ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga"

Transkripsi

1 PENDAHULUAN Latar Belakang Upaya peningkatan produksi perikanan budidaya terus dilakukan melalui kegiatan intensifikasi tambak (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2012). Kegiatan ini menuntut praktik budidaya dengan kepadatan yang tinggi serta penggunaan pakan dalam jumlah besar (Murtiati, 1998). Akan tetapi, muncul masalah kualitas air yang cukup serius karena meningkatnya konsentrasi Total Amonia Nitrogen (NH 3 +NH + 4 ) dalam perairan tambak akibat kegiatan intensifikasi tersebut. Menurut Yuniasari (2009) Total Amonia Nitrogen (TAN) dalam lingkungan budidaya merupakan hasil akhir dari penguraian protein oleh ikan. Selain itu, TAN juga dapat berasal dari hasil dekomposisi bahan-bahan organik maupun hasil ekskresi dari hewan-hewan akuatik (Alonso et al., 2009). Amonia (NH 3 ) yang merupakan bagian dari Total Amonia Nitrogen (TAN) dapat menjadi ancaman bagi kelangsungan hidup organisme budidaya, apabila terakumulasi dalam perairan budidaya hingga melampaui ambang batas toleransi organisme budidaya tersebut. Berdasarkan laporan Canadian Council of Ministers of the Environment (2010) LC 50 amonia pada rentang waktu 24 sampai dengan 96 jam berkisar antara 1,10 22,8 ppm untuk invertebrata dan 0,56 2,37 ppm untuk ikan. Pada konsentrasi 0,04 ppm, amonia juga dapat mengakibatkan mortalitas pada 5% populasi budidaya ikan dan dapat menghambat proses pertumbuhan 20% dari populasi tersebut (Environment Canada, 1999). Oleh karena itu, pengendalian Total Amonia Nitrogen (TAN) dalam perairan budidaya sangat perlu dilakukan agar proses budidaya dapat berjalan dengan optimal. Saat ini metode yang paling umum digunakan untuk mengendalikan konsentrasi Total Amonia Nitrogen dalam perairan budidaya adalah melalui pengendalian konsentrasi nitrogen anorganik dengan bantuan mikroorganisme (Philips et al., 2002). Metode lain yang juga dilakukan baik secara fisika, kimia maupun biologi di antaranya adalah sistem ammonia stripping dengan tekanan, presipitasi magnesium-ammonium-posfat, SHARON (Single Reactor High

2 Activity Ammonia Removal over Nitrite) dan ANNAMOX (Anaerobic Ammonium Oxidation) (Gu et al., 2007). Akan tetapi metode-metode tersebut membutuhkan waktu yang relatif lebih panjang serta memerlukan syarat yang cukup rumit (Brune et al., 2003). Penggunaan rumput laut sebagai biofilter dalam pengendalian Total Amonia Nitrogen sekaligus sebagai shelter terhadap sinar matahari dan hasil produksi sampingan sedang dikembangkan saat ini (Widyorini, 2010). Rumput laut yang paling sering digunakan sebagai biofilter adalah Gracilaria sp.. Menurut Komarawidjaja (2005) Gracilaria sp. memiliki daya akumulasi yang tinggi terhadap nitrogen. Selain itu, Gracilaria sp. memiliki tingkat toleransi yang tinggi terhadap faktor-faktor lingkungan dan lebih efisien (Hendrajat dkk., 2010). Penggunaan Gracilaria sp. sebagai biofilter terhadap Total Amonia Nitrogen dalam perairan budidaya memakan waktu yang relatif lama. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Izzati (2010), penyerapan ion amonium (NH + 4 ) dalam perairan oleh Gracilaria sp. baru dapat dilihat pengaruhnya kurang lebih 10 hari. Oleh karena itu, dibutuhkan kombinasi Gracilaria sp. dengan bahan lain agar proses penyerapan amonium dapat berlangsung lebih cepat, sehingga konsentrasi Total Amonia Nitrogen dapat berkurang lebih cepat. Sejauh ini, bahan yang paling sering digunakan dalam pengendalian bahan pencemar adalah zeolit. Zeolit merupakan mineral aluminosilikat yang sering digunakan sebagai penyaring molekul, penukar kation, serta katalis (Li et al., 2013). Selain itu, zeolit telah digunakan sebagai adsorben untuk meminimalisir konsentrasi amonium dalam air (Penn et al., 2010). Adsorpsi ion amonium (NH + 4 ) oleh zeolit yang dilakukan dalam waktu yang relatif lebih singkat (Supriyono dkk., 2007) membuat zeolit menjadi salah satu bahan yang dapat dikombinasikan dengan biofilter Gracilaria sp. untuk mengurangi konsentrasi Total Amonia Nitrogen (TAN) dalam perairan budidaya. Perumusan Masalah Apakah kombinasi biofilter Gracilaria sp. dan zeolit dapat mempengaruhi penurunan konsentrasi Total Amonia Nitrogen terlarut?

3 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi biofilter Gracilaria sp. dan zeolit terhadap penurunan konsentrasi Total Amonia Nitrogen terlarut. Manfaat Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan mengenai pengaruh kombinasi biofilter Gracilaria sp. dan zeolit terhadap penurunan konsentrasi Total Amonia Nitrogen terlarut. METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama tujuh hari pada bulan Desember 2014 di Lingkungan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya. Proses pengujian konsentrasi amonium dilakukan di Laboratorium Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. Materi Penelitian Peralatan yang digunakan antara lain 30 unit akuarium berukuran (40x20x25) cm, ph meter, refraktometer, spektrofotometer merek Spectro Health HSP 788, thermometer, timbangan analitik, DO kits, kuvet, tabung reaksi, gelas ukur, baker glass, oven, pestle dan mortar, blender, aluminium foil, planktonnet kertas saring, corong dan pengaduk kaca. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah rumput laut Gracilaria sp. berumur kurang lebih satu bulan yang dibeli dari Petani Tambak Rumput Laut Gracilaria sp. di Kelurahan Medokan Ayu, Kecamatan Rungkut-Surabaya, zeolit alam (klinoptilolit) komersial berdiameter 0,5-4 cm yang dibeli dari pedagang di Pasar Ikan Gunung Sari, air laut, akuades, amonium hidroksida atau amonia cair (NH 4 OH) 20%, alkohol 70%, NaOH, dan reagen Nessler. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. Rancangan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan pola

4 faktorial, yang terdiri dari dua faktor, yaitu Gracilaria sp. dan zeolit. Gracilaria sp. terdiri atas tiga taraf yaitu 0, 2,5 dan 5 gram/l, sementara zeolit terdiri atas lima taraf, yaitu 0, 5, 10, 15 dan 20 gram/l. Total perlakuan pada penelitian ini berjumlah lima belas perlakuan dengan dua kali pengulangan. Prosedur Kerja Penelitian ini dilakukan dengan memberikan perlakuan kombinasi Gracilaria sp. sebanyak 0, 2,5 dan 5 gram/l dan zeolit sebanyak 0, 5, 10, 15 dan 20 gram/l tiap perlakuan. dimasukkan ke dalam tiap akuarium yang sebelumnya sudah diisi air dengan volume 10 liter bersalinitas 23 ppt dengan kandungan Total Amonia Nitrogen (TAN) 1 ppm. Persiapan Media Penelitian Akuarium dengan ukuran (40x20x25) cm diisi dengan air laut yang telah dicampur dengan akuades hingga mencapai salinitas 23 ppt sebanyak 10 liter. Kemudian dimasukkan NH 4 OH hingga mencapai konsentrasi 1 ppm. Perlakuan kombinasi dimasukkan ke dalam akuarium, yang mana Gracilaria sp. sebanyak 0, 2,5 dan 5 gram/l dan zeolit sebanyak 0, 5, 10, 15 dan 20 gram/l pada tiap akuarium sesuai rancangan percobaan. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama tujuh hari. Sistem pemeliharaan Gracilaria sp. dilakukan secara outdoor. Pengujian terhadap konsentrasi amonium pada tiap perlakuan dilakukan tiap hari selama tujuh hari, demikian pula dengan pengukuran suhu, DO, ph dan salinitas. Perhitungan Konsentrasi Total Amonia Nitrogen (TAN) Perhitungan konsentrasi Total Amonia Nitrogen (TAN) dilakukan dengan pengujian absorbansi amonium pada tiap perlakuan dengan metode Nessler. Sampel diambil sebanyak 3 ml kemudian dicampur dengan reagen nessler sebanyak 0,06 ml dan didiamkan selama kurang lebih 10 menit. Sampel tersebut kemudian dimasukkan ke dalam kuvet dan diamati absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer-uv pada panjang gelombang 425 nm.

5 Penentuan konsentrasi amonium dilakukan dengan pembuatan kurva standar amonium. Kurva standar amonium ini dibuat dengan larutan standar TAN (Total Amonia Nitrogen) dari stok amonia cair (NH 4 OH) 20% dengan konsentrasi 0, 0,1, 0,2,, 1 ppm. Larutan standar tersebut kemudian diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 425 nm. Nilai konsentrasi Total Amonia Nitrogen (TAN) diperoleh dengan menjumlahkan konsentrasi amonium (NH + 4 ) dan amonia (NH 3 ) melalui konversi konsentrasi amonium ke amonia dalam rumus yang termaktub di dalam Aqueous Ammonia Equilibrium-Tabulation of Percent Un-Ionized Ammonia oleh Thurston et al. (1979). Perhitungan Konsentrasi Nitrogen Perhitungan konsentrasi nitrogen dilakukan dengan pengukuran absorbansi kandungan protein pada rumput laut Gracilaria sp. dengan menggunakan metode UV-Absorption 280/260 nm. Ekstraksi protein dari rumput laut dilakukan dengan menggunakan pelarut NaOH 0,7N sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Darmawan (2009). Rumput laut digerus dengan menggunakan pestle dan mortar, kemudian sebanyak 2 gram rumput laut yang telah digerus dilarutkan ke dalam NaOH 0,7N. Campuran rumput laut dan NaOH 0,7N tersebut kemudian dimasukkan ke dalam oven selama 90 menit dengan suhu 50 o C. Campuran tersebut disaring dengan menggunakan kertas saring dan diambil filtratnya. Filtrat tersebut kemudian diukur absorbansinya pada 280 nm dan 260 nm. Kadar protein dari rumput laut Gracilaria sp. dapat dihitung dari absorbansi tersebut dengan rumus: Kadar Protein (mg/ml) = (1,55 x A 280 ) (0,76 x A 260 ) Dimana: A280 = Absorbansi sampel pada panjang gelombang 280 nm. A260 = Absorbansi sampel pada panjang gelombang 260 nm.

6 Perhitungan konsentrasi nitrogen dilakukan dengan menggunakan rumus sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Diniz et al. (2011): AA-Res = TN x N-Prot Factor Dimana: AA-Res = Kadar protein (mg/ml) TN = Total nitrogen (mg/ml) N-Prot Factor = Faktor konversi nitrogen-protein Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Laurenco et al. (2002) faktor konversi nitrogen-protein untuk jenis rumput laut Gracilaria sp. adalah 5,40. Parameter Penelitian Parameter yang diukur terdiri atas parameter utama dan parameter penunjang. Parameter utama dari penelitian ini adalah konsentrasi Total Amonia Nitrogen pada tiap perlakuan. Sementara itu parameter penunjang dari penelitian ini adalah suhu, ph, DO dan salinitas media air selama penelitian berlangsung. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Konsentrasi Total Amonia Nitrogen (TAN) Berdasarkan hasil pengujian dari tiap perlakuan, diketahui bahwa rata-rata penurunan konsentrasi Total Amonia Nitrogen tiap perlakuan memiliki kisaran antara 0,101 1 ppm. Perlakuan Cc (kombinasi 5 g/l Gracilaria sp. dan 10 g/l zeolit), Cd (kombinasi 5 g/l Gracilaria sp. dan 15 g/l zeolit) dan Ce (kombinasi 5 g/l Gracilaria sp. dan 15 g/l zeolit) menunjukan nilai penurunan konsentrasi rata-rata Total Amonia Nitrogen tertinggi. Kosentrasi Nitrogen Gracilaria sp. Berdasarkan hasil pengujian konsentrasi nitrogen tersebut, diketahui bahwa persentase peningkatan konsentrasi nitrogen pada Gracilaria sp. pada perlakuan Ba sampai dengan Ce berkisar antara 0,368 0,745 %. Rumput laut Gracilaria sp. pada perlakuan Cb (kombinasi 5 g/l Gracilaria sp. dan 5 g/l zeolit) menunjukkan persentase peningkatan konsentrasi nitrogen yang tertinggi.

7 Pengukuran ph, Suhu, DO dan Salinitas Berdasarkan pengukuran selama penelitian berlangsung, kisaran nilai ratarata ph berada pada rentang 7,1-8,4. Sementara itu kisaran nilai rata-rata suhu air selama penelitian berada pada rentang o C. Selain ph dan suhu, kualitas yang lainnya yang juga diukur adalah DO (Dissolved Oxygen) dan salinitas. Nilai rata-rata DO selama penelitian berada pada kisaran nilai 5 8 ppm, sementara nilai salinitas menunjukkan nilai yang tetap, yaitu 23 ppt. Pembahasan Konsentrasi Total Amonia Nitrogen (TAN) Penurunan konsentrasi Total Amonia Nitrogen (TAN) oleh perlakuan secara keseluruhan berkisar antara 0,101 1 ppm. Hasil uji ANOVA juga membuktikan pengaruh yang sangat signifikan untuk penurunan konsentrasi Total Amonia Nitrogen pada tiap perlakuan yang diberikan, p < 0,01. Hal ini membuktikan bahwa perlakuan memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap penurunan konsentrasi Total Amonia Nitrogen terlarut. Penurunan konsentrasi Total Amonia Nitrogen tertinggi terdapat pada perlakuan Cc (kombinasi 5 g/l Gracilaria sp. dan 10 g/l zeolit), Cd (kombinasi 5 g/l Gracilaria sp. dan 15 g/l zeolit) dan Ce (kombinasi 5 g/l Gracilaria sp. dan 20 g/l zeolit). Ketiga perlakuan ini mampu mengeliminasi konsentrasi Total Amonia Nitrogen dalam media air sampai dengan 100% dalam waktu tujuh hari. Penurunan rata-rata konsentrasi Total Amonia Nitrogen yang sangat signifikan ini sesuai dengan pendapat Komarawidjaja (2005), bahwa Gracilaria sp. memiliki daya akumulasi yang tinggi terhadap nitrogen, dengan kata lain berapapun nitrogen yang tersedia di dalam air maka akan terus diabsorpsi oleh Gracilaria sp. dan disimpan di dalam sel thalusnya. Gracilaria sp. membutuhkan unsur hara seperti nitrogen untuk pertumbuhannya, jika unsur hara tersebut tidak terpenuhi maka dapat mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan rumput laut tersebut terhambat (Alamsjah dkk., 2009). Nutrient yang terserap di dalam sel-sel thalus rumput laut ini kemudian akan didegradasi dengan fotosintesis dan diasimilasi menjadi energi (Komarawidjaja, 2005).

8 Sementara itu menurut pendapat Penn et al. (2010) mineral zeolit dapat digunakan untuk meminialisir konsentrasi amonium di dalam air. Hal ini membuat zeolit digunakan untuk membersihkan air kolam ikan yang mempunyai sistem resirkulasi tertutup dengan menyerap bahan polutan, dapat mengurangi kadar amonia sehingga dapat meningkatkan daya tampung kolam (Kuncoro, 2000). Zeolit dapat mengikat ion amonium disebabkan karena zeolite memiliki afinitas terhadap ion amonium (Nguyen, 1998). Perlakuan dengan hasil terbaik dalam penurunan konsentrasi Total Amonia Nitrogen berdasarkan uji jarak berganda Duncan adalah perlakuan Cc (5 g/l biofilter Gracilaria sp. dan 10 g/l zeolit). Hal ini sesuai dengan pendapat Yudha (2009), bahwa semakin meningkat jumlah zeolit yang diberikan, maka semakin memperbesar jumlah pori-pori zeolit untuk menyerap amonium, demkian halnya dengan biofilter Gracilaria sp. yang digunakan. Konsentrasi Nitrogen Gracilaria sp. Persentase peningkatan konsentrasi nitrogen pada Gracilaria sp. pada perlakuan Ba sampai dengan Ce berkisar antara 0,368 0,745 %. Hal ini membuktikan bahwa amonium diabsorpsi oleh Gracilaria sp., bukan karena adanya volatilitas amonia (NH 3 ), sebab menurut pendapat Alamsjah dkk. (2009) Gracilaria sp. memang membutuhkan unsur hara seperti nitrogen, untuk pertumbuhannya. Rumput laut Gracilaria sp. pada perlakuan Cb (kombinasi 5 g/l Gracilaria sp. dan 5 g/l zeolit) menunjukkan persentase peningkatan konsentrasi nitrogen yang tertinggi, yaitu 0,745 ± 0,0002 %. Sementara itu, rumput laut Gracilaria sp. perlakuan Ca menunjukkan peningkatan persentase konsentrasi nitrogen tertinggi kedua, yaitu 0,734 ± 0,0052 %. Seharusnya, rumput laut Gracilaria sp. pada perlakuan Ca memiliki peningkatan konsentrasi nitrogen tertinggi dari semua perlakuan, sebab selain konsentrasi Gracilaria sp. yang tinggi, pada perlakuan Ca juga tidak terdapat zeolit, sehingga persentase peningkatan konsentrasi nitrogennya lebih besar seiring dengan semakin besarnya peluang Gracilaria sp. pada perlakuan tersebut untuk mengabsorpsi amonium.

9 Namun demikian, selisih antara persentase konsentrasi nitrogen pada perlakuan Cb dan Ca hanya sekitar 0,011%, yang masih berada pada rentang kemungkinan terjadinya volatilitas pada amonia (NH 3 ). Pengukuran ph, Suhu, DO dan Salinitas Kisaran nilai ph berada pada rentang nilai 7,1-8,4. Nilai ph cenderung meningkat seiring meningkatnya konesntrasi Gracilaria sp. yang digunakan sebagai biofilter pada tiap perlakuan. Sementara itu, pada perlakuan yang terdapat taraf B dan C dari Gracilaria sp. menunjukkan kecenderungan peningkatan nilai ph seiring meningkatnya konsentrasi Gracilaria sp. yang digunakan. Kisaran nilai ph ini merupakan nilai yang optimal untuk pertumbuhan rumput laut Gracilaria sp.. Menurut pendapat Luning (1990) ph optimal untuk pertumbuhan rumput laut Gracilaria sp. berkisar antara 6-9. Nilai ph yang cenderung meningkat ini diprediksi disebabkan karena menipisnya konsentrasi CO 2 yang ada pada media air sebagai akibat proses fotosintesis dari Gracilaria sp. yang membutuhkan CO 2. Nilai ph air akan semakin meningkat seiring menurunnya konsentrasi CO 2 pada air tersebut. Yuniasari (2009) berpendapat bahwa semakin banyak CO 2 dalam air akan menggeser kesetimbangan karbonat ke arah kanan, sehingga hal ini dapat menurunkan nilai ph yang ada di perairan. CO 2 + H 2 O H HCO 3 Nilai suhu selama pengamatan berlangsung berkisar antara o C. Nilai suhu ini sangat berkaitan erat dengan kondisi suhu lingkungan sekitar. Menurut Aslan (1998) maupun Komarawidjaja (2005) kisaran nilai suhu yang optimal bagi pertumbuhan Gracilaria sp. adalah o C. Hal ini menunjukkan bahwa kisaran nilai suhu pada masa pengamatan masih mendukung pertumbuhan Gracilaria sp. yang digunakan sebagai biofilter. Pada masa pengamatan dari hari ke-1 sampai dengan hari ke-7, nilai DO (Dissolved Oxygen) menunjukkan kisaran konsentrasi antara 5-8 ppm. Perlakuan dengan menggunakan taraf B dan C dari Gracilaria sp. (perlakuan Ba sampai dengan Ce) menunjukkan konsentrasi DO yang tertinggi. Peningkatan konsentrasi

10 DO dapat terlihat hari ke-4 masa pengamatan sampai dengan hari ke-7. Meningkatnya konsentrasi DO terutama pada perlakuan dengan menggunakan taraf B dan C dari Gracilaria sp. ini diperkirakan disebabkan karena oksigen yang dihasilkan oleh Gracilaria sp. selama proses fotosintesis, sehingga oksigen yang dilepaskan oleh rumput laut Gracilaria sp. ini akan terlarut dalam air. Konsentrasi DO pada kisaran ini merupakan kisaran yang optimal bagi keberlangsungan hidup Gracilaria sp.. Hal ini sesuai dengan pendapat Aslan (1998) bahwa konsentrasi DO optimal untuk keberlangsungan hidup Gracilaria sp. berkisar antara 3-8 ppm. Pengukuran salinitas selama masa pengamatan mulai dari hari ke-1 sampai dengan hari ke-7 menunjukkan rentang konsentrasi yang stagnan, yaitu 23 ppt. Konsentasi 23 ppt dari awal sampai dengan akhir pengamatan ini tergolong konsentrasi yang optimal untuk keberlangsungan hidup Gracilaria sp.. Berdasarkan pendapat Komarawidjaja (2005) konsentrasi salinitas yang optimal untuk mendukung keberlangsungan hidup Gracilaria sp. berada pada kisaran konsentrasi antara ppt. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Kombinasi biofilter Gracilaria sp. dan zeolit memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap penurunan konsentrasi Total Amonia Nitrogen (TAN) terlarut. Penurunan konsentrasi Total Amonia Nitrogen (TAN) terlarut oleh ini tercatat memiliki kisaran nilai 0,101 hingga 1 ppm. Perlakuan terbaik guna menurunkan konsentrasi Total Amonia Nitrogen (TAN) terlarut terdapat pada perlakuan Cc (kombinasi 5 g/l biofilter Gracilaria sp. dan 10 g/l zeolit), yang mampu mengeliminasi konsentrasi Total Amonia Nitrogen (TAN) terlarut hingga 100% (1 ppm) dalam waktu tujuh hari. Saran Ditinjau dari hasil penelitian, maka disarankan untuk menggunakan kombinasi 5 g/l biofilter Gracilaria sp. dan 10 g/l zeolit untuk memperoleh penurunan konsentrasi Total Amonia Nitrogen (TAN) terlarut yang terbaik. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang implementasi kombinasi biofilter

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pertumbuhan Mikroalga Laut Scenedesmus sp. Hasil pengamatan pengaruh kelimpahan sel Scenedesmus sp. terhadap limbah industri dengan dua pelakuan yang berbeda yaitu menggunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2 11 METODE PENELITIAN Tempat dan waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Lingkungan Akuakultur, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor untuk pemeliharaan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat Metode Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat Metode Penelitian 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian berjudul Pengujian Biji Pala (Myristica sp.) sebagai Bahan Anestesi Lobster air tawar (Cherax quadricarinatus) dilaksanakan di Laboratorium Bahan Baku dan Industri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Hanura Lampung pada bulan Juli - Agustus 2011. B. Materi Penelitian B.1. Biota Uji Biota

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Data perubahan parameter kualitas air

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 3 Data perubahan parameter kualitas air 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Kualitas Air Kualitas air merupakan faktor kelayakan suatu perairan untuk menunjang kehidupan dan pertumbuhan organisme akuatik yang nilainya ditentukan dalam kisaran

Lebih terperinci

IV METODOLOGI. Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.

IV METODOLOGI. Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya. IV METODOLOGI 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 1 31 Mei 2012 di Laboratorium Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya. 4.2 Materi Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar III. METODE KERJA A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung, Desa Hanura, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi

Lebih terperinci

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan

3 METODE PENELITIAN A2B2 (37;11) A2B1 (37;9) A1B2 (33;11) Tepung ikan 17 3 METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Stasiun Lapang Pusat Studi Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (PSIK IPB) Ancol Jakarta Utara pada bulan Juli Oktober

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2015 di Balai Besar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2015 di Balai Besar III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari - Februari 2015 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung dan Laboratorium Pengelolaan Limbah

Lebih terperinci

IV METODOLOGI PENELITIAN. Bahan penelitian yang akan digunakan adalah S. platensis, pupuk Azolla pinnata,

IV METODOLOGI PENELITIAN. Bahan penelitian yang akan digunakan adalah S. platensis, pupuk Azolla pinnata, IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 di Laboratorium Pendidikan Perikanan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan suatu kolompok eksperimental dengan kondisi perlakuan tertentu

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan suatu kolompok eksperimental dengan kondisi perlakuan tertentu BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat eksperimental, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat dengan cara menggunakan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Tahap 1 Waktu dan Tempat

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Tahap 1 Waktu dan Tempat 41 METODE PENELITIAN Penelitian ini terdiri atas 2 tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian inti. Penelitian pendahuluan terdiri atas 2 tahap yaitu uji nilai kisaran (range value test) dan uji

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian penetapan konsentrasi ammonium dengan metode spektrofotometri

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2015 di Balai Besar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2015 di Balai Besar III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2015 di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung (BBPBL), Laboratorium Pengelolaan Limbah Agroindustri

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Mei - Juni 2014 di Laboratorium Basah Jurusan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Mei - Juni 2014 di Laboratorium Basah Jurusan III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Mei - Juni 2014 di Laboratorium Basah Jurusan Budidaya Perairan Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Alat dan Bahan Alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 :

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - November 2011 : a) Proses Fermentasi di Laboratorium Biokimia Jurusan Biologi Fakultas Sains dan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban

HASIL DAN PEMBAHASAN y = x R 2 = Absorban 5 Kulit kacang tanah yang telah dihaluskan ditambahkan asam sulfat pekat 97%, lalu dipanaskan pada suhu 16 C selama 36 jam. Setelah itu, dibilas dengan air destilata untuk menghilangkan kelebihan asam.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium penelitian jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel kulit

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Berikut ini adalah hasil penelitian dari perlakuan perbedaan substrat menggunakan sistem filter undergravel yang meliputi hasil pengukuran parameter kualitas air dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Uji Akademi Kimia Analisis Penelitian dilakukan bulan Desember 2011 sampai dengan Februari 2012.

Lebih terperinci

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian

3. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian 3. METODOLOGI 3. Waktu dan Tempat Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus tahun 0. Pelaksanaan penelitian bertempat di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan dan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanankan pada bulan Juni 2009 sampai dengan Agustus 2009. Lokasi penelitian bertempat di Laboratorium Lingkungan dan Laboratorium Kesehatan

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian 2.2 Prosedur Kerja Penelitian Pendahuluan Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Selama Pemuasaan II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian Kegiatan penelitian ini terbagi dalam dua tahap yaitu tahap penelitian pendahuluan dan tahap utama. Penelitian pendahuluan meliputi hasil uji kapasitas serap zeolit,

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Penyajian grafik dilakukan berdasarkan variabel konsentrasi terhadap kedalaman dan disajikan untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia 25 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari - Mei 2015 di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE 12 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan, mulai bulan Juli hingga November 2009. Pemeliharaan ikan dilakukan di Kolam Percobaan, Departemen Budidaya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk merubah karakter permukaan bentonit dari hidrofilik menjadi hidrofobik, sehingga dapat meningkatkan kinerja kitosan-bentonit

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2014 bertempat di Laboratorium

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2014 bertempat di Laboratorium III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2014 bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung.

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 BAB III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015 yang meliputi kegiatan di lapangan dan di laboratorium. Lokasi pengambilan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 21 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Kualitas Air Kualitas air merupakan parameter lingkungan yang memegang peranan penting dalam kelangsungan suatu kegiatan budidaya. Parameter kualitas air yang

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat 12 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat Penambahan Berbagai Level Zeolit Sumber Nitrogen Slow Release pada Glukosa Murni secara In Vitro

Lebih terperinci

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton. Ima Yudha Perwira, SPi, Mp Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Plankton Ima Yudha Perwira, SPi, Mp Suhu Tinggi rendahnya suhu suatu badan perairan sangat mempengaruhi kehidupan plankton. Semakin tinggi suhu meningkatkan kebutuhan

Lebih terperinci

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman

Bab V Hasil dan Pembahasan. Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman Gambar V.10 Konsentrasi Nitrat Pada Setiap Kedalaman Dekomposisi material organik akan menyerap oksigen sehingga proses nitrifikasi akan berlangsung lambat atau bahkan terhenti. Hal ini ditunjukkan dari

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Amonia Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh data berupa nilai dari parameter amonia yang disajikan dalam bentuk grafik. Dari grafik dapat diketahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 53 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Mutu Kitosan Hasil analisis proksimat kitosan yang dihasilkan dari limbah kulit udang tercantum pada Tabel 2 yang merupakan rata-rata dari dua kali ulangan.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik FMIPA Universitas Lampung. Penyiapan alga Tetraselmis sp

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian Materi Bahan Bahan yang digunakan untuk budidaya adalah rumput laut S. polycystum yang diambil dari Pantai Karangbolong (Cilacap), NaOH 0,5%,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan dan kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan sampai diperoleh bobot konstan. Rumus untuk perhitungan TSS adalah sebagai berikut: TSS = bobot residu pada kertas saring volume contoh Pengukuran absorbans

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 sampai 30 juli 2014 bertempat di

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 sampai 30 juli 2014 bertempat di III. METODOLOGI A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 sampai 30 juli 2014 bertempat di Laboratorium Jurusan Budidaya Perairan Universitas Lampung. Uji protein dilaksanakan

Lebih terperinci

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic) PENGELOLAAN KUALITAS AIR DALAM KEGIATAN PEMBENIHAN IKAN DAN UDANG Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic) DISSOLVED OXYGEN (DO) Oksigen terlarut ( DO ) adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang

Lebih terperinci

BAB 4. METODE PENELITIAN

BAB 4. METODE PENELITIAN BAB 4. METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama sembilan bulan dari bulan Maret sampai September 2014 di Laboratorium UPT Kolam Pembenihan, Fakultas Perikanan dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan tempat penelitian BAB III BAHAN DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2014 di Laboratorium Kimia Universitas Medan Area. 3.2 Alat dan Bahan Alat Alat yang digunakan dalam

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan utama. Metodologi penelitian sesuai dengan Supriyono, et al. (2010) yaitu tahap pendahuluan

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada April 2013 sampai dengan Mei 2013 di laboratorium Nutrisi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas

Lebih terperinci

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol PENGARUH PENAMBAHAN SURFAKTAN hexadecyltrimethylammonium (HDTMA) PADA ZEOLIT ALAM TERDEALUMINASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGADSORPSI FENOL Sriatun, Dimas Buntarto dan Adi Darmawan Laboratorium Kimia Anorganik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut Lampung untuk pengambilan biomassa alga porphyridium

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan oleh semua makhluk hidup, oleh karena itu kualitas air perlu dipertahankan sesuai dengan peruntukannya, khususnya

Lebih terperinci

I. METODE PENELITIAN. Penelitian dan pembuatan preparat ulas darah serta perhitungan hematokrit sel

I. METODE PENELITIAN. Penelitian dan pembuatan preparat ulas darah serta perhitungan hematokrit sel I. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dan pembuatan preparat ulas darah serta perhitungan hematokrit sel darah merah dilakukan pada bulan Juli 2012 di Laboratorium Perikanan Jurusan

Lebih terperinci

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III METODE PENELITIAN. penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di laboratorium Kimia Analitik dan laboratorium penelitian Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga, mulai

Lebih terperinci

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai dengan Desember 2011 di Laboratorium Lingkungan dan Laboratorium Kesehatan Ikan, Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan

Lebih terperinci

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013

Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013 TUGAS AKHIR SB 091358 PENGARUH KOMBINASI KONSENTRASI MEDIA EKSTRAK TAUGE (MET) DENGAN PUPUK UREA TERHADAP KADAR PROTEIN Spirulina sp. PADA MEDIA DASAR AIR LAUT Dwi Riesya Amanatin (1509100063) Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas

METODE PENELITIAN. pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap: Tahap pertama adalah pembuatan vermikompos yang dilakukan di Kebun Biologi, Fakultas Teknobiologi, Universitas

Lebih terperinci

BY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

BY: Ai Setiadi FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA BY: Ai Setiadi 021202503125002 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Dalam budidaya ikan ada 3 faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan budidaya, karena hasil

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 13 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil 5.1.1. Sifat Kimia Tanah Variabel kimia tanah yang diamati adalah ph, C-organik, N Total, P Bray, Kalium, Kalsium, Magnesium, dan KTK. Hasil analisis sifat kimia

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem resirkulasi merupakan sistem yang memanfaatkan kembali air yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sistem resirkulasi merupakan sistem yang memanfaatkan kembali air yang 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Resirkulasi Sistem resirkulasi merupakan sistem yang memanfaatkan kembali air yang sudah digunakan dengan cara memutar air secara terus-menerus melalui perantara sebuah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian konversi lignoselulosa jerami jagung (corn stover) menjadi 5- hidroksimetil-2-furfural (HMF) dalam media ZnCl 2 dengan co-catalyst zeolit,

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Fisika Kimia Air Parameter fisika kimia air yang diamati pada penelitian ini adalah ph, CO 2, NH 3, DO (dissolved oxygen), kesadahan, alkalinitas, dan suhu. Pengukuran

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2012 di Laboratorium

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2012 di Laboratorium 16 III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2012 di Laboratorium Fitoplankton Balai Besar Pengembangan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung. 3.2. Materi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 17 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian konversi lignoselulosa tandan pisang menjadi 5-hidroksimetil-2- furfural (HMF) untuk optimasi ZnCl 2 dan CrCl 3 serta eksplorasi

Lebih terperinci

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A PETUNJUK PRAKTIKUM PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A Cemaran Logam Berat dalam Makanan Cemaran Kimia non logam dalam Makanan Dosen CHOIRUL AMRI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA 2016

Lebih terperinci

MANAJEMEN KUALITAS AIR

MANAJEMEN KUALITAS AIR MANAJEMEN KUALITAS AIR Ai Setiadi 021202503125002 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA Dalam budidaya ikan ada 3 faktor yang sangat berpengaruh dalam keberhasilan budidaya,

Lebih terperinci

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. HASIL DAN PEMBAHASAN III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil 3.1.1 Kadar Oksigen Terlarut Hasil pengukuran konsentrasi oksigen terlarut pada kolam pemeliharaan ikan nila Oreochromis sp dapat dilihat pada Gambar 2. Dari gambar

Lebih terperinci

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN 7 II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi 1.1. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah limbah medium tanam jamur P. sajor-caju dan A. auricula dari

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua tahap, tahap pertama dilaksanakan di laboratorium bioteknologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad, tahap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Januari sampai September 2012 di Laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia.

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan Alat yang digunakan adalah akuarium dengan dimensi 50 x 30 x 30 cm 3 untuk wadah pemeliharaan ikan, DO-meter, termometer, ph-meter, lakban, stoples bervolume 3 L,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di 30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan. 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Kerja Penelitian Penelitian ini dilakukan di Rumah Makan Sederhana Natar-Lampung Selatan. Analisis sampel dilakukan di Laboratorium Biomassa dari bulan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C LAMPIRAN Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI 01-2891-1992) Sebanyak 1-2 g contoh ditimbang pada sebuah wadah timbang yang sudah diketahui bobotnya. Kemudian dikeringkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai 17 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut (BBPBL) Lampung, Desa Hanura, Kecamatan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Tahap Penelitian 9 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai Juli 2012. Adapun tempat penelitiannya yaitu di Laboratorium Karakteristik Bahan Baku Hasil Perairan, Departemen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan metode rancangan eksperimental sederhana (posttest only control group design)

Lebih terperinci

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut III. METODE KERJA A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung, Desa Hanura, Kecamatan Teluk Pandan, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung dari bulan Januari

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012, di Balai

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012, di Balai III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012, di Balai Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat. B. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 RANCANGAN PERCOBAAN 1. Variabel Penyerapan CO 2 memerlukan suatu kondisi optimal. Dalam penelitian ini akan dilakukan beberapa variasi untuk mencari kondisi ideal dan menghasilkan

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN II. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu Erlenmeyer, 1.2. Bahan beaker glass, tabung

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ). 0.45 µm, ph meter HM-20S, spektrofotometer serapan atom (AAS) Analytic Jena Nova 300, spektrofotometer DR 2000 Hach, SEM-EDS EVO 50, oven, neraca analitik, corong, pompa vakum, dan peralatan kaca yang

Lebih terperinci

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007

Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007 LAMPIRAN LAMPIRAN 1 Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 06 Tahun 2007 Tanggal : 8 Mei 2007 BAKU MUTU AIR LIMBAH BAGI KAWASAN INDUSTRI PERIKANAN YANG MELAKUKAN PENGOLAHAN AIR

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Anorganik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada bulan April

Lebih terperinci

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut : (1) Limbah peternakansapiperah (feses, sisapakanternak

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN 2.1. Materi, Waktu dan Lokasi Penelitian A. Materi 1. Bahan Bahan-bahan yang digunakan yaitu bibit Sargassum polycystum (Lampiran 3), sampel air laut, kertas Whatman no.1, HCL 1N,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan bulan Agustus sampai September 2011 bertempat di Laboratorium Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN A.

III. METODE PENELITIAN A. III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2015 hingga bulan Maret 2016. Pengambilan sampel tanah untuk budidaya dilaksanakan di Desa Kemuning RT

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai Agustus 2013 di Laboratorium Riset dan Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Prosedur Analisis

Lampiran 1. Prosedur Analisis L A M P I R A N 69 Lampiran 1. Prosedur Analisis A. Pengukuran Nilai COD (APHA,2005). 1. Bahan yang digunakan : a. Pembuatan pereaksi Kalium dikromat (K 2 Cr 2 O 7 ) adalah dengan melarutkan 4.193 g K

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset Ikan Hias Depok. Penelitian berlangsung pada tanggal 15 Agustus hingga 5 Oktober 2012. Penelitian diawali

Lebih terperinci

Biota kultur yang digunakan dalam penelitian adalah Nannochloropsis sp. yang dikultur pada skala laboratorium di BBPBL Lampung.

Biota kultur yang digunakan dalam penelitian adalah Nannochloropsis sp. yang dikultur pada skala laboratorium di BBPBL Lampung. III. METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 13-21 Januari 2014 bertempat di Laboratorium Budidaya Perikanan, Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Alat Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teh hitam yang diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas Bogor grade BP1 (Broken Pekoe 1).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Surakarta dan UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS. B. Alat dan Bahan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Surakarta dan UPT Laboratorium Pusat MIPA UNS. B. Alat dan Bahan BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan selama 3 bulan, yaitu bulan September sampai November 2015. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Uji Nilai Kisaran Waktu dan Tempat

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Uji Nilai Kisaran Waktu dan Tempat 13 METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dalam 2 tahap yaitu uji, tahap I penelitian pendahuluan yang terdiri dari uji nilai kisaran dan uji toksisitas akut. Tahap II penelitian inti terdiri dari biokonsentrasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode dalam proses elektrokoagulasi larutan yang mengandung pewarna tekstil hitam ini

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai Juni 2012 di Laboratorium Riset Kimia dan Material Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kultur Chaetoceros sp. dilakukan skala laboratorium dengan kondisi

4. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kultur Chaetoceros sp. dilakukan skala laboratorium dengan kondisi 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pertumbuhan Chaetoceros sp. Kultur Chaetoceros sp. dilakukan skala laboratorium dengan kondisi parameter kualitas air terkontrol (Lampiran 4). Selama kultur berlangsung suhu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di 29 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di Laboratorium Kimia Fisik, Laboratorium Biomassa Universitas Lampung

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dimulai pada tanggal 1 April 2016 dan selesai pada tanggal 10 September 2016. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen

Lebih terperinci

KINETIKA FILTRASI LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN METODE BIOFILTER MEDIA ZEOLIT

KINETIKA FILTRASI LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN METODE BIOFILTER MEDIA ZEOLIT Jurnal Teknik Pertanian Lampung Vol.3, No. 3: 239-244 KINETIKA FILTRASI LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DENGAN MENGGUNAKAN METODE BIOFILTER MEDIA ZEOLIT BIOFILTRATION KINETICS OF TOFU INDUSTRY WASTEWATER USING

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk modifikasi elektroda pasta karbon menggunakan zeolit, serbuk kayu, serta mediator tertentu. Modifikasi tersebut diharapkan mampu menunjukkan sifat

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE II. BAHAN DAN METODE 2.1 Tahap Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pendahuluan dan utama. Pada tahap pendahuluan dilakukan penentuan kemampuan puasa ikan, tingkat konsumsi oksigen,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. 21 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Adapun lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium Riset dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. 3.2 Alat dan Bahan

Lebih terperinci