PEREMAJAAN KAWASAN PEMUKIMAN KUMUH DENGAN IMPLEMENTASI TEORI KEVIN LYNCH DI KLENDER
|
|
- Ari Sugiarto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEREMAJAAN KAWASAN PEMKIMAN KMH DENGAN IMPLEMENTASI TEORI KEVIN LYNCH DI KLENDER Cynthia, Michael Tedja dan Indartoyo Jurusan Arsitektur, niversitas Bina Nusantara, Jalan K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Jakarta Barat , Abstract The purpose of this research is redevelopment slums area with implementation of Kevin Lynch theory in Klender, which that redevelopment attention five elemnets image of the area like that theory. The method of this research is deskriptive qualitative, with methods of primer data and sekunder data, primer data obtained by interview with headman of Jatinegara Kaum administrative and charmain of neighbourhood 01, and observation about five elements image of the area in research location, for sekunder data obtained from books and journals (national and international). Analysis in this research is comparison of observation result with books and journals, the result of that analysis is found different between that comparison about ideal residence with slums in area research. The result of this research is build rent of simple residence, as solution for that slums in area research, so can optimalitation area. The conclussion of this research is Kevin Lynch theory about five elements image of the area, not only can be implemented in macro scale, but can be implemented in micro scale (residence area), although to be found shortage from the vast area, which influence to the result of research about five elements image of the area. Keywords : redevelopment, slums, Kevin Lynch theory. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melakukan peremajaan terhadap kawasan pemukiman kumuh dengan implementasi teori Kevin Lynch di Klender, dimana peremajaan tersebut dilakukan dengan memperhatikan 5 (lima) elemen citra kawasan sesuai teori tersebut. Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dengan menggunakan metode perolehan data primer dan sekunder, dimana data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan Lurah Jatinegara Kaum dan ketua RW 01 pada Kelurahan tersebut, serta observasi dengan tinjauan langsung ke lapangan terhadap 5 elemen citra kawasan pada lokasi penelitian, sedangkan data sekunder diperoleh dari tinjauan pustaka terhadap buku dan jurnal (nasional dan internasional). Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan perbandingan antara hasil observasi dan tinjauan pustaka, dimana dari hasil analisis menggambarkan adanya perbedaan dari kedua perbandingan tersebut, seperti terdapat kesenjangan antara pemukiman penduduk yang ideal dengan pemukiman penduduk yang berada di lokasi penelitian. Hasil dari penelitian ini adalah melakukan peremajaan terhadap kawasan pemukiman tersebut dan mengantisipasi terhadap pertambahan jumlah penduduk di lokasi penelitian, dengan cara membangun rumah susun sederhana sewa, sehingga dengan penerapan pembangunan rumah susun tersebut, juga dapat mengupayakan optimalisasian lahan. Simpulan dalan penelitian ini adalah teori Kevin Lynch terkait 5 elemen citra kawasan, tidak hanya dapat diterapakan dalam lingkup skala makro (kota), tetapi juga dapat diterapkan dalam skala mikro (kawasan pemukiman), meskipun ada kekurangan jika dilihat dari segi luasan lahan, yang berpengaruh terhadap hasil penelitian terkait 5 elemen citra tersebut. Kata kunci: peremajaan, pemukiman kumuh, teori Kevin Lynch. 1
2 Pendahuluan Topik dalam penelitian ini adalah redevelopment, pemilihan topik tersebut didasari oleh dengan melakukan redevelopment (peremajaan) terhadap suatu kawasan pemukiman kumuh, maka dapat mengupayakan kawasan tersebut menjadi kawasan yang berkembang. Kajian pustaka yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pola dan Strategi Perbaikan Permukiman Kumuh di Perkotaan dan Peremajaan Kawasan Kota Tua dengan Menerapkan Teori Kevin Lynch, dimana masalah yang terdapat dalam kedua penelitian tersebut adalah perkembangan pemukiman kumuh di perkotaan. Metode dalam kedua penelitian tersebut adalah evaluasi dan observasi (tinjauan lapangan), dengan hasil penelitian berupa penerapan Kampung Improvement Programme (KIP) dan penataan kawasan berdasarkan teori Kevin Lynch terkait 5 elemen citra kawasan. Penelitian ini memiliki perbedaan dengan kedua penelitian terdahulu tersebut, dimana dalam melakukan proses redevelopment terhadap kawasan pemukiman di lokasi penelitian ini, menerapkan sistem perhitungan jumlah penduduk untuk jangka waktu 18 tahun mendatang, sehingga hasil yang diperoleh dari proses redevelopment tersebut tidak hanya dapat digunakan untuk saat ini saja, tetapi dapat digunakan secara berkelanjutan selama jangka waktu 18 tahun tersebut. Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif, dimana data yang dikumpulkan adalah 5 elemen citra kawasan (path/jalur, edge/tepian, district/kawasan, node/simpul dan landmark /tegeran); data fisik lingkungan dan data penduduk (jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin, umur serta pendidikan dan pekerjaan). Metode perolehan data-data tersebut, meliputi metode perolehan data primer dan sekunder. Metode perolehan data primer dalam penelitian ini mencakup wawancara (sekretaris Kelurahan Jatinegara Kaum, ketua RW 01 dan masyarakat dari lokasi penelitian terkait data-data tersebut) dan observasi (tinjauan lapangan terkait 5 elemen citra kawasan dan data fisik lingkungan). Metode data sekunder diperoleh dengan melakukan tinjauan pustaka yang bersumber dari buku dan jurnal (nasional dan internasional), terkait dengan teori Kevin Lynch mengenai 5 elemen citra kawasan, pemukiman kumuh, redevelopment, rumah susun sederhana sewa dan Standar Nasional Indonesia (SNI). Hasil dan Bahasan 1. Deskripsi Tapak Tapak berada di Jalan Bekasi Timur Raya, kelurahan Jatinegara Kaum, kecamtan Pulo Gadung, Jakarta Timur, dengan luas lahan tapak sebesar 3,5 ha. Peraturan pembangunan yang terdapat dalam tapak tersebut adalah KDB 60%; KLB 2,4; jumlah maksimum lantai bangunan sebesar 4 lantai; GSB untuk bagian tara dan Timur sebesar 6m, bagian Selatan sebesar 12m dan bagian Barat sebesar 5m. Gambar 1 Lokasi Tapak 2
3 Batas tapak: tara (Pemukiman penduduk) Timur (Komersial perdagangan kayu) Selatan (Komersial perdagangan kayu) Barat (Pemukiman penduduk) 2. Analisa Citra Kawasan 2.1. Path (Jalur) Gambar 2 Batas Tapak Jembatan Jalan tama Jalan tama Gambar 3 Path (Jalur) Tabel 1 Path (Jalur) Path (Jalur) Permasalahan Solusi Pola grid Terdapat bangunan liar yang - Melakukan penataan kembali didirikan oleh masyarakat terhadap bangunan-bangunan dengan menggunakan sebagian lahan path (jalur), sehingga mengganggu sirkulasi, terutama di tapak -Memperhatikan pola sirkulasi di dalam tapak. bagi pengrajin tempe dan tahu. 3
4 2.2. Edge (Tepian) Gambar 4 Edge (Tepian) Tabel 2 Edge (Tepian) Edge (Tepian) Permasalahan Solusi -Sungai Jagal Tidak ada pembatas (pagar) Memberi pagar pembatas -Jalan Bekasi Timur antara tepian sungai Jagal untuk meningkatkan Raya dengan pemukiman penduduk. keselamatan penduduk dan -Jalan Jatinegara memanfaatkan batas antara Kaum tepian sungai dengan pemukima penduduk sebagai area berkumpul masyarakat District (Kawasan) Komersial Area terbuka Pengrajin tempe dan tahu Pemukiman penduduk Gambar 5 District (Kawasan) Tabel 3 District (Kawasan) District (Kawasan) Permasalahan Solusi -Komersial Tidak teraturnya peletakan Melakukan penataan kembali -Pengarajin tempe kawasan pemukiman penduduk, terhadap peletakan kawasankawasan dan tahu sehingga mengganggu aktivitas yang terdapat di -Area terbuka -Pemukiman penduduk bagi penduduk lain di tapak. dalam tapak. 4
5 2.4. Node (Simpul) Gambar 6 Node (Simpul) Tabel 4 Node (Simpul) Node (Simpul) Permasalahan Solusi Jembatan penghubung antara Letak dan jumlah jembatan tersebut tidak memadai bagi Menambah jumlah jembatan penghubung, sehingga dapat lokasi penelitian masyarakat tapak dan lebih memadai bagi dengan daerah sekitar sekitarnya. masyarakat tersebut Landmark (Tegeran) Gambar 7 Landmark (Tegeran) Tabel 5 Landmark (Tegeran) Landmark (Tegeran) Permasalahan Solusi Pengrajin tempe dan Kondisi fisik landmark Melakukan pembangunan kembali tahu tidak memadai. terhadap landmark tersebut. 3. Analisa Lingkungan 3.2. Analisa Letak dan Posisi Tapak Terhadap Kota Jakarta Letak dan posisi tapak terhadap kota Jakarta sangat strategis, karena tapak dapat diakses langsung dari 3 arah utama di Jakarta Timur, yakni Kampung Melayu, Rawamangun dan Pulo Gadung, serta tapak dapat diakses oleh pejalan kaki dan kendaraan bermotor (kendaraan pribadi dan kendaraan umum). 5
6 Lokasi Penelitian Gambar 8 Pencapaian Tapak Hasil dari pembahasan pencapaian tapak tersebut adalah menerapkan 2 pintu masuk untuk menuju ke tapak, yaitu pintu masuk utama dan pintu samping, dengan pertimbangan bahwa tapak dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat pada tapak tersebut, dengan rincian sebagai berikut Pencapaian pejalan kaki Pintu samping Pintu utama Gambar 9 Akses ke Tapak 3.3. Analisa Orientasi Terhadap Matahari dan Angin Tapak memanjang ke arah Timur dan Barat, dimana pada bagian Timur dan Barat dijadikan sebagai area terbuka hijau, dengan pilhan alternatif sebagai berikut 6
7 Tabel 6 Analisa Orientasi Terhadap Matahari dan Angin Alternatif Matahari Angin Kesimpulan Sinar matahari Angin dapat Bangunan dari barat tidak diperoleh tidak terkena mengenai bangunan sinar matahari bangunan secara secara dari barat dan maksimal. maksimal. angin pada tapak dapat diperoleh secara maksimal. Alternatif 1 Alternatif 2 Orientasi bangunan mengarah ke timur dan barat, sehingga bangunan yang mengarah ke barat terkena sinar matahari Barat secara maksimal. Orientasi bangunan mengarah ke arah angin, sehingga sirkulasi angin dapat mengenai bangunan secara maksimal. Bangunan terkena sinar matahari dari arah barat tetapi angin pada tapak dapat diperoleh secara maksimal. Keterangan: Hunian Komersial Musholla Bangunan Teknik Hasil dari analisa orientasi terhadap matahari dan angin adalah alternatif 1 merupakan alternatif yang akan digunakan pada tapak, dimana dengan menggunakan alternatif tersebut, bangunan pada tapak tidak akan terkena sinar matahari dari barat, tetapi angin dapat diperoleh secara maksimal Konsep Zoning Kawasan Konsep zoning kawasan pada lokasi penelitian ini adalah sebagai berikut Komersial Pengrajin tempe dan tahu Area terbuka Pemukiman penduduk Area berkumpul outdoor Gambar 10 Konsep Zoning Kawasan 7
8 Detail rancangan kawasan yang akan diterapkan pada lokasi penelitian berdasarkan konsep zoning kawasan tersebut adalah Komersial Pengrajin tempe dan tahu Area terbuka Pemukiman penduduk Area berkumpul outdoor Gambar 11 Pola Perancangan Desain Kawasan 3.5. Analisa Sustainable Neighbourhood Terkait teori sustainable neighbourhood, maka ekologi masuk dalam analisa lingkungan, dimana ekologi tersebut berkaitan dengan upaya menjaga kelangsungan hidup secara keseluruhan yang terdapat di lokasi penelitian. Masalah utama pada lokasi penelitian yang mengganggu ekologi tersebut adalah limbah dari hasil produksi tempe dan tahu yang dialirkan langsung ke sungai jagal, sehingga menimbulkan pencemaran bagi ekologi pada sungai tersebut. Solusi dari masalah tersebut adalah menerapkan sistem biofilter sebagai pengolahan terhadap limbah dari produksi tempe dan tahu tersebut. 4. Analisa Manusia 4.2. Analisa Sustainable Neighbourhood Terkait teori sustainable neighbourhood, maka sustainable economic dan sustainable social masuk ke dalam analisa manusia. Sustainable economic adalah memaksimalkan aliran pendapatan yang bisa dihasilkan dan mempertahankan persediaan aset (modal) yang menghasilkan pendapatan ini, dan pengertian dari sustainable social adalah melakukan interaksi secara berkelanjutan yang mendasari kehidupan manusia. Kehidupan ekonomi di lokasi penelitin berupa pengrajin tempe dan tahu serta kios yang menjual berbagai macam barang kebutuhan sehari-hari, tetapi kondisi fisik dari kedua sumber ekonomi tersebut kurang diperhatikan, sehingga diperlukan peremajaan terhadap kedua sumber ekonomi tersebut. Kehidupan sosial di lokasi penelitian terjalin melalui interaksi dengan para tetangga di teras rumah, tetapi luasan teras dari unit hunian penduduk sangat minim, sehingga perlu perluasan dan penataan terhadap teras tersebut Analisa Demografi Penduduk Jumlah penduduk pada lokasi penelitian sebesar 600 jiwa (dewasa 365 jiwa dan anakanak sebesar 235 jiwa, dengan perbandingan jumlah penduduk pria 65% dan jumlah penduduk wanita 35%), mayoritas tingkat pendidikan dari lokasi tersebut adalah SLA (Sekolah Lanjut Atas) dan jenis pekerjaan dari masyarakat pada lokasi penelitian meliputi pedagang makanan dan pedagang di pasar serta karyawan swasta/pemerintah/abri. 5. Analisa Bangunan Massa bangunan yang akan didirikan pada lokasi penelitian, meliputi bangunan: komersial (kios); pengrajin tempe dan tahu; mushollah; hunian (berupa rumah susun sederhana sewa/rusunawa); dan bangunan teknik, dimana bangunan-bangunan tersebut didirikan dengan perhitungan kapasitas sesuai dengan pertambahan jumlah penduduk untuk 18 tahun mendatang. Perhitungan untuk kapasitas hunian (rusunawa) tersebut adalah sebagai berikut Rumus perhitungan pertambahan penduduk = x ( dimana, x = jumlah penduduk saat ini; y = persentase pertambahan jumlah penduduk/tahun; dan n = prediksi jumlah tahun ke depan Jumlah penduduk saat ini (2013) = 600 jiwa penduduk 8
9 Pertambahan jumlah penduduk /tahun = 1,7% Jumlah penduduk untuk 15 tahun mendatang (tahun 2028) = 600 ( = 816 jiwa penduduk Tahap pembangunan pada lokasi penelitian dibagi dalam 2 tahap, dengan rincian sebagai berikut Tahap 2 Tahap 1 Tahap 1: diperuntukkan bagi 656 jiwa Hunian kecil untuk 4 orang (36 m²) = (656 x 15%) : 4 = 24 unit Hunian besar untuk 5 orang (45 m²) = (656 x 85%) : 5 = 112 unit nit kios komersial (9 m²) = 40 unit Tahap 2: diperunutkkan bagi 160 jiwa Hunian besar untuk 5 orang (45 m²) = 160 : 5 = 32 unit Mushollah Tahun 2013 terdapat 600 jiwa penduduk (pria 65% dan wanita 35%), dengan rincian jumlah penduduk pria berdasarkan usia adalah 30% penduduk pria berusia < 17 tahun dan 70% poenduduk pria berusia > 17 tahun. Perhitungan jumlah penduduk untuk 18 tahun mendatang berjumlah 816 jiwa, dengan rincian jumlah penduduk adalah sebagai berikut Penduduk pria: 530 jiwa (65%) sia penduduk < 17 tahun sebesar 159 jiwa (30%) sia penduduk > 17 tahun sebesar 371 jiwa (70%) Penduduk wanita: 286 jiwa (35%) Jenis pekerjaan dari penduduk adalah sebagai berikut Karyawan 60% Pedagang 20% Warung dan usaha tempe tahu 15% Buruh 5% Jumlah pengguna mushollah sebesar: 40% x 371 jiwa = 148 jiwa, sehingga perhitungan untuk kebutuhan luasan mushollah adalah 148 jiwa x 1,2 m²/jiwa = 177,6 m² Sirkulasi 20% = 35,52 m² Total luas = 213,12 m² ~ 225 m² Simpulan dan Saran Hipotesis dalam penelitian ini relevan dengan hasil dan bahasan dari penelitian, dimana dalam hipotesis dijelaskan bahwa dengan mengupayakan peningkatan citra kawasan pemukiman, maka kawasan tersebut dapat menjadi kawasan yang lebih berkembang, hal tersebut dapat dilihat dari hasil peremajaan kawasan tersebut, dimana dalam proses peremajaan tersebut, peneliti melakukan perbaikan terhadap citra kawasan dari lokasi penelitian, dan hasil yang diperoleh adalah kawasan tersebut dapat menjadi kawasan yang berkembang, baik dari segi ekologi, ekonomi dan sosial. 9
10 Simpulan dalam penelitian ini terhadap teori Kevin Lynch adalah citra kawasan pemukiman pada lokasi penelitian belum jelas, tetapi dengan penggunaan teori Kevin Lynch dalam mengupayakan perbaikan citra kawasan tersebut, maka kawasan tersebut dapat meningkat, meskipun teori Kevin Lynch akan lebih maksimal jika digunakan dalam skala makro (kota). Simpulan dalam penelitian ini terhadap konsep perancangan adalah dalam lokasi penelitian, yang akan dikembangkan berupa rumah susun sederhana sewa (rusunawa), dengan pertimbangan dari status perekonomian masyarakat pada lokasi penelitian (masyarakat kelas menengah ke bawah), zona yang tersedia meliputi zona komersial (kios); zona pengrajin tempe dan tahu; zona area terbuka hijau; zona unit hunian rusunawa (unit hunian kecil dan besar); dan zona area berkumpul outdoor, serta dengan gubahan massa yang dominan terhadap bentuk persegi panjang. Referensi Lynch, Kevin. (1969). The Image of The City. Cambridge : MIT Press. Zahnd, Markus. (1999). Perancangan Kota Secara Terpadu. Yogyakarta : Kanisius. Riwayat Penulis Cynthia lahir di kota Jakarta pada 27 Januari Penulis menamatkan pendidikan S1 di niversitas dalam bidang arsitektur pada
BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta Timur, disebut Jatinegara Kaum karena di sana terdapat kaum, dimana
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lokasi penelitian ini terletak di Klender, kelurahan Jatinegara Kaum, Jakarta Timur, disebut Jatinegara Kaum karena di sana terdapat kaum, dimana kata kaum diambil
Lebih terperinciPEREMAJAAN PEMUKIMAN KAMPUNG PULO DENGAN PENDEKATAN PERILAKU URBAN KAMPUNG
PEREMAJAAN PEMUKIMAN KAMPUNG PULO DENGAN PENDEKATAN PERILAKU URBAN KAMPUNG Jesieca Siema, Michael Tedja, Indartoyo Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H. Syahdan No. 9, Kemanggisan, Jakarta Barat 11480,
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. dalam mengumpulkan data harus dilakukan studi lapangan, survei atau. observasi ke tapak secara langsung.
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini berkaitan dengan sosio-arsitektur yaitu hubungan antara perilaku sosial masyarakat dengan hunian nya, bukan hanya pada hunian kecil nya
Lebih terperinciREVITALISASI KAWASAN PASAR IKAN SUNDA KELAPA SEBAGAI KAWASAN WISATA BAHARI DI JAKARTA
REVITALISASI KAWASAN PASAR IKAN SUNDA KELAPA SEBAGAI KAWASAN WISATA BAHARI DI JAKARTA Sukoco Darmawan, Nina Nurdiani, Widya Katarina JurusanArsitektur, Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H. Syahdan No.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Struktur penelitian ini berhubungan dengan ekologi-arsitektur yaitu hubungan interaksi ekosistem mangrove dengan permukiman pesisir Desa Tanjung Pasir
Lebih terperinciBAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.
BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Seiring dengan perkembangan Kota DKI Jakarta di mana keterbatasan lahan dan mahalnya harga tanah menjadi masalah dalam penyediaan hunian layak bagi masyarakat terutama
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil dari uraian bab-bab sebelumnya dapat disimpulkan bahwa Pasar Gembrong Cipinang Besar perlu diremajakan. Hal ini dikarenakan kualitas fisik dan aktivitas
Lebih terperinciKonsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo
Konsep Hunian Vertikal sebagai Alternatif untuk Mengatasi Masalah Permukiman Kumuh, Kasus Studi Kampung Pulo Felicia Putri Surya Atmadja 1, Sri Utami 2, dan Triandriani Mustikawati 2 1 Mahasiswa Jurusan
Lebih terperinciPEREMAJAAN PEMUKIMAN KUMUH DI TANAH ABANG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TEPI AIR
PEREMAJAAN PEMUKIMAN KUMUH DI TANAH ABANG DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR TEPI AIR SANDIO, MICHAEL TEDJA, INDARTOYO Jurusan Arsitektur, Universitas Bina Nusantara, Jl. K H. Syahdan No. 9, Jakarta Barat 11480.
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERENCANAAN
BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 2.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik RTH Sifat Proyek KLB KDB RTH Ketinggian Maks Fasilitas : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan
Lebih terperinciBAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE
BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE Pemograman merupakan bagian awal dari perencanaan yang terdiri dari kegiatan analisis dalam kaitan upaya pemecahan masalah desain. Pemograman dimulai
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Proses Perancangan 3.1.1 Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso Kabupaten Malang ini mempunyai ruang lingkup
Lebih terperinciPERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG
PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN KORIDOR JALAN RAYA SERPONG KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. umumnya dikaitkan dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran tinggi. Ciri
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Variabel Penelitian Lokasi penelitian ini merupakan kawasan pemukiman kumuh, yang pada umumnya dikaitkan dengan tingkat kemiskinan dan pengangguran tinggi. Ciri lain permukiman
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Tujuan penyusunan paper tugas akhir ini adalah sebagai syarat untuk kelulusan
KATA PENGANTAR Tujuan penyusunan paper tugas akhir ini adalah sebagai syarat untuk kelulusan program S1 jurusan Arsitektur Universitas Bina Nusantara, dengan telah selesainya penyusunan paper tugas akhir
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan - Luas lahan : 30.400,28 m² - KDB 20% : 20% x 30.400,28 m² = 6.080,06 m² - KLB 0,8 : 0,8 x 30.400,28 m² = 24.320,22 m² -
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
Perancangan Kawasan Stasiun Terpadu Manggarai BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29 Stasiun Manggarai Sumber : Google Image, diunduh 20 Februari 2015 3.1.1. Data Kawasan 1.
Lebih terperinciBAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi
BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. Konsep Perancangan dari 5 Elemen Kawasan. berdasarkan Teori Kevin Lynch menyimpulkan bahwa dari 5 elemen yang
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Konsep Perancangan dari 5 Elemen Kawasan Hasil Indentifikasi yang dilakukan pada Kawasan Pasar Ikan dengan berdasarkan Teori Kevin Lynch menyimpulkan bahwa dari 5
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Menurut Avelar et al dalam Gusmaini (2012) tentang kriteria permukiman kumuh, maka permukiman di Jl. Simprug Golf 2, Kelurahan Grogol Utara, Kecamatan Kebayoran
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Simpulan dalam laporan ini berupa konsep perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil analisa pada bab sebelumnya. Pemikiran yang melandasi proyek kawasan transit
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan di
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kampung Ngampilan RW I Kelurahan Ngampilan Kecamatan Ngampilan di Yogyakarta Kampung Ngampilan RW I secara geografis terletak di daerah strategis Kota Yogyakarta,
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan meliputi pembahasan mengenai pemanfaatan penghawaan dan pencahayaan alami pada City Hotel yang bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemukiman kumuh di kota yang padat penduduk atau dikenal dengan istilah urban
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Jakarta sebagai ibu kota negara yang terus berkembang mengalami permasalahan dalam hal penyediaan hunian yang layak bagi warga masyarakatnya. Menurut data kependudukan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jakarta yang mencakup Jabodetabek merupakan kota terpadat kedua di dunia dengan jumlah penduduk 26.746.000 jiwa (sumber: http://dunia.news.viva.co.id). Kawasan Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perencanaan
1.1 Latar Belakang Perencanaan BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, hal ini dilihat dari banyaknya pulau yang tersebar di seluruh wilayahnya yaitu 17.504
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metode Umum Metode perancangan dalam seminar ini yaitu berupa penjelasan dari awal proses merancang, disertai dengan teori-teori dan data-data yang terkait dengan obyek perancangan
Lebih terperinciPERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR.
PERANCANGAN KAWASAN PERMUKIMAN MELALUI PENDEKATAN SUSTAINABLE URBAN DRAINAGE SYSTEMS DI SRENGSENG JAKARTA BARAT LAPORAN TUGAS AKHIR Oleh Carolina 1301028500 08 PAR JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinci6.3 Hasil Perubahan Elemen Kawasan
6.3 Hasil Perubahan Elemen Kawasan Hasil dalam perubahan kawasan dapat dilihat berdasarkan teori-teori yang digunakan pada perencanaan ini. Dalam hal perancangan kawasan ini menggunakan teori yang sangat
Lebih terperinciKata kunci (keywords): arsitektur tropis, apartemen sewa
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA Nama Mahasiswa Judul Jumlah Halaman : Lindawati : Apartemen di Kemanggisan, Jakarta Barat : 105 halaman ABSTRAK Perkembangan kota Jakarta
Lebih terperinciBAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN
BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN Daerah pemukiman perkotaan yang dikategorikan kumuh di Indonesia terus meningkat dengan pesat setiap tahunnya. Jumlah daerah kumuh ini bertambah dengan kecepatan sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi untuk menjamin keberlangsungan hidup manusia. Seiring dengan rutinitas dan padatnya aktivitas yang dilakukan oleh
Lebih terperinciPERANCANGAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT DENGAN METODE WALKABLE URBAN DI BALIMESTER JAKARTA TIMUR
PERANCANGAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT DENGAN METODE WALKABLE URBAN DI BALIMESTER JAKARTA TIMUR Johnsen Susiyo, Noegroho, Yanita Mila Jurusan Arsitektur, Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H. Syahdan
Lebih terperinciBAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum
BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan sentra industri batu marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum dalam Three Dimension Sustainability:
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 3.1.1. Data Fisik Lokasi Luas Lahan Kategori Proyek Pemilik : Jl. Stasiun Lama No. 1 Kelurahan Senen, Jakarta Pusat : ± 48.000/ 4,8 Ha : Fasilitas
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Yang menjadi dasar dari perencanaan dan perancangan Mesjid di Kebon Jeruk adalah : Jumlah kapasitas seluruh mesjid pada wilayah
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Gambar 5.1 Lokasi Proyek Luas total perancangan Luas bangunan : 26976 m 2 Luas tapak : 7700 m 2 KDB 60% : 4620 m 2
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang
BAB III METODE PERANCANGAN Dalam perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa, telah dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang bertujuan untuk menunjang proses perancangan selanjutnya.
Lebih terperinciBAB I: PENDAHULUAN Latar Belakang.
BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecamatan Senen termasuk wilayah Kotamadya Jakarta Pusat memiliki luas wilayah 422 ha. Menurut data statistik 2004, peruntukan luas tanah tersebut terdiri dari perumahan
Lebih terperinci5 elements IMAGES OF THE CITY ( KEVIN A. LYNCH )
IMAGES OF THE CITY ( KEVIN A. LYNCH ) Jalur (paths) Tepian (edges) Kawasan (district) Simpul (nodes) Tengaran (landmark) 5 elements paths, the streets, sidewalks, trails, and other channels in which people
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
38 BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep dasar perancangan kampus sekolah seni rupa dan desain Indonesia yaitu keselarasan dengan lingkungan sekitar dimana berada dalam kawasan kampus Telkom. 5.1 Konsep Rencana
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS. Berikut adalah tabel program kebutuhan ruang pada proyek Sekolah Menengah Terpadu:
BAB IV ANALISIS 4.1. Analisis Fungsional 4.1.1. Analisis Organisasi Ruang Pengorganisasian ruang-ruang pada proyek ini dikelompokkan berdasarkan fungsi ruangnya. Ruang-ruang dengan fungsi yang sama sedapat
Lebih terperinciRENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL
RENCANA PENATAAN LANSKAP PEMUKIMAN TRADISIONAL Rencana Lanskap Berdasarkan hasil analisis data spasial mengenai karakteristik lanskap pemukiman Kampung Kuin, yang meliputi pola permukiman, arsitektur bangunan
Lebih terperinciAR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 4 ANALISIS
BAB 4 ANALISIS 4.1. Analisis Kondisi Fisik Tapak 4.1.1. Tinjauan Umum Kawasan Kawasan Kelurahan Lebak Siliwangi merupakan daerah yang diapit oleh dua buah jalan yaitu Jalan Cihampelas (di sebelah barat
Lebih terperinciTEORI PERANCANGAN KOTA. Pengantar Perancangan Perkotaan
TEORI PERANCANGAN KOTA Pengantar Perancangan Perkotaan Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pancasila Cynthia Puspitasari 9 Mei 2017 Bahasan hari ini: 1. Urban spatial design theory 2. The Image
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Pemahaman Judul dan Tema
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkotaan dengan kompleksitas permasalahan yang ada di tambah laju urbanisasi yang mencapai 4,4% per tahun membuat kebutuhan perumahan di perkotaan semakin meningkat,
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana Kebutuhan sarana dan ruang dari lahan sempit memberikan ide konsep optimalisasi ruang melalui penggunaan
Lebih terperinciKAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR. Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D
KAJIAN PENATAAN POHON SEBAGAI BAGIAN PENGHIJAUAN KOTA PADA KAWASAN SIMPANG EMPAT PASAR MARTAPURA TUGAS AKHIR Oleh: SRI ARMELLA SURYANI L2D 300 377 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS
Lebih terperinciMinggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI
1 Minggu 5 ANALISA TAPAK CAKUPAN ISI Membuat analisa pada tapak, mencakup orientasi matahari, lingkungan, sirkulasi dan entrance, kontur. Analisa Zoning, mencakup zona public, semi public dan private serta
Lebih terperinciBAB VI KONSEP PERENCANAAN
BAB VI KONSEP PERENCANAAN VI.1 KONSEP BANGUNAN VI.1.1 Konsep Massa Bangunan Pada konsep terminal dan stasiun kereta api senen ditetapkan memakai masa gubahan tunggal memanjang atau linier. Hal ini dengan
Lebih terperinciBAGIAN 1 PENDAHULUAN. 1.2 Latar Belakang Permasalahan Perancangan
BAGIAN 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Dan Batasan Judul Permukiman Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, dapat merupakan kawasan perkotaan dan perkampungan (document.tips,
Lebih terperinciBAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung
BAB III Metode Perancangan Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung diperlukan untuk meningkatkan perekonomaian di sekitar Kecamatan Campurdarat dan Kecamatan Besuki. Metode perancangan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. lingkungan maupun keadaan lingkungan saat ini menjadi penting untuk
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Lingkungan Setelah melakukan analisis lingkungan, maka konsep lingkungan yang diterapkan adalah Konsep Interaksi. Konsep Interaksi merupakan konsep
Lebih terperinciBAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN
4 BAB I MELIHAT SUNGAI DELI SECARA KESELURUHAN 1.1 Faktor Tapak dan Lingkungan Proyek Kasus proyek yang dibahas disini adalah kasus proyek C, yaitu pengembangan rancangan arsitektural model permukiman
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Peraturan pada tapak Lokasi Tapak : Jl. Perintis Kemerdekaan, Jakarta Timur Luas Lahan : 18.751,5 m 2 KDB : 40 % Luas
Lebih terperinciARAHAN PENATAAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI KANDILO KOTA TANAH GROGOT KABUPATEN PASIR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR TUGAS AKHIR
ARAHAN PENATAAN KAWASAN TEPIAN SUNGAI KANDILO KOTA TANAH GROGOT KABUPATEN PASIR PROPINSI KALIMANTAN TIMUR TUGAS AKHIR Oleh : IKHSAN FITRIAN NOOR L2D 098 440 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik 1.1.1. Data Non Fisik Sebagai stasiun yang berdekatan dengan terminal bus dalam dan luar kota, jalur Busway, pusat ekonomi dan pemukiman penduduk,
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
5.1 FILOSOFI 5.1.1 Filosofi Dasar BAB V KONSEP PERANCANGAN merupakan kawasan perdagangan di kawasan yang terdiri dari beberapa pasar yang diharapkan penataan kawasan harus saling medukung pasar-pasar tersebut.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tingkat urbanisasi. Tingkat urbanisasi yang tinggi berakibat pada ruang fisik
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya kemajuan perekonomian di Jakarta, menyebabkan tingginya tingkat urbanisasi. Tingkat urbanisasi yang tinggi berakibat pada ruang fisik kota, yang mulanya lahan
Lebih terperinciBAB 5 KONSEP PERANCANGAN
BAB 5 KONSEP PERANCANGAN V.1 KONSEP DASAR PERANCANGAN Konsep dasar ini tidak digunakan untuk masing-masing ruang, tetapi hanya pada ruang-ruang tertentu. 1. Memperkenalkan identitas suatu tempat Karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Lokasi Kampung Pulo Sumber: hasil olahan pribadi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kampung Pulo merupakan satu daerah yang berada di Jakarta Timur dan memiliki lokasi disekitar bantaran sungai Ciliwung. Kampung Pulo memiliki luas area sekitar ± 8
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisa dapat disimpulkan rancangan bangunan peremajaan Pasar Rumput yang menjawab kebutuhan peningkatan ekonomi perkotaan mencakup pembenahan sirkulasi kendaraan dengan
Lebih terperincib. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun
BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program dasar perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan, yang berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Terdapat beberapa faktor yang harus dianalisis dalam perencanaan sebuah bangunan, yaitu analisis lingkungan, manusia, dan bangunan itu sendiri. Perancangan bangunan
Lebih terperinciRUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT SUSTAINABLE ARCHITECTURE. Disusun Oleh : Nama : Neti Nim :
RUMAH SUSUN DAN PASAR DI JAKARTA BARAT SUSTAINABLE ARCHITECTURE TUGAS AKHIR Semester Genap Tahun 2008/2009 Disusun Oleh : Nama : Neti Nim : 0800747274 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciKAJIAN WATERFRONT DI SEMARANG (Studi Kasus : Sungai Banjir Kanal Barat)
KAJIAN WATERFRONT DI SEMARANG (Studi Kasus : Sungai Banjir Kanal Barat) Bambang Supriyadi ABSTRAKSI Kota Semarang merupakan salah satu kota yang banyak memiliki ruang-ruang kota yang pertumbuhannya berawal
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN BAHASAN
BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Analisa Lahan Perencanaan Dalam Konteks Perkotaan 4.1.1 Urban Texture Untuk Urban Texture, akan dianalisa fungsi bangunan yang ada di sekitar tapak yang terkait dengan tata
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan penduduk kota kota di Indonesia baik sebagai akibat pertumbuhan penduduk maupun akibat urbanisasi telah memberikan indikasi adanya masalah perkotaan yang
Lebih terperinciBAB I SUNGAI DELI MARTABAT KOTA MEDAN. yang dulu. Sekarang mahasiswa menyelesaikan desain pada perancangan
BAB I SUNGAI DELI MARTABAT KOTA MEDAN 1.1 Deskripsi Proyek dan Lokasi Tapak Skripsi dan perancangan arsitektur 6 menjadi bahan "tugas akhir" bagi mahasiswa semester 8. Format nya cukup berbeda dengan mahasiswa
Lebih terperinciOPTIMALISASI PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUMAH SUSUN DI JAKARTA TIMUR
OPTIMALISASI PENCAHAYAAN ALAMI PADA RUMAH SUSUN DI JAKARTA TIMUR Ricky Suriyanto, Renhata Katili, Yosica Mariana Jurusan Arsitektur, Universitas Bina Nusantara, Jl. K.H. Syahdan no.9 Palmerah, Jakarta
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar
BAB V KONSEP PERANCANGAN Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar tradisional di Kabupaten Jember menggunakan konsep extending tradisional. Pada bab-bab sebelumnya telah dijelaskan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek, dsb);
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang
PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Berbicara tentang tempat tinggal, kota Jakarta menyediakan lahan yang diperuntukan sebagai lahan untuk tempat tinggal yaitu seluas 45964,88 Ha, dengan keterbatasan lahan
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA
BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN BAHASAN. Jatinegara, Jakarta Timur. Tapak kawasan berada di Jalan Jatinegara Timur,
BAB 4 HASIL DAN BAHASAN 4.1 Analisa Lahan Perencanaan 4.1.1 Data Tapak Tapak terletak di kelurahan Balimester dan Kampung Melayu, kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur. Tapak kawasan berada di Jalan Jatinegara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perlunya perumahan dan pemukiman telah diarahkan pula oleh Undang-undang Republik
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG I.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Pemukiman dan perumahan adalah merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh manusia. Perumahan dan pemukiman tidak hanya
Lebih terperinciBAB IV TINJAUAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU
BAB IV TINJAUAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU Bab ini berisi tinjauan terminal Tipe B di kawasan Stasiun Depok Baru yang dibahas melalui tinjauan tapak terminal, data umum angkutan dan
Lebih terperinciTINJAUAN PULO CANGKIR
BAB II TINJAUAN PULO CANGKIR II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK Judul Proyek : Kawasan Rekreasi Kampung Pulo Cangkir dan Sekitarnya. Tema : Arsitektur Tradisional Sunda. Kecamatan : Kronjo. Kelurahan : Pulo Cangkir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Istilah kampung berasal dari bahasa Melayu, digunakan sebagai terminologi yang dipakai untuk menjelaskan sistem permukiman pedesaan. Istilah kampung sering dipakai
Lebih terperinciBAB 2 ANALISA KAWASAN. Dalam menghasilkan sebuah pemrograman dan inventarisasi data yang maksimal,
BAB 2 ANALISA KAWASAN Dalam menghasilkan sebuah pemrograman dan inventarisasi data yang maksimal, proses analisa yang dilakukan sebaiknya bersumber pada data yang tersusun dari kawasan tersebut. Data kawasan
Lebih terperinciAPARTEMEN DI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung merupakan kota metropolitan kedua setelah Jakarta dan saat ini kota Bandung merupakan salah satu kota yang sudah maju di bidang industri, maupun perdagangan.
Lebih terperinciBAB 3 TINJAUAN WILAYAH YPCM
BAB 3 TINJAUAN WILAYAH YPCM 3.1. DATA WILAYAH KABUPATEN BANTUL 1 3.1.1. Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Bantul Kecamatan Sewon termasuk Hierarki III merupakan sub pusat pengembangan pemerintahan,
Lebih terperinciKajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota (Studi Kasus : Kawasan Pasar Buah Kota Kendari) Weko Indira Romanti Aulia weko.indira@gmail.com Perencanaan dan Perancangan
Lebih terperinciIdentitas, suatu objek harus dapat dibedakan dengan objek-objek lain sehingga dikenal sebagai sesuatu yang berbeda atau mandiri.
PENDAHULUAN.1 Latar Belakang Dalam memahami citra kota perlu diketahui mengenai pengertian citra kota, elemenelemen pembentuk citra kota, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan citra kota dan metode
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari tabel jumlah penduduk yang dilakukan dari Sensus Penduduk
Lebih terperinciPersepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai
TEMU ILMIAH IPLBI 0 Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai Binar T. Cesarin (), Chorina Ginting () () Magister Rancang Kota, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan
Lebih terperinciBAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI
BAB V ARAHAN DAN REKOMENDASI Bab ini memberikan arahan dan rekomendasi berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada kawasan studi, dengan membawa visi peningkatan citra Kawasan Tugu Khatulistiwa
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Identifikasi dan Analisis Kondisi Bantaran
29 HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi dan Analisis Kondisi Bantaran 1. Tata Guna Lahan Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum
Lebih terperinciBAB III DATA DAN ANALISA
BAB III DATA DAN ANALISA 3.1 Data Fisik dan Non Fisik Gambar 3. Peta Lokasi Lahan LKPP Data Tapak Lokasi : Lot/Kavling 11B, CBD Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan Luas lahan : 4709 m² Koefisien Dasar Bangunan
Lebih terperinciBAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa
BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari
Lebih terperinciAPARTEMEN DAN PERKANTORAN DENGAN PENDEKATAN TERHADAP EKONOMI BERKELANJUTAN DI JAKARTA BARAT
APARTEMEN DAN PERKANTORAN DENGAN PENDEKATAN TERHADAP EKONOMI BERKELANJUTAN DI JAKARTA BARAT Olivia Jon, Nina Nurdiani, Widya Katarina Jurusan Arsitektur Binus University, Jl. K.H. Syahdan no.9 Palmerah,
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch. Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari Menggunakan Teori Kevin Lynch Berdasarkan hasil analisa dari data dan hasil survey wawancara yang dilakukan di kawasan Petak Sembilan, masih banyak yang perlu
Lebih terperinciKANTOR SEWA DENGAN TEMA PERKANTORAN TAMAN DI JAKARTA
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KANTOR SEWA DENGAN TEMA PERKANTORAN TAMAN DI JAKARTA Diajukan oleh
Lebih terperinciPROGRAM RUANG. 1. Bagian Depan Kelompok Elemen Unsur Kegiatan Bagian Komersial Kios Perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari
PROGRAM RUANG A. Jenis 1. Bagian Depan Kelompok Elemen Unsur Kegiatan Bagian Komersial Kios Perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari Toilet Pengrajin tempe dan tahu Buang air kecil dan besar Produksi
Lebih terperinciBAB VI RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN
BAB VI RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN 6.1. Struktur Peruntukan Lahan e t a P Gambar 6.1: Penggunaan lahan Desa Marabau 135 6.2. Intensitas Pemanfaatan Lahan a. Rencana Penataan Kawasan Perumahan Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Tanah Abang adalah salah satu wilayah di Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang cukup terkenal dengan pusat perbelanjaan tekstil dan fashion. Tidak dipungkiri, pusat grosir
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Konsep perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa ini adalah hasil analisis pada bab sebelumnya yang kemudian disimpulkan. Konsep ini merupakan konsep turunan dari
Lebih terperinciLAMPIRAN V KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN. Kualitas yang diharapkan
LAMPIRAN V KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN Zona (berdasarkan Kawasan Lindung Kawasan Hutan Manggrove (Hutan Bakau Sekunder); Sungai, Pantai dan Danau; Rel Kereta Api pelindung ekosistim bakau
Lebih terperinci