Oleh TUTl SUSlLOWATl * PAKULTAS PASCA SARJANA

Transkripsi

1 HUBUNGAN EKBNOMI DAM KEKUASWWN AMTAWA WUMAHTANGGA NELAYAN BERBEDA STATUS IDIDALWM PENGEMBANGAN USAHA PEWIRWIUAN (Studi kasus di Desa Mertasinga, Cirebon) Oleh TUTl SUSlLOWATl * PAKULTAS PASCA SARJANA INSTITLIT PERTANIAN BOGOR 1986

2

3 RI NGKASAN TUTI SUSILOWATI. ~l~bu?nan Ekqnwi dan Kekuasaan Antara!umalltanqqa,Yelayan Qer+eda Status Didalam Penqcvhanqan Usaha Per- ikanan (di bawah bimbingan Pudjiwati Sajogyo sebagai Ketua, dan Sediono M. P. Tjondronegoro sebagai anggota). JTujuan penel i t ian ini mempelajari : apa moti vasi anggota Sajogyo rumah tangga nelayan berperanserta dalam usaha perikanan, faktor-faktor apa saja yang mempunyai potensi mengurangi kemampuan nelayan mnerima hal- ha1 baru dan faktor-faktor apa saja yang mendukung proses alih tehno- logi, sampai mana fungsi mji kan dapat memel i hara keutuhan kel ompok usaha penangkapan dan sampai mana norma tolong-menolong turut mendu- kung atau dapat menjadi penghambat bagi kelancaran usaha pengembalian kred'i t pemerintah. WPenelitian ini dilakukan di desa Mertasinga, kecamatan Cirebon Utara, kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Pemil ihan terhadap desa ini atas pertimbangan bahwa desa tersebut merupakan salah satu pusat pen- daratan perahu yang cukup ramai di wilayah kabupaten Cirebon. Seba- gian besar (seki tar 70 %) penduduk desa i t u n~empunyai sumber mta pen- caharian utama dari usaha tangkap ikan dan kondisi geografis perairan sekitar desa itu nlemungkinkan mengembangkan usaha wilayah perikanan laut. Data yang dikumpulkan mencakup data umum dan data utama yang terbagi atas data kwal i t atip dan data kwanti tatip. Pengumpulan data dilakukan dengan sensus kecil rumahtangga perikanan dilanjutkan dengan

4 survai dan studi kasus, pengamatan berperanserta dan wawancara dengan inforn~an kunci. Masalah pokok dalam penel itian ini meliputi : bagai- mana peranserta anggota keluarga nelayan didalam dan diluar runahtang- ga, golongan mana yang menjadi sasaran usaha pengembangan dan sampai mana golongan penerima kredit dapat meningkatkan usaha, motivasi yang mendukung dan menghambat masuknya tehnologi baru, sampai mana buruh rnerasa ada manfaat dengan ~Suknya tehnologi baru. Desa contoh merupakan perpaduan antara wilayah pantai,pertambak- an dan sawah tadah hujan. Penduduk yang bekerja dalam usaha tangkap ikan dan usaha tambak cukup dominan dibanding dengan penduduk bergiat dalani usahatani sawah. apa yang Pekerjaan sambilan yang di lakukan pen - duduk masih berkaitan dengan usaha dibidang perikanan seperti : peng- rajin keranjang i kan, pembuat alat pengumpul kerang, buruh angkut ikan dan buruh pada tempat pembuatanlperbaikan perahu. Jumlah penduduk desa contoh pada akhir tahun 1984 sebesar 3525 jiwa, rasio jenis kelamin sebesar 98 dan rata-rata keluarga sebesar 4.5 orang. Tingkat pendidikan penduduk masih renddh : 3.38 % tamat SLP, 16 % tamat SD, 2 % tamat SLA ke atas, 33 % lainnya tidak jelas tingka t pendi di kannya dan si sanya be1 um menempuh pendi di kan formal. Jumlah rumah penduduk sebanyak 615.buah untuk sejumlah 769 kepala ru- rmhtangga dengan rata-rata 1.25 KK per rumah. Kondisi rumah penduduk sudah cukup baik : % terdiri atas rumah berdinding tembok ber- atap genting, % setengah ternbok atap genting, 4.07 % terbuat dari kombinasi papan dan kayu dan sekitar 8.78 % terbuat dari

5 kerangka bambu. Usaha tangkap ikan di desa contoh tergolong skala kecil, mengenal modifikasi alat tangkap dan motorisasi perahu layar. telah Semua anggota rumahtangga yaitu suami, istri dan anak-anak usia sekolah (7-14 tahun) turut bergiat dalam usaha perikanan, baik pada rumahtangga lapisan bawah (untuk mnunjang kebutuhan konsumsi keluarga) maupun pada lapisan atas (sosial isasi keluarga nelayan). Kepala rumahtangga golongan muda (kurang dari 24 tahun) sebagian besar berstatus buruh dalam usaha perikanan. Namun dengan adanya program bantuan kredit dari pemerintah, nelayan golongan ini mmpunyai kesempatan, untuk dapat merubah.status menjadi "pemil i k" dengan cara berhimpun dalam kelompok "usaha bersama". Perubahan status ne- layan dari buruh menjadi pemil ik, tidak selamanya diikuti dengan pe- rubahan tingkat ekonomi mereka. Sedikitnya ada dua ha1 yang dapat menjadi penyebab utamanya yaitu : (1) tidak memiliki kemampuan mengelola usaha (managerial skill), dimana ha1 ini bersumber dari msihren - dahnya tingkat pendidikan anggota rumahtangga nelayan, (2) adanya si- kap p nrimo yang masih mewarnai sikap mental sebagian besar nelayan. Mudahnya nelayan mengadopsi motor tempel untuk keperluan menang- kap ikan, selain dianjurkan pemerintah juga karena faktor pendorong yang berasal dari 1 ingkungan nelayan i tu sendiri yai tu berubahnya pan - dangan masyarakat nelayan terhadap benda yang dinil ai tinggi. Semul a perahu menjadi dambaan nelayan karena pemilik perahu dipandang sebagai

6 anggota lapisan atas. Sejak masuknya motor tempel maka pemilik motor tempel merupakan status yang menjadi idaman setiap nelayan. Wilayah perairan Cirebon dan sekitarnya, dikenal sebagai salah satu daerah tangkapan udang yang cukup potensial untuk pantai utara Pulau Jawa. Ada tiga jenis alat tangkap udang yang biasa digunakan nelayan tradi sional di wilayah ini yai tu : Jaring kl i ti k (nylon monofilament gill -net), jaring kantong (trammel net) dan jaring doqol (danish seine-net). Jaring klitik di daerah Cirebon dan sekitarnya sering juga disebut jaring plastik. Sedangkan untuk jenis 5ukat kantong, antara lain dikenal penduduk desa Mertasinga sebagai : jaring koncong. Selain udang dan ikan yang banyak diusahakan oleh nelayan desa Mertasinga adalah : kerang dan rajungan. Masing-masing nelayan mempunyai kebiasaan menggunakan alat tangkap tertentu dan mengutamakan jenis hasil tangkapan tertentu pula. Pada tingkat pengusahaan yang masih tergolong sederhana, kema- hiran menggunakan jenis alat tangkap tertentu didukung minat mengutamakan jenis hasil tangkapan tertentu pada hakekatnya mmungkinkan anggota keluarganya hidup, seolah-olah telah memperhitungkan segala tindakan dan upaya pemanfaatan sumberdaya secara lestari yang akan dapat menghidupi sanak keturunannya dimas'a datang. Si kap seperti i tu ber- tentangan dengan tuntutan pembangunan perikanan yang justru menekan- kan peningkatan produktivitas nelayan untuk mencapai tingkat pendapat an yang lebih baik.

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116