BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
|
|
- Widya Iskandar
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1 Pengadaan Data Data yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut: Peta Jalan Bandung Barat dalam format shapefile. Peta Lokasi TPS Bandung Barat dalam format shapefile. Peta Lokasi Pool Truk Sampah Bandung Barat dalam format shapefile. Peta Wilayah Kerja Pool Truk Sampah Bandung Barat dalam format shapefile. Peta Lokasi TPA Bandung Barat dalam format shapefile. Sistem pengangkutan sampah dari TPS ke TPA di Kota Bandung. Peta jalan, lokasi TPS, lokasi pool truk, wilayah kerja pool, dan lokasi calon TPA serta informasi tentang sistem pengangkutan sampah dari TPS ke TPA dan jumlah truk pada setiap pool digunakan dalam pekerjaan penelusuran jalur terpendek untuk pengangkutan sampah dari TPS-TPS ke TPA. Peta Jalan Kota Bandung merupakan komponen utama dalam pelaksanaan pekerjaan penelusuran jalan terpendek untuk pengangkutan sampah dari TPS ke TPA. Jaringan jalan pada peta tersebut digunakan untuk menentukan jalur yang paling pendek untuk pengangkutan sampah dari TPS ke TPA dari jaringan jalan yang ada. Untuk dapat melaksanaan pekerjaan tersebut, maka tabel atribut dari peta jalan Kota Bandung harus memiliki fields (kolom-kolom) yang memperlihatkan karakter jaringan jalan sebagai suatu sistem jaringan. Untuk mendapatkan tabel tersebut, dilakukan tabulasi data objek jaringan jalan. Node dan link direpresentasikan dalam bentuk nomor dan disimpan dalam tabel jaringan sebagai F_Node, T_Node, dan Record# atau Line#, ditambah dengan fields baru yang merepresentasikan karakteristik jalan (Ristandi, 2004). Berikut ilustrasi dari model sederhana penyimpanan data jaringan jalan: 17
2 Gambar (3.1): Objek jalan yang akan ditabulasi. Model data objek jaringan tersebut ditabulasikan ke dalam tabel berikut: Tabel (3.1): Tabel atribut jaringan jalan pada tabulasi data. Line_ID F_Node T_Node Length Oneway Cost Impedance xxx xxx xxx xxx FT xxx xxx xxx FT xxx xxx xxx xxx xxx xxx TF xxx xxx xxx TF xxx xxx Pada tabulasi ini, karakteristik jaringan jalan dinyatakan dalam kode dan field tertentu yang dapat dibaca oleh sistem, antara lain: Length Merepresentasikan panjang link atau segmen jalan yang dibentuk oleh dua node. Oneway Merepresentasikan aturan jalur dan arah gerak kendaraan yang diperbolehkan pada link atau segmen jalan terkait. Segmen jalan yang mempunyai satu jalur dan satu arah dinyatakan dengan kode FT (From Node_To Node) atau TF (To Node_From Node). Segmen jalan yang tidak memiliki kode berarti mempunyai dua jalur dan dua arah. Sedangkan segmen jalan dengan kode N berarti tertutup, tidak bisa dialui dari atau ke arah mana pun. 18
3 Cost Merepresentasikan ongkos berkendaraan. Atau bisa juga disebut sebagai parameter yang dihitung dari setiap segmen jalan dalam penelusuran jalur. Misal: jalur terpendek, maka cost-nya adalah panjang jalan (length). Untuk jalur tercepat, cost-nya waktu tempuh pada segmen jalan. Atau untuk jalur termurah, maka costnya adalah ongkos perjalanan saat melewati segmen jalan. Dalam pelaksanaan tugas akhir ini, cost yang dipakai adalah length. Impedance Merupakan hambatan yang ada dalam perjalanan. Impedance dapat berupa waktu tunggu di lampu merah atau waktu antrian di persimpangan. Arah jalur jalan juga bisa digunakan sebagai impedance sebagaimana yang digunakan dalam tugas akhir ini, yang dinyatakan dalam field Oneway seperi yang dijelaskan di atas. Peta Lokasi TPS yang digunakan dalam pelaksanaan tugas akhir ini adalah Peta Lokasi TPS didapatkan dari tugas akhir Helgi Birliansyah (2006) dengan judul Pemanfaatan Penginderaan Jauh dan SIG untuk Pengelolaan TPS dan Kajian Awal Penentuan Lokasi TPA. Data TPS didapatkan dari PD. Kebersihan Kota Bandung. Data tentang lokasi pool truk sampah dan wilayah kerja pool didapatkan dari wawancara dengan Kabag. Humas PD. Kebersihan Kota Bandung. Peta Lokasi Pool Truk Sampah Kota Bandung dilakukan dengan memplot pada Peta Jalan Kota Bandung di layer berbeda. Peta Wilayah Kerja Pool Truk Sampah Kota Bandung diturunkan dari Peta Rupa Bumi Bandung skala 1: Lokasi TPA yang digunakan merupakan lokasi fiktif karena dalam wilayah Bandung Barat sendiri tidak terdapat TPA. Peta Lokasi TPA didapatkan dengan cara yang sama dengan Peta Lokasi Pool Truk Sampah. 3.2 Pembangunan Basisdata Tahap Konseptual Pada tahap ini dilakukan indetifikasi terhadap entitas apa saja yang terlibat dalam basis data yang akan dibuat. Entitas-entitas tersebut adalah: 19
4 1. Entitas Jalan 2. Entitas TPS 3. Entitas Pool 4. Entitas TPA 5. Entitas Wilayah Kerja Pool Tahap Logikal Pada tahap ini diperlihatkan bagaimana hubungan antar entitas yang digambarkan melalui diagram ER (Entity Relationship) di bawah ini: Entitas jalan dan entitas TPS. Satu segmen jalan dapat melewati lebih dari satu TPS. Satu TPS hanya dilewati oleh satu segmen jalan. Tidak semua jalan melewati TPS. Setiap TPS pasti dilalui oleh segmen jalan. Entitas jalan dan entitas pool. Satu segmen jalan hanya melewati satu pool truk sampah. Satu pool truk sampah hanya dilewati oleh satu segmen jalan. Tidak semua jalan melewati pool truk sampah. Setiap pool truk sampah dilalui oleh segmen jalan. Entitas jalan dan entitas TPA. Satu segmen jalan hanya melewati satu TPA. 20
5 Satu TPA hanya dilewati oleh satu segmen jalan. Tidak semua jalan melewati TPA. Setiap TPA dilalui oleh segmen jalan. Entitas wilayah dan entitas jalan. Setiap wilayah kerja pool memiliki banyak segmen jalan. Setiap segmen jalan berada pada satu wilayah kerja pool. Tidak ada wilayah kerja pool yang tidak mempunyai segmen jalan. Entitas wilayah dan entitas pool. Setiap wilayah kerja pool memiliki hanya satu pool truk sampah. Setiap pool truk sampah berada pada satu wilayah kerja pool. Tidak ada wilayah kerja pool yang tidak mempunyai pool truk sampah. Entitas wilayah dan entitas TPS. Setiap wilayah kerja pool mempunyai banyak TPS. Setiap TPS berada pada satu wilayah kerja pool. Tidak ada wilayah kerja pool yang tidak mempunyai TPS. Entitas wilayah dan entitas TPA. Setiap wilayah kerja pool memiliki hanya satu TPA. 21
6 Setiap TPA berada pada satu wilayah kerja pool. Tidak ada wilayah kerja pool yang tidak mempunyai TPA. Keterangan: obligatory non-obligatory Secara keseluruhan, hubungan antar entitas di atas dapat digambarkan dalam diagram ER berikut: Gambar (3.2): Diagram ER keseluruhan Tahap Fisikal Model fisikal memperlihatkan tabel sekeleton dengan atribut yang sesuai. Tabel sekeleton dalam pembangunan basis data ini adalah: Wilayah (ID_Wilayah, Wil_Pool) Jalan (ID_Jalan, Nama_Jalan, Fnode_, Tnode_, Length, Oneway, Fungsi, ID_Wilayah) 22
7 Pool (ID_Pool, ID_Jalan, ID_Wilayah) TPS (TPS_ID, Lokasi, ID_Jalan, ID_Wilayah) TPA (ID_TPA, ID _Jalan, ID_Wilayah) 3.3 Pembangunan Model Dalam pembuatan model, proses pengangkutan sampah didefinisikan sebagai perpindahan truk pengangkut sampah dengan trayek sebagai berikut (ritasi): pool truk sampah TPS (1) TPA TPS (2) - TPA pool truk sampah Pelaksanaan pemodelan menggunakan perangkat Modelbuilder pada perangkat lunak ArcGIS. Pada Modelbuilder, model yang dihasilkan berupa rangkaian fungsi dan tool yang digambarkan dalam bentuk flowchart. Model dijalankan sebagai suatu tool baru yang akan mengotomasi rangkaian fungsi dan tool tadi ke dalam satu proses/kerja secara simultan maupun serial. Model yang dihasilkan dalam pekerjaan ini terdiri dari tiga model yang berkaitan. Model pertama menggambarkan keseluruhan proses untuk satu kali ritasi. Model kedua melengkapi model pertama untuk memenuhi kebutuhan pengulangan pada model pertama (untuk kasus lebih dari satu kali ritasi). Kemudian model ketiga merupakan model utama yang menggambarkan keseluruhan model dengan dilengkapi proses pemasukan nilai parameter. Untuk lebih jelasnya setiap model akan dijelaskan sebagai berikut: Gambar (3.3): Proses pembangunan model Model (1) Model pertama ini menggambarkan satu kali proses perpindahan truk sesuai trayeknya (ritasi). Model ini dibagi dalam lima bagian utama yang tetap terintegrasi pada satu model, yaitu: 1. Pool TPS (1) 23
8 Menggambarkan perpindahan truk dari pool ke TPS (1). Fungsi pencarian fasilitas terdekat (find closest facilities) diterapkan di sini. Yaitu pencarian/pemilihan satu atau lebih lokasi dari beberapa lokasi dari suatu lokasi lain dalam lingkungan kerja network analysis. Pada fungsi ini, terdapat beberapa parameter yang harus dinyatakan, yaitu incident sebagai starting point, dan facilities sebagai posisi yang akan dipilih sebagai tujuan rute. Dalam tahap ini, pool dinyatakan sebagai incident dan TPS dinyatakan sebagai facilities. 2. TPS (1) TPA Menggambarkan perpindahan truk sampah dari TPS (1) ke TPA. Pada tahap ini diterapkan fungsi pencarian rute terbaik (find best route). Fungsi ini bertujuan untuk mendapatkan rute terbaik (terpendek) di antara beberapa lokasi (stops) yang dinyatakan sebelumnya. Dalam tahap ini TPS (1) yang didapatkan dari tahap sebelumnya dinyatakan sebagai stop 1 dan TPA sebagai stop TPA TPS (2) Menggambarkan perpindahan truk sampah dari TPA ke TPS (2). Pada tahap ini fungsi pencarian fasilitas terdekat (find closest facilities) kembali digunakan. Untuk tahap ini TPA dinyatakan sebagai incident dan TPS-TPS dinyatakan sebagai facilities. 4. TPS (2) TPA Menggambarkan perpindahan truk sampah dari TPS (2) ke TPA. Tahap ini identik dengan tahap TPS (1) TPA, namun terdapat perbedaan dalam parameter stop 1. untuk tahap ini TPS (2) dinyatakan sebagai stop TPA Pool Menggambarkan perpindahan truk sampah kembali ke pool dari TPA. Pada tahap ini kembali diterapkan fungsi pencarian rute terbaik (find best route). TPA dinyatakan sebagai stop 1 dan pool dinyatakan sebagai stop 2. Pada model pertama ini, variabel TPS dinyatakan sebagai variabel kosong yang dijadikan parameter dari model untuk keperluan iterasi pada model kedua. Setiap rute yang dihasilkan juga dijadikan parameter dari model untuk tujuan yang sama. 24
9 Sebagai catatan, dalam lingkungan Modelbuilder pada perangkat lunak ArcGIS, variabel mempunyai pengertian sebagai wadah yang berisi nilai yang dapat diubah ubah. Sedangkan parameter berarti variabel yang menentukan hasil dari sebuah model Model (2) Model kedua berfungsi untuk memungkinkan dilakukannya pemodelan untuk lebih dari satu ritasi. Dengan kata lain model ini memungkinkan untuk memodelkan rute lebih dari satu truk dalam melaksanakan pengangkutan sampah. Proses-proses utama yang terdapat model kedua ini adalah: Menyatakan suatu variabel kosong yang berisi jumlah iterasi. Menyatakan Model (1) sebagai bagian dari Model (2) beserta semua parameternya, baik input (TPS) maupun output (rute-rute yang dihasilkan). Dalam Model (2), setiap parameter ini berstatus sebagai variabel. Menyatakan variabel kosong TPS sebagai parameter model. Penghapusan TPS-TPS yang telah dikunjungi, output yang dihasilkan dijadikan input saat model dijalankan kembali (iterasi). Penyimpanan variabel rute yang dihasilkan dari Model (1). Penyimpanan dilakukan dengan proses tertentu agar tidak terjadi penimpaan hasil iterasi sebelum dengan hasil iterasi sesudahnya yang menyebabkan hasil iterasi sebelumnya tidak dapat ditampilkan. Menyatakan variabel TPS dan jumlah iterasi sebagai parameter dari model Model (3) Model ketiga merupakan model utama. Model rute pengangkutan sampah perkotaan yang merupakan hasil dari pekerjaan ini didapatkan dengan mengeksekusi/menjalankan model ketiga. Proses-proses utama pada model ketiga adalah sebagai berikut: Menyatakan Model (2) sebagai bagian dari Model (3) beserta semua parameternya. Dalam Model (3), setiap parameter ini berstatus sebagai variabel. Membuat data TPS temporary untuk keperluan penghapusan pada Model (2). 25
10 Pengisian parameter TPS dari Model (2). Pengisian ini bertujuan untuk digunakan pada iterasi pertama dari Model (2). Untuk iterasi selanjutnya Model (2) menggunakan output dari penghapusan TPS yang telah dikunjungi seperti yang dijelaskan sebelumnya. Menyatakan variabel jumlah iterasi sebagai parameter dari Model (3). 3.4 Pengujian Model Pada tahap ini, model yang telah dihasilkan diuji menggunakan data yang ada. Model (3) dieksekusi untuk melihat keberfungsiannya. Sebelumnya pada Model (1), variabel pool, jaringan jalan, tpa, serta jumlah fasilitas (TPS) yang dicari pada tahap penentuan rute dari pool TPS (1) dan TPA TPS (2) telah diisi terlebih dahulu. Untuk pengujian ini, jumlah iterasi yang digunakan adalah lima kali. Jumlah ini dipilih untuk memperlihatkan jumlah jalur yang cukup untuk melihat keberhasilan dari model. Selain itu, jumlah ini dipilih agar waktu yang dibutuhkan model untuk bekerja saat pengujian tidak terlalu lama. Pengujian model memberikan lima jalur pada tampilan ArcGIS. Setiap jalur menggambarkan perpindahan truk pengangkut sampah sesuai rute pool TPS (1) TPA TPS (2) TPA pool. Tidak terdapat TPS yang dikunjungi lebih dari satu kali. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa model berfungsi dengan baik. 26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia saat ini. Hampir setiap aktivitas yang dilakukan oleh manusia menghasilkan sampah, terutama
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI PENELITIAN
BAB II DASAR TEORI PENELITIAN 2.1 Pengangkutan Sampah Pengangkutan sampah adalah kegiatan membawa sampah dari lokasi tempat pembuangan sampah sementara (TPS) atau langsung dari sumber sampah menuju tempat
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan Latar Belakang
BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Persampahan merupakan masalah yang tidak dapat diabaikan, karena di dalam semua aspek kehidupan selalu dihasilkan sampah, disamping produk utama yang diperlukan. Sampah
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA. Dalam aplikasi ini, node yang dimaksud dalam Algoritma Dijkstra adalah dapat berupa :
BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISA 4.1. Analisa dan Pembahasan Implementasi Algoritma Dijkstra pada aplikasi pencarian jalur terpendek ini adalah pada saat dilakukan fungsi generate jalur terpendek yang berada
Lebih terperinciPEMBUATAN NETWORK DATABASE
NETWORK ANALYST NETWORK ANALYSIS Jaringan (network) biasa dianggap sebagai suatu akses arus, dimana banyak kenyataan di muka bumi pergerakan atau arus secara logis hanya dapat melalui jaringan tersebut.
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Perangkat keras yang digunakan untuk perancangan ArcGis 9.3. a. Processor Intel Pentium IV atau lebih tinggi
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem 4.1.1 Dukungan Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan untuk perancangan ArcGis 9.3 a. Processor Intel Pentium IV atau lebih tinggi b. Memory
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Pencarian Lokasi Sekolah ini merupakan masalah untuk mencari rute atau lintasan yang bisa dilalui pengunjung yang ingin mengunjungi beberapa titik
Lebih terperinciOPTIMASI RUTE PERJALANAN AMBULANCE MENGGUNAKAN ALGORITMA A-STAR. Marhaendro Bayu Setyawan
OPTIMASI RUTE PERJALANAN AMBULANCE MENGGUNAKAN ALGORITMA A-STAR Marhaendro Bayu Setyawan 2206 100 021 AGENDA PEMBUKAAN DASAR TEORI Latar belakang Permasalahan Batasan masalah Tujuan Permasalahan Lintasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. adalah uang. Salah satu yang menunjang aktivitas manusia adalah alat
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kita memasuki kehidupan yang serba modern. Pada kehidupan modern ini tentulah selalu mengutamakan waktu, bahkan ada istilah waktu adalah uang. Salah satu
Lebih terperinciSistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik Dan Jalur Evakuasi di Yogyakarta
Review Jurnal Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Daerah Rawan Gempa Tektonik Dan Jalur Evakuasi di Yogyakarta Oleh : 1. Donnyca Mazda Putra (K3513018) 2. Rosyid Esanudin (K3513062) PENDIDIKAN TEKNIK
Lebih terperinciAplikasi Penentuan Rute Terbaik Berbasis Sistem Informasi Geografis
Aplikasi Penentuan Rute Terbaik Berbasis Sistem Informasi Geografis Much Aziz Muslim Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Stikubank Semarang email : a212@unisbank.ac.id ABSTRAK : Sistem informasi
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Loket Bus merupakan tempat dimana masyarakat yang akan memesan atau membeli suatu tiket untuk menggunakan sarana transportasi bus sebagai keperluan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I-1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan dan pembangunan di wilayah perkotaan di Indonesia, diikuti oleh peningkatan perpindahan sebagian penduduk perdesaan ke kota dengan anggapan akan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. ditampilkan dalam sebuah layer yang akan muncul dalam aplikasi SIG. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem
ditampilkan dalam sebuah layer yang akan muncul dalam aplikasi SIG. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem Aplikasi SIG bukanlah sistem yang plug and play sehingga ada kemungkinan beberapa komponen
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pengangkutan sampah adalah bagian persampahan yang bersasaran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengangkutan sampah adalah bagian persampahan yang bersasaran membawa sampah dari lokasi pemindahan atau dari sumber sampah secara langsung menuju tempat pemerosesan
Lebih terperincihttp://www.gunadarma.ac.id/ KAJIAN PENAMPUNGAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA DEPOK ISI PRESENTASI: LATAR BELAKANG IDENTIFIKASI MASALAH BATASAN MASALAH TUJUAN PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA METODOLOGI PENELITIAN
Lebih terperinciArcGIS Service Area. ArcGIS Network Analyst Tutorial. Nanda Pratama 16081/2010. ArcGis 10.1 Network Analyst-Service area / Nanda Pratama
ArcGIS 10.1 ArcGIS Network Analyst Tutorial 0 Service Area Nanda Pratama 16081/2010 2015 1 ArcGIS 10.1 Network Analyst ESRI (2012) mendefinisikan jaringan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari elemen-elemen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. a) Purwadhi (1994) dalam Husein (2006) menyatakan: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan data, serta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Geografis (SIG) 2.1.1 Pengertian Sistem Informasi Geografis Ada beberapa pengertian dari sistem informasi geografis, diantaranya yaitu: a) Purwadhi (1994) dalam
Lebih terperinciMODEL PENENTUAN JALUR PENGANGKUTAN SAMPAH PERKOTAAN DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus: Wilayah Bandung Barat)
MODEL PENENTUAN JALUR PENGANGKUTAN SAMPAH PERKOTAAN DENGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (Studi Kasus: Wilayah Bandung Barat) TUGAS AKHIR Karya Tulis sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... vi. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI... x. DAFTAR TABEL... xiii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR LAMPIRAN... x
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... viii DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xiii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR LAMPIRAN... x BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan
Lebih terperinciInput dan Mengolah Data Atribute
TUTORIAL 4 Input dan Mengolah Data Atribute Subjek Matter: 4.1 Membuat dan Menambah Field dan Record 4.2 Mengolah data atribute A. Dasar Teori Sistim Informasi Geografis memiliki dua elemen data yaitu
Lebih terperinciBab III Pelaksanaan Penelitian
20 Bab III Pelaksanaan Penelitian III.1 Gambaran umum wilayah penelitian Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat yang secara geografis terletak di antara 107 0 32 38.91 Bujur Timur dan 6 0 55
Lebih terperinci19 BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1. Analisis Mengendarai kendaraan tidak sembarangan, ada aturan-aturan yang harus ditaati dan juga syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi sebelum berkendara di
Lebih terperinciIMPLEMENTASI ALGORITMA DIJKSTRA UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENUJU PELABUHAN BELAWAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SKRIPSI
1 IMPLEMENTASI ALGORITMA DIJKSTRA UNTUK PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENUJU PELABUHAN BELAWAN BERBASIS SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS SKRIPSI DEFI RAKHMAWATI 091421023 PROGRAM STUDI EKSTENSI S1 ILMU KOMPUTER FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi telah menjadi salah satu kebutuhan penting dalam kegiatan sehari-hari di kehidupan bermasyarakat. Kemajuan teknologi informasi yang ada sekarang,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN RUTE ANGKUTAN UMUM KOTA SEMARANG
PENGEMBANGAN PROTOTIPE SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENYEBARAN RUTE ANGKUTAN UMUM KOTA SEMARANG Afif Luthfi Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro Email : luthrev@gmail.com ABSTRAK : Tugas Akhir
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Pencarian Lokasi ini merupakan masalah untuk mencari rute atau lintasan Lokasi yang bisa dilalui pengunjung yang ingin mengunjungi beberapa titik Universitas
Lebih terperinciSimulasi Pencarian Rute Terpendek dengan Metode Algoritma A* (A-Star) Agus Gustriana ( )
Simulasi Pencarian Rute Terpendek dengan Metode Algoritma A* (A-Star) Agus Gustriana (0222182) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri 65, Bandung 40164, Indonesia E-mail
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisa Sistem Hasil penentuan jarak terdekat akan menjadi sebuah pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan untuk menentukan jalur yang akan ditempuh. Perangkat
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Rute jalur terpendek merupakan suatu persoalan untuk mencari lintasan menuju tempat ibadah yang dilalui dengan jumlah yang paling minimum. Maka
Lebih terperinciKata Kunci : sampah, angkutan sampah, sistem angkut sampah
ABSTRAK Transportasi sampah adalah sub-sistem persampahan yang bersasaran membawa sampah dari lokasi pemindahan atau dari sumber sampah secara langsung menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pada Kecamatan
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEPADATAN LALU LINTAS DAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN KOTA SURABAYA
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KEPADATAN LALU LINTAS DAN DAERAH RAWAN KECELAKAAN KOTA SURABAYA Witarjo 1, Arna Fariza 2, Arif Basofi 2 Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika 1, Dosen Pembimbing 2 Politeknik
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. diperlukan kesiapan dari kebutuhan perangkat keras (hardware) maupun perangkat
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Implementasi sistem merupakan wujud dari analisis dan perancangan sistem yang telah dibuat. Untuk dapat terlaksananya implementasi sistem dengan baik,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PENELITIAN. tinjauan pustaka yaitu melakukan kegiatan mengumpulkan literatur-literatur yang
BAB III METODOLOGI DAN PENELITIAN 3.1. Umum Metode penelitian merupakan penjelasan tentang pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan. Dalam hal ini studi pendahuluan dengan mengidentifikasi masalah tinjauan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Gambar 1. Kerangka Pikir
BAB III METODOLOGI 3.1. KERANGKA PIKIR Hal yang ingin dipelajari dari proses pengangkutan batubara di PT. XYZ ini adalah bagaimana menentukan jumlah alat yang optimal dari setiap rute yang ada sehingga
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam masalah pengiriman barang, sebuah rute diperlukan untuk menentukan tempat tujuan berikutnya dari sebuah kendaraan pengangkut baik pengiriman melalui darat, air,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan sistematika tahapan yang dilaksanakan selama pembuatan tugas akhir. Secara garis besar metodologi penelitian tugas akhir ini dapat dilihat
Lebih terperinciMODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13. Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia
MODEL TRANSPORTASI MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-12 & 13 Riani Lubis Jurusan Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia 1 2 PENGANTAR Terdapat bermacam-macam network model. Network :
Lebih terperinciPerbandingan Pencarian Rute Optimal Pada Sistem Navigasi Lalu Lintas Kota Semarang Dengan Menggunakan Algoritma A* Dan Algoritma Djikstra
Perbandingan Pencarian Rute Optimal Pada Sistem Navigasi Lalu Lintas Kota Semarang Dengan Menggunakan Algoritma A* Dan Algoritma Djikstra Ibnu Utomo WM Ana Setyaningsih Abstract : This research is to build
Lebih terperinciGambar 4.75 Form Menu Utama (b)
214 Gambar 4.75 Form Menu Utama (b) Kemudian user mencari dapat berdasarkan 2 kategori yaitu berdasarkan nama dan kode dari staf tersebut seperti pada Gambar 4.62 Form Menu Utama (b). 215 Gambar 4.76 Form
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Yang Sedang Berjalan Sebelum sistem ini dibuat, beberapa pengujung ke Kabupaten Labuhan Batu baik pengujung dalam negeri maupun pengujung luar negeri
Lebih terperinciPenggunaan pgrouting Algoritma A-Star Untuk Rute Jalur Jalan Kendaraan Angkut di Wilayah Tambang Terbuka
JURNAL TEKNIK POMITS Vol.X, No.X, (04) ISSN: XXXX-XXXX (XXXX-XXXX Print) Penggunaan pgrouting Algoritma A-Star Untuk Rute Jalur Jalan Kendaraan Angkut di Wilayah Tambang Terbuka Nuri Rahmawati ), Agung
Lebih terperinciBAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. menentukan dan mengungkapkan kebutuhan sistem. Kebutuhan sistem terbagi menjadi
BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN 3. Analisis Kebutuhan Sistem Hal pertama yang perlu dilakukan dalam analisis kebutuhan sistem adalah menentukan dan mengungkapkan kebutuhan sistem. Kebutuhan sistem terbagi
Lebih terperinciKajian Optimalisasi Model Pengangkutan Sampah di Kota Tangerang Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG)
Kajian Optimalisasi Model Pengangkutan Sampah di Kota Menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) Dr.Suprajaka, MT 1, Rinaldi 1 1 Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Esa Unggul,Jakarta
Lebih terperinciPENENTUAN ARAH TUJUAN OBJEK DENGAN TABU SEARCH
PENENTUAN ARAH TUJUAN OBJEK DENGAN TABU SEARCH Kampami Kelimay Fitri 1,Suriati 2 Jurusan Sistem Informasi Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan Jl. HM Jhoni No 70 Medan, Indonesia 1 Kelimayammii@gmail.com
Lebih terperinciPEMANTAUAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) KOTA PALEMBANG DENGAN METODE RAPID APPLICATION DEVELOPMENT
PEMANTAUAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) KOTA PALEMBANG DENGAN METODE RAPID APPLICATION DEVELOPMENT Adelin Sistem Informasi STMIK PalComTech Jl. Basuki Rahmat No. 05, Palembang 30129, Indonesia e-mail:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingginya angka pertumbuhan penduduk mengakibatkan semakin tingginya tingkat mobilitas di jalan raya. Jumlah kendaraan yang dibutuhkan manusia pun semakin banyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Perumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini teknologi telah berkembang dengan cukup pesat. Perkembangan teknologi mengakibatkan pemanfaatan atau pengimplementasian teknologi tersebut dalam berbagai
Lebih terperinciWEBGIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITM A STAR (A*) (Studi Kasus: Kota Bontang)
Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 8 No. 2 Edisi Juli 2013 50 WEBGIS PENCARIAN RUTE TERPENDEK MENGGUNAKAN ALGORITM A STAR (A*) (Studi Kasus: Kota Bontang) 1) Yuliani, 2) Fahrul Agus 1,2) Program Studi
Lebih terperinciJurusan Teknik Planologi Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung 2013 Jl. Dr Setiabudhi No 193 Tlp (022) Bandung
Jurusan Teknik Planologi Fakultas Teknik Universitas Pasundan Bandung 2013 Jl. Dr Setiabudhi No 193 Tlp (022) 2006466 Bandung LAMPIRAN A : DESAIN SURVEY Dalam studi ini, pengumpulan data menjadi sangat
Lebih terperinciTabel dan Key dalam Database Tipe data dan Karakter pada Database. Author : Minarni, S.Kom.,MM
Tabel dan Key dalam Database Tipe data dan Karakter pada Database Author : Minarni, S.Kom.,MM Buatlah 3 buah file/ tabel 2 diantara 3 file tersebut berhubungan, misal tabel A berhubungan dengan tabel B,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Informasi II.1.1. Sistem Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN UJI COBA
BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari Perancangan Sistem Informasi Geografis Lokasi Loket Bus di Kota Medan dapat dilihat sebagai berikut : IV.1.1. Hasil
Lebih terperinciLampiran K Jarak dan waktu tempuh yang diperlukan berdasarkan jumlah tim menurut Kep-369/WPJ.09/KB.01/2007 tanggal 31 Mei 2007
97 Lampiran K Jarak dan waktu tempuh yang diperlukan berdasarkan jumlah tim menurut Kep-369/WPJ.09/KB.01/2007 tanggal 31 Mei 2007 Tim 1 Hari Rute (ID Jarak Waktu tempuh Alamat objek pajak) tempuh (m) (det.ik)
Lebih terperinciPengenalan Hardware dan Software GIS. Spesifikasi Hardware ArcGIS
Software SIG/GIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Spesifikasi Hardware ArcGIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Pengenalan Hardware dan Software GIS Table Of
Lebih terperinciNama : Rendi Setiawan Nim :
Nama : Rendi Setiawan Nim : 41813120188 Pemodelan Data Pemodelan Data dalam rekayasa perangkat lunak adalah proses menciptakan sebuah model data dengan menerapkan model deskripsi formal data menggunakan
Lebih terperinciOleh : CAHYA GUNAWAN JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2012
Oleh : CAHYA GUNAWAN 1.05.08.215 JURUSAN SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG 2012 PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari sering dilakukan perjalanan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 1.1 JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif. Jenis penelitian deskriptif (Narbuko dan Achmadi, 2008) adalah jenis penelitian yang berusaha
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS 4.1 Analisis Data Ketelitian Data Terkait Kedetailan Informasi
BAB 4 ANALISIS Pada bab ini akan dilakukan evaluasi dari hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya, diantaranya analisis terhadap data yang diperlukan dalam pembangunan sistem, analisis terhadap komponen
Lebih terperinciABSTRAK. Untuk menjaga keteraturan di jalan raya dibuat rambu-rambu lalu lintas. Salah satu
iv ABSTRAK Untuk menjaga keteraturan di jalan raya dibuat rambu-rambu lalu lintas. Salah satu rambu tersebut adalah lampu lalu lintas. Namun seringkali terjadi kemacetan pada persimpangan jalan karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah mempengaruhi peradaban yang memugkinkan pekerjaan-pekerjaan di dalam suatu organisasi dapat diselesaikan secara
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 3.1 Analisis Sistem 3.1.1 Analisis Pemakai Dari hasil penelitian yang dilakukan di Provinsi Maluku dan hasil observasi diperoleh data-data yang dibutuhkan untuk membuat
Lebih terperinciSEARCHING SIMULATION SHORTEST ROUTE OF BUS TRANSPORTATION TRANS JAKARTA INDONESIA USING ITERATIVE DEEPENING ALGORITHM AND DJIKSTRA ALGORITHM
SEARCHING SIMULATION SHORTEST ROUTE OF BUS TRANSPORTATION TRANS JAKARTA INDONESIA USING ITERATIVE DEEPENING ALGORITHM AND DJIKSTRA ALGORITHM Ditto Djesmedi ( 0222009 ) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi 2.1.1 Pengertian Sistem Menurut Sutabri (2004) Sistem adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama
Lebih terperinciBAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. rancangan atau desain sistem yang telah dibuat. Sistem Informasi Penentuan Rute
BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Tahap ini merupakan pembuatan perangkat lunak yang disesuaikan dengan rancangan atau desain sistem yang telah dibuat. Sistem Informasi Penentuan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Rute jalur terpendek merupakan suatu persoalan untuk mencari lintasan menuju toko Majestyk yang dilalui dengan jumlah yang paling minimum. Maka
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA DENPASAR
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PENGANGKUTAN SAMPAH DI KOTA DENPASAR I Dewa Gede Agung Sinarbawa 1) I Putu Agus Swastika 2) Program Studi Sistem Informasi, STIKOM Surabaya sinar_rastafara@yahoo.com 1)
Lebih terperinciBAB 3 IMPLEMENTASI VISUALISASI INFORMASI PASUT BERBASIS WEB
BAB 3 IMPLEMENTASI VISUALISASI INFORMASI PASUT BERBASIS WEB Pada bab ini akan diuraikan tahapan yang dilakukan dalam implementasi visualisasi informasi pasut berbasis web, yang terdiri dari: a. Identifikasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berkurang dalam memakai jasa angkutan umum. Terkadang, banyak. pengguna angkutan umum kurang memahami rute atau jalur yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di jaman yang semakin maju ini, pengguna angkutan umum berkurang dalam memakai jasa angkutan umum. Terkadang, banyak pengguna angkutan umum kurang memahami rute atau
Lebih terperinciAplikasi Metode Vehicle Routing Problem with Time Windows untuk Pengangkutan Sampah Rayon Surabaya Pusat
Aplikasi Metode Vehicle Routing Problem with Time Windows untuk Pengangkutan Sampah Rayon Surabaya Pusat Oleh : PrasidyaTyanto 33 10 100 087 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. YulinahTrihadiningrum, MAppSc.
Lebih terperinciKonsep Pemodelan data.
Pertemuan 3 Konsep Pemodelan data Remember! Data adalahrepresentasi dari fakta dunia nyata yang mewakili suatu objek yang sedang ditinjau (manusia, barang, peristiwa, hewan, konsep, keadaan, dsb), dan
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian mengenai data lokasi Apotik 24 Jam di Kota Medan masih bersifat manual, banyaknya
Lebih terperinciPenghematan BBM pada Bisnis Antar-Jemput dengan Algoritma Branch and Bound
Penghematan BBM pada Bisnis Antar-Jemput dengan Algoritma Branch and Bound Chrestella Stephanie - 13512005 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,
Lebih terperinciENTITY RELATIONSHIP DIAGRAM. By Tim Dosen
ENTITY RELATIONSHIP DIAGRAM By Tim Dosen Pertanyaan Langkah langkah apa yang diperlukan untuk mendesain database? Mengapa model E-R digunakan untuk membuat desain awal? Apa konsep utama di dalam model
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dan jasa, mempromosikan produk dan jasa, mengambil bahan dari supplier dan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Padatnya jumlah penduduk dan tingkat kemacetan di kota-kota besar seringkali menimbulkan keresahan bagi sebagian besar warganya, terutama dalam bidang usaha dikarenakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. Tinjauan Teori dan Konsep 2.. Pengertian Manajemen Produksi/Operasi Sebelum membahas lebih jauh mengenai metode transportasi, perlu diuraikan terlebih dahulu mengenai pengertian
Lebih terperinciBAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)
BAB II PENGEMBANGAN SISTEM BASIS DATA Bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai arsitektur sistem basis data dan pengembangan sistem basis data. Sistem basis data tidak berdiri sendiri, tetapi selalu
Lebih terperinciAbstrak BAB I PENDAHULUAN
Abstrak Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi mengalami perkembangan yang sangat pesat, khususnya dalam bidang komputer sangat membantu manusia dalam melakukan pekerjaan sehingga mendapatkan hasil
Lebih terperinciPERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENENTUAN JALUR JALAN OPTIMUM KODYA YOGYAKARTA
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENENTUAN JALUR JALAN OPTIMUM KODYA YOGYAKARTA Taufiq Hidayat, Agus Qomaruddin Munir Laboratorium Pemrograman dan Informatika Teori, Jurusan Teknik Informatika, Fakultas
Lebih terperinciSISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG. Mutiara Afie Ardhini
SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG Mutiara Afie Ardhini - 21070114120053 LAPORAN TUGAS BESAR SISTEM INFORMASI PENGIRIMAN BARANG Tugas ini disusun untuk memenuhi Tugas Besar Mata Kuliah Sistem Informasi
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam pengiriman barang, pemilihan jalur yang tepat sangat penting dalam meminimalkan biaya dan waktu pengiriman barang. Penggunaan teknologi dapat membantu
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Algoritma Algoritma merupakan urutan langkah langkah untuk menyelesaikan masalah yang disusun secara sistematis, algoritma dibuat dengan tanpa memperhatikan bentuk
Lebih terperinciPemodelan Basis Data Entity-Relationship Diagram (contoh kasus 2) Yusuf 2010
Pemodelan Basis Data Entity-Relationship Diagram (contoh kasus 2) Yusuf Priyandari @Agustus 2010 Tahap Pengembangan Basis Data Model 1 1 2 Topics discussed 3 4 5 6 7 2 Database Design Methodology Topics
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Program Konsep dasar program merupakan suatu gambaran dari program aplikasi yang akan dibangun. Sekarang ini, semua perusahaan pastinya sudah harus terkomputerisasi.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (mencatat/merekam dalam file yang permanen) dan mengelola data guna
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem Informasi (SI) sangat berguna bagi organisasi untuk mengcapture (mencatat/merekam dalam file yang permanen) dan mengelola data guna menghasilkan informasi berguna
Lebih terperinciModel Jaringan. Ahmad Sabri, MSi, Riset Operasional 2, Universitas Gunadarma
Model Jaringan Sebuah jaringan terdiri dari sekelompok simpul (node) yang dihubungkan dengan busur (arc). Suatu busur dapat dialiri arus/diberikan bobot dalam jumlah tertentu Contoh: jaringan transportasi:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia adalah negara yang memiliki banyak jenis transportasi darat dari transportasi yang menggunakan mesin (bus, angkutan umum, dan kereta api) sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah pada dasarnya merupakan suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari suatu sumber hasil aktivitas manusia maupun proses-proses alam yang tidak mempunyai nilai
Lebih terperinciISI TABEL... GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN... 1
ISI DAFTAR DAFTAR TABEL...... GAMBAR..... BAB I PENDAHULUAN........ 1 BAB II BAB III 1.1 Latar Belakang dan Masalah... 1.2 Identifikasi Masalah... 1.3 Tujuan.. 1.4 Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA...
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS NETWORK ANALYST
LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS NETWORK ANALYST STUDI KASUS: RUTE PELAYANAN MASYARAKAT DI KECAMATAN SEMARANG UTARA Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Informasi Geografis (TKP 350)
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
34 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa masalah dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Pesantren Di Kota Medan. Sehubungan dengan
Lebih terperinciBAB III. Metode Penelitian
BAB III Metode Penelitian 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum diagram alir algoritma genetika dalam penelitian ini terlihat pada Gambar 3.1. pada Algoritma genetik memberikan suatu pilihan bagi penentuan
Lebih terperinciMAKALAH PERANCANGAN BASIS DATA MODEL DATA. Disusun oleh: Ainun Aisyiyah Iman Safuad Ismi Fadhilah
MAKALAH PERANCANGAN BASIS DATA MODEL DATA Disusun oleh: Ainun Aisyiyah 2014001690 Iman Safuad 2014001726 Ismi Fadhilah 2014001729 AMIK Harapan Bangsa Surakarta 2015 MODEL DATA A. Pengertian Model Data
Lebih terperinciBAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Sistem Informasi lokasi rawan narkoba di kota Medan adalah menggambarkan lingkungan rawan narkoba yang harus dihindari oleh
Lebih terperinciPenerapan Algoritma A-star (A*) Untuk Menyelesaikan Masalah Maze
Penerapan Algoritma A-star (A*) Untuk Menyelesaikan Masalah Maze Hapsari Tilawah - 13509027 1 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi, mobilitas manusia pun semakin meningkat dan tuntutan kerja mereka pun semakin padat. Hal tersebutlah yang menyebabkan seseorang
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graph Sebelum sampai pada pendefenisian masalah lintasan terpendek, terlebih dahulu pada bagian ini akan diuraikan mengenai konsep-konsep dasar dari model graph dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu,secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN 3.1 Analisa Sistem Dalam perancangan suatu sistem berbasis komputer perlu adanya analisis sistem. Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Kantor Lurah Daerah Kecamatan Medan Labuhan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan
Lebih terperinci