PARADIGMA (Dalam Perspektif Sejarah)
|
|
- Lanny Gunawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PARADIGMA (Dalam Perspektif Sejarah) Ahmad Musonnif Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Tulungagung Jl. Mayor Sujadi Timur 46 Tulungagung Jawa Timur Abstract As science, history studies has it s own paradigm that leads it to be one of subject that is studied by scientific method. The term paradigm, that was popularized by Thomas Kuhn, has been defined as concept of things that are basic and fundamental. Masterman and Freiderichs define paradigm as fundamental perspective of discipline of science about the main issues that are studied in the discipline. The elements of paradigm in history studies are the basic assumptions, values, the problems studied, Models, the concepts, the research methods, the result of analysis, the results of the analysis or theory, representation. Keywords: paradigm, history studies Abstrak Sebagai sebuah ilmu, kajian sejarah memiliki paradigmanya sendiri yang mengarahkannya menjadi sebuah subjek yang dikaji secara ilmiah. Istilah paradigma yang dipopulerkan oleh Thomas Kuhn didefinisikan sebagai konsep yang mendasar tentang sesuatu. Masterman dan Freiderichs mendefinisikan paradigma sebagai sebuah perspektif yang fundamental tentang suatu disiplin ilmu tentang masalah-masalah pokok yang dipelajari dalam dispilin imu tersebut. Unsur-unsur paradigma meliputi asumsi-asumsi dasar, nilai-nilai, masalah-masalah yang diteliti, Model, konsep-konsep, metode penelitian, metode analisis, hasil analisis atau teori, representasi Kata Kunci: Paradigma, Kajian Sejarah PENDAHULUAN Term paradigma yang dipopulerkan oleh Thomas Khun, kurang lebih merupakan suatu konsep tentang hal-hal yang bersifat pokok dan fundamental. Masterman dan Freiderichs mendefinisikan paradigma sebagai sebuah pandangan yang fundamental dari suatu cabang ilmu tentang pokok-pokok persoalan yang harus dikaji oleh cabang ilmu tersebut. Paradigma berperan dalam menentukan
2 289 Kontemplasi Vol 01 No 02, Nopember 2013 hal-hal apa saja yang harus dikaji oleh suatu cabang ilmu, masalah-masalah apa saja yang harus dipecahkan, metode-metode dalam menjawab suatu persoalan, dan prosedur-prosedur yang harus ditaati dalam menafsirkankan informasi yang dikumpulkan untuk memecahkan masalah-masalah dalam cabang ilmu tersebut. Paradigma berfungsi sebagai alat untuk mengkaji informasi-informasi yang telah ditemukan dengan sebuah metode untuk mendapatkan asumsi-asumsi yang menyeluruh yang merupakan konsep dam proposisi mendasar yang digunakan dalam logika sosial. Tujuan dirumuskannya paradigma adalah untuk memberikan pedoman yang sesuai dalam menganalisis suatu informasi. Terkadang Paradigma diidentikkan dengan model. Keduanya memiliki fungsi sebagai sarana bagi menganalisa dan menafsirkan data. Ketika mendapatkan sejumlah data, seorang peneliti menghadapi persoalan tentang metode untuk memahami data tersebut. Analisis merupakan kegiatan melakukan kategorisasi, menyusun, mengolah dan menyimpulkan data. Langkah-langkah tersebut bertujuan untuk mengolak data menjadi informasi yang bisa dimengerti (intelligible) dan ditafsirkan. Paradigma dan model berguna untuk memahami data data yang telah dikumpulkan. Sebelum melakukan kategorisasi, menyusun, mengolah dan menyimpulkan data, seorang peneliti mengawalinya dengan mengajukan asumsi dan postulat yang ada dalam cabang ilmu yang ditekuninya. Selain itu seorang peneliti harus mampu melihat pengaruh ideologi dan politik terhadap data yang dikumpulkan. Tujuannya adalah supaya peneliti tidak menganggap data tersebut bersifat obyektif dan tidak dipengaruhi oleh subyektifitas sumber data. 1 PARADIGMA KAJIAN SEJARAH Paradigma dalam ilmu pengetahuan, demikian pula dalam kajian sejarah memiliki unsur-unsur sebagai berikut:pertama, asumsi-asumsi dasar. kedua nilainilai. Ketiga, masalah-masalah yang diteliti, Keempat. Model. Kelima, konsep- 1 Absori, Paradigma Hukum Dan Perspektif Spiritualisme,
3 Ahmad Mushonnif, Paradigma konsep. Keenam, metode penelitian. Ketujuh, metode analisis.; kedelapan, hasil analisis atau teori dan Kesembilan, representasi. 2 Asumsi-asumsi Dasar (Basic Assumptions) Asumsi adalah pandangan-pandangan mengenai suatu obyek (baik itu benda kongkrit atau abstrak, ilmu pengetahuan, fungsi ilmu pengetahuan dan lain sebagainya) yang tidak diragukan lagi kebenarannya atau kebenarannya sudah diterima secara umum. asumsi merupakan titik-tolak atau dasar dalam memahami dan menjawab suatu persoalan, karena asumsi tersebut dianggap benar atau diyakini kebenarannya. Asumsi-asumsi ini merupakan hasil dari perenungan-perenungan filosofis, penelitian-penelitian empiris, dan observasi. Asumsi-asumsi dasar ini biasanya berbentuk definisi-definisi tentang sesuatu, dan ini biasanya merupakan jawaban atas pertanyaan tentang apa. 3 Terkait tentang apa itu sejarah Secara etimologi atau asal katanya Sejarah diambil dari berbagai macam istilah. Di antaranya adalah: Pertama, merupakan serapan bahasa Arab yaitu shajaratun artinya pohon. Kedua, Dalam bahasa Jerman, yaitu Geschichte berarti sesuatu yang telah terjadi di masa lampau. Ketiga, Dalam bahasa Belanda yaitu Geschiedenis, yang artinya terjadi. Keempat, Dalam bahasa Inggris yaitu History, yang memiliki arti masa lalu manusia. Kelima, kata History dalam bahasa Inggris sebenarnya merupakan serapan dari bahasa Latin dan Yunani yaitu Historia yang artinya informasi atau pencarian dan dapat pula diartikan dengan ilmu. Istor dalam bahasa Yunani berarti orang pandai. sedangkan Istoria berarti ilmu yang secara khusus mengkaji tentang fenomena-fenomena yang terjadi berdasarkan kronologinya. Berdasarkan asal kata tersebut maka sejarah dapat diartikan sebagai sesuatu yang telah terjadi pada pada masa lalu dalam kehidupan manusia. 4 Adapun unsur-unsur sejarah meliputi: 1. Rangkaian peristiwa yang terjadi berdasarkan kronologi waktu. 2 Heddy Shri Ahimsa-Putra, Makalah Paradigma Sosial Budaya, Sebuah Pandangan, 7 Desember Ibid. 4 Sugianto Azizy, Pengertian Sejarah, Konsep dan Ciri,
4 291 Kontemplasi Vol 01 No 02, Nopember Tiga dimensi waktu yang melingkupi suatu peristiwa yaitu dulu, sekarang, dan nanti. 3. Hukum sebab akibat terjadinya suatu peristiwa. 4. Relatifitas kebenaran terjadi peristiwa sejarah. Dimana kebenaran sejarah akan digugurkan jika ditemukan kebenaran yang baru. 5 Nilai-nilai (Values) Setiap kegiatan ilmiah juga selalu didasarkan pada sejumlah kriteria atau patokan yang digunakan untuk menentukan apakah sesuatu itu benar atau salah, baik atau buruk, bermanfaat atau tidak. Patokan-patokan inilah yang biasa disebut nilai. Dinyatakan atau tidak nilai-nilai selalu ada di balik setiap kegiatan ilmiah, karena di situ selalu ada persoalan benar atau salah, bermanfaat atau tidak. Dengan patokan inilah seorang ilmuwan akan menilai hasil penelitian ilmuwan yang lain, kinerja mereka atau produktivitas mereka. 6 Terkait nilai kebenaran sejarah para ilmuan sejarah menetapkan standar dalam kajian sejarah. Agar sejarah menjadi sebuah ilmu, maka sejarah harus memiliki nilai-nilai keilmiahan (scientific values) sebagai berikut. a. Empiris Ilmu sejarah dikategorikan ke dalam ilmu-ilmu empiris. Kata empiris berasal dari bahasa Yunani empeiria yang artinya sesuatu yang dialami. Karena masuk dalam kategori ilmu-ilmu empiris, maka sejarah harus merupakan hasil riset, eksperimen, dan observasi terhadap sumber-sumber data sejarah. Jadi sejarah bukanlah hasil perenungan semata atau imajinasi. b. Memiliki Objek Objek sejarah adalah manusia dalam lingkup waktu. Maksudnya bahwa objek sejarah adalah kehidupan masa lampau manusia yang memiliki kaitan dengan masa kini dan masa yang akan datang. c. Memiliki Teori Dalam bahasa Yunani theoria berarti renungan. Jadi sejarah mempunyai teori yang berisi rumusan-rumusan para sejarawan tentang fenomena yang terjadi dalam sejarah. Dalam bidang ilmu sejarah banyak sekali didapati teori- 5 Ibid. 6 Heddy Paradigma
5 Ahmad Mushonnif, Paradigma teori yang telah dirumuskan oleh para sejarawan, seperti teori tentang nasionalisme, teori geopolitik, teori Challenge and Response oleh Arnold Toynbee, teori konflik sosial dari Karl Marx, dan teori Future Shock oleh Alfin Tofler. d. Memiliki Metode Methodos merupakan kata dari bahasa Yunani yang berarti cara. Dari segi metode sejarah dibagi menjadi sejarah ilmiah dan sejarah populer. Sejarah ilmiah merupakan hasil penelitian dengan menggunakan metode ilmiah yang kebenarannya diuji terlebih dahulu. Dalam hal penyajiannya, sejarah ilmiah ini terkesan apa adanya dan kaku. adapun sejarah populer terkadang diperoleh dengan hasil perenungan semata dan kebenarannya kurang teruji karena lebih bersifat kesusastraan. Sejarah populer ini misalnya seperti legenda-legenda atau mitologi 7 Terkait dengan nilai guna sejarah, Secara garis, Louis Gotschalk menjelaskan kegunaan sejarah sebagai berikut : 1. Rekreatif, yaitu bahwa para pembaca sejarah dibawa untuk menjelajah ke masa lampau. Dimana seorang pembaca seolah-olah menyaksikan dan mengalami sendiri peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi di masa lalu. 2. Inspiratif, dengan membaca sejarah seseorang akan mendapatkan inspirasi karena dia melihat bagaimana orang-orang dimasa lampau menyelesaikan masalahnya. Dengan membaca sejarah seseorang dapat mengambil nilai-nilai dari masa lampau yang dapat digunakan untuk mengatasi masalahnya di masa kini. 3. Instruktif, dengan mempelajari sejarah, seseorang akan mendapatkan pengetahuan baru yang bersifat tekhnis, misalnya tentang taktik berperang atau mungkin bagaimana mengolah fisik atau batin sebagaimana dimasa lampau hal itu merupakan hal-hal yang sangat populer. 4. Edukatif, membaca sejarah bermanfaat untuk mendapatkan kearifan dari masa lampau untuk menjalani kehidupan di masa depan. 8 7 Aries Lailiyah, Prinsip Dasar Ilmu Sejarah, 8 Siroyudin, kegunaan dan manfaat mempelajari sejarah,
6 293 Kontemplasi Vol 01 No 02, Nopember 2013 Model-model (Models) Model adalah perumpamaan, analogi, atau kiasan tentang fenomena yang dipelajari. terkadang model juga tamapk seperti asumsi dasar. Walaupun sebenarnya, model tidak sama dengan asumsi dasar. Sebagai suatu perumpamaan dari suatu fenomena, sebuah model berfungsi untuk menyederhanakan. Maksudnya adalah tidak semua aspek, sifat, atau unsur dari fenomena dapat disajikan dalam sebuah model. Model dibagi menjadi dua yaitu: Pertama, model utama (primary model) dan kedua, model pembantu (secondary model). Model yang digunakan di sini adalah model utama. Model utama lebih dekat dengan asumsi dasar dan merupakan pedoman bagi seorang peneliti untuk mengkaji suatu fenomena. Model dapat berbentuk kata-kata (uraian) ataupun gambar, tetapi lebih banyak yang berupa uraian. adapun model pembantu biasanya berbentuk gambar. Model pembantu ini biasanya digunakan untuk membantu seorang ilmuwan dalam menjelaskan hasil penelitian atau teorinya. Model juga dapat berbentuk sebuah gambar, diagram, bagan atau skema, yang digunakan untuk membantu memahami penjelasan seorang ilmuan. Dalam konteks kajian sejarah di Indonesia, sejarah merupakan serapan kata dalam bahasa Arab yaitu syajaratun artinya pohon. Dalam konteks bahasa arab dikenal kata shajarah al-nasab, artinya pohon silsilah. Pohon digunakan untuk menjelaskan kronologi sejarah keturunan atau asal usul keluarga raja atau dinasti tertentu. Pada masa lalu orang-orang terbiasa menggunakan pohon silsilah sebagai sarana untuk menjelaskan sejarah suatu kerajaan. Dengan melihat Pohon seseorang dapat menjelaskan sejarah secara kronologis yang dimulai dari akar yang merupakan simbol awal munculnya suatu fenomena (misalnya kerajaan); batang yang merupakan perumbamaan masa pertumbuhan; ranting yang merupakan masa perkembangan; buah yang merukan masa keemasan; rontok yang merupakan masa kemunduran; dan mati yang merupakan masa keruntuhan. Dari pohon yang sudah mati juga muncul pohon-pohon baru baik dari biji ataupun tunas. Ini sebagai perumpamaan bahwa kerajaan yang runtuh itu merupakan asalusul dari munculnya kerajaan-kerajaan baru. Misalnya Majapahit yang muncul
7 Ahmad Mushonnif, Paradigma dari keluarga kerajaan Singosari. Demak yang didirikan oleh keluarga majapahit. Pajang yang didirikan oleh keluarga Demak dan seterusnya. 9 Masalah Yang Diteliti/Yang Ingin Dijawab Masalah-masalah dalam paradigma ilmu pengetahuan biasanya berbentuk pertanyaan-pertanyaan yang ingin dijawab atau berbentuk hipotesis yang ingin diuji kebenarannya. Setiap paradigma ilmu pengetahuan memiliki masalahmasalahnya sendiri, yang berhubungan dengan asumsi-asumsi dasar dan nilai-nilai yang ada dalam paradigma. Maka dari itu, dalam setiap penelitian rumusan masalah dan hipotesa harus terkait dengan asumsi dan konsep-konsep yang sesuai dengan bidang ilmu terkait. Contoh masalah-masalah yang ingin dijawab dalam penelitian sejarah dirumuskan sebagai berikut. 1. Apa atau siapakah yang menentukan gerak sejarah? 2. Bagaimanakah sifat gerak sejarah itu? 3. Apakah peranan manusia dalam sejarah atau apakah arti sejarah bagi manusia? 10 Contoh hipotesis-hipotesis dalam penelitian sejarah adalah: 1. Sejarah digerakkan oleh orang-orang besar, fenomena alam, dan takdir Tuhan. 2. Gerak sejarah bersifat siklus atau linier. 3. Manusia memiliki peran dalam menentukan gerak sejarah. 4. Dan lain-lain. Konsep-konsep Pokok (Main Concepts, Key Words) Konsep didefinisikan sebagai istilah-istilah atau kata-kata yang diberi makna tertentu sehingga membuatnya dapat digunakan untuk menganalisis, memahami, menafsirkan dan menjelaskan peristiwa atau gejala sosial-budaya yang dipelajari. Dalam konteks kajian sejarah ada beberapa konsep penting sebagai berikut. a. Konsep Perubahan dan Kesinambungan 9 Sugianto Azizy Pengertian Sejarah, Konsep dan Ciri, 10 Hari Budianto, Perkembangan teori sejarah, makalah, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2009.
8 295 Kontemplasi Vol 01 No 02, Nopember 2013 Ilmu sejarah mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lalu. Masa lalu memiliki pengertian yang sangat luas, bisa berarti satu abad yang lalu, satu tahun yang lalu, satu bulan yang lalu, satu hari yang lalu atau satu detik yang lalu. Rangkaian peristiwa dalam terjadi secara berkelanjutan atau berkesinambungan (continuity). ilmu sejarah diibaratkan seperti kaca mata tiga dimensi, yang berfungsi untuk melihat masa lalu, sekaligus masa kini dan dan yang akan datang. (to study history is to study the past to built the future). Jadi, Ilmu sejarah mempelajari peristiwa-peristiwa dalam lingkup waktu (time) yang senantiasa bergerak dari waktu sebelumnya ke waktu-waktu berikutnya. Peristiwa tersebut menyebabkan terjadinya peristiwa-peristiwa baru yang saling terkait. Oleh karena itu bisa dikatakan bahwa sejarah selalu berjalan dan tidak pernah berhenti (stagnan). Dalam kajian sejarah juga dikenal konsep perubahan (change) sejarah manusia dari waktu dulu sampai waktu sekarang. Perubahan tersebut ada yang berjalan lambat lambat (evolusi) dan ada pula yang berjalan dengan cepat (revolusi). b. Konsep kronologi dan Periodisasi Yang dimaksud dengan kronologi adalah bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam sejarah berjalan sesuai dengan urutan waktu. Jadi, dalam kajian ilmu sejarah Tidak ada istilah lompatan atau berjalan terbalik (anakronis). Dalam mempelajari sejarah seorang peneliti harus memperhatikan urutanurutan peristiwa (kronologi). Selain istilah kronologi dalam kajian sejarah juga ada istilah kronik, yaitu sebuah kisah atau catatan sejarah yang dituturkan berdasarkan urutan waktu. Periodisasi adalah pembagian atau pembabakan peristiwa-peristiwa masa lampau yang sangat panjang menjadi beberapa periode atau babak. Contohnya seperti periode kolonialisme dalam sejarah Indonesia, periode kemerdekaan, orde lama, orde baru, dan seterusnya. Sebenarnya, istilah periodisasi kurang populer dalam kajian sejarah. 11 Metode-metode Penelitian (Methods of Research) Dalam kanteks penelitian sejarah ada tahapan-tahapan sebagai berikut: 11 M. Habib Mustopo dkk, Sejarah,( Jakarta: Yudhistira,2006), h. 9-11
9 Ahmad Mushonnif, Paradigma Heuristik Istilah heuristik berasal dari bahasa Yunani heurisken yang artinya menemukan. Dalam kata konteks penelitian sejarah, heuristik merupakan tahap mencari sumber data sejarah baik yang bersifat lisan, tulisan, ataupun benda. 2. Verifikasi Verifikasi dalam penelitian sejarah adalah dengan cara melakukan kritik terhadap data dari sumber sejarah. Ada dua macam kritik terhadap data sejarah. Pertama, Kritik Intern yaitu kritik terhadap isi dari sumber data sejarah, seperti isi kitab kuno, prasasti, atau sumber data sejarah lainnya. Kedua, Kritik Ekstern yaitu kritik terhadap keaslian sumber data sejarah. Tahapan ini dilakukan dengan cara : (1). Tipologi, yaitu klasifikasi sumber data sejarah berdasarkan bentuk (tipe) dari benda peninggalan sejarah. (2). Stratifikasi, yaitu tahapan penentuan umur relatif suatu benda sejarah berdasarkan lapisan tanah tempat benda tersebut ditemukan serta unsur unsur kimia yang melekat pada benda sejarah. (3). Interpretasi, yaitu Tahap penafsiran fakta fakta sejarah sudah di dapatkan dari sumber data sejarah. Penafsiran ini dilakukan dengan cara analisis & sintesis. 12 Dalam kajian sejarah pendekatan-pendekatan (approaches) digunakan adalah sebagai berikut. 1. Idealist approach, yaitu bahwa seorang peneliti yang mempelajari dan menafsirkan fakta sejarah memiliki kepercayaan secara penuh terhadap fakta sejarah tanpa keraguan. 2. Reductionalist approach, yaitu bahwa seorang peneliti yang mempelajari dan menafsirkan fakta sejarah dengan sertai keraguan terhadap fakta sejarah. Selain dua di atas ada pendekatan lain yang digunakan dalam kajian sejarah, yaitu: 1. Diakronik, yaitu penelusuran sejarah dan perkembangan satu fenomena yang sedang diteliti. Misalnya, kalau sedang meneliti sistem hukum di masa abbasiyah, diakroninya adalah harus lebih dahulu membahas sistem hukum di masa sebelumnya. 12 Aries, Prinsip Dasar Ilmu Sejarah,.
10 297 Kontemplasi Vol 01 No 02, Nopember Sinkronik, yaitu kontekstualisasi atau melakukan tinjauan sosiologis terhadap lingkungan yang mengitari fenomena yang sedang diteliti. Misalnya, sistem hukum di masa abbasiyah, maka latar belakang social-politik sistem hukum di masa abbasiyah harus juga harus dipelajari. 3. Sistem nilai, yaitu penelusuran sistem nilai budaya yang melingkupi fenomena sejarah. Dengan demikian pendekatan dalam kajian sejarah dengan pendekatan diakroni, sinkronik dan sistem budaya adalah penelitian yang menelusuri latar belakang dan perkembangan fenomena yang diteliti lengkap dengan sejarah sosio historis dan nilai budaya yang mengitarinya. 13 Hasil Analisis/Teori (Results of Analysis/Theory) Dalam kajian sejarah banyak sekali teori-teori yang dirumuskan para sejarawan sebagai hasil dari analisa terhadap fenomena-fenomena dalam sejarah. Di antara teori-teori tersebut adalah Teori gerak siklus sejarah Ibnu Khaldun, teori daur cultural spiral Giambattista Vico, teori tantangan dan tanggapan Arnold Toynbee, teori dialektika kemajuan Jan romein, teori despotism timur Wittfogel, teori perkembangan sejarah dan masyarakat Karl Marx, dan lain-lain. Representasi (historiografi) Kegiatan terakhir dari penelitian sejarah (metode sejarah) adalah merangkaikan fakta berikut maknanya secara kronologis/diakronis dan sistematis, menjadi tulisan sejarah sebagai kisah. Kedua sifat uraian itu harus benar-benar tampak, karena kedua hal itu merupakan bagian dari ciri karya sejarah ilmiah, sekaligus ciri sejarah sebagai ilmu. 14 Karya tulis sejarah ini biasa disebut dengan historiografi. Historiografi merupakan sumber informasi sejarah. Dalam penulisan historiografi seorang sejarawan juga harus berfikir logis dan memparkan informasi sesuai data yang obyektif, tidak boleh mengada-ada atau menuliskan 13 Aries Lailiyah, Pendekatan Sejarah, 14 A. Sobana, HS, metode penelitian sejarah, Materi penyuluhan, "Workshop Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan; Penulisan Karya Ilmiah dan Perekaman Data" tanggal Februari 2008 yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan, Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, kerjasama dengan Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung.
11 Ahmad Mushonnif, Paradigma imajinasi penulis tanpa didasarkan bukti. Salah satu karya historiografi yang dianggap mengada-ada oleh Ibnu Khaldun adalah karya al-mas udi. Al-Mas ûdî menceritakan bahwa Alexander pada saat membangun Alexandria mendapat teror dari monster-monster laut alexandria. Kemudian Alexander menyelam ke dasar laut dalam sebuah peti kaca dan membuat gambar binatang-binatang tersebut. Berdasarkan gambar itu, dia membuat patung dari logam yang diletakkan di depan sebuah bangunan. sehingga ketika muncul dan melihat patung-patung itu, binatang-binatang tersebut lari ketakutan. Akhirnya, pembangunan alexandri dapat selesai. Menurut Ibn Khaldûn, peristiwa tersebut tidak masuk akal. Karena, hal itu sangat membahayak dirinya. Seseorang yang menyelam ke dalam air, walaupun menggunakan kotak tertutup, pasti akan mati karena kekurangan udara untuk bernafas. 15 PENUTUP Kajian sejarah adalah kajian tentang masa lampau yang memiliki paradigmanya sendiri. karena kajian sejarah merupakan kajian terhadap obyek yang tidak dapat diamati secara langsung, maka banyak sekali yang meragukan obyektifitas ilmu sejarah. Penggunaan paradigma ilmu pengetahuan Ilmiah dalam kajian sejarah masih dalam proses diusahakan. Karena bagaimanapun untuk melacak kebenaran suatu peristiwa sejarah melalui sumber-sumber sejarah tertulis (historiografi) ataupun benda-benda purbakala (arkeologis) masih diragukan kebenarannya. Karena obyektifitas sumber-sumber informasi sejarah tersebut juga masih diragukan. DAFTAR PUSTAKA Absori, Paradigma Hukum Dan Perspektif Spiritualisme, Azizy, Sugianto Pengertian Sejarah, Konsep dan Ciri, Budianto, Hari, Perkembangan Teori Sejarah, sebuah makalah, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Ahmad Choirul Rofiq, Historiografi menurut Ibn Khaldun,
12 299 Kontemplasi Vol 01 No 02, Nopember 2013 Ahimsa, Heddy Shri -Putra, Makalah Paradigma Sosial Budaya, Sebuah Pandangan, 7 Desember HS, A. Sobana, metode penelitian sejarah, Materi penyuluhan dalam "Workshop Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan; Penulisan Karya Ilmiah dan Perekaman Data" tanggal Februari 2008 yang diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebudayaan, Badan Pengembangan Sumber Daya Kebudayaan dan Pariwisata, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, kerjasama dengan Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung. Lailiyah, Aries, Pendekatan Sejarah, Prinsip Dasar Ilmu Sejarah, Mustopo, M. Habib dkk, Sejarah,( Yudhistira Jakarta,2006) Rofiq, Ahmad Choirul, Historiografi menurut Ibn Khaldun, Siroyudin, Kegunaan Dan Manfaat Mempelajari Sejarah,
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan benar!
2) Guna Ekstrinsik meliputi: - Sejarah sebagai pendidikan moral - Sejarah sebagai pendidikan penalaran - Sejarah sebagai pendidikan politik - Sejarah sebagai pendidikan kebijakan - Sejarah sebagai pendidikan
Lebih terperinciMasa Kini. Generasi penerus memahami peristiwa sejarah. Tujuannya, agar peristiwa sejarah yang tidak baik, tidak terulang untuk yang kedua kalinya.
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR Memahami prinsip dasar ilmu sejarah Menjelaskan pengertian dan ruang lingkup ilmu sejarah 1. Apakah Sejarah itu? Umumnya sejarah dikenal sebagai informasi mengenai kejadian
Lebih terperinciMATERI USBN SEJARAH INDONESIA. 6. Mohammad Ali : Sejarah adalah berbagai bentuk penggambaran tentang pengalaman kolektif di masa lampau
MATERI USBN SEJARAH INDONESIA PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ILMU SEJARAH 1. PENGERTIAN SEJARAH Istilah Sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu Syajaratun yang berarti Pohon. Penggunaan kata tersebut dalam
Lebih terperinciHAKEKAT DAN RUANG LINGKUP SEJARAH
HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP SEJARAH Kompetensi Dasar : Kemampuan mendeskripsikan hakekat, ruang lingkup dan prinsip dasar ilmu dan penelitian sejarah Indikator : Memahami pengertian sejarah Mengidentifikasikan
Lebih terperinciSejarah Pengenalan Ilmu Sejarah Canisius17xa5.wordpress.com
Sejarah Pengenalan Ilmu Sejarah Canisius17xa5.wordpress.com SEJARAH Pengertian Kata sejarah berasal dari Bahasa Arab Syajaratun (pohon,asalusul,silsilah) Bahasa Inggris History Makna Sejarah KBBI 2005
Lebih terperinciHAKEKAT DAN RUANG LINGKUP SEJARAH
HAKEKAT DAN RUANG LINGKUP SEJARAH Kompetensi Dasar : Kemampuan mendeskripsikan hakekat, ruang lingkup dan prinsip dasar ilmu dan penelitian sejarah Indikator : Memahami pengertian sejarah Mengidentifikasikan
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.2
SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.2 1. Dalam ilmu sejarah akan menganalisis sebuah peristiwa dan perubahannya dari waktu ke waktu sehingga menungkinkan penilaian
Lebih terperinciSEJARAH DUNIA : TINJAUAN UMUM
FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 SEJARAH DUNIA : TINJAUAN UMUM DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI Pengertian Sejarah Etimologis MENURUT JAN ROMEIN, KATA SEJARAH MEMILIKI ARTI YANG SAMA DENGAN KATA HISTORY (INGGRIS),
Lebih terperinciPENGANTAR ILMU SEJARAH
Resume Buku PENGANTAR ILMU SEJARAH Karya: Prof. Dr. Kuntowijoyo Oleh: Tedi Permadi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Pendidikan Bahasa dan
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.1
SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.1 1. Berikut ini merupakan pengertian sejarah yang tepat secara etimologis adalah... Historia (bahasa Yunani) artinya informasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian sejarah adalah menetapkan fakta dan mencapai simpulan mengenai hal-hal yang telah lalu, yang dilakukan secara sistematis dan objektif oleh ahli sejarah dalam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. pemilihan lokasi penelitian adalah: (usaha perintis) oleh pemerintah. tersebut dipilih atas pertimbangan:
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di kota Salatiga. Pertimbangan pemilihan lokasi penelitian adalah: 1. Sekolah Guru B di Salatiga menjadi salah satu pilot
Lebih terperinciRAN G K U M AN K I S I - K I S I S E J AR A H P E M I N AT AN U AS 1 X I P S ( )
RAN G K U M AN K I S I - K I S I S E J AR A H P E M I N AT AN U AS 1 X I P S ( 2 0 1 5-2 0 1 6 ) 1) 3 UNSUR UTAMA DALAM SEJARAH Manusia : sebagai pelaku dan penggerak sejarah Ruang : lokasi di mana peristiwa
Lebih terperinciKISI KISI DAN SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN
KISI KISI DAN SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN 2014 2015 MATA PELAJARAN KELAS / PROGRAM / SEMESTER ALOKASI WAKTU JENIS SOAL : SEJARAH (PEMINATAN) : X / IIS/ GASAL : 90 Menit : Pilihan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. TempatPenelitian Penelitian yang berjudul peran liga demokrasi dalam demokrasi terpimpin, menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi
Lebih terperinciSILABUS PEMBELAJARAN
SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Mata Pelajaran : Kelas/Semester : X/1 Standar : 1. Memahami Prinsip Ilmu Pokok Kegiatan Indikator Pencapaian / Bahan/ Alat 1.1. Menjelaskan Pengertian dan Ruang Lingkup
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana
20 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode, di mana metode tersebut merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan
Lebih terperinciMENJADI PENELITI SEJARAH Oleh: Miftahuddin
MENJADI PENELITI SEJARAH Oleh: Miftahuddin Awal sekali yang perlu ditekemukakan bahwa sesunguhnya dalam lingkup akademis anggapan bahwa semua manusia adalah sejarawan bagi dirinya sendiri adalah kurang
Lebih terperinciSEJARAH LOKAL DI INDONESIA OLEH: MURDIYAH WINARTI
SEJARAH LOKAL DI INDONESIA OLEH: MURDIYAH WINARTI 1. Kisah masa lampau dari kelompok masyarakat tertentu yang berada pada daerah geografis yang terbatas 2. Suatu peristiwa yang terjadi dalam lokasi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1. Manusia itu sendiri merupakan objek pelaku dalam peristiwa sejarah. Demikian juga
Lebih terperinciMENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH. Dr. Agus Mulyana, M.Hum Universitas Pendidikan Indonesia
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH Dr. Agus Mulyana, M.Hum Universitas Pendidikan Indonesia I. Penelitian sebagai keterampilan dalam belajar Penelitian merupakan salah satu
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP Ke-1)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP Ke-1) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi pokok Alokasi Waktu : MAN Kota Baru Solok : Sejarah Indonesia : X / Ganjil Berfikir Sejarah : 2 x 2 JP A. Kompetensi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun 1974-2007,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. pengetahuan yang teratur dan runtut pada umumnya merupakan manifestasi
16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian. Sumadi Suryabrata,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. merupakan salah satu penelitian yang bertujuan untuk merekonstruksi kembali
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang datanya dianalisis secara naratif dengan menggunakan metode penelitian sejarah. Penelitian sejarah
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMA : SMA N 1 SANDEN Matapelajaran : Sejarah Indonesia (Wajib) Kelas/Semester : X/1 Materi Pokok : Konsep Berfikir Kronologis dan Sinkronik Alokasi Waktu : 2 x 45
Lebih terperinciBAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN
BAB II TEORI SOSIOLOGI PENGETAHUAN Pada umumnya manusia dilahirkan seorang diri. Namun demikian, mengapa manusia harus hidup bermasyarakat. Manusia tanpa manusia lainnya pasti akan mati. Bayi misalnya,
Lebih terperinciSejarah sebagai Kisah, Peristiwa, Ilmu, dan Seni
Sejarah sebagai Kisah, Peristiwa, Ilmu, dan Seni MODUL 1 MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SEMESTER 1 Penyusun : Yayan Syalviana, S.Pd. Wiwi Wiarsih, SS. SMA Negeri 26 Bandung Jalan Sukaluyu No. 26 Cibiru
Lebih terperinciSMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.3
SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 1. MANUSIA DAN SEJARAHLatihan Soal 1.3 1. Sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang rasional sehingga memiliki sebuah metode ilmiah. Berikut ini merupakan langkah-langkah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia terkenal memiliki sumber daya alam dan mineral, seperti minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak pertambangan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains merupakan semua keterampilan yang digunakan untuk
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Keterampilan Proses Sains a. Pengertian Keterampilan Proses Sains Keterampilan proses sains merupakan semua keterampilan yang digunakan untuk menemukan dan mengembangkan
Lebih terperincidari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang
PERIODISASI SEJARAH Apakah yang disebut dengan periodisasi? Pertanyaan tersebut kita kembalikan pada penjelasan sebelumnya bahwa sejarah adalah studi tentang kehidupan manusia dalam konteks waktu. Untuk
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Sesuai dengan karakteristik objek penelitian berupa berbagai peristiwa di masa lampau, maka metode penelitian yang dilakukan oleh penulis untuk menyusun karya ilmiah ini,
Lebih terperinciKELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2
KELAHIRAN SOSIOLOGI Pertemuan 2 SOSIOLOGI??? APA MANFAAT LETAK LAHIRNYA SOSIOLOGI Sosiologi lahir manakala muncul perhatian terhadap masyarakat karena perubahan yang terjadi Terdapat peristiwa besar di
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, penelitian
14 III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan suatu penelitian. Metode
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode adalah cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena
17 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode yang digunakan Dalam setiap penelitian, metode merupakan faktor yang penting untuk memecahkan suatu masalah yang turut menentukan keberhasilan penelitian.
Lebih terperinciBAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN
35 BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji skripsi yang berjudul Peranan Oda Nobunaga dalam proses Unifikasi Jepang ini, yaitu metode historis
Lebih terperinciIlmu sejarah dan ilmu filsafat merupakan dua ilmu yang berbeda, akan tetapi keduanya saling membutuhkan satu sama lain, ilmu
Filsafat Sejarah Latar belakang Masalah Ilmu sejarah dan ilmu filsafat merupakan dua ilmu yang berbeda, akan tetapi keduanya saling membutuhkan satu sama lain, ilmu sejarah berbicara mengenai masa lalu,
Lebih terperinciMETODE SEJARAH. Presentasi Oleh HY Agus Murdiyastomo
METODE SEJARAH Presentasi Oleh HY Agus Murdiyastomo PERTEMUAN PERTAMA What is history? Arti Sejarah Subjektif Sejarah Sebagai Kisah Objektif Sejarah Sebagai Peristiwa Peristiwa Einmalig Hanya sekali terjadi,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Bab III berisi pemaparan mengenai metode yang digunakan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan mengenai Pengaruh Pemikiran Harun Nasution Mengenai Islam Rasional Terhadap Pembangunan
Lebih terperinciDosen : Nuansa Bayu Segara, M.Pd
Mata Kuliah PENGANTAR ILMU SOSIAL Dosen : Nuansa Bayu Segara, M.Pd PERTEMUAN 2 SEJARAH ALAM PIKIRAN MANUSIA Manusia Sebagai Individu JIWA RAGA Manusia Makhluk Berakal Budi Manusia berbeda dengan hewan.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Historis dengan
III. METODE PENELITIAN A. Metode yang digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu metode Historis dengan menggunakan sumber primer dan sekunder sebagai objek penelitian. Metode Historis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa
Lebih terperinciMENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH *) Oleh : Agus Mulyana
MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH *) Oleh : Agus Mulyana Penelitian pada dasarnya merupakan cara kerja ilmiah yang ada dalam setiap disiplin ilmu. Begitu pi kisahula halnya,
Lebih terperinciBAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali
BAB III DESAIN/PENDEKATAN PENELITIAN 3.1 Desain/Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian sejarah yang berusaha menelaah kembali peristiwa yang terjadi di masa lalu, dengan menggunakan
Lebih terperinciTEORI IPA : Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) AWALAN PENGERTIAN IPA
TEORI IPA : Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) AWALAN PENGERTIAN IPA TEORI IPA : Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) TEORI IPA : Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Telah kita ketahuo bahwa Beberapa
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. yang naik turun dari status keadaan di masa yang lampau untuk memperoleh. yang akan datang (Mohammad Nasir, 2003: 48).
BAB III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Penelitian ini mengguanakn metode penelitian historis atau metode sejarah, yaitu merupakan suatu usaha untuk memberikan interpretasi dari bagian trend
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan
BAB I Pendahuluan I. 1. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. historis berasal dari bahasa latin istoria yang memiliki arti kota istoria yaitu kota ilmu di
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA 2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Konsep Tinjauan Historis Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan historis. Kata
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENULISAN PERISTIWA SEJARAH
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PENULISAN PERISTIWA SEJARAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini merupakan penjelasan tentang metodologi penelitian yang digunakan oleh
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan tentang metodologi penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan skripsi yang berjudul Masyarakat Jepang Pasca Perang Dunia II (Tinjauan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
23 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan pemaparan mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengkaji permasalahan mengenai Afrika Selatan dibawah pemerintahan Presiden
Lebih terperinciTEORI HUBUNGAN INTERNASIONAL TEORI : TINJAUAN UMUM. DOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI
TEORI HUBUNGAN INTERNASIONAL TEORI : TINJAUAN UMUM DOSEN : Dr. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2011 Pengertian dan ManfaatTeori Struktur dan Logika Teori Teori dan Ilmu Pengetahuan Ilmu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini merupakan penjelasan tentang metodologi penelitian yang digunakan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini merupakan penjelasan tentang metodologi penelitian yang digunakan penulis dalam penyusunan skripsi ini. Penulis mengkaji skripsi ini dengan judul Battle Of Britain
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. suatu penelitian, hal ini dikarenakan metode merupakan salah satu faktor yang
16 III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode penelitian sangat dibutuhkan untuk mengukur sebuah keberhasilan dalam suatu penelitian, hal ini dikarenakan metode merupakan salah satu faktor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengembangkan dirinya. Oleh karena itu belajar sebagai suatu kebutuhan yang telah dikenal
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan suatu kegiatan yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sejak lahir manusia telah mulai melakukan kegiatan belajar untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan penelitian yang penulis kaji mengenai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka bentuk penelitian ini adalah deskriptif naratif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan
Lebih terperinciTinjauan Ilmu Penyuluhan dalam Perspektif Filsafat Ilmu
Tinjauan Ilmu Penyuluhan dalam Perspektif Filsafat Ilmu Oleh : Agustina Abdullah *) Arti dan Pentingnya Filsafat Ilmu Manusia mempunyai seperangkat pengetahuan yang bisa membedakan antara benar dan salah,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peran Kyai Ibrahim Tunggul Wulung Dalam Penyebaran Agama Kristen Di Desa
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Peran Kyai Ibrahim Tunggul Wulung Dalam Penyebaran Agama Kristen Di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Metode keilmuan adalah suatu cara dalam memperoleh pengetahuan yang berupa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah Seni. Dalam seni banyak unsur kemanusiaan yang masuk di dalamnya, khususnya perasaan, sehingga sulit diterapkan untuk metode keilmuan. Metode
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. historis. Dalam kamus besar bahasa Indonesia tinjauan berarti menjenguk,
10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Konsep Tinjauan Historis Pada dasarnya konsep tinjauan historis terdiri dari atas dua kata yaitu tinjauan dan historis. Dalam kamus besar bahasa Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan berkembang sejak ribuan tahun yang lampau, ini yang dapat di lihat dari kayakarya para leluhur bangsa
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. masalah penelitian. Menurut Hadari Nawawi metode pada dasarnya berarti cara
28 III. METODE PENELITIAN A. Metode Yang Digunakan Metode adalah cara atau jalan yang digunaan peneliti untuk menyelesaikan suatu masalah penelitian. Menurut Hadari Nawawi metode pada dasarnya berarti
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
32 3.1 Metodologi Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini diuraikan mengenai metode penelitian yang penulis gunakan untuk mengkaji permasalahan yang berhubungan dengan judul skripsi yang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Revitalisasi Pemikiran Ki Hadjar Dewantara Untuk Pendidikan Karakter
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Al-Ghazali (w M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Al-Ghazali (w. 1111 M) adalah salah satu tokoh pemikir paling populer bagi umat Islam hingga saat ini. Montgomerry Watt (Purwanto dalam pengantar Al- Ghazali,
Lebih terperinciSTUDI LAPANGAN BAGI PENELITIAN SEJARAH
STUDI LAPANGAN BAGI PENELITIAN SEJARAH MAKALAH disampaikan dalam kegiatan Bimbingan Teknis Penelitian, diselengggarakan oleh Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Bandung, di Hotel Agusta Jl.
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Pada saat proses penulisan laporan ini, penulis memerlukan suatu hal yang
6 II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka Pada saat proses penulisan laporan ini, penulis memerlukan suatu hal yang berkaitan dengan sumber-sumber yang berkaitan dengan judul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah kehidupan beragama di dunia banyak diwarnai konflik antar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah kehidupan beragama di dunia banyak diwarnai konflik antar pemeluk agama, misalnya Hindu, Islam, dan Sikh di India, Islam, Kristen dan Yahudi di Palestina,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya industri-industri besar maupun kecil di Indonesia. Pembangunan sektor-sektor industri ini muncul sebagai
Lebih terperinciPARADIGMA SASTRA, SEMAKIN MEMUDARKAH...? tentang tanggapannya mengenai dunia sastra. Sastra dianggapnya suatu pekerjaan yang
PARADIGMA SASTRA, SEMAKIN MEMUDARKAH...? Jika sastra ini dinilai privasi (hanya untuk kalangan orang-orang sastra) dan Aku tidak boleh memilikinya, mengapa mereka yang bergelar Dokter dan Insinyur leluasa
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Tinjauan Historis Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan historis. Kata tinjauan dalam bahasa Indonesia berasal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. sejarah yang merupakan salah satu jenis penelitian yang bertujuan untuk
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian lapangan yang data analisis datanya secara deskriptif dengan menggunakan metode penelitian sejarah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut Simon Kemoni yang dikutip oleh Esten (2001: 22) globalisasi dalam bentuk yang alami akan meninggikan berbagai budaya dan nilai-nilai budaya. Globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada abad pencerahan (Aufklarung) telah membawa sikap kritis atas metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke- 19) di Jerman,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologi konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Konsep Tinjauan Historis Secara etimologi konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan historis. Dalam Kamus Bahasa Indonesia Tinjauan berasal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Kajian yang penulis ambil dalam penelitian skripsi ini adalah mengenai Perkembangan Pendidikan Islam di Bandung Tahun 1901-1942. Untuk membahas berbagi aspek mengenai judul
Lebih terperinciPANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2012/ 2013 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS WARMADEWA
PANITIA UJIAN AKHIR SEMESTER GENAP 2012/ 2013 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS WARMADEWA MATA UJI : METODOLOGI ILMU PEMERINTAHAN JURUSAN/ SEMESTER : ILMU PEMERINTAHAN/ VI HARI/ TANGGAL
Lebih terperinciKISI-KISI PEDAGOGIK UKG 2015 SEJARAH STANDAR KOMPETENSI GURU KOMPETENSI GURU MATA PELAJARAN/KELAS/KEAHLIAN/BK
KISI-KISI UKG 2015 SEJARAH Indikator Pencapaian b c d e 1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, 1.1 Memahami karakteristik peserta didik yang berkaitan dengan aspek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada bulan Juni 1944, tentara Sekutu berhasil mendarat di Prancis dalam sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu berhasil
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. mencapai tujuan, maka langkah-langkah yang ditempuh harus sesuai dengan
25 III. METODE PENELITIAN Untuk memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau yang sering disebut dengan metode. Metode pada dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, maka langkah-langkah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai patriotisme. Lunturnya nilai-nilai patriotisme pada sebagian masyarakat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemuda-pemudi khususnya siswa di Indonesia sekarang memang sangat banyak terlibat dalam perkembangan gaya hidup arus global yang terkait dengan gengsi semata. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. individu atau kegagalan suatu bangsa oleh sebab itu sejarawan perlu untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang penting bagi manusia. Pendidikan juga diperlukan jika ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Melalui pendidikan, manusia mendapatkan pembelajaran secara kognitif, afektif dan psikomotor yang kemudian
Lebih terperinciKuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi
Kuliah ke-2: Paradigma Teori Sosiologi Teori Sosiologi Kontemporer Amika Wardana. Ph.D a.wardana@uny.ac.id Overview Perkuliahan Konstruksi Teori Sosiologi Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Ilmu Pengetahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Eksistensi budaya dalam kehidupan sosial masyarakat suatu bangsa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eksistensi budaya dalam kehidupan sosial masyarakat suatu bangsa memiliki peran penting bagi perkembangan bangsa itu sendiri. Hal ini menunjukkan pentingnya
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. tersebut dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan objek studi.
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pengertian Metodologi Dalam melakukan suatu penelitian, dapat digunakan berbagai macam metode, dimana metode tersebut dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaiannya dengan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009
BAB I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar belakang Berangkat dari sebuah pernyataan yang menyatakan bahwa Estetika sebagai logika, mengantarkan saya untuk mencoba mendalami dan menelusuri tentang keduanya, serta
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang dipakai oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan judul
Lebih terperinciDrs. Suwirta, M.Hum. Farida Sarimaya, M.Si. Didin Saripudin, M.Si.
Dua Bangsa Melihat Masa Lalunya: Peristiwa Konfrontasi Indonesia- Malaysia (1963-1966) Sebagaimana Dikisahkan dalam Buku-buku Teks Sejarahnya di Sekolah Drs. Suwirta, M.Hum. Farida Sarimaya, M.Si. Didin
Lebih terperinciHubungan antropologi dengan ilmu lain
Hubungan antropologi dengan ilmu lain Hubungan antropologi dengan ilmu anatomi Hubungan antara ilmu anatomi dan antropologi. Meneliti ras-ras di dunia, sangat perlu akan ilmu anatomi karena ciri dari berbagai
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Suryabrata (1983:15),
BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Menurut Suryabrata (1983:15), dalam penelitian deskriptif, peneliti membuat deskripsi secara
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan Taylor mendefinisikan, metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian
109 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Bogdan dan Taylor mendefinisikan, metodologi kualitatif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. 1 Drs. Atar Semi. Kritik Sastra, 1984: Ibid. Hal. 52.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesusastraan merupakan sebuah bentuk ekspresi atau pernyataan kebudayaan dalam suatu masyarakat. Sebagai ekspresi kebudayaan, kesusastraan mencerminkan sistem sosial,
Lebih terperinciPENGANTAR ILMU SEJARAH DAN REAKSI TERHADAP IMPERIALISME. Oleh : Dr. Agus Mulyana,M.Hum Universitas Pendidikan Indonesia
PENGANTAR ILMU SEJARAH DAN REAKSI TERHADAP IMPERIALISME Oleh : Dr. Agus Mulyana,M.Hum Universitas Pendidikan Indonesia A. Pengantar Ilmu Sejarah 1. Pengertian Sejarah Asal Kata Sejarah dari bahasa Arab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. B. Perumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak rintangan dalam masalah kualitas pendidikan, salah satunya dalam program pendidikan di Indonesia atau kurikulum.
Lebih terperinciDESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI
DESKRIPSI MATAKULIAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI Matakuliah : Agama (Islam, Kristen, Khatolik)* Deskripsi :Matakuliah ini mengkaji tentang
Lebih terperinciTerbentuknya Kampung 4 di Kecamatan Paguat. (Kajian Historis ) Oleh: Susanti Mohammad, Trisnowaty Tuahunse*, Surya Kobi**
Terbentuknya Kampung 4 di Kecamatan Paguat (Kajian Historis 1525-1540) Oleh: Susanti Mohammad, Trisnowaty Tuahunse*, Surya Kobi** Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. Universitas Indonesia Representasi jilbab..., Sulistami Prihandini, FISIP UI, 2008
31 BAB 3 METODOLOGI 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana dikatakan Patton (1990), paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi
Lebih terperinci