BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan modal yang penting dalam
|
|
- Sudomo Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan modal yang penting dalam pembangunan daerah disamping Dana Alokasi Umum (DAU), dan dana perimbangan lain dari pemerintah. Implementasi otonomi daerah menuntut pemerintah daerah untuk memaksimalkan potensi sumber-sumber pendapatan dalam membiayai pembangunan di daerah. Sebagai daerah tujuan wisata, PAD Provinsi serta Kabupaten/ Kota di Bali bergantung pada sektor pajak daerah terutama pajak hotel dan restoran. Untuk meningkatkan pendapatan daerah dari sektor pajak hotel dan restoran dituntut adanya kepatuhan wajib pajak hotel dan restoran. Kepatuhan wajib pajak di Kabupaten/ Kota di Bali cenderung cukup rendah dilihat dari rasio pajaknya yang dibandingkan dengan rasio pajak Indonesia. Rasio pajak Indonesia dalam satu dekade terakhir berkisar pada angka 11% sampai 13%, yang secara umum masih berada di bawah ambang batas rasional suatu negara berkembang yaitu 15% (Subroto, 2014). Sedangkan angka rasio pajak Kabupaten/ Kota di Bali dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 berada pada angka 0,17% sampai 28,04%. Hanya rasio pajak Kabupaten Badung yang berada diatas rasio pajak nasional pada angka 14,04% pada tahun 2009 dan pada angka 28,04% tahun Sedangkan rasio pajak Kabupaten Tabanan pada tahun 2009 berada pada angka 0,89% dan pada tahun 2013 berada pada angka 3,39%. 1
2 2 Tabel 1.1 Rasio Pajak Kabupaten/ Kota di Provinsi Bali No Kabupaten/ Kota Tax Ratio (Dalam Persen) Jembrana 0,26 0,30 0,52 0,57 1,08 2 Tabanan 0,89 0,96 1,11 1,81 3,39 3 Badung 14,04 14,90 21,77 25,01 28,04 4 Gianyar 2,11 2,67 3,96 4,14 4,98 5 Klungkung 0,17 0,29 0,29 0,17 0,73 6 Bangli 0,19 0,27 0,35 0,50 0,59 7 Karangasem 1,60 1,81 4,48 4,54 4,81 8 Buleleng 0,50 0,57 0,94 0,96 1,39 9 Denpasar 2,73 2,97 5,35 5,77 7,25 Sumber : Badan Pusat Statistik 2014, Diolah. Sebagai salah satu kabupaten di Bali, PAD Kabupaten Tabanan bergantung pada sektor pajak daerah. Pada tahun 2013 PAD Kabupaten Tabanan mencapai Rp 255M (Dispenda, 2014). Sebagian besar PAD tersebut berasal dari pajak daerah dengan kontribusi sebesar Rp 99,7 M (39,1%). Pajak hotel dan restoran pada periode tahun yang sama memperoleh realisasi penerimaan sebesar Rp25,12M atau sebesar 9,85% dari PAD Kabupaten Tabanan (Pajak hotel Rp15,2M dan Pajak restoran Rp 9,9 M). Menurut neraca Dinas Pendapatan dan Pesedahan Agung Kabupaten Tabanan tahun 2013, piutang pajak hotel dan restoran pada tahun 2012 mencapai Rp 1,05 M. Dengan angka yang hampir sama pada tahun 2013 piutang pajak hotel dan restoran sebesar Rp 1,36 M. Pada tahun 2014 piutang pajak hotel restoran menunjukkan peningkatan yang cukup besar. Pada semester pertama jumlah piutang pajak mencapai Rp 858 jt.
3 3 Tabel 1.2 Piutang Pajak Hotel dan Restoran Kabupaten Tabanan Tahun 2012 sampai dengan 2014 Tahun Piutang Pajak Hotel dan Restoran Rp 1,05 M Rp 1,36 M Rp 858 jt (Semester Pertama) Sumber : Dispenda dan Pesedahan Agung Kabupaten Tabanan, 2014 Data diatas menunjukkan jumlah piutang pajak hotel dan restoran di Kabupaten Tabanan meningkat pada kurun waktu , sehingga kepatuhan wajib pajak hotel dan restoran perlu ditingkatkan dengan melihat faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak. Banyak faktor yang menyebabkan wajib pajak menjadi tidak patuh akan kewajibannya. Wajib pajak tidak patuh karena tidak adanya insentif langsung dari negara, kualitas pelayanan publik yang tidak sebanding dengan pembayaran pajaknya, atau ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan publik (Manurung, 2013; Feld dan Frey, 2002). Faktor lainnya berupa pembangunan infrastruktur yang tidak merata, banyaknya kasus korupsi yang dilakukan pejabat tinggi (Manurung, 2013), dan perlakuan yang tidak adil serta proses hukum yang tidak jelas dari pemerintah (Feld dan Frey, 2007). Sedangkan Allingham dan Sandmo (1972) menyebutkan kecenderungan masyarakat tidak mau membayar pajak karena rendahnya pengawasan pemerintah dan penegakan sanksi kepada wajib pajak yang tidak patuh masih sangat kecil. Kondisi ini berbeda pada jaman kerajaan, warga patuh karena takut akan hukuman yang berat (Allingham dan Sandmo, 1972). Kepatuhan wajib pajak hotel dan restoran diatur dalam Pasal 1 angka 10 Undang-Undang No 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
4 4 Dalam Undang-Undang tersebut disebutkan bahwa pajak daerah merupakan kontribusi wajib kepada daerah yang dapat dipaksakan dengan tidak memperoleh imbalan langsung untuk keperluan daerah dan kemakmuran masyarakat. Ketentuan ini menegaskan bahwa wajib pajak hotel dan restoran harus memenuhi kewajiban pajaknya. Kepatuhan wajib pajak merupakan sikap wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. Kepatuhan adalah sebuah sikap yang rela untuk melakukan segala sesuatu, yang di dalamnya didasari kesadaran maupun adanya paksaan, yang membuat perilaku seseorang dapat sesuai dengan yang diharapkan (Mc Mahon : 2001). Menurut Franzoni (1999) unsur dari kepatuhan pajak adalah melaporkan penghasilan sesuai dengan peraturan pajak, melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) dan membayarnya tepat waktu. Wajib pajak dalam membayar pajak didorong oleh beberapa motif tertentu, faktor eksternal dan faktor internal. Motif yang mendorong seseorang untuk membayar pajak diantaranya seperti karena takut dihukum atau terpaksa karena adanya sanksi (Rosdiana, 2005 : 60), karena didorong rasa senang dan rasa hormat kepada petugas pajak dan karena kesadaran akan pentingnya kegunaan pajak bagi diri sendiri dan masyarakat luas. Perilaku Wajib Pajak yang tidak sepenuhnya memenuhi kewajiban perpajakan dapat dibedakan menjadi tax avoidance dan tax evasion (Lubis, 2010). Tax avoidance merupakan usaha meringankan beban pajak oleh wajib pajak dengan tidak melanggar peraturan perundangan yang berlaku. Tax evasion
5 5 merupakan usaha meringankan beban pajak dengan cara penyelundupan pajak dan melanggar peraturan perundangan yang berlaku. Melihat pentingnya kepatuhan wajib pajak, maka pemerintah daerah harus menyentuh persepsi keadilan wajib pajak. Salah satu variabel nonekonomi kunci dari perilaku kepatuhan pajak adalah dimensi keadilan pajak (Dharmawan, 2012). Pembayar pajak cenderung untuk menghindari membayar pajak jika mereka menganggap sistem pajak tidak adil. Persepsi keadilan yang diperoleh oleh wajib pajak dapat dikelompokkan menjadi keadilan distributif, prosedural dan interaksional (Huang dan Lin, 2005). Beberapa peneliti (Dharmawan, 2012; Albari, 2008; Benk, et al, 2012) menemukan bahwa dimensi keadilan berpengaruh pada kepatuhan wajib pajak. Sedangkan peneliti lain menunjukkan adanya kontroversi hasil pengaruh keadilan pada kepatuhan wajib pajak khususnya keadilan distributif. Hubungan yang signifikan antara keadilan distributif dan kepatuhan wajib pajak ditemukan oleh Albari, 2008, namun Verboon dan Goslinga (2009) menemukan keadilan distributif tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada pengusaha dengan norma-norma pribadi yang tinggi. Penelitian Wenzel (2002) juga didasarkan atas hasil penelitian terdahulu tentang pengaruh persepsi keadilan pada kepatuhan wajib pajak dengan hasil yang tidak konsisten. Hasil berbeda ini diduga terdapat pengaruh variabel lain yang mempengaruhi pengaruh keadilan pada kepatuhan wajib pajak. Kepatuhan wajib pajak dapat diwujudkan dengan penegakan sanksi. Penegakan sanksi secara langsung berpengaruh pada kepatuhan wajib pajak
6 6 (Bobek, et al, 2013). Koentarto (2011) dan Sanjaya (2014) menemukan penegakan sanksi mempunyai pengaruh pada kepatuhan masyarakat dalam melakukan pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan. Hasil yang berbeda ditemukan oleh Maryati (2014), Varma dan Doob (1998), bahwa secara parsial sanksi pajak tidak berpengaruh pada kepatuhan wajib pajak. Penelitian empiris tentang kepatuhan wajib pajak banyak dilakukan misalnya penelitian Albari (2008) tentang pengaruh keadilan terhadap kepuasan dan kepatuhan wajib pajak. Penelitian ini berhasil membuktikan adanya pengaruh keadilan pada kepatuhan wajib pajak melalui variabel antara kepuasan. Penelitian Blumenthal, et al (2001) menemukan persuasi ramah yaitu interaksi yang nyaman antara petugas dengan wajib pajak tidak berpengaruh secara signifikan pada kepatuhan wajib pajak dan hasil yang berlawanan ditemukan oleh Chung dan Trivedi (2003). Dharmawan (2012), meneliti pengaruh keadilan pajak terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak pribadi, di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Malang Selatan. Penelitian ini menemukan bahwa tingkat keadilan secara umum (general fairness), timbal balik yang diterima pemerintah (exchanges with government), kepentingan pribadi (self interest), ketentuan-ketentuan yang diberlakukan secara khusus (special provisions), dan struktur tarif pajak (tax rate structures) secara simultan maupun parsial berpengaruh signifikan terhadap perilaku kepatuhan Wajib Pajak Pribadi. Jatmiko (2006) meneliti pengaruh sikap wajib pajak (WP) pada pelaksanaan sanksi denda, pelayanan fiskus dan kesadaran perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. Penelitian ini menemukan bahwa sikap WP
7 7 terhadap pelaksanaan sanksi denda, sikap wajib pajak terhadap pelayanan fiskus dan sikap wajib pajak terhadap kesadaran perpajakan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kepatuhan WP. Penelitian Koentarto (2011), menemukan faktor Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang (SPPT), sanksi, pelayanan pajak dan pendapatan wajib pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Analisis lebih lanjut menemukan layanan pajak memiliki pengaruh dominan terhadap kepatuhan membayar PBB. Penelitian ini mengenai kepatuhan wajib pajak hotel dan restoran, dengan menguji pengaruh variabel keadilan distributif dan penegakan sanksi pada kepatuhan wajib pajak dengan kepuasan wajib pajak sebagai pemoderasi. Penulis meneliti kepatuhan wajib pajak hotel dan restoran karena penelitian tentang pajak daerah terutama pajak hotel dan restoran masih sedikit. Pada penelitian ini difokuskan pada pembahasan keadilan distributif, karena pada beberapa penelitian pengaruh keadilan pada kepatuhan wajib pajak sebelumnya, dimensi keadilan distributif memiliki kontroversi hasil. Penelitian sebelumnya menunjukkan hubungan keadilan distributif dan penegakan sanksi pada kepatuhan wajib pajak tidak linier, sehingga diduga terdapat pengaruh kontijensi yaitu salah satunya variabel kepuasan wajib pajak yang dimasukkan dalam penelitian ini. Keadilan distributif yang dirasakan oleh wajib pajak dan penegakan sanksi perpajakan serta pelayanan yang baik akan menimbulkan kepuasan wajib pajak dan mendorong wajib pajak menjadi lebih patuh. Ditinjau dari teori atribusi, perilaku yang ditunjukkan oleh seseorang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Dalam mewujudkan kepatuhan wajib pajak, disamping memperhatikan faktor eksternal
8 8 seperti penegakan sanksi perlu juga dipertimbangkan faktor internal wajib pajak. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Tabanan, karena memiliki rasio pajak yang masih cukup rendah dan piutang pajaknya semakin meningkat. Modifikasi kuesioner skala likert 5 poin menjadi skala numerik 10 poin dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada responden agar dapat memilih keinginan jawaban mereka secara spesifik (Blerkom, 2009 ; 154). Penelitian ini menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA) dengan uji nilai selisih mutlak dalam analisis data agar dapat mereduksi pengaruh gangguan multikolinearitas. 1.2 Rumusan Masalah Kepatuhan wajib pajak bergantung kepada kepuasan wajib pajak yang diperoleh dari keadilan distributif dan penegakan sanksi. Permasalahan pada penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1) Apakah keadilan distributif berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak? 2) Apakah penegakan sanksi berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak? 3) Apakah kepuasan wajib pajak berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak? 4) Apakah kepuasan wajib pajak memperkuat pengaruh keadilan distributif pada kepatuhan wajib pajak? 5) Apakah kepuasan wajib pajak memperkuat pengaruh penegakan sanksi pada kepatuhan wajib pajak?
9 9 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut : 1) Memberikan bukti empiris keadilan distributif berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak. 2) Memberikan bukti empiris penegakan sanksi berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak. 3) Memberikan bukti empiris kepuasan wajib pajak berpengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak. 4) Memberikan bukti empiris kepuasan wajib pajak memperkuat pengaruh keadilan distributif pada kepatuhan wajib pajak. 5) Memberikan bukti empiris kepuasan wajib pajak memperkuat pengaruh penegakan sanksi pada kepatuhan wajib pajak. 1.4 Manfaat penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Memberikan informasi kepada pemerintah daerah Kabupaten Tabanan mengenai faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak membayar pajak sehingga dapat memberikan pertimbangan yang digunakan sebagai dasar menetapkan kebijakan strategis khususnya dalam pajak hotel dan restoran. 2) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi peneliti lain yang berminat pada penelitian yang sejenis. 3) Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat mengkaji teori keadilan dan teori atribusi dalam mempengaruhi perilaku seseorang.
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
20 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir Kerangka berpikir merupakan sintesa tentang hubungan variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kewajiban menyelenggarakan otonomi daerah dalam kesatuan sistem
BAB I PENDAHULUAN Dalam pendahuluan ini akan terbagi menjadi empat subbab. Masingmasing subbab akan membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian. Berikut akan dijelaskan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keadilan (Equity Theory) Robbins (2008) menyebutkan teori keadilan adalah suatu teori bahwa individu membandingkan masukan-masukan dan hasil pekerjaan
Lebih terperinciKEPUASAN SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH KEADILAN DISTRIBUTIF, PENEGAKAN SANKSI PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK HOTEL DAN RESTORAN
ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.4 (2016) : 721-748 KEPUASAN SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH KEADILAN DISTRIBUTIF, PENEGAKAN SANKSI PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK HOTEL DAN RESTORAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkumpul mencapai Rp. 976 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar. 19% dari tahun sebelumnya (www.pajak.go.id).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendapatan pajak dan pendapatan non pajak (Alabede, 2011). Penerimaan pajak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesejahteraan rakyat menjadi fokus pemerintah dalam menyelenggarakan roda pemerintahan. Pembangunan menjadi jalan utama untuk mencapai kesejahteraan. Ketersediaan dana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan daerah. Otonomi daerah mengharuskan pemerintah daerah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerimaan pajak daerah merupakan salah satu sumber dana pemerintah daerah yang digunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan umum dan pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah yang berdasarkan undang-undang penetapan pajak yang langsung. dapat ditujukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan iuran yang dikeluarkan oleh masyarakat kepada pemerintah yang berdasarkan undang-undang penetapan pajak yang langsung dapat ditujukan dan digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara Indonesia dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan sumber utama penerimaan negara Indonesia dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Penerimaan negara dari sektor pajak terus meningkat dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia, hal tersebut terlihat dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sektor pajak merupakan sektor yang sangat diandalkan oleh pendapatan Negara Indonesia, hal tersebut terlihat dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: kesadaran wajib pajak, kualitas pelayanan, kepatuhan wajib pajak, dan sosialisasi perpajakan.
Judul : Sosialisasi Perpajakan sebagai Pemoderasi Pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Kualitas Pelayanan pada Kepatuhan Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gianyar Nama : Cokorda Agung Meggy
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemerintah yang berlangsung secara berkesinambungan. Tentunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang senantiasa melakukan pembangunan di segala bidang. Pembangunan nasional merupakan salah satu kegiatan pemerintah yang berlangsung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk memperkuat pelaksanaan desentralisasi fiskal dan otonomi daerah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal maupun eksternal, salah satu sumber penerimaan negara dari sektor internal adalah pajak,
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. dayanya dengan baik. Rancangan penelitian adalah rencana dari struktur
27 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang baik perlu dirancang aktivitas dan sumber dayanya dengan baik. Rancangan penelitian adalah rencana dari struktur penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebijakan Pemerintah Indonesia tentang otonomi daerah sudah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan Pemerintah Indonesia tentang otonomi daerah sudah dilaksanakan secara efekif. Hal ini merupakan kebijakan yang dipandang sangat demokratis dan memenuhi
Lebih terperinciKata Kunci: PAD, Belanja Modal, DAU, IPM
Judul : Pengaruh Pendapatan Asli Daerah dan Belanja Modal pada Indeks Pembangunan Manusia dengan Dana Alokasi Umum sebagai Variabel Pemoderasi Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Nama : Putu Milan Pradnyantari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dalam peraturan perundang-undangan maupun sistem. wewenang dan tanggung jawab dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep otonomi daerah dewasa ini, diikuti dengan adanya perubahanperubahan, baik dalam peraturan perundang-undangan maupun sistem pemerintahan. Sistem pemerintahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAAN. dengan menghasilkan suatu peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar
BAB I PENDAHULUAAN 1.1 Latar Belakang Pelaksanaan pemungutan pajak suatu negara memerlukan suatu sistem yang telah disetujui masyarakat melalui perwakilannya di dewan perwakilan, dengan menghasilkan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengandalkan sumber dana yang berasal dari luar negeri dan dalam negeri.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Dalam melaksanakan pembangunan di Indonesia, pemerintah mengandalkan sumber dana yang berasal dari luar negeri dan dalam negeri. Sumber penerimaan luar negeri misalnya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara bukan pajak (PNBP), penerimaan pajak, dan hibah. daerahnya dengan memungut pajak. Jumlah penduduk di Indonesia yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Republik Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang yang memerlukan anggaran yang cukup besar tiap tahunnya untuk melakukan pembangunan nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkotaan (PBB-P2) yang dituangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan Desentralisasi Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) yang dituangkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2009 tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kebudayaan manusia dalam era globalisasi menuntut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan kebudayaan manusia dalam era globalisasi menuntut tersedianya segala sesuatu yang serba cepat dan mudah serta proses pembangunan yang pesat. Dalam kaitannya
Lebih terperinciuntuk pembangunan membutuhkan peranan aktif Wajib Pajak. Sistem pemungutan pajak terdiri dari 3 jenis yaitu official assessment system, self
I. PENDAHULUAN Kemandirian suatu Negara dalam melaksanakan pembiayaan pembangunan sangat tergantung pada sumber penerimaan Negara tersebut. Sumber penerimaan Negara berasal dari penerimaan pajak dan penerimaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suryani N. A., 2016 Pengaruh Pelayanan Fiskus dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pajak merupakan alat bagi pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mendapatkan penerimaan, baik yang bersifat langsung maupun tidak langsung yang diperoleh dari masyarakat
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. 5.1 Gambaran Umum Responden dan Sampel
40 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Responden dan Sampel Responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah pemilik Hotel dan Restoran di Kabupaten Tabanan. Untuk hotel dan restoran yang
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2006 TENTANG TAMBAHAN BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 65 TAHUN 2006 TENTANG TAMBAHAN BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA KABUPATEN BULELENG, JEMBRANA, TABANAN, BANGLI, KLUNGKUNG DAN KARANGASEM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara yang terutang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pajak memiliki peran penting dalam sumber penerimaan negara, karena pendapatan terbesar negara berasal dari sektor pajak. Pajak sendiri banyak memberikan kontribusi
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 41 TAHUN 2006 TENTANG
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 41 TAHUN 2006 TENTANG BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA KABUPATEN BULELENG, JEMBRANA, TABANAN, BANGLI, KLUNGKUNG DAN KARANGASEM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekayaan alam maupun iuran dari masyarakat. Salah satu sumber penerimaan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari segenap potensi sumber daya yang dimiliki
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN BANTUAN HASIL PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA PROVINSI BALI TAHUN ANGGARAN 2011. DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 44 TAHUN 2007 TENTANG BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA KABUPATEN BULELENG, JEMBRANA, TABANAN, BANGLI, KLUNGKUNG DAN KARANGASEM
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA KABUPATEN BULELENG, JEMBRANA, TABANAN, BANGLI, KLUNGKUNG, DAN KARANGASEM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian. Pemasukan dari pajak diharapkan dapat meningkat, salah satunya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak tidak hanya merupakan sumber pendapatan, tetapi juga merupakan salah satu kebijaksanaan yang dapat digunakan untuk mengatur jalannya perekonomian.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengurus daerahnya sendiri, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Otonomi daerah adalah wewenang pemerintah daerah dalam mengatur dan mengurus daerahnya sendiri, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004. Andirfa (2009), menyatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sumber ekstern tersebut sehingga sumber-sumber pembiayaan yang berasal dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan pembangunan nasional merupakan suatu kegiatan yang berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pemerintah membutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh Musgrave dan Musgrave (1991), adalah alokasi, distribusi, dan stabilisasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fungsi utama pemerintah dalam sektor publik, sebagaimana disampaikan oleh Musgrave dan Musgrave (1991), adalah alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Fungsi alokasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seiring dengan peningkatan jumlah dan kebutuhan masyarakat. (Lubis, 2015)
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pajak merupakan suatu sumber utama penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran negara, baik pengeluaran rutin maupun pengeluaran untuk pembangunan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk membayar pengeluaran umum (Mardiasmo, 2011). Pembahasan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 61 TAHUN 2011 TENTANG PENETAPAN TAMBAHAN BANTUAN HASIL PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA PROVINSI BALI TAHUN ANGGARAN 2011 DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Pajak merupakan sektor pemasukan terbesar kas Negara, penerimaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan sektor pemasukan terbesar kas Negara, penerimaan Negara dari sektor pajak memegang peranan yang sangat penting untuk kelangsungan sistem
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik material maupun spiritual. Pemerintah membutuhkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan kegiatan yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat baik
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara berkembang. Perkembangan yang dilakukan Indonesia berupa peningkatan pembangunan yang direncanakan sesuai kebutuhan masyarakat.
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN BANTUAN HASIL PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA PROVINSI BALI TAHUN ANGGARAN 2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerimaan negara disektor pajak terus meningkat dari tahun ke tahun, sebagai upaya bangsa kita untuk melepaskan diri dari ketergantungan kepada bantuan
Lebih terperinci: : ABSTRAK
Judul : Persepsi Tax Amnesty sebagai Pemoderasi pengaruh Kesadaran Wajib Pajak dan Sanksi Perpajakan pada Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Utara Nama : Andini
Lebih terperinciABSTRAK. DAFTAR ISI Halaman
Judul : Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan, Persepsi atas Efektivitas Sistem Perpajakan, Kewajiban Moral, Kualitas Pelayanan, dan Sanksi Perpajakan pada Kemauan Ikut Tax Amnesty Nama : Ni Luh Elya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa negara merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa negara merupakan organisasi di suatu wilayah yg mempunyai kekuasaan tertinggi yg sah dan ditaati oleh rakyat; kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, negara harus
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan negara yang disepakati oleh para pendiri awal negara ini adalah menyejahterakan rakyat dan menciptakan kemakmuran yang berasaskan kepada keadilan
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN BANTUAN HASIL PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA PROVINSI BALI TAHUN ANGGARAN 2014. DENGAN RAHMAT
Lebih terperinci: Pengaruh Kualitas Pelayanan, Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Wajib Pajak Air Tanah di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung
Judul Nama : Pengaruh Kualitas Pelayanan, Sanksi Perpajakan Dan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Wajib Pajak Air Tanah di Dinas Pendapatan Kabupaten Badung : I Putu Eka Adiputra NIM : 1215351037 ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejahtera diperlukan pembangunan yang merata. Berdasarkan data yang diperoleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan salah satu negara yang berkembang dalam segi perekonomian, oleh karena itu untuk mewujudkan negara yang makmur dan sejahtera diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimana semua hasil penerimaan tersebut akan digunakan untuk membiayai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber-sumber penerimaan negara Indonesia berasal dari berbagai sektor, dimana semua hasil penerimaan tersebut akan digunakan untuk membiayai pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang merupakan Kantor Pelayanan Pajak pemekaran dari Kantor Pelayanan Pajak Bandung Karees (yang sekarang bernama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Berdasarkan UU KUP. NOMOR 28 TAHUN 2007 Pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa pengertian pajak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam setiap negara baik negara berkembang maupun negara maju membutuhkan sumber daya untuk pembiayaan pembangunan negara, salah satu sumber daya yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang cukup dominan dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang cukup dominan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Indonesia. Dominan dimaksud karena sebagian besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang paling
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang paling dominan baik untuk belanja rutin maupun belanja modal. Meskipun penerimaan pajak dari tahun ke tahun
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: Tax Fairness, Tax Compliance UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
ABSTRACT This study aimed to examine the impact of tax fairness dimensions on tax compliance behavior of individual tax payer. Richardson indentify tax fairness as a multidimensional and national culture
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penerimaan Pajak. Rp Rp Rp Rp
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini penerimaan pajak untuk pembangunan sangatlah besar dengan proporsi 70% lebih pendapatan negara yang berasal dari pajak. Pendapatan Negara berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan pada tingkat nasional, regional, maupun lokal. Pajak Bumi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang utama, karena itu peranan sektor pajak sangat besar, terutama untuk menunjang keberhasilan pembangunan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suandy (2011:12). Hal ini dapat dilihat dalam proporsi penerimaan pajak terhadap. APBN dalam lima tahun sejak 2008 hingga 2012.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerimaan dari sektor pajak dewasa ini menjadi tulang punggung penerimaan negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Suandy (2011:12). Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. asing dan meningkatkan penerimaan dari dalam negeri khususnya dari sektor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki rencana pembangunan jangka pendek dan jangka panjang yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan merata, baik secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seluruh lapisan masyarakat dan dari aparat perpajakan sendiri.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia salah satu penerimaan negara yang sangat penting, artinya bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional serta bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 yang disempurnakan dengan UU No. 12 Tahun 2008 tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dirubahnya sistem pemerintahan di Indonesia yang pada awalnya menganut sistem sentralisasi menjadi sistem desentralisasi atau dikenal dengan sebutan otonomi daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan sesuai prioritas dan kebutuhan masing-masing daerah dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi Indonesia sangat tergantung pada pembangunan ekonomi daerah. Pembangunan daerah dilakukan secara terpadu dan berkesinambungan sesuai prioritas dan
Lebih terperinciLOCUS OF CONTROL SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN SANKSI PERPAJAKAN PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK
ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.7 (2016): 2161-2190 LOCUS OF CONTROL SEBAGAI PEMODERASI PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN SANKSI PERPAJAKAN PADA KEPATUHAN WAJIB PAJAK Dwi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat dengan usaha pemerintah dalam melakukan pembangunan nasional. Pembangunan nasional adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sejak diberlakukannya Undang-Undang No.32 Tahun 2004 tentang Otonomi Daerah, penyelenggaraan pemerintah daerah dilakukan dengan memberikan kewenangan yang seluas-luasnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemungutan pajak dari sistem official assesment ke sistem self assessment yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu bentuk pembaruan yang mendasar adalah perubahan sistem pemungutan pajak dari sistem official assesment ke sistem self assessment yang berlaku
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Sidoarjo, lebih tepatnya di daerah Industri Tas dan Koper (Intako) Tanggulangin. 3.2 Jenis dan Pendekatan Penelitian
Lebih terperinci: Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Badung Bali. : Tyasani Taras NIM :
Judul Nama : Analisis Pendapatan Asli Daerah (PAD) Dalam Upaya Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Badung Bali. : Tyasani Taras NIM : 1306205188 Abstrak Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Lebih terperinciBABl PENDAHULUAN. Kelangsungan suatu negara dalam menjalankan sistem pemerintahan dan
BABl PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kelangsungan suatu negara dalam menjalankan sistem pemerintahan dan perekonomian demi mewujudkan kelangsungan hidup bermasyarak:at untuk mencapai tujuan negara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikaji. Sejauh ini Negara memiliki dua sumber pendapatan yaitu pendapatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam mewujudkan kelangsungan dan peningkatan pembangunan nasional, masalah pembiayaan Negara menjadi hal yang sangat penting untuk dikaji. Sejauh ini Negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, maupun di bidang budaya. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah pada saat ini sedang giatnya melakukan pembangunan di segala bidang, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, maupun di bidang budaya. Hal ini dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsungnya pembangunan yang berkesinambungan. Pemerintah melalui Dirjen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penerimaan pajak merupakan sumber utama pembiayaan dan pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, banyak negara dimasa krisis global
Lebih terperinciJudul : Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan,
Judul : Pengaruh Pemahaman Peraturan Perpajakan, Kualitas Pelayanan Fiskus dan Kesadaran Wajib Pajak Terhadap Tingkat Kepatuahn Wajib Pajak Orang Pribadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tabanan. Nama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara. Pemerintah negara-negara di dunia menaruh perhatian yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bagi sebagian besar negara, tak terkecuali Indonesia sebagai negara berkembang, pajak merupakan unsur paling penting dalam menopang anggaran penerimaan negara.
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG
` BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 30 TAHUN 2005 TENTANG BANTUAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA KABUPATEN BULELENG, JEMBRANA, TABANAN, BANGLI, KLUNGKUNG, DAN KARANGASEM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. S.H. dalam bukunya Mardiasmo (2011):
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah negara memerlukan pembangunan untuk mendukung perekonomiannya baik dalam sarana dan prasarana. Sumber pembiayaan negara salah satunya adalah pajak. Menurut Prof.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pajak adalah pembayaran yang bersifat paksaan kepada negara yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak adalah pembayaran yang bersifat paksaan kepada negara yang dibebankan pada pendapatan kekayaan seseorang yang diutamakan untuk membiayai pengeluaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, tidak menutup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan perekonomian di Indonesia, tidak menutup kemungkinan dapat menunjang pembangunan nasional secara keseluruhan. Pembangunan nasional bertujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh pemungut pajak yang disebut Publican (Rahayu, 2010). Sedangkan sekarang ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pajak merupakan pendapatan sebuah negara yang dibayarkan oleh wajib pajak, pada zaman dahulu pajak dipungut oleh kerajaan untuk memenuhi kebutuhan istana tanpa
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG
BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN TAMBAHAN BANTUAN HASIL PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA PROVINSI BALI TAHUN ANGGARAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sektor perekonomian yang menjadi pilihan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sektor perekonomian yang menjadi pilihan utama sumber penerimaan negara. Pajak sebagai sumber utama penerimaan negara perlu terus ditingkatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Berdasarkan negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 bertujuan mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang
Lebih terperinciPENGARUH PERSEPSI WAJIB PAJAK, PELAYANAN FISKUS, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI. Qohar Triyoga Praja
PENGARUH PERSEPSI WAJIB PAJAK, PELAYANAN FISKUS, DAN SANKSI PAJAK TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI Qohar Triyoga Praja (Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Univeritas Kanjuruhan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertambahan nilai (PPn), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), Pajak
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan sumber utama yang menjadi pemasukan dalam perekonomian di Indonesia. Lebih dari 60% berkontribusi dalam APBN. Sumber penerimaan pajak tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di Indonesia salah satu penerimaan negara yang sangat besar dan semakin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia salah satu penerimaan negara yang sangat besar dan semakin diandalkan dalam kepentingan pembangunan serta pembiayaan pemerintah adalah pajak. Pajak merupakan
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 62 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN TAMBAHAN BANTUAN HASIL PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA PROVINSI BALI TAHUN ANGGARAN 2013 DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi. Setiap provinsi terdiri atas daerah kabupaten dan kota dalam penyelenggaran pemerintahannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penerimaan lainnya yaitu penerimaan migas maupun penerimaan bukan pajak,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang penting dalam menopang keberlanjutan pembangunan suatu negara selain sumber penerimaan lainnya yaitu penerimaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pajak, dengan menjaring wajib pajak baru (www.pajak.go.id).
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Sumber penerimaan negara berasal dari berbagai sektor, baik sektor internal maupun eksternal. Salah satu sumber penerimaan negara dari sektor internal adalah
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PROVINSI BALI
BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN BANTUAN HASIL PENERIMAAN PAJAK HOTEL DAN PAJAK RESTORAN KABUPATEN BADUNG KEPADA PROVINSI BALI TAHUN ANGGARAN 2016
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelayanan petugas yang baik diharapkan mampu meningkatkan kepatuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pelayanan petugas yang baik diharapkan mampu meningkatkan kepatuhan wajib pajak. untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sumber penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran pemerintah dan pembangunan nasional, di antaranya berasal dari penerimaan pajak dan penerimaan bukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pemungutan yang dapat dipaksakan oleh pemerintah berdasarkan ketentuan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana yang kita ketahui pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama bagi negara yang dibayarkan oleh masyarakat. Pajak juga sebagai iuran pemungutan
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Anggaran, Budgetary Goal Characteristics, Self-Efficacy, Kinerja Manajerial. iii
Judul : Pengaruh Budgetary Goal Characteristics pada Kinerja Manajerial dengan Self-Efficacy sebagai Variabel Moderasi (Studi empiris pada pemerintah Daerah Kabupaten Buleleng) Nama : Kadek Dias Prayoga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tingkat kesejahteraan merupakan acuan utama yang mendeskripsikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingkat kesejahteraan merupakan acuan utama yang mendeskripsikan bagaimana sebuah negara berkembang. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu mistar pengukur yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULIAN. dan penerimaan lainnya yang termasuk dalam pendapatan asli daerah yang
BAB I PENDAHULIAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendapatan Asli Daerah merupakan penerimaan dari pungutan pajak daerah, retribusi daerah, hasil dari perusahaan daerah, penerimaan dari dinas-dinas dan penerimaan
Lebih terperinciABSTRAK PENGARUH DIMENSI KEADILAN PAJAK TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
ABSTRAK PENGARUH DIMENSI KEADILAN PAJAK TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI Oleh: Renata Dian Brandina Dosen Pembimbing: Akie Rusaktiva Rustam, SE., MSA., Ak. Usaha untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dari penerimaan dalam negeri maupun penerimaan luar negeri.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara berkembang yang berkewajiban untuk memenuhi kepentingan warga negaranya, salah satunya melalui pelaksanaan berbagai pembangunan yang sumber
Lebih terperinci