NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP IKLIM KESELAMATAN (SAFETY CLIMATE) DENGAN PERILAKU KESELAMATAN (SAFETY BEHAVIOR)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP IKLIM KESELAMATAN (SAFETY CLIMATE) DENGAN PERILAKU KESELAMATAN (SAFETY BEHAVIOR)"

Transkripsi

1 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP IKLIM KESELAMATAN (SAFETY CLIMATE) DENGAN PERILAKU KESELAMATAN (SAFETY BEHAVIOR) Oleh: Dwi Nova Anggraeni PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

2 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSPSI KARYAWAN TERHADAP IKLIM KESELAMATAN (SAFETY CLIMATE) DENGAN PERILAKU KESELAMATAN (SAFETY BEHAVIOR) Telah Disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing Utama ( Emi Zulaifah, Dra.,M.Sc)

3 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP IKLIM KESELAMATAN (SAFETY CLIMATE) DENGAN PERILAKU KESELAMATAN (SAFETY BEHAVIOR) Dwi Nova Anggraeni Emi Zulaifah INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada hubungan antara Persepsi Karyawan Terhadap Iklim Keselamatan (Safety Climate) dengan Perilaku Keselamatan (Safety Behavior). Dugaan awal yang dikemukakan pada penelitian ini adalah ada hubungan positif antara Persepsi Karyawan Terhadap Iklim Keselamatan (Safety Climate) dengan Perilaku Keselamatan (Safety Behavior), dimana semakin tinggi tingkat Persepsi Karyawan Terhadap Iklim Keselamatan (Safety Climate) maka semakin tinggi pula tingkat Perilaku Keselamatan (Safety Behavior). Dan berlaku sebaliknya. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 70 orang karyawan bagian produksi pada salah satu perusahaan yang bergerak dibidang kimia. Skala yang digunakan untuk mengungkap data adalah Skala Persepsi Karyawan Terhadap Iklim Keselamatan yang disusun berdasarkan teori dari Neal dan Griffin (2004) dan Skala Perilaku Keselamatan yang disusun berdasarkan teori dari Borman dan Motowidlo (Neal dan Griffin, 2002) Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi Product Moment dari Pearson, dan perhitungannya dilakukan dengan program SPSS 12.0 for Windows. Hasil analisis menunjukkan (r = dengan p =0.000) yang berarti Persepsi Karyawan Terhadap Iklim Keselamatan (Safety Climate) memiliki hubungan yang sangat signifikan terhadap Perilaku Keselamatan (Safety Behavior). Diketahui bahwa Persepsi Karyawan Terhadap Iklim Keselamatan (Safety Climate) memberikan sumbangan efektif sebesar 41.8% terhadap Perilaku Keselamatan (Safety Behavior). Kata kunci: Persepsi Karyawan Terhadap Iklim Keselamatan (Safety Climate), Perilaku Keselamatan (Safety Behavior)

4 A. PENGANTAR 1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan suatu bangsa, baik sekarang maupun yang akan datang tidak bisa lepas dari peranan proses industrialisasi. Maju mundurnya suatu industri sangat ditunjang oleh peranan tenaga kerja. Untuk dapat membangun tenaga kerja yang produktif, sehat dan berkualitas perlu adanya manajemen yang baik, terutama yang berkaitan dengan masalah K3. K3 mempunyai tujuan pokok dalam upaya mewujudkan dan mengembangkan proses industrialisasi, terutama dalam mewujudkan kesejahteraan buruh (Suardi, 2005). Masalah keselamatan dan kesehatan kerja secara khusus dicantumkan pada UU nomor 13 tahun 2003 pada pasal 86 dan pasal 87. Inti ari kedua pasal tersebut adalah pemberian jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan para pekerja atau buruh. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara mencegah kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya ditempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi serta menyediakan fasilitas sistem manajemen kesehatan kerja. Kegiatan-kegiatan tersebut bertujuan untuk mengendalikan resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya lingkungan kerja yang aman, efisien dan produktif. Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi kelangsungan sebuah perusahaan. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang cukup besar, namun lebih dari itu adalah timbulnya korban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia adalah satu-satunya

5 sumber daya yang tidak dapat digantikan oleh teknologi apapun. Kerugian yang langsung nampak dari timbulnya kecelakaan kerja adalah biaya pengobatan dan kompensasi kecelakaan. Sedangkan biaya tak langsung yang tidak nampak ialah kerusakan alat-alat produksi, penataan manajemen keselamatan yang lebih baik, penghentian alat produksi, dan hilangnya waktu kerja. Jumlah kerugian materi yang timbul akibat kecelakaan kerja sangat besar. Di Amerika pada tahun 1980 kecelakaan kerja telah membuat kerugian bagi negara sebesar 51,1 milyar dollar. Kerugian ini tiap tahun terus bertambah seiring dengan berkembangnya dunia industri di Amerika. Pada tahun 1995 jumlah kerugian yang diderita oleh pemerintah Amerika sudah mencapai angka 119 milyar dollar. Pertumbuhan sebesar 67,9 milyar dollar selama 15 tahun merupakan angka yang sulit dibayangkan. Kerugian ini belum termasuk hilangnya korban jiba yaitu setiap tahun 1 dari 10 pekerja tewas atau terluka dalam kecelakaan kerja. Di Indonesia sangat sulit menentukan jumlah angka kerugian materi yang muncul akibat dari kecelakaan kerja. Hala ini karena setiap kejadian kecelakaan kerja perusahaan bersangkutan tidak berkenan menyampaikan kerugian materi yang mereka derita. Namun menurut catatan dari Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) pada tahun 1999 terjadi kasus kecelakaan kerja, dengan jumlah korban mencapai pekerja. Dari sejumlah korban terssebut terdiri dari pekerja tewas, 5290 cacat seumur hidup dan pekerja, sementara tidak bisa bekerja. ( 14 Agustus 2007). Geller (2001) dalam buku The Psychologi of Safety Handbook, menyatakan bahwa terdapat tiga faktor yang berkontribusi pada kecelakaan kerja, yaitu

6 environment factor (lingkungan), person factors (manusia), dan behaviour factors (perilaku). Ketiga faktor ini disebut safety triads ( 7 November 2005) Aspek utama dalam mencegah terjadinya kecelakaan kerja menurut Suizer (1999) yaitu aspek perilaku para pekerja. Pernyataan ini diperkuat oleh pendapat Cooper (1999). Walaupun sulit untuk dikontrol secara tepat, persen dari seluruh kecelakaan kerja yang terjdi disebabkan oleh unsafe behavior. Pendapat cooper tersebut didukung oleh hasil riset dari NCS (National Safety Council) tentang penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Hasil riset NCS menunjukkan bahwa penyebab kecelakaan kerja 88% adalah adanya unsafe behavior, 10% karena unsafe condition dan 2% tidak diketahui penyebabnya. Penelitian lain yang dilakukan oleh DuPont Company menunjukkan bahwa kecelakaan kerja 96% disebabkan oleh unsafe behavior dan 4% disebabkan oleh unsafe condition. Berdasarkan acuan, unsafe behavior merupakan penyumbang terbesar dalam terjadinya kecelakaan kerja dan untuk meningkatkan safety performance hanya bisa dicapai dengan usaha memfokuskan pada pengurangan unsafe behaviour. Dengan pendekatan behavioral safety ini perusahaan cenderung berusaha untuk mengidentifikasi setiap unsafe behaviour yang muncul, sehingga bisa langsung ditanggulangi ( 14 Agustus 2007). Perilaku kerja karyawan dalam perusahaan dipengaruhi oleh banyak hal yang salah satunya yaitu iklim organisasi (Neal & Griffin, 2002). Perusahaan berusaha menciptakan suasana kerja atau iklim organisasi yang baik agar nantinya

7 menghasilkan perilaku yang diinginkan, dan akan menuntun ke arah keberhasilan suatu perusahaan dimasa mendatang. Bagian khusus dari iklim organisasi yang ikut mempengaruhi karyawan yaitu iklim keselamatan dalam perusahaan. Walaupun banyak terjadi kecelakaan kerja, namun tidak sedikit perusahaan yang telah menerima penghargaan pemerintah atas prestasi manajemennya yang mampu menciptakan "nihil kecelakaan" (Hariyanto, 1995). Salah satu perusahaan yang berhasil mendapat penghargaan pemerintah untuk perusahaan dengan kecelakaan nihil pada tahun 1993 dan tahun 2002 adalah PT. CJ. Keberhasilan yang didapat PT. CJ yaitu dengan jumlah jam kerja jam, 365 hari tidak terdapat kecelakaan kerja. Sebagai perusahaan yang mendapatkan penghargaan zero accident, berarti PT. CJ memiliki kepedulian tinggi pada keselamatan kerja karyawan, dan tentunya telah terbangun suatu iklim keselamatan yang kondusif dalam pelaksanaan keselamatan kerja. Hasil wawancara yang dilakukan dengan pihak Safety, PT. CJ tidak lagi mendapat penghargaan zero accident pada tahun-tahun berikutnya. Hal ini dikarenakan banyak karyawan yang mengalami kecelakaan kerja. Data kecelakaan PT. CJ adalah sebagai berikut: data kecelakaan kerja tahun 1994 sebanyak 15 orang, tahun 1995 sebanyak 17 orang, tahun 1996 sebanyak 32 orang, tahun 1997 sebanyak 33 orang, tahun 1998 sebanyak 22 orang, tahun 1999 sebanyak 23 orang, tahun 2000 sebanyak 27 orang, tahun 2001 sebanyak 15 orang, tahun 2003 sebanyak 19 orang, tahun 2004 sebanyak 13 orang, tahun 2005 sebanyak 27 orang, tahun 2006 sebanyak 12 orang, dan tahun 2007 sebanyak 11 orang.

8 Dari kasus kecelakaan yang terjadi tersebut disebabkan oleh perilaku karyawan yang tidak hati-hati, dan perilaku karyawan yang menyimpang dari aturan yang berlaku di PT.CJ. Perilaku karyawan tersebut seperti tidak mengenakan helm, sarung tangan, sepatu, masker dan sabuk pengaman ketika bekerja dengan ketinggian lebih dasi 2 meter. Konsep dari suatu iklim keselamatan yaitu persepsi karyawan pada kebijakan yang ada, prosedur, dan praktek yang berhubungan dengan keselamatan di tempat kerja. Iklim keselamtan yang ada berkaitan dengan langkah pengukurang sementara dari budaya keselamatan namun dengan pengaruh yang lebih pada keseluruhan organisasi. Persepsi yang positif terhadap iklim keselamatan kerja pada perusahaan merupakan sarana yang tepat dalam menciptakan suasana yang dapat mendorong munculnya semangat dan mendorong para karyawan untuk berperilaku selamat. Dengan timbulnya perilaku keselamatan ini maka akan meminimalkan terjadinya kecelakaan kerja yang nantinya akan meningkatkan produktivitas perusahaan. Diharapkan dengan persepsi karyawan terhadap iklim keselamatan kerja kondusif akan meningkatkan perilaku keselamatan karyawan pada perusahaan. Sebaliknya, persepsi yang negatif terhadap iklim keselamatan kerja pada perusahaan menyebebkan perilaku tidak selamat sehingga menimbulkan kecelakaan kerja yang nantinya akan mempengaruhi produktivitas perusahaan. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka peneliti tertatik untuk mengungkap apakah ada hubungan antara iklim keselamatan (safety climate)

9 dengan perilaku keselamatan (safety behaviour) terhadap perusahaan pada karyawan PT. Cheil Jedang Indonesia. 2. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara persesi karyawan terhadap iklim keselamatan (safety climate) dengan perilaku keselamatan (safety behaviour). 3. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah informasi dan memperkaya ilmu psikologi. Terutama psikologi industri dan organisasi. 2. Manfaat Praktis Secara praktis, memberikan masukan dalam rangka pengelolaan dan pengembangan sumber daya manusia optimal dan efektif, khususnya pada keselamatan kerja karyawan. B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Perilaku Keselamatan (Safety Behavior) Perilaku merupakan perbuatan atau tindakan seseorang dalam melakukan respon terhadap sesuatu dan kemudian dijadikan kebiasaan karena adanya nilai yang diyakini. Perilaku manusia pada dasarnya terdiri dari komponen pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor) atau tindakan ( 1 agustus 2004).

10 Ndraha (2003) mengatakan bahwa perilaku adalah operasionalisasi dan aktualisasi sikap seseorang atau suatu kelompok dalam atau terhadap suatu (situasi dan kondisi) lingkungan (masyarakat, alam, teknologi, atau organisasi). Ilmu jiwa mendefinisikan perilaku sebagai kegiatan organisme yang dapat diamati oleh organisme lain atau oleh berbagai instrumen penelitian. Keselamatan kerja menurut sumakmur (1981) adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, perangkat, alat kerja, bahan dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Menurut Megginsons (Mangkunegara, 2001) keselamatan kerja menunjukkan kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja. Resiko keselamatan merupakan aspek-aspek dari lingkungan kerja yang dapat menyebabkan kebakaran, terpotong, luka memar, keseleo, patah tulang, kerugian alat tubuh, penglihatan, dan pendengaran. Semua itu sering berhubungan dengan perlengkapan perusahaan atau lingkungan fisik dan mencakup tugas-tugas kerja yang membutuhkan pemeliharaan dan pelatihan. Perilaku keselamatan (Safety behaviour) menurut APA dictionary of psychology (2007) adalah suatu perilaku yang dilakukan dengan ketertarikan individu dalam usaha untuk memperkecil atau mencegah suatu bencana yang ditakutkan. Borman dan Motowidlo s (dalam Neal & Griffin 2002) membagi perilaku keselamatan menjadi dua aspek, yaitu: a. Pelaksanaan keselamatan (Safety Compliance) b. Keikutsertaan keselamatan (Safety Participation)

11 Menurut Neal dan Griffin (2004) ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku keselamatan (Safety behaviour), yaitu: a. Faktor-faktor yang berasal dari dalam individu, seperti komitmen, perbedaan individu misalnya ketelitian, kepribadian misalnya karakter yang dimiliki bersifat permanen atau orang tersebut mempunyai kecenderungan celaka. b. Lingkungan kerja, seperti iklim keselamatan dan faktor organisasional misalnya supervisi dan desain pekerjaan. 2. Persepsi Karyawan Terhadap Iklim Keselamatan (Safety Climate) Thoha (2007) mengatakan persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman. Menurut Walgito (2002) persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut proses sensoris. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris keotak, sehingga terjadilah suatu peristiwa psikologis dimana individu menjadi sadar apa yang ia lihat, apa yang ia dengar dan sebagainya, atau dengan kata lain individu mengalami persepsi. Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah suatu proses yang membentuk reaksi seseorang terhadap stimulus tertentu, diperoleh dengan bantuan penginderaan untuk kemudian

12 diinterpretasikan dan diorganisir oleh individu, sehingga memberikan maknai. Menurut Neal & Griffin (2002) iklim keselamatan mengacu pada persepsi mengenai kebijakan, prosedur, dan pelaksanaan berkaitan dengan keamanan ditempat kerja. Wiegmann (2002) berpendapat bahwa iklim keselamatan (Safety Climate) berkaitan dengan persepsi sementara karyawan dari budaya keselamatan namun dengan pengaruh yang lebih pada keseluruhan organisasi. Iklim keselamatan merupakan isu yang tidak dapat diraba atau tidak dapat dinyatakan secara jelas karena relatif tidak stabil dan individu bisa berubah tergantung dari keadaan yang ada pada lingkungan saat itu dan kondisi lingkungan kerja secara umum. Dari pengertian Wiegmann diatas dapat diketahui bahwa iklim keselamatan itu berubah-ubah sehingga perilaku individu pun ikut berubah-ubah pula, karena persepsinya terhadap keadaan yang ada pada lingkungan kerja. Seperti data kecelakaan kerja karyawan PT. CJ setiap tahunnya jumlah kecelakaan kerja tidak tentu. Persepsi karyawan terhadap iklim keselamatan adalah bagaimana karyawan merespon kebijakan, prosedur dan praktek yang berkaitan dengan keselamatan di dalam perusahaan tempat karyawan tersebut bekerja. Menurut Neal dan Griffin (2004) aspek-aspek iklim keselamatan (Safety Climate) adalah: a. Kebijakan organisatoris dan prosedur

13 1) Komitmen manajemen 2) Pengembangan sumber daya manusia 3) Sistem keselamatan b. Lingkungan kerja dan pelaksanaan 1) Dukungan dari supervisor atau penyelia 2) Proses kelompok internal 3) Boundary manajemen 4) Resiko 5) Tekanan kerja 3. Hipotesis Ada hubungan positif antara Persepsi Karyawan Iklim Keselamatan (Safety Climate) dengan Perilaku Keselamatan (Safety Behavior)", semakin tinggi tingkat persepsi karyawan terhadap iklim keselamatan (Safety Climate), maka semakin tinggi tingkat perilaku keselamatan (Safety Behavior). Dan berlaku pula sebaliknya. C. METODOLOGI PENELITIAN 1. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian 1. Variabel Tergantung : Perilaku Keselamatan (Safety Behaviour) 2. Variabel Bebas : Persepsi Karyawan Terhadap Iklim Keselamatan (Safety Climate) 2. Subjek Penelitian

14 Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Karyawan PT. Cheil Jedang Indonesia, Pasuruan. Pada penelitian ini digunakan subjek penelitian dengan kriteria tertentu. Subjek yang diambil dalam penelitian ini yaitu karyawan yang bekerja dibagian produksi dan memiliki masa kerja minimal 2 tahun. Pertimbangan penulis memilih subjek dengan kriteria tersebut adalah karena subjek yang bekerja dibagian produksi lebih banyak terlibat langsung dengan kegiatan yang beresiko terhadap keselamatan kerja dan cara kerjanya membutuhkan ketelitian serta kehati-hatian, sedangkan karyawan yang memiliki masa kerja minimal dua tahun biasanya sudah mengenal lingkungan tempat dia bekerja. Subjek Penelitian ini akan diambil secara Purposive Sampling yaitu sesuai dengan karakteristik yang telah ditentukan 3. Metode dan Alat Penelitian Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan skala, yaitu skala perilaku keselamatan dan skala iklim keselamatan. Agar alat ukur yang digunakan memenuhi syarat ilmiah, maka dilakukan beberapa persiapan yang meliputi: (1) Penyusunan alat ukur Skala Perilaku Keselamatan dan Skala Persepsi Karyawan Terhadap Iklim Keselamatan, (2) Mengujicobakan alat ukur, dan (3) memilih aitem-aitem alat ukur yang memiliki validitas dan reliabilitas yang baik, yang dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian. 4. Metode Analisis Data

15 Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik yang digunakan secara kuantitatif. Untuk menguji hubungan antara dua variabel dalam penelitian menggunakan uji bivariate correlation dengan teknik korelasi product moment dari Pearson yang terdapat pada program SPSS 12.0 for Windows. Uji analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas Iklim Keselamatan (Safety Climate) dengan variabel tergantung Perilaku Keselamatan (Safety Behavior) D. HASIL PENELITIAN 1. Uji Asumsi a. Uji Normalitas Hasil uji normalitas yang dilakukuan pada variabel Perilaku Keselamatan menunjukkan distribusi yang normal dengan koefisien K-S- Z pada variabel Perilaku Keselamatan sebesar 1,072 dengan p = 0,200 dan pada variabel Persepsi Karyawan Terhadap Iklim Keselamatan menunjukkan distribusi yang normal dengan koefisien K-S-Z = 0,486 dengan p = 0,972 b. Uji Linearitas Berdasarkan hasil uji linieritas hubungan variabel Iklim Keselamatan dengan Perilaku Keselamatan diperoleh hasil F = dengan p = Kedua variabel dikatakan linier apabila p < Hasil

16 tersebut menunjukkan bahwa variabel Persepsi Karyawan Terhadap Iklim Keselamatan dengan Perilaku Keselamatan bersifat linier. 2. Uji Hipotesis Analisa data menunjukkan korelasi antara dua variabel Iklim Keselamatan dengan Perilaku Keselamatan menghasilkan r = 0,646 dengan p = 0,000. Dua buah variabel dikatakan mempunyai korelasi apabila p < Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara Persepsi Karyawan Terhadap Iklim Keselamtan dengan Perilaku Keselamatan, sehingga hipotesis yang diajukan peneliti diterima. Analisis koefisien determinasi (R²) pada korelasi antara Persepsi Karyawan Terhadap Iklim Keselamatan dengan Perilaku Keselamatan menunjukkan angka sebesar 0.418, berarti Iklim Keselamatan memberikan sumbangan sebesar 41,8% terhadap Perilaku Keselamatan. E. PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk menguji hipottesis tentang adanya hubungan positif antara Iklim Keselamatan (Safety Climate) dengan Perilaku Keselamatan (Safety Behavior). Perilaku keselamatan (Safety Behaviour) merupakan operasionalisasi sikap seseorang dalam menunjukkan kondisi yang aman atau selamat dari kecelakaan. Setelah melalui proses pengolahan data diperoleh hasil yang mendukung hipotesis tersebut. Mula-mulanya melalui deskripsi data penelitian dapat dilihat bahwa nilai rata-rata skor perilaku keselamatan yang

17 diperoleh (mean empirik = 90,67) lebih tinggi dari rata-rata skor hipotetiknya (mean hipotetik = 65) Data tersebut menunjukkan bahwa karyawan memiliki perilaku keselamatan lebih besar dari rata-rata yang diperkirakan. Berdasarkan kategorisasi Perilaku Keselamatan dapat diketahui bahwa subjek yang termasuk kategori sangat tinggi 47 subjek (67,14%), kategori tinggi sebanyak 23 subjek (32,86%), tidak ada subjek yang termasuk kedalam kategori sedang, rendah dan sangat rendah. Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat perilaku keselamatan karyawan berada pada kategori sangat tinggi sebesar 67,14%, karena jumlah subjek berada pada rentang skor 88,4-104 mempunyai jumlah yang paling banyak jika dibandingkan dengan jumlah subjek pada rentang skor lain. Berdasarkan beberapa uraian diatas, dapat diketahui bahwa peneliti menemukan proporsi perilaku keselamatan karyawan yang sangat tinggi sebanyak 67,14% dari 70 responden. Hal ini dikarenakan subjek penelitian sebagian besar telah mengikuti pelatihan K3 sebelum pengambilan data dilakukan. Persepsi Karyawan Terhadap Iklim Keselamatan (Safety Climate) merupakan persepsi karyawan terhadap kebijakan, prosedur, dan praktek yang berkenaan dengan keselamatan di lingkungan kerjanya. Hasil yang diperoleh untuk iklim keselamatan (safety climate), karyawan memiliki rata-rata skor (mean empirik = 133,21) yang lebih tinggi dari rata-rata skor hipotetik (mean hipotetik = 97,5) itu menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap iklim keselamatan berada diatas rata-rata yang diperkirakan. Berdasarkan kategorisasi persepsi karyawan terhadap iklim keselamatan (safety climate) dapat diketahui bahwa

18 subjek yang termasuk ke dalam kategori sangat tinggi 34 subjek (48,7%), kategori tinggi sebanyak 36 subjek (51,43%), tidak ada subjek yang termasuk kedalam kategori sedang, rendah dan sangat rendah. Berdasarkan rincian di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat persepsi karyawan terhadap iklim keselamatan karyawan berada pada kategori tinggi 51,43%, karena jumlah subjek berada pada rentang skor 109,2-132,6 mempunyai jumlah yang paling banyak jika dibandingkan dengan jumlah subjek pada rentang skor lain. Hasil analisis data-data yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis tersebut terbukti melalui tingginya nilai koefisien korelasi yang diperoleh (r = dan p= 0,000), sehingga dapat dilihat bahwa persepsi karyawan terhadap iklim keselamatan memang berhubungan dengan perilaku keselamatan. Tingginya persepsi karyawan terhadap iklim keselamatan diiringi dengan tingginya perilaku keselamatan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Neal dan Griffin (2004) yang mengungkap bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku keselamatan adalah iklim keselamatan. Penelitian yang dilakukan oleh Neal dan Griffin (2002) yaitu hubungan antara iklim keselamatan dengan perilaku keselamatan berupa studi literatur. Sedang dalam penelitian ini peneliti melakukan proses pengambilan data sehingga dapat diperoleh hasil yang sesungguhnya, yaitu nilai koefisien korelasi yang diperoleh (r = dan p= 0,000) yang membuktikan bahwa terdapat hubungan antara iklim keselamatan (safety climate) dengan perilaku keselamatan (safety behavior).

19 Penelitian ini sebanding dengan hasil penelitian Jackson, dkk (2007) yang mengungkapkan bahwa terdapat hubungan positif antara iklim keselamatan (safety climate) dengan perilaku keselamatan (safety behavior) ditunjuk kan oleh koefisien korelasi (r) sebesar 0.29 dengan p< Hasil tersebut menunjukkan bahwa para pekerja dengan iklim keselamatan yang tinggi mempunyai perilaku keselamatan yang tinggi pula. Hasil yang diperoleh koefisien determinasi (R²) pada korelasi antar persepsi karyawan terhadap iklim keselamatan dengan perilaku keselamatan pada karyawan sebesar 0,418, hal ini menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap iklim keselamatan memberikan sumbangan sebesar 41,8% terhadap perilaku keselamatan, sehingga 58,2% merupakan sumbangan dari faktor lain.. F. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif antara persepsi karyawan terhadap iklim keselamatan (safety climate) dengan perilaku keselamatan (safety behavior). Semakin tinggi tingkat persepsi karyawan terhadap iklim keselamatan (safety climate) maka semakin tinggi tingkat perilaku keselamatan (safety behavior). Begitu pula sebaliknya, semakin rendah tingkat persepsi karyawan terhadap iklim keselamatan (safety climate) maka semakin rendah pula tingkat perilaku keselamatan (safety behavior). G. SARAN

20 Berkaitan dengan hasil penelitian ini, maka peneliti mengajukan saransaran sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa persesi karyawan terhadap iklim keselamatan (Safety Climate) memberikan pengaruh terhadap perilaku keselamatan (Safety Behavior) pada karyawan, karena itu untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang disebabkan perilaku yang tidak aman maka perusahaan harus menciptakan lingkungan kerja yang kondusif. 2. Bagi Subjek Penelitian Bagi subjek penelitian untuk meningkatkan kperilaku keselamatannya agar terhindar dari kecelakaan yang dapat merugikan individu maupun perusahaan. 3. Bagi Peneliti Lain Bagi peneliti lain yang tertarik pada kajian yang sama khususnya membahas mengenai keselamatan dan kesehatan kerja dalam perusahaan, maka dapat mengembangkan variabel lain yang lebih beragam atau bahkan meneliti dengan menggunakan metode kualitatif sehingga diharapkan mampu memperoleh hasil yang lebih mendalam. Selain itu dapat juga menggunakan literatur mengenai karyawan yang lebih banyak dari penelitian kali ini karena penelitian ini hanya terfokus pada pengaruh persepsi karyawan terhadap iklim keselamatan (Safety Climate) dengan perilaku keselamatan (Safety Behavior).

21 DAFTAR PUSTAKA Bhina Bagaimana Behavioral Safety Mengurangi Angka Kecelakaan Kerja. BAPPENAS, Perilaku Individu Dalam Membentuk Kualitas Kinerja Yang Baik. Crootth (HSE) Mohon Pencerahan Stop Card. Hariyanto, V Survei Tentang K3 Dan Kondisi Kerja Psikis Serta Hubungannya dengan Kepuasan Kerja Karyawan. Anima, Indonesian Psikological Journal. Volum 11, No. 41. Jackson, Tonya The Effects of Perceived Organizational Support on Training and Safety In Latino and Non-Latino Construction Workers. Sharnia_Artis_dissertation.pdf Mangkunegara, P Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Ndraha, T Budaya Organisasi. Jakarta: Rineka Cipta. Neal, A. & Griffin, M. A Safety Climate and Safety Behavior. Australian Journal of Management, Volume 27. Special Issues. Neal, A. & Griffin, M. A Safety Climate and Safety At Work. Suardi, R Sistem Management Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: PPM.

22 Suma mur Keselamatan Kerja dan Pencegahan Kecelakaan. Jakarta: CV. Haji Masagung. Thoha,M Perilaku organisasi : Konsep Dasar Dan Aplikasinya. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Vandenbos, G APA Dictionary of Psichology. Washington: American Psichological Association Walgito,B Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI OFFSET Wiegman, dkk A Sythesis of Safety Culture and Safety Climate Research. IDENTITAS PENULIS Nama Alamat : Dwi Nova Anggraeni : Demangan, Bejen, Temanggung, Jawa Tengah No. HP :

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Dunia industri erat kaitannya dengan proses produksi yang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Dunia industri erat kaitannya dengan proses produksi yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dunia industri erat kaitannya dengan proses produksi yang memerlukan penggunaan teknologi yang sangat maju. Adanya teknologi bisa memudahkan proses produksi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN Oleh: HANDINI IKA PRATIWI SUS BUDIHARTO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin berkembangnya prindustrian dengan mendayagunakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditandai dengan semakin berkembangnya prindustrian dengan mendayagunakan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional sedang memasuki era industrialisasi dan globalisasi yang ditandai dengan semakin berkembangnya prindustrian dengan mendayagunakan teknologi tinggi,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN PT. KRAKATAU STEEL CILEGON

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN PT. KRAKATAU STEEL CILEGON HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA KARYAWAN PT. KRAKATAU STEEL CILEGON NASKAH PUBLIKASI Diajukan oleh : ALLIFIA DIANNIAR F 100 080

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. perusahaan, yang diiringi dengan meningkatnya penggunaan bahan-bahan berbahaya,

BAB 1 : PENDAHULUAN. perusahaan, yang diiringi dengan meningkatnya penggunaan bahan-bahan berbahaya, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Titik berat dalam proses pembangunan nasional adalah bidang ekonomi khususnya pada sektor industri. Pada sektor ini telah terjadi peningkatan jumlah perusahaan, yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif. Sebuah perusahaan dapat terus bertahan jika memiliki sumber daya manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif. Sebuah perusahaan dapat terus bertahan jika memiliki sumber daya manusia 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam dunia kerja, perubahan dan tantangan terus berganti seiring dengan perkembangan industri. Keadaan ini menuntut sebuah perusahaan untuk selalu produktif. Sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan adanya globalisasi disegala bidang maka perindustrian di

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan adanya globalisasi disegala bidang maka perindustrian di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan adanya globalisasi disegala bidang maka perindustrian di Indonesia mengalami perubahan yang besar. Perubahan ini ditandai dengan bertambah majunya teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Kejadian kecelakaan kerja dan timbulnya penyakit akibat kerja merupakan masalah yang besar bagi sebuah perusahaan atau industri. Kerugian yang dapat terjadi akibat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI Nama : Kartika Pradita Andriani NPM : 13510847 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Prof. Dr. AM. Heru

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA TEAM CLIMATE DENGAN KINERJA KARYAWAN. Oleh: DESSY DWI LESTARI EMI ZULAIFAH

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA TEAM CLIMATE DENGAN KINERJA KARYAWAN. Oleh: DESSY DWI LESTARI EMI ZULAIFAH NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA TEAM CLIMATE DENGAN KINERJA KARYAWAN Oleh: DESSY DWI LESTARI EMI ZULAIFAH PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa arus globalisasi tersebut membawa

BAB I PENDAHULUAN. maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa arus globalisasi tersebut membawa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini dunia industri berkembang dan tumbuh secara cepat, maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa arus globalisasi tersebut membawa pengaruh yang besar

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DENGAN PERSONAL RESPONSIBILITY KARYAWAN LEMBAGA PENDIDIKAN PERKEBUNAN YOGYAKARTA DISUSUN OLEH SUGESTI HANUNG ANDITYA SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI

NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI NASKAH PUBLIKASI SIKAP REMAJA TERHADAP PENYALAHGUNAAN OBAT DITINJAU DARI KEPERCAYAAN DIRI Oleh : SYAIFUL ANWAR PRASETYO YULIANTI DWI ASTUTI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel Variabel adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PRAMUNIAGA MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PRAMUNIAGA MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN KERJA DENGAN STRES KERJA PRAMUNIAGA MATAHARI DEPARTMENT STORE SOLO SQUARE NASKAH PUBLIKASI Disusun Guna Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang Masalah...

DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang Masalah... DAFTAR ISI ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iii vi x xii xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1 1.2. Rumusan

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA MENGENAI KINERJA MENGAJAR GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA N GONDANGREJO TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL PUBLIKASI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian 1. Variabel Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan pengidentifikasian variabel-variabel yang diambil dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dalam industri (Heinrich, 1980). Pekerjaan konstruksi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pelaku dalam industri (Heinrich, 1980). Pekerjaan konstruksi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi kelangsungan sebuah perusahaan. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN KERJA DAN KEPUASAN KOMPENSASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN KERJA DAN KEPUASAN KOMPENSASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PROGRAM KESELAMATAN KERJA DAN KEPUASAN KOMPENSASI DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PETUGAS PEMADAM KEBAKARAN Wella First Nazlia Universitas Ahmad Dahlan Fakultas Psikologi Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan dan jenis penelitian. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan dan jenis penelitian. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan jenis penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Untuk dapat meneliti konsep empirik, konsep tersebut harus dioperasionalkan dengan mengubahnya menjadi variabel. Menurut Arikunto (2006), variabel adalah

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DENGAN KEPUASAN KERJA PADA KARYAWAN PT. DJITOE INDONESIAN TOBACCO SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi akan membawa dampak terhadap perubahan tatanan kehidupan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI DAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN OPERASIONAL PT KAI (PERSERO) PURWOKERTO

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI DAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN OPERASIONAL PT KAI (PERSERO) PURWOKERTO HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KOMPENSASI DAN SEMANGAT KERJA PADA KARYAWAN OPERASIONAL PT KAI (PERSERO) PURWOKERTO Harlina Nurtjahjanti Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Jl. Prof Sudharto. SH,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi 0 PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam BAB 3 METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menekankan analisinya pada data-data numerikal (angka) tentang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi, karena penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan yang signifikan antara kualitas kehidupan bekerja dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) merupakan wujud dari kewajiban sebuah perusahaan untuk melindungi pekerja berdasarkan amanah undang-undang (UU).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari

BAB I PENDAHULUAN. bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keselamatan kerja saat ini menjadi kewajiban dan kebutuhan perusahaan dalam segala bentuk kegiatan pekerjaan. Keselamatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat sarjana S-1 Diajukan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepimpinan. Peneliti mendeskripsikan skor kepemimpinan dan kinerja

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepimpinan. Peneliti mendeskripsikan skor kepemimpinan dan kinerja BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas hasil penelitian baik secara deskriptif maupun uji hipotesis serta Pembahasan. A. Analisis Deskripsi Subjek Pada bagian ini, peneliti akan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Kepada Fakultas Psikologi. Untuk Memenuhi Sebagian Syarat HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi Oleh : SEPTIANI BAROROH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah: 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Variabel Penelitian Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah: Variabel independent : motivasi kerja (X 1 ) dan sikap karyawan (X 2 ) Variabel dependent

Lebih terperinci

PENGARUH KEMAMPUAN MEMORI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH KEMAMPUAN MEMORI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 PENGARUH KEMAMPUAN MEMORI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP AL ISLAM 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 011/01 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA DI PT. PERTIWI AGUNG

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA DI PT. PERTIWI AGUNG HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA DI PT. PERTIWI AGUNG SKRIPSI Oleh: DHEVY NOVERIA ADESTA 201210515024 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA 2016

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Pendekatan Penelitian Suatu penelitian terdapat dua macam pendekatan, yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia atau tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses pengelolaannya

Lebih terperinci

INTENSI TURNOVER DITINJAU DARI KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT QOLBU INSAN MULIA (QIM) BATANG

INTENSI TURNOVER DITINJAU DARI KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT QOLBU INSAN MULIA (QIM) BATANG INTENSI TURNOVER DITINJAU DARI KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN RUMAH SAKIT QOLBU INSAN MULIA (QIM) BATANG NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA TERHADAP PERILAKU BERBAHAYA PADA KARYAWAN PRODUKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PG.

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA TERHADAP PERILAKU BERBAHAYA PADA KARYAWAN PRODUKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PG. HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA TERHADAP PERILAKU BERBAHAYA PADA KARYAWAN PRODUKSI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XI (PERSERO) PG. DJATIROTO Mega Widyastuti, Siti Nur Aini sitinuraini@unmuhjember.ac.id

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TIPE KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TIPE KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TIPE KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN Oleh : VIVI RIANTI MUH. BACHTIAR PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA. NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KENAKALAN REMAJA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004). BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. hasil perhitungan distribusi frekuensi yang telah dilakukan. Tabel 4.1 Demografi Responden. Demografi Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN. hasil perhitungan distribusi frekuensi yang telah dilakukan. Tabel 4.1 Demografi Responden. Demografi Jumlah % BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Partisipan Penelitian dilakukan kepada 70 karyawan PT. YMMI. Gambaran umum partisipan penelitian merupakan gambaran demografis penyebaran partisipan dilihat berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi variabel-variabel penelitian 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi 2. Variabel bebas : Komunikasi efektif bidan-pasien B. Definisi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan untuk memenuhi sebagaian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan untuk memenuhi sebagaian persyaratan guna mencapai derajat sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 GEMOLONG TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka melaksanakan pembangunan masyarakat dan menyumbang pemasukan bagi negara peranan Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi diharapkan masih tetap memberikan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil penelitian Sebelum dilakukan analisis statistik dengan menggunakan product

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil penelitian Sebelum dilakukan analisis statistik dengan menggunakan product BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian Sebelum dilakukan analisis statistik dengan menggunakan product moment dari Pearson, maka dilakukan uji asumsi normalitas dan linearitas. 1. Uji Asumsi Sebelum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif, kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka. Penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP BEBAN TUGAS GURU DENGAN STRES KERJA PADA GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN KERTEK, KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Rudi Prasetyo 04320307

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode bagi suatu penelitian merupakan suatu alat didalam pencapaian suatu tujuan untuk memecahkan suatu masalah. Metode penelitian (Sugiyono, 2010:2) pada

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP SERTIFIKASI AKADEMIK DENGAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP SERTIFIKASI AKADEMIK DENGAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP SERTIFIKASI AKADEMIK DENGAN KOMPETENSI KEPRIBADIAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KECENDERUNGAN PERILAKU DELIKUEN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat

Lebih terperinci

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi MINAT BERWIRAUSAHA DITINJAU DARI MOTIVASI DAN SIKAP KEWIRAUSAHAAN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ANGKATAN 2011/2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor industri saat ini merupakan salah satu andalan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor industri saat ini merupakan salah satu andalan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya pembangunan nasional yang dilakukan oleh suatu bangsa pada umumnya ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup rakyatnya. Pembangunan sektor industri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan Penelitian Proses Penelitian. siswanya adalah berjumlah yang berjumlah 35 siswa.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan Penelitian Proses Penelitian. siswanya adalah berjumlah yang berjumlah 35 siswa. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil penelitian 1. Persiapan Penelitian Proses Penelitian a. Proses Penelitian Persiapan penelitian yang pertama adalah menentukan subjek mana yang akan dijadikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variable terikat (Y) : Kepuasan Kerja Karyawan. Variable bebas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang tipe penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional variabel penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data,

Lebih terperinci

Perbedaan Tingkat Kepuasan Kerja Berdasarkan Besar Kompensasi Pada Profesi Guru. Ade Prastya Nugraha. Prof. Dr. A.M.

Perbedaan Tingkat Kepuasan Kerja Berdasarkan Besar Kompensasi Pada Profesi Guru. Ade Prastya Nugraha. Prof. Dr. A.M. Perbedaan Tingkat Kepuasan Kerja Berdasarkan Besar Kompensasi Pada Profesi Guru Ade Prastya Nugraha Prof. Dr. A.M. Heru Basuki, Msi Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Penelitian Terdahulu Dalam penelitian terdahulu, ada dua penelitian yang meneliti tentang analisis keselamatan dan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan terhadap

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pembahasan 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian Dalam melakukan penelitian ini ada beberarapa langkah yang dilakukan peneliti, antara lain: a. Persiapan

Lebih terperinci

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dari pesatnya pembangunan berbagai pusat perbelanjaan, pendidikan, perumahan, dan

BAB I PENDAHULUAN. terbukti dari pesatnya pembangunan berbagai pusat perbelanjaan, pendidikan, perumahan, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Industri konstruksi di Indonesia memiliki peluang pertumbuhan yang baik. Hal tersebut terbukti dari pesatnya pembangunan berbagai pusat perbelanjaan, pendidikan, perumahan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda (Turmudi dan Sri Harini,

Lebih terperinci

KORELASI ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA SD N MOJOREJO 3 KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

KORELASI ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA SD N MOJOREJO 3 KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI 1 KORELASI ANTARA MOTIVASI BELAJAR DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR PADA SISWA SD N MOJOREJO 3 KABUPATEN SRAGEN TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat

Lebih terperinci

Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja Dengan Disiplin Kerja Karyawan

Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja Dengan Disiplin Kerja Karyawan Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pengawasan Kerja Dengan Disiplin Kerja Karyawan NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti sekarang ini, persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik pasar tingkat regional,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi interpersonal dan keharmonisan keluarga. Untuk jenis penelitian kuantitatif ini, maka

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN PERILAKU PRODUKTIF PADA GURU SLB. Ermy Herawaty Sus Budiharto, S. Psi, M.

HUBUNGAN ANTARA KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN PERILAKU PRODUKTIF PADA GURU SLB. Ermy Herawaty Sus Budiharto, S. Psi, M. HUBUNGAN ANTARA KEBERMAKNAAN HIDUP DENGAN PERILAKU PRODUKTIF PADA GURU SLB Ermy Herawaty Sus Budiharto, S. Psi, M. Si, Psi INTISARI Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fakta yang menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan 63 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memungkinkannya pencatatan dan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasi. Sesuai dengan namanya, penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diikuti dengan resiko pekerjaan yang tinggi. Resiko kerja yang tinggi disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. diikuti dengan resiko pekerjaan yang tinggi. Resiko kerja yang tinggi disebabkan karena BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, masalah keselamatan kerja merupakan faktor penting yang harus menjadi perhatian semua pihak. Keberhasilan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... viii DAFTAR BAGAN... DAFTAR GRAFIK...

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... viii DAFTAR BAGAN... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... ABSTRAK ABSTRACT DAFTAR ISI..... i ii iv v vi DAFTAR TABEL..... viii DAFTAR BAGAN.... DAFTAR GRAFIK... x xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi KONTRIBUSI LINGKUNGAN BELAJAR DAN SIKAP SISWA DALAM MENERIMA PELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI KERJO TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI KRADENAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI KRADENAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI KRADENAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DAN KEBAHAGIAAN PADA WANITA KARIR YANG BELUM MENIKAH

HUBUNGAN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DAN KEBAHAGIAAN PADA WANITA KARIR YANG BELUM MENIKAH HUBUNGAN KUALITAS KEHIDUPAN KERJA DAN KEBAHAGIAAN PADA WANITA KARIR YANG BELUM MENIKAH Nama : Dea Alliqa Fitri NPM : 11511768 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Ursa Majorsy, SPsi, MSi. Quroyzhin Kartika

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang dalam prosesnya banyak

Lebih terperinci

Hubungan Work Family Conflict Dengan Quality Of Work Life Pada Karyawan Wanita Perusahaan X

Hubungan Work Family Conflict Dengan Quality Of Work Life Pada Karyawan Wanita Perusahaan X UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS PSIKOLOGI Hubungan Work Family Conflict Dengan Quality Of Work Life Pada Karyawan Wanita Perusahaan X Arlinda Ashar 11511192 3PA09 Pembimbing : Marchantia Andranita, Mpsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Agar mencapai tujuan perusahaan yang efektif dan efisien, sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Agar mencapai tujuan perusahaan yang efektif dan efisien, sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan faktor utama dalam perkembangan suatu perusahaan. Agar mencapai tujuan perusahaan yang efektif dan efisien, sumber daya manusia dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan. Variabel bebas (X):

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN MINAT MEMBELI BARANG - BARANG BERMEREK Oleh: Amalia Gia Puspita Fuad Nashori PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perilaku Keselamatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Perilaku Keselamatan BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Perilaku Keselamatan 1. Pengertian Perilaku Keselamatan Menurut Heinrich (1980) perilaku keselamatan atau yang disebutnya perilaku aman adalah tindakan atau perbuatan dari seseorang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan di uraikan tentang tipe penelitian, identifikasi variabel penelitian, defenisi operasional variabel penelitian, populasi dan teknik pengambilan sampel, metode

Lebih terperinci

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DITINJAU DARI MASA KERJA

PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DITINJAU DARI MASA KERJA 1 PERBEDAAN KEPUASAN KERJA DITINJAU DARI MASA KERJA Indah Lestari M. Bachtiar INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kepuasan kerja karyawan ditinjau dari masa kerja. Dugaan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN PT DAN LIRIS SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN PT DAN LIRIS SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN INTENSI TURNOVER PADA KARYAWAN PT DAN LIRIS SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Orientasi Kancah Penelitian Subjek penelitian ini adalah anggota dari kelompokkelompok game yang bermain Ayo Dance di Salatiga, tepatnya anggota Narciz Community

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2 PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2011/ 2012 JURNAL PUBLIKASI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

KOMITMEN KARYAWAN DITINJAU DARI SELF EFFICACY DAN PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI,DI CV. WAHYU JAYA SEMARANG

KOMITMEN KARYAWAN DITINJAU DARI SELF EFFICACY DAN PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI,DI CV. WAHYU JAYA SEMARANG KOMITMEN KARYAWAN DITINJAU DARI SELF EFFICACY DAN PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI,DI CV. WAHYU JAYA SEMARANG Gusti Yuli Asih, Rusmalia Dewi Psikologi Industri dan Organisasi, Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perhatian yang serius dimana penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perhatian yang serius dimana penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan keselamatan kerja di Indonesia masih membutuhkan perhatian yang serius dimana penerapan program keselamatan dan kesehatan kerja di Indonesia nyatanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan dikembangkan.oleh karena itu karyawan harus mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan dikembangkan.oleh karena itu karyawan harus mendapatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan peranan penting bagi keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan, karena manusia merupakan aset hidup yang perlu dipelihara

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA PENGARUH BIMBINGAN KONSELING DAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI PADA SMA NEGERI I JATISRONO WONOGIRI TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DI CV.BARUTAMA SAMARINDA

PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DI CV.BARUTAMA SAMARINDA PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI DI CV.BARUTAMA SAMARINDA DIDIK PRASETYO UTOMO Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda, 75234. Indonesia E-mail : didik_utomo12@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. eksis. Masalah utama yang selalu berkaitan dan melekat dengan dunia kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. eksis. Masalah utama yang selalu berkaitan dan melekat dengan dunia kerja adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia industri, mengakibatkan munculnya masalahmasalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut ingin tetap eksis. Masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel variabel yang diteliti yaitu kompensasi dan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel variabel yang diteliti yaitu kompensasi dan BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Dalam penelitian ini variabel variabel yang diteliti yaitu kompensasi dan kepuasan kerja. Untuk kepentingan penelitian ini, maka pelaksanaanya dilakukan dengan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONFLIK ORANGTUA (AYAH IBU) - ANAK DENGAN DEPRESI PADA REMAJA Oleh : Finda Fatmawati Hepi Wahyuningsih PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DENGAN INTENSI TURNOVER KARYAWAN

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DENGAN INTENSI TURNOVER KARYAWAN HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP INSENTIF DENGAN INTENSI TURNOVER KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang, banyak perusahaan yang masih belum memiliki program

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang, banyak perusahaan yang masih belum memiliki program BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada masa sekarang, banyak perusahaan yang masih belum memiliki program standar OHSAS (keselamatan dan kesehatan kerja) di Indonesia. Program tersebut padahal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya kepemimpinan partisipatif dan Work

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan situasi yang kompetitif. Situasi kompetitif ini terjadi. Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan situasi yang kompetitif. Situasi kompetitif ini terjadi. Sumber Daya Manusia yang berkualitas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Dunia kerja saat ini, jumlah perusahaan di Indonesia semakin bertambah sehingga mengakibatkan situasi yang kompetitif. Situasi kompetitif ini terjadi

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi ANALISIS LINGKUNGAN PERGAULAN DAN GAYA BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci