PENENTUAN MODEL JALUR PERPINDAHAN LEPASAN ZAT RADIOAKTIF DI ATMOSFER KE KOMPARTEMEN LINGKUNGAN PADA OPERASI NORMAL PLTN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENENTUAN MODEL JALUR PERPINDAHAN LEPASAN ZAT RADIOAKTIF DI ATMOSFER KE KOMPARTEMEN LINGKUNGAN PADA OPERASI NORMAL PLTN"

Transkripsi

1 ABSTRAK PENENTUAN MODEL JALUR PERPINDAHAN LEPASAN ZAT RADIOAKTIF DI ATMOSFER KE KOMPARTEMEN LINGKUNGAN PADA OPERASI NORMAL PLTN Terima Ginting, Agus Gindo.S, Budi Hari Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN PENENTUAN MODEL JALUR PERPINDAHAN LEPASAN ZAT RADIOAKTIF DI ATMOSFER KE KOMPARTEMEN LINGKUNGAN PADA OPERASI NORMAL PLTN. Telah dilakukan pengumpulan data kompartemen lingkungan di daerah sekitar lokasi calon tapak PLTN di Semenanjung Muria, Jepara. Kompartemen lingkungan di daerah sekitar lokasi PLTN Semenanjung Muria dikumpulkan dari data demografi Kabupaten Jepara yang dibuat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun Hasil yang diperoleh adalah kompartemen lingkungan yang ada di daerah sekitar lokasi PLTN Semenanjung Muria adalah : lahan ( perumahan, perkantoran, industri, sekolahan, puskesmas dan tempat ibadah), padang rumput/semak, pertanian dan hasil pertanian (buah2an, umbi2an, sayur2an, biji2an), perkebunan (kelapa, tebu, jambu mete, dan coklat dll), perikanan (ikan air tawar/ biota air sungai), air sungai dan tanah), sawah (irrigasi, tadah hujan), peternakan (kerbau, sapi, kambing, domba ) dan hasil ternak (daging dan susu), peternakan unggas (ayam dan itik) dan hasil ternak unggas ( daging dan telur) dan penduduk. Jalur perpindahan lepasan zat radioaktif di atmosfer ke kompartemen lingkungan yang ada di daerah sekitar lokasi calon tapak PLTN Muria, Ujungwatu, Jepara meliputi : jalur deposisi (deposition); jalur pengikisan oleh air hujan (run-off); jalur penyerapan oleh akan tanaman (root-uptake); jalur migrasi (migration); jalur uptake ; jalur drinking; jalur irrigasi (irrigation); jalur sedimentasi (sedimentation); dan jalur injesi (ingestion). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Model Jalur Perpindahan Lepasan Zat Radioaktif di Atmosfer ke Kompartemen Lingkungan pada Operasi Normal PLTN Muria, Ujungwatu, Jepara. ABSTRACT MIGRATION PATHWAY MODEL OF RADIOACTIVE MATERIALS RELEASE AT THE ATMOSPHERE TO THE ENVIRONMENTAL COMPARTMENT ON NORMAL OPERATION OF NPP. The collecting of environment compartment data at the candidate site of the Ujung Watu NPP was carried out. The environmental compartment was collected from demography data of Jepara District, which made by Statistic Centre Agency, Jepara. The transfer pathway of radioactive material at the atmosphere to the environmental compartment at the candidate site of the Ujung Watu NPP was determined as inhalation and deposition pathway. The result of the research are the environmental compartment at the candidate site of the Ujung Watu NPP are housing, officials, industries, schools, hospitals and religion facilities areas, agriculture area and agriculture products (fruits, grains, vegetables, root vegetables), grass/shrubs area, plantation area and plantation products, cattle breeding ( buffalo, cow, goat, sheep) and cattle breeding products (milk, meat), bird (chicken, duck) and bird products (meat, eggs), fishery and fishery products, irrigated, river water, land water and inhabitant and the transfer pathway of radioactive material at the atmosphere to the environmental compartment at the candidate site of the Ujung Watu NPP via deposition pathway, run-off pathway, root-uptake pathway, migration pathway, uptake pathway, irrigation pathway, sedimentation pathway, drinking pathway, and ingestion pathway. The aim of this research is to know the model of transfer pathway of radioactive materials releases at the atmosphere to the environmental compartment of the candidate site of the Ujung Watu NPP. PENDAHULUAN Energi nuklir merupakan salah satu energi alternatif yang harus disediakan oleh pemerintah dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri. Pada tahun 2025 diharapkan energi nuklir akan memberikan sumbangan sekitar 4 % dari kebutuhan energi nasional. Untuk memenuhi kebutuhan energi nuklir tersebut akan dibangun beberapa unit pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di Semenanjung Muria, Jepara. Keberadaan PLTN di suatu daerah akan memberikan dampak yang luas baik aspek sosial-ekonomi, psikologi, dan aspek keselamatan terhadap pekerja, lingkungan dan masyarakat. Agar dalam pengoperasiannya PLTN dapat berjalan dengan baik dan aman, bagi pekerja, anggota masyarakat maupun lingkungan, tentunya harus dilakukan perencanaan perancangan yang sebaikbaiknya. Salah satunya perencanaan dan perancangan yang perlu diperhatikan dan harus dilakukan adalah perencanaan dan 199

2 perancangan sistem proteksi radiasi terhadap pekerja radiasi, anggota masyarakat dan lingkungan di sekitar lokasi PLTN. Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan sitem proteksi radiasi PLTN antara laian sumber radiasi (source term) yang ada di PLTN tersebut, jalur lepasan (pathway) sumber radiasi, rancangan dan sistem operasi reaktor yang digunakan, lokasi dan sumber daya alam sekitar lokasi PLTN, juga sumber daya manusia yang harus terlibat di dalamnya serta struktur organisasi proteksi yang diperlukan. Dalam perencanaan sistem proteksi radiasi terhadap pekerja radiasi dan lingkungan PLTN, diperlukan strategi dengan memperhatikan beberapa aspek penting, salah satu diantarannya adalah diketahuinya model jalur perpindahan radionuklida ke kompartemen lingkungan di sekitar lokasi PLTN tersebut. Hal inilah yang melandasi pemikiran dilakukannya penelitian yang berjudul Penentuan Model Jalur Perpidahan Radionuklida ke Kompartemen Lingkungan pada Operasi PLTN di Muria. Hasil yang diperoleh dapat menjadi bahan masukan bagi penyusunan sistem proteksi radiasi terhadap pekerja radiasi, anggota masyarakat dan lingkungan yang akan diterapkan di PLTN Muria. METODOLOGI Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data kompartemen lingkungan di daerah sekitar lokasi PLTN berdasarkan data demografi Kabupaten Jepara tahun 2006 dan Selanjutnya Model Jalur Perpindahan Lepasan Zat Radioaktif di Atmosfer ke Kompartemen Lingkungan pada Operasi Normal PLTN Ujungwatu, Jepara dapat disusun setelah diketahui jalur perpindahan lepasan zat radioaktif di atmosfer ke kompartemen lingkungan yang terdapat di daerah sekitar lokasi tapak PLTN Ujungwatu, Jepara. Data yang perlu diketahui agar jalur perpindahan lepasan zat radioaktif di atmosfer ke kompartemen lingkungan PLTN dapat ditentukan adalah data kompartemen lingkungan yang ada di daerah sekitar lokasi PLTN Muria Ujungwatu, Jepara. Data kompartemen lingkungan di daerah sekitar lokasi PLTN Muria dapat diketahui dari data demografi (Tata Guna Tanah dan Tata Guna Air) yang telah disusun oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Jepara tahun 2006 dan Jalur perpindahan zat radioaktif di atmosfer ke kompartemen lingkungan yang ada di daerah sekitar lokasi tapak PLTN Muria Ujungwatu, Jepara ditentukan berdasarkan jalur inhalasi dan deposisi. Sebab zat radioaktif di atmosfer dapat berpindah ke kompartemen lingkungan secara langsung melalui jalur inhalasi (inhalation) dan secara tidak langsung melalui jalur deposisi (deposition) [1]. Berdasarkan jalur perpindahan zat radioaktif di atmosfer ke kompartemen lingkungan yang ada di daerah sekitar lokasi tapak PLTN Ujungwatu, Jepara disusun Model Jalur Perpindahan Lepasan Zat Radioaktif di Atmosfer ke Kompartemen Lingkungan pada Operasi Normal PLTN Ujungwatu, Jepara. HASIL DAN PEMBAHASAN Kompartemen lingkungan daratan di daerah sekitar lokasi calon tapak PLTN Ujungwatu Muria, Kecamatan Keling Kabupaten Jepara dalam radius 1-5 km yang diperoleh dari data demografi Kabupaten Jepara tahun ditunjukkan pada Gambar 1. Model jalur perpindahan lepasan zat radioaktif di atmosfer yang diperkirakan dapat terlepas dari operasi normal PLTN Muria ke kompartemen lingkungan yang ada di daerah sekitar lokasi calon tapak PLTN Muria, Ujungwatu, Jepara ditunjukkan pada Gambar

3 KOM PARTEM EN LINGKUNGAN DI DAERAH SEKITAR LO KASI PLTN SEM ENANJUNG M URIA JEPARA BANGUNAN SEM AK, PADANG RUM PUT PERTANIAN PERKEBUNAN PETERNAKAN PERIKANAN AIR TAW AR AIR SAW AH PENDUDUK Perum ahan BUAH2AN Kelapa TERNAK Biota ikan Sungai Irrigasi Perkantoran Blim bing Tebu Kerbau D aging Tanah Tadah hujan Industri Pisang Jam bu mete Sapi Susu Sekolahan M angga Coklat Kam bing Puskesm as Ram butan Dom ba Tem pat Ibadah Pepaya Jam b u air UNGGAS Nangka Ayam D aging Itik Telur SAYUR2AN Kangkung Kacang panjang Ketimun UMBI2AN Ketela ram bat Ketela pohon Kacang tanah BIJI2AN Padi Jagung Sum ber : BPS Kabupaten Jepara [2] Gambar 1. Kompartemen lingkungan di daerah sekitar lokasi PLTN Muria Ujungwatu, Jepara Gambar 2. Model Jalur Perpindahan Lepasan Zat Radioaktif di Atmosfer ke Kompartemen Lingkungan di daerah sekitar lokasi PLTN Ujungwatu, Jepara 201

4 Berdasarkan Model Jalur Perpindahan Lepasan Zat Radioaktif di Atmosfer ke Kompartemen Lingkungan di daerah sekitar lokasi PLTN Ujungwatu, Jepara seperti pada Gambar 2, jalur perpindahan lepasan zat radioaktif di atmosfer ke kompartemen lingkungan di daerah sekitar lokasi calon tapak PLTN Ujungwatu, Jepara dalam radius 1-5 km akan diuraikan sebagai berikut : 1. Jalur perpindahan zat radioaktif di atmosfer Zat radiaktif di atmosfer dapat mengalami deposisi baik pada musim kering (dry deposition) maupun pada saat terjadi hujan (wet deposition) jatuh ke permukaan bumi [3, 4]. Terdeposisinya zat radiaktif di atmosfer ke permukaan bumi menyebabkan zat radiaktif yang ada di atmosfer berpindah/jatuh ke permukaan atap bangunan (perumaha, perkantoran, industri, sekolahan, puskesmas, tempat ibadah); lahan padang rumput/semak; lahan pertanian; lahan perkebunan; sawah; sungai dan laut. Hal ini berarti bahwa perpindahan zat radioaktif di atmosfer ke kompartemen lingkungan bangunan; lahan padang rumput/semak; lahan pertanian; lahan perkebunan; sawah; sungai dan laut disebabkan oleh adanya deposisi. Oleh karena itu, jalur perpindahan zat radioaktif yang ada di atmosfer ke kompartemen bangunan; lahan padang rumput/semak; lahan pertanian; lahan perkebunan; sawah; sungai dan laut yang ada di lingkungan sekitar lokasi calon tapak PLTN Muria, Ujungwatu, Jepara adalah melalui jalur deposisi (deposition). Manusia dan ternak (kerbau, sapi, kambing, domba dan unggas) pada saat bernafas menghirup atmosfer melalui hidung masuk ke dalam paru-paru [1]. Penghisapan atmosfer melalui hidung menyebabkan zat radioaktif yang ada di atmosfer dapat berpindah ke manusia dan ternak. Oleh karena itu, jalur perpindahan zat radioaktif yang ada di atmosfer ke manusia dan ternak yang disebabkan oleh penghisapan atmosfer melalui hidung adalah melalui jalur inhalasi (inhalation). 2. Jalur perpindahan zat radioaktif di kompartemen permukaan atap bangunan Permukaan atap bangunan (perumahan, perkantoran, industri, sekolahan, puskesmas, tempat ibadah) pada saat terjadi hujan deras akan terkikis oleh air hujan [3]. Pengikisan permukaan atap bangunan oleh air hujan menyebabkan zat radioaktif yang ada di permukaan atap bangunan akan terkikis dan terbawa oleh air hujan hingga masuk ke dalam sungai. Hal ini berarti bahwa zat radioaktif yang ada di permukaan atap bangunan akan berpindah ke sungai disebabkan oleh pengikisan air hujan. Oleh karena itu, jalur perpindahan zat radioaktif yang ada di kompartemen permukaan atap bangunan ke kompartemen sungai yang disebabkan oleh pengikisan permukaan atap bangunan dengan air hujan disebut melalui jalur (run-off). 3. Jalur perpindahan zat radioaktif di kompartemen tanah permukaan Zat radioaktif yang terdeposit di permukaan tanah dapat mengalami pergerakan ke samping dan kebawah. Pergerakan ke samping dapat disebabkan oleh pengikisan permukaan tanah oleh hujan deras dan atau oleh angina terutama pada tanah yang gundul. Pergerakan ke bawah dapat disebabkan oleh pergerakan partikel itu sendiri melalui pori-pori hingga mencapai lapisan air tanah [3,4]. Pengikisan permukaan tanah oleh air hujan menyebabkan zat radioaktif yang ada di permukaan tanah akan terkikis dan dibawa oleh air hujan hingga masuk ke dalam sungai. Hal ini berate bahwa zat radioaktif yang ada di permukaan tanah dapat berpindah ke sungai karena adanya pengikisan permukaan tanah oleh hujan deras. Oleh karena itu, jalur perpindahan zat radioaktif yang ada di permukaan tanah ke sungai yang disebabkan oleh pengikisan permukaan tanah oleh hujan deras disebut melalui jalur run-off. Pergerakan partikel melalui pori-pori tanah menyebabkan zat radioaktif yang ada di permukaan tanah akan bergerak ke lapisan tanah bagian dalam hingga mencapai lapisan air tanah. Hal ini berarti bahwa zat radioaktif yang ada di permukaan tanah dapat berpindah ke lapisan air tanah disebabkan oleh pergerakan partikel itu sendiri. Oleh karena itu, jalur perpindahan zat radioaktif yang ada di permukaan tanah ke lapisan air tanah yang disebabkan oleh pergerakan partikel itu sendiri disebut melalui jalur migrasi (migration). Zat radioaktif yang ada di permukaan tanah dapat juga diserap oleh akar tanaman [1]. Penyerapan oleh akar tanaman menyebabkan zat radioaktif yang ada di permukaan tanah dapat berpindah ke tanaman (rerumputan/semak, pertanian, perkebunan). Oleh karena itu, jalur perpindahan zat radioaktif yang ada di permukaan tanah ke tanaman yang disebabkan penyerapan oleh akar tanaman disebut melalui jalur root-uptake. Dengan demikian, jalur 202

5 perpindahan zat radioaktif yang ada di kompartemen tanah permukaan ke kompartemen sungai melalui jalur pengikisan oleh air hujan (run-off), ke kompartemen lapisan air tanah melalui jalur pergerakan partikel (migration), dan ke kompartemen tanaman melalui jalur penyerapan oleh akar tanaman itu sendiri (rootuptake). 4. Jalur perpindahan zat radioaktif di kompartemen rerumputan/semak Makanan pokok ternak (kerbau,sapi,kambing,domba) yang ada di daerah sekitar calon tapak PLTN Muria Ujungwatu, Jepera adalah rerumputan/semak. Ternak memakan rerumputan/semak masuk ke dalam tubuhnya menyebabkan zat radioaktif yang ada di tanaman rerumputan/semak dapat berpindah ke ternak. Hal ini berarti bahwa zat radioaktif yang ada di kompartemen rerumputan/semak dapat berpindah ke kompartemen ternak, karena ternak tersebut memakan (uptake) rerumputan/semak yang terkontaminasi. Dengan demikian, jalur perpindahan zat radioaktif yang ada di kompartemen tanaman rerumputan/semak ke kompartemen ternak yang disebabkan karena ternak memakan reumputan/semak disebut melalui jalur uptake. 5. Jalur perpindahan zat radioaktif di kompartemen air sungai Air sungai di daerah sekitar lokasi calon tapak PLTN Muria Ujungwatu, Jepara digunakan oleh petani untuk mengairi sawah, sebagai air minum ternak kerbau dan tempat hidupnya biota (ikan air tawar) [2]. Air sungai dialirkan ke sawah-sawah petani melalui saluran irrigasi. Penyaluran air sungai melalui saluran irrigasi menyebabkan zat radioaktif yang ada di air sungai akan masuk ke dalam sawah-sawah petani. Hal ini berarti bahwa zat radioaktif yang ada di air sungai dapat berpindah ke sawah-sawah petani karena penyaluran air sungai ke sawah-sawah petani melalui saluran irrigasi. Oleh karena itu, jalur perpindahan zat radioaktif yang ada di air sungai ke sawah-sawah petani yang disebabkan karena penyaluran air sungai melalui saluran irrigasi disebut melalui jalur irrigasi (irrigation). Air sungai diminum oleh ternak kerbau, masuk ke dalam tubuhnya menyebabkan zat zat radioaktif yang ada di air sungai dapat berpindah ke ternak kerbau. Oleh karena itu, jalur perpindahan zat zat radioaktif yang ada di air sungai ke ternak kerbau yang disebabkan karena ternak kerbau meminum air sungai disebut melalui jalur drinking. Ikan yang hidup dalam air sungai akan memakan plankton yang ada di dalam air sungai. Demikian juga zat radioaktif yang ada di dalam air sungai dapat termakan oleh ikan masuk ke dalam tubuhnya. Hal ini berati bahwa zat radioaktif yang ada di dalam air sungai dapat berpindah ke tubuh ikan karena ikan memakan zat radioaktif yang ada di dalam air sungai. Oleh karena itu, jalur perpindahan zat radioaktif yang ada di dalam air sungai ke ikan yang diaebabkan karena zat radioaktif yang ada di dalam air sungai termakan oleh ikan disebut melalui jalur uptake. Unsur-unsur yang terlarut dalam air sunga dapat tersedimentasi ke sediment yang terdapat di dasar sungai. Tersedimentasinya unsure-unsur di dalam air sungai menyebabkan zat radioaktif yang ada di dalam air sungai dapat berpindah ke sediment. Jalur perpindahan zat radioaktif yang ada di dalam air sungai ke sedimen yang disebabkan oleh proses sedimentasi disebut melalui jalur sedimentasi (sedimentation). 6. Jalur perpindahan zat radioaktif di kompartemen hasil pertanian, peternakan, perkebunan dan perikanan air tawar (sungai) Penduduk yang tinggal di daerah sekitar lokasi calon tapak PLTN Muria Ujungwatu, Jepara mengkonsumsi hasil pertanian (padi, palawija, buah-buahan, sayur-sayuran), hasil peternakan (daging, susu, telur), hasil perkebunan rakyat (kelapa, tebu, jambu mete, dll) dan hasil perikanan air tawar (ikan air sungai) sebagai bahan makanan [2]. Hasil pertanian, hasil peternakan, hasil perikanan air tawar setelah dipreparasi (food preparation) akan dimakan oleh manusia dan masuk ke dalam tubuh. Zat radioaktif yang terkandung dalam hasil pertanian, hasil peternakan, hasil perikanan air tawar dapat berpindah ke manusia karena manusia mengkonsumsi bahan makanan tersebut. Jalur perpindahan zat radioaktif yang terkandung dalam kompartemen hasil pertanian, hasil peternakan, hasil perikanan air tawar ke kompartemen manusia yang disebabkan karena manusia mengkonsumsi hasil pertanian, hasil peternakan, hasil perikanan air tawar disebut melalui jalur injesi (ingestion). 7. Jalur perpindahan zat radioaktif di kompartemen air tanah/sumur bor Sebagian besar penduduk yang tinggal di daerah sekitar lokasi calon tapak PLTN Muria, Ujungwatu, Jepara menggunakan air tanah/sumur bor sebagai bahan baku air minum [2]. Zat radioaktif yang terkandung dalam air 203

6 tanah dapat berpindah ke penduduk karena penduduk meminum air tanah tersebut. Jalur perpindahan zat radioaktif yang terkandung dalam kompartemen air tanah ke kompartemen penduduk yang disebabkan karena penduduk meminum air tanah disebut melalui jalur drinking. Air tanah juga digunakan sebagai sumber air minum bagi ternak yang dipelihara di dalam kandang seperti ternak (sapi, kambing, domba). Hewan meminum air tanah yang telah disiapkan oleh peternak. Zat radioaktif yang terkandung dalam air tanah dapat berpindah ke hewan ternak karena hewan ternak meminum air tanah. Jalur perpindahan zat radioaktif yang terkandung dalam kompartemen air tanah ke kompartemen hewan ternak yang disebabkan karena hewan ternak meminum air tanah disebut melalui jalur drinking. KESIMPULAN 2. Jalur perpindahan lepasan zat radioaktif di atmosfer ke kompartemen lingkungan yang ada di daerah sekitar lokasi calon tapak PLTN Muria, Ujungwatu, Jepara meliputi : jalur deposisi (deposition); jalur pengikisan oleh air hujan (run-off); jalur penyerapan oleh akan tanaman (root-uptake); jalur migrasi (migration); jalur uptake ; jalur drinking; jalur irrigasi (irrigation); jalur sedimentasi (sedimentation); dan jalur injesi (ingestion). 3. Telah diperoleh Model Jalur Perpindahan Lepasan Zat Radioaktif di Atmofer ke Kompartemen Lingkungan pada Operasi Normal PLTN Muria Ujungwatu Jepara DAFTAR PUSTAKA 1. F.VAN DORP, R.ELEVELD and M.J FRISSEL. A new approah for soil-plant transfer calculations. In Biological Aplication of Radionuclides Released From Nuclear Industries, Vol.II, IAEA Publication STI/PUB/522, IAEA, Vienna, PP , Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 2. Jepara Dalam Angka, ISSN : , Katalog BPS : , Kerjasama BAPPEDA Kabupaten Jepara, Badan Pusat Statistik Kabupaten Jepara, Kompartemen lingkungan yang ada di daerah sekitar lokasi calon tapak PLTN Muria Ujungwatu, Jepara dalam radius ± 5 km adalah kompartemen bangunan (perumahan, perkantoran, industri, sekolahan, puskesmas, tempat ibadah); lahan padang rumput/semak; lahan pertanian dan hasil pertanian; lahan perkebunan dan hasil perkebunan; sawah; sungai dan air tanah seperti pada Gambar SUHARTINI, NITA, Penentuan Redistribusi Laju Erosi atau Deposit di Lahan Olahan Menggunakan Teknik 137 Cs. Puslitbang Teknologi Isotop dan Radiasi Batan, Jakarta, RUSSEL, R.SCOTT, Beheviour of Radioactive Material in Soil,

Figur Data Kota Surakarta Tahun

Figur Data Kota Surakarta Tahun PERTANIAN Agriculture 5 Figur Data Kota Surakarta Tahun 2014 132 Tanaman Pangan Produksi tanaman padi di Kota Surakarta pada tahun 2014 terjadi penurunan dibanding dengan tahun sebelumnya Perikanan Tabel

Lebih terperinci

KONDISI METEOROLOGI DAN DEMOGRAFI DAERAH CALON TAPAK PLTN

KONDISI METEOROLOGI DAN DEMOGRAFI DAERAH CALON TAPAK PLTN KONDISI METEOROLOGI DAN DEMOGRAFI DAERAH CALON TAPAK PLTN Agus Gindo S., Budi Hari H., Terima Ginting Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK KONDISI METEOROLOGI DAN DEMOGRAFI DAERAH CALON TAPAK

Lebih terperinci

PEMANTAUAN RADIOEKOLOGI KELAUTAN DI SEMENANJUNG LEMAHABANG, JEPARA TAHUN 2005

PEMANTAUAN RADIOEKOLOGI KELAUTAN DI SEMENANJUNG LEMAHABANG, JEPARA TAHUN 2005 PEMANTAUAN RADIOEKOLOGI KELAUTAN DI SEMENANJUNG LEMAHABANG, JEPARA TAHUN 2005 Heru Umbara, Heny Suseno, Chevy Cahyana, Budi Hari, Wahyu P Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PEMANTAUAN RADIOEKOLOGI

Lebih terperinci

PENENTUAN KONSENTRASI RADIONUKLIDA ALAM DAN LOGAM BERAT DI PERAIRAN SEMENANJUNG LEMAHABANG

PENENTUAN KONSENTRASI RADIONUKLIDA ALAM DAN LOGAM BERAT DI PERAIRAN SEMENANJUNG LEMAHABANG PENENTUAN KONSENTRASI RADIONUKLIDA ALAM DAN LOGAM BERAT DI PERAIRAN SEMENANJUNG LEMAHABANG Heru Umbara, Heny Suseno, Chevy Cahyana, Budi Hari Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif ABSTRAK PENENTUAN

Lebih terperinci

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON

Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON Potensi Kota Cirebon Tahun 2010 Bidang Pertanian SKPD : DINAS KELAUTAN PERIKANAN PETERNAKAN DAN PERTANIAN KOTA CIREBON No. Potensi Data Tahun 2009 Data Tahun 2010*) 1. Luas lahan pertanian (Ha) 327 327

Lebih terperinci

IV. ANALISIS KONDISI UMUM WILAYAH SEKITAR LOKASI PLTN UJUNG LEMAH ABANG

IV. ANALISIS KONDISI UMUM WILAYAH SEKITAR LOKASI PLTN UJUNG LEMAH ABANG IV. ANALISIS KONDISI UMUM WILAYAH SEKITAR LOKASI PLTN UJUNG LEMAH ABANG Besar kecilnya dampak radiologi terhadap lingkungan sangat tergantung dari kondisi umum lokasi sekitar PLTN Ujung Lemahabang. Oleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi merupakan faktor yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi, sosial maupun peningkatan kualitas hidup. Oleh karena itu kecukupan persediaan energi secara berkelanjutan

Lebih terperinci

Perkembangan Ekonomi Makro

Perkembangan Ekonomi Makro Boks 1.2. Pemetaan Sektor Pertanian di Jawa Barat* Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB (harga berlaku) tahun 2006 sebesar sekitar 11,5%, sementara pada tahun 2000 sebesar 14,7% atau dalam kurun waktu

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JUNI 2017 SEBESAR 101,07 NAIK 0,38 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JUNI 2017 SEBESAR 101,07 NAIK 0,38 PERSEN No. 02/07/81/Th.IX, 3 Juli 2017 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU JUNI 2017 SEBESAR 101,07 NAIK 0,38 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Juni 2017 adalah sebesar 101,07, atau naik sebesar

Lebih terperinci

Kajian Enceng Gondok (Eichornia Crassipes) Sebagai Fitoremedia 134 Cs

Kajian Enceng Gondok (Eichornia Crassipes) Sebagai Fitoremedia 134 Cs Kajian Enceng Gondok (Eichornia Crassipes) Sebagai Fitoremedia 134 Cs Evi Setiawati Laboraturium Fisika Atom & Nuklir Jurusan Fisika FMIPA UNDIP Abstrak Telah dilakukan penelitian transfer 134 Cs dari

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/09 /Th. XIV, 5 September 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN AGUSTUS 2011 SEBESAR 99,44 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Agustus 2011 sebesar 99,44

Lebih terperinci

KAJIAN BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN UNTUK CALON PLTN AP1000

KAJIAN BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN UNTUK CALON PLTN AP1000 KAJIAN BAKU TINGKAT RADIOAKTIVITAS DI LINGKUNGAN UNTUK CALON PLTN AP1000 Moch Romli, M.Muhyidin Farid, Syahrir Pusat Teknologi Limbah Radioaktif BATAN Gedung 50 Kawasan Puspiptek, Serpong, Tangerang 15310

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN No. 34/08/14/Th.XIV, 01 Agustus 2013 NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JULI 2013 TURUN 1,84 PERSEN Pada bulan Juli 2013, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 100,43 atau turun 1,84

Lebih terperinci

Hewan dan Tumbuhan di Sekitarku

Hewan dan Tumbuhan di Sekitarku Hewan dan Tumbuhan di Sekitarku Ilmu Pengetahuan Alam Kelas Venus Standar Kompetensi 1. Mengenal bagianbagian utama tubuh hewan dan tumbuhan, pertumbuhan hewan dan tumbuhan serta berbagai tempat hidup

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU 4.1 Kondisi Geografis Secara geografis Provinsi Riau membentang dari lereng Bukit Barisan sampai ke Laut China Selatan, berada antara 1 0 15 LS dan 4 0 45 LU atau antara

Lebih terperinci

PERTANIAN. Bandung Dalam Angka Tahun

PERTANIAN. Bandung Dalam Angka Tahun Pertanian mencakup pertanian tanaman pangan, tanaman perkebunan, perikanan peternakan serta kehutanan. Pembangunan dalam bidang pertanian bertujuan untuk meningkatkan hasil dan mutu produksi, meningkatkan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. bujur timur. Wilayahnya sangat strategis karena dilewati Jalur Pantai Utara yang IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis Kabupaten Batang adalah salah satu kabupaten yang tercatat pada wilayah administrasi Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayah berada diantara koordinat

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PARAMETER DEPOSISI LEPASAN PRODUK FISI DI PERMUKAAN TANAH TAPAK PLTN

PERHITUNGAN PARAMETER DEPOSISI LEPASAN PRODUK FISI DI PERMUKAAN TANAH TAPAK PLTN PERHITUNGAN PARAMETER DEPOSISI LEPASAN PRODUK FISI DI PERMUKAAN TANAH TAPAK PLTN Pande Made Udiyani Pusat Teknologi Reaktor dan Keselamatan Nuklir-BATAN Puspiptek Gd-80, Email: pmade-u@batan.go.id Masuk:

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 04/01/51/Th. VIII, 2 Januari 2014 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. DESEMBER 2013, NTP BALI NAIK SEBESAR 0,13 PERSEN Berdasarkan penghitungan dengan tahun dasar baru (2012

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perairan pesisir merupakan daerah peralihan antara daratan dan laut. Dalam suatu wilayah pesisir terdapat bermacam ekosistem dan sumber daya pesisir. Ekosistem pesisir

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DESEMBER 2010 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 97,63 PERSEN No. 04/01/Th. XIV, 3 Januari 2011 Pada bulan Desember 2010, NTP Provinsi Sulawesi Tengah masing-masing subsektor tercatat

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2013/2014. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2013/2014. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2013/2014 Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman No. Jenis Tanaman 2010 2011 2012 2013 2013 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Padi 2 Jagung 3 Kedelai 4 Kacang Tanah

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman

LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013. Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman. Luas Panen Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman LEMBAR KERJA INDIKATOR PERTANIAN 2012/2013 Produksi Tanaman Pangan Menurut Jenis Tanaman No. Jenis Tanaman (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 Padi 2 Jagung 3 Kedelai 4 Kacang Tanah 5 Ubi Kayu 6 Ubi Jalar Tanaman

Lebih terperinci

VI. AGRICULTURE VI. PERTANIAN

VI. AGRICULTURE VI. PERTANIAN VI. PERTANIAN VI. AGRICULTURE 1. Tanaman Pangan Luas padi sawah yang dipanen dalam Kota Jambi pada tahun 2012 adalah sebesar 1.504 Ha dengan produksi sebesar 9.259,48 ton. Jika dibandingkan tahun 2011

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama dipenuhi dengan mengembangkan suplai batu bara, minyak dan gas alam.

BAB I PENDAHULUAN. terutama dipenuhi dengan mengembangkan suplai batu bara, minyak dan gas alam. BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Konsumsi energi dunia tumbuh dua puluh kali lipat sejak tahun 850 sementara populasi dunia tumbuh hanya empat kali lipat. Pada pertumbuhan awal terutama dipenuhi dengan

Lebih terperinci

BAB V SUMBER DAYA ALAM

BAB V SUMBER DAYA ALAM BAB V SUMBER DAYA ALAM A. Pertanian Kota Surakarta Sebagai salah satu kota besar di Jawa Tengah, mengalami pertumbuhan ekonomi dan penduduk karena migrasi yang cepat. Pertumbuhan ini mengakibatkan luas

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara

GAMBARAN UMUM. Wilayah Sulawesi Tenggara GAMBARAN UMUM Wilayah Sulawesi Tenggara Letak dan Administrasi Wilayah Sulawesi Tenggara terdiri atas Jazirah dan kepulauan terletak antara 3 o - 6 o Lintang selatan dan 12 45' bujur timur, dengan total

Lebih terperinci

ANALISIS TERHADAP MODEL LEPASAN RADIOAKTIF DAN TINDAKAN PROTEKTIF UNTUK KECELAKAAN POTENSIAL PLTN

ANALISIS TERHADAP MODEL LEPASAN RADIOAKTIF DAN TINDAKAN PROTEKTIF UNTUK KECELAKAAN POTENSIAL PLTN Jurnal Teknologi Pengelolaan Limbah (Journal of Waste Management Technology), ISSN 1410-9565 Volume 15 Nomor 1, Juli 2012 (Volume 15, Number 1, July, 2012) Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (Radioactive

Lebih terperinci

Profil Kabupaten Aceh Singkil

Profil Kabupaten Aceh Singkil Ibukota Batas Daerah Luas Letak Koordinat Profil Kabupaten Aceh Singkil : Singkil : Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Subulussalam Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia Sebelah Barat

Lebih terperinci

PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2005

PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 2005 PEMANTAUAN LINGKUNGAN DI SEKITAR PUSAT PENELITIAN TENAGA NUKLIR SERPONG DALAM RADIUS 5 KM TAHUN 005 Agus Gindo S., Syahrir, Sudiyati, Sri Susilah, T. Ginting, Budi Hari H., Ritayanti Pusat Teknologi Limbah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soedjana (2011) berdasarkan data secara nasional, bahwa baik

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soedjana (2011) berdasarkan data secara nasional, bahwa baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Soedjana (2011) berdasarkan data secara nasional, bahwa baik dalam ketersediaan, distribusi dan konsumsi daging sapi dan kerbau belum memenuhi tujuan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/04/Th. XV, 2 April 2012 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI BULAN MARET 2012 SEBESAR 97,86 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Maret 2012 sebesar 97,86 persen,

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN. Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN SLEMAN A. Letak Geografis Kabupaten Sleman Berdasarkan kondisi geografisnya wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai 110⁰ 13' 00" sampai dengan 110⁰ 33' 00" Bujur Timur, dan

Lebih terperinci

CONTOH TAHAPAN PERHITUNGAN NILAI BATAS LEPASAN RADIOAKTIVITAS KE LINGKUNGAN SPESIFIK TAPAK

CONTOH TAHAPAN PERHITUNGAN NILAI BATAS LEPASAN RADIOAKTIVITAS KE LINGKUNGAN SPESIFIK TAPAK KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN II PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG NILAI BATAS RADIOAKTIVITAS LINGKUNGAN CONTOH TAHAPAN PERHITUNGAN

Lebih terperinci

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak

<!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->pemeliharaan kakao. <!--[if!supportlists]-->- <!--[endif]-->integrasi padi sawah dan ternak Hasil-hasil penelitian/pengkajian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian khususnya BPTP Sulawesi Tengah merupakan paket teknologi spesifik lokasi yang selanjutnya perlu disebarkan kepada pada ekosistem

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Lokasi dan Kondisi Fisik Kecamatan Berbah 1. Lokasi Kecamatan Berbah Kecamatan Berbah secara administratif menjadi wilayah Kabupaten Sleman Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan :

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan : PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN KARERA 2. Ibu Kota Kecamatan : NGGONGI 3. Tahun Berdiri : 4. Batas Wilayah : a) Adminitrasi Pemerintahan : Nama Kecamatan : Karera Jumlah Desa / Kelurahan : 70 Desa

Lebih terperinci

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN

BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB I KLARIFIKASI HASIL PERTANIAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis

3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. Letak Geografis 3. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Penelitian dilakukan di dua kabupaten di Provinsi Jambi yaitu Kabupaten Batanghari dan Muaro Jambi. Fokus area penelitian adalah ekosistem transisi meliputi

Lebih terperinci

PERTANIAN. Bandung Dalam Angka Tahun

PERTANIAN. Bandung Dalam Angka Tahun Pertanian mencakup pertanian tanaman pangan, tanaman perkebunan, perikanan peternakan serta kehutanan. Pembangunan dalam bidang pertanian bertujuan untuk meningkatkan hasil dan mutu produksi, meningkatkan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis 33 KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Lokasi Geografis Daerah penelitian terletak di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Kecamatan Imogiri berada di sebelah Tenggara dari Ibukota Kabupaten Bantul.

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN. wilayah kilometerpersegi. Wilayah ini berbatasan langsung dengan V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1. Lokasi dan Topografi Kabupaten Donggala memiliki 21 kecamatan dan 278 desa, dengan luas wilayah 10 471.71 kilometerpersegi. Wilayah ini

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan

KEADAAN UMUM LOKASI. Tabel 7. Banyaknya Desa/Kelurahan, RW, RT, dan KK di Kabupaten Jepara Tahun Desa/ Kelurahan KEADAAN UMUM LOKASI Keadaan Wilayah Kabupaten Jepara adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di ujung utara Pulau Jawa. Kabupaten Jepara terdiri dari 16 kecamatan, dimana dua

Lebih terperinci

II. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN

II. B. KETERANGAN RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN ST01-L BADAN PUSAT STATISTIK REPUBLIK INDONESIA SENSUS PERTANIAN 01 PENCACAHAN LENGKAP RUMAH TANGGA USAHA PERTANIAN RAHASIA I. KETERANGAN UMUM RUMAH TANGGA 101. Provinsi Kab/Kota Kecamatan Desa/Kel. No.

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN SEPTEMBER 2016 No. 55/10/82/Th.XV, 03 Oktober PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN SEPTEMBER Pada September, Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku Utara sebesar 103,68 atau mengalami peningkatan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH No. 45/11/51/Th. IV, 5 Nopember 2010 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH A. OKTOBER 2010, NTP BALI TURUN SEBESAR 0,33 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Bali pada bulan Oktober

Lebih terperinci

INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT

INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT Jurnal AGRIFOR Volume XIV Nomor 2, Oktober 2015 ISSN : 1412 6885 INVENTARISASI KEGIATAN PERTANIAN DI KABUPATEN KUTAI BARAT Karmini 1 1 Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Mulawarman. Jalan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Batanghari. Kecamatan yang terletak di Kabupaten Lampung Timur dengan luas wilayah

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Batanghari. Kecamatan yang terletak di Kabupaten Lampung Timur dengan luas wilayah 46 IV. GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Wilayah Kecamatan Batanghari Kecamatan Batanghari yang merupakan lokasi penelitian ini merupakan salah satu Kecamatan yang terletak di Kabupaten Lampung Timur dengan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN JUNI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN JUNI 2017 No. 37/07/82/Th.XVI, 03 Juli PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA BULAN JUNI Pada Juni, Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku Utara sebesar 101,01 atau mengalami penurunan 0,23 persen

Lebih terperinci

https://ambonkota.bps.go.id

https://ambonkota.bps.go.id No. 02/09/81/Th.IX, 4 September 2017 NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU AGUSTUS 2017 SEBESAR 101,16, NAIK 0,31 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku pada Agustus 2017 adalah sebesar 101,16, atau

Lebih terperinci

BPS-Statistics DKI Jakarta Provincial Office 201

BPS-Statistics DKI Jakarta Provincial Office 201 6. PERTANIAN 6.1. Tanaman Bahan Makanan Meskipun DKI Jakarta bukan daerah agraris, namun bidang pertanian masih dapat dijumpai di kota metropolitan ini. Luas lahan tanah pertanian tinggal sekitar 10 persen

Lebih terperinci

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN

POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN Lokakarya Pengembangan Sistem Integrasi Kelapa SawitSapi POTENSI DAN PELUANG PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI LAHAN PERKEBUNAN SUMATERA SELATAN ABDULLAH BAMUALIM dan SUBOWO G. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JANUARI 2011 NAIK 0,20 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JANUARI 2011 NAIK 0,20 PERSEN NILAI TUKAR PETANI DI PROVINSI RIAU BULAN JANUARI 2011 NAIK 0,20 PERSEN No. 06/02/14/Th.XII, 1 Februari 2011 Pada bulan Januari 2011, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar 105,96 atau naik

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2017 No. 37/07/36/ Th.XI, 3 Juli 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) JUNI 2017 SEBESAR 100,19 ATAU NAIK

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah 48 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pringsewu. Keadaan Geografis Kabupaten Pringsewu dengan ibukota Pringsewu terletak 37 kilometer sebelah barat Bandar Lampung, ibukota Provinsi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Geografi Lampung Selatan adalah salah satu dari 14 kabupaten/kota yang terdapat di Provinsi Lampung. Kabupaten Lampung Selatan terletak di ujung selatan Pulau Sumatera

Lebih terperinci

Pertanian/Agriculture

Pertanian/Agriculture 6.1 Padi, Palawija dan Hortikultura. Potensi pertanian tanaman pangan di Kota tidak terlalu menonjol mengingat adalah daerah perkotaan. Untuk tahun produksi padi di Kota mengalami penurunan jika dibandingkan

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.8

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.8 SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 1. Pengetahuan Dasar Geografilatihan soal 1.8 1. Berikut ini yang bukan merupakan manfaat dari mempelajari ilmu geografi adalah.... memetakan persebaran fenomena

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEMIN 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN SEMIN 2015 ISSN/ISBN : No. Publikasi : 3403150.15.09 Katalog BPS : 1101002.3403150 Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm Jumlah Halaman : iv + 11 halaman

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA No. 07/02/82/Th.XIV, 02 Februari 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI MALUKU UTARA BULAN JANUARI 2015 SEBESAR 102,83 ATAU NAIK 0,41 PERSEN Pada Januari

Lebih terperinci

Grafik 6.1 Produksi Padi dan Palawija di Kota Jambi Tahun 2013 Graph 6.1 Paddy and Crops Plant Production in Jambi City, 2013

Grafik 6.1 Produksi Padi dan Palawija di Kota Jambi Tahun 2013 Graph 6.1 Paddy and Crops Plant Production in Jambi City, 2013 BAB 6 PERTANIAN Agriculture Grafik 6.1 Padi dan Palawija di Kota Jambi Tahun 2013 Graph 6.1 Paddy and Crops Plant in Jambi City, 2013 0 2000 4000 6000 8000 10000 Kcg Tanah Ubi Jalar Ubi Kayu Jagung Padi

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

Agus Gindo S., Erwansyah Lubis, Sudiyati, Budi Hari. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif

Agus Gindo S., Erwansyah Lubis, Sudiyati, Budi Hari. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif DISTRIBUSI KONSENTRASI 137 Cs DALAM TANAH PERMUKAAN CALON TAPAK PLTN DI DAERAH LEMAHABANG Agus Gindo S., Erwansyah Lubis, Sudiyati, Budi Hari. Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK DISTRIBUSI KONSENTRASI

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. a) Adminitrasi Pemerintahan :

PROFIL KECAMATAN. a) Adminitrasi Pemerintahan : PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN KOTA WAINGAPU 2. Ibu Kota Kecamatan : WAINGAPU 3. Tahun Berdiri : 1970 4. Batas Wilayah : Utara=Selat Sumba,Selatan=Kec,Kambera,Timur= Kec, Nggoa,Barat= Nggoa dan Kanatang

Lebih terperinci

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C

1. PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. Tabel 1.1.1C SUMBER DAYA ALAM PERTANIAN, KEHUTANAN, KELAUTAN, PERIKANAN, PETERNAKAN & PERKEBUNAN. SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN Apa yang sudah dicapai selama ini lebih ditingkatkan, Pemerintah Kota Jayapura akan lebih

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian 60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian Daerah penelitian terletak di Desa Fajar Asri Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah. Desa Fajar Asri

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2017 No.02/01/36/Th.XI, 3 Januari 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) DESEMBER 2016 SEBESAR 100,49 ATAU

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 04/06/Th. XIV, 1 Juni 2011 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI MEI 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 99,49 PERSEN NTP Provinsi Sulawesi Tengah (NTP-Gabungan) bulan Mei 2011 tercatat sebesar 99,49 persen,

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT.

STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT. STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Statistik Daerah Kecamatan Air Dikit 214 Halaman ii STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 STATISTIK DAERAH KECAMATAN AIR DIKIT 214 Nomor ISSN : - Nomor Publikasi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI JANUARI 2011 NILAI TUKAR PETANI SEBESAR 97,55 PERSEN No. 04/02/Th. XIV, 1 Februari 2011 Pada bulan Januari 2011, NTP Provinsi Sulawesi Tengah masing-masing subsektor tercatat

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMPANG

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMPANG 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN SAMPANG 4.1 Kondisi Geografis dan Administratif Luas wilayah Kabupaten Sampang 1 233.30 km 2. Kabupaten Sampang terdiri 14 kecamatan, 6 kelurahan dan 180 Desa. Batas administrasi

Lebih terperinci

SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN BANDUNG SELAMA TAHUN Nina Herninawati 1)

SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN BANDUNG SELAMA TAHUN Nina Herninawati 1) SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN BANDUNG SELAMA TAHUN 2001-2011 Nina Herninawati 1) nha_moet@ymail.com Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi Unang Unang17@yahoo.com Fakultas

Lebih terperinci

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN PERTEMUAN 05 SUMBERDAYA AIR SUMBERDAYA ALAM Sumberdaya alam adalah semua sumberdaya, baik yang bersifat terbarukan (renewable resources) ) maupun sumberdaya tak terbarukan (non-renewable

Lebih terperinci

DESY SAGITA ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS 3 SEMESTER 1. Makhluk Hidup NAMA :

DESY SAGITA ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS 3 SEMESTER 1. Makhluk Hidup NAMA : DESY SAGITA ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS 3 SEMESTER 1 Makhluk Hidup NAMA : 1 Kata Pengantar Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pencipta sehingga buku ilmu pengetahuan alam kelas 3 semester

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara maritim yang lautannya lebih luas daripada daratan. Luas lautan Indonesia 2/3 dari luas Indonesia. Daratan Indonesia subur dengan didukung

Lebih terperinci

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN

JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SD III (TIGA) ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN A. Ketampakan Lingkungan Alam dan Buatan Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN OKTOBER 2012 No. 68/11/35/Th.X, 1 November 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Oktober 2012 Naik 0,33 persen. Nilai Tukar Petani (NTP)

Lebih terperinci

V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 61 V. DESKRIPSI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR 5.1. Keadaaan Geografis dan Administrasi Daerah Provinsi NTT terletak antara 8 0-12 0 Lintang Selatan dan 118 0-125 0 Bujur Timur. Luas wilayah daratan 48 718.10

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017 No. 51/09/36/ Th.XI, 4 September 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) AGUSTUS 2017 SEBESAR 99,83

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA JULI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA JULI 2017 BPS PROVINSI SULAWESI TENGGARA No. 35/07/Th.XI, 3 Juli 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI SULAWESI TENGGARA JULI 2017 Indeks NTP Sulawesi Tenggara pada Juni 2017 tercatat 94,38 atau mengalami

Lebih terperinci

A. Realisasi Keuangan

A. Realisasi Keuangan BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN 2008 A. Realisasi Keuangan 1. Belanja Pendapatan Realisasi belanja pendapatan (Pendapatan Asli Daerah) Tahun 2008 Dinas Pertanian Kabupaten Majalengka mencapai 100%

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Konsumsi Pangan Kualitas dan kuantitas makanan yang dikonsumsi oleh suatu kelompok sosial budaya dipengaruhi banyak hal yang saling kait mengait, di samping untuk memenuhi

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI

PROFIL KECAMATAN. 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI. 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR. 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN PABERIWAI 2. Ibu Kota Kecamatan : KANANGGAR 3. Tahun Berdiri : 5 JUNI 1962 4. Batas Wilayah : 1. Utara berbatasan dengan Kec. Kahaungu Eti 2. Timur berbatasan dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP

HUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP HUBUNGAN SALING KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP Hubungan Antarmakhluk Hidup Kita sering melihat kupu-kupu hinggap pada bunga atau kambing berkeliaran di padang rumput. Di sawah, kita juga sering melihat

Lebih terperinci

Analisis Perkembangan Harga Protein Hewani Asal Ternak dan Bahan Pakan Ternak di Kota Padang Tahun 2012

Analisis Perkembangan Harga Protein Hewani Asal Ternak dan Bahan Pakan Ternak di Kota Padang Tahun 2012 Jurnal Peternakan Indonesia, Oktober 2014 Vol. 16 (3) ISSN 1907-1760 Analisis Perkembangan Harga Protein Hewani Asal Ternak dan Bahan Pakan Ternak di Kota Padang Tahun 2012 Price Trend Analysis of Animal

Lebih terperinci

Gambar 22 (a) aliran air yang kering (b) sawah di sekitar bukit karst.

Gambar 22 (a) aliran air yang kering (b) sawah di sekitar bukit karst. 5 PEMANFAATAN SUMBERDAYA AIR TAMAN NASIONAL OLEH MASYARAKAT 5.1 Bentuk Pemanfaatan Air Air merupakan salah satu sumberdaya yang mutlak dibutuhkan untuk kehidupan manusia. Pemanfaatan air tidak hanya terbatas

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN MARET 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN MARET 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN MARET 2012 No. 23/04/35/Th.X, 2 April 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Maret 2012 Turun 0,79 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa

Lebih terperinci

Nama Kecamatan : Haharu Jumlah Desa / Kelurahan : 7 Desa Nama Desa atau kelurahan yang sekretarisnya PNS: Rambangaru,kadahang,Wunga,Napu

Nama Kecamatan : Haharu Jumlah Desa / Kelurahan : 7 Desa Nama Desa atau kelurahan yang sekretarisnya PNS: Rambangaru,kadahang,Wunga,Napu Sedang dalam pengembangan :) PROFIL KECAMATAN 1. Nama : KECAMATAN PANDAWAI 2. Ibu Kota Kecamatan : KAWANGU 3. Tahun Berdiri : 20 Agustus 1992 4. Batas Wilayah : Timur=Kecamatan Kanatang,Barat= Kec. Umbu

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017 No. 33/06/36/ Th.XI, 2 Juni 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) MEI 2017 SEBESAR 98,86 ATAU NAIK 0,17

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting karena pertanian berhubungan langsung dengan ketersediaan pangan. Pangan yang dikonsumsi oleh individu terdapat komponen-komponen

Lebih terperinci

Studi Distribusi Radionuklida 134 Cs pada Sistem Perairan Tawar

Studi Distribusi Radionuklida 134 Cs pada Sistem Perairan Tawar Berkala Fisika ISSN : 1410-9662 Vol. 7, No. 2, April 2004, hal 35-39 Studi Distribusi Radionuklida 134 Cs pada Sistem Perairan Tawar Evi Setiawati 1, Idam Arif 2, Poppy Intan T. 3 1. Laboratorium Fisika

Lebih terperinci

POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS KOMODITAS PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN KARANGANYAR

POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS KOMODITAS PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN KARANGANYAR POTENSI WILAYAH KECAMATAN BERBASIS KOMODITAS PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KABUPATEN KARANGANYAR Ratna Nur Prihati, Darsono, Wiwit Rahayu Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lampung merupakan salah satu daerah potensial di Indonesia dalam sektor

I. PENDAHULUAN. Lampung merupakan salah satu daerah potensial di Indonesia dalam sektor 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Lampung merupakan salah satu daerah potensial di Indonesia dalam sektor peternakan yakni sapi potong, kambing, dan ayam broiler. Bahkan saat ini menjadi daerah

Lebih terperinci

PENENTUAN FAKTOR TRANSFER 134 Cs DARI TANAH KE TANAMAN CABE RAWIT (Capsicum frutescens L.)

PENENTUAN FAKTOR TRANSFER 134 Cs DARI TANAH KE TANAMAN CABE RAWIT (Capsicum frutescens L.) PENENTUAN FAKTOR TRANSFER 134 Cs DARI TANAH KE TANAMAN CABE RAWIT (Capsicum frutescens L.) Eem Rukmini dan Juni Chussetijowati Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri, BATAN, Jl. Tamansari No. 71,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012

NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012 BPS PROVINSI JAWA TIMUR NILAI TUKAR PETANI JAWA TIMUR BULAN FEBRUARI 2012 No. 18/03/35/Th.X, 1 Maret 2012 Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Timur Bulan Februari 2012 Turun 1,39 persen. Nilai Tukar Petani (NTP)

Lebih terperinci

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU NOVEMBER 2015 SEBESAR 94,70ATAU NAIK 0,62 PERSEN

NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU NOVEMBER 2015 SEBESAR 94,70ATAU NAIK 0,62 PERSEN No. 063/12/14/Th.XVI, 1 Desember 2015 NILAI TUKAR PETANI (NTP) DI PROVINSI RIAU NOVEMBER 2015 SEBESAR 94,70ATAU NAIK 0,62 PERSEN Pada bulan November 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) di Provinsi Riau sebesar

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016 No.07/02/36/ Th.X, 1 Februari 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) JANUARI 2016 SEBESAR 106,61 ATAU

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017 No.07/02/36/ Th.XI, 1 Februari 2017 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) JANUARI 2017 SEBESAR 98,97 ATAU

Lebih terperinci