Daftar Isi. Daftar Isi Pertemuan 4: Operator Aritmatika, Logika dan Instruksi Banding dan Lompatan P4.1. Teori... 3

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Daftar Isi. Daftar Isi Pertemuan 4: Operator Aritmatika, Logika dan Instruksi Banding dan Lompatan P4.1. Teori... 3"

Transkripsi

1 Daftar Isi Daftar Isi... 1 Pertemuan 4: Operator Aritmatika, Logika dan Instruksi Banding dan Lompatan... 2 P4.1. Teori... 3 Operasi Aritmatika... 3 Operasi Logika... 8 Pergeseran Bit Instruksi Banding Instruksi Lompatan P4.2. Studi Kasus P4.3. Latihan P4.4. Daftar Pustaka [Type text] Page 1

2 Pertemuan 4 Operasi Aritmatika, Logika, Instruksi Banding dan Lompatan Objektif: 1. Mahasiswa dapat memahami konsep operasi Aritmatika dan Logika 2. Mahasiswa dapat membuat program sederhana menggunakan operasi Aritmatika dan Logika 3. Mahasiswa dapat mengetahui instruksi Perbandingan dan Lompatan 4. Mahasiswa dapat membuat program sederhana menggunakan instruksi Banding dan Lompatan P4.1 Teori [Type text] Page 2

3 OPERASI ARITMATIKA Penambahan Operasi penambahan pada Turbo Assembler ada 3 macam, diantaranya adalah ADD, ADC, dan INC. Untuk lebih jelasnya penjelasan 3 hal tersebut ada dibawah ini : INC Perintah INC (Increment) digunakan khusus untuk pertambahan dengan 1, logikanya seperti contoh perintah di bawah ini: A = A + 1 Perintah INC hanya menggunakan 1 byte memory, sedangkan perintah ADD dan ADC menggunakan 3 byte. Oleh sebab itu jika melakukan operasi pertambahan dengan 1 gunakanlah perintah INC. Syntax pemakainya adalah: INC [Register/Variabel] Atau INC [Tujuan] Nilai pada register/variabel akan ditambah dengan 1, seperti perintah A = A + 1. Tujuan disini dapat berupa suatu register maupun memory. Contohnya perintah INC AL akan menambah nilai di register AL dengan 1. Adapun flag yang terpengaruh oleh perintah ini adalah OF,SF,ZF,AF dan PF. ADD Perintah ADD dapat digunakan untuk untuk penambahan berapa saja pada suatu register ataupun variabel syntaxnya adalah sebagai berikut: ADD [operand1], [operand2] Isi operand1 adalah register atau variabel dan operand2 berupa register, variabel atau bilangan. Hasil pertambahan akan dimasukkan dalam operand1 sebagai contoh: MOV AH,15h ; AH:=15h MOV AL,4 ; AL:=4 ADD AH,AL ; AH:=AH+AL Hasilnya adalah AH=19h [Type text] Page 3

4 Perintah ADD ini akan menambahkan nilai pada Tujuan dan Asal. Hasil yang didapat akan diletakkan pada Tujuan, dalam bahasa pascal sama dengan instruksi Tujuan:=Tujuan + Asal. Perlu diperhatikan bahwa pada perintah ADD ini antara Tujuan dan Asal harus mempunyai daya tampung yang sama, misalnya register AH (8 bit) dengan AL (8 bit), AX (16 bit) dengan BX (16 bit). ADC Perintah ADC digunakan dengan cara yang sama pada perintah ADD, yaitu : ADC [Tujuan], [Asal] Perbedaannya pada perintah ADC ini Tujuan tempat menampung hasil pertambahan Tujuan dan Asal ditambah lagi dengan carry flag (Tujuan:=Tujuan+Asal+Carry). Pertambahan yang demikian dapat memecahkan masalah seperti pertambahan pada bilangan h+9ABCDEF0h. Seperti yang telah diketahui bahwa satu register hanya mampu menampung 16 bit, maka untuk pertambahan seperti yang di atas bisa digunakan perintah ADC untuk memecahkannya, Contoh: MOV AX,1234h ; AX = 1234h CF = 0 MOV BX,9ABCh ; BX = 9ABCh CF = 0 MOV CX,5678h ; BX = 5678h CF = 0 MOV DX,0DEF0h ; DX = DEF0h CF = 0 ADD CX,DX ; CX = 3568h CF = 1 ADC AX,BX ; AX = AX+BX+CF = ACF1 Hasil penjumlahan akan ditampung pada register AX:CX yaitu ACF13568h. Adapun flag-flag yang terpengaruh oleh perintah ADD dan ADC ini adalah CF,PF,AF,ZF,SF dan OF. Pengurangan Seperti halnya penambahan, pengurangan juga mempuyai beberapa fungsi, yaitu: SUB Operasi pengurangan dapat digunakan perintah SUB dengan syntax: SUB [Tujuan], [Asal] Perintah SUB akan mengurangkan nilai pada Tujuan dengan Asal. Hasil yang didapat akan ditaruh [Type text] Page 4

5 pada Tujuan, dalam bahasa pascal sama dengan instruksi Tujuan:=Tujuan-Asal. Contoh : MOV AX,15 ; AX:=15 MOV BX,12 ; BX:=12 SUB AX,BX ; AX:=15-12=3 SUB AX,AX ; AX=0 Untuk mengosongkan nilai (nol) suatu register bisa dikurangkan dengan dirinya sendiri seperti SUB AX, AX. SBB Seperti pada operasi penambahan, maka pada operasi pengurangan dengan bilangan yang besar (lebih dari 16 bit), dapat menggunakan perintah SUB disertai dengan SBB (Substract With Carry). Perintah menggunakan SBB mempunyai bentuk umum sebagai berikut: SBB [Tujuan],[ Asal] Perintah SBB akan mengurangkan nilai Tujuan dengan Asal dengan cara yang sama seperti perintah SUB, kemudian hasil yang didapat dikurangi lagi dengan Carry Flag yaitu: Tujuan := Tujuan Asal - CF DEC [Type text] Page 5

6 Perintah DEC (Decrement) digunakan khusus untuk pengurangan dengan 1. Perintah DEC hanya menggunakan 1 byte memory, sedangkan perintah SUB dan SBB menggunakan 3 byte. Oleh sebab itu, jika ingin melakukan operasi pengurangan dengan 1 gunakan perintah DEC. Syntax pemakaian perintah dec ini adalah: DEC [Register/Variabel] Atau DEC [Tujuan] Nilai pada tujuan akan dikurangi 1, seperti perintah Tujuan:=Tujuan-1 dalam Turbo Pascal. Tujuan disini dapat berupa suatu register maupun memory. Contoh: perintah DEC AL akan mengurangi nilai di register AL dengan 1. Perkalian Operasi perkalian dalam Assembler dapat menggunakan perintah MUL yang artinya perkalian. Adapun tata penulisannya adalah: MUL [Register] Atau MUL [Sumber] Sumber disini dapat berupa suatu register 8 bit (misalkan BL, BH, dst) register 16 bit (misalkan BX, DX, dst) atau suatu varibel. Ada 2 kemungkinan yang akan terjadi pada perintah MUL ini sesuai dengan jenis perkalian 8 bit atau 16 bit. Bila Sumber merupakan 8 bit seperti MUL BH maka komputer akan mengambil nilai yang terdapat pada BH dan nilai pada AL untuk dikalikan. Hasil yang didapat akan selalu disimpan pada register AX. Bila sumber merupakan 16 bit seperti MUL BX maka komputer akan mengambil nilai yang terdapat pada BX dan nilai pada AX untuk dikalikan. Hasil yang didapat akan disimpan pada register DX dan AX (DX:AX), jadi register DX menyimpan Word tingginya dan AX menyimpan Word rendahnya. Pembagian [Type text] Page 6

7 Operasi pada pembagian pada membedakan cara kerja pembagian dengan 8 bit dan 16 bit. Bentuk umum penulisannya adalah: DIV Sumber Bila sumber merupakan operand 8 bit seperti DIV BH, maka komputer akan mengambil nilai pada register AX dan membaginya dengan nilai BH. Hasil pembagian 8 bit ini akan disimpan pada register AL dan sisa dari pembagian akan disimpan pada register AH. Bila sumber merupakan operand 16 bit seperti DIV BX, maka komputer akan mengambil nilai yang terdapat pada register DX:AX dan membaginya dengan nilai BX. Hasil pembagian 16 bit ini akan disimpan pada register AX dan sisa dari pembagian akan disimpan pada register DX. OPERASI LOGIKA [Type text] Page 7

8 Gerbang NOT Operator NOT akan menginvers suatu nilai seperti yang terlihat pada gambar 10.1 berikut ini: Tabel 4.1 Gerbang NOT A NOT (A) Operasi NOT dalam assembler, digunakan dengan syntax: NOT Tujuan,Sumber Hasil dari operasi NOT ini akan disimpan pada Tujuan. Instruksi NOT AL, 3Fh akan menghasilkan nilai C0h bagi AL. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat penjelasannya di bawah ini: Diketahui bilangan heksadesimal: 3 F Bilangan Binernya: Operasi NOT dari adalah: Bilangan Heksadesimal dari adalah C0 Gerbang AND Operator AND akan menghasilkan nilai nol bila salah satu operandnya bernilai nol. Dan hanya akan bernilai satu bila kedua operandnya bernilai satu. Tabel 4.2 Gerbang AND A B A AND B Operasi AND di dalam assembler, digunakan dengan syntax: [Type text] Page 8

9 AND Tujuan,Sumber Hasil dari operasi AND ini akan disimpan pada Tujuan, sebagai contoh: MOV AL,3Fh MOV BL,1Ah AND AL,BL Perintah diatas akan menghasilkan nilai 1A bagi register AL. Setiap bit yang AND dengan 0 pasti menghasilkan bit 0 juga, sedangkan setiap bit yang AND dengan 1 akan menghasilkan bit itu sendiri. Gerbang OR Operator logik OR akan menghasilkan nilai nol bila kedua operannya bernilai nol dan satu bila salah satunya bernilai satu. Tabel 4.3 Gerbang OR A B A OR B Operasi OR di dalam assembler, digunakan dengan syntax: OR Tujuan, Sumber Hasil dari operasi OR ini akan disimpan pada Tujuan, sebagai contoh: MOV AL,3Fh MOV BL,1Ah OR AL,BL Hasil operasi OR diatas akan menghasilkan nilai 3F bagi register AL. Setiap bit yang di OR dengan 0 pasti menghasilkan bit itu sendiri, sedangkan setiap bit yang di OR dengan 1 pasti menghasilkan bit 1. Gerbang XOR Operator XOR akan menghasilkan nol untuk dua nilai yang sama nilainya dan satu untuk yang berbeda. [Type text] Page 9

10 Tabel 4.4 Gerbang XOR A B A XOR B Operasi XOR di dalam assembler, digunakan dengan syntax sebagai berikut: XOR Tujuan,Sumber Hasil dari operasi XOR ini akan disimpan pada Tujuan, sebagai contoh: MOV AX,0A12h XOR AX,AX Hasil operasi XOR di atas pasti akan menghasilkan nilai 0 bagi register AX. Setiap bilangan yang di XOR dengan bilangan yang sama pasti menghasilkan bilangan 0. TEST Perintah Test digunakan untuk mengetahui nilai pada suatu bit, dengan syntax: TEST Operand1,Operand2 Perintah test akan melakukan perintah AND di kedua nilai operand, tetapi hasil yang didapatkan tidak akan berpengaruh terhadap nilai kedua operand tersebut. Setelah perintah Test dilaksanakan yang akan terpengaruh adalah Flags, sehingga perintah ini sering diikuti dengan perintah yang berhubungan dengan kondisi flags. Adapun flags yang terpengaruh adalah CF,OF,PF,ZF,SF dan AF. TEST AL, 20 JC 0100 Perintah di atas mencek apakah pada register AL bit kelima (20h = ) berisi 1. Bila Ya, maka loncat ke arah segment:0100 dan bila tidak lanjutkan ke bawah. PERGESERAN BIT SHL (Shift Left) [Type text] Page 10

11 Operator SHL akan menggeser operand1 ke kiri sebanyak operand2 secara per bit kemudian bit kosong yang telah tergeser di sebelah kanannya akan diberi nilai nol. Operator SHL digunakan dengan syntax : SHL Operand1,Operand2 Operand2 harus digunakan register CL bila pergeseran yang dilakukan lebih dari satu kali. 0 Gambar 4.1 Operasi SHL Instruksi : MOV AX,3Fh MOV CL,3 SHL AX,CL ; Geser 3 bit ke kiri Akan menghasilkan nilai F8h pada register AX. Rincian operasinya dapat dilihat di bawah ini: 3Fh : SHL 1 : (=7Eh) SHL 2 : (=FCh) SHL 3 : (=F8h) SHR (Shift Right) Operator SHR akan menggeser operand1 ke kanan sebanyak operand2 secara per bit dan menambahkan nilai nol pada bit yang tergeser seperti halnya pada operator SHL. Operator SHR digunakan dengan syntax : SHR Operand1,Operand2 Operand2 harus digunakan register CL bila pergeseran yang dilakukan lebih dari satu kali. Lebih jelasnya lihat Gambar 4.2 berikut ini: 0 Instruksi : MOV AX,3Fh Gambar 4.2 Operasi SHR [Type text] Page 11

12 MOV CL,3 SHR AX,CL ; Geser 3 bit ke kanan Akan menghasilkan nilai 07h pada register AX. Operasi detilnya dapat dilihat di bawah ini: 3Fh : SHR 1 : (=1Fh) SHR 2 : (=0Fh) SHR 3 : (=07h) INSTRUKSI BANDING Compare (CMP) Perintah Banding yaitu CMP (Compare) digunakan untuk membandingkan 2 buah operand dengan syntax sebagai berikut: CMP Operand1,Operand2 CMP akan membandingkan operand1 dengan operand2 dengan cara mengurangkan operand1 dengan operand2. CMP tidak mempengaruhi nilai Operand1 dan Operand2, perintah CMP hanya akan mempengaruhi flags register sebagai hasil perbandingan. Adapun flag-flag yang terpengaruh oleh perintah CMP ini adalah: - OF akan 1, jika operand1 lebih kecil dari operand2 pada operasi bilangan bertanda. - SF akan 1, bila operand1 lebih kecil dari operand2, pada operasi bilangan bertanda. - ZF akan 1, jika operand1 nilainya sama dengan operand2. - CF akan 1, jika operand1 lebih kecil dari operand2 pada operasi bilangan tidak bertanda. Perintah CMP tidak dapat membandingkan antar 2 lokasi memory. INSTRUKSI LOMPATAN Instruksi Lompatan dibagi menjadi dua macam lompatan, yaitu: [Type text] Page 12

13 - Lompatan Tanpa Syarat - Lompatan Bersyarat Lompatan Tanpa Syarat Perintah JMP digunakan dengan syntax: JMP Tujuan Atau JMP [lokasi memory] Perintah JMP ini dikategorikan sebagai Unconditional Jump, karena perintah ini tidak menyeleksi keadaan apapun untuk melakukan suatu lompatan. Setiap ditemui perintah ini maka lompatan pasti dilakukan. Selain dari perintah jump tanpa syarat, masih banyak perintah Jump yang menyeleksi suatu keadaan tertentu sebelum dilakukan lompatan. Perintah jump dengan penyeleksian kondisi terlebih dahulu biasanya diikuti dengan perintah untuk melihat kondisi, seperti membandingkan dengan perintah CMP (Compare). Perbandingan Lompatan Bersyarat Perintah CMP yang hanya mempengaruhi flag register, biasanya diikuti dengan perintah lompat yang melihat keadaan pada flags register ini. Jenis perintah lompat yang biasanya mengikuti perintah CMP terdapat 12 buah seperti pada table di bawah ini: Tabel 4.5 Perintah Lompatan Mengikuti CMP Perintah Lompatan Kondisi JA (Jump If Above) Lompat, jika Operand1 > Operand2 untuk bilangan tidak bertanda JG (Jump If Greater) Lompat, jika Operand1 > Operand2 Untuk bilangan bertanda JE (Jump If Equal) Lompat, jika Operand1 = Operand2 JNE (Jump If Not Equal) Lompat, jika Operand1 tidak sama dengan Operand2 Lanjutan tabel 4.5 perintah lompatan [Type text] Page 13

14 Perintah Lompatan JB (Jump If Below) JL (Jump If Less) JBE (Jump If Below or Equal) JLE (Jump If Less or Equal) JAE (Jump If Above or Equal) JGE (Jump If Greater or Equal) Kondisi Lompat, jika Operand1 < Operand2 Untuk bilang tidak bertanda Lompat, jika Operand1 < Operand2 Untuk bilangan bertanda Lompat, jika Operand1 <= Operand2 Untuk bilangan tidak bertanda Lompat jika Operand1 <= Operand2 Untuk bilangan bertanda Lompat jika Operand1 >= Operand2 Untuk bilangan tidak bertanda Lompat, jika Operand1 >= Operand2 Untuk bilangan bertanda Pada table di atas terdapat dua operasi yang berbeda, yaitu operasi bilangan bertanda dan tidak bertanda. Bilangan bertanda adalah bilangan yang akan membedakan bilangan negative dan positif misalkan bilangan 20 dan -20, sedangkan bilangan tidak bertanda adalah bilangan yang tidak akan membedakan positif dan negative, jadi angka -1 untuk operasi bilangan bertanda akan dianggap FFh pada bilangan tidak bertanda. Contoh programnya adalah sebagai berikut:.model SMALL.CODE ORG 100h TData: JMP Proses BilA DB 67 BilB DB 66 Kal0 DB 'Bilangan A lebih kecil dari bilangan B $' Kal1 DB 'Bilangan A sama dengan bilangan B $' [Type text] Page 14

15 Kal2 DB 'Bilangan A lebih besar dari bilangan B $' Proses: MOV AL,BilA ; Masukkan bilangan A pada AL CMP AL,BilB ; Bandingkan AL(BilA) dengan Bilangan B JB AKecil ; Jika BilA < BilB, lompat ke AKecil JE Sama ; Jika BilA = BilB, lompat ke Sama JA ABesar ; Jika BilA > BilB, lompat ke ABesar Akecil: LEA DX,Kal0 ; Ambil offset Kal0 JMP Cetak ; Lompat ke cetak Sama: LEA DX,Kal1 ; Ambil offset Kal1 JMP Cetak ; Lompat ke cetak ABesar: LEA DX,Kal2 ; Ambil offset Kal2 Cetak: MOV AH,09 ; Servis untuk mencetak kalimat INT 21h ; Mencetak Kalimat EXIT: INT 20h ; Kembali ke DOS. END TData Bila program dijalankan, maka akan menghasilkan output: Bilangan A lebih besar dari bilangan B Nilai pada variabel BilA dan BilB dapat diganti untuk melihat hasil yang akan ditampilkan pada layar. Lompatan Bersyarat Lompat bersyarat hanya dapat melompat menuju label yang berjarak -128 sampai +127 byte dari tempat lompatan. Table perintah lompatan bersyarat dapat dilihat di bawah ini: Tabel 4.6 Perintah Lompatan Bersyarat [Type text] Page 15

16 Perintah Lompatan Kondisi JA (Jump If Above) Lompat, jika Operand1 > Operand 2 Untuk bilangan tidak bertanda JG (Jump If Greater) Lompat, jika Operand1 > Operand2 Untuk bilangan bertanda JE (Jump If Equal) Lompat, jika Operand1 = Operand2 JNE (Jump If Not Equal) Lompat, jika Operand1 tidak sama dengan Operand2 JB (Jump If Below) Lompat, jika Operand1 < Operand2 Untuk bilangan tidak bertanda JL (Jump If Less) Lompat, jika Operand1 < Operand2 Untuk bilangan bertanda JBE (Jump If Below or Equal) Lompat, jika Operand1 < = Operand2 Untuk bilangan tidak bertanda JLE (Jump If Less or Equal) Lompat, jika Operand1 < = Operand2 Untuk bilangan bertanda JAE (Jump If Above or Equal) Lompat, jika Operand1 > = Operand2 Untuk bilangan tidak bertanda JGE (Jump If Greater or Equal) Lompat, jika Operand1 > = Operand2 Untuk bilangan bertanda JC (Jump Carry) Lompat, jika Carry Flag = 1 JCXZ (Jump If CX is Zero) Lompat, jika CX = 0 JNA (Jump If Not Above) Lompat, jika Operand1 < Operand2 Dengan CF = 1 atau ZF = 1 JNAE (Jump If Not Above nor Equal) Lompat, jika Operand1 < Operand2 dengan CX = 1 JNB (Jump If Not Below) Lompat, jika Operand1 > Operand2 dengan CF = 0 JNBE (Jump If Not Below or Equal) Lompat, jika Operand1 > Operand2 dengan CF = 0 dan ZF = 0 JNC (Jump If Not Carry) Lompat, jika CF = 0 [Type text] Page 16

17 JNG (Jump If Not Greater) Lompat, jika Operand1 <= Operand2 dengan ZF =1 atau SF tidak sama OF JNGE (Jump If Not Greater Nor Equal) Lompat, jika Operand1 <= Operand 2 dengan SF tidak sama OF JNL (Jump If Not Less) Lompat, jika Operand1 >= Operand2 dengan SF = OF JNLE (Jump If Not Less Nor Equal) Lompat, jika Operand1 > Operand2 dengan ZF = 0 dan SF = OF JNO (Jump If No Overflow) Lompat, jika tidak terjadi Overflow JNP (Jump If Not Parity) Lompat, jika Ganjil JNS (Jump If No Sign) Lompat, jika SF = 0 JNZ (Jump If Not Zero) Lompat, jika tidak 0 JO (Jump On Overflow) Lompat, jika OF = 1 JP (Jump On Parity) Lompat, jika Genap JPE (Jump If Parity Even) Lompat, jika PF = 1 JPO (Jump If Parity Odd) Lompat, jika PF = 0 JS (Jump On Sign) Lompat, jika SF = 1 JZ (Jump Is Zero) Lompat, jika 0 [Type text] Page 17

18 P4.2 Studi Kasus Program Penjumlahan Sederhana Berikut ini contoh program penjumlahan sederhana dan menyimpannya dengan esktensi *.ASM. File tersebut harus disimpan di dalam folder BIN pada TASM:.MODE SMALL.CODE ORG 100h PROSES: MOV AH, 15h ; AH := 15h MOV AL, 4 ; AL := 4 ADD AH, AL ; AH := AH + AL, jadi AH = 19h MOV AX, 1234h ; Nilai AX := 1234h dan carry = 0 MOV BX, 0F221h ; Nilai BX := F221h dan carry = 0 ADD AX, BX ; AX := AX + BX, jadi nilai AX 0455h MOV AX, 1234h ; AX = 1234h CF = 0 MOV BX, 9ABCh ; BX = 9ABCh CF = 0 MOV CX, 5678H ; BX = 5678h CF = 0 MOV DX, 0DEF0h ; DX = DEF0h CF = 0 ADD CX, DX ; CX = 3568h CF = 1 ADC AX, BX ; AX = AX+BX+CF = ACF1 END PROSES INC AL ; AL := AL + 1, nilai AL ditambah 1 INT 20h ; [Type text] Page 18

19 Jika sudah disimpan, maka kita buka Command Prompt, lalu pindahkan alamat ke folder BIN pada TASM. Lalu ketikkan tasm nama_file.asm. Maka akan muncul seperti di bawah ini : Jika sudah tidak ada pesan error, maka kita lanjutkan dengan mengetikkan tlink nama_file. Maka hasilnya akan seperti dibawah ini : Kemudian kita ketikkan tlink /t nama_file. Maka hasilnya akan seperti berikut ini : Langkah terakhir adalah dengan mengetikkan debug nama_file.com. Hasil yang didapat adalah sebagai berikut ini : Penekanan "r" pada saat pertama kali digunakan untuk melihat nilai pada semua register. Pada baris pertama dapat dilihat register yang dinamakan sebagai general purpose (AX,BX,CX dan DX). Register SP yang digunakan pada operasi stack menunjukkan nilai FFFE (akhir dari Segment), jadi operasi stack nantinya akan ditaruh pada posisi tersebut. [Type text] Page 19

20 Pada baris kedua, keempat register segment, yaitu DS,ES,SS dan CS menunjukkan nilai yang sama yaitu 3597 (mungkin berbeda pada tiap komputer). Hal ini dikarenakan program yang dibuat adalah program com yang hanya menggunakan 1 segment. Pada baris kedua dapat juga dilihat register IP bernilai 100h. Register IP menunjukkan bahwa kita sekarang sedang berada pada offset ke 100h dari segment aktif (CS:IP atau 3597:100). Pada baris ketiga, nilai 3597:0100 menunjukkan pasangan dari CS:IP. Setelah itu nilai B415 yang menujukkan isi dari alamat 3597:0100 adalah B4 sedangkan isi dari alamat 3597:1001 adalah 15. Nilai B415 ini sebenarnya merupakan suatu bahasa mesin untuk instruksi MOV AH,15. Jadi bahasa mesin untuk perintah "MOV AH,nilai" adalah B4 disertai nilai tersebut. Dari nilai B415 ini dapat diketahui bahwa perintah MOV akan menggunakan 2 byte di memory. Setelah itu ketik 't' untuk mengeksekusi intruksi yang terdapat pada alamat yang ditunjukkan CS:IP (MOV AH,15), hasilnya adalah sebagai berikut: Terlihat bahwa nilai AX berubah dari 0000 menjadi 1500 setelah mendapat perintah MOV AH,15. Tekanlah 't' disertai enter untuk melihat perubahan nilai pada register-register yang bersangkutan. Pengurangan Program ini bila dijalankan akan mencetak karakter "Z" sampai "A" menggunakan decrement sebagai pengurangannya:.mode SMALL. CODE ORG 100h PROSES: MOV AH, 02 ; Nilai Servis MOV DL, Z ; DL = 5Ah MOV CX, 26 ; Banyaknya pengulangan yang akan dilakukan [Type text] Page 20

21 Ulang: END INT 21h ; Cetak Karakter DEC DL ; Kurang DL dengan 1 LOOP Ulang ; Lompat ke Ulang INT 20H PROSES Hasil dari program di atas adalah: ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA Perkalian Pada program ini. kita mendefinisikan angka untuk variabel 'A'=1EF dan 'B'=2FE dengan DW. Karena tidak digunakan EQU, maka varibel 'A' dan 'B' dapat dirubah bila diinginkan. Pembagian [Type text] Page 21

22 Program sederhana yang memproses bilangan 16 bit..model SMALL.CODE ORG 100h TData : JMP Proses ; Lompat ke Proses A DW 01EFh B DW 2 Hsl DW? Sisa DW? Proses: SUB DX,DX ; Jadikan DX=0 MOV AX,A ; AX=1EF DIV B ; Bagi 1EF:2 MOV Hsl,AX MOV Sisa,DX INT 20h END Tdata ; AX bernilai 00F7 sehingga Hsl=00F7 ; DX berisi 0001 sehingga Sisa=0001 ; Kembali ke DOS AX dan DX Cobalah gunakan perintah trace dengan debug untuk melihat hasil yang didapat pada register OPERASI LOGIKA Contoh program yang menggunakan operasi Logika dapat dilihat di bawah ini: Operator AND MOV DL, 61 MOV AH, 02 INT 21 AND DL, 0DF INT 21 INT 20 [Type text] Page 22

23 Program di atas akan melakukan pencetakan huruf a kecil kemudian dilanjutkan dengan A besar. Yang dilakukan komputer dalam hal ini adalah dengan proses AND terhadap bit kelima dari 61 hexa (ASCII a kecil) menjadi 41 hexa (ASCII A besar), dimana proses AND itu sendiri adalah: 61 (16) = (2) DF (16) = (2) AND = (2) = 41 (16) Dalam kode ASCII 41h akan menghasilkan huruf A besar. Operator OR MOV DL, 41 MOV AH, 02 INT 21 OR DL, 20 INT 21 INT 20 Program di atas akan menghasilkan huruf A besar kemudian a kecil. Lompatan (Jump).MODEL SMALL.CODE ORG 100h TData : JMP Proses Kal DB ' Lucky Luck menembak ',13,10 DB 'Lebih cepat dari bayangannya!! ',7,7,'*' Proses: XOR BX,BX ; BX=0 MOV AH,02h ; Servis Untuk Cetak Karakter Ulang: CMP Kal[BX],'*' ; Bandingkan dengan '*' [Type text] Page 23

24 JE Exit MOV DL,Kal[BX] INT 21h INC BX JMP Ulang Exit : INT 20h END TData ; Jika Sama Lompat ke Exit ; Masukkan karakter ke BX menuju DL ; Cetak karakter ; Tambah 1 pada BX ; Lompat Ke Ulang ; Selesai! kembali ke DOS Bila program dijalankan, maka pada layar akan ditampilkan: Lucky Luck menembak Lebih cepat dari bayangannya!! Angka 7 pada akhir kalimat digunakan untuk menghasilkan suara beep. P4.3 Latihan Buatlah program sederhana menggunakan Turbo Assembler untuk membuat program Assembler yang menghasilkan output sebagai berikut: Aritmatika 1. Pertambahan 1+1 = = = = 5 2. Pengurangan Buatlah output seperti di bawah ini menggunakan DEBUG. ZYXWVUTSRQPONMLKJIHGFEDCBA 3. Perkalian 1*1 = 1 [Type text] Page 24

25 2*1 = 2 3*1 = 3.. dst sampai dengan Pembagian 1:1 = 1 2:1 = 2 3:1 = 3. dst sampai dengan 10 Logika Buatlah program yang mencetak huruf dengan menggunakan operator: 1. Operator AND 2. Operator OR 3. Operator XOR Lompatan perkarakter. Buatlah program yang menggunakan perintah lompatan (Jump) yang mencetak kalimat secara P4.4 Daftar Pustaka Lukito, Ediman. Dasar-dasar Pemrograman dengan Assembler PT. Elex Media Komputindo. Jakarta Pemrograman Bahasa Assembly Edisi Online Versi 1.0. Agustus [Type text] Page 25

OF DF IF TF SF ZF AF PF CF

OF DF IF TF SF ZF AF PF CF MODUL II THE PROCESSOR STATUS AND FLAGS REGISTER Flags register merupakan register yang digunakan untuk menunjukkan kondisi dari suatu keadaan (ya atau tidak). Registr ini juga merupakan register 16 bit

Lebih terperinci

MODUL 6 INSTRUKSI PERCABANGAN. Tujuan : praktikan dapat menggunakan instruksi percabangan dalam program.

MODUL 6 INSTRUKSI PERCABANGAN. Tujuan : praktikan dapat menggunakan instruksi percabangan dalam program. MODUL 6 INSTRUKSI PERCABANGAN Tujuan : praktikan dapat menggunakan instruksi percabangan dalam program. Teori Instruksi percabangan berfungsi untuk membelokkan runtun eksekusi program yang semula sekuensial

Lebih terperinci

BAB VIII OPERASI ARITMATIKA

BAB VIII OPERASI ARITMATIKA BAB VIII OPERASI ARITMATIKA 8.1. OPERASI PENAMBAHAN 8.1.1. ADD Untuk menambah dalam bahasa assembler digunakan perintah ADD dan ADC serta INC. Perintah ADD digunakan dengan syntax : ADD Tujuan,Asal Perintah

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Bahasa Rakitan

Mata Kuliah : Bahasa Rakitan Mata Kuliah : Bahasa Rakitan Materi ke-4 Program Bahasa Rakitan dengan DEBUG.COM Perintah dan Fungsi dalam DEBUG.COM DEBUG, menjalankan program DEBUG : A> DEBUG nama file. COM Q (Quit), keluar dari program

Lebih terperinci

a b a AND b a OR b a XOR b a NOT a

a b a AND b a OR b a XOR b a NOT a MODUL IV LOGIC, SHIFT, and ROTATE INSTRUCTIONS Untuk mengubah bit-bit secara individual dalam komputer maka menggunakan operasi logika. Nila biner dari 0 dan 1 diperlakukan sebagai salah (0) dan benar

Lebih terperinci

Daftar Isi. Daftar Isi Pertemuan 6: Perintah Masukkan dari Keyboard P6.1. Teori Masukkan dari Keyboard... 3

Daftar Isi. Daftar Isi Pertemuan 6: Perintah Masukkan dari Keyboard P6.1. Teori Masukkan dari Keyboard... 3 Daftar Isi Daftar Isi... 1 Pertemuan 6: Perintah Masukkan dari Keyboard... 2 P6.1. Teori... 3 Masukkan dari Keyboard... 3 Masukkan Satu Karakter... 4 Masukkan Lebih Dari Satu Karakter... 7 Interrupt...

Lebih terperinci

OPERASI ARITMATIKA. Untuk menambah dalam bahas Assembler digunakan perintah ADD, ADC serta INC Sintaks : ADD Tujuan,Asal

OPERASI ARITMATIKA. Untuk menambah dalam bahas Assembler digunakan perintah ADD, ADC serta INC Sintaks : ADD Tujuan,Asal 1. Operasi Penjumlahan 1.1. ADD OPERASI ARITMATIKA Untuk menambah dalam bahas Assembler digunakan perintah ADD, ADC serta INC ADD Tujuan,Asal Contoh : Perintah ADD akan menambahkan nilai pada tujuan dan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ORGANISASI KOMPUTER & BAHASA ASSEMBLY PROGRAM POINTER OPERASI ARITMATIKA

LAPORAN PRAKTIKUM ORGANISASI KOMPUTER & BAHASA ASSEMBLY PROGRAM POINTER OPERASI ARITMATIKA LAPORAN PRAKTIKUM ORGANISASI KOMPUTER & BAHASA ASSEMBLY PROGRAM POINTER OPERASI ARITMATIKA Kelas : INF 2B Praktikum 1 Nama : Fernalia NIM : J3C212210 PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN INFORMATIKA DIREKTORAT PROGRAM

Lebih terperinci

MODUL III FLOW CONTROL INSTRUTIONS

MODUL III FLOW CONTROL INSTRUTIONS MODUL III FLOW CONTROL INSTRUTIONS Intruksi lompatan (jump) dan perulangan (loop) digunakan untuk pengambilan keputusan dan mengulang bagian-bagian kode. Untuk mengontrol instruksi lompatan (jump) dan

Lebih terperinci

PERINTAH-PERINTAH DASAR (UMUM)

PERINTAH-PERINTAH DASAR (UMUM) PERINTAH-PERINTAH DASAR (UMUM) Data movement instruction Pada setiap program kita akan menghadapi pemindahan data antara memory dan register CPU pemindahan tersebut bisa dari memory ke beberapa register,

Lebih terperinci

MODUL BAHASA RAKITAN PENDIDIKAN INFORMATIKA

MODUL BAHASA RAKITAN PENDIDIKAN INFORMATIKA MODUL BAHASA RAKITAN PENDIDIKAN INFORMATIKA PRODI PENDIDIKAN INFORMATIKA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN 2016 1 MODUL I REGISTER I. Tujuan Praktikan dapat mengerti dan memahami tentang Register Praktikan dapat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ORGANISASI KOMPUTER & BAHASA ASSEMBLY PROGRAM OPERASI ARITMATIKA. Kelas : INF 2B Praktikum 1 Nama : Fernalia NIM : J3C212210

LAPORAN PRAKTIKUM ORGANISASI KOMPUTER & BAHASA ASSEMBLY PROGRAM OPERASI ARITMATIKA. Kelas : INF 2B Praktikum 1 Nama : Fernalia NIM : J3C212210 LAPORAN PRAKTIKUM ORGANISASI KOMPUTER & BAHASA ASSEMBLY PROGRAM OPERASI ARITMATIKA Kelas : INF 2B Praktikum 1 Nama : Fernalia NIM : J3C212210 PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN INFORMATIKA DIREKTORAT PROGRAM DIPLOMA

Lebih terperinci

MODUL I PENGENALAN ASSEMBLY

MODUL I PENGENALAN ASSEMBLY MODUL I PENGENALAN ASSEMBLY Apakah bahasa assembly? Bahasa assembly adalah bahasa pemrograman dengan korespondensi satu-satu antara perintahperintah/pernyataannya dan bahasa mesin komputer. Bahasa assembly

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PENGISIAN REGISITER DATA DAN OPERASI ARITMATIKA MENGGUNAKAN PROGRAM COMMAND PROMPT, BAHASA ASSEMBLER

IMPLEMENTASI PENGISIAN REGISITER DATA DAN OPERASI ARITMATIKA MENGGUNAKAN PROGRAM COMMAND PROMPT, BAHASA ASSEMBLER IMPLEMENTASI PENGISIAN REGISITER DATA DAN OPERASI ARITMATIKA MENGGUNAKAN PROGRAM COMMAND PROMPT, BAHASA ASSEMBLER Hambali Program Studi Sistem Informasi, STMIK Logika Medan email: hambali.8645@yahoo.com

Lebih terperinci

Kuis : Bahasa Rakitan (UAS)

Kuis : Bahasa Rakitan (UAS) Kuis : Bahasa Rakitan (UAS) Nama NIM Kelas :.. :.. :.. (Jawaban dikerjakan pada lembar soal ini, dikumpulkan melalui asisten dengan print out paling lambat dan email ke ruliriki@gmail.com) Teknis pengumpulan

Lebih terperinci

BAB V MEMULAI DENGAN ASSEMBLY

BAB V MEMULAI DENGAN ASSEMBLY BAB V MEMULAI DENGAN ASSEMBLY 5.1. TEXT EDITOR Untuk menuliskan source file untuk program assembly bisa anda gunakan berbagai editor, misalkan SideKick, WordStar dan Word Perfect. Source file yang diketikkan

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM ORGANISASI SISTEM KOMPUTER

MODUL PRAKTIKUM ORGANISASI SISTEM KOMPUTER MODUL PRAKTIKUM ORGANISASI SISTEM KOMPUTER Versi 3.0 Tahun Penyusunan 2011 Tim Penyusun 1. Yuti Dewita Arimbi 2. Nurul Hidayati 3. Ulfie Hasanah 4. Stya Putra Pratama Laboratorium Teknik Informatika Jurusan

Lebih terperinci

MODUL V STACK dan PENGENALAN PROCEDURE

MODUL V STACK dan PENGENALAN PROCEDURE MODUL V STACK dan PENGENALAN PROCEDURE Stack Stack merupakan bagian memori yang digunakan untuk menyimpan nilai dari suatu register secara sementara. Operasi stack dinamakan juga LIFO (Last In First Out).

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Perintah-perintah Mikroprosesor INTEL 8088/8086 yang didukung di dalam perangkat lunak ini adalah modus pengalamatan (MOV), penjumlahan (ADD),

Lebih terperinci

OPERATION SYSTEM. Jenis - Jenis Register Berdasarkan Mikroprosesor 8086/8088

OPERATION SYSTEM. Jenis - Jenis Register Berdasarkan Mikroprosesor 8086/8088 OPERATION SYSTEM Nama : Dian Fahrizal Nim : 110170096 Unit : A3 Jenis - Jenis Register Berdasarkan Mikroprosesor 8086/8088 Mikroprosesor 8086/8088 memiliki 4 register yang masing-masingnya terdiri dari

Lebih terperinci

PERTEMUAN : 4 EKSPLORASI DEBUG

PERTEMUAN : 4 EKSPLORASI DEBUG PERTEMUAN : 4 EKSPLORASI DEBUG Jurusan Teknik Informatika STT PLN ruliriki@gmail.com Riki Ruli S - http://blogriki.wordpress.com A ( Assemble/Address) : Memulai pembuatan program assembly dengan Debug

Lebih terperinci

REGISTER Register-register yang terdapat pada mikroprosesor, antara lain :

REGISTER Register-register yang terdapat pada mikroprosesor, antara lain : REGISTER Register adalah sebagian memori dari mikroprosesor yang dapat diakses dengan kecepatan yang sangat tinggi. Register-register yang terdapat pada mikroprosesor, antara lain : General purpose register

Lebih terperinci

Daftar Isi. Daftar Isi Pertemuan 5: Subroutine, Macro, Stack dan Pointer P5.1. Teori Subroutine (Procedure) Macro...

Daftar Isi. Daftar Isi Pertemuan 5: Subroutine, Macro, Stack dan Pointer P5.1. Teori Subroutine (Procedure) Macro... Daftar Isi Daftar Isi... 1 Pertemuan 5: Subroutine, Macro, Stack dan Pointer... 2 P5.1. Teori... 3 Subroutine (Procedure)... 3 Macro... 5 Stack... 9 Pointer... 11 P5.2. Studi Kasus... 18 P5.3. Latihan...

Lebih terperinci

TUGAS KELOMPOK BAHASA RAKITAN PUSTAKA MAKRO

TUGAS KELOMPOK BAHASA RAKITAN PUSTAKA MAKRO TUGAS KELOMPOK BAHASA RAKITA PUSTAKA MAKRO Disusun Oleh Sulton ugraha 12100925 Taufiq Hidayat 12100931 SEKOLAH TIGGI MAAJEME IFORMATIKA DA ILMU KOMPUTER EL RAHMA OGAKARTA 2012 2 A. KASUS Jika terdapat

Lebih terperinci

Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer SAP-3 Mohamad Dani (MHM) E-mail: mohamad.dani@gmail.com Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Telkom

Lebih terperinci

Modul Praktikum Bahasa Rakitan

Modul Praktikum Bahasa Rakitan MODUL I Modul Praktikum Bahasa Rakitan SISTEM BILANGAN DAN REGISTER TUJUAN Mahasiswa mengenal sistem bilangan Mahasiswa mampu mengkonversikan sistem bilangan Menampilkan dan membaca isi register Mengetahui

Lebih terperinci

Pendahuluan (1) D E F

Pendahuluan (1) D E F Andrian Rakhmatsyah Pendahuluan (1) A PC B C SP D E F H L Pendahuluan (2) Mikrokomputer 8-bit yang kompatibel dengan mikroprocessor 8085 SAP-3 lebih berfokus pada model pemrograman Memiliki register tambahan,

Lebih terperinci

BAB VII KOMPUTER SEDERHANA SAP-3 (SIMPLE AS POSSIBLE-3)

BAB VII KOMPUTER SEDERHANA SAP-3 (SIMPLE AS POSSIBLE-3) Tony Darmanto, ST / IV / TI / STMIK Widya Dharma / Hal 1 BAB VII KOMPUTER SEDERHANA SAP-3 (SIMPLE AS POSSIBLE-3) 7.1. Model Pemrograman Komputer SAP-3 adalah komputer 8-bit yang memiliki keselarasan (compatibel)

Lebih terperinci

BAB III ALGORITMA DAN PERANCANGAN ALGORITMA DAN PERANCANGAN

BAB III ALGORITMA DAN PERANCANGAN ALGORITMA DAN PERANCANGAN BAB III ALGORITMA DAN PERANCANGAN ALGORITMA DAN PERANCANGAN Model proses pengembangan perangkat lunak yang penulis gunakan adalah Model Linear Sequential atau sering disebut Water Fall Model. Metode pengembangan

Lebih terperinci

Titin Winarti Diterbitkan oleh : Semarang University Press Semarang 2010

Titin Winarti Diterbitkan oleh : Semarang University Press Semarang 2010 Titin Winarti Diterbitkan oleh : Semarang University Press Semarang 2010 Perpustakaan Nasional : Katalog dalam Terbitan (KDT) ISBN : 978-979-3948-71-3 Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang Dilarang mengutip

Lebih terperinci

BAB 3 MODE AKSES MEMORI, PENGGUNAAN VARIABEL DAN STACK

BAB 3 MODE AKSES MEMORI, PENGGUNAAN VARIABEL DAN STACK BAB 3 MODE AKSES MEMORI, PENGGUNAAN VARIABEL DAN STACK Pengaksesan memori yang dibicarakan dalam bab ini meliputi memori internal prosesor yang biasa disebut sebagai register dan memori di luar prosesor.

Lebih terperinci

MIKROPROSESOR REGISTER-REGISTER MIKROPROSESOR INTEL

MIKROPROSESOR REGISTER-REGISTER MIKROPROSESOR INTEL Perguruan Tinggi Mitra Lampung MIKROPROSESOR REGISTER-REGISTER MIKROPROSESOR INTEL 8086 Erwin Ardianto, S.T FLAG REGISTER 8086 memiliki flag register dengan panjang16-bit. Dari 16-bit itu terdapat 9 bendera

Lebih terperinci

R E G I S T E R. = Code Segment Register = Data Segment Register = Stack Segment Register = Extra Segment Register. 3.

R E G I S T E R. = Code Segment Register = Data Segment Register = Stack Segment Register = Extra Segment Register. 3. R E G I S T E R Register adalah sebagian kecil memori komputer yang dipakai untuk tempat penampungan data dengan ketentuan bahwa data yang terdapat dalam register dapat diproses dalam berbagai operasi

Lebih terperinci

Daftar Isi. Daftar Isi Pertemuan 3: Pengenalan TASM P3.1. Teori Pengenalan Turbo Assembler Struktur Program...

Daftar Isi. Daftar Isi Pertemuan 3: Pengenalan TASM P3.1. Teori Pengenalan Turbo Assembler Struktur Program... Daftar Isi Daftar Isi... 1 Pertemuan 3: Pengenalan TASM... 2 P3.1. Teori... 3 Pengenalan Turbo Assembler... 3 Struktur Program... 4 Membuat Program Menggunakan TASM... 6 Variabel... 8 Addressing Modes...

Lebih terperinci

BELAJAR BAHASA ASSEMBLY DENGAN EMU8086

BELAJAR BAHASA ASSEMBLY DENGAN EMU8086 BELAJAR BAHASA ASSEMBLY DENGAN EMU8086 oleh Agfianto Eko Putra (c) 2005 KATA PENGANTAR Terima kasih saya ucapkan pertama ke hadirat Alloh Aza wa Jalla yang telah memberikan begitu banyak kesempatan dan

Lebih terperinci

Bab 1. Pemrograman dan Bahasa Rakitan. 1.1 Pendahuluan

Bab 1. Pemrograman dan Bahasa Rakitan. 1.1 Pendahuluan Bab 1 Pemrograman dan Bahasa Rakitan 1.1 Pendahuluan Komputer dalam melaksanakan tugasnya tidak dapat dipisahkah dari peralatan lainnya yang mendukung kegiatan kerja komputer secara menyeluruh. Di samping

Lebih terperinci

Mikroprosesor. Bab 3: Arsitektur Mikroprosesor. INTEL 8086 Generasi Awal Prosesor PENTIUM. Arsitektur Mikroprosesor 1

Mikroprosesor. Bab 3: Arsitektur Mikroprosesor. INTEL 8086 Generasi Awal Prosesor PENTIUM. Arsitektur Mikroprosesor 1 Mikroprosesor Bab 3: Arsitektur Mikroprosesor Generasi Awal Prosesor PENTIUM Arsitektur Mikroprosesor 1 20 bit Arsitektur Mikroprosesor 16 bit Register Antrian (FIFO) Arsitektur Mikroprosesor 2 Prosesor

Lebih terperinci

Eksplorasi Prosesor 8086 Dengan Program DEBUG

Eksplorasi Prosesor 8086 Dengan Program DEBUG dapat digunakan untuk mengeksplorasi keluarga prosesor 8086 termasuk PENTIUM pada PC telah disertakan setiapkali user melakukan instalasi WINDOWS Untuk menjalankan DEBUG, click Start-Run, kemudian ketik

Lebih terperinci

Modul Kuliah Bahasa Rakitan. Harry Witriyono, M.Kom. I. Bahasa Rakitan, Microprocessor dan Bilangan

Modul Kuliah Bahasa Rakitan. Harry Witriyono, M.Kom. I. Bahasa Rakitan, Microprocessor dan Bilangan Modul Kuliah Bahasa Rakitan Oleh : I. Bahasa Rakitan, Microprocessor dan Bilangan 1. Bahasa Rakitan dan Posisinya dengan Bahasa Lain. Manusia dapat melakukan interaksi secara efektif dengan menggunakan

Lebih terperinci

ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER. rsp oak informatika

ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER. rsp oak informatika ORGANISASI DAN ARSITEKTUR KOMPUTER rsp oak informatika 1 Microprocessor Intel 80x86 rsp oak informatika 2 Central Processing Unit (CPU) CPU merupakan eupa a prosesor untuk memproses data Terpusat (central)

Lebih terperinci

Mata Kuliah : Bahasa Rakitan Materi ke-3

Mata Kuliah : Bahasa Rakitan Materi ke-3 Mata Kuliah : Bahasa Rakitan Materi ke-3 Struktur Register REGISTER Register adalah sebagian kecil memory komputer yang dipakai i untuk tempatt penampungan dt data. Data yang terdapat dalam register dapat

Lebih terperinci

KALKULATOR ASSEMBLY Lutfi Budi Ilmawan

KALKULATOR ASSEMBLY Lutfi Budi Ilmawan KALKULATOR ASSEMBLY Lutfi Budi Ilmawan 1. Analisis Kebutuhan Awal Penggunaan aplikasi kalkulator dengan menggunakan bahasa assembly sesuai dengan kode program yang terlampir membutuhkan operand-operand

Lebih terperinci

BAHASA PEMOGRAMAN AT89S/Cxx (assembly)

BAHASA PEMOGRAMAN AT89S/Cxx (assembly) 1 BAHASA PEMOGRAMAN AT89S/Cxx (assembly) Operand dalam pemograman mikrokontroler adalah data yang tersimpan dalam memory, register dan input/output (I/O). Instruksi yang dikenal secara umum dikelompokan

Lebih terperinci

Diktat Kuliah Organisasi dan Interaksi

Diktat Kuliah Organisasi dan Interaksi Mikroprosesor dan Antarmuka Diktat Kuliah Organisasi dan Interaksi Nyoman Bogi Aditya Karna Sisfo IMelkom bogi@imtelkom.ac.id http://bogi.blog.imtelkom.ac.id Institut Manajemen elkom http://www.imtelkom.ac.id

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER JURUSAN TEKNIK KOMPUTER POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG TK Praktikum Bahasa Rakitan Hand On Lab 4

PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER JURUSAN TEKNIK KOMPUTER POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG TK Praktikum Bahasa Rakitan Hand On Lab 4 Jl Srijaya Negara Bukit Besar Palembang 30139, Telpon : +62711 353414 PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER JURUSAN TEKNIK KOMPUTER POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA PALEMBANG TK Praktikum Bahasa Rakitan Hand On Lab

Lebih terperinci

Daftar Isi. Daftar Isi Pertemuan 2: Pengenalan Debug dan Interrupt P2.1. Teori Pengenalan DEBUG... 3

Daftar Isi. Daftar Isi Pertemuan 2: Pengenalan Debug dan Interrupt P2.1. Teori Pengenalan DEBUG... 3 Daftar Isi Daftar Isi... 1 Pertemuan 2: Pengenalan Debug dan Interrupt... 2 P2.1. Teori... 3 Pengenalan DEBUG... 3 Perbedaan Program COM dan EXE... 3 Perintah-perintah Dasar DEBUG... 4 Perintah-perintah

Lebih terperinci

0F9C:0000 9A00009E0F CALL 0F9E:0000 0F9C: PUSH BP 0F9C: E5 MOV BP,SP 0F9C: C0 XOR AX,AX 0F9C:000A 9ACD029E0F CALL 0F9E:02CD

0F9C:0000 9A00009E0F CALL 0F9E:0000 0F9C: PUSH BP 0F9C: E5 MOV BP,SP 0F9C: C0 XOR AX,AX 0F9C:000A 9ACD029E0F CALL 0F9E:02CD Instruksi Mesin µp 8088 Instruksi mesin (machine instruction) adalah instruksi-instruksi yg dapat dikerjakan oleh suatu mikroprosesor. Suatu program bahasa Pascal tidak akan dapat dieksekusi secara langsung

Lebih terperinci

Bahasa Rakitan By Okti Yudhanti Nur K REGISTER

Bahasa Rakitan By Okti Yudhanti Nur K REGISTER REGISTER PENGERTIAN REGISTER Dalam pemrograman dengan bahasa Assembly, mau tidak mau anda harus berhubungan dengan apa yang dinamakan sebagai Register. Lalu apakah yang dimaksudkan dengan register itu

Lebih terperinci

A. Pengertian Assembly

A. Pengertian Assembly A. Pengertian Assembly Bahasa Assembly (Assembler) adalah merupakan salah satu dari sekian banyak bahasapemrograman yang tergolong dalam Bahasa Pemrogaman Tingkat Rendah (Low Level Language) dan hanya

Lebih terperinci

PENGERTIAN REGISTER. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 Tinjauan Umum

PENGERTIAN REGISTER. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 Tinjauan Umum PENGERTIAN REGISTER Dalam pemrograman dengan bahasa Assembly, mau tidak mau anda harus berhubungan dengan apa yang dinamakan sebagai Register. Lalu apakah yang dimaksudkan dengan register itu sebenarnya?.

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM. Praktek Mikroprosesor 1 Job Sheet 2

LAPORAN PRAKTIKUM. Praktek Mikroprosesor 1 Job Sheet 2 LAPORAN PRAKTIKUM Instruksi Aritmatika dan Operasi Logika Praktek Mikroprosesor 1 Job Sheet 2 Nama : DENNY SETIAWAN NIM : 3201311036 Kelas : V B Kelompok : 1 Anggota Kelompok : Denny Setiawan Ranto susilo

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM MIKROPROSESSOR APLIKASI DASAR INSTRUKSI ARITMATIKA DAN OPERASI LOGIK

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM MIKROPROSESSOR APLIKASI DASAR INSTRUKSI ARITMATIKA DAN OPERASI LOGIK LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM MIKROPROSESSOR APLIKASI DASAR INSTRUKSI ARITMATIKA DAN OPERASI LOGIK Disusun oleh : Nama : Yudi Irwanto (021500456) Prodi : Elektronika Instrumentasi Tanggal Praktikum : 6 April

Lebih terperinci

Menggunakan Bahasa Pemrograman Assembly

Menggunakan Bahasa Pemrograman Assembly BAGIAN 1 Tujuan Pembelajaran Umum: 1. Mahasiswa trampil menggunakan bahasa pemrograman assembly Tujuan Pembelajaran Khusus: 1. Mahasiswa memahami konstruksi program assembly 2. Mahasiswa memahami proses

Lebih terperinci

PERCOBAAN 3 INSTRUKSI ARITMATIK DAN LOGIK. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

PERCOBAAN 3 INSTRUKSI ARITMATIK DAN LOGIK. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY PERCOBAAN 3 INSTRUKSI ARITMATIK DAN LOGIK Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id Tujuan dari percobaan ini adalah untuk membiasakan diri dengan berbagai instruksi aritmatik

Lebih terperinci

INTRUKSI-INTRUKSI BAHASA PEMROGRAMAN ASSEMBLY

INTRUKSI-INTRUKSI BAHASA PEMROGRAMAN ASSEMBLY INTRUKSI-INTRUKSI BAHASA PEMROGRAMAN ASSEMBLY Mubtasir Buleganteng94@gmail.com Abstrak Program yang ditulis dengan bahasa Assembly terdiri dari label, kode mnemonic dan lain sebagainya, pada umumnya dinamakan

Lebih terperinci

Simple As Possible (SAP) - 2. Abdul Syukur

Simple As Possible (SAP) - 2. Abdul Syukur Simple As Possible (SAP) - 2 Abdul Syukur abdulsyukur@eng.uir.ac.id http://skurlinux.blogspot.com 053740514 Arsitektur Komputer SAP-2 Persamaan dengan SAP-1 : Sama-sama komputer bit. Kesamaan ini dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI LANDASAN TEORI 2.1 Bahasa-Bahasa Komputer Pemakaian Komputer dewasa ini telah sedemikian pesatnya sejalan dengan kemajuan teknologi Komputer itu sendiri. Berbagai bidang seperti Industri,

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN BAHASA RAKITAN

PEMROGRAMAN BAHASA RAKITAN BUKU AJAR PEMROGRAMAN BAHASA RAKITAN oleh : Adian Fatchur Rochim, ST, MT Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknik Universitas Diponegoro 2009 KATA PENGANTAR Puji syukur dipanjatkan kehadirat Allah

Lebih terperinci

Simple As Possible (SAP) - 2. Abdul Syukur

Simple As Possible (SAP) - 2. Abdul Syukur Simple As Possible (SAP) - 2 Abdul Syukur abdulsyukur@eng.uir.ac.id http://skurlinux.blogspot.com 053740514 Arsitektur Komputer SAP-2 Persamaan dengan SAP-1 : Sama-sama komputer bit. Kesamaan ini dapat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM MIKROPROSESSOR INSTRUKSI PERCABANGAN DAN LOOP

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM MIKROPROSESSOR INSTRUKSI PERCABANGAN DAN LOOP LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM MIKROPROSESSOR INSTRUKSI PERCABANGAN DAN LOOP Disusun oleh Nama : Yudi Irwanto NIM : 021500456 Prodi : Elektronika Instrumentasi Tanggal Praktikum : 28 April 2017 Asisten : Rokhmat

Lebih terperinci

Pada pembahasan kali ini, digunakan instruksi MOV untuk menjelaskan mode pengalamatan data. Format penulisannya adalah :

Pada pembahasan kali ini, digunakan instruksi MOV untuk menjelaskan mode pengalamatan data. Format penulisannya adalah : Pada pembahasan kali ini, digunakan instruksi MOV untuk menjelaskan mode pengalamatan data. Format penulisannya adalah : MOV Reg2,Reg1 MOV disebut sebagai opcede Reg1 dan Reg2 disebut sebagai operand Reg1

Lebih terperinci

Diktat Kuliah Instruksi dan Segmentasi

Diktat Kuliah Instruksi dan Segmentasi Mikroprosesor dan Antarmuka Diktat Kuliah Instruksi dan Segmentasi Nyoman Bogi Aditya Karna Sisfo IMTelkom bogi@imtelkom.ac.id http://bogi.blog.imtelkom.ac.id Institut Manajemen Telkom http://www.imtelkom.ac.id

Lebih terperinci

NAMA : FATIH SILMI MHD NIM : BAHASA MESIN DI DALAM DEBUG.COM

NAMA : FATIH SILMI MHD NIM : BAHASA MESIN DI DALAM DEBUG.COM NAMA : FATIH SILMI MHD NIM : 100402005 TUGAS SISTEM MIKROPROSESSOR BAHASA MESIN DI DALAM DEBUG.COM 1. Buatlah proam sesuai denan modul yan ada pada halaman 3 : a. Mencetak Bilanan Biner Cara Kerja : a

Lebih terperinci

Pemrograman Assembler dengan Debug

Pemrograman Assembler dengan Debug Pemrograman Assembler dengan Debug dadang mulyana 2012 1 Implementasi bahasa assembly bisa menggunakan 2 cara: 1. Menggunakan Debug 2. Pemrograman dengan Software Assembler dadang mulyana 2012 2 1 Debug

Lebih terperinci

PETA MEMORI MIKROPROSESOR 8088

PETA MEMORI MIKROPROSESOR 8088 1. Bagan Dasar µp 8088 PETA MEMORI MIKROPROSESOR 8088 Gambar 1. Bagan Dasar µp 8088 Elemen didalam mikroprosesor adalah : CU (Control Unit) adalah manajer dari semua unit. CU mengatur keselarasan kerja

Lebih terperinci

Assembly. Pemrograman Bahasa Assembly. Referensi dan Tutorial. Assembly

Assembly. Pemrograman Bahasa Assembly. Referensi dan Tutorial. Assembly Assembly Assembly Pemrograman Bahasa Assembly Buku ini merupakan suatu referensi maupun tutorial untuk mendalami bahasa assembly. Organisasi dan Arsitektur Komputer merupakan prasyarat utema yang harus

Lebih terperinci

PERTEMUAN SET INSTRUKSI MIKROKONTROLER AT 89C51

PERTEMUAN SET INSTRUKSI MIKROKONTROLER AT 89C51 PERTEMUAN SET INSTRUKSI MIKROKONTROLER AT 89C51 Pendahuluan Dalam materi sebelumnya sudah di bahas untuk menjalankan suatu tugas maka mikrokontroler 89C51 membutuhkan sebuah program yang terdiri dari susunan

Lebih terperinci

Microcontroller: Bahasa Pemrograman Assembly 8051

Microcontroller: Bahasa Pemrograman Assembly 8051 Microcontroller: Bahasa Pemrograman Assembly 8051 Oleh: Ali Sofyan Kholimi Universitas Muhammadiyah Malang E-Mail / IM: kholimi@gmail.com Blog: http://kholimi-id.blogspot.com Tujuan Belajar Mendaftar register

Lebih terperinci

BAB 3 Pemrograman Zilog Z80 Lanjutan

BAB 3 Pemrograman Zilog Z80 Lanjutan BAB 3 Pemrograman Zilog Z8 Lanjutan Buku: Bahasa Oleh : Setiawardhana Bahasa Assembly (Buku( Komputer 3) oleh : Son Kuswadi Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Pokok Bahasan Addressing Mode? FLAG? Instruksi

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN 8085 Kelompok Instruksi Email : salahuddin_ali@ymail.com salahuddin.ali00@gmail.comali00@gmail Web Site : www.salahuddinali.com Kelompok Instruksi Transfer Data MOV MVI transfer data transfer

Lebih terperinci

Bahasa Rakitan PENGERTIAN REGISTER

Bahasa Rakitan PENGERTIAN REGISTER PENGERTIAN REGISTER Dalam pemrograman dengan bahasa Assembly, mau tidak mau anda harus berhubungan dengan apa yang dinamakan sebagai register. Lalu apakah yang dimaksud dengan register itu sebenarnya?

Lebih terperinci

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer SAP-2

DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer SAP-2 DCH1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer SAP-2 1 11/20/2016 1 Setelah mengikuti perkuliahan ini mahasiswa dapat: Memahami Arsitektur SAP-2. Menjelaskan cara kerja SAP-2. Menjelaskan instruksi-instruksi

Lebih terperinci

Mengenal bahasa assembly

Mengenal bahasa assembly Mengenal bahasa assembly adiatma adiatma@raharja.info Abstrak Komputer adalah mesin penghitung elektronik yang cepat dan dapat menerima informasi input digital, kemudian memprosesnya sesuai dengan program

Lebih terperinci

BAHASA PEMROGRAMAN MIKROKOMPUTER

BAHASA PEMROGRAMAN MIKROKOMPUTER BAHASA MESIN BAHASA PEMROGRAMAN MIKROKOMPUTER PROGRAM BAHASA MESIN Sebuah program diperlukan saat mikrokomputer digunakan untuk melaksanakan sederetan operasi (menghitung, memasukkan dan mengeluarkan data)

Lebih terperinci

Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer

Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer Tahun Akademik 2015/2016 Semester I DIG1B3 Konfigurasi Perangkat Keras Komputer SAP-2 Mohamad Dani (MHM) E-mail: mohamad.dani@gmail.com Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Telkom

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS ISLAM MALANG. Pemrograman. Bahasa Assembly. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST.,MT

FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS ISLAM MALANG. Pemrograman. Bahasa Assembly. Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST.,MT FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS ISLAM MALANG Pemrograman Bahasa Assembly Muhammad Taqiyyuddin Alawiy, ST.,MT BAB I BILANGAN 1.1. BERBAGAI JENIS BILANGAN Didalam pemrograman dengan bahasa assembler,

Lebih terperinci

BAB 3 UNIT KONTROL. Universitas Gadjah Mada 1

BAB 3 UNIT KONTROL. Universitas Gadjah Mada 1 BAB 3 UNIT KONTROL Unit kontrol bertanggung jawab atas terbentuknya operasi yang sesuai dengan instruksi yang terdapat pada program. Eksekusi instruksi dilakukan satu persatu, dimulai dari awal program,

Lebih terperinci

S to. IlmuKomputer.Com

S to. IlmuKomputer.Com Pemrograman Bahasa Assembly S to sto@poboxes.com IlmuKomputer.Com Pemrograman Dengan Bahasa Assembly Edisi Online Versi 1.0 Penulis : S to Editor : Arif Nopi 1 KATA PENGANTAR Walaupun bahasa tingkat tinggi

Lebih terperinci

Mikroprosesor. Pertemuan 8. By: Augury

Mikroprosesor. Pertemuan 8. By: Augury Mikroprosesor Pertemuan 8 By: Augury augury@pribadiraharja.com Sinyal pada Mode Maksimum Status siklus bus Status siklus bus ( S0, S1, S2 ) Sinyal ini merupakan keluaran yang akan diberikan oleh IC lain

Lebih terperinci

SISTEM KERJA MIKROPROSESOR

SISTEM KERJA MIKROPROSESOR 1 SISTEM KERJA MIKROPROSESOR Percobaan I Tujuan Percobaan 1. Mempelajari hubungan bahasa tingkat rendah dengan arsitektur mikroprosesor. 2. Memahami konsep pemograman modular dan pengolahan data dalam

Lebih terperinci

J. Informatika AMIK-LB Vol.1 No.2 /Mei/2013

J. Informatika AMIK-LB Vol.1 No.2 /Mei/2013 PERANGKAT LUNAK PEMBELAJARAN OPERASI ARITMATIKA PADA MIKROPROSESOR INTEL 8088/8086 DENGAN METODE CBT (Computer Based Training) Oleh SITI MUSTAWA Dosen Prodi Manajemen Informatika, AMIK Labuhanbatu Rantauprapat,

Lebih terperinci

PERTEMUAN SET INSTRUKSI MIKROKONTROLER AT 89C51

PERTEMUAN SET INSTRUKSI MIKROKONTROLER AT 89C51 PERTEMUN SET INSTRUKSI MIKROKONTROLER T 89C5 PERTEMUN SET INSTRUKSI MIKROKONTROLER T 89C5 Pendahuluan Dalam materi sebelumnya sudah di bahas untuk menjalankan suatu tugas maka mikrokontroler 89C5 membutuhkan

Lebih terperinci

LAB SHEET 4 OPERASI LOGIKA

LAB SHEET 4 OPERASI LOGIKA LAB SHEET 4 OPERASI LOGIKA A. TUJUAN. Dapat menjalankan program operasi logika serta mengecek isi setiap register yang digunakan. B. TUJUAN. Dapat menjalankan program operasi logika serta mengecek isi

Lebih terperinci

Mode Pengalamatan. Sistem Komputer Universitas Gunadarma

Mode Pengalamatan. Sistem Komputer Universitas Gunadarma Mode Pengalamatan Sistem Komputer Universitas Gunadarma Mode Pengalamatan Data Gambar 3.1 Intruksi MOV yang menggambarkan sumber, tujuan dan aliran data. Gambar 3.2 menggambarkan semua variasi yang mungkin

Lebih terperinci

Instruksi Mikroprosesor. Mode Pengalamatan-Jenis[1]

Instruksi Mikroprosesor. Mode Pengalamatan-Jenis[1] Mikroprosesor dan Antarmuka Instruksi Mikroprosesor Oleh. Junartho Halomoan (juned_new@yahoo.com) Mode Pengalamatan-Jenis[1] LOGO Addressing Mode / Mode Penglamatan : adalah cara, bagaimana 8088 dapat

Lebih terperinci

Assembly Basic Programming. By. Rita Wiryasaputra,ST., M. Cs Universitas Indo Global Mandiri 2012

Assembly Basic Programming. By. Rita Wiryasaputra,ST., M. Cs Universitas Indo Global Mandiri 2012 Assembly Basic Programming By. Rita Wiryasaputra,ST., M. Cs Universitas Indo Global Mandiri 2012 Memulai Bahasa Rakitan Untuk membuat pemrograman bhs rakitan diperlukan compiler dlm hal ini adalah TASM

Lebih terperinci

Memori Semikonduktor

Memori Semikonduktor Memori Semikonduktor Tiga jenis yang umum digunakan saat ini adalah: 1. Memori semi konduktor yang memakai teknologi LSI (Large-scale integration), adalah istilah teknis dalam bahasa Inggris di bidang

Lebih terperinci

Pertemuan 4 OPERATOR DAN STATEMEN I/O

Pertemuan 4 OPERATOR DAN STATEMEN I/O Pertemuan 4 OPERATOR DAN STATEMEN I/O 4.1 OPERATOR Operator adalah symbol yang biasa dilibatkan dalam program untuk melakukan sesuatu operasi atau manipulasi. 4.1.1 OPERATOR PENUGASAN Operator Penugasan

Lebih terperinci

Arsitektur SAP-2 W BUS ACKNOWLEDGE HEXADECIMAL KEYBOARD ENCODER ACCUMULATOR INPUT PORT 1 ALU FLAGS READY INPUT PORT 2 SERIAL IN PROGRAM COUNTER TMP

Arsitektur SAP-2 W BUS ACKNOWLEDGE HEXADECIMAL KEYBOARD ENCODER ACCUMULATOR INPUT PORT 1 ALU FLAGS READY INPUT PORT 2 SERIAL IN PROGRAM COUNTER TMP W BUS ACKNOWLEDGE HEXADECIMAL KEYBOARD ENCODER 16 ACCUMULATOR INPUT PORT 1 READY SERIAL IN 0 7 INPUT PORT 2 ALU 2 FLAGS PROGRAM COUNTER 16 TMP MAR 16 B 16 64 K MEMORY C Arsitektur SAP-2 MDR OUTPUT PORT

Lebih terperinci

Sistem Bilangan & Dasar Assembler Dadang Mulyana

Sistem Bilangan & Dasar Assembler Dadang Mulyana Mata Kuliah : Bahasa Rakitan Materi ke-2 Sistem Bilangan & Dasar Assembler Dadang Mulyana SISTEM BILANGAN Sistem Bilangan Desimal Sistem Bilangan Biner Sistem Bilangan Oktal Sistem Bilangan Heksadesimal

Lebih terperinci

MAKALAH REGISTER. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Semester 3 Jurusan D3 Teknik Elektro Dengan Mata Kuliah Sistem Digital & Mikroprosessor

MAKALAH REGISTER. Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Semester 3 Jurusan D3 Teknik Elektro Dengan Mata Kuliah Sistem Digital & Mikroprosessor MAKALAH REGISTER Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pada Semester 3 Jurusan D3 Teknik Elektro Dengan Mata Kuliah Sistem Digital & Mikroprosessor Disusun Oleh : Nisvi Fatimah 2213030006 INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH

Lebih terperinci

MEMULAI MEMPROGRAM DI DOS. Struktur Assambler. Menggunakan Debug dari DOS

MEMULAI MEMPROGRAM DI DOS. Struktur Assambler. Menggunakan Debug dari DOS MEMULAI MEMPROGRAM DI DOS Tools yang perlu digunakan: Sistem operasi Microsoft DOS yang dilengkapi dengan debug.exe atau debug.com Turbo Assembler (TASM) atau Microsfot Macro Assembler (MASM) Turbo debugger

Lebih terperinci

Agus Haryawan - Politama Surakarta

Agus Haryawan - Politama Surakarta BUKU PEGANGAN KULIAH oleh: Agus Haryawan, S.T. Jurusan Teknik Komputer DIII / Semester IV (Dipakai untuk kalangan sendiri) POLITEKNIK PRATAMA MULIA SURAKARTA 2007 Jln. Haryo Panular No. 18A Solo, Telp.

Lebih terperinci

Bahasa rakitan/assembly Language

Bahasa rakitan/assembly Language Bahasa rakitan/assembly Language Tata Sumitra M.Kom Website: www.tatasumitra.com Email: ttsumitra@gmail.com Penilaian Absen 10 % + Tugas 20 % +Mid 30% + UAS 40% = NA 100 % 80 < NA

Lebih terperinci

LAB SHEET 3 OPERASI ARITMATIKA

LAB SHEET 3 OPERASI ARITMATIKA LAB SHEET 3 OPERASI ARITMATIKA A. TUJUAN 1. Dapat menjalankan program operasi aritmatika serta mengecek isi setiap register yang digunakan. B. BAHAN DAN ALAT 1. Lembar tugas 2. Sofware Z80 Simulator IDE

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah: BAHASA RAKITAN Jurusan / Jenjang / Kode / SKS : SI / D3 / KK /2

SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah: BAHASA RAKITAN Jurusan / Jenjang / Kode / SKS : SI / D3 / KK /2 SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata Kuliah: BAHASA RAKITAN Jurusan / Jenjang / Kode / SKS : SI / D3 / KK-13223 /2 Minggu Pokok Bahasan dan TIU 1 Pendahuluan 1. Karakteristik Bahasa Rakitan 1.1. Posisi Bahasa

Lebih terperinci

Materi 3. Komponen Mikrokomputer SYSTEM HARDWARE DAN SOFTWARE DADANG MULYANA

Materi 3. Komponen Mikrokomputer SYSTEM HARDWARE DAN SOFTWARE DADANG MULYANA Materi 3 SYSTEM HARDWARE DAN SOFTWARE DADANG MULYANA dadang mulyana 2012 1 Komponen Mikrokomputer Video display (jenis dan resolusi) Keyboard Drive Disk Unit system Prosessor Pendukung dadang mulyana 2012

Lebih terperinci

Diktat Kuliah Instruksi Mesin

Diktat Kuliah Instruksi Mesin Mikroprosesor dan Antarmuka Diktat Kuliah Instruksi Mesin Nyoman Bogi Aditya Karna Sisfo IMTelkom bogi@imtelkom.ac.id http://bogi.blog.imtelkom.ac.id Institut Manajemen Telkom http://www.imtelkom.ac.id

Lebih terperinci

Karakteristik Instruksi Mesin

Karakteristik Instruksi Mesin PERTEMUAN Karakteristik Instruksi Mesin Instruksi mesin (machine intruction) yang dieksekusi membentuk suatu operasi dan berbagai macam fungsi CPU. Kumpulan fungsi yang dapat dieksekusi CPU disebut set

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM SISTEM OPERASI PRAKTIKUM I MODEL PEMROGRAMAN 1

MODUL PRAKTIKUM SISTEM OPERASI PRAKTIKUM I MODEL PEMROGRAMAN 1 MODUL PRAKTIKUM SISTEM OPERASI PRAKTIKUM I MODEL PEMROGRAMAN 1 A. Tujuan Pada akhir praktikum ini, peserta dapat: 1. Memahami komponen arsitektur komputer tingkat bawah. 2. Menggunakan simulator untuk

Lebih terperinci