Jelajah Tempat Berkarakter bagi Model Revitalisasi Pasar Petisah Medan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Jelajah Tempat Berkarakter bagi Model Revitalisasi Pasar Petisah Medan"

Transkripsi

1 TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Jelajah Tempat Berkarakter bagi Model Revitalisasi Pasar Petisah Medan Dwi Lindarto H., Firman Eddy Departemen Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Abstrak Perkembangan pembangunan kawasan niaga di pusat kota selayaknya menampilkan tatanan yang mendukung urban economics. Dalam kenyataannya Pasar Petisah Medan mengindikasikan penurunan vitalitas kawasan berupa kekacauan pemanfaatan ruang dan kehampaan aktifitas (activity flight) di malam hari yang memerlukan revitalisasi. Jelajah ini bertujuan sebagai upaya revitalisasi degradasi wilayah urban dengan mengungkap potensi tempat berkarakter sesuai ciri sense of place (Lynch, 1981) dengan batasan lokasi square and street (Krier,1975) serta kemungkinan potensi linkage visual (Zahnd, 1999). Dengan pendekatan metode kualitatif dilakukan observasi, interview dan analisis skoring likert terhadap tempat berkarakter serta kemungkinan linkage kawasan. Hasil analisis menunjukkan pathway (street market jalan Nibung Baru), nodes (simpang Gatot Subroto), district (area parkir jalan Nibung Baru) dan landmark (Pasar Petisah) sebagai square berpotensi dipadukan dengan kegiatan street sebagai suatu linkage visual. Hasil kajian ini bermanfaat sebagai data awal bagi penyusunan konsep revitalisasi guna meningkatkan urban economics Pasar Petisah Medan. Kata-kunci : genius loci, pasar petisah medan, revitalisasi Pengantar Salah satu tolok ukur hasil pembangunan kota adalah perkembangan kawasan niaga dalam kecenderungan aglomerasi niaga. Dalam kenyataannya tidak semua kawasan niaga perkotaan ini mampu menampilkan perwajahan urban economics yang menarik bahkan mengindikasikan penurunan vitalitas kawasan yang ditandai dengan kekacauan penggunaan ruang luar untuk kegiatan perdagangan. Vitalitas menunjuk kepada kondisi keefektifan suatu tempat dalam fungsinya sebagai utilitas pendukung kegiatan masyarakat kota (Lynch, 1981). Kondisi degradasi vitalitas dan ketidak efektifan kawasan niaga terjadi juga di Pasar Petisah Medan yang menunjukkan suasana sprawl pemanfaatan ruang luar kawasan. Di malam hari Pasar Petisah menjadi kawasan kota mati yang ditinggalkan oleh penghuni (residential flight) dan kehampaan aktifitas (activity flight). Kawasan ini terkesan teralienasi padahal kawasan ini berada pada posisi strategis di tengah kota dan dilingkupi oleh pusat kegiatan niaga lainnya yang cukup ramai. Dewasa ini salah satu inovasi model peningkatan vitalitas kawasan dalam tindak revitalisasi adalah retrofitting suburban (Dunham, 2009). Retrofitting adalah pendekatan revitalisasi yang berbasis sustainable development. Model ini memanfaatkan potensi lingkungan (sejarah, makna, keunikan lokasi dan citra tempat) dengan penekanan terhadap penggalian potensi kearifan lokal yang oleh Norberg-Schulz (1991) disebut sebagai genius loci atau esensi/jiwa tempat untuk nantinya diangkat sebagai urban catalyst daya tarik kawasan. Mencermati permasalahan degradasi vitalitas pemanfaatan ruang kota di pasar Petisah maka diperlukan suatu perencanaan pembangunan strategis yang jika disandarkan pada model revitalisasi retrofitting sub-urban tersebut diperlukan adanya kajian dengan tujuan bagaimana mengungkap potensi Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 B 021

2 Jelajah Tempat Berkerakter Bagi Model Revitalisasi Pasar Petisah Medan kearifan tempat di Pasar Petisah. Hasil kajian ini berguna sebagai suatu data awal pendukung konsep perancangan desain revitalisasi Pasar Petisah Medan. Metode Kajian Sesuai dengan tujuan kajian untuk dapat mengungkap obyek tempat yang menarik bagi masyarakat untuk berniaga maka digunakan metode mixed-method dengan strategi eksplanatoris sekuensial (Creswell, 2014). Pengumpulan data awal dilakukan dengan observasi langsung peneliti terhadap variabel tempat yang mencirikan landmark, edge, nodes, path dan district (Lynch, 1960). Tempat dengan ciri demikian dimaknai memiliki kekuatan daya tarik (sense of place) yang kuat. sesuai ciri sense of place (Lynch, 1981) dengan batasan lokasi square and street (Krier,1975) serta kemungkinan potensi linkage visual (Zahnd, 1999). Kawasan Pasar Petisah sebagai obyek kajian merupakan salah satu pusat kegiatan ekonomi utama di kota Medan. Kawasan pasar Petisah terletak di Jalan Kota Baru 3, Jalan Rotan, dan Jalan Rajak Baru, kawasan ini dikelilingi oleh bangunan ruko 3 lantai dengan fungsi sebagai bangunan komersil, tempat tinggal dan kantor. Kawasan ini sangat strategis terletak di pusat kota dengan akses jalan dari berbagai arah. Tabel 1. Variabel dan indikator obyek observasi No Variabel Indikator 1 Landmark Bangunan khas, menjulang, artistik, sejarah, focal point, kedalaman/depth, ketinggian, mencolok, penanda tempat 2 Edge Tepian, pembatas ruang/tempat, batas antara. 3 Path Jalur sirkulasi, kegiatan berarah, apitan bangunan, bangunan sejajar, bangunan pengarah, lorong 4 District Wilayah, kawasan, lingkup daerah, nama penanda kawasan, sebutan khas wilayah 5 Node Simpul, pertemuan jalur sirkulasi, simpang jalan 6 Event / Kegiatan perayaan khas, kegiatan Celebration sosial khas Sumber : Genius Loci, Norberg-Schulz (1991), diolah Gambar 1. Lokasi kajian Pasar Petisah Medan Dengan menempatkan peneliti sebagai alat ukur kajian, dilakukan observasi atas suatu obyek berkarakter in situ untuk melihat korelasi tingkat keramaian penggunaan tempat pada tempat yang dinilai berkarakter. Analisis dilakukan dengan metode skoring skala likert hingga diperoleh tingkat daya tarik tempat berkarakter sesuai dengan keramaian pengguna tempat tersebut. Secara sekuensial dilakukan validasi dengan wawancara terstruktur model in depth interview terhadap sample sejumlah 86 responden secara purposive sampling atas populasi 148 masyarakat pedagang yang mempunyai lapak dagang di tempat tersebut. Kajian ini merupakan pemetaan tempat yang berdaya tarik B 022 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 Gambar 2. Karakter Ruko Pasar Petisah Pasar Petisah memiliki potensi sebagai identitas atau ikon kota Medan. Kawasan pasar Petisah diapit oleh tiga kawasan niaga yaitu: kawasan pusat niaga/mobil di Jalan Nibung Raya, pusat jajanan kuliner khas kota Medan di Jalan

3 Mojopahit, dan Plaza Medan Fair di Jalan Gatot Subroto. Peningkatan jumlah pedagang dari berbagai daerah kota Medan mengakibatkan daya tampung Pasar Petisah tidak memadai, sehingga banyak pedagang yang berjualan di badan jalan sehingga kawasan tersebut menjadi kumuh. Dwi Lindarto H. Landmark atau tetenger di kawasan Petisah antara lain Pusat Belanja Carefur, Kantor polisi, ruko kado dan pasar Petisah sebagai bentukan dan fungsi yang menjadi tujuan masyarakat berkegiatan di kawasan Pasar Petisah. Analisis dan Interpretasi Analisis Sense of Place Sense of place atau citra kota merupakan imaji menarik yang melekat pada persepsi atau gambaran mental masyarakat yang ditimbulkan oleh daya tarik kawasan. Lynch (1981) mengungkapkan terdapat tiga komponen yang mempengaruhi ketertarikan terhadap citra kawasan yaitu pertama, potensi yang dibacakan (berupa identitas) artinya orang dapat memahami gambaran perkotaan melalui obyek menarik, perbedaan antar obyek, hal unik. Kedua, potensi yang disusun (struktur bangunan kota) artinya orang dapat mencermati pola melalui hubungan obyek-obyek, hubungan subyek-obyek, pola nyata yang terlihat. Ketiga, potensi yang dibayangkan (meaning/makna) artinya orang dapat mengalami ruang perkotaan melalui pengalaman pada ruang yang bermakna. Hasil analisis lapangan berdasar karakter sense of place sebagai berikut : Gambar 4. Potensi Path Kawasan (analisis,2016) Path A adalah jalur jalan Nibung Raya- Jalan Nibung Baru. Path B adalah jalur jalan Nibung Baru3 jalan Gatot Subroto, Path C adalah jalur sepanjang tepian antara ujung jalan Nibung Baru 3 dan jalan Gatot Subroto. Gambar 5. Potensi District Kawasan (analisis,2016) Gambar 3. Potensi Landmark Kawasan Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 B 023

4 Jelajah Tempat Berkerakter Bagi Model Revitalisasi Pasar Petisah Medan Potensi daya tarik district kawasan berada pada kawasan gedung pasar Petisah, kawasan Carefour, kawasan rukokado, Kawasan Jalan Ni-bung dan kawasan kantor Pemerintahan. Sementara edge dalam pengertian ruang perbatasan antara kegiatan dalam hal ini berupa trotoar atau jalur pemisah antara kendaraan dan pejalan kaki meliputi hampir seluruh tepian ruang luar kawasan kajian. Terdapat beberapa tempat dengan karakter kegiatan dagang yang khas misalnya kuliner khas Medan, India dan fashion kaki lima berada di tepian jalan Gatot Subroto, Parkiran Jalan Nibung Baru, Koridor jalan Nibung Baru. Analisis data ketertarikan masyarakat terhadap obyek yang berdaya tarik dengan cara tabulasi berskala likert (dengan skala lajuan 1=kurang menarik, 2=cukup menarik, 3=menarik, 4=sangat menarik) menunjukkan obyek yang diminati masyarakat adalah sebagai berikut : 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Analisis daya tarik obyek Gambar 6. Potensi Node Kawasan (analisis,2016) Simpul jalan yang disebut sebagai node merupakan simpangan jalan yang menarik bagi masyarakat sebagai tempat penentuan orientasi perjalanan seseorang. Simpul dimaksud adalah simpang kantor polisi, simpang parkiran jalan Nibung 3 dan Simpang Gatot Subroto landmark path nodes district edge Grafik 1. Analisis daya tarik obyek Sebaran data menunjukkan bangunan Pasar Petisah merupakan landmark menonjol (f=40%), jalan Nibung baru merupakan path yang menarik (f=65%), jalan Nibung baru merupakan node yang diminati (f=38%), parkiran jalan Nibung sebagai distrik yang menarik (f=48%), trotoar jalan Gatot Subroto sebagai tepian/edge yang paling menarik (f=36). Obyek-obyek ter-sebut dinilai paling memiliki andil terhadap daya tarik ruang dagang yang diminati masya-rakat Analisis Linkage Visual Gambar 7. Potensi kegiatan berkarakter khas B 024 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 Salah satu metode perancangan kota adalah model Linkage visual yang diteorikan oleh Edmund Bacon (1978) yang membahas menge-nai hubungan suatu tempat dengan tempat lainnya. Teori ini selaras dengan tujuan kajian berkaitan dengan pembentukan konsep revitalisasi kawa-

5 san Pasar Petisah. Teori ini menegaskan hubungan dan sirkulasi gerakan dinamis suatu kegiatan di perkotaan sebagai suatu urban fabric. Vitalitas kota dipengaruhi oleh kemunculan pusat kegiatan yang kerap terfragmentasi, karenanya diperlukan suatu arahan penghubung yang membantu perkembangan suatu wilayah. Linkage visual berarti peng-hubungan antara pusat kegiatan (fragment kota) secara visual terbedakan menjadi linkage yang menghubungkan dua daerah secara netral dan linkage yang menghubungkan dua daerah dengan pengutamaan pada satu daerah yang potensial. Linkage visual terciptakan dengan pemanfaatan elemen visual garis, koridor, sisi, sumbu dan irama rhythm. Kajian ini melihat kemungkinan potensi penguatan linkage visual antar pusat kegiatan yang dapat terdeteksi melalui tingkat keramaian di area tersebut. Tabel 2. Analisis ruang berkarakter Sumber: analisis, 2016 Dwi Lindarto H. Lokasi Lokasi A Lokasi B Lokasi C Lokasi D Dasar Analisis Figure/Ground Ground void Ground void Ground void Ground void Sense Of place Landmark,Node,Distrik Node, Path Path Node, Path Place Concept Tempat sangat berkarakter Suasana enclosure suatu street market dan night market Tempat cukup berkarakter sebagai gerbang kawasan city walk Tempat cukup berkarakter tempat berdagang street market dan night market Tempat cukup berkarakter sebagaai gerbang kawasan city walk Linkage Visual Potensial linkage A-D Potensi linkage A-B Linkage fokus Potensial linkage B-A Potensi linkage B- C Linkage kaitan Potensial linkage C-B Potensi linkage C- D Linkage fokus Potensial linkage D-A Potensi linkage D- C Linkage kaitan Analisis naratif dalam bentuk tabel diatas secara spatial digambarkan sebagai berikut : Dengan analisis figure/ground diketahui pasar Petisah memiliki kepadatan relatif tinggi oleh banyaknya bangunan. Walaupun demikian tata bangunan yang ada telah membentuk adanya ruang terbuka sebagaimana gambar berikut : Gambar 9. Potensi Tempat dan Linkage Visual Analisis Karakter Fisik Kegiatan Gambar 8. Gambaran figure/ground kawasan Petisah Temuan observasi lapangan menunjukkan fenomena karakter kegiatan yang berpotensi sebagai pembentuk tempat dan terbentuknya linkage visual antara lain adalah bentuk lapak kegiatan pedagang kaki lima, jenis jual beli, potensi bangunan ruko yang ada, sarana pedestrian, dan infrastruktur kota. Dengan memadukan hasil analisis sense of place dan hasil analisis linkage visual diperoleh gambaran ruang yang digemari bagi perdagangan. Analisis dimaksud adalah sebagai berikut : Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 B 025

6 Jelajah Tempat Berkerakter Bagi Model Revitalisasi Pasar Petisah Medan Gambar 10. Elemen karakter fisik kegiatan Jelajah pengungkapan ruang potensial, potensi linkage dan karakter kegiatan ini merupakan upaya kajian yang lebih mengarah kepada pengungkapan wujud fisik tangible kearifan tempat dibanding genius loci dalam makna ruh tempat yang intangible (Norberg-Schulz, 1991). Kajian ini lebih sebagai suatu pengkayaan eksplorasi genius loci sebagaimana penelitian Ekomadyo (2012) yang mengelaborasi genius loci pasar tradisional dengan penekanan perspektif ruang sosial urban. Maksud kajian ini diharapkan lebih menghasilkan data operasional untuk arahan bagi penyusunan konsep perancangan revitalisasi fisik Pasar Petisah secara nyata. Kesimpulan Dari hasil analisis dan interpretasi diperoleh kesimpulan bahwa terdapat lima simpul ruang berkarakter sebagai tempat berdagang yaitu : parkir jalan Nibung Baru 3, Simpang jalan Nibung Baru, Simpang Kantor Polisi, Simpang jalan Nibung dan area PKL Gatot Subroto. Sedangkan jalur jalan berkarakter adalah jalan Nibung Baru, jalur parkiran Gatot Subroto, jalan Nibung, jalan Nibung Baru 3. Variasi kegiatan berkarakter yang dapat dikembangkan di kawasan pasar Petisah ini adalah Square Street market (PKL, Fashion dan Kuliner), City Walk (PKL, Fashion dan Kuliner) dan Night Market (Food court, Kuliner). Pasar Petisah yang selama ini dipandang sebagai suatu pusat kegiatan yang solitair berdiri sendiri maka melalu kajian ini diperoleh perspektif baru kemungkinan penghubungan kegiatan pasar Petisah dengan potensi kegiatan niaga B 026 Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2016 sekitarnya seperti PKL dan Plaza Medan Fair sehingga mampu memperpanjang lifetime kegiatan niaga terfokus pada tempat yang mempunyai karakter kuat. Hasil analisis menunjukkan pathway (street market jalan Nibung Baru), nodes (simpang Gatot Subroto), district (area parkir jalan Nibung Baru) dan landmark (Pasar Petisah) sebagai square dapat dipadukan dengan kegiatan street sebagai suatu linkage visual. Dengan demikian maka hasil kajian ini dapat dijadikan sebagai data awal prioritas untuk pengembangan model perencanaan revitalisasi kawasan Pasar Petisah. Kajian ini akan lebih bermakna jika dapat dilanjutkan dengan kajian sosial-ekonomi dan kebijakan publik yang berguna melengkapi konsep revi-talisasi kawasan Pasar Petisah. Ucapan terima kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Universitas Sumatera Utara dan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI atas pendanaan dalam skema Penelitian Hibah Bersaing Daftar Pustaka Bacon, Edmund N, (1978). Design of Cities. New York: Penguin books. Creswell, J.W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc. Dunham-Jones, E., & Williamson, J. (2009). Retrofitting Suburbia: Urban Design Solutions for Redesigning Suburbs. Hoboken, NJ: John Wiley & Sons. Ekomadyo A.S. (2012). Menelusuri Genius Loci pasar tradisional sebagai ruang sosial urban di Nusantara. San , ref No: A.2.5. Groat, L. & Wang, D. (2002). Architectural Research Methods. New York: John Wiley & Sons. Inc. Krier, Rob. (1975). Architectural Composition, versi Indonesia oleh Ir. Effendi Setiadharma dkk., Jakarta: Erlangga Lynch, Kevin. (1960). The Image of The city. Cambridge, Massachusetts: The M.I.T. Press. Lynch, Kevin. (1981). The Theory of Good City Form. Cambridge, Massachusetts: The M.I.T. Press. Moleong, Lexy. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Norberg-Schultz, Christian. (1991). Genius Loci: Towards a Phenomenology of Architecture., New York: Rizolli International Publications

Kajian Model Revitalisasi Kawasan Heritage Kesawan Medan

Kajian Model Revitalisasi Kawasan Heritage Kesawan Medan SEMINAR HERITAGE IPLBI 2017 PENELITIAN Kajian Model Revitalisasi Kawasan Heritage Kesawan Medan Dwi Lindarto Hadinugroho dw ilindarto@gmail.com Departemen A rsitektur, F akultas Teknik, Univ ersitas Sumatera

Lebih terperinci

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota (Studi Kasus : Kawasan Pasar Buah Kota Kendari) Weko Indira Romanti Aulia weko.indira@gmail.com Perencanaan dan Perancangan

Lebih terperinci

Penerapan Karakter Kota Lama Medan dalam Perancangan Pusat Kuliner di Tepi Sungai Deli Medan

Penerapan Karakter Kota Lama Medan dalam Perancangan Pusat Kuliner di Tepi Sungai Deli Medan TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Penerapan Karakter Kota Lama Medan dalam Perancangan Pusat Kuliner di Tepi Sungai Deli Medan Suci Febriyani (1), Agus Ekomadyo (2), Hari Hajaruddin Siregar (3) (1) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

Identitas, suatu objek harus dapat dibedakan dengan objek-objek lain sehingga dikenal sebagai sesuatu yang berbeda atau mandiri.

Identitas, suatu objek harus dapat dibedakan dengan objek-objek lain sehingga dikenal sebagai sesuatu yang berbeda atau mandiri. PENDAHULUAN.1 Latar Belakang Dalam memahami citra kota perlu diketahui mengenai pengertian citra kota, elemenelemen pembentuk citra kota, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan citra kota dan metode

Lebih terperinci

Citra Kota Bandung: Persepsi Mahasiswa Arsitektur terhadap Elemen Kota

Citra Kota Bandung: Persepsi Mahasiswa Arsitektur terhadap Elemen Kota TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Citra Kota Bandung: Persepsi Mahasiswa Arsitektur terhadap Elemen Kota Riska Amelia Rachman (1), Rizki Fitria Madina (2), Sudarman (3) (1) Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari pemahaman mengenai citra suatu kawasan. Adapun teori yang berhubungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari pemahaman mengenai citra suatu kawasan. Adapun teori yang berhubungan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam mengkaji teori yang berkaitan dengan citra jalan, tentunya tidak lepas dari pemahaman mengenai citra suatu kawasan. Adapun teori yang berhubungan dengan citra kawasan adalah

Lebih terperinci

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya Alfiani Rahmawati Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Menelusuri Makna Ruang Publik pada Dermaga di Sungai Musi Palembang

Menelusuri Makna Ruang Publik pada Dermaga di Sungai Musi Palembang TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Menelusuri Makna Ruang Publik pada Dermaga di Sungai Musi Palembang Studi Kasus: Dermaga Point BKB Arsyil Zahra Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

TEORI PERANCANGAN KOTA. Pengantar Perancangan Perkotaan

TEORI PERANCANGAN KOTA. Pengantar Perancangan Perkotaan TEORI PERANCANGAN KOTA Pengantar Perancangan Perkotaan Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pancasila Cynthia Puspitasari 9 Mei 2017 Bahasan hari ini: 1. Urban spatial design theory 2. The Image

Lebih terperinci

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D. TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.I Yogyakarta Puja Kurniawan Program Studi Magister

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso

BAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Proses Perancangan 3.1.1 Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso Kabupaten Malang ini mempunyai ruang lingkup

Lebih terperinci

Bab 4 ANALISA & PEMBAHASAN

Bab 4 ANALISA & PEMBAHASAN Bab 4 ANALISA & PEMBAHASAN TEKNIK: METODE EVALUASI- KRITERIA SELEKSI TAHAP 1 Menggali atau menemukan identitas kawasan di sepanjang koridor Jalan Mastrip berdasarkan aspek kajian identitas kawasan TAHAP

Lebih terperinci

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota Dicko Quando Armas (1), Tubagus M. Aziz Soelaiman (2) dominoharvard_insert@yahoo.com (1) Program Studi Magister

Lebih terperinci

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung Devi Johana Tania, Witanti Nur Utami Program Studi Magister Rancang Kota, Sekolah

Lebih terperinci

Penataan dan Optimalisasi Kawasan Lahan Basah sebagai Destinasi Wisata Kota Kasus: Kawasan Waduk Pusong Kota Lhokseumawe

Penataan dan Optimalisasi Kawasan Lahan Basah sebagai Destinasi Wisata Kota Kasus: Kawasan Waduk Pusong Kota Lhokseumawe TEMU ILMIAH IPLBI 2014 dan Optimalisasi Kawasan Lahan Basah sebagai Destinasi Wisata Kota Kasus: Kawasan Waduk Pusong Kota Lhokseumawe Nova Purnama Lisa Laboratorium Perencanaan dan Perancangan Kota, Program

Lebih terperinci

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat Ita Roihanah (1), Nurfadhilah Aslim (2), Christy Vidiyanti (3), Hibatullah Hindami (4) (1) Mahasiswa Magister, Sekolah, Perencanaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN Kota akan selalu tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan kehidupan sosial-budaya, ekonomi dan politik yang melatar belakanginya. Perencanaan dan perancangan kota sebagai pengendali

Lebih terperinci

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai TEMU ILMIAH IPLBI 0 Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai Binar T. Cesarin (), Chorina Ginting () () Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch. Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch. Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang dilakukan di kawasan Petak Sembilan, masih banyak yang perlu

Lebih terperinci

Aspek Arsitektur Kota dalam Perancangan Pasar Tradisional

Aspek Arsitektur Kota dalam Perancangan Pasar Tradisional TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Aspek Arsitektur Kota dalam Perancangan Pasar Tradisional Agus S. Ekomadyo (1), Kustiani (2), Herjuno Aditya (3) (1) Kelompok Keilmuan Perancangan Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi

Lebih terperinci

area publik dan privat kota, sehingga dihasilkan ekspresi rupa ruang perkotaan khas Yogyakarta. Vegetasi simbolik ini dapat juga berfungsi sebagai

area publik dan privat kota, sehingga dihasilkan ekspresi rupa ruang perkotaan khas Yogyakarta. Vegetasi simbolik ini dapat juga berfungsi sebagai 2. BAB V KESIMPULAN Kesimpulan ini dibuat untuk menjawab pertanyaan penelitian, sebagai berikut: a) Apakah yang dimaksud dengan makna eksistensi elemen vegetasi simbolik pada penelitian ini? b) Seperti

Lebih terperinci

Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar

Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar TEMU ILMIAH IPLBI 203 Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar Umi Kalsum (), Syahriana Syam (2) () Prodi Pengembangan Wilayah

Lebih terperinci

BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI

BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI Bab ini memberikan arahan dan rekomendasi berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada kawasan studi, dengan membawa visi peningkatan citra Kawasan Tugu Khatulistiwa

Lebih terperinci

REVITALISASI KAWASAN PASAR IKAN SUNDA KELAPA SEBAGAI KAWASAN WISATA BAHARI DI JAKARTA

REVITALISASI KAWASAN PASAR IKAN SUNDA KELAPA SEBAGAI KAWASAN WISATA BAHARI DI JAKARTA REVITALISASI KAWASAN PASAR IKAN SUNDA KELAPA SEBAGAI KAWASAN WISATA BAHARI DI JAKARTA Sukoco Darmawan, Nina Nurdiani, Widya Katarina JurusanArsitektur, Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H. Syahdan No.

Lebih terperinci

Pengaruh Atribut Aksesibilitas dan Keakraban Fisik Ruang kepada Ikatan Tempat

Pengaruh Atribut Aksesibilitas dan Keakraban Fisik Ruang kepada Ikatan Tempat TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Pengaruh Atribut Aksesibilitas dan Keakraban Fisik Ruang kepada Ikatan Tempat Bambang Karsono KKD Desain Terpadu, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Malikussaleh.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Konsep Perancangan dari 5 Elemen Kawasan. berdasarkan Teori Kevin Lynch menyimpulkan bahwa dari 5 elemen yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Konsep Perancangan dari 5 Elemen Kawasan. berdasarkan Teori Kevin Lynch menyimpulkan bahwa dari 5 elemen yang BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Konsep Perancangan dari 5 Elemen Kawasan Hasil Indentifikasi yang dilakukan pada Kawasan Pasar Ikan dengan berdasarkan Teori Kevin Lynch menyimpulkan bahwa dari 5

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum manusia mengenal makna arsitektur itu sendiri, namun pada saat ini signage

BAB I PENDAHULUAN. sebelum manusia mengenal makna arsitektur itu sendiri, namun pada saat ini signage BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam arsitektur signage dikenal sebagai alat komunikasi dan telah digunakan sebelum manusia mengenal makna arsitektur itu sendiri, namun pada saat ini signage digunakan

Lebih terperinci

Perencanaan Ruang Terbuka Publik Kawasan Central Business District dengan Pendekatan Image of the City di Molibagu Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan

Perencanaan Ruang Terbuka Publik Kawasan Central Business District dengan Pendekatan Image of the City di Molibagu Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Perencanaan Ruang Terbuka Publik Kawasan Central Business District dengan Pendekatan Image of the City di Molibagu Kabupaten Rieneke Lusia Evani Sela rienekesela@unsrat.ac.id Jurusan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Terhadap 5 elemen Citra Kota Kevin Linch. a. Path (jalur)

BAB VI KESIMPULAN. Terhadap 5 elemen Citra Kota Kevin Linch. a. Path (jalur) BAB VI KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan hasil temuan terhadap studi Citra Kota Maumere di Nusa Tenggara Timur, dapat disimpulkan sebagai berikut : V.1. Terhadap 5 elemen Citra Kota Kevin Linch

Lebih terperinci

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung Enggar Septika D. Program Magister, Jurusan Rancang Kota, Fakultas Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen TEMU ILMIAH IPLBI 05 Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen Andrie I. Kartamihardja Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Apartemen merupakan salah satu

Lebih terperinci

Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Borang Kota Palembang

Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Borang Kota Palembang TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Kota Palembang Wienty Triyuly, Fuji Amalia Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

Pengaruh Penggunaan Skylight & Sidelight pada Shopping Mall terhadap Perilaku Manusia

Pengaruh Penggunaan Skylight & Sidelight pada Shopping Mall terhadap Perilaku Manusia TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Pengaruh Penggunaan Skylight & Sidelight pada Shopping Mall terhadap Perilaku Manusia Wenny Tanner K.T, Cindy Olivia L, Catherine Nathania, Anneke Debora K, Lily Ekashandy Kelompok

Lebih terperinci

Penataan Kawasan Koridor Komersial pada Jalan Arteri Primer

Penataan Kawasan Koridor Komersial pada Jalan Arteri Primer TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Penataan Kawasan Koridor Komersial pada Jalan Arteri Primer Kasus: Jl. K.H. Agus Salim Kota Gorontalo Zuhriati A. Djailani (1), Heryati (2) (1) KK Rancang Kota, Program Studi Arsitektur,

Lebih terperinci

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan Medhiansyah P. Prawira Program Studi Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Berolahraga merupakan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses tawar-menawar. Pada pasar tradisional terdapat kios-kios atau gerai,

BAB I PENDAHULUAN. terjadi proses tawar-menawar. Pada pasar tradisional terdapat kios-kios atau gerai, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli secara langsung yang ditandai dengan adanya transaksi penjual dan pembeli dan terjadi proses tawar-menawar.

Lebih terperinci

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat TEMU ILMIAH IPLBI 06 Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat Nurul Sucya Karya Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut

Lebih terperinci

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal Ardian Hario Wibowo Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),

Lebih terperinci

Potret Kualitas Wajah Kota Bandung

Potret Kualitas Wajah Kota Bandung TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Potret Kualitas Wajah Kota Bandung Maria Ariadne Dewi Wulansari (1), Andri Dharma (2), Tri Rahayu (3) (1) Prodi Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Shopping mall atau biasa disebut juga dengan mal adalah salah satu pusat perbelanjaan yang cepat berkembang di kota-kota besar di Indonesia. Mal merupakan bagian yang

Lebih terperinci

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang Annisa Safira Riska Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, ITB. Abstrak Merasakan ruang merupakan sebuah kegiatan yang dialami manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Perkembangan Pasar Pasar tradisional mempunyai peran signifikan dalam perkotaan. Pasar tumbuh dan berkembang sebagai simpul dari pertukaran barang dan jasa,

Lebih terperinci

5 elements IMAGES OF THE CITY ( KEVIN A. LYNCH )

5 elements IMAGES OF THE CITY ( KEVIN A. LYNCH ) IMAGES OF THE CITY ( KEVIN A. LYNCH ) Jalur (paths) Tepian (edges) Kawasan (district) Simpul (nodes) Tengaran (landmark) 5 elements paths, the streets, sidewalks, trails, and other channels in which people

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan dunia yang terus bergerak dinamis dan kecenderungan wisatawan untuk melakukan perjalanan pariwisata dalam berbagai pola yang berbeda merupakan

Lebih terperinci

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah TEMU ILMIAH IPLBI 206 Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah Riska Amelia Rachman (), Hanson E. Kusuma (2) () Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Bosowa (2)

Lebih terperinci

Interaksi Manusia dan Satwa dalam Place-Making Kasus: Perancangan Pasar Hewan Sukahaji Bandung

Interaksi Manusia dan Satwa dalam Place-Making Kasus: Perancangan Pasar Hewan Sukahaji Bandung TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Interaksi Manusia dan Satwa dalam Place-Making Kasus: Perancangan Pasar Hewan Sukahaji Bandung Yuqa Nurluthfi Septiani (1), Agus S. Ekomadyo (2) (1) Program Studi Sarjana Arsitektur,

Lebih terperinci

Urban Space, Mall, dan City Walk Ruang Hijau Kota (Ruhiko) atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban space)

Urban Space, Mall, dan City Walk Ruang Hijau Kota (Ruhiko) atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban space) Urban Space, Mall, dan City Walk Ruang Hijau Kota (Ruhiko) atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah suatu bentuk ruang terbuka di kota (urban space) dengan unsur vegetasi yang dominan. Perancangan ruang hijau

Lebih terperinci

KAJIAN WATERFRONT DI SEMARANG (Studi Kasus : Sungai Banjir Kanal Barat)

KAJIAN WATERFRONT DI SEMARANG (Studi Kasus : Sungai Banjir Kanal Barat) KAJIAN WATERFRONT DI SEMARANG (Studi Kasus : Sungai Banjir Kanal Barat) Bambang Supriyadi ABSTRAKSI Kota Semarang merupakan salah satu kota yang banyak memiliki ruang-ruang kota yang pertumbuhannya berawal

Lebih terperinci

KORELASI TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN ELEMEN KOTA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA

KORELASI TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN ELEMEN KOTA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA KORELASI TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN ELEMEN KOTA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA 1 Ita Roihanah Abstrak Kota sebagai tempat berhuni dan bermukim, menjadi bagian paling intim dengan kehidupan

Lebih terperinci

Identifikasi Faktor Kebutuhan Area Transisi :

Identifikasi Faktor Kebutuhan Area Transisi : TEMU ILMIAH IPLBI 6 Identifikasi Faktor Kebutuhan Area Transisi : Persepsi Pejalan Kaki terhadap di Kawasan Pusat Kota Bandung Witanti Nur Utami (), Hanson E.Kusuma () () Prodi Studi Magister Rancang Kota,

Lebih terperinci

Pertimbangan Pemilihan Titik-Titik Temu Transportasi Publik

Pertimbangan Pemilihan Titik-Titik Temu Transportasi Publik TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Pertimbangan Pemilihan Titik-Titik Temu Transportasi Publik Teungku Nelly Fatmawati Program Studi Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung Abstrak Konsep transportasi

Lebih terperinci

Desain Spasial Kawasan sebagai Dasar Pengembangan Ekspresi Visual Tepi Sungai Kalimas Surabaya

Desain Spasial Kawasan sebagai Dasar Pengembangan Ekspresi Visual Tepi Sungai Kalimas Surabaya TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Desain Spasial Kawasan sebagai Dasar Pengembangan Ekspresi Visual Tepi Sungai Kalimas Surabaya Ririn Dina Mutfianti, F. Priyo Suprobo Perencanaan Dan Perancangan Kota, Program Studi

Lebih terperinci

sekitarnya serta ketersediaannya yang belum optimal (pada perbatasan tertentu tidak terdapat elemen gate). d. Elemen nodes dan landmark yang

sekitarnya serta ketersediaannya yang belum optimal (pada perbatasan tertentu tidak terdapat elemen gate). d. Elemen nodes dan landmark yang BAB 5 KESIMPULAN 1. Berdasarkan hasil pengamatan dan penilaian secara subyektif (oleh peneliti) dan obyektif (pendapat responden) maka elemen identitas fisik yang membentuk dan memperkuat karakter (ciri

Lebih terperinci

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB TEMU ILMIAH IPLBI 06 Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB Febby Nugrayolanda Program Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Intensitas penggunaan angkutan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

Butulan sebagai Ruang Harmoni dan Keselarasan pada Arsitektur di Laweyan Surakarta

Butulan sebagai Ruang Harmoni dan Keselarasan pada Arsitektur di Laweyan Surakarta TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Butulan sebagai Ruang Harmoni dan Keselarasan pada Arsitektur di Laweyan Surakarta Rinaldi Mirsyad (1), Sugiono Soetomo (2), Mussadun (3), Asnawi Manaf (3) rinaldi mirsyad_husain@yahoo.com

Lebih terperinci

Tipologi Bangunan Paikhong sebagai salah satu Elemen Dominan (Landmark) dalam Memperkuat Citra Kota Singkawang Kalimantan Barat.

Tipologi Bangunan Paikhong sebagai salah satu Elemen Dominan (Landmark) dalam Memperkuat Citra Kota Singkawang Kalimantan Barat. Tipologi Bangunan Paikhong sebagai salah satu Elemen Dominan (Landmark) dalam Memperkuat Citra Kota Singkawang Kalimantan Barat Dra. Cornellia Rimba, Lilis Widaningsih, SPd., M.T. The element of dominance,

Lebih terperinci

PENATAAN KORIDOR JALAN PASAR BARU JAKARTA

PENATAAN KORIDOR JALAN PASAR BARU JAKARTA LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik PENATAAN KORIDOR JALAN PASAR BARU JAKARTA Diajukan oleh : ARDHANA

Lebih terperinci

ALTERNATIF DESAIN ARSITEKTUR HIJAU PADA PERSIL BANGUNAN UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER GARDEN CITY DI KAWASAN KOTABARU DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

ALTERNATIF DESAIN ARSITEKTUR HIJAU PADA PERSIL BANGUNAN UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER GARDEN CITY DI KAWASAN KOTABARU DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA ALTERNATIF DESAIN ARSITEKTUR HIJAU PADA PERSIL BANGUNAN UNTUK MEMPERKUAT KARAKTER GARDEN CITY DI KAWASAN KOTABARU DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Indah Pujiyanti Prodi Arsitektur, Fakultas Sains dan Teknologi,

Lebih terperinci

Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Publik Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat

Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Publik Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Publik Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat Melia W. Pratiwi, Marly V. Patandianan, Bambang Heryanto Laboratoratorium

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta Timur, disebut Jatinegara Kaum karena di sana terdapat kaum, dimana

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta Timur, disebut Jatinegara Kaum karena di sana terdapat kaum, dimana BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lokasi penelitian ini terletak di Klender, kelurahan Jatinegara Kaum, Jakarta Timur, disebut Jatinegara Kaum karena di sana terdapat kaum, dimana kata kaum diambil

Lebih terperinci

Perancangan Kawasan Kuliner di Citraland Bagya City dengan Pendekatan Serial Vision

Perancangan Kawasan Kuliner di Citraland Bagya City dengan Pendekatan Serial Vision TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Perancangan Kawasan Kuliner di Citraland Bagya City dengan Pendekatan Serial Vision Taufik Tandiono (1), Agus S. Ekomadyo (2), Hari Hajaruddin Siregar (3) taufiktandiono@hotmail.com

Lebih terperinci

Historical Attachment sebagai Daya Tarik Place Studi Kasus: Masjid Salman, Bandung

Historical Attachment sebagai Daya Tarik Place Studi Kasus: Masjid Salman, Bandung TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Historical Attachment sebagai Daya Tarik Place Dhini Dewiyanti Perancangan Arsitektur, Teknik Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung Abstrak Place dibentuk oleh hubungan antara

Lebih terperinci

Kajian Ruang Kawasan Pesisir Pantai dalam Membentuk Wajah Kota

Kajian Ruang Kawasan Pesisir Pantai dalam Membentuk Wajah Kota TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kajian Ruang Kawasan Pesisir Pantai dalam Membentuk Wajah Kota Pingkan Peggy Egam (1) Michael M. Rengkung (2) (1) Program Studi Magister Arsitektur, UNSRAT. (2) Program Studi Perencanaan

Lebih terperinci

Hasil Observasi Karakter Gang di Kawasan Kampung Kota Bantaran Sungai di Babakan Ciamis, Bandung

Hasil Observasi Karakter Gang di Kawasan Kampung Kota Bantaran Sungai di Babakan Ciamis, Bandung TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Hasil Observasi Karakter Gang di Kawasan Kampung Kota Bantaran Sungai di Babakan Ciamis, Bandung Binar T. Cesarin Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran

Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran Maulani Faradina Salilana, Aldissain Jurizat Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak

Lebih terperinci

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang

Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Evaluasi Tingkat Kenyamanan Penghuni Pasca Perubahan Fungsi Taman Parang Kusumo Semarang Desti Rahmiati destirahmiati@gmail.com Arsitektur, Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

L I N K A G E. Mata Kuliah Arsitektur Kota. Teori Urban Desain

L I N K A G E. Mata Kuliah Arsitektur Kota. Teori Urban Desain Teori Urban Desain Mata Kuliah Arsitektur Kota ACTION MANNER OF LINKAGE OR BEING LINKED suatu hub dari gerakan /keragaman (oxford advanced learner s dictionery) Konteks Arsitektur kota lingkage menunjukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dominan berupa tampilan gedung-gedung yang merupakan karya arsitektur dan

BAB I PENDAHULUAN. yang dominan berupa tampilan gedung-gedung yang merupakan karya arsitektur dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam beraktivitas di ruang kota pasti akan disajikan pemandangan yang dominan berupa tampilan gedung-gedung yang merupakan karya arsitektur dan menjadi bagian

Lebih terperinci

Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah

Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah Astri Isnaini Dewi (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut

Lebih terperinci

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja Rizky A. Achsani Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Kualitas pencahayaan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1. Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian ini berupa hasil jawaban dari pertanyaan penelitian dan tujuan awal dari penelitian yaitu bagaimana karakter Place kawasan,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI. Gambar 10. Lokasi Penelitian. Zona Inti

III. METODOLOGI. Gambar 10. Lokasi Penelitian. Zona Inti III. METODOLOGI 3.. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilakukan di kawasan Kota Tua Jakarta yang termasuk dalam wilayah Kotamadya Jakarta Utara dan Jakarta Barat. Berdasarkan SK Gubernur

Lebih terperinci

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter Salwa B. Gustina Program Studi Magister Rancang Kota, SAPPK, Institut Teknologi Bandung.

Lebih terperinci

INTERPRETASI MAKNA PADA WARUNG KOPI ACEH Studi Kasus: Warung Kopi Solong di Banda Aceh

INTERPRETASI MAKNA PADA WARUNG KOPI ACEH Studi Kasus: Warung Kopi Solong di Banda Aceh INTERPRETASI MAKNA PADA WARUNG KOPI ACEH Studi Kasus: Warung Kopi Solong di Banda Aceh Riza Aulia Putra 1, Agus S. Ekomadyo 2 1,2 Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront

BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW Proses Perancangan Arsitektur 6 (PA6) merupakan obyek riset skripsi untuk pendidikan sarjana strata satu (S1) bagi mahasiswa peserta skripsi alur profesi. Pelaksanaan PA6

Lebih terperinci

INDIAN FESTIVAL WALK (INTEGRASI RUANG LUAR DAN RUANG DALAM)

INDIAN FESTIVAL WALK (INTEGRASI RUANG LUAR DAN RUANG DALAM) INDIAN FESTIVAL WALK (INTEGRASI RUANG LUAR DAN RUANG DALAM) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

5. Konsep Urban Design Guidelines yang Memperhatikan Kebutuhan Pejalan Kaki Usia Kanak-Kanak dan Usia Lanjut

5. Konsep Urban Design Guidelines yang Memperhatikan Kebutuhan Pejalan Kaki Usia Kanak-Kanak dan Usia Lanjut 5. Konsep Urban Design Guidelines yang Memperhatikan Kebutuhan Pejalan Kaki Usia Kanak-Kanak dan Usia Lanjut Ruang urban Depok terutama jalan Margonda Raya sangat ramai dan berbahaya. Pada pagi hari pukul

Lebih terperinci

Dr.Ir. Edi Purwanto, MT

Dr.Ir. Edi Purwanto, MT i MEMAHAMI CITRA KOTA TEORI, METODE, DAN PENERAPANNYA Dr.Ir. Edi Purwanto, MT Diterbitkan Oleh: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang 2014 ii MEMAHAMI CITRA KOTA TEORI, METODE, DAN PENERAPANNYA

Lebih terperinci

ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA

ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA ELEMEN FISIK PERANCANGAN ARSITEKTUR KOTA Tataguna Lahan Aktivitas Pendukung Bentuk & Massa Bangunan Linkage System Ruang Terbuka Kota Tata Informasi Preservasi & Konservasi Bentuk dan tatanan massa bangunan

Lebih terperinci

Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan

Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan Ivan Danny Dwiputra (1), Nissa Aulia Ardiani (2) ivan.danny25@gmail.com (1) Program Studi

Lebih terperinci

Karakter Fisik Spasial Tempat Favorit Dewasa Muda

Karakter Fisik Spasial Tempat Favorit Dewasa Muda TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Karakter Fisik Spasial Tempat Favorit Dewasa Muda Finta Lissimia (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. (2) Kelompok

Lebih terperinci

PEREMAJAAN KAWASAN PEMUKIMAN KUMUH DENGAN IMPLEMENTASI TEORI KEVIN LYNCH DI KLENDER

PEREMAJAAN KAWASAN PEMUKIMAN KUMUH DENGAN IMPLEMENTASI TEORI KEVIN LYNCH DI KLENDER PEREMAJAAN KAWASAN PEMKIMAN KMH DENGAN IMPLEMENTASI TEORI KEVIN LYNCH DI KLENDER Cynthia, Michael Tedja dan Indartoyo Jurusan Arsitektur, niversitas Bina Nusantara, Jalan K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan,

Lebih terperinci

LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KORIDOR KEBONDALEM PURWOKERTO SEBAGAI KAWASAN WISATA BELANJA

LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KORIDOR KEBONDALEM PURWOKERTO SEBAGAI KAWASAN WISATA BELANJA LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KORIDOR KEBONDALEM PURWOKERTO SEBAGAI KAWASAN WISATA BELANJA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun

Lebih terperinci

Lingkungan Rumah Ideal

Lingkungan Rumah Ideal TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Lingkungan Rumah Ideal Aria Adrian Program Studi Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan (SAPPK),ITB. Abstrak Rumah membuat penghuninya

Lebih terperinci

Lokasi dan Waktu. Bahan dan Alat. program. Metode Penelitian Lanskap

Lokasi dan Waktu. Bahan dan Alat. program. Metode Penelitian Lanskap METODOLOGI Lokasi dan Waktu Kegiatan Penelitian dilakukan di Kampus Universitas Indonesia Depok, Jawa Barat (Gambar 1). Kegiatan berupa persiapan dan pra penelitiann dilakukan selama bulan Maret sampai

Lebih terperinci

PRILAKU SPASIAL (BEHAVIOUR ENVIRONMENT) PRILAKU SPASIAL PERASAAN TENTANG TEMPAT (SENSE OF PLACE) TERITORIALITAS (TERRITORIALITY)

PRILAKU SPASIAL (BEHAVIOUR ENVIRONMENT) PRILAKU SPASIAL PERASAAN TENTANG TEMPAT (SENSE OF PLACE) TERITORIALITAS (TERRITORIALITY) PRILAKU SPASIAL (BEHAVIOUR ENVIRONMENT) Prilaku spasial, adalah tanggapan yang mencakup perasaan dan pikiran yang kemudian memunculkan tindakan atau prilaku pemakai dalam kaitannya dengan objek arsitektur

Lebih terperinci

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung TEMU ILMIAH IPLBI 2015 Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung Riana V. Gunawan Program Studi Magister Rancang Kota/Sekolah Arsitektur, Perencanaan, dan Pengembangan Kebijakan, Institut

Lebih terperinci

REVITALISASI KAWASAN PETAK SEMBILAN GLODOK SEBAGAI TEMPAT WISATA KEBUDAYAAN CINA DI JAKARTA

REVITALISASI KAWASAN PETAK SEMBILAN GLODOK SEBAGAI TEMPAT WISATA KEBUDAYAAN CINA DI JAKARTA REVITALISASI KAWASAN PETAK SEMBILAN GLODOK SEBAGAI TEMPAT WISATA KEBUDAYAAN CINA DI JAKARTA Seisy Zakia, Nina Nurdiani, Widya Katarina Jurusan Arsitektur, Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H. Syahdan No.9

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK

BAB III DESKRIPSI PROYEK 38 3.1 Gambaran Umum BAB III DESKRIPSI PROYEK Gambar 3. 1 Potongan Koridor Utara-Selatan Jalur Monorel (Sumber : Studi Pra Kelayakan Koridor 1 Dinas Perhubungan Kota Bandung Tahun 2014) Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i

DAFTAR ISI. Daftar Isi... i DAFTAR ISI Halaman Depan Halaman Pengesahan Kata Pengantar Abstrak Daftar Isi... i BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 4 1.3. Tujuan, Sasaran, dan Manfaat Penelitian... 4

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KORIDOR JALAN JEND. SUDIRMAN, PURWOKERTO BAB I PENDAHULUAN

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENATAAN KORIDOR JALAN JEND. SUDIRMAN, PURWOKERTO BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dilihat dari korelasi kegiatannya, terutama kegiatan transportasi, komunikasi dan perdagangan, kota Purwokerto merupakan kota transit menuju daerah Jawa Barat yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 14 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemahaman judul. Untuk mengartikan judul Kajian pengaruh Pembangunan Jalan Layang Terhadap Perkembangan Tata Ruang Kawasan Janti, Desa Caturtunggal, Kabupaten Sleman kita perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat karena kota saat ini, dipandang lebih menjanjikan bagi masyarakat desa

BAB I PENDAHULUAN. pesat karena kota saat ini, dipandang lebih menjanjikan bagi masyarakat desa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mobilitas penduduk menuju daerah perkotaan semakin meningkat secara pesat karena kota saat ini, dipandang lebih menjanjikan bagi masyarakat desa kebanyakan, kota bagaikan

Lebih terperinci

Rumah Impian Mahasiswa

Rumah Impian Mahasiswa TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Rumah Impian Mahasiswa R. Kartika Abdassah (1), Gustav Anandhita (2), Mega Sesotyaningtyas (3) (1) Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

PEMILIHAN PEDESTRIAN WAYS DITINJAU DARI PERSEPSI PENGGUNA DI KORIDOR JALAN GUNUNG SAHARI JAKARTA PUSAT

PEMILIHAN PEDESTRIAN WAYS DITINJAU DARI PERSEPSI PENGGUNA DI KORIDOR JALAN GUNUNG SAHARI JAKARTA PUSAT Pedestrian Ways Ditinjau Dari Persepsi Pengguna Di Koridor Jalan Gunung Sahari Jakarta Pusat PEMILIHAN PEDESTRIAN WAYS DITINJAU DARI PERSEPSI PENGGUNA DI KORIDOR JALAN GUNUNG SAHARI JAKARTA PUSAT Abdurrahman

Lebih terperinci

Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara Tamiya Miftau Saada Kasman Program Studi Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dipaparkan mengenai teori yang berkaitan dan mendukung terhadap studi ini yaitu teori elemen pembentuk citra kota. 2.1 Pengertian Citra Kota Menurut kamus umum Bahasa

Lebih terperinci

Penerapan Metode Consensus Design pada Penataan Kembali Sirkulasi Kampung Kota di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

Penerapan Metode Consensus Design pada Penataan Kembali Sirkulasi Kampung Kota di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara TEMU ILMIAH IPLBI 2013 Penerapan Metode Consensus Design pada Penataan Kembali Sirkulasi Kampung Kota di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara Sri Aliah Ekawati Prodi Pembangunan Wilayah dan Kota, Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... DAFTAR ISI Halaman Sampul... i Lembar Pengesahan... ii Lembar Pernyataan... iii Kata Pengantar... iv Intisari... vi Abstract... vii Daftar Isi... viii Daftar Tabel... x Daftar Gambar... xi BAB I PENDAHULUAN...

Lebih terperinci