BAB 2 LANDASAN TEORI. menyatakan bahwa penerjemahan adalah sebagai berikut: 2. Gaya dan cara hasil terjemahan harus sama dengan naskah aslinya.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 LANDASAN TEORI. menyatakan bahwa penerjemahan adalah sebagai berikut: 2. Gaya dan cara hasil terjemahan harus sama dengan naskah aslinya."

Transkripsi

1 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penerjemahan Definisi Penerjemahan Alexander Fraser Tytler of Ireland dalam ( 中文英譯的理論與實例 : 1992) menyatakan bahwa penerjemahan adalah sebagai berikut: 1. Penerjemahan adalah menerjemahkan makna yang terkandung dalam naskah asli. 2. Gaya dan cara hasil terjemahan harus sama dengan naskah aslinya. 3. Kalimat hasil terjemahan harus enak dibaca sesuai dengan naskah aslinya. Dalam Buku ( 翻譯新探 :1992) 蕭立明 mengemukakan, Penerjemahan menyampaikan makna yang terkandung dalam bahasa asal dengan menggunakan bahasa sasaran, suatu pekerjaan pengalihan dua bahasa. Jadi, dengan demikian kegiatan penerjemahan adalah suatu pekerjaan penyampaian informasi dari bahasa asal ke bahasa sasaran, untuk menentukan dan menyerasikan inti-inti dari bahasa sumber ke bahasa sasaran, tanpa mengurangi nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, meskipun bahasanya telah berubah Syarat Penerjemah Oleh R.K.K Hartmann (1981), seorang penerjemah wajib memenuhi dua syarat utama, yaitu kemampuan analitik dan kemampuan sintetik. a. Kemampuan analitik yang meliputi pemahaman terhadap teks yang diterjemahkan, kemampuan menguraikan kalimat untuk menangkap maknanya, kemampuan memahami 13

2 konteks atau masalah yang dibahas, dan kemampuan memahami makna dan misi yang dimaksud oleh pengarang. b. Kemampuan sintetik meliputi kemampuan memindahkan arti yang terkandung di dalam teks yang bersangkutan dan kemampuan melakukan penilaian terhadap teks terjemahan itu, yaitu dengan cara meninjau kembali apakah teks itu sudah sesuai dengan kaidah umum dan kaidah bahasa terjemahan yang memadai atau belum. Untuk itu, seorang penerjemah diwajibkan harus betul-betul menguasai kosa kata, baik itu kosa kata bahasa sumber maupun kosa kata bahasa sasaran Cara Menjadi Penerjemah Untuk menjadi seorang penerjemah yang menguasai kemampuan analitik dan sintetik dapat ditempuh melalui jalur pendidikan formal. Seperti dalam pidato pengukuhannya yang berjudul Pendidikan bahasa dan pembangunan, Prof. Dr. Zuchridin Suryawinata (1990, h.18-26) penerjemah lewat pendidikan formal terdiri dari dua jalur, yakni: a. Jalur penataran atau pelatihan, Sebagai contoh untuk jalur penataran adalah kursus penerjemahan bagi pemula yang diselenggarakan oleh Pusat Penerjemahan Universitas Indonesia yang beralamat di Jl. Salemba Raya, Jakarta Pusat. Kursus ini terdiri dari 20 sesi yang diadakan 2 kali dalam seminggu. Materi kursus berupa teori yang diberikan pada sesi awal pertama supaya para peserta kursus mempunyai pandangan mengenai dunia penerjemahan sebelum memasuki sisa sesi selanjutnya yang berupa praktek penerjemahan. b. Jalur pendidikan formal. pendidikan formal, dapat ditempuh dengan jalan, yaitu: (1). dengan mendirikan sekolah penerjemahan, terpisah dari pendidikan bahasa; (2). dengan mengintegrasikan 14

3 pendidikan penerjemah ke dalam pendidikan bahasa, yakni mengintegritasikan pendidikan penerjemahan ke dalam pendidikan bahasa asing, misalnya, pendidikan bahasa China, seperti yang diterapkan oleh jurusan Sastra China Universitas Bina Nusantara sebagai salah satu mata kuliah Prinsip Penerjemahan Seseorang telah dianggap sebagai seorang penerjemah apabila dia menguasai dua macam bahasa. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, pakar-pakar dalam bidang penerjemahan telah menghasilkan teori dan prinsip yang menjadi pedoman bagi para penerjemah, dengan tujuan agar seorang penerjemah diharapkan dapat menghasilkan satu karya yang boleh dipercayai sebagai satu karya terjemahan yang dapat dipahami dan enak untuk dibaca. Oleh karena itu, seorang penerjemah wajib mengerti mengenai prinsip-prinsip penerjemahan. 湯雄飛 dalam ( 中文英譯的理論與實例 : 1992) menyebutkan 3 prinsip yang harus dimengerti seorang penerjemah, yakni: 1. Memahami makna yang terkandung dalam naskah bahasa sumber. 2. Harus menguasai bahasa sumber. 3. Harus mengikuti pelatihan penerjemah Tanggung Jawab Penerjemah Selain prinsip penerjemahan yang sulit untuk dilaksanakan oleh seorang penerjemah, berikut adalah 3 tanggung jawab penerjemah yang disebutkan oleh 湯雄飛 dalam ( 中文英譯的理論與實例 : 1992) yakni: 1. Seorang penerjemah harus bertanggung jawab terhadap naskah asli. 2. Seorang penerjemah harus bertanggung jawab terhadap pembaca. 15

4 3. Seorang penerjemah harus bertanggung jawab keterampilan dalam menerjemahkan Metode Penerjemahan Seorang penerjemah harus menerjemahkan makna yang terkandung dalam naskah asal dengan sederhana agar pembaca dapat mengerti makna yang ingin disampaikan oleh penulis aslinya. Oleh karena itu, seorang penerjemah harus mengetahui dengan jelas hubungan antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. 湯雄飛 dalam ( 中文英譯的理論與實例 : 1992) menyebutkan secara teori ada 2 macam metode penerjemahan untuk pemula, yakni: 1. Penerjemahan perkata Yang dimaksud dengan penerjemahan perkata adalah menginterpretasikan setiap kata atau karakter yang terdapat di dalam naskah asli dengan menggunakan kata atau karakter yang ada di dalam bahasa sasaran. 2. Penerjemahan perkalimat. Yang dimaksud dengan penerjemahan per kalimat adalah seorang penerjemah terlebih dahulu harus memahami keseluruhan makna yang terkandung di dalam bahasa sumber, kemudian menginterpretasikan ulang dengan mengunakan kombinasi kata/ karakter, tata bahasa, istilah, gaya penulisan dan sintaksis yang terdapat dalam bahasa sasaran Kendala Penerjemahan Pada prakteknya banyak kendala yang sering ditemui oleh penerjemah, namun kendala yang sering dilakukan oleh pemula adalah menerjemahkan berdasarkan kamus. Dalam ( 中文英譯的理論與實例 : 1992) 湯雄飛 menyatakan, Rata-rata kesalahan 16

5 yang sering dilakukan oleh pemula adalah menerjemakan berdasarkan kata yang terdapat di dalam kamus. 湯雄飛 juga menyebutkan hal ini terjadi karena kurangnya penguasaan bahasa sasaran, sehingga hanya dapat berusaha memahami makna yang terdapat dalam naskah asal secara terpisah-pisah berdasarkan arti per huruf yang terdapat dalam kamus Proses Penerjemahan Dalam Buku ( 翻譯新探 :1992) 蕭立明 menjelaskan pada garis besarnya proses penyampaian informasi terdiri dari 3 tahap besar, yaitu: pengkodean, transfer kode/sandi dan menguraikan kode/sandi. Akan tetapi, penerjemahan adalah sebuah penyampaian informasi yang istimewa, karena menyangkut masalah pengalihbahasaan dua macam bahasa. Pada prakteknya proses penerjemahan terdiri dari 3 komponen besar, yaitu: a. Dari pengkodean ( 編碼 ) ke penafsiran kode/sandi ( 解碼 ), atau lebih sering kita sebut dengan sebagai tahap pemahaman ( 理解 ). b. Tahap pengalihan kode/sandi ( 轉換 ), yaitu dari penafsiran kode/sandi ( 解碼 ) ke pengalihan kode/sandi ( 編碼 ). c. Tahap penyampaian ( 表達 ), yaitu dari pengalihan kode/sandi ( 編碼 ) ke penguraian kode/sandi ( 解碼 ). Gambar: 17

6 Dari gambar di atas, ketiga tahap besar tersebut saling berhubungan dan saling bergantungan, dan membentuk satu sistematis penyampaian informasi. Dan titik penting dari ketiga tersebut terletak pada proses pengalihan kode/sandi. Proses pengalihan kode/sandi merupakan kunci dari keseluruhan proses penerjemahan, karena pada tahap ini penyampaian informasi menerima berbagai macam gangguan dan juga harus mempertimbangkan berbagai macam faktor. Pengalihan kode/sandi adalah mengalihkan kode/sandi dari bahasa sumber menjadi kode/sandi ke bahasa sasaran dengan makna yang sama. Apabila informasi tidak diolah dengan baik, maka tujuan saat ini yang paling alami dan dekat sulit untuk terrealisasikan. Penerjemahan adalah pekerjaan pengalihan dua bahasa 2.2 Bahasa Dalam buku Komposisi Bahasa Indonesia untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa; 2001 Lamuddin Finoza menjelaskan, Fungsi bahasa selain sebagai alat komunikasi, bahasa juga berfungsi sebagai alat untuk berpikir. Dimana dalam proses berpikir, bahasa selalu hadir bersama logika untuk merumuskan konsep, proposisi dan simpulan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Dendy Sugono dalam buku Berbahasa Indonesia dengan Benar; 1997 yaitu, Bahasa bukan sekedar alat berkomunikasi, bahasa itu bersistem. Oleh karena itu, berbahasa bukan sekedar berkomunikasi (asal mengerti/ pokok mengerti), berbahasa perlu menaati kaidah atau aturan yang berlaku Bahasa China Pengertian bahasa China dalam ( 现代汉语,2002) menyatakan bahwa: Bahasa China adalah bahasa yang dipergunakan oleh bangsa Han. Bahasa China yang dijadikan standarisasi adalah bahasa China putong hua( 普通话 )yang didasarkan pada 18

7 dialek beifang ( 北方方言 ). Bahasa China ditulis dengan menggunakan huruf atau karakter yang disebut hanzi( 汉字 ). Setiap karakter mempunyai bentuk, nada baca, dan arti. cara membaca setiap karakter yang ditulis dengan menggunakan huruf latin disebut dengan hanyu pinyin( 汉语拼音 ). Dasar bahasa China ( 现代汉语 :2002,18) terdiri dari lafal, kosakata, dan tata bahasa Lafal ( 语音 ) Pelafalan adalah bunyi dari bahasa yang direalisasikan atau dilafalkan dengan alat ucap. Pelafalan dalam bahasa China ( 现代汉语 :2002,27) terdiri dari: - unsur lafal( 音素 ) unsur lafal adalah bagian terkecil dari pembentuk suku kata. - suku kata ( 音节 ) suku kata adalah bagian dasar pembentuk lafal. - konsonan ( 声母 ), vokal ( 韵母 ), dan nada ( 声调 ) konsonan dalam bahasa China terdiri dari b, p, m, f, d, t, n, l, zh, ch, sh, r, j, q, x, g, k, dan h. Vokal dalam bahasa China terdiri dari a, o, e, ê, -i, er, ai, ei, ao, ou, an, en, ang, eng, -ong, -i, -ia, -iao, -ie, -iu, -ian, -in, -iang, -ing, -iong, -u, -ua, -uo, -uai, -ui, -uan, -un, -uang, -ü, -üe, -üan, dan ün. Nada dalam bahasachina dibagi menjadi nada pertama ( 阴平 ), nada kedua ( 阳平 ), nada ketiga ( 上升 ), dan nada keempat ( 去声 ). 19

8 Kosakata ( 词汇 ) Kosakata adalah sejumlah kata dan frasa yang terdapat dalam suatu bahasa. Kosakata dalam bahasa China terdiri dari: - Unsur kata ( 语素 ) Unsur kata adalah unsur terkecil pembentuk bunyi dan arti dari suatu bahasa. Contoh unsur kata dalam bahasa China adalah : 马, 火, 人, 车, dan lain-lain. - Kata ( 词 ) Kata dibentuk dari unsur kata. Kata adalah unsur terkecil dalam sebuah kalimat yang dapat berdiri sendiri. Contohnya adalah 他, 来, 送, 信, dan lain-lain. - Frasa ( 固定短语 ) Frasa adalah gabungan antara kata dengan kata. Contohnya dalah 看报, 开倒车, 一清二白, 联合国世界卫生组织, dan lain-lain. - Singkatan ( 略语 ) Singkatan adalah kata yang telah mengalami ringkasan dan penghilangan kata dalam suatu bahasa. Contohnya adalah 家电, 公关, 奥运会, 三北, dan lain-lain Tata Bahasa( 语法 ) Tata bahasa adalah aturan dari penggabungan kata, frasa, kalimat, dan unsur pembentuk bahasa lainnya. Tata bahasa dalam bahasa China dibagi menjadi unsur pembentuk kata dan unsur pembentuk kalimat. Unsur pembentuk tata bahasa ( 现代汉语 ( 下 ): 2001, 4) dibagi menjadi unsur kata, kata, frasa, dan kalimat. Sedangkan unsur pembentuk kalimat dibagi menjadi subjek( 主语 ), predikat ( 谓语 ), kata kerja ( 动语 ), objek ( 宾语 ), kata keterangan ( 定语 ), kata inti ( 中心语 ), adverbial 状语, dan kata 20

9 tambahan ( 补语 ). Jenis kata dalam bahasa China dibagi menjadi: - Kata benda ( 名词 ) - Kata kerja ( 动词 ) - Kata sifat ( 形容词 ) - Kata pembanding ( 区别词 ) - Kata bilangan( 数词 ) - Kata bantu bilangan ( 量词 ) - Kata tambahan 副词 - Kata pengganti ( 代词 ) - Kata tiruan ( 拟声词 ) - Kata seru ( 叹词 ) - Kata penghubung ( 介词 ) - Kata penghubung ( 连词 ) - Kata pembantu ( 助词 ) - Kata Penekanan ( 语气词 ) Bahasa Indonesia Dalam (Berbahasa Indonesia dengan Benar: 1997) menyatakan berdasarkan pengelompokan bahasa-bahasa dalam rumpun Austronesia, bahasa Indonesia termasuk kelompok Melayu Polinesia Barat. Sejak diikrarkan Sumpah Pemuda dalam Kongres pemuda 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia menjadi bahasa nasional. Selain itu, dengan ditetapkannya sebagai bahasa negara, yang dituangkandi dalam Pasal 36 21

10 Undang-Undang Dasar 1945, bahasa Indonesia juga menjadi bahasa resmi negara Indonesia. Dalam (Berbahasa Indonesia dengan Benar: 1997) dasar bahasa tulis terdiri dari tata bahasa, kosa kata, dan ejaan Tata Bahasa Dalam (Komposisi Bahasa Indonesia Untuk Mahasiswa Nonjurusan Bahasa: 2001) Satuan bentuk terkecil dalam bahasa Indonesia adalah fonem dan yang terbesar adalah karangan. Di antara satuan bentuk terkecil dan terbesar itu terdapat deretan bentuk morfem, kata, frasa, kalimat, dan alinea. Gambaran satuan bentuk bahasa: a. Fonem adalah bunyi dari huruf. Contoh dalam kalimat Sate pedas enak rasanya, huruf e melambangkan tiga fonem, yaitu: 1) fonem /e/ dalam kata sate (sate) 2) fonem /ə/ dalam kata pedas (pədas) 3) fonem/w/ dalam kata enak (wnak) b. Morfem adalah satuan bentuk terkecil yang dapat membedakan mkna dan 22

11 atau mempunyai makna. Wujud morfem dapat berupa imbuhan, klitika, partikel, dan kata dasar (misalnya an, -lah, -kah, -bawa). Contoh morfem an, -di, me-, ter-, -lah, jika digabungkan dengan kata makan dapat membentuk kata makanan, dimakan, memakan, termakan, makanlah yang mempunyai makna baru yang berbeda dengan makna kata makan. c. Kata adalah satuan bentuk terkecil (dari kalimat) uamg dapat berdiri sendiri dan mempunyai makna. Contoh sepeda, ambil, dingin, kuliah. Secara tradisional pembagian kelas/jenis kata di dalam bahasa-bahasa yang besar di dunia, termasuk bahasa Indonesia, umumnya terdiri atas sepuluh jenis kata, yaitu: (1) kata benda (nomina) (2) kata kerja (verba) (3) kata sifat (adjektiva) (4) kata ganti (pronomina) (5) kata keterangan (adverbia) (6) kata bilangan (numeralia) (7) kata sambung (konjungsi) (8) kata sandang (artikel) (9) kata seru (interjeksi) (10) kata depan (preposisi) d. Kalimat adalah bagian ujaran yang mempunyai struktur minimal subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket). e. Alinea atau paragraf adalah satuan bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. 23

12 f. Karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan, Setiap karangan idealnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih luas dari alinea Kosa Kata Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam suatu tuturan bahasa. Pemilihan kata dilakukan apabila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau bermiripan. Pemilihan kata bukanlah sekadar memilih kata mana yang tepat, melainkan juga kata mana yang cocok. Cocok dalam hal ini berarti sesuai dengan konteks di mana kata itu berada, dan maknanya tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang diakui oleh masyarakat pemakainya. Sebagai contoh, kata mati bersinonim dengan mampus, meninggal, wafat, mangkat, tewas, gugur, berpulang, kembali ke haribaan Tuhan, dan lain sebagainya. Di samping itu, agar dapat menjadi pemilih kata yang akurat, seseorang harus menguasai sejumlah persyaratan lagi. Syarat tersebut menurut Keraf (1994:88) ada enam, yaitu: a) Dapat membedakan antara denotasi dan konotasi. Contoh: (1) Bunga edelwise hanya tumbuh di tempat yang tinggi (gunung). (2) Jika bunga bank tinggi, orang enggan mengambil kredit bank. b) Dapat membedakan kata-kata yang bersinonim. Contoh: (1) Siapa pengubah peraturan yang memberatkan pengusaha? (2) Pembebasan bea masuk untuk jenis barang tertentu adalah peubah peraturan yang selama ini memberatkan pengusaha. c) Dapat membedakan kata-kata yang hampir mirip dalam ejaannya. Contoh: 24

13 Intensif - insentif Interferensi inferensi Karton kartun d) Dapat memahami dengan tepat makna kata-kata abstrak. Contoh: Keadilan, kebahagiaan, keluhuran, kebajikan, kebijakan, kebijaksanaan e) Dapat memakai kata penghubung yang berpasangan tepat. Contoh: Pasangan yang Salah Antara... dengan... Tidak... melainkan... Pasangan yang Benar Antara.. dan... Tidak... tetapi... Contoh pemakaian kata penghubung yang salah (1) Antara hak dengan kewajiban pegawai harus berimbang. (2) Korban PHK itu tidak menuntut bonus, melainkan pesangon. Contoh pemakaian kata penghubung yang benar (3) Antara hak dan kewajiban pegawai harus berimbang. (4) Korban PHK itu tidak menuntut bonus, tetapi pesangon. f) Dapat membedakan antara kata-kata yang umum dan kata-kata yang khusus. Contoh: Kata umum: melihat; Kata khusus: melotot, membelalak, melirik, mengerling, mengintai, mengintip, memandang, menatap, memper-hatikan, mengamati, mengawasi, menonton, meneropong. 25

14 Ejaan yang Disempurnakan (EYD) Ruang lingkup EYD mencakup lima aspek, yaitu (1) pemakaian huruf, (2) penulisan huruf, (3) penulisan kata, (4) penulisan unsur serapan, dan (5) pemakaian tanda baca. (1) Pemakaian huruf membicarakan masalah yang mendasar dari suatu bahasa, yaitu a. abjad b. vokal c. konsonan d. pemenggalan e. nama diri. (2) Penulisan huruf membicarakan beberapa perubahan huruf dari ejaan sebelumnya yang meliputi a. huruf kapital b. huruf miring. (3) Penulisan kata membicarakan bidang morfologi dengan segala bentuk dan jenisnya berupa a. kata dasar b. kata turunan c. kata ulang d. gabungan kata e. kata ganti kau, ku, mu, dan nya f. kata depan di, ke, dan dari g. kata sandang si dan sang h. partikel i. singkatan dan akronim 26

15 j. angka dan lambang bilangan. (4) Penulisan unsur serapan membicarakan kaidah cara penulisan unsur serapan, terutama kosakata yang berasal dari bahasa asing. (5) Pemakaian tanda baca (pungtuasi) membicarakan teknik penerapan kelima belas tanda baca dalam penulisan dengan kaidahnya masing-masing. 27

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, termasuk kehendak, harapan, keinginan dan hajat. Defenisi ini menekankan

BAB I PENDAHULUAN. masing-masing, termasuk kehendak, harapan, keinginan dan hajat. Defenisi ini menekankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat, karena ketika kita mendengarkan orang lain, berbicara dengan orang lain dan menulis untuk orang lain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. menimbulkan kesalahpahaman dalam penyampaiannya,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. menimbulkan kesalahpahaman dalam penyampaiannya, BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam bahasa Mandarin sangat penting ketepatan pelafalan vokal dan konsonan. Hal ini disebabkan untuk menghindari kesalahan dalam komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain berarti kita berkomunikasi dengan orang lain (Effendi,1995:1).

BAB I PENDAHULUAN. lain berarti kita berkomunikasi dengan orang lain (Effendi,1995:1). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat, karena ketika kita mendengarkan orang lain, berbicara dengan orang lain dan menulis untuk orang lain

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMAA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata : Bahasa Indonesia Kode Mata : DU 23111 Jurusan / Jenjang : D3 TEKNIK KOMPUTER Tujuan Instruksional Umum : Mahasiswa

Lebih terperinci

BENTUK KATA DAN MAKNA

BENTUK KATA DAN MAKNA BENTUK DAN MAKNA BENTUK KATA DAN MAKNA 1. FONEM bunyi bahasa yang membedakan arti/ makna Contoh : /apēl/ dan /apəl/ /mental/ dan /məntal/ /s/ayur - /m/ayur /s/ : /m/ Fonem ada dua : Konsonan dan Vokal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia bahasa memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. manusia bahasa memiliki peranan yang sangat penting yaitu sebagai alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat berupa sistem lambang bunyi suara yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Di dalam kehidupan manusia bahasa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penulis mengambil beberapa jurnal, skripsi, disertasi dan bahan pustaka lainnya yang berkaitan dengan analisis kontrastif, adverbial

Lebih terperinci

DIKSI (PILIHAN KATA) 1. Pengertian Diksi 2. Syarat-syarat Pemilihan Kata 3. Kesalahan Pembentukan dan Pemilihan Kata

DIKSI (PILIHAN KATA) 1. Pengertian Diksi 2. Syarat-syarat Pemilihan Kata 3. Kesalahan Pembentukan dan Pemilihan Kata DIKSI (PILIHAN KATA) 1. Pengertian Diksi 2. Syarat-syarat Pemilihan Kata 3. Kesalahan Pembentukan dan Pemilihan Kata Pengertian Diksi atau Pilihan Kata 1.Kemahiran dalam memilih kata hanya dimungkinkan

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia

Lebih terperinci

Pembentukan karakter..., Siti Atikah Immaduddin, FIB UI, Universitas Indonesia

Pembentukan karakter..., Siti Atikah Immaduddin, FIB UI, Universitas Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang digunakan oleh para anggota masyarakat tertentu untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelumnya:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelumnya: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Sebelumnya Berikut ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian peneliti sebelumnya: Di indonesia penelitian mengenai kata bantu aspek juga 了 (le), 着 (zhe), dan 过 (guo)

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) LABUHAN BATU GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP) Mata Kuliah : Bahasa Indonesia / MKPK 202 2SKS Deskripsi Singkat : Bahasa Indonesia menjadi salah satu instrumen pengembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. memaparkan hasil penelitian terdahulu yang berkesinabungan dengan penelitian ini.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. memaparkan hasil penelitian terdahulu yang berkesinabungan dengan penelitian ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI Didalam bab 2, pertama-tama di dalam tinjauan pustaka penulis memaparkan hasil penelitian terdahulu yang berkesinabungan dengan penelitian ini. Kedua,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. : Para mahasiswa dapat mengetahui bagaimana mempelajari Bahasa Tionghoa. Sub pokok bahasan dan rincian materi

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. : Para mahasiswa dapat mengetahui bagaimana mempelajari Bahasa Tionghoa. Sub pokok bahasan dan rincian materi SATUAN ACARA PERKULIAHAN Kode & Nama Mata Kuliah Tujuan umum : Pengenalan Bahasa Tionghoa : Para mahasiswa dapat mengetahui bagaimana mempelajari Bahasa Tionghoa. Tujuan 1. mengetahui tentang Bahasa Tionghoa,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam Amin, 1987 ),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam Amin, 1987 ), BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsep 2.1.1 Pengertian Konsep Secara umum konsep adalah suatu abstraksi yang menggambarkan ciri-ciri umum sekelompok objek, peristiwa atau fenomena lainnya. Woodruff ( dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Wang Xiao Ling, jurnal (2001) :Perbandingan kata bantu bilangan dalam bahasa Mandarin dan bahasa Inggris. Jurnal ini membahas tentang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Shēng De Hàn Yǔ Shēng Diào Jiāo Xué Yán Jiū (2011) ditemukan banyak pelajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Shēng De Hàn Yǔ Shēng Diào Jiāo Xué Yán Jiū (2011) ditemukan banyak pelajar BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 曾莉梅 (Zēng Lì Měi) dalam jurnal yang berjudul Zhēn Duì Yìn Ní Xué Shēng De Hàn Yǔ Shēng Diào Jiāo Xué Yán Jiū (2011) ditemukan banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan ekonomi negaranya membuat bahasa Mandarin menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan ekonomi negaranya membuat bahasa Mandarin menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Mandarin merupakan bahasa resmi Republik Rakyat Tiongkok. Seiring dengan kemajuan ekonomi negaranya membuat bahasa Mandarin menjadi bahasa Internasional

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Dosen : Dra. Endang Retnaningdyah Elis Noviati Mariani, M. Hum. Fakultas : Seni Pertujukan NIP : 195711161988112001 Program Studi : Seni Pedalangan Mata Kuliah/Blok

Lebih terperinci

BAB 4 SIMPULAN. China angkataran 2003 Universitas Bina Nusantara serta wawancara dengan lima orang

BAB 4 SIMPULAN. China angkataran 2003 Universitas Bina Nusantara serta wawancara dengan lima orang BAB 4 SIMPULAN Setelah melakukan penelitian terhadap hasil terjemahan mahasiswa jurusan Sastra China angkataran 2003 Universitas Bina Nusantara serta wawancara dengan lima orang mahasiswa jurusan Sastra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomuniksai yang tak pernah lepas dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat untuk berkomuniksai yang tak pernah lepas dalam BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat untuk berkomuniksai yang tak pernah lepas dalam kehidupan sehari-hari kita. Dengan bahasa kita dapat menyampaikan maksud, pikiran, akal,

Lebih terperinci

PENGENALAN BAHASA MANDARIN BAGI MAHASISWA TINGKAT 2B PROGRAM DIPLOMA IV AKUPUNKTUR POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA

PENGENALAN BAHASA MANDARIN BAGI MAHASISWA TINGKAT 2B PROGRAM DIPLOMA IV AKUPUNKTUR POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA PENGENALAN BAHASA MANDARIN BAGI MAHASISWA TINGKAT 2B PROGRAM DIPLOMA IV AKUPUNKTUR POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA Disusun oleh Camelia Soraya C9613007 Telah disetujui oleh pembimbing Pembimbing Susy Indrawati

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia dan Penggunaannya Zaman Saiki. Ivan Lanin Kafe Basabasi Yogyakarta, 24 Maret 2018

Bahasa Indonesia dan Penggunaannya Zaman Saiki. Ivan Lanin Kafe Basabasi Yogyakarta, 24 Maret 2018 Bahasa Indonesia dan Penggunaannya Zaman Saiki Ivan Lanin Kafe Basabasi Yogyakarta, 24 Maret 2018 Bahasa Indonesia Riwayat Fakta Berasal dari bahasa Melayu yang diperkaya oleh berbagai sumber Lahir pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan sesama manusia baik dalam menyampaikan pesan, informasi,

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan sesama manusia baik dalam menyampaikan pesan, informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan sesama manusia baik dalam menyampaikan pesan, informasi, gagasan, ide,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya aktifitas sektor industri Tiongkok, serta banyaknya pengguna bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya aktifitas sektor industri Tiongkok, serta banyaknya pengguna bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Memasuki jaman globalisasi peran bahasa Mandarin sangatlah penting. Tingginya aktifitas sektor industri Tiongkok, serta banyaknya pengguna bahasa Mandarin yang telah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bahasa, karena bahasa merupakan suatu alat untuk menjalin komunikasi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. bahasa, karena bahasa merupakan suatu alat untuk menjalin komunikasi dalam BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak dapat terlepas dari penggunaan bahasa, karena bahasa merupakan suatu alat untuk menjalin komunikasi dalam lingkungan

Lebih terperinci

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA Tata bentukan dan tata istilah berkenaan dengan kaidah pembentukan kata dan kaidah pembentukan istilah. Pembentukan kata berkenaan dengan salah satu cabang linguistik

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. dari bahasa. Dirgandini (2004:1), mengemukakan bahwa masyarakat berinteraksi sosial

Bab 1. Pendahuluan. dari bahasa. Dirgandini (2004:1), mengemukakan bahwa masyarakat berinteraksi sosial Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Hampir dalam setiap kegiatan yang dilakukan manusia di dunia tidak pernah terlepas dari bahasa. Dirgandini (2004:1), mengemukakan bahwa masyarakat berinteraksi sosial

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk secara tiba-tiba, tetapi setiap chengyu ( 成语 ) terbentuk dari cerita,

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk secara tiba-tiba, tetapi setiap chengyu ( 成语 ) terbentuk dari cerita, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Mandarin diawali dengan karakter-karakternya yang berupa gambar, yang kemudian berkembang terus menerus selama ribuan tahun hingga menjadi karakter-karakter

Lebih terperinci

Abstrak. :Jovita Priatnawati

Abstrak. :Jovita Priatnawati Abstrak Nama Program Studi Judul :Jovita Priatnawati :S1 Sastra China :Analisis Pemahaman Mahasiswa Tingkat Atas Jurusan Bahasa Mandarin terhadap Tata Bahasa Mandarin Klasik yang Digunakan dalam Bahasa

Lebih terperinci

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI SEMESTER 2 BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA OLEH NI KADEK SRI WEDARI, S.Pd. A. Pengertian Teks Ulasan Film/Drama Teks ulasan yaitu teks yang berisi ulasan atau penilaian terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 LAMONGAN TAHUN AJARAN SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 LAMONGAN TAHUN AJARAN SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN PELAFALAN BAHASA MANDARIN PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 LAMONGAN TAHUN AJARAN 2014-2015 SKRIPSI OLEH : NURILA SHANTI OCTAVIA NIM 115110401111012 PROGRAM STUDI S1 SASTRA CINA JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat

BAB I PENDAHULUAN. Begitu pula melalui bahasa, menurut Poerwadarmita (1985; 5), bahasa adalah alat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa oleh manusia merupakan salah satu kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya di muka bumi ini. Semua orang menyadari betapa pentingnya peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari bahasa, baik itu bahasa lisan

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari bahasa, baik itu bahasa lisan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari bahasa, baik itu bahasa lisan maupun tulisan. Secara linguistik, yang dimaksudkan dengan bahasa adalah sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas menulis tidak pernah lepas dalam kehidupan sehari-hari di berbagai bidang. Kenyataannya, dalam kehidupan sekarang masih ditemukan bentuk kesalahan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Mandarin Modern ( 现代汉语 ) merupakan bahasa dari suku Han (suku mayoritas) di Tiongkok. Bahasa Mandarin Modern ( 现代汉语 ) disebut juga sebagai bahasa pemersatu dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Hasil Penelitian Peneliti Sebelumnya. Ada beberapa penelitian yang terkait yang dapat dijadikan penulis sebagai bahan referensi untuk meneliti penelitian

Lebih terperinci

ABSTRAK. Program studi : S-1 Sastra China : Survei Pengenalan Aksara Han Gabungan yang Memiliki Bentuk Komponen Bunyi yang Sama

ABSTRAK. Program studi : S-1 Sastra China : Survei Pengenalan Aksara Han Gabungan yang Memiliki Bentuk Komponen Bunyi yang Sama ABSTRAK Nama : Devy Anggreini Tanuwijaya Program studi : S-1 Sastra China Judul : Survei Pengenalan Aksara Han Gabungan yang Memiliki Bentuk Komponen Bunyi yang Sama Skripsi ini berisi tentang survei pengenalan

Lebih terperinci

memiliki kemampuan dasar dalam berbahasa Mandarin yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis, lalu memahami budaya China agar secara

memiliki kemampuan dasar dalam berbahasa Mandarin yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis, lalu memahami budaya China agar secara 32 memiliki kemampuan dasar dalam berbahasa Mandarin yaitu mendengar, berbicara, membaca dan menulis, lalu memahami budaya China agar secara bertahap dapat mempelajari budaya bahasa China sehingga mendapatinya

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA Fungsi Bahasa 1. Alat/media komunikasi 2. Alat u/ ekspresi diri 3. Alat u/ integrasi & adaptasi sosial 4. Alat kontrol sosial (Keraf,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

国家意识 生活经验 (Kesadaran bernegara, pengalaman hidup) 自然世界 儿歌 (Dunia alam nyanyian anak-anak)

国家意识 生活经验 (Kesadaran bernegara, pengalaman hidup) 自然世界 儿歌 (Dunia alam nyanyian anak-anak) 23 7 8 国家意识 生活经验 (Kesadaran bernegara, pengalaman hidup) 自然世界 儿歌 (Dunia alam nyanyian anak-anak) guratan hanzi, membaca hanzi beserta pinyin, menghubungkan kalimat dengan gambar. Keterangan Tabel 3.3:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang variasi penggunaan bahasa dalam brosur obat-obatan herbal belum

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kajian tentang variasi penggunaan bahasa dalam brosur obat-obatan herbal belum BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Kajian tentang variasi penggunaan bahasa dalam brosur obat-obatan herbal belum pernah dilakukan, namun terdapat beberapa kajian yang dipandang relevan

Lebih terperinci

Muhammad Syarkawi (1)

Muhammad Syarkawi (1) Jurnal INTENA, Tahun XII, No. 1, Mei 2012 : 77-84 EMAMPUAN MENGGUNAAN EJAAN BAHASA INDONESIA YANG DISEMPURNAAN MAHASISWA SEMESTER IV TAHUN AADEMI 2008/2009 JURUSAN PENDIDIAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Selanjutnya dalam Bab 1 ini, penulis juga menjelaskan tentang identifikasi masalah, pembatasan

Lebih terperinci

Tugas Bahasa Indonesia

Tugas Bahasa Indonesia 2013 Tugas Bahasa Indonesia Pentingnya EYD dan Pemakaian Kalimat Efektif Ratna Fitrianingsih 18111837 3KA34 Kata Pengantar Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-nya,

Lebih terperinci

BAB II. KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI. digunakan untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini.

BAB II. KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI. digunakan untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini. BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA dan LANDASAN TEORI Dalam Bab ini berisi tentang konsep, tinjauan pustaka dan juga teori yang digunakan untuk menganalisis masalah dalam penelitian ini. 2.1 Konsep Konsep

Lebih terperinci

: Bahasa Indonesia Keilmuan untuk Peguruan Tinggi

: Bahasa Indonesia Keilmuan untuk Peguruan Tinggi Judul Nama Penulis Instansi Email : Bahasa Indonesia Keilmuan untuk Peguruan Tinggi : Puji Rahayu : Mahasiswa Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan : pujirahayu546@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Mandarin memiliki sejarah yang sangat panjang. Seiring dengan berjalannya waktu, Bahasa Mandarin terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan. Contoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia. Tanpa adanya bahasa, maka maksud atau pesan seorang manusia. tidak mungkin bisa disampaikan kepada manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. umat manusia. Tanpa adanya bahasa, maka maksud atau pesan seorang manusia. tidak mungkin bisa disampaikan kepada manusia lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana komunikasi yang penting yang digunakan oleh umat manusia. Tanpa adanya bahasa, maka maksud atau pesan seorang manusia tidak mungkin bisa disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa,

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan struktur kebahasaannya dengan baik (penggunaan kosa kata, tatabahasa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 merupakan suatu bentuk pembelajaran yang berbasis teks. Pembelajaran bahasa Indonesia yang berbasis teks ini menjadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi dalam kehidupan manusia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan sarana komunikasi dalam kehidupan manusia. Hal A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Bahasa merupakan sarana komunikasi dalam kehidupan manusia. Hal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk hidup yang lain. Dengan bahasa kita dapat mengutarakan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan melalui bahasanya. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:88), yang selanjutnya

Lebih terperinci

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PROGRAM DIPLOMA III BAHASA CHINA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET PENERAPAN METODE DRILL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA MANDARIN SISWA KELAS II SD TARAKANITA SOLO BARU SUKOHARJO LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Mencapai

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN NADA PERTAMA ATAU YĪNPÍNG ( 阴平 ) DALAM BAHASA MANDARIN PADA MAHASISWA SEMESTER III PROGRAM STUDI SASTRA CINA FIB UB SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN NADA PERTAMA ATAU YĪNPÍNG ( 阴平 ) DALAM BAHASA MANDARIN PADA MAHASISWA SEMESTER III PROGRAM STUDI SASTRA CINA FIB UB SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN NADA PERTAMA ATAU YĪNPÍNG ( 阴平 ) DALAM BAHASA MANDARIN PADA MAHASISWA SEMESTER III PROGRAM STUDI SASTRA CINA FIB UB SKRIPSI Disusun Oleh : NOVIANA EKA NUR WATHIN 115110400111001 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu alat komunikasi bagi manusia untuk. orang lain baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Menurut Oxford Learner's

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu alat komunikasi bagi manusia untuk. orang lain baik dalam bentuk lisan maupun tulisan. Menurut Oxford Learner's BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan suatu alat komunikasi bagi manusia untuk menyampaikan sesuatu yang ada dalam pikiran manusia dan berinteraksi dengan orang lain baik dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. atau kaidah tertentu berdasarkan hasil berpikir ilmiah. Proses berfikir ilmiah terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. atau kaidah tertentu berdasarkan hasil berpikir ilmiah. Proses berfikir ilmiah terdiri 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya ilmiah adalah karya tulis yang disusun secara sistematis menurut aturan atau kaidah tertentu berdasarkan hasil berpikir ilmiah. Proses berfikir ilmiah terdiri

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Ilmu tidaklah luput dari suatu bahasa, salah satunya bahasa Jepang. Bahasa

BAB 1. Pendahuluan. Ilmu tidaklah luput dari suatu bahasa, salah satunya bahasa Jepang. Bahasa BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah negara maju yang kaya akan berbagai ilmu, teknologi, kebudayaan dan beberapa hal lainnya. Hal yang paling menonjol di bidangnya adalah teknologi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan lain. Manusia memiliki keinginan atau hasrat untuk memenuhi

Lebih terperinci

EJAAN DAN MORFOLOGI PERTEMUAN KETIGA

EJAAN DAN MORFOLOGI PERTEMUAN KETIGA EJAAN DAN MORFOLOGI PERTEMUAN KETIGA Pengertian EJAAN Ejaan ialah keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran melalui huruf, menetapkan tanda-tanda baca, memenggal kata, dan bagaimana

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA PENILAIAN CAKUPAN MATERI BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA MANDARIN KELAS X PROGRAM PILIHAN

LEMBAR KERJA PENILAIAN CAKUPAN MATERI BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA MANDARIN KELAS X PROGRAM PILIHAN LEMBAR KERJA PENILAIAN CAKUPAN MATERI BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA MANDARIN KELAS X PROGRAM PILIHAN 1. Memahami wacana lisan dialog sederhana tentang Identitas Diri 1.1 Mengidentifikasi bunyi Hanyu Pinyin

Lebih terperinci

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2

Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2 Penggunaan Ejaan yang Disempurnakan (EYD) pada Makalah Mahasiswa Non-PBSI 1 Nuryani 2 Abstrak Bahasa Indonesia menjadi mata kuliah wajib di seluruh universitas, termasuk UIN Syarif Hidyatullah Jakarta.

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Anggota Kelompok A.Khoirul N. Khoirunnisa M. J. Fida Adib Musta in Sub Pokok Bahasan EYD DIKSI KEILMUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. system tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 90,

BAB I PENDAHULUAN. system tulisan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 90, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, karena dengan bahasa kita bisa berkomunikasi satu dengan yang lain. Keraf (2001:1) mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: Kami poetra dan poetri

BAB I PENDAHULUAN. ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang berbunyi: Kami poetra dan poetri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep, atau juga perasaan. Betapa

Lebih terperinci

TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI

TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI TEKNIK PENULISAN DAN PRESENTASI Membaca Suatu proses yang dilakukan Tata bahasa dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). EYD merupakan standar umum yang ditetapkan oleh Pemerintah,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengantar Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah menjadi suatu wilayah yang kompleks masyarakatnya. Keadaan ini terjadi karena sekarang semakin

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati Abstrak. Penelitian ini menggambarkan kesalahan penggunaan bahasa Indonesia terutama dalam segi struktur kalimat dan imbuhan

Lebih terperinci

ARTIKEL OLEH RAHMAWATY THAIB NIM PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

ARTIKEL OLEH RAHMAWATY THAIB NIM PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 1 PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM KORESPONDENSI DI LINGKUNGAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2013 SAMPAI DENGAN 2014 ARTIKEL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak 9 BAB II KAJIAN TEORI Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak bahasa. Chaer (2003: 65) menyatakan bahwa akibat dari kontak bahasa dapat tampak dalam kasus seperti interferensi,

Lebih terperinci

KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU. Makalah Bahasa Indonesia

KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU. Makalah Bahasa Indonesia KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU Makalah Bahasa Indonesia KATA PENGANTAR Syukur alhamdulilah kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat yang telah di limpahkannya. Sehingga penyusunan

Lebih terperinci

PENERJEMAHAN KOLEKSI BENDA BERSEJARAH KE DALAM BAHASA CHINA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PARIWISATA DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA

PENERJEMAHAN KOLEKSI BENDA BERSEJARAH KE DALAM BAHASA CHINA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PARIWISATA DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA PENERJEMAHAN KOLEKSI BENDA BERSEJARAH KE DALAM BAHASA CHINA SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN PARIWISATA DI MUSEUM RADYAPUSTAKA SURAKARTA LAPORAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas Akhir sebagaian

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Arti dari bahasa dalam kamus bahasa Inggris Longman dictionary of contemporary

Bab 1. Pendahuluan. Arti dari bahasa dalam kamus bahasa Inggris Longman dictionary of contemporary Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Arti dari bahasa dalam kamus bahasa Inggris Longman dictionary of contemporary English (2005:903) adalah a system of communication by written or spoken words which

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi hatinya, baik perasaan senang, sedih, kesal dan hal lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi hatinya, baik perasaan senang, sedih, kesal dan hal lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Tanpa bahasa, maka kehidupan manusia akan kacau. Sebab dengan bahasalah manusia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran,

I. PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran, 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pikiran, perasaan, gagasan, ide, dan keinginan kepada orang lain. Bahasa juga merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul

: Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Judul Skripsi : Ortografis dalam Register Seabreg SMS Gaul Nama : Eli Rahmat Tahun : 2013 Latar Belakang Menurut Keraf bahasa memiliki empat fungsi, yaitu (1) sebagai alat untuk mengekpresikan diri, (2)

Lebih terperinci

Kelengkapan Keluasan Kedalaman. Tidak. Tidak Sesuai. Sesuai Sesuai. Sesuai

Kelengkapan Keluasan Kedalaman. Tidak. Tidak Sesuai. Sesuai Sesuai. Sesuai LEMBAR KERJA PENILAIAN CAKUPAN MATERI BUKU TEKS PELAJARAN BAHASA MANDARIN KELAS XI BAHASA Standar Kompetensi Kelas XI, Semester 1 1. Memahami wacana lisan berbentuk paparan 1.1 Mengidentifikasi bunyi Hanyu

Lebih terperinci

Pelafalan Bahasa Mandarin Generasi Tua Di Pondok Tjandra Indah 泗水 Pondok Tjandra Indah 老年华人普通话的语音

Pelafalan Bahasa Mandarin Generasi Tua Di Pondok Tjandra Indah 泗水 Pondok Tjandra Indah 老年华人普通话的语音 Pelafalan Bahasa Mandarin Generasi Tua Di Pondok Tjandra Indah 泗水 Pondok Tjandra Indah 老年华人普通话的语音 Carolina A.S. & Henny P. S. Wijaya Program Studi Sastra Tionghoa Universitas Kristen Petra, Siwalankerto

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka memuat uraian sistematis tentang teori-teori dasar dan konsep atau hasil-hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti terdahulu

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA KARANGAN EKSPOSISI SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DAN PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Ige Janet L. W. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Nama Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Kode Mata Kuliah : MU 002 Bobot Kredit : 2 SKS Semester Penempatan : I Kedudukan Mata Kuliah : Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan dengan menggunakan bahasa tulis. Jika dibandingkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. gagasan dengan menggunakan bahasa tulis. Jika dibandingkan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mencakup empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Pada keterampilan mendengar dan

Lebih terperinci

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN 48 BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan Setelah menganalisa sejumlah buku pelajaran Mandarin terbitan dari 4 negara yang dikaitkan dengan teori pedoman penyusunan buku pelajaran Mandarin menurut Liu Xun

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) Nama Mata Kuliah : Bahasa Indonesia Kode Mata Kuliah : MU 002 Bobot Kredit : 2 SKS Semester Penempatan : I Kedudukan Mata Kuliah : Mata Kuliah Umum Mata Kuliah Prasyarat

Lebih terperinci

ANALISIS KENDALA PEMBELAJARAN KATA BANTU BILANGAN BAHASA MANDARIN BESERTA SOLUSINYA

ANALISIS KENDALA PEMBELAJARAN KATA BANTU BILANGAN BAHASA MANDARIN BESERTA SOLUSINYA ANALISIS KENDALA PEMBELAJARAN KATA BANTU BILANGAN BAHASA MANDARIN BESERTA SOLUSINYA Rosemary Sylvia Chinese Department, Bina Nusantara University, Jl. Kemanggisan Ilir III No. 45, Kemanggisan/Palmerah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang ampuh untuk mengadakan hubungan komunikasi dan melakukan kerja sama. Dalam kehidupan masyarakat, bahasa menjadi kebutuhan pokok

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH BAHASA INDONESIA TERHADAP KESALAHAN PENGGUNAAN KATA NEGASI BU DAN MEI

ANALISIS PENGARUH BAHASA INDONESIA TERHADAP KESALAHAN PENGGUNAAN KATA NEGASI BU DAN MEI ANALISIS PENGARUH BAHASA INDONESIA TERHADAP KESALAHAN PENGGUNAAN KATA NEGASI BU DAN MEI Angely Setiawan, Reina Juwita, Fu Ruomei Binus University, Jl. Kemanggisan Ilir III/45, Palmerah, Jakarta Barat,

Lebih terperinci

EVALUASI KETEPATAN HANZI, PINYIN DAN TERJEMAHAN PADA KAMUS PERCAKAPAN BAHASA MANDARIN SEHARI-HARI KARYA JOHNY LEE BAGI PEMBELAJAR PEMULA SKRIPSI.

EVALUASI KETEPATAN HANZI, PINYIN DAN TERJEMAHAN PADA KAMUS PERCAKAPAN BAHASA MANDARIN SEHARI-HARI KARYA JOHNY LEE BAGI PEMBELAJAR PEMULA SKRIPSI. EVALUASI KETEPATAN HANZI, PINYIN DAN TERJEMAHAN PADA KAMUS PERCAKAPAN BAHASA MANDARIN SEHARI-HARI KARYA JOHNY LEE BAGI PEMBELAJAR PEMULA SKRIPSI diajukan untuk memenuhi persyaratan guna menyelesaikan Program

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode penelitian deskriptif analitik. Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea, atau wacana. Pemilihan kata akan dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Zhōng Jí Jiē Duàn Tài Guó Liύ Xué Shēng Hàn Yŭ Shēng Diào Xí De Piān Wù

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Zhōng Jí Jiē Duàn Tài Guó Liύ Xué Shēng Hàn Yŭ Shēng Diào Xí De Piān Wù BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 关园园 (Guān Yuán Yuán) dalam jurnal elektroniknya dengan judul Chū Zhōng Jí Jiē Duàn Tài Guó Liύ Xué Shēng Hàn Yŭ Shēng Diào Xí De

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Penerjemahan. Penerjemahan menurut Eugene A. Nida dan Charles R. Taber dalam buku

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengertian Penerjemahan. Penerjemahan menurut Eugene A. Nida dan Charles R. Taber dalam buku 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Penerjemahan Penerjemahan menurut Eugene A. Nida dan Charles R. Taber dalam buku yang berjudul Panggilan Menjadi Penerjemah adalah translating consists in reproducing

Lebih terperinci

A. Pengertian Bahasa Mandarin

A. Pengertian Bahasa Mandarin BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Bahasa Mandarin Bahasa Mandarin merupakan mata pelajaran yang mengembangkan keterampilan berkomunikasi lisan dan tulisan untuk memahami dan mengungkapkan informasi,

Lebih terperinci

UKBM BAHASA MANDARIN PEMINATAN MAN-3.1/4.1/1/1

UKBM BAHASA MANDARIN PEMINATAN MAN-3.1/4.1/1/1 UKBM BAHASA MANDARIN PEMINATAN MAN-3.1/4.1/1/1 PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 6 MALANG 个人信息 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Bahasa Mandarin b. Semester

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benar. Ini ditujukan agar pembaca dapat memahami dan menyerap isi tulisan

BAB I PENDAHULUAN. benar. Ini ditujukan agar pembaca dapat memahami dan menyerap isi tulisan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia mencakup komponenkomponen kemampuan berbahasa Indonesia yang meliputi aspek berbicara, menyimak, menulis, dan

Lebih terperinci

peneliti-peneliti sebelumnya, baik di dalam bahasa Indonesia, bahasa Mandarin,

peneliti-peneliti sebelumnya, baik di dalam bahasa Indonesia, bahasa Mandarin, Penelitian mengenai kata keterangan sudah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, baik di dalam bahasa Indonesia, bahasa Mandarin, bahasa Inggris dan bahasa lainnya di dunia. Tetapi sepanjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dengan memakai tanda-tanda, bunyi-bunyi, gesture, atau tanda-tanda yang

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dengan memakai tanda-tanda, bunyi-bunyi, gesture, atau tanda-tanda yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat yang sistematis untuk menyampaikan gagasan atau perasaan dengan memakai tanda-tanda, bunyi-bunyi, gesture, atau tanda-tanda yang disepakati

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat pengantar untuk berhubungan ataupun berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Bahasa adalah sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis.

BAB I PENDAHULUAN. menulis. Menurut Tarigan (2008:21) Proses menulis sebagai suatu cara. menerjemahkannya ke dalam sandi-sandi tulis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan untuk berkomunikasi. Kita dapat menyatakan pendapat, perasaan, gagasan yang ada di dalam pikiran terhadap orang lain melalui

Lebih terperinci