PERSEPSI KOMUNITAS ADAT BADUY LUAR TERHADAP KEBUTUHAN KELUARGA DI KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN AHMAD SIHABUDIN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERSEPSI KOMUNITAS ADAT BADUY LUAR TERHADAP KEBUTUHAN KELUARGA DI KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN AHMAD SIHABUDIN"

Transkripsi

1 PERSEPSI KOMUNITAS ADAT BADUY LUAR TERHADAP KEBUTUHAN KELUARGA DI KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN AHMAD SIHABUDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 i

2 PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi Persepsi Komunitas Adat Baduy Luar terhadap Kebutuhan Keluarga di Kabupaten Lebak Provinsi Banten adalah karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka pada bagian akhir disertasi ini. Bogor, Oktober 2009 Ahmad Sihabudin NRP: I ii

3 ABSTRACT AHMAD SIHABUDIN, The Perception of Ethnic Community of Outer Baduy about the Family Needs in Lebak Regency, Banten Province. Under the supervision of BASITA GINTING SUGIHEN as Advisory Committee Chairman; DJOKO SUSANTO and PANG S. ASNGARI as members of the Committee. Baduy community is one of the ethnic communities who still adheres to tradition and tends to be reclusive. So, it is called Komunitas Adat Terpencil (Closed Ethnic Community). The objectives of this study are (1) to get the description of the family needs of the Outer Baduy Community, (2) to analyze determinant factors that influence the perception of the Outer Baduy Community about their families needs; and (3) To get tentative models of Planned Changes, such as intervention, and things that need to be intervened to raise the standard of living of Outer Baduy Community s Families. This research is conducted in fifteen kampungs (villages) of Outer Baduy in Lebak Regency using survey method. The findings of the study are (1) Perception of Heads of Families of Outer Baduy Community in the Lower West and Middle West on Families needs; physiology, sence of safety, sense of love, and sense of group appreciation is high, but in Kaduketug strip those needs are considered average; (2) The satisfaction of Heads of Outer Baduy Community families in the Lower West and Middle West on Family needs; physiology, sense of safety, sense of love and group appreciation is high, but in Kaduketug s strip the satisfaction on physiology is high, sense of love and sense of belonging by the group; (3) the efforts of heads of families in Lower West in cropping, trading, hunting, and working for others and making handycrafts have highly correlated to the perception of heads of families on basic needs, sense of safety, sense of love; (4) the motive to gain knowledge is highly correlated to the perception of heads of families on basic needs, sense of safety, sense of love and sense of belonging to the group; (5) Social Interaction through interpersonal communication and the agents of changes is highly correlated to the perception of heads of families on basic needs, sense of safety, sense of love, and sense of belonging to the group; (6) the value of social culture on work, nature and relationships with other people is highly correlated to the perception of heads of families on basic needs, sense of safety, sense of love, and sense of belonging to the group. To develop strategies and policies to meet the needs of SCC family of Baduy can be created by raising the standard of living by providing a centre of business practice, discussion forum (informative community group), escalation of business facilities, community participation, the support of opinion leaders in Baduy community, private support, and high motive and the awareness to change. Key Words : Community of Baduy Custom, Perception, Family Needs. iii

4 RINGKASAN AHMAD SIHABUDIN, Persepsi Komunitas Adat Baduy Luar terhadap Kebutuhan Keluarga di Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Dibimbing oleh BASITA GINTING SUGIHEN sebagai Ketua; DJOKO SUSANTO dan PANG S. ASNGARI sebagai Anggota Komisi Pembimbing. Masyarakat Baduy adalah salah satu komunitas etnik yang masih memegang tradisi dan cenderung tertutup, atau dalam istilah sekarang Komunitas Adat Terpencil (KAT). Pengertian KAT, adalah kelompok sosial budaya yang bersifat lokal dan terpencar serta kurang atau belum terlibat dalam jaringan dan pelayanan baik sosial, ekonomi maupun politik. Komunitas Adat Baduy Dalam masih memegang teguh adat dan tradisi leluhur, sedangkan Baduy Luar cenderung sudah menerima perubahan, serta nilai-nilai dari luar. Tujuan penelitian adalah: (1) Memperoleh gambaran persepsi KAT pada kebutuhan keluarga masyarakat Baduy Luar, (2) Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi masyarakat Baduy Luar terhadap kebutuhan keluarganya; dan (3) Mendapatkan suatu model perubahan terencana, macam intervensi, dan hal-hal yang perlu di intervensi untuk memenuhi kebutuhan keluarga Komunitas Adat Baduy Luar. Penelitian ini dirancang dengan metode survei, dengan tujuan mendeskripsikan, mengeksplanasi (expalanatory), dan mengeksplorasi serta menjelaskan tujuan, termasuk menjelaskan pengaruh dan hubungan antar peubah lewat pengujian hipotesis. Penelitian ini dilaksanakan di Pemukiman Komunitas Adat Terpencil Baduy yang berjumlah 58 kampung, yang terdiri dari 3 Kampung termasuk Baduy Dalam yaitu Cibeo, Cikeusik, dan Cikartawana, dan 55 Kampung Baduy Luar sesuai dengan Perda No. 32 Kabupaten Lebak tentang Perlindungan Hak Ulayat Masyarakat Baduy. Fokus penelitian dilakukan hanya pada Baduy Luar Hasil Penelitian adalah: (1) Persepsi kepala keluarga Komunitas Adat Baduy Luar di jalur Bawah Barat dan Tengah Barat pada kebutuhan keluarga; fisiologi, rasa aman, dicintai dan dimiliki, dan dihargai kelompok adalah tinggi, di jalur Kaduketug pada kebutuhan tersebut adalah sedang; (2) Kepuasan kepala keluarga Komunitas Adat Baduy Luar di jalur Bawah Barat dan Tengah Barat pada kebutuhan keluarga: fisiologi, rasa aman, dicintai dan dimiliki, dan dihargai kelompok adalah tinggi, di jalur Kadukteug kepuasan pada kebutuhan fisiologi adalah tinggi, rasa aman rendah, dicintai, dimiliki sedang, dan dihargai sedang; (3) Usaha-usaha kepala keluarga di jalur Bawah Barat dalam berladang, berjualan, berburu, bekerja pada orang lain, dan membuat kerajinan berhubungan nyata dengan persepsi kepala keluarga pada kebutuhan dasar, kebutuhan rasa aman, kebutuhan dicintai, dan kebutuhan dihargai yang dirasakannya, dan persepsi terhadap kepuasan kebutuhan rasa aman, kebutuhan dicintai, dan dihargai; (4) Motif memperoleh pengetahuan berhubungan nyata dengan persepsi kepala keluarga pada kebutuhan dasar, kebutuhan rasa aman, kebutuhan dicintai, dan kebutuhan dihargai yang dirasakannya, dan persepsi iv

5 pada kepuasan kebutuhan dasar rasa aman, kebutuhan dicintai, dan dihargai; (5) Interaksi sosial melalui komunikasi interpersonal dan dengan agen pembaharu berhubungan nyata dengan persepsi kepala keluarga pada kebutuhan dasar, kebutuhan rasa aman, kebutuhan dicintai, dan kebutuhan dihargai yang dirasakannya, dan persepsi pada kepuasan kebutuhan dasar rasa aman, kebutuhan dicintai, dan dihargai; dan (6) Nilai sosial budaya tentang hakekat kerja, hakekat alam, dan hakekat hubungan dengan sesama berhubungan nyata dengan persepsi kepala keluarga pada kebutuhan dasar, kebutuhan rasa aman, kebutuhan dicintai, dan kebutuhan dihargai yang dirasakannya, dan persepsi pada kepuasan kebutuhan dasar rasa aman, kebutuhan dicintai, dan dihargai. Strategi dan kebijakan peningkatan pemenuhan kebutuhan keluarga KAT Baduy dapat diciptakan melalui peningkatan standar kebutuhan keluarga, dengan membuat pusat latihan usaha, forum disksusi (kelompok informasi masyarakat), peningkatan fasilitas usaha, partisipasi masyarakat, dukungan tokoh adat, dukungan swasta, dan motif dan kesadaran ingin berubah yang tinggi. Kesimpulan yang diperoleh: persepsi kepala keluarga Komunitas Adat Baduy Luar di jalur Bawah Barat dan Tengah Barat pada kebutuhan keluarga yang dirasakan; fisiologi, rasa aman, dicintai dan dimiliki, dan dihargai kelompok adalah tinggi, di jalur Kaduketug pada kebutuhan tersebut adalah sedang; Dan Kepuasan kepala keluarga Komunitas Adat Baduy Luar di lokasi Bawah Barat dan Tengah Barat pada kebutuhan keluarga; fisiologi, rasa aman, dicintai dan dimiliki, dan dihargai kelompok adalah tinggi, di lokasi Kadukteug kepuasan pada kebutuhan fisiologi adalah tinggi, rasa aman rendah, dicintai dan dimiliki sedang, dihargai sedang; Usaha-usaha kepala keluarga di jalur Bawah Barat dalam berladang, berjualan, berburu, bekerja pada orang lain, dan membuat kerajinan, Motif, Interaksi sosial, Nilai sosial budaya berhubungan nyata dengan persepsi kepala keluarga pada kebutuhan dasar, kebutuhan rasa aman, kebutuhan dicintai, dan kebutuhan dihargai yang dirasakannya, dan persepsi terhadap kepuasan kebutuhan rasa aman, kebutuhan dicintai, dan dihargai. Agar kepuasan dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman, dan dicintai dapat ditingkatkan, diperlukan upaya dari Pemda untuk lebih memberikan pengakuan atas eksistensi KAT Baduy. Agen pembaharu supaya ditingkatkan kompetensinya agar mampu berinteraksi sosial lebih berkualitas dengan masyarakat Baduy Luar. Diperlukan pengembangan strategi agar perubahan terencana dapat dilakukan untuk lebih memenuhi kebutuhan keluarga komunitas adat Baduy Luar, yaitu dengan membentuk forum kelompok diskusi yang didukung oleh lembaga adat dan pemerintah daerah, dan dukungan agen pembaharu pada usaha dan pola produksi, dan membangkitkan motif atau dorongan untuk berubah. Kata Kunci : Komunitas Adat Baduy, Persepsi, Kebutuhan Keluarga v

6 @ Hak Cipta milik IPB, tahun 2009 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB vi

7 PERSEPSI KOMUNITAS ADAT BADUY LUAR TERHADAP KEBUTUHAN KELUARGA DI KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN AHMAD SIHABUDIN DISERTASI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor pada Program Mayor Ilmu Penyuluhan Pembangunan SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 vii

8 Judul Disertasi Nama NRP : Persepsi Komunitas Adat Baduy Luar Terhadap Kebutuhan Keluarga di Kabupaten Lebak Provinsi Banten. : Ahmad Sihabudin : I Disetujui Komisi Pembimbing Dr. Ir. Basita Ginting Sugihen, MA Ketua Prof. Dr. Pang S. Asngari Anggota Prof (Ris). Dr. Djoko Susanto, SKM. Anggota Mengetahui Ketua Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan Dekan Sekolah Pascasarjana Dr. Ir. Siti Amanah, M.Sc. Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS. Tanggal Ujian: Tanggal Lulus: viii

9 PRAKATA Hanya kata puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunianya berupa ilmu pengetahuan, sehingga naskah disertasi ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang direncanakan, berkat bimbingan dan arahan komisi pembimbing Dr. Ir. Basita Ginting Sugihen, MA, Prof (Ris). Dr. Ign. Djoko Susanto, SKM, dan Prof. Dr. Pang. S. Asnga ri, yang dengan tulus, sabar, dan penuh pengertian yang tiada batas dalam membimbing, sejak penyusunan rencana penelitian sampai dengan penyelesaian disertasi ini, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih dan semoga semua kebaikan dan keikhlasan Bapak menjadi amal baik, dan Allah SWT membalas dengan syurganya Amin. Terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada yang terhormat Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar Notodiputro, MS sebagai Dekan Sekolah Pascasarjana yang telah memberi kesempatan menempuh studi di IPB. Terimakasih dan hormat saya kepada Dr. Ir. Lala M. Kolopaking, MS selaku Ketua Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia, dan Dr. Ir. Siti Amanah, M.Sc selaku Ketua Program Mayor Ilmu Penyuluhan Pembangunan beserta staf yang telah banyak memberikan pelayanan administrasi akademik dan kemahasiswaan, dan penulis juga sampaikan terimakasih kepada seluruh dosen di Program Mayor Ilmu Penyuluhan Pembangunan yang telah membantu dan memberi kontribusi ilmu pengetahuan selama penulis belajar. Tak lupa penulis juga mengucapakan terimakasih kepada Prof. Dr. Iberamsyah, MS, Dr. Ir. Rosmawati Sudibyo, dan Dr. Udi Rusadi, MS. yang memberi rekomendasi kepada penulis untuk belajar di Sekolah Pascasarjana IPB. Ucapan terimakasih dan penghargaan yang tinggi penulis sampaikan kepada yang terhormat Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Prof. Dr. Ir. Rahman Abdullah, M.Sc. sebagai atasan penulis yang telah banyak membantu dan mendukung, sehingga penulis tetap semangat dan penuh percaya diri dalam menyelesaikan studi. Penghargaan yang tinggi juga saya ucapkan kepada kolega kerja di FISIP Untirta, para Pembantu Dekan, Ketua Program ix

10 Studi, dan staf yang dengan tulus berbagi tugas dengan penulis semoga ketulusan dan keikhlasan Bapak Ibu dapat ganjaran amal baik dari Allah SWT. Tak lupa terimakasih kepada saudara Aming, Benbela, Ilham, Herman, yang telah membantu selama penelitian lapangan, juga pada Ayah Mursid (Jaro Cibeo / Baduy Dalam) yang banyak membantu memberikan fasilitas akomodasi dan diskusi tentang komunitas Baduy selama penelitian berlangsung. Kepada kedua orang tua, Bapak H.M. Ma sum S. Salim, Ibunda Hj. Ratnasari yang tercinta, penulis ucapkan terimakasih yang tak terhingga atas segala doa yang selalu Bapak Ibu panjatkan untuk penulis agar tetap sehat, dan semangat menyelesaikan sekolah. Sangat khusus kepada Isteri tercinta Dra. Hj. Rahmiati Fattah, serta anak-anakku: Umar Shalahuddin, M. Miftah Fahmi, dan M. Dylan Ibaidillah Arrasyidi yang selalu menjadi pendorong luar biasa, dan sumber inspirasi penulis. Bapak hanya bisa bilang, Bapak sangat berterimakasih dan sangat menyayangi kalian. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Abah dan Ibu mertua H. Abdul Fattah Sulaiman, dan Hj. Nurya ni yang selalu mendorong penulis dalam penyelesaian studi. Terimakasih juga penulis sampaikan kepada seluruh kawan-kawan angkatan 2006 Program S2, dan S3, terutama pada Drs. Dirlanuddin, M.Si. Johanis Kamagi, S.Ip., M.Si., Drs. Oos. M Anwas, M.Si. yang telah memberi dorongan baik selama proses kuliah maupun saat penulisan disertasi, kalian adalah sahabat masa suka duka kuliah di PPN yang telah banyak memberi warna pengetahuan dan pengalaman yang akan penulis terus kenang. Juga pada Kanda Drs. Dolfi Suawa, M.Pd., adinda Drs. Suparno Jaya, M.Pd, dan Dr. Suaib Amiruddin, M.Si. yang selalu memberikan dorongan, dan penghiburan. Sebagai ungkapan syukur izinkan penulis menyampaikan pikukuh Baduy, mipit kudu amit, ngala kudu menta, nyaur kudu diukur, nyabda kudu diunggang, ulah ngomong segeto-geto, ulah lemek sadaek-daek, ulah maling papanjingan (memetik harus izin, mengambil harus meminta, bertutur x

11 haruslah diukur, berkata haruslah dipertimbangkan, jangan berkata sembarangan, jangan berkata semaunya, jangan mencuri walau kekurangan). Akhirnya dengan rendah hati dan segala keterbatasan, penulis sampaikan disertasi ini semoga bermanfaat bagi semua yang membutuhkan. Segala saran kritik yang konstruktif sangat diharapkan untuk penyempurnaannya. Semoga Allah SWT selalu memberikan rakhmat, dan hidayahnya kepada kita semua. Bogor, Oktober 2009 Ahmad Sihabudin xi

12 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Desa Petir, Kabupaten Serang, Banten tanggal 4 Juli 1965 sebagai anak pertama dari tujuh bersaudara keluarga Bapak H. Moh. Ma sum S. Salim dan Ibu Hj. Ratnasari. Menyelesaikan sekolah pada SD Negeri 4 tahun 1977, SMP Negeri 1 tahun 1981, dan SMA Negeri 1 tahun 1984 di Kota Tangerang d.h. Kabupaten Tangerang. Meraih gelar Sarjana Komunikasi (S1) Jurusan Ilmu Penerangan di FIKOM Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta d.h. Sekolah Tinggi Publisistik tahun Meraih gelar Magister Sains (S2) tahun 1994, Bidang Kajian Utama Ilmu Komunikasi pada Program Pascasarjana Univesitas Padjadjaran Bandung dan berstatus sebagai Dosen Tugas Belajar dari IISIP Jakarta. Tahun 2006 mendaftar sebagai mahasiswa S3, di Program Studi Ilmu Penyuluhan Pembangunan, Sekolah Pascasarjana IPB. Penulis bekerja sebagai Dosen tetap IISIP Jakarta sejak 1991 s.d. tahun Pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan Ilmu Penerangan tahun 1996, Pembantu Dekan Bidang Akademik 1998, dan Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi tahun 2000 s.d di Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP) Jakarta. Tahun 2002 mengundurkan diri sebagai Dekan dan Dosen tetap IISIP Jakarta. Menjadi Dosen luar biasa di FIKOM Universitas Mercubuana, Universitas Budi Luhur, dan FIKOM IISIP Jakarta sampai dengan tahun Sejak tahun 2002 tercatat sebagi Dosen tetap di FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), dan berstatus sebagai Dosen Pegawai Negeri Sipil Jabatan Fungsional Lektor Kepala, pangkat saat ini Penata Tingkat I/IIIc, dan terhitung Desember 2007 mendapat tugas tambahan sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, di bebas tugaskan sebagai Dekan FISIP Untirta, 4 Mei Karya ilmiah yang dipublikasikan dalam empat tahun terakhir antara lain; Menulis buku Komunikasi Antarbudaya Satu Perspektif Multi-Dimensi. Diterbitkan: Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Untirta. Serang Tahun Prasangka Sosial dan Efektivitas Komunikasi Antar Kelompok (Studi xii

13 Tentang Pengaruh Prasangka Sosial Terhadap Efektivita Komunikasi Antar Kelompok Baduy Luar, Baduy Dalam dan Masyarakat Ciboleger Lebak Banten). Jurnal Komunikasi Mediator Terakreditasi. Vol 1/No.1/2008, Unisba Bandung. Merupakan bagian dari hasil Penelitian Fundamental Tahun Tantangan Masa Depan Program Studi Ilmu Komunikasi. Jurnal Ilmu Komunikasi FISIP Untirta. Vol.1 No.1. Desember Saluran Komunikasi Dalam Pilkada. Jurnal Ilmu Komunikasi FISIP Untirta. Vol.2 No.2. Desember Strategi Pendidikan Dengan Pendekatan Pengembangan Sumber Daya Manusia Untuk Komunitas Adat Terasing. Jurnal Teknodik. No. 20/XI/Teknodik/ April/2007. Departemen Pendidikan Nasional. Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan. Dua artikel yang merupakan bagian disertasi ini telah diterima redaksi dan akan dimuat pada: Jurnal Penyuluhan Fema IPB untuk artikel berjudul (1) Persepsi Komunitas Adat Baduy terhadap Kebutuhan Keluara di Kabupaten Lebak Provinsi Banten, dan (2) Pengaruh Interaksi Sosial Komunitas Adat Baduy Luar terhadap Persepsinya pada Kebutuhan Keluarga. Saat ini tengah melakukan penelitian dengan judul Model Revitalisasi Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa Untuk Meningkatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan di Kabupaten Tangerang Provinsi Banten. Hibah Bersaing Direktorat DP2M Tahun Anggaran 2008/2009. Penulis menikah dengan Dra. Hj. Rahmiati Fattah, dan telah dikarunia tiga orang putra: Umar Shalahuddin, M. Miftah Fahmi, dan M. Dylan Ibaidillah Arrasyidi. xiii

14 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... xv DAFTAR LAMPIRAN... xvi PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Masalah Penelitian... 3 Tujuan Penelitian... 6 Kegunaan Penelitian... 6 Definisi Istilah... 7 TINJAUAN PUSTAKA... 9 Komunitas Adat Terpencil Baduy... 9 Gambaran Umum dan Sekilas Asal Usul Orang Baduy 10 Luas Wilayah, Kondisi Tanah dan Tata Guna Lahan. 13 Sistem Sosial dan Pemerintahan Masyarakat Baduy 14 Kepercayaan Orang Baduy 19 Gejala Perubahan Sosial di Baduy. 21 Kebutuhan Hidup Keluarga.. 27 Persepsi.. 32 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi. 33 Usaha Pemenuhan Kebutuhan Keluarga 36 Motif Memperoleh Pengetahuan, Sikap dan Keterampilan Interaksi Sosial.. 40 Nilai Sosial Budaya. 42 KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. 47 Kerangka Berpikir. 47 Hipotesis Peneltian 49 METODE PENELITIAN 50 Rancangan Penelitian 50 xiv

15 Lokasi, Objek, dan Waktu Penelitian 50 Populasi dan Sampel Penelitian. 50 Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 53 Pengumpulan Data. 53 Instrumen Penelitian.. 54 Validitas dan Reliabilitas Instrumen. 56 Analisis Data.. 57 HASIL DAN PEMBAHASAN.. 59 Deskripsi Lokasi Penelitian. 59 Geografis Administratif 59 Demografi. 62 Deskripsi Karaktersitik Kepala Keluarga KAT Baduy Luar 64 Deskripsi Usaha dan Pola Produksi KAT Baduy Luar. 66 Deskripsi Motif Untuk Memenuhi Kebutuhan Keluarga 68 Deskripsi Interaksi Sosial Deskripsi Nilai Sosial Budaya 72 Persepsi Terhadap Kebutuhan Keluarga yang Dirasakan. 75 Persepsi Kepala Keluarga terhadap Kepuasan Kebutuhan Keluarga. 77 Hubungan antara Karakteristik Sosial, Usaha, Motif, Interaksi Sosial, dan Nilai Sosial Budaya dengan Persepsi Kepala Keluarga terhadap Kebutuhan Keluarga yang dirasakan 80 Hubungan antara Karakteristik Sosial, Usaha, Motif, Interaksi Sosial, dan Nilai Sosial Budaya dengan Persepsi Kepala Keluarga terhadap Kepuasan pada Kebutuhan Keluarga. 85 Hubungan antara Karakteristik Sosial, Usaha, Motif, Interaksi Sosial, dan Nilai Sosial Budaya dengan Persepsi Kepala Keluarga terhadap Kebutuhan Keluarga yang dirasakan di Lokasi Bawah Barat. 90 Hubungan antara Karakteristik Sosial, Usaha, Motif, Interaksi Sosial, dan Nilai Sosial Budaya dengan Persepsi Kepala Keluarga terhadap Kepuasan pada Kebutuhan Keluarga. di Lokasi Bawah Barat.. 95 Hubungan antara Karakteristik Sosial, Usaha, Motif, Interaksi Sosial, dan Nilai Sosial Budaya dengan Persepsi Kepala Keluarga terhadap Kebutuhan Keluarga yang dirasakan di Lokasi Tengah Barat xv

16 Hubungan antara Karakteristik Sosial, Usaha, Motif, Interaksi Sosial, dan Nilai Sosial Budaya dengan Persepsi Kepala Keluarga terhadap Kepuasan pada Kebutuhan Keluarga. di Lokasi Tengah Barat 106 Hubungan antara Karakteristik Sosial, Usaha, Motif, Interaksi Sosial, dan Nilai Sosial Budaya dengan Persepsi Kepala Keluarga terhadap Kebutuhan Keluarga yang dirasakan di Lokasi Kaduketug. 110 Hubungan antara Karakteristik Sosial, Usaha, Motif, Interaksi Sosial, dan Nilai Sosial Budaya dengan Persepsi Kepala Keluarga terhadap Kepuasan pada Kebutuhan Keluarga. di Lokasi Kaduketug. 116 Pembahasan Umum Strategi Peningkatan Kebutuhan Keluarga KAT Baduy KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xvi

17 DAFTAR TABEL Halaman 1 Lokasi Penelitian Kisi-Kisi Penyusunan Instrumen Penduduk Baduy Tahun 1994Menurut Kelompok Usia Jumlah Kepala Keluarga KAT Baduy Luar Menurut Karakteristik Sosial Jumlah KAT Baduy Luar Seluruh lokasi menurut Karakteristik Sosial Jumlah kepala keluarga Baduy Luar menurut Usaha dan Pola Produksi di masing-masing lokasi Jumlah kepala keluarga Menurut Usaha dan Pola Produksi Jumlah kepala keluarga Berdasarkan Jalur Masuk ke Baduy Dalam menurut Motif dalam memenuhi kebutuhan keluarga Motif kepala keluarga pada pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam memenuhi kebutuhan keluarga Interaksi sosial keluarga berdasarkan Jalur Masuk ke Baduy Dalam Interaksi Sosial kepala keluarga dalam memenuhi Kebutuhan Keluarga Nilai Sosial Budaya kepala keluarga menurut lokasi jalur masuk ke Baduy Dalam Nilai Sosial Budaya kepala keluarga keseluruhan Responden Persepsi kepala keluarga Terhadap Kebutuhan Keluarga yang dirasakan menurut Jalur Masuk ke Baduy Dalam Jumlah kepala keluarga Seluruh Lokasi Menurut Persepsi yang dirasakan tentang Kebutuhan Keluarga Persepsi pada Kepuasan Kebutuhan Keluarga Berdasarkan Jalur Masuk ke Baduy Dalam xvii

18 17 Persepsi kepala keluarga terhadap Kepuasan Kebutuhan Keluarga di semua lokasi Hubungan antara karakteristik sosial, usaha, motif,interaksi sosial, dan nilai sosial budaya dengan persepsi kepala keluarga terhadap kebutuhan keluarga yang dirasakan di semua lokasi Hubungan Antara karkateristik sosial, usaha, motif, interaksi sosial, dan nilai sosial budaya dengan Pesepsi kk terhadap kepuasan kebutuhan keluarga di semua lokasi Hubungan Antara karakteristik sosial, usaha, motif, interaksi sosial, dan nilai sosial budaya dengan Pesepsi kepala keluarga terhadap kebutuhan keluarga yang dirasakan di lokasi Bawah Barat Hubungan Antara karakteristik sosial, usaha, motif, interaksi sosial, dan nilai sosial budaya dengan Pesepsi kepala keluarga terhadap kepuasan kebutuhan keluarga di lokasi Bawah Barat Hubungan Antara karakteristik sosial, usaha, motif, interaksi sosial, dan nilai sosial budaya dengan Pesepsi kepala keluarga terhadap kebutuhan keluarga yang dirasakan di Lokasi Tengah Barat Hubungan Antara karakteristik sosial, usaha, motif, interaksi sosial, dan nilai sosial budaya dengan Pesepsi kepala keluarga terhadap kepuasan kebutuhan keluarga di Lokasi Tengah Barat Hubungan Antara karakteristik sosial, usaha, motif, interaksi sosial, dan nilai sosial budaya dengan Pesepsi kepala keluarga terhadap kebutuhan keluarga yang dirasakan di Lokasi Kaduketug Hubungan Antara karakteristik sosial, usaha, motif, interaksi sosial, dan nilai sosial budaya dengan Pesepsi kepala keluarga terhadap kepuasan kebutuhan keluarga di Lokasi Kaduketug Sistem Kalender dan aktivitas Warga Baduy xviii

19 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Struktur Organsasi KAT Baduy Pembentukan Persepsi Hubungan antar Peubah Penelitian Peta Wilayah Desa Kanekes Strategi Peningkatan Kebutuhan Keluarga KAT Baduy xix

20 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Data Penyebaran Penduduk Desa Kanekes Tahun Uji Reliabilitas Hasil Analisis Korelasi Kuisioner xx

21 PENDAHULUAN Latar Belakang Bangsa Indonesia terkenal dengan kemajemukannya yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan hidup bersama dalam negara kesatuan RI dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Dalam keanekaragaman tersebut ada sekelompok masyarakat / suku bangsa yang secara relatif sudah lebih dahulu maju. Tetapi ada juga yang belum maju dan malahan tertinggal dengan masyarakat lainnya. Perubahan sosial dalam masyarakat baik secara vertikal maupun horizontal juga dapat menimbulkan ketertinggalan dan keterpencilan pada sekelompok masyarakat tertentu karena lokasi yang terpencil serta sulit mendapatkan akses pelayanan dari luar. Bahkan mungkin yang terpenting dari kemajemukan masyarakat dan kekayaan kebudayaan yang memerlukan perhatian adalah: masih jutaan anakanak negeri yang diidentifikasi sebagai Komunitas Adat Terpencil (KAT) adalah pewaris keterbelakangan, ketertinggalan, dan kemiskinan masyarakat Indonesia. Bahkan masyarakat global melihat KAT dalam perspektif yang sama. Tanpa kita menyadari, sebenarnya anak-anak negeri dalam KAT yang hidup dalam kemiskinan selalu melahirkan kemiskinan. Salah satu masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian khusus dalam rangka pembangunan masyarakat di Indonesia adalah Komunitas Adat Terpencil. Komunitas ini bermukim di berbagai pelosok wilayah. Data menginformasikan bahwa KAT terdapat hampir di seluruh wilayah Nusantara, mulai dari Sabang di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) hingga Merauke di Provinsi Papua. Sebagian kecil suku yang tergolong KAT dilihat dari provinsi asal antara lain: Suku Gayo (NAD), Suku Anak Dalam (Jambi), Suku Dayak Sekadau (Kalimantan Barat), Suku Dayak Meratus (Kalimantan Selatan), Suku Baduy (Banten), Suku Tengger (Jawa Timur), Suku Loitas (Nusa Tenggara Timur), dan Suku Ekagi (Papua). Menciptakan dan mengembangkan strategi pengembangan masyarakat yang nyata diperlukan keberanian demi membawa kemajuan memperbaiki kualitas kehidupan masyarakat yang teridentifikasi ke dalam KAT. Warga KAT 1

22 sebagaimana lazimnya masyarakat pada umumnya mereka juga menginginkan perubahan, perubahan dalam kualitas kemanusiaannya. Namun kemampuan mereka sendiri tidak mendukung atau mustahil untuk melakukan perubahan, untuk memperbaiki nasib. Harus ada intervensi atau campur tangan pihak lain dari luar KAT. Adalah jelas warga KAT antara lain ingin menapaki pendidikan yang lebih baik, memiliki kondisi kesehatan yang lebih sehat, lebih bersih, sandang pangan yang mencukupi, dan hidup dalam kelembutan tidak dalam kekerasan kehidupan seperti yang mereka jalani. Memperhatikan data yang ada, jumlah KAT yang dikategorikan terpencil di Indonesia dengan persebarannya adalah sebanyak KK atau sekitar jiwa, sedangkan jumlah yang sedang diberdayakan KK / lokasi dan jumlah yang sudah diberdayakan KK / lokasi. Visi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil adalah: kesejahteraan sosial Komunitas Adat Terpencil yang mandiri di dalam berbagai aspek kehidupan dan penghidupan. KAT yang kini berjumlah sekitar 1,1 juta jiwa bukan jumlah yang sedikit. KAT masih terisolasi, miskin, dan lemah (Abdullah, 2004). Dalam Pasal 2 Keppres No. 111/1999 tentang pembinaan kesejahteraan sosial komunitas adat terpencil diamanatkan sebagai berikut: Pembinaan kesejahteraan sosial komunitas adat terpencil bertujuan untuk memberdayakan komunitas adat terpencil dalam segala aspek kehidupan dan penghidupan agar mereka dapat hidup secara wajar baik jasmani, rohani, dan sosial sehingga dapat berperan aktif dalam pembangunan, yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan adat istiadat setempat. Berdasarkan keputusan di atas penelitian ini mencoba mengkaji salah satu KAT yang ada di Indonesia, yaitu suku Baduy Luar. Secara administratif wilayah Baduy atau biasa pula disebut wilayah Rawayan atau wilayah Kanekes termasuk dalam Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten (dulu masuk wilayah Jawa Barat). Wilayah yang dihuni orang Baduy berada pada kawasan Pegunungan Kendeng yang sebagian merupakan hutan lindung. Masyarakat Baduy adalah salah satu etnik yang dapat dikatakan sebagai komunitas yang masih memegang tradisi dan cenderung tertutup, atau dalam 2

23 3 istilah sekarang Komunitas Adat Terpencil sebagai pengganti istilah Masyarakat Terasing. Misi Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil adalah: Meningkatkan harkat dan martabat Komunitas Adat Terpencil, meningkatkan kualitas hidup Komunitas Adat Terpencil, memperkuat pranata dalam jaringan sosial, mengembangkan sistem kehidupan dan penghidupan yang berlaku pada Komunitas Adat Terpencil, dan meningkatkan peranserta dan tanggung jawab sosial masyarakat dalam proses pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil. Sebagaimana dikemukakan oleh Kusdinar (2004), di Kabupaten Lebak, KAT terdapat di Kecamatan Leuwidamar dan Kecamatan Cibeber. Salah satu komunitas adat tersebut adalah Suku Baduy yang terdapat di wilayah Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar. Masyarakat Baduy terdiri dari Baduy Dalam dan Baduy Luar. Baduy Dalam terdiri dari tiga kampung yaitu kampung Cikeusik, Kampung Cikertawarna, dan Kampung Cibeo yang masing-masing dipimpin oleh seorang pimpinan adat atau yang biasa disebut Pu un. Baduy Luar tersebar di 51 kampung, antara lain: Kadu Ketug, Kadu Keter, Gajeboh, Kadu Kohak, Cipiit, dan Kadu Jangkung. Selain di wilayah Baduy, Komunitas Adat Terpencil terdapat pula di wilayah lain, tepatnya di wilayah Lebak Selatan yaitu di Kecamatan Cibeber yang terdapat masyarakat yang patuh dan taat pada lembaga kaolotan seperti yang terdapat dalam kaolotan Cisungsan, Citorek, Cisitu, Cipanas, dan Bayah. Masalah Penelitian Sebagaimana lazimnya masyarakat pada umumnya, komunitas Baduy juga membutuhkan pengembangan diri, membutuhkan perubahan, dan terutama dalam hal kebutuhan keluarga baik sandang, pangan, papan, dan kebutuhan sekunder dan tersier lainnya. Ini terlihat dalam komunitas Baduy Luar yang sudah terlihat dinamika perubahannya dibandingkan dengan saudaranya Baduy Dalam yang secara adat masih memegang sangat teguh tradisi leluhur. Baduy Luar meskipun dianggap oleh orang Baduy Dalam sebagai pelanggar adat, namun demikian bila diperhatikan tata cara kehidupannya masih memegang tradisi yang kuat.

24 4 Secara umum yang membedakan antara Baduy Dalam dan Baduy Luar adalah sebagai berikut:. Baduy Luar relatif sudah mau menerima inovasi dan modernisasi dari luar sedangkan Baduy Dalam belum dapat menerima hal-hal yang berbau teknologi dan modernisasi. Meskipun demikian kehidupan secara sosial dan ekonomi, komunitas Baduy Luar tidak jauh berbeda dengan Baduy Dalam. Artinya, mereka masih memerlukan pengembangan dan pemberdayaan dalam berbagai segi kehidupan, sesuai dengan yang diamanatkan Keppres No. 111/1999. Gejala lain yang tampak pada masyarakat Baduy Luar adalah dalam hal cara memenuhi kebutuhan keluarga lebih bervariasi selain bertani dan berladang ada yang membantu mengerjakan lahan orang lain, berjualan, dan membantu memasarkan hasil-hasil produk baik pertanian dan kerajinan sesama warga Baduy Luar. Mengingat sifat dan karakter masyarakat ini termasuk yang menutup diri terhadap hal-hal yang berasal dari luar komunitasnya. Secara umum dan pada hakikatnya masyarakat manapun membutuhkan perubahan dalam pengertian perubahan kehidupan yang lebih baik, baik pengetahuan, keterampilan dan sikap mental. Pengembangan dan perubahan ini harus memperhatikan hal-hal yang tidak bertentangan dengan adat istiadat mereka. Mengingat potensi alam yang dimiliki komunitas ini cukup banyak, seperti aspek pertanian, mereka kebanyakan menanam padi padahal dapat juga menanam sejenis atau berbagai palawija, hasil hutan misalnya madu, bahan baku untuk membuat gula aren, dan kerajinan tangan berupa tas (jarog). Khusus untuk kerajinan, pengamatan peneliti, model dan karyanya sudah mulai bervariasi mulai dari tas khasnya (jarog) sampai tempat handphone sudah mereka buat, tinggal masalah memasarkan, dan cara mereka menjualnya. Potensi komunitas Baduy sebenarnya cukup besar untuk dapat hidup lebih baik dari saat ini. Komunitas Baduy sebagai masyarakat yang taat menjunjung adat dan nilai-nilai leluhurnya, salah satu tradisinya adalah hasil ladang berupa padi tidak boleh dijual karena merupakan pantangan bagi seluruh orang Baduy, baik Baduy Dalam maupun Baduy Luar, maka yang terpenting adalah memberikan informasi yang dapat membantu mereka memanfaatkan sumber daya dan potensi yang ada

25 5 dalam lingkungannya, tanpa mengganggu tradisinya. Hal ini dapat dianggap sebagai kendala, ini juga memerlukan penyelidikan yang lebih mendalam. Mengacu pada latar belakang masalah yang diuraikan, Komunitas Adat Baduy Dalam masih memegang teguh adat dan tradisi leluhur, sedangkan Baduy Luar cenderung sudah menerima perubahan, serta nilai-nilai dari luar. Berangkat dari gejala tersebut peneliti memfokuskan penelitian pada komunitas Baduy Luar, karena mereka meskipun secara adat dianggap orang-orang yang melanggar adat, tidak loyal pada adat dan tradisi leluhurnya tetapi secara umum kehidupan mereka relatif sama dengan masyarakat Baduy Dalam. Gejala tersebut menarik untuk dikaji lebih jauh dan dipertanyakan alasan itu terjadi dan dilakukan oleh orang-orang Baduy yang sekarang disebut Baduy Luar. Terdapat beberapa gejala yang menjadi fokus penelitian ini, yaitu masalah filosofis sistem nilai yang dianut oleh Komunitas Baduy dan bagaimana mereka mempersepsi kebutuhan keluarga. Beberapa hal yang menjadi permasalahan filosofis antara lain adalah: (1) Kepercayaan dan sistem nilai yang dianut oleh suku Baduy menghambat proses perubahan yang bisa memajukan taraf kehidupan mereka. (2) Tradisi yang ada menjadikan mereka tertutup dengan dunia luar. (3) Kurangnya sumber daya manusia yang mengelola sumber daya alam yang ada. Dari sisi pemerintah sebagai pembuat kebijakan perlu dikaji hal-hal sebagai berikut: (1) kurangnya upaya dari pemerintah untuk meningkatkan sumber daya manusia masyarakat Baduy agar mereka dapat mengelola potensi alam yang mereka miliki. (2) kurang dan tertutupnya akses berbagai informasi yang memudahkan masyarakat baduy untuk maju, baik dalam bentuk komunikasi interpersonal, maupun kelompok, dengan memanfaatkan lembaga sosial yang ada. (3) kurang atau hampir tidak adanya berbagai pelatihan dan pemberdayaan dari pemerintah bekerja sama dengan masyarakat yang sudah terdidik agar dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Baduy.

26 6 Dari beberapa permasalahan yang ada, ditambah sifat dan hakekat manusia yang selalu berusaha untuk berubah, dan hakekat manusia yang selalu berusaha memenuhi kebutuhannya baik kebutuhan dirinya maupun keluarganya, maka masalah penelitian yang dipertanyakan adalah: (1) Bagaimana persepsi kepala keluarga Komunitas Adat Baduy Luar terhadap kebutuhan keluarganya? (2) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi persepsi kepala keluarga Komunitas Adat Baduy Luar terhadap kebutuhan keluarganya? (3) Bagaimana strategi perubahan terencana untuk meningkatkan kesejahteraan kebutuhan keluarga kepala keluarga Komunitas Adat Baduy Luar? Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah : (1) Mengkaji persepsi kepala keluarga Komunitas Adat Baduy Luar terhadap kebutuhan keluarga. (2) Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi kepala keluarga Komunitas Adat Baduy Luar terhadap kebutuhan keluarganya. (3) Mengembangkan strategi perubahan terencana untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga Komunitas Adat Baduy Luar. Kegunaan Penelitian Penelitian ini merupakan media proses belajar dalam mengaplikasikan konsep-konsep teori dan model dalam pengembangan komunitas adat terpencil, yang didasarkan pada teori dan pengamatan (empirik). Kegunaan penelitian ini sebagai berikut: (1) Dari segi keilmuan hasil penelitian ini diharapkan sebagai khazanah untuk memperkaya kajian ilmu penyuluhan pembangunan. Diharapkan adanya perluasan segi-segi teoritis penyuluhan pembangunan yang dapat menunjang penelitian sejenis pada masa yang akan datang. (2) Dari segi terapan, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menangani masalah-masalah Komunitas Adat Terpencil, khususnya pada masyarakat

27 7 Baduy, maupun masyarakat dalam kategori adat terpencil lainnya yang memiliki karakteristik yang sama. (3) Sebagai masukan bagi pemerintah Kabupaten Lebak Banten, dan Direktorat Bina Masyarakat Terasing, Departemen Sosial RI, dalam menyusun kebijakan tentang pembangunan komunitas adat terpencil Baduy Luar yang berorientasi kesejahteraan dan kelestarian adat dan lingkungan. Definisi Istilah Definisi dan pengukuran dari peubah yang ada disajikan agar makna penelitian dapat dipahami secara bersama: (1) Komunitas Adat Terpencil adalah kelompok sosial budaya yang bersifat lokal dan terpencar serta kurang atau belum terlibat dalam jaringan dan pelayanan baik sosial, ekonomi maupun politik. (2) Masyarakat Baduy adalah masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak yang mempunyai ciri kebudayaan dan adat istiadat yang berbeda dengan masyarakat umum. (3) Persepsi adalah pengertian dan penafsiran makna informasi yang diterima peralatan pancaindera, yang diukur dari pemahaman orang baduy pada kebutuhan hidup keluarga. (4) Kebutuhan keluarga orang Baduy Luar adalah, kebutuhan fisiolojik, rasa aman, rasa memiliki dan dimiliki, dan harga diri. (5) Karakteristik masyarakat Baduy Luar adalah pendapatan rumah tangga, usia, dan jumlah anggota keluarga. (6) Motif adalah hal yang mendorong Orang Baduy Luar untuk lebih memiliki pengetahuan, percaya diri, dan lebih terampil dalam memenuhi kebutuhan keluarganya. (7) Usaha dan Pola produksi adalah usaha orang Baduy Luar memenuhi kebutuhan keluarganya. (8) Nilai-nilai budaya adalah konsep-konsep yang hidup dalam pikiran aktivitas masyarakat Baduy Luar mengenai hal-hal yang mereka anggap paling agung dalam hidup, sehingga berfungsi sebagai

28 8 pedoman dalam berperilaku dalam hidupnya. Penelitian ini menggunakan konsep yang dikembangkan Clide Kluckon dan F.L Strodtbeck (Koentjaraningrat, 2004) yaitu tentang: (a) Hakekat hidup manusia, adalah pandangan masyarakat Baduy, bahwa hidup suatu hal yang baik, buruk, atau menerima apa adanya. (b) Hakekat karya manusia, adalah pandangan tentang bekerja sebagai sesuatu yang memberikan kedudukan terhormat dan menghargainya (c) Hakekat dari kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, adalah pandangan bahwa masa lalu, masa depan atau waktu sekarang adalah waktu yang terpenting (d) Hakekat dari kedudukan manusia dengan alam semesta, adalah pandangan masyarakat Baduy tentang alam bahwa alam dan sekitarnya berupa gunung, hutan dan air perlu dihormati, dan dijaga. (e) Hakekat dari hubungan manusia dengan sesamanya, adalah pandangan bahwa hubungan dengan sesamanya adalah amat penting. (9) Interaksi sosial, adalah interaksi masyarakat Baduy Luar dengan kelompoknya, masyarakat luar atau wisatawan, aparat pemerintah, dan keterdedahan oleh media, diukur frekuensi interaksinya.

29 9 TINJAUAN PUSTAKA Komunitas Adat Terpencil Baduy Menurut Adimihardja (2007) komunitas adat sebagai bagian dari masyarakat Indonesia adalah kelompok masyarakat yang terisolasi, baik secara fisik, geografi, maupun sosial budaya. Sebagian besar komunitas ini bertempat tinggal di daerah terpencil dan sulit dijangkau. Pranata sosial dalam komunitas adat ini umumnya bertumpu pada hubungan kekerabatan yang sangat terbatas dan homogen. Kehidupan mereka sehari-hari masih didasarkan pada interaksi tradisional yang bersifat biologis darah dan ikatan tali perkawinan. Abdullah (2004) berpendapat kelompok masyarakat inilah yang dikategorikan sebagai Komunitas Adat yang masih hidup terpencil, keterpencilan itu ada 2 (dua) aspek yaitu secara eksternal: kenapa pihak luar belum atau sulit memberikan akses pelayanan sosial dasar pada mereka. Secara internal: Kenapa mereka belum dan atau sulit mendapatkan akses pelayanan sosial dasar. Pengertian Komunitas Adat Terpencil (KAT) dalam surat Keputusan Presiden No 111 tahun 1999, adalah kelompok sosial budaya yang bersifat lokal dan terpencar serta kurang atau belum terlibat dalam jaringan dan pelayanan baik sosial, ekonomi maupun politik. Berdasarkan pengertian tersebut, maka kelompok masyarakat tertentu dapat dikategorikan sebagai Komunitas Adat Terpencil jika terdapat ciri-ciri umum yang berlaku universal sebagai berikut: (a) Berbentuk komunitas kecil, tertutup dan homogen. (b) Pranata sosial bertumpu pada hubungan kekerabatan. (c) Pada umumnya lokasinya terpencil secara geografis dan relatif sulit dijangkau. (d) Pada umumnya masih hidup dengan sistem ekonomi sub-sisten. (e) Peralatan teknologinya sederhana, sangat tradisionil (f) Ketergantungan pada lingkungan hidup dan sumber daya alam setempat relatif tinggi. (g) Akses terhadap pelayanan sosial, ekonomi, dan politik terbatas. Dengan demikian maka berdasarkan pengertian, dan gambaran ciri-ciri KAT dalam Keppres No. 111 Tahun 1999, Komunitas Adat Terpencil dapat dikelompokkan berdasarkan habitat, dan atau lokalitas sebagai berikut:

30 10 (a) Dataran tinggi / pegunungan; (b) Dataran rendah; Daerah rawa; Daerah aliran sungai (c) Daerah pedalaman; Daerah perbatasan; (e) Di atas perahu; Pantai dan di pulau-pulau kecil. Komunitas Adat Terpencil juga dapat dikategorikan orbitasinya sebagai berikut: Kelana, Menetap Sementara, dan Menetap. Dari uraian tersebut dapat dikatakan bahwa komunitas adat terpencil adalah kelompok masyarakat yang masih terbatas mendapatkan berbagai akses pelayanan dasar sosial yang disebabkan secara geografis sulit dijangkau, dan cenderung sifat masyarakatnya tertutup. Gambaran Umum dan Sekilas Asal Usul Orang Baduy Sebutan Orang Baduy atau Urang Baduy yang digunakan untuk kelompok masyarakat ini bukan berasal dari mereka sendiri. Penduduk wilayah Banten Selatan yang sudah beragama Islam, biasa menyebut masyarakat yang suka berpindah-pindah seperti halnya orang Badawi di Arab, dengan sebutan Baduy. Orang-orang Belanda seperti Hoevell, Jacobs, Meijer, Penning, Pleyte, Trcht, dan Geise menyebut mereka badoe i, badoej, badoewi, dan orang kanekes seperti dikemukakan dalam laporan-laporannya. Sekitar tahun 1980-an, ketika KTP (Kartu Tanda Penduduk) diberlakukan di sini, hampir tidak ada yang menolak dengan sebutan Orang Baduy. Walaupun, sebutan diri yang biasa mereka gunakan adalah Urang Kanekes, Urang Rawayan, Urang Tangtu (Baduy Dalam) dan Urang panamping (Baduy Luar). Nama Baduy mungkin diambil dari nama sungai Cibaduy dan nama gunung Baduy yang kebetulan berada di wilayah Baduy (Garna, 1993a:120). Salah satu tulisan paling awal mengenai komunitas Baduy berasal dari laporan C.L Blume ketika melakukan ekspedisi botani ke daerah tersebut pada tahun 1822, ia menulis: dipangkuan sebuah rangkaian pegunungan, yang menjulang tinggi di Kerajaan Bantam di Jawa Barat... kami mendapatkan beberapa kampong pribumi, yang dengan sengaja bersembunyi dari penglihatan orang-orang luar Di sebelah Barat dan di Selatan gunung itu yang tidak dimasuki

31 oleh ekspedisi Hasanuddin dalam kegelapan hutan yang lebat, mereka masih dapat memuja para dewa mereka selama berabad-abad Menurut Blume, komunitas Baduy beasal dari Kerajaan Sunda Kuno, yaitu Pajajaran, yang besembunyi, ketika kerajaan ini runtuh pada awal abad ke- 17 menyusul bergeloranya ajaran Islam dari Kerajaan Banten. (Garna, 1993b:144). Kisah yang hampir sama muncul dalam cerita rakyat di daerah Banten. Kisah tersebut menceritakan bahwa dalam suatu pertempuran, Kerajaan Pajajaran tidak dapat membendung serangan Kerajaan Banten. Pucuk pimpinan Pajajaran saat itu, Prabu Pucuk Umun (keturunan Prabu Siliwangi), beserta punggawa yang setia berhasil lolos meninggalkan kerajaan dan masuk ke dalam hutan belantara. Akhirnya mereka tiba di daerah Baduy sekarang ini dan membuat pemukiman di sana.(djuwisno, 1987:1-2) Van Tricht, seorang dokter yang pernah melakukan riset kesehatan pada tahun 1925, menyangkal teori tersebut. Menutur dia, mereka adalah penduduk asli daerah tersebut yang mempunyai daya tolak kuat terhadap pengaruh luar (Garna, 1993b:146). Orang Baduy sendiri pun menolak jika dikatakan mereka berasal dari orang-orang pelarian Kerajaan Pajajaran. Manurut Danasasmita dan Djatisunda (1986:4-5) Orang Baduy merupakan penduduk setempat yang dijadikan mandala (kawasan suci) secara resmi oleh raja, karena penduduknya diwajibkan memelihara kabuyutan (tempat pemujaan leluhur atau nenek moyang), bukan agama Hindu atau Budha. Kabuyutan di daerah ini dikenal dengan kabuyutan Jati Sunda atau Sunda Asli atau Sunda Wiwitan (wiwitan = asli, asal, pokok, jati). Oleh karena itulah agama asli mereka pun di bernama Sunda Wiwitan. Raja yang menjadikan wilayah Baduy sebagai mandala adalah Rakeyan Darmasiska, yaitu raja Sunda ke-13, keturunan Sri Jayabupati, generasi kelima. Apabila kita menanyakan mengenai asal usul orang Baduy, jawaban yang akan diperoleh adalah mereka keturunan dari Batara Cikal, salah satu dari tujuh dewa atau batara yang diutus ke bumi. Asal usul tersebut sering pula dihubungkan dengan Nabi Adam sebagai nenek moyang pertama. Menurut kepercayaan mereka, Adam dan keturunannya, termasuk warga Baduy 11

32 12 mempunyai tugas bertapa atau asketik (mandita) untuk menjaga harmoni dunia. Pendapat mengenai asal-usul orang Baduy tersebut adalah berbeda dengan pendapat para ahli sejarah, yang mendasarkan pendapatnya dengan cara sintesis dari beberapa bukti sejarah berupa prasasti, catatan perjalanan pelaut Portugis dan Cina, dan ceritera rakyat mengenai Tatar Sunda yang cukup minimal keberadaannya. Masyarakat Baduy dikaitkan dengan Kerajaan Sunda atau yang lazim disebut sebagai Kerajaan Pajajaran, pada abad 15 dan 16, atau kurang lebih enam ratus tahun yang lalu. Wilayah Banten pada waktu itu merupakan bagian penting dari Kerajaan Pajajaran, yang berpusat di Pakuan (wilayah Bogor sekarang). Banten merupakan pelabuhan dagang yang cukup besar. Sungai Ciujung dapat dilayari berbagai jenis perahu, dan ramai digunakan untuk pengangkutan hasil bumi dari wilayah pedalaman. Dengan demikian penguasa wilayah tersebut, yang disebut sebagai Pangeran Pucuk Umun menganggap bahwa kelestarian sungai perlu dipertahankan. Untuk itu diperintahkanlah sepasukan tentara kerajaan yang sangat terlatih untuk menjaga dan mengelola kawasan berhutan lebat dan berbukit di wilayah Gunung Kendeng tersebut. Keberadaan pasukan dengan tugasnya yang khusus tersebut tampaknya menjadi cikal bakal Masyarakat Baduy yang sampai sekarang masih mendiami wilayah hulu Sungai Ciujung di Gunung Kendeng tersebut (Adimihardja, 2000:47-59). Perbedaan pendapat tersebut membawa kepada dugaan bahwa pada masa yang lalu, identitas dan kesejarahan mereka sengaja ditutup, yang mungkin adalah untuk melindungi komunitas Baduy sendiri dari serangan musuh-musuh Pajajaran. Dalam Pasal 11 Angka 6 Perda Kabupaten Lebak No. 32 tahun 2001, yang dimaksud dengan masyarakat Baduy adalah masyarakat yang bertempat tinggal di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak yang mempunyai ciri kebudayaan dan adat istiadat yang berbeda dengan masyarakat umum.

33 13 Luas Wilayah, Kondisi Tanah dan Tata Guna Lahan di Baduy Menurut laporan A.J. Span (1987) dan B van Tricht (1929) dalam Permana (2006:19) pada akhir abad ke-18 wilayah Baduy terbentang mulai dari Kecamatan Leuwidamar sekarang sampai ke pantai selatan. Batas desa seperti yang ada sekarang ini dibuat pada permulaan abad ke-20 bersamaan dengan pembukaan perkebunan karet di desa Leuwidamar dan sekitarnya. Sementara itu menurut perkiraan Judhistira K Garna, luas wilayah Baduy meliputi beberapa kecamatan, seperti Muncang, Sajra, Cimarga, Maja, Bojong Manik, dan Leuwidamar. Hal ini didasarkan atas kesamaan kepercayaan Sunda Lama dan pertalian kerabat masyarakat yang menempati daerah-daerah tersebut. Wilayah Baduy terus dipersempit pada masa Kesultanan Banten dalam rangka penyebarluasan agama Islam, Garna, (1993), Permana (2006:19) Menurut Permana (2006:19) luas wilayah Baduy secara umum dapat dibagi menjadi tiga macam tata guna lahan, yaitu lahan usaha pertanian, hutan tetap, dan permukiman. Lahan usaha pertanian terbesar dalam penggunaan lahan, yakni mencapai 2,585,29 ha atau 50,67%. Lahan ini terdiri atas lahan yang ditanam / diusahakan 709,04 ha atau 13,90% dan lahan yang tidak ditanam (bera) seluas 1.876,25 ha atau 36,77%. Penggunaan lahan terkecil adalah untuk pemukiman, yang hanya meliputi 24,50 ha atau 0,48%. Adapun sisanya, seluas ha atau 48,85%, merupakan hutan tetap sebagai hutan lindung yang tidak boleh digarap untuk dijadikan lahan pertanian. Dalam dua dekade terakhir, belum ada catatan khusus tentang tata guna lahan, namun dapat dipastikan lahan permukiman bertambah. Menurut catatan Kantor Desa Kanekes tahun 2008, jumlah kampung di Baduy sudah mencapai 57 kampung. Berdasarkan jenis tanah, umumnya wilayah Baduy tergolong dalam jenis latosol coklat. Sifat tanah latosol ini termasuk ke dalam kelas tekstur liat (clay), tersusun oleh pertikel-pertikel berfraksa liat 56,9%, debu 32,2%, dan pasir 10,9%. Hal ini juga menandakan bahwa jenis tanah yang ada di wilayah Baduy ini peka terhadap erosi, Purnomohadi (1985) (Permana, 2006:18).

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Bangsa Indonesia terkenal dengan kemajemukannya yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan hidup bersama dalam negara kesatuan RI dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Dalam keanekaragaman

Lebih terperinci

PERSEPSI KOMUNITAS ADAT BADUY LUAR TERHADAP KEBUTUHAN KELUARGA DI KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN AHMAD SIHABUDIN

PERSEPSI KOMUNITAS ADAT BADUY LUAR TERHADAP KEBUTUHAN KELUARGA DI KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN AHMAD SIHABUDIN PERSEPSI KOMUNITAS ADAT BADUY LUAR TERHADAP KEBUTUHAN KELUARGA DI KABUPATEN LEBAK PROVINSI BANTEN AHMAD SIHABUDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 i PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA MASYARAKAT SEKITAR HUTAN DAN BEBERAPA FAKTOR PENDUKUNG DENGAN PARTISIPASINYA DALAM PELESTARIAN HUTAN DI KAWASAN PEMANGKUAN HUTAN PARUNG PANJANG KABUPATEN BOGOR YAYUK SISWIYANTI

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA MASYARAKAT SEKITAR HUTAN DAN BEBERAPA FAKTOR PENDUKUNG DENGAN PARTISIPASINYA DALAM PELESTARIAN HUTAN DI KAWASAN PEMANGKUAN HUTAN PARUNG PANJANG KABUPATEN BOGOR YAYUK SISWIYANTI

Lebih terperinci

2015 KEHID UPAN MASAYARAKAT BAD UY LUAR D I D ESA KANEKES KABUPATEN LEBAK BANTEN

2015 KEHID UPAN MASAYARAKAT BAD UY LUAR D I D ESA KANEKES KABUPATEN LEBAK BANTEN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Masyarakat merupakan sekumpulan manusia yang saling bergaul, atau dengan istilah ilmiah, saling berinteraksi. Suatu kesatuan manusia dapat mempunyai prasarana

Lebih terperinci

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI

HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI HUBUNGAN TERPAAN PESAN PENCEGAHAN BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA (KASUS: KELURAHAN RANGKAPAN JAYA BARU, KOTA DEPOK) KUSUMAJANTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PUSDIKLAT PEGAWAI DEPARTEMEN SOSIAL RI SURYA WIJAYA

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PUSDIKLAT PEGAWAI DEPARTEMEN SOSIAL RI SURYA WIJAYA PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI PUSDIKLAT PEGAWAI DEPARTEMEN SOSIAL RI SURYA WIJAYA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PENGARUH KEPEMIMPINAN

Lebih terperinci

PENGUATAN KELOMPOK PENGRAJIN TENUN IKAT TRADISIONAL KATARINA RAMBU BABANG

PENGUATAN KELOMPOK PENGRAJIN TENUN IKAT TRADISIONAL KATARINA RAMBU BABANG PENGUATAN KELOMPOK PENGRAJIN TENUN IKAT TRADISIONAL (Studi Kasus Di Desa Hambapraing, Kecamatan Haharu, Kabupaten Sumba Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur) KATARINA RAMBU BABANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi, Objek dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian

METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Lokasi, Objek dan Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Penelitian METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian ini dirancang dengan metode survey. Teknik penelitian survey menurut Singarimbun dan Effendi (2005:34), dapat dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan,

Lebih terperinci

Pengaruh Interaksi Sosial Komunitas Adat Baduy Luar Terhadap Persepsinya pada Kebutuhan Keluarga

Pengaruh Interaksi Sosial Komunitas Adat Baduy Luar Terhadap Persepsinya pada Kebutuhan Keluarga Jurnal Penyuluhan, Maret Vol. 6 No. Pengaruh Interaksi Sosial Komunitas Adat Baduy Luar Terhadap Persepsinya pada Kebutuhan Keluarga Ahmad Sihabudin, Basita Ginting S, Djoko Susanto, Pang S Asngari Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA PENYULUH KEHUTANAN TERAMPIL (Kasus di Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Kuningan, Provinsi Jawa Barat) HENDRO ASMORO SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

Pengaruh Interaksi Sosial KAT Baduy Luar terhadap Persepsinya pada Kebutuhan Keluarga

Pengaruh Interaksi Sosial KAT Baduy Luar terhadap Persepsinya pada Kebutuhan Keluarga Terakreditasi Dirjen Dikti SK No. 56/DIKTI/Kep/2005 Pengaruh Interaksi Sosial KAT Baduy Luar terhadap Persepsinya pada Kebutuhan Keluarga Ahmad Sihabudin ABSTRACT The objectives of this study are (1) to

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersangkutan dapat hidup secara wajar baik jasmani, rohani, maupun sosial. sehingga dapat berperan aktif dalam pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. bersangkutan dapat hidup secara wajar baik jasmani, rohani, maupun sosial. sehingga dapat berperan aktif dalam pembangunan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lokasi tempat tinggal suku bangsa yang terasing atau terpencil mengakibatkan akses terhadap pelayanan publik menjadi terhambat dan menjadi rendah. komunitas adat terpencil

Lebih terperinci

PERANAN KELEMBAGAAN DAN TINDAKAN KOMUNIKASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON ETIK SULISTIOWATI NINGSIH

PERANAN KELEMBAGAAN DAN TINDAKAN KOMUNIKASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON ETIK SULISTIOWATI NINGSIH PERANAN KELEMBAGAAN DAN TINDAKAN KOMUNIKASI DALAM PENYELESAIAN KONFLIK DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON ETIK SULISTIOWATI NINGSIH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

PERILAKU KOMUNIKASI APARAT PEMDA KABUPATEN DALAM PENGARUSUTAMAAN GENDER DI ERA OTONOMI DAERAH (Kasus pada Kabupaten Lampung Timur) ABDUL KHALIQ

PERILAKU KOMUNIKASI APARAT PEMDA KABUPATEN DALAM PENGARUSUTAMAAN GENDER DI ERA OTONOMI DAERAH (Kasus pada Kabupaten Lampung Timur) ABDUL KHALIQ PERILAKU KOMUNIKASI APARAT PEMDA KABUPATEN DALAM PENGARUSUTAMAAN GENDER DI ERA OTONOMI DAERAH (Kasus pada Kabupaten Lampung Timur) ABDUL KHALIQ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 PERNYATAAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU BERCOCOK TANAM PADI SAWAH

HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU BERCOCOK TANAM PADI SAWAH HUBUNGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PERILAKU BERCOCOK TANAM PADI SAWAH (Kasus Desa Waimital Kecamatan Kairatu Kabupaten Seram Bagian Barat) RISYAT ALBERTH FAR FAR SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU EKONOMI RUMAHTANGGA DAN PELUANG KEMISKINAN NELAYAN TRADISIONAL

ANALISIS PERILAKU EKONOMI RUMAHTANGGA DAN PELUANG KEMISKINAN NELAYAN TRADISIONAL ANALISIS PERILAKU EKONOMI RUMAHTANGGA DAN PELUANG KEMISKINAN NELAYAN TRADISIONAL (Studi Kasus: Rumahtangga Nelayan Tradisional Di Kecamatan Kasemen Kabupaten Serang Propinsi Banten) RANTHY PANCASASTI SEKOLAH

Lebih terperinci

PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING

PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING PERSEPSI ANGGOTA TERHADAP PERAN KELOMPOK TANI PADA PENERAPAN TEKNOLOGI USAHATANI BELIMBING (Kasus Kelompok Tani Kelurahan Pasir Putih, Kecamatan Sawangan, Kota Depok) DIARSI EKA YANI SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT

PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT PENGEMBANGAN KAPASITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT (Studi Kasus di Desa Wonokromo Kecamatan Pleret Kabupaten Bantul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta) Nurul Hidayah SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SURAT PERNYATAAN Dengan

Lebih terperinci

ARAHAN PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PONTIANAK ISKANDAR ZULKARNAIN

ARAHAN PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PONTIANAK ISKANDAR ZULKARNAIN ARAHAN PENGEMBANGAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA PONTIANAK ISKANDAR ZULKARNAIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 ABSTRAK ISKANDAR ZULKARNAIN. Arahan Pengembangan Ruang Terbuka Hijau

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PEMUKA PENDAPAT KELOMPOK TANI DALAM MENGGUNAKAN TEKNOLOGI USAHATANI PADI (Kasus di Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang NTT) IRIANUS REJEKI ROHI SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

MODEL SIKAP PENERIMAAN MASYARAKAT TERHADAP PEMANFAATAN GAS ALAM DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN KOTA GAS: STUDI KASUS KOTA TARAKAN TUBAGUS HARYONO

MODEL SIKAP PENERIMAAN MASYARAKAT TERHADAP PEMANFAATAN GAS ALAM DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN KOTA GAS: STUDI KASUS KOTA TARAKAN TUBAGUS HARYONO MODEL SIKAP PENERIMAAN MASYARAKAT TERHADAP PEMANFAATAN GAS ALAM DALAM PROGRAM PEMBANGUNAN KOTA GAS: STUDI KASUS KOTA TARAKAN TUBAGUS HARYONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013 iii

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE (Kasus pada Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Perkebunan, Dinas Kelautan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Baduy merupakan salah satu suku adat di Indonesia yang sampai

BAB I PENDAHULUAN. Baduy merupakan salah satu suku adat di Indonesia yang sampai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Baduy merupakan salah satu suku adat di Indonesia yang sampai sekarang masih mempertahankan nilai-nilai budaya dasar yang dimiliki dan diyakininya,

Lebih terperinci

PENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL

PENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL PENGUATAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP TENAGA KERJA PENYANDANG CACAT TUBUH MELALUI POLA KEMITRAAN LOKAL (Studi Kasus di Kelurahan Karadenan Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor) SRI HANDAYANI

Lebih terperinci

EVALUASI PENINGKATAN SUMBERDAYA MANUSIA DALAM PROGRAM PENDANAAN KOMPETISI MELALUI KEGIATAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI KABUPATEN KARAWANG

EVALUASI PENINGKATAN SUMBERDAYA MANUSIA DALAM PROGRAM PENDANAAN KOMPETISI MELALUI KEGIATAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI KABUPATEN KARAWANG EVALUASI PENINGKATAN SUMBERDAYA MANUSIA DALAM PROGRAM PENDANAAN KOMPETISI MELALUI KEGIATAN KEAKSARAAN FUNGSIONAL DI KABUPATEN KARAWANG ASEP AANG RAHMATULLAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS DALAM KAITANNYA DENGAN PENATAAN RUANG DAN KEGIATAN REHABILITASI LAHAN DI KABUPATEN SUMEDANG DIAN HERDIANA

IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS DALAM KAITANNYA DENGAN PENATAAN RUANG DAN KEGIATAN REHABILITASI LAHAN DI KABUPATEN SUMEDANG DIAN HERDIANA IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS DALAM KAITANNYA DENGAN PENATAAN RUANG DAN KEGIATAN REHABILITASI LAHAN DI KABUPATEN SUMEDANG DIAN HERDIANA PROGRAM STUDI ILMU PERENCANAAN WILAYAH SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS PEWILAYAHAN, HIRARKI, KOMODITAS UNGGULAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA KAWASAN AGROPOLITAN

ANALISIS PEWILAYAHAN, HIRARKI, KOMODITAS UNGGULAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA KAWASAN AGROPOLITAN ANALISIS PEWILAYAHAN, HIRARKI, KOMODITAS UNGGULAN DAN PARTISIPASI MASYARAKAT PADA KAWASAN AGROPOLITAN (Studi Kasus di Bungakondang Kabupaten Purbalingga) BUDI BASKORO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA PESISIR DI SENDANG BIRU KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMUR MUHAMMAD ZIA UL HAQ

STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA PESISIR DI SENDANG BIRU KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMUR MUHAMMAD ZIA UL HAQ STRATEGI PENGELOLAAN PARIWISATA PESISIR DI SENDANG BIRU KABUPATEN MALANG PROPINSI JAWA TIMUR MUHAMMAD ZIA UL HAQ SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) DAN SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN)

HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) DAN SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) HUBUNGAN PROSES PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU (SDIT) DAN SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) (Penelitian di SDIT Ummul Quro dan SDN Sukadamai 3 Bogor) NADIA JA FAR ABDAT

Lebih terperinci

STRATEGI MENSINERGIKAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DENGAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

STRATEGI MENSINERGIKAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DENGAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH STRATEGI MENSINERGIKAN PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DENGAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH (Kasus Program Community Development Perusahaan Star Energy di Kabupaten Natuna dan Kabupaten Anambas) AKMARUZZAMAN

Lebih terperinci

KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR

KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR KEEFEKTIVAN KOMUNIKASI MASYARAKAT ACEH DI BOGOR MENGENAI PENGELOLAAN DAMPAK TSUNAMI YUSNIDAR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 ABSTRAK YUSNIDAR. Keefektivan Komunikasi Masyarakat

Lebih terperinci

ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGIC BUSINESS UNIT UNTUK MENINGKATKAN POTENSI INOVASI KESATUAN BISNIS MANDIRI INDUSTRI PERHUTANI

ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGIC BUSINESS UNIT UNTUK MENINGKATKAN POTENSI INOVASI KESATUAN BISNIS MANDIRI INDUSTRI PERHUTANI ANALISIS PENGEMBANGAN STRATEGIC BUSINESS UNIT UNTUK MENINGKATKAN POTENSI INOVASI KESATUAN BISNIS MANDIRI INDUSTRI PERHUTANI UNIT III JAWA BARAT DAN BANTEN RURIN WAHYU LISTRIANA PROGRAM STUDI MANAJEMEN

Lebih terperinci

Hak cipta milik IPB, tahun 2009

Hak cipta milik IPB, tahun 2009 Hak cipta dilindungi Undang-Undang Hak cipta milik IPB, tahun 2009 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan meyebutkan sumber : a. Pengutipan hanya unuk kepentingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanah bagi manusia memiliki arti yang sangat penting. Hubungan antara manusia

BAB I PENDAHULUAN. Tanah bagi manusia memiliki arti yang sangat penting. Hubungan antara manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Tanah bagi manusia memiliki arti yang sangat penting. Hubungan antara manusia dan tanah tidak dapat dipisahkan. Manusia diciptakan dari tanah, hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Banten memiliki masyarakat tradisional yang masih memegang

BAB I PENDAHULUAN. Propinsi Banten memiliki masyarakat tradisional yang masih memegang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Propinsi Banten memiliki masyarakat tradisional yang masih memegang teguh adat dan tradisi yaitu suku Baduy yang tinggal di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DI TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI, KABUPATEN KUNINGAN, PROVINSI JAWA BARAT

FORMULASI STRATEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DI TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI, KABUPATEN KUNINGAN, PROVINSI JAWA BARAT FORMULASI STRATEGI KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN BERSAMA MASYARAKAT DI TAMAN NASIONAL GUNUNG CIREMAI, KABUPATEN KUNINGAN, PROVINSI JAWA BARAT FARMA YUNIANDRA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENGUATAN KAPASITAS LEMBAGA SIMPAN PINJAM RUKUN LESTARI UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN

PENGUATAN KAPASITAS LEMBAGA SIMPAN PINJAM RUKUN LESTARI UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN 136 PENGUATAN KAPASITAS LEMBAGA SIMPAN PINJAM RUKUN LESTARI UNTUK PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MISKIN (KASUS DI RW 04 DUSUN DAWUKAN DESA SENDANGTIRTO KECAMATAN BERBAH KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA) DJULI SUGIARTO

Lebih terperinci

PERBAIKAN TEKNIK GRAFTING MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SOFIANDI

PERBAIKAN TEKNIK GRAFTING MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SOFIANDI PERBAIKAN TEKNIK GRAFTING MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SOFIANDI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 i SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa segala pernyataan

Lebih terperinci

EVALUASI IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT PADA LAYANAN PERIZINAN DI KEMENTERIAN PERTANIAN RI

EVALUASI IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT PADA LAYANAN PERIZINAN DI KEMENTERIAN PERTANIAN RI EVALUASI IMPLEMENTASI E-GOVERNMENT PADA LAYANAN PERIZINAN DI KEMENTERIAN PERTANIAN RI Oleh : Ongki Wiratno PROGRAM STUDI MAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 @ Hak cipta

Lebih terperinci

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI

ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI ANALISIS POLA KELAHIRAN MENURUT UMUR STUDI KASUS DI INDONESIA TAHUN 1987 DAN TAHUN 1997 SUMIHAR MEINARTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP PEMBERDAYAAN PETANI PADA PROGRAM PRIMATANI LAHAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN KARAWANG DAROJAT PRAWIRANEGARA

PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP PEMBERDAYAAN PETANI PADA PROGRAM PRIMATANI LAHAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN KARAWANG DAROJAT PRAWIRANEGARA PENGARUH MEDIA KOMUNIKASI TERHADAP PEMBERDAYAAN PETANI PADA PROGRAM PRIMATANI LAHAN SAWAH IRIGASI DI KABUPATEN KARAWANG DAROJAT PRAWIRANEGARA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN (Studi Kasus di Desa Mambalan Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat Propinsi NTB) CHANDRA APRINOVA SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 @ Hak Cipta

Lebih terperinci

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN SAYURAN ORGANIK PT. PERMATA HATI ORGANIC FARM CISARUA. Oleh: Laura Juita Pinem P

FORMULASI STRATEGI PEMASARAN SAYURAN ORGANIK PT. PERMATA HATI ORGANIC FARM CISARUA. Oleh: Laura Juita Pinem P FORMULASI STRATEGI PEMASARAN SAYURAN ORGANIK PT. PERMATA HATI ORGANIC FARM CISARUA Oleh: Laura Juita Pinem P056070971.38 PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 Hak cipta

Lebih terperinci

MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAPABILITAS DINAMIK ORGANISASI PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA

MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAPABILITAS DINAMIK ORGANISASI PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA MODEL STRATEGI PENGEMBANGAN KAPABILITAS DINAMIK ORGANISASI PADA PERGURUAN TINGGI SWASTA (Studi Kasus pada Perguruan Tinggi Swasta di Kopertis Wilayah II) MUHAMMAD YUSUF SULFARANO BARUSMAN SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA

PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA PERSEPSI DAN PARTISIPASI PETERNAK TENTANG PROGRAM PERGULIRAN TERNAK DOMBA (Kasus Kelompok Tani Mandiri, Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor) SKRIPSI RENDY JUARSYAH PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 SURAT PERNYATAAN

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 SURAT PERNYATAAN HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DAN AKTIVITAS KOMUNIKASI DENGAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGEMBANGKAN PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SITU BABAKAN JAKARTA SELATAN USMIZA ASTUTI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE

HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE HUBUNGAN PROFIL INDIVIDU, IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN PERILAKU KOMUNIKASI APARATUR DENGAN PELAKSANAAN GOOD GOVERNANCE (Kasus pada Dinas Pertanian dan Peternakan, Dinas Perkebunan, Dinas Kelautan dan

Lebih terperinci

ANALISIS EKUITAS MEREK MINUMAN ISOTONIK MIZONE PADA MAHASISWA DI KOTA SOLO. Oleh : Andrew Kresnoputro

ANALISIS EKUITAS MEREK MINUMAN ISOTONIK MIZONE PADA MAHASISWA DI KOTA SOLO. Oleh : Andrew Kresnoputro ANALISIS EKUITAS MEREK MINUMAN ISOTONIK MIZONE PADA MAHASISWA DI KOTA SOLO Oleh : Andrew Kresnoputro PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 SURAT PERNYATAAN

Lebih terperinci

SEKOLAH PASCASARJANA

SEKOLAH PASCASARJANA ANALISIS DAMPAK PERUBAHAN PENGGUNAAN TANAH TERHADAP LINGKUNGAN DI KABUPATEN TANGERANG Oleh: Sri Martini PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011 ANALISIS DAMPAK

Lebih terperinci

Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk

Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk Pola Pemukiman Terpusat Pola Pemukiman Linier Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk Adanya pemukiman penduduk di dataran rendah dan dataran tinggi sangat berkaitan dengan perbedaan potensi fisik dan

Lebih terperinci

PENERAPAN KAMPANYE BANGGA UNTUK MENGUBAH POLA PENGELOLAAN TERNAK MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG KONSERVASI HARIMAU SUMATERA DI JANTHO ACEH BESAR

PENERAPAN KAMPANYE BANGGA UNTUK MENGUBAH POLA PENGELOLAAN TERNAK MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG KONSERVASI HARIMAU SUMATERA DI JANTHO ACEH BESAR PENERAPAN KAMPANYE BANGGA UNTUK MENGUBAH POLA PENGELOLAAN TERNAK MASYARAKAT DALAM MENDUKUNG KONSERVASI HARIMAU SUMATERA DI JANTHO ACEH BESAR CUT MEURAH INTAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS

PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS PERBANDINGAN ANTARA UNWEIGHTED LEAST SQUARES (ULS) DAN PARTIAL LEAST SQUARES (PLS) DALAM PEMODELAN PERSAMAAN STRUKTURAL MUHAMMAD AMIN PARIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN

Lebih terperinci

PERENCANAAN OPTIMALISASI JASA ANGKUTAN PERUM BULOG

PERENCANAAN OPTIMALISASI JASA ANGKUTAN PERUM BULOG PERENCANAAN OPTIMALISASI JASA ANGKUTAN PERUM BULOG (Studi Kasus Pada Unit Bisnis Jasa Angkutan Divisi Regional Sulawesi Selatan) Oleh : Retnaning Adisiwi PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH

ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH ANALISIS MODEL PELUANG BERTAHAN HIDUP DAN APLIKASINYA SUNARTI FAJARIYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan

Lebih terperinci

PENGUATAN KELEMBAGAAN KOPERASI RUKUN TETANGGA UNTUK MENINGKATKAN KEBERDAYAAN ANGGOTA

PENGUATAN KELEMBAGAAN KOPERASI RUKUN TETANGGA UNTUK MENINGKATKAN KEBERDAYAAN ANGGOTA PENGUATAN KELEMBAGAAN KOPERASI RUKUN TETANGGA UNTUK MENINGKATKAN KEBERDAYAAN ANGGOTA ( Kasus Desa Kudi, Kecamatan Batuwarno, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah ) RAHMAT IMAM SANTOSA SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

ANALISIS PEREKONOMIAN PROVINSI MALUKU UTARA: PENDEKATAN MULTISEKTORAL MUHAMMAD ZAIS M. SAMIUN

ANALISIS PEREKONOMIAN PROVINSI MALUKU UTARA: PENDEKATAN MULTISEKTORAL MUHAMMAD ZAIS M. SAMIUN ANALISIS PEREKONOMIAN PROVINSI MALUKU UTARA: PENDEKATAN MULTISEKTORAL MUHAMMAD ZAIS M. SAMIUN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 ii ABSTRACT MUHAMMAD ZAIS M. SAMIUN. Analysis of Northern

Lebih terperinci

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG

MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG MODEL PERAMALAN HARGA SAHAM DENGAN JARINGAN SYARAF TIRUAN PROPAGASI BALIK TRIANA ENDANG SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan Pada bagian ini akan disimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam penulisan skripsi yang berjudul. Kehidupan Masyarakat Baduy Luar Di Desa Kanekes

Lebih terperinci

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber :

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber : DISERTASI ANALISIS FAKTOR DEMOGRAFI, MOTIVASI, SIKAP DAN KEPRIBADIAN KONSUMEN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN, PENGGUNAAN DAN PEMBAYARAN KARTU KREDIT JUSUP AGUS SAYONO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS KEMAUAN MEMBAYAR MASYARAKAT PERKOTAAN UNTUK JASA PERBAIKAN LINGKUNGAN, LAHAN DAN AIR ( Studi Kasus DAS Citarum Hulu) ANHAR DRAKEL

ANALISIS KEMAUAN MEMBAYAR MASYARAKAT PERKOTAAN UNTUK JASA PERBAIKAN LINGKUNGAN, LAHAN DAN AIR ( Studi Kasus DAS Citarum Hulu) ANHAR DRAKEL ANALISIS KEMAUAN MEMBAYAR MASYARAKAT PERKOTAAN UNTUK JASA PERBAIKAN LINGKUNGAN, LAHAN DAN AIR ( Studi Kasus DAS Citarum Hulu) ANHAR DRAKEL SEKOLAH PASCSARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN

Lebih terperinci

STRATEGI PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG UNTUK MENSINERGIKAN PROGRAM RAKSA DESA ABAS SUDRAJAT

STRATEGI PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG UNTUK MENSINERGIKAN PROGRAM RAKSA DESA ABAS SUDRAJAT STRATEGI PEMERINTAH KABUPATEN KARAWANG UNTUK MENSINERGIKAN PROGRAM RAKSA DESA ABAS SUDRAJAT SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007 PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

PERAN MODEL ARSITEKTUR RAUH DAN NOZERAN TERHADAP PARAMETER KONSERVASI TANAH DAN AIR DI HUTAN PAGERWOJO, TULUNGAGUNG NURHIDAYAH

PERAN MODEL ARSITEKTUR RAUH DAN NOZERAN TERHADAP PARAMETER KONSERVASI TANAH DAN AIR DI HUTAN PAGERWOJO, TULUNGAGUNG NURHIDAYAH PERAN MODEL ARSITEKTUR RAUH DAN NOZERAN TERHADAP PARAMETER KONSERVASI TANAH DAN AIR DI HUTAN PAGERWOJO, TULUNGAGUNG NURHIDAYAH SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi dan media massa, mengakibatkan munculnya New

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi komunikasi dan media massa, mengakibatkan munculnya New 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi merupakan suatu hal terpenting dalam kehidupan. Banyak cara untuk mendapatkan informasi, melalui media televisi maupun radio. Majalah dan koran

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KEMANDIRIAN NELAYAN IKAN DEMERSAL DI KECAMATAN WANGI-WANGI SELATAN KABUPATEN WAKATOBI SULAWESI TENGGARA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KEMANDIRIAN NELAYAN IKAN DEMERSAL DI KECAMATAN WANGI-WANGI SELATAN KABUPATEN WAKATOBI SULAWESI TENGGARA FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA KEMANDIRIAN NELAYAN IKAN DEMERSAL DI KECAMATAN WANGI-WANGI SELATAN KABUPATEN WAKATOBI SULAWESI TENGGARA M A R D I N PROGRAM STUDI ILMU PENYULUHAN PEMBANGUNAN SEKOLAH

Lebih terperinci

PERENCANAAN BEBERAPA JALUR INTERPRETASI ALAM DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU JAWA TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TRI SATYATAMA

PERENCANAAN BEBERAPA JALUR INTERPRETASI ALAM DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU JAWA TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TRI SATYATAMA PERENCANAAN BEBERAPA JALUR INTERPRETASI ALAM DI TAMAN NASIONAL GUNUNG MERBABU JAWA TENGAH DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TRI SATYATAMA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN LEMBAGA SIMPAN PINJAM BERBASIS MASYARAKAT (LSP-BM) SINTUVU DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN USAHA-USAHA MIKRO TENRIUGI

PENGEMBANGAN LEMBAGA SIMPAN PINJAM BERBASIS MASYARAKAT (LSP-BM) SINTUVU DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN USAHA-USAHA MIKRO TENRIUGI PENGEMBANGAN LEMBAGA SIMPAN PINJAM BERBASIS MASYARAKAT (LSP-BM) SINTUVU DALAM UPAYA PEMBERDAYAAN USAHA-USAHA MIKRO (Studi Kasus di Desa Sidondo I Kecamatan Sigi Biromaru Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah)

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT BADUY PASCA TERBENTUKNYA PROPINSI BANTEN TAHUN 2000

SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT BADUY PASCA TERBENTUKNYA PROPINSI BANTEN TAHUN 2000 Vol. 1 No. 1 tahun 2012 [ISSN 2252-6633] Hlm. 18-22 SEJARAH PERKEMBANGAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT BADUY PASCA TERBENTUKNYA PROPINSI BANTEN TAHUN 2000 Risna Bintari Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial,

Lebih terperinci

APLIKASI CONTINGENT CHOICE MODELLING (CCM) DALAM VALUASI EKONOMI TERUMBU KARANG TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA FAZRI PUTRANTOMO

APLIKASI CONTINGENT CHOICE MODELLING (CCM) DALAM VALUASI EKONOMI TERUMBU KARANG TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA FAZRI PUTRANTOMO APLIKASI CONTINGENT CHOICE MODELLING (CCM) DALAM VALUASI EKONOMI TERUMBU KARANG TAMAN NASIONAL KARIMUNJAWA FAZRI PUTRANTOMO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PENGUKURAN DAN PEMETAAN BATAS BIDANG TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KOTA DEPOK.

ANALISIS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PENGUKURAN DAN PEMETAAN BATAS BIDANG TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KOTA DEPOK. ANALISIS KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PENGUKURAN DAN PEMETAAN BATAS BIDANG TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KOTA DEPOK Oleh : Bambang Irjanto PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

METODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN

METODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN METODE BINOMIAL UNTUK MENENTUKAN HARGA OPSI CALL INDONESIA DAN STRATEGI LINDUNG NILAINYA JAENUDIN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Lebih terperinci

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA

EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA EVALUASI POTENSI OBYEK WISATA AKTUAL DI KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT UNTUK PERENCANAAN PROGRAM PENGEMBANGAN EDWIN PRAMUDIA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 SURAT PERNYATAAN Dengan

Lebih terperinci

MOTIVASI PETANI DALAM MENERAPKAN TEKNOLOGI PRODUKSI KAKAO (KASUS KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH) SYAMSYIAH GAFUR

MOTIVASI PETANI DALAM MENERAPKAN TEKNOLOGI PRODUKSI KAKAO (KASUS KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH) SYAMSYIAH GAFUR MOTIVASI PETANI DALAM MENERAPKAN TEKNOLOGI PRODUKSI KAKAO (KASUS KECAMATAN SIRENJA KABUPATEN DONGGALA, SULAWESI TENGAH) SYAMSYIAH GAFUR SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI

Lebih terperinci

ANALISIS PERSEDIAAN DAN PIUTANG USAHA DALAM MANAJEMEN MODAL KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP PROFITABILITAS (STUDI KASUS PT. XYZ INDONESIA) Oleh :

ANALISIS PERSEDIAAN DAN PIUTANG USAHA DALAM MANAJEMEN MODAL KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP PROFITABILITAS (STUDI KASUS PT. XYZ INDONESIA) Oleh : ANALISIS PERSEDIAAN DAN PIUTANG USAHA DALAM MANAJEMEN MODAL KERJA DAN DAMPAKNYA TERHADAP PROFITABILITAS (STUDI KASUS PT. XYZ INDONESIA) Oleh : Sapta Juliansyah PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA

Lebih terperinci

PEMANFAATAN INTERNET DAN CD ROM OLEH PENELITI DAN PEREKAYASA BADAN LITBANG PERTANIAN OLEH: INTAN YUDIA NIRMALA

PEMANFAATAN INTERNET DAN CD ROM OLEH PENELITI DAN PEREKAYASA BADAN LITBANG PERTANIAN OLEH: INTAN YUDIA NIRMALA PEMANFAATAN INTERNET DAN CD ROM OLEH PENELITI DAN PEREKAYASA BADAN LITBANG PERTANIAN OLEH: INTAN YUDIA NIRMALA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Dengan ini Saya menyatakan

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1. Taman Nasional Gunung Halimun Salak 4.1.1. Sejarah, Letak, dan Luas Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH) ditetapkan pada tanggal 28 Februari 1992 dengan Surat Keputusan

Lebih terperinci

KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM REFORMASI PERPAJAKAN : KUALITAS PELAYANAN DAN MANAJEMEN ORGANISASI SAKLI ANGGORO

KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM REFORMASI PERPAJAKAN : KUALITAS PELAYANAN DAN MANAJEMEN ORGANISASI SAKLI ANGGORO KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM REFORMASI PERPAJAKAN : KUALITAS PELAYANAN DAN MANAJEMEN ORGANISASI SAKLI ANGGORO SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN DALAM

Lebih terperinci

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor)

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor) ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP SUSU FORMULA LAKTOGEN (Studi Kasus di Ramayana Bogor Trade Mall, Kota Bogor) SKRIPSI AULIA RAHMAN HASIBUAN A.14104522 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

ANALISIS PANGSA PASAR DAN TATANIAGA KOPI ARABIKA DI KABUPATEN TANA TORAJA DAN ENREKANG, SULAWESI SELATAN IMA AISYAH SALLATU

ANALISIS PANGSA PASAR DAN TATANIAGA KOPI ARABIKA DI KABUPATEN TANA TORAJA DAN ENREKANG, SULAWESI SELATAN IMA AISYAH SALLATU ANALISIS PANGSA PASAR DAN TATANIAGA KOPI ARABIKA DI KABUPATEN TANA TORAJA DAN ENREKANG, SULAWESI SELATAN IMA AISYAH SALLATU SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Saya

Lebih terperinci

ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DAN KEPUASAN RUMAH TANGGA PENERIMA MANFAAT DI DKI JAKARTA

ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DAN KEPUASAN RUMAH TANGGA PENERIMA MANFAAT DI DKI JAKARTA ANALISIS EFEKTIVITAS PROGRAM RASKIN DAN KEPUASAN RUMAH TANGGA PENERIMA MANFAAT DI DKI JAKARTA Oleh : Rini Andrida PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2010 ANALISIS

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN STEAK. Skripsi

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN STEAK. Skripsi ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR EKUITAS MEREK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN RESTORAN STEAK (Studi pada Waroeng Steak and shake, Obonk Steak and Ribs, dan Steak Moen-Moen di Daerah Istimewa Yogyakarta) Skripsi

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELAKU USAHA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN PADA PUSAT PERIZINAN DAN INVESTASI KEMENTERIAN PERTANIAN

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELAKU USAHA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN PADA PUSAT PERIZINAN DAN INVESTASI KEMENTERIAN PERTANIAN ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PELAKU USAHA TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PERIZINAN PADA PUSAT PERIZINAN DAN INVESTASI KEMENTERIAN PERTANIAN Oleh : Dewi Maditya Wiyanti PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA JASA PELAYANAN PERIZINAN PENANAMAN MODAL DI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP), BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (BKPM)

ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA JASA PELAYANAN PERIZINAN PENANAMAN MODAL DI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP), BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (BKPM) ANALISIS KEPUASAN PENGGUNA JASA PELAYANAN PERIZINAN PENANAMAN MODAL DI PELAYANAN TERPADU SATU PINTU (PTSP), BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL (BKPM) EPI RATRI ZUWITA PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH

Lebih terperinci

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGENALAN JENIS KAYU BERBASIS CITRA G A S I M

JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGENALAN JENIS KAYU BERBASIS CITRA G A S I M JARINGAN SYARAF TIRUAN UNTUK PENGENALAN JENIS KAYU BERBASIS CITRA G A S I M SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 ABSTRAK Pengenalan jenis kayu yang sering dilakukan dengan menggunakan

Lebih terperinci

DAMPAK KEBIJAKAN HARGA DASAR PEMBELIAN PEMERINTAH TERHADAP PENAWARAN DAN PERMINTAAN BERAS DI INDONESIA RIA KUSUMANINGRUM

DAMPAK KEBIJAKAN HARGA DASAR PEMBELIAN PEMERINTAH TERHADAP PENAWARAN DAN PERMINTAAN BERAS DI INDONESIA RIA KUSUMANINGRUM DAMPAK KEBIJAKAN HARGA DASAR PEMBELIAN PEMERINTAH TERHADAP PENAWARAN DAN PERMINTAAN BERAS DI INDONESIA RIA KUSUMANINGRUM SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 SURAT PERNYATAAN Saya menyatakan

Lebih terperinci

MARIA BINUR FRANSISKA MANALU

MARIA BINUR FRANSISKA MANALU KOMPETENSI PEMILIK RUMAH MAKAN TRADISIONAL KELAS C DALAM PENGOLAHAN DAN PENYAJIAN MAKANAN DI DAERAH TUJUAN WISATA JAKARTA TIMUR MARIA BINUR FRANSISKA MANALU SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu

BAB II URAIAN TEORITIS. dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Pengertian Tari Seni tari merupakan seni menggerakkan tubuh secara berirama, biasanya sejalan dengan musik. Gerakan-gerakan itu dapat dinikmati sendiri, pengucapan suatu gagasan

Lebih terperinci

PERANAN PRODUKSI USAHATANI DAN GENDER DALAM EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH: STUDI KASUS DI KABUPATEN BOGOR SOEPRIATI

PERANAN PRODUKSI USAHATANI DAN GENDER DALAM EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH: STUDI KASUS DI KABUPATEN BOGOR SOEPRIATI PERANAN PRODUKSI USAHATANI DAN GENDER DALAM EKONOMI RUMAHTANGGA PETANI LAHAN SAWAH: STUDI KASUS DI KABUPATEN BOGOR SOEPRIATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006 SURAT PERNYATAAN Saya

Lebih terperinci

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR UNTUK KEBERLANJUTAN PELAYANAN AIR BERSIH

PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR UNTUK KEBERLANJUTAN PELAYANAN AIR BERSIH 1 PENGUATAN KELEMBAGAAN PENGELOLAAN AIR UNTUK KEBERLANJUTAN PELAYANAN AIR BERSIH (Studi Di Kampung Jetisharjo, Kelurahan Cokrodiningratan, Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta)

Lebih terperinci

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI

PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI PEMODELAN SISTEM PENDULUM TERBALIK GANDA DAN KARAKTERISASI PARAMETER PADA MASALAH REGULASI OPTIMAL HASBY ASSIDIQI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

Lebih terperinci

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA LELE DI DAERAH PARUNG KABUPATEN BOGOR. Oleh: Novie Fajar Ismanto

STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA LELE DI DAERAH PARUNG KABUPATEN BOGOR. Oleh: Novie Fajar Ismanto STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA BUDIDAYA LELE DI DAERAH PARUNG KABUPATEN BOGOR Oleh: Novie Fajar Ismanto PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009 STRATEGI PENGEMBANGAN

Lebih terperinci

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN

KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN KETERKONTROLAN BEBERAPA SISTEM PENDULUM SAKIRMAN SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Keterkontrolan

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II LEBAK

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II LEBAK LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II LEBAK Nomor : 1 Tahun 1991 Seri D PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II LEBAK NOMOR : 13 TAHUN 1990 T E N T A N G PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN LEMBAGA ADAT

Lebih terperinci

ANALISIS KEPUASAN PELAYANAN PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KOTA JAMBI PROVINSI JAMBI

ANALISIS KEPUASAN PELAYANAN PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KOTA JAMBI PROVINSI JAMBI ANALISIS KEPUASAN PELAYANAN PENDAFTARAN TANAH DI KANTOR PERTANAHAN KOTA JAMBI PROVINSI JAMBI Oleh : TETET SUTADI PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN BISNIS SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 1

Lebih terperinci

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 11 BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Taman Nasional Gunung Halimun Salak 3.1.1 Sejarah, letak, dan luas kawasan Taman Nasional Gunung Halimun (TNGH) ditetapkan pada tanggal 28 Februari 1992 dengan

Lebih terperinci

PROSES KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (Kasus Program Raksa Desa di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor) SRI WAHYUNI

PROSES KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (Kasus Program Raksa Desa di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor) SRI WAHYUNI PROSES KOMUNIKASI DAN PARTISIPASI DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (Kasus Program Raksa Desa di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor) SRI WAHYUNI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2006

Lebih terperinci

KOMPETENSI PENYULUH DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN DI PROVINSI JAWA BARAT. Bambang Gatut Nuryanto

KOMPETENSI PENYULUH DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN DI PROVINSI JAWA BARAT. Bambang Gatut Nuryanto KOMPETENSI PENYULUH DALAM PEMBANGUNAN PERTANIAN DI PROVINSI JAWA BARAT Bambang Gatut Nuryanto SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi berjudul

Lebih terperinci

TRANSFORMASI BUDAYA ORGANISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK YANG DIAMBIL ALIH KEPEMILIKANNYA OLEH ASING IRVANDI GUSTARI

TRANSFORMASI BUDAYA ORGANISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK YANG DIAMBIL ALIH KEPEMILIKANNYA OLEH ASING IRVANDI GUSTARI i TRANSFORMASI BUDAYA ORGANISASI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA BANK YANG DIAMBIL ALIH KEPEMILIKANNYA OLEH ASING IRVANDI GUSTARI SEKOLAH PASCA SARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MATA PELAJARAN PKn POKOK BAHASAN KEPUTUSAN BERSAMA DI SDN UMBULREJO 01 JEMBER, TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Lebih terperinci