Penerapan Mekanisme Callback pada Rancang Bangun File System Menggunakan Andrew File System

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Penerapan Mekanisme Callback pada Rancang Bangun File System Menggunakan Andrew File System"

Transkripsi

1 Penerapan Mekanisme Callback pada Rancang Bangun File System Menggunakan Andrew File System Beggy Fitra Hilla, Wahyu Suadi, Baskoro Adi Pratomo Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember 1 kuroi98@cs.its.ac.id 2 wahyu@its-sby.edu 3 baskoro@if.its.ac.id Perkembangan teknologi media penyimpanan data saat ini telah membuka peluang untuk menggunakan media penyimpanan secara terpusat. Perkembangan tersebut disebabkan oleh banyaknya kebutuhan komputasi dengan jumlah yang besar tanpa menghabiskan local storage milik pengguna, serta pentingnya media penyimpanan untuk mendapat informasi yang terbarui pada media jaringan. Salah satu dari solusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut, dapat menggunakan konsep file system dengan tambahan suatu mekanisme untuk menjaga konsistensi file pada protokol yang digunakan. Dalam tugas akhir ini, akan menerapkan tambahan mekanisme callback untuk memperbaiki fungsionalitas Andrew File System yang telah dikembangkan pada tugas akhir sebelumnya. Mekanisme ini digunakan sebagai pengaturan pada pengguna untuk membaca atau menulis file sehingga dapat menjaga konsistensi isi file tersebut dalam local cache terhadap server disk. Selain itu juga memberitahukan pengguna ketika file yang sedang dibuka dan akan di-overwrite, telah dirubah isinya oleh pengguna lain. Dari hasil percobaan yang dilakukan setelah penambahan mekanisme Callback pada AFS berbasis FUSE, menyebabkan waktu proses untuk menjalankan operasi berkas menjadi lebih lama dibandingkan jika tanpa penambahan mekanisme tersebut. Selain itu, jika dibandingkan dengan file system lain seperti NFS dan SMBFS maka kecepatan file system ini menjadi lebih lama daripada NFS dan lebih cepat daripada SAMBA. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Perkembangan teknologi saat ini telah merubah pesat pada pembuatan dan penyediaan media penyimpanan yang semakin lama semakin meningkat pada kapasitas yang mampu disimpannya. Hal ini disebabkan karena kebutuhan pengguna akan berkas yang akan diakses, semakin lama juga mengalami peningkatan pada besar ukuran berkasnya. Salah satu media penyimpanan yang mampu menyimpan berkas dengan kapasitas tinggi adalah hard disk. Hard disk memiliki piringan yang akan berputar untuk menyimpan setiap bit data untuk satu satuan persegi pada piringan tersebut. Kecepatan putar yang dilakukan oleh piringan hard disk dalam menyimpan berkas mempengaruhi kecepatan akses berkas oleh pengguna dalam setiap operasi berkas yang dilakukan. Kecepatan putar piringan hard disk sangat dipengaruhi oleh komponen mekanis dan fisiknya. Hal tersebut dikarenakan komponen mekanis yang bekerja pada frekuensi tinggi mampu merusak bahan piringan pada hard disk yang artinya juga merusak isi berkas yang tersimpan. Masalah tersebut akan lebih merugikan pengguna apabila kecepatan perputaran hard disk yang terbatas, merupakan hasil dari proses yang dilakukan oleh banyak pengguna untuk mengakses berkas yang mana hard disk tersebut diatur sebagai shared file storage pada file system yang dapat diakses pada jaringan. Sehingga, selain kecepatan akses harus terbagi-bagi untuk setiap penggunanya, hard disk akan bekerja terus-menerus untuk setiap proses yang dilakukan setiap pengguna. Terhitung sekitar 200 lebih file system dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing telah berkembang dan dapat digunakan sebagai protokol dalam mengakses storage server pada suatu jaringan. Namun dalam penerapannya masih sering ditemui kerugian dalam penggunaannya. Di sisi pengguna yang saat itu sedang membaca berkas pada storage server tidak mengetahui adanya perubahan mendadak yang terjadi pada berkas, sehingga sering terjadi kehilangan informasi. Kenyataannya, hal tersebut diatasi pengguna dengan cara merefresh server disk yang mana dapat membebani kinerja hard disk pada server. Dengan dilatarbelakangi oleh hal itulah, tugas akhir ini dibuat dengan menambahkan mekanisme yang disebut Callback untuk mengatur konsistensi berkas pada Andrew File System yang mana telah menjadi topik tugas akhir pada tahun sebelumnya. Mekanisme Callback ini akan menjaga konsistensi berkas pada client storage terhadap server storage. Sehingga, berkas tetap terbarukan dari server storage dan server tidak terbebani oleh pengguna yang sering melihat ulang (refresh) berkas untuk memenuhi kebutuhan dan keperluannya. 1.2 Tujuan Tujuan pembuatan tugas akhir ini adalah untuk dapat menerapkan mekanisme Callback pada file system yang digunakan supaya pengguna dapat mengetahui perubahan 1

2 yang dilakukan server terhadap berkas yang sedang dibaca. Selain itu juga untuk menjaga konsistensi berkas yang dimiliki pengguna terhadap berkas pada storage server. 1.3 Batasan masalah Permasalahan yang dibahas dalam Tugas Akhir ini memiliki beberapa batasan, diantaranya sebagai berikut : 1) Update yang dilakukan oleh client akan ditolak oleh server jika callback promise dibatalkan oleh server. 2) Event Callback hanya berfungsi pada perubahan file. 3) Mekanisme Callback akan berjalan selama tidak terjadi network failure pada client ataupun server. II. 1. Andrew File Sytem TINJAUAN PUSTAKA Andrew File System (AFS) adalah file system jaringan terdistribusi yang menggunakan satu set server terpercaya untuk menyajikan file transparan dan lokasi ruang homogen untuk semua workstation klien. Ini dikembangkan oleh Carnegie Mellon University sebagai bagian dari Proyek Andrew. Penggunaan utamanya adalah dalam komputasi terdistribusi. AFS memiliki beberapa keuntungan dan lebih tradisional untuk jaringan file system, terutama di bidang keamanan dan skalabilitas. AFS menggunakan Kerberos untuk otentikasi dan menerapkan access control list (ACL) pada direktori bagi pengguna. Setiap klien menyalin file ke file system lokal untuk meningkatkan kecepatan pada permintaan berikutnya untuk file yang sama. Operasi membaca dan menulis file akan mengarah pada salinan cache lokal. Jika file hasil modifikasi ditutup, maka hasilnya akan disalin kembali ke file server. Konsistensi cache dikelola oleh mekanisme callback [2]. 2. Fuse Fuse merupakan sebuah kerangka sistem berkas pada area pengguna. terdiri dari sebuah modul kernel (fuse.ko), sebuah pustaka pada area pengguna, dan sebuah utilitas untuk melakukan proses mount (fusermount). Salah satu keistimewaan FUSE yang paling utama adalah diijinkannya proses mount oleh pengguna biasa yang aman. Hal ini memberikan kemungkinan baru untuk menggunakan sistem berkas. Salah satu contohnya adalah SSH File System (SSHFS) berbasis SSH File Transfer Protocol (SFTP) yang merupakan suatu file system yang berinteraksi dengan direktori atau berkas pada remote server atau workstation dalam jaringan dimana rancangan fungsionalitas berdasarkan pada protokol Secure Shell (SSH). Semenjak proses mount() merupakan operasi yang membutuhkan pengguna yang memiliki hak khusus, sebuah program pembantu (fusermount) dibutuhkan untuk melakukannya yang terpasang dengan tingkatan pengguna root [1]. 3. Remote Procedure Call (RPC) Remote Procedure Call adalah inter-process communication yang memungkinkan sebuah program untuk memanggil subroutine atau prosedur dari program lain tanpa mengetahui langkah-langkah bagaimana memanggil prosedur lain tersebut. RPC dapat pula disebut dengan remote invocation atau remote method invocation saat suatu software tersebut menggunakan prinsip object oriented. Bagaimana cara kerja RPC sebenarnya adalah dimulai dari klien yang mana akan mengirimkan request menuju server untuk mengeksekusi prosedur tertentu dengan parameter yang telah ditentukan. Tidak lama, server akan menjawab permintaan klien dan aplikasi tersebut akan melanjutkan prosesnya. Ada banyak variasi implementasi dalam berbagai kondisi yang menyebabkan munculnya berbagai macam protokol RPC yang berbeda. Saat server sedang melayani request, maka klien akan menunggu hingga server selesai melakukan pemrosesan. Yang membedakan antara procedure call dengan local call adalah pemanggilan prosedur bisa gagal karena masalah jaringan yang tidak terprediksi. Dan biasanya pemanggil mengalami kegagalan disebabkan karena remote procedure sedang dipanggil [1]. Cara kerja RPC lebih detailnya sebagai berikut: a. Klien memanggil Client Stub. Panggilan yang dilakukan adalah panggilan lokal dengan parameter yang dimasukkan dalam stack. b. Client stub mengumpulkan parameter dan merubahnya menjadi sebuah pesan dan melakukan sebuah system call untuk mengirimkan pesan. Pengumpulan pesan itulah yang dinamakan dengan marshalling. c. Kernel mengirimkan pesan dari klien menuju server. d. Kernel kemudian mengirimkan paket yang masuk menuju ke server stub. e. Akhirnya, server stub memanggil prosedur yang ada pada server. Jawaban yang dikembalikan, melalui jalur yang sama seperti request dikirimkan. 4. Callback Pada AFS menggunakan mekanisme yang disebut callback. Callback merupakan sebuah promise yang diberikan server dengan tujuan memperbarui versi file pada cache [2]. Apabila file telah dimodifikasi, maka fileserver akan membatalkan callback promise. Ketika user mengakses kembali file tersebut, maka Cache Manager akan menyalin file terbaru jika callback telah dibatalkan dan melakukan validasi promise. 5. Semantic File System Suatu semantic file system adalah sistem penyimpanan informasi yang menyediakan akses asosiatif yang fleksibel terhadap konten sistem dengan mengekstraksi atribut dari file dengan tipe yang spesifik. Akses asosiatif disediakan oleh extensi sederhana untuk mengadakan struktur tree protokol file system, dan dengan protokol yang didesain khusus untuk 2

3 akses berbasis konten. Kesesuaian terhadap keberadaan protokol file system telah disediakan oleh pengenalan konsep dasar dari suatu direktori virtual. Nama direktori virtual menafsirkan sebagai query, dan menyediakan akses asosiatif untuk file dan direktori secara kompatibel terhadap perangkat lunak yang ada. Akses berbasis atribut rapid untuk konten file system diimplementasikan oleh ekstraksi otomatis dan indeksasi file dan direktori yang disebut semantic karena user memprogram dengan menggunakan informasi tentang semantic dari perbaruan objek file system untuk mengambil properti dari indeksasi [3]. III. PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK Pengerjaan tugas akhir ini akan mengembangkan sebuah file system rancangan yang berbasis Andrew File System (AFS) dengan tambahan suatu mekanism Callback yang membantu pengguna untuk mensinkronisasikan file yang sedang dibuka atau berada dalam local cache terhadap file yang berada di server apabila file yang bersangkutan telah terjadi perubahan. Selain itu, file system juga mampu memberikan pencegahan terhadap pengguna lain yang tidak memiliki ijin untuk mengubah isi file tersebut. Pemberian ijin pada pengguna akan dilakukan oleh cache manager yang berada pada sisi server. Jadi dengan adanya penambahan mekanisme ini, pengembangan terhadap rancang bangun AFS sebelumnya dapat memperbaiki keharmonisan penggunaan terhadap suatu file yang telah disediakan pada server disk. Selain itu, juga dapat mengurangi beban pada server karena file tidak perlu melakukan cache ulang jika callback promise pengguna pada file tersebut masih bernilai valid atau masih belum dimodifikasi oleh pengguna lain. Rancangan ini berbasis FUSE (Filesystem in Userspace). Sehingga operasi yang berjalan dalam system, tidak lagi berjalan pada level kernel, melainkan pada level userspace. Pada tugas akhir ini, penggunaan dasar dari pengembangan file system yang digunakann adalah membuat pengguna dapat memperbarui file yang sedang dibuka pada local cache. Selain itu dapat menentukan layak tidaknya pengguna untuk memperbarui file yang akan dirubah. Sehingga file system ini diatur sedemikian sehingga dapat menyelesaikan permasalahan tersebut. Dalam pengaturannya, operasi yang menentukan pada file system ini, ada pada operasi OPEN yang akan meminta cache manager untuk menentukan apakah pengguna tersebut diperbolehkan menulis atau membaca file yang telah tercache pada local storage pada operasi berikutnya dan memperbarui file pada local storage. Pemberian callback promise diberikan oleh server yang dikerjakan oleh cache manager yang mana terletak setelah client mengirim request pada server yang kemudian akan diproses lebih dahulu dan akan diperiksa sebelum direspon oleh server, beserta pemberian nilai promise kepada pengguna. Untuk desain arsitektur sistem program dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1 Arsitektur Program Pada Callback Promise akan bernilai valid untuk setiap kali pembacaan file. Dan akan bernilai cancelled apabila ada client lain yang telah memodifikasi file tersebut. Masalah-masalah yang membutuhkan konsistensi file pada local storage terhadap fileserver dapat terjadi akibat adanya aksi-aksi dasar berikut : - Menimpa berkas. - Membuat berkas. - Mengubah nama berkas. - Menghapus berkas. Untuk setiap aksi tersebut, operasi semantik yang dilakukan di sisi klien dan penjelasannya yang akan digunakan pada aplikasi ini hanya berpusat pada beberapa semantik berikut : 1. Operasi Getattr Operasi ini dipanggil setiap aksi yang dilakukan oleh pengguna yang berfungsi untuk mendapatkan atribut atau informasi file yang terdapat pada fileserver. 2. Operasi Open Operasi ini merupakan proses yang akan dilakukan sebelum memanggil operasi READ ataupun WRITE. Akan tetapi, pada aplikasi ini akan berfungsi pada saat pemanggilan operasi READ untuk mengunduh file dari server ke dalam local storage yang kemudian akan dibaca oleh klien pada operasi READ. 3. Operasi Rename Operasi ini berfungsi untuk mengubah nama file yang berada di fileserver maupun local storage. Akan tetapi, untuk menghindari apabila file di local storage bukan merupakan versi file terbaru di server, maka proses ini akan menghapus file dengan nama file yang lama, kemudian menyalin file dengan nama file yang baru dari server. Setelah itu cache manager akan menghapus seluruh callback promise yang diberikan pada pengguna untuk modifikasi file dengan nama file yang lama. 4. Operasi Read Operasi ini merupakan proses pembacaan file yang berada pada local storage, sehingga perlu menyalin file yang akan dibacaa pada server terlebih dahulu melalui operasi OPEN. Jika file yang akan disalin telah terdapat pada local storage, maka file tersebut 3

4 tidak perlu disalin lagi apabila cache manager pada server menyatakan bahwa file pada local storage klien masih memiliki promise yang valid. Sebaliknya, maka server akan mengirimkan salinan file untuk menumpuk atau memperbarui file yang lama. 5. Operasi Write Operasi ini adalah proses untuk menulis data. Hal ini diperbolehkan oleh server apabila callback promise pada file yang akan dimodifikasi bernilai valid. Jika tidak, maka pengguna gagal memodifikasi berkasnya sehingga harus membuka kembali dan menyalin berkas terbaru pada local storage. Dalam proses ini pula, cache manager bekerja membatalkan atau mengubah nilai promise seluruh klien yang pernah membuka berkas tersebut menjadi cancelled apabila ada yang telah memodifikasinya. 6. Operasi Mknod Operasi ini berfungsi untuk membuat objek node (file, device special file, atau named pipe) pada file system dengan file permission diberikan oleh parameter mode. Pada aplikasi ini akan digunakan untuk membuat file baru oleh client di fileserver apabila diperbolehkan. 7. Operasi Unlink Operasi ini merupakan proses untuk menghapus file yang berada di server maupun di local storage. Hasil proses ini membuat cache manager akan menghapus semua callback promise yang diberikan pada klien yang pernah membuka file tersebut. IV. IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK. Uji coba yang dilakukan adalah uji coba berdasarkan fungsionalitas dan kecepatan akses user setelah penambahan mekanisme callback untuk menjaga konsistensi berkas. Pada uji coba fungsionalitas akan diujikan dengan sistem berkas AFS-FUSE yang telah diberi mekanisme Callback. Dimana nantinya pelaksanaan akan dilakukan pada tiga buah komputer dengan tugas masing-masing adalah satu komputer sebagai server dan dua sisanya sebagai client yang mana ketiga komputer tersebut akan disambungkan pada jaringan lokal. Setelah itu akan dibandingkan dengan operasi yang ada. Sedangkan untuk uji coba kecepatan akses berkas akan melakukan operasi standar pada sebuah berkas yang disediakan. Operasi standar tersebut meliputi penulisan, pembacaan, serta penyalinan berkas yang akan dibandingkan dari satu komputer client yang terhubung pada server dengan sistem berkas lain seperti NFS dan SMBFS. Data yang digunakan untuk menguji skenario, terutama untuk menguji coba kecepatan akses client adalah sebuah berkas dengan ukuran sebesar 3 MB dan ekstensi berkas adalah text. Berkas tersebut sudah diberi ijin untuk dimodifikasi oleh user sehingga berkas dapat diujicobakan pada skenario. Gambar 3 Proses uji coba kecepatan akses Hasil dan proses pengimplementasian pada skenario uji coba dijelaskan sebagai berikut : 1. Uji Fungsionalitas Pada ujicoba fungsionalitas ini akan dicobakan berbagai macam proses-proses yang digunakan pada pemakaian sehari-hari yang mana berhubungan dengan penggunaan mekanisme callback. Dalam implementasinya, disini akan diimplementasikan pada operasi berikut : - Proses Overwrite File - Proses Create File - Proses Rename File - Proses Delete File dari semua operasi yang terdapat di atas adalah operasi standar dari semantik Andrew File System yang sering digunakan sehari-hari. Sebagai contoh, berikut adalah gambar uji coba pada operasi penyimpaan berkas (overwrite file) yang mana akan menampilkan bagaimana callback memberi promise agar file yang dibuka oleh client tetap konsisten terhadap file yang berada pada server setelah terjadinya modifikasi file oleh client lain. Gambar 2 Proses uji coba fungsionalitas. Gambar 4 List callbabck saat client membaca berkas 4

5 Gambar 5 Nano a.txt oleh client_1 Gambar 6 Nano a.txt oleh client_2 Gambar 4 hingga Gambar 6 di atas menunjukkan callback list yang diberikan server kepada klien-kliennya pada saat file dibuka dan telah menyalin file terbaru yang disediakan oleh server. Kemudian, apabila salah satu client melakukan modifikasi file tersebut seperti Gambar 8, maka server akan membatalkan semua callback yang telah diberikan sebelumnya, dan memberikan nilai valid kembali untuk client yang telah melakukan perubahan tersebut, dikarenakan file yang ada dalam local storage milik client tersebut sesuai dengan file terbaru yang berada pada server. Gambar 9 Nano a.txt client_2 saat gagal modifikasi file 2. Uji Kecepatan (performa) Pelaksanaan uji perbandingan kecepatan dilakukan pada sebuah komputer yang sama yang digunakan untuk melakukan proses pembacaan, penulisan, dan penyalinan berkas pada sistem berkas AFS-FUSE, AFS-FUSE dengan tambahan mekanisme Callback, pada NFS dan Samba. Uji coba performa dilakukan dengan cara melakukan berbagai macam percobaan untuk proses baca / tulis terhadap berkas pada sebuah file system. Pencatatan diatur dengan cara mencatat waktu sebelum mengeksekusi perintah yang kemudian dicari selisihnya dengan waktu setelah operasi selesai dilakukan. Pencatatan waktu menggunakan satuan milisecond. Hal ini dilakukan untuk menemukan adanya pengaruh yang ditimbulkan apabila suatu file sistem diberikan mekanisme callback. Berikut adalah tabel hasil perbandingan untuk beberapa operasi yang dilakukan pada beberapa file system : Tabel 1 Perbandingan kecepatan operasi file system Time (milisecond) Operasi AFS-FUSE & AFS-FUSE Callback NFS Samba READ WRITE COPY Gambar 7 Respon server seterlah overwrite Gambar 8 Nano a.txt yang telah dimodifikasi client_1 Pada Gambar 7, server menunjukan bahwa promise untuk client_2 ( ) sudah tidak valid lagi. Hal ini menyebabkan client_2 tidak diperbolehkan modifikasi berkas sebelum memperbarui validasi berkas yang berada pada local storage milik client_2. Masalah tersebut dapat dilihat pada Gambar 9 sebagai berikut. Data di atas ini adalah data yang diambil setelah dilakukan uji coba lima kali untuk masing-masing operasi dengan membandingkan berkas yang memiliki ukuran 3 MB, yang kemudian dicari nilai rata-ratanya untuk setiap operasi. Data di atas adalah perbandingan pengaksesan Andrew File System, Network File System, dan Samba terhadap suatu berkas, dimana dari tabel hasil perbandingan menunjukan bahwa NFS unggul di segala bidang. Pada hasil tabel, AFS-FUSE dengan penambahan mekanisme Callback mengakibatkan proses kerja terhadap berkas semakin lama daripada AFS-FUSE tanpa mekanisme Callback. Hal ini disebabkan oleh adanya proses tambahan yang dilakukan server pada cache manager mengenai callback promise yang diberikan untuk client saat mengakses berkas. Untuk grafik perbandingan kecepatan setiap operasi file dari Tabel 1 dapat ditampilkan pada Gambar 10 berikut : 5

6 Waktu proses (milisecond) Seluruh Operasi READ WRITE COPY Proses Percobaan Gambar 10 Grafik perbandingan kecepatan Perbandingan kecepatan suatu operasi pada setiap file system juga memiliki faktor kerja sistem server. Pada NFS, lebih cepat daripada AFS-FUSE dengan mekanisme Callback, karena client akan terhubung langsung oleh server menggunakan sistem remote terus-menerus selama terhubung pada server, sehingga setiap operasinya langsung berjalan pada server tanpa ada pengecekkan. Sedangkan Samba memiliki 2 daemon yang bekerja bersamaan yaitu smbd dan nmbd dimana kedua daemon tersebut membuat Samba untuk melakukan Authentication dan Authorization untuk sisi sekuritasnya serta Name Resolving untuk memberikan jalur akses terhadap kliennya. Komunikasi pada Samba menggunakan Mailslot yang mana merupakan proses komunikasi yang tidak langsung untuk mendapatkan workstation yang sedang terhubung dan melakukan Named Pipes untuk jalur komunikasinya yang dilakukan secara dua arah [7]. Sehingga membuat Samba bekerja agak lama dibandingkan NFS dan AFS-FUSE dengan mekanisme Callback. Sementara AFS-FUSE dengan mekanisme Callback memiliki kelebihan yaitu proses pengaksesan berkas bekerja secara local, sehingga waktu proses suatu operasi pada berkas seharusnya berjalan lebih cepat daripada kedua file system lainnya, karena tidak terpengaruh pada biaya waktu yang ditimbulkan oleh komunikasi jaringan. Namun, penambahan mekanisme callback, memperlama proses yang dilakukan server untuk mengolah callback promise pada berkas sebelum client melakukan modifikasi berkas agar konsistensi berkas pada client terhadap server storage tetap terjaga. V. KESIMPULAN DAN SARAN AFS-FUSE AFS-FUSE + Callback NFS Samba Dari serangkaian uji coba dan analisa yang dilakukan terhadap sistem dan telah dibandingkan dengan file system jaringan lain (NFS dan SMBFS) pada bab sebelumnya, maka dapat ditarik suatu kesimpulan antara lain : 1. Telah diimplementasikannya mekanisme callback pada file system yang digunakan, yaitu Andrew File System berbasis FUSE. 2. Kecepatan proses berkas yang dilakukan oleh AFS berbasis FUSE dengan tambahan mekanisme callback untuk setiap operasi dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Operasi READ sebesar 485% lebih lambat daripada kecepatan proses pada NFS. Dan 136% lebih lambat dari kecepatan proses pada SMBFS. b. Operasi WRITE sebesar 8% lebih lambat atau hampir mendekati dengan kecepatan proses pada NFS. Tetapi 48% lebih cepat dari kecepatan proses pada SMBFS. c. Operasi COPY sebesar 10% atau hampir mendekati dengan kecepatan proses pada NFS. Tetapi 12% lebih cepat dari kecepatan proses pada SMBFS. 3. Penambahan mekanisme Callback pada AFS membuat waktu untuk memproses berkas menjadi lebih lama dibandingkan file system NFS maupun Samba, karena server juga melakukan proses pengaturan callback. Saran-saran yang dibutuhkan untuk pengembangan aplikasi lebih lanjut adalah : 1. Meningkatkan algoritma pengaturan mekanisme callback pada server untuk mengurangi waktu proses dalam menggunakan AFS agar lebih efisien. 2. Jalur komunikasi server terhadap client perlu diberi keamanan (encryption - decryption) terutama pada saat pengiriman berkas dari server menuju client. 3. Pemberian autentikasi pada client yang terhubung pada server dan pemberian ACL (Access Control List) untuk memproses file. VI. DAFTAR PUSTAKA [1] Sukma Permata Adi, Wahyu Suadi, Baskoro Adi Pratomo. Rancang Bangun File System Menggunakan Andrew File System Dengan Service Cache Based Dalam Level User Space. ITS-Surabaya : informatika its; [2] Wikimedia Foundation, Inc [Diakses pada tanggal 24 Oktober 2011]. < [3] David K. Gifford, Pierre Jouvelot, Mark A. Sheldon, and James W. O'Toole, Jr. 13th ACM Symposium on Operating Systems Principles, October [Diakses pada tanggal 11 November 2011]. < s.htm> [4] Howard, J.H., Michael L. Kazar, Sherri G. Menees, David A. Nichols, Satyanarayanan, M., Robert N. Sidebotham, dan Michael J. West. Scale and Performance in a Distributed File System. Carnegie Mellon University; 1987 [5] Mike Dahlin. AFS and distributed file system; [6] Zen el Guay, 1999, SAMBA sebagai File Server dan Print Server Windows. [Diakses pada tanggal 11 November 2011]. 6

7 < > [7] Paul Blackburn. AFS frequently asked questions [Diakses pada tanggal 15 November]. < [8] Stefan Leue Distributed Systems. Germany: University of Freiburg. [9] Haryadi S. Gunawi. CS 537: AFS (vs. NFS). Madison : University of Wisconsin. [10] Benjamin, Matt. AFS Callback Extension. Internet- Draft: Linux Box Corporation April. 35 p. [Diakses pada tanggal 15 November 2011]. < 7

Penerapan Mekanisme Callback Pada Rancang Bangun File System Menggunakan Andrew File System

Penerapan Mekanisme Callback Pada Rancang Bangun File System Menggunakan Andrew File System PRESENTASI TUGAS AKHIR KI091391 Penerapan Mekanisme Callback Pada Rancang Bangun File System Menggunakan Andrew File System Beggy Fitra Hilla (5108 100 098) Dosen Pembimbing : Wahyu Suadi, S.Kom, MM, M.Kom

Lebih terperinci

Rancang Bangun File System Menggunakan Andrew File System dengan Cache Based dalam Level User Space

Rancang Bangun File System Menggunakan Andrew File System dengan Cache Based dalam Level User Space PRESENTASI TUGAS AKHIR Rancang Bangun File System Menggunakan Andrew File System dengan Cache Based dalam Level User Space Sukma Permata Adi (5107100100) Dosen Pembimbing : Wahyu Suadi, S.Kom, MM, M.Kom

Lebih terperinci

Rancang Bangun File System Menggunakan Andrew File System dengan Cache Based dalam Level User Space

Rancang Bangun File System Menggunakan Andrew File System dengan Cache Based dalam Level User Space Rancang Bangun File System Menggunakan Andrew File System dengan Cache Based dalam Level User Space Sukma Permata Adi, Wahyu Suadi, Baskoro Adi Pratomo Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi,

Lebih terperinci

DISTRIBUTED FILE SYSTEM. Sistem terdistribusi week 11

DISTRIBUTED FILE SYSTEM. Sistem terdistribusi week 11 DISTRIBUTED FILE SYSTEM Sistem terdistribusi week 11 Outline Pendahuluan Operasi pada file File service Pilihan desain dalam file services Arsitektur file service NFS dan AFS Access control Pendahuluan

Lebih terperinci

DISTRIBUTED FILE SYSTEMS

DISTRIBUTED FILE SYSTEMS DISTRIBUTED FILE SYSTEMS OVERVIEW Sistem berkas terdistribusi adalah sebuah sistem di mana banyak pengguna dapat berbagi berkas dan sumber daya penyimpanan. Client, server, dan media penyimpanan dalam

Lebih terperinci

Implementasi Redirection File System menggunakan FUSE dan Protokol HTTP

Implementasi Redirection File System menggunakan FUSE dan Protokol HTTP Implementasi Redirection File System menggunakan FUSE dan Protokol HTTP Muhammad Yusuf, Wahyu Suadi, Baskoro Adi Pratomo Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

PEMROGRAMAN SISTEM TERSEBAR

PEMROGRAMAN SISTEM TERSEBAR PEMROGRAMAN SISTEM TERSEBAR SOAL! 1. Cari contoh pendistribusian komponen-komponen hardware, Program, Procedure dan jelaskan!!! JAWAB a) Contoh pendistribusian hardware adalah pendistribusian pada printer,

Lebih terperinci

- File server pertama kali dikembangkan tahun 1970

- File server pertama kali dikembangkan tahun 1970 5. FILE SERVICE File Sistem Terdistribusi ( Distributed File System/DFS) : file sistem yang mendukung sharing files dan resources dalam bentuk penyimpanan persistent di sebuah network. - File server pertama

Lebih terperinci

FILE SERVICE DAN NAME SERVICE

FILE SERVICE DAN NAME SERVICE FILE SERVICE DAN NAME SERVICE PENGANTAR DATA TERDISTRIBUSI Materi: 1. Pengenalan File Service 2. Komponen File Service Interface 3. Pengenalan Name Service 4. Model Name Service Pertemuan: 6-7 Pendahuluan

Lebih terperinci

Gambar 1. Service terdistribusi

Gambar 1. Service terdistribusi Bab 5. File Service Pendahuluan File Sistem Terdistribusi ( Distributed File System, disingkat DFS - penulis akan menggunakan kata ini selanjutnya) adalah file sistem yang mendukung sharing files dan resources

Lebih terperinci

Distributed System. Seven Distributed File Systems. Genap 2011/2012

Distributed System. Seven Distributed File Systems. Genap 2011/2012 Distributed System Genap 2011/2012 Seven Distributed File Systems Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia.widhyaestoeti@gmail.com dahlia74march.wordpress.com Pendahuluan File adalah kumpulan informasi yang

Lebih terperinci

TUGAS JARINGAN KOMPUTER

TUGAS JARINGAN KOMPUTER TUGAS JARINGAN KOMPUTER Visualisasi Layanan Yang Berjalan Pada Protokol UDP Dan TCP Nama : Alfiansyah Nim : 09011281520131 SISTEM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERISTAS SRIWIJAYA 2017/2018 1. Layanan

Lebih terperinci

Operating System. File System. Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Dosen : Caca E. Supriana, S.Si

Operating System. File System. Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Dosen : Caca E. Supriana, S.Si Operating System File System Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan Dosen : Caca E. Supriana, S.Si caca_emile@yahoo.co.id Konsep dan Atribut File System Konsep File Atribut File Operasi

Lebih terperinci

4. SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI

4. SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI 4. SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI APAKAH SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI? Sistem operasi terdistribusi adalah salah satu implementasi dari sistem terdistribusi, di mana sekumpulan komputer dan prosesor yang

Lebih terperinci

Cari contoh dari pendistribusian komponen-komponen Hardware, Program, dan Procedure. Jelaskan!

Cari contoh dari pendistribusian komponen-komponen Hardware, Program, dan Procedure. Jelaskan! Nama : PUTU YULI INDRAYANI NIM : 0805021103 Kelas : VC Soal: Cari contoh dari pendistribusian komponen-komponen Hardware, Program, dan Procedure. Jelaskan! Jawab: 1. Pendistribusian Komponen Hardware 1.

Lebih terperinci

PENJURIAN ONLINE BERBASIS WEB SERVICE

PENJURIAN ONLINE BERBASIS WEB SERVICE PENJURIAN ONLINE BERBASIS WEB SERVICE Dwi Sunaryono 1, Wahyu Suadi 2, I Made Krisna Widhiastra 3 1,2,3 Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, 60111 E-mail : dwi@its-sby.edu,

Lebih terperinci

Bab 5. File Service. Atribut File Nama yaitu menentukan nama file yang dimaksud Tipe

Bab 5. File Service. Atribut File Nama yaitu menentukan nama file yang dimaksud Tipe Bab 5. File Service 5.1 Pendahuluan File adalah kumpulan informasi yang berhubungan dan tersimpan dalam secondary storage. Tipe File : Data (character, numeric, binary) Program Atribut File Nama yaitu

Lebih terperinci

FILE SERVICE DI DALAM SISTEM INFORMASI TERDISTRIBUSI

FILE SERVICE DI DALAM SISTEM INFORMASI TERDISTRIBUSI FILE SERVICE DI DALAM SISTEM INFORMASI TERDISTRIBUSI Apa itu File? File File adalah kumpulan informasi yang berhubungan dan tersimpan dalam secondary storage. Seperti apa contoh type File? Contoh Type

Lebih terperinci

1. Hardware terdistribusi. 2. Program terdistribusi. Nama : Gede Doddi Raditya Diputra NIM : Kelas : 5.C

1. Hardware terdistribusi. 2. Program terdistribusi. Nama : Gede Doddi Raditya Diputra NIM : Kelas : 5.C Nama : Gede Doddi Raditya Diputra NIM : 0805021099 Kelas : 5.C 1. Hardware terdistribusi Hardware terdistribusi adalah hardware yang pemakaiannya bisa dipakai bersamasama (sharing) yang dihubungkan oleh

Lebih terperinci

BAB V Remote Procedure Call (RPC)

BAB V Remote Procedure Call (RPC) BAB V Remote Procedure Call (RPC) Remote Procedure Call (RPC) sangat mirip dengan Remote Method Invocation, pada program client yang memanggil sebuah program yang sedang berjalan di server. Server ini

Lebih terperinci

Rahmady Liyantanto liyantanto.wordpress.com

Rahmady Liyantanto liyantanto.wordpress.com Rahmady Liyantanto liyantanto88@gmail.com liyantanto.wordpress.com Komunikasi Data D3 Manajemen Informatika Universitas Trunojoyo File Transfer Protocol (FTP) adalah suatu protokol yang berfungsi untuk

Lebih terperinci

Deskripsi Layanan Protokol TCP dan UDP. (Tugas Mata Kuliah Jaringan Komputer) Nama: Azwar Hidayat NIM: Kelas: SK 4 C

Deskripsi Layanan Protokol TCP dan UDP. (Tugas Mata Kuliah Jaringan Komputer) Nama: Azwar Hidayat NIM: Kelas: SK 4 C Deskripsi Layanan Protokol TCP dan UDP (Tugas Mata Kuliah Jaringan Komputer) Nama: Azwar Hidayat NIM:09031181419024 Kelas: SK 4 C Jurusan Sistem Komputer Fakultas lmu Komputer Universitas Sriwijaya 2017

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 1.1 ANALISA KEBUTUHAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 1.1 ANALISA KEBUTUHAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN 1.1 ANALISA KEBUTUHAN SISTEM Saat ini, sebagian besar aplikasi yang digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan bisnis pada berbagai skala membutuhkan puluhan atau bahkan

Lebih terperinci

SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI

SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI SISTEM OPERASI TERDISTRIBUSI PENGANTAR DATA TERDISTRIBUSI Materi: 1. Pendahuluan 2. Manfaat Sistem Operasi Terdistribusi 3. Komponen Inti Sistem Operasi Pertemuan: 5 Pendahuluan Sistem operasi terdistribusi

Lebih terperinci

ARSITEKTUR SISTEM. Alif Finandhita, S.Kom, M.T. Alif Finandhita, S.Kom, M.T 1

ARSITEKTUR SISTEM. Alif Finandhita, S.Kom, M.T. Alif Finandhita, S.Kom, M.T 1 ARSITEKTUR SISTEM Alif Finandhita, S.Kom, M.T Alif Finandhita, S.Kom, M.T 1 Sistem Terpusat (Centralized Systems) Sistem Client Server (Client-Server Systems) Sistem Server (Server Systems) Sistem Paralel

Lebih terperinci

CONTOH PENDSTRIBUSIAN HARDWARE

CONTOH PENDSTRIBUSIAN HARDWARE CONTOH PENDSTRIBUSIAN HARDWARE Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel atau

Lebih terperinci

CONSISTENCY & REPLICATION. Sistem terdistribusi week 7

CONSISTENCY & REPLICATION. Sistem terdistribusi week 7 CONSISTENCY & REPLICATION Sistem terdistribusi week 7 Outline Konsep dasar replikasi Konsistensi dalam sister Model konsistensi Protokol dalam konsistensi Konsep Dasar Replikasi Replikasi adalah suatu

Lebih terperinci

Jaringan Komputer - Jilid V

Jaringan Komputer - Jilid V Jaringan Komputer - Jilid V Transmission Control Protocol / Internet Protocol Rezar Muslim rezar@rezarmuslim.net .. the story continue.. ~ Network File System (NFS) : adalah protokol sistem file terdistribusi

Lebih terperinci

Sharing Printer dengan Samba. Oleh. Md. Chrisna donny andrian. V c

Sharing Printer dengan Samba. Oleh. Md. Chrisna donny andrian. V c Sharing Printer dengan Samba Oleh Md. Chrisna donny andrian 0805021102 V c Seperti kita ketahui Linux yang kita kenal dapat kita fungsikan juga sebagai printer dan file sharing, yaitu penggunaan resource

Lebih terperinci

yang berbeda, yaitu otentikasi dan database user. Database user ini berisi informasi

yang berbeda, yaitu otentikasi dan database user. Database user ini berisi informasi BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Desain Penelitian. Kerberos dengan LDAP akan diintegrasikan dalam penelitian ini sebagai dasar solusi keamanan otentikasi bagi LDAP. Ada beberapa strategi penggabungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seiring perkembangan teknologi mikroprosesor, proses komputasi kini dapat

BAB I PENDAHULUAN. seiring perkembangan teknologi mikroprosesor, proses komputasi kini dapat BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Proses komputasi yang dapat dilakukan oleh komputer telah berkembang dengan pesat. Pada awalnya proses komputasi hanya dapat dilakukan secara sekuensial saja. Sebuah

Lebih terperinci

SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE JANUARI 2012

SEMINAR TUGAS AKHIR PERIODE JANUARI 2012 ANALISIS ALGORITMA ENKRIPSI ELGAMAL, GRAIN V1, DAN AES DENGAN STUDI KASUS APLIKASI RESEP MASAKAN Dimas Zulhazmi W. 1, Ary M. Shiddiqi 2, Baskoro Adi Pratomo 3 1,2,3 Jurusan Teknik Informatika, Fakultas

Lebih terperinci

Consistency and Replication

Consistency and Replication Distributed System Genap 2011/2012 Six Consistency and Replication Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia.widhyaestoeti@gmail.com dahlia74march.wordpress.com Consistency and Replication Replikasi adalah suatu

Lebih terperinci

TUGAS Mata Kuliah : Sistem Terdistribusi

TUGAS Mata Kuliah : Sistem Terdistribusi TUGAS Mata Kuliah : Sistem Terdistribusi OLEH : Nama : TARSO NIM : 090103193 Kelas : C (Week End) Dosen : Ardy Mulya Iswardani, S.Kom Prodgi : S1 Teknik Informatika SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

Operating System. I/O System. Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Dosen : Caca E. Supriana, S.Si

Operating System. I/O System. Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan. Dosen : Caca E. Supriana, S.Si Operating System I/O System Fak. Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Pasundan Dosen : Caca E. Supriana, S.Si caca_emile@yahoo.co.id Input / Output System Perangkat Keras I/O Aplikasi Antarmuka

Lebih terperinci

A I S Y A T U L K A R I M A

A I S Y A T U L K A R I M A A I S Y A T U L K A R I M A STANDAR KOMPETENSI Pada akhir semester, mahasiswa mampu merancang, mengimplementasikan dan menganalisa sistem jaringan komputer Mengimplementasikan FTP Mengimplementasikan telnet

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bagian ini merupakan pembahasan tentang hasil pengujian yang sudah dilakukan. Pada bab ini juga berisi analisis tentang hasil dan pengujian yang sudah dilakukan. 4.1.

Lebih terperinci

Replikasi adalah suatu teknik untuk melakukan copy / pendistribusian data dan objek-objek dalam melaksanakan sinkronisasi antara objek sehingga

Replikasi adalah suatu teknik untuk melakukan copy / pendistribusian data dan objek-objek dalam melaksanakan sinkronisasi antara objek sehingga Replikasi adalah suatu teknik untuk melakukan copy / pendistribusian data dan objek-objek dalam melaksanakan sinkronisasi antara objek sehingga konsistensi data dapat terjamin. 1. Mengetahui konsep dasar

Lebih terperinci

1. PENGENALAN SISTEM TERDISTRIBUSI

1. PENGENALAN SISTEM TERDISTRIBUSI 1. PENGENALAN SISTEM TERDISTRIBUSI 1. Mengapa Sistem terdistribusi? - Komputer-komputer yang terdistribusi secara geografis. - Komunikasi melalui koneksi kabel/fibre/wireless/. - Keuntungan : interaksi,

Lebih terperinci

Model Sistem Terdistribusi

Model Sistem Terdistribusi Model Sistem Terdistribusi Budi Susanto budsus@ukdw.ac.id dari Distributed System 3th, Colouris chap. 2 Model Tujuan Pengantar Menyediakan sebuah gambaran abstrak aspek yang relevan dengan sistem Menyediakan

Lebih terperinci

Interprocess communication atau komunikasi antar proses adalah inti dari sistem terdistribusi dan komunikasi antar proses-proses pada system-sistem

Interprocess communication atau komunikasi antar proses adalah inti dari sistem terdistribusi dan komunikasi antar proses-proses pada system-sistem Pertemuan 4 Interprocess communication atau komunikasi antar proses adalah inti dari sistem terdistribusi dan komunikasi antar proses-proses pada system-sistem komputer yang berbeda dapat terjadi jika

Lebih terperinci

Sistem Terdistribusi. Sistem Operasi Terdistribusi oleh : Musayyanah, S.ST, MT

Sistem Terdistribusi. Sistem Operasi Terdistribusi oleh : Musayyanah, S.ST, MT Sistem Terdistribusi Sistem Operasi Terdistribusi oleh : Musayyanah, S.ST, MT List Of Content SO Komponen SO DOS Jenis SO Manfaat SO JARINGAN KOMPUTER VS SISTEM TERDISTRIBUSI Pengertian Jarkom : kumpulan

Lebih terperinci

KOMUNIKASI PENGANTAR DATA TERDISTRIBUSI. Materi: 1. Komunikasi Data 2. Protocol 3. Remote Procedure Call 4. Object Remote

KOMUNIKASI PENGANTAR DATA TERDISTRIBUSI. Materi: 1. Komunikasi Data 2. Protocol 3. Remote Procedure Call 4. Object Remote KOMUNIKASI PENGANTAR DATA TERDISTRIBUSI Materi: 1. Komunikasi Data 2. Protocol 3. Remote Procedure Call 4. Object Remote Komunikasi Data Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi yang

Lebih terperinci

Sistem Terdistribusi 2. Model arsitektur Terdistribusi

Sistem Terdistribusi 2. Model arsitektur Terdistribusi Sistem Terdistribusi 2 Model arsitektur Terdistribusi Masalah Membangun SisTer Dimana kita meletakkan bagian hardware? Dimana kita meletakkan bagian software? Bagaimana antara hardware & software berkomunikasi?

Lebih terperinci

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI

BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI 80 BAB 4 PERANCANGAN DAN EVALUASI Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, solusi yang diberikan untuk menghadapi permasalahan yang sedang dihadapi oleh PT. Solusi Corporindo Teknologi adalah

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 6 NFS DAN SAMBA SERVER

PRAKTIKUM 6 NFS DAN SAMBA SERVER PRAKTIKUM 6 NFS DAN SAMBA SERVER A. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mahasiswa dapat memahami manfaat/penggunaan dari Network File System (NFS). 2. Mahasiswa dapat melakukan instalasi dan konfigurasi NFS sever dan

Lebih terperinci

Desain dan Implementasi Kriptografi di File System Studi Kasus: Penggunaan Criptographic File System pada Unix

Desain dan Implementasi Kriptografi di File System Studi Kasus: Penggunaan Criptographic File System pada Unix Desain dan Implementasi Kriptografi di File System Studi Kasus: Penggunaan Criptographic File System pada Unix Pandu Pradana 1 dan Syaikhuddin 2 Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI II.1 Konsep Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sekelompok komputer yang dihubungkan dengan yang lainnnya menggunakan protokol komnuikasi melalui media transmisi atau media

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Bab ini berisi proses implementasi perangkat lunak, dari hasil rancangan yang telah dibuat sebelumnya. Selain itu juga terdapat hasil-hasil pengujian terhadap kebenaran

Lebih terperinci

Tipe Sistem Operasi. Stand alone Network Embedded

Tipe Sistem Operasi. Stand alone Network Embedded SISTEM OPERASI Tipe Sistem Operasi Stand alone Network Embedded Versi Windows Sistem Operasi Windows Version Windows 3.x Windows NT 3.1 Windows 95 Windows NT Workstation 4.0 Windows 98 Windows Millennium

Lebih terperinci

LINGKUNGAN BASIS DATA

LINGKUNGAN BASIS DATA LINGKUNGAN BASIS DATA Tujuan utama dari sistem basis data adalah menyediakan pemakai melalui suatu pandangan abstrak mengenai data, dengan menyembunyikan detail dari bagaimana data disimpan dan dimanipulasikan.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. jaringan dan aplikasi yang dibuat khusus untuk jaringan. Akibatnya, interaksi

I. PENDAHULUAN. jaringan dan aplikasi yang dibuat khusus untuk jaringan. Akibatnya, interaksi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi komputer, khususnya dalam hal jaringan komputer sangatlah pesat karena saat ini sudah banyak berbagai macam jenis peralatan jaringan dan aplikasi

Lebih terperinci

Bab 10. Implementasi Sistem File POKOK BAHASAN: TUJUAN BELAJAR: 10.1 STRUKTUR SISTEM FILE

Bab 10. Implementasi Sistem File POKOK BAHASAN: TUJUAN BELAJAR: 10.1 STRUKTUR SISTEM FILE Bab 10 Implementasi Sistem File POKOK BAHASAN: Struktur Sistem File Implementasi Direktori Metode Alokasi Manajemen Ruang Bebas Efisiensi dan Performansi Perbaikan Sistem File Berstruktur Log Network File

Lebih terperinci

STRUKTUR SISTEM OPERASI

STRUKTUR SISTEM OPERASI STRUKTUR SISTEM OPERASI STRUKTUR SISTEM OPERASI 1. Komponen-Komponen Sistem a. Manajemen Proses Proses adalah keadaan ketika sebuah program sedang di eksekusi. Sebuah proses membutuhkan beberapa sumber

Lebih terperinci

3.1 APLIKASI YANG DITANGANI OLEH CODE GENERATOR

3.1 APLIKASI YANG DITANGANI OLEH CODE GENERATOR BAB III ANALISIS Bab ini berisi analisis mengenai aplikasi web target code generator, analisis penggunaan framework CodeIgniter dan analisis perangkat lunak code generator. 3.1 APLIKASI YANG DITANGANI

Lebih terperinci

Implementasi Network Attached Storage (NAS) Menggunakan NAS4Free untuk Media Backup File

Implementasi Network Attached Storage (NAS) Menggunakan NAS4Free untuk Media Backup File Scientific Journal of Informatics Vol. 2, No. 2, November 2015 p-issn 2407-7658 http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/sji e-issn 2460-0040 Implementasi Network Attached Storage (NAS) Menggunakan NAS4Free

Lebih terperinci

I. Pengenalan Samba. Heri Susanto Lisensi Dokumen:

I. Pengenalan Samba. Heri Susanto  Lisensi Dokumen: Instalasi Samba di Ubuntu Server Heri Susanto Heri.s.aja@gmail.com http://heridoank.blogspot.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2007 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan,

Lebih terperinci

Making Provisions for Applications and Services

Making Provisions for Applications and Services Making Provisions for Applications and Services Ketika seseorang mengakses informasi pada suatu perangkat (device), baik itu PC, laptop, PDA, ponsel, atau device lain yang terhubung ke jaringan, data tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemrograman yang bersifat modular memberikan banyak kemudahan tak hanya kepada pemrogram tetapi juga kepada pengguna program. Program modular pada umumnya membagi-bagi

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Pelacakan Dokumen Memanfaatkan FUSE dan Samba File-System: Studi Kasus PT. Aneka Tuna Indonesia

Rancang Bangun Sistem Pelacakan Dokumen Memanfaatkan FUSE dan Samba File-System: Studi Kasus PT. Aneka Tuna Indonesia JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, 1, (2013) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Rancang Bangun Sistem Pelacakan Memanfaatkan FUSE dan Samba File-System: Studi Kasus PT. Aneka Tuna Indonesia I Gede Adhiarta

Lebih terperinci

SAMBA SERVER 1. Sejarah Lahirnya Samba

SAMBA SERVER 1. Sejarah Lahirnya Samba SAMBA SERVER 1. Sejarah Lahirnya Samba Bertahun lalu, di masa awal PC, IBM dan Sytec mengembangkan sebuah sistem network yang disebut NetBIOS (Network Basic Input Operating System). NetBIOS merupakan software

Lebih terperinci

ANALISIS AVAILABILITAS LOAD BALANCING PADA WEB SERVER LOKAL

ANALISIS AVAILABILITAS LOAD BALANCING PADA WEB SERVER LOKAL ANALISIS AVAILABILITAS LOAD BALANCING PADA WEB SERVER LOKAL Dwi Nuriba Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro ABSTRACT Perkembangan teknologi Web menyebabkan server-server yang menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang HTTP adalah salah satu protokol paling populer di dunia internet. Dengan semakin banyaknya aplikasi multimedia yang berjalan di atas HTTP, banyak protokol yang dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH

BAB III ANALISIS MASALAH BAB III ANALISIS MASALAH Bab ketiga ini berisi penjelasan analisis permasalahan serta solusi dalam penanganan masalah dalam tugas akhir ini. Solusi penanganan masalah tersebut berupa langkah-langkah lojik

Lebih terperinci

PROSES. Sistem Terdistribusi

PROSES. Sistem Terdistribusi PROSES PERT 3. Sistem Terdistribusi Konsep Proses Proses : suatu program yang sedang dieksekusi. Eksekusi proses dilakukan secara berurutan Dalam proses terdapat Program counter : menunjukkan instruksi

Lebih terperinci

Mengenal Java RMI. Wiranti Sri Utami. Abstrak. Pendahuluan.

Mengenal Java RMI. Wiranti Sri Utami. Abstrak. Pendahuluan. Mengenal Java RMI Wiranti Sri Utami whiranty68@gmail.com Abstrak Java adalah sebuah bahasa pemrograman dan juga sebuah platform. Java juga merupakan sebuah bahasa pemrograman tingkat tinggi, salah satu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dihubungkan untuk berbagi sumber daya (Andi Micro, 2011:6). Jaringan Komputer

BAB II LANDASAN TEORI. dihubungkan untuk berbagi sumber daya (Andi Micro, 2011:6). Jaringan Komputer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sekumpulan peralatan atau komputer yang saling dihubungkan untuk berbagi sumber daya (Andi Micro, 2011:6). Jaringan Komputer terbagi

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA ANTARA NETWORK FILE SYSTEM (NFS) DAN PRIMARY DOMAIN CONTROLLER (PDC) SAMBA

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA ANTARA NETWORK FILE SYSTEM (NFS) DAN PRIMARY DOMAIN CONTROLLER (PDC) SAMBA ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA ANTARA NETWORK FILE SYSTEM (NFS) DAN PRIMARY DOMAIN CONTROLLER (PDC) SAMBA Gede Wahyudi 1, Trisna Hanggara 2 Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas

Lebih terperinci

Struktur Sistem Operasi

Struktur Sistem Operasi Struktur Sistem Operasi Konsep Sistem Operasi resource manager : pengelola seluruh sumber daya yang terdapat pada sistem komputer extended machine : menyediakan sekumpulan layanan ke pemakai sehingga memudahkan

Lebih terperinci

MODUL 2 KOMPONEN, LAYANAN SISTEM OPERASI M. R A J A B F A C H R I Z A L - S I S T E M O P E R A S I - C H A P T E R 2

MODUL 2 KOMPONEN, LAYANAN SISTEM OPERASI M. R A J A B F A C H R I Z A L - S I S T E M O P E R A S I - C H A P T E R 2 MODUL 2 KOMPONEN, LAYANAN SISTEM OPERASI M. R A J A B F A C H R I Z A L - S I S T E M O P E R A S I - C H A P T E R 2 1 KOMPONEN SO LAINNYA Jaringan (Sistem Terdistribusi) Sistem terdistribusi adalah sekumpulan

Lebih terperinci

TSI Perbankan PENDAHULUAN. AS/400 hal. A.1

TSI Perbankan PENDAHULUAN. AS/400 hal. A.1 HOME DAFTAR ISI PENDAHULUAN AS/400 hal. A.1 1 Konsep AS/400 AS/400 (Application System/400) diperkenalkan oleh IBM pertama pada 20 Juni 1988. AS/400 dikenal sebagai keluarga komputer mini (mid-range) untuk

Lebih terperinci

APPLICATION LAYER. Oleh : Reza Chandra

APPLICATION LAYER. Oleh : Reza Chandra APPLICATION LAYER Oleh : Reza Chandra Sebagian besar dari kita berpengalaman menggunakan Internet melalui World Wide Web, layanan e-mail, dan file-sharing. Aplikasi ini, dan banyak lainnya, menyediakan

Lebih terperinci

Ainul Fuad Farhan

Ainul Fuad Farhan FTP by Android Ainul Fuad Farhan inungf@ymail.com http://inungandthenotes.blogspot.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2013 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

Telnet dan SSH. Aloysius S Wicaksono, Glagah Seto S Katon, Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta

Telnet dan SSH. Aloysius S Wicaksono, Glagah Seto S Katon, Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta Telnet dan SSH Aloysius S Wicaksono, 32701 Glagah Seto S Katon, 21566 Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta I. PENDAHULUAN II. TELNET Layanan remote login adalah layanan yang mengacu pada program atau

Lebih terperinci

Remote Execution. Oleh: Idris Winarno

Remote Execution. Oleh: Idris Winarno Remote Execution Oleh: Idris Winarno Introduction Salah satu dasar mekanisme jaringan komputer adalah dapat melakukan perintah komputer secara jarak jauh. Pengguna dapat menjalankan aplikasi programnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Arsitektur Komputer dengan Memori Terdistribusi Cluster yang dibangun di dalam penelitian ini termasuk dalam sistem komputer dengan arsitektur memori terdistribusi. Komputer-komputer

Lebih terperinci

SNIFFS: SISTEM BERKAS VIRTUAL UNTUK JARINGAN SOSIAL BERBASIS WEB SERVICE

SNIFFS: SISTEM BERKAS VIRTUAL UNTUK JARINGAN SOSIAL BERBASIS WEB SERVICE SNIFFS: SISTEM BERKAS VIRTUAL UNTUK JARINGAN SOSIAL BERBASIS WEB SERVICE Kurniawan Lastanto, S.Kom. 1, Dr. Ahmad Ashari, M.Kom. 2 1 Guyub Teknologi Nusantara Jl. K. H. Ahmad Dahlan No. 74 Palembang 30135

Lebih terperinci

17/04/2015 SISTEM OPERASI

17/04/2015 SISTEM OPERASI SISTEM OPERASI Prio Handoko, S. Kom., M.T.I. Program Studi Teknik Informatika Universitas Pembangunan Jaya Jl. Boulevard - Bintaro Jaya Sektor VII Tangerang Selatan Banten 15224 File-System Structure File-System

Lebih terperinci

NETWORK FILE SYSTEM (NFS) di ubuntu 10.04

NETWORK FILE SYSTEM (NFS) di ubuntu 10.04 NETWORK FILE SYSTEM (NFS) di ubuntu 10.04 A. Dasar Teori Ferry Ardian nyotvee@gmail.com Http://ardian19ferry.wordpress.com Network File System (NFS) adalah salah suatu layanan (service) yang dapat memungkinkan

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ADMIN DAN MANAJEMEN JARINGAN File Transfer Protocol (FTP)

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ADMIN DAN MANAJEMEN JARINGAN File Transfer Protocol (FTP) LAPORAN RESMI PRAKTIKUM ADMIN DAN MANAJEMEN JARINGAN File Transfer Protocol (FTP) Mata Kuliah : Admin dan Manajemen Jaringan Dosen Pengampu : Ferry Astika Saputra, S.T, M.Sc. Departemen : Departemen Teknik

Lebih terperinci

Kebutuhan ini muncul karena sumber tersebut digunakan secara bersama

Kebutuhan ini muncul karena sumber tersebut digunakan secara bersama Kebutuhan untuk melindungi kesatuan dan rahasia informasi dan sumber lain yang dimiliki oleh individu ataupun organisasi dapat meliputi kamanan fisik maupun data digital. Kebutuhan ini muncul karena sumber

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 149 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dibahas mengenai langkah-langkah implementasi yang dilakukan pada rancangan jaringan pada PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir. Pada bab ini juga akan dilakukan

Lebih terperinci

KEAMANAN JARINGAN : Laporan Pendahuluan Telnet dan SSH

KEAMANAN JARINGAN : Laporan Pendahuluan Telnet dan SSH NAMA : MUHAMMAD AN IM FALAHUDDIN KELAS : 1 D4 LJ IT NRP : 2110165026 KEAMANAN JARINGAN : Laporan Pendahuluan Telnet dan SSH DASAR TEORI 1. Telnet Telnet (Telecommunications network protocol) adalah salah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dipandang sebelah mata oleh banyak kalangan bisnis. Bahkan, orang yang aktif

II. TINJAUAN PUSTAKA. dipandang sebelah mata oleh banyak kalangan bisnis. Bahkan, orang yang aktif 6 II. TINJAUAN PUSTAKA Saat ini, keamanan jaringan komputer masih sering tidak diperhatikan dan dipandang sebelah mata oleh banyak kalangan bisnis. Bahkan, orang yang aktif dalam dunia teknologi informasi

Lebih terperinci

TSI Perbankan MANAJEMEN DATA LOCK. Obyektif : 1. Mengetahui konsep lock 2. Mengetahui konsep share pada file database. AS/400 hal. B.

TSI Perbankan MANAJEMEN DATA LOCK. Obyektif : 1. Mengetahui konsep lock 2. Mengetahui konsep share pada file database. AS/400 hal. B. HOME DAFTAR ISI Obyektif : 1. Mengetahui konsep lock 2. Mengetahui konsep share pada file database MANAJEMEN DATA LOCK AS/400 hal. B.181 7.1 LOCKING Locking adalah salah satu mekanisasi pengontrol konkuren.

Lebih terperinci

Struktur Sistem Komputer

Struktur Sistem Komputer Struktur Sistem Komputer ARSITEKTUR UMUM SISTEM KOMPUTER Sistem Komputer Sistem komputer terdiri atas CPU dan sejumlah perangkat pengendali yang terhubung melalui sebuah bus yang menyediakan akses ke memori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ingin agar software hanya diinstal sekali pada server dan akan dipanggil secara

BAB I PENDAHULUAN. ingin agar software hanya diinstal sekali pada server dan akan dipanggil secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal 1980an, software belumlah bersifat terdistribusi melainkan hanya bersifat menyalin dari satu komputer ke komputer lainnya. Programmer ingin agar software

Lebih terperinci

KONSEP INTERAKSI. Adrianus W. K X Aziz Yudi Prasetyo Gregorio Cybill

KONSEP INTERAKSI. Adrianus W. K X Aziz Yudi Prasetyo Gregorio Cybill KONSEP INTERAKSI Adrianus W. K. 120400005X Aziz Yudi Prasetyo 1204000173 Gregorio Cybill 1204000386 (c) 2005 Adrianus Wisnu Kurniawan, Aziz Yudi Prasetyo, Gregorio Cybill. Silakan menggandakan slide ini

Lebih terperinci

Pertemuan 2. Struktur Sistem Operasi

Pertemuan 2. Struktur Sistem Operasi Pertemuan 2 Struktur Sistem Operasi Struktur Sistem Operasi Komponen Sistem Layanan Sistem Operasi System Calls Program System Struktur System Virtual Machines System Design dan Implementation System Generation

Lebih terperinci

Kelompok 1. Anggota : BOBBY KURNIAWAN NIA FITRIANA ARI FEBRYANSYAH DIAN ULUMIA ORIN HARITSA YASSER

Kelompok 1. Anggota : BOBBY KURNIAWAN NIA FITRIANA ARI FEBRYANSYAH DIAN ULUMIA ORIN HARITSA YASSER Kelompok 1 Anggota : ARI FEBRYANSYAH BOBBY KURNIAWAN DIAN ULUMIA NIA FITRIANA ORIN HARITSA YASSER APPLICATION LAYER Application layer,adalah lapisan paling atas baik di OSI maupun di TCP/IP model.application

Lebih terperinci

Server & Client Overview

Server & Client Overview Modul 31: Overview Secara prinsip Workstation dan Server adalah Operating System yang sama, dibedakan hanya oleh fasilitas, tools dan konfigurasi peran yang berbeda. Workstation diarahkan menjadi computer

Lebih terperinci

Tujuan Instruksional Khusus :

Tujuan Instruksional Khusus : Tujuan Instruksional Khusus : Mahasiswa dapat menjelaskan tingkatan arsitektur basis data Mahasiswa dapat menjelaskan konsep data independence, komponen DBMS, fungsi DBMS serta bahasa yang digunakan didalam

Lebih terperinci

IP Address. Dedi Hermanto

IP Address. Dedi Hermanto IP Address Dedi Hermanto TCP/IP Sekumpulan protokol yang terdapat di dalam jaringan komputer (network) yang digunakan untuk berkomunikasi atau berhubungan antar komputer. TCP/IP merupakan protokol standar

Lebih terperinci

REVIEW KARAKTERISTIK DAN MODEL SISTEM TERDISTRIBUSI

REVIEW KARAKTERISTIK DAN MODEL SISTEM TERDISTRIBUSI REVIEW KARAKTERISTIK DAN MODEL SISTEM TERDISTRIBUSI Nama Kelompok: Riani Afiah Amin (13102024) Lusi Annisa L. (13102049) Syarifah Camelia Ambami (13102063) SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO

Lebih terperinci

Sistem terdistribusi. Albertus dwi yoga widiantoro, M.Kom

Sistem terdistribusi. Albertus dwi yoga widiantoro, M.Kom Sistem terdistribusi Albertus dwi yoga widiantoro, M.Kom 1. Apa sistem terdistrbusi itu? 2. Mengapa menggunakan itu? 3. Contoh Distributed Systems 4. Karakteristik Umum Apa yang di distribusikan Data Jika

Lebih terperinci

Rancang Bangun File System Menggunakan NFS Semantic yang Berjalan pada User Space

Rancang Bangun File System Menggunakan NFS Semantic yang Berjalan pada User Space Rancang Bangun File System Menggunakan NFS Semantic yang Berjalan pada User Space Lanang Aditya Nugraha, Wahyu Suadi, Baskoro Adi Pratomo Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Implementasi merupakan penerapan dari proses analisis dan perangcangan yang telah dibahas dalam bab sebelumnya. Pada tahapan ini terdapat dua aspek

Lebih terperinci

I. DEFINISI. Definisi RPC

I. DEFINISI. Definisi RPC I. DEFINISI Definisi RPC RPC adalah suatu protokol yang menyediakan suatu mekanisme komunikasi antar proses yang mengijinkan suatu program untuk berjalan pada suatu komputer tanpa terasa adanya eksekusi

Lebih terperinci

DATABASE CONTROL 1. SECURITY DATABASE. Suzan Agustri 81

DATABASE CONTROL 1. SECURITY DATABASE. Suzan Agustri 81 DATABASE CONTROL 1. SECURITY DATABASE Authorization Authorization merupakan pemberian hak akses yang mengizinkan sebuah subyek mempunyai akses secara legal terhadap sebuah sistem atau obyek. Subyek Obyek

Lebih terperinci

DEGI PANJU ANANDIA Dosen Pembimbing Ary Mazharuddin Shiddiqi, S.Kom, M.Comp.Sc

DEGI PANJU ANANDIA Dosen Pembimbing Ary Mazharuddin Shiddiqi, S.Kom, M.Comp.Sc DEGI PANJU ANANDIA 5106100015 Dosen Pembimbing Ary Mazharuddin Shiddiqi, S.Kom, M.Comp.Sc Latar Belakang Perkembangan teknologi yang cukup pesat saat ini membuat semakin dibutuhkannya data dan informasi

Lebih terperinci