III. DATA PERANCANGAN. A. Tabel Data Perancangan Penyajian urutan dalam data berbentuk Tabel : Sifat Data

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III. DATA PERANCANGAN. A. Tabel Data Perancangan Penyajian urutan dalam data berbentuk Tabel : Sifat Data"

Transkripsi

1 III. DATA PERANCANGAN A. Tabel Data Perancangan Penyajian urutan dalam data berbentuk Tabel : Rincian Data A Data Objek Perancangan Buku Pelajaran Kelas 5 SD (tentang bencana alam) Data Gunung Api dan aksi tanggap BNPB dari website BNPB dan Internet Teknik Pembuatan Animasi Teknik Resolusi Smartphone Android B Data Teknis Perancangan Sitemap Sifat Data Kesiapan Data Manfaat Data Dalam Primer Sekunder Perancangan (Utama) (Pendamping) Sudah Belum Keakuratan info terhadap target sasaran yang dapat tersampaikan Keakuratan info, layout dan karakter kartun yang akan di sajikan. Serta Keakuratan info dan teknik Gameplay yang akan di sajikan Penyuguhan animasi pada Gameplay dan slide materi Penyesuaian tampilan game terhadap layar smartphone Alur Gameplay dalam animasi Visual dan Font Penyelarasan dan keseimbangan latar Sound Effect Efek suara tambahan dalam animasi Background Musik Musik untuk memperkuat jalannya permainan Kuesioner Mengetahui kemauan anak lebih banyak lagi Software Aplikasi yang dibutuhkan Tabel 3.1 Data Perancangan 12

2 B. Rincian Data Perancangan 1. Media Pembelajaran Berdasarkan buku Media pembelajaran karya Azhar Arsyad (2006:hlm ), media visualisasi pesan, informasi atau konsep yang ingin disampaikan oleh khalayak dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk seperti foto, gambar/ilustrasi, sketsa pada garis, grafik, bagan, chart atau bagian dari beberapa bentuk atau lebih. 1 Keberhasilan penggunaan media berbasis visual ditentukan oleh kualitas dan efektifitas bahan- bahan visual dan grafis. Hal itu hanya dapat dicapai dengan mengorganisasikan gagasan- gagasan yang timbul, merencanakan dengan seksama dan menggunakan teknik- teknik dasar visualisasi objek, konsep dan informasi. Meskipun perancangan media pembelajaran bukan seorang pelukis dengan latar belakang professional, ia sebaiknya mengetahui beberapa prinsip dasar dan permanen dalam rangka memenuhi kebutuhan penggunaan media berbasis visual. Dalam proses penataan itu harus diperhatikan prinsip- prinsip desain tertentu, antara lain prinsip kesederhanaan, kesepadanan, penekanan dan keseimbangan. Unsur- unsur visual selanjutnya yang perlu dipertimbangkan adalah bentuk, garis, ruang, tekstur, dan warna. a. Prinsip Prinsip Desain Kesederhanaan Secara umum kesederhanaan mengacu pada jumlah elemen yang terkandung dalam suatu visual. Jumlah elemen yang lebih sedikit memudahkan siswa untuk menangkap dan memahami pesan yang disajikan visual itu. Pesan atau informasi yang panjang atau rumit harus dibagi bagi kedalam beberapa bahan visual yng mudah dibaca dan dipahami, dimikian pula teks yang menyertai bahan visual harus dibatasi (misalnya 15 sampai 20 kata). Kata- kata harus memakai huruf yang sederhana dengan gaya huruf yang mudah dibaca dan tidak terlalu 1 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, Raja Grafindo, Persada 2006:hlm

3 beragam dalam satu tampilan atau serangkaian tampilan visual, kalimat kalimatnya juga harus ringkas tapi juga padat dan mudah dimengerti. Kesepadanan Kesepadanan mengacu pada hubungan yang terdapat antara elemen- elemen yang ketika diamati akan berfungsi secara bersamasama.elemen- elemen itu harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan sehingga visual itu merupakan suatu bentuk menyeluruh yang dapat dikenal yang dapat membantu pemahanan pesan dan informasi yang dikandung. Penekanan Meskipun penyajian visual dirancang sesederhana mungkin, seringkali konsep yang ingin disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur yang akan menjadi pusat perhatian siswa, dengan menggunakan ukuran, hubungan- hubungan, perspektif, warna atau ruang penekanan dapat diberikan kepada unsur terpenting. Keseimbangan Bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang memberikan persepsi keseimbangan meskipun tidak seluruhnya simetris disebut keseimbangan formal. keseimbangan seperti ini menghasilkan dua bayangan visual yang sama dan sebangun. Oleh karena itu keseimbangan formal cenderung tampak statis. Sebaliknya keseimbangan informal tidak seluruhnya simetris, memberikan kesan dinamis. b. Unsur- Unsur Visual Pengembangan visual dengan keseimbangan informal memerlukan daya imajinasi yang lebih tinggi dan keinginan bereksperimen dari perancang visual. Bentuk Bentuk yang aneh dan asing bagi siswa dapat meningkatkan minat dan perhatian. Oleh karena itu, pemilihan bentuk sebagai unsur visual dalam penyajian pesan, informasi atau isi pelajaran harus diperhatikan. 14

4 Garis Garis digunakan untuk menggabungkan unsur- unsur sehingga dapat membantu perhatian siswa untuk mempelajari suatu urutanurutan khusus. Tekstur Tekstur adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus. Tekstur dapat digunakan untuk penekanan suatu unsur seperti halnya warna. Warna Warna merupakan unsur visual yang penting, tetapi harus digunakan dengan hati- hati agar memperoleh dampak yang baik. Warna digunakan untuk membangun kesan ketepaduan, warna dapat mempertinggi tingkat realism objek atau hal yang digambarkan. Menunjukkan persamaan dan perbedaan respon emotional tertentu. Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan ketika menggunakan warna, yaitu 1. pemilihan warna khusus (merah, kuning, biru), 2. Nilai warna (tingkat ketebalan atau ketipisan warna itu dibandingkan dengan unsur lain dalam visual tersebut, dan 3. Kekuatan warna itu untuk memberikan dampak yang diinginkan. Gambar Gambar memiliki tujuan utama yaitu untuk memvisualisasikan konsep yang ingin disampaikan kepada siswa. 2. Typografi Tipografi bukan lagi hanya sebagai pelengkap suatu statement visual, bahkan sudah menjadi sajian utama komunikasi grafis yang berbentuk buku, katalog atau brosur. Baik sebagai pelengkap suatu komunikasi visual, maupun sebagai unsur utama. Huruf memainkan peran sangat penting dalam keberhasilan suatu bentuk seni komunikasi grafis. Tipografi bisa saja menjadi inti gagasan suatu komunikasi grafika dan menjadi satu- satunya visualisasi efektif. Kekeliruan dan ketidakpekaan dalam tipografi bisa merusak hasil komunikasi grafis, meskipun bentuk visualisasi lainnya telah dibuat dengan prima. 15

5 Pada dasarnya huruf memiliki energi yang dapat mengaktifkan gerak mata. Energi ini dapat dimanfaatkan secara positif apabila dalam penggunaannya senantiasa diperhatikan kaidah-kaidah estetika, kenyamanan, keterbacaan, serta interaksi huruf terhadap ruang dan elemen-elemen visual di sekitarnya. Eksekusi terhadap desain tipografi dalam sebuah rancangan grafis, khususnya yang menyangkut kepada perihal legibility, akan mencapai hasil yang baik apabila melampaui proses investigasi terhadap makna untuk dibaca, kapan dan dimana akan dibaca, serta siapa yang akan membacanya. Tampilan fisik dari jenis-jenis huruf harus dapat merangkum karakteristik, kesan, suasana hati, ataupun atmosfer yang terdapat di dalamnya. Seperti perasaan gembira, sedih, optimis, tentram, ataupun romantis. Sebagai contoh huruf yang mewakili karakter anak-anak seperti Cooper Black yang memperlihatkan perasaan anak-anak yang gembira, bermain dan penuh kesenangan Games Game yaitu sebuah ekspresi kreatif yang menghibur dan interaktif, dapat dimainkan dan memiliki tujuan, memiliki pelaku aktif serta ada tantangan dalam mencapai tujuan tersebut. 3 a) Game Sebagai Media Pembelajaran Media Pembelajaran dapat diartikan sebagai perantara sampainya pesan belajar (message learning) kepada penerima pesan (message receive) sehingga terjadi interaksi belajar mengajar. 4 Sumber pesan atau disebut juga komunikator biasanya pengajar atau guru, sedangkan penerima pesan atau komunikan biasanya peserta didik terhadap materi pembelajaran yang sedang dibahas atau mempertahankan perhatian peserta terhadap materi yang sedang dibahas. Media pembelajaran yang dapat digunakan bisa berasal dari berbagai hal yang terkait dengan pembelajaran termasuk media yang bersifat elektronis. Media yang digunakan dapat berupa : 2 Danton Sihombing, MFA, Tipografi dalam desain grafis 3 Chris Crawford, Chris Crawford on Design Game, USA:News Rider Publishing, 2003, hlm 5 4 Munir, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,Bandung Alfabeta,

6 1. Media by design yaitu media pembelajaran yang dirancang. Dalam hal ini guru merancang sendiri media pembelajaran yang akan digunakan. 2. Media by Utilization yaitu media pembelajaran yang dimanfaatkan. Dengan kata lain guru hanya menggunakan media yang telah dirancang orang lain atau bisa juga oleh lembaga atau instansi. 5 Anak anak sudah sangat akrab dengan gadget terutama smartphone bahkan untuk memainkan suatu permainan, mereka lebih suka melakukannya dengan teknologi mesin. Apalagi manusia memiliki sifat dasar lebih cepat mempelajari secara visual-verbal, itulah mengapa game merupakan salah satu media yang efektif sebagai media pembelajaran dalam proses pendidikan. Karena game bisa dimainkan secara berulang ulang dan terus menerus sampai para pemain game merasa puas, maka dengan sendirinya materi materi yang disampaikan akan mudah dicerna dan dimengerti oleh pemain game. b) Elemen Game Dalam merancang sebuah game, harus memperhatikan elemen elemen pokok game. Elemen elemen pokok game meliputi judul, halaman judul, credits, intro, control panel, gameplay, user interface, help, music and sound, art, storyline, levels, demo mode, god mode Judul Judul diperlukan untuk mengetahui tema dari game dan juga materi yang akan disampaikan, juga harus menggambarkan suasana dari game itu sendiri. 2. Halaman Judul Halaman judul merupakan halaman utama yang pertama kali ditampilkan ketika game dijalankan pada halaman ini terhadap judul pada game. 5 Mifriana S, Ariesta, Pengaruh Penggunaan Internet Terhadap Prestasi Akademik bagi Prodi S1 Pendidikan Ekonomi Angkatan 2007dan 2008 Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang, Malang John Feil, Beginning Game Level Design,Boston : Course Tecnology PTR 17

7 3. Credits Credits memuat tentang orang orang dan lembaga yang terlibat dalam pembuatan game itu sendiri. 4. Intro Intro merupakan halaman yang tampil pada awal setiap level sebagai pengenalan game. 5. Control panel Control panel adalah tombol atau panel yang memberikan petunjuk yang jelas yang mengarahkan user ke menu tertentu. 6. Gameplay Gameplay merupakan aturan aturan game dan bagaimana cara memainkannya. 7. User Interface User interface atau antar muka adalah tampilan didesain menyesuaikan tema dan target dari perancangan game. 8. Help Halaman Help diperlukan untuk memperkenalkan kepada user bagaimana cara mempermainkan. 9. Music and Sound Music and Sound adalah musik dan efek suara diperlukan dalam sebuah game agar member rasa sensitive pada user. Musik juga berperan menutupi kekurangan efek suara. 10. Desain Art Desain Art seharusnya dibuat menyesuaikan tema game juga tujuan pembuatan game itu sendiri. Desain art meliputi desain karakter, desain background, desain objek dalam game serta penempatannya. 11. Storyline Storyline menggambarkan cerita dari keseluruhan game, mulai dari awal sampai dengan tujuan akhir dari game. 12. Levels Levels memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah game. Level dibuat untuk menyeimbangkan sebuah game sehingga game tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit. 18

8 13. Demo Mode Demo mode merupakan versi dari game yang digunakan untuk melakukan beta testing. 14. God Mode God mode digunakan untuk debugging atau mencari bug bug yang mungkin bisa terjadi saat game berjalan. c) Kriteria Game Edukasi Perancangan education game (permainan edukasi) yang baik haruslah memenuhi kriteria dari education game itu sendiri. Berikut ini adalah beberapa kriteria dari sebuah education game, yaitu: 7 1. Nilai Keseluruhan (Overall Value) Nilai keseluruhan dari suatu game terpusat pada desain dan panjang durasi game. Aplikasi ini dibangun dengan desain yang menarik dan interaktif. Untuk penentuan panjang durasi, aplikasi ini menggunakan fitur timer. 2. Dapat Digunakan( Usability ) Mudah digunakan dan diakses adalah poin penting bagi pembuat game. Aplikasi ini merancang sistem dengan interface yang user friendly sehingga user dengan mudah dapat mengakses aplikasi. 3. Keakuratan (Accuracy) Keakuratan diartikan sebagai bagaimana kesuksesan model/gambaran sebuah game dapat dituangkan ke dalam percobaan atau perancangannya. Perancangan aplikasi itu harus sesuai dengan model game pada tahap perencanaan. 4. Kesesuaian (Appropriateness) Kesesuaian dapat diartikan bagaimana isi dan desain game dapat diadaptasikan terhadap keperluan user dengan baik. Aplikasi ini menyediakan menu dan fitur yang diperlukan user untuk membantu pemahaman user dalam menggunakan aplikasi. 7 Hurd, Daniel, Jenuings, Erin Standardized Educational Games Ratings: Suggested Criteria. Karya Ilmiah

9 5. Relevan (Relevance ) Relevan artinya dapat mengaplikasikan isi game ke target user. Agar dapat relevan terhadap user, sistem harus membimbing mereka dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Karena aplikasi ini ditujukan untuk anak-anak maka desain antarmuka harus sesuai dengan nuansa anak-anak, yaitu menampilkan warna-warna yang ceria. 6. Objektifitas (Objectives ) Objektifitas menentukan tujuan user dan kriteria dari kesuksesan atau kegagalan. Dalam aplikasi ini objektivitas adalah usaha untuk mempelajari hasil dari permainan. 7. Umpan Balik ( Feedback ) Untuk membantu pemahaman user bahwa permainan (performance) mereka sesuai dengan objek game atau tidak, feedback harus disediakan. Aplikasi ini menyajikan animasi dan efek suara yang mengindikasikan kesuksesan atau kegagalan permainan. 4. Android Android adalah sebuah sistem aplikasi yang dibuat oleh Google dan merupakan sebuah opensource. 8 Android merupakan sistem operasi berbasis Linux. Android menyediakan platform terbuka bagi para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh bermacam piranti bergerak. Awalnya, Google Inc, membeli Android Inc, pendatang baru yang membuat piranti lunak untuk ponsel. Kemudian untuk mengembangkan Android, dibentuklah Open Headset Alliance konsorsium dari 34 perusahaan peranti keras, peranti lunak dan telekomunikasi. Termasuk Google, HTC, Intel, Motorola, Qualcomm, T-Mobile dan Nvidia. Pada saat perdana perilisan Android, 5 November 2007, Android bersama Open Headset Alliance menyatakan mendukung pengembangan standart terbuka pada perangkat mobil. Di lain pihak, Google menciptakan 8 Ed Brunette, Hello, Android: Introducing Google s Mobile Development Platform 2 nd, USA: Pragmatic Bookshelf,

10 kode- kode Android dibawah lisence Apache, sebuah lisence perangkat lunak dan standar terbuka perangkat seluler. Di dunia ini terdapat dua jenis distributor sistem operasi Android. Pertama yang mendapat dukungan penuh dari Google atau Google Mail Services (GMS) dan kedua adalah yang benar-benar bebas distribusinya tanpa dukungan langsung dari Google atau dikenal dengan Open Headset Distribution (OHD). 9 Android sendiri memiliki banyak fitur, diantaranya adalah (Sayed, 2010): a. Merupakan Application Framework sehingga programmer dapat menggunakan beberapa fungsi yang telah disediakan. b. Dalvik Virtual Machine. Tiap aplikasi dalam android memiliki Instant Virtual Machine yang dapat bekerja secara efisien dalam lingkungan memori yang terbatas. c. Integrated Browser. Web browser berbasis Webkit Engine trdapat pada Browser Default Android ataupun dapat diintegrasikan pada aplikasi lain. d. Optimazed Graphic. Library grafis 2D yang kaya dan 3D berbasi OpenGL ES 1.0 yang mendukung akselerasi hardware. e. SQLite. Basis data resional yang ringan namun sangat powerful. f. Media Support. Mendukung berbagai format audio, video dan gambar (MPEG4, H264, MP3, AAC, AMR, JPG, PNG, GIF). g. GSM Telephony. Mendukung fungsi komunikasi GSM. h. Bluetooth, EDGE, 3G dan Wifi. Mendukung komunikasi pada jaringan (tergantung hardware). i. Kamera, GPS, kompas dan accelerometer. Mendukung berbagai fitur yang disediakan oleh hardware. j. Software Development Kit yang lengkap yaitu termasuk device emulator, tools, untuk debugging, profiling, memori dan performa, plugin untuk Eclipse IDE. 9 Kompas, Kisah Ponsel Android, Diakses dari pada tanggal 11 Mei

11 Smartphone yang menggunakan platform Android diantaranya, Google Nexus One, HT Mobile, Samsung Mobile, LG, Motorola, Sony Ericsson. Dan juga vendor ponsel lokal lainnya. 5. Gunung Api a) Pengertian Gunung Api Gunung api adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Material yang dierupsikan ke permukaan bumi umumnya membentuk kerucut terpancung. 10 Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik (Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik. Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya dari suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati. Letusan gunung api merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah erupsi. Hampir semua kegiatan gunung api 10 Ibnurusydy, Melek Bencana, Piba.tdmrc.org diakses dari pada tanggal 18 mei 2014 pukul 20:12 22

12 berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan-rekahan mendekati permukaan bumi. Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magma di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kehancuran oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut: Aliran lava. Letusan gunung berapi. Aliran lumpur. Abu. Kebakaran hutan. Gas beracun. Gelombang tsunami. Gempa bumi. b). Klasifikasi Gunung Api 1) Berdasarkan Sejarah Kalangan vulkanologi Indonesia mengelompokkan gunung api ke dalam tiga tipe berdasarkan catatan sejarah letusan/erupsinya, yaitu : Tipe A : Gunung api yang pernah mengalami erupsi magmatik sekurangkurangnya satu kali sesudah tahun Tipe B : Gunung api yang sesudah tahun 1600 belum lagi mengadakan erupsi magmatik, namun masih memperlihatkan gejala kegiatan seperti kegiatan solfatara. Tipe C : Gunung api yang erupsinya tidak diketahui dalam sejarah manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah lemah. 23

13 2) Berdasarkan Erupsi 1. Erupsi Pusat yaitu Erupsi keluar melalui kawah utama. 2. Erupsi Samping yaitu Erupsi keluar dari lereng tubuhnya. 3. Erupsi Celah yaitu Erupsi yang muncul pada retakan/sesar, dapat memanjang sampai beberapa kilometer. 4. Erupsi Eksentrik yaitu Erupsi samping tetapi magma yang keluar bukan dari kepundan pusat yang menyimpang ke samping, melainkan langsung dari dapur magma melalui kepundan tersendiri. Berdasarkan tinggi-rendahnya derajat fragmentasi dan luasan, juga kuatlemahnya letusan serta tinggi tiang asap, maka gunungapi dibagi menjadi beberapa tipe erupsi, yaitu: Tipe Hawaiian Erupsi eksplosif dari magma basaltik atau mendekati basal. Pada umumnya berupa semburan lava pijar dan sering diikuti leleran lava secara simultan, yang terjadi pada celah atau kepundan sederhana. Tipe Strombolian Erupsinya hampir sama dengan Hawaiian berupa semburan lava pijar dari magma yang dangkal. Pada umumnya terjadi pada gunung api aktif di tepi benua atau di tengah benua. Tipe Plinian Erupsi sangat ekslposif dari magma berviskositas tinggi atau magma asam, dimana komposisi magma bersifat andesitik sampai riolitik. Material yang dierupsikan berupa batuapung dalam jumlah besar. Tipe Sub-Plinian Erupsi eksplosif dari magma asam (riolitik) dari gunungapi strato. Tahap erupsi efusifnya menghasilkan kubah lava riolitik. Erupsi subplinian dapat menghasilkan pembentukan ignimbrit. Tipe Ultra-Plinian Erupsi sangat eksplosif menghasilkan endapan batuapung lebih banyak dan lebih luas daripada Plinian biasa. 24

14 Tipe Vulkanian Erupsi magmatis berkomposisi andesit basaltik sampai dasit. Pada umumnya melontarkan bom-bom vulkanik atau bongkahan di sekitar kawah dan seringkali disertai bom kerak-roti atau permukaannya retak-retak. Material yang dierupsikan tidak hanya selalu berasal dari magma, tetapi bercampur dengan batuan samping berupa litik. Tipe Surtseyan dan Tipe Freatoplinian Kedua tipe ini merupakan erupsi yang terjadi pada pulau gunungapi, gunungapi bawah laut, atau gunungapi yang berdanau kawah. Surtseyan merupakan erupsi interaksi antara magma basaltik dengan air permukaan atau bawah permukaan. Letusannya disebut freatomagmatik. Tipe freatoplinian mempunyai proses kejadian yang sama dengan Surtseyan, namun magma yang berinteraksi dengan air berkomposisi riolitik. c) Jumlah dan Bentuk Gunung Api 1. Jumlah Gunung Api di Indonesia Tabel 3.2 Jumlah Gunung Api Indonesia Sumber : Ibnurusydy, Melek Bencana, Piba.tdmrc.org 25

15 . 2. Bentuk dan bentang alam gunung api, terdiri atas: Kerucut Dibentuk oleh endapan piroklastik atau lava atau keduanya. Kubah Dibentuk oleh terobosan lava di kawah, membentuk seperti kubah. Kerucut Sinder Dibentuk oleh perlapisan material sinder atau skoria. Maar Biasanya terbentuk pada lereng atau kaki gunungapi utama akibat letusan freatik atau freatomagmatik. Plateau Dataran tinggi yang dibentuk oleh pelamparan leleran lava. 3. Jenis Gunung Api Berdasarkan Bentuk Stratovolcano Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), kadang-kadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis ini. Perisai Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai. Cinder Cone Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya. 26

16 Kaldera Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini. d) Struktur Gunung Api 1. Struktur Kawah; merupakan bentuk morfologi negatif atau depresi akibat kegiatan suatu gunungapi, dimana bentuknya relatif bundar. 2. Kaldera; bentuk morfologinya seperti kawah, tetapi garis tengahnya lebih dari 2 km. Kaldera terdiri dari kaldera letusan (terjadi akibat letusan besar yang melontarkan sebagian besar tubuhnya), kaldera runtuhan (terjadi karena runtuhnya sebagian tubuh gunungapi akibat pengeluaran material yang sangat banyak dari dapur magma), kaldera resurgent (terjadi akibat runtuhnya sebagian tubuh gunungapi, diikuti dengan runtuhnya blok bagian tengah), dan kaldera erosi (terjadi akibat erosi terus-menerus pada dinding kawah, hingga melebar menjadi kaldera). 3. Rekahan dan Graben; merupakan retakan-retakan atau patahan pada tubuh gunungapi yang memanjang mencapai puluhan kilometer dan dalamnya ribuan meter. Rekahan paralel yang mengakibatkan amblasnya blok diantara rekahan disebut graben. 4. Depresi Volkano-Tektonik; pembentukannya ditandai dengan deretan pegunungan yang berasosiasi dengan pembentukan gunungapi akibat ekspansi volume besar magma asam ke permukaan, yang berasal dari kerak bumi. Depresi ini dapat mencapai ukuran puluhan kilometer dengan kedalaman ribuan meter. e) Kapan Gunung Api Terbentuk? Gunung api terbentuk sejak jutaan tahun yang lalu hingga sekarang. Pengetahuan tentang gunung api berawal dari perilaku manusia dan manusia purba yang mempunyai hubungan dekat dengan gunungapi. Hal tersebut diketahui dari penemuan fosil manusia di dalam endapan vulkanik. Sebagian besar penemuan fosil tersebut ditemukan di Afrika dan Indonesia, 27

17 berupa tulang belulang manusia, yang terkubur oleh endapan vulkanik. Sebagai contoh, banyak ditemukan kerangka manusia di kota Pompeii dan Herculanum, yang terkubur oleh endapan letusan G. Vesuvius pada tahun 79 Masehi. Fosil yang terawetkan baik pada abu vulkanik berupa tapak kaki manusia Australopithecus berumur 3,7 juta tahun di daerah Laetoli, Afrika Timur. Penanggalan fosil dari kerangka manusia tertua, Homo babilis, berdasarkan potassium-argon (K-Ar) didapatkan umur 1,75 juta tahun di daerah Olduvai. Penemuan fosil yang diduga sebagai manusia pemula Australopithecus afarensis berumur 3,5 juta tahun di Hadar, Ethiopia dan penanggalan umur benda purbakala tertua yang terbuat dari lava berumur 2,5 juta tahun, ditemukan di Danau Turkana, Afrika Timur. Perkembangan benda-benda purba dari yang sederhana kemudian meningkat menjadi benda-benda yang disesuaikan dengan kebutuhan sehari-hari, seperti pemotong, kapak tangan dan lainnya, terbuat dari obsidian yang berumur Paleolitik Atas. f) Dimanakah Gunung Api Terbentuk? Gunung api terbentuk pada empat busur, yaitu busur tengah benua (terbentuk akibat pemekaran kerak benua, busur tepi benua (terbentuk akibat penunjaman kerak samudara ke kerak benua), busur tengah samudera (terbentuk akibat pemekaran kerak samudera), dan busur dasar samudera (terbentuk akibat terobosan magma basa pada penipisan kerak samudera). g) Mengapa Terbentuk Gunung Api? Pengetahuan tentang lempeng tektonik merupakan pemecahan awal dari teka-teki fenomena alam, termasuk deretan pegunungan, benua, gempa bumi, dan gunung api. Planet bumi mepunyai banyak cairan dan air di permukaan. Kedua faktor tersebut sangat mempengaruhi pembentukan dan komposisi magma serta lokasi terbentuknya gunung api. 28

18 Panas bagian dalam bumi merupakan panas yang dibentuk selama pembentukan bumi sekitar 4,5 miliar tahun lalu bersamaan dengan panas yang timbul dari unsur radioaktif alami, seperti elemen-elemen isotop K, U, dan Th terhadap waktu. Bumi pada saat terbentuk lebih panas, namun kemudian berangsur mendingin, sesuai dengan perkembangan sejarahnya. Pendinginan tersebut terjadi akibat pelepasan panas dan intensitas vulkanisme di permukaan. Perambatan panas dari dalam bumi ke permukaan secara konveksi, dimana material-material yang terpanaskan pada dasar mantel berkedalaman km di bawah muka bumi bergerak menyebar dan menyempit di sekitarnya. Pada bagian atas mantel, sekitar 7,35 km di bawah muka bumi, material-material tersebut mendingin dan menjadi padat, kemudian tenggelam lagi ke dalam aliran konveksi tersebut. Litosfir termasuk juga kerak pada umumnya, yang mempunyai ketebalan 70,120 km, terpecah menjadi beberapa fragmen besar yang dikenal sebagai lempeng tektonik. Lempeng bergerak satu sama lain dan juga menembus ke arah konveksi mantel. Bagian alas litosfir melengser di atas zona lemah bagian atas mantel, yang dikenal sebagai astenosfir. Bagian lemah astenosfir terjadi pada saat atau dekat suhu dimana mulai terjadi pelelehan, dan sebagai konsekuensinya beberapa bagian astenosfir melebur, meskipun sebagian besar masih padat. Kerak benua mempunyai ketebalan lebih kurang 35 km, berdensiti rendah dan berumur 1,2 miliar tahun. Kerak samudera lebih tipis, sekitar 7 km, lebih padat dan berumur tidak lebih dari 200 juta tahun. Kerak benua posisinya lebih atas daripada kerak samudera karena adanya perbedaan berat jenis. Keduanya mengapung di atas astenosfir. h) Bagaimana Proses Pembentukan Gunung Api? Pergerakan antar lempeng menimbulkan empat busur gunungapi berbeda. Pada pemekaran kerak benua, lempeng bergerak saling menjauh, sehingga memberikan kesempatan magma bergerak ke permukaan. Kemudian terbentuk busur gunungapi tengah samudera. 29

19 Pada saat terjadi tumbukan antar kerak, dimana kerak samudera menunjam di bawah kerak benua dan menimbulkan gesekan antarkerak, terjadilah peleburan batuan. Selanjutnya lelehan batuan ini bergerak ke permukaan melalui rekahan membentuk busur gunungapi di tepi benua. Kerak benua menjauh satu sama lain secara horizontal, sehingga menimbulkan rekahan atau patahan. Patahan atau rekahan tersebut menjadi jalan keluar lelehan batuan atau magma ke permukaan, sehingga terbentuk busur gunungapi tengah benua atau banjir lava sepanjang rekahan. Penipisan kerak samudera akibat pergerakan lempeng memberikan kesempatan kepada magma menerobos ke dasar samudera. Terobosan magma ini merupakan banjir lava yang membentuk deretan gunungapi perisai. i) Bahaya Gunung Api 1) Bahaya Primer Bahaya letusan gunungapi dapat berpengaruh secara langsung (primer) maupun tidak langsung (sekunder) bagi kehidupan manusia. Bahaya langsung akibat letusan gunungapi adalah: 1. Leleran lava Leleran lava merupakan cairan lava yang pekat dan panas, dapat merusak segala infrastruktur yang dilaluinya. Kecepatan aliran lava tergantung dari kekentalan magmanya, makin rendah kekentalannya, maka makin jauh jangkauan alirannya. Suhu lava pada saat dierupsikan berkisar antara oc. Pada umumnya, leleran lava yang dierupsikan gunungapi di Indonesia, komposisi magmanya bersifat menengah. Pergerakannya cukup lamban, sehingga manusia dapat menghindarkan diri dari terjangannya. 30

20 2. Aliran piroklastik (awan panas) Aliran piroklastik dapat terjadi akibat runtuhan tiang asap erupsi plinian, letusan langsung ke satu arah, guguran kubah lava atau lidah lava, dan aliran pada permukaan tanah (surge). Aliran piroklastik dikontrol oleh gravitasi dan cenderung mengalir melalui daerah rendah atau lembah. Mobilitas tinggi aliran piroklastik dipengaruhi oleh pelepasan gas dari magma atau lava atau dari udara yang terpanaskan pada saat mengalir. Kecepatan aliran mencapai km/jam dengan jangkauan mencapai puluhan kilometer meskipun bergerak di atas air/laut. 3. Jatuhan piroklastik Jatuhan piroklastik terjadi dari letusan yang membentuk tiang asap cukup tinggi. Pada saat energinya habis, abu akan menyebar sesuai arah angin, kemudian jatuh lagi ke muka bumi. Hujan abu ini bukan merupakan bahaya langsung bagi manusia, tetapi endapan abunya akan merontokkan daun-daun dan pepohonan kecil, sehingga merusak agro dan pada ketebalan tertentu dapat merobohkan atap rumah. Sebaran abu di udara dapat menggelapkan bumi beberapa saat, serta mengancam bahaya bagi jalur penerbangan. 4. Lahar letusan Lahar letusan terjadi pada gunungapi yang mempunyai danau kawah. Apabila volume air alam kawah cukup besar akan menjadi ancaman langsung saat terjadi letusan dengan menumpahkan lumpur panas. 5. Gas vulkanik beracun Gas beracun umumnya muncul pada gunungapi aktif berupa CO, CO2, HCN, H2S, SO2, dan lain-lain. Pada konsentrasi di atas ambang batas dapat membunuh. 31

21 2) Bahaya Sekunder Terjadi Saat dan/atau Setelah Gunung Api Aktif. 1. Lahar Hujan Lahar hujan terjadi apabila endapan material lepas hasil erupsi gunungapi yang diendapkan pada puncak dan lereng, terangkut oleh hujan atau air permukaan. Aliran lahar ini berupa aliran lumpur yang sangat pekat, sehingga dapat mengangkut material berbagai ukuran. Bongkahan batu besar berdiameter lebih dari 5 meter dapat mengapung pada aliran lumpur ini. Lahar juga dapat merubah topografi sungai yang dilaluinya dan merusak infrastruktur. 2. Banjir bandang Banjir bandang terjadi akibat pelongsoran material vulkanik lama pada lereng gunungapi karena jenuh air atau curah hujan cukup tinggi. Aliran lumpur ini tidak begitu pekat seperti lahar, tetapi cukup membahayakan bagi penduduk yang bekerja di sungai, jika terjadi secara tiba-tiba. 3. Longsoran vulkanik Longsoran vulkanik dapat terjadi akibat letusan gunungapi, eksplosi uap air, alterasi batuan pada tubuh gunungapi sehingga menjadi rapuh, atau terkena gempabumi berintensitas kuat. Longsoran vulkanik jarang terjadi pada gunungapi umum, sehingga dalam peta kawasan rawan bencana tidak mencantumkan bahaya akibat longsoran vulkanik ini. 32

22 Tingkat isyarat gunung api di Indonesia Status Makna Tindakan AWAS SIAGA Menandakan gunung api yang segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan bencana Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan asap Letusan berpeluang terjadi dalam waktu 24 jam Menandakan gunung api yang sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana Peningkatan intensif kegiatan seismik Semua data menunjukkan bahwa aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan yang dapat menimbulkan bencana Jika tren peningkatan berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu Wilayah yang terancam bahaya direkomendasikan untuk dikosongkan Koordinasi dilakukan secara harian Piket penuh Sosialisasi di wilayah terancam Penyiapan sarana darurat Koordinasi harian Piket penuh WASPADA Ada aktivitas apa pun Penyuluhan/sosialisasi bentuknya Penilaian bahaya Terdapat kenaikan aktivitas Pengecekan sarana di atas level normal Pelaksanaan piket terbatas 33

23 NORMAL Peningkatan aktivitas seismik dan kejadian vulkanis lainnya Sedikit perubahan aktivitas yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal Tidak ada gejala aktivitas tekanan magma Level aktivitas dasar Pengamatan rutin Survei dan penyelidikan Tabel 3.3 Tingkat Isyarat Gunung Api Sumber : Ibnurusydy, Melek Bencana, Piba.tdmrc.org 6. Gunung Kelud a) Pengertian Gunung Kelud Gunung Kelud biasa disebut juga Klut atau Coloot merupakan gunungapi bertipe Strato, secara geografis terletak pada posisi LS dan dan secara administratif termasuk dalam 3 wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Kediri, Kabupaten Blitar dan Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur. Puncak gunung terletak pada ketinggian m dpl, sedangkan Danau Kawah terletak pada ketinggian 1.113,9 m dpl (Hadikusumo, 1960). Kota terdekat dari Gunung Kelud adalah Kota Kediri dengan pos pengamatan gunung ada di Desa Margomulyo, Kecamatan Wates, Kediri pada posisi Gambar 3.1Letusan Gunung Kelud 2014, Firmansyah, M.N.,Prambada, sumber : Baseline Kegunungapian Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) 34

24 Geografi ,14 LS dan ,48 BT dengan ketinggian 675 dpl. 11 b) Sejarah Letusan Gunung Kelud Tahun Keterangan Mei, Letusan G.Kelud terjadi pada tengah malam, Asap letusan pekat membumbung dari kawah Kelud, kemudian Hujan Lapili mulai etrjadi di sekitar Kelud, kemudian diikuti oleh debu basah dan lumpur. Kejadian selanjutnya berupa hujan abu panas, ada korban Mei Letusan tahun1919, merupakan bencana terbesar yang dihasilkan oleh Aktivitas G.Kelud pada abad 20, Korban 5160 jiwa, Letusan terjadi antara tanggal 19 dan 20 Mei yang ditandai dengan dentuman amat kera bahkan sampai di Kalimantan Dibangun trowongan pembuangan air denan panjang sekitar 980 meter dan garis tengah 2 meter. Terowongan tersebut dibuat mulai dari kawah menuju barat, dan mengalirkan air danau ke K.Badak, karena reruntuhan kawah, membuat pekerjaan dihentikan tahun 1923, Kontruksi Trowongan baru akhirnya selesai tahun Dua kali gempa terasa tejadi 3 minggu sebelum letusan. Letusan terjadi pada tanggal 31 Agustus 1951, Pukul terlihat asap tebal berwarna putih keluar ke puncak Kelud, makin lama makin besar dan disertai dengan suara gemuruh, asap hitam membumbung dari kawah Kelud condong ke selatan Latusan terjadi pada tanggal 26 April pukul menyebabkan terjadi Lahar dan alur K.Badak, K.Putih, K.Ngobo, K.Konto dan Kawah Semut, korban manusia 11 Firmansyah, M.N.,Prambada, O, Baseline Kegunungapian Indonesia, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Desember 2012, Hal

25 berjumlah 10 orang. Letusan ini menghasilkan tephra sekitar 90 juta meter Peningkatan Kegiatan (Kegempaan ), Tidak terjadi erupsi 1990 Pada 10 Pebruari 1990terjadi letusan, Volume air danau yang hanya sekitar 1,8 juta m³ yang membuat tidak terjadinya lahar panas. Letusan terjadi beruntun mulai sampai WIB September pukul WIB tercatat Gempa Vulkanik Dalam (VA) 15 Kali kejadian dengan p 1 (satu) kali. Pusat gempa berada pada kedalaman 0,5 5 km. 11 September, pukul WIB tercatat gempa tercatat Gempa Vulkanik Dalam (VA), Kelud dinaikan dari Normal ke Waspada. 29 September 2007 status aktivitas dinaikan menjadi Siaga. (Level III) 16 Oktober, pukul WIB hingga 306 kejadian gempa Vulkanik Dangkal (VB) yang merupakan proses kejadian rekahan batuan secara progresif oleh Fluida.Status menjadi Awas 16 Oktober, aktifitas cenderung menurun 24 Oktober kembali terekam gempa vulkanik dalam (VA) dan Gempa Vulkanik Dangkal (VD). Tabel 3.4 Sejarah meletusnya Gunung Kelud c) Erupsi Gunug Kelud 2014 Gunung Kelud secara administrasi terletak di ga kabupaten, yaitu Kabupaten Kediri, Blitar, dan Malang. Gunung dengan kenggian puncak meter diatas permukaan laut ini pada kondisi normal merupakan obyek wisata. Sejak awal Februari 2014, Gunung Kelud mulai menunjukkan akvitas vulkaniknya. Peningkatan tersebut berlangsung cukup cepat, dimulai dengan perubahan dari status Normal ke Waspada pada tanggal 2 Februari 2014 pukul WIB. Status Waspada kemudian berubah menjadi Siaga pada tanggal 10 Februari 2014 pukul WIB. Peningkatan status Siaga menjadi Awas terjadi pada tanggal 36

26 13 Februari 2014 pukul WIB dan kemudian diiku letusan pada pukul WIB. 12 Gubernur Jawa Timur mengeluarkan Surat Keputusan yang menyatakan bahwa tanggap darurat erupsi Gunung Kelud berlaku mulai tanggal 13 Februari 12 Maret berup ke barat menyebabkan dampak erupsi Gunung Kelud menjadi sangat luas dimana abu vulkaniknya dirasakan hingga di Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, dan bahkan sebagian Jawa Barat. Erupsi Gunung Kelud juga menyebabkan sejumlah bandara ditutup, yaitu Bandara Juanda (Surabaya), Adi Sumarmo (Solo), Adi Sucipto (Yogyakarta), Abdurrahman Saleh (Malang), Ahmad Yani (Semarang), Husein Sastranegara (Bandung), dan Tunggul Wulung (Cilacap). Korban meninggal akibat erupsi ini berjumlah 7 orang, semuanya berasal dari Kabupaten Malang. Korban yang mengalami luka luka dilaporkan sebanyak orang, dimana 31 orang diantaranya terpaksa harus menjalani rawat inap. Jumlah pengungsi mengalami puncaknya pada tanggal 17 Februari 2014, yaitu mencapai jiwa.penduduk yang berada dalam radius 10 km diungsikan ke tempat yang lebih aman. Angin Dalam upaya penanggulangan bencana erupsi Gunung Kelud, Presiden RI pada tanggal 14 Februari 2014 memberikan beberapa arahan, yaitu 1) BNPB agar menangani dampak erupsi Gunung Kelud dengan memperkuat atau mendampingi Pemda Kabupaten Blitar, Kediri dan Malang, 2) Penuhi semua kebutuhan pengungsi, 3) Gubernur Jawa Timur telah diperintahkan merapat ke daerah untuk memberikan bantuan, 4) Memaskan ke PVMBG apakah akan ada letusan berikutnya. BNPB dan Kementerian/Lembaga lain telah memberikan bantuan kepada Pemda setempat. Adapun bantuan yang diberikan BNPB sendiri adalah senilai Rp , berupa makanan tambahan gizi, makanan siap saji, lauk pauk, masker, selimut, dan tenda posko. Lebih dari personil dari pusat telah diturunkan untuk membantu, terdiri dari BNPB, TNI, 12 Tim Pusdatinmas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Info Bencana, Edisi Februari 2014, Hlm 1 37

27 Polri, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perhubungan, dan Basarnas. 7. Aksi Tanggap BNPB Menghadapi ancaman letusan gunung api. Anda memiliki lebih banyak waktu karena aktivitas letusan mengalami proses yang dapat dideteksi oleh para ahli dan pihak berwenang. Masyarakat yang hidup di sekitar gunung api aktif mungkin akan melihat pergerakan binatang-binatang yang menjauh karena suhu yang memanas, getaran gempa, maupun bau sulfur. 13 Apa yang dilakukan sebelum terjadi letusan gunung api : 1. Memperhatikan arahan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terkait dengan perkembangan aktivitas gunung api. 2. Persiapkan masker dan kacamata pelindung untuk mengantisipasi debu vulkanik. 3. Mengetahui jalur evakuasi dan shelter yang telah disiapkan oleh pihak berwenang. 4. Mempersiapkan skenario evakuasi lain apabila dampak letusan meluas di luar prediksi ahli. 5. Persiapkan dukungan logistik: Makanan siap saji dan minuman Lampu senter dan baterai cadangan Uang tunai secukupnya Obat-obatan khusus sesuai pemakai Apa yang dilakukan pada saat terjadi letusan gunung api : 1. Pastikan anda sudah berada di shelter atau tempat lain yang aman dari dampak letusan. 2. Gunakan masker dan kacamata pelindung 3. Selalu memperhatikan arahan dari pihak berwenang selama berada di shelter. 13 Tim Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Sistem Penanggulangan Bencana, diakses dari bencana/siaga bencana, pada tanggal 07 Mei 2014 pukul 10:34 38

28 Apa yang dilakukan sesudah terjadi letusan gunung api 1. Apabila Anda dan keluarga harus tinggal lebih lama di shelter, pastikan penting untuk mengurangi stres atau ketertekanan selama di shelter. kebutuhan dasar terpenuhi dan pendampingan khusus bagi anak-anak dan remaja diberikan. Dukungan orangtua yang bekerjasama dengan organisasi kemanusiaan dalam pendampingan anak-anak dan remaja sangat 2. Tetap gunakan master dan kacamata pelindung ketika berada di wilayah yang terdampak abu vulkanik. 3. Memperhatikan perkembangan informasi dari pihak berwenang melalui radio atau pengumuman dari pihak berwenang. 4. Waspada terhadap kemungkinan bahaya kedua atau secondary hazard berupa banjir lahar dingin. Bencana ini dipicu oleh curah hujan tinggi dan menghanyutkan material vulkanik maupun reruntuhan kayu atau apapun sepanjang sungai dari hilir ke hulu. Perhatikan bentangan kiri dan kanan dari titik sungai mengantisipasi luapan banjir lahar dingin. C. Referensi Objek dan Inspirasi Beberapa contoh sebagai referensi karya sejenis diantaranya sebagai berikut : 1. Referensi karya se-tema Gambar 3.2. menu utama game Gambar 3.3 tampilan Level 1 Game Evakuasi Gunung Meletus Game Evakuasi Gunung Meletus Karya game ini menginspirasi penulis dalam penerapan beberapa materi game, perbedaan karya pada pembuatan gaem ini terletak pada jumlah gameplay yang disajikan, teknik animasi dan layout. 39

29 2. Referensi Karakter Gambar 3.4 Ilustrasi Culture Media seffaiyasin/ikhwan/ Karakter ini menginspirasi penulis dalam menciptakan sebuah tokoh karakter anak- anak tapi dengan postur tubuh realis, menimbulkan sifat ceria, periang dan semangat. 3. Referensi Font Gambar 1.9 Game Meduca Arithmetic Education Gambar 3.6 Game educa studio kelinci & kura kura Karakter font ini merupakan font yang terdapat pada game android edukasi, font ini menginspirasi penulis dalam memilih font yang tepat serta memiliki tingkat keterbacaan untuk anak usia tahun. 40

Pengenalan Gunungapi APA ITU GUNUNGAPI?

Pengenalan Gunungapi APA ITU GUNUNGAPI? Pengenalan Gunungapi APA ITU GUNUNGAPI? Gunungapi adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Matrial yang dierupsikan

Lebih terperinci

GUNUNGAPI. Informasi : BADAN GEOLOGI. Jl. Diponegoro No. 57 Bandung Telp. (022) , Fax. (022) Website :

GUNUNGAPI. Informasi : BADAN GEOLOGI. Jl. Diponegoro No. 57 Bandung Telp. (022) , Fax. (022) Website : GUNUNGAPI Informasi : BADAN GEOLOGI Jl. Diponegoro No. 57 Bandung 40122 Telp. (022) 7272606, Fax. (022) 7202761 Website : www.vsi.esdm.go.id KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL BADAN GEOLOGI PUSAT

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAERAH POTENSI BENCANA ALAM GUNUNG API PULAU TERNATE MALUKU UTARA

KARAKTERISTIK DAERAH POTENSI BENCANA ALAM GUNUNG API PULAU TERNATE MALUKU UTARA KARAKTERISTIK DAERAH POTENSI BENCANA ALAM GUNUNG API PULAU TERNATE MALUKU UTARA Tito Latif Indra, SSi, MSi, Dra. Astrid Damayanti, MSi Departemen Geografi FMIPA UI 1. PENDAHULUAN Gunungapi adalah lubang

Lebih terperinci

ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA (VULKANIK)

ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA (VULKANIK) ILMU PENGETAHUAN BUMI DAN ANTARIKSA (VULKANIK) Makalah Dipresentasikan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah IPBA Jurusan Pendidikan Fisika UIN Alauddin Makassar Oleh KELOMPOK II ASDAR ASHAR

Lebih terperinci

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL

II. PENGAMATAN 2.1. VISUAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 4122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 1295 Telepon: 22-7212834, 5228424, 21-5228371

Lebih terperinci

PENGENALAN ANDROID AHMAD ZAINUDIN. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

PENGENALAN ANDROID AHMAD ZAINUDIN. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya PENGENALAN ANDROID AHMAD ZAINUDIN Politeknik Elektronika Negeri Surabaya SEJARAH ANDROID Android adalah sebuah sistem operasi untuk perangkat mobile yang mencakup sistem operasi, middleware dan aplikasi.

Lebih terperinci

TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI

TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI TEKANAN PADA ERUPSI GUNUNG BERAPI ARINI ROSA SINENSIS SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) NURUL HUDA 2017 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Indonesia dikenal dengan negara yang memiliki

Lebih terperinci

Beda antara lava dan lahar

Beda antara lava dan lahar lahar panas arti : endapan bahan lepas (pasir, kerikil, bongkah batu, dsb) di sekitar lubang kepundan gunung api yg bercampur air panas dr dl kawah (yg keluar ketika gunung meletus); LAHAR kata ini berasal

Lebih terperinci

Telepon: , , Faksimili: ,

Telepon: , , Faksimili: , KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 15 TAHUN 2011 TANGGAL : 9 SEPTEMBER 2011 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang PEDOMAN MITIGASI BENCANA GUNUNGAPI Indonesia adalah negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur

BAB I PENDAHULUAN. samudra Hindia, dan Samudra Pasifik. Pada bagian selatan dan timur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Secara geografis Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak pada pertemuan tiga lempeng tektonik yaitu lempeng benua Eurasia, lempeng samudra Hindia,

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NOMOR 57 BANDUNG 40122 JALAN JENDERAL GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 TELEPON: 022-7215297/021-5228371 FAKSIMILE:

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1046, 2014 KEMENPERA. Bencana Alam. Mitigasi. Perumahan. Pemukiman. Pedoman. PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN

Lebih terperinci

6.padang lava Merupakan wilayah endapan lava hasil aktivitas erupsi gunungapi. Biasanya terdapat pada lereng atas gunungapi.

6.padang lava Merupakan wilayah endapan lava hasil aktivitas erupsi gunungapi. Biasanya terdapat pada lereng atas gunungapi. BENTUK LAHAN ASAL VULKANIK 1.Dike Terbentuk oleh magma yang menerobos strata batuan sedimen dengan bentuk dinding-dinding magma yang membeku di bawah kulit bumi, kemudian muncul di permukaan bumi karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT - 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai suatu negara kepulauan yang mempunyai banyak sekali gunungapi yang berderet sepanjang 7000 kilometer, mulai dari Sumatera, Jawa,

Lebih terperinci

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur.

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Kelud di Kabupaten Kediri, Blitar dan Malang, Provinsi Jawa Timur. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara

7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara 7.4. G. KIE BESI, Maluku Utara G. Kie Besi dilihat dari arah utara, 2009 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Wakiong Nama Kawah : Lokasi a. Geografi b. : 0 o 19' LU dan 127 o 24 BT Administrasi : Pulau Makian,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lokasi Objek Penelitian Berdasarkan bentuk morfologinya, puncak Gunung Lokon berdampingan dengan puncak Gunung Empung dengan jarak antara keduanya 2,3 km, sehingga merupakan

Lebih terperinci

Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru)

Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru) Studi Pengaruh Lahar Dingin Pada Pemanfaatan Sumber Air Baku Di Kawasan Rawan Bencana Gunungapi (Studi Kasus: Gunung Semeru) Disusun oleh: Anita Megawati 3307 100 082 Dosen Pembimbing: Ir. Eddy S. Soedjono.,Dipl.SE.,MSc.,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lokasi Penelitian Gunungapi Sinabung adalah gunungapi stratovolkano berbentuk kerucut, dengan tinggi puncaknya 2460 mdpl. Lokasi Gunungapi Sinabung secara administratif masuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dan memiliki kurang lebih 17.504 buah pulau, 9.634 pulau belum diberi nama dan 6.000 pulau tidak berpenghuni

Lebih terperinci

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur

4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur 4.15. G. LEWOTOBI PEREMPUAN, Nusa Tenggara Timur G. Lewotobi Laki-laki (kiri) dan Perempuan (kanan) KETERANGAN UMUM Nama Lain Tipe Gunungapi : Lobetobi, Lewotobi, Lowetobi : Strato dengan kubah lava Lokasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi.

II. TINJAUAN PUSTAKA. keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Gunung Api Gunung api adalah lubang kepundan atau rekahan dalam kerak bumi tempat keluarnya cairan magma atau gas atau cairan lainnya ke permukaan bumi. Material

Lebih terperinci

BENTUKLAHAN ASAL VULKANIK

BENTUKLAHAN ASAL VULKANIK BENTUKLAHAN ASAL VULKANIK Bentuklahan asal vulkanik merupakan bentuklahan yang terjadi sebagai hasil dari peristiwa vulkanisme, yaitu berbagai fenomena yang berkaitan dengan gerakan magma naik ke permukaan

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008

BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008 BERITA GUNUNGAPI ENAM GUNUNGAPI WASPADA JANUARI MARET 2008 ESTU KRISWATI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Selama Januari - Maret 2008 terdapat 2 gunungapi berstatus Siaga (level 3) dan 11

Lebih terperinci

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku

5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku 5.5. G. LAWARKAWRA, Kepulauan Banda, Maluku G. Lawarkawra di P. Nila, dilihat dari arah utara, 1976 KETERANGAN UMUM Nama Lain : Kokon atau Lina Lokasi a. Geografi Puncak b. Administratif : : 6 o 44' Lintang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah salah satu negara yang sangat rentan akan bencana, diantaranya bencana letusan gunungapi, tsunami, gempa bumi dan sebagainya. Bencana tidak

Lebih terperinci

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013

24 November 2013 : 2780/45/BGL.V/2013 KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Judul Platform Deskripsi

BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA. Judul Platform Deskripsi BAB II DASAR TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Tabel 2.1 Tinjauan Pustaka Parameter Penulis Frans Napitupulu (2011) Abdul Latif (2012) Iqbal Fauzi (2012) Judul Platform Deskripsi Aplikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Geologi Gunungapi Soputan Geomorfologi Gunungapi Soputan dan sekitarnya dapat dikelompokkan ke dalam tiga satuan morfologi (Gambar 2.1) yaitu : 1. Satuan Morfologi Tubuh Gunungapi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang dilewati oleh dua jalur pegunungan muda dunia sekaligus, yakni pegunungan muda Sirkum Pasifik dan pegunungan

Lebih terperinci

Gambar 1. Perangkat mobile Android

Gambar 1. Perangkat mobile Android Modul 8 1. TUJUAN Mahasiswa dapat menegetahui beberapa tipe sistem operasi Android Mahasiswa dapat mencoba membuat beberapa aplikasi Android sederhana Mahasiswa dapat membuat aplikasi menampilkan text

Lebih terperinci

1 BAB II LANDASAN TEORI. metode yang dipakai untuk kegiatan pengembangan terhadap sistem sendiri. kebutuhan akan beberapa aktivitas (Buyens, 2001).

1 BAB II LANDASAN TEORI. metode yang dipakai untuk kegiatan pengembangan terhadap sistem sendiri. kebutuhan akan beberapa aktivitas (Buyens, 2001). 1 BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori menjelaskan beberapa teori yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas sebagai dasar pemahaman dalam sebuah sistem serta metode yang dipakai untuk kegiatan pengembangan

Lebih terperinci

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007

AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 2007 AKTIVITAS GUNUNGAPI SEMERU PADA NOVEMBER 27 UMAR ROSADI Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Pada bulan Oktober akhir hingga November 27 terjadi perubahan aktivitas vulkanik G. Semeru. Jumlah

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008

PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008 PEMANTAUAN DAN SOSIALISASI ERUPSI G. SEMERU,MEI JUNI 2008 KRISTIANTO, HANIK HUMAIDA, KUSHENDRATNO, SAPARI DWIYONO Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Jl. Diponegoro No. 57 Bandung, 40122 Sari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk wilayah pacific ring of fire (deretan Gunung berapi Pasifik), juga

BAB I PENDAHULUAN. termasuk wilayah pacific ring of fire (deretan Gunung berapi Pasifik), juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak pada zona rawan bencana. Posisi geografis kepulauan Indonesia yang sangat unik menyebabkan Indonesia termasuk

Lebih terperinci

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya

Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Sebelumnya Penelitian yang berjudul Labirindroid Mobile Game Development for Android with Java (Nizar, 2010), dimana dalam perancangan ini dirancang sebuah game untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang terletak di ring of fire (Rokhis, 2014). Hal ini berpengaruh terhadap aspek geografis, geologis dan klimatologis. Indonesia

Lebih terperinci

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 1 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 9 JAKARTA 195 Telepon: -713, 5,1-5371 Faksimile: -71, 1-537 E-mail:

Lebih terperinci

Definisi Vulkanisme. Vulkanisme

Definisi Vulkanisme. Vulkanisme VULKANISME Definisi Vulkanisme Vulkanisme Semua gejala di dalam bumi sebagai akibat adanya aktivitas magma disebut vulkanisme. Gerakan magma itu terjadi karena magma mengandung gas yang merupakan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempeng dunia yaitu lempeng Eurasia, lempeng Pasifik, dan lempeng Australia yang bergerak saling menumbuk. Akibat tumbukan antara

Lebih terperinci

Jenis Bahaya Geologi

Jenis Bahaya Geologi Jenis Bahaya Geologi Bahaya Geologi atau sering kita sebut bencana alam ada beberapa jenis diantaranya : Gempa Bumi Gempabumi adalah guncangan tiba-tiba yang terjadi akibat proses endogen pada kedalaman

Lebih terperinci

AsaI Gejaia Volkanisme (Kegunungapian) Pada beberapa tempat di bumi sering tertihat suatu massa cair pijar yang dikenal dengan nama magma, keluar

AsaI Gejaia Volkanisme (Kegunungapian) Pada beberapa tempat di bumi sering tertihat suatu massa cair pijar yang dikenal dengan nama magma, keluar AsaI Gejaia Volkanisme (Kegunungapian) Pada beberapa tempat di bumi sering tertihat suatu massa cair pijar yang dikenal dengan nama magma, keluar mencapai permukaan bumi melalui retakan pada kerak bumi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. letusan dan leleran ( Eko Teguh Paripurno, 2008 ). Erupsi lelehan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. letusan dan leleran ( Eko Teguh Paripurno, 2008 ). Erupsi lelehan menghasilkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gunungapi Merapi merupakan gunung yang aktif, memiliki bentuk tipe stripe strato yang erupsinya telah mengalami perbedaan jenis erupsi, yaitu erupsi letusan dan leleran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan melalui garis astronomis 93⁰BT-141 0 BT dan 6 0 LU-11 0 LS. Dengan morfologi yang beragam dari

Lebih terperinci

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008

EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 2008 EVALUASI SEISMIK DAN VISUAL KEGIATAN VULKANIK G. EGON, APRIL 28 KRISTIANTO, AGUS BUDIANTO Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Letusan G. Egon

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009

BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009 BERITA GUNUNGAPI MEI AGUSTUS 2009 Kushendratno Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Sari Selama periode Mei Agustus 2009 terdapat 4 gunungapi berstatus

Lebih terperinci

cepat dan kian merambah ke setiap komponen teknologi informasi itu sendiri. Dari mulai dikenalnya komputer, hardware, software, hingga

cepat dan kian merambah ke setiap komponen teknologi informasi itu sendiri. Dari mulai dikenalnya komputer, hardware, software, hingga APLIKASI PHONEBOOK DARURAT BERBASIS ANDROID ECA (Emergency Call Aplication) 1. Latar Belakang Perkembangan di bidang teknologi informasi saat ini semakin cepat dan kian merambah ke setiap komponen teknologi

Lebih terperinci

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008

BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008 BERITA GUNUNGAPI APRIL - JUNI 2008 ESTU KRISWATI Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Pada periode April Juni 2008, tiga gunungapi yang sebelumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi bencana geologi yang sangat besar, fakta bahwa besarnya potensi bencana geologi di Indonesia dapat dilihat dari

Lebih terperinci

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara.

Bersama ini dengan hormat disampaikan tentang perkembangan kegiatan G. Sinabung di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424, 021-5228371

Lebih terperinci

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara

7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara 7.5. G. IBU, Halmahera Maluku Utara G. Ibu dilihat dari Kampung Duono, 2008 KETERANGAN UMUM Lokasi a. Geografi b. Adminstrasi : : 1 29' LS dan 127 38' BT Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Prop.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gunungapi Merapi merupakan jenis gunungapi tipe strato dengan ketinggian 2.980 mdpal. Gunungapi ini merupakan salah satu gunungapi yang masih aktif di Indonesia. Aktivitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis,

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan yang secara geografis, geologis, hidrologis, dan demografis, merupakan wilayah yang tergolong rawan bencana. Badan Nasional Penanggulangan

Lebih terperinci

ERUPSI G. SOPUTAN 2007

ERUPSI G. SOPUTAN 2007 ERUPSI G. SOPUTAN 2007 AGUS SOLIHIN 1 dan AHMAD BASUKI 2 1 ) Penyelidik Bumi Muda di Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi 2 ) Penganalisis Seismik di Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi

Lebih terperinci

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014

Ringkasan Materi Seminar Mitigasi Bencana 2014 \ 1 A. TATANAN TEKTONIK INDONESIA MITIGASI BENCANA GEOLOGI Secara geologi, Indonesia diapit oleh dua lempeng aktif, yaitu lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik yang subduksinya dapat

Lebih terperinci

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur

4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur 4.10. G. IYA, Nusa Tenggara Timur G. Iya KETERANGAN UMUM Nama : G. Iya Nama Lain : Endeh Api Nama Kawah : Kawah 1 dan Kawah 2 Tipe Gunungapi : Strato Lokasi Geografis : 8 03.5' LS dan 121 38'BT Lokasi

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI. kehidupan manusia. 1.Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan dan dampaknya terhadap kehidupan.

STANDAR KOMPETENSI. kehidupan manusia. 1.Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan dan dampaknya terhadap kehidupan. STANDAR KOMPETENSI Memahami Lingkungan kehidupan manusia. 1.Mendeskripsikan keragaman bentuk muka bumi, proses pembentukan dan dampaknya terhadap kehidupan. INDIKATOR : I. Mendeskripsikan proses alam endogen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gunung Merapi merupakan gunung api tipe strato, dengan ketinggian 2.980 meter dari permukaan laut. Secara geografis terletak pada posisi 7 32 31 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang, Bendung Krapyak berada di Dusun Krapyak, Desa Seloboro, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Secara geografis terletak pada posisi 7 36 33 Lintang Selatan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424,021-5228371

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND GATOT SUBROTO KAV. 49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424,021-5228371

Lebih terperinci

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM

1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM 1.1. G. PUET SAGOE, NANGGROE ACEH DARUSSALAM KETERANGAN UMUM Nama Lain : Puet Sague, Puet Sagu atau Ampat Sagi Lokasi a. Geografi Puncak b. Administrasi : : 4 55,5 Lintang Utara dan 96 20 Bujur Timur Kabupaten

Lebih terperinci

Bab 3. Metode dan Perancangan Sistem

Bab 3. Metode dan Perancangan Sistem Bab 3 Metode dan Perancangan Sistem 3.1 Model Proses Prototyping Metode yang digunakan dalam pembuatan game ini adalah menggunakan prototyping model. Model prototyping merupakan suatu teknik untuk mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Menurut Schieferdecker (1959) maar adalah suatu cekungan yang umumnya terisi air, berdiameter mencapai 2 km, dan dikelilingi oleh endapan hasil letusannya.

Lebih terperinci

GERAKAN TANAH DI KABUPATEN KARANGANYAR

GERAKAN TANAH DI KABUPATEN KARANGANYAR GERAKAN TANAH DI KABUPATEN KARANGANYAR Novie N. AFATIA Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana GeologiJl. Diponegoro No. 57 Bandung Pendahuluan Kabupaten Karanganyar merupakan daerah yang cukup banyak mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah

BAB I PENDAHULUAN. terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan gunung berapi terbanyak di dunia dengan 400 gunung berapi, terdapat sekitar 192 buah gunung berapi yang masih aktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan Bumi mempunyai beberapa bentuk yaitu datar, berbukit. atau bergelombang sampai bergunung. Proses pembentukan bumi melalui

BAB I PENDAHULUAN. Permukaan Bumi mempunyai beberapa bentuk yaitu datar, berbukit. atau bergelombang sampai bergunung. Proses pembentukan bumi melalui 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Permukaan Bumi mempunyai beberapa bentuk yaitu datar, berbukit atau bergelombang sampai bergunung. Proses pembentukan bumi melalui berbagai proses dalam waktu yang

Lebih terperinci

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. Tipe-Tipe Tanah Longsor 1. Longsoran Translasi Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai. 2. Longsoran Rotasi Longsoran

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.3. linier. effusif. sentral. areal. eksplosif

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.3. linier. effusif. sentral. areal. eksplosif SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.3 1. Erupsi gunung api berupa ledakan yang mengeluarkan benda-benda padat seperti batu, kerikil dan debu vulkanik merupakan erupsi....

Lebih terperinci

2015, No Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3676); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2012 tentang Keselamatan da

2015, No Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3676); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2012 tentang Keselamatan da BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.620, 2015 BAPETEN. Instalasi Nuklir. Aspek Kegunungapian. Evaluasi. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG EVALUASI TAPAK

Lebih terperinci

PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK

PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK Nama Kelompok : IN AM AZIZUR ROMADHON (1514031021) MUHAMAD FAISAL (1514031013) I NENGAH SUMANA (1514031017) I PUTU MARTHA UTAMA (1514031014) Jurusan

Lebih terperinci

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa AY 12 TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa tanah ke tempat yang relatif lebih rendah. Longsoran

Lebih terperinci

Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pokok Permasalahan Lingkup Pembahasan Maksud Dan Tujuan...

Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pokok Permasalahan Lingkup Pembahasan Maksud Dan Tujuan... Contents BAB I... 1 PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2 Pokok Permasalahan... 2 1.3 Lingkup Pembahasan... 3 1.4 Maksud Dan Tujuan... 3 1.5 Lokasi... 4 1.6 Sistematika Penulisan... 4 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur

4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur 4.12. G. ROKATENDA, Nusa Tenggara Timur Puncak G. Rokatenda dilihat dari laut arah selatan P. Palue (Agustus 2008) KETERANGAN UMUM Nama : G. Rokatenda Nama Kawah : Ada dua buah kawah dan tiga buah kubah

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG EVALUASI TAPAK INSTALASI NUKLIR UNTUK ASPEK KEGUNUNGAPIAN

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG EVALUASI TAPAK INSTALASI NUKLIR UNTUK ASPEK KEGUNUNGAPIAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG EVALUASI TAPAK INSTALASI NUKLIR UNTUK ASPEK KEGUNUNGAPIAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA BADAN GEOLOGI JALAN DIPONEGORO NO. 57 BANDUNG 40122 JALAN JEND. GATOT SUBROTO KAV.49 JAKARTA 12950 Telepon: 022-7212834, 5228424 021-5228371

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak pada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Pada daerah pertemuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah vulkanis merupakan tanah yang berasal dari letusan gunungapi, pada saat gunungapi meletus mengeluarkan tiga jenis bahan yaitu berupa padatan, cair, dan gas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua daerah tidak pernah terhindar dari terjadinya suatu bencana. Bencana bisa terjadi kapan dan dimana saja pada waktu yang tidak diprediksi. Hal ini membuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi geografis Indonesia terletak pada busur vulkanik Circum Pacific and

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi geografis Indonesia terletak pada busur vulkanik Circum Pacific and BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi geografis Indonesia terletak pada busur vulkanik Circum Pacific and Trans Asiatic Volcanic Belt dengan jajaran pegunungan yang cukup banyak dimana 129 gunungapi

Lebih terperinci

Oleh: Dr. Darsiharjo, M.S.

Oleh: Dr. Darsiharjo, M.S. Oleh: Dr. Darsiharjo, M.S. SEMINAR NASIONAL PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN DAN PENYADARAN MASYARAKAT TERHADAP BAHAYA BENCANA GEMPA DAN TSUNAMI TANGGAL 20 APRIL 2005 G e o g r a f i KAJIAN GEOGRAFI Fenomena

Lebih terperinci

BAB I BENTUK MUKA BUMI

BAB I BENTUK MUKA BUMI BAB I BENTUK MUKA BUMI Tujuan Pembelajaran: Peserta didik mampu mendeskripsikan proses alam endogen yang menyebabkan terjadinya bentuk muka bumi. 2. Peserta didik mempu mendeskripsikan gejala diastropisme

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.2

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.2 SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.2 1. Serangkaian peristiwa yang menyebabkan gangguan yang mendatangkan kerugian harta benda sampai

Lebih terperinci

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara

6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara 6.6. G. TANGKOKO, Sulawesi Utara KETERANGAN UMUM Nama Lain : Tonkoko Nama Kawah : - Lokasi Ketinggian Kota Terdekat Tipe Gunungapi Pos Pengamatan Gunungapi : Administratif: termasuk Desa Makewide, Kecamatan

Lebih terperinci

geografi Kelas X LITOSFER II KTSP & K-13 H. VULKANISME a. Pengertian Vulkanisme b. Gejala Vulkanisme

geografi Kelas X LITOSFER II KTSP & K-13 H. VULKANISME a. Pengertian Vulkanisme b. Gejala Vulkanisme KTSP & K-13 Kelas X geografi LITOSFER II H. VULKANISME a. Pengertian Vulkanisme Vulkanisme adalah peristiwa yang berhubungan dengan naiknya magma dari mantel bawah Bumi, baik magma yang berwujud padat,

Lebih terperinci

Vulkanisme. Yuli Ifana Sari

Vulkanisme. Yuli Ifana Sari Vulkanisme Yuli Ifana Sari Konsep Penting Vulkanisme: transpot magma dr dlm ke permukaan bumi. Proses alam yg berhubungan dg kegiatan kegunungapian, mulai dr asal usul pembentukan magma di dlm bumi hingga

Lebih terperinci

KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI: Proses Pembentukan, dan Dampaknya Terhadap Kehidupan

KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI: Proses Pembentukan, dan Dampaknya Terhadap Kehidupan KERAGAMAN BENTUK MUKA BUMI: Proses Pembentukan, dan Dampaknya Terhadap Kehidupan 1. Proses Alam Endogen Hamparan dataran yang luas, deretan pegunungan yang menjulang tinggi, lembah-lembah dimana sungai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik),

BAB I PENDAHULUAN. dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik), BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis, posisi Indonesia yang dikelilingi oleh ring of fire dan dikepung oleh tiga lempeng utama (Eurasia, Indo-Australia dan Pasifik), lempeng eura-asia

Lebih terperinci

Morfologi dan Litologi Batuan Daerah Gunung Ungaran

Morfologi dan Litologi Batuan Daerah Gunung Ungaran Morfologi dan Litologi Batuan Daerah Gunung Ungaran Morfologi Gunung Ungaran Survei geologi di daerah Ungaran telah dilakukan pada hari minggu 15 Desember 2013. Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bencana alam adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan masyarakat yang disebabkan oleh gejala alam sehingga mengakibatkan timbulnya

Lebih terperinci

1. Kebakaran. 2. Kekeringan

1. Kebakaran. 2. Kekeringan 1. Kebakaran Salah satunya kebakaran hutan adalah bentuk kebakaran yang tidak dapat terkendali dan seringkali terjadi di daerah hutan belantara. Penyebab umum hal ini seperti petir, kecerobohan manusia,

Lebih terperinci

BENTUK-BENTUK MUKA BUMI

BENTUK-BENTUK MUKA BUMI BENTUK-BENTUK MUKA BUMI Lili Somantri,S.Pd Dosen Jurusan Pendidikan Geografi UPI Disampaikan dalam Kegiatan Pendalaman Materi Geografi SMP Bandung, 7 September 2007 Peserta workshop: Guru Geografi SMP

Lebih terperinci

TUGAS MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNG API. Virgian Rahmanda

TUGAS MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNG API. Virgian Rahmanda TUGAS MITIGASI BENCANA LETUSAN GUNUNG API Virgian Rahmanda 1215051054 A. Pengertian Letusan Gunung Api Letusan gunung merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong

Lebih terperinci

Dalam pengembangannya, geodinamika dapat berguna untuk : a. Mengetahui model deformasi material geologi termasuk brittle atau ductile

Dalam pengembangannya, geodinamika dapat berguna untuk : a. Mengetahui model deformasi material geologi termasuk brittle atau ductile Geodinamika bumi 9. GEODINAMIKA Geodinamika adalah cabang ilmu geofisika yang menjelaskan mengenai dinamika bumi. Ilmu matematika, fisika dan kimia digunakan dalam geodinamika berguna untuk memahami arus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gunung api tidak dijumpai di semua tempat. Indonesia terletak pada pertemuan tiga

BAB I PENDAHULUAN. Gunung api tidak dijumpai di semua tempat. Indonesia terletak pada pertemuan tiga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gunung api adalah gunung yang terbentuk akibat material hasil erupsi menumpuk di sekitar pusat erupsi atau gunung yang terbentuk dari erupsi magma. Gunung api tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki gunung merapi cukup banyak yang tersebar di seluruh penjuru nusantara meliputi Sumatera, Jawa, dan Irian Jaya. Di Sumatera

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB III. DASAR TEORI 3.1. Seismisitas Gelombang Seismik Gelombang Badan... 16

DAFTAR ISI. BAB III. DASAR TEORI 3.1. Seismisitas Gelombang Seismik Gelombang Badan... 16 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xv DAFTAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. faktor alam dan non alam yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia,

BAB I PENDAHULUAN. faktor alam dan non alam yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana merupakan peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan non alam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau utama dan ribuan pulau kecil disekelilingnya. Dengan 17.508 pulau, Indonesia menjadi negara

Lebih terperinci