PEMBUATAN PROTOTIP BRAKITERAPI DOSIS RENDAH DENGAN ISOTOP Ir-192

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMBUATAN PROTOTIP BRAKITERAPI DOSIS RENDAH DENGAN ISOTOP Ir-192"

Transkripsi

1 Tri Harjanto, dkk. ISSN PEMBUATAN PROTOTIP BRAKITERAPI DOSIS RENDAH DENGAN ISOTOP Ir-192 Tri Harjanto, Suntoro, Sri Mulyono Atmojo, Syamsurizal R, Pusat Pengembangan Perangkat Nuklir (P2PN)-Batan R. Susworo Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangun Kusumo. ABSTRAK PEMBUATAN PROTOTIP BRAKITERAPI DOSIS RENDAH DENGAN ISOTOP Ir-192. Telah dilakukan pembuatan prototip brakiterapi dosis rendah (dosis 0,4 2 Gy. H -1 ) dengan menggunakan sumber radiasi isotop Ir-192. Pembuatan ini meliputi konfigurasi isotop, mekanisme keluar-masuk isotop ke/dari aplikator didalam kanker leher rahim, aplikator, penyimpan isotop (kontainer), kontrol dan TPS (Treatment Planing system). Konfigurasi sumber radiasi dibuat berdasarkan pada bentuk kanker leher rahim secara umum yang menyerupai buah per, sehingga konfigurasi isodosis diharapkan menyerupai bentuk tersebut. Sistem mekanisme keluar/masuk dibuat menggunakan roller karet yang menarik atau mendorong kabel kabel baja isotop dengan penggerak motor steper. Penyimpan isotop dibuat dengan menggunakan tubing melengkung seperempat lingkaran yang dilapisi timbal supaya isotop dapat mudah/keluar masuk kontainer dan dibuat radiasi tidak keluar sistem. Aplikator dibuat dari bahan tubing stainless steel 316 dengan diameter 3,2 mm dan terdiri dari tiga tubing. Kontrol dibuat untuk mengendalikan gerakan isotop, lamanya waktu penyinaran dan dapat dikendalikan dari jarak tertentu. TPS berupa perangkat lunak yang dibuat khusus untuk mensimulasikan kurva isodosis sumber didalam aplikator dengan metoda Manchester, sehingga dapat ditentukan waktu penyinaran. Hasil prototip ini selanjutnya dilakukan pengujian dan pengukuran untuk evaluasi dan memberi informasi kualitas supaya dapat diaplikasikan kepada pasien. Hasil pengukuran isotop per potong sebelum di rangkai rata-rata 15,58 m Ci, pengujian terhadap sambungan tubing sumber radiasi dengan kabel-baja kekuatan minimal sebesar 24 kg dan maksimal 60 kg, gaya tarik/dorong pada rol mekanis minimal 400 gram, waktu tempuh sumber radiasi dari kontainer aplikator dan sebaliknya rata-rata 52,81 detik. Untuk validasi data sumber radiasi dengan hasil perhitungan dari penyinaran Planning System sedang dalam penyiapan pengujian. Kata kunci: Brakiterapi, dosis rendah, Ir-192, kanker leher rahim. ABSTRACT THE INVENTION OF BRACHYTHERAPY LOW DOSE RATE USE 192 Ir ISOTOPE. The invention of brachytherapy low dose rate use 192 Ir isotope has been carried out. The invention comprises of isotope configuration, applicator, mechanism for in-out to cervic of uterus, container, control system and treatment planning system (TPS). The configuration design of radiation source was conducted, basically on the cancer of uterus cervic. Generally, form of the cancer of the uterus cervic that like a peer fruit, so the isodose configuration was made like that. Mechanism in-out of isotope was controlled by stepper motor and rubber roller, which is used to push-pull that isotope sling. Container design was made of a quarter circle buckle tube, so the isotope sling cable easy to go in-out from container. Out of the surface bukle tube was shielded by lead, so the gamma radiation of 192 Ir can not go out from the buckle tube. Aplicator is made of 316 stainless-steel, and its diameter is 3,2 mm. The control system is made for isotope movement, time of exposure, that can operated from certain distance. A special software of Treatment Planning System is needed for mapping simulation of the cancer of uterus cervic and exposure time. These applicators was made of 316 stainless steel and 3,2 mm diameter. Furthermore, the prototype was test to its quality for can be applied on the pasien. Result of the invention as follows: tensile strength of the conection tubing is 24 kg - 60 kg, the push-pull force is 400 gram, and traveller time of isotope inout from the applicator means 52,81 second. Verification of the source to computation product by treatment planning just prepare for testing. Keyword: brachytherapy, low dose rate (LDR), 192 Ir, cancer of uterus

2 226 ISSN Tri Harjanto, dkk. PENDAHULUAN M asalah penyakit kanker perlu penanganan secara serius, karena data di Indonesia menunjukkan bahwa diperkirakan terjadi sekitar kasus pasien kanker baru pertahun dan kanker serviks menempati urutan pertama diantara kanker pada wanita [1]. Adanya gejala tersebut harus di antisipasi diantaranya dengan penggunaan radio isotop untuk terapi tumor atau kanker yang di gunakan pada alat teleterapi dan brakiterapi. Masalahnya adalah peralatan tersebut belum diproduksi didalam negeri dan masih diimport dari berbagai negara maju termasuk isotopnya, dengan harga yang mahal untuk ukuran rumah sakit daerah. Selain hal tersebut sumber daya manusia didaerah juga terbatas, maka diperlukan upaya untuk menguasai teknologi brakiterapi sendiri yang disesuaikan dengan keterbatasan tersebut. Dengan pertimbangan tersebut maka telah dipilih program untuk pembuatan prototip brakiterapi dosis rendah (LDR) dengan isotop Ir-192. Proses kerja alat brakiterapi adalah mematikan sel-sel kanker dengan cara menyinari langsung sel-sel kanker (secara lokal) dengan isotop radioaktif yang memancarkan radiasi gamma aktivitas tertentu. Proses terapi di mulai dari persiapan dengan melakukan pemetaan dan pemasangan aplikator pada kanker leher rahim, dengan posisi yang sudah diperhitungkan oleh ahli fisika medik. Kemudian pengatur waktu diset sesuai waktu yang diperlukan. Setelah semuanya teridentifikasi kemudian sumber yang berada pada shielding penyimpan (kontainer) didorong oleh kabel pengaitnya yang dilakukan secara otomatis oleh motor penggerak menuju ujung aplikator. Pada posisi yang telah diatur, yaitu ketika sumber sudah berada pada tengah-tengah tumor motor berhenti. Selanjutnya waktu penyinaran dikontrol oleh pengatur waktu pada panel kontrol. Setelah selesai penyinaran sumber ditarik kembali kedalam sistem penyimpan secara otomatis. Aplikator berupa pipa dari bahan stainless steel yang jumlahnya ada tiga buah, penggunaannya disesuaikan dengan kondisi penyakit pasien. Untuk penghindari radiasi yang tidak perlu, pengoperasian dilakukan diluar ruang dengan panel kontrol yang dapat dikendalikan dengan jarak tertentu. Berdasarkan proses tersebut kemudian dibuat rancangan dan gambar detail selanjutnya dibuat komponen-komponennya kemudian dirakit. Agar supaya alat ini layak secara kualitas dan segi keamanan terhadap pekerja dan lingkungan maka perlu dilakukan beberapa pengujian dan pengukuran. Pengukuran dan pengujian dimulai dari pengukuran aktivitas awal sumber, pengujian kekuatan sambungan sumber dengan kabel baja, pengujian kekuatan tarik roll terhadap kabel baja sumber, pengecekan secara mekanis keluar masuknya sumber kedalam kontainer dan pengujian yang penting yaitu kesesuian antara dosis sebenarnya dengan dosis teoritis yang dilaku-kan oleh treatmen planing system. Pada pengujian yang terakhir ini masih menghadapi kendala alat dan kendala koordinasi karena harus dilakukan bersama dengan pengguna yaitu Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo Jakarta. METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PEMBUATAN Berdasarkan rancangan yang telah dilakukan, diperoleh data diskripsi alat dan gambar detail komponen [2]. Komponen utama adalah sebagai berikut: 1. Isotop Ir Kontainer penyimpan isotop. 3. Mekanisme penggerak. 4. Aplikator. 5. Rangka bodi. 6. Panel kontrol. 7. Perangkat lunak treatmen planning system (TPS). Dari data dan gambar detail inilah kemudian diadakan pengadaan bahan yang disesuaikan dengan bahan yang ada dipasaran lokal. Fabrikasi kom-ponen Isotop Ir-192 dilakukan di P2RR, sedangkan kontainer penyimpan isotop, mekanisme penggerak, rangka bodi dan panel kontrol serta Perangkat lunak Treatment planning system (TPS) dibuat di lab P2PN dan bengkel Batan Teknologi, khusus untuk aplikator dibuat di bengkel home industri Bandung. Selanjutnya dijelaskan proses pelaksanaan pem-buatan komponen. Pembuatan Radioisotop Ir-192 LDR Sumber radiasi berupa isotope Ir-192 telah dibuat dan kembangkan oleh tim dari P2 RR dirancang khusus untuk alat brakiterapi ini. Isotope Ir 192 sebagai sumber radiasi dibuat dari batangan kawat iridium dengan diameter 0.65 mm, panjang 10 mm, dengan aktivitas 15 mci per potong. Isotop kemudian dirangkai dalam tubing plastik menjadi 3 set dengan susunan 1 set terdiri dari 5 isotop untuk uterine, kemudian yang 2 set

3 Tri Harjanto, dkk. ISSN terdiri dari masing-masing 1 isotop untuk vaginal. Gambar 1 berikut menunjukkan susunan isotop untuk target uterine dengan jumlah isotop 5 potong (Gambar 2 hasil rakitan sumber), sedangkan untuk vaginal hanya terdiri dari 1 isotop saja. Gambar 1. Susunan isotop untuk uterine. Gambar 2. Rangkaian sumber radiasi. Spesifikasi sumber secara umum: - Jenis Isotop : Ir-192 LDR - Bahan : Iridium - Bentuk : Silindris - Diamter : 0,65 mm - 1 set terdiri dari - Aktivitas : 105 m Ci - Jenis Isotop : Padat - Energi : 0,66 Mev - Waktu paruh : 74 hari : 1 rangkaian isotop uterine dan dua isotop vaginal - Aktivitas jenis : rendah 0,925 T Bq/Qr Setelah disusun sedemikian seperti pada Gambar 1 kemudian di sambung dengan kabel baja kawat sepanjang 170 cm. Pada jarak 28 cm dari ujung sumber dipasang stopper, demikian juga pada jarang sekitar 140 cm dari ujung sumber dipasang stopper. Stoper ini berfungsi untuk menentukan kepastian posisi sumber sesuai yang diinginkan. Pembuatan Container Kontainer terdiri dari 2 buah yaitu kontainer stasioner dan kontainer jinjing. Kontainer stasioner terpasang pada alat dan di rangkai dengan sistem mekanik yang digunakan untuk menyimpan isotop yang siap digunakan untuk penyinaran. Penyimpan sumber dirancang untuk membatasi pancaran radiasi sesuai ketentuan badan dunia yang mengawasi radiasi yaitu NCRP. Berdasarkan Peraturan NCRP Publ 3 (1960 ) P 3 and P 11 Para 82 dan Publ. 4 (1964) P8. Para Untuk pesawat teleterapi pada beam control posisi off dengan daerah referensi 0,05 m dari permukaan sumber laju radiasinya maksimum sebesar 100 mr/jam dan rata rata 20 mr/jam. Pada off jarak 1 m dari sumber maksimum < 10 mr/jam dan rata rata 2 mr/jam [2]. Berdasar-kan ketentuan tersebut maka rancangan ini ditentu-kan saat posisi off pada jarak 1 m dari sumber rata rata adalah (X d) = 1 mr/jam (0,001 R/jam). Selanjutnya dihitung tebal shielding yang dibuat dari bahan Pb untuk sumber Ir-192 aktivitas 105. Dari data sumber radioisotop seperti diatas, maka pancaran radiasi pada jarak 1 m dari permukaan sumber rata-

4 228 ISSN Tri Harjanto, dkk. rata 0,001 R/hr. Dari hasil rancangan maka diperoleh tebal timbal minimum adalah 3,58 mm. Proses pembuatan adalah pertama membentuk tubing stainles steel seperti gambar rancangan [3], kemudian dipasang pada tabung stainles steel dengan kedua ujungnya dipasang nipel. Selanjutnya Pb dicor kedalam tabung sampai penuh dan padat, selanjutnya tabung ditutup plat lalu dilas dengan las argon (hasilnya lihat Gambar 3). Gambar 3. Kontainer penyimpan isotop. Pembuatan Mekanisme Penggerak Sistem penggerak berfungsi untuk menggerakkan isotop dari kontainer menuju aplikator dan kembali ke kontainer lagi setelah penyinaran. Sistem penggerak terdiri dari motor stepper, roller dari bahan karet, roda penekan, serta limit switch untuk mengontrol gerakan roller. Motor stepper di aliri daya listrik dari power suply yang dikendalikan oleh rangkaian kontrol elektronik dan pengatur waktu sehingga dapat diatur maju mundur dan waktu berhenti sesuai keperluan. Kontrol dapat di fungsikan secara manual dan secara otomotis. Secara manual maksudnya saat loading maupun unloading di kontrol oleh operator, sedangkan cara otomatis yang dimaksud adalah sekali tekan maka loading dan unloading akan otomatis dilakukan oleh alat sesuai pengaturan lama penyinaran pada pengatur waktu. Saat posisi isotope tepat pada ujung aplikator motor penggerak berhenti selama kurun waktu tertentu sesuai seting dan, berputar sebaliknya ketika isotop kembali ke kontainer. Motor berhenti tepat pada saat isotop berada pada posisi semula (Gambar 4 Sistem mekanisme penggerak). Gambar 4. Mekanisme penggerak. Pembuatan Aplikator Aplikator berfungsi sebagai saluran dan pengarah sumber agar supaya sumber menuju target yang telah ditentukan. Satu set aplikator terdiri dari 3 tubing yang disusun sedemikian rupa sehingga diharapkan bentukan dari isodoses mendekati bentuk kanker yang akan diterapi. Aplikator adalah tubing yang berfungsi sebagai pengarah isotop supaya radiasi dari isotop tersebut mengenai target dengan volume dan bentuk yang sudah ditentukan. Sesuai rancangan aplikator dibuat mengikuti model Manchester dengan memposisikan aplikator uterine dan vaginal pada posisi koordinat sumbu X,Y dan Z, serta sudut diantara aplikator tengah dan apliktor kedua sisi tertentu. Bahan aplikator dari tubing stainless steel 316, berdiameter luar 3,2 mm dan diameter dalam 2,2 mm, masing-masing panjang 280 mm. Aplikator merupakan selongsong utama yang langsung bersentuhan dengan target kanker serviks dibagian luarnya dan isotop dibagian dalamnya. Serapan radiasi dari material aplikator diperhitungkan. Sebagai kontrol kualitas ketebalan dinding ujung aplikator diperiksa dengan sinar-x apakah ada ketebalan yang berbeda atau sisa-sisa pengelasan yang dapat berpengaruh terhadap dosis target. Gambar 5 menunjukkan hasil pembuatan aplikator.

5 Tri Harjanto, dkk. ISSN Konstruksi rangka bodi dibuat selain harus kuat juga mempertimbangkan keindahan dan kemudahan operator mengoperasikan alat. Gambr 6. Gambar 5. Aplikator. Pembuatan Rangka Bodi Rangka bodi dibuat untuk wadah dan penopang sistem alat, rangka bodi dibuat dari bahan plat alumunium tebal 6 mm dan tutupnya dibuat dari plat stainless steel. Pada bagian depan terdapat jendela untuk pengaturan penekan pada system mekanis, serta berfungsi untuk memposisikan sumber pada posisi yang tepat bila terjadi keadaan darurat. Rangka bodi dilengkapi dengan roda supaya alat mudah diposisikan dan muda di pindahkan. Rangka bodi ini menahan beban kontainer minimal tiga puluh kilogram. Pembuatan Panel Kontrol Panel kontrol terdiri dari tombol tombol gerakan loding dan unloading baik manual maupun otomatis, serta lampu indicator dan bunyi tanda peringatan serta pengatur waktu pengaturan waktu penyinaran. Panel kontrol ini dihubungkan dengan kabel sepanjang 10 meter, sehingga pengendalian operasi alat bisa dilakukan dari balik dinding, untuk keselamatan radiasi bagi operator. Gambar 6 me-nunjukkan hasil pembuatan panel kontrol. Pembuatan Program Perangkat Lunak Treatment Planning System (TPS) Untuk mendapatkan ketepatan dosis penyinaran maka dibuat program yang melakukan kalkulasi isodosis dengan bentuk dan dosis yang telah ditentukan oleh tim medis. Variabel-variabel yang di dihitung meliputi intensitas sumber, bentuk sumber jarak antara isotop dengan sumbu referensi dan waktu penyinaran. Program ini akan menampilkan gambar pemetaan hasil penyinaran secara simulasi yang selanjutnya di gunakan untuk referensi penentuan posisi sumbu aplikator. Gambar 6. Panel kontrol. Gambar 7. Sling yang digerakkan.

6 230 ISSN Tri Harjanto, dkk. Gambar 8. Prototip Brakiterapi dan bed pasien. PENGUJIAN DAN PENGUKURAN Hasil perakitan sumber radiasi diuji kekuatannya dulu sebelum digunakan, hal ini penting untuk memastikan ikatan selongsong dengan kabel baja cukup kuat sehingga tidak akan tejadi lepas ikatan ketika digunakan. Alat uji yang digunakan adalah alat Uji tarik di Lab Metalurgi UI Jakarta. Pengukuran Aktivitas Isotop Ir-192 Pengukuran isotop dilakukan sebelum dirakit dan diukur satu per satu dengan alat ukur yang telah dikalibrasi. Pengukuran ini dilakukan di lab. P2RR-Batan Serpong. Hasil Pengujian Kekuatan Gesekan Rol Dengan Kabel Baja Pengujian dilakukan di lab. P2PN-Batan dengan menggunakan alat yang rangkaian penyangga, timbangan dan tali pengikat. Dengan menghubungkan kabel baja dengan timbangan maka tarikan yang dilakukan oleh rol sampai terjadi slip akan ditunjukkan oleh neraca timbangan. Pengukuran Waktu Yang Diperlukan Untuk Jalan Masuk Dan Jalan Keluar Sumber Alat yang digunakan adalah Stop watch digital, hasil pengukuran seperti Tabel 4. Tabel 1. Hasil Pengujian kekuatan ikatan selongsong sumber dengan Kabel baja. Sampel 1 Sampel 2 Sampel 3 Sampel 4 Sampel 5 Sampel 6 Force peak (kg) break Stress peak (kg/mm 2 ) break Tabel 2. Hasil pengukuran aktivitas Isotop Ir-192 Posisi target Aktivitas (mci) Berat Iridium (gr) Ujung depan Uterine 1 15,29 0, ,31 0, ,33 0,0661

7 Tri Harjanto, dkk. ISSN ,60 0, ,68 0,0662 Tunggal sumber servick 1 16,00 0,0661 Tunggal sumber servick 1 15,91 0,0663 Alur no. 1 Tabel 3. Hasil pengukuran kemampuan rol menarik kabel baja. No. Titik sudut ukur Ke 1 Ke 2 Ke 3 Rata-rata 1 90 o o o o Rata- rata 617 Alur no. 2 No. Titik sudut ukur Ke 1 Ke 2 Ke 3 Rata-rata 1 90 o o o o Rata- rata 423 Alur no. 3 No. Titik sudut ukur Ke 1 Ke 2 Ke 3 Rata-rata 1 90 o o o o Rata- rata 516,5 Tabel 4. Hasil pengukuran waktu yang diperlukan untuk jalan masuk dan jalan keluar sumber. No. Waktu keluar dari kontainer ke aplikator (detik) Waktu masuk dari aplikator ke kontainer (detik)

8 232 ISSN Tri Harjanto, dkk. Rata-rata Rata-rata PEMBAHASAN Dari data-data tentang kekuatan pada mekanisme penggerak maka dapat dianalisa bahwa kekuatan sambungan antara tubing plastik dengan kabel baja cukup kuat yaitu paling rendah 24 kg bahkan yang tinggi sampai 60 kg. Hal tersebut jika dibandingkan dengan gaya tarikan rol yang berkisar 0,5 kg maka hal ini cukup baik karena bila tejadi sesuatu pada ujung sumber maka tarikan kabel baja akan slip dan tidak akan terjadi putus pada sambungan tersebut. Dari hasil pengujian beberapa material tubing untuk transfer ternyata tubing teflon mempunyai gesekan yang paling kecil, sehingga pada konstruksi ini dipilih tubing teflon sebagai alat untuk transfer sumber dari kontainer ke aplikator. Aktivitas sumber dari masing-masing potong-an diharapkan tidak terdapat perbedaan yang besar agar supaya sumber bisa mendekati homogen. Dari hasil pengukuran aktivitas isotop perbedaan per batang terbesar 0,71 mci dan aktivitas rata-ratanya sebesar 15,588 mci, hal ini cukup baik. Selanjutnya untuk mendapatkan hasil yang optimal, aktivitas sumber harus selalu di cek karena umur paruhnya pendek, hal ini perlu dilakukan supaya dosis yang diinginkan tepat. Pada pengujian waktu tempuh sumber dari kontainer menuju aplikator selama rata-rata 52,79 detik dan waktu tempuh kembali sebesar 52,81 detik. Hal tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap perhitungan karena waktu penyinaran selama belasan jam. Proses kerja kontrol berjalan sesuai dengan rancangan, yaitu ketika dapat diatur secara manual maupun otomatis. Jika dengan manual loading dan unloading dilakukan dengan menekan tombol, tetapi jika diatur dengan otomatis maka sekali tekan loading dan unloading akan bekerja sendiri sesuai dengan pengaturan waktu yang telah dilakukan. KESIMPULAN Kekuatan ikatan kabel baja dengan selongsong sumber hasil rakitan cukup kuat, yaitu antara 24 sampai 60 kg, dan tarikan rol terhadap kawat baja yang membawa sumber radiasi cukup kuat. Hasil pengujian mekanisme perjalanan sumber dari kontainer menuju aplikator dan kembali lagi ke kontainer cukup baik sesuai dengan rancangan. Untuk dapat diaplikasikan kepada pasien masih diperlukan pengujian kesesuaian hasil perhitungan isodosis dengan perangkat lunak treatment planing system dibandingkan dengan isodosis hasil pengukuran dilapangan. DAFTAR PUSTAKA 1. SYAHRUL SYAMSUDIN, Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker Serviks, Cermin Dunia Kedokteran No , ISSN: X, ALAIN GERBAULET DKK, The GEC Estro Handbook of Brachytherapy, ISBN , TRIHARJANTO DKK. Rancangan Prototip Brakiterapi Dosis Rendah Semi Otomatis dengan Isotop Ir.-192, Pertemuan Ilmiah Non Peneliti, Jakarta, 9 Maret R.G. JAEGER, E.P. BLIZARD DKK, Enginering Compendium on Radiation Shielding, Volume 1, International Atomic Energy Agency, New York TSUGUO GENKA, Gamma-Ray Attenuation Coefficient Jaeri-Batan Joint raining Course on Radiation Measurement and Nuclear Spectroscopy, Jakarta, NCRP REPORT NO. 51, Radiation Protection Design Guidelines For 0, TANYA JAWAB M. Setyadji Brakiterapi apa? Standar (tolok ukur) keberhasilan pengukuran apa? Alasan ilmiahnya, kira-kira berapa ketelitiannya. Apakah akan diuji cobakan dulu pada binatang. Tri Harjanto Brakiterapi adalah alat terapi kanker dengan cara melakukan penyinaran secara langsung pada jaringan sel kanker. Standar keberhasilan diantaranya : perbandingan hasil pengukuran Isodosis oleh

9 Tri Harjanto, dkk. ISSN Software Treatment Planning System dengan hasil pengukuran penyimpangan maksimum 5%. Untuk uji coba mengikuti petunjuk dokter ahli dan fisika medis dari RSCM yaitu dengan Phantom tidak dengan binatang. Dewita Cara kerjanya (informasi gambar, dari sumber sampai posisi)? Tri Harjanto Gambar : Prinsip alat Brakiterapi adalah menyinari jaringan kanker secara langsung kedalam jaringan kanker tanpa merusak jaringan diluarnya. Cara kerja alat : sumber radiasi Ir- 192 disimpan pada kontainer. Pada saat terapi mula-mula aplikator dipasang pada kanker dengan posisi disesuaikan dengan bentuk kanker yang biasanya seperti buah peer. Dengan bantuan software treatment planning system (TPS), alat diset waktu penyinarannya sesuai dosis yang ditentukan oleh dokter dan fisika medis. Selanjutnya alat di onkan otomatis sumber menuju aplikator yang berada dijaringan kanker dengan waktu sesuai dengan settingnya, kemudia kembali ke kontainer semula, proses selesai.

ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN KONTAINER PERALATAN BRAKITERAPI MDR UNTUK TERAPI KANKER LEHER RAHIM

ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN KONTAINER PERALATAN BRAKITERAPI MDR UNTUK TERAPI KANKER LEHER RAHIM ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN KONTAINER PERALATAN BRAKITERAPI MDR UNTUK TERAPI KANKER LEHER RAHIM Kristiyanti, Abdul Jalil Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir, Kawasan Puspiptek Serpong 15314 Abstrak ANALISIS

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM MEKANIK PEMBATAS PENGGERAK SELING PADA PERANGKAT BRAKITERAPI DOSIS SEDANG UNTUK KANKER SERVIK

RANCANG BANGUN SISTEM MEKANIK PEMBATAS PENGGERAK SELING PADA PERANGKAT BRAKITERAPI DOSIS SEDANG UNTUK KANKER SERVIK RANCANG BANGUN SISTEM MEKANIK PEMBATAS PENGGERAK SELING PADA PERANGKAT BRAKITERAPI DOSIS SEDANG UNTUK KANKER SERVIK Nur Khasan, Tri Harjanto, Ari Satmoko Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir (PRPN) BATAN E-mail

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM MEKANIK PEMBATAS PENGGERAK SELING PADA PERANGKAT BRAKITERAPI DOSIS SEDANG UNTUK KANKER SERVIK

RANCANG BANGUN SISTEM MEKANIK PEMBATAS PENGGERAK SELING PADA PERANGKAT BRAKITERAPI DOSIS SEDANG UNTUK KANKER SERVIK RANCANG BANGUN SISTEM MEKANIK PEMBATAS PENGGERAK SELING PADA PERANGKAT BRAKITERAPI DOSIS SEDANG UNTUK KANKER SERVIK Nur Khasan, Tri Harjanto, Ari Satmoko PRPN BATAN, Kawasan PUSPIPTEK, Gedung 71, Tangerang

Lebih terperinci

UJI FUNGSI PROTOTIP PERANGKAT MEKANIK BRAKITERAPI MDR-Ir192-IB10

UJI FUNGSI PROTOTIP PERANGKAT MEKANIK BRAKITERAPI MDR-Ir192-IB10 UJI FUNGSI PROTOTIP PERANGKAT MEKANIK BRAKITERAPI MDR-Ir192-IB10 Tri Harjanto, Indarzah M, Ari Satmoko Pusat Perangkat Nuklir dan Rekayasa-BATAN Kawasan Puspiptek Gedung 71 Serpong,Tangerang selatan15310,

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN BERAT KONTAINER SUMBER Ir-192 AKTIVITAS 10 Ci UNTUK BRAKITERAPI HDR

ANALISIS PERHITUNGAN BERAT KONTAINER SUMBER Ir-192 AKTIVITAS 10 Ci UNTUK BRAKITERAPI HDR PROSDNG SEMNAR PENELTAN DAN PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLR ANALSS PERHTUNGAN BERAT KONTANER SUMBER r-192 AKTVTAS 1 Ci UNTUK BRAKTERAP HDR Kristiyanti, Tri Harjanto Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN,PUSPPTEK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya sel-sel yang membelah secara abnormal tanpa kontrol dan mampu menyerang jaringan sehat lainnya. Data

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF Leli Yuniarsari, Kristiyanti, Bang Rozali, Beny Syawaludin Pusat Rekayasa Perangkat

Lebih terperinci

RADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin

RADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin RADIOKALORIMETRI Rohadi Awaludin Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15314, Telp/fax (021) 7563141 1. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

PERHITUNGAN GERAK FLEKSIBELITAS SUMBER RADIASI ISOTOP IR 192 DI DALAM LUBANG TUBE PADA PERANGKAT BRAKITERAPI UNTUK TERAPI KANKER S

PERHITUNGAN GERAK FLEKSIBELITAS SUMBER RADIASI ISOTOP IR 192 DI DALAM LUBANG TUBE PADA PERANGKAT BRAKITERAPI UNTUK TERAPI KANKER S SEMINAR NASIONA SDM TEKNOOGI NUKIR VII YOGYAKARTA, 16 NOVEMBER 011 PERHITUNGAN GERAK FEKSIBEITAS SUMBER RADIASI ISOTOP IR 19 DI DAAM UBANG TUBE PADA PERANGKAT BRAKITERAPI UNTUK TERAPI KANKER S Sanda, Ari

Lebih terperinci

PRA RANCANGAN KONTAINER TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS 192 Ir

PRA RANCANGAN KONTAINER TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS 192 Ir ABSTRAK PRA RANCANGAN KONTAINER TEMPAT PENYIMPANAN LIMBAH RADIOAKTIF SUMBER TERBUNGKUS 192 Ir Suhartono, Suparno, Suryantoro Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PRARANCANGAN KONTAINER TEMPAT PENYIMPANAN

Lebih terperinci

PENENTUAN KEMBALI KOMPOSISI KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA SEBAGAI PERISAI RADIASI SINAR-X SESUAI KETENTUAN BAPETEN

PENENTUAN KEMBALI KOMPOSISI KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA SEBAGAI PERISAI RADIASI SINAR-X SESUAI KETENTUAN BAPETEN PENENTUAN KEMBALI KOMPOSISI KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA SEBAGAI PERISAI RADIASI SINAR-X SESUAI KETENTUAN BAPETEN Kristiyanti, Tri Harjanto, Suripto Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BATAN E-mail

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Semua mekanisme yang telah berhasil dirancang kemudian dirangkai menjadi satu dengan sistem kontrol. Sistem kontrol yang digunakan berupa sistem kontrol loop tertutup yang menjadikan

Lebih terperinci

APLIKASI PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER) SEBAGAI SISTEM KONTROL PADA Modifikasi Automatic Loading Machine Generator 99 Mo/ 99m Tc berbasis PZC

APLIKASI PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER) SEBAGAI SISTEM KONTROL PADA Modifikasi Automatic Loading Machine Generator 99 Mo/ 99m Tc berbasis PZC APLIKASI PLC (PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER) SEBAGAI SISTEM KONTROL PADA Modifikasi Automatic Loading Machine Generator 99 Mo/ 99m Tc berbasis PZC I WAYAN W., ARTADI H.W., ADANG H.G., YONO S., A. MUTALIB

Lebih terperinci

PENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co

PENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co PENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co M. Azam, K. Sofjan Firdausi, Sisca Silvani Jurusan Fisika, FMIPA,Universitas diponegoro ABSTRACT Wedge filter usually

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI PERANGKAT RIA IP10.

ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI PERANGKAT RIA IP10. ABSTRAK ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI PERANGKAT RIA IP10. Benar Bukit, Kristiyanti, Hari Nurcahyadi Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN PERISAI RADIASI

Lebih terperinci

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF

PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF PERANCANGAN PERISAI RADIASI PADA KEPALA SUMBER UNTUK PESAWAT RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN CO-60 PADA POSISI BEAM OFF Leli Yuniarsari, Kristiyanti, Bang Rozali,Beny Syawaludin PRPN BATAN, Kawasan PUSPIPTEK,

Lebih terperinci

ANALISIS POTENSI KETIDAK-PRESISIAN POSISI SUMBER ISOTOP IRIDIUM-192 AKIBAT LINTASAN BELOKAN PADA PERANGKAT BRAKITERAPI DOSIS SEDANG

ANALISIS POTENSI KETIDAK-PRESISIAN POSISI SUMBER ISOTOP IRIDIUM-192 AKIBAT LINTASAN BELOKAN PADA PERANGKAT BRAKITERAPI DOSIS SEDANG SEMINAR NASIONAL ANALISIS POTENSI KETIDAK-PRESISIAN POSISI SUMBER ISOTOP IRIDIUM-192 AKIBAT LINTASAN BELOKAN PADA PERANGKAT BRAKITERAPI DOSIS SEDANG Ari Satmoko Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN, Kawasan

Lebih terperinci

INTERKOMPARASI PENGUKURAN KAPSUL DALAM Ir-192 UNTUK UJI TAK MERUSAK

INTERKOMPARASI PENGUKURAN KAPSUL DALAM Ir-192 UNTUK UJI TAK MERUSAK INTERKOMPARASI PENGUKURAN KAPSUL DALAM Ir-192 UNTUK UJI TAK MERUSAK Moeridun Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) BATAN Kawasan Puspiptek, Tangerang, Banten. ABSTRAK INTERKOMPARASI PENGUKURAN KAPSUL

Lebih terperinci

BRAKITERAPI DOSIS SEDANG

BRAKITERAPI DOSIS SEDANG PENYEMPURNAAN DAN UJI FUNGSI PROTOTIP AWAL PERALATAN BRAKITERAPI DOSIS SEDANG Ari Satmoko, Tri Harjanto, Indarzah Masbatin Putra, Nur Khasan, Atang Susila, PRPN BATAN, Kawasan PUSPIPTEK, Gedung 71, Tangerang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin

BAB III METODOLOGI Diagram Alur Produksi Mesin. Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin BAB III METODOLOGI 3.1. Diagram Alur Produksi Mesin Gambar 3.1 Alur Kerja Produksi Mesin 3.2. Cara Kerja Mesin Prinsip kerja mesin pencetak bakso secara umum yaitu terletak pada screw penekan adonan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN TEMPAT Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni hingga Desember 2011 dan dilaksanakan di laboratorium lapang Siswadhi Soepardjo (Leuwikopo), Departemen

Lebih terperinci

PERHITUNGAN KETEBALAN BAHAN PERISAI Pb SEBAGAI KONTAINER ISOTOP Ir-192 UNTUK BRAKITERAPI MENGGUNAKAN SOFTWARE MCNP

PERHITUNGAN KETEBALAN BAHAN PERISAI Pb SEBAGAI KONTAINER ISOTOP Ir-192 UNTUK BRAKITERAPI MENGGUNAKAN SOFTWARE MCNP PERHITUNGAN KETEBALAN BAHAN PERISAI Pb SEBAGAI KONTAINER ISOTOP Ir-192 UNTUK BRAKITERAPI MENGGUNAKAN SOFTWARE MCNP Kristiyanti 1, Kasmudin 1 1) PRFN-BATAN, email: kristiyantiwst@yahoo.com, kasmudin@batan.go.id

Lebih terperinci

PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING

PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER TIPE JENDELA SAMPING Tony Rahardjo, Sumber W, Bambang L. -BATAN, Babarsari Yogyakarta 55281 Email:ptapb@batan.go.id ABSTRAK PEMBUATAN TABUNG DETEKTOR GEIGER MULLER

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Visualisasi Proses Pembuatan Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih dahulu harus mengetahui masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Lebih terperinci

ALAT UKUR KERATAAN PERMUKAAN MENGGUNAKAN UNIT KONTROL PROGRAMABLE LOGIC CONTROLER (PLC)

ALAT UKUR KERATAAN PERMUKAAN MENGGUNAKAN UNIT KONTROL PROGRAMABLE LOGIC CONTROLER (PLC) ALAT UKUR KERATAAN PERMUKAAN MENGGUNAKAN UNIT KONTROL PROGRAMABLE LOGIC CONTROLER (PLC) Imam Sudjono, I Made Londen Batan Program Pasca Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

PENENTUAN TEBAL PERISAI RADIASI PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL Co-60 UNTUK POSISI PENYINARAN

PENENTUAN TEBAL PERISAI RADIASI PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL Co-60 UNTUK POSISI PENYINARAN PENENTUAN TEBAL PERISAI RADIASI PERANGKAT RADIOTERAPI EKSTERNAL Co-60 UNTUK POSISI PENYINARAN Kristiyanti, Budi Santoso, Leli Yuniarsari, Wiranto B.S. Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek

Lebih terperinci

TEORI DASAR RADIOTERAPI

TEORI DASAR RADIOTERAPI BAB 2 TEORI DASAR RADIOTERAPI Radioterapi atau terapi radiasi merupakan aplikasi radiasi pengion yang digunakan untuk mengobati dan mengendalikan kanker dan sel-sel berbahaya. Selain operasi, radioterapi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan 4.1.1 Gambar Rakitan (Assembly) Dari perancangan yang dilakukan dengan menggunakan software Autodesk Inventor 2016, didapat sebuah prototipe alat praktikum

Lebih terperinci

DESAIN DAN PEMBUATAN PERANGKAT BANTU KOTAK REKONSTRUKSI UNTUK SIMULASI PADA FASILITAS TPS (TREATMENT PLANNING SYSTEM) BRAKITERAPI UNTUK KANKER SERVIK

DESAIN DAN PEMBUATAN PERANGKAT BANTU KOTAK REKONSTRUKSI UNTUK SIMULASI PADA FASILITAS TPS (TREATMENT PLANNING SYSTEM) BRAKITERAPI UNTUK KANKER SERVIK DESAIN DAN PEMBUATAN PERANGKAT BANTU KOTAK REKONSTRUKSI UNTUK SIMULASI PADA FASILITAS TPS (TREATMENT PLANNING SYSTEM) BRAKITERAPI UNTUK KANKER SERVIK Nur Khasan 1, Wahyuni Z.I 2, Donny Nurmayady 3 1,2,3

Lebih terperinci

Desain Ulang Shielding Ruangan Linear Accelerator (Linac) untuk Keselamatan Radiasi Di Gedung 14 PSTA-BATAN Yogyakarta

Desain Ulang Shielding Ruangan Linear Accelerator (Linac) untuk Keselamatan Radiasi Di Gedung 14 PSTA-BATAN Yogyakarta Desain Ulang Shielding Ruangan Linear Accelerator (Linac) untuk Keselamatan Radiasi Di Gedung 14 PSTA-BATAN Yogyakarta Rendi Akhbar 1, Galih Anindita 2, dan Mochamad Yusuf Santoso 3 1,2,3 Program studi

Lebih terperinci

PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK

PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK PEMERIKSAAN KUALITAS BOOM FOOT MENGGUNAKAN TEKNIK UJI TAK RUSAK Namad Sianta, Djoli Soembogo dan R. Hardjawidjaja Pusat Aplikasi Teknologi Isotop dan Radiasi - BATAN E-mail : djoli@batan.go.id ABSTRAK

Lebih terperinci

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20

PREDIKSI UN FISIKA V (m.s -1 ) 20 PREDIKSI UN FISIKA 2013 1. Perhatikan gambar berikut Hasil pengukuran yang bernar adalah. a. 1,23 cm b. 1,23 mm c. 1,52mm d. 1,73 cm e. 1,73 mm* 2. Panjang dan lebar lempeng logam diukur dengan jangka

Lebih terperinci

PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF

PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF PRARANCANGAN SISTEM LOADING DAN UNLOADING PADA KOLOM PENUKAR ION PENGOLAH LIMBAH RADIOAKTIF Husen Zamroni, R. Sumarbagiono, Subiarto, Wasito Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PRARANCANGAN SISTEM

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PEMBUATAN DAN PERAKITAN ALAT Pembuatan alat dilakukan berdasarkan rancangan yang telah dilakukan. Gambar rancangan alat secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 5.1. 1 3

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian adalah metode yang digunakan untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga dapat menjelaskan dan membahas permasalahan

Lebih terperinci

SISTEM MANAJEMEN DOSIS PADA PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF DENGAN KENDARAAN DARAT

SISTEM MANAJEMEN DOSIS PADA PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF DENGAN KENDARAAN DARAT SISTEM MANAJEMEN DOSIS PADA PENGANGKUTAN ZAT RADIOAKTIF DENGAN KENDARAAN DARAT Suhaedi Muhammad 1 dan Rr. Djarwanti,RPS 2 1 Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi, BATAN Gedung B Lantai 2, Kawasan

Lebih terperinci

PEREKAYASAAN BRACHYTHERAPY MEDIUM DOSERATE

PEREKAYASAAN BRACHYTHERAPY MEDIUM DOSERATE PEREKAYASAAN BRACHYTHERAPY MEDIUM DOSERATE Atang Susila 1, Ari Satmoko 1, Ahmad Rifai 1, dan Kristiyanti 1 1 PRPN-BATAN, Gedung 71, Lantai 2, Kawasan PUSPIPTEK Serpong, Tangerang Selatan, 15310 ABSTRAK.

Lebih terperinci

MS-MANIPULATOR DI INSTALASI RADIOMETALURGI DAN PERMASALAHANNYA

MS-MANIPULATOR DI INSTALASI RADIOMETALURGI DAN PERMASALAHANNYA MS-MANIPULATOR DI INSTALASI RADIOMETALURGI DAN PERMASALAHANNYA Antonio Gogo Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN ABSTRAK MS-MANIPULATOR DI INSTALASI RADIOMETALURGI DAN PERMASALAHANNYA. Tulisan ini

Lebih terperinci

KONTAINER SUMBER RADIASI 137CS 70 mci UNTUK PEMINDAI GAMMA

KONTAINER SUMBER RADIASI 137CS 70 mci UNTUK PEMINDAI GAMMA YOGY AKART A, 21-22 DES EMBER 2006 KONTAINER SUMBER RADIASI 137CS 70 mci UNTUK PEMINDAI GAMMA SRI MULYONO ATMOJO Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir BATAN Kawasan PUSPIPTEK Gd. 71 Serpong, Tangerang 15310,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Adapun maksud

Lebih terperinci

ALAT UKUR KERATAAN PERMUKAAN MENGGUNAKAN UNIT KONTROL PROGRAMABLE LOGIC CONTROLER (PLC)

ALAT UKUR KERATAAN PERMUKAAN MENGGUNAKAN UNIT KONTROL PROGRAMABLE LOGIC CONTROLER (PLC) ALAT UKUR KERATAAN PERMUKAAN MENGGUNAKAN UNIT KONTROL PROGRAMABLE LOGIC CONTROLER (PLC) Imam Sudjono, I Made Londen Batan Program Pasca Jurusan Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan

BAHAN DAN METODE. Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini direncanakan akan dilakukan di Laboratorium Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, mulai pada bulan September- Oktober

Lebih terperinci

MODIFIKASI INSTRUMEN PENGUKUR GAYA TARIK (PULL) DAN KECEPATAN MAJU TRAKTOR RODA 2

MODIFIKASI INSTRUMEN PENGUKUR GAYA TARIK (PULL) DAN KECEPATAN MAJU TRAKTOR RODA 2 MODIFIKASI INSTRUMEN PENGUKUR GAYA TARIK (PULL) DAN KECEPATAN MAJU TRAKTOR RODA 2 Oleh : Galisto A. Widen F14101121 2006 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

DESAIN DAN PEMBUATAN PENDUKUNG MEKANIK PADA PROTOTIPE PERANGKAT SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SINAR GAMMA

DESAIN DAN PEMBUATAN PENDUKUNG MEKANIK PADA PROTOTIPE PERANGKAT SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SINAR GAMMA DESAIN DAN PEMBUATAN PENDUKUNG MEKANIK PADA PROTOTIPE PERANGKAT SISTEM PENCITRAAN PETI KEMAS DENGAN TEKNIK SINAR GAMMA ABSTRAK Nur Khasan, Sapta Teguh P. Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir BATAN DESAIN DAN

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pembuatan Prototipe 5.1.1. Modifikasi Rangka Utama Untuk mempermudah dan mempercepat waktu pembuatan, rangka pada prototipe-1 tetap digunakan dengan beberapa modifikasi. Rangka

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Tahapan pelaksanaan penelitian ini dapat ditunjukkan pada diagram alur penelitian yang ada pada gambar 3-1. Mulai Identifikasi Masalah Penentuan Kriteria Desain

Lebih terperinci

PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI

PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI Dira Rizki Martem 1, Dian Milvita 1, Helfi Yuliati 2, Dyah Dwi Kusumawati

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Konstruksi Prototipe Manipulator Manipulator telah berhasil dimodifikasi sesuai dengan rancangan yang telah ditentukan. Dimensi tinggi manipulator 1153 mm dengan lebar maksimum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan bisa dikatakan tanpa kesehatan yang baik segala yang dilakukan tidak akan maksimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah dari penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat, batasan masalah, asumsi yang yang diangkat dalam penelitian serta sistematika

Lebih terperinci

KAJIAN LAJU PAPARAN RADIASI PADA TITIK PENGUKURAN DI REAKTOR KARTINI SEBAGAI DASAR PENENTUAN KONDISI BATAS OPERASI (KBO)

KAJIAN LAJU PAPARAN RADIASI PADA TITIK PENGUKURAN DI REAKTOR KARTINI SEBAGAI DASAR PENENTUAN KONDISI BATAS OPERASI (KBO) KAJIAN LAJU PAPARAN RADIASI PADA TITIK PENGUKURAN DI REAKTOR KARTINI SEBAGAI DASAR PENENTUAN KONDISI BATAS OPERASI (KBO) Mahrus Salam, Supriyatni dan Fajar Panuntun, BATAN jl Babarsari Po box 6101 ykbb

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi

Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi Fiqi Diyona 1,*, Dian Milvita 1, Sri Herlinda 2, Kri Yudi Pati Sandy 3 1 Jurusan Fisika

Lebih terperinci

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la

Frekuensi yang digunakan berkisar antara 10 hingga 500 khz, dan elektrode dikontakkan dengan benda kerja sehingga dihasilkan sambungan la Pengelasan upset, hampir sama dengan pengelasan nyala, hanya saja permukaan kontak disatukan dengan tekanan yang lebih tinggi sehingga diantara kedua permukaan kontak tersebut tidak terdapat celah. Dalam

Lebih terperinci

PRIMA Volume 8, Nomor 1, Juni 2011 ISSN : DESAIN PINTU RUANG PESAWAT SINAR-X DARI BAHAN KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA

PRIMA Volume 8, Nomor 1, Juni 2011 ISSN : DESAIN PINTU RUANG PESAWAT SINAR-X DARI BAHAN KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA ABSTRAK DESAIN PINTU RUANG PESAWAT SINAR-X DARI BAHAN KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA Sri Mulyono Atmojo*Krismawan*Abdul Jalil* *Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN Telah dilakukan perancangan pintu

Lebih terperinci

METODA PENENTUAN DAYA SERAP PERISAI RADIASI UNTUK GONAD DARI KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA

METODA PENENTUAN DAYA SERAP PERISAI RADIASI UNTUK GONAD DARI KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA METODA PENENTUAN DAYA SERAP PERISAI RADIASI UNTUK GONAD DARI KOMPOSIT LATEKS CAIR TIMBAL OKSIDA Kristiyanti, Tri Harjanto, Abdul Jalil Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir BATAN Kawasan Puspiptek Gd 71 lt 2

Lebih terperinci

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60 PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60 Kristiyanti, Budi Santoso, Abdul Jalil, Sukandar Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir (PRPN) BATAN E-mail : kristiyantiwst@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

PRIMA Volume 3, Nomor 6, November 2006 ISSN

PRIMA Volume 3, Nomor 6, November 2006 ISSN PRIMA Volume 3, Nomor 6, November 2006 ISSN 1411-0296 ABSTRAK RANCANG BANGUN SISTEM INSTRUMENTASI COLUMN SCANNING UNTUK INDUSTRI ARJONI AMIR, SYAMSURRIJAL R Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir - BAT AN RANCANG

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 1 Doc. Name: AR12FIS01UAS Version: 2016-09 halaman 1 01. Sebuah bola lampu yang berdaya 120 watt meradiasikan gelombang elektromagnetik ke segala arah dengan sama

Lebih terperinci

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN SINGLE PHOTON EMISSION COMPUTED TOMOGRAPHY (SPECT) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY Ra 226 Friska Wilfianda Putri 1, Dian Milvita

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Pembuatan 4.1.1. K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) Dalam proses pembuatan mesin pengupas kulit kentang perlu memperhatikan masalah kesehatan dan keselamatan kerja

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2014 sampai dengan bulan Juli 2014 di Laboratorium Daya, Alat, dan Mesin Pertanian Jurusan Teknik Pertanian Fakultas

Lebih terperinci

DESAINMODULPENGGERAK SUMBER ISOTOP IRIDIUM-192 PADA PERANGKAT BRAKITERAPI HDR

DESAINMODULPENGGERAK SUMBER ISOTOP IRIDIUM-192 PADA PERANGKAT BRAKITERAPI HDR DESAINMODULPENGGERAK SUMBER ISOTOP IRIDIUM-192 PADA PERANGKAT BRAKITERAPI HDR Tri Harjanto, AriSatmoko Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir (PRFN-BATAN) harjanto5999@yahoo.com ABSTRAK DESAIN MODUL PENGGERAK

Lebih terperinci

PENGUKURAN FAKTOR WEDGE PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60 : PERKIRAAN DAN PEMODELAN DENGAN SOFTWARE MCNPX.

PENGUKURAN FAKTOR WEDGE PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60 : PERKIRAAN DAN PEMODELAN DENGAN SOFTWARE MCNPX. PENGUKURAN FAKTOR WEDGE PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60 : PERKIRAAN DAN PEMODELAN DENGAN SOFTWARE MCNPX Ajeng Sarinda Yunia Putri 1, Suharyana 1, Muhtarom 2 1 Prodi Fisika, Universitas Sebelas Maret,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama 16 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama adalah modifikasi alat yang dilaksanakan di Laboratorium Mekanisasi Pertanian

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. DESAIN PENGGETAR MOLE PLOW Prototip mole plow mempunyai empat bagian utama, yaitu rangka three hitch point, beam, blade, dan mole. Rangka three hitch point merupakan struktur

Lebih terperinci

ANALISIS KESEIMBANGAN KONSTRUKSI PESAWAT TDS BRAKITERAPI MEDIUM DOSE RATE

ANALISIS KESEIMBANGAN KONSTRUKSI PESAWAT TDS BRAKITERAPI MEDIUM DOSE RATE ABSTRAK ANALISIS KESEIMBANGAN KONSTRUKSI PESAWAT TDS BRAKITERAPI MEDIUM DOSE RATE Bandi Parapak Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir Kawasan Puspiptek, Gedung 71 Lt. 2, Serpong, Tangerang Selatan ANALISIS KESEIMBANGAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancangan Ring Transducer

HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancangan Ring Transducer HASIL DAN PEMBAHASAN Rancangan Ring Transducer Hasil rancangbangun sensor tahanan pemotongan berupa ring transducer yang ditunjukkan pada Gambar 60. Salah satu sisi ring dipasang dua buah strain gage yaitu

Lebih terperinci

PENENTUAN URUTAN PERAKITAN BAGIAN BERGERAK DARI MODUL DISTRIBUTOR CHANNEL PADA PERANGKAT BRAKITERAPI DENGAN KRITERIA DIMENSI DAN MATING

PENENTUAN URUTAN PERAKITAN BAGIAN BERGERAK DARI MODUL DISTRIBUTOR CHANNEL PADA PERANGKAT BRAKITERAPI DENGAN KRITERIA DIMENSI DAN MATING PENENTUAN URUTAN PERAKITAN BAGIAN BERGERAK DARI MODUL DISTRIBUTOR CHANNEL PADA PERANGKAT BRAKITERAPI DENGAN KRITERIA DIMENSI DAN MATING ABSTRAK Rahmat, Ari Satmoko Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir-BATAN

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Maret 2013 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA LAJU DOSIS SERAP AIR DENGAN LAPANGAN RADIASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA

HUBUNGAN ANTARA LAJU DOSIS SERAP AIR DENGAN LAPANGAN RADIASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA HUBUNGAN ANTARA LAJU DOSIS SERAP AIR DENGAN LAPANGAN RADIASI BERKAS ELEKTRON PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK ELEKTA C. Tuti Budiantari, Nurman R. Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi BATAN

Lebih terperinci

PENENTUAN DAYA SERAP APRON DARI KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA TERHADAP RADIASI SINAR- X

PENENTUAN DAYA SERAP APRON DARI KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA TERHADAP RADIASI SINAR- X 238 PENENTUAN DAYA SERAP APRON DARI KOMPOSIT KARET ALAM TIMBAL OKSIDA TERHADAP RADIASI SINAR- X Kristiyanti dan Sri Mulyono Atmojo P2PN BATAN ABSTRAK PENENTUAN DAYA SERAP APRON DARI KOMPOSIT KARET ALAM

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON

RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON 162 ISSN 0216-3128 I. Wayan Widiana, dkk. RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL TRANSFER TARGET CAIR UNTUK PRODUKSI RADIOISOTOP F-18 (FLUOR-18) PADA FASILITAS SIKLOTRON I. Wayan Widiana, Cahyana a., Artadi Heru

Lebih terperinci

Dengan klasifikasi tersebut maka konsumen dapat memilih mana yang tepat untuk

Dengan klasifikasi tersebut maka konsumen dapat memilih mana yang tepat untuk Services 1. Radiation Sources Radiasi gamma dalam energinya dianggap cukup tinggi untuk hanya memecah molekul dan mengionisasi atom, namun tidak cukup tinggi untuk mengubah struktur dari inti atom (menghindari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar mesin sortasi buah manggis hasil rancangan dapat dilihat dalam Bak penampung mutu super Bak penampung mutu 1 Unit pengolahan citra Mangkuk dan sistem transportasi

Lebih terperinci

ANALISA DOSIS RADIASI KANKER MAMMAE MENGGUNAKAN WEDGE DAN MULTILEAF COLLIMATOR PADA PESAWAT LINAC

ANALISA DOSIS RADIASI KANKER MAMMAE MENGGUNAKAN WEDGE DAN MULTILEAF COLLIMATOR PADA PESAWAT LINAC ANALISA DOSIS RADIASI KANKER MAMMAE MENGGUNAKAN WEDGE DAN MULTILEAF COLLIMATOR PADA PESAWAT LINAC Sri Rahayu*, Bidayatul Armynah**, Dahlang Tahir** *Alumni Jurusan Fisika Konsentrasi Fisika Medik FMIPA

Lebih terperinci

Analisa Kualitas Sinar-X Pada Variasi Ketebalan Filter Aluminium Terhadap Dosis Efektif

Analisa Kualitas Sinar-X Pada Variasi Ketebalan Filter Aluminium Terhadap Dosis Efektif Analisa Kualitas Sinar-X Pada Variasi Ketebalan Filter Aluminium Terhadap Dosis Efektif Ella nurlela 1, purwantiningsih 1, Budi Santoso 1 1 Program Studi Fisika, Universitas Nasional, Jalan Sawo Manila,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret 20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret 2013. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu tahap pembuatan

Lebih terperinci

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60 PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60 Kristiyanti, Budi Santoso, Abdul Jalil, Sukandar PRPN BATAN, Kawasan PUSPIPTEK, Gedung 71, Tangerang Selatan, 15310 ABSTRAK. PERANCANGAN

Lebih terperinci

UJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST) ASTM D

UJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST) ASTM D 1. LINGKUP Pedoman ini mencakup metode pengukuran kuat geser tanah menggunakan uji geser langsung UU. Interpretasi kuat geser dengan cara ini bersifat langsung sehingga tidak dibahas secara rinci. 2. DEFINISI

Lebih terperinci

PROGRAM KOMPUTER TPS-BRACHYTERAPI RCAL-1. Achmad Suntoro *

PROGRAM KOMPUTER TPS-BRACHYTERAPI RCAL-1. Achmad Suntoro * PROGRAM KOMPUTER TPS-BRACHYTERAPI RCAL-1 Achmad Suntoro * ABSTRAK PROGRAM KOMPUTER TPS-BRACHYTERAPI RCAL-1. Brachyterapi adalah jenis radioterapi untuk penyakit kanker leher rahim, dan TPS (Treatment Planning

Lebih terperinci

KARAKTERISASI DOSIMETRI SUMBER BRAKITERAPI IR-192 MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT

KARAKTERISASI DOSIMETRI SUMBER BRAKITERAPI IR-192 MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT KARAKTERISASI DOSIMETRI SUMBER BRAKITERAPI IR-192 MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT Mahmudi Rio Putra (1), Dian Milvita (1), Heru Prasetio (2) (1) Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas, Padang Kampus Unand

Lebih terperinci

DESAIN AWAL PERANGKAT MEKANIK PADA PEREKAYASAAN PERANGKAT DIGITAL RADIOGRAFI UNTUK INDUSTRI

DESAIN AWAL PERANGKAT MEKANIK PADA PEREKAYASAAN PERANGKAT DIGITAL RADIOGRAFI UNTUK INDUSTRI DESAIN AWAL PERANGKAT MEKANIK PADA PEREKAYASAAN PERANGKAT DIGITAL RADIOGRAFI UNTUK INDUSTRI Nur Khasan, Samuel Praptoyo Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir (PRFN) BATAN Email : hasanur@batan.go.id ABSTRAK.

Lebih terperinci

PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016 PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG Novita Rosyida Pendidikan Vokasi, Universitas Brawijaya Jl. Veteran 12-16 Malang, 65145, Telp. 085784638866,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Mulai Studi literature dan pengumpulan bahan Pengolahan dan analisa Mempersiapkan Alat dan Bahan Prosedur pengujian Non Destructive Test Pengujian

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH Proses pembuatan rangka pada mesin pemipih dan pemotong adonan mie harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut meliputi gambar kerja, bahan,

Lebih terperinci

Rancang Bangun Alat Ukur Berat Menggunakan Load Cell kapasitas 300 kg

Rancang Bangun Alat Ukur Berat Menggunakan Load Cell kapasitas 300 kg Rancang Bangun Alat Ukur Berat Menggunakan Load Cell kapasitas 300 kg Pelaksana : Bagus Candra Kusuma. ( 6307030013 ) Muhamad Mahdir Syah. ( 6307030030 ) 1.1 Latar Belakang Selama ini penggunaan crane

Lebih terperinci

BAB III METOLOGI PENELITIAN

BAB III METOLOGI PENELITIAN BAB III METOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Metode yang digunakan adalah untuk mendekatkan permasalahan yang diteliti sehingga menjelaskan dan membahas permasalahan secara tepat. Skripsi ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PROSES PEMBUATAN JIG & FIXTURE KAKI TOWER PIPA. Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bentuk jig dan fixture yang

BAB IV ANALISA PROSES PEMBUATAN JIG & FIXTURE KAKI TOWER PIPA. Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bentuk jig dan fixture yang BAB IV ANALISA PROSES PEMBUATAN JIG & FIXTURE KAKI TOWER PIPA Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bentuk jig dan fixture yang diharapkan berdasarkan metode VDI 2221. Maka pada bab ini akan dijelaskan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS

RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI RSG-GAS HARI SUDIRJO Pusat Reaktor Serba Guna BATAN Abstrak RANCANG BANGUN ALAT UJI MEKANIK BATANG KENDALI

Lebih terperinci

Gambar Lampu kepala

Gambar Lampu kepala BAB 10 SISTEM PENERANGAN (LIGHTING SYSTEM) 10.1. Pendahuluan Penerangan yang digunakan di kendaraan diklasifikasikan berdasarkan tujuannya: untuk penerangan, untuk tanda atau informasi. Contoh, lampu depan

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

4.1. Menghitung Kapasitas Silinder

4.1. Menghitung Kapasitas Silinder BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Menghitung Kapasitas Silinder Pada perencangan alat uji kekentalan plastik ini sampel akan dilebur didalam silinder. Untuk itu dibutuhkan perhitungan untuk mencari

Lebih terperinci

FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR

FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR 78 ISSN 0216-3128 Pujadi, dkk. FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR Pujadi 1, Gatot Wurdiyanto 1 dan

Lebih terperinci

PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN kn LOGO

PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN kn LOGO www.designfreebies.org PERANCANGAN TEKNIS BAUT BATUAN BERDIAMETER 39 mm DENGAN KEKUATAN PENOPANGAN 130-150 kn Latar Belakang Kestabilan batuan Tolok ukur keselamatan kerja di pertambangan bawah tanah Perencanaan

Lebih terperinci

BAB III MODIFIKASI MESIN DAN PROSES PRODUKSI. Mulai. Studi Literatur. Pengamatan di Lapangan. Data. Analisa. Kesimpulan. Selesai

BAB III MODIFIKASI MESIN DAN PROSES PRODUKSI. Mulai. Studi Literatur. Pengamatan di Lapangan. Data. Analisa. Kesimpulan. Selesai BAB III MODIFIKASI MESIN DAN PROSES PRODUKSI 3.1 Flowchart Penelitian Mulai Studi Literatur Pengamatan di Lapangan Data Analisa Kesimpulan Selesai Penelitian dimulai dari studi literatur seperti yang telah

Lebih terperinci

SKRIPSI / TUGAS AKHIR

SKRIPSI / TUGAS AKHIR PROSES MANUFAKTUR MESIN PRESS BAGLOG JAMUR SKRIPSI / TUGAS AKHIR TRI HARTANTO (26410947) JURUSAN TEKNIK MESIN LATAR BELAKANG Dalam industri agrobisnis terutama dalam bidang penanaman jamur. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari konsep yang telah dikembangkan, kemudian dilakukan perhitungan pada komponen komponen yang dianggap kritis sebagai berikut: Tiang penahan beban maksimum 100Kg, sambungan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Bab ini menjelaskan pengujian serta analisis dari mesin yang telah dibuat. Tujuan pengujian ini adalah mengetahui kinerja dari mesin yang telah dibuat serta mengetahui tingkat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Pustaka Conveyor merupakan suatu alat transportasi yang umumnya dipakai dalam proses industri. Conveyor dapat mengangkut bahan produksi setengah jadi maupun hasil produksi

Lebih terperinci

OPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN

OPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN ARTIKEL OPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN R. Suminar Tedjasari, Ruminta G, Tri Bambang L, Yanni Andriani Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK OPTIMASI ALAT CACAH

Lebih terperinci