LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012"

Transkripsi

1 BAB III TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN 3.1. KEPENDUDUKAN Penduduk merupakan aspek penting dalam perkembangan suatu wilayah, karena selain sebagai obyek, penduduk juga berperan sebagai subyek dalam pembangunan. Demikian juga dengan Kota Surabaya dimana perkembangan dan pertumbuhan kota yang cepat tentu berpengaruh terhadap aspek kependudukan. Identifikasi kependudukan pada bagian ini meliputi kondisi faktual mengenai jumlah dan persebaran penduduk, kepadatan penduduk, golongan umur dan jenis kelamin. Selain itu, indikator pendidikan juga diidentifikasi dengan tujuan untuk mengetahui korelasi tingkat pendidikan dengan kualitas lingkungan Kondisi Eksisting Berdasarkan hasil registrasi penduduk yang dilakukan oleh Dispenduk dan Capil (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil) Kota Surabaya, didapatkan jumlah penduduk Surabaya pada tahun 2012 adalah sebanyak jiwa. Jumlah ini meningkat sekitar 5% dari jumlah penduduk Kota Surabaya pada tahun 2011 yaitu jiwa. Dengan luas wilayah Kota Surabaya yang sebesar 316,36 Km 2, maka kepadatan penduduk Kota Surabaya pada tahun 2012 adalah sebesar 417,586 jiwa/ Km 2. Kota Surabaya terdiri dari 31 kecamatan. Kecamatan dengan luas wilayah terbesar adalah Kecamatan Benowo dengan luas 26,78 Km 2, namun kepadatan penduduknya tergolong rendah yaitu jiwa/ Km 2. Sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Simokerto dengan kepadatan jiwa/km 2. Data selengkapnya mengenai luas wilayah, jumlah penduduk, laju pertumbuhan dan kepadatan per kecamatan disajikan pada tabel - tabel di bawah ini. Tabel 3.1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Penduduk dan Kepadatan Penduduk menurut Kecamatan 2012 No. KECAMATAN Luas (Km2) Jumlah Penduduk Tahun 2012 Pertumbuhan Penduduk 2012 Kepadatan Penduduk KARANG PILANG 9, , WONOCOLO 6, , RUNGKUT 21, , WONOKROMO 8, , TEGALSARI 4, , SAWAHAN 6, , III- 1

2 No. KECAMATAN Luas (Km2) Jumlah Penduduk Tahun 2012 Pertumbuhan Penduduk 2012 Kepadatan Penduduk GENTENG 4, , GUBENG 7, , SUKOLILO 23, , TAMBAK SARI 8, , SIMOKERTO 2, , PABEAN CANTIAN 6, , BUBUTAN 3, , TANDES 11, , KREMBANGAN 8, , SEMAMPIR 8, , KENJERAN 7, , LAKAR SANTRI 16, , BENOWO 26, , WIYUNG 12, , DUKUH PAKIS 9, , GAYUNGAN 6, , JAMBANGAN 4, , TENGGILIS MEJOYO 5, , GUNUNG ANYAR 9, , MULYOREJO 14, , SUKOMANUNGGAL 9, , ASEMROWO 5, , BULAK 6, , PAKAL 19, , SAMBI KEREP 20, , TOTAL 32, , ,26 Keterangan : Sumber: Dispenduk dan Capil Kota Surabaya, Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa pertumbuhan penduduk Kota Surabaya selalu terjadi peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun. Jumlah penduduk Kota Surabaya yang sebesar jiwa pada tahun 2008 menjadi sebesar jiwa pada tahun Laju pertumbuhan penduduk terus bergerak positif antara 2,1% sampai 11,73%. Kecamatan Simokerto merupakan wilayah terpadat di Kota Surabaya sedangkan Kecamatan Benowo merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk terendah di Kota Surabaya pada tahun Selain itu, komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin secara umum menunjukkan bahwa dari tahun ke tahun jumlah penduduk laki-laki di Kota Surabaya lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuannya. Hal ini juga terjadi di tahun 2012, dimana jumlah penduduk laki laki lebih banyak daripada jumlah penduduk perempuannya. III- 2

3 Selain berdasarkan jenis kelamin, Dispenduk dan Capil Kota Surabaya juga membagi komposisi penduduk berdasarkan usia, dan diketahui bahwa penduduk Kota Surabaya paling banyak berusia antara tahun. Dengan jumlah penduduk laki laki di Kota Surabaya pada tahun 2012 sebesar jiwa dengan sex ratio rata rata sebesar 101,26. Sedangkan jumlah penduduk perempuan di Kota Surabaya tahun 2012 sebesar jiwa dengan sex ratio rata rata sebesar 98,8. Kota Surabaya sebagaimana kota besar lainnya juga mengalami perubahan penduduk baik itu penambahan ataupun pengurangan jumlah penduduk yang disebut igrasi. Migrasi juga dapat diartikan sebagai perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain yang melampaui batas administrative suatu wilayah. Ada dua faktor yang menyebabkan terjadinya perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lainnya yaitu faktor pendorong (push factor) dari daerah asal dan faktor penarik (pull factor) dari daerah tujuan. Bagi Kota Surabaya, persoalan migrasi sebenarnya tidak terlalu berpengaruh terhadap pertambahan jumlah penduduk. Hal ini dikarenakan jumlah penduduk yang datang ke dan pindah dari Kota Surabaya relatif sama (tidak berbeda jauh). Namun demikian, dari data penduduk yang datang dan pindah pada tahun-tahun sebelumnya, diketahui bahwa jumlah penduduk yang datang ke Kota Surabaya lebih banyak daripada penduduk yang pindah, meskipun perbedaannya tidak signifikan. Jumlah penduduk laki-laki yang pindah dari Kota Surabaya pada tahun 2012 adalah sebanyak jiwa, sedangkan jumlah penduduk perempuan yang pindah sebanyak jiwa. Sedangkan jumlah penduduk laki laki yang datang ke Surabaya tercatat sebesar Jiwa dan penduduk perempuan sebesar jiwa. Data Migrasi Selama Hidup Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin dapat dilihat pada table di bawah ini : Tabel 3.2. Migrasi Selama Hidup Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin NO KECAMATAN Penduduk Datang Penduduk Pindah L P L P 1 KARANG PILANG WONOCOLO RUNGKUT WONOKROMO TEGALSARI SAWAHAN GENTENG GUBENG SUKOLILO TAMBAK SARI SIMOKERTO PABEAN CANTIAN BUBUTAN TANDES KREMBANGAN III- 3

4 NO KECAMATAN Penduduk Datang Penduduk Pindah L P L P 16 SEMAMPIR KENJERAN LAKAR SANTRI BENOWO WIYUNG DUKUH PAKIS GAYUNGAN JAMBANGAN TENGGILIS MEJOYO GUNUNG ANYAR MULYOREJO SUKOMANUNGGAL ASEMROWO BULAK PAKAL SAMBI KEREP JUMLAH Keterangan : Data per juni 2012, diolah oleh Badan Lingkungan Hidup,2012 Sumber : Dispenduk dan Capil Kota Surabaya, 2012 Sejalan dengan pertambahan penduduk dan urbanisasi, maka lahan yang tersedia sebagai tempat permukiman masyarakat semakin sempit. Oleh karena itu, saat ini daerah pesisir menjadi salah satu alternatif tempat domisili masyarakat. Pesisir merupakan wilayah yang unik, karena dalam konteks bentang alam, wilayah pesisir menjadi tempat bertemunya daratan dan lautan. Transisi antara daratan dan lautan di wilayah pesisir telah membentuk ekosistem yang beragam dan sangat produktif serta memberikan nilai ekonomi yang luar biasa terhadap manusia. Jumlah penduduk yang bermukim di wilayah pesisir Kota Surabaya pada tahun 2012 tercatat sebanyak jiwa yang tersebar di 36 desa di 7 kecamatan dengan jumlah rumah tangga sebanyak rumah tangga. Persebaran penduduk di wilayah pesisir Kota Surabaya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini. No. Tabel 3.3. Jumlah Penduduk di Laut dan Pesisir Kecamatan/ Kabupaten/ Kota Jumlah Desa Jumlah Penduduk Jumlah Rumah Tangga 1 SUKOLILO PABEAN CANTIAN SEMAMPIR KENJERAN BULAK GUNUNG ANYAR RUNGKUT TOTAL Keterangan : Sumber : Dinas kependudukan dan Catatan Sipil, 2012 III- 4

5 Dalam rangka penyediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas, peran pendidikan sangat penting dan menentukan. Pendidikan di sekolah mutlak diperlukan dalam upaya membentuk kepribadian dan karakter yang tepat untuk mayarakat muda, baik itu untuk diri sendiri maupun yang berkaitan dengan pembentukan kepribadian dan karakter sebagai warga negara yang baik. Tingkat pendidikan di Kota Surabaya secara umum memiliki kualitas yang cukup baik, namun keberhasilan tersebut belum merata di semua kecamatan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah sekolah yang pada kecamatan tertentu jauh lebih banyak dibandingkan dengan kecamatan lainnya, dan adanya kecamatan yang belum memiliki fasilitas sekolah untuk jenjang pendidikan SLTA. Sedangkan untuk data penduduk Kota Surabaya berusia 5-24 tahun menurut status pendidikan setingkat diploma dan universitas belum tersedia di tahun Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dari tahun ke tahun maka fasilitas pendidikan berupa sekolah di Kota Surabaya mutlak diperlukan demi kelancaran kegiatan belajar mengajar mulai dari jenjang SD hingga SLTA. Data Jumlah Penduduk, Luas Daerah, Kepadatan, Jumlah Sekolah menurut Kecamatan dan Tingkat Pendidikan dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 3.4. Jumlah Penduduk, Luas Daerah, Kepadatan, Jumlah Sekolah menurut Kecamatan dan Tingkat Pendidikan No Kecamatan LAKI PEREMPUAN Luas (km 2 ) SD (Unit) SLTP (Unit) SLTA (Unit) 1 KARANG PILANG WONOCOLO RUNGKUT WONOKROMO TEGALSARI SAWAHAN GENTENG GUBENG SUKOLILO TAMBAK SARI SIMOKERTO PABEAN CANTIAN BUBUTAN TANDES KREMBANGAN SEMAMPIR KENJERAN LAKAR SANTRI BENOWO WIYUNG DUKUH PAKIS GAYUNGAN JAMBANGAN TENGGILIS MEJOYO GUNUNG ANYAR MULYOREJO III- 5

6 No Kecamatan LAKI PEREMPUAN Luas (km 2 ) SD (Unit) SLTP (Unit) SLTA (Unit) 27 SUKOMANUNGGAL ASEMROWO BULAK PAKAL SAMBI KEREP Keterangan : Sumber : Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Perbandingan Nilai Antar Lokasi Adanya perbedaan sumber daya antara satu wilayah dengan wilayah lainnya, menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan terjadinya perbedaan sebaran penduduk. Biasanya penduduk akan mengumpul pada suatu wilayah yang dapat menunjang kehidupannya. Dari hasil registrasi penduduk oleh Dispenduk dan Capil Kota Surabaya pada tahun 2012, didapatkan data yang menunjukkan bahwa Kecamatan Tambaksari memiliki jumlah penduduk terbanyak yaitu jiwa, diikuti oleh Kecamatan Sawahan dengan jumlah penduduk jiwa. Sedangkan kecamatan yang jumlah penduduknya paling sedikit adalah Kecamatan Bulak, dengan jumlah penduduk jiwa. Perbandingan jumlah penduduk per kecamatan selengkapnya disajikan pada Gambar 3.1 di bawah ini. Gambar 3.1. Jumlah Penduduk per Kecamatan di Kota Surabaya Tahun 2012 Sumber: Dispenduk dan Capil Kota Surabaya, III- 6

7 Secara umum jumlah penduduk Kota Surabaya mengalami peningkatan dari tahun 2011 ke tahun Namun, peningkatan jumlah penduduk tersebut tidak terjadi di semua kecamatan, ada beberapa kecamatan yang justru jumlah penduduknya menurun dari tahun sebelumnya (pertumbuhan penduduknya negatif). Perbandingan pertumbuhan penduduk per kecamatan di Kota Surabaya dari tahun 2011 ke tahun 2012 dapat dilihat pada Gambar 3.2. Gambar 3.2. Laju Pertumbuhan Penduduk per Kecamatan di Kota Surabaya Tahun Sumber: Dispenduk dan Capil Kota Surabaya, III- 7

8 Dari Gambar 3.2, dapat diketahui bahwa pertumbuhan penduduk dari tahun 2011 ke tahun 2012 yang paling tinggi terjadi di Kecamatan Asemrowo, dengan laju pertumbuhan sebesar 11,73 %. Kecamatan yang mengalami tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi selanjutnya adalah Kecamatan Benowo, dengan laju pertumbuhan 10,95 %. Sedangkan laju pertumbuhan penduduk yang paling rendah dialami oleh Kecamatan Genteng, dengan laju 2,1 % dari tahun sebelumya. Dilihat dari kepadatan penduduknya, Kecamatan Simokerto merupakan wilayah dengan kepadatan paling tinggi, dimana kepadatan penduduk di Kecamatan ini adalah jiwa/km 2. Sedangkan wilayah dengan kepadatan penduduk paling rendah adalah Kecamatan Benowo yaitu jiwa/km 2. Kecamatan Benowo sebenarnya merupakan kecamatan dengan luas wilayah terbesar di Kota Surabaya, namun jumlah penduduknya tidak terlalu banyak dikarenakan adanya Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah, yang merupakan satu-satunya di Kota Surabaya. Selengkapnya mengenai perbandingan kepadatan penduduk antar kecamatan dapat dilihat pada Gambar 3.3 berikut ini. Gambar 3.3. Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Kota Surabaya Tahun 2012 Sumber: Dispenduk dan Capil Kota Surabaya, III- 8

9 Komposisi penduduk Kota Surabaya menurut kelompok umur menunjukkan bahwa pada tahun 2012 jumlah penduduk Tahun dan 0 14 tahun mendominasi jumlah penduduk berdasarkan golongan umur.. Perbandingan jumlah penduduk Kota Surabaya berdasarkan kelompok umur disajikan pada Gambar 3.4 berikut. 1,200,000 1,000,000 Gambar 3.4. Jumlah Penduduk Kota Surabaya menurut Kelompok Umur Tahun 2012 Jumlah Penduduk Kota Surabaya Menurut kelompok Umur Tahun , , , , Thn 15-19Thn Thn Thn 65+ Sumber : Dispenduk dan Capil Kota Surabaya, Penduduk Kota Surabaya yang tinggal di wilayah pesisir pada tahun 2012 ada sebanyak jiwa, yang tersebar di 7 kecamatan dan 36 desa. Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk pesisir terbesar adalah Kecamatan Semampir sebanyak jiwa dan yang jumlah penduduk pesisirnya paling kecil adalah Kecamatan Bulak sebanyak jiwa. Perbandingan jumlah penduduk pesisir di 7 kecamatan tersebut dapat dilihat pada Gambar 3.5. Gambar 3.5. Jumlah Penduduk di Wilayah Pesisir Kota Surabaya Tahun 2012 Sumber: Dispenduk dan Capil Kota Surabaya, III- 9

10 Mengenai fasilitas pendidikan yang ada di Surabaya, seperti yang telah dijelaskan di atas persebarannya belum merata di semua kecamatan. Dari data di atas dapat diketahui bahwa jumlah seluruh fasilitas pendidikan berupa sekolah di Kota Surabaya secara keseluruhan, mulai dari jenjang SD hingga SLTA, berjumlah sekolah. Kecamatan Sawahan memiliki fasilitas sekolah dasar paling banyak dengan jumlah 56 unit, sebaliknya Kecamatan Asem Rowo dan Kecamatan Gunung Anyar memiliki sekolah dasar paling sedikit yaitu 9 unit. Kecamatan Wonokromo memiliki SLTP paling banyak di Kota Surabaya sebanyak 19 Unit dan sebaliknya Kecamatan Benowo hanya memiliki 2 Unit SLTP. Sedangkan Kecamatan Genteng memiliki jumlah SLTA paling banyak di Kota Surabaya dengan 14 Unit berbanding terbalik dengan Kecamatan Gunung Anyar yang belum memiliki fasilitas SLTA sama sekali. Perbandingan jumlah sekolah di masing-masing kecamatan di Kota Surabaya dapat dilihat pada Gambar 3.6 berikut. Gambar 3.6. Jumlah Fasilitas Pendidikan (Sekolah) per Kecamatan di Kota Surabaya Tahun 2012 Sumber: Dinas Pendidikan Kota Surabaya, III- 10

11 Peta persebaran fasilitas pendidikan di Kota Surabaya yang tercantum dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Surabaya dapat dilihat pada Gambar 3.7. Gambar 3.7. Peta Persebaran Fasilitas Pendidikan di Kota Surabaya III- 11

12 Analisis Statistik Jumlah penduduk Kota Surabaya pada tahun 2012 adalah sebanyak jiwa data per September 2012 Rasio jenis kelamin (P/L) penduduk Kota Surabaya pada tahun 2012 ini tidak berbeda jauh dengan tahun-tahun sebelumnya yaitu mendekati 100%, artinya jumlah penduduk laki-laki dan perempuannya hampir sama. Persebaran fasilitas pendidikan di Kota Surabaya belum merata namun fasilitas pendidikan tersebut masih memadai. Pola migrasi Kota Surabaya lebih banyak penduduk yang datang ke Surabaya daripada penduduk yang pindah dari Surabaya PERMUKIMAN Menurut Undang-Undang No.4 Tahun 1992, Permukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Jenis-jenis permukiman yang ada di Surabaya sangat variatif dari jenis permukiman formal dalam bentuk rumah susun, real estate, hingga jenis perumahan informal dalam bentuk perumahan perkampungan dan rumah-rumah kumuh. Rumah-rumah formal biasanya dibangun oleh pengembang dan ada koordinasi antara pemilik, pengembang dan pemerintah mengenai pembangunannya sehingga lebih tertata. Sedangkan rumah-rumah informal yang berupa perkampungan-perkampungan merupakan tanah legal milik pemerintah yang ditempati warga kota yang dibangun atas hasil swadaya warga kota sehingga masih terkoordinasi pembangunannya dengan pemerintah, walaupun pada kenyataannya ada yang teratur dan tidak sedikit pula yang tidak teratur. Rumah merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi selain sandang dan pangan. Diantara fungsi rumah adalah dapat dijadikan salah satu indikator bagi kesejahteraan pemiliknya. Semakin baik fasilitas yang dimiliki, dapat diasumsikan semakin sejahtera rumah tangga yang menempati rumah tersebut. Berbagai fasilitas yang dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan tersebut antara lain dapat dilihat dari sumber air minum, fasilitas tempat buang air besar rumah tangga dan juga sistem pengelolaan sampahnya Kondisi Eksisting Pada umumnya kota besar seperti Kota Surabaya sulit mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan arus urbanisasi. Sementara itu, laju pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan laju pertumbuhan kualitas SDM banyak mengakibatkan menurunnya kemampuan ekonomi masyarakat sehingga banyak penduduk yang masih hidup di bawah garis kemiskinan. Kondisi tersebut juga mendorong terciptanya kawasankawasan kumuh di beberapa wilayah. Pada tahun 2012 jumlah rumah tangga di Kota III- 12

13 Surabaya adalah Rumah Tangga. Dari jumlah ini, sebanyak Rumah Tangga merupakan rumah tangga miskin. Data mengenai jumlah rumah tangga dan jumlah keluarga miskin di tiap kecamatan di Kota Surabaya disajikan pada Tabel 3.5. Tabel 3.5. Jumlah Rumah Tangga dan Rumah Tangga Miskin menurut Kecamatan di Kota Surabaya Tahun 2012 NO KECAMATAN Suko manunggal Tandes Asem Rowo Benowo Pakal Lakarsantri Sambikerep Genteng Tegalsari Bubutan Simokerto Pabean Cantikan Semampir Krembangan Bulak Kenjeran Tambaksari Gubeng Rungkut Tenggilis Mejoyo Gunung Anyar Sukolilo Mulyorejo Sawahan Wonokromo Karangpilang Dukuh Pakis Wiyung Gayungan Wonocolo Jambangan Keterangan : Data per Juni 2012 Sumber : Bappemas, 2012 JUMLAH RUMAH TANGGA JUMLAH RUMAH TANGGA MISKIN 30,212 2,108 28,274 1,877 12,298 1,196 15, , ,410 1,568 17, ,975 1,312 34,957 2,976 34,414 3,354 31,489 6,969 26,883 3,609 52,401 13,264 37,000 3,438 11, ,293 4,056 73,635 6,696 47,349 2,155 30,883 2,019 16, , ,023 2,650 26,131 1,136 65,297 4,208 56,187 3,496 22, , ,005 1,013 14, , ,204 1,419 Tingkat kesejahteraan masyarakat suatu kota dapat dilihat dari lokasi tempat tinggalnya. Lokasi permukiman masyarakat dapat berada di lokasi yang tergolong mewah, menengah, sederhana, ataupun kumuh. Data jumlah rumah tangga menurut lokasi tempat tinggal tersaji dalam Tabel 3.6 : III- 13

14 Tabel 3.6. Jumlah Rumah Tangga Menurut Lokasi Tempat Tinggal Tahun 2012 Jumlah Rumah No. Lokasi Permukiman Tangga 1. Mewah Menengah Sederhana Kumuh Bantaran Sungai Pasang Surut 0 Keterangan : Data yang tersedia adalah data yang telah diproyeksikan oleh BLH Sumber : Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang, 2012 Selain dilihat dari lokasi tempat tinggal, tingkat kesejahteraan masyarakat kota juga dapat dilihat dari baik atau tidaknya akses terhadap infrastruktur permukiman berupa air bersih dan sarana sanitasi lingkungan. Untuk pemenuhan kebutuhan air bersih dan air minumnya, masyarakat Kota Surabaya saat ini sebagian besar menggantungkan pada PDAM Kota Surabaya. Sekitar rumah tangga di Kota Surabaya memenuhi kebutuhan air bersih dan air minum dengan mengandalkan suplai dari PDAM. Meskipun demikian, masih ada sekitar rumah tangga di Kota Surabaya yang masih memanfaatkan sumur dangkal untuk kegiatan mandi, cuci, kakus. Data ini diperoleh dari perhitungan jumlah KK pengguna sumber air minum oleh Dinas Kesehatan Kota Surabaya Data mengenai jumlah rumah tangga dan perkiraan sumber air minum masyarakat di Kota Surabaya pada tahun 2012 disajikan pada Tabel 3.7 berikut : Tabel 3.7. Jumlah Rumah Tangga dan Perkiraan Sumber Air Minum di Kota Surabaya Tahun 2012 No. Kecamatan Ledeng Sumur Sungai Hujan Kemasan Lainnya 1 Sukomanunggal Tandes Asemrowo Benowo Pakal Lakar santri Sambikerep Genteng Tegalsari Bubutan Simokerto Pabean Cantikan Semampir III- 14

15 No. Kecamatan Ledeng Sumur Sungai Hujan Kemasan Lainnya 14 Krembangan Kenjeran Bulak Tambak sari Gubeng Rungkut Tenggilis Gunung Anyar Sukolilo Mulyorejo Sawahan Wonokromo Karang Pilang Dukuh Pakis Wiyung Gayungan Wonocolo Jambangan Total Keterangan : Data Rumah yang diperiksa 55% dari jumlah keseluruhan rumah tangga Kota Surabaya Sumber : Dinas Kesehatan, 2012 Selain dari terpenuhinya akses untuk mendapatkan air bersih, dengan jumlah penduduk Kota Surabaya sebesar jiwa, maka sanitasi lingkungan yang baik dan tertata rapi merupakan hal yang mutlak harus dipenuhi oleh Pemerintah Kota Surabaya agar diperoleh kehidupan masyarakat yang sehat. Salah satu indikator penanganan sanitasi lingkungan di atas adalah bagaimana cara penanganan pembuangan sampah penduduk Kota Surabaya. Menurut data dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan tahun 2012, cara pembuangan sampah penduduk Kota Surabaya sudah menggunakan sistem angkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Benowo. Seluruh penduduk Kota Surabaya pun telah melakukan pembuangan sampah melalui system pengangkutan yang memang sudah tersistem dengan baik dan tertata rapi dan dilakukan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya. Dengan system pengangkutan tersebut di atas, maka penyediaan tempat sampah yang memadai juga mutlak diperlukan untuk menunjang kelancaran pengangkutan smapah dari rumah tangga sampai ke TPA Benowo. Menurut data Dinas Kesehatan Kota Surabaya Tahun 2012, III- 15

16 terdapat 98,9 % rumah tangga telah memiliki tempat sampah. Data Jumlah Rumah Tangga yang memiliki Tempat Sampah dapat dilihat dalam tabel di bawah ini : Tabel 3.8. Jumlah Rumah Tangga yang Memiliki Tempat Sampah di Kota Surabaya Tahun 2012 TEMPAT SAMPAH No KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KELUARGA KELUARGA DIPERIKSA KELUARGA MEMILIKI SEHAT JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % 1 Sukomanunggal Tanjung Sari , , ,7 Simomulyo , , ,9 2 Tandes Manukan kulon , , ,0 Balongsari , , ,6 3 Asem Rowo Asemrowo , , ,0 4 Sememi Sememi , , ,8 5 Pakal Benowo , , ,1 6 Lakarsantri Jeruk , , ,7 Lidah Kulon , , ,6 Bangkingan , , ,1 7 Sambikerep Lontar , , ,5 Made , , ,2 8 Genteng Peneleh , , ,7 Ketabang , , ,4 9 Tegalsari Kedungdoro , , ,2 Dr. Soetomo , , ,9 10 Bubutan Tembok dukuh , , ,8 Gundih , , ,8 11 Simokerto Tambakrejo , , ,7 Simolawang , , ,6 12 Pabean Cantikan Perak Timur , , ,2 13 Semampir Pegirian , , ,1 Sidotopo , , ,1 Wonokusumo , , ,5 14 Krembangan Krembangan Sel , , ,9 Dupak , , ,7 15 Bulak Kenjeran , , ,1 16 Kenjeran Tanah Kali K , , ,3 Sidotopo W , , ,0 17 Tambaksari Rangkah , , ,6 Pacar Keling , , ,0 Gading , , ,7 18 Gubeng Pucang Sewu , , ,7 Mojo , , ,5 19 Rungkut Kalirungkut , , ,1 Medokan Ayu , , ,0 20 Tenggilis Tenggilis , , ,1 21 Gunung Anyar Gunung Anyar , , ,6 22 Sukolilo Menur , , ,5 Klampis Ngasem , , ,5 Keputih , , ,4 23 Mulyorejo Mulyorejo , , ,0 24 Sawahan Sawahan , , ,2 III- 16

17 TEMPAT SAMPAH No KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KELUARGA KELUARGA DIPERIKSA KELUARGA MEMILIKI SEHAT JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % Putat jaya , , ,7 Banyu Urip , , ,0 Pakis , , ,6 Jagir , , ,6 25 Wonokromo Wonokromo , , ,0 Ngagelrejo , , ,4 26 Karang Pilang Kedurus , , ,0 27 Dukuh Pakis Dukuh Kupang , , ,1 28 Wiyung Wiyung , , ,1 Balas Klumprik , , ,0 29 Gayungan Gayungan , , ,4 30 Wonocolo Jemursari , , ,5 Sidosermo , , ,5 Siwalankerto , , ,9 31 Jambangan Kebonsari , , ,0 Keterangan : Sumber : Dinas Kesehatan, 2012 JUMLAH , , ,4 Tabel di atas menunjukkan bahwa hampir seluruh rumah tangga di Surabaya telah memiliki tempat sampah namun rumah tangga yang memiliki tempat sampah yang sehat dan memadai sekitar 82,4 % yaitu sebanyak rumah tangga. Selain ketersediaan tempat sampah yang memadai dan sehat, juga diperlukan ketersediaan tempat pembuangan air besar untuk mendukung sanitasi lingkungan Kota Surabaya. Data dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya tahun 2012 menyebutkan bahwa hampir seluruh rumah tangga di Kota Surabaya telah memiliki jamban. Jumlah rumah tangga yang menggunakan tempat buang air besar sendiri sebesar 52,7% sedangkan yang memiliki tempat buang air besar bersama sebesar 1,8%. Selain itu masih terdapat 588 rumah tangga yang tidak mempunyai tempat buang air besar. Meskipun hampir seluruh rumah tangga di Kota Surabaya telah memiliki fasilitas tempat buang air besar, namun tidak semua fasilitas tersebut dilengkapi dengan tangki septik dan tangki peresapan. Tangki septik adalah suatu ruang/ kompartemen yang bersifat kedap air yang memiliki fungsi untuk menampung serta mengolah air limbah rumah tangga dengan kecepatan lambat. Proses tersebut memberikan kesempatan untuk terjadinya pengendapan padatan-padatan/ lumpur dan terjadi penguraian bahan-bahan organik. Kurangnya kesadaran masyarakat menyebabkan limbah rumah tangga dan limbah padat manusia langsung dibuang ke sungai dan bantarannya. III- 17

18 Berdasarkan hasil survey oleh Dinas Kesehatan Surabaya terhadap 55% rumah tangga yang ada di Surabaya, tercatat sebanyak rumah tangga memiliki jamban tanpa septic tank pada tahun Namun angka ini jauh lebih rendah daripada jumlah rumah tangga yang memiliki jamban tanpa tanki septic pada tahun 2010 dan tahun Secara keseluruhan, prosentase rumah tangga yang sudah memiliki jamban sehat dan memadai sebesar 89,3% dari 55% rumah tangga yang telah disurvey oleh Dinas terkait. Selain pengelolaan yang baik terhadap air limbah, bentuk perbaikan sektor sanitasi juga harus mencakup pengelolaan terhadap sampah yang dihasilkan oleh masyarakat. Sistem pengelolaan sampah meliputi pengelolaan terhadap timbulan sampah yang berasal dari sumber, sistem pengumpulan, transportasi, pengolahan dan pemulihan sumber daya serta penimbunan. Berdasarkan data dari Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya tahun 2012, Sebagian besar komposisi sampah yang berasal dari pemukiman adalah sampah rumah tangga yaitu sampah organik. Dengan asumsi volume sampah yang dihasilkan per orang untuk setiap harinya sebesar 3 L/hari maka kecamatan Tambak Sari menghasilkan timbulan sampah paling besar daripada kecamatan lainnya dengan jumlah timbulan sebesar 718,04 M 3 /hari. Sedangkan Kecamatan Bulak menghasilkan timbulan sampah paling sedikit daripada kecamatan lainya yaiu sebesar 123,26 M 3 /hari. Total timbulan sampah Kota Surabaya adalah sebesar 9.234,08 M 3 /hari. Sedangkan moda transportasi yang digunakan dalam proses pengumpulan sampah di daerah permukiman adalah pick-up. Permukiman yang tidak dapat dilalui pick-up, menggunakan gerobak untuk mengangkut sampah di masing-masing rumah. Sampah yang telah dikumpulkan dengan pick-up atau gerobak sampah ditampung sementara di Tempat Pembuangan Sementara (TPS) atau dibawa ke transfer depo. Dari transfer depo, sampah diangkut dengan truck sampah menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Pada awal tahun 2001, terjadi masalah besar pada sektor persampahan di Kota Surabaya. Kota Surabaya yang pada awalnya memiliki 2 TPA yaitu TPA Sukolilo dengan luas 40,5 Ha dan TPA Lakarsantri dengan luas 8,5 Ha, harus menutup kedua TPA tersebut. Penutupan kedua TPA tersebut dilakukan karena adanya protes dari warga sekitar TPA akibat pencemaran dan ketidaknyamanan dengan adanya TPA tersebut. Pada saat ini, seluruh sampah dari Kota Surabaya yang dapat dikelola, dibuang ke TPA Benowo yang berada di Kecamatan Benowo Perbandingan Nilai Antar Lokasi Berdasarkan data dari Bappemas Kota Surabaya, terdapat sekitar rumah tangga di Kota Surabaya merupakan kelompok masyarakat yang tergolong rumah tangga miskin. Perbandingan jumlah rumah tangga miskin di masing-masing kecamatan di Kota Surabaya dapat dilihat pada Gambar 3.8. berikut ini : III- 18

19 Gambar 3.8. Keluarga Miskin per Kecamatan di Kota Surabaya Tahun 2012 Sumber : Bappemas Kota Surabaya, 2012 Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa Kecamatan Semampir memiliki jumlah keluarga miskin terbesar, yaitu sebanyak Keluarga Miskin. Sedangkan kecamatan yang jumlah keluarga miskinnya paling kecil adalah Kecamatan Gayungan yaitu 586 Keluarga Miskin. Setiap rumah tangga memiliki hak untuk menentukan sumber air minum yang digunakan sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Di Kota Surabaya, sebagian besar rumah tangga menggantungkan pemenuhan sumber air bersih dan air minumya dari PDAM Kota Surabaya. Dari keseluruhan rumah tangga di Kota Surabaya, Kecamatan Tambak sari merupakan pengguna air bersih PDAM paling banyak daripada kecamatan lainnya dan III- 19

20 diikuti oleh kecamatan semampir. Perbandingan jumlah rumah tangga yang memanfaatkan sumber air minum dari PDAM, sumur, sungai, hujan, maupun kemasan di masing-masing kecamatan di Kota Surabaya dapat dilihat pada Gambar 3.9. Gambar 3.9. Pilihan Sumber Air Minum Masyarakat di Kota Surabaya Tahun 2012 Sumber: Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya, Dari gambar di atas dapat diketahui kecamatan semampir tercatat sebagai pengguna air sumur paling banyak daripada kecamatan lainnya untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya dan diikuti oleh Kecamatan Semampir. Mayoritas rumah tangga di Kota Surabaya sudah menggunakan air bersih dari PDAM untuk memenuhi kebutuhan air bersihnya. III- 20

21 Dari sektor sanitasi lingkungan di Kota Surabaya, berkaitan dengan fasilitas tempat buang air besar, menunjukkan bahwa seluruh rumah tangga telah memiliki fasilitas tempat buang air besar, dimana sebanyak Rumah Tangga memanfaatkan tempat buang air besar/ jamban bersama, Rumah Tangga memanfaatkan jamban sendiri, dan sisanya Rumah Tangga memanfaatkan jamban umum. Perbandingan jumlah rumah tangga yang memanfaatkan masing-masing jenis fasilitas tempat buang air besar per kecamatan di Kota Surabaya pada tahun 2012 ditampilkan pada Gambar Gambar Jumlah Rumah Tangga Pemilik Fasilitas Tempat BAB per Kecamatan di Kota Surabaya Tahun 2012 Sumber : Dinas Kesehatan kota Surabaya, 2012 III- 21

22 Sedangkan jumlah rumah tangga yang memiliki fasilitas tempat buang air besar pribadi paling banyak terdapat di Kecamatan Gubeng, yakni sebanyak Rumah Tangga. Kecamatan yang jumlah rumah tangga yang memiliki jamban sehat paling banyak adalah Kecamatan Tenggilis sebanyak rumah tangga. Jumlah timbulan sampah ratarata per hari di Kota Surabaya adalah sebesar 8.904,82 m 3. Perbandingan timbulan sampah rata-rata per hari dari masing-masing kecamatan di Kota Surabaya ditampilkan pada Gambar Gambar Jumlah Timbulan Sampah Rata-Rata Harian per Kecamatan di Kota Surabaya Tahun 2012 Sumber : Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya, 2012 III- 22

23 Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa timbulan sampah terbesar dihasilkan oleh masyarakat di Kecamatan Tambak Sari, yakni sebesar 718,04 m 3 sampah/hari atau menyumbang 7,7 % dari jumlah timbulan sampah total Kota Surabaya per harinya. Kecamatan Sawahan juga merupakan penghasil sampah terbesar setelah Kecamatan Tambak Sari dengan jumlah timbulan sampah 681,79 m 3 sampah/hari. Sedangkan Kecamatan yang menyumbang timbulan sampah paling kecil adalah Kecamatan Bulak, yaitu 123,26 m 3 sampah/hari Analisis Statistik Persentase jumlah rumah tangga miskin di Kota Surabaya pada tahun 2012 dibanding jumlah rumah tangga total adalah 8,77%. Persentase 8,77 % ini berasal dari akumulasi jumlah keluarga misikin di semua kecamatan di Kota Surabaya. Dari 31 kecamatan yang ada di Kota Surabaya, tidak ada satu pun kecamatan yang terbebas dari kemiskinan. Masyarakat Kota Surabaya sebagian besar memilih untuk memanfaatkan suplai air dari PDAM sebagai sumber air minum mereka. Dari data Dinas Kesehatan Kota Surabaya yang hanya mendata 55% rumah tangga yang ada di Kota Surabaya, sebanyak 20,13 % rumah tangga menggunakan air PDAM sebagai sumber air bersih dan air minumnya, dan segian kecil memilih menggunakan sumber air dari sumur. Hanya 0,54% yang menggunakan sumur untuk memenuhi air bersih mereka. Dari sektor sanitasi, telah tersedianya fasilitas buang air besar bagi semua rumah tangga di Kota Surabaya menunjukkan telah terpenuhinya salah satu indikator sanitasi yang baik. Sebanyak 52,7% rumah tangga memanfaatkan fasilitas buang air besar sendiri, 1,8% menggunakan fasilitas buang air besar secara bersama. Sedangkan rumah tangga yang belum mempunyai fasilitas buang air besar hanya sekitar 0,1 %. Selain dilihat dari fasilitas tempat buang air besar, sistem pengelolaan sampah juga merupakan salah satu indikator telah baik atau belumnya sanitasi lingkungan yang sehat. Penanganan sampah yang diketahui telah dilakukan dilakukan di Kota Surabaya adalah pengangkutan sampah-sampah tersebut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) KESEHATAN Aspek kemiskinan dan kesehatan lingkungan merupakan dua hal yang menjadi titik berat dalam program Millenium Development Goals (MDGs). MDGs merupakan kesepakatan yang diprakarsai oleh 189 negara PBB pada tahun Pertemuan tersebut menghasilkan delapan agenda, yaitu: Pemberantasan kemiskinan dan kelaparan Mewujudkan pendidikan dasar bagi masyarakat III- 23

24 Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan Mengurangi tingkat kematian anak Meningkatkan kesehatan ibu Mencegah dan memberantas penyakit HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lain Menjamin kelestarian lingkungan Mengembangkan kemitraan global untuk pembangunan kota. Program pembangunan di bidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan warga Kota Surabaya, sedangkan sasarannya adalah meningkatnya pelayanan kesehatan dasar. Hasil pelaksanaan program tersebut dapat ditunjukkan pada pencapaian kinerja sasaran pembangunan di bidang kesehatan yaitu meningkatnya kondisi status kesehatan warga kota sesuai dengan indikator pembangunan kesehatan Kondisi Eksisting Jumlah perempuan yang berada pada usia subur pada tahun 2012 di Kota Surabaya mencapai jiwa, sedangkan jumlah anak yang lahir dalam keadaan hidup mencapai jiwa. Jumlah penduduk laki laki yang meninggal pada usia di atas 44 tahun sebanyak jiwa sedangkan penduduk perempuan yang meninggal pada usia di atas 44 tahun sebanyak jiwa. Berdasarkan data pada Tabel 3.9 di bawah, yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya, pada tahun 2012 jumlah penduduk yang menjadi penderita dari beberapa jenis penyakit mencapai jiwa. Jenis penyakit paling mendominasi yang diderita oleh jiwa masyarakat Kota Surabaya adalah ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan bagian Atas). Tabel 3.9. Jenis Penyakit Utama yang Diderita Penduduk No. Jenis Penyakit Jumlah Penderita % terhadap Total Penderita 1 Peny. Saluran pernafasan bagian atas ,99% 2 Penyakit rongga mulut ,14% 3 Peny. Pada sistim otot & jaringan pengikat ,93% 4 Peny. Kelainan kulit & jaringan sub kutan ,20% 5 Lain - lain ,74% 6 Infeksi pada usus ,11% 7 Penyakit lain dari system pencernaan ,87% 8 Penyakit tekanan darah tinggi ,02% 9 Penyakit mata & adneksa ,70% 10 Penyakit Virus ,68% 11 Penyakit endokrin dan metabolik ,63% Jumlah kunjungan kasus ,00% Keterangan : Sumber : Dinas Kesehatan Kota Surabaya, 2012 III- 24

25 Perbandingan Nilai Antar Lokasi dan Antar Waktu Jumlah penduduk perempuan usia subur pada tahun 2012 mencapai jiwa sedangkan jumlah anak lahir hidup mencapai jiwa. Penduduk laki laki yang meninggal pada usia di atas 44 tahun sebesar jiwa sedangkan penduduk perempuan yang meninggal pada usia di atas 44 tahun sebesar jiwa. Jumlah penduduk yang menderita penyakit ISPA tercatat sebanyak jiwa atau 38,99 % dari jumlah total penderita penyakit. Selain penyakit ISPA, penyakit pada rongga mulut berada di posisi kedua dengan jumlah penderita atau 12,14 %. Penyakit ISPA disebabkan oleh infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas atau juga dapat disebabkan oleh infeksi bakteri yang menyebabkan ISPA. Penularan penyakit ISPA dapat terjadi karena menghirup droplet pernafasan dari batuk atau bersin dan menyentuh hidung atau mulut penderita dengan tangan atau benda lain. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar Gambar Jenis Penyakit Utama yang Diderita Penduduk Kota Surabaya Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Analisis Statistik Jumlah penduduk perempuan yang berada pada usia subur selalu meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011, jumlah perempuan usia subur mencapai jiwa namun pada tahun 2012 jumlah penduduk perempuan pada usia subur mencapai jiwa. Sedangkan jumlah anak lahir yang hidup juga mengalami kenaikan disbanding tahun 2011 yang mencapai jiwa. Sedangkan jumlah kematian per tahun di Kota Surabaya untuk rentang umur di atas 44 tahun mencapai jiwa yang terdiri dari jiwa untuk penduduk laki laki dan jiwa penduduk perempuan. Sedangkan jumlah kematian untuk rentang umur < 1 tahun III- 25

26 sampai umur 44 tahun belum ada data pada tahun Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya tahun 2012 menunjukkan bahwa dominasi jenis penyakit yang diderita oleh masyarakat adalah ISPA yang mencapai 38,99 % dari total penderita penyakit, sedangkan penduduk yang terkena penyakit rongga mulut menduduki peringkat kedua sebesar 12,14 %. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 3.13 berikut. Gambar Prosentase Jenis Penyakit Utama yang Diderita Penduduk Kota Surabaya Sumber: Dinas Kesehatan Kota Surabaya, PERTANIAN Pertanian merupakan salah satu sektor yang mendukung perekonomian di suatu kota. Sebagai kota metropolitan, Surabaya menjadi pusat kegiatan perekonomian di daerah Jawa Timur dan sekitarnya. Kota Surabaya memiliki potensi yang cukup besar untuk sektor pertanian, namun sebagian besar penduduknya bergerak dalam bidang jasa, industri, dan perdagangan sehingga jarang ditemukan lahan persawahan. Konsep Urban Farming (pertanian perkotaan) merupakan salah satu alternatif yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya untuk mengantisipasi sedikitnya lahan yang tersedia. Urban farming adalah suatu aktivitas pertanian di dalam atau di sekitar perkotaan yang melibatkan ketrampilan, keahlian dan inovasi dalam budidaya dan pengolahan makanan. III- 26

27 Gambar Urban Farming III- 27

28 Kondisi Eksisting Kondisi geofisik kawasan Kota Surabaya terletak di dataran rendah dan sebagian besar memiliki jenis tanah alluvial. Tanah alluvial merupakan tanah yang terbentuk dari lumpur sungai yang mengendap di daratan rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian. Jenis tanah ini terdapat di 15 kecamatan yang tersebar di wilayah Surabaya Pusat, Utara, Selatan, Timur, dan Barat. Sedangkan jenis tanah bukan abu vulkanik ditemukan di 5 kecamatan di wilayah Surabaya Selatan dan Barat. Jenis tanah endapan lumpur, terdapat di 4 kecamatan wilayah Surabaya Pusat, Selatan, dan Timur. Jenis tanah endapan pasir hanya ditemukan di satu kecamatan di wilayah Surabaya Timur. Jenis tanah endapan pasir lumpur juga hanya terdapat di satu kecamatan di wilayah Surabaya Selatan. Dan untuk jenis tanah campuran antara alluvial dan bukan abu vulkanik, terdapat di 3 kecamatan di wilayah Surabaya Utara dan Barat. Satuan batuan di Kota Surabaya adalah sebagai berikut (BLH, 2012): - Satuan batu lempung bersisipan batu pasir dan batu gamping Satuan ini terdiri batu lempung bersisipan batu pasir dan batu gamping, yang merupakan endapan sedimen tersier, berwarna coklat tua, abu-abu kekuningan, keras dan padat, setempat terdapat struktur perlapisan. Sifat-sifat fisik dan mekanika tanah dari satuan ini antara lain: konsistensi teguh-kaku, plastisitas tinggi, permeabilitasnya rendah/ kedap air, nilai tekanan konus 100 kg/cm 2. - Satuan lempung Satuan ini terdiri dari lempung, berwarna coklat keabuan, merupakan hasil pelapukan dari batu lempung yang berumur Pliosen Akhir. Ketebalan satuan ini kira-kira 3-10 m. Sifat-sifat fisik dan mekanika tanah dari satuan ini antara lain: konsistensi teguhkaku, plastisitastinggi, permeabilitasnya rendah/kedap air, nilai tekanan konus kg/cm 2, kadar air 26,97 %, berat isi asli 1,85 g/cm 3, berat jenis 2,65, sudut geser dalam 12 52', kohesi 0,275 kg/cm 2. - Satuan lempung pasiran dan pasir lempungan Satuan ini terdiri dari lempung pasiran dan pasir lempungan yang berwarna coklat kekuningan, berukuran pasir halus-sedang. Menempati morfologi perbukitan bergelombang yang dikontrol oleh struktur perlipatan dan mud vulkano purba. Satuan ini secara regional yang berumur Plistosen. Ketebalan satuan ini kira-kira 3,5-6,5 m. Sifat-sifat fisik dan mekanika tanah dari satuan ini antara lain: konsistensi teguh-kaku, plastisitas sedang, permeabilitasnya rendah/ kedap air, nilai tekanan konus kg/cm 2, setempat 130 kg/cm 2, kadar air 30,3 %, berat isi asli 1,63 kg/cm 3, berat jenis 2,66, sudut geser dalam 23 30', kohesi 0,085 kg/cm 2. III- 28

29 - Satuan lempung dan lempung lanauan Satuan ini terdiri dari lempung, lempung lanauan, berwarna abu-abu kehitaman, merupakan hasil pelapukan dari batu lempung. Satuan ini secara regional yang berumur Plistosen Tengah. Ketebalan satuan ini kira-kira 4-9 m. Sifat-sifat fisik dan mekanika tanah dari satuan ini antara lain: konsistensi lunak-teguh, plastisitas V-6 tinggi, permeabilitasnya rendah/ kedap air, nilai tekanan konus kg/cm 2, kadar air 39,34 %,berat isi asli 1,71 g/cm 3, berat jenis 2,66, sudut geser dalam 18 4', kohesi 0,05 kg/cm 2. - Satuan lempung dan lempung pasiran Satuan ini merupakan endapan kipas aluvial sungai, berwarna abu-abu kehitaman. Ketebalan satuan ini kira-kira 9,5-35 m. Sifat-sifat fisik dan mekanika tanah dari satuan ini antara lain: konsistensi lunak-kaku, plastisitas rendah-tinggi, permeabilitasnya menengah, nilai tekanan konus kg/cm 2, kadar air 40,9 %, berat isi asli 1,66 g/cm 3, berat jenis 2,67, sudut geser dalam 9 52', kohesi 0,187 kg/cm 2. - Satuan lempung dan lanau Satuan ini merupakan endapan aluvial lembah, berwarna hitam kecoklatan, agak padat. Ketebalan satuan ini kira-kira 5-12 m. Sifat-sifat fisik dan mekanika tanah dari satuan ini antara lain: konsistensi teguh-kaku, plastisitas sedang-tinggi, permeabilitasnya rendah, nilai tekanan konus kg/cm 2, kadar air 49,93 %, berat isi asli 1,6 g/cm 3, berat jenis 2,61, sudut geser dalam 1 54', kohesi 0,362 kg/cm 2 - Satuan lempung pasiran dan lempung Satuan ini merupakan endapan aluvial pantai, berwarna coklatkehitaman, setempat mengandung cangkang kerang. Ketebalan satuan inikira-kira m. Sifat-sifat fisik dan mekanika tanah dari satuan iniantara lain : konsistensi lunak-teguh, plastisitas sedang-tinggi,permeabilitasnya rendah, nilai tekanan konus 7-15 kg/cm 2, kadar air37,28%, berat isi asli 1,57 gr/cm 3, berat jenis 2,64, sudut geser dalam 5 17', kohesi 0,123 kg/cm 2. - Satuan lempung pasiran dan lanau Satuan ini merupakan endapan aluvial muara Kali Surabaya, berwarna coklat tua kehitaman, agak padat, setempat mengandung cangkang kerang. Ketebalan satuan ini kira-kira 8-15 m. Sifat-sifat fisik dan mekanika tanah dari satuan ini antara lain: konsistensi lunak-teguh, plastisitas sedang-tinggi, permeabilitasnya rendah, nilai tekanan konus kg/cm 2, kadar air 37,28 %, berat isi asli 1,44 g/cm 3, berat jenis 2,64, sudut geser dalam 6 31', kohesi 0,212 kg/cm 2. III- 29

30 - Satuan lempung lanauan Satuan ini merupakan endapan aluvial rawa dan pantai, berwarna abu-abu coklat kehitaman, setempat mengandung pecahan cangkang, setempat merupakan genangan rawa, tambak dan ladang garam. Ketebalan satuan ini kira-kira 6,5-17 m. Sifat-sifat fisik dan mekanika tanah dari satuan ini antara lain: konsistensi lunak, plastisitas sedang, permeabilitasnya rendah, nilai tekanan konus 3-8 kg/cm 2, Kadarair 80,85 %, berat isi asli 1,44 g/cm 3, berat jenis 2,6, sudut geser dalam 3 38', kohesi 0,156 kg/cm 2. - Satuan lempung pasiran Satuan ini merupakan endapan aluvial Sungai Porong, berwarna coklat kekuningan - kuning muda, bersifat lunak-agak padat. Ketebalan satuan ini kira-kira 6-10 m. Sifatsifat fisik dan mekanika tanah dari satuan ini antara lain: plastisitas sedang, permeabilitasnya rendah-tinggi, nilai tekanan konus kg/cm 2, kadar air 45,27 %, berat isi asli 1,74 g/cm 3, berat jenis 2,74, sudut geser dalam 12 7', kohesi 0,8 kg/cm 2. Satuan ini menindih tidak selaras semua formasi yang lebih tua. Surabaya beriklim tropis dengan perbedaan musim kemarau dan musim penghujan yang sangat signifikan. Luas lahan pertanian wilayah Kota Surabaya adalah sebesar 2133 Ha pada tahun 2012 dengan jumlah produksi per hektar sebesar 56,51. Frekuensi penanaman pada lahan pertanian di Kota Surabaya bergantung pada jenis lahan serta jenis tanaman yang akan dibudidayakan. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel Tabel Luas Lahan Sawah Menurut Frekuensi Penanaman dan Hasil Produksi per Hektar No Kecamatan Luas dan Frekuensi Penanaman (Ha) *) 1 kali 2 kali 3 kali Produksi per Hektar (Ku/Ha) 1. Asemrowo Benowo ,28 3. Bubutan Bulak ,32 5. Dukuh Pakis Gayungan ,78 7. Genteng Gubeng Gunung Anyar , Jambangan , Karangpilang , Kenjeran , Krembangan Lakarsantri , Mulyorejo ,74 III- 30

31 No Kecamatan Luas dan Frekuensi Penanaman (Ha) *) 1 kali 2 kali 3 kali Produksi per Hektar (Ku/Ha) 16. Pabean Cantian Pakal , Rungkut , Sambikerep ,3 20. Sawahan Semampir Simokerto Sukolilo , Sukomanunggal , Tambaksari Tandes , Tegalsari Tenggilis Mejoyo Wiyung , Wonocolo , Wonokromo Total ,51 Keterangan : *) = BAKU SAWAH DISURABAYA, Untuk Data Tahun 2012 dalam proses verifikasi dinas terkait Sumber : Dinas Pertanian Kota Surabaya, 2011 Lahan pertanian yang ada di Kota Surabaya menghasilkan komoditas tanaman pangan yaitu berupa padi, jagung, kacang hijau, kacang tanah, ubi kayu, dan ubi jalar dengan jumlah produksi total sebanyak 163 ton pada tahun Namun karena terbatasnya lahan di perkotaan khususnya di Surabaya menyebabkan Kota Surabaya tidak memiliki perkebunan. Hal ini dikarenakan sektor perkebunan membutuhkan lahan yang sangat luas agar jumlah produksi yang dihasilkan besar. Begitu juga akan kebutuhan pupuk tidak ada karena tidak ada sector perkebunan di Kota Surabaya. Di sisi lain, perkembangan Kota Surabaya yang demikian pesat telah menyebabkan berkurangnya jumlah lahan pertanian di Kota Surabaya. Lahan yang semula digunakan untuk bercocok tanam dipergunakan untuk sektor lain yang dianggap lebih menguntungkan yaitu perairan/tambak/kolam. Menurut data dari Dinas Pertanian Kota Surabaya, seluas 3.510,7 ha lahan pertanian di Kota Surabaya beralih fungsi menjadi perairan/tambak/kolam. Data Luas Perubahan Lahan Pertanian menjadi Lahan Non Pertanian tersaji pada tabel berikut ini. Tabel Luas Perubahan Lahan Pertanian menjadi Lahan Non Pertanian No. Jenis Penggunaan Lahan Non Pertanian Luas (Ha) 1 Permukiman 0 2 Industri 0 III- 31

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 Tabel DE-1. Luas Wilayah, Jumlah, Pertumbuhan dan menurut Kecamatan No. KECAMATAN Luas (Km2) Jumlah Tahun 2012 Pertumbuhan 2012 2012 1 SUKOMANUNGGAL 9.23 104,564 6.42 11,329 2 TANDES 11.07 97,124 3.36

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 Tabel DS-1. Penduduk Laki-laki Berusia 5-24 Tahun Menurut Golongan Umur dan Status No. Umur Tidak Sekolah SD SLTP SLTA Diploma Universitas 1 5-6 - 67,293-2 7-12 - 146,464-3 13-15 - - 70,214 4 16-18 70,170

Lebih terperinci

KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH SEMAMPIR WONOKUSUMO 7,664 TAMBAK SARI KAPASMADYA BARU. REKAPITULASI BELUM REKAM ektp PERKELURAHAN

KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH SEMAMPIR WONOKUSUMO 7,664 TAMBAK SARI KAPASMADYA BARU. REKAPITULASI BELUM REKAM ektp PERKELURAHAN NO KECAMATAN KELURAHAN JUMLAH 1 SEMAMPIR WONOKUSUMO 7,664 2 TAMBAK SARI KAPASMADYA BARU 1 / 60 6,661 3 KENJERAN SIDOTOPO WETAN 5,683 4 TAMBAK SARI PLOSO 5,205 5 GUBENG 2 / 60 MOJO 5,195 6 SUKOMANUNGGAL

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TAMBAHAN JAM PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT DI KECAMATAN, KELURAHAN DAN PUSKESMAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

3.4 Bentang Alam Kota Surabaya Kondisi Geofisik Kawasan Jenis Tanah

3.4 Bentang Alam Kota Surabaya Kondisi Geofisik Kawasan Jenis Tanah 3.4 Bentang Alam Kota Surabaya Kondisi geofisik kawasan Kota Surabaya terletak di dataran rendah dan sebagian besar memiliki jenis tanah alluvial. Jenis alluvial ini endapan dari lumpur sungai yang menjadikan

Lebih terperinci

JADWAL PELAKSANAAN PEMOTRETAN KEPLEK / PENGAMBILAN FOTO TANDA PENGENAL PEGAWAI HARI / TANGGAL PELAKSANAAN PUKUL

JADWAL PELAKSANAAN PEMOTRETAN KEPLEK / PENGAMBILAN FOTO TANDA PENGENAL PEGAWAI HARI / TANGGAL PELAKSANAAN PUKUL JADWAL PELAKSANAAN PEMOTRETAN KEPLEK / PENGAMBILAN FOTO TANDA PENGENAL PEGAWAI NO INSTANSI HARI / TANGGAL PELAKSANAAN PUKUL TEMPAT PEMOTRETAN KETERANGAN BADAN KESATUAN BANGSA, POLITIK 1 DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 44 TAHUN 2008 TENTANG TAMBAHAN JAM PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT DI

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 68 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN

Lebih terperinci

DAFTAR INSTANSI GURU TENAGA HONORER KATEGORI II Lampiran Surat : Nomor : 800 / 3013 / /2013 Tanggal : 2 JULI 2013

DAFTAR INSTANSI GURU TENAGA HONORER KATEGORI II Lampiran Surat : Nomor : 800 / 3013 / /2013 Tanggal : 2 JULI 2013 DAFTAR INSTANSI GURU TENAGA HONORER KATEGORI II Lampiran Surat : Nomor : 800 / 3013 /436.7.6/2013 Tanggal : 2 JULI 2013 PUKUL/WAKTU SDN AIRLANGGA I/198 HARI : Kamis SDN AIRLANGGA III/200 TANGGAL : 04 Juli

Lebih terperinci

LAMPIRAN Nomor : 005/ / /2012 Tanggal : 04 Mei NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN Tanggal/Waktu

LAMPIRAN Nomor : 005/ / /2012 Tanggal : 04 Mei NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN Tanggal/Waktu LAMPIRAN Nomor : 005/ /436.6.4/2012 Tanggal : 04 Mei 2012 NO NAMA SEKOLAH KECAMATAN Tanggal/Waktu 1 1 SDN AIRLANGGA I/198 2 2 SDN AIRLANGGA III/200 3 3 SDN AIRLANGGA V/573 (Digabung menjadi SDN AIRLANGGA

Lebih terperinci

DATA POS PIN POLIO TAHUN 2016 SURABAYA SELATAN

DATA POS PIN POLIO TAHUN 2016 SURABAYA SELATAN BIDANG : SEKRETARIAT DATA POS PIN POLIO TAHUN 216 SURABAYA SELATAN NO KECAMATAN KELURAHAN PUSKESMAS / PUSTU PKM TTU POSYANDU TK/PAUD RS JUMLAH POS PIN TARGET PIN REALISASI PIN KET Pustu MALL PASAR STASIUN

Lebih terperinci

Lampiran Surat Nomor : 005/ / /2014 Tanggal :

Lampiran Surat Nomor : 005/ / /2014 Tanggal : Lampiran Surat Nomor : 005/ /436.6.4/2014 Tanggal : NO SEKOLAH JADWAL & TEMPAT PELAKSANAAN 1 SDN Kedung Baruk II No. 591 2 SDN Mojo VIII/227 3 SDN Kemayoran I / 24 4 SDN Kedung Cowek II No.254 5 SDN Kertajaya

Lebih terperinci

BAD V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengelompokkan Kecamatan berdasarkan nilai skor faktor dinilai cukup

BAD V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Pengelompokkan Kecamatan berdasarkan nilai skor faktor dinilai cukup BAD V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan basil analisa data dan pembahasan, serta melihat tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN 2006 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN 2006 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 48 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS KESEHATAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

,076,137, ,977,912,386 1,416,054,050,351 1,010,861,076, ,424,923,013 1,526,285,999, ,231,948,775 7.

,076,137, ,977,912,386 1,416,054,050,351 1,010,861,076, ,424,923,013 1,526,285,999, ,231,948,775 7. vi PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINGKASAN ANGGARAN DAN MENURUT DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2013 LAMPIRAN II NOMOR TANGGAL : PERATURAN : 8 : 28 Oktober 2013 TIDAK LANGSUNG LANGSUNG JUMLAH TIDAK LANGSUNG LANGSUNG

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/3/436.1.2/2017 TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PELAYANAN MASYARAKAT DI LUAR JAM KERJA DI KECAMATAN, KELURAHAN DAN PUSKESMAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 50 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA TENTANG

WALIKOTA SURABAYA TENTANG WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSAT KESEHATAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 18 TAHUN

SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 18 TAHUN SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 80 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 357 / / 2008 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 357 / / 2008 TENTANG WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45 / 357 / 436.1.2 / 2008 TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI KELURAHAN KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 98 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT PADA DINAS

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 91 IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 4.1 Kondisi Geografis Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur dan merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. Kota Surabaya mempunyai kedudukan

Lebih terperinci

TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA.

TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA. SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/334/436.1.2/2014 TENTANG KODE WILAYAH UNTUK TATA KEARSIPAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA.

Lebih terperinci

1 SD NEGERI KEBONSARI I SDN ALON-ALON CONTONG I/ SDN Asemrowo SDN BABAT JERAWAT II/ 498 SURABAYA

1 SD NEGERI KEBONSARI I SDN ALON-ALON CONTONG I/ SDN Asemrowo SDN BABAT JERAWAT II/ 498 SURABAYA 1 SD NEGERI KEBONSARI I 200 0 0 2 SDN ALON-ALON CONTONG I/87 120 0 0 3 SDN Asemrowo 120 0 0 4 SDN BABAT JERAWAT II/ 498 SURABAYA 80 0 0 5 SDN BABATAN I/456 80 0 0 6 SDN BABATAN IV/459 80 0 0 7 SDN BANGKINGAN

Lebih terperinci

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN PERWAKILAN KANTOR PERTANAHAN KOTA SURABAYA DI PROVINSI

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM INDUSTRI KOTA SURABAYA DAN TINJAUAN KEPUSTAKAAN PENCEMARAN ATMOSFER

GAMBARAN UMUM INDUSTRI KOTA SURABAYA DAN TINJAUAN KEPUSTAKAAN PENCEMARAN ATMOSFER BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1-1 1.2. Maksud, Tujuan, Dan Sasaran... 1-1 1.3. Lokasi Pekerjaan... 1-2 1.4. Lingkup Pekerjaan... 1-2 1.5. Peraturan Perundangan... 1-2 1.6. Sistematika Pembahasan...

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 52 TAHUN 2011 TENTANG PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK DAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN PERKOTAAN DENGAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 28 TAHUN 2006

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 28 TAHUN 2006 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 28 TAHUN 2006 TENTANG PELAYANAN MASYARAKAT DI LUAR JAM KERJA DI KECAMATAN, KELURAHAN DAN PUSKESMAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA PENGELOLAAN SEKOLAH PADA DINAS

Lebih terperinci

TENTANG WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMADAM KEBAKARAN SURABAYA I, SURABAYA II, SURABAYA III, SURABAYA IV DAN SURABAYA

Lebih terperinci

TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA PENGELOLAAN SEKOLAH PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA PENGELOLAAN SEKOLAH PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS BINA PENGELOLAAN SEKOLAH PADA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA SALINAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /14/ /2010 TENTANG TIM PEMBINA USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI KOTA SURABAYA

WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /14/ /2010 TENTANG TIM PEMBINA USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/14/436.1.2/2010 TENTANG TIM PEMBINA USAHA KESEHATAN SEKOLAH DI KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melakukan

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/214/436.1.2/2009

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/214/436.1.2/2009 KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/214/436.1.2/2009 TENTANG PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN MILIK/DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA UNTUK PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT (PUSKESMAS)

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMADAM KEBAKARAN SURABAYA I, SURABAYA II, SURABAYA III, SURABAYA IV DAN SURABAYA

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN PAJAK TERUTANG PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI KOTA SURABAYA WALIKOTA

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 94 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS BADAN PELAYANAN PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

KOTA SURABAYA A. KONDISI UMUM. 1. Kondisi Geografis

KOTA SURABAYA A. KONDISI UMUM. 1. Kondisi Geografis KOTA SURABAYA A. KONDISI UMUM 1. Kondisi Geografis Luas wilayah Kota Surabaya adalah 33.048 Ha dan luas wilayah laut yang dikelolah oleh Pemerintah Kota Surabaya sebesar 19.039 Ha.Kota Surabaya berbatasan

Lebih terperinci

PERSEDIAAN AIR BERSIH JAMBAN TEMPAT SAMPAH % KK MEMILIKI JUMLAH KK JUMLAH KK MEMILIKI DIPERIKSA

PERSEDIAAN AIR BERSIH JAMBAN TEMPAT SAMPAH % KK MEMILIKI JUMLAH KK JUMLAH KK MEMILIKI DIPERIKSA Tabel Permukiman-1. Keluarga Dengan Sarana Sanitasi Dasar Menurut Kecamatan Kota Surabaya Tahun 2006 PERSEDIAAN AIR BERSIH JAMBAN TEMPAT SAMPAH PENGELOLAAN AIR LIMBAH NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KK 1

Lebih terperinci

Identifikasi Panjang Perjalanan Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya

Identifikasi Panjang Perjalanan Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya E47 Identifikasi Panjang Siswa Sekolah Dasar di Kota Surabaya Ayu Tarviana Dewi, Ketut Dewi Martha Erli Handayeni Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. program yang akan diimplementasikan, yaitu berupa kebutuhan perangkat lunak

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. program yang akan diimplementasikan, yaitu berupa kebutuhan perangkat lunak BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Implementasi program merupakan implementasi dari hasil analisis, diharapkan dengan adanya implementasi ini dapat membantu perusahaan dalam melakukan perencanaan

Lebih terperinci

Persentase guru SD adalah perbandingan antara jumlah

Persentase guru SD adalah perbandingan antara jumlah Kenyataan saat ini masyarakat sudah mempunyai kepedulian yang cukup tinggi terhadap upaya peningkatan sumber daya manusia. Variabel-variabel pendidikan yang digunakan antara lain : 1. Persentase guru Taman

Lebih terperinci

BAGIAN ORGANISASI KOTA SURABAYA

BAGIAN ORGANISASI KOTA SURABAYA BAGIAN ORGANISASI KOTA SURABAYA 1 Amanat. KEGIATAN INI DILATAR BELAKANGI OLEH UU No. 25/2009 tentang Pelayanan Publik pasal 38 berbunyi penyelenggara pelayanan publik berkewajiban menilai kinerja pelayanan

Lebih terperinci

Kenaikan jumlah lansia: 1990 ke tahun 2000 = 34,5% 2000 ke tahun 2010 = 32,8%

Kenaikan jumlah lansia: 1990 ke tahun 2000 = 34,5% 2000 ke tahun 2010 = 32,8% Kota yang baik adalah kota yang dapat mengakomodir kebutuhan penghuninya termasuk kebutuhan masyarakat lansia, dalam hal taman bagi lansia. Taman lansia sangat diperlukan dalam sebuah perkotaan karena

Lebih terperinci

REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN

REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA REKAPITULASI REALISASI ANGGARAN BELANJA DAERAH MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PROGRAM DAN KEGIATAN TAHUN ANGGARAN 0 Anggaran 6 = ++ 0 = ++ = 0-6 URUSAN WAJIB 0

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PEMERINTAH KOTA SURABAYA RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /104/ /2014 TENTANG

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : /104/ /2014 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 188.45/104/436.1.2/2014 TENTANG SATUAN PELAKSANA PENANGGULANGAN BENCANA (SATLAK PB) DAN SATUAN TUGAS SATUAN PELAKSANA PENANGGULANGAN BENCANA (SATGAS SATLAK PB)

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 188.45/130/436.2/2016 TENTANG TIM PENYUSUN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PERANGKAT DAERAH KOTA SURABAYA TAHUN 2016-2021 WALIKOTA

Lebih terperinci

Ruang Jenis & Status/ Sekolah/ Belajar/ Kelas/ Guru/ Murid/ Levels and Status Schools Classrooms Class Teachers Pupils (1) (2) (3) (4) (5) (6)

Ruang Jenis & Status/ Sekolah/ Belajar/ Kelas/ Guru/ Murid/ Levels and Status Schools Classrooms Class Teachers Pupils (1) (2) (3) (4) (5) (6) Tabel : 04.01.01 4. SOSIAL BUDAYA / CULTURE SOCIAL Banyaknya Sekolah, Ruang Belajar, Kelas, Guru dan Murid menurut Jenis dan Status Sekolah Number of Schools, Classrooms, Classes, Teachers and Pupils by

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 44 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PELAYANAN PAJAK DAERAH PADA DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

2009/ / /2012 (1) (2) (3) (4) 01. Sekolah/ Schools. 02. Kelas/ Classes

2009/ / /2012 (1) (2) (3) (4) 01. Sekolah/ Schools. 02. Kelas/ Classes Tabel : 04.01.16 4. SOSIAL BUDAYA / CULTURE SOCIAL Banyaknya Sekolah, Kelas, Murid, Ruang Belajar dan Guru pada Madrasah Tsanawiyah*) Number of School, Classes, Pupils, Classrooms and Teachers on Madrasah

Lebih terperinci

SIDANG TUGAS AKHIR. Oleh : Herry Purnama Sandy ( )

SIDANG TUGAS AKHIR. Oleh : Herry Purnama Sandy ( ) SIDANG TUGAS AKHIR Oleh : Herry Purnama Sandy (2507 100 110) Dosen Pembimbing 1 : Dr. Maria Anityasari, ST.,ME. Dosen Pembimbing 2 : Dr. Ir. Sri Gunani Partiwi, MT. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH TAHUN ANGGARAN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang :

Lebih terperinci

PERAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM PENGELOLAAN KEBERSIHAN DI PEMERINTAH KOTA SURABAYA (Studi Kasus Di Kecamatan Tambaksari Surabaya)

PERAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM PENGELOLAAN KEBERSIHAN DI PEMERINTAH KOTA SURABAYA (Studi Kasus Di Kecamatan Tambaksari Surabaya) PERAN DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN DALAM PENGELOLAAN KEBERSIHAN DI PEMERINTAH KOTA SURABAYA (Studi Kasus Di Kecamatan Tambaksari Surabaya) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai syarat memperoleh Gelar

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

Ruang Jenis & Status/ Sekolah/ Belajar/ Kelas/ Guru/ Murid/ Levels and Status Schools Classrooms Class Teachers Pupils (1) (2) (3) (4) (5) (6)

Ruang Jenis & Status/ Sekolah/ Belajar/ Kelas/ Guru/ Murid/ Levels and Status Schools Classrooms Class Teachers Pupils (1) (2) (3) (4) (5) (6) Tabel : 04.01.01 4. SOSIAL BUDAYA / CULTURE SOCIAL Banyaknya Sekolah, Ruang Belajar, Kelas, Guru dan Murid menurut Jenis dan Status Sekolah Number of Schools, Classrooms, Classes, Teachers and Pupils by

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2006

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2006 1 WALIKOTA SURABAYA SALINAN PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 71 TAHUN 2006 TENTANG PENGGANTIAN PEMBAYARAN REKENING TELEPON BAGI UNIT SATUAN KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 23 TAHUN 2005 TENTANG PENGGANTIAN PEMBAYARAN REKENING TELEPON BAGI UNIT SATUAN KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

Lebih terperinci

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II GAMBARAN UMUM. merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. II-1

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II GAMBARAN UMUM. merebut kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajah. II-1 BAB II GAMBARAN UMUM 7. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 7.1. Batas Wilayah Kota Surabaya adalah ibukota Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Surabaya merupakan kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Daerah genangan pasang adalah daerah yang selalu tergenang air laut pada waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran rendah di dekat

Lebih terperinci

TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMUNGUTAN PAJAK PADA DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMUNGUTAN PAJAK PADA DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 82 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PEMUNGUTAN PAJAK PADA DINAS PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN KOTA SURABAYA WALIKOTA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Keterangan Tinggal Sementara dengan menggunakan model End User Computing. 1. Identifikasi permasalahan, tujuan dan manfaat

BAB III METODE PENELITIAN. Keterangan Tinggal Sementara dengan menggunakan model End User Computing. 1. Identifikasi permasalahan, tujuan dan manfaat BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah sekumpulan peraturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan untuk melakukan penelitian sehingga mampu menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitian dengan

Lebih terperinci

PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 BAB II KEADAAN UMUM

PROFIL KEANEKARAGAMAN HAYATI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 BAB II KEADAAN UMUM BAB II KEADAAN UMUM Surabaya merupakan ibukota Provinsi Jawa Timur dan kota terbesar nomor dua di Indonesia. Dalam struktur perwilayahan Provinsi Jawa Timur, Kota Surabaya merupakan kota orde I yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN V.1. Kesimpulan Penelitian tentang Motif Pemirsa Surabaya dalam Menonton Serial Komedi OK-JEK di NET TV, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa motif yang mendorong sebagian

Lebih terperinci

Daftar Alamat & Nama SMPN dan SMAN se Surabaya

Daftar Alamat & Nama SMPN dan SMAN se Surabaya Daftar Alamat & Nama SMPN dan SMAN se Surabaya Berikut dibawah ini adalah daftar nama, alamat dan no telpon SMP dan SMA Negeri yang ada di surabaya. SMP Negeri 1 Surabaya o Alamat : Jl Pacar No 4-6 Surabaya

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2010 TENTANG 1 SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 45 TAHUN 2010 TENTANG PENGGANTIAN PEMBAYARAN REKENING TELEPON BAGI UNIT KERJA/SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

Arrowiyah Pembimbing: Dr. Sutikno S.Si M.Si. Seminar Tugas Akhir SS091324

Arrowiyah Pembimbing: Dr. Sutikno S.Si M.Si. Seminar Tugas Akhir SS091324 Arrowiyah 1307 100 070 Pembimbing: Dr. Sutikno S.Si M.Si Seminar Tugas Akhir SS091324 1 Pendahuluan Tinjauan Pustaka Metodologi Penelitian Analisis dan Pembahasan Kesimpulan dan Saran Daftar Pustaka Seminar

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA Nomor : 188.45/631/436.1.2/2011 TENTANG BATAS KELURAHAN DI KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA Menimbang : a. bahwa dalam rangka memberikan kepastian hukum terhadap

Lebih terperinci

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surabaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surabaya Tahun 2013 sebanyak rumah tangga .3578 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kota Surabaya Tahun 2013 sebanyak 8.002 rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kota Surabaya Tahun 2013 sebanyak 6 Perusahaan Jumlah perusahaan

Lebih terperinci

Banyaknya Industri dan Pekerja menurut Sub Sektor Number of Industries and Workers by Sub Sectors

Banyaknya Industri dan Pekerja menurut Sub Sektor Number of Industries and Workers by Sub Sectors Tabel : 06.01.01 Banyaknya Industri dan Pekerja menurut Sub Sektor Number of and Workers by Sub Sectors 2005-2011 Industri Kimia Agro Industri Logam Mesin dan Hasil Hutan/ Elektronika dan Aneka/ Tahun/

Lebih terperinci

TENTANG TIM PUSAT PELAYANAN TERPADU PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

TENTANG TIM PUSAT PELAYANAN TERPADU PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 188.45/262 /436.1.2/2014 TENTANG TIM PUSAT PELAYANAN TERPADU PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang : a. bahwa dalam upaya

Lebih terperinci

Rendra Suprobo aji

Rendra Suprobo aji Rendra Suprobo aji 3605100009 Kota Surabaya merupakan kota Metropolis dengan jumlah penduduk 2.830.466 jiwa serta memiliki luas wilayah sebesar 32.637,75 Ha (BPS-Surabaya Dalam Angka, 2008) Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN 36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 1845/184/432/2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 1845/48/432/2017 TENTANG TIM PUSAT PELAYANAN

Lebih terperinci

TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PENGARUH PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP EMISI CO 2 DI KOTA SURABAYA

PENGARUH PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP EMISI CO 2 DI KOTA SURABAYA PENGARUH PERKEMBANGAN PERMUKIMAN TERHADAP EMISI CO 2 DI KOTA SURABAYA Oleh: Ummi Fadlilah Kurniawati 3608100027 Dosen Pembimbing: Rulli Pratiwi Setiawan,S.T.,M.Sc. BAB I PENDAHULUAN Latar belakang Surabaya

Lebih terperinci

Jenis Industri/Type of Industries Sub-District

Jenis Industri/Type of Industries Sub-District Tabel : 06.01.09 Banyaknya Industri Besar dan Sedang menurut Golongan Industri per Kecamatan Number of Large and Medium Scale Industries by Industrial Categories by Sub District 2011 Sub-District 10 12

Lebih terperinci

POLA SPATIAL PERSEBARAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI SURABAYA BERDASARKAN PROBABILITAS KUNJUNGAN

POLA SPATIAL PERSEBARAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI SURABAYA BERDASARKAN PROBABILITAS KUNJUNGAN POLA SPATIAL PERSEBARAN PUSAT PERBELANJAAN MODERN DI SURABAYA BERDASARKAN PROBABILITAS KUNJUNGAN Achmad Miftahur Rozak 3609 100 052 Pembimbing Putu Gde Ariastita ST. MT Program Studi Perencanaan Wilayah

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 77 TAHUN 2015 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik 4.1.1 Wilayah Administrasi Kota Bandung merupakan Ibukota Propinsi Jawa Barat. Kota Bandung terletak pada 6 o 49 58 hingga 6 o 58 38 Lintang Selatan dan 107 o 32 32 hingga

Lebih terperinci

Wanita Tuna Susila Number of Localized Prostitution Complex, Pimpsand Prostitutes Localized Mucikari/ Wanita Tunasusila

Wanita Tuna Susila Number of Localized Prostitution Complex, Pimpsand Prostitutes Localized Mucikari/ Wanita Tunasusila Tabel : 04.04.01 Banyaknya Lokalisasi, Mucikari dan Wanita Tuna Susila Number of Localized Prostitution Complex, Pimpsand Prostitutes 1999 Lokalisasi/ T a h u n/ Localized Mucikari/ Wanita Tunasusila Y

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA,

WALIKOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, SALINAN WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 20 TAHUN 2010 TENTANG KEBUTUHAN DAN PENYALURAN SERTA HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN KOTA SURABAYA TAHUN

Lebih terperinci

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL Tabel SD-1. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama... 1 Tabel SD-1A. Perubahan Luas Wilayah Menurut Penggunaan lahan Utama Tahun 2009 2011... 2 Tabel SD-1B. Topografi Kota Surabaya...

Lebih terperinci

STUDI DEMAND AND SUPPLY BUS SEKOLAH RUTE DUKUH MENANGGAL - SMA KOMPLEKS SURABAYA

STUDI DEMAND AND SUPPLY BUS SEKOLAH RUTE DUKUH MENANGGAL - SMA KOMPLEKS SURABAYA Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan III 2015 STUDI DEMAND AND SUPPLY BUS SEKOLAH RUTE DUKUH MENANGGAL - SMA KOMPLEKS SURABAYA Ratih Sekartadji 1, Hera Widyastuti 2, Wahju Herijanto 3 Jurusan Teknik

Lebih terperinci

8.1 STATUS LINGKUNGAN PERMUKIMAN

8.1 STATUS LINGKUNGAN PERMUKIMAN 8.1 STATUS LINGKUNGAN PERMUKIMAN 8.1.1 Pertumbuhan Permukiman Pola Pengembangan Permukiman di Surabaya di Kota Surabaya dan karakteristik dari kawasan dapat di lihat pada tabel 8.1. Tabel 8.1 karakteristik

Lebih terperinci

Jumlah Rekapitulasi Keluhan Masyarakat Bulan Januari s/d Desember 2012

Jumlah Rekapitulasi Keluhan Masyarakat Bulan Januari s/d Desember 2012 Jumlah Rekapitulasi Keluhan Masyarakat Bulan Januari s/d Desember 2012 No Instansi Keluhan Ditindak lanjuti Belum terjawab Keterangan / Jumlah 1 2 Dinas PU Bina Marga dan Pematusan Dinas Kependudukan dan

Lebih terperinci

Tabel : Banyaknya Industri dan Pekerja menurut Sub Sektor Number of Industries and Workers by Sub Sectors (1) (2) (3)

Tabel : Banyaknya Industri dan Pekerja menurut Sub Sektor Number of Industries and Workers by Sub Sectors (1) (2) (3) Tabel : 06.01.01Banyaknya Industri dan Pekerja menurut Sub Sektor Number of and Workers by Sub Sectors 2004-2010 Tahun/ Year Industri Kimia Agro Industri Logam Mesin dan Hasil Hutan/ Elektronika dan Aneka

Lebih terperinci

1,526 1, ,024 Sumber : Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Surabaya Source : Scout Associations, Branch of Surabaya City

1,526 1, ,024 Sumber : Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Surabaya Source : Scout Associations, Branch of Surabaya City Tabel : 04.01.31 Banyaknya Gugus Depan dan Anggota Pramuka per Kecamatan Number of Local Scout Organization and Scout Members by Sub District 2011 Gugus Kecamatan/ Depan/ Sumber - Didik/Source of Trainer

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KOTA SURABAYA ?il..ttt r77t ff./f PEMERNTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN OO1 TENTANG ORGANSAS KECAMATAN DAN KELURAHAN KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALKOTA SURABAYA, Menimbang

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN

BAB II TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN BAB II TEKANAN TERHADAP LINGKUNGAN A. KEPENDUDUKAN Pada tahun 2004 penduduk Kota Surabaya mencapai 2.692.488 jiwa dan terus meningkat hingga mencapai angka 2.932.318 jiwa pada tahun 2009 (grafik 2.1).

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas

IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah BT dan LS, dan memiliki areal daratan seluas IV. GAMBARAN LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Tengah 1. Keadaan Geografis Kabupaten Lampung Tengah merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Propinsi Lampung. Kabupaten Lampung

Lebih terperinci

Wanita Tuna Susila Number of Localized Prostitution Complex, Pimpsand Prostitutes

Wanita Tuna Susila Number of Localized Prostitution Complex, Pimpsand Prostitutes Tabel : 04.04.01 Banyaknya Lokalisasi, Mucikari dan Wanita Tuna Susila Number of Localized Prostitution Complex, Pimpsand Prostitutes 2000 - Lokalisasi/ T a h u n/ Localized Mucikari/ Wanita Tunasusila

Lebih terperinci

BAB III SETTING PENELITIAN

BAB III SETTING PENELITIAN BAB III SETTING PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Surabaya merupakan kota besar sekaligus menjadi ibu kota provinsi Jawa Timur. Akan tetapi perlu diperhatikan mengenai pelayanan publik khususnya

Lebih terperinci

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 217 / /2009

KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : / 217 / /2009 KEPUTUSAN WALIKOTA NOMOR : 188.45/ 217 /436.1.2/2009 TENTANG PENETAPAN STATUS PENGGUNAAN TANAH DAN/ATAU BANGUNAN MILIK/DIKUASAI PEMERINTAH KOTA BERUPA SEKOLAH OLEH DINAS PENDIDIKAN KOTA WALIKOTA, Menimbang

Lebih terperinci

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR : 1845/48/432/2017 TENTANG TIM PUSAT PELAYANAN TERPADU PERLINDUNGAN PEREMPUAN DAN ANAK KOTA SURABAYA WALIKOTA SURABAYA, Menimbang

Lebih terperinci