PROGRAM KOMPUTER TPS-BRACHYTERAPI RCAL-1. Achmad Suntoro *

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROGRAM KOMPUTER TPS-BRACHYTERAPI RCAL-1. Achmad Suntoro *"

Transkripsi

1 PROGRAM KOMPUTER TPS-BRACHYTERAPI RCAL-1 Achmad Suntoro * ABSTRAK PROGRAM KOMPUTER TPS-BRACHYTERAPI RCAL-1. Brachyterapi adalah jenis radioterapi untuk penyakit kanker leher rahim, dan TPS (Treatment Planning System) adalah salah satu komponen dalam sistem brachyterapi tersebut yang perlu dilaksanakan sebelum terapi itu sendiri dilaksanakan. RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta memiliki perlengkapan brachyterapi yang telah rusak dan perlengkapan tersebut tidak dilengkapi dengan sistem TPS yang computerized. Usaha terpadu perbaikan alat berachyterapi tersebut telah dilakukan secara menyeluruh, dan pembuatan TPS ini merupakan bagian dari proyek perbaikan tersebut. Makalah ini menjelaskan hal ihwal pembuatan program TPS tersebut, yang menggunakan sistem Manchester, sehingga diharapkan informasi yang terkandung dalam makalah ini dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui karakteristik TPS RCAL-1 dalam kegiatannya. ABSTRACT COMPUTER PROGRAM OF TPS-BRACHYTERAPI RCAL-1. Brachyterapi is a kind of radiotherapies for cervix uteri carcinoma, and the TPS (Treatment Planning System) is one of components in the brachyterapi system that must be perfomed first before the therapy itself to be executed. Central hostpital RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta, has such the equipment which is down and the equipment is not provided by a computerized TPS yet. The effort to refurbish whole the equipment had been done, and the development of this TPS RCAL-1 which used Manchester system was a part of such refurbishment project. This paper explains in detail the TPS RCAL-1 development so that the information in this paper will help any parties who want to know the characteristics of this TPS RCAL-1 in their jobs. Keyword: brachyterapi, TPS, sistem_manchester. PENDAHULUAN Kanker leher rahim merupakan jenis kanker ganas terbanyak diderita oleh kaum wanita Indonesia, setelah itu kanker payudara. Brachyterapi merupakan cara pengobatan jenis kanker leher rahim tersebut pada stadium lanjut. Pengobatan brachyterapi intracaviter after-loading pertama kali di Indonesia dilakukan pada tahun 1982 di RSCM Jakarta, yang kemudian diikuti oleh RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta * Pusat Pengembangan Perangkat Nuklir - BATAN

2 pada tahun 1984, keduanya menggunakan brachyterapi (Curietron) dengan sumber radiasi Cs-137 (tipe MDR). Namun demikan kontinuitas terapi di RSUP Dr. Sardjito tersebut terganggu setelah perangkat brachyterapi nya mengalami kerusakan pada tahun 1991 [1]. Usaha perbaikan dan peningkatan keandalan baik sistim operasional maupun sistem kerja perangkat itu sendiri diusahakan secara terpadu dan menyeluruh mulai tahun 1999 selama satu tahun, untuk kemudian terhenti sementara waktu sampai saat ini. Penggunaan TPS (Treatment Planning System) merupakan salah satu usaha dalam proyek perbaikan tersebut, karena sistim operasional pesawat brachyterapi yang lama belum menggunakan TPS secara computerized (masih dilakukan secara manual). Makalah ini berisi teknik pelaksanaan pembuatan program komputer untuk TPS tersebut sebagai informasi, sehingga dengan adanya makalah ini akan mempermudah pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui karakteristik TPS ini. Program ini dapat dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan perkembangan situasi maupun teknologi yang berkembang. Program komputer untuk TPS ini disebut RCAL-1, yaitu sebuah program komputer untuk TPS brachyterapi dengan sumber Cs-137 yang sengaja disesuaikan dengan kondisi praktis berdasarkan pengalaman para dokter di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Pada dasarnya program ini dibuat untuk mempermudah pekerjaan para dokter dalam melakukan terapi, karena teknik-teknik perhitungan yang digunakan ditetapkan sesuai seperti apa yang telah dilakukan atau ditetapkan oleh para dokter ketika menggunakan alat ini secara manual di RSU Dr. Sardjito. BRACHYTERAPI SISTEM MANCHESTER Ada tiga cara terapi menggunakan brachyterapi[2], yaitu sistem Stockholm, sistem Paris, dan sistem Manchester. Team dokter RSUP Dr. Sardjito menetapkan untuk menggunakan sistem Manchester pada TPS RCAL-1 ini. Pada sistem Manchester ini, didefinisikan dua jenis titik referensi pada organ tubuh disekitar leher rahim, yaitu titik A dan B. Titik referensi lain sebagai tambahan adalah UV, dan rectum. Gambar 1 adalah definisi koordinat titik-titik A dan B, sedang koordinat UV dan rectum ditentukan secara interaktif oleh dokter yang bertugas (dalam aplikasi TPS) berdasarkan foto sinar-x pasien.

3 3 Cm 2 Cm 2 Cm 3 Cm aplikator B 2 A 2 A 1 B 1 2 Cm sumber kurva isodosis Gambar 1. Brachyterapi sistem Manchester[2]. Laju dosis yang diterima pada titik referensi A, B, UV, dan rectum merupakan pertimbangan dokter dalam terapi untuk menentukan berapa lama terapi harus dilakukan. Dari pengalaman terapi terkadang diperlukan informasi laju dosis yang diterima pada titik-titik tertentu yang koordinatnya ditentukan sangat situasional dalam proses terapi yang sedang berjalan. Untuk itu dalam program TPS RCAL-1 ini informasi tersebut disediakan. ARSITEKTUR TPS RCAL-1 Koordinasi kerja Sistem Analis Fisika Medis Algoritma Rumah Sakit (pengguna) Programer Hasil Diskusi Program Komputer Supervisi Gambar 2. Koordinasi kerja untuk program TPS brachyterapi RCAL-1[3].

4 Pada dasarnya ada tiga cabang disiplin ilmu yang terlibat dalam pembuatan TPS ini, yaitu ilmu fisika medis, ilmu kedokteran, dan ilmu komputer. Oleh karena itu koordinasi kerja harus dibentuk untuk memudahkan dalam perunutan penyelesaian masalah jika terjadi konflik. Gambar 2 adalah bentuk koordinasi kerja yang dibentuk untuk RCAL-1 ini. Pola ini ditempuh dalam rangka menuju pembuatan program komputer yang mengikuti suatu prosedur baku dalam program jaminan kwalitas yang dipersyaratkan. Hasil dari diskusi antara team system analis, team fisika medis dan team dokter rumah sakit menghasilkan dokumen Spesifikasi-disain[3] dan Kriteriadisain[4]. Arsitektur Perangkat Lunak RCAL-1 Bentuk dasar perangkat lunak TPS brachyterapi RCAL-1 ini terdiri dari tiga kelompok pemrograman: masukan, proses, dan keluaran. Gambar 3 adalah bagan arsitektur perangkat lunak TPS RACL-1 tsb. Variabel Pasien Variabel Terapi Variabel Sumber Variabel Display Masukan (negative film) (ketentuan medis) (sertifikat sumber) (komputer & printer) Konversi nilai (skala) Koordinat alam Matrik lokasi Proses Perhitungan dosis Perhitungan isodosis Hasil hitung (numerik) Koordinat user Hasil hitung (grafis) Luaran: layar kaca dan printer Luaran Gambar 3. Arsitektur Perangkat Lunak TPS RCAL-1[4].

5 Ada empat kelompok masukan dalam disain arsitektur program TPS RCAL-1 ini yaitu variabel pasien, variabel terapi, variabel sumber dan variabel display. Variabel pasien berupa masukan koordinat dari foto sinar-x, yaitu koordinat titik-titik referensi dan koordinat aplikator, disamping data diri pasien. Variabel sumber berupa masukan jumlah sumber yang akan dipakai, besar aktifitas nya, dan koordinat aplikator. Sertifikat sumber menjadi acuan utama dalam variabel ini. Variabel terapi berasal dari dokter yang bertugas berkaitan dengan prosedur pengobatan yang diterapkan, seperti besarnya dosis yang akan diberikan serta proses interaktif berkenaan dengan laju dosis pada titik-titik tertentu. Variabel display berkaitan dengan ukuran atau jenis luaran (output) yang nantinya akan digunakan untuk menampilkan hasil perhitungan program TPS. Ukuran layar kaca (display komputer) dan jenis printer yang akan digunakan merupakan masukan dalam dimensi ini. Data yang berasal dari foto sinar-x tidak bisa langsung diproses karena adanya faktor perbesaran film. Oleh karena itu diperlukan konversi nilai ke ukuran yang sebenarnya. Besaran dengan ukuran sebenarnya ini dikategorikan menggunakan koordinat alam sehingga untuk dapat ditampilkan pada layar kaca dan printer diperlukan konversi kebentuk koordinat pengguna. Koordinat pengguna sangat tergantung pada jenis luaran yang akan menampung koordinat alam tersebut. Perhitungan isodosis menggunakan cara menyaring laju dosis yang sama dari distribusi laju dosis disekitar daerah sumber. Untuk itu harus diciptakan terlebih dahulu matrik bidang didaerah sumber. Tiap elemen dalam matrik tersebut mewakili laju dosis titik tertentu yang bersesuaian dengan lokasi di daerah sekitar sumber tersebut. Cara ini digunakan karena persamaan matematis untuk isodosis mempunyai bentuk yang tidak sederhana dan implementasinya jauh lebih mudah jika digunakan teknik penyaringan ini. Diakui bahwa teknik penyaringan ini akan memerlukan waktu pelaksanaan (computer-time) jauh lebih besar, namun dengan menggunakan PC yang telah banyak beredar di pasaran maka hal ini tidak menjadi hambatan. Luaran dari TPS ini berupa informasi numerik dan grafis. Informasi numerik berupa lamanya waktu terapi, dosis pada titik-titik referensi A, B, UV dan rektum, serta titik tertentu sesuai dengan yang ditunjuk oleh pengguna. Informasi grafis berupa kurva isodosis dua dimensi serta pola distribusi laju dosis disekitar sumber. Program TPS ini dibuat untuk beroperasi menggunakan sebuah PC yang menggunakan processor (minimum) setara dengan Pentium II. Program komputer dibuat menggunakan bahasa komputer Visual C++ versi 6.0. Tidak ada ke khususan dari komputer yang harus digunakan, selama komputer tersebut beroperasi normal menggunakan operating system Windows 98 keatas dan memiliki RAM diatas 32 KB maka program TPS ini dapat dioperasikan dengan baik. Program ini memerlukan memory pada hard-disk dibawah 300 KB.

6 ALGORITMA MULAI Kalibrasi aktifitas sumber Masukkan variabel input Perhitungan numerik Perhitungan grafis Hasil numerik dan grafis Dosis titik referensi tepat? sudah belum SELESAI Gambar 4. Peta alir utama TPS RCAL-1 brachyterapi. Gambar 4 adalah peta-alir utama dari RCAL-1. Dosis terapi untuk titik-titik referensi dan waktu terapi merupakan kunci penyelesaian program TPS ini. Untuk mendapatkan nilai-nilai tersebut dengan tepat, maka proses interaktive dilakukan dengan merubah nilai waktu terapi dan mengamati dosis titik referensi. Kalibrasi Aktifitas Untuk mengetahui aktifitas sumber Cs-137 pada saat terapi digunakan persamaan sebagai berikut. -( ) t T0.5 A t = A o e (1) Di mana: A o = Aktifitas awal (berdasarkan sertifikat sumber) A t = Aktifitas saat terapi (setelah waktu t) T 1/2 = Waktu paruh (untuk Cs-137: 30 thn) t = tenggang waktu antara tanggal pada sertifikat sumber dengan tanggal terapi.

7 Bentuk Aplikator L M batang intra vagina (S) β α sudut intra uterine sumber batang intra uterine (P) 7 kerangka aplikator batang intra vagina (R) Gambar 5. Bentuk aplikator. Aplikator yang digunakan mempunyai sudut α = 80 o tetap. Panjang L, M, dan sudut α bervariasi tergantung bentuk dan dimensi vagina penderita. Sudut α bervariasi dengan ukuran sudut yang tersedia: 15 o, 30 o, dan 45 o. Pada batang intra uterine aplikator dapat berisi sumber: tiga batang sumber, dua batang sumber, satu batang sumber, dan tanpa sumber. Sedang pada batang intra vagina berisi masing-masing satu batang sumber. Gambar 5 adalah bagan dari aplikator tersebut. Bentuk Sumber 12.5 Batang Cs-137 terdiri dari 2 kapsul, tiap kapsul terdiri dari 3 sumber bola Cs-137. a b c d e f g 25.0 a b c d e f g h i j k l m Dua batang Cs- 137 terdiri dari 12 sumber bola. a = 22 mm b = 1.55 mm c = 1.55 mm d = 1.9 mm g = 4.4 mm e = 1.55 mm f = 1.55 mm h = 1.55 mm i = 1.55 mm jika untuk batang sendirian g = 2.2 mm j = 1.9 mm k = 1.55 mm l = 1.55 mm m = 2.2 mm Gambar 6. Dimensi model sumber.

8 Bentuk sumber sebenarnya yang akan digunakan belum diketahui (seharusnya dilakukan pengujian radiography untuk melihat bentuk dan dimensi sesungguhnya dari sumber tersebut namun belum dilakukan). Oleh karena itu dalam program TPS RCAL-1 ini, bentuk sumber didekati dengan bentuk bola dengan jari-jari mm. Pendekatan ini didasarkan pada sumber-sumber Curitron yang berbentuk demikian, di mana satu kapsul sumber akan berisi tiga buah bola sumber dengan jarak-jarak tertentu[5]. Gambar 6 merupakan model bentuk dari sumber yang akan digunakan. Dengan pendekatan model sumber tersebut, maka untuk sumber pada intra vagina dan intra uterine mempunyai dimensi ukuran jarak seperti pada Tabel 1, di mana Nomor adalah nomor urut sumber bola dimulai dari salah satu titik ujung sumber secara menyeluruh, dan K adalah jarak sumber bola ke titik ujung tersebut. Koordinat Sumber K 1 P1 α U L3 K n T L2 Y P n L1 X (0, 0, 0) P 1 dan P n adalah sumber bola dalam model. L 1 jarak titik ujung aplikator dengan garis sumbu koordinat X. L 2 jarak bagian ujung aplikator. L 3 jarak spasi antara sumber dengan titik ujung aplikator. K 1 dan K 2 jarak sumber bola model dengan titik ujung batang sumber. α adalah sudut sonde uterine. Gambar 7. Koordinat sumber pada aplikator.

9 Tabel 1. Lokasi sumber relatif terhadap titik ujung aplikator. Intra Uterine Intra Vagina Jumlah Sumber 1 Jumlah Sumber 2 Jumlah Sumber 3 Nomor K (mm) Nomor K (mm) Nomor K (mm) Nomor K (mm)

10 Algoritma titik belok T pada Gambar 7 ditentukan dengan persamaan sbb: T x = 0 T y = L 1 L 2 cos(α) T z = 0 dan koordinat titik ujung aplikator U ditentukan dengan persamaan sbb: U x = ditentukan oleh user berdasarkan foto sinar-x U y = ditentukan oleh user berdasarkan foto sinar-x U = z L - U - U - T + 2 U T x y Dari dimensi hubungan aplikator dan model sumber-bola (Gambar 7 dan Tabel 1) dapat ditentukan koordinat tiap-tiap sumber bola pada intra uterine, yang merupakan fungsi dari α, L 1, L 2, L 3, dan K n. Algoritma penentuan koordinat tiap sumber dilakukan sbb: y y y if ((K n + L 3 ) >L 2 ) { P x [n] = 0.0 ; P y [n] = L 1 - L 2 Cos(α) - (K n + L 3 - L 2 ) ; P z [n] = 0.0 ; } else { P y [n] = (L 2 - K n L 3 ) Cos(α) + T y ; P [n] = U (L - K - L ) z 2 n 3 z ; L } P [n] = L - K - L ) - P - P ; x 2 n 3 2 y z Untuk intra vagina mempunyai dua batang sumber yang paralel R dan S (Gambar 5). Penentuan koordinat sumber bola pada batang R dan S menggunakan algoritma berikut (jumlah sumber-bola ada enam buah, berarti n = 6), di mana sudut β bernilai tetap 80 o. Untuk koordinat sumber-bola pada batang S dilakukan serupa hanya pada koordinat S x nya bernilai M/2.

11 for ( n = 1; n<4; n++) { R x [n] = M/2 ; R y [n] = (6.25 K n ) Cos(80 o ) ; R z [n] = (6.25 K n ) Sin(80 o ) ; } for ( n = 3; n<7; n++) { R x [n] = M/2 ; R y [n] = (K n 6.25) Cos(80 o ) ; R z [n] = (K n 6.25) Sin(80 o ) ; } Kurva Isodosis Kurva isodosis dibentuk dengan menyaring laju dosis semua titik pada bidang disekitar aplikator yang mempunyai nilai sama. Kurva isodosis diberi nilai 100% jika kurva tersebut menyinggung titik referensi A. Laju dosis tiap titik pada bidang tsb dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut [6] : Dose = air N A(i) - ( µ s ds i ) g(d ti ) Γ f e (2) 2 r i = 1 i di mana Γ = faktor gamma yang besarnya 3.32 untuk sumber Cs 137. f = faktor konversi rad ke rontgen besarnya untuk air. A(i) = aktifitas sumber pada lokasi i. r i = jarak titik sumber. µ s = koefisien peredaman baja ds i = panjang jejak radiasi didalam kapsul. g(d ti ) = A + B d ti + C (d ti ) 2 + C (d ti ) 3 ialah polinom dari Meisberger. A = B = x 10-3 C = x 10-4 D = x 10-5

12 HASIL DAN BAHASAN Gambar 8 dan 9 berturut-turut adalah salah satu bentuk interaktif untuk memasukkan variabel terapi oleh pengguna dan salah satu bentuk luaran dari program RCAL-1 ini. Detail cara penggunaan dari RCAL-1 dapat dilihat pada [7]. Variabel masukan dari foto sinar-x dipertahankan menggunakan manual karena pertimbangan teknis pelaksanaan dirasa lebih praktis jika dikaitkan dengan proses pembuatan foto sinar-x tersebut. Hasil perhitungan RCAL-1 ini hanya berselisih 0.047% jika dibandingkan dengan hasil perhitungan dengan tangan (manual). Kesalahan tersebut terjadi karena faktor pembulatan. Namun demikian hasil dari RCAL-1 ini belum pernah diuji dibandingkan dengan hasil pengukuran langsung menggunakan teknik radiography yang ada. Persyaratan penggunaan TPS dalam brachyterapi menurut ICRU harus mempunyai kesalahan maximum 5% [5]. Untuk itu, langkah selanjutnya adalah pengujian program RCAL-1 ini sebagai validasi yang dipersyaratkan. Gambar 8. Salah satu bentuk masukan untuk variabel-variabel terapi.

13 Gambar 9. Salah satu bentuk luaran hasil RCAL-1 kurva isodosis. KESIMPULAN RCAL-1 dibuat untuk mempermudah proses brachyterapi dari peralatan yang ada. Program ini dibuat berdasarkan apa yang telah dilakukan di RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta. Kemungkinan modifikasi, perubahan bentuk aplikator, jenis sumber, serta perubahan-perubahan lainnya atas pengalaman dan kemudahan dalam terapi masih dibuka untuk RCAL-1 ini. Kurva isodosis tiga dimensi yang interaktif merupakan tantangan programming selanjutnya dalam proyek perbaikan pesawat brachyterapi ini. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada semua tim Top-Down Brachyterapi, terutama pada divisi TPS/Program, dan KPTF-P2PN yang telah memeriksa makalah ini.

14 DAFTAR PUSTAKA 1. MAIRING., Rancang Bangun dan Pengembangan Teknologi Instrumentasi Brachyterapy Kerangka Acuan., P2PN-BATAN., (1999) 2. ICRU., Dose and Volume Specification for Reporting Intracavitary Therapy in Gynecology, ICRU Report 38., Bethesda, Maryland, (1985) 3. SUNTORO A., Spesifikasi Disain. Pusat Manajemen dan Bina Industri BATAN., Divisi TPS / Program., Revisi 0., (2000) 4. SUNTORO A., Kriteria Disain. Pusat Manajemen dan Bina Industri BATAN., Divisi TPS / Program., Revisi 0., (2000) 5. ALDERSON A R., Dosimetry and Clynical Uses of Afterloading Systems., Report No. 45., The institute Physical Sciences in Medicine., Oxford., (1986) 6. DINALLO, A M, et.al., Dosimetry in Radiography Vol.1., Proceedings of an International Symposium on Dosimetry in Radioterapy., IAEA., Vienna., (1988) 7. SUNTORO A., Petunjuk Operasi Program Komputer RCAL-1 TPS Brachyterapi., Pusat Manajemen dan Bina Industri BATAN., Divisi TPS / Program., Revisi 0., (2000)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya sel-sel yang membelah secara abnormal tanpa kontrol dan mampu menyerang jaringan sehat lainnya. Data

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Kebutuhan Program Untuk menjalankan aplikasi ini ada beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi oleh pengguna. Spesifikasi kebutuhan berikut ini merupakan spesifikasi

Lebih terperinci

PENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co

PENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co PENENTUAN KARAKTERISASI CERROBEND SEBAGAI WEDGE FILTER PADA PESAWAT TELETERAPI 60 Co M. Azam, K. Sofjan Firdausi, Sisca Silvani Jurusan Fisika, FMIPA,Universitas diponegoro ABSTRACT Wedge filter usually

Lebih terperinci

DESAIN DAN PEMBUATAN PERANGKAT BANTU KOTAK REKONSTRUKSI UNTUK SIMULASI PADA FASILITAS TPS (TREATMENT PLANNING SYSTEM) BRAKITERAPI UNTUK KANKER SERVIK

DESAIN DAN PEMBUATAN PERANGKAT BANTU KOTAK REKONSTRUKSI UNTUK SIMULASI PADA FASILITAS TPS (TREATMENT PLANNING SYSTEM) BRAKITERAPI UNTUK KANKER SERVIK DESAIN DAN PEMBUATAN PERANGKAT BANTU KOTAK REKONSTRUKSI UNTUK SIMULASI PADA FASILITAS TPS (TREATMENT PLANNING SYSTEM) BRAKITERAPI UNTUK KANKER SERVIK Nur Khasan 1, Wahyuni Z.I 2, Donny Nurmayady 3 1,2,3

Lebih terperinci

ANALISA DOSIS RADIASI KANKER MAMMAE MENGGUNAKAN WEDGE DAN MULTILEAF COLLIMATOR PADA PESAWAT LINAC

ANALISA DOSIS RADIASI KANKER MAMMAE MENGGUNAKAN WEDGE DAN MULTILEAF COLLIMATOR PADA PESAWAT LINAC ANALISA DOSIS RADIASI KANKER MAMMAE MENGGUNAKAN WEDGE DAN MULTILEAF COLLIMATOR PADA PESAWAT LINAC Sri Rahayu*, Bidayatul Armynah**, Dahlang Tahir** *Alumni Jurusan Fisika Konsentrasi Fisika Medik FMIPA

Lebih terperinci

TREATMENT PLANNING SYSTEM PADA KANKER PROSTAT DENGAN TEKNIK BRACHYTERAPY

TREATMENT PLANNING SYSTEM PADA KANKER PROSTAT DENGAN TEKNIK BRACHYTERAPY TREATMENT PLANNING SYSTEM PADA KANKER PROSTAT DENGAN TEKNIK BRACHYTERAPY Junios )*, Kariman D ) STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Jl. Kusuma Bhakti No. 99 Gulai Bancah STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang,

Lebih terperinci

STUDI POLA-GERAK CARRIER PADA RENCANA IRADIATOR GAMMA SERBA-GUNA

STUDI POLA-GERAK CARRIER PADA RENCANA IRADIATOR GAMMA SERBA-GUNA 36 ISSN 0216-3128 Achmad Suntoro STUDI POLA-GERAK CARRIER PADA RENCANA IRADIATOR GAMMA SERBA-GUNA Achmad Suntoro Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir BATAN, E-mail : suntoro@batan.go.id ABSTRAK STUDI POLA-GERAK

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN SENTRASI DOSIS DAN JARAK BLADDER TERHADAP DISTRIBUSI DOSIS PADA PERENCANAAN BRACHYTHERAPY KANKER SERVIKS

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN SENTRASI DOSIS DAN JARAK BLADDER TERHADAP DISTRIBUSI DOSIS PADA PERENCANAAN BRACHYTHERAPY KANKER SERVIKS Youngster Physics Journal ISSN : 30-7371 Vol. 1, No. 4, Juli 013, Hal 11-16 ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN SENTRASI DOSIS DAN JARAK BLADDER TERHADAP DISTRIBUSI DOSIS PADA PERENCANAAN BRACHYTHERAPY KANKER

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pengantar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pengantar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pengantar Dewasa ini segala sesuatu berkembang dengan cepat, termasuk juga perkembangan di bidang ilmu tentang komputer. Kemajuan teknologi komputer dan perkembangannya yang pesat,

Lebih terperinci

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V10.i3 ( )

JURNAL IPTEKS TERAPAN Research of Applied Science and Education V10.i3 ( ) TREATMENT PLANNING SYSTEM PADA KANKER PROSTAT DENGAN TEKNIK BRACHYTERAPY Junios *, Kariman D STIKes Prima Nusantara Bukittinggi, Jl. Kusuma Bhakti No. 99 Gulai Bancah STKIP PGRI Sumatera Barat, Padang,

Lebih terperinci

KARAKTERISASI DOSIMETRI SUMBER BRAKITERAPI IR-192 MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT

KARAKTERISASI DOSIMETRI SUMBER BRAKITERAPI IR-192 MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT KARAKTERISASI DOSIMETRI SUMBER BRAKITERAPI IR-192 MENGGUNAKAN METODE ABSOLUT Mahmudi Rio Putra (1), Dian Milvita (1), Heru Prasetio (2) (1) Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas, Padang Kampus Unand

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paling sering digunakan oleh manusia adalah komputer. Komputer telah merambah. digunakan sebagai media menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. paling sering digunakan oleh manusia adalah komputer. Komputer telah merambah. digunakan sebagai media menyampaikan informasi. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini teknologi telah berkembang pesat. Penggunaan teknologi dapat ditemukan pada hampir setiap aspek kehidupan manusia. Salah satu teknologi yang paling sering

Lebih terperinci

Metode Monte Carlo adalah metode komputasi yang bergantung pada. pengulangan bilangan acak untuk menemukan solusi matematis.

Metode Monte Carlo adalah metode komputasi yang bergantung pada. pengulangan bilangan acak untuk menemukan solusi matematis. Bab II. Teori Dasar II.1. Metode Monte Carlo Metode Monte Carlo adalah metode komputasi yang bergantung pada pengulangan bilangan acak untuk menemukan solusi matematis. Metode ini sering digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan sebagai media menyampaikan informasi. ini telah berkembang semakin pesat sehingga membuat kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan sebagai media menyampaikan informasi. ini telah berkembang semakin pesat sehingga membuat kehidupan manusia BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini teknologi telah berkembang pesat. Penggunaan teknologi dapat ditemukan pada hampir setiap aspek kehidupan manusia. Salah satu teknologi yang paling sering

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. media penyimpanan data yang memiliki ukuran hingga ratusan gigabyte bahkan

BAB I PENDAHULUAN. media penyimpanan data yang memiliki ukuran hingga ratusan gigabyte bahkan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer dewasa ini memungkinkan disimpannya data dalam bentuk file dalam jumlah yang besar karena adanya media penyimpanan data yang memiliki

Lebih terperinci

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.

Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software  For evaluation only. UNSUR PELAYANAN FISIKA MEDIK SERTA PEMBAGIAN TUGAS MENURUT JENJANG JABATAN LAMPIRAN I : PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI MOR : 262/MENKES/PER/IV/2009 TANGGAL : 8 April 2009 II PELAYANAN A Penyiapan alat

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI KOMPUTER DALAM STUDI PEMODELAN PARAMETER FARMAKOKINETIK

PENGEMBANGAN APLIKASI KOMPUTER DALAM STUDI PEMODELAN PARAMETER FARMAKOKINETIK PENGEMBANGAN APLIKASI KOMPUTER DALAM STUDI PEMODELAN PARAMETER FARMAKOKINETIK 1. Pendahuluan Aplikasi computer jenis ini merupakan aplikasi computer dalam penelitian dan pengembangan di bidang farmasi

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN KONTAINER PERALATAN BRAKITERAPI MDR UNTUK TERAPI KANKER LEHER RAHIM

ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN KONTAINER PERALATAN BRAKITERAPI MDR UNTUK TERAPI KANKER LEHER RAHIM ANALISIS PERHITUNGAN KETEBALAN KONTAINER PERALATAN BRAKITERAPI MDR UNTUK TERAPI KANKER LEHER RAHIM Kristiyanti, Abdul Jalil Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir, Kawasan Puspiptek Serpong 15314 Abstrak ANALISIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan sebagai media menyampaikan informasi. telah berkembang semakin pesat sehingga membuat kehidupan manusia sekarang

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan sebagai media menyampaikan informasi. telah berkembang semakin pesat sehingga membuat kehidupan manusia sekarang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini teknologi telah berkembang pesat. Penggunaan teknologi dapat ditemukan pada hampir setiap aspek kehidupan manusia. Salah satu teknologi yang paling sering

Lebih terperinci

BAB II PETA UNIT KOMPETENSI PROGRAMER KOMPUTER

BAB II PETA UNIT KOMPETENSI PROGRAMER KOMPUTER BAB II PETA UNIT KOMPETENSI PROGRAMER KOMPUTER 2.1 Penjelasan Umum Produk program aplikasi komputer di Indonesia umumnya berada pada perusahaan penjual produk suatu merek tertentu (authorized). Kemampuan

Lebih terperinci

Analisis Dosis Radiasi Pada Paru-paru Untuk Pasien Kanker Payudara Dengan Treatment Sinar-X 6 MV Sugianty Syam 1, Syamsir Dewang, Bualkar Abdullah

Analisis Dosis Radiasi Pada Paru-paru Untuk Pasien Kanker Payudara Dengan Treatment Sinar-X 6 MV Sugianty Syam 1, Syamsir Dewang, Bualkar Abdullah Analisis Dosis Radiasi Pada Paru-paru Untuk Pasien Kanker Payudara Dengan Treatment Sinar- MV Sugianty Syam, Syamsir Dewang, Bualkar Abdullah Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. berkaitan dan berinteraksi yang bertanggung jawab dalam memproses input

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. berkaitan dan berinteraksi yang bertanggung jawab dalam memproses input BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Perancangan sistem merupakan kumpulan dari beberapa elemen yang saling berkaitan dan berinteraksi yang bertanggung jawab dalam memproses input sehingga menghasilkan sebuah output

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini menjelaskan tentang alasan mengapa memilih bahasa pemrograman yang telah diaplikasikan, hardware, software yang digunakan dan Operasionalisasi aplikasi. 5.1 Implementasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang paling sering digunakan oleh manusia adalah komputer. Komputer telah. banyak digunakan sebagai media menyampaikan informasi.

BAB I PENDAHULUAN. yang paling sering digunakan oleh manusia adalah komputer. Komputer telah. banyak digunakan sebagai media menyampaikan informasi. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini teknologi telah berkembang pesat. Penggunaan teknologi dapat ditemukan pada hampir setiap aspek kehidupan manusia. Salah satu teknologi yang paling sering

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pengantar Mesin hitung yang lazim disebut komputer dalam masa satu dekade terakhir mengalami kemajuan yang sangat pesat. Boleh dikatakan masa sekarang ini adalah masa keemasan bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Family Folder merupakan buku yang mencatat riwayat kesehatan dari satu keluarga. Buku ini biasanya digunakan oleh puskesmas-puskesmas. Di dalam Family Folder

Lebih terperinci

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT RADIOTERAPI

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT RADIOTERAPI OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT RADIOTERAPI Gatot Wurdiyanto dan C. Tuti Budiantari Puslitbang Keselamatan Radiasi dan Biomedika Nuklir BATAN Jalan Cinere Pasar Jumat, Jakarta 12440 PO

Lebih terperinci

Buletin Fisika Vol. 8, Februari 2007 : 31-37

Buletin Fisika Vol. 8, Februari 2007 : 31-37 31 Buletin Fisika Vol. 8, Februari 2007 : 31-37 Pengaruh Posisi dan Sudut Penyinaran Pada Radio Terapi Kanker Dengan Menggunakan Metode Clarkson s (Ratnawati I Gusti Ayu, Suharta W.G., Widyatmika I Putu,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM Bagian ini akan menjelaskan mengenai analisis dan perancangan sistem yang akan dikembangkan. 4.1 ANALISIS KEBUTUHAN Secara umum pengembangan Sistem Identifikasi Manusia

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM BAB V IMPLEMENTASI SISTEM Bab ini berisi uraian mengenai tahapan untuk membangun / mewujudkan rancangan sistem baru secara nyata. Kegiatan yang dibahas meliputi pengujian perangkat lunak. Diagram UML untuk

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Implementasi Sistem Implementasi bertujuan untuk menerapkan sistem yang dibangun agar dapat mengatasi permasalahan yang telah diangkat pada penelitian ini. Tahaptahap

Lebih terperinci

Verifikasi Ketepatan Hasil Perencanaan Nilai Dosis Radiasi Terhadap Penerimaan Dosis Radiasi Pada Pasien Kanker

Verifikasi Ketepatan Hasil Perencanaan Nilai Dosis Radiasi Terhadap Penerimaan Dosis Radiasi Pada Pasien Kanker Verifikasi Ketepatan Hasil Perencanaan Nilai Dosis Radiasi Terhadap Penerimaan Dosis Radiasi Pada Pasien Kanker Mutya Handayani 1,*, Dian Milvita 1, Sri Herlinda 2, Kri Yudi Pati Sandy 3 1 Jurusan Fisika

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS RADIASI DAN KALIBRASI LUARAN BERKAS FOTON 6 DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK VARIAN CLINAC CX 4566 ABSTRAK

ANALISIS KUALITAS RADIASI DAN KALIBRASI LUARAN BERKAS FOTON 6 DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK VARIAN CLINAC CX 4566 ABSTRAK SEMINAR NASIONAL ANALISIS KUALITAS RADIASI DAN KALIBRASI LUARAN BERKAS FOTON 6 DAN 10 MV PESAWAT PEMERCEPAT LINIER MEDIK VARIAN CLINAC CX 4566 Cacaelia Tuti Budiarti 1, Nurman Rajagukguk 2, Assef Firnando

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditemukannya penyakit-penyakit baru yang belum teridentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan ditemukannya penyakit-penyakit baru yang belum teridentifikasi 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu kedokteran mengalami kemajuan pesat yang ditandai dengan ditemukannya penyakit-penyakit baru yang belum teridentifikasi sebelumnya. Para dokter

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Dimana perusahaan dituntut untuk meningkatkan efisiensi dan inovasi agar dapat bertahan ditengah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era teknologi informasi yang semakin maju ini, kebutuhan akan informasi yang cepat dan akurat menjadi sangat penting. Information Technology, Internet, dan Web sudah

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM. Processor : Intel Pentium IV 1.60 GHz RAM : 256 MB

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM. Processor : Intel Pentium IV 1.60 GHz RAM : 256 MB BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM 4.1 Implementasi Program 4.1.1 Spesifikasi Keutuhan Program Spesifikasi Perangkat Keras Perangkat keras yang digunakan untuk merancang system ini adalah: Processor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bentuk pemanfaatan radiasi pengion adalah untuk terapi atau yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bentuk pemanfaatan radiasi pengion adalah untuk terapi atau yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bentuk pemanfaatan radiasi pengion adalah untuk terapi atau yang dinamakan radioterapi. Penggunaan radiasi pengion dalam pengobatan ini dimulai setelah penemuan

Lebih terperinci

Verifikasi TPS untuk Dosis Organ Kritis pada Perlakuan Radioterapi Area Pelvis dengan Sinar X 10 Megavolt

Verifikasi TPS untuk Dosis Organ Kritis pada Perlakuan Radioterapi Area Pelvis dengan Sinar X 10 Megavolt Verifikasi TPS untuk Dosis Organ Kritis pada Perlakuan Radioterapi Area Pelvis dengan Sinar X 10 Megavolt Dhaniela Stenyfia Departemen Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat atau para dokter yang ingin. Kumpulan klinik biasanya disebut sebagai Poliklinik.

BAB III LANDASAN TEORI. dijalankan oleh Lembaga Swadaya Masyarakat atau para dokter yang ingin. Kumpulan klinik biasanya disebut sebagai Poliklinik. BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Klinik Menurut Azrul (2006:82) Klinik merupakan fasislitas medis dengan ukuran lebih kecil yang hanya melayani keluhan dari pasien. Klinik biasanya dijalankan oleh Lembaga Swadaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini memungkinkan sebuah komputer untuk dapat dimanfaatkan dalam membuat serta memanipulasi konten visual secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Pendahuluan 1.2 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Pendahuluan 1.2 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengantar Pendahuluan Kehadiran teknologi informasi memang dirasakan manfaatnya dalam mempermudah kegiatan dan kerja manusia dalam melakukan pekerjaannya. Lembaga bisnis pastilah

Lebih terperinci

Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter

Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter Metha Riandini 1) DR. Ing. Farid Thalib 2) 1) Laboratorium Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi

Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi Analisis Pengaruh Sudut Penyinaran terhadap Dosis Permukaan Fantom Berkas Radiasi Gamma Co-60 pada Pesawat Radioterapi Fiqi Diyona 1,*, Dian Milvita 1, Sri Herlinda 2, Kri Yudi Pati Sandy 3 1 Jurusan Fisika

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK PELATIHAN PENCITRAAN PADA PERALATAN KAMERA GAMMA

PERANGKAT LUNAK PELATIHAN PENCITRAAN PADA PERALATAN KAMERA GAMMA PERANGKAT LUNAK PELATIHAN PENCITRAAN PADA PERALATAN KAMERA GAMMA SIGIT BACHTIAR Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir (PRPN) BATAN Kawasan Puspitek, Serpong Tangerang 15310, Banten Telp (021) 7560896 Abstrak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Visual Basic merupakan sebuah bahasa pemrograman yang menawarkan Integrated

BAB 2 LANDASAN TEORI. Visual Basic merupakan sebuah bahasa pemrograman yang menawarkan Integrated BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Visual Basic Visual Basic merupakan sebuah bahasa pemrograman yang menawarkan Integrated Development Environment (IDE) visual untuk membuat program perangkat lunak berbasis sistem

Lebih terperinci

PENGUKURAN FAKTOR WEDGE PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60 : PERKIRAAN DAN PEMODELAN DENGAN SOFTWARE MCNPX.

PENGUKURAN FAKTOR WEDGE PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60 : PERKIRAAN DAN PEMODELAN DENGAN SOFTWARE MCNPX. PENGUKURAN FAKTOR WEDGE PADA PESAWAT TELETERAPI COBALT-60 : PERKIRAAN DAN PEMODELAN DENGAN SOFTWARE MCNPX Ajeng Sarinda Yunia Putri 1, Suharyana 1, Muhtarom 2 1 Prodi Fisika, Universitas Sebelas Maret,

Lebih terperinci

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60

PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60 PERANCANGAN RUANGAN RADIOTERAPI EKSTERNAL MENGGUNAKAN SUMBER Co-60 Kristiyanti, Budi Santoso, Abdul Jalil, Sukandar Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir (PRPN) BATAN E-mail : kristiyantiwst@yahoo.com ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Simulasi 3D mempunyai fungsi utama untuk membuat pemodelan 3D. Dari pemodelan 3D dapat diciptakan karya yang spektakuler seperti special

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISA SISTEM

BAB 4 ANALISA SISTEM 52 BAB 4 ANALISA SISTEM 4.1 Analisa Input Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya, variabel - variabel input yang digunakan dalam program disesuaikan dengan rumus yang sudah didapat. Hal ini dimaksudkan

Lebih terperinci

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Hasanuddin ANALISIS PENGGUNAAN BOLUS PADA PASIEN KANKER DI DAERAH SUPERFISIAL YANG DIRADIASI DENGAN 6 MeV MENGGUNAKAN PESAWAT LINEAR ACCELERATOR (LINAC) Anwar Latif, Dr.Bualkar Abdullah, Prof.Dr.Dahlang Tahir, Satrial

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJICOBA

BAB IV HASIL DAN UJICOBA BAB IV HASIL DAN UJICOBA IV.1. Tampilan Hasil Hasil tampilan program aplikasi sistem informasi laporan pendapatan rawat jalan yang dirancang dapat dilihat pada gambar berikut ini: IV.1.1. Tampilan Input

Lebih terperinci

PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI

PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI Dira Rizki Martem 1, Dian Milvita 1, Helfi Yuliati 2, Dyah Dwi Kusumawati

Lebih terperinci

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK DI STMIK AMIKOM PURWOKERTO. Oleh Giat Karyono Dosen STMIK AMIKOM Purwokerto

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK DI STMIK AMIKOM PURWOKERTO. Oleh Giat Karyono Dosen STMIK AMIKOM Purwokerto ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK DI STMIK AMIKOM PURWOKERTO Oleh Giat Karyono Dosen STMIK AMIKOM Purwokerto Abstract Academic Information Systems is one of the main functions in a data

Lebih terperinci

ANALISIS KESEIMBANGAN KONSTRUKSI PESAWAT TDS BRAKITERAPI MEDIUM DOSE RATE

ANALISIS KESEIMBANGAN KONSTRUKSI PESAWAT TDS BRAKITERAPI MEDIUM DOSE RATE ABSTRAK ANALISIS KESEIMBANGAN KONSTRUKSI PESAWAT TDS BRAKITERAPI MEDIUM DOSE RATE Bandi Parapak Pusat Rekayasa Perangkat Nuklir Kawasan Puspiptek, Gedung 71 Lt. 2, Serpong, Tangerang Selatan ANALISIS KESEIMBANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Untuk itu diperlukan adanya metode

BAB I PENDAHULUAN. dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Untuk itu diperlukan adanya metode BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap perusahaan didirikan untuk mendapatkan keuntungan (profit) seoptimal mungkin, sehingga dapat memperluas jaringan usaha yang dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN ELEMEN DAN SIMPUL SECARA TOPOLOGI. Utaja

PEMBENTUKAN ELEMEN DAN SIMPUL SECARA TOPOLOGI. Utaja PEMBENTUKAN ELEMEN DAN SIMPUL SECARA TOPOLOGI Utaja ABSTRAK PEMBENTUKAN ELEMEN DAN SIMPUL SECARA TOPOLOGI. Penyelesaian masalah fisika dan teknik dengan metoda elemen hingga dilakukan dengan membagi bentuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini adalah tampilan hasil perancangan Sistem Informasi Akuntansi Pembayaran Biaya Pemeriksaan Pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Dokter Pirngadi Kota

Lebih terperinci

1BAB I PENDAHULUAN. sekaligus merupakan pembunuh nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. World

1BAB I PENDAHULUAN. sekaligus merupakan pembunuh nomor 2 setelah penyakit kardiovaskular. World 1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat baik di dunia maupun di Indonesia. Di dunia, 21% dari seluruh kematian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Usaha untuk mendapatkan teknologi produksi tanaman diperoleh melalui serangkaian penelitian. Penelitian yang dilaksanakan di lapang, rumah kaca atau

Lebih terperinci

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT TERAPI 60 Co atau 137 Cs

OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT TERAPI 60 Co atau 137 Cs OPTIMASI ASPEK KESELAMATAN PADA KALIBRASI PESAWAT TERAPI 60 Co atau 137 Cs Oleh Gatot Wurdiyanto dan C. Tuti Budiantari Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi ABSTRAK Telah dilakukan kajian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Contoh Pembagian Rayon dalam Suatu Wilayah

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Contoh Pembagian Rayon dalam Suatu Wilayah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebijakan otonomi yang dimiliki perusahaan daerah untuk mengelola air minum menghadapi masalah pemetaan. Masalah pemetaan ini disebabkan oleh pembagian wilayah dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 88 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kimia analitik memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebagian besar negara memiliki laboratorium kimia analitik yang mapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, telah terjadi berbagai kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini, telah terjadi berbagai kemajuan teknologi yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada saat sekarang ini, telah terjadi berbagai kemajuan teknologi yang sangat berpengaruh dalam berbagai bidang, dewasa ini perkembangan teknologi juga merambah dibidang

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang BAB IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Implementasi Sistem Berikut ini merupakan spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan agar program simulasi Tata Letak Tempat Sampah dengan Algoritma

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, bahkan bisa dikatakan tanpa kesehatan yang baik segala yang dilakukan tidak akan maksimal.

Lebih terperinci

Deteksi Kanker Paru-Paru Dari Citra Foto Rontgen Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation

Deteksi Kanker Paru-Paru Dari Citra Foto Rontgen Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Deteksi Kanker Paru-Paru Dari Citra Foto Rontgen Menggunakan Jaringan Saraf Tiruan Backpropagation Tri Deviasari Wulan 1, Endah Purwanti 2, Moh Yasin 3 1,2 Program Studi Fisika Fakultas Sains dan Teknologi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis sistem Analisis sistem merupakan tahap yang paling penting dalam suatu pengembangan sebuah aplikasi, karena kesalahan pada tahap analisis sistem akan menyebabkan

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN ELEMEN DAN NODE UNTUK MENDUKUNG PEMAKAIAN METODA ELEMEN HINGGA. Utaja *

PEMBENTUKAN ELEMEN DAN NODE UNTUK MENDUKUNG PEMAKAIAN METODA ELEMEN HINGGA. Utaja * PEMBENTUKAN ELEMEN DAN NODE UNTUK MENDUKUNG PEMAKAIAN METODA ELEMEN HINGGA Utaja * ABSTRAK PEMBENTUKAN ELEMEN DAN NODE UNTUK MENDUKUNG PEMAKAIAN METODA ELEMEN HINGGA. Salah satu kesulitan pemakaian meto-de

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. menggunakan bantuan aplikasi CAD (Computer-Aided Design) untuk. menggunakan komputer ini disebut sebagai mesin Computer based

Bab 1. Pendahuluan. menggunakan bantuan aplikasi CAD (Computer-Aided Design) untuk. menggunakan komputer ini disebut sebagai mesin Computer based Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi, komputer digunakan untuk berbagai keperluan, baik sebagai sarana untuk membantu pekerjaan maupun sarana hiburan. Penggunaannya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pengantar Perkembangan teknologi komputer saat ini sangatlah cepat sehingga komputer banyak digunakan di berbagai bidang. Dalam bidang usaha, penggunaan komputer dapat mempermudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah 1.2. Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah 1.2. Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Dalam menyelesaikan suatu masalah kita membutuhkan suatu keputusan dan kita selalu berada dalam situasi yang menuntut kita untuk membuat pilihan dan merumuskan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Untuk menjalankan aplikasi solusi linear programming dengan menggunakan fuzzy linear programming diperlukan beberapa komponen pendukung. Yang pertama adalah

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL EVALUASI. digunakan dalam pengujian program optimasi biaya persediaan bahan baku dengan

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL EVALUASI. digunakan dalam pengujian program optimasi biaya persediaan bahan baku dengan BAB 4 IMPLEMENTASI DAN HASIL EVALUASI Pada bab ini disajikan hasil pengujian program beserta spesifikasi sistem yang digunakan dalam pengujian program optimasi biaya persediaan bahan baku dengan metode

Lebih terperinci

BAB 5. Implementasi dan Evaluasi Sistem Bug tracking

BAB 5. Implementasi dan Evaluasi Sistem Bug tracking BAB 5 Implementasi dan Evaluasi Sistem Bug tracking 5.1 Timeline Task Juli Agustus Septembe r Oktober November Desember Januari 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 Kontak dengan perusahaan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Memainkan game dikomputer sangat menyenangkan, namun akan lebih menyenangkan bila kita dapat memainkannya secara bersamaan dengan dua komputer

Lebih terperinci

Pengantar Sistem Komputer

Pengantar Sistem Komputer Pengantar Sistem Komputer Aplikasi Komputer I (Pertemuan Ke 2) Mata Kuliah Universitas Universitas Mercu Buana Yogyakarta Tahun 2013 Sistem Komputer Pengertian Sistem Sistem berasal dari bahasa Latin (systema)

Lebih terperinci

BAB III PROTOKOL PENANGANAN KANKER PROSTAT DENGAN EKSTERNAL BEAM RADIATION THERAPY (EBRT)

BAB III PROTOKOL PENANGANAN KANKER PROSTAT DENGAN EKSTERNAL BEAM RADIATION THERAPY (EBRT) BAB III PROTOKOL PENANGANAN KANKER PROSTAT DENGAN EKSTERNAL BEAM RADIATION THERAPY (EBRT) 3.1 Protokol Standar Penanganan Kanker Prostat dengan Teknik EBRT 7 Protokol standar pada penanganan kanker prostat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Penggunaan radiasi dalam bidang kedokteran terus menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah. Penggunaan radiasi dalam bidang kedokteran terus menunjukkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1 Latar belakang Penggunaan radiasi dalam bidang kedokteran terus menunjukkan peningkatan dari waktu ke waktu. Dalam bidang kedokteran, pemanfaatan

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI. A. Lingkungan Implementasi. Dalam hal kegiatan implementasi sistem ini adapun yang

BAB V IMPLEMENTASI. A. Lingkungan Implementasi. Dalam hal kegiatan implementasi sistem ini adapun yang BAB V IMPLEMENTASI A. Lingkungan Implementasi Dalam hal kegiatan implementasi sistem ini adapun yang meliputi kebutuhan didalamnya adalah perangkat lunak, perangkat keras, listing program yang sesuai,

Lebih terperinci

PENGARUH DIAMETER PHANTOM DAN TEBAL SLICE TERHADAP NILAI CTDI PADA PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN CT-SCAN

PENGARUH DIAMETER PHANTOM DAN TEBAL SLICE TERHADAP NILAI CTDI PADA PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN CT-SCAN PENGARUH DIAMETER PHANTOM DAN TEBAL SLICE TERHADAP NILAI CTDI PADA PEMERIKSAAN MENGGUNAKAN CT-SCAN Dinda Dyesti Aprilyanti 1, Dian Milvita 1, Heru Prasetio 2, Helfi Yuliati 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menghasilkan informasi-informasi yang sesuai dengan kebutuhan administrasi

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menghasilkan informasi-informasi yang sesuai dengan kebutuhan administrasi BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Implementasi dan evaluasi adalah tahap mengimplementasikan analisis dan perancangan yang telah dibuat agar dapat melakukan proses rekam medis dan menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saja. Dengan berkembanganya teknologi internet, masyarakat semakin di

BAB I PENDAHULUAN. saja. Dengan berkembanganya teknologi internet, masyarakat semakin di BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan yang sangat pesat saat ini membuat arus kebutuhan dalam dunia teknologi informasi turut berkembangan cepat. Internet sebagai salah satu media untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penyakit Jantung adalah sebuah otot yang memompa darah ke seluruh tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot jantung mati sewaktu

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI PROGRAM 4.1 Implementasi Program 4.1.1 Spesifikasi Keutuhan Program Spesifikasi Perangkat Keras (Hardware) Perangkat keras yang digunakan untuk merancang sistem ini adalah:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu menginginkan kemudahan, kecepatan dan sistem

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu menginginkan kemudahan, kecepatan dan sistem BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Setiap manusia selalu menginginkan kemudahan, kecepatan dan sistem informasi yang relevan untuk memudahkan dalam segala aktivitasnya.tidak terkecuali dalam bidang

Lebih terperinci

Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Kepegawaian Di UPTD BSPM Provinsi Banten

Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Kepegawaian Di UPTD BSPM Provinsi Banten Analisa Dan Perancangan Sistem Informasi Kepegawaian Di UPTD BSPM Provinsi Banten Fanny Fransisca Program Studi Teknik Informatika STMIK Buddhi Jl. Imam Bonjol No. 41 Karawaci Ilir, Tangerang 15115 stelovfan@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mata merupakan indra yang paling penting dan sensitif dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Mata merupakan indra yang paling penting dan sensitif dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Mata merupakan indra yang paling penting dan sensitif dalam kehidupan manusia. Sering kali kita mengabaikan keluhan pada penglihatan dan menganggap keluhan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization, 2014). Data proyek Global Cancer (GLOBOCAN) dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker serviks merupakan salah satu bentuk kanker pada perempuan yang paling mematikan di dunia tetapi paling mudah untuk dicegah ( World Health Organization,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pengantar Dalam era informasi ini, kemajuan teknologi komunikasi berkembang sangat pesat, antara lain dengan adanya media cetak, telepon, radio, televisi, handphone, internet dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepat waktu yang ditempuh maka semakin pendek pula jalur yang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin cepat waktu yang ditempuh maka semakin pendek pula jalur yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada dasarnya manusia membutuhkan waktu untuk mencapai suatu tujuan. Semakin cepat waktu yang ditempuh maka semakin pendek pula jalur yang ditempuh. Hal ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tingginya angka pertumbuhan penduduk mengakibatkan semakin tingginya tingkat mobilitas di jalan raya. Jumlah kendaraan yang dibutuhkan manusia pun semakin banyak

Lebih terperinci

ANALISIS DOSIS RADIASI PEKERJA RADIASI IEBE BERDASARKAN KETENTUAN ICRP 60/1990 DAN PP NO.33/2007

ANALISIS DOSIS RADIASI PEKERJA RADIASI IEBE BERDASARKAN KETENTUAN ICRP 60/1990 DAN PP NO.33/2007 ANALISIS DOSIS RADIASI PEKERJA RADIASI IEBE BERDASARKAN KETENTUAN ICRP 60/1990 DAN PP NO.33/2007 Budi Prayitno (1) dan Suliyanto (1) 1. Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir- BATAN Kawasan Puspiptek, Serpong,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan yang tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah menjadi sel kanker. Sel-sel kanker ini dapat menyebar ke

Lebih terperinci

IV. PEMODELAN SISTEM. A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01

IV. PEMODELAN SISTEM. A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01 IV. PEMODELAN SISTEM A. Konfigurasi Sistem EssDSS 01 Sistem penunjang keputusan pengarah kebijakan strategi pemasaran dirancang dalam suatu perangkat lunak yang dinamakan EssDSS 01 (Sistem Penunjang Keputusan

Lebih terperinci

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG PENGEMBANGAN PEMODELAN 3D PRODUK BERBASIS FEATURE BERDASARKAN ALGORITMA FEATURE PENGURANGAN TUGAS SARJANA Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh Faizal Wahyu Prabowo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk hard copy maupun bertanya kepada beberapa orang sekitar. Dimana ini

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk hard copy maupun bertanya kepada beberapa orang sekitar. Dimana ini BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Di Indonesia pencarian suatu lokasi tempat hiburan khususnya karaoke selama ini masih dilakukan secara manual yaitu dengan cara melihat peta yang berbentuk hard copy

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1-1

BAB I PENDAHULUAN 1-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah pengoptimalan sudah menjadi masalah yang lazim dijumpai dimana-mana. Dari lingkungan yang terkecil, yaitu keluarga sampai pada lingkungan perusahaan

Lebih terperinci

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo

Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo Analisis Persamaan Respon Dosis Thermoluminescent Dosimeter (TLD) Pada Spektrum Sinar-X Menggunakan Metode Monte Carlo Merina Handayani 1, Heru Prasetio 2, Supriyanto Ardjo Pawiro 1 1 Departemen Fisika,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan

Lebih terperinci