BAB II RENCANA KEGIATAN
|
|
- Ivan Budiono
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II RENCANA KEGIATAN 2.1. NAMA KEGIATAN Kegiatan ini bernama Jasa Transportasi/Ekspedisi dari PT. Balina Agung Perkasa. Kegiatan ini mencakup distribusi produk dari PT. Aqua Golden Mississippi, serta sebagai tempat istirahat/singgah sementara, tempat pengecekan kendaraan layak jalan dan tempat parkir LOKASI KEGIATAN Lokasi rencana kegiatan Jasa Transportasi/Ekspedisi PT. Balina Agung Perkasa yang dibangun di atas tanah seluas ± m 2 berada pada batas administrasi sebagai berikut : Perkampungan : Kp. Bangkong Reang RT 004/004 Desa : Benda Kecamatan : Cicurug Kabupaten : Sukabumi Lokasi rencana kegiatan Jasa Transportasi/Ekspedisi berbatasan langsung dengan : Sebelah Utara : Industri Pakaian Sebelah Timur : AMDK Sebelah Selatan : Jalan Raya Sukabumi dan Ruko Sebelah Barat : Industri Pakaian 2.3. KESESUAIAN TATA RUANG Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi No. 22 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukabumi Tahun , lokasi rencana kegiatan Jasa Transportasi/Ekspedisi dengan koordinat utama S dan E berada pada kawasan perdagangan dan jasa. Dengan kesesuaian tata ruang tersebut, dikeluarkan Surat Keterangan Informasi Kesesuaian Ruang (SK-IKR) No. 601/322-Bid.TR. DOKUMEN UKL-UPL PT. BALINA AGUNG PERKASA - II-1
2 Gambar 2.1. Peta Tata Ruang Kabupaten Sukabumi DOKUMEN UKL-UPL PT. BALINA AGUNG PERKASA - II-2
3 Gambar 2.2. Peta Orientasi Wilayah Jasa Transportasi/Ekspedisi DOKUMEN UKL-UPL PT. BALINA AGUNG PERKASA - II-3
4 2.4. TAHAPAN KEGIATAN Secara umum penyusunan dokumen UKL-UPL rencana kegiatan Jasa Transportasi/Ekspedisi meliputi dua tahapan sebagai berikut : 1. Tahap pra operasional, meliputi: sosialisasi kepada masyarakat, pengurusan perizinan. 2. Tahap operasional, meliputi: rekrutmen tenaga kerja, proses aktivitas ekspedisi, penggunaan air bersih, timbulan limbah cair domestik, peningkatan volume sampah, penanganan kebakaran, dan lahan tertutup bangunan Tahap Pra Operasi Tahap pra operasi, meliputi: sosialisasi kepada masyarakat, pengurusan perizinan. a. Sosialisasi Kepada Masyarakat Sosialisasi rencana Jasa Transportasi/Ekspedisi dilakukan melalui pertemuan dengan masyarakat setempat terutama masyarakat di Kp. Bangkong Reang RT 004/004 Desa Benda Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi yang merupakan masyarakat terkena dampak langsung. Rangkuman hasil sosialisasi kepada masyarakat menghasilkan kesepakatan/ persetujuan masyarakat dengan catatan sebagai berikut : 1. Pada prinsipnya masyarakat mendukung rencana Jasa Transportasi/Ekspedisi sepanjang saran dan masukan dari masyarakat dipenuhi oleh pihak perusahaan dan melengkapi izin-izin dari pemerintah daerah. 2. Perwakilan masyarakat, baik melalui tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan alim ulama setempat yang hadir, pada prinsipnya tidak menolak dan meminta agar tenaga kerja diprioritaskan dari warga sekitar yang terkena dampak langsung. 3. Masyarakat meminta agar pengelola Jasa Transportasi/Ekspedisi menjalankan program Community Development / Coorporate Sosial Responsibility (CSR) dengan sebaik-baiknya yang dapat dirasakan manfaatnya, yaitu dengan cara kepedulian pihak perusahaan kepada masyarakat antara lain dengan bantuan sosial dan bantuan hari raya. 4. Masyarakat meminta agar pihak perusahaan bertanggung jawab atas ketertiban, keindahan, dan kebersihan lokasi sekitar rencana Jasa Transportasi/Ekspedisi. 5. Masyarakat meminta agar proses aktivitas ekspedisi dilakukan sedemikian rupa sehingga dampak yang ditimbulkannya minimal dan tidak mengganggu kesehatan, kenyamanan masyarakat serta gangguan lalulintas. DOKUMEN UKL-UPL PT. BALINA AGUNG PERKASA - II-4
5 b. Pengurusan Perizinan Pengurusan perizinan yang akan dilakukan oleh Jasa Transportasi/Ekspedisi secara keseluruhan adalah pengurusan izin-izin yang meliputi : Keterangan Domisili Perusahaan Surat Pernyataan Tidak keberatan dari warga sekitar Rekomendasi Kecamatan Izin Gangguan (HO) Surat Keterangan Informasi Kesesuaian Ruang (SK-IKR) Rekomendasi UKL-UPL Izin Pengambilan Air Tanah Izin Mendirikan Bangunan (IMB) Andalalin DLL Tahap Operasional Tahap operasional, meliputi: rekrutmen tenaga kerja, penggunaan air bersih, timbulan limbah cair domestik, peningkatan volume sampah, penanganan kebakaran, dan lahan tertutup bangunan. a. Rekrutmen tenaga kerja Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menunjang aktivitas operasional Jasa Transportasi/Ekspedisi sebanyak 632 orang yang terdiri dari dua pengurus : DOKUMEN UKL-UPL PT. BALINA AGUNG PERKASA - II-5
6 Tabel 2.1. Tenaga Kerja Tahap Operasional No. Jabatan Kerja Jenis Jml Kelamin (org) L P Pendidikan Asal GSM 1. CO 3-3 D3/S1 Dalam/luar sukabumi 2. Supir SMP/SMA/SMK Dalam/luar sukabumi 3. Kendek SMP/SMA/SMK Dalam/luar sukabumi Total Dalam/luar sukabumi YOSEDA 4. CO 3-3 D3/S1 Dalam/luar sukabumi 5. Supir SMP/SMA/SMK Dalam/luar sukabumi 6. Kendek SMP/SMA/SMK Dalam/luar sukabumi Total Dalam/luar sukabumi 7. Kantin Dalam/luar sukabumi 8. Mekanik Bengkel 5-5 SMK/D3 Dalam/luar sukabumi 9. Office Boy 2-2 SMP/SMA/SMK Dalam/luar sukabumi 10. Security 7-7 SMA/SMK Dalam/luar sukabumi 11. Tukang Kebun Dalam/luar sukabumi JUMLAH Dalam/luar sukabumi Sumber : PT. Balina Agung Perkasa b. Proses Aktivitas Ekspedisi Proses aktivitas mobilisasi ekspedisi mulai dari pencatatan plat nomber kendaraan masuk area parkir yang dilakukan oleh security. Truk-truk tersebut dipersiapkan untuk mengangkut produk dari PT. Aqua Golden Mississippi. CO akan menerima pesanan yang selanjutnya mempersiapkan kendaraan ekspedisi dan surat jalan. Sebelum melakukan Ekspedisi, kendaraan akan di cek terlebih dahulu oleh tim mekanik, hingga dinyatakan layak jalan. Kendaraan yang akan melakukan ekspedisi atau saat keluar dari area parkir memberitaukan kepada scurity tentang tujuan yang akan dituju. Truk ekspedisi menuju PT. Aqua Golden Mississippi untuk menukar galon kosong dengan galon yg sudah terisi, lalu truk ekspedisi berangkat menuju tujuan. Alur proses aktivitas Ekspedisi tersebut adalah sebagai berikut : Kendaraan Ekspedisi Masuk Area Parkir Gudang PT. Aqua Golden Mississippi Loading Pencatatan Kendaraan Ekspedisi Keluar Area Parkir Ekspedisi Pengecekan Kendaraan ekspedisi CO Persiapan Kendaraan Security Gambar 2.3. Proses Aktivitas Ekspedisi DOKUMEN UKL-UPL PT. BALINA AGUNG PERKASA - II-6
7 Gambar 2.4. Aktivitas Ekspedisi 1. Alokasi Penggunaan Lahan Secara garis besar penggunaan lahan Jasa Transportasi/Ekspedisi PT. Balina Agung Perkasa terdiri dari bangunan kantor, area parkir, mes, tempat istirahat, mushola, bengkel, kantin, pos, toilet, area pencucian kendaraan dan ruang terbuka hijau dari total lahan. Alokasi penggunaan lahan dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2.2. Penggunaan Lahan NO PENGGUNAAN LAHAN UNIT LUAS LUAS SATUAN (m (m 2 ) ) % A Lahan Tertutup 1. Ruang Kantor Mes Bengkel Kantin Tempat Istirahat Pos Mushola Toilet Area Pencucian Kendaraan Area Parkir (berbatu) Jumlah Lahan Tertutup B Lahan Terbuka 3. Ruang Terbuka Hijau Jumlah Lahan Terbuka JUMLAH TOTAL Sumber : PT. Balina Agung Perkasa 2. Jumlah Kendaraan Kendaraan yang digunakan untuk jasa ekspedisi berupa Truck Tronton Drop Side dengan kapasitas berat sebesar 15 Ton. Jumlah kendaraan yang dimiliki PT. Balina Agung DOKUMEN UKL-UPL PT. BALINA AGUNG PERKASA - II-7
8 Perkasa sebanyak 219 unit, kendaraan tersebut di bagi 2 managemen, yaitu GSM sebanyak 79 unit, dan Yoseda 140 unit. 3. Kegiatan Bengkel Kegiatan bengkel ini meliputi pemeriksaan tekanan rem angin, pengencangan baut roda kendaraan, tambal ban, penggantian oli mesin Km/unit, dan pemeriksaan mesin kendaraan. Gambar 2.5. Peralatan Bengkel c. Penggunaan Air bersih Sumber air bersih untuk memenuhi kebutuhan pekerja di Jasa Transportasi/Ekspedisi bersumber dari sumur tanah dengan kedalaman 50 m. Kebutuhan air bersih untuk keperluan domestik atau karyawan adalah sebesar lt/hari dan setara dengan 31,6 m 3 /hari, yang di peroleh dari kebutuhan untuk 632 pekerja yang rata-rata setiap pekerja menggunakan air bersih sebesar 50 lt/orang. Sementara untuk pencucian kendaraan sebesar lt/hari dan setara dengan 8 m 3 /hari, yang di peroleh dari kebutuhan untuk 219 unit, yang perharinya mencuci kendaraan sebanyak 32 unit/hari yang rata-rata setiap unit menggunakan air bersih sebesar 250 lt/hari. DOKUMEN UKL-UPL PT. BALINA AGUNG PERKASA - II-8
9 Tabel 2.3. Penggunaan Air Bersih No Kebutuhan Air Penggunaan Rata-rata Air Jumlah Bersih (m 3 /hari) 1 Karyawan 632 Orang lt/o/h 31,6 2 Pencucian Kendaraan 32 Unit lt/hari 8 3 Siram taman dll lt/h 0,1 Total 39,7 Sumber : Hasil Perhitungan d. Timbulan Limbah Cair Limbah cair yang dihasilkan berasal dari kegiatan karyawan seperti aktivitas mandi, cuci, dan lain sebagainya serta pencucian kendaraan. Standar yang dipergunakan perhitungan untuk mendapatkan volume limbah cair domestik dan limbah cair pencucian kendaraan adalah 80 % dari kebutuhan air bersih, atau dalam bentuk matematis dihitung sebagai berikut: QAL = 0,8 x Tot. Kebutuhan Air Bersih Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa timbulan limbah cair domestik dan limbah cair pencucian kendaraan adalah sebagai berikut : Tabel 2.4. Timbulan Limbah cair Domestik No Uraian Keterangan 1 Jumlah Karyawan Jiwa 632 jiwa 2 Kebutuhan Air Bersih 50 lt/o/h 31,6 m 3 3 Jumlah Kendaraan Unit 32 Unit 4 Kebutuhan Air Bersih 250 lt/h 8 m 3 Total Kebutuhan Air Bersih 39,6 m 3 3 Produksi Air Limbah 80 % 31,68 m 3 Sumber : Hasil Perhitungan (Program Pengembangan Sanitasi) e. Timbulan Limbah Padat Sampah padat domestik yang dihasilkan adalah dari sisa bungkusan, kemasan makanan, kemasan minuman yang dihasilkan dari aktivitas seluruh karyawan Jasa Transportasi/Ekspedisi yang diperkirakan mencapai 252,8 kg/orang/hari (standar PU 0,4 kg/orang/hari). Sampah di tampung dan dipilah antara sampah organik dan sampah anorganik pada tong sampah yang disediakan disetiap sumber sampah di lingkungan Jasa Transportasi/Ekspedisi, kemudian dikumpulkan pada tempat pembuangan sampah sementara, untuk selanjutnya diangkut oleh petugas kebersihan ke tempat pembuangan sampah akhir (TPSA). DOKUMEN UKL-UPL PT. BALINA AGUNG PERKASA - II-9
10 Adapun limbah padat yang dihasilkan dari sisa hasil bengkel seperti kaleng oli, spearpat, dan karet ban/ban dalam. Sampah-sampah tersebut dikumpulkan pada tempat sampah khusus/lb3 yang selanjutnya sampah tersebut dikirim ke kantor pusat PT. Balina Agung Perkasa yang berada di kota Bekasi. f. Penanganan Kebakaran Untuk menghindari terjadinya potensi kebakaran, maka pada ruang bengkel disediakan 2 unit alat pemadam dry chemical foam ukuran 7 kg, dan 4 unit alat pemadam dry chemical foam ukuran 12 kg yang dimaksudkan untuk menangani secara dini apabila terjadi potensi kebakaran yang diakibatkan oleh kelalaian pekerja atau konsleting. g. Peningkatan run off Lahan tertutup bangunan/material kedap air di areal Jasa Transportasi/Ekspedisi dengan luas m 2 yang dialokasikan untuk bangunan lainnya seperti bangunan kantor, area parkir, mes, tempat istirahat, mushola, bengkel, kantin, pos, toilet, area pencucian kendaraan. Untuk ruang terbuka hijau seluas m 2. Sehingga akan meningkatkan laju run off yang dihitung menggunakan metode rasional dengan persamaan sebagai berikut : Q = 0, C. A. I Dimana : Q adalah volume run off (m 3 /hari hujan) C adalah koefisien limpasan permukaan A adalah luas lahan (m 2 ) I adalah intensitas hujan (m/hari) Dari data iklim selama 10 tahun ( ) curah hujan bulanan terendah sebesar 0,6 mm terjadi pada bulan Agustus dan tertinggi bulan Desember yaitu 419,0 mm, sedangkan curah hujan rata-rata hariannya adalah sebesar 0,07425 m/hari. Suhu terendah 27,3 0C yang terjadi pada bulan Februari dan suhu tertinggi 29,5 0C terjadi pada bulan Mei. Kelembaban udara berkisar antara 79,5% - 88,4% dan kecepatan angin rata-rata bulanan adalah 2,08 knot dengan arah angin dominan ke barat. DOKUMEN UKL-UPL PT. BALINA AGUNG PERKASA - II-10
11 Tabel 2.5. Koefesien Limpasan Tipe Area Koefisien Run off Pegunungan yang curam 0,75-0,90 perkerasan aspal, beton 0,80-0,90 Tanah padat sulit diresapi 0,40-0,55 Tanah agak mudah diresapi 0,05-0,35 Taman / lapangan terbuka 0,05-0,25 Kebun 0,05-0,20 Perumahan tidak begitu rapat (20 rumah/ha) 0,25-0,40 Perumahan kerapatan sedang (21-60 rumah/ha) 0,40-0,70 Perumahan rapat ( rumah/ha) 0,70-0,80 Daerah rekreasi 0,20-0,30 Daerah Industri 0,80-0,90 Daerah perniagaan 0,90-0,95 Sumber : Buku Drainase Perkotaan, H.A. Halim Asma Dengan demikian di dapat besaran volume run off dengan perhitungan sebagai berikut : Q tp = 0,00278 C. A. I = 0,00278 x 0,55 x x 0,07425 = 2,28 m 3 /hari hujan Sedangkan perkiraan limpasan air dengan adanya bangunan adalah : Q dp = 0,00278 C. A. I = 0,00278 x 0,90 x x 0,07425 = 2,99 m 3 / hari hujan Dengan demikian terjadi peningkatan run off dengan dan tanpa bangunan sebesar: ΔQ = Q DP - Q TP = 2,99 2,28 = 0,71 m 3 /hari hujan 2.5. Kegiatan sekitar Kegiatan sekitar yang berdekatan dengan lokasi Jasa Transportasi/Ekspedisi diantaranya Kantor Desa Benda, Industri Pakaian, AMDK, Ruko, Pom Bensin, dan Perumahan. DOKUMEN UKL-UPL PT. BALINA AGUNG PERKASA - II-11
BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN SERTA UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN SERTA UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP Setiap rencana usaha /atau, termasuk penambahan Jenis Produksi Pupuk Anorganik PT. akan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN II. 1. Umum Ujung Berung Regency merupakan perumahan dengan fasilitas hunian, fasilitas sosial dan umum, area komersil dan taman rekreasi. Proyek pembangunan perumahan
Lebih terperinciDOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG
DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI A. LINGKUNGAN 1. Jaringan Jalan dan Drainase Banyak rumah yang
Lebih terperinciRENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN BAB II
BAB II RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN 2.1. NAMA RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN Nama rencana usaha dan/atau kegiatan PT. Tri Mitra Bangun Perkasa adalah pembangunan Perumahan Bukit Cidahu Asri, yakni
Lebih terperinciRENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN BAB II
BAB II RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN 2.1. NAMA RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN Nama rencana usaha dan/atau kegiatan PT. HADECO BANGUN INDONESIA adalah pembangunan Perumahan Bumi Indah Caringin. Jumlah
Lebih terperinciBAB VII TATA LETAK PABRIK. kelancaran proses produksi. Pabrik T-Butyl Alcohol dengan kapasitas
92 BAB VII TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Lokasi pabrik sangat mempengaruhi kemajuan dan kelangsungan dari suatu industri. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan hidup
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/ 101 /KEP./ /2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN KAROSERI BAK TRUK
PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP Jl. Jaksa Agung Suprapto No.41 Lamongan Kode Pos 62251 Telp. (0322) 321 323 Fax (0322) 321 324 Email blh@lamongankab.go.id website www.lamongankab.go.id
Lebih terperinciKEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,
PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP Jl. Jaksa Agung Suprapto No.41 Lamongan Kode Pos 62251 Telp. (0322) 321 323 Fax (0322) 321 324 E-mail blh@lamongankab.go.id website www.lamongankab.go.id
Lebih terperinciBAB III METODE PERENCANAAN
BAB III METODE PERENCANAAN 1.1 Wilayah Perencanaan Perencanan TPST ini berlokasi di Kelurahan Pemurus Dalam yang terletak di Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Indonesia.
Lebih terperinciPERTEMUAN 10 LIMPASAN
PERTEMUAN 10 LIMPASAN 1. Definisi dan Penyebab Urban runoff adalah limpasan permukaan air hujan dibuat oleh urbanisasi. Urban limpasan ini didefinisikan sebagai aliran sungai atau jumlah limpasan permukaan
Lebih terperinciKEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,
PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP Jl. Jaksa Agung Suprapto No.41 Lamongan Kode Pos 62251 Telp. (0322) 321 323 Fax (0322) 321 324 E-mail blh@lamongankab.go.id website www.lamongankab.go.id
Lebih terperinciWALIKOTA PROBOLINGGO
WALIKOTA PROBOLINGGO SALINAN PERATURAN WALIKOTA PROBOLINGGO NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PEMANFAATAN LAHAN UNTUK PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN WALIKOTA PROBOLINGGO, Menimbang : a. bahwa dinamika perkembangan
Lebih terperinciKONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG
KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG Titik Poerwati Leonardus F. Dhari Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Nasional Malang ABSTRAKSI
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH
51 BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1 Kondisi Geografis Kota Bogor 4.1.1 Letak dan Batas Wilayah Kota Bogor terletak diantara 106 derajat 43 30 BT dan 30 30 LS 6 derajat 41 00 LS serta mempunyai ketinggian
Lebih terperinciIDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN KUMUH KELURAHAN TANJUNG KETAPANG TAHUN 2016
Syauriansyah Tugas Akhir Fakultas Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Esa Unggul LAMPIRAN I LEMBAR KUESIONER MASYARAKAT IDENTIFIKASI TINGKAT KEKUMUHAN DAN POLA PENANGANAN YANG TEPAT DI KAWASAN
Lebih terperinciTATA LETAK PABRIK. terhadap kelangsungan proses pabrik yang meliputi keberhasilan dan
VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto
WALIKOTA BOGOR KATA PENGANTAR Dalam rangka pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan perlu didukung data dan informasi lingkungan hidup yang akurat, lengkap dan berkesinambungan. Informasi
Lebih terperinciTATA CARA PEMBUATAN RENCANA INDUK DRAINASE PERKOTAAN
1. PENDAHULUAN TATA CARA PEMBUATAN RENCANA INDUK DRAINASE PERKOTAAN Seiring dengan pertumbuhan perkotaan yang amat pesat di Indonesia, permasalahan drainase perkotaan semakin meningkat pula. Pada umumnya
Lebih terperinciTATA LETAK PABRIK. A. Lokasi Pabrik. Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam
VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan
Lebih terperinciRENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN BAB II
BAB II RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN 2.1. NAMA RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN Nama rencana usaha dan/atau kegiatan PT. RAHMAN PRADANA adalah pembangunan Perumahan Pesona Aluna. Rumah yang akan dibangun
Lebih terperinciTABEL 4-3. MATRIKS RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) OPERASIONAL GEDUNG KEMENKES RI
BAB 4. RENCANA DAN PEMANTAUAN DOKUMEN EVALUASI HIDUP TABEL 4-3. MATRIKS RENCANA HIDUP (RKL) OPERASIONAL GEDUNG KEMENKES RI TOLOK UKUR METODE HIDUP 1. Penurunan Kualitas Air permukaan Aktifitas Kantor Aktifitas
Lebih terperinciVII. TATA LETAK PABRIK
VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA TAPAK
BAB IV ANALISA TAPAK 4.1 Deskripsi Proyek 1. Nama proyek : Garuda Bandung Arena 2. Lokasi proyek : Jln Cikutra - Bandung 3. Luas lahan : 2,5 Ha 4. Peraturan daerah : KDB (50%), KLB (2) 5. Batas wilayah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang
12 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu Magang Kegiatan magang berlangsung sekitar tiga bulan (Tabel 1) dimulai pada bulan Februari dan berakhir pada bulan Mei Tabel 1 Kegiatan dan Alokasi Waktu Magang Jenis Kegiatan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di berbagai kota di Indonesia, baik kota besar maupun kota kecil dan sekitarnya pembangunan fisik berlangsung dengan pesat. Hal ini di dorong oleh adanya pertumbuhan penduduk
Lebih terperinciVII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK
VII. TATA LETAK DAN LOKASI PABRIK A. LOKASI PABRIK Lokasi pabrik sangat mempengaruhi kemajuan dan kelangsungan dari suatu industri. Penentuan lokasi pabrik yang tepat dapat menekan biaya produksi dan dapat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Desa Sumber Makmur yang terletak di Kecamatan Banjar Margo, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung memiliki luas daerah 889 ha. Iklim
Lebih terperinciSISTEM SANITASI DAN DRAINASI
SISTEM SANITASI DAN DRAINASI Pendahuluan O Sekitar 80% air minum yang digunakan oleh manusia dibuang atau menjadi air limbah O Air limbah ini mengandung kotoran manusia, bahan sisa pencucian barang dan
Lebih terperinciKETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL
LAMPIRAN XII PERATURAN DAERAH KOTA MEDAN NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN TAHUN 2015 2035 KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL 1. MS Mangrove atau
Lebih terperinciBAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten
BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 2.1 Visi Misi Sanitasi Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya Visi Kabupaten Misi Kabupaten Visi Sanitasi Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten Kabupaten Aceh
Lebih terperinciBUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL
DAFTAR TABEL Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah Menurut Penggunaan lahan Utama Tahun 2009 2011... 2 Tabel SD-1B. Topografi Kota Surabaya...
Lebih terperinciBAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Genangan merupakan dampak dari ketidakmampuan saluran drainase menampung limpasan hujan. Tingginya limpasan hujan sangat dipengaruhi oleh jenis tutupan lahan pada
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Pengelompokan Area Kelurahan Kedung Lumbu memiliki luasan wilayah sebesar 55 Ha. Secara administratif kelurahan terbagi dalam 7 wilayah Rukun Warga (RW) yang
Lebih terperinciBAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR
BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Pelaku Kegiatan Pengguna bangunan terminal adalah mereka yang secara langsung melakukan ativitas di dalam terminal
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso
KATA PENGANTAR Sebagai upaya mewujudkan perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang efektif, efisien dan sistematis guna menunjang pembangunan daerah dan mendorong perkembangan wilayah
Lebih terperinciBAB III STUDI LITERATUR
BAB III STUDI LITERATUR 3.1 PENGERTIAN LIMBAH PADAT Limbah padat merupakan limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organic dan zat anorganik yang dianggap tidak berguna lagi dan harus dikelola agar
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI RIAU
PEMERINTAH PROVINSI RIAU DINAS CIPTA KARYA, TATA RUANG DAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI RIAU Oleh : Dr.Ir.H. DWI AGUS SUMARNO, MM., M.Si Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Sumber Daya Air Provinsi Riau
Lebih terperinciTabel Hasil Proses Pelingkupan
Tabel 2.50. Hasil Proses No. menimbulkan A. Tahap Pra 1. Sosialisasi Permen 17 tahun 2012 tentang Keterlibatan Masyarakat Dalam ProsesAMDAL dan Izin Lingkungan terkena Sosial Budaya Munculnya sikap Evaluasi
Lebih terperinciBAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA
DAFTAR TABEL Daftar Tabel... i BAB I. KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA A. LAHAN DAN HUTAN Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan. l 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Setelah dilakukan penelitian dengan mengumpulkan data skunder dari instansi terkait, dan data primer hasil observasi dan wawancara maka dapat diperoleh
Lebih terperinciBab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi
3.1. Visi dan misi sanitasi Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi Dalam rangka merumuskan visi misi sanitasi Kabupaten Lampung Tengah perlu adanya gambaran Visi dan Misi Kabupaten Lampung Tengah sebagai
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. termasuk dalam Kabupaten Lampung Selatan. Sejak berdirinya Kecamatan Teluk
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Kelurahan Bakung Kelurahan Bakung Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung pada tahun 1982 asal mulanya merupakan satu wilayah dari Kampung
Lebih terperinciPERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP CV. EVERGREEN BUANA PRIMA SANDANG DI SLEMAN
PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP CV. EVERGREEN BUANA PRIMA SANDANG DI SLEMAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik Industri MARTIN OCTAVIANUS ASTARDI
Lebih terperinciKEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,
PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP Jl. Jaksa Agung Suprapto No.41 Kode Pos 62251 Telp. (0322) 321 323 Fax (0322) 321 324 E-mail blh@lamongankab.go.id website www.lamongankab.go.id KEPUTUSAN
Lebih terperinciTabel VIII. 1 Aturan Bersama Desa Kemasan KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI
Dokumen Aturan Bersama ini merupakan tindak lanjut dari dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) Desa Kemasan yang telah dibuat sebelumnya. Aturan-aturan yang ada di masyarakat terkait masalah
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasir Sembung Cianjur merupakan satu-satunya TPA yang dimiliki oleh Kabupaten Cianjur.
Lebih terperinciJENIS DAN KOMPONEN SPALD
LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 04/PRT/M/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK JENIS DAN KOMPONEN SPALD A. KLASIFIKASI SISTEM PENGELOLAAN
Lebih terperinciBAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Letak dan Luas DAS/ Sub DAS Stasiun Pengamatan Arus Sungai (SPAS) yang dijadikan objek penelitian adalah Stasiun Pengamatan Jedong yang terletak di titik 7 59
Lebih terperinciBAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi
BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi Kabupaten Pohuwato Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota Misi Kabupaten Pohuwato Visi Sanitasi Kabupaten Pohuwato Misi Sanitasi
Lebih terperinciPERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP PT. COMRADINDO LINTASNUSA PERKASA DI SLEMAN
PERENCANAAN MANAJEMEN LINGKUNGAN HIDUP PT. COMRADINDO LINTASNUSA PERKASA DI SLEMAN TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Teknik Industri CLARENTA FREDLINA SUGIHARTO
Lebih terperinciLingkungan Permukiman
8 Lingkungan Permukiman Lingkungan permukiman adalah lingkungan buatan, bukan lingkungan alami. Lingkungan permukiman merupakan salah satu komponen pembentuk perkampungan / kota. Secara garis besar, lingkungan
Lebih terperinciARAHAN PERBAIKAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KUMUH BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT DI KELURAHAN TLOGOPOJOK (KABUPATEN GRESIK)
ARAHAN PERBAIKAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KUMUH BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT DI KELURAHAN TLOGOPOJOK (KABUPATEN GRESIK) Pendahuluan Perkembangan Kota dapat mengakibatkan peningkatan jumlah penduduk Permukiman
Lebih terperinciPERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN FARID BAKNUR, S.T. Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM
PERMUKIMAN SEHAT, NYAMAN DAN LAYAK HUNI Pecha Kucha Cipta Karya #9 Tahun 2014 FARID BAKNUR, S.T. KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM B A D A N P E N D U K U N G P E N G E M B A N G A N S I S T E M P E N Y E D I
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini, masalah lingkungan telah menjadi isu pokok di kota-kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, masalah lingkungan telah menjadi isu pokok di kota-kota besar di Indonesia. Mulai dari banjir, polusi udara, longsor, hingga kurangnya air bersih. Berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan juga benda-benda bersejarah yang tidak ternilai harganya sehingga harus
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Museum Bank Indonesia di daerah Kota, Jakarta Barat merupakan salah satu tempat bersejarah yang memiliki nilai historis yang sangat tinggi bagi bangsa Indonesia.
Lebih terperinciBAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin
BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Menurut Triatmodjo (2008), Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya,
BAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Menurut Triatmodjo (2008), Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannya, sifatsifatnya dan hubungan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Jakarta Barat dikenal sebagai kota jasa dan pusat bisnis yang berkembang sangat pesat dengan ciri utama pembangunan fisik namun di lain sisi, pemerintah Jakarta
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini merupakan hasil temuan dan hasil analisa terhadap kawasan Kampung Sindurejan yang berada di bantaran sungai
Lebih terperinciE. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sampah merupakan salah satu masalah yang perlu mendapat perhatian yang serius. Sampah dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan jumlah
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi
BAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannya, sifat-sifatnya dan hubungan dengan lingkungannya terutama
Lebih terperinciIDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )
IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK ) Bagus Ahmad Zulfikar 1) ; Lilis Sri Mulyawati 2), Umar Mansyur 2). ABSTRAK Berdasarkan hasil
Lebih terperinciKONDISI UMUM WILAYAH STUDI
16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49
Lebih terperinciDOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)
DOKUMEN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP MATRIKS PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP PUSKESMAS KEBONDALEM 1. Kualitas Udara dan debu Sumber Aktivitas lalul lintas kendaraan diluar dan area parkir berpotensi
Lebih terperinciSURAT IZIN KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU KABUPATEN SUKABUMI. Nomor : 503.1/757- DPMPTSP/2017 TENTANG IZIN LOKASI
PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI DINAS PENANAMAN MODAL DAN PERIZINAN TERPADU SATU PINTU JI. Raya Cibolang Km 7 Cisaat, Sukabumi 43152. Telp/Fax :(0266) 237527 e-mail : dpmptsp.kabsmi@gmail.com, dpmptsp@sukabumikab.go.id
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Simpulan pada laporan ini merupakan hasil keseluruhan terhadap tahap perencanaan dan perancangan, dari hasil analisa pada bab 4 bahwa daerah Tanjung Sanyang ini merupakan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam aspek ini memiliki nilai mean yang berada diantara angka 3,25-4. pembuangan air kotor yang dibuang ke septic tank.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan secara keseluruhan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengelolaan limbah padat dan cair. Dalam aspek
Lebih terperinciPengaruh Pencemaran Sampah Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal Di TPA Mojosongo Surakarta 1
Pengaruh Pencemaran Sampah Terhadap Kualitas Air Tanah Dangkal Di TPA ( Tempat Pembuangan Akhir ) Mojosongo Kota Surakarta Oleh : Bhian Rangga JR NIM K 5410012 P. Geografi FKIP UNS A. PENDAHULUAN Sebagian
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. masyarakat yang bermukim di pedesaan, sehingga mereka termotivasi untuk
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota sebagai pusat aktivitas manusia memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat yang bermukim di pedesaan, sehingga mereka termotivasi untuk datang ke kota. Hal
Lebih terperinciBAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena
BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan
Lebih terperinciVII. TATA LETAK PABRIK
VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Lokasi pabrik sangat mempengaruhi kemajuan dan kelangsungan dari suatu industri. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan hidup pabrik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota menurut Alan S. Burger The City yang diterjemahkan oleh (Dyayadi, 2008) dalam bukunya Tata Kota menurut Islam adalah suatu permukiman yang menetap (permanen) dengan
Lebih terperinciDaftar Tabel. halaman. Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan
Daftar Tabel Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan halaman Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan... I - 1 Tabel SD-2. Luas Kawasan Hutan Menurut
Lebih terperinciBAB 3 TINJAUAN WILAYAH
P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk
BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Dasar Perancangan V.1.1. Luas Total Perancangan Total luas bangunan adalah 6400 m 2 Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan
Lebih terperinci4.1 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERKAIT SANITASI
4 4.1 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERKAIT SANITASI Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran semua anggota keluarga dan masyarakat,
Lebih terperinciDaftar Tabel. Kualitas Air Rawa... I 28 Tabel SD-15. Kualitas Air Sumur... I 29
Daftar Tabel Bab I Kondisi Lingkungan Hidup dan Kecenderungannya A. Lahan dan Hutan Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan/Tutupan Lahan... I - 1 Tabel SD-2. Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Fisik dan Topografi Kota Bandarlampung
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik dan Topografi Kota Bandarlampung Kota Bandarlampung adalah Ibukota Provinsi Lampung yang memiliki luas wilayah 197,22 km 2 atau 19.772 hektar. Secara
Lebih terperinciBAB. VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK
BAB. VII LOKASI DAN TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap
Lebih terperinci4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
4. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1. Kondisi Geografis Kota Makassar secara geografi terletak pada koordinat 119 o 24 17,38 BT dan 5 o 8 6,19 LS dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saluran drainase adalah salah satu bangunan pelengkap pada ruas jalan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saluran drainase adalah salah satu bangunan pelengkap pada ruas jalan dalam memenuhi salah satu persyaratan teknis prasarana jalan. Saluran drainase jalan raya berfungsi
Lebih terperinciPENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) A. Latar Belakang Sejalan dengan laju pertumbuhan pembangunan nasional, pembangunan sektor transportasi juga menjadi bidang
Lebih terperinciBAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP SERTA UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN SERTA UPAYA PEMANTAUAN BAB III DAMPAK LINGKUNGAN YANG DITIMBULKAN DAN UPAYA PENGELOLAAN SERTA UPAYA PEMANTAUAN 3.1 yang Ditimbulkan Tabel 3.1 yang
Lebih terperinciTabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Geografis Wilayah Provinsi Jawa Barat Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak antara 5 54' - 7 45' LS dan 106 22' - 108 50 BT dengan areal seluas 37.034,95
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI A. Hidrologi Menurut (Triatmodjo, 2008:1).Hidrologi merupakan ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannya. Penerapan ilmu hidrologi
Lebih terperinciPenjelasan Substansi. Dokumen Lengkap, ada pada BAB IV
Kelurahan/Desa : Caile Kota/kabupaten : Bulukumba NO Substansi 1 Apa Visi Spatial yang ada di dalam RPLP? Bagaimana terapan visi tersebut ke dalam Rencana Teknis Penataan Lingkungan Permukiman kita? Status
Lebih terperinciBAB III : DATA DAN ANALISA
BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803
Lebih terperinciBAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN
BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN 3.1 Data Lokasi Gambar 30 Peta Lokasi Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 62 1) Lokasi tapak berada di Kawasan Candi Prambanan tepatnya di Jalan Taman
Lebih terperinciWALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 17 TAHUN 2016
WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 17 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TERHADAP PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH
Lebih terperincib. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun
BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program dasar perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan, yang berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan
Lebih terperinciVII. TATA LETAK PABRIK
VII. TATA LETAK PABRIK A. Lokasi Pabrik Penentuan lokasi pabrik adalah salah satu hal yang terpenting dalam mendirikan suatu pabrik. Lokasi pabrik akan berpengaruh secara langsung terhadap kelangsungan
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016
KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016 RINGKASAN EKSEKUTIF Dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Tahun 2016 ini merupakan satu rangkaian yang tidak terpisahkan dengan dokumen lainnya yang telah tersusun
Lebih terperinciIV KONDISI UMUM TAPAK
IV KONDISI UMUM TAPAK 4.1 Letak, Luas, dan Batas Tapak Secara geografis kawasan Gunung Kapur Cibadak Ciampea terletak pada 16 32 BT 16 35 46 BT dan 6 36 LS 6 55 46 LS. Secara administratif terletak di
Lebih terperinciLampiran 1. Biaya Entertainment
LAMPIRAN Lampiran 1. Biaya Entertainment Jumlah yang Perjamuan makan tamu tanggal 11 Januari 2012 27.000,00 Perjamuan makan tamu tanggal 14 Januari 2012 244.100,00 Perjamuan makan tamu tanggal 20 Januari
Lebih terperinci`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH
`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH URUSAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP (Urusan Bidang Lingkungan Hidup dilaksanakan oleh Badan Lingkungan Hidup Daerah (BAPEDAL) Aceh. 2. Realisasi Pelaksanaan
Lebih terperinciBAB V. Tabel 5.1. Besaran Kebutuhan Ruang Kelompok Kegiatan Belajar-Mengajar (Sumber: Analisa Pribadi, 2016)
BAB V PROGRAM PERENCANAAN N PERANCANGAN SMK GRAFIKA 1.1. Program Dasar Perencanaan 1.1.1. Program Ruang Berdasarkan analisa mengenai kebutuhan dan besaran ruang pada Sekolah Menengah Kejuruan Grafika di
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1
DAFTAR ISI A. SUMBER DAYA ALAM Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1 Tabel SD-3 Luas Kawasan Lindung berdasarkan RTRW dan
Lebih terperinciBAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN. Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi
BAB 2 EKSISTING LOKASI PROYEK PERANCANGAN 2.1 Lokasi Proyek Proyek perancangan yang ke-enam ini berjudul Model Penataan Fungsi Campuran Perumahan Flat Sederhana. Tema besar yang mengikuti judul proyek
Lebih terperinciKEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/9 /KEP./ /2015 TENTANG IZIN LINGKUNGAN PEMBANGUNAN GUDANG
PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN BADAN LINGKUNGAN HIDUP Jl. Jaksa Agung Suprapto No.41 Kode Pos 62251 Telp. (0322) 321 323 Fax (0322) 321 324 E-mail blh@lamongankab.go.id website www.lamongankab.go.id KEPUTUSAN
Lebih terperincijiwa/km2 dan jumlah KK sebanyak KK. Jogjakarta yang memiliki jaringan
BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Umum Pada awalnya daerah ini adalah sebuah kampung yang sangat kecil yang berada di pinggir sungai Code, kelurahan Cokrodiningratan, kecamatan Jetis, Jogjakarta.
Lebih terperinci