8.1 STATUS LINGKUNGAN PERMUKIMAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "8.1 STATUS LINGKUNGAN PERMUKIMAN"

Transkripsi

1 8.1 STATUS LINGKUNGAN PERMUKIMAN Pertumbuhan Permukiman Pola Pengembangan Permukiman di Surabaya di Kota Surabaya dan karakteristik dari kawasan dapat di lihat pada tabel 8.1. Tabel 8.1 karakteristik kawasan di Kota Surabaya No Kawasan Karakteristik 1 Kawasan tengah kota, dari utara ke selatan 1. Dominasi kegiatan perdagangan dan jasa dapat diamati sejak dari kawasan kota lama (Kembang Jepun dan sekitarnya), koridor Tunjungan, Basuki Rahmat, hingga ke selatan mengikuti pola jaringan jalan. 2. Berkembang di bagian tengah kota menyisakan permukiman lama menjadi kantong-kantong hunian di bagian dalam kawasan. Perkampungan lama tersebut antara lain dijumpai di kawasan Peneleh, Kramat Gantung, dll. Koridor Raya Darmo, yang pada masa lalu dikenal sebagai hunian prestisius, perlahan semakin tergeser aktivitas bisnis. 3. Lahan belum terbangun dijumpai di kawasan Jambangan di sekitar Universitas Merdeka. 2 Di kawasan pantai Timur Surabaya 1. Eksistensi tambak-tambak rakyat dari waktu ke waktu tampak mengalami perubahan gradual oleh perkembangan kegiatan hunian. 2. Pembangunan perumahan berskala besar antara lain perumahan Araya, Bumi Marina Mas, Pakuwon City, dll. 3. Pada bagian selatan berkembang perumahan Gunung Anyar, Penjaringansari, dll Lahan belum terbangun, antara lain di sekitar Universitas Hang Tuah, Wonorejo, dan kawasan tambak 4. Perkembangan kawasan Surabaya bagian timur juga akibat pengaruh keberadaan perguruan tinggi negeri dan swasta di Sukolilo, AR Hakim, hingga Nginden. 3 Kawasan Barat Surabaya 1. Perkembangan berbagai kegiatan di kawasan Barat Surabaya menunjukkan pola lebih progresif 2. Lahan belum terbangun dijumpai di kawasan Benowo 3. Proporsi lahan yang belum terbangun relatif lebih luas daripada kawasan Timur Surabaya Bab VIII - 1

2 No. Kawasan Karakteristik 4. Di kawasan Benowo sampai Romokalisari/ Tambak osowilangon adalah tambak garam milik rakyat meskipun ada konversi peruntukannya menjadi hunian, industri, gudang, dan juga untuk pengembangan LPA Benowo. 5. Di sebelah selatannya, sebaran lahan kosong dan areal pertanian juga masih mendominasi, khususnya lahan di sekitar perbatasan dengan wilayah Kabupaten Gresik 6. Lahan Kosong dan pertanian di hunian Citraland walau mulai berkurang dan di sebelah Selatan jalan Menganti, masih relatif banyak lahan yang belum terbangun 7. Pada blok Menganti Mastrip ini, kegiatan perkotaan yang intensif adalah hunian yang berorientasi ke jalan Mastrip, Menganti, dan Balas Klumprik, serta industri dan gudang yang tersebar di sepanjang jalan Mastrip. 8. Kawasan hunian massal yang menempati kawasan Bukit Lidah, yaitu kelompok Dharmala, Bukit Darmo, kelompok Pakuwon, dan kelompok Citraland. 9. Hunian massal yang sudah ada yaitu kelompok Darmo Permai, kelompok Darmo Satelit, dan lainnya 10. Perkembangan kawasan hunian Perumnas di Balongsari Tandes yang cenderung semakin intensif. 4. Kegiatan perdagangan dan jasa 1. Berkembang di sepanjang koridor Kertajaya-Kertajaya Indah (Galaxy Mall), sekitar Rumah Sakit Haji-Klampis, koridor Mulyosari di bagian timur. 2. Kawasan utara kegiatan perdagangan dan jasa berkembang di koridor Kenjeran 3. Kawasan selatan, perkembangan terlihat di koridor Jagir- Panjangjiwo, koridor Ngagel Jaya Selatan 4. Barat berkembang di koridor Mayjen Sungkono-HR. Muhammad, koridor Wiyung-Menganti, koridor Banyu Urip- Tandes, dan sebagainya. 5. Kegiatan industri 1. Di kawasan industri SIER Rungkut-Brebek, kawasan dan lokasi industri di Margomulyo 2. Kegiatan industri individual yang cenderung berlokasi dengan pola urban sprawl di seluruh penjuru kota, seperti yang terjadi di sepanjang jalan Mastrip, jalan Kalirungkut, dan di Kenjeran- Bulak. Bab VIII - 2

3 8.1.2 Jenis Permukiman Di Surabaya Jenis-jenis permukiman yang ada di Surabaya sangat variatif dari jenis permukiman formal dalam bentuk rumah susun, real estate, hingga jenis perumahan informal dalam bentuk perumahan perkampungan dan rumah-rumah kumuh. Rumah-rumah formal biasanya dibangun oleh pengembang dan ada koordinasi antara pemilik, pengembang dan pemerintah mengenai pembangunannya sehingga lebih tertata. Sedangkan rumah-rumah informal yang berupa perkampungan-perkampungan merupakan tanah legal milik pemerintah yang ditempati warga kota yang dibangun atas hasil swadaya warga kota sehingga masih terkoordinasi pembangunannya dengan pemerintah, walaupun pada kenyataannya ada yang teratur dan tidak sedikit pula yang tidak teratur. Namun, permukiman informal yang berupa rumah -rumah kumuh menjadi suatu dilema bagi Kota Surabaya. a. Rumah Susun Penyediaan permukiman berupa rumah susun yang ditujukan bagi konsumen golongan menengah ke bawah menjadi salah satu alternatif yang efisien untuk menyikapi konflik kebutuhan perumahan ditinjau dari nilai lahan Kota Surabaya yang cukup tinggi. Keberadaan lokasi rumah susun pada tabel 8.2 Tabel 8.2 Lokasi Rumah Susun Di Surabaya No. Kawasan Lokasi 1 kawasan Surabaya Selatan Rusun Menanggal dan Waru gunung 2 kawasan Surabaya Timur Rusun Penjaringansari 3 di pusat kota Rusun Dupak, Sombo, dan Urip Sumoharjo Hal ini berarti wilayah Surabaya bagian barat dan utara yang belum memiliki rumah susun. 1. Kota Surabaya bagian barat dinilai perkembangannya cukup lambat jika dibandingkan dengan yang di timur, hal ini mengindikasikan bahwa di Surabaya bagian barat masih banyak lahan-lahan hunian yang dapat dimanfaatkan. Pembangunan rusun dapat dijadikan alternatif pemecahan konflik apabila kepadatannya sudah mulai merambah ke wilayah ini. 2. Wilayah Surabaya bagian utara didominasi oleh kawasan industri dan pelabuhan yang seharusnya tersedia rumah susun untuk menampung karyawan atau buruh yang berada di sekitar kawasan industri. Dengan standar tarif yang relatif lebih rendah, pembangunan rumah susun menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan perumahan bagi golongan menengah ke bawah. b. Real Estate Penyediaan rumah real estate cenderung dilakukan oleh pengembang swasta yang mayoritas penghuninya adalah golongan menengah ke atas. Pembangunan perumahan Bab VIII - 3

4 real estate lebih tertata dan di Kota Surabaya sendiri penyediaan rumah real estate penyebarannya ke pinggiran kota sebelah barat, timur dan selatan. Berdasarkan riset dengan Sistem Survey Customer pada pameran perumahan di WTC tahun 2001 lalu didapatkan hasil tipe rumah sederhana dan menengah cenderung lebih diminati. Sebaran hunian real estate cenderung lebih banyak ke arah Surabaya bagian barat di mana lokasi real estate yang paling besar adalah Citraland di Kecamatan Lakarsantri (direncanakan seluas ± 2000 Ha). Sampai pada akhir tahun 2007 jumlah perumahan di Kota Surabaya mencapai 114 dan tersebar di seluruh kota dari tipe rumah sederhana sampai dengan rumah mewah. Di samping rumah-rumah yang dibangun oleh pengembang resmi (anggota REI), ada beberapa komplek permukiman skala kecil yang dibangun oleh perorangan (pribadi). Komplek permukiman ini tersebar, terutama pada daerah-daerah pinggiran. Pada umumnya berasal dari pemecahan sertifikat induk yang dipecah menjadi beberapa kapling kemudian dijual dalam bentuk berupa kapling tanah dan ada yang beserta bangunannya. Pembangunan rumah-rumah seperti ini jika tidak direncanakan dengan baik akan bisa menimbulkan beberapa masalah di kemudian hari. c. Rumah Kumuh Rumah kumuh merupakan jenis hunian yang menempati tanah legal milik pemerintah tetapi kondisi fisiknya dapat dikatakan kurang baik yang dalam tata ruang biasa disebut slum dimana hunian ini sebagian besar berada di dekat pusat kegiatan. Berdasarkan studi yang pernah dilakukan oleh Laboratorium Permukiman ITS, 1. Lokasi-lokasi yang lebih banyak ditempati rumah-rumah kumuh adalah sekitar pasar, pertokoan, pabrik/kegiatan industri. 2. Umumnya yang bertempat tinggal di lokasi ini adalah masyarakat yang berpenghasilan rendah bersedia tinggal walaupun kondisi lingkungan fisiknya buruk. Hal ini disebabkan karena lingkungan fisik yang baik belum menjadi kebutuhan prioritas mereka, yang lebih diprioritaskan adalah memperoleh kesempatan di bidang ekonomi untuk mencukupi kebutuhan mereka. Di Kota Surabaya sendiri yang merupakan kota besar akan lebih sering ditemui kawasan-kawasan kumuh dibanding dengan kota-kota lain. 3. Keberadaan rumah-rumah kumuh telah tersebar di seluruh kecamatan. Disimpulkan bahwa di Kota Surabaya sendiri yang paling banyak rumah-rumah kumuhnya adalah di sepanjang pantai dengan mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan. 4. Yang paling banyak adalah di wilayah Kenjeran, Kecamatan Benowo sebelah utara Surabaya yang juga di pesisir pantai. Untuk lebih jelasnya titik penyebaran lokasi kawasan kumuh Kota Surabaya dapat dilihat pada Gambar 8.1 Bab VIII - 4

5 Gambar 8.1 Peta titik Penyebaran Lokasi kawasan Kumuh Kota Surabaya Bab VIII - 5

6 d. Apartemen Secara definitif, apartemen hampir sama dengan rumah susun tetapi berindikasi untuk golongan menengah ke atas yang merupakan salah satu jenis permukiman yang cocok untuk kawasan berkepadatan tinggi dan dekat dengan lokasi perdagangan (komersial). Di Kota Surabaya sebaran apartemen cenderung berada di pusat kota dan wilayah Surabaya barat di antara bangunan-bangunan komersial. e. Ruko Pembangunan ruko merupakan salah satu upaya efisiensi penggunaan lahan terutama dalam mengembangkan kebutuhan warga kota akan perumahan sekaligus sebagai tempat usaha. Sebagian besar berada dekat area perumahan dan yang lain tersebar di pusat-pusat perdagangan. Keberadaan ruko di sekitar Taman Surya yang fungsi sebenarnya adalah pusat pemerintahan Kota Surabaya. Lokasi keberadaan ruko di Kota Surabaya antara lain dapat ditemui di kawasan Bratang, Mulyosari, Mayjend Sungkono, Jl.Raya Jemursari, kawasan Rungkut, Jl.Sumatera, kawasan Klampis, Gunung Anyar, Sinar Galaxy, Taman Bintoro, Jl. Raya Darmo, Jl.Panglima Sudirman, Jl.Embong Malang, Tunjungan dan Jembatan Merah. f. Perumnas Berdasarkan data yang bersumber dari Dinas Bangunan diketahui bahwa di Kota Surabaya hanya mempunyai satu lokasi Perumnas yang terdapat di Manukan Kecamatan Tandes, dengan luas 200,72 Ha. Melalui Yayasan Kas Pembangunan (YKP), sejak tahun 1954 Pemerintah Kota Surabaya melakukan pembangunan tipe-tipe menengah dengan berbagai ukuran. g. Hunian Liar Hunian liar sebenarnya identik dengan rumah kumuh, yang biasanya dibangun dekat dengan tempat usaha/kerja para penghuninya. Hunian liar merupakan rumah kumuh yang dibangun di atas tanah yang tidak diperuntukkan untuk bangunan (misalnya daerah bantaran sungai) Perkembangan Kawasan Kumuh Kawasan kumuh terdiri dari kawasan kumuh legal dan kawasan kumuh ilegal, yaitu : 1. Kawasan kumuh legal (hunian Kumuh) Yang paling banyak adalah di wilayah Kenjeran dan di sepanjang pantai dengan mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan. Kecamatan Benowo sebelah utara Surabaya yang juga di pesisir pantai. 2. Kawasan kumuh ilegal (hunian Liar) Bab VIII - 6

7 Tabel 8.3 Lokasi Hunian Liar No Skala Lokasi Hunian Liar 1 Bantaran sungai Kalimas dan daerah indutri 1. Daerah Benowo (tambak osowilagon) 2. Kec. Gubeng 3. Kec. Wonokromo (Jagir, Ngagel Rejo) 4. Kec. Sukolilo (Jangkungan dan Medokan Semampir) 5. Kec. Rungkut (Kedung Baruk, Penjaringansari, Wonorejo dan Kali Rungkut) 6. Kec. Wonocolo (Sidoresmo). 2 dalam skala kecil di tepi rel kereta api, dan tempat-tempat yang peruntukan lahannya bukan untuk bangunan Ruang Terbuka Hijau Kota Surabaya mempunyai banyak kegiatan yang sifatnya sangat multikompleks, akibat dari kegiatan ini tentunya akan mengurangi kualitas lingkungan kota. Sehingga penghijauan merupakan salah satu kegiatan yang sangat mendapatkan perhatian dari Pemerintah Kota Surabaya khususnya, masyarakat pada umumnya. Wujud dari perhatian tersebut adalah pengelolaan ruang terbuka hijau di surabaya dilakukan oleh pemerintah kota dan masyarakat dan luasan tiap-tiap kecamatan yang dapat kita lihat pada tabel 8.4 dan 8.5. Tabel 8.4 Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau Di Surabaya No Pengelola RTH Area 1 Pemerintah kota 1. Berupa taman/ jalur hijau 2. Lapangan olahraga 3. Makam 4. Kawasan konservasi 2 Masyarakat Sebagian besar berupa taman-taman lingkungan dan lapangan olahraga serta makam dengan luasan tiap taman yang relatif kecil. Tabel 8.5 Luas ruang terbuka hijau perkecamatan No Kecamatan Luas (Ha) 1 Sukomanunggal Tandes Asemrowo Benowo Pakal - 6 Lakarsantri - 7 Sambikerep - 8 Genteng Tegalsari Bubutan Simokerto Pabean Cantikan Semampir Krembangan Kenjeran 0.25 Bab VIII - 7

8 No Kecamatan Luas (Ha) 16 Bulak - 17 Tambaksari Gubeng Rungkut Tenggilis Mejoyo Gunung Anyar - 22 Sukolilo - 23 Mulyorejo Sawahan Wonokromo Dukuh Pakis Karang Pilang - 28 Wiyung Gayungan Wonocolo Jambangan - TOTAL Sanitasi Lingkungan Kondisi Umum Sanitasi Berdasarkan Pemukiman Kumuh Dan Tertata Serta Sepanjang Perairan. Perbedaan kondisi sanitasi setempat dapat ditinjau berdasarkan kondisi permukiman (kumuh dan tertata) dan kondisi zona batas perairan. Perbedaan pemukiman tersebut diharapkan dapat mewakili seluruh wilayah Kota Surabaya dalam menggambarkan kondisi sanitasi berdasarkan kategori pemukiman tersebut karena untuk beberapa aspek wilayah pemukiman kumuh, tertata dan sepanjang perairan tipikal dari perumahan maupun dan kondisi sanitasi dan lingkungan adalah relatif homogen. Adapun kondisi sanitasi dari beberapa kategori pemukiman tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : 1. KONDISI UMUM SANITASI BERDASARKAN PEMUKIMAN KUMUH Kawasan kumuh adalah kawasan dimana rumah dan kondisi hunian masyarakat di kawasan tersebut sangat buruk. Rumah maupun sarana dan prasarana yang ada tidak sesuai dengan standar yang berlaku, baik standar kebutuhan, kepadatan bangunan, persyaratan rumah sehat, kebutuhan sarana air bersih, sanitasi maupun persyaratan kelengkapan prasarana jalan, ruang terbuka, serta kelengkapan fasilitas sosialnya. Perumahan kumuh tidak layak huni adalah kondisi dimana rumah beserta lingkungannya tidak memenuhi persyaratan yang layak untuk tempat tinggal baik secara fisik, kesehatan maupun sosial, dengan kriteria antara lain : Luas lantai perkapita, di kota kurang dari 4 m 2 sedangkan untuk di desa kurang dari 10 m 2. Jenis atap rumah terbuat dari daun dan lainnya. Jenis dinding rumah terbuat dari anyaman bambu yang belum diproses. Jenis lantai tanah Tidak mempunyai fasilitas tempat untuk Mandi, Cuci, Kakus (MCK). Bab VIII - 8

9 Letak persebaran permukiman kumuh beredar hampir merata di seluruh kawasan kota Surabaya. Akan tetapi kawasan utara kota Surabaya teridentifikasi lebih banyak titiktitik kawasan kumuhnya dibandingkan dengan kawasan lainnya. Berdasarkan identifikasi pada RTRW Kota Surabaya Tahun Kelurahan-kelurahan yang memiliki kawasan kumuh ada 23 buah yaitu: Ujung, Bulak Banteng, Wonokusumo, Sidotopo Wetan, Tanah Kali Kedinding, Bulak, Gading, Dupak, Bongkaran, Sukolilo, Gebang Putih, Medokan Semampir, Keputih, Gununganyar, Rungkut Menanggal, Wiyung, Waru Gunung, Benowo, Moro Krembangan, Romo Kalisari, Pabean Cantikan, Sememi dan Kandangan. Gambaran beberapa wilayah pemukiman kumuh dan kondisi sanitasinya dapat dilihat pada Gambar 8.2 dan Gambar 8.3 sebagai berikut : Masih ada masyarakat yang membuang hajat di sungai sangat mencemari badan air. Kondisi rumah yang semi permanen terbuat dari dinding triplek dan atap seng. Selain di sungai lebih parah lagi ada jamban melintang di saluran drainase. Gambar 8.2 Kondisi Lingkungan dan Sanitasi di Wilayah Sukolilo Kondisi rumah yang saling berdempetan dan semi permanent serta lahan yang sempit memungkinkan terdapatnya kamar mandi dan wc di luar rumah. Kondisi rumah di pinggir kali bersifat non permanen memungkinkan terdapatnya kamar ` mandi dan wc yang pembuangannya langsung ke sungai. Beberapa kondisi MCk yang sudah tak layak yang dibangun warga di daerah Pabean Cantikan. Gambar 8.3 Kondisi Lingkungan dan Sanitasi di Wilayah Pabean Cantikan Bab VIII - 9

10 Berdasarkan pengamatan lapangan, dapat ditemukan bahwa masyarakat di kawasan kumuh hidup di suatu lingkungan yang kondisi sanitasinya sangat buruk, mereka tidak mempunyai kamar mandi yang memenuhi persyaratan baik dari segi standar perancangan kamar mandi maupun dari segi kesehatan. Kamar mandi yang terletak di lokasi perumahan mereka tidak dapat digunakan untuk membuang air besar, kamar mandi tersebut hanya berfungsi untuk mandi dan cuci saja. Jika mereka ingin membuang air besar, mereka harus membawa air bersih dan menyeberangi kali yang berada di sekitar pemukiman mereka karena di sanalah letak jamban yang dapat digunakan. Di beberapa lokasi memanfaatkan MCK yang dibangun oleh Pemerintah Kota Surabaya, swadaya masyarakat, Dinas Kesehatan dan PU Cipta Karya. Kawasan Kumuh biasanya identik dengan masyarakat yang tinggal di permukiman padat dan memiliki latar belakang masyarakat ekonomi rendah sehingga tidak dapat memenuhi sarana sanitasi yang sehat. Sistem sanitasi dikawasan kumuh di Kota Surabaya ada beberapa memiliki jamban pribadi atau menggunakan fasilitasi MCK. Sistem pembuangan air limbahnya ke tanah atau saluran air hujan (got) sehingga mengakibatkan lingkungan tidak sehat Kondisi Umum Sanitasi Berdasarkan Pemukiman Tertata Kawasan tertata adalah dimana bangunan rumah tata letak teratur serta telah memiliki sarana sanitasi. Kawasan tertata ini biasanya berupa kampung tertata atau perumahan yang dibangun oleh pengembang. Di Kota Surabaya sistem sanitasi di kawasan tertata masing-masing rumah sudah memiliki jamban yang dilengkapi septic tank dan saluran pembuangan air limbah meskipun masih dibuang ke saluran air hujan. Jenis bangunan pelengkap untuk kawasan perumahan berbeda-beda tergantung tipe rumah. Untuk tipe rumah sederhana rata-rata menggunakan 2 cubluk yang dipasang secara seri sedangkan tipe rumah mewah sudah dilengkapi septic tank beton dilengkapi sumur resapan dan airnya dialirkan ke saluran air hujan sedangkan untuk septic tank fiber tidak terdapat resapan langsung dialirkan ke got. Gambaran kondisi lingkungan tertata dapat dilihat pada Gambar 8.4 sebagai berikut : Contoh lingkungan di Tegalsari yang kondisi lingkungannya sudah tertata dengan penghijauan yang memadai serta kondisi rumah yang permanen memungkinkan sudah memiliki jamban pribadi dilengkapi dengan pengolahan septic tank serta sumur resapan. Gambar 8.4 Kondisi Lingkungan Tertata di Wilayah Tegalsari Bab VIII - 10

11 Adapun tipikal mengenai sistem pengolahan dari pemukiman tertata dengan menggunakan septick tank maupun cubluk dapat dilihat pada Gambar 8.5 dan Gambar 8.6 sebagai berikut: Gambar 8.5 Sistem Pengolahan dengan Menggunakan Septick tank Gambar 8.6 Sistem Pengolahan dengan Menggunakan cubluk Kondisi Umum Sanitasi Berdasarkan Pemukiman Sepanjang Perairan Salah satu tujuan teknis sanitasi adalah penjagaan kualitas perairan dari pencemaran air limbah domestik. Dalam kerangka tujuan tersebut dan keberadaan perairan yang ada di dalam wilayah kota, maka Surabaya dapat dibagi dalam tiga zona batas perairan seperti yang terlihat pada Gambar 8.7 Gambar 8.7 Peta Perencanaan Sanitasi Perkotaan Surabaya Bab VIII - 11

12 Kondisi umum sanitasi berdasar batas perairan dapat ditinjau atas: 1. Area pengaruh sanitasi, yaitu batasan permukiman sepanjang sungai yang sistem sanitasinya berpotensi mempengaruhi kualitas air sungai. Untuk area permukiman sepanjang sungai yang mempunyai topografi datar (kemiringan =< 1%): area pengaruh sanitasi pada sungai umumnya menjangkau bentang jarak sekitar m dari bantaran sungai. Batasan ini terdapat pada permukiman sepanjang K. Surabaya. 2. Tingkat dampak sanitasi. setempat pada perairan. Sanitasi setempat permukiman sepanjang perairan Kali Surabaya, Kali Wonorejo dan Kali Mas Gambaran kondisi lingkungan dan sanitasi di wilayah dekat sungai dapat dilihat pada Gambar 8.8 sebagai berikut : Air sungai yang dibuat mandi sangat rentan dalam menimbulkan berbagai penyakit. Hal seperti ini banyak ditemui di daerah sekitar wilayah Genteng. Air sungai yang dibuat mandi pada gambar diatas pada dasarnya sangat tercemar karena dibuat untuk buang hajat juga oleh masyarakat sekitar. Gambar 8.8 Kondisi sanitasi di lingkungan dekat perairan sungai di Kota Surabaya Fasilitas Sanitasi Limbah domestik, berasal dari berbagai aktifitas rumah tangga berupa tinja dan buangan cair lainnya seperti air bekas cucian harus dilakukan penangan dengan tersedianya fasilitas sanitasi. Berdasarkan jenis air limbahnya, terdapat beberapa fasilitas sanitasi yang digunakan penduduk Kota Surabaya Jamban Keluarga (Jaga) Fasilitas ini biasanya dimiliki secara pribadi terdiri dari pelat jongkok dan leher angsa yang dilengkapi dengan saluran pembuangan berupa cubluk atau tangki septik. Jumlah Jamban Keluarga (Jaga) yang ada di Kota Surabaya. Bab VIII - 12

13 Tabel 8.6 Jumlah keluarga yang memiliki jamban Jumlah Jamban Keluarga Keluarga Jumlah Jumlah Jumlah % No Kecamatan % KK Yang KK KK Memenuhi memenuhi memiliki Ada (KK) Diperiksa memiliki Syarat Syarat 1 Sukomanunggal 24,930 3,592 3,227 3, Tandes 27,560 9,520 7,705 7, Asemrowo 13,386 1, Benowo 14,107 4,369 3,953 3, Pakal 13, Lakarsantri 16,186 1,458 1,250 1, Sambikerep 14, Genteng 26,439 3,818 2,638 2, Tegalsari 35,355 2,674 1,734 1, Bubutan 34,938 6,977 5,420 5, Simokerto 30,669 17,889 13,998 13, Pabean Cantikan 25,710 1, Semampir 45,607 2,323 1,758 1, Krembangan 33,293 4,199 3,182 3, Kenjeran 25,905 1,835 1,574 1, Bulak 10,658 1,580 1,235 1, Tambaksari 40,422 6,417 5,226 5, Gubeng 35,923 26,511 7,368 7, Rungkut 51,572 2,412 1,588 1, Tenggilis Mejoyo 18,500 3,681 2,982 2, Gunung Anyar 16,163 1, Sukolilo 25,275 2,580 2,255 2, Mulyorejo 24,109 24,109 22,195 22, Sawahan 45,855 10,472 7,999 7, Wonokromo 26,708 7,267 6,627 6, Dukuh Pakis 16,229 7,315 5,210 5, Karang Pilang 22,679 1,615 1,514 1, Wiyung 18,834 2,255 2,224 2, Gayungan 15,803 1,730 1,597 1, Wonocolo 23,152 8,598 6,021 6, Jambangan 25,224 7,319 5,425 5, JUMLAH 799, , , , Sumber : Bidang P2PHS Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2008 Bab VIII - 13

14 Mandi Cuci Kakus (MCK) Fasilitas ini merupakan fasilitas yang digunakan bersama yang terdiri dari kamar mandi dan kakus. Pada umumnya pemeliharaan MCK tersebut kurang diperhatikan. Jumlah dan Kondisi sarana MCK di Kota Surabaya dapat dilihat pada Tabel 8.7 Tabel 8.7 Kondisi MCK Kota Surabaya No Kecamatan Jumlah Kondisi MCK MCK Baik Cukup Rusak 1 Sukomanunggal Tandes - 3 Asemrowo Benowo Pakal Lakarsantri - 7 Sambikerep - 8 Genteng Tegalsari Bubutan Simokerto Pabean Cantikan Semampir Krembangan Kenjeran Bulak Tambaksari Gubeng Rungkut Tenggilis Mejoyo Gunung Anyar - 22 Sukolilo Mulyorejo Sawahan Wonokromo Dukuh Pakis Karang Pilang Wiyung Gayungan - 30 Wonocolo Jambangan JUMLAH Sumber : Bidang P2PHS Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2008 Bab VIII - 14

15 Mandi Kakus (MK) Fasilitas ini merupakan fasilitas umum yang terdiri dari kamar mandi dan kakus. Pada umumnya terdapat di tempat-tempat umum seperti terminal, stasiun kereta api, sekolah dan lain-lain Tanpa Fasilitas Sebagian penduduk Kota Surabaya yang belum mempunyai fasilitas sanitasi memanfaatkan sungai atau saluran-saluran drainase sebagai tempat pembuangan air limbahnya. Seluruh wilayah permukiman Kota Surabaya melakukan pengolahan air limbahnya dengan sistem setempat (on site), yaitu pengolahan air limbah dari suatu unit rumah dengan sistem cubluk atau tangki septik yang ditempatkan pada kapling rumah itu sendiri dan air limbah bekas (dapur, cuci, mandi) dibuang ke saluran pembuang air limbah untuk kemudian dialirkan ke saluran air hujan atau lubang resapan jika saluran air hujan tidak ada. Jenis fasilitas pembuangan limbah Domestik yang ada di Kota Surabaya adalah berdasarkan konstruksi bangunan atas. Data mengenai fasilitas pengolahan air limbah perkecamatan disajikan dalam Tabel 8.8 Tabel 8.8 Sarana Pengolahan Air Limbah Kota Surabaya No Kecamatan Jumlah Keluarga Yang Ada (KK) Jumlah KK Diperiksa Sarana Pengolahan Air Limbah Jumlah Jumlah KK % KK Memenuhi memiliki memiliki Syarat % memenuhi Syarat 1 Sukomanunggal 24,930 3,592 3,077 3, Tandes 27,560 9,520 7,745 7, Asemrowo 13,386 1, , Benowo 14,107 4,369 3,938 3, Pakal 13, Lakarsantri 16,186 1,458 1,358 1, Sambikerep 14, Genteng 26,439 3,818 2,645 2, Tegalsari 35,355 2,674 1,541 1, Bubutan 34,938 6,977 5,548 5, Simokerto 30,669 17,889 13,911 13, Pabean Cantikan 25,710 1, Semampir 45,607 2,323 1,701 1, Krembangan 33,293 4,199 3,017 3, Kenjeran 25,905 1,835 1,504 1, Bulak 10,658 1,580 1,284 1, Tambaksari 40,422 6,417 5,351 5, Gubeng 35,923 26,511 2,647 2, Rungkut 51,572 2,412 1,673 1, Tenggilis Mejoyo 18,500 3,681 2,981 2, Gunung Anyar 16,163 1, Sukolilo 25,275 2,580 2,395 2, Bab VIII - 15

16 No Kecamatan Jumlah Keluarga Yang Ada (KK) Jumlah KK Diperiksa Sarana Pengolahan Air Limbah Jumlah Jumlah KK % KK Memenuhi memiliki memiliki Syarat % memenuhi Syarat 23 Mulyorejo 24,109 22,195 22,195 22, Sawahan 45,855 10,472 7,242 7, Wonokromo 26,708 7,267 6,840 6, Dukuh Pakis 16,229 7,315 5,210 5, Karang Pilang 22,679 1,615 1,520 1, Wiyung 18,834 2,255 2,184 2, Gayungan 15,803 1,730 1,458 1, Wonocolo 23,152 8,598 6,655 6, Jambangan 25,224 7,319 5,535 5, JUMLAH 799, , , , Sumber : Bidang P2PHS Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun Fasilitas Pengolahan Limbah Tinja Limbah tinja dikumpulkan dari tangki septik dari seluruh Surabaya dengan mobilmobil tangki yang dioperasikan swasta /jasa pengurasan tinja. Setiap mobil tangki memiliki daya tampung + 4 m 3 dan jumlah rata-rata yang beroperasi tiap harinya 80 unit mobil. Mobil tangki ini membuang limbahnya ke IPLT tetapi ada juga mempergunakan pembuangan ke Kali Wonokromo. Rata-rata 20 unit mobil tangki tiap harinya memanfaatkan pembuangan langsung ini. Atau sekitar 20 m 3 /hari masih dibuang ke kali Wonorejo, bagian hilir sungai Wonokromo. Tempat pembuangan langsung tidak menyediakan pengolahan lumpur tinja sama sekali. Kapasitas pembuangan diasumsikan sama dengan kapasitas mobil tangki. Pipa menyalurkan limbah secara langsung dan membuangnya ke kali yang kira-kira berjarak 10 m. Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Keputih dioperasikan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya, yang mengolah lumpur tinja dari tangki septick rumah tangga di seluruh Surabaya. IPLT yang dimiliki Pemerintah Kota Surabaya sejak tahun 1990 tersebut merupakan suatu teknologi intermediate yang digunakan untuk menyempurnakan sistem pembuangan limbah tinja yang pernah dioperasikan sebelumnya, dimana sistem yang lama belum berorientasi lingkungan. IPLT ini mengunakan sistem biologi dengan kolom oksidasi yang dilengkapi rotor dan mempunyai kapasitas olah maksimum sebesar : Tahun 1990 : 110 m 3 /hari Tahun Anggaran 1995 / 1996 : 200 m 3 /hari Tahun 1999 : 400 m 3 /hari Pengelola : Dinas Kebersihan Kota Surabaya. Lokasi : Keputih, Surabaya Timur (sampai saat ini IPLT Keputih melayani seluruh kota Surabaya). Kapasitas IPLT : 150 m 3 /hari Kapasitas rencana : 400 m 3 /hari Bab VIII - 16

17 Instalasi Pengolahan Limbah Tinja (IPLT) Keputih yang terletak di Surabaya Timur merupakan kesatuan rangkaian yang teridiri dari : 1. Unit Solid Sparation Chamber (SSC) Adalah tempat truck tinja membuang limbah tinjanya. Unit ini berfungsi untuk memisahkan kandungan solid (padatan) yang sangat tinggi pada lumpur tinja dengan air (supernatan), sehingga beban pengolahan yang akan diterima oleh oxydation ditch menjadi lebih berkurang. 2. Unit Ekualisasi (Balancing Tank) Limbah tinja yang telah mengalami proses penyaringan oleh bar screen di awal masuk, penyaringan oleh pasir dan kerikil di dasar unit SSC dan proses pengendapan, kemudian akan mengalir filtratnya menuju ke sump well dan supernatannya melimpah melalui v-notch wei mengalir menuju unit ekualisasi. Unit ekualisasi berfungsi sebagai unit pengolahan awal (pre treatment). Limbah supernatan akan mengalami proses pencampuran dan ekualisasi di unit ekualisasi dengan bantuan blower melalui proses aerasi. 3. Unit Oxydation Ditch (OD) Limbah cair yang berasal dari unit ekualisasi dipompakan masuk ke unit oxydation ditch. Unit oxydation ditc merupakan unit pengolahan utam. Proses yang terjadi pada unit ini adalah proses biologis secara aerobik. Proses biologis secara aerobik adalah proses pengolahan limbah cair yang memanfaatkan mikroorganisme dalam mendekomposisi limbah dengan bantuan oksigen yang disuplai oleh blower/aerator. Unit oxydation ditch menggunakan cage rotor, sebagai alat pensuplai oksigen. 4. Unit Pengendap Akhir (Final Clarifier) Mixed liquor dari unit oxydation ditch masuk ke unit pengendap akhir (final clarifier). Proses yang terjadi pada unit ini adalah proses fisik yaitu pengendapan (sedimentasi) dari partikerl-partikel solid. 5. Unit Distribusi Box Lumpur yang mengendap di dasar bak pengendap akhir akan mengalir secara gravitasi menuju unit distribution box. Sebagian lumpur akan disirkulasi secara gravitasi menuju unit distribution box. Sebagian lumpur akan disirkulasi ke unit oxydation ditch dan sebagian akan dibuang ke unit sludge drying bed (SDB) dengan bantuan pompa 6. Unit Polishing Pond Supernatan dari unit pengendap akhir akan mengalir melalui v-notch weir menuju ke unit polishing pond. Dalam perjalanan menuju ke unit polishing pon, air harus melalui beberapa bak kontrol terlebih dahulu. Air dalam unit polishing pon sebagian akan dialirkan menuju Kali Jagir dengan bantuan pompa sentrifugal dan sebagian akan diresirkulasi ke unit oxydation ditch sebagai air pengencer dengan bantuan pompa submersible Bab VIII - 17

18 7. Unit Sludge Drying Bed (SDB) Lumpur buangan dipompakan menuju ke sludge drying bed (SDB), untuk di dewatered. Lumpur kering diambil dari beds oleh pemulung dan digunakan sebagai pupuk kebun 8. Unit Drying Area Terdapat 2 unit drying area yaitu drying area di sisi timur dan drying area di sisi selatan, yang berfungsi membantu proses pengeringan dari lumpur di unit SSC. Proses pengolahan yang dilakukan pada IPLT di Kota Surabaya untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 8.9 sebagai berikut : Dialirkan ke balancing tank tanpa pompa dan Lumpur disedot dengan pompa menuju OD Proses aerasi untuk pengembangbiakan SSC Solid Sparation Chamber Penampungan awal pembuangan dari truk tinja. Dihasilkan juga padatan dikuras dan dialirkan ke BALANCING TANK (Equalizer) Dihasilkan padatan Endapan Lumpur yang tidak pekat diproses ulang di OD DISTRIBUTION BOX II OXIDATION DITCH (OD) Sebagai pendistribusi ke clarifier settling tank. DISTRIBUTION BOX I SDB Sludge Drying Bed Endapan yang pekat di bawa Dihasilkan endapan Lumpur dikembalikan Dihasilkan air jernih (standar baku mutu) Air jernih di kembalikan ke OD sebagai Hasil endapan yang sudah kering dapat dijadikan pupuk SETTLING TANK (Clarifier) Proses POLISHING POND Produksi air yang berlebih dialirkan ke sungai Gambar 8.9 Proses Pengolahan Limbah Tinja Di IPLT Keputih Banyaknya Penderita Penyakit Kondisi sanitasi sangat erat kaitannya dengan kondisi kesehatan dan terjangkitnya penyakit di suatu daerah. Data berikut ini menunjukkan data tentang sepuluh penyakit terbanyak pada tahun 2008 seperti yang terlihat pada Tabel 8.9, dimana tercatat di Dinas Kesehatan dari pencatatan puskesmas yang tersebar di seluruh kecamatan. Penyakit diare dan DBD (Demam Berdarah Dengue) merupakan salah satu indikator lingkungan yang buruk. Jumlah penderita diare dan demam berdarah dapat dilihat pada Tabel 8.10 dan Tabel 8.11 Bab VIII - 18

19 Tabel 8.9 Data Sepuluh Penyakit Terbanyak Kota Surabaya Tahun 2007 No. Jenis Penyakit Jumlah Prosentase 1 Infeksi Akut Lain Saluran Pernafasan Bagian Atas 235, % 2 Radang sendi termasuk rematik 67, % 3 Penyakit Gusi dan Jaringan Periodental 39, % 4 Diare 37, % 5 Tukak Lambung 37, % 6 Penyakit Kulit Alergi 28, % 7 Penyakit Pulpa dan Jaringan Peripikal 26, % 8 Penyakit Lain Pada Saluran Pernafasan Bagian Atas 26, % 9 Penyakit Kulit Efeksi 24, % 10 Penyakit Tulang Belakang 18, % Penyakit Lain 146, % Jumlah 688, % Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surabaya, 2007 Tabel 8.10 Jumlah Penderita Diare Per Kecamatan Surabaya Tahun 2007 No. Kecamatan Tahun 2006 Tahun Sukomanunggal Tandes Asemrowo Benowo Pakal Lakarsantri Sambikerep Genteng Tegalsari Bubutan Simokerto Pabean Cantikan Semampir Krembangan Kenjeran Bulak Tambaksari Gubeng Rungkut Tenggilis Mejoyo Gunung Anyar Sukolilo Mulyorejo Sawahan Wonokromo Dukuh Pakis Karang Pilang Wiyung Gayungan Wonocolo Jambangan JUMLAH Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surabaya, 2008 Bab VIII - 19

20 Tabel 8.11 Jumlah Demam Berdarah Per Kecamatan Kota Surabaya Tahun 2007 No. Kecamatan Sukomanunggal Tandes Asemrowo Benowo Pakal Lakarsantri Sambikerep Genteng Tegalsari Bubutan Simokerto Pabean Cantikan Semampir Krembangan Kenjeran Bulak Tambaksari Gubeng Rungkut Tenggilis Mejoyo Gunung Anyar Sukolilo Mulyorejo Sawahan Wonokromo Dukuh Pakis Karang Pilang Wiyung Gayungan Wonocolo Jambangan JUMLAH Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Akses Terhadap Infrastruktur Permukiman Akses Terhadap Air Bersih Penduduk Kota Surabaya memanfaatkan air tanah, air PDAM dan air permukaan sebagai sumber air bersih. 1. KONDISI AIR TANAH Di daerah rawan air, sebagian besar penduduk menggunakan sumber air tanah tetapi dalam jumlah yang kurang mencukupi dan kurang memenuhi syarat kesehatan dan sanitasi lingkungan. Demikian pula dengan kualitas air tanah yang dipakai ternyata kurang memenuhi syarat untuk air bersih atau air minum. Kondisi air tanah yang ada pada umumnya asin kecuali pada daerah di sepanjang Kali Mas dan Kali Surabaya. Bab VIII - 20

21 A. Kualitas Air Tanah Tabel 8.12 Parameter Fisik Kimia Air Tanah di wilayah Kecamatan No Parameter Wilayah Kecamatan 1 Fisik Yang tidak memenuhi syarat parameter fisik 1. kecamatan Tegalsari 2. Kecamatan Lidah kulon 3. Kecamatan Keputih 4. Kecamatan Gubeng Suhu air tanah normal berkisar Celcius. Kimia 1. Parameter sifat kimiawi airtanah yang dianalisis sebanyak 15 parameter, yaitu kadar As, Ba, Fe, F, Ca C0 3, Cl, Hn, Na, NH 3, N, Se, Zn, Cn, deterjen, dan COD. umumnya masih berada di bawah nilai ambang batas standar untuk air minum, kecuali NH3, 2. CL umumnya melebihi batas nilai DHL > 1000 mmhos dan salinitas > 1 adanya gejala intrusi air laut (di wilayah Tegalsari, Lontar, Lidah Kulon, Kejambon, Keputih, Kendangsari dan Gubeng). Kadar Garam Air tanah di sebagian besar wilayah Surabaya telah tercemar oleh intrusi air laut B. Potensi Air Tanah Berdasarkan evaluasi data air tanah bebas dan tertekan serta debit mata air maka potensi air tanah Wilayah Surabaya dapat dibedakan menjadi 5 (lima) potensi air tanah sebagai berikut: Tabel 8.13 Potensi Air Tanah Pada Wilayah Kecamatan No Potensi Air Tanah Wilayah 1 Tawar Potensi Sedang 1. Kecamatan Suko Manunggal 2. Kecamatan Sawahan berada di sebelah timur jalan tol menuju Perak 2 Tawar Potensi Rendah 1. Sebagian daerah Kecamatan Dukuh Pakis sampai ke Perbatasan dengan Kecamatan Sawahan. 2. Sebagian dari Kecamatan Suko Manunggal (sekitar Bundaran Tol daerah Darmo) 3. Kecamatan Wiyung 4. Surabaya Pusat dan Surabaya Selatan, kecuali daerah Wonokromo dan Wonocolo 5. Kecamatan Gayungan, Wonocolo dan Tenggilis. Di Surabaya Timur tersebar di daerah Rungkut bagian barat, 6. Sukolilo bagian barat, Gubeng bagian barat dan Tambaksari bagian barat Bab VIII - 21

22 No Potensi Air Tanah Wilayah 3 Agak Payau/Agak Asin Potensi Sedang 1. Kecamatan Sukomanunggal bagian utara 2. Tandes 3. Sebagian Kecamatan Benowo 4 Agak Payau/Agak Asin Potensi Rendah 1. Terbesar Surabaya Barat 2. Sebagian besar Surabaya bagian Timur 3. Surabaya Utara 4. Sebagian kecil dari Surabaya bagian Selatan. 5 Payau/Asin 1. Perbatasan antara kecamatan Suko manunggal dengan Tandes bagian utara 2. Di perbatasan antara Tandes dan Kecamatan Benowo, 3. Benowo bagian barat sampai ke perbatasan dengan Kabupaten Gresik 4. Rungkut bagian timur 2. KONDISI SUMUR GALI Kondisi sumur gali di Kota Surabaya berdasarkan hasil pemeriksaan Dinas Kesehatan pada bulan Februari sampai dengan April 2008 menunjukkan bahwa mayoritas tidak memenuhi syarat. Tabel Parameter Biologi Kimia Sumur Gali No Parameter Wilayah Kecamatan 1 Biologi Yang memenuhi syarat 1. Kecamatan Tegalsari 2. Kecamatan Simokerto 3. Kecamatan Semampir. 2 Kimia Yang tidak memenuhi syarat 1. Kecamatan Sukomanunggal 2. Kecamatan Benowo 3. Kecamatan genteng di Kelurahan Peneleh 4. Kecamatan Pabean Cantikan, 5. Kecamatan Semampir di Kelurahan Pegirian 6. Kecamatan Krembangan di Kelurahan krembangan Selatan Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surabaya, KONDISI AIR PDAM Saat ini hampir 71 % penduduk Kota Surabaya terlayani sambungan air minum oleh PDAM. Pipa distribusi PDAM sudah menjangkau seluruh wilayah Surabaya kecuali Surabaya Barat, sebagian kecil wilayah Surabaya Timur dan sebagian kecil di Wilayah Surabaya Selatan. Penyediaan air bersih di Kota Surabaya sepenuhnya menjadi tanggung jawab PDAM Kota Surabaya. Air terolah yang akan disalurkan ke konsumen harus telah Bab VIII - 22

23 memenuhi standar kualitas air minum yang disyaratkan. Sistem distribusi air minum di Surabaya menggunakan sistem looping karena sistem ini lebih menjamin ketersediaan air dalam jaringan. Kondisi topografi Surabaya yang relatif datar, sehingga digunakan pompa untuk pendistribusian air bersih. Surabaya dilayani oleh Instalasi Penjernihan Air Minum yang terdapat di Surabaya yakni IPAM Ngagel I, II, III dan Karang Pilang I, II serta IPAM intermiten Kayoon yang baru saja dipindahkan. Masing-masing instalasi pengolahan kapasitas terpasang dan kapasitas produksi dapat dilihat pada Tabel 8.15 dan Tabel 8.16 Tabel 8.15 Kapasitas Terpasang Instalasi Penjernihan Air PDAM Kota Surabaya 2007 No Uraian Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun Sumber Air Ngagel I Ngagel II Ngagel III Karangpilang I Karangpilang II Jumlah Sumber : PDAM Kota Surabaya, 2007 Tabel 8.16 Kapasitas Produksi Instalasi Penjernihan Air PDAM Kota Surabaya 2007 No Uraian Tahun 2004 Tahun 2005 Tahun 2006 Tahun Sumber Air Ngagel I Ngagel II Ngagel III Karangpilang I Karangpilang II Jumlah Sumber : PDAM Kota Surabaya, KONDISI AIR PERMUKAAN Di daerah kumuh bangunan liar sepanjang perairan, sebagian besar penduduk menggunakan sumber air permukaan untuk memenuhi kebutuhan air bersih terutama untuk mandi cuci dan kurang memenuhi syarat kesehatan dan sanitasi lingkungan. Gambaran kondisi hidrologi Kota Surabaya adalah sebagai berikut: A. Kali Mas Tabel 8.17 Hasil Kualitas Air Sungai Kali Mas Sumber : Hasil Pemeriksaan Laboratorium Dari tabel diatas menunjukkan untuk kualitas sungai kali mas berdasarkan hasil sampling parameter yang diuji masih menunjukkan angka di atas rata-rata. Seperti halnya bahan berbahaya seperti detergent, minyak dan lemak juga terkandung di dalam badan air sungai kali mas dengan angka yang relatif jauh dari standar. Pertemuan antara air sungai Bab VIII - 23

24 (tawar) dengan air laut (asin) di Kalimas, sebenarnya berada di Kawasan Kayoon (terdapat pintu air). B. Kali Surabaya Tabel 8.18 Hasil Kualitas Air Sungai Kali Surabaya (Karang Pilang) No Parameter Satuan Hasil Analisa Metode Analisa Standar Baku Mutu Satuan 1 Total Suspended Solid (TSS) mg/l 32,00 Gravimetri 50,00 mg/l 2 BOD mg/l O2 63,70 Winkler 3,00 mg/l O2 3 COD mg/l O2 122,70 Refluks 25,00 mg/l O2 4 Detergent mg/l LAS 0,85 Spektrofotometri 0,20 mg/l LAS 5 Minyak dan Lemak mg/l 2,50 Gravimetri 1,00 mg/l Sumber : Hasil Pemeriksaan Laboratorium Dari Tabel 8.18 mengenai kualitas air sungai kali surabaya yang melintasi kawasan Karang Pilang dimana pada wilayah tersebut air sungai dijadikan sebagai sumber air baku untuk air bersih Kota Surabaya masih terdapat juga parameter-parameter yang melebihi baku mutu air seperti BOD, COD, detergent dan lemak. Untuk TSS masih dibawah standar dan lebih baik daripada kualitas air di kali mas. C. Kali Jagir Tabel 8.19 Hasil Kualitas Air Sungai Kali Wonorejo No Parameter Satuan Hasil Analisa Metode Analisa Standar Baku Mutu Satuan 1 Total Suspended Solid (TSS) mg/l 16,00 Gravimetri 50,00 mg/l 2 BOD mg/l O2 5,00 Winkler 3,00 mg/l O2 3 COD mg/l O2 12,00 Refluks 25,00 mg/l O2 4 Detergent mg/l LAS 0,67 Spektrofotometri 0,20 mg/l LAS 5 Minyak dan Lemak mg/l 0,00 Gravimetri 1,00 mg/l Sumber : Hasil Pemeriksaan Laboratorium Dari tabel diatas menunjukkan kualitas air sungai di kali Wonorejo masih relatif memiliki parameter yang berada di bawah baku mutu seperti halnya di kali wonorejo mempunyai kandungan minyak dan lemak yang cukup minim, kandungan COD dan TSS yang juga masih memenuhi standar, namun kandungan BOD dan detergent masih dominan karena diatas standar baku mutu. Untuk lebih jelas mengenai lokasi titik sampling di sungai Kota Surabaya dapat dilihat pada tabel 8.20 Tabel Pemakai Air PDAM Menurut Pemakaian No Uraian Tahun 2006 Tahun Perum ahan 115,784, ,995,647 2 Pem erintah 6,422,018 6,565,830 3 Perdagangan 15,374,319 16,084,972 4 Industri 5,281,520 6,024,201 5 Sosial Um um 6,821,024 6,267,974 6 Sosial Khusus 10,336,082 10,711,290 7 Pelabuhan 542, ,624 8 Penjualan Air Tangki 15,830 13,421 9 Sweeping 783, ,850 Sub Total 161,361, ,679,809 Dist Barat 740, ,912 Dist Tim ur 329, ,897 PMK 1,222 7,715 Sub Total 1,071,847 1,087,524 Total 162,433, ,767,333 Sum ber : PDAM Kota Surabaya Tahun 2008 Bab VIII - 24

25 Akses Terhadap Listrik Di Kota Surabaya sistem penerangan atau distribusi listrik sudah menyebar di seluruh wilayah. Sistem penerangan ini didistribusikan PLN dengan pola penyebaran melalui jaringan tiang listrik yang umumnya terdapat di sekitar jalan lokal dan lingkungan dengan tegangan menengah. Supply listrik di Kota Surabaya didistribusikan melalui 3 Area pelayanan yang meliputi : Cabang Surabaya Utara meliputi : Indrapura, Ploso, Kenjeran, Tandes, Perak dan Embong Wungu. Cabang Surabaya Selatan meliputi : Darmo Permai, Dukuh Kupang, Ngagel, Rungkut, Gedangan. Cabang Surabaya Barat meliputi Karang Pilang dan Sepanjang. Sampai dengan saat ini tidak ada rencana penambahan jaringan listrik dari pihak PLN, difokuskan pada penanganan gardu induk. Penambahan jaringan listrik hanya dilakukan pada kawasan perumahan baru. Sedangkan penanganan gardu induk dilakukan melalui renovasi/memperbaiki gardu induk yang bermasalah (gardu induk yang kelebihan beban) atau bisa juga menambah gardu induk baru bila diperlukan. Selain itu dalam kurun waktu ini PLN lebih memfokuskan pada pada tingkat pelayanan yang efisien dan efektif. Lebih lanjut rencana jaringan listrik disajikan pada Tabel 8.21 dan Tabel Tabel 8.21 Rencana Penanganan Listrik Di kota Surabaya NO GARDU INDUK RENCANA 1 Gardu Induk Darmo Grand Rencana penambahan penyulang Sangrilla 2 Gardu Induk Sukolilo 3 Gardu Induk Rungkut Sumber : PLN Surabaya Selatan Gardu Induk kelebihan beban; direncanakan Gardu Induk Wonorejo Direncanakan dihubungkan dengan Gardu Induk Wonorejo Tabel 8.22 Banyaknya Pelanggan PLN Menurut Golongan Tarif dan Kapasitas Terpasang 1 S o s ia l Surabaya Utara Surabaya Barat Surabaya Selatan Jum lah - S-2 / TR 250 VA KVA 4,286 2,592 6,144 13,022 - S-3 / TR > 200 KVA Rum ah Tangga 0 - S-1 / TR 200 VA R-1/ TR 250 VA VA 209, , , ,917 - R-2/ TR 2201 VA VA 11,670 1,736 24,145 37,551 - R-3/ TR > 6600 VA 2, ,636 7,002 3 B is n is 0 - B-1/TR 250 VA VA 12,805 5,298 16,170 34,273 - B-2/TR 2201 VA KVA 11,090 1,274 10,739 23,103 - B-3/TR > 200 KVA In d u s tri 0 - I - 1 / TR 450 VA - 13,9 KVA I - 2 / TR 14 KVA KVA 1, ,685 -I - 3 / TM > 201 KVA I - 4 / TT > 3000 KVA Gedung Pem erintah 0 - P - 1 / TR 250 VA KVA ,033 - P - 2/ TM > 200 KVA Penerangan Jalan 0 - P - 3 / TR 220 VA KVA ,481 2,629 Jum lah 254, , , ,849 Sum ber : PT. PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jawa Tim ur Tahun 2006 Keterangan : TR TM TT No = Tegangan Rendah = Tegangan M enengah = Tegangan Tinggi Kelom pok Pelanggan Bab VIII - 25

26 8.1.7 Pengelolaan Sampah Teknis operasional pengelolaan sampah di Kota Surabaya dimulai dari penanganan sampah disumbernya, pengumpulan di TPS, pengangkutan sampai TPA dan penimbunan di TPA Benowo. 1. Timbulan Sampah Timbulan sampah yang dihasilkan di Kota Surabaya berasal dari kawasan perumahan (domestik), industri, kawasan komersil, wisata dan fasilitas umum lainnya. Timbulan sampah yang dikelola adalah timbulan sampah non B 3 (Bahan Beracun dan Beracun Hazardous Waste). Tabel 8.23 ini merupakan umlah timbulan sampah yang dihasilkan warga masyarakat Kota Surabaya dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya. Tabel 8.23 Laju Timbulan Sampah Kota Surabaya No Uraian Satuan 1 Data Timbulan Sampah (data bulan April) Asumsi Volume liter/org/hari 3,1 3,2 Timbulan Sampah Berat gram/org/hari ,350 2 Pengolahan Mini Incinerator ton/hari 120 (5,508%) 120 (5,512%) 3 Program 3R dan Pengelolaan Mandiri (Zero Waste) ton/hari 413,7 (18,988%) 532 (24,437%) 4 Sampah Saluran ton/hari 45 (2,065%) 45 (2,067%) 5 Sampah diangkut ke TPA ton/hari (0,073%) (0.068%) 6 Jumlah Total Timbulan sampah Ton/hari Sumber: Dinas Kebersihan Pertamanan Kota Surabaya, Pelayanan Bidang Persampahan Kota Surabaya Tahun Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa penanganan sampah Kota Surabaya bukan merupakan hal yang mudah dan seringkali menemui banyak hambatan. Penentuan jumlah timbulan sampah merupakan salah satu bentuk masalah yang seringkali dihadapi di lapangan, baik karena masih banyak tempat yang belum terlayani, adanya sampah yang dibuang di lahan terbuka (illegal dumping) atau dibakar. Keberhasilan pengolahan sampah mandiri (program 3R dan komposting) sedikit ada kenaikan sebesar 5,54% akan tetapi sampah disaluran tidak mengalami perubahan sehingga sampah yang masuk TPA hanya sedikit penurunan sebesar 0.078%. Apabila hal tersebut tidak segera diperbaiki akan berdampak pada penuhnya TPA Benowo untuk empat tahun kedepan dengan asumsi sampah yang masuk 1200 ton/hari. Bab VIII - 26

27 Perkiraan umur operasional dilakukan dengan pendekatan perhitungan kapasitas yang tersedia dari TPA Benowo, dengan asumsi desain lahan TPA sesuai dengan Sanitary Landfill dan menggunakan metode penumpukan sampah yang aman yaitu mendesain kemiringan lahan 1:2, ketinggian tiap tumpukan 2,5 m dan ketinggian tumpukan maksimal sebesar 20 m atau banyaknya tumpukan sampah adalah 8 lapis. Umur operasional TPA Benowo dengan beban ton per hari akan mampu dioperasionalkan hingga 4 (empat) tahun mendatang. Gambar Lahan TPA Benowo Tabel 8.24 Jumlah Komposisi dan Karakteristik Sampah di TPA Benowo TOTAL Material yang Bisa Didaur Ulang Jenis Sampah Residu % ton/hari % ton/hari (ton/hari) Plastik 7,69 92,28 10,00 9,23 83,05 Logam 0,63 7,56 50,00 3,78 3,78 Tekstil 3,00 36,00 0,00 0,00 36,00 Gelas/kaca 0,95 11,40 50,00 5,70 5,70 Kayu/Bambu 9,51 114,12 0,00 0,00 114,12 Kertas 7,58 90,96 10,00 9,10 81,86 Sampah Jalan 12,57 150,84 10, ,76 B3 0,03 0,36 0,00 0,00 0,36 Lain-lain 3,45 41,40 0,00 0,00 41,40 TOTAL ANORGANIK 45,41 544,92 Total Daur Ulang 42,89 502,03 Sisa Makanan 38,03 456,36 0,00 0,00 456,36 Sayuran 16,56 198,72 0,00 0,00 198,72 TOTAL ORGANIK 54,59 654,08 655,08 TOTAL ,00 42, ,11 Sumber: Hasil Perhitungan, Data Pemantauan Lapangan, Berdasarkan tabel tersebut dapat pula diketahui bahwa penyumbang terbesar sampah Kota Surabaya adalah berasal dari Kawasan Pemukiman, yaitu 29,89%, diikuti dengan Kawasan Pasar (15,76%) dan Penyapuan Jalan (14,77%). Hal lain yang perlu mendapat perhatian serius pemerintah dalam pengelolaan TPA adalah adanya sejumlah sampah yang berasal dari kawasan industri dan rumah sakit, khususnya pada sampah yang mengandung konsentrasi bahan beracun dan berbahaya (sampah B3), dimana saat pengamatan di lapangan ditemukan sebesar 0,65% sampah yang termasuk jenis ini yang berasal dari rumah sakit. Kondisi ini membutuhkan pengelolaan yang serius untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, khususnya pada para pekerja dan masyarakat sekitar TPA Benowo. Bab VIII - 27

KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH SEMAMPIR WONOKUSUMO 7,664 TAMBAK SARI KAPASMADYA BARU. REKAPITULASI BELUM REKAM ektp PERKELURAHAN

KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH SEMAMPIR WONOKUSUMO 7,664 TAMBAK SARI KAPASMADYA BARU. REKAPITULASI BELUM REKAM ektp PERKELURAHAN NO KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH 1 SEMAMPIR WONOKUSUMO 7,664 2 TAMBAK SARI KAPASMADYA BARU 1 / 60 6,661 3 KENJERAN SIDOTOPO WETAN 5,683 4 TAMBAK SARI PLOSO 5,205 5 GUBENG 2 / 60 MOJO 5,195 6 SUKOMANUNGGAL

Lebih terperinci

BAD V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengelompokkan Kecamatan berdasarkan nilai skor faktor dinilai cukup

BAD V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengelompokkan Kecamatan berdasarkan nilai skor faktor dinilai cukup BAD V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan basil analisa data dan pembahasan, serta melihat tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 Tabel DE-1. Luas Wilayah, Jumlah, Pertumbuhan dan menurut Kecamatan No. KECAMATAN Luas (Km2) Jumlah Tahun 2012 Pertumbuhan 2012 2012 1 SUKOMANUNGGAL 9.23 104,564 6.42 11,329 2 TANDES 11.07 97,124 3.36

Lebih terperinci

DATA POS PIN POLIO TAHUN 2016 SURABAYA SELATAN

DATA POS PIN POLIO TAHUN 2016 SURABAYA SELATAN BIDANG : SEKRETARIAT DATA POS PIN POLIO TAHUN 216 SURABAYA SELATAN NO KECAMATAN KELURAHAN PUSKESMAS / PUSTU PKM TTU POSYANDU TK/PAUD RS JUMLAH POS PIN TARGET PIN REALISASI PIN KET Pustu MALL PASAR STASIUN

Lebih terperinci

DAFTAR INSTANSI GURU TENAGA HONORER KATEGORI II Lampiran Surat : Nomor : 800 / 3013 / /2013 Tanggal : 2 JULI 2013

DAFTAR INSTANSI GURU TENAGA HONORER KATEGORI II Lampiran Surat : Nomor : 800 / 3013 / /2013 Tanggal : 2 JULI 2013 DAFTAR INSTANSI GURU TENAGA HONORER KATEGORI II Lampiran Surat : Nomor : 800 / 3013 /436.7.6/2013 Tanggal : 2 JULI 2013 PUKUL/WAKTU SDN AIRLANGGA I/198 HARI : Kamis SDN AIRLANGGA III/200 TANGGAL : 04 Juli

Lebih terperinci

Lampiran Surat Nomor : 005/ / /2014 Tanggal :

Lampiran Surat Nomor : 005/ / /2014 Tanggal : Lampiran Surat Nomor : 005/ /436.6.4/2014 Tanggal : NO SEKOLAH JADWAL & TEMPAT PELAKSANAAN 1 SDN Kedung Baruk II No. 591 2 SDN Mojo VIII/227 3 SDN Kemayoran I / 24 4 SDN Kedung Cowek II No.254 5 SDN Kertajaya

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN

Lebih terperinci

LAMPIRAN Nomor : 005/ / /2012 Tanggal : 04 Mei NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN Tanggal/Waktu

LAMPIRAN Nomor : 005/ / /2012 Tanggal : 04 Mei NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN Tanggal/Waktu LAMPIRAN Nomor : 005/ /436.6.4/2012 Tanggal : 04 Mei 2012 NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN Tanggal/Waktu 1 1 SDN AIRLANGGA I/198 2 2 SDN AIRLANGGA III/200 3 3 SDN AIRLANGGA V/573 (Digabung menjadi SDN AIRLANGGA

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 Tabel DS-1. Penduduk Laki-laki Berusia 5-24 Tahun Menurut Golongan Umur dan Status No. Umur Tidak Sekolah SD SLTP SLTA Diploma Universitas 1 5-6 - 67,293-2 7-12 - 146,464-3 13-15 - - 70,214 4 16-18 70,170

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI KELURAHAN KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

JADWAL PELAKSANAAN PEMOTRETAN KEPLEK / PENGAMBILAN FOTO TANDA PENGENAL PEGAWAI HARI / TANGGAL PELAKSANAAN PUKUL

JADWAL PELAKSANAAN PEMOTRETAN KEPLEK / PENGAMBILAN FOTO TANDA PENGENAL PEGAWAI HARI / TANGGAL PELAKSANAAN PUKUL JADWAL PELAKSANAAN PEMOTRETAN KEPLEK / PENGAMBILAN FOTO TANDA PENGENAL PEGAWAI NO INSTANSI HARI / TANGGAL PELAKSANAAN PUKUL TEMPAT PEMOTRETAN KETERANGAN BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK 1 DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 91 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur dan merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kota Surabaya mempunyai kedudukan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TAMBAHAN JAM PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN, KELURAHAN DAN PUSKESMAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 357 / / 2008 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 357 / / 2008 TENTANG WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45 / 357 / 436.1.2 / 2008 TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/3/436.1.2/2017 TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA.

TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA. SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/334/436.1.2/2014 TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Unit Operasi IPAL Mojosongo Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Mojosongo di bangun untuk mengolah air buangan dari kota Surakarta bagian utara, dengan

Lebih terperinci

,076,137, ,977,912,386 1,416,054,050,351 1,010,861,076, ,424,923,013 1,526,285,999, ,231,948,775 7.

,076,137, ,977,912,386 1,416,054,050,351 1,010,861,076, ,424,923,013 1,526,285,999, ,231,948,775 7. vi PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINGKASAN ANGGARAN DAN MENURUT DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2013 LAMPIRAN II NOMOR TANGGAL : PERATURAN : 8 : 28 Oktober 2013 TIDAK LANGSUNG LANGSUNG JUMLAH TIDAK LANGSUNG LANGSUNG

Lebih terperinci

1 SD NEGERI KEBONSARI I SDN ALON-ALON CONTONG I/ SDN Asemrowo SDN BABAT JERAWAT II/ 498 SURABAYA

1 SD NEGERI KEBONSARI I SDN ALON-ALON CONTONG I/ SDN Asemrowo SDN BABAT JERAWAT II/ 498 SURABAYA 1 SD NEGERI KEBONSARI I 200 0 0 2 SDN ALON-ALON CONTONG I/87 120 0 0 3 SDN Asemrowo 120 0 0 4 SDN BABAT JERAWAT II/ 498 SURABAYA 80 0 0 5 SDN BABATAN I/456 80 0 0 6 SDN BABATAN IV/459 80 0 0 7 SDN BANGKINGAN

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM INDUSTRI KOTA SURABAYA DAN TINJAUAN KEPUSTAKAAN PENCEMARAN ATMOSFER

GAMBARAN UMUM INDUSTRI KOTA SURABAYA DAN TINJAUAN KEPUSTAKAAN PENCEMARAN ATMOSFER BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1-1 1.2. Maksud, Tujuan, Dan Sasaran... 1-1 1.3. Lokasi Pekerjaan... 1-2 1.4. Lingkup Pekerjaan... 1-2 1.5. Peraturan Perundangan... 1-2 1.6. Sistematika Pembahasan...

Lebih terperinci

PERSEDIAAN AIR BERSIH JAMBAN TEMPAT SAMPAH % KK MEMILIKI JUMLAH KK JUMLAH KK MEMILIKI DIPERIKSA

PERSEDIAAN AIR BERSIH JAMBAN TEMPAT SAMPAH % KK MEMILIKI JUMLAH KK JUMLAH KK MEMILIKI DIPERIKSA Tabel Permukiman-1. Keluarga Dengan Sarana Sanitasi Dasar Menurut Kecamatan Kota Surabaya Tahun 2006 PERSEDIAAN AIR BERSIH JAMBAN TEMPAT SAMPAH PENGELOLAAN AIR LIMBAH NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KK 1

Lebih terperinci

POLA SPATIAL PERSEBARAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI SURABAYA BERDASARKAN PROBABILITAS KUNJUNGAN

POLA SPATIAL PERSEBARAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI SURABAYA BERDASARKAN PROBABILITAS KUNJUNGAN POLA SPATIAL PERSEBARAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI SURABAYA BERDASARKAN PROBABILITAS KUNJUNGAN Achmad Miftahur Rozak 3609 100 052 Pembimbing Putu Gde Ariastita ST. MT Program Studi Perencanaan Wilayah

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK DAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN DENGAN

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN PERWAKILAN KANTOR PERTANAHAN KOTA SURABAYA DI PROVINSI

Lebih terperinci

Evaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Keputih, Surabaya

Evaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Keputih, Surabaya D13 Evaluasi Kinerja Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Keputih, Surabaya Gaby Dian dan Welly Herumurti Jurusan Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

KOTA SURABAYA A. KONDISI UMUM. 1. Kondisi Geografis

KOTA SURABAYA A. KONDISI UMUM. 1. Kondisi Geografis KOTA SURABAYA A. KONDISI UMUM 1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Surabaya adalah 33.048 Ha dan luas wilayah laut yang dikelolah oleh Pemerintah Kota Surabaya sebesar 19.039 Ha.Kota Surabaya berbatasan

Lebih terperinci

TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA PENGELOLAAN SEKOLAH PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA PENGELOLAAN SEKOLAH PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA PENGELOLAAN SEKOLAH PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA

BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Tabel... vi Daftar Gambar... ix Daftar Grafik... xi BAB I KONDISI LINGKUNGAN HIDUP DAN KECENDERUNGANNYA A. LAHAN DAN HUTAN... Bab I 1 A.1. SUMBER

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA PENGELOLAAN SEKOLAH PADA DINAS

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGGANTIAN PEMBAYARAN REKENING TELEPON BAGI UNIT SATUAN KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/214/436.1.2/2009

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/214/436.1.2/2009 KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/214/436.1.2/2009 TENTANG PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN MILIK/DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA UNTUK PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)

Lebih terperinci

Daftar Alamat & Nama SMPN dan SMAN se Surabaya

Daftar Alamat & Nama SMPN dan SMAN se Surabaya Daftar Alamat & Nama SMPN dan SMAN se Surabaya Berikut dibawah ini adalah daftar nama, alamat dan no telpon SMP dan SMA Negeri yang ada di surabaya. SMP Negeri 1 Surabaya o Alamat : Jl Pacar No 4-6 Surabaya

Lebih terperinci

REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN

REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 0 Anggaran 6 = ++ 0 = ++ = 0-6 URUSAN WAJIB 0

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN 2006 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN 2006 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS KESEHATAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /104/ /2014 TENTANG

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /104/ /2014 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/104/436.1.2/2014 TENTANG SATUAN PELAKSANA PENANGGULANGAN BENCANA (SATLAK PB) DAN SATUAN TUGAS SATUAN PELAKSANA PENANGGULANGAN BENCANA (SATGAS SATLAK PB)

Lebih terperinci

TENTANG WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMADAM KEBAKARAN SURABAYA I, SURABAYA II, SURABAYA III, SURABAYA IV DAN SURABAYA

Lebih terperinci

LAPORAN IPLT KEPUTIH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR

LAPORAN IPLT KEPUTIH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR LAPORAN IPLT KEPUTIH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR IPLT Keputih Kota Surabaya DESEMBER 2010 1 A. Gambaran Umum Wilayah; Geografis Kota Surabaya terletak antara 112 36 112 54 BT dan 07 21 LS, dengan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA TENTANG

WALIKOTA SURABAYA TENTANG WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSAT KESEHATAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

Banyaknya Industri dan Pekerja menurut Sub Sektor Number of Industries and Workers by Sub Sectors

Banyaknya Industri dan Pekerja menurut Sub Sektor Number of Industries and Workers by Sub Sectors Tabel : 06.01.01 Banyaknya Industri dan Pekerja menurut Sub Sektor Number of and Workers by Sub Sectors 2005-2011 Industri Kimia Agro Industri Logam Mesin dan Hasil Hutan/ Elektronika dan Aneka/ Tahun/

Lebih terperinci

2009/ / /2012 (1) (2) (3) (4) 01. Sekolah/ Schools. 02. Kelas/ Classes

2009/ / /2012 (1) (2) (3) (4) 01. Sekolah/ Schools. 02. Kelas/ Classes Tabel : 04.01.16 4. SOSIAL BUDAYA / CULTURE SOCIAL Banyaknya Sekolah, Kelas, Murid, Ruang Belajar dan Guru pada Madrasah Tsanawiyah*) Number of School, Classes, Pupils, Classrooms and Teachers on Madrasah

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG TAMBAHAN JAM PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT DI

Lebih terperinci

JENIS DAN KOMPONEN SPALD

JENIS DAN KOMPONEN SPALD LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 04/PRT/M/2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK JENIS DAN KOMPONEN SPALD A. KLASIFIKASI SISTEM PENGELOLAAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 18 TAHUN

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 18 TAHUN SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

Persentase guru SD adalah perbandingan antara jumlah

Persentase guru SD adalah perbandingan antara jumlah Kenyataan saat ini masyarakat sudah mempunyai kepedulian yang cukup tinggi terhadap upaya peningkatan sumber daya manusia. Variabel-variabel pendidikan yang digunakan antara lain : 1. Persentase guru Taman

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI KOTA SURABAYA

BAGIAN ORGANISASI KOTA SURABAYA BAGIAN ORGANISASI KOTA SURABAYA 1 Amanat. KEGIATAN INI DILATAR BELAKANGI OLEH UU No. 25/2009 tentang Pelayanan Publik pasal 38 berbunyi penyelenggara pelayanan publik berkewajiban menilai kinerja pelayanan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMADAM KEBAKARAN SURABAYA I, SURABAYA II, SURABAYA III, SURABAYA IV DAN SURABAYA

Lebih terperinci

Identifikasi Panjang Perjalanan Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya

Identifikasi Panjang Perjalanan Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya E47 Identifikasi Panjang Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya Ayu Tarviana Dewi, Ketut Dewi Martha Erli Handayeni Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

Kenaikan jumlah lansia: 1990 ke tahun 2000 = 34,5% 2000 ke tahun 2010 = 32,8%

Kenaikan jumlah lansia: 1990 ke tahun 2000 = 34,5% 2000 ke tahun 2010 = 32,8% Kota yang baik adalah kota yang dapat mengakomodir kebutuhan penghuninya termasuk kebutuhan masyarakat lansia, dalam hal taman bagi lansia. Taman lansia sangat diperlukan dalam sebuah perkotaan karena

Lebih terperinci

LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 BAB III TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN 3.1. KEPENDUDUKAN Penduduk merupakan aspek penting dalam perkembangan suatu wilayah, karena selain sebagai obyek, penduduk juga berperan sebagai subyek dalam pembangunan.

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2006

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2006 1 WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PENGGANTIAN PEMBAYARAN REKENING TELEPON BAGI UNIT SATUAN KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG KONDISI FAKTUAL KONDISI IDEAL ATURAN BERSAMA YANG DISEPAKATI A. LINGKUNGAN 1. Jaringan Jalan dan Drainase Banyak rumah yang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN II. 1. Umum Ujung Berung Regency merupakan perumahan dengan fasilitas hunian, fasilitas sosial dan umum, area komersil dan taman rekreasi. Proyek pembangunan perumahan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah genangan pasang adalah daerah yang selalu tergenang air laut pada waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran rendah di dekat

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2010 TENTANG 1 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2010 TENTANG PENGGANTIAN PEMBAYARAN REKENING TELEPON BAGI UNIT KERJA/SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 28 TAHUN 2006

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 28 TAHUN 2006 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 28 TAHUN 2006 TENTANG PELAYANAN MASYARAKAT DI LUAR JAM KERJA DI KECAMATAN, KELURAHAN DAN PUSKESMAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KOTA SURABAYA WALIKOTA

Lebih terperinci

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 1

Pusat Teknologi Lingkungan, (PTL) BPPT 1 Bab i pendahuluan Masalah pencemaran lingkungan oleh air limbah saat ini sudah sampai pada tahap yang mengkhawatirkan seperti halnya di DKI Jakarta. Beban polutan organik yang dibuang ke badan sungai atau

Lebih terperinci

Rendra Suprobo aji

Rendra Suprobo aji Rendra Suprobo aji 3605100009 Kota Surabaya merupakan kota Metropolis dengan jumlah penduduk 2.830.466 jiwa serta memiliki luas wilayah sebesar 32.637,75 Ha (BPS-Surabaya Dalam Angka, 2008) Pertumbuhan

Lebih terperinci

TL-4140 Perenc. Bangunan Pengolahan Air Limbah L A G O O N / P O N D S

TL-4140 Perenc. Bangunan Pengolahan Air Limbah L A G O O N / P O N D S TL-4140 Perenc. Bangunan Pengolahan Air Limbah L A G O O N / P O N D S OXIDATION PONDS (KOLAM OKSIDASI) Bentuk kolam biasanya sangat luas, tetapi h (kedalamannya) kecil atau dangkal, bila kedalaman terlalu

Lebih terperinci

Ruang Jenis & Status/ Sekolah/ Belajar/ Kelas/ Guru/ Murid/ Levels and Status Schools Classrooms Class Teachers Pupils (1) (2) (3) (4) (5) (6)

Ruang Jenis & Status/ Sekolah/ Belajar/ Kelas/ Guru/ Murid/ Levels and Status Schools Classrooms Class Teachers Pupils (1) (2) (3) (4) (5) (6) Tabel : 04.01.01 4. SOSIAL BUDAYA / CULTURE SOCIAL Banyaknya Sekolah, Ruang Belajar, Kelas, Guru dan Murid menurut Jenis dan Status Sekolah Number of Schools, Classrooms, Classes, Teachers and Pupils by

Lebih terperinci

Ruang Jenis & Status/ Sekolah/ Belajar/ Kelas/ Guru/ Murid/ Levels and Status Schools Classrooms Class Teachers Pupils (1) (2) (3) (4) (5) (6)

Ruang Jenis & Status/ Sekolah/ Belajar/ Kelas/ Guru/ Murid/ Levels and Status Schools Classrooms Class Teachers Pupils (1) (2) (3) (4) (5) (6) Tabel : 04.01.01 4. SOSIAL BUDAYA / CULTURE SOCIAL Banyaknya Sekolah, Ruang Belajar, Kelas, Guru dan Murid menurut Jenis dan Status Sekolah Number of Schools, Classrooms, Classes, Teachers and Pupils by

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BAB I PENDAHULUAN

INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Setiap hari manusia menghasilkan air limbah rumah tangga (domestic waste water). Air limbah tersebut ada yang berasal dari kakus disebut black water ada pula yang

Lebih terperinci

BAB II TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN

BAB II TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB II TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN A. KEPENDUDUKAN Pada tahun 2004 penduduk Kota Surabaya mencapai 2.692.488 jiwa dan terus meningkat hingga mencapai angka 2.932.318 jiwa pada tahun 2009 (grafik 2.1).

Lebih terperinci

PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 BAB II KEADAAN UMUM

PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 BAB II KEADAAN UMUM BAB II KEADAAN UMUM Surabaya merupakan ibukota Provinsi Jawa Timur dan kota terbesar nomor dua di Indonesia. Dalam struktur perwilayahan Provinsi Jawa Timur, Kota Surabaya merupakan kota orde I yang ditetapkan

Lebih terperinci

Lahan Terbangun (HA) Luas wilayah (HA)

Lahan Terbangun (HA) Luas wilayah (HA) Tabel Lahan-1. Proporsi Kegiatan Terbangun Terhadap Luas Lahan No. Kecamatan Luas wilayah (HA) Lahan Terbangun (HA) Proporsi keg. Terbangun dengan Luas Lahan (%) Klasifikasi 1 2 3 4 5=4/5*100 6 Surabaya

Lebih terperinci

Lampiran 2. Hubungan Antara Program RPJMD Kota SurabayaTahun dengan Indikasi Program RTRW Kota Surabaya Tahun

Lampiran 2. Hubungan Antara Program RPJMD Kota SurabayaTahun dengan Indikasi Program RTRW Kota Surabaya Tahun 2016 2021 Lampiran 2. Hubungan Antara Program RPJMD Tahun 2016-2021 dengan Indikasi Program RTRW Tahun 2014-2034 RPJMD Tahun 2016-2021 RTRW Tahun 2014-2034 1. Program Perencanaan Ruang Kota 2. Program

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM TATA CARA PERENCANAAN IPLT SISTEM KOLAM BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang lingkup Tata cara ini memuat pengertian dan ketentuan umum dan teknis dan cara

Lebih terperinci

TAHAPAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN. Benowo Pembangunan PPI(Pusat Pelelangan Ikan) Romokalisari Pembangunan Pasar Kota Tambak Osowilangon

TAHAPAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN. Benowo Pembangunan PPI(Pusat Pelelangan Ikan) Romokalisari Pembangunan Pasar Kota Tambak Osowilangon TAHAPAN PELAKSANAAN PEMBANGUNAN LAMPIRAN III PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR : TANGGAL : STRUKTUR RUANG KOTA Perwujudan Pusat Pelayanan Kota Pembagian Unit Pengembangan dan Pusat Kegiatan di Unit

Lebih terperinci

STUDI DEMAND AND SUPPLY BUS SEKOLAH RUTE DUKUH MENANGGAL - SMA KOMPLEKS SURABAYA

STUDI DEMAND AND SUPPLY BUS SEKOLAH RUTE DUKUH MENANGGAL - SMA KOMPLEKS SURABAYA Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 STUDI DEMAND AND SUPPLY BUS SEKOLAH RUTE DUKUH MENANGGAL - SMA KOMPLEKS SURABAYA Ratih Sekartadji 1, Hera Widyastuti 2, Wahju Herijanto 3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI 3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah Pengolahan air limbah permukiman secara umum di Kepulauan Aru ditangani melalui sistem setempat (Sistem Onsite). Secara umum

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data Survei Dari survei menggunakan metode wawancara yang telah dilakukan di Desa Karanganyar Kecamatan Karanganyar RT 01,02,03 yang disebutkan dalam data dari

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN MASYARAKAT DI LUAR JAM KERJA DI KECAMATAN, KELURAHAN DAN PUSKESMAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 217 / /2009

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 217 / /2009 KEPUTUSAN WALIKOTA NOMOR : 188.45/ 217 /436.1.2/2009 TENTANG PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN MILIK/DIKUASAI PEMERINTAH KOTA BERUPA SEKOLAH OLEH DINAS PENDIDIKAN KOTA WALIKOTA, Menimbang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA Nomor : 188.45/631/436.1.2/2011 TENTANG BATAS KELURAHAN DI KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan kepastian hukum terhadap

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 188.45/130/436.2/2016 TENTANG TIM PENYUSUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PERANGKAT DAERAH KOTA SURABAYA TAHUN 2016-2021 WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan, semua

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan, semua BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan, semua makhluk hidup memerlukan air. Tanpa air tak akan ada kehidupan, demikian pula dengan manusia tak dapat

Lebih terperinci

Identifikasi Permukiman Kumuh Berdasarkan Tingkat RT di Kelurahan Keputih Kota Surabaya

Identifikasi Permukiman Kumuh Berdasarkan Tingkat RT di Kelurahan Keputih Kota Surabaya C389 Identifikasi Permukiman Kumuh Berdasarkan Tingkat RT di Kelurahan Keputih Kota Surabaya Elpidia Agatha Crysta dan Yanto Budisusanto Departemen Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,

Lebih terperinci

LAPORAN KERJA PRAKTEK

LAPORAN KERJA PRAKTEK LAPORAN KERJA PRAKTEK INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) PT. SIER (Surabaya Industrial Estate Rungkut) Diajukan oleh: Debbie Ariella Pongpalilu / 5203012037 Mujizatum Mariyah / 5203012043 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK

BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK BAB 12 UJI COBA PENGOLAHAN AIR LIMBAH DOMESTIK INDIVIDUAL DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROBIK 286 12.1 PENDAHULUAN 12.1.1 Permasalahan Masalah pencemaran lingkungan di kota besar misalnya di Jakarta, telah

Lebih terperinci

3.4 Bentang Alam Kota Surabaya Kondisi Geofisik Kawasan Jenis Tanah

3.4 Bentang Alam Kota Surabaya Kondisi Geofisik Kawasan Jenis Tanah 3.4 Bentang Alam Kota Surabaya Kondisi geofisik kawasan Kota Surabaya terletak di dataran rendah dan sebagian besar memiliki jenis tanah alluvial. Jenis alluvial ini endapan dari lumpur sungai yang menjadikan

Lebih terperinci

Tabel : Banyaknya Industri dan Pekerja menurut Sub Sektor Number of Industries and Workers by Sub Sectors (1) (2) (3)

Tabel : Banyaknya Industri dan Pekerja menurut Sub Sektor Number of Industries and Workers by Sub Sectors (1) (2) (3) Tabel : 06.01.01Banyaknya Industri dan Pekerja menurut Sub Sektor Number of and Workers by Sub Sectors 2004-2010 Tahun/ Year Industri Kimia Agro Industri Logam Mesin dan Hasil Hutan/ Elektronika dan Aneka

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PELAYANAN PAJAK DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

PERAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM PENGELOLAAN KEBERSIHAN DI PEMERINTAH KOTA SURABAYA (Studi Kasus Di Kecamatan Tambaksari Surabaya)

PERAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM PENGELOLAAN KEBERSIHAN DI PEMERINTAH KOTA SURABAYA (Studi Kasus Di Kecamatan Tambaksari Surabaya) PERAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM PENGELOLAAN KEBERSIHAN DI PEMERINTAH KOTA SURABAYA (Studi Kasus Di Kecamatan Tambaksari Surabaya) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai syarat memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM

PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM PETUNJUK TEKNIS TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM TATA CARA PEMBANGUNAN IPLT SISTEM KOLAM BAB I DESKRIPSI 1.1 Ruang lingkup Tatacara ini meliputi ketentuan-ketentuan, cara pengerjaan bangunan utama

Lebih terperinci

Arrowiyah Pembimbing: Dr. Sutikno S.Si M.Si. Seminar Tugas Akhir SS091324

Arrowiyah Pembimbing: Dr. Sutikno S.Si M.Si. Seminar Tugas Akhir SS091324 Arrowiyah 1307 100 070 Pembimbing: Dr. Sutikno S.Si M.Si Seminar Tugas Akhir SS091324 1 Pendahuluan Tinjauan Pustaka Metodologi Penelitian Analisis dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Daftar Pustaka Seminar

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Tempat Pembuangan Akhir Pasir Sembung Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Pasir Sembung Cianjur merupakan satu-satunya TPA yang dimiliki oleh Kabupaten Cianjur.

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK ) IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK ) Bagus Ahmad Zulfikar 1) ; Lilis Sri Mulyawati 2), Umar Mansyur 2). ABSTRAK Berdasarkan hasil

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa salah satu

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surabaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surabaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga .3578 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surabaya Tahun 2013 sebanyak 8.002 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Surabaya Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi Kabupaten Pohuwato Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota Misi Kabupaten Pohuwato Visi Sanitasi Kabupaten Pohuwato Misi Sanitasi

Lebih terperinci

Jenis Industri/Type of Industries Sub-District

Jenis Industri/Type of Industries Sub-District Tabel : 06.01.09 Banyaknya Industri Besar dan Sedang menurut Golongan Industri per Kecamatan Number of Large and Medium Scale Industries by Industrial Categories by Sub District 2011 Sub-District 10 12

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II GAMBARAN UMUM. merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. II-1

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II GAMBARAN UMUM. merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. II-1 BAB II GAMBARAN UMUM 7. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 7.1. Batas Wilayah Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta,

Lebih terperinci

Penyehatan Lingkungan Permukiman bertujuan untuk mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni, sehat, aman, produktif dan berkelanjutan melalui

Penyehatan Lingkungan Permukiman bertujuan untuk mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni, sehat, aman, produktif dan berkelanjutan melalui Penyehatan Lingkungan Permukiman bertujuan untuk mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni, sehat, aman, produktif dan berkelanjutan melalui peningkatan kualitas kesehatan masyarakat dan menjaga kelestarian

Lebih terperinci