DESAIN DAN PEMODELAN MOLEKUL TURUNAN 1,3-DIBENZOIL TIOUREA SEBAGAI INHIBITOR CHK1 SECARA IN SILICO

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DESAIN DAN PEMODELAN MOLEKUL TURUNAN 1,3-DIBENZOIL TIOUREA SEBAGAI INHIBITOR CHK1 SECARA IN SILICO"

Transkripsi

1 DESAIN DAN PEMODELAN MOLEKUL TURUNAN 1,3-DIBENZOIL TIOUREA SEBAGAI INHIBITOR CHK1 SECARA IN SILICO Ruswanto, Taufik Hidayat 1 1 Program Studi Farmasi STIKes BTH Tasikmalaya *Coresponding author : ruzhone@yahoo.com ABSTRAK Pencarian obat antikanker terus dilakukan salah satunya pencarian inhibitor Check point kinase 1 yang mampu meningkatkan level apoptosis sel kanker. Telah dilakukan skrining virtual inhibitor Check point kinase 1 dari derivat 1,3-dibenzoylthiourea dengan menggunakan perangkat lunak PLANTS 1.1 (Protein-Ligand ANT System). Dari 23 senyawa yang di-docking pada Check point kinase 1 didapat 5 senyawa dengan energi ikatan paling stabil yaitu, 1,3 bis ( { [ 3-dimethylamino ) phenyl ] carbonyl } ) thiourea, 1,3-bis ( { [ 4- (dimethylamino)-3- methylphenyl] carbonyl}) thiourea, 1,3-bis ( { [ 3-(trifluoromethyl) phenyl] carbonyl } ) thiourea, 1,3-bis ( { [ 4-( dimethylamino ) -3- methylphenyl ]carbonyl})thiourea dan 1,3-bis ( {[4-chloro-3- (trifluoromethyl)phenyl] carbonyl})thiourea dengan energi ikatan berturut - turut -95,6248, , -92,5560, -92,5509 sedangkan untuk (UCM) native ligand adalah Terdapat kesamaan interaksi antara UCM ( native ligand ) yaitu dengan senyawa 1,3 bis ( { [ 3-dimethylamino ) phenyl ] carbonyl } ) thiourea dimana keduanya berinteraksi dengan 7 residu yaitu Lys 132, Ile 131, Ile 146, Asn 135, His 128, Leu136 dan Asp 130. Hal tersebut menunjukan bahwa 1,3 bis ( { [ 3-dimethylamino ) phenyl ] carbonyl } ) thiourea diprediksi memiliki aktivitas inhibitor Check point kinase 1 yang memiliki energi ikatan paling stabil menurut metode docking. Key words: Check point kinase 1, Thiourea, Docking PENDAHULUAN Pencarian khemoterapi antikanker adalah sebuah tantangan sulit. Beberapa terapi memiliki target tumor sel yang spesifik. Tujuan dari terapi antikanker sendiri adalah untuk membunuh sel kanker tanpa merusak sel sehat. Dalam hal ini, inhibitor Checkpoint kinase 1 (Chk1) dapat meginduksi kematian sel kanker (Prudhomme,2005). Pencarian obat antikanker terus dilakukan salah satunya pencarian inhibitor Chk1. Peran dari Chk1 pada respon seluler terhadap stress replikasi DNA (Deoxyribonucleic Acid) sudah diketahui secara baik. Bagaimanapun, penelitian terakhir mengindikasikan peran baru Chk1 dalam penekanan apoptosis diikuti dengan gangguan pada replikasi DNA atau kerusakan DNA. Hal ini akan mempertimbangkan penemuan-penemuan terkait jalur signaling Chk1 yang telah diketahui dan aplikasi terapi yang potensial dengan target Chk1 (Meuth, 2010). Dari beberapa pustaka diketahui bahwa tiourea memiliki aktifitas antikanker melalui inhibisi Chk dibenzoil tiourea adalah salah satu derivat tiourea. Aktivitas Thiourea sebgai antikanker dan inhibitor Chk1 dengan mempertahankan thiourea sebgagai gugus utama dan benzoyl sebagai gugus sampingya banyak dibuktikan oleh penelitian-penelitian. Diantaranya,thiourea yang tersubtitusi 1,4 pyrazine yang memiliki aktifitas inhibitor Chk1 dan antikanker (keisicki, 2009) Berdasarkan hal tersebut, maka saya ingin membuktikan secara in silico untuk menggambarkan interaksi antara suatu molekul sebagai ligan dengan suatu reseptor atau protein, sehingga perilaku ligan sebagai inhibitor ataupun 14

2 agonis dapat diketahui sehingga obat terhadap suatu penyakit akan jauh lebih cepat ditemukan untuk mengungkapkan kandidat bagi pengobatan efektif. Oleh karena itu saya membuat usulan proposal penelitian yang berjudul Desain dan pemodelan molekul turunan 1,3-dibenzoil tiourea sebagai inhibitor Chk1 secara in silico TINJAUAN PUSTAKA Kanker Kanker adalah pertumbuhan sel yang tidak normal yang menyerang organ dengan cepat sehingga fungsinya hancur dan menyebabkan kematian. Kanker bisa disebabkan faktor genetik dan lingkungan. Di Indonesia dan dunia tiap tahun kasus kanker terus meningkat. Mulai dari yang tertinggi kanker payudara, kanker leher rahim (serviks), kanker paru, Kanker usus besar (kolorektal), kanker prostat, kanker darah, kanker tulang, kanker hati, kanker kulit. Setidaknya di dunia ada lebih dari 100 jenis kanker. Menurut Franks L. M. dan Teich N. M. (1998), sel kanker itu timbul dari sel normal tubuh kita sendiri yang mengalami transformasi menjadi ganas, karena adanya mutasi spontan atau induksi karsinogen (bahan/agen pencetus terjadinya kanker). Transformasi sel itu terjadi karena mutasi gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi sel, yaitu proto-onkogen dan atau suppressor gen (anti onkogen). Sedangkan paparan karsinogen antara lain berbagai jenis virus, bahan kimia dan radiasi, ultraviolet. Sebagian besar karsinogen tersebut memiliki sifat biologis yang sama yaitu dapat mengakibatkan kerusakan pada DNA. Kesamaan sifat ini menimbulkan dugaan bahwa DNA sel merupakan sasaran utama semua bahan karsinogenik dan bahwa kanker disebabkan perubahan DNA sel (Kresno, 2003). Apabila perbaikan DNA karena adanya perubahan DNA tersebut gagal, maka terjadi mutasi genom. Adanya mutasi mengakibatkan pengaktifan onkogen pendorong pertumbuhan, perubahan gen yang mengendalikan pertumbuhan, serta penonaktifan gen supresor kanker. Ketiga hal tersebut mengakibatkan timbulnya neoplasma ganas atau lebih dikenal dengan kanker (Kumar et al., 2003). Reseptor Chk-11 Peran dari Chk1 pada respon seluler terhadap stress replikasi DNA sudah diketahui secara baik. Bagaimanapun, penelitian terakhir mengindikasikan peran baru Chk1 dalam penekanan apoptosis diikuti dengan gangguan pada replikasi DNA atau kerusakan DNA. Hal ini akan mempertimbangkan penemuan penemuan terkait jalur signaling Chk1 yang telah diketahui dan aplikasi terapi yang potensial dengan target Chk1. 15

3 Pada gambar di atas, respon Chk1 terhadap stres replikasi DNA dalam cara ATR-dependent untuk memicu cekpoin S-phase, menekan firing yang tidak tepat terhadap origin replikasi DNA yang terlambat atau samar, dan menjaga integritas replication fork. Ketika signaling pathway dari ATR-Chk1 ini ditekan, menunjukkan meningkatnya level apoptosis sel yang diakibatkan lepasnya kontrol dari firing origin replikasi. Penelitian lain menunjukan bahwa kombinasi inhibitor Chk1 dengan Obat Khemoterapi lainya, adalah sebuah strategi untuk meningkatkan efikasi dari Obat obat Antikanker, dan mungkin menghindari resistensi dari Obat-Obat Antikanker. BAHAN DAN METODE Alat AMD A6 Vision dengan spesifikasi 1.4 GHz, 4 GB of RAM, dan perangkat lunak seperti Pendrivelinux, MarvinSketch versi 5.2, YASARA versi 9.10, Molegro Molecular View dan PLANTS 1.1. Bahan Pada penelitian docking ini digunakan kompleks protein ligand dari dengan kode1nvs dan 23 turunan 1,3-dibenzoylthiourea yang dimodifikasi dengan metode topliss. METODE Preparasi Ligand 1,3- dibenzoylthiourea dan turunannya. Pemodelan 2D ligand 1,3-dibenzoil tiourea dan turunannya dilakuakan dengan cara menggambar ligand pada MarvinSketch klik tools dan lakukan protonasi pada ph 7,4. Ligand disimpan dengan tipe file.mrv. Kemudian lakukan Conformational search lalu simpan hasil pencarian konformasi dengan tipe file.mol2. Prosedur di atas dilakukan untuk setiap ligand turunan 1,3 dibenzoil tiourea (Purnomo, 2011). Preparasi Reseptor (Protein) Protein didapatkan dari Protein Data Bank (PDB) dipreparasi kembali dengan program YASARA. Untuk kemudian dibuat tiga file yaitu file protein yang akan di-docking, file ligand yang akan diuji dan file ligand pembanding hasil kristalografi sinar-x. Semua file disimpan dengan tipe file.mol2 (Purnomo, 2011). Docking ligand pembanding Tiga file yang diperoleh dari preparasi protein kemudian didocking dengan menggunakan program PLANTS.1.1 yang dihubungkan oleh program co-pendrivelinux. Akan diperoleh besarnya nilai best score dari ligand pembanding (asli) yang nantinya akan dibandingkan dengan nilai best score dari ligand 1,3- dibenzoil tiourea dan turunannya. Langkah selanjutnya adalah menghitung besarnya nilai RMSD pose hasil docking dengan referensi hasil eksperimen/struktur kristal dengan program YASARA (Purnomo, 2011). Docking ligand uji terhadap reseptor dan visualisasi hasil docking Docking dilakukan oleh native ligand dan ligand 1,3-dibenzoil tiourea serta turunannya dengan menggunakan program PLANTS.1.1 yang dihubungkan oleh program copendrivelinux. Dari hasil docking diperoleh nilai best score ligand uji, nilai inilah yang akan dibandingkan dengan nilai best score ligand asli. Kemudian membuat file hasil docking dari masing-masing ligand uji dengan program YASARA (disimpan dengan tipe file.pdb). Langkah 16

4 selanjutnya file hasil docking inilah yang akan divisualisasi dan diinterpretasi untuk diketahui interaksi-interaksi molekul yang terjadi (Purnomo, 2011). HASIL DAN PEMBAHASAN Pengobatan Kanker dengan target aktif Check point kinase 1 telah banyak diteliti, meskipun demikian pencarian inhibitor Check point kinase 1 sebagai terapi baru anti kanker masih perlu dilakukan untuk mendapatkan obat yang lebih aktif dan selektif. Dibawah ini adalah target aktif yaitu Check point kinase 1 dan inhibitornya yang menjadi target pengobatan kanker dalam penelitian ini. Validasi reseptor dan Docking Validasi reseptor dilakukan dengan cara me- re-docking kembali UCM ada Check point kinase1 dari hasil validasi ini kita dapat mengetahui apakah File PDB yang di download bisa digunakan untuk docking senyawa turunan yang menjadi bahan peneltian. Data yang diperhatikan adalah Root Mean Square Deviation (RMSD) dari koordinat ligand yang di re-docking dibandingkan dengan koordinat ligan dari hasil kristalografinya. Dari hasil perhitungan RMSD menggunakan Yasara maka dapat diperoleh RMSD sebesar 0,1929 Å, Dengan RMSD sebesar itu maka parameter yang digunakan dalam redocking menghasilkan konformasi yang mirip dengan konformasi yang diperoleh dari kristalografi sinar- x. Seperti diketahui bahwa minimal RMSD yang diterima adalah 2 Å, Sehingga metode docking ini dapat digunakan untuk screening virtual dari senyawa yang diteliti. Gambar 1. Perbandingan konformasi struktur kristal UCM (merah) dan hasil simulasi docking dengan PLANTS (hijau). Visualisasi dan Analisa Hasil Docking Docking senyawa 1,3-dibenzoil tiourea dan turunannya pada reseptor Check point kinase 1 dengan menggunakan program PLANTS, maka dapat diperoleh data sebagai berikut : Energi Ikatan UCM dengan reseptor Chk1 dapat dilihat pada tabel.1 yaitu sebsesar -95,3636. Nilai energi ikatan ini dibandingkan dengan Energi ikatan senyawa turunan tiourea yang diteliti. Dari Gambar 2 dan 3 dapat dijelaskan bahwa native ligand dengan reseptor Chk1 terjadi ikatan hidrogen, untuk asam amino yang berinteraksi pada ikatan ligand 17

5 reseptor adalah Lys 132, Leu 136, Ile131, Asn 135, His 128, Ile 145 dan Asp 130 ( 7 residu). Gambar 2. Interaksi docking antara UCM dengan Chk1 ; ikatan hidrogen garis utus - putus (biru) Molegro Molecular Viewer. Gambar 3. Interaksi docking antara UCM dengan Reseptor Chk1 dengan program Molecular Operating Environment (MOE). 18

6 Tabel 3. Interaksi Ligand - Protein dengan program MOE No. Subtitusi Interaksi 1 Native ligand Lys 132, Leu 136, Ile 131, Asn 135, His Induk Lys 132, Ile 146, Asn 135, Ile Cl Asp 130, Leu 136, His 128, Asn 135, Ser 147, Ile 131, Lys ,4-Cl2 His 128, Ile 131, Ile 146, Leu 136, Asp 130, Lys Cl, 3-CF3 Asp 130, His 128, Ile 131, Asn 135, Lys 132, Leu 136, Ile CF3 Leu 136, Asn 135, His 128, Lys 132, Asp 130, Pro 133, Ile Br Asp 130, Leu 130, Ile 131, Asn 135, Lys I Ile 131, Leu 136, Asp 130, Lys 132, Asn ,4-Cl2 Leu 136, Ile 131, Asn 136, His 128, Lys 132, Ile CH3 His 128, Val 118, Leu 121, Asp 190, Ile 131, Ile Cl Asn 135, His 128, Leu 136, Leu 114, Ile 146, Ile 131, Lys N(CH3)2 Lys 132, Ile 146, Ile 131, Asn 135, His 128, Leu 136, Asp CH3 Leu 136, Lys 132, Pro 133, Asn 135, Ile 131, Ile 146, Asp 130, His Cl Lys 132, Asp 130, Asn 135 Ile 131, Leu CH3 Leu 114, Ile 131, Leu 136, Ile 146, His OCH3 Leu 121, Ile 131, Asp 190, Val 118, His F Lys 132, Asp 130, Asn 135, Ile 131, Leu 136, His C(CH3) CF3 Asp 130, His 128, Ile 131, Asn 135, Lys 132, Leu 136, Ile ,5-Cl2 Asp 130, Ile 146, Asn 135, His 128, Ile 131, Leu 136, Lys OCH3 Asp 190, Leu 121, Thr 127, Ile 131, Arg 129, His 122, His N(CH3)2 Leu 136, Ile 131, Asn 135, His 128, Asp 130, Lys 132, Ile OH Lys 132, Ser 147, Asn 135, Ile 146, Asp 130, His 128, Ile 131, Leu OCH(CH3)2 Ile 146, His 128, Ile CH3, 4- Asp 130, Leu 136, Ile 146, Ile 131, His 128, Asn 135, Lys 132 N(CH3)2 Tabel 1 menunjukan bahwa senyawa hipotetik memenuhi aturan Lipinksi sehingga dapat diprediksi bahwa senyawa mampu menembus membran sel kecuali untuk subtitusi 4-Cl, 3- CF3 yang memiliki 12 akseptor donor yang tidak memenuhi aturan Lipinski. Pembahasan Dari hasil docking tabel menggunakan PLANTS 1.1 didapat data energi ikatan antara UCM (native ligand) dan reseptor Chk1 sebesar -

7 95,3636, energi ikatan ini dibandingkan dengan senyawa turunan tiourea yang sedang diteliti. Data energi ikatan menunjukan satu senyawa memiliki energi ikatan yang lebih rendah yaitu 1, 3 - bis ( { [3 - dimethylamino) phenyl ] carbonyl } ) thioureayaitu subtituen (3- N(CH3)2 dengan energi ikatan - 95,6248 hal ini menunjukan ikatan yang lebih stabil dibandingkan dengan senyawa native ligand UCM sehingga dapat diprediksi bahwa 1,3-bis({ [3- dimethylamino) phenyl] carbonyl} ) thiourea dapat menginhibisi enzim Chk1 lebih kuat dibanding UCM. Selain itu aktivitas sebagai inhibitor Chk1 didukung oleh ikatan hidrogen yang terjadi antara 1,3-bis ( { [3- dimethylamino) phenyl] carbonyl} )thiourea dan senyawa turunan tiourea yang lainnya. Gambar 4. Interakrasi docking antara 1,3-bis({[3-dimethylamino) phenyl] carbonyl} ) thiourea subtituen 3-N(CH3)2 dengan reseptor Chk1 dengan program MOE. Pada gambar 3. interaksi ligand-protein yaitu UCM dapat dilihat bahwa residu yang berinteraksi adalah Lys 132, Ile 131, Ile 146, Asn 135, His 128, Leu 136 dan Asp 130 sebanyak 7 residu memiliki kesamaan dengan interaksi ligand-protein pada Gambar 4. yaitu 1,3 bis ({[ 3-dimethylamino) phenyl] carbonyl} ) thiourea yang berinteraksi dengan residu Lys 132, Ile 131, Ile 146, Asn 135, His 128, Leu 136 dan Asp 130 yang memiliki energi ikatan paling stabil diantara 23 turunan thiourea. Pada tabel 2. terlihat dari 5 senyawa turunan 1,3-dibenzoylthiourea senyawa dengan subtituen 4-Cl, 3-CF3 tidak memenuhi aturan lipinski artinya senyawa ini memiliki absorbsi buruk karena memiliki 12 akseptor ikatan 20 hidrogen yang pada aturan lipinski dibatasi hanya 10 akseptor ikatan hidrogen. Dari data interaksi protein dengan ligand dapat diperoleh bahwa residu yang berinteraksi hampir dengan semua derivat thiourea adalah Lys 132, His 132, Leu 136 dan Asn 135. Dapat dinyatakan, derivat 1,3- dibenzoylthiourea yang yang diteliti, dapat diprediksi memiliki aktivitas sebagai inhibitor Chk1 yang meningkatkan level apoptosis sel kanker. SIMPULAN Dari hasil data dan pembahasan pada bab- bab sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

8 Senyawa turunan 1,3 dibenzoil tiourea secara in silico mampu berinteraksi dengan Check point kinase 1 dan beberapa senyawa memiliki energi ikatan yang lebih rendah dari senyawa UCM (native ligand) yang berarti memiliki aktivitas lebih kuat. Residue yang sering terlibat dalam ikatan adalah Lys 132, His 128, Asn 135 dan Leu 136. Terdapat senyawa turunan yang memiliki Energi ikatan paling stabil diantara turunan 1,3- Dibenzoylthiourea senyawa tersebut adalah: 1,3 bis ({ [ 3-dimethylamino )phenyl ] carbonyl } thiourea, atau 1,3- Dibenzoylthiourea yaitu subtituen (3- N(CH3)2 dengan energi ikatan - 95,6248. DAFTAR PUSTAKA Gustia, Irna Penyebab Kanker Orang Indonesia [Diakses tanggal, 15 Januari 2012] Kesicki et al Urea Or Thiourea Subtituted 1,4-Pyrazine Coumpounds Useful as Anti- Cancer Agents and For Inhibiting Chk1. US patent: Kitchen, Douglas B Docking and Scoring In Virtual Screening For Drug Discovery: Methods And Applications Drug Discovery; 3 : Kresno, Siti B Ilmu Dasar Onkologi. Jakarta ; PT Quparada Makuda Perkasa. Kroemer, R. T Structure-Based Drug Design: Docking and Scoring Current Protein and Peptide Science. 8, Kumar, dkk Robbins Basic Pathology 7th ed. Elsevier Inc. : New York. Kunnumakara, dkk Cancer is A Preventable Disease That Requires Major Lifestyle Changes. Pharm. Res. 25(9): Lipinski, C.A, F. Lombardo; B.W. Dominy dan P.J. Feeney Experimental and computational approaches to estimate solubility and permeability in drug discovery and development settings. Adv Drug Del Rev23:3 25. Meuth, M Chk1 suppressed cell death. Cell Division 5:21. Morris, G.M., Lim-Wilby, M., Molecular Docking : In Methods In Molecular Biology. MolecularModeling of Proteins. Humana Press: New Jersey. Prudhomme M Novel Checkpoint 1 Inhibitors. Recent Patents on Anti-Cancer Drug Discovery. 1, Purnomo, Hari Kimia Komputasi Molecular Docking PLANT. Yogyakarta; Pustaka Pelajar. Siswandono, Soekarjo Bambang, editor Kimia Medisinal, Surabaya: Airlangga University Press. p Prajanata, I Gde Mahendra Uji Aktivitas Sitotoksik 3,4- Diklorobenzoiltiourea Dengan Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSTLT) [Skripsi]. Surabaya: Fakultas Farmasi UNAIR 21

9 22

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Validasi Metode Docking dengan Autodock Vina. dahulu dilakukan validasi dengan cara menambatkan ulang ligan asli (S58)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Validasi Metode Docking dengan Autodock Vina. dahulu dilakukan validasi dengan cara menambatkan ulang ligan asli (S58) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Validasi Metode Docking dengan Autodock Vina Sebelum dilakukan proses seleksi ligan pada penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan validasi dengan cara menambatkan ulang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penambatan molekul (molecular docking) merupakan penelitian dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian Penambatan molekul (molecular docking) merupakan penelitian dengan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penambatan molekul (molecular docking) merupakan penelitian dengan metode komputasi yang bertujuan untuk mendeteksi interaksi suatu ligan dengan suatu reseptor.

Lebih terperinci

Studi Interaksi Senyawa Turunan 1,3-Dibenzoiltiourea sebagai Ribonukleotida Reduktase Inhibitor

Studi Interaksi Senyawa Turunan 1,3-Dibenzoiltiourea sebagai Ribonukleotida Reduktase Inhibitor Artikel Penelitian Studi Interaksi Senyawa Turunan 1,3-Dibenzoiltiourea sebagai Ribonukleotida Reduktase Inhibitor Tresna Lestari ABSTRACT: In this research, docking process was carried out from 1,3-dibenzoylthiourea

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya kerusakan dan ketidaknormalan gen yang mengatur pertumbuhan dan deferensiasi sel-sel yang mengakibatkan timbulnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, kanker merupakan penyakit paling mematikan ke-5 dan mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, kanker merupakan penyakit paling mematikan ke-5 dan mengalami BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker atau tumor ganas adalah pertumbuhan sel/jaringan yang tidak terkendali, terus tumbuh atau bertambah dan tidak dapat mati (Depkes RI, 2013). Di Indonesia, kanker

Lebih terperinci

BAB 1 PEDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PEDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PEDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Analisis Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktivitas (HKSA) merupakan salah satu aplikasi dari kimia komputasi dan juga bagian yang dipelajari dalam bidang kimia medisinal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kasus infeksi bakteri semakin meningkat setiap tahunnya. Infeksi bakteri dapat diobati dengan antibiotika yang sesuai. Namun terdapat penyalahgunaan antibiotika

Lebih terperinci

PEMODELAN TIGA DIMENSI (3D) IKATAN HASIL DOCKING MOLEKULAR TURUNAN DIKETOPIPERAZIN (DKP) DENGAN Bcl-2 PADA SEL MCF-7 SKRIPSI

PEMODELAN TIGA DIMENSI (3D) IKATAN HASIL DOCKING MOLEKULAR TURUNAN DIKETOPIPERAZIN (DKP) DENGAN Bcl-2 PADA SEL MCF-7 SKRIPSI PEMODELAN TIGA DIMENSI (3D) IKATAN HASIL DOCKING MOLEKULAR TURUNAN DIKETOPIPERAZIN (DKP) DENGAN Bcl-2 PADA SEL MCF-7 SKRIPSI Oleh: YUNIYATI LUTHFIYAH K 100 090 010 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

PERBANDINGAN AFINITAS KURKUMIN-ENOL DAN KURKUMIN-KETO TERHADAP COX-2 Mohammad Rizki Fadhil Pratama

PERBANDINGAN AFINITAS KURKUMIN-ENOL DAN KURKUMIN-KETO TERHADAP COX-2 Mohammad Rizki Fadhil Pratama Artikel asil Penelitian PERBANDINGAN AFINITAS KURKUMINENL DAN KURKUMINKET TERADAP CX2 Mohammad Rizki Fadhil Pratama Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, Jl.RTA Milono Km. 1,5

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak faktor yang menyebabkan warna kulit manusia berbedabeda dari faktor genetik, usia, cahaya matahari dan lingkungan. Semua itu berhubungan dengan melanosom

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kanker adalah penyakit yang ditandai karena adanya pergeseran pada mekanisme kontrol yang mengatur jalannya kelangsungan hidup, proliferasi, dan diferensiasi

Lebih terperinci

STUDI DOCKING MOLEKULAR SENYAWA ASAM SINAMAT DAN DERIVATNYA SEBAGAI INHIBITOR PROTEIN 1J4X PADA SEL KANKER SERVIKS

STUDI DOCKING MOLEKULAR SENYAWA ASAM SINAMAT DAN DERIVATNYA SEBAGAI INHIBITOR PROTEIN 1J4X PADA SEL KANKER SERVIKS STUDI DOCKING MOLEKULAR SENYAWA ASAM SINAMAT DAN DERIVATNYA SEBAGAI INHIBITOR PROTEIN 1J4X PADA SEL KANKER SERVIKS MOLECULAR DOCKING STUDY OF CINNAMATE ACID COMPOUND AND ITS DERIVATIVES AS PROTEIN 1J4X

Lebih terperinci

STUDI FARMAKOFOR DAN DOCKING MOLEKUL RESEPTOR σ2 SEBAGAI TARGET PENGOBATAN KANKER PAYUDARA

STUDI FARMAKOFOR DAN DOCKING MOLEKUL RESEPTOR σ2 SEBAGAI TARGET PENGOBATAN KANKER PAYUDARA STUDI FARMAKOFOR DAN DOCKING MOLEKUL RESEPTOR σ2 SEBAGAI TARGET PENGOBATAN KANKER PAYUDARA Nursalam Hamzah, Haeria, Kamsia Dg Paewa Jurusan Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Alauddin

Lebih terperinci

STUDI MOLECULAR DOCKING TURUNAN N-FENILBENZAMIDA TERHADAP RESEPTOR DIHIDROOROTAT DEHIDROGENASE DARI Plasmodium falciparum

STUDI MOLECULAR DOCKING TURUNAN N-FENILBENZAMIDA TERHADAP RESEPTOR DIHIDROOROTAT DEHIDROGENASE DARI Plasmodium falciparum STUDI MOLECULAR DOCKING TURUNAN N-FENILBENZAMIDA TERHADAP RESEPTOR DIHIDROOROTAT DEHIDROGENASE DARI Plasmodium falciparum Indah Purnama Sary Fakultas Farmasi,Universitas Jember Email: indahpurnamasary.farmasi@unej.ac.id

Lebih terperinci

Skrining Potensi Andrografolid dari Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm F.) Ness.) sebagai Antikanker Payudara secara In Silico

Skrining Potensi Andrografolid dari Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm F.) Ness.) sebagai Antikanker Payudara secara In Silico Skrining Potensi Andrografolid dari Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm F.) Ness.) sebagai Antikanker Payudara secara In Silico Laksmiani, N. P. L. 1, Widiastari, M. I. 1, Reynaldi, K. R. 1 1 Jurusan

Lebih terperinci

PENILAIAN HASIL MOLECULAR DOCKING TURUNAN DIKETOPIPERAZIN SEBAGAI INHIBITOR HIV-1 PROTEASE SKRIPSI. Oleh: BAYU AJI NEGARA K

PENILAIAN HASIL MOLECULAR DOCKING TURUNAN DIKETOPIPERAZIN SEBAGAI INHIBITOR HIV-1 PROTEASE SKRIPSI. Oleh: BAYU AJI NEGARA K PENILAIAN HASIL MOLECULAR DOCKING TURUNAN DIKETOPIPERAZIN SEBAGAI INHIBITOR HIV-1 PROTEASE SKRIPSI Oleh: BAYU AJI NEGARA K 100 090 004 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2014

Lebih terperinci

Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1 1

Farmaka Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1 1 Volume 4 Nomor 4 Suplemen 1 1 AKTIVITAS KALKON TERHADAP RESEPTOR ESTEROGEN Β (ER- Β) SEBAGAI ANTIKANKER PAYUDARA SECARA IN VITRO DAN IN SILICO: REVIEW Avani Chairunnisa, Dudi Runadi Fakultas Farmasi Universitas

Lebih terperinci

STUDI FARMAKOFOR RESEPTOR ESTROGEN α SEBAGAI TARGET TERAPI KANKER SERVIKS

STUDI FARMAKOFOR RESEPTOR ESTROGEN α SEBAGAI TARGET TERAPI KANKER SERVIKS STUDI FARMAKOFOR RESEPTOR ESTROGEN α SEBAGAI TARGET TERAPI KANKER SERVIKS Nursalam Hamzah 1, Ahmad Najib 2, Fatmawati S. 1 1 Fakultas Ilmu Kesehatan Jurusan Farmasi UIN Alauddin Makassar 2 Fakultas farmasi

Lebih terperinci

Ratih Aryani, Yedi Purwandi S Program Studi S1Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada. Abstrak

Ratih Aryani, Yedi Purwandi S Program Studi S1Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada. Abstrak KAJIAN SENYAWA ELEUTHERINE DAN ISOELEUTHERINE SEBAGAI ANTIINFLAMASI TERHADAP ENZIM COX-1 DAN COX-2 SECARA IN SILIKO DENGAN METODE SIMULASI DOCKING MOLEKULAR Ratih Aryani, Yedi Purwandi S Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian International Agency for Research on cancer (IARC)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian International Agency for Research on cancer (IARC) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan salah satu masalah kesehatan utama di dunia. Berdasarkan penelitian International Agency for Research on cancer (IARC) pada tahun 2012, penderita

Lebih terperinci

Prediksi Mekanisme Kerja Obat Terhadap Reseptornya Secara in Silico(Studi pada Antibiotika Sefotaksim)

Prediksi Mekanisme Kerja Obat Terhadap Reseptornya Secara in Silico(Studi pada Antibiotika Sefotaksim) Prediksi Mekanisme Kerja Obat Terhadap Reseptornya Secara in Silico(Studi pada Antibiotika Sefotaksim) Sovia Aprina Basuki, Neva Melinda Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Uji pelarut DMSO terhadap kontraksi otot polos uterus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Uji pelarut DMSO terhadap kontraksi otot polos uterus BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil penlitian dan pembahasan 1. Uji pelarut DMSO terhadap kontraksi otot polos uterus Senyawa 1-(2,5-dihidroksifenil)-(3-piridin-2-il)-propenon adalah senyawa sintetis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Struktur kulit manusia mempunyai banyak lapisan yang berperan dalam pertahanan tubuh. Diantara lapisan tersebut terdapat suatu pigmen melanin yang disintesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut organisasi kesehatan dunia WHO, kematian akibat PTM (Penyakit Tidak Menular) akan meningkat di seluruh dunia. Lebih dari dua per tiga (70%) populasi global

Lebih terperinci

KAJIAN BEBERAPA SENYAWA ANTIINFLAMASI : DOCKING TERHADAP SIKLOOKSIGENASE-2 SECARA IN SILICO

KAJIAN BEBERAPA SENYAWA ANTIINFLAMASI : DOCKING TERHADAP SIKLOOKSIGENASE-2 SECARA IN SILICO KAJIAN BEBERAPA SENYAWA ANTIINFLAMASI : DOCKING TERHADAP SIKLOOKSIGENASE-2 SECARA IN SILICO Mukhtasyam Zukhrullah, Muhammad Aswad, dan Subehan Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin, Makassar ABSTRAK

Lebih terperinci

Ruswanto Program Studi Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada, Tasikmalaya ABSTRAK

Ruswanto Program Studi Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada, Tasikmalaya   ABSTRAK DESAIN DAN STUDI INTERAKSI SENYAWA N'-(3,5-DINITROBENZOYL)-ISONICOTINOHYDRAZIDE PADA MYCOBACTERIUM TUBERCULOSIS ENOYL-ACYL CARRIER PROTEIN REDUCTASE (INHA) Ruswanto Program Studi Farmasi STIKes Bakti Tunas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Kanker adalah sekelompok penyakit yang ditandai dengan tidak terkendalinya pertumbuhan dan penyebaran sel-sel abnormal. Jika penyebaran tidak dikontrol, dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

PENILAIAN HASIL MOLECULAR DOCKING TURUNAN ZERUMBON SEBAGAI INHIBITOR PTP1B MENGGUNAKAN DOCK6

PENILAIAN HASIL MOLECULAR DOCKING TURUNAN ZERUMBON SEBAGAI INHIBITOR PTP1B MENGGUNAKAN DOCK6 PENILAIAN HASIL MOLECULAR DOCKING TURUNAN ZERUMBON SEBAGAI INHIBITOR PTP1B MENGGUNAKAN DOCK6 Broto Santoso *, Muhammad R. As Sabiq, Muhammad Da i, Dedi Hanwar, Andi Suhendi Fakultas Farmasi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker adalah istilah umum untuk satu kelompok besar penyakit yang dapat mempengaruhi setiap bagian dari tubuh. Istilah lain yang digunakan adalah tumor ganas

Lebih terperinci

Prediksi Ikatan Molekular Kemenyan Jawa dan Adas Bintang terhadap Mutase Korismat Mycobacterium tuberculosis (2fp2, 3st6)

Prediksi Ikatan Molekular Kemenyan Jawa dan Adas Bintang terhadap Mutase Korismat Mycobacterium tuberculosis (2fp2, 3st6) Prediksi Ikatan Molekular Kemenyan Jawa dan Adas Bintang terhadap Mutase Korismat Mycobacterium tuberculosis (2fp2, 3st6) Rani Wulandari 1, Broto Santoso 2 Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Lebih terperinci

STUDI MODEL FARMAKOFOR DAN SKRINING VIRTUAL SENYAWA PENGHAMBAT ACE TERHADAP RESEPTOR ACE

STUDI MODEL FARMAKOFOR DAN SKRINING VIRTUAL SENYAWA PENGHAMBAT ACE TERHADAP RESEPTOR ACE STUDI MODEL FARMAKOFOR DAN SKRINING VIRTUAL SENYAWA PENGHAMBAT ACE TERHADAP RESEPTOR ACE YOHANES MARIO TAKA KOREBIMA 2443012079 PROGRAM STUDI S1 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

Lebih terperinci

STUDI IN SILICO BEBERAPA SENYAWA TURUNAN ASAM SINAMAT TERHADAP RESEPTOR HUMAN TYROSINASE SERLY YULIAWATI

STUDI IN SILICO BEBERAPA SENYAWA TURUNAN ASAM SINAMAT TERHADAP RESEPTOR HUMAN TYROSINASE SERLY YULIAWATI STUDI IN SILICO BEBERAPA SENYAWA TURUNAN ASAM SINAMAT TERHADAP RESEPTOR HUMAN TYROSINASE SERLY YULIAWATI 2443009037 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2013 ABSTRAK STUDI IN

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. pada residu Glu 205, Glu 206, dan Tyr 662. Ada dua jenis interaksi yang

BAB V PEMBAHASAN. pada residu Glu 205, Glu 206, dan Tyr 662. Ada dua jenis interaksi yang digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Hasil Uji Molecular Docking Sitagliptin berikatan dengan binding site DPP-4 dan memiliki interaksi pada residu Glu 205, Glu 206, dan Tyr 662. Ada dua jenis

Lebih terperinci

Abstrak. Keyword : high troughput virtual screening, molecular docking, molecular dynamics, high performance computing, cluster

Abstrak. Keyword : high troughput virtual screening, molecular docking, molecular dynamics, high performance computing, cluster Abstrak Screening aktifitas farmakologis bahan aktif pada tumbuhan obat merupakan proses yang mahal dan memerlukan waktu yang panjang bila harus dilakukan dengan percobaan di laboratorium dengan hewan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. putih (leukosit). Eritrosit berperan dalam transpor oksigen dan. Sebagian dari sel-sel leukosit bersifat fagositik, yaitu memakan dan

I. PENDAHULUAN. putih (leukosit). Eritrosit berperan dalam transpor oksigen dan. Sebagian dari sel-sel leukosit bersifat fagositik, yaitu memakan dan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Darah merupakan komponen yang berfungsi dalam sistem transportasi pada tubuh hewan tingkat tinggi. Jaringan cair ini terdiri dari dua bagian, yaitu bagian cair yang disebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TIJAUA PUSTAKA A. Kanker dan Kanker Payudara Kanker adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya abnormalitas regulasi pertumbuhan sel dan meyebabkan sel dapat berinvasi ke jaringan serta

Lebih terperinci

SIMULASI EFEKTIVITAS SENYAWA OBAT ERITROMISIN F DAN 6,7 ANHIDROERITROMISIN F DALAM LAMBUNG MENGGUNAKAN METODE SEMIEMPIRIS AUSTIN MODEL 1 (AM1)

SIMULASI EFEKTIVITAS SENYAWA OBAT ERITROMISIN F DAN 6,7 ANHIDROERITROMISIN F DALAM LAMBUNG MENGGUNAKAN METODE SEMIEMPIRIS AUSTIN MODEL 1 (AM1) SIMULASI EFEKTIVITAS SENYAWA OBAT ERITROMISIN F DAN 6,7 ANHIDROERITROMISIN F DALAM LAMBUNG MENGGUNAKAN METODE SEMIEMPIRIS AUSTIN MODEL 1 (AM1) Agung Tri Prasetya, M. Alauhdin, Nuni Widiarti Kimia FMIPA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini, jumlah penderita kanker di Indonesia belum diketahui secara pasti, tetapi peningkatannya dari tahun ke tahun dapat dibuktikan sebagai salah satu penyebab

Lebih terperinci

Metabolisme Protein - 2

Metabolisme Protein - 2 Protein Struktur asam amino Asam amino essensial Metabolisme asam amino Pengaruh hormon dalam metabolisme asam amino Anabolisme asam amino Katabolisme asam amino Keseimbangan nitrogen Siklus urea Perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak senyawa heterosiklik dengan aktivitas tertentu digunakan dalam pengobatan penyakit-penyakit menular. Penggunaan senyawa tersebut dalam pengobatan berkaitan dengan

Lebih terperinci

Uji Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Sel Kanker Serviks (HeLa) Secara In Vitro

Uji Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Sel Kanker Serviks (HeLa) Secara In Vitro SIDANG TUGAS AKHIR Uji Sitotoksisitas Ekstrak Spons Laut Aaptos suberitoides Terhadap Sel Kanker Serviks (HeLa) Secara In Vitro Hani Tenia Fadjri 1506 100 017 DOSEN PEMBIMBING: Awik Puji Dyah Nurhayati,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sehingga berpengaruh pada kondisi kesehatan dan kemungkinan mengakibatkan. berbagai penyakit-penyakit yang dapat dialaminya.

I. PENDAHULUAN. sehingga berpengaruh pada kondisi kesehatan dan kemungkinan mengakibatkan. berbagai penyakit-penyakit yang dapat dialaminya. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan faktor penting dalam menunjang segala aktifitas hidup seseorang. Namun banyak orang yang menganggap remeh sehingga mengabaikan kesehatan dengan berbagai

Lebih terperinci

MOLECULAR DOCKING TURUNAN KALKON TERHADAP RESEPTOR ESTROGEN β (ER- β) SEBAGAI ANTIKANKER PAYUDARA

MOLECULAR DOCKING TURUNAN KALKON TERHADAP RESEPTOR ESTROGEN β (ER- β) SEBAGAI ANTIKANKER PAYUDARA MOLECULAR DOCKING TURUNAN KALKON TERHADAP RESEPTOR ESTROGEN β (ER- β) SEBAGAI ANTIKANKER PAYUDARA Dwi Koko Pratoko Dosen Kimia Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Jember Jl. Kalimantan 1 No. 2 Kampus

Lebih terperinci

STUDI IN SILICO BEBERAPA SENYAWA TURUNAN ASAM SINAMAT TERHADAP RESEPTOR MUSHROOM TYROSINASE (3NQ1)

STUDI IN SILICO BEBERAPA SENYAWA TURUNAN ASAM SINAMAT TERHADAP RESEPTOR MUSHROOM TYROSINASE (3NQ1) STUDI IN SILICO BEBERAPA SENYAWA TURUNAN ASAM SINAMAT TERHADAP RESEPTOR MUSHROOM TYROSINASE (3NQ1) OLIVIA YOUNG 2443009036 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA 2013 ABSTRAK STUDI

Lebih terperinci

TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS

TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS BAB 2 TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS 2.1 Pengenalan Singkat HIV dan AIDS Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, HIV adalah virus penyebab AIDS. Kasus pertama AIDS ditemukan pada tahun 1981. HIV

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur perbaikan Deoxyribonucleic Acid (DNA) sehingga

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur perbaikan Deoxyribonucleic Acid (DNA) sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah penyakit multifaktorial yang timbul dari tidak seimbangnya protoonkogen, antionkogen, gen yang mengendalikan apoptosis, dan gen yang mengatur perbaikan

Lebih terperinci

PENELITIAN KERJASAMA ANTAR PERGURUAN TINGGI (PEKERTI)

PENELITIAN KERJASAMA ANTAR PERGURUAN TINGGI (PEKERTI) Kode/Bidang Ilmu : 404/Kesehatan ABSTRAK DAN SUMMARY PENELITIAN KERJASAMA ANTAR PERGURUAN TINGGI (PEKERTI) SINTESIS, DOCKING, UJI AKTIVITAS ANALGETIK- ANTIINFLAMASI DAN UJI HAMBATAN EKSPRESI COX-2 SEL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Nyeri, demam dan radang merupakan gejala penyakit yang sering dialami manusia. Adanya rasa nyeri merupakan pertanda dimana terjadi kerusakan jaringan yang

Lebih terperinci

Pembimbing I : Hanna Ratnawati, dr. M.Kes. Pembimbing n : David Gunawan, dr.

Pembimbing I : Hanna Ratnawati, dr. M.Kes. Pembimbing n : David Gunawan, dr. ABSTRAK AGEN KARSINOGENIK DAN INTERAKSI SELULERNY A Ronald Leonardo, 2003. Pembimbing I : Hanna Ratnawati, dr. M.Kes. Pembimbing n : David Gunawan, dr. Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Tekanan Darah (Benowitz,2012)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Klasifikasi Hipertensi Berdasarkan Tekanan Darah (Benowitz,2012) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, penyakit jantung menjadi penyebab kematian pertama di dunia. Ada 17,5 juta kematian yang disebabkan oleh penyakit jantung pada tahun 2012, yaitu

Lebih terperinci

SUHARTO WIJANARKO PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN (PIT) KE-21 TAHUN 2016 PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS BEDAH INDONESIA (IKABI) MEDAN, 12 AGUSTUS 2016

SUHARTO WIJANARKO PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN (PIT) KE-21 TAHUN 2016 PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS BEDAH INDONESIA (IKABI) MEDAN, 12 AGUSTUS 2016 SUHARTO WIJANARKO PERTEMUAN ILMIAH TAHUNAN (PIT) KE-21 TAHUN 2016 PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS BEDAH INDONESIA (IKABI) MEDAN, 12 AGUSTUS 2016 BSK sudah lama diketahui diderita manusia terbukti ditemukan

Lebih terperinci

KAJIAN DOCKING 3-[(ASETILOKSI)METIL]-7-[(4-HIDROKSI-3- METOKSIFENIL)METILIDIN]AMINO]-8-OKSO-5-THIA- 1-AZABISIKLO[4.2

KAJIAN DOCKING 3-[(ASETILOKSI)METIL]-7-[(4-HIDROKSI-3- METOKSIFENIL)METILIDIN]AMINO]-8-OKSO-5-THIA- 1-AZABISIKLO[4.2 KAJIAN DOCKING 3-[(ASETILOKSI)METIL]-7-[(4-HIDROKSI-3- METOKSIFENIL)METILIDIN]AMINO]-8-OKSO-5-THIA- 1-AZABISIKLO[4.2.0]OCT-2-ENE-ASAM KARBOKSILAT MENGGUNAKAN DOCK6 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Neoplasma adalah suatu massa jaringan abnormal yang berproliferasi cepat, tidak terkoordinasi melebihi jaringan normal dan dapat menetap setelah hilangnya rangsang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Senyawa 1-(2,5-dihidroksifenil)-(3-piridin-2-il)-propenone

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Senyawa 1-(2,5-dihidroksifenil)-(3-piridin-2-il)-propenone BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Senyawa 1-(2,5-dihidroksifenil)-(3-piridin-2-il)-propenone Senyawa 1-(2,5-dihidroksifenil)-(3-piridin-2-il)-propenon adalah turunan senyawa kalkon yang tersubtitusi

Lebih terperinci

BAB VI PEMBAHASAN. Pemeriksaan tumor pada kolon secara makroskopis, berhasil tumbuh 100%

BAB VI PEMBAHASAN. Pemeriksaan tumor pada kolon secara makroskopis, berhasil tumbuh 100% 63 BAB VI PEMBAHASAN Pemeriksaan tumor pada kolon secara makroskopis, berhasil tumbuh 100% dari masing-masing kelompok dan bersifat multipel dengan rerata multiplikasi dari kelompok K, P1, P2, dan P3 berturut-turut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor tujuh di Indonesia dengan persentase 5,7 persen dari keseluruhan

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor tujuh di Indonesia dengan persentase 5,7 persen dari keseluruhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tumor merupakan penyakit yang mengkhawatirkan karena menjadi penyebab kematian nomor tujuh di Indonesia dengan persentase 5,7 persen dari keseluruhan penduduk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia kasus kanker rongga mulut berkisar 3-4% dari seluruh kasus kanker yang terjadi. Sekitar 90-95% dari total kanker pada rongga mulut merupakan kanker sel skuamosa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2012, 32,6 juta orang hidup dengan kanker di

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2012, 32,6 juta orang hidup dengan kanker di BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Kanker merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia. Riset Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2012, 32,6 juta orang hidup dengan kanker di seluruh dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tumor adalah sel yang telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak terkontrol. Sel-sel tumor terbentuk dari sel-sel

Lebih terperinci

PEMODELAN TIGA DIMENSI (3D) IKATAN HASIL DOCKING MOLEKULAR TURUNAN DIKETOPIPERAZIN (DKP) DENGAN Bcl-2 PADA SEL MCF-7 NASKAH PUBLIKASI

PEMODELAN TIGA DIMENSI (3D) IKATAN HASIL DOCKING MOLEKULAR TURUNAN DIKETOPIPERAZIN (DKP) DENGAN Bcl-2 PADA SEL MCF-7 NASKAH PUBLIKASI PEMODELAN TIGA DIMENSI (3D) IKATAN HASIL DOCKING MOLEKULAR TURUNAN DIKETOPIPERAZIN (DKP) DENGAN Bcl-2 PADA SEL MCF-7 NASKAH PUBLIKASI Oleh: YUNIYATI LUTHFIYAH K 100 090 010 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Simulasi Docking Molekuler Senyawa Xanthorrhizol sebagai Antiinflamasi terhadap Enzim COX-1 dan COX-2

Simulasi Docking Molekuler Senyawa Xanthorrhizol sebagai Antiinflamasi terhadap Enzim COX-1 dan COX-2 Simulasi Docking Molekuler Senyawa Xanthorrhizol sebagai Antiinflamasi terhadap Enzim COX-1 dan COX-2 Deden I. Dinata 1, Hardhi Suryatno 1, Ida Musfiroh 2, Shelvy E. Suherman 2 1 Sekolah Tinggi Farmasi

Lebih terperinci

APLIKASI MOLECULAR DOCKING MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODOCK TUTORIAL MOLECULAR DOCKING DENGAN APLIKASI AUTODOCK VINA

APLIKASI MOLECULAR DOCKING MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODOCK TUTORIAL MOLECULAR DOCKING DENGAN APLIKASI AUTODOCK VINA APLIKASI MOLECULAR DOCKING MENGGUNAKAN SOFTWARE AUTODOCK TUTORIAL MOLECULAR DOCKING DENGAN APLIKASI AUTODOCK VINA Tujuan Menentukan interaksi yang terjadi antara kompleks ligand-protein hasil dockings

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang melibatkan faktor genetik dalam proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker merupakan penyakit yang melibatkan faktor genetik dalam proses BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kanker merupakan penyakit yang melibatkan faktor genetik dalam proses patogenesisnya, proses pembelahan sel menjadi tidak terkontrol karena gen yang mengatur

Lebih terperinci

BAB 2 TUMOR. semua jaringan tubuh manusia pada berbagai keadaan sel untuk berkembang biak.

BAB 2 TUMOR. semua jaringan tubuh manusia pada berbagai keadaan sel untuk berkembang biak. BAB 2 TUMOR 2.1 Definisi Tumor Sel mempunyai tugas utama yaitu bekerja dan berkembang biak. Bekerja bergantung kepada aktivitas sitoplasma sedangkan berkembang biak bergantung pada aktivitas intinya. Proliferasi

Lebih terperinci

BAB IV Hasil dan Pembahasan

BAB IV Hasil dan Pembahasan BAB IV Hasil dan Pembahasan Bab ini akan membahas hasil PCR, hasil penentuan urutan nukleotida, analisa in silico dan posisi residu yang mengalami mutasi dengan menggunakan program Pymol. IV.1 PCR Multiplek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit penyebab kematian utama di dunia setelah penyakit jantung (Baratawidjaya & Rengganis,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit penyebab kematian utama di dunia setelah penyakit jantung (Baratawidjaya & Rengganis, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit penyebab kematian utama di dunia setelah penyakit jantung (Baratawidjaya & Rengganis, 2010). Data WHO menunjukkan terdapat sekitar 7,4 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembedahan, radioterapi dan sitostatika. Pembedahan dan radioterapi

BAB I PENDAHULUAN. pembedahan, radioterapi dan sitostatika. Pembedahan dan radioterapi 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Terapi kanker payudara yang berlaku selama ini adalah dengan pembedahan, radioterapi dan sitostatika. Pembedahan dan radioterapi bersifat terapi definitif lokal, sedangkan

Lebih terperinci

MODIFIKASI INHIBITOR SB-3CT UNTUK MENGHAMBAT KERJA MATRIKS METALLOPROTEINASE 2 DALAM PENYEBARAN SEL KANKER SECARA IN SILICO SKRIPSI

MODIFIKASI INHIBITOR SB-3CT UNTUK MENGHAMBAT KERJA MATRIKS METALLOPROTEINASE 2 DALAM PENYEBARAN SEL KANKER SECARA IN SILICO SKRIPSI MODIFIKASI INHIBITOR SB-3CT UNTUK MENGHAMBAT KERJA MATRIKS METALLOPROTEINASE 2 DALAM PENYEBARAN SEL KANKER SECARA IN SILICO SKRIPSI Oleh Septi Anggraini NIM 071810301078 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

Struktur dan Fungsi Protein

Struktur dan Fungsi Protein Struktur dan Fungsi Protein Protein merupakan makromolekul yang sangat serbaguna pada makluk hidup dan melakukan fungsi yang sangat vital dalam seluruh sistem biologis Proteins disusun oleh 20 jenis asam

Lebih terperinci

Desain dan Studi In Silico Senyawa Turunan Kuwanon-H sebagai Kandidat Obat Anti-HIV

Desain dan Studi In Silico Senyawa Turunan Kuwanon-H sebagai Kandidat Obat Anti-HIV Jurnal Kimia VALENSI: Jurnal Penelitian dan Pengembangan Ilmu Kimia, 4(1), Mei 2018, 57-66 Available online at Website: http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/valensi Desain dan Studi In Silico Senyawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang

BAB I PENDAHULUAN. Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan masalah kesehatan serius yang kejadiannya cukup sering, terutama mengenai penduduk yang tinggal di negara berkembang. Kanker ini

Lebih terperinci

10/30/2015. Protein adalah makromolekul. Mereka dibangun dari satu atau lebih rantai asam amino. Protein dapat mengandung asam amino.

10/30/2015. Protein adalah makromolekul. Mereka dibangun dari satu atau lebih rantai asam amino. Protein dapat mengandung asam amino. Protein Struktur asam Asam essensial Metabolisme asam Pengaruh hormon dalam metabolisme asam Anabolisme asam Katabolisme asam Keseimbangan nitrogen Siklus urea Perubahan rangka karbon asam menjadi zat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah paling utama dalam bidang kesehatan dan menjadi

I. PENDAHULUAN. Kanker merupakan masalah paling utama dalam bidang kesehatan dan menjadi 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Kanker merupakan masalah paling utama dalam bidang kesehatan dan menjadi salah satu dari 10 penyebab kematian utama di dunia serta merupakan penyakit ganas

Lebih terperinci

MOLEKULER ONKOGENESIS

MOLEKULER ONKOGENESIS MOLEKULER ONKOGENESIS Perpustakaan Nasional Katalog dalam Terbitan (KDT) Molekuler Onkogenesis (Konsep Genetik, Virus, Radiasi - Kimia, Mutasi Gen, Epigenetik dan Signalling) dr. H. Agung Putra, M.Si.

Lebih terperinci

Model Matematika Terapi Gen untuk Perawatan Penyakit Kanker

Model Matematika Terapi Gen untuk Perawatan Penyakit Kanker Model Matematika erapi Gen untuk Perawatan Penyakit Kanker Dwi Lestari Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Email: dwilestari@uny.ac.id weestar9@yahoo.com Abstrak Pembahasan model matematika terapi

Lebih terperinci

Uji Molecular Docking Annomuricin E dan Muricapentocin pada Aktivitas Antiproliferasi

Uji Molecular Docking Annomuricin E dan Muricapentocin pada Aktivitas Antiproliferasi JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA, April 01, hlm. -6 ISSN 169-181 Vol. 1 No. 1 Uji Molecular Docking Annomuricin E dan Muricapentocin pada Aktivitas Antiproliferasi (Molecular Docking Studies of Annomuricin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker merupakan salah satu penyakit dengan kasus tertinggi di dunia

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kanker merupakan salah satu penyakit dengan kasus tertinggi di dunia 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit dengan kasus tertinggi di dunia terutama di negara miskin dan berkembang. Peningkatan kasus kanker dari tahun ketahun menjadi beban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu penyakit yang termasuk. dalam kelompok penyakit tidak menular (Non-communicable

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan salah satu penyakit yang termasuk. dalam kelompok penyakit tidak menular (Non-communicable BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan Kanker merupakan salah satu penyakit yang termasuk dalam kelompok penyakit tidak menular (Non-communicable diseases atau NCD). NCD merupakan penyebab

Lebih terperinci

SIMULASI MOLECULAR DOCKING SENYAWA KURKUMIN DAN ANALOGNYA SEBAGAI SELECTIVE ANDROGEN RECEPTOR MODULATORS (SARMs) PADA KANKER PROSTAT

SIMULASI MOLECULAR DOCKING SENYAWA KURKUMIN DAN ANALOGNYA SEBAGAI SELECTIVE ANDROGEN RECEPTOR MODULATORS (SARMs) PADA KANKER PROSTAT Jurnal Dinamika, September 2014, halaman 60-75 ISSN 2087-7889 Vol. 05. No. 2 SIMULASI MOLECULAR DOCKING SENYAWA KURKUMIN DAN ANALOGNYA SEBAGAI SELECTIVE ANDROGEN RECEPTOR MODULATORS (SARMs) PADA KANKER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di dunia setelah kanker paru-paru, hepar dan kolon. Insidensi kanker payudara

BAB I PENDAHULUAN. di dunia setelah kanker paru-paru, hepar dan kolon. Insidensi kanker payudara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker penyebab kematian di dunia setelah kanker paru-paru, hepar dan kolon. Insidensi kanker payudara di Amerika pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluar dari mulut (UMMC, 2013). Penyebab mual dan muntah ini ada

BAB I PENDAHULUAN. keluar dari mulut (UMMC, 2013). Penyebab mual dan muntah ini ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mual adalah perasaan dorongan kuat untuk muntah. Muntah atau memuntahkan adalah memaksa isi perut naik melalui kerongkongan dan keluar dari mulut (UMMC, 2013). Penyebab

Lebih terperinci

MODEL MATEMATIKA TERAPI GEN UNTUK PERAWATAN PENYAKIT KANKER

MODEL MATEMATIKA TERAPI GEN UNTUK PERAWATAN PENYAKIT KANKER MODEL MAEMAIKA ERAPI GEN UNUK PERAWAAN PENYAKI KANKER - 8 Dwi Lestari Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY dwilestari@uny.ac.id, weestar91@yahoo.com Abstrak Pembahasan model matematika terapi gen untuk

Lebih terperinci

Abstrak. Abstract. Galih Satrio Putra 1*, Melanny Ika Sulistyowatya 1, Juni Ekowati 1, Tutuk Budiati 1 1. Original Article

Abstrak. Abstract. Galih Satrio Putra 1*, Melanny Ika Sulistyowatya 1, Juni Ekowati 1, Tutuk Budiati 1 1. Original Article 66 riginal Article ISS 2407-2354 Pemodelan Molekul Turunan p-metoksi sinnamoil idrazida Sebagai Inhibitor Checkpoint Kinase 1 dan Inhibitor Aromatase secara In silico Molecular modelling and in silico

Lebih terperinci

telah teruji berefek pada sistem saraf pusat juga. Selain efek tersebut, senyawa benzoiltiourea juga mempunyai aktivitas biologis lainnya seperti

telah teruji berefek pada sistem saraf pusat juga. Selain efek tersebut, senyawa benzoiltiourea juga mempunyai aktivitas biologis lainnya seperti BAB 1 PEDAHULUA Sesuai perkembangan ilmu pengetahuan kimia organik saat ini banyak senyawa senyawa obat yang diproduksi melalui jalur sintesis dan dapat digunakan dalam berbagai penyakit, salah satunya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara (KPD) merupakan salah satu tumor ganas penyebab

I. PENDAHULUAN. Kanker payudara (KPD) merupakan salah satu tumor ganas penyebab I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker payudara (KPD) merupakan salah satu tumor ganas penyebab kematian wanita nomor satu (14,7%) di seluruh dunia (Globocan-IARC, 2012). International Agency for Research

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya

BAB V SIMPULAN 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya BAB V SIMPULAN 5.1. Simpulan Dari pemodelan interaksi 14 senyawa yang sudah disintesis, 46 yang belum disintesis dan 9 senyawa pembanding analgetika terhadap reseptor siklooksigenase - 2, maka dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang paling mendasar manusia memerlukan oksigen, air serta sumber bahan makanan yang disediakan alam.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kanker merupakan penyebab kematian nomor dua terbesar setelah penyakit infeksi. Pada tahun-tahun terakhir ini tampak adanya peningkatan kasus kanker disebabkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang

KATA PENGANTAR. Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat rahmat-nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul MOLECULAR DOCKING AKTIVITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar dari setiap manusia yang ada di bumi ini. Hak untuk hidup sehat bukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar dari setiap manusia yang ada di bumi ini. Hak untuk hidup sehat bukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hak untuk hidup sehat telah ditetapkan secara internasional sebagai hak dasar dari setiap manusia yang ada di bumi ini. Hak untuk hidup sehat bukan hanya dalam

Lebih terperinci

Identifikasi Senyawa Herbal Penghambat Thymidylate Synthase Lebih Poten dari 5-Fluorouracil Menggunakan Berbagai Metode Molecular Docking SKRIPSI

Identifikasi Senyawa Herbal Penghambat Thymidylate Synthase Lebih Poten dari 5-Fluorouracil Menggunakan Berbagai Metode Molecular Docking SKRIPSI Identifikasi Senyawa Herbal Penghambat Thymidylate Synthase Lebih Poten dari 5-Fluorouracil Menggunakan Berbagai Metode Molecular Docking SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan yang tidak terkendali dan penyebaran sel-sel abnormal. Kanker disebabkan oleh faktor eksternal (tembakau,

Lebih terperinci

Bagaimana Proses Terjadinya Keganasan

Bagaimana Proses Terjadinya Keganasan Bagaimana Proses Terjadinya Keganasan Kanker adalah suatu penyakit dimana terjadi proleferasi sel yang tidak terkontrol (Devita). Kanker terjadi karena adanya kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan

Lebih terperinci

METODE DESAIN VAKSIN (PENDEKATAN BIOINFORMATIKA)

METODE DESAIN VAKSIN (PENDEKATAN BIOINFORMATIKA) METODE DESAIN VAKSIN (PENDEKATAN BIOINFORMATIKA) Bioinformatika merupakan suatu metode yang memadukan antara teknologi komputasi dengan biologi molekuler yang memungkinkan kita untuk melakukan sebuah simulasi

Lebih terperinci

Uji sitotoksisitas triterpen pentasiklik daun Eupatorium inulifolium HBK terhadap sel mieloma dan studi dockingnya

Uji sitotoksisitas triterpen pentasiklik daun Eupatorium inulifolium HBK terhadap sel mieloma dan studi dockingnya Majalah Farmasi Indonesia, 22(3), 182 190, 2011 Uji sitotoksisitas triterpen pentasiklik daun Eupatorium inulifolium HBK terhadap sel mieloma dan studi dockingnya Cytotoxicity test pentacyclic triterpenes

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Identifikasi Tanaman dan Preparasi Ekstrak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Identifikasi Tanaman dan Preparasi Ekstrak BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Identifikasi Tanaman dan Preparasi Ekstrak Identifikasi tanaman secara determinasi tidak dilakukan, tetapi menggunakan identifikasi secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan suatu proses proliferasi sel-sel di dalam tubuh yang tidak terkendali. Salah satu jenis kanker yang mempunyai tingkat insidensi tinggi di dunia adalah

Lebih terperinci

PENDEKATAN QSAR DALAM PEMODELAN SENYAWA TURUNAN ASAM KARBAMAT SEBAGAI ANTI KANKER DENGAN METODE PARAMETERIZATION MODEL 3

PENDEKATAN QSAR DALAM PEMODELAN SENYAWA TURUNAN ASAM KARBAMAT SEBAGAI ANTI KANKER DENGAN METODE PARAMETERIZATION MODEL 3 PENDEKATAN QSAR DALAM PEMDELAN SENYAWA TURUNAN ASAM KARBAMAT SEBAGAI ANTI KANKER DENGAN METDE PARAMETERIZATIN MDEL 3 nny Indriani 1) Gerry Nugraha 2) Maimum 3) Email: farmasi.aisyiyah@gmail.com Stikes

Lebih terperinci

Leonardo Pembimbing I: Freddy Tumewu Andries, dr., M S Pembimbing II: Ellya Rosa Delima, dr.

Leonardo Pembimbing I: Freddy Tumewu Andries, dr., M S Pembimbing II: Ellya Rosa Delima, dr. ABSTRAK DASAR MOLEKULER DARI KARSINOGENESIS Leonardo Pembimbing I: Freddy Tumewu Andries, dr., M S Pembimbing II: Ellya Rosa Delima, dr. Kanker adalah bentuk umum dari semua tumor ganas. Neoplasma merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kanker Serviks (Leher Rahim) Kanker serviks merupakan salah satu ancaman malignansi terbesar bagi wanita. Di negara berkembang, kanker serviks menduduki urutan teratas bagi kanker

Lebih terperinci