bersih (Rp ,00) (Rp ,00) (Rp ,00) (Rp ,00) Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Tahun Bulan 5,86 Tahun Arus Kas Bersih (Rp ,00) Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Rp ,00 Suku Bunga 10% 1 0, , , , , , , , ,4241 0,38555 PV Rp ,44 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp PV Positif Rp ,60 0 Rp ,44 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp PV Negatif -Rp Net BCR Uraian Total 1,

11 Uraian Total Biaya Tetap (Fixed Cost) Biaya Variabel (Variabel Cost)/kg Harga Jual/kg Volume Penjualan (kg) Rp ,00 Rp1.279 Rp2.000,00 Rp70.383,00 BEP (kg) 21004,26368 Return on Investment (ROI) ROI adalah persentase perbandingan dari laba yang diperoleh setelah pajak dengan total biaya investasi. Dalam perhitungan ini, pajak PPh diperkirakan sebesar 10%. Maka, ROI yang dihasilkan adalah sebesar 20,51%. Return on Asset (ROA) ROA adalah persentase perbandingan dari laba yang diperoleh sebelum dipotong pajak dengan total biaya investasi. Besarnya ROA yang diperoleh adalah 22,79%. 5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data, dapat disimpulkan bahwa: Berdasarkan sistem pengelolaan sampah yang diterapkan oleh Pasar Bunder dan juga SK SNI T F, sistem pengelolaan sampah yang ada pada Pasar Sore saat ini sudah cukup baik. Belum ditemukan bentuk pengolahan sampah berupa pengolahan sampah organik menjadi produk kompos. Pengolahan yang ada berupa pengolahan sampah anorganik dengan sistem Recycling yang dilakukan secara tidak langsung. Berdasarkan hasil analisa kelayakan usaha secara sederhana dengan menggunakan alat ukur Net Present Value, Net Benefit Cost Ratio, Internal Rate of Return, Payback Period, dan Break Event Point, diperoleh NPV sebesar Rp ,00 (NPV > 0); IRR 25,77% atau sekitar 26% (IRR > 10%); Net BCR 1,76 (Net B/C>1); Payback Period sebesar 3,5 tahun; BEP sebesar ,26368kg; ROI sebesar 20,51% (ROI > 0); dan ROA sebesar 22,79%. Dengan keuntungan sebesar Rp ,00 per tahunnya, maka usaha pengolahan pupuk kompos sampah organik pasar LAYAK untuk dilaksanakan. 5.2 Saran Sebaiknya pada Pasar Sore perlu ditambahkan jumlah wadah dari yang sekarang tersedia untuk memaksimalkan kegiatan pengumpulan sampah, terutama perlunya disediakan penambahan wadah komunal di pasar. Sebaiknya dilakukan penyuluhan kepada para pedagang untuk mulai memisahkan sampah organik dan anorganik yang mereka hasilkan. Berdasarkan perhitungan sederhana mengenai analisa kelayakan usaha pengolahan sampah organik pasar, usaha pengolahan pupuk kompos organik layak untuk dilakukan. Dan ada baiknya hal ini dilakukan oleh pihak pengelola pasar, mencontoh apa yang telah diterapkan oleh Pasar Bunder. Apalagi mengingat sekarang ini sudah ada gerakan Danamon Peduli Pasar yang dilakukan oleh Bank Danamon selaku sponsor utama untuk memfasilitasi usaha pengolahan sampah bagi pasar-pasar di Indonesia yang ingin melakukan pengolahan sampah pasarnya

12 secara mandiri. Jadi, disamping menguntungkan secara finansial, usaha ini juga sekaligus membantu pemerintah mengurangi jumlah timbunan sampah di lokasi TPA. untuk 6. DAFTAR PUSTAKA Anonim Tata Cara Pengelolaan Teknik Sampah Perkotaan, SK SNI T F. Yayasan LPBM, Jakarta. Anonim Metode Pengambilan dan Pengukuran Timbulan dan Komposisi Sampah Perkotaan SK SNI Badan Litbang PU Dep. PU, Jakarta. Anonim Unit Pengolahan Sampah Pasar Bunder. diunduh pada 26 Juni Anonim Laporan Konvensi Bantul. Yayasan Danamon Peduli, Yogyakarta. Damanhuri, Enri Diktat Kuliah Pengelolaan Sampah. Program Studi Teknik Lingkungan, FTSL- ITB, Bandung. Fitria, Yeni., Enri Damanhuri Studi Sumber Timbulan Sampah di Pasar Simpang Dago. Fakultas Tek. Lingkungan ITB, Bandung. Yansen, I Wayan., I Made Arnatha Analisis Finansial Sistem Pengelolaan Sampah di Wilayah Kec. Mengwi Kab. Badung. Jurusan Teknik Sipil Univ. Udayana, Bali. Zhiea Pengertian ROA, ROE, dan EVA. eva.html diunduh pada tanggal 29 maret 2013.

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH PASAR KOTA MEDAN

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH PASAR KOTA MEDAN STUDI PENGELOLAAN SAMPAH PASAR KOTA MEDAN Aprizal Ramadhani 1, Ahmad Perwira Mulia Tarigan 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No.1Kampus USU Medan Email: izalhsb2@gmail.com

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis aspek finansial bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Usaha Kecil Menengah (UKM) pengolahan pupuk kompos padat di Jatikuwung Innovation Center, Kecamatan Gondangrejo Kabupaten

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Penentuan Narasumber IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan milik Bapak Sarno yang bertempat di Desa Citapen, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

IV. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Maju Bersama, Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data Berdasarkan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui kelayakan pengembangan usaha pengolahan komoditi kelapa, dampaknya terhadap

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS FINANSIAL

VIII. ANALISIS FINANSIAL VIII. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial bertujuan untuk menghitung jumlah dana yang diperlukan dalam perencanaan suatu industri melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan

Lebih terperinci

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI

6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6 ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN SURIMI 6.1 Pendahuluan Industri surimi merupakan suatu industri pengolahan yang memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Hal ini didukung oleh adanya

Lebih terperinci

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG

EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG EVALUASI DAN OPTIMALISASI MASA PAKAI TPA SUNGAI ANDOK KOTA PADANG PANJANG Delfianto dan Ellina S. Pandebesie Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di perusahaan peternakan sapi perah di CV. Cisarua Integrated Farming, yang berlokasi di Kampung Barusireum, Desa Cibeureum, Kecamatan

Lebih terperinci

VII. RENCANA KEUANGAN

VII. RENCANA KEUANGAN VII. RENCANA KEUANGAN Rencana keuangan bertujuan untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan. Untuk melakukan

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN

IV METODOLOGI PENELITIAN IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di sebuah lokasi yang berada Desa Kanreapia Kecamatan Tombolo Pao, Kabupaten Gowa, Propinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ

STUDI KELAYAKAN BISNIS. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ STUDI KELAYAKAN BISNIS Julian Adam Ridjal PS Agribisnis UNEJ http://adamjulian.web.unej.ac.id/ PENDAHULUAN Arti Studi Kelayakan Bisnis??? Peranan Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan Bisnis memerlukan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan permasalahan serta maksud dan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penulis dapat menarik simpulan sebagai berikut: 1. Estimasi incremental

Lebih terperinci

Lay out TPST. ke TPA. Pipa Lindi

Lay out TPST. ke TPA. Pipa Lindi Lay out TPST A A B ke TPA 1 2 3 B 14 10 11 12 13 4 Pipa Lindi 18 15 9 8 18 7 5 19 16 17 18 1) Area penerima 2) Area pemilahan 3) Area pemilahan plastik 4) Area pencacah s.basah 5) Area pengomposan 6) Area

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Kerangka pemikiran penelitian ini diawali dengan melihat potensi usaha yang sedang dijalankan oleh Warung Surabi yang memiliki banyak konsumen

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Jenis/Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dan tipe data yang digunakan adalah data kualitatif dan kuantitatif. Sehingga penelitian ini bersifat deskriptif

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI A. Metode Kelayakan Investasi Evaluasi terhadap kelayakan ekonomi proyek didasarkan pada 2 (dua) konsep analisa, yaitu analisa ekonomi dan analisa finansial. Analisa ekomoni bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan: (1) terdapat UPS pada lokasi

BAB IV METODE PENELITIAN. dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan: (1) terdapat UPS pada lokasi 4.1. Lokasi dan Waktu BAB IV METODE PENELITIAN Daerah penelitian mencakup Perumahan Cipinang Elok RW 10, Kelurahan Cipinang Muara, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Industri (HTI) sebagai solusi untuk memenuhi suplai bahan baku kayu. Menurut BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Penurunan produktivitas hutan alam telah mengakibatkan berkurangnya suplai hasil hutan kayu yang dapat dimanfaatkan dalam bidang industri kehutanan. Hal ini mendorong

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI WILAYAH KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BADUNG

ANALISIS FINANSIAL SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI WILAYAH KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BADUNG ANALISIS FINANSIAL SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI WILAYAH KECAMATAN MENGWI KABUPATEN BADUNG I Wayan Yansen dan I Made Arnatha Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Denpasar Email:

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data

3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Peralatan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 3.4 Pengumpulan Data 13 3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan data lapang penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2011. Tempat penelitian berada di dua lokasi yaitu untuk kapal fiberglass di galangan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FINANSIAL

VII. ANALISIS FINANSIAL VII. ANALISIS FINANSIAL Usaha peternakan Agus Suhendar adalah usaha dalam bidang agribisnis ayam broiler yang menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya. Skala usaha peternakan Agus Suhendar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi suatu pasar yang dapat menjanjikan tingkat profitabilitas yang cukup menarik dan menguntungkan tentu saja akan mendorong para pengusaha untuk masuk

Lebih terperinci

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal

Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Pertemuan 12 Investasi dan Penganggaran Modal Disarikan Gitman dan Sumber lain yang relevan Pendahuluan Investasi merupakan penanaman kembali dana yang dimiliki oleh perusahaan ke dalam suatu aset dengan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Usaha warnet sebetulnya tidak terlalu sulit untuk didirikan dan dikelola. Cukup membeli beberapa buah komputer kemudian menginstalnya dengan software,

Lebih terperinci

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO

ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ANALISIS INVESTASI BUDI SULISTYO ASPEK INVESTASI UU & PERATURAN BIDANG USAHA STRATEGI BISNIS KEBIJAKAN PASAR LINGKUNGAN INVESTASI KEUANGAN TEKNIK & OPERASI ALASAN INVESTASI EKONOMIS Penambahan Kapasitas

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data

3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Alat dan Bahan 3.3 Metode Penelitian 3.4 Metode Pengambilan Responden 3.5 Metode Pengumpulan Data 19 3 METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian di lapangan dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu, Sukabumi Jawa Barat. Pengambilan data di lapangan dilakukan selama 1 bulan,

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci: Capital Budgeting, Payback Period, Net Present Value, dan Internal Rate of Return. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK PT. Citra Jaya Putra Utama merupakan salah satu perusahaan jasa yang bergerak di bidang distribusi farmasi. Perusahaan saat ini ingin melakukan investasi modal dalam bentuk cabang baru di Surabaya

Lebih terperinci

II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

II ASPEK PASAR DAN PEMASARAN I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan jaman dimana masyarakat mulai sadar akan pentingnya kebutuhan pangan yang harus terpenuhi. Salah satu faktor yang paling di lirik oleh masyarakat

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara, Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, DKI

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilakukan di Usaha Mi Ayam Bapak Sukimin yang terletak di Ciheuleut, Kelurahan Tegal Lega, Kota Bogor. Lokasi penelitian diambil secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada

METODE PERBANDINGAN EKONOMI. Pusat Pengembangan Pendidikan - Universitas Gadjah Mada METODE PERBANDINGAN EKONOMI METODE BIAYA TAHUNAN EKIVALEN Untuk tujuan perbandingan, digunakan perubahan nilai menjadi biaya tahunan seragam ekivalen. Perhitungan secara pendekatan : Perlu diperhitungkan

Lebih terperinci

MODUL 13 PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT

MODUL 13 PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI 1. PENDAHULUAN SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT PPENGANTAR USAHATANI: KELAYAKAN USAHATANI Silvana Maulidah, SP, MP Lab of Agribusiness Analysis and Management, Faculty of Agriculture, Universitas

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Saat ini Indonesia sedang memasuki era globalisasi, sehingga Indonesia dituntut untuk selalu mengembangkan teknologi di segala bidang agar tidak tertinggal oleh teknologi negara lain. Hal ini juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik. dari segi materi maupun waktu. Maka dari itu, dengan adanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pertambangan membutuhkan suatu perencanaan yang baik agar penambangan yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian baik dari segi materi maupun waktu. Maka dari

Lebih terperinci

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL

VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL VII. PEMBAHASAN ASPEK FINANSIAL 7.1. Proyeksi Arus Kas (Cashflow) Proyeksi arus kas merupakan laporan aliran kas yang memperlihatkan gambaran penerimaan (inflow) dan pengeluaran kas (outflow). Dalam penelitian

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Dian Layer Farm yang terletak di Kampung Kahuripan, Desa Sukadamai, Kecamatan Darmaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA

KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA KAJIAN PENGADAAN DAN PENERAPAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU (TPST) DI TPA km.14 KOTA PALANGKA RAYA Teguh Jaya Permana dan Yulinah Trihadiningrum Program Magister Teknik Prasarana Lingkungan Permukiman

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Investasi Kasmir dan Jakfar (2009) menyatakan bahwa investasi adalah penanaman modal dalam suatu kegiatan yang memiliki jangka waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini, jumlah penduduk Indonesia berkembang pesat. Kondisi perkembangan ini akan memberikan dampak pada berbagai bidang kehidupan. Salah satunya adalah dampak

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI

BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI BAB V ANALISIS BIAYA PENGERINGAN GABAH MENGUNAKAN PENGERING RESIRKULASI 5.1 PENDAHULUAN Pengembangan usaha pelayanan jasa pengeringan gabah dapat digolongkan ke dalam perencanaan suatu kegiatan untuk mendatangkan

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa

Aspek Keuangan. Studi Kelayakan (Feasibility Study) Sumber Dana. Alam Santosa Alam Santosa Aspek Keuangan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Analisis Aspek Keuangan Menentukan sumber dana Menghitung kebutuhan dana untuk aktiva tetap dan modal kerja Aliran Kas Penilaian Investasi

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Menurut Surakhmad, (1994: ), metode deskriptif analisis, yaitu metode BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Metodelogi Penelitian Menurut Surakhmad, (1994:140-143), metode deskriptif analisis, yaitu metode yang memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Peternakan Agrifarm, yang terletak di desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia

I. PENDAHULUAN. berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri kelapa sawit merupakan salah satu agroindustri yang sangat potensial dan berkembang pesat pada dua dekade terakhir. Produksi minyak sawit Indonesia telah menyumbang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1

DAFTAR ISI... Halaman ABSTRAKSI.. KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian 1 ABSTRAKSI Dalam menghadapi persaingan dunia usaha yang semakin ketat, maka perusahaan memerlukan strategi yang tepat untuk selalu dapat unggul dalam persaingan. Karena bila salah dalam menerapkan strategi

Lebih terperinci

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11

Aspek Ekonomi dan Keuangan. Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Pertemuan 11 Aspek Ekonomi dan Keuangan Aspek ekonomi dan keuangan membahas tentang kebutuhan modal dan investasi yang diperlukan dalam pendirian dan pengembangan usaha yang

Lebih terperinci

A. Kerangka Pemikiran

A. Kerangka Pemikiran III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Penelitian ini mengkaji studi kelayakan pendirian industri pengolahan keripik nangka di kabupaten Semarang. Studi kelayakan dilakukan untuk meminimumkan

Lebih terperinci

1. Formulasi mellorin serta analisa sifat fisik dan proksimat.

1. Formulasi mellorin serta analisa sifat fisik dan proksimat. III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan penelitian dilakukan di PT. Indolakto Sukabumi dan pelaksanaan analisa proksimat dilakukan di Laboratorium Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Institut

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengambil tempat di kantor administratif Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Jawa Barat yang berlokasi di Kompleks Pasar Baru Lembang

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang

METODOLOGI PENELITIAN. (Purposive) dengan alasan daerah ini cukup representatif untuk penelitian yang IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Maret 2011, bertempat di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha yang semakin berkembang saat ini, di mana ditunjukkan dengan meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai sektor industri baik dalam industri yang

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di penggilingan padi Sinar Ginanjar milik Bapak Candran di Desa Jomin Timur, Kecamatan Kota Baru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. dan data yang diperoleh. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yaitu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis/Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif karena dalam pelaksanaannya meliputi data, analisis dan interpretasi tentang arti

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Gula merah tebu merupakan komoditas alternatif untuk memenuhi kebutuhan konsumsi gula. Gula merah tebu dapat menjadi pilihan bagi rumah tangga maupun industri

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT Mekar Unggul Sari, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan alasan

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang

KERANGKA PEMIKIRAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual Pada bagian ini akan dijelaskan tentang konsep dan teori yang berhubungan dengan penelitian studi kelayakan usaha pupuk kompos pada Kelompok Tani

Lebih terperinci

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M.

ASPEK KEUANGAN. Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. ASPEK KEUANGAN Disiapkan oleh: Bambang Sutrisno, S.E., M.S.M. PENDAHULUAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran

Lebih terperinci

TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR

TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR TUGAS PENGANTAR EKONOMI PRODUKSI ANALISIS USAHA JAHIT ARYAN TAILOR Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Produksi Perikanan dan Kelautan Disusun Oleh: Ludfi Dwi 230110120120 Sofan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali pada tanggal 16 Desember 2015 sampai 29 Januari 2016. B. Desain Penelitian Metode dasar

Lebih terperinci

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha

Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha Makalah Analisis Bisnis dan Studi Kelayakan Usaha ANALISIS BISNIS DAN STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH ARTI PENTING DAN ANALISIS DALAM STUDI KELAYAKAN BISNIS OLEH ALI SUDIRMAN KELAS REGULER 3 SEMESTER 5 KATA

Lebih terperinci

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science

Peternakan Tropika. Journal of Tropical Animal Science ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL USAHA BUDIDAYA PULLET (Studi Kasus pada UD Prapta di Desa Pasedahan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem) Arta, I M. G., I W. Sukanata dan R.R Indrawati Program Studi Peternakan,

Lebih terperinci

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL

VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL VII. ANALISIS KELAYAKAN ASPEK FINANSIAL Analisis finansial dilakukan untuk melihat sejauh mana CV. Usaha Unggas dapat dikatakan layak dari aspek finansial. Penilaian layak atau tidak usaha tersebut dari

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75

BAB V PENUTUP Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA Lampiran... 75 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i SURAT PERNYATAAN... ii SURAT KETERANGAN PERBAIKAN/REVISI LAPORAN TUGAS AKHIR iii LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR... iv ABSTRAK... v UCAPAN TERIMAKASIH... vi DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang V. HASIL DAN PEMBAHASAN Usaha peternakan sapi di CV. Anugrah farm merupakan peternakan yang berfokus pada bidang penggemukan sapi.sapi yang digemukkan mulai dari yang berbobot 200 kg sampai dengan 300

Lebih terperinci

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS

BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TERNAK RIMUNANSIA BAB XVI KEGIATAN AGRIBISNIS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam

BAB VI ASPEK KEUANGAN. investasi dari perusahaan Saru Goma. Proyeksi keuangan ini akan dibuat dalam BAB VI ASPEK KEUANGAN Dalam aspek ini akan menjelaskan tentang kebutuhan dana, sumber dana, proyeksi neraca, proyeksi laba rugi, proyeksi arus kas, dan penilaian kelayakan investasi dari perusahaan Saru

Lebih terperinci

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI

KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI KONSEP DAN METODE PENILAIAN INVESTASI 4.1. KONSEP INVESTASI Penganggaran modal adalah merupakan keputusan investasi jangka panjang, yang pada umumnya menyangkut pengeluaran yang besar yang akan memberikan

Lebih terperinci

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING)

PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Modul ke: PENGANGGARAN MODAL (CAPITAL BUDGETING) Fakultas FEB MEILIYAH ARIANI, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi http://www.mercubuana.ac.id Penganggaran Modal ( Capital Budgeting) Istilah penganggaran

Lebih terperinci

Bab XIII STUDI KELAYAKAN

Bab XIII STUDI KELAYAKAN Bab XIII STUDI KELAYAKAN STUDI KELAYAKAN DIPERLUKAN 1. Pemrakarsa sebagai bahan pertimbangan a. Investasi - Merencanakan investasi - Merevisi investasi - Membatalkan investasi b. Tolak ukur kegiatan/investasi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang

METODE PENELITIAN. ini yang dianalisis adalah biaya, benefit, serta kelayakan usahatani lada putih yang III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yang merupakan suatu metode penelitian yang ditujukan untuk menggambarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. KERANGKA TEORI 2.1.1. Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Studi Kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang kegiatan atau usaha atau bisnis

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. 22 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah usaha ternak sapi perah penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Desa Ciporeat, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya

Manajemen Keuangan Agroindustri. Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya SELF-PROPAGATING ENTREPRENEURIAL EDUCATION DEVELOPMENT Manajemen Keuangan Agroindustri Riyanti Isaskar, SP, M.Si Lab. Manajemen Agribisnis, Faculty of Agriculture, Universitas Brawijaya Email : riyanti.fp@ub.ac.id

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

Bab 5 Penganggaran Modal

Bab 5 Penganggaran Modal M a n a j e m e n K e u a n g a n 90 Bab 5 Penganggaran Modal Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan mengenai teori dan perhitungan dalam investasi penganggaran modal dalam penentuan keputusan

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Investasi Proyek Perumahan pada Proyek Pembangunan Perumahan Aura Tirta Graha Banjarnegara

Studi Kelayakan Investasi Proyek Perumahan pada Proyek Pembangunan Perumahan Aura Tirta Graha Banjarnegara 120 JURNAL ILMIAH SEMESTA TEKNIKA Vol. 15, No. 2, 120-132, November 2012 Studi Kelayakan Investasi Proyek Perumahan pada Proyek Pembangunan Perumahan Aura Tirta Graha Banjarnegara (Feasibility Study of

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor

III. METODE PENELITIAN. Proses produksi kopi luwak adalah suatu proses perubahan berbagai faktor III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi

BAB III METODE PENELITIAN. Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan lokasi 23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di industri pembuatan tempe UD. Tigo Putro di Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu Propinsi Sumatera Utara. Pemilihan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada akhirnya setelah penulis melakukan penelitian langsung ke perusahaan serta melakukan perhitungan untuk masing-masing rumus dan mencari serta mengumpulkan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Studi Kelayakan Proyek Menurut Husnan dan Suwarsono (2000), proyek pada dasarnya merupakan kegiatan yang menyangkut pengeluaran modal (capital

Lebih terperinci

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM. LOGO

Manajemen Investasi. Febriyanto, SE, MM.  LOGO Manajemen Investasi Febriyanto, SE, MM. www.febriyanto79.wordpress.com LOGO 2 Manajemen Investasi Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN KAPASITAS PERBAIKAN TABUNG GAS 3 KG DARI MENJADI PER BULAN DI PT. PATRA DINAMIKA

STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN KAPASITAS PERBAIKAN TABUNG GAS 3 KG DARI MENJADI PER BULAN DI PT. PATRA DINAMIKA STUDI KELAYAKAN PENINGKATAN KAPASITAS PERBAIKAN TABUNG GAS 3 KG DARI 25.000 MENJADI 30.000 PER BULAN DI PT. PATRA DINAMIKA Asep Ihsan Dinika 1, Doddy Chandrahadinata 2, Erwin Gunadhi 3 Jurnal Kalibrasi

Lebih terperinci

ANALISIS FINANSIAL SAMPAH KERTAS DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA. Financial Analysis of Paper Waste in University of Brawijaya

ANALISIS FINANSIAL SAMPAH KERTAS DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA. Financial Analysis of Paper Waste in University of Brawijaya ANALISIS FINANSIAL SAMPAH KERTAS DI UNIVERSITAS BRAWIJAYA Financial Analysis of Paper Waste in University of Brawijaya Briandie Sanchez 1, Ruslan Wirosoedarmo 2*, Bambang Suharto 3 1Mahasiswa Keteknikan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN. (Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir), Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan

IV. METODE PENELITIAN. (Desa Cogreg dan Desa Ciaruteun Ilir), Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian Penelitian dilaksanakan di lokasi penanaman JUN Unit Usaha Bagi Hasil- Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara (UBH-KPWN) Kabupaten Bogor

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi

III. METODOLOGI. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi 23 III METODOLOGI Penelitian ini dilakukan dalam empat tahapan penelitian yaitu tahap pengumpulan data dan informasi, tahap pengkajian pengembangan produk, tahap pengkajian teknologi, tahap uji coba dan

Lebih terperinci

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan

Mulai. Merancang bentuk alat. Menggambar dan menentukan dimensi alat. Memilih bahan. Diukur bahan yang akan digunakan Lampiran 1. Flow Chart Pelaksanaan Penelitian Mulai Merancang bentuk alat Menggambar dan menentukan dimensi alat Memilih bahan Diukur bahan yang akan digunakan Dipotong, dibubut dan dikikir bahan yang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis Kerangka pemikiran teoritis mengemukakan teori-teori terkait penelitian. Teori-teori tersebut antara lain pengertian proyek, keterkaitan proyek dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin. meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha dewasa ini ditandai dengan semakin meningkatnya persaingan yang ketat di berbagai bidang usaha, hal ini menyebabkan banyak perusahaan

Lebih terperinci

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA

12/23/2016. Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Studi Kelayakan Bisnis/ RZ / UNIRA Bagaimana kesiapan permodalan yang akan digunakan untuk menjalankan bisnis dan apakah bisnis yang akan dijalankan dapat memberikan tingkat pengembalian yang menguntungkan?

Lebih terperinci

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si

Aspek Keuangan. Dosen: ROSWATY,SE.M.Si Aspek Keuangan Dosen: ROSWATY,SE.M.Si PENGERTIAN ASPEK KEUANGAN Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang

Lebih terperinci

Mata Kuliah - Kewirausahaan II-

Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Mata Kuliah - Kewirausahaan II- Modul ke: Analisa Investasi dalam Berwirausaha Fakultas FIKOM Ardhariksa Z, M.Med.Kom Program Studi Marketing Communication and Advertising www.mercubuana.ac.id Evaluasi

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Definisi Proyek Menurut Kadariah et al. (1999) proyek merupakan suatu keseluruhan aktivitas yang menggunakan sumber-sumber untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. 42 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Dalam upaya mengembangkan usaha bisnisnya, manajemen PT Estika Daya Mandiri merencanakan investasi pendirian SPBU di KIIC Karawang. Langkah pertama

Lebih terperinci

BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian

BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK. menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan plastik kemudian BAB VI PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS MASYARAKAT DI PERUMAHAN CIPINANG ELOK 6.1. Pewadahan Sampah Pewadahan individual Perumahan Cipinang Elok pada umumnya dibagi menjadi tiga macam. Pertama, menggunakan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Berdasarkan data-data yang telah diolah oleh penulis, maka diperolehlah suatu hasil perhitungan yang diestimasi sebagai berikut: ESTIMASI

ABSTRAK. Berdasarkan data-data yang telah diolah oleh penulis, maka diperolehlah suatu hasil perhitungan yang diestimasi sebagai berikut: ESTIMASI ABSTRAK Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kelayakan investasi perluasan usaha melalui pembukaan cabang Toko X dengan menggunakan metode Capital Budgeting. Untuk mengevaluasi kelayakan

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan perhitungan yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa usulan peningkatan kapasitas produksi dengan cara investasi mesin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. PT Trikarya Idea Sakti selaku Developer telah

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Sawah Besar, Jakarta Pusat. PT Trikarya Idea Sakti selaku Developer telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyaknya investasi proyek yang gagal, baik pada tahap pembangunan maupun tahap operasi, membuat perlunya ketepatan dan ketelitian dalam tahap analisis kelayakan

Lebih terperinci

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL Analisis kelayakan finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan pembesaran ikan lele sangkuriang kolam terpal. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam aspek finansial

Lebih terperinci