Hubungan antara Karakteristik Petani dengan Tingkat Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hubungan antara Karakteristik Petani dengan Tingkat Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros."

Transkripsi

1 Hubungan antara Karakteristik Petani dengan Tingkat Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros. Oleh : Ir. Pangerang, MP dan Ir. Mudakkir (Penyuluh Pertanian Kabupaten pada BPP-KP Kabupaten Maros) AgronomiPertanian@gmail.com AgronomiPertanian.blogspot.com ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros yang dimulai dari bulan Mei 2014 sampai bulan Juli Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui tingkat penerapan komponen teknologi PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe. 2) Untuk mengetahui hubungan antara karakteistik petani yaitu umur, pendidikan, pengalaman berusaha tani, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan garapan dengan tingkat penerapan Teknologi PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe, 3) Untuk hubungan antara tingkat penerapan Teknologi PTT padi sawah dengan peningkatan produktivitas padi di Kecamatan Moncongloe. Penelitian ini merupakan penelitian survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan petani yang ada pada Kecamatan Moncongloe yang melakukan pengembangan padi melalui Penerapan Teknologi PTT Padi sawah, Metode pemilihan sampel yaitu purposive sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan secara sengaja dan bertahap yaitu pemilihan 4 desa/kelurahan, setiap desa/kelurahan dipilih 4 kelompok tani dan setiap kelompok tani dipilih 5 orang petani secara acak sederhana sehingga jumlah responden secara keseluruhan sebanyak 80 orang. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Analisis Deskriptif dan Analisis Uji Chi-Square dengan menggunakan Program SPSS 16. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa: Pertama adalah tingkat penerapan komponen teknologi PTT padi,sawah di Kecamatan Moncongloe yaitu komponen penggunaan varietas unggul, tanam bibit mudah, tanam 1-3 bibit per lubang, penggunaan pupuk organik, pengairan berseling, pengendalian OPT ramah lingkungan adalah tingkat penerapannya tergolong dalam kategori rendah, sedangkang komponen penggunaan benih bermutu, pengaturan populasi tanam, pemupukan berimbang, panen tepat waktu dan penanganan pasca panen tingkat penerapannya tergolong dalam kategori tinggi; Kedua adalah tidak terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik petani yaitu umur, tingkat pendidikan; jumlah tanggungan keluarga, pengalaman berusaha tani, dan luas lahan garapan dengan tingkat penerapan teknologi PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe; Ketiga adala terdapat hubungan yang signifikan antara Tingkat Penerapan PTT Sawah dengan peningkatan produktivitas padi sawah di Kecamatan Moncongloe. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan produksi, produktivitas dan efesiensi serta daya saing produk pertanian khusunya padi dapat diwujudkan apabila didukung dengan peningkatan penguasaan teknologi tepat guna. Pemanfaatan teknologi tepat guna secara optimal akan dapat terwujud apabila ada alih teknologi dari pencipta atau pemilik teknologi kepada masyarakat pengguna teknologi. Kenyataan menunjukkan bahwa penemuan-penemuan baru mengenai teknologi cukup pesat baik oleh masyarakat, dunia usaha, perguruan tinggi, lembaga-lembaga penelitian, dan pengembangan pemerintah maupun swasta dan lain sebagainya. namun masyarakat belum dapat mengakses secara optimal temuan tersebut untuk Makalah ini disampaikan pada Seminar Tanggal 6 Maret 2015 Page 1

2 diambil manfaat akan keberadaan teknologi tersebut. Berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah melalui Departemen Pertanian Republik Indonesia dalam meningkatkan produksi padi diantaranya pada tahun 2013, yaitu meningkatkan produksi, produktivitas dan kwalitas padi melalui penerapan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) yang difokuskan melalui pola pertumbuhan, pengembangan dan pemantapan dengan pendekatan kawasan skala luas, terintegrasi dari hulu sampai hilir, peningkatan jumlah paket bantuan sebagai instrumen stimulan, serta dukungan pendampingan dan pengawalan. Tujuan program SL-PTT yang telah dicanangkan oleh pemerintah sejak tahun 2008 sampai sekarang antara lain : 1) meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perubahan sikap petani guna mempercepat penerapan komponen teknologi PTT padi dalam usahataninya agar replikasi/ penyebarluasan teknologi ke petani sekitarnya berjalan lebih cepat. 2). meningkatkan produktivitas, produksi dan pendapatan serta kesejahteraan petani melalui peningkatan produktivitas padi inbrida 0,75 ton per hektar, padi hibrida 2,0 ton per hektar dan padi lahan kering/gogo 0,5 ton per hekta (Anonim, 2013). Dalam pelaksanaan PTT terdapat 2 (dua) komponen teknologi yang dapat diterapkan oleh petani, yaitu komponen teknologi dasar dan komponen teknologi penunjang. Komponen teknologi dasar merupakan komponen yang memiliki peranan penting dalam peningkatan hasil. Komponen ini sangat dianjurkan untuk diterapkan semua. Termasuk ke dalam komponen teknologi dasar yaitu: 1) Varietas unggul baru; 2) Benih bermutu dan berlabel; 3) Peningkatan populasi tanaman dengan sistem tanam jajar legowo; 4) Pemupukan berimbang tepat waktu; 5) Pengendalian OPT melalui PHT; 6) Pemberian pupuk organik. Sedangkan komponen teknologi penunjang merupakan komponen yang memiliki peranan dalam mendukung dan memantapkan penerapan komponen teknologi dasar. Komponen ini sebaiknya diterapkan berdasarkan pemilihan komponen dasar serta kondisi setempat. Komponen teknologi yang termasuk dalam teknologi penunjang yaitu: 1) Pengolahan tanah yang tepat; 2) Tanam bibit muda (< 21 hari); 3) Tanam 1 3 bibit per lubang; 4) Pengairan berselang; 5) Penyiangan dengan landak (gasrok); dan 6) Panen tepat waktu 7) Penangan Pasca Panen Kabupaten Maros telah melaksanakan SL-PTT padi sejak tahun tahun 2008, dengan harapkan petani mampu menerapkan komponen teknologi PTT setelah selesai mengikuti SLPTT, serta diharapkan juga bisa mengajak masyarakat luas untuk ikut menerapkan komponen PTT padi sehingga secara umum produktivitas, produksi dan kwalitas padi di Kabupaten Maros setiap tahun mengalami kenaikan, dengan sendirinya petani dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahterannya. Tabel 1.1 menunjukkan bahwa rata-rata luas panen padi di Kabupaten Maros sejak dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 yaitu seluas hektar dengan tingkat perkembangan rata-rata luas panen setiap tahun yaitu sebesar 2,08%, namun pada tahun 2011 luas panen menurun sebesar 0,12% dan pada tahun 2013 sebesar 2,34%. Sedangkan produktivitas padi di Kabupaten Maros sejak dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 yaitu sebesar 62,57 kwintal per hektar dengan tingkat perkembangan peningkatan produktivitas 0,05% setiap tahun, namun pada tahun 2013 mengalami penurunan produktivitas sebesar 10,53%, hal ini juga berdampak pada penurunan produksi padi kabupaten Maros pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 12,62 %, namun produksi padi kabupaten Maros untuk lima tahun terakhir menunjukkan kenaikan rata-rata sebesar 2,32% setiap tahun Makalah ini disampaikan pada Seminar Tanggal 6 Maret 2015 Page 2

3 Tabel 1.1. Perkembangan Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Kabupaten Maros dari Tahun No. Tahun Ha Luas Panen Produktivitas Produksi Kenaikan / Penurunan (%) Kwt/Ha Kenaikan / Penurunan (%) Ton Kenaikan / Penurunan (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) , , , (0.12) , , (2.34) (10.53) (12.62) Rata-rata 46, , Sumber Data : BPS dan Dinas Pertanian Kab. Maros, Data Diolah Tahun 2013 Fenomena dilapangan ini menunjukkan bahwa tingkat penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi di Kabupaten Maros cenderung lambat, bahkan mengalami penurunan, hal ini terlihat jelas ditingkat petani, Penerpaan teknologi PTT yang telah disosialisasikan dan diperkenalkan melalui Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL- PTT) sejak tahun 2008 sampai sekarang belum sepenuhnya dapat diterapkan oleh petani yang tergabung dalam kelompok tani, B. Perumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat penerapan komponen teknologi PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe? 2. Apakah terdapat hubungan antara karakteristik petani yaitu umur, pendidikan, pengalaman berusaha tani, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan garapan dengan tingkat penerapan Teknologi PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe? 3. Apakah terdapat hubungan antara tingkat penerapan Teknologi PTT padi sawah dengan peningkatan produktivitas padi di Kecamatan Moncongloe? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui tingkat penerapan komponen teknologi PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe. 2. Untuk mengetahui hubungan antara karakteristik petani yaitu umur, pendidikan, pengalaman berusaha tani, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan garapan dengan tingkat penerapan Teknologi PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe 3. Untuk mengetahui tingkat penerapan Teknologi PTT padi sawah dengan peningkatan produktivitas padi di Kecamatan Moncongloe. D. Kegunaan Penelitian 1. Bagi penulis, penelitian ini merupakan bagian dari proses belajar yang harus ditempuh oleh seorang penyuluh pertanian dalam Makalah ini disampaikan pada Seminar Tanggal 6 Maret 2015 Page 3

4 meningkatkan profesinya dalam mendapatkan banyak pengetahuan mengenai Hubungan antara Karakteristik Petani dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros 2. Bagi pemerintah dan instansi terkait, dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan kebijaksanaan pelaksanaan kegiatan Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi untuk tahun-tahun men datang. 3. Bagi petani, dapat dijadikan informasi dalam Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi dalam mengelolah usahataninya. 4. Bagi peneliti, dapat dijadikan informasi dan pembanding untuk meneliti lebih lanjut mengenai E. Hipotesis kegiatan Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah 1. Tingkat penerapan komponen teknologi PTT padi sawah Kecamatan Moncongloe tergolong rendah 2. Terdapat hubungan antara karakteristik petani yaitu umur, pendidikan,, jumlah tanggungan keluarga, pengalaman berusahatani, luas lahan garapan dengan tingkat penerapan teknologi PTT padi sawah. 3. Terdapat hubungan antara tingkat penerapan teknologi PTT dengan peningkatan produktivitas padi sawah METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2014 sampai dengan bulan Juli 2014, dengan lokasi penelitian yaitu di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros. B. Populasi dan Sampel Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah keseluruhan petani yang ada pada Kecamatan Moncongloe yang melakukan pengembangan padi melalui Penerapan Teknologi PTT Padi sawah tempat penelitian akan dilaksanakan. Metode pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah: Metode purposive sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang disesuaikan dengan kriteria tertentu yaitu dalam pengambilan populasi dan sampel didasarkan pada pertimbangan bahwa wilayah tersebut adalah merupakan wilayah pengembangan padi sawah yang telah mengikuti Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL- PTT) padi di sawah. Pengambilan sampel dilakukan secara bertahap dengan pemilihan desa, dan kelompok tani yang dilakukan secara sengaja, sedangkan pemilihan sampel penelitian dilakukan secara acak sederhana yaitu : a. Tahap pertama, dipilih 4 desa/kelurahan secara sengaja di wilayah Kecamatan yang telah melaksanakan program SL-PTT padi sawah. b. Tahap kedua, dari setiap desa/kelurahan dipilih 4 kelompok tani yang telah melaksanakan SL- PTT Padi sawah. c. Tahap ketiga, pada kelompok tani tertsebut di atas dilakukan pemilihan petani responden sebagai unit analisis tingkat petani dengan jumlah sampel 5 orang petani untuk Makalah ini disampaikan pada Seminar Tanggal 6 Maret 2015 Page 4

5 setiap kelompok yang dipilih secara acak sederhana (Simple Random sampling). Jadi jumlah responden sebanyak 80 orang,. C. Jenis dan Sumber Data 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung di lapangan baik melalui observasi maupun melalui wawancara kepada petani responden. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya. 2. Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang bersumber dari buku, arsip, dokumen, Internet dan naskah dari Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Maros, Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahan Pangan Kabupaten Maros, Badan Pusat Statistik Kabupaten Maros, dan UPTD. BPSB Kabupaten Maros dan sumber-sumber lain. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner, pengumpulan data yang dilakukan dengan jalan mengedarkan atau menanyakan langsung kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disediakan 2. Wawancara mendalam, data yang dikumpulkan untuk melengkapi data yang tidak sempat tertulis dalam kuesioner 3. Observasi, pengumpulan data secara langsung di lokasi penelitian untuk melakukan pengamatan yang berkaitan dengan penelitian ini. E. Teknik Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis Deskriptif : Analisis Deskriptif adalah analisis yang berhubungan dengan pengumpulan data dan peringkasan data yang dapat disajikan dalam bentuk tabel atau grafik sebagai dasar pengambilan keputusan (Santoso Singgih, 2014). Hipotesis yang pertama yaitu Tingkat penerapan komponen teknologi PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe akan dianalisis dengan menggunakan Analisis Deskriptif yang dimaksudkan untuk menjelaskan atau menginterpretasikan data yang ada dalam bentuk tabel atau mengkaji secara mendalam, sehingga dapat digambarkan mengenai tingkat penerapan setiap komponen teknologi PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe. 2. Analisis UJI CHI-SQUARE. Crosstab dan Chi-Squae adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis hubungan antar variabel Kategorikal atau digunakan melakukan uji kesesuaian dua variabel yang datanya berskala ordinal (Mustari Kahar, 2012). Hopitesis yang kedua yaitu Terdapat hubungan antara faktor karakteristik petani yaitu umur, pendidikan, pengalaman berusaha tani, jumlah tanggungan keluarga, luas lahan garapan dengan tingkat penerapan teknologi PTT padi sawah. Hipotesis yang ketiga yaitu tedapat hubungan antara tingkat penerapan teknologi PTT padi sawah dengan tingkat produktivitas padi sawah Hipotesis kedua, dan ketiga dianalisis dengan Analisis UJI Makalah ini disampaikan pada Seminar Tanggal 6 Maret 2015 Page 5

6 X CHI-SQUARE dengan menggunakan Program SPSS 16. Menurut Sudjana (2002) dan Walpole (1995) bahwa untuk Uji Independen antara dua faktor digunakan rumus (1) yaitu ; Keterangan : X 2 = N{ ( AD BC) ( N)} ( A+ B)( C + D)( A+ C)( B+ D) 2 - (1) = Chi-Square N = Jumlah Sampel A,B,C,D = Nilai Tabel dalam Kontigensi ½ N = Jumlah Responden dibagi dua menilai derajat asosiasi antar faktor, maka harga C perlu dibandingkan dengan koefisien kontingensi maksimun dengan rumus (3) : m -1 C maks = m Keterangan : (3) C maks = Koefisien kontingensi maksimun m = harga minimum antara baris dan kolom Kesimpulan didasarkan pada Makin dekat harga C kepada C maks makin besar derajat asosiasi antar faktor dengan kata lain faktor yang satu makin berkaitan dengan faktor lain. Pengambilan kesimpulan didasarkan pada : 1. Jika X 2 Hit X 2 Tabel = terdapat hubungan antara kedua variabel. 2. Jika X 2 Hit X 2 Tabel = tidak terdapat hubungan antara kedua variabel Jika hasil Analisis Chi- Square ini menunjukkan adanya hubungan antara kedua variabel maka selanjutnya untuk mengetahui derajat hubungan antara faktor yang satu dengan faktor yang lain digunakan rumus (2) yaitu : C = 2 Keterangan : 2 X X + N C = Koefisien kontingensi X 2 = Chi-Kuadrat N = Banyaknya sampel (2) Menurut Singarimbun dan Effendi (1987) bahwa makin besar Koefisien kontingensi berarti hubungan antara dua variabel sangat erat, dan C akan berkisar antara 0 dan 1,00. Sedangkan menurut Sudjana (2002) bahwa agar C yang diperoleh dapat dipakai untuk F. Defenisi Operasional Untuk membatasi ruang lingkup maka akan diberikan beberapa defenisi sebagai berikut : 1. Karakteristik petani adalah cirri-ciri pribadi yang melekat pada diri petani yang beusaha tani padi sawah antara lain umur, pendidikan, pengalaman berusahatani, jumlah tanggungan keluarga dan luas lahan garapan. 2. Umur petani adalah lamanya usia petani padi sawah pada saat survey atau pendataan melalui wawancara yang dilakukan oleh pendata (numerator) yang diukur dengan satuan tahun Pengukurann dikelompokkan dalan interval yaitu : a. Petani yang berumur umur 51 tahun keatas b. Petani yang berumur antara umur tahun c. Petani yang berumur 39 tahun kebawah 3. Pendidikan petani adalah lamanya pendidikan formal yang telah diikuti Makalah ini disampaikan pada Seminar Tanggal 6 Maret 2015 Page 6

7 oleh petani yang diukur dengan satuan tahun Pengukurannya dikelompokkan dalam interval yaitu: a. Lamanya pendidikan lebih besar 12 Tahun (Sarjana) b. Lamanya pendidikan antara 7-12 Tahun (SMP/SMA) c. Lamanya pendidikan 0-6 (SD) 4. Pengalaman berusaha tani adalah lamanya waktu dalam menjalankan usaha taninya yang dinyatakan dengan satuan tahun Pengukurannya dikelompokkan dalam interval yaitu : a. Lamanya waktu berusaha tani lebih dari 20 tahun b. Lamanya waktu berusaha tani tahun c. Lamanya waktu berusaha tani kurang dari 10 tahun 5. Luas lahan garapan petani adalah luas lahan yang digarap petani pada saat pendataan melalui wawancara yang dilakukan oleh pendata (numerator) yang diukur dengan satuan hektar. Pengukurannya dikelompokkan dalam interval yaitu a. Luas lahan garapan lebih besar 1 Ha b. Luas lahan garapan Ha c. Luas lahan garapan kurang dari 0.5 Ha 6. Jumlah Tanggungan keluarga petani adalah jumlah anggota keluarga., petani yang menjadi tanggung jawabnya terhadap pemenuhan kehidupan dan kesejahteraannya yang diukur dengan satuan orang Pengukurannya dalam interval yaitu dikelompokkan a. Jumlah tanggungan keluarga lebih besar 5 orang b. Jumlah tanggungan keluarga antara 3-5 orang c. Jumlah tanggungan lebih keluarga kecil 3 orang 7. Produksi adalah hasil yang diperoleh petani sebagai akibat penggunaan beberapa faktor produksi dalam periode tertentu dan dinyatakan dalam satuan ton. 8. Produktivits adalah jumlah produksi persatuan lahan yang dinyatakan dalam kuwintal per hektar (kwt/ha). 9. Peningkatan Produktivitas adalah selisih antara hasil produktivitas yang diperoleh sebelum dan sesudah melaksanakan penerapan paket Teknologi PTT padi sawah yang diukur dengan satuan kwintal per hektar Tingkat produktivitas dikategorikan : Tingkat produktivitas tinggi adalah jika nilai skor peningkatan produktivitas petani dari nilai rata -rata skor peningkatan produktivitas petani responden. Tingkat produktivitas rendah adalah jika nilai skor peningkatan produktivitas petani < dari nilai rata -rata skor peningkatan produktivitas petani responden. 10. Pengelolaan Tanaman dan Sumber daya secara Terpadu yang sering diringkas Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) merupakan suatu pendekatan holistik yang bersifat partisipatif yang disesuaikan dengan kondisi spesifik lokasi yang merupakan paket teknologi yang harus diterapkan untuk meningkatkan pendapatan petani melalui penerapan komponen teknologi PTT yang cocok untuk kondisi. 11. Komponen Paket Teknologi PTT adalah komponen teknologi yang dapat diterapkan oleh petani, yaitu komponen teknologi Makalah ini disampaikan pada Seminar Tanggal 6 Maret 2015 Page 7

8 dasar dan komponen teknologi penunjang. 12. Komponen teknologi dasar merupakan komponen yang memiliki peranan penting dalam peningkatan hasil. Komponen ini sangat dianjurkan untuk diterapkan semua. Termasuk ke dalam komponen teknologi dasar yaitu: 1) Varietas unggul baru; 2) Benih bermutu dan berlabel; 3) Peningkatan populasi tanaman dengan sistem tanam jajar legowo; 4) Pemupukan berimbang tepat lokasi; 5) Pengendalian OPT melalui PHT; 6) Pemberian pupuk organik. 13. Komponen teknologi penunjang merupakan komponen yang memiliki peranan dalam mendukung dan memantapkan penerapan komponen teknologi dasar. Komponen ini sebaiknya diterapkan berdasarkan pemilihan komponen dasar serta kondisi setempat. Komponen teknologi yang termasuk dalam teknologi penunjang yaitu: 1)Pengolahan tanah yang tepat; 2) Tanam bibit muda (< 21 hari); 3) Tanam 1 3 bibit per lubang; 4) Pengairan berselang; 5) Penyiangan dengan landak (gasrok); dan 6) Panen tepat waktu. 7) Penangaan Pasca Panen. 14. Penerapan Komponen Paket Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah adalah kemampuan dari petani untuk mengaplikasikan setiap komponen teknologi PTT padi sawah dalam pengembangan usaha tani padi. Pengukurannya yaitu : a. Petani yang menerapkan komponen paket teknologi sesuai dengan anjuran diberi skor 3 b. Petani yang menerapkan komponen paket teknologi tetapi kurang sesuai dengan anjuran diberi skor 2. c. Petani yang menerapkan komponen paket teknologi tetapi tidak sesuai dengan anjuran diberi skor 1 Penerapan dikategorikan : Tingkat penerapan tinggi adalah jika nilai skor penerapan petani dari nilai rata -rata skor petani responden. Tingkat penerapan rendah adalah jika nilai skor penerapan petani < dari nilai rata-rata skor petani responden HASIL DAN PEMBAHASAN A. Tingkat Penerapan Komponen PTT Padi Sawah 1. Pengolahan Tanah Hasil analisis menunjukan bahwa dari 80 orang petani responden terdapat 63 orang (78,8%) yang mempunyai nilai skor diatas ratarata skor 2,78 dengan demikian tingkat penerapan pengolahan tanah dikategorikan tinggi atau sudah sesuai dengan anjuran paket teknologi PTT padi sawah dan 17 orang (21,2%) petani responden yang mempunyai nilai skor dibawah rata-rata skor < 2,78 yang dikategorikan rendah atau belum sesuai dengan anjuran paket teknologi PTT padi sawah. 2. Penggunaan Vaietas Unggul Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat penerapan PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe untuk komponen penggunaan varietas unggul dari 80 orang terdapat 22 Makalah ini disampaikan pada Seminar Tanggal 6 Maret 2015 Page 8

9 orang (27,5%) petani responden yang yang mempunyai nilai skor diatas rata-rata skor 2,24 yang dikategoringkan tingkat penerapan komponen PTT yaitu penerapan penggunaan varietas unggul dikategorikan tinggi atau sudah sesuai dengan anjuran anjuran paket teknologi PTT padi sawah dan 58 0rang (72,5 %) petani responden yang mempunyai nilai skor dibawah rata-rata skor < 2,24 yang dikategorinkan tingkat penerapan rendah atau tingkat. Penerapan penggunaan varietas unggul belum sesuai dengan anjuran paket teknologi PTT padi sawah. 3. Pengunaan Benih Bermutu. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat penerapan PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe untuk komponen penggunaan benih bermutu yaitu dari 80 orang terdapat 62 orang (77,5 %) petani responden yang mempunyai nilai skor diatas rata-rata skor 1,80 yang dikategorikan bahwa tingkat penerapan penggunaan benih bermutu dikategorikan tinggi atau sudah sesuai dengan anjuran paket teknologi PTT padi sawah dan 18 0rang (22,5 %) petani responden yang mempunyai nilai skor dibawah rata-rata skor < 1,80 yang dikategorikan tingkat penerapan rendah atau tingkat. penerapan penggunaan benih bermutu belum sesuai dengan anjuran paket teknologi PTT padi sawah. 4. Pengaturan Populasi Jarak Tanam Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat penerapan PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe untuk komponen pengaturan populasi tanam sistem yaitu dari 80 orang terdapat 65 orang (81,2%) petani responden yang mempunyai nilai skor diatas rata-rata skor 1,86 yang dikategorikan bahwa tingkat penerapan pengaturan populasi tanam dikategorikan tinggi atau sudah sesuai dengan anjuran paket teknologi PTT padi sawah dan 15 0rang (18,8 %) petani responden yang mempunyai nilai skor dibawah rata-rata skor < 1,86 yang dikategorikan tingkat penerapan rendah atau tingkat. penerapan pengaturan populasi tanam belum sesuai dengan anjuran paket teknologi PTT padi sawah. 5. Tanam Bibit Mudah Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat penerapan PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe untuk komponen tanam bibit muda yaitu dari 80 orang terdapat 14 orang (17,5 %) petani responden yang mempunyai nilai skor diatas ratarata skor 1,26 yang dikategorikan bahwa tingkat penerapan tanam bibit muda dikategorikan tinggi atau sudah sesuai dengan anjuran paket teknologi PTT padi sawah dan 66 0rang (82,5 %) petani responden yang mempunyai nilai skor dibawah rata-rata skor < 1,26 yang dikategorikan tingkat penerapan rendah atau tingkat. penerapan tanam bibit muda tidak sesuai dengan anjuran paket teknologi PTT padi sawah. 6. Tanam 1-3 Bibit perlubang Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat penerapan PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe untuk komponen tanam 1-3 bibit per lubang yaitu dari 80 orang terdapat 15 orang (18,8 %) petani responden yang mempunyai nilai skor diatas rata-rata skor 1,31 yang dikategorikan bahwa tingkat penerapan dikategorikan tinggi atau sudah sesuai dengan anjuran paket teknologi PTT padi sawah dan 65 0rang (81,2 %) petani responden yang mempunyai nilai skor dibawah Makalah ini disampaikan pada Seminar Tanggal 6 Maret 2015 Page 9

10 rata-rata skor < 1,26 yang dikategorikan tingkat penerapan rendah atau tingkat penerapan tanam 1-3 bibit per lubang tidak sesuai dengan anjuran paket teknologi PTT padi sawah 7. Penggunaan Pupuk Organik Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat penerapan PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe untuk komponen Penggunaan Pupuk Organik yaitu dari 80 orang terdapat 14 orang (17,5 %) petani responden yang mempunyai nilai skor diatas rata-rata skor 1,23 yang dikategorikan bahwa tingkat penerapan Penggunaan Pupuk Organik dikategorikan tinggi atau sudah sesuai dengan anjuran paket teknologi PTT padi sawah dan 66 0rang (82,5%) petani responden yang mempunyai nilai skor dibawah rata-rata skor < 1,23 yang dikategorikan tingkat penerapan rendah atau tingkat. penerapan Penggunaan Pupuk Organik kurang sesuai dengan anjuran paket teknologi PTT padi sawah 8. Pemupukan Berimbang Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat penerapan PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe untuk komponen Penggunaan pemupukan berimbang yaitu dari 80 orang terdapat 44 orang (55,0 %) petani responden yang mempunyai nilai skor diatas rata-rata skor 1,71 yang dikategorikan bahwa tingkat penerapan Penggunaan pemupukan berimbang dikategorikan tinggi atau sudah sesuai dengan anjuran paket teknologi PTT padi sawah dan 36 0rang (45,0%) petani responden yang mempunyai nilai skor dibawah rata-rata skor < 1,71 yang dikategorikan tingkat penerapan rendah atau tingkat. penerapan Penggunaan pemupukan berimbang kurang sesuai dengan anjuran paket teknologi PTT padi sawah 9. Pengairan berseling Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat penerapan PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe untuk komponen pengairan berseling yaitu dari 80 orang terdapat 26 orang (32,5 %) petani responden yang mempunyai nilai skor diatas rata-rata skor 1,34 yang dikategorikan bahwa tingkat penerapan pengairan berseling dikategorikan tinggi atau sudah sesuai dengan anjuran paket teknologi PTT padi sawah dan 54 orang (67,5%) petani responden yang mempunyai nilai skor dibawah rata-rata skor < 1,34 yang dikategorikan tingkat penerapan rendah atau tingkat. penerapan pengairan berseling kurang sesuai dengan anjuran paket teknologi PTT padi sawah 10. Pengendalian OPT Ramah Lingkungan Hasil analisis dibawah menunjukkan bahwa tingkat penerapan PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe untuk komponen Pengendalian OPT Ramah Lingkungan yaitu dari 80 orang terdapat 21 orang (26,2%) petani responden yang mempunyai nilai skor diatas rata-rata skor 2,24 yang dikategorikan bahwa tingkat penerapan Pengendalian OPT Ramah Lingkungan dikategorikan tinggi atau sudah sesuai dengan anjuran paket teknologi PTT padi sawah dan 59 orang (73,8%) petani responden yang mempunyai nilai skor dibawah rata-rata skor < 2,24 yang dikategorikan tingkat penerapan rendah atau tingkat. penerapan Pengendalian OPT Ramah Lingkungan kurang sesuai dengan anjuran paket teknologi PTT padi sawah Makalah ini disampaikan pada Seminar Tanggal 6 Maret 2015 Page 10

11 11. Panen Tepat Waktu Hasil analisis dibawah menunjukkan bahwa tingkat penerapan PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe untuk komponen panen tepat waktu yaitu dari 80 orang terdapat 63 orang (78,8%) petani responden yang mempunyai nilai skor diatas rata-rata skor 2,79 yang dikategorikan bahwa tingkat penerapan panen tepat waktu dikategorikan tinggi atau sudah sesuai dengan anjuran paket teknologi PTT padi sawah dan 17 orang (21,3%) petani responden yang mempunyai nilai skor dibawah rata-rata skor < 2,79 yang dikategorikan tingkat penerapan rendah atau tingkat. penerapan komponen panen tepat waktu kurang sesuai dengan anjuran paket teknologi PTT padi sawah 12. Penangan Pasca Panen Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat penerapan PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe untuk komponen penanganan pasca panen waktu yaitu dari 80 orang terdapat 62 orang (77,5%) petani responden yang mempunyai nilai skor diatas rata-rata skor 2,78 yang dikategorikan bahwa tingkat penerapan penanganan pasca panen dikategorikan tinggi atau sudah sesuai dengan anjuran paket teknologi PTT padi sawah dan 18 orang (22,5%) petani responden yang mempunyai nilai skor dibawah rata-rata skor < 2,78 yang dikategorikan tingkat penerapan rendah atau tingkat. penerapan penanganan pasca panen kurang sesuai dengan anjuran paket teknologi PTT padi sawah B. Hubungan antara Karakteristik Petani dengan Tingkat Penerapan PTT padi Sawah Karakterisik responen adalah ciri-ciri khusus atau sifat khas yang dimiliki oleh petani berkaitan dengan sosial ekonominya. Menurut Hartanto (1984), karakteristik sosial ekonomi petani meliputi : umur, pendidikan, luas lahan, pendapatan petani dan pengalaman berusaha tani, jumlah tanggungan keluarga. Responden dalam penelitian ini sebanyak 80 orang petani padi sawah sebagai Pelaksana SL-PTT tahun 2013 dari Kecamatan Moncongloe yang diambil dari 4 desa yaitu Desa Bontomarannu, Desa Bonto Bunga, Desa Moncongloe dan Desa Moncongloe Lappara. Setiap desa dipilih 4 kelompok tani dan setiap kelompok tani ditetapkan 5 orang anggotanya sebagai responden. 1. Hubungan antara Umur Responden dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kemampuan berpikir dan bekerja para petani dalam menjalankan usaha taninya sangat dipengaruhi oleh umur petani. Pada umumnya petani yang berumur muda dan sehat mempunyai kemampuan fisik yang lebih kuat serta relatif lebih mudah memerima inovasi dibanding dengan petani yang berumur lebih tua. Oleh sebab itu perbedaan umur yang dimiliki oleh seorang petani dapat dijadikan sebagai salah satu indikator untuk menilai tingkat kemampuan kerjanya, sedangkan petani yang berumur tua mempunyai kemampuan fisik yang sudah berkurang, tetapi mempunyai pengalaman kerja yang lebih banyak sehingga berhati-hati dalam menerapkan inovasi baru. Makalah ini disampaikan pada Seminar Tanggal 6 Maret 2015 Page 11

12 Tabel Hubungan antara Umur Petani Responden dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Umur_Petani Responden Total Umur 51 Tahun keatas Tingkat Penerapan PTT Tinggi Rendah Total Count Expected Count % of Total 12.5% 20.0% 32.5% Umur Tahun Count Umur 39 Tahun kebawah Expected Count % of Total 22.5% 30.0% 52.5% Count Expected Count % of Total 8.8% 6.2% 15.0% Count Expected Count % of Total 43.8% 56.2% 100.0% Sumber Data : Data Primer Setelah Diolah Tahun 2014 dengan SPSS.16 Umur petani responden di Kecamatan Moncongloe dikategoringkan dalam tiga tingkatan yaitu umur 51 tahun keatas sebanyak 26 orang (32,5 %), umur tahun senamyak 42 oang (52,5%) dan umur 39 tahun kebawah 12 orang (15,0%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa petani responden dikecamatan moncongloe adalah petani yang rata-rata berumur antara tahun. Menurut Soekartawi (1988) bahwa makin muda petani biasanya mempunyai semangat untuk ingin tahu apa yang belum mereka ketahui, sehingga mereka berusaha untuk lebih cepat melakukan adopsi inovasi walaupun sebenarnya mereka masih belum berpengalaman dalam soal adopsi inovasi tersebut Tabel 5.13 menunjukkan bahwa dari 80 orang petani responden terdapat 26 orang (32,5%) petani responden yang berumur 51 tahun ketas. Dari 26 orang (32,5 %) petani responden tersebut terdapat 10 orang (12,5 %) petani responden yang memiliki umur 51 tahun keatas dengan tingkat penerapan PTT tergolong tinggi, 16 orang (20,0 %) yang memiliki umur 51 tahun keatas dengan tingkat penerapan PTT tergolong rendah. Petani responden yang berumur tahun sebanyak 42 orang (52,5%). Dari 42 orang (52,5 %) petani responden tersebut terdapat 18 orang (22,5 %) petani responden yang memiliki umur tahun dengan tingkat penerapan PTT tergolong tinggi, 24 orang (30,0 %) yang memiliki memiliki umur tahun dengan tingkat penerapan PTT tergolong rendah. Petani responden yang berumur 39 tahun kebawah sebanyak 12 orang (15,0%). Dari 12 orang (15,0 %) petani responden Makalah ini disampaikan pada Seminar Tanggal 6 Maret 2015 Page 12

13 tersebut terdapat 7 orang (8,8 %) petani responden yang memiliki berumur 39 tahun kebawah dengan tingkat penerapan PTT tergolong tinggi, 5 orang (6,2 %) yang memiliki berumur 39 tahun kebawah dengan tingkat penerapan PTT tergolong rendah. Hasil analisis Uji Chi-Square Tests pada tabel diperoleh nilai Pearson Chi-Square (X 2 Hitung) = 1,346 sedangkan X 2 tabel (0,95 db 1) = 5,99 Jai (X 2 Hitung) = 1,346 lebih kecil dari (X 2 tabel ) = 5,99 dan juga terlihat pada kolom Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,510 atau probabilitas 0,05 < 0,510. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang nyata antara umur petani responden dengan tingkat penerapan PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe. Tabel Uji Chi-Square Tests Hubungan antara Golongan Umur Petani Responden dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Value Makalah ini disampaikan pada Seminar Tanggal 6 Maret 2015 Page 13 df Asymp. Sig. (2- sided) Pearson Chi-Square a Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 80 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is X 2 hitung = 1,346 X 2 tabel (0,95 db 1) = 5,99 C= 0,129 nilai C maks = 0, Hubungan antara Tingkat Pendidikan Petani Responden dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pendidikan formal yang pernah diikuti oleh petani responden, Pendidikan dapat mempengaruhi kemampuan pola pikir petani dalam mengembangkan usahataninya, terutama dalam menyerap dan mengadopsi teknologi untuk meningkatkan produksi yang optimal. Tingkat pendidikan petani responden dikelompokkan dalam interval yaitu petani responden yang lamanya pendidikan formal 0 6 tahun ( SD) sebanyak 61 orang (76,2 %), lamanya pendidikan 7-12 tahun (SMP/SMA) sebanyak 16 orang (20,0%), dan lamanya pendidikan 12 tahun keatas (Sarjana) sebanyak 3 oang (3,8 %). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa petani responden di Kecamatan Moncongloe tingkat pendidikannya rata-rata SD.. Tingkat pendidikan petani baik formal maupun non formal akan mempengaruhi cara berfikir yang diterapkan pada usahanya yaitu dalam rasionalisasi usaha dan kemampuan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada. Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh terhadap pola fikir dan daya penalaran. Semakin tinggi tingkat pendidikan atau semakin lama seseorang mengenyam pendidikan akan semakin rasional pola pikir dan penalarannya.

14 Tabel Hubungan antara tingkat pendidikan Petani Responden dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Lama Pendidikan Total Lebih Besar 12 Tahun (Sarjana) 7-12 Tahun (SMP/SMA) Tingkat Penerapan PTT Tinggi Rendah Total Count Expected Count % of Total 2.5% 1.2% 3.8% Count Expected Count % of Total 8.8% 11.2% 20.0% 0-6 (SD) Count Expected Count % of Total 32.5% 43.8% 76.2% Count Expected Count % of Total 43.8% 56.2% 100.0% Sumber Data : Data Primer Setelah Diolah Tahun 2014 dengan SPSS.16 Tabel 5.15 menunjukkan bahwa dari 80 orang petani responden terdapat 3 (3,8 %) orang petani responden yang lamanya mengikuti penididkan 12 tahun keatas (Sarjana). Dari 3 orang (3,8 %) petani responden tersebut terdapat 2 orang (2,5 %) petani responden yang memiliki umur 51 tahun keatas dengan tingkat penerapan PTT tergolong tinggi, 1 orang (1,2 %) yang memiliki umur 51 tahun keatas dengan tingkat penerapan PTT tergolong rendah. Petani responden yang lamanya mengikuti pendidikan 7-12 tahun (tamat SMP/SMA) sebanyak 16 orang (20,0 %). Dari 16 orang (20,0 %) petani responden tersebut terdapat 7 orang (8,8 %) petani responden yang tamat SMP/SMA dengan tingkat penerapan PTT tergolong tinggi, 9 orang (11,2 %) yang memiliki SMP/SMA dengan tingkat penerapan PTT tergolong rendah. Petani responden yang tingkat pendidikannya SD sebanyak 61 orang (76,2 %). Dari 61 orang (76,2 %) petani responden tersebut terdapat 26 orang (31,5%) petani responden tingkat pendidikannya SD dengan tingkat penerapan PTT tergolong tinggi, 35 orang (43,5 %) yang memiliki yang tingkat pendidikannya SD dengan tingkat penerapan PTT tergolong rendah. Makalah ini disampaikan pada Seminar Tanggal 6 Maret 2015 Page 14

15 Tabel Uji Chi-Square Tests Hubungan antara lamanya pendidikan dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Value df Asymp. Sig. (2- sided) Pearson Chi-Square.672 a Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 80 a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is Hasil analisis Uji Chi-Square Tests pada tabel 5.16 dibawah diatas menunjukkan bahwa nilai Hasil analisis Uji Chi-Square Tests pada tabel 4. diperoleh nilai Pearson Chi- Square (X 2 Hitung) = 0,672 sedangkan X 2 tabel (0,95 db 1) = 5,99. Jadi (X 2 Hitung) = 0,672 lebih kecil dari (X 2 tabel ) = 5,99. dan juga terlihat pada kolom Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,715 atau probabilitas 0,05 < 0,715 Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang nyata antara tingkat pendidikan responden dengan tingkat penerapan PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe 3. Hubungan antara Jumlah Tanggungan Keluarga Responden dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Anggota keluarga merupakan aset dalam keluarga karena merupakan sumber tenaga kerja yang potensial dalam kegiatan berusahatani. Banyaknya anggota keluarga dapat juga menjadi beban dalam keluarga, karerna semakin besar jumlah keluarga semakin besar pula beban biaya yang harus dikeluarkan kepada anggota keluarga, Dengan demikian memberikan indikasi bahwa petani responden rata-rata memiliki jumlah tanggungan keluarga yang tidak Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh terhadap pola fikir dan daya penalaran. Semakin tinggi tingkat pendidikan atau semakin lama seseorang mengenyam pendidikan akan semakin rasional pola pilkir dan penalarannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Syamsudin, (1982) bahwa mereka yang berpendidikan tinggi relatif lebih cepat untuk mengadopsi inovasi. Begitu pula sebaliknya mereka yang berpendidikan rendah agak sulit mengadopsi inovasi dengan cepat sehingga menyebabkan penerepannya juga telambat. terlalu besar 1-5 orang sehingga tidak merupakan penghambat dalam menerapkan PTT padi sawah Tabel 5.17 menunjukkan bahwa dari 80 orang petani responden terdapat 12 orang (15,0%) petani responden yang memiliki tanggungan keluarga lebih besar dari 5 orang. Dari 12 orang (15,0 %) petani responden tersebut terdapat 4 orang (5,0 %) petani responden yang memiliki jumlah tanggungan keluarga lebih dari 5 orang dengan tingkat penerapan PTT tergolong tinggi, 8 orang (10,0%) yang memiliki jumlah tanggungan keluarga lebih dari 5 orang dengan tingkat penerapan PTT tergolong rendah. Makalah ini disampaikan pada Seminar Tanggal 6 Maret 2015 Page 15

16 Petani responden yang memiliki tanggungan keluarga 3-5 orang sebanyak 56 orang (70,0%). Dari 56 orang (70,0 %) petani responden tersebut terdapat 26 orang (32,5 %) petani responden yang memiliki tanggungan keluarga 3-5 orang dengan tingkat penerapan PTT tergolong tinggi, 30 orang (37,5 %) yang memiliki tanggungan keluarga 3-5 orang dengan tingkat penerapan PTT tergolong rendah. Petani responden yang memiliki tanggungan keluarga kurang dari 3 orang sebanyak 12 orang(15,0%). Dari 12 orang (15,0 %) petani responden tersebut terdapat 5 orang (6,2 %) petani responden yang memiliki tanggungan keluarga kurang dari 3 orang dengan tingkat penerapan PTT tergolong tinggi, 7 orang (8,8 %) yang memiliki tanggungan keluarga kurang dari 3 orang dengan tingkat penerapan PTT tergolong rendah. Tabel Hubungan antara Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Tanggungan Keluarga Total Lebih Besar 5 orang Tingkat Penerapan PTT Tinggi Rendah Total Count Expected Count % of Total 5.0% 10.0% 15.0% 3-5 orang Count Lebih Kecil 3 orang Expected Count % of Total 32.5% 37.5% 70.0% Count Expected Count % of Total 6.2% 8.8% 15.0% Count Expected Count % of Total 43.8% 56.2% 100.0% Sumber Data : Data Primer Setelah Diolah Tahun 2014 dengan SPSS.16 Hasil analisis Uji Chi-Square Tests pada tabel menunjukkan bahwa nilai hasil analisis Uji Chi-Square Tests diperoleh nilai Pearson Chi- Square (X 2 Hitung) = 0,714 sedangkan X 2 tabel (0,95 db 1) = 5,99. Jadi (X 2 Hitung) = 0,714 lebih kecil dari (X 2 tabel ) = 5,99. dan juga terlihat pada kolom Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,700 atau probabilitas 0,05 < 0,700. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang nyata antara Jumlah tanggungan keluarga responden dengan tingkat penerapan PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe. Petani yang sudah menikah dan dikaruniai anak akan berfungsi sebagai kepala keluarga dan sekaligus sebagai anggota keluarga. Sebagai kepala keluarga, petani harus bertanggung jawab terhadap pemenuhan kesejahteraan seluruh anggota keluarganya. Makalah ini disampaikan pada Seminar Tanggal 6 Maret 2015 Page 16

17 Tabel Uji Chi-Square Tests Hubungan antara Jumlah Tanggungan Keluarga Responden dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Value df Asymp. Sig. (2-sided) Pearson Chi-Square.714 a Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 80 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is Besarnya beban tanggungan keluarga membuat petani dalam hal ini selaku kepala keluarga lebih berusaha lagi untuk meningkatkan pendapatan usahatani agar kebutuhan keseluruhan anggota keluarga dapat terpenuhi. Apabila kebutuhan keluarga sudah terpenuhi maka dapat dikatakan kesejahteraan petani semakin meningkat. Disamping itu jumlah beban tanggunan atau jumlah anggota keluarga petani yang semakin banyak dapat difungsikan sebagai tenaga kerja dalam keluarga selama kegiatan usahatani dijalankan, sehingga biaya pengeluaran untuk penggunaan tenaga kerja dapatkan diminimalisasikan selama anggota keluarga itu dipekerjakan di lahan usahatani 4. Hubungan antara Pengalaman Berusaha tani Responden dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Pengalaman menunjukkan bahwa interaksi yang terjadi cenderung mengakibatkan dan menghasilkan adanya diri yang timbal balik serta penyesuaian kecakapan dengan situasi baru. Selain itu, pengalaman juga dapat membentuk sikap sebagai proses semakin meningkatnya pengetahuan yang dimiliki petani termasuk didalamnya pengalaman penggunaan teknologi baru (Purwanto,2005). Menurut Rakhmad (2001) bahwa ada pengalaman yang menyenangkan atau menyakitkan terhadap suatu obyek. Orang akan mengembangkan sikap positif terhadap obyek bila itu menyenangkan dan sebaliknya bila itu menyakitkan dia mengembangkan sikap negatif. Tabel 5.19 menunjukkan bahwa dari 80 orang petani responden terdapat 42 orang petani responden yang memiliki pengalaman berusaha tani lebih besar dari 20 tahun. Dari 42 orang (52,5 %) petani responden tersebut terdapat 19 orang (23,8%) petani responden yang memiliki jumlah pengalaman berusaha tani lebih dari 20 tahun dengan tingkat penerapan PTT tergolong tinggi, 23 orang (28,8%) yang memiliki jumlah pengalaman berusaha tani lebih dari 20 tahun dengan tingkat penerapan PTT tergolong rendah. Petani responden yang memiliki pengalaman berusaha tani tahun sebanyak 38 orang. Dari 38 orang (47,5%) petani responden tersebut terdapat 16 orang (20,0 %) petani responden yang memiliki pengalaman berusaha tani tahun dengan tingkat penerapan PTT Makalah ini disampaikan pada Seminar Tanggal 6 Maret 2015 Page 17

18 tergolong tinggi, 22 orang (27,5 %) yang memiliki pengalaman berusaha tani tahu dengan tingkat penerapan PTT tergolong rendah. Petani responden yang memiliki pengalaman berusaha tani kurang dari 10 tahun sebanyak 0 orang (0%). Tabel Hubungan antara Pengalaman Berusahatani Responden dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Pengalaman Berusahatani Total Lebih 20 Tahun Tahun Tingkat Penerapan PTT Tinggi Rendah Total Count Expected Count % of Total 23.8% 28.8% 52.5% Count Expected Count % of Total 20.0% 27.5% 47.5% Count Expected Count % of Total 43.8% 56.2% 100.0% Sumber Data : Data Primer Setelah Diolah Tahun 2014 dengan SPSS.16 Hasil analisis Uji Chi-Square Tests pada tabel menunjukkan bahwa nilai hasil analisis Uji Chi-Square Tests diperoleh nilai Pearson Chi- Square (X 2 Hitung) = 0,080 sedangkan X 2 tabel (0,95 db 1) = 5,99. Jadi (X 2 Hitung) = 0,080 lebih kecil dari (X 2 tabel ) = 5,99. dan juga terlihat pada kolom Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,778 atau probabilitas 0,05 < 0,778. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang nyata antara pengalaman berusaha tani responden dengan tingkat penerapan PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe. Tabel Uji Chi-Square Tests Hubungan antara Pengalaman Berusahatani Petani Responden dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Value df Asymp. Sig. (2- sided) Pearson Chi-Square.080 a Continuity Correction b Likelihood Ratio Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided) Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases b a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is b. Computed only for a 2x2 table Makalah ini disampaikan pada Seminar Tanggal 6 Maret 2015 Page 18

19 5. Hubungan antara Luas Lahan Garapan Responden dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Menurut Rahardjo (1999) pemilikan lahan yang sempit cenderung pada sistem pertanian intensif, seperti pada lahan di Jawa pada umumnya. Sedang pada lahan yang luas cenderung kepada ekstensif. Selain lahan memiliki fungsi produksi, lahan (tanah) juga dapat digunakan untuk meminjam uang di bank. Selain itu, lahan yang luas dan usaha tani komersil, berpotensi membutuhkan modal yang lebih besar sehingga kebutuhan akan kredit semakin besar pula. Sebagai sumber ekonomi bagi masyarakat desa khususnya petani, luas lahan dan kondisi sawah sebagai lahan pertanian sangat menentukan produksi dan pendapatan rumah tangga petani (Mardikanto, 1994). Tabel 5.21 menunjukkan bahwa dari 80 orang petani responden terdapat 15 orang (18,8 %) petani responden yang memiliki luas lahan garapan lebih besar 1hektar. Dari 15 orang (18,8 %) petani responden tersebut terdapat 8 orang (10,0 %) petani responden yang memiliki jumlah luas lahan garapan lebih dari 1 hektar dengan tingkat penerapan PTT tergolong tinggi, 7 orang (8,8%) yang memiliki jumlah luas lahan garapan lebih 1 hektar dengan tingkat penerapan PTT tergolong rendah. Tabel 5.21 Hubungan antara Luas Lahan Garapan Responden dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Luas Lahan Garapan Total Tingkat Penerapan PTT Tinggi Rendah Total Lebih besar 1 Ha Count Expected Count % of Total 10.0% 8.8% 18.8% Ha Count Kurang dari 0.5 Ha Expected Count % of Total 20.0% 17.5% 37.5% Count Expected Count % of Total 13.8% 30.0% 43.8% Count Expected Count % of Total 43.8% 56.2% 100.0% Sumber Data : Data Primer Setelah Diolah Tahun 2014 dengan SPSS.16 Petani responden yang memiliki luas lahan garapan 0,5 1,0 hektar sebanyak 30 orang (37,5 %). Dari 30 orang (37,5 %) petani responden tersebut terdapat 16 orang (20,0 %) petani responden yang memiliki luas lahan garapan 0,0-1,0 hektar dengan tingkat penerapan PTT Makalah ini disampaikan pada Seminar Tanggal 6 Maret 2015 Page 19

20 tergolong tinggi, 14 orang (17,5 %) yang memiliki luas lahan garapan 0,5 1,0 hektar dengan tingkat penerapan PTT tergolong rendah. Petani responden yang memiliki luas lahan garapan kurang dari 0,5 hektar sebanyak 35 orang(43,8%). Dari 35 orang (43,8 %) petani responden tersebut terdapat 11 orang (13,8 %) petani responden yang memiliki luas lahan garapan kurang dari 0,5 hektar dengan tingkat penerapan PTT tergolong tinggi, 24 orang (30%) yang memiliki luas lahan garapan kurang dari 0,5 hektar dengan tingkat penerapan PTT tergolong rendah. Tabel Uji Chi-Square Tests Hubungan antara Luas Lahan Garapan Responden dengan Tingkat Penerapan PTT Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe. Value df Asymp. Sig. (2- sided) Pearson Chi-Square a Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases 80 a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is Hasil analisis Uji Chi-Square Tests pada tabel menunjukkan bahwa nilai hasil analisis Uji Chi-Square Tests diperoleh nilai Pearson Chi- Square (X 2 Hitung) = 3,839 sedangkan X 2 tabel (0,95 db 1) = 5,99. Jadi (X 2 Hitung) = 3,839 lebih kecil dari (X 2 tabel ) = 5,99 dan juga terlihat pada kolom Asymp. Sig. (2-sided) adalah 0,147 atau probabilitas 0,05 < 0,147. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang nyata antara luas lahan garapan petani responden dengan tingkat penerapan PTT padi sawah di Kecamatan Moncongloe. C. Hubungan antara Tingkat Penerapan PTT dengan Peningkatan Produktivitas Padi Sawah Penerapan teknologi yang masih sederhana di tingkat petani, berakibat pada rendahnya produktivitas dan pendapatan petani. Perbaikan teknologi dan sistem budidaya padi sawah diharapkan dapat meningkatkan produktivitas yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan petani. Salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas adalah melalui penerapan teknologi yang spesifik lokasi dengan pendekatan Pengelolaan Tanaman dan Sumber Daya Terpadu (PTT) Padi sawah. Penerapan Paket Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah adalah kemampuan dari petani untuk mengaplikasikan teknologi PTT padi sawah dalam pengembangan usaha tani padi. Tabel 5.23 menunjukkan bahwa dari 80 orang petani responden tedapat 35 orang (43,8 %) yang tingkat penerapan PTT padi sawah tinggi, dan 45 0rang(56,2%) yang tingkat penerapan PTT padi sawah rendah sehingga dapat disimpulkan bahwa di Kecamatan Moncongloe tingkat penerapat PTT yang dilakukan oleh petani masih tergolong rendah. Sedangkat tingkat kenaikan produktivitas padi sawah dari 80 orang Makalah ini disampaikan pada Seminar Tanggal 6 Maret 2015 Page 20

Hubungan Antara Faktor Eksternal Petani dengan Tingkat Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kab.

Hubungan Antara Faktor Eksternal Petani dengan Tingkat Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kab. Hubungan Antara Faktor Eksternal Petani dengan Tingkat Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi Sawah di Kecamatan Moncongloe Kab.Maros Oleh : Ir. Pangerang, MP dan Ir. Mudakkir (Penyuluh Pertanian

Lebih terperinci

PERILAKU MAHASISWA GUNADARMA KAMPUS DEPOK KREDIT DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KARTU KREDIT. Hertyn Frianka/ /3EA12

PERILAKU MAHASISWA GUNADARMA KAMPUS DEPOK KREDIT DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KARTU KREDIT. Hertyn Frianka/ /3EA12 PERILAKU MAHASISWA GUNADARMA KAMPUS DEPOK SEBAGAI KONSUMEN KARTU KREDIT DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN KARTU KREDIT Hertyn Frianka/13210279/3EA12 LATAR BELAKANG PEMBAYARAN DI ERA GLOBALISASI YANG MENUNTUT UNTUK

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1 Hasil Uji Reliabilitas Dari hasil uji reliabilitas yang penulis lakukan terhadap 30 responden Duta Suara Gading Serpong yang pernah membeli Earphone dapat disimpulkan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Karaketeristik Sampel Petani Padi Sawah Metode SRI di Kecamatan Beringin Tahun 2015

Lampiran 1. Karaketeristik Sampel Petani Padi Sawah Metode SRI di Kecamatan Beringin Tahun 2015 Lampiran 1. Karaketeristik Sampel Petani Padi Sawah Metode SRI di Kecamatan Beringin Tahun 2015 No Kelompok Tani Luas Lahan (Ha) Umur (Tahun) Lama Bertani (Tahun) Jumlah Tanggungan (Jiwa) Tingkat Pendidikan

Lebih terperinci

METODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan

METODELOGI PENELITIAN. sistematis, faktual dan akuran mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Dasar Metode penelitian adalah suatu cara yang harus di tempuh dalam suatu penelitian untuk mencapai tujuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka Program adalah pernyataan tertulis tentang keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan yang

Lebih terperinci

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN

MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH PENDAHULUAN MINAT PETANI TERHADAP KOMPONEN PTT PADI SAWAH Siti Rosmanah, Wahyu Wibawa dan Alfayanti Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu ABSTRAK Penelitian untuk mengetahui minat petani terhadap komponen

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PERAWAT DI RS MEDISTRA, JAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PERAWAT DI RS MEDISTRA, JAKARTA LEMBAR KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PERAWAT DI RS MEDISTRA, JAKARTA Ibu yang terhormat, saat ini kami mahasiswa Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEMETIK TEH DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV BAH BUTONG KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2014

HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEMETIK TEH DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV BAH BUTONG KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2014 Lampiran 1 Lembar Pengukuran HUBUNGAN KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEMETIK TEH DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV BAH BUTONG KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2014 Karakteristik Responden Nama :

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PELAYANAN KB DENGAN KEIKUTSERTAAN PRIA DALAM PROGRAM KB DI KECAMATAN PANGURURAN KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2015 1. Identitas Responden No. Responden :

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Berdasarkan permintaan dan permohonan serta penjelasan peneliti yang sudah disampaikan kepada saya bahwa akan dilakukan penelitian tentang Hubungan Manajemen Keperawatan

Lebih terperinci

Case Processing Summary. Cases. Valid Missing Total. PenolongPersalinan. Tenaga Kesehatan. Chi-Square Tests. Asymp. Sig. (2-

Case Processing Summary. Cases. Valid Missing Total. PenolongPersalinan. Tenaga Kesehatan. Chi-Square Tests. Asymp. Sig. (2- CROSSTABS /TABLES=KategoriPendidikan BY Crosstabs Case Processing Summary Valid Missing KategoriPendidikan * 58 100.0% 0.0% 58 100.0% Count KategoriPendidikan * Crosstabulation Non KategoriPendidikan Rendah

Lebih terperinci

Analisis Data Kategorikal

Analisis Data Kategorikal Analisis Data Kategorikal Topik: Data & skala pengukuran Uji hipotesis untuk data kontinu Uji hipotesis untuk data kategorikal Desain penelitian kesehatan Ukuran asosiasi Regresi Logistik Target: Mahasiswa

Lebih terperinci

(Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban yang anda rasa benar) 1. Apa yang ibu ketahui tentang kantong plastik?

(Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban yang anda rasa benar) 1. Apa yang ibu ketahui tentang kantong plastik? Lampiran I Kuesioner Penelitian HUBUNGAN KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN SIKAP PADA IBU PEMBELI DAN PEDAGANG DENGAN PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK DI PASAR TRADISIONAL FIRDAUS KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2014

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM K3 DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA DURI TAHUN 20011

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM K3 DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA DURI TAHUN 20011 LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM K3 DENGAN TERJADINYA KECELAKAAN KERJA PADA PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA DURI TAHUN 20011 DATA UMUM Umur : Pendidikan Terakhir : Masa Kerja

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN 75 KUESIONER PENELITIAN Hubungan Antara Dukungan Keluarga Terhadap Kepatuhan Ibu Melaksanakan Imunisasi Dasar pada Anak di Desa Tigabolon Kecamatan Sidamanik Kabupaten Simalungun Tahun 2014 Petunjuk Pengisian

Lebih terperinci

Utomo, M., Eddy Rifai dan Abdulmutalib Thahir Pembangunan dan Alih Fungsi Lahan. Lampung: Universitas Lampung.

Utomo, M., Eddy Rifai dan Abdulmutalib Thahir Pembangunan dan Alih Fungsi Lahan. Lampung: Universitas Lampung. Utomo, M., Eddy Rifai dan Abdulmutalib Thahir. 1992. Pembangunan dan Alih Fungsi Lahan. Lampung: Universitas Lampung. Wiradi, Gunawan. 2000. Reforma Agraria: Perjalanan Yang Belum Berakhir. Yogyakarta:

Lebih terperinci

Lampiran 6 TABULASI DATA UMUM Lansia di RT 02 RW 02 Dusun Gadel Desa Sidorejo Kec. Sukorejo Kab. Ponorogo

Lampiran 6 TABULASI DATA UMUM Lansia di RT 02 RW 02 Dusun Gadel Desa Sidorejo Kec. Sukorejo Kab. Ponorogo Lampiran 6 TABULASI DATA UMUM Lansia di RT 02 RW 02 Dusun Gadel Desa Sidorejo Kec. Sukorejo Kab. Ponorogo No Usia (tahun) Jenis Kelamin Pendidikan Pekerjaan Tinggal Bersama Hub. Keluarga Tingkat Ketergantungan

Lebih terperinci

KUESIONER PENDATAAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA PERDARAHAN POST PARTUM PADA IBU BERSALIN DI RSUD DELI SERDANG LUBUK PAKAM

KUESIONER PENDATAAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA PERDARAHAN POST PARTUM PADA IBU BERSALIN DI RSUD DELI SERDANG LUBUK PAKAM KUESIONER PENDATAAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA PERDARAHAN POST PARTUM PADA IBU BERSALIN DI RSUD DELI SERDANG LUBUK PAKAM A. Data Umum Nama Reponden : Umur : Pendidikan : Pekerjaan

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA FKM USU TAHUN 2015

LEMBAR KUESIONER HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA FKM USU TAHUN 2015 LEMBAR KUESIONER HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN SINDROM DISPEPSIA PADA MAHASISWA FKM USU TAHUN 2015 Nama : Umur : Jenis kelamin : Tahun angkatan : Jadwal makan 1. Apakah setiap hari anda biasa sarapan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH SIKAP KERJA MANUAL HANDLING

ANALISIS PENGARUH SIKAP KERJA MANUAL HANDLING 76 Lampiran 1 Kuesioner penelitian ANALISIS PENGARUH SIKAP KERJA MANUAL HANDLING TERHADAP KELUHAN SUBJEKTIF NYERI PINGGANG LEHER NON SPESIFIK PADA TENAGA ANALIS KESEHATAN DI INSTALASI LABORATORIUM RUMAH

Lebih terperinci

KUESIONER A DATA DEMOGRAFI

KUESIONER A DATA DEMOGRAFI KUESIONER A DATA DEMOGRAFI Petunjuk pengisisan Isilah jawaban pada pertanyaan dibawah ini dengan memberi tanda (X) pada kotak yang tersedia. Data ini dirahasiakan dan hanya dibaca oleh peneliti. Coret

Lebih terperinci

Oleh: Teti Tresnaningsih 1, Dedi Herdiansah S 2, Tito Hardiyanto 3 1,2,3 Fakultas Pertanian Universitas Galuh ABSTRAK

Oleh: Teti Tresnaningsih 1, Dedi Herdiansah S 2, Tito Hardiyanto 3 1,2,3 Fakultas Pertanian Universitas Galuh ABSTRAK TINGKAT PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) PADA USAHATANI PADI SAWAH (ORYZA SATIVA L.) (Suatu Kasus Di Desa Rejasari Kecamatan Langensari Kota Banjar) Oleh: Teti Tresnaningsih 1, Dedi

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KOMUNIKASI PERSUASIF BIDAN TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI USIA0-6

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KOMUNIKASI PERSUASIF BIDAN TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI USIA0-6 LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KOMUNIKASI PERSUASIF BIDAN TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PEMBERIAN SUSU FORMULA PADA BAYI USIA0-6 BULAN DI KELURAHAN DURIAN KECAMATAN BAJENIS I. Identitas Responden

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi...

PENDAHULUAN. Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi... Petunjuk Teknis Lapang PTT Padi Sawah Irigasi... PENDAHULUAN P ada dasarnya pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu (PTT) bukanlah suatu paket teknologi, akan tetapi lebih merupakan metodologi atau

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran KUESIONER PENELITIAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKAWINAN USIA MUDA PADA PENDUDUK KELOMPOK UMUR 12-19 TAHUN DI DESA PUJIMULIO KECAMATAN SUNGGAL KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2013 No. Responden

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa

BAB III METODE PENELITIAN. PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II, Desa 31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah respon petani terhadap kegiatan penyuluhan PTT Padi Sawah. Penelitian ini dilakukan di Poktan Giri Mukti II,

Lebih terperinci

Abstrak

Abstrak Peningkatan Produktivitas dan Finansial Petani Padi Sawah dengan Penerapan Komponen Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) (Studi Kasus di Desa Kandai I Kec. Dompu Kab. Dompu) Yuliana Susanti, Hiryana

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Kuesioner Penelitian HUBUNGAN DIFUSI INOVASI DENGAN PEMANFAATAN OVITRAP OLEH IBU RUMAH TANGGA DI KELURAHAN SEI KERA HILIR I KECAMATAN MEDAN PERJUANGAN KOTA MEDAN TAHUN 2010 No. Responden : Identitas responden:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mengumpulkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu secara rasional, empiris dan sistematis. Adapun metodologi penelitian yang

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN 2 LEMBAR PENJELASAN SUBYEK PENELITIAN Saya Dheeba Kumaraveloo, mahasiswa dari Fakultas Kedokteran akan mengadakan penelitian yang berjudul Hubungan antara Tidur Larut Malam dengan terjadinya Akne

Lebih terperinci

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEKERJA TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEKERJA TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEKERJA TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) 1.1 Pengantar Assalaamua laikum wr.wb Dengan ini saya perkenalkan bahwa saya adalah mahasiswi program

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. No. Responden : Tanggal Wawancara : I. KARAKTERISTIK RESPONDEN. 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis kelamin : 4. Lama bekerja : Jam/hari

LAMPIRAN I. No. Responden : Tanggal Wawancara : I. KARAKTERISTIK RESPONDEN. 1. Nama : 2. Umur : 3. Jenis kelamin : 4. Lama bekerja : Jam/hari LAMPIRAN I KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN HYGIENE PERORANGAN DAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI DENGAN KELUHAN GANGGUAN KULIT PADA PEKERJA PENGUPAS UDANG DI KELURAHAN PEKAN LABUHAN KECAMATAN MEDAN LABUHAN

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PROSES PENYEMBUHAN PADA PENDERITA KUSTA DI KABUPATEN BENGKALIS RIAU TAHUN 2010

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PROSES PENYEMBUHAN PADA PENDERITA KUSTA DI KABUPATEN BENGKALIS RIAU TAHUN 2010 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN PROSES PENYEMBUHAN PADA PENDERITA KUSTA DI KABUPATEN BENGKALIS RIAU TAHUN 2010 No. Urut Responden : Alamat Responden : Tanggal Wawancara

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran. KUESIONER HUBUNGAN PERILAKU IBU HAMIL DAN MOTIVASI PETUGAS KESEHATAN DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI TABLET ZAT BESI DI PUSKESMAS MAMAS KECAMATAN DARUL HASANAH KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN

Lebih terperinci

UJI CHI SQUARE. (Uji data kategorik)

UJI CHI SQUARE. (Uji data kategorik) UJI CHI SQUAR (Uji data kategorik) A. Pendahuluan Uji statistik nonparametrik ialah suatu uji statistik yang tidak memerlukan adanya asumsi-asumsi mengenai sebaran data populasinya (belum diketahui sebaran

Lebih terperinci

KUISIONER PENELITIAN

KUISIONER PENELITIAN Lampiran 1 : KUISIONER PENELITIAN PENGARUH DUKUNGAN ORANG TUA TERHADAP PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT ANAK PRASEKOLAH DI TK ISLAM AN-NIZAM MEDAN TAHUN 2015 Oleh : Syarifah Fatimah (NIM. 131021019)

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Umur * CD4 + Crosstabulation cd4 1-49 50-99 100-149 Total umur 35 Count 3 4 2 9 Expected Count 4.5 3.0

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT)

HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) HUBUNGAN PERANAN WANITA TANI DALAM BUDIDAYA PADI SAWAH DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (PTT) (Suatu Kasus di Desa Wanareja Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) Oleh: Eni Edniyanti

Lebih terperinci

Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN. Saya yang bertanda tangan dan bertanggung jawab dengan pernyataan di bawah ini: Nama : Umur :

Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN. Saya yang bertanda tangan dan bertanggung jawab dengan pernyataan di bawah ini: Nama : Umur : 50 Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN Saya yang bertanda tangan dan bertanggung jawab dengan pernyataan di bawah ini: Nama : Umur : Dengan ini menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dari penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk 35 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang selanjutnya akan dianalisis dan di uji sesuai dengan

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN Judul : Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Dengan Pemberian Imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Di Wilayah Kerja Puskesmas Maga Kabupaten Mandailing Natal

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERAWATAN KEHAMILAN PADA IBU HAMIL YANG MENGALAMI ABORTUS SPONTAN TAHUN 2013

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERAWATAN KEHAMILAN PADA IBU HAMIL YANG MENGALAMI ABORTUS SPONTAN TAHUN 2013 Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PENGETAHUAAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERAWATAN KEHAMILAN PADA IBU HAMIL YANG MENGALAMI ABORTUS SPONTAN TAHUN 2013 No. Responden : Petunjuk pengisian : Isilah

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk turut berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan

Lebih terperinci

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA

PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA PERAN SEKOLAH LAPANG PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU (SL- PTT) DALAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS PADI DI KABUPATEN PURBALINGGA M. Eti Wulanjari dan Seno Basuki Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Tengah

Lebih terperinci

Lampiran 1. I. Data Responden

Lampiran 1. I. Data Responden Lampiran 1 KUESIONER HUBUNGAN KUALITAS MIKROBIOLOGIS AIR SUMUR GALI DAN PENGELOLAAN SAMPAH DI RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA KELUARGA DI KELURAHAN TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2013 I.

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITI. Alamat: Jln Patra Raya Kp.Guji Rt 03/02 Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebon

LEMBAR PERSETUJUAN PENELITI. Alamat: Jln Patra Raya Kp.Guji Rt 03/02 Kelurahan Duri Kepa Kecamatan Kebon Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN PENELITI Responden yang saya hormati, Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Miki Sutrisno Nim : 2008-33-029 Alamat: Jln Patra Raya Kp.Guji Rt 03/02 Kelurahan Duri

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN. Saya selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Utara dengan: Nama : Ardytia Lesmana Stambuk : 2008

LEMBAR PENJELASAN. Saya selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Utara dengan: Nama : Ardytia Lesmana Stambuk : 2008 LAMPIRAN II LEMBAR PENJELASAN Dengan Hormat, Saya selaku mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Utara dengan: Nama : Ardytia Lesmana Stambuk : 2008 akan melaksanakan penelitian dengan judul Perbedaan

Lebih terperinci

Uji Statistik yang Digunakan Untuk ANALISA BIVARIAT

Uji Statistik yang Digunakan Untuk ANALISA BIVARIAT 1 Uji Statistik yang Digunakan Untuk ANALISA BIVARIAT Variabel I Variabel II Jenis uji statistik yang digunakan Katagorik Katagorik - Kai kuadrat - Fisher Exact Katagorik Numerik - Uji T - ANOVA Numerik

Lebih terperinci

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT

DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT DENGAN HIBRIDA HASIL PRODUKSI PADI MENINGKAT Penerapan Padi Hibrida Pada Pelaksanaan SL - PTT Tahun 2009 Di Kecamatan Cijati Kabupaten Cianjur Jawa Barat Sekolah Lapang (SL) merupakan salah satu metode

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI KLINIK HARIANTARY MEDAN HELVETIA TAHUN 2008 I. Identitas pasien Nama : No : Umur :

Lebih terperinci

Tingkat Partisipasi Ibu Hadir Tidak Hadir

Tingkat Partisipasi Ibu Hadir Tidak Hadir Lampiran I KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT PARTISIPASI IBU BALITA DALAM PENIMBANGAN BALITA KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DARUSSALAM KECAMATAN MEDAN PETISAH TAHUN

Lebih terperinci

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA 2016

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA 2016 96 Lampiran 1 KUESIONER HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN (B6, B12, B9), OLAHRAGA DAN KUALITAS TIDUR PADA MAHASISWA UNIVERSITAS ESA UNGGUL No. Responden : FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI ILMU GIZI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

: Perwira / Bintara / Tamtama Asuransi lain selain BPJS :

: Perwira / Bintara / Tamtama Asuransi lain selain BPJS : KUESIONER PENELITIAN DETERMINAN PEMANFAATAN ULANG SARANA PELAYANAN KESEHATAN OLEH ANGGOTA POLRI DAN KELUARGANYA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TEBING TINGGI TAHUN 2015 Petunjuk pengisian kuesioner 1. Jawablah

Lebih terperinci

Identitas Responden 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Pendidikan Terakhir : 6. Pekerjaan :

Identitas Responden 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Jenis Kelamin : 4. Umur : 5. Pendidikan Terakhir : 6. Pekerjaan : Lampiran 1 Observasi dan kusioner penelitian HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR DENGAN KELUHAN KESEHATAN DIARE SERTA KUALITAS AIR SUNGAI PADA PENGGUNA AIR SUNGAI DELI DI KELURAHAN SUKARAJA KECAMATAN MEDAN

Lebih terperinci

Kepada Yth : Rekan rekan Perawat Bayi/VK. Di RS Budi Lestari Bekasi

Kepada Yth : Rekan rekan Perawat Bayi/VK. Di RS Budi Lestari Bekasi Kepada Yth : Rekan rekan Perawat Bayi/VK Di RS Budi Lestari Bekasi Sehubungan untuk meningkatkan mutu pelayanan Rumah sakit dan untuk mengembangkan pola Inisiasi Menyusui Dini pada bayi baru lahir diruang

Lebih terperinci

STRURKTUR ORGANISASI RSUD BATARA GURU BELOPA

STRURKTUR ORGANISASI RSUD BATARA GURU BELOPA LAMPIRAN STRURKTUR ORGANISASI RSUD BATARA GURU BELOPA Direktur RSUD Batara Guru Bagian Tata Usaha Bagian Pelayanan Medik & Keperawatan Bidang Pengembangan SDM & RM Bidang Pengawasan & Pemeliharaan Sarana

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGETAHUAN DAN MOTIF EKONOMI TERHADAP PENGGUNAAN FORMALIN DAN BORAKS OLEH PEDAGANG

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGETAHUAN DAN MOTIF EKONOMI TERHADAP PENGGUNAAN FORMALIN DAN BORAKS OLEH PEDAGANG Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN PENGARUH PENGETAHUAN DAN MOTIF EKONOMI TERHADAP PENGGUNAAN FORMALIN DAN BORAKS OLEH PEDAGANG DALAM PANGAN SIAP SAJI (BAKSO) DI MEDAN DENAI DAN MEDAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENGAMATAN PERAWAT HUBUNGAN PELAKSANAAN EDUKASI PERAWAT TERHADAP TINGKAT NYERI PASIEN PASCA TINDAKAN NASOLARINGOSCOPY

PEDOMAN PENGAMATAN PERAWAT HUBUNGAN PELAKSANAAN EDUKASI PERAWAT TERHADAP TINGKAT NYERI PASIEN PASCA TINDAKAN NASOLARINGOSCOPY No. Kuisioner : PEDOMAN PENGAMATAN PERAWAT HUBUNGAN PELAKSANAAN EDUKASI PERAWAT TERHADAP TINGKAT NYERI PASIEN PASCA TINDAKAN NASOLARINGOSCOPY Petunjuk Pengisian : 1. Isilah semua pernyataan dalam kuisioner

Lebih terperinci

KUESIONER TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN PESERTA

KUESIONER TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN PESERTA Lampiran 1. Kuesioner Penelitian KUESIONER TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN PESERTA BPJS KESEHATAN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI DUA PUSKESMAS DI KOTA MEDAN PADA BULAN AGUSTUS 2015 Kuesioner ini

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN. PT. Adhi Karya Tbk Duri, Riau kerja dengan gejala photokeratitis pada pekerja las PT. Adhi Karya Persero Tbk Duri, Riau

KUESIONER PENELITIAN. PT. Adhi Karya Tbk Duri, Riau kerja dengan gejala photokeratitis pada pekerja las PT. Adhi Karya Persero Tbk Duri, Riau LAMPIRAN 1 : Kuesioner gejala pothokeratitis pada pekerja pengelasan PT. Adhi Karya Tbk Duri, Riau 2016 KUESIONER PENELITIAN PT. Adhi Karya Tbk Duri, Riau 2016 Selamat pagi / siang Saya Mulyana Agustin

Lebih terperinci

Case Processing Summary. Cases. Valid Missing Total. Umur * Kecelakaan Kerja % 0 0.0% % Pendidikan * Kecelakaan Kerja

Case Processing Summary. Cases. Valid Missing Total. Umur * Kecelakaan Kerja % 0 0.0% % Pendidikan * Kecelakaan Kerja Case Processing Summary Cases Valid Missing N N N Umur * Pendidikan * Kecelakaan Kerja Jumlah Jam Kerja * Massa Kerja * Kecelakaan Kerja Umur * Crosstabulation Tidak Umur 12-16 3 3 6 17-25 44 20 64 26-35

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Nama Saya Fauziah, sedang menjalani sedang menjalani pendidikan di

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Nama Saya Fauziah, sedang menjalani sedang menjalani pendidikan di LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN Assalammualaikum Wr. Wb/ Salam Sejahtera Dengan Hormat, Nama Saya Fauziah, sedang menjalani sedang menjalani pendidikan di program D-IV Bidan Pendidik Fakultas

Lebih terperinci

Lampiran 2

Lampiran 2 Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 HUBUNGAN PERAN SUPERVISI KEPALA RUANGANDENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DALAM MELAKSANAKANASUHAN KEPERAWATAN DI RSUD DR. PIRNGADI

Lebih terperinci

Lampiran 1. KUESIONER PENILAIAN STRES KERJA PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) RANTAUPRAPAT

Lampiran 1. KUESIONER PENILAIAN STRES KERJA PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) RANTAUPRAPAT Lampiran 1. KUESIONER PENILAIAN STRES KERJA PADA PERAWAT ICU RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) RANTAUPRAPAT I. KARAKTERISTIK RESPONDEN No. Responden : Umur : Tahun Jenis Kelamin : Laki-Laki/Perempuan Masa

Lebih terperinci

KUESIONER GAMBARAN TAYANGAN IKLAN FAST FOOD

KUESIONER GAMBARAN TAYANGAN IKLAN FAST FOOD KUESIONER GAMBARAN TAYANGAN IKLAN FAST FOOD (MAKANAN SIAP SAJI) DI TELEVISI DAN KEBIASAAN MAKAN FAST FOOD (MAKANAN SIAP SAJI) DAN KEJADIAN OBESITAS PADA PELAJAR SMA SWASTA CAHAYA MEDAN TAHUN 2013 I. INFORMASI

Lebih terperinci

lampiran data hasil pemeriksaan No Usia (tahun) lama bermain gitar bermain gitar di café/tempat hiburan lama bermain gitar dalam sehari tangan yang digunakan bermain chord nyeri di pergelangan tangan saat

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Hubungan Faktor Resiko dengan Terjadinya Nyeri Punggung Bawah ( Low Back Pain) Pada Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) Di Pelabuhan Belawan Medan Tahun 2015 Nomor Responden

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara Lampiran I KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KELUHAN KULIT PADA PEMULUNG DAN GAMBARAN FASILITAS SANITASI DI TPA TERJUN KELURAHAN TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2013 Keterangan

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH PIL KB DI KELURAHAN TANJUNG SELAMAT KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 2014

KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH PIL KB DI KELURAHAN TANJUNG SELAMAT KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 2014 KUESIONER PENELITIAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPUTUSAN MEMILIH PIL KB DI KELURAHAN TANJUNG SELAMAT KECAMATAN MEDAN TUNTUNGAN TAHUN 2014 A. Identitas Responden 1. Nama :... 2. Umur :... Tahun

Lebih terperinci

Herman Subagio dan Conny N. Manoppo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah ABSTRAK

Herman Subagio dan Conny N. Manoppo Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Sulawesi Tengah ABSTRAK HUBUNGAN KARAKTERISTIK PETANI DENGAN USAHATANI CABAI SEBAGAI DAMPAK DARI PEMBELAJARAN FMA (STUDI KASUS DI DESA SUNJU KECAMATAN MARAWOLA PROVINSI SULAWESI TENGAH) Herman Subagio dan Conny N. Manoppo Balai

Lebih terperinci

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian

Lampiran 2. Surat Izin Penelitian Lampiran 2. Surat Izin Penelitian 40 41 Lampiran 3. Lembaran Informed Consent SURAT PERSETUJUAN (INFORMED CONSENT) Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Usia : Alamat : Menyatakan bahwa : 1. Saya telah

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH 67 BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH Bab ini akan membahas keefektifan Program Aksi Masyarakat Agribisnis Tanaman Pangan (Proksi Mantap) dalam mencapai sasaran-sasaran

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU BIDAN PRAKTEK SWASTA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM INISIASI MENYUSU DINI DI KOTA MEDAN TAHUN 2010

KUESIONER PENELITIAN PERILAKU BIDAN PRAKTEK SWASTA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM INISIASI MENYUSU DINI DI KOTA MEDAN TAHUN 2010 KUESIONER PENELITIAN PERILAKU BIDAN PRAKTEK SWASTA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM INISIASI MENYUSU DINI DI KOTA MEDAN TAHUN 2010 No. Responden : Petunjuk pengisian : Isilah titik-titik pada tempat yang tersedia,

Lebih terperinci

ANALISIS KAPABILITAS PETANI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI DALAM USAHATANI PADI SAWAH

ANALISIS KAPABILITAS PETANI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI DALAM USAHATANI PADI SAWAH ANALISIS KAPABILITAS PETANI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PRODUKSI DALAM USAHATANI PADI SAWAH (Studi Kasus di Desa Bugel Kecamatan Ciawi Kabupaten Tasikmalaya) Oleh: Husni Khamdan Fariz 1, Dedi Herdiansah S

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN ( Informed Concent)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN ( Informed Concent) LAMPIRAN Lampiran 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN ( Informed Concent) Yang bertanda tangan dibawah ini : Nama : Umur : Telah mendapatkan penjelasan mengenai tujuan, manfaat, jaminan kerahasiaan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Surat Pernyataan Persetujuan untuk Ikut Serta dalam Penelitian (Informed Consent)

LAMPIRAN. Surat Pernyataan Persetujuan untuk Ikut Serta dalam Penelitian (Informed Consent) LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Pernyataan Persetujuan untuk Ikut Serta dalam Penelitian (Informed Consent) Yang bertanda tangan dibawah ini: N a m a : U s i a : Alamat : Pekerjaan : Dengan sesungguhnya menyatakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Atas perhatian dan kerjasamanya dalam pengisian kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih. Yogyakarta, November 2011.

LAMPIRAN. Atas perhatian dan kerjasamanya dalam pengisian kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih. Yogyakarta, November 2011. 8 LAMPIRAN Kuesioner Kepada Yth. Bapak/ibu/Saudara/i Responden Penelitian Di Yogyakarta Dengan Hormat, Pada saat ini saya adalah Singgih Wibisono Mahasiswa Jurusan Manajemen Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

LEMBAR KUESIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ASI EKSKLUSIF TERHADAP IBU YANG MEMPUNYAI BAYI 7-12 BULAN DI DESA

LEMBAR KUESIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ASI EKSKLUSIF TERHADAP IBU YANG MEMPUNYAI BAYI 7-12 BULAN DI DESA LEMBAR KUESIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ASI EKSKLUSIF TERHADAP IBU YANG MEMPUNYAI BAYI 7-12 BULAN DI DESA PANGIRKIRAN KEC. HALONGONAN KAB. PADANG LAWAS UTARA TAHUN 2015 Responden adalah ibu-ibu

Lebih terperinci

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITI

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITI Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN PENELITI Kepada Yth. Bapak/Ibu selaku responden Di tempat. Dengan Hormat, Saya yang bertandatangan di bawah ini adalah mahasiswa Departemen

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Case Processing Summary. Descriptives. 95% Confidence Interval for Mean. Tests of Normality. Kolmogorov-Smirnov a

LAMPIRAN. Case Processing Summary. Descriptives. 95% Confidence Interval for Mean. Tests of Normality. Kolmogorov-Smirnov a LAMPIRA Case Processing Summary Cases Missing Total Total Penerapan Kewaspadaan Standar 205 100.0% 0 0.0% 205 100.0% Descriptives Statistic Std. Error Mean 232.44.365 95% Confidence Interval for Mean Lower

Lebih terperinci

6. Pekerjaan : 1). Bekerja 2). Tidak bekerja

6. Pekerjaan : 1). Bekerja 2). Tidak bekerja KUESIONER PENELITIAN PENGARUH KEPATUHAN DAN MOTIVASI PENDERITA TB PARU TERHADAP TINGKAT KESEMBUHAN DALAM PENGOBATAN DI PUSKESMAS SADABUAN KOTA PADANGSIDIMPUAN TAHUN 2011 =============================================================

Lebih terperinci

Cara kerja penelitian Faktor yang Berhubungan dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I pada Akhir Pengobatan Fase Intensif di Kota Medan

Cara kerja penelitian Faktor yang Berhubungan dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I pada Akhir Pengobatan Fase Intensif di Kota Medan 81 Lampiran 1 Cara kerja penelitian Faktor yang Berhubungan dengan Gagal Konversi Pasien TB Paru Kategori I pada Akhir Pengobatan Fase Intensif di Kota Medan POPULASI Semua penderita TB paru yang memenuhi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH DAN ADOPSI TEKNOLOGI OLEH PETANI TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN TASIKMALAYA

HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH DAN ADOPSI TEKNOLOGI OLEH PETANI TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN TASIKMALAYA HUBUNGAN ANTARA PERAN PENYULUH DAN ADOPSI TEKNOLOGI OLEH PETANI TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI PADI DI KABUPATEN TASIKMALAYA Oleh: Tri Ratna Saridewi 1 dan Amelia Nani Siregar 2 1 Dosen Sekolah Tinggi Penyuluhan

Lebih terperinci

Kuisioner Penelitian

Kuisioner Penelitian 1 2 Kuisioner Penelitian Saya Rohmah Ardelia, mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat peminatan Manajemen Rumah Sakit Universitas Esa Unggul. Saat ini saya sedang melakukan penelitian untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

KUESIONER PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PEMUNGKIN DAN KEBUTUHAN TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN JAMPERSAL DI PUSKESMAS PARONGIL KABUPATEN DAIRI

KUESIONER PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PEMUNGKIN DAN KEBUTUHAN TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN JAMPERSAL DI PUSKESMAS PARONGIL KABUPATEN DAIRI Lampiran 1 KUESIONER PENGARUH FAKTOR PREDISPOSISI, PEMUNGKIN DAN KEBUTUHAN TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN JAMPERSAL DI PUSKESMAS PARONGIL KABUPATEN DAIRI Petunjuk Pengisian - Mohon angket ini diisi oleh

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT KEBISINGAN DENGAN KELUHAN KESEHATAN PADA MASINIS KERETA API DIPO LOKOMOTIF MEDAN TAHUN 2011 No.

KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT KEBISINGAN DENGAN KELUHAN KESEHATAN PADA MASINIS KERETA API DIPO LOKOMOTIF MEDAN TAHUN 2011 No. KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN TINGKAT KEBISINGAN DENGAN KELUHAN KESEHATAN PADA MASINIS KERETA API DIPO LOKOMOTIF MEDAN TAHUN 2011 No. Responden: I. KARAKTERISTIK RESPONDEN 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan

Lebih terperinci

BIODATA MAHASISWA. : Jln Karya Setuju Gg Bilal no16 Medan TELEPON : : KEPENDUDUKAN DAN KESEHATAN REPRODUKSI

BIODATA MAHASISWA. : Jln Karya Setuju Gg Bilal no16 Medan TELEPON : : KEPENDUDUKAN DAN KESEHATAN REPRODUKSI BIODATA MAHASISWA NAMA : ZULAIDAH MAISYARO LUBIS NIM : 061000251 ALAMAT RUMAH : Jln Karya Setuju Gg Bilal no16 Medan TELEPON : 081362006916 PEMINATAN : KEPENDUDUKAN DAN KESEHATAN REPRODUKSI NAMA DOSEN

Lebih terperinci

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG

Karakteristik Keluarga : Besar Keluarga Pendidikan Suami Pekerjaan Suami Pendapatan Keluarga Pengeluaran Keluarga. Persepsi Contoh terhadap LPG KERANGKA PEMIKIRAN Program konversi minyak tanah ke LPG dilakukan melalui pembagian paket LPG kg beserta tabung, kompor, regulator dan selang secara gratis kepada keluarga miskin yang jumlahnya mencapai.

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU KAJIAN PENGGUNAAN VARIETAS UNGGUL PADI BERLABEL DI KECAMATAN CURUP SELATAN KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU Yartiwi dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu Jalan Irian km

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENELITIAN

INSTRUMEN PENELITIAN Lampiran 1 INSTRUMEN PENELITIAN HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN KELUARGA IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KAMPUNG BOJONG KELURAHAN RAWABUAYA TAHUN 2014 PETUNJUK PENGISIAN

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. penelitian ini untuk menyelesaikan tugas akhir program DIII Kebidanan FIK

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. penelitian ini untuk menyelesaikan tugas akhir program DIII Kebidanan FIK Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Dengan hormat, Kepada Yth. Calon Responden Di tempat Saya sebagai mahasiswa program DIII Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo,

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT) LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN (INFORM CONSENT) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan ODHA Dalam Menjalani Terapi Antiretroviral di Rumah Sakit Umum Pirngadi Medan Tahun 2012

Lebih terperinci

Nomor Kuisioner : tanggal Pengisian : DATA UMUM RESPONDEN

Nomor Kuisioner : tanggal Pengisian : DATA UMUM RESPONDEN LEMBAR KUESIONER PENELITIAN FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEENGGANAN PASANGAN USIA SUBUR DALAM PENGGUNAAN KB IUD DI DESA TANJUNG REJO KECAMATAN PERCUT SEI TUAN TAHUN 2010 Nomor Kuisioner : tanggal Pengisian

Lebih terperinci

KUESIONER HUBUNGAN BERMAIN GAME ONLINE TERHADAP TINGKAT KELELAHAN FISIK PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN

KUESIONER HUBUNGAN BERMAIN GAME ONLINE TERHADAP TINGKAT KELELAHAN FISIK PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN KUESIONER HUBUNGAN BERMAIN GAME ONLINE TERHADAP TINGKAT KELELAHAN FISIK PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2017 Kode responden : Nama : NIM : Jenis Kelamin :

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyuluhan pertanian mempunyai peranan strategis dalam pengembangan kualitas sumber daya manusia (petani) sebagai pelaku utama usahatani. Hal ini ditegaskan dalam Undang-Undang

Lebih terperinci

LAMPIRAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

LAMPIRAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL LAMPIRAN LAMPIRAN I Kuesioner Balita DI KECAMATAN SEPATAN TIMUR TANGERANG PROGRAM STUDI ILMU GIZI 2016 Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas Esa Unggul

Lebih terperinci

kejadian yang mengganggu proses kerja? (Jika tidak pernah lanjut ke pertanyaan C) 5. Apabila pernah, jenis kejadian apa yang anda alami?

kejadian yang mengganggu proses kerja? (Jika tidak pernah lanjut ke pertanyaan C) 5. Apabila pernah, jenis kejadian apa yang anda alami? Lampiran 1 KUESIONER PENELITIAN FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECELAKAAN KERJA PADA PEKERJA BAGIAN LOADING RAMP DI PABRIK NEGERI LAMA SATU PT. HARI SAWIT JAYA KABUPATEN LABUHAN BATU TAHUN 2017 A. Identitas

Lebih terperinci

2. Menurut Ibu, apa saja yang termasuk imunisasi dasar (jawaban boleh lebih dari satu)?

2. Menurut Ibu, apa saja yang termasuk imunisasi dasar (jawaban boleh lebih dari satu)? Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERILAKU IBU TERHADAP KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEUSANGAN SIBLAH KRUENG KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2014 No. Kuesioner

Lebih terperinci

LAMPIRAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

LAMPIRAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 42 LAMPIRAN KARAKTERISTIK RESPONDEN Jenis Kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Laki - Laki 21 50.0 50.0 50.0 Valid Perempuan 21 50.0 50.0 100.0 Total 42 100.0 100.0 Umur Responden

Lebih terperinci