Panduan Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman / 2015
|
|
- Hamdani Kurniawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Executive Summary Panduan Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman / 2015 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya
2
3
4 Kata Pengantar
5 Pembangunan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan merupakan salah satu komitmen besar yang hendak dituju oleh Pemerintahan Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla tahun Komitmen besar terlihat dalam berbagai kebijakan, program dan indikator yang ada dalam dokumen RPJMN yang diterjemahkan dari Visi dan Misi Presiden yang dikenal sebagai Nawacita. Ditjen Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, mengemban tugas berat dalam mendukung target pemerintah terutama dalam upaya menyediakan layanan dasar dan mengurangi kesenjangan antar wilayah. Target yang terkait dengan layanan dasar adalah mewujudkan 100% akses aman air minum, mewujudkan kota tanpa kawasan permukiman kumuh (0% kawasan kumuh) dan mewujudkan 100% akses sanitasi layak. Selain itu Ditjen Cipta Karya juga mendukung peningkatan kualitas permukiman di kawasan perbatasan yang saat ini memiliki kesenjangan cukup tinggi dengan wilayah lainnya di Indonesia. Perwujudan target itu tentunya tidak dengan mudah dicapai dan memerlukan kerja besar seluruh stakeholder di tingkat pusat dan daerah untuk bersama-sama mewujudkannya. Tantangan dan permasalahan yang dihadapi pada periode sebelumnya diharapkan menjadi pembelajaran sehingga terjadi peningkatan kualitas, baik di tahap pelaksanaan maupun hasil kegiatan. Dalam rangka mempersiapkan pelaksanaan kegiatan TA 2015, maka Ditjen Cipta Karya menerbitkan buku Panduan Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman. Buku ini kami harapkan dapat menjadi panduan bagi seluruh stakeholder pembangunan infrastruktur permukiman baik di tingkat pusat dan daerah. Secara garis besar buku ini berisi profil dan informasi seputar kebijakan dan program yang diemban Ditjen Cipta Karya serta langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan kegiatan. Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berkerja keras menyusun buku ini. Kami memiliki harapan besar keberadaan buku ini menjadi panduan dan konsensus bersama seluruh stakeholder pelaksana baik di pusat dan daerah untuk mewujudkan lingkungan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan. Jakarta, Februari 2015 Imam S. Ernawi Plt. Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
6
7 T.A 2015 executive Summary Buku panduan penyelengga - raan infrastruktur permuki - man terdiri dari beberapa bagian. PANDUAN Executive Summary Penanganan Infrastruktur Permukiman Keberadaan panduan ini dalam satu kesatuan diharapkan penanganan infrastruktur permukiman menjadi satu bagian yang terintegrasi dalam upaya mengatasi persoalan- n- persoalan yang ada.
8 PERMUKIMAN KUMUH Volume 1 Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh AIR MINUM Volume 2 Penanganan Bidang Air Minum AIR LIMBAH Volume 3 Pengembangan Pengelolaan Air Limbah Penanganan kawasan permukiman kumuh sampai 0% menjadi prioritas pemerintah sampai tahun Target universal access air minum 100% tahun 2019 membutuhkan dukungan dari pemerintah, Pemda, swasta, dan masyarakat. Penanganan air limbah domestik untuk kesenahat lingkungan permukiman diperlukan kesadaran masyarakat dan Pemda untuk mencapai target 100% akses sanitasi layak pada tahun 2019.
9 PERSAMPAHAN Volume 4 Pengembangan Pengelolaan Persampahan BANGUNAN GEDUNG Volume 5 Pembinaan Penyelenggaraan Bangunan Gedung Penanganan persampahan untuk kesehatan lingkungan permukiman diperlukan kesadaran masyarakat dan kreativitas kelompok mencapai target 100% akses sanitasi layak pada tahun Pembinaan penataan bangunan diimplementasikan dengan bangunan gedung yang andal dan penataan ruang-ruang luar antar bangunan agar serasi dan selaras dengan lingkungannya uncuk mencegah timbulnya kawasan kumuh.
10 DAFTAR ISI 12 / Membangun Permukiman yang Layak Huni dan Berkelanjutan 16 / Menuju Kota Tanpa Kawasan Permukiman Kumuh (Cities Without Slums) 17 / Akses Universal Air Minum dan Sanitasi 20 / Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Penataan Bangunan 21 / Panduan Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman 10 10
11 11
12 Panduan Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman Membangun Permukiman yang Layak Huni dan Berkelanjutan Dalam 10 tahun terakhir, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan diikuti oleh berkembangnya wilayah permukiman baru yang lahir akibat pembangunan yang demikian pesat. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah penduduk yang tinggal di kawasan perkotaan, dimana pada tahun 2012 jumlah penduduk yang tinggal di kawasan perkotaan sebesar 54 % dibandingkan 49,7% pada tahun Peningkatan jumlah penduduk yang tinggal di kawasan perkotaan merupakan potensi sekaligus modal sosial bagi kawasan perkotaan dalam menggerakkan perekonomian di wilayahnya. Jumlah penduduk yang besar memberikan potensi pasar sekaligus tenaga kerja yang diharapkan mampu menggerakkan perekonomian di sektor riil. Pada sisi yang lain, meningkatnya proporsi penduduk yang tinggal di kawasan perkotaan melahirkan banyak permasalahan seperti kemiskinan, timbulnya kawasan kumuh, rendahnya kualitas layanan infrastruktur, persoalan lingkungan hidup dan tidak maksimalnya pelayanan publik. Kawasan perkotaan yang tidak dikelola dengan baik melahirkan banyak persoalan yang menyebabkan pemerintah kota dan warganya kehilangan kesempatan untuk mendapatkan peluang yang lebih baik untuk membangun kotanya. Era desentralisasi merubah tatanan serta tata kelola pembangunan di Indonesia. Terbitnya UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah yang kemudian direvisi menjadi UU Nomor 32 Tahun 2004 dan UU Nomor 23 Tahun 2014, merupakan tonggak perubahan manajemen pembangunan yang awalnya sentralistik menjadi desentralistik. Perubahan pola manajemen ini memberikan ruang yang lebih besar bagi pemerintah daerah untuk mengelola kawasan perkotaan sesuai dengan kebutuhan dan karatker masing-masing wilayah. Momentum desentralisasi memberikan ruang bagi beberapa kota melakukan inovasi-inovasi program kreatif baru sehingga berperan positif dalam penanganan permasalahan di kawasan permukiman perkotaan. Akan tetapi kita tidak bisa menutup mata adanya pemerintah daerah yang menghadapi persoalan yang lebih besar diakibatkan ketidaksiapan merespon permasalahan permukiman perkotaan. Persoalan perkotaan sebagian besar diakibatkan kecepatan pertumbuhan yang melewati batas ambang daya dukung lingkungan. Persoalan ini disebabkan berbagai isu yang amat kompleks dan melibatkan banyak pihak, seperti aspek regulasi dan kelembagaan untuk mendukung pengelolaan perkotaan yang tidak siap, lemahnya penegakkan peraturan, terbatasnya kapasitas pendanaan pemerintah kota, kualitas SDM yang tidak baik, program antar sektor yang tidak terintegrasi, dan persoalan lainnya. 12
13 Memperhatikan dinamika global, regional dan lokal, terjadi perubahan paradigma dalam melaksanakan pembangunan. Pembangunan yang awalnya hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi semata diminta untuk bertransformasi untuk menyeimbangkan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan. Hal ini berlaku juga dalam upaya meningkatkan kualitas lingkungan permukiman. Pembangunan permukiman tidak hanya seputar pada meningkatkan kualitas layak huni semata, akan tetapi juga memastikan kegiatan pembangunan permukikan meningkatkan keberlanjutan kawasan itu sendiri. Paradigma ini telah menjadi komitmen global dalam berbagai agenda internasional seperti Rio 20+, agenda habitat internasional dan lain sebagainya
14 Panduan Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman Pemerintahan Kabinet Kerja memiliki visi besar Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong. Salah satu misi yang ditetapkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) adalah meningkatkan kualitas hidup manusia yang kemudian diterjemahkan dalam salah satu program aksi yaitu Membangun Infrastruktur. Dalam dokumen RPJMN , beberapa indikator pembangunan infrastruktur yang relevan dengan upaya meningkatkan kualitas layanan dasar di kawasan permukiman adalah mewujudkan universal access untuk 100% layanan air minum dan 100% layanan sanitasi Layak. Selain itu program aksi lain adalah mewujudkan kota tanpa kawasan permukiman kumuh pada tahun Menyikapi target yang dicanangkan oleh presiden, serta dinamika manajemen pembangunan yang ada, maka Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat perlu menyusun strategi dan pendekatan manajemen yang baru dalam mewujudkan target dalam RPJMN untuk mewujudkan pembangunan kawasan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan. Strategi yang disusun memperhatikan dinamika pembangunan yang ada di Indonesia, terutama terkait dengan penerapan desentralisasi sesuai dengan pembagian kewenangan antar pusat, provinsi dan pemerintah kabupaten/kota yang diatur dalam UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Masing-masing strategi akan menjadi panduan dalam menyusun program dan kegiatan yang mendukung perwujudan pemukiman yang layak huni dan berkelanjutan, terutama dalam mencapai target yang menjadi indikator kunci bagi Kementerian PUPR di era pemerintahan Presiden Joko Widodo. Untuk pelaksanaan tahun Ditjen Cipta Karya mengeluarkan panduan pelaksanaan yang terdiri dari beberapa aspek, yaitu penanganan kawasan permukiman kumuh, penanganan bidang air minum, pengembangan pengelolaan sanitasi, serta pembinaan penyelengaraan bangunan gedung dan penataan bangunan. Selain itu dirumuskan pula dua isu tematik yang mendukung perwujudan permukiman layak huni dan berkelanjutan, yaitu penanganan kawasan khusus perbatasan dan pembangunan dengan pola pemberdayaan masyarakat. Untuk memastikan seluruh proses dilaksanakan tepat waktu dan tepat kualitas, maka diterbitkan pula panduan manajemen pengadaan untuk mempersiapkan pelaksanaan kegiatan di lingkungan Ditjen Cipta Karya. Diharapkan panduan dan strategi yang dikeluarkan dapat menjadi panduan bagi pelaksana di tingkat pusat dan daerah dalam mewujudkan target pemerintah menuju permukiman yang layak huni dan berkelanjutan. 14
15 15
16 Panduan Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman Menuju Kota Tanpa Kawasan Permukiman Kumuh (Cities Without Slums) Persoalan permukiman kumuh merupakan salah satu persoalan yang muncul akibat pertumbuhan kota yang tidak terkendali. Menurut data dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun 2014 tercatat luasan kawasan kumuh mencapai 10% dari luasan kawasan perkotaan Indonesia atau sebesar Ha yang tersebar di titik kawasan permukiman kumuh perkotaan. Di tahun 2019, pemerintah mentargetkan persentase kawasan permukiman kumuh perkotaan sebesar 0% yang berarti pemerintah harus mampu meningkatkan kualitas lingkungan kawasan permukiman kumuh sebesar 2% per tahun. Mengacu pada persoalan yang dihadapi pada periode , maka beberapa tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan adalah; (i) belum tersedianya data dan informasi yang akurat untuk menginformasikan luasan kawasan kumuh yang perlu ditangani; (ii) kemampuan pemerintah daerah yang terbatas sehingga belum dapat melaksanakan penanganan kawasan permukiman kumuh sesuai dengan amanat UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman; serta (iii) belum terintegrasinya penanganan kawasan permukiman kumuh yang selama ini dilaksanakan sehingga tidak memberikan hasil yang optimal. Pada tahun , pola penanganan kawasan kumuh menterjemahkan amanah UU Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, dimana pola penanganan terbagi menjadi (i) pengawasan dan pengendalian; (ii) pemberdayaan masyarakat; (iii) pemugaran; (iv) peremajaan; dan (v) permukiman kembali. Dengan target penanganan luasan permukiman kumuh sebesar Ha hingga tahun 2019, maka diperlukan indikasi pembiayaan hingga mencapai Rp215 Triliun. Dana yang diperkirakan dapat difasilitasi oleh Ditjen Cipta Karya sebesar Rp45,3 Triliun, yang berarti mengindikasikan diperlukannya dana Rp170,2 Triliun yang diharapkan berasal dari pemerintah daerah, lembaga donor, kemitraan, dan masyarakat. Sesuai dengan semangat yang ada dalam UU Nomor 23 Tahun 2014, maka sejatinya pemerintah daerah menjadi ujung tombak dalam penanganan kawasan permukiman kumuh, terutama untuk wilayah kumuh ringan dan sedang, baik dalam bentuk pendanaan ataupun sebagai pelaksana program. Pada tahun 2015, Ditjen Cipta Karya telah mengalokasikan dana sebesar Rp3,19 Triliun yang akan menyasar 263 Kawasan di 153 kabupaten/kota dengan total luasan sasaran sebesar Ha. Pelaksanaan kegiatannya akan mengacu kepada standar pedoman teknis yang ada serta dilaksanakan dengan tahapan kelembagaan dan administrasi yang sesuai dengan peraturan perundangan yang ada. 16
17 Akses Universal Air Minum dan Sanitasi Penyediaan akses aman air minum dan sanitasi layak merupakan salah satu indikator kunci yang menjadi acuan dalam mengukur kualitas hidup masyarakat. Kedua indikator ini termasuk dalam indikator yang diperhitungkan dalam Millennium Development Goals. Pemerintah Indonesia sendiri mentargetkan capaian akses aman air minum mencapai 68,87% dan capaian akses sanitasi layak mencapai 62,4% di tahun Hingga tahun 2014, diperkirakan capaian akses aman air minum layak mencapai 70,5% dan capaian akses sanitasi layak mencapai 61%. Permasalahan dalam penyelenggaraan air minum dan sanitasi adalah minimnya keberlanjutan prasarana dan sarana yang telah terbangun, semakin terbatasnya sumber air baku untuk air minum dan kurang optimalnya sinergi pembangunan air minum dan sanitasi. Minimnya keberlanjutan prasarana dan sarana disebabkan oleh belum optimalnya kesadaran dan pemberdayaan masyarakat, keterlibatan aktif pemerintah daerah baik dari aspek regulasi maupun pendanaan, serta penerapan manajemen aset. Perencanaan dan pelaksanaan penyediaan air minum dan sanitasi saat ini belum mencakup strategi manajemen aset yang tepat, khususnya terkait pemeliharaan dan rehabilitasi sehingga mempersingkat usia ekonomis dari infrastruktur terbangun. Air baku untuk air minum semakin terbatas, baik secara kuantitas maupun kualitas. Pemanfaatan alternatif sumber air baku, contohnya air hujan dan daur ulang, belum banyak dimanfaatkan. Penyediaan layanan sanitasi belum tersinergikan dengan penyediaan layanan air minum sebagai upaya pengamanan air minum untuk pemenuhan aspek 4K (kuantitas, kualitas, kontinuitas dan keterjangkauan). Target yang tercantum dalam dokumen RPJMN adalah 100% akses aman air minum dan 100% akses sanitasi layak. Target ini mengindikasikan diperlukan langkah besar bagi Ditjen Cipta Karya untuk dapat mendukung peningkatan layanan dasar bagi masyarakat Indonesia. Dalam mencapai tujuan tersebut, sektor air minum memiliki beberapa kendala di antaranya; komitmen pemerintah daerah yang masih rendah di aspek pendanaan, terbatasnya kapasitas air baku untuk air minum, masih tingginya tingkat kebocoran secara nasional (33%), masih adanya idle capacity sebesar liter/detik, dan trend peningkatan akses yang hanya 4,5 % pertahun dalam 5 tahun terakhir. Di tahun , diharapkan terjadinya peningkatan akses mencapai 100% yang meliputi 60% akses perpipaan dan 40% akses Bukan Jaringan Perpipaan (BJP) terlindungi. Hal ini dapat dicapai dengan beberapa kondisi diantaranya tercukupinya kebutuhan air baku 128 M3/detik, kondisi 100% PDAM yang sehat, menurunnya tingkat kebocoran hingga 20% serta pemanfaatan idle capacity sebesar 75%. Untuk mewujudkan kondisi tersebut, maka pola penanganan sampai tahun 2019 meliputi kegiatan pengaturan, pembinaan dan pengawan, pengelolaan dan optimalisasi sistem eksisting, pembangunan baru dan peningkatan SPAM BJP. 17
18 Panduan Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman Hingga tahun 2019, diprediksi kebutuhan pendanaan untuk cakupan 100% akses aman air minum mencapai Rp253,8 Triliun dimana APBN hanya mampu mencakup sebesar 21%. Sedangkan 79% lainnya berasal dari KPS, perbankan, CSR, APBD, PDAM dan DAK. Kebutuhan ideal pendanaan air minum yang bersumber dari APBN periode mencapai Rp53,8 Triliun. Dalam proyeksi RPJMN, selama dana yang dialokasikan untuk Ditjen Cipta Karya sebesar Rp33.8 Triliun. Dengan ketersedian APBN yang demikian maka disusun skenario pesimis melalui pendekatan demand management kebutuhan air minum sebesar 120 L/orang/hari untuk 5% penduduk di perkotaan, 100 liter/orang/hari untuk 95% penduduk kota dan 60 liter/orang/hari untuk seluruh penduduk desa. Pada tahun 2015 penanganan bidang air minum mendapat alokasi dana sebesar Rp6,8 Triliun dengan rincian Rp5,4 Triliun pagu regular dan Rp1,4 Triliun APBN-P untuk kompensasi penghematan subsidi BBM yang akan mencakup beberapa output kegiatan diantaranya 6 SPAM regional, 265 SPAM Perkotaan, SPAM berbasis masyarakat, 142 SPAM Kawasan Kumuh dan bantuan Program PDAM terfasilitasi kepada 122 PDAM. Strategi yang diterapkan dalam melaksanakan kegiatan TA 2015 diantaranya peningkatan akses aman air minum, peningkatan kemampuan pendanaan, peningkatan penyediaan air baku, pengembangan dan penerapan NSPK, peningkatan keterlibatan swasta dan masyarakat, serta inovasi teknologi. Untuk sektor sanitasi, dua sub sektor yang menjadi perhatian adalah pengelolaan air limbah dan persampahan. Mengacu pada perkiraan capaian air limbah di tahun 2014 yang mencapai 61%, maka terdapat gap sebesar 39 % atau kurang lebih 120 juta jiwa yang harus dipenuhi pada tahun Pada tahun 2019 diharapkan pelayanan air limbah mencapai 100% dimana untuk kawasan perkotaan 95% ditangani melalui Sistem Pengolahan Air Limbah (SPAL) setempat dan 5% melalui SPAL terpusat kota. Secara kelembagaan diharapkan seluruh pemerintah daerah memiliki lembaga pengelola air limbah. Untuk subsektor sampah, dari kondisi saat ini sebesar 79,8% akses pengelolaan sampah diharapkan mencapai 100% pada tahun 2019, dimana untuk kawasan perkotaan diharapkan 50% sudah diolah di pembuangan akhir dan 50% dikelola di sumbernya, serta untuk kawasan perdesaan 100% dikelola di sumbernya. Pendekatan yang dilaksanakan di sektor sanitasi menggunakan pendekatan berbasis masyarakat untuk skala lingkungan/ kawasan dan berbasis institusi untuk yang bersakala kota dan regional. Untuk mewujudkan target pembangunan sektor sanitasi maka kebutuhan dana yang ideal untuk sub sektor air limbah sebesar Rp202 Triliun (APBN Rp97 Triliun, APBD Rp25 Triliun, dan lainnya Rp80 Triliun) dan subsektor persampahan sebesar Rp66,3 T (APBN Rp30 Triliun, APBD Rp25 Triliun, dan lainnya Rp11,3 Triliun). 18
19 Berdasarkan proyeksi penyediaan dana dalam RPJMN dialokasikan sebesar Rp20,7 Triliun untuk subsektor air limbah dan Rp17,01 Triliun untuk subsektor persampahan. Terdapat gap yang cukup besar dari sisi pendanaan yang mengakibatkan kemungkinan sulit tercapainya target 100% untuk air limbah maupun persampahan. Hal ini menyebabkan butuhnya partisipasi yang massif dari berbagai pihak untuk menutupi gap pembangunan sanitasi. Untuk pendanaan TA 2015, sektor sanitasi mendapatkan pendanaan sebesar Rp2,7 Triliun untuk kedua subsektor persampahan dan air limbah. 19
20 Panduan Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Penataan Bangunan Untuk mewujudkan kawasan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, maka diperlukan kualitas fisik kota yang secara visual tertata, aman dan berperspektif lingkungan. Untuk itu apsek penyelenggaraan bangunan gedung dan penataan bangunan menjadi salah satu konsentrasi Ditjen Cipta Karya terutama dalam mendukung perwujudan lingkungan yang layak huni dan berkelanjutan. Sesuai dengan amanah UU Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung, diharapkan kegiatan ini dapat mewujudkan penyelenggaraan bangunan gedung dan penataan bangunan yang tertib, andal, berkualitas, produktif, layak huni dan berjati diri untuk mendukung pembangunan berkelanjutan. Kondisi di tahun 2014 sendiri untuk sektor ini adalah 49% kabupaten/kota memiliki Peraturan Daerah (Perda) Bangunan Gedung, minimnya bangunan gedung yang memiliki IMB, baru 3% kabupaten/kota yang menerapkan Sertifikat Laik Fungsi (SLF), 3 Bangunan Gedung Negara (BGN) yang sudah memenui aspek Bangunan Gedung Hijau (BGH), 2,9 % kabupaten/ kota yang memili Tim Ahli Bangunan Gedung (TABG), dan 12% Ruang Terbuka Hijau (RTH) di kawasan perkotaan. Untuk tahun target yang ingin dicapai oleh sektor ini adalah 100% kabupaten/kota memiliki Perda Bangunan Gedung, 50% kabupaten/kota yang seluruh bangunannya sudah memiliki IMB, 30% kabupaten/kota menerapkan SLF, 67 Bangunan Gedung Negara sudah memenuhi unsur bangunan gedung hijau, 14% RTH di kawasan perkotaan, 2 kawasan pusaka menjadi wolrd heritage serta 9 kawasan pusaka menjadi national heritage. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Penataan Bangunan Gedung akan dilaksanakan melalui beberapa langkah yaitu; (i) tersedianya payung hukum sebagai acuan penyelenggaraan bangunan gedung; (ii) meningkatkan kompetensi aparat pemerintah daerah; (iii) meningkatkan kesadaran masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung; dan (iv) meningkatkan kualitas lingkungan. Untuk pendanaan TA kebutuhan pembiayaan yang diusulkan sebesar Rp10,4 Triliun dimana untuk TA 2015 diusulkan untuk mendapat alokasi sebesar Rp1,6 Triliun. Pada realisasinya, dana yang teralokasi sebesar Rp1,2 Triliun, sehingga dibutuhkan penyesuaian baik untuk target maupun pola pelaksanaan kegiatan yang akan dilakukan oleh sektor ini. 20
21 Panduan Penyelenggaraan Infrastruktur Permukiman Dalam upaya penyelenggaraan infrastruktur permukiman yang layak huni dan berkelanjutan, Direktorat Jenderal Cipta Karya menerbitkan serangkaian panduan yang merupakan respon terhadap target yang ditetapkan oleh Kabinet Kerja dan mengacu kepada tantangan sektoral yang direfleksikan berdasarkan pengalaman pelaksanaan Panduan ini diharapkan menjadi acuan bagi para pelaksana kegiatan bidang infrastruktur permukiman baik di tingkat pusat ataupun provinsi. Hal ini untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan pembangunan agar mencapai target yang ditetapkan dalam RPJMN serta memiliki dampak besar bagi masyarakat selaku penerima manfaat. Buku Panduan Penyelenggaraan infrastruktur permukiman merupakan upaya Direktorat Jenderal Cipta Karya dalam meningkatkan kualitas pelaksanaan program infrastruktur kawasan permukiman. Buku ini terdiri beberapa bagian yang merupakan satu kesatuan panduan untuk dipedomani, yaitu: Executive Summary Volume 1 : Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh Volume 2 : Penanganan Bidang Air Minum Volume 3 : Pengembangan Pengelolaan Air Limbah Volume 4 : Pengembangan Pengelolaan Persampahan Volume 5 : Pembinaan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Penataan Bangunan Di dalam panduan ini disampaikan kebijakan, sasaran dan pendekatan pembangunan pelaksanaan kegiatan Ditjen Cipta Karya di tahun Keseluruhan informasi akan menjadi pedoman bagi stakeholder terkait pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya. 21
22 TIM PENYUSUN Pembina Imam S. Ernawi Antonius Budiono Pengarah Dadan Krisnandar Adjar Prajudi Penyunting Sri Murni Edi K Nieke Nindyaputri Oloan Simatupang Prasetyo Rudy Azrul Arifin Emah Sudjimah Penulis Bhima Dhananjaya Ratria Anggraini Ade Syaiful Kusumawardhani ASwin G. Sukahar Elkana Catur H Tim Kreatif dan Desain Gilang Ramadhan Rinandita Anggareni Alexandra Elma Djati Waluyo Widodo Ibnu Ari Jatmiko Kemal Rendy Purwoko Hadi Sucahyono Dian Irawati Buchori M Maliki Moersid John Manaek Sihombing Mochammad Natsir Hendarko Rudi Susanto Tamin MZ. Amin Juhari Sianturi Retno Triyanti Handayani Edward Abdurrachman
23
24 Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru Jakarta Selatan T: E:
Panduan Kualitas Visual Infrastruktur Bidang Cipta Karya
KATA PENGANTAR INFRASTRUKTUR BERKUALITAS UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Pembangunan yang dilaksanakan oleh insan Ditjen Cipta Karya sedianya merupakan akumulasi dari proses teknokratik dan partisipatif
Lebih terperinciMEKANISME PELAKSANAAN PROGRAM HIBAH AIR MINUM TA 2016
MEKANISME PELAKSANAAN PROGRAM HIBAH AIR MINUM TA 2016 Ir. Mochammad Natsir, MSc. Direktur Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Lokakarya Penyiapan Pelaksanaan Program Hibah Air Minum APBN 2016 Jakarta,
Lebih terperinciKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan dan Strategi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan dan Strategi Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Disampaikan oleh: Ir. Rina Agustin Indriani, MURP Sekretaris
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM disampaikan oleh Direktur Pengembangan SPAM pada: Sosialisasi Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Air Minum TA 2019 Direktorat Pengembangan Sistem Penyediaan
Lebih terperinciKementerian PUPR Mendorong Peran Aktif Pemda Mencapai Target 100% Akses Aman Air Minum
Rilis PUPR #1 23 Oktober 2017 SP.BIRKOM/X/2017/518 Kementerian PUPR Mendorong Peran Aktif Pemda Mencapai Target 100% Akses Aman Air Minum Jakarta - Tidak hanya membangun konektivitas dan bendungan, Kementerian
Lebih terperinciPEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM) BIDANG CIPTA KARYA KABUPATEN/KOTA
K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K Y A T D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH
Lebih terperinciDirektur Pengembangan PLP Ir. M. Maliki Moersid, MCP Disampaikan pada : Kick Off Meeting Nasional Program PPSP 2015 Jakarta, 10 maret 2015
TARGET PEMBANGUNAN SANITASI NASIONAL 2015-2019 Direktur Pengembangan PLP Ir. M. Maliki Moersid, MCP Disampaikan pada : Kick Off Meeting Nasional Program PPSP 2015 Jakarta, 10 maret 2015 CAPAIAN PEMBANGUNAN
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh:
KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh: R.D Ambarwati, ST.MT. Definisi Air Minum menurut MDG s adalah air minum perpipaan dan air minum non perpipaan terlindung yang berasal
Lebih terperinciINFRASTRUKTUR AIR MINUM BERKELANJUTAN
DIREKTORAT PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT Temu Ilmiah Lingkungan, HCD 35 TH PSIL Universitas Indonesia INFRASTRUKTUR
Lebih terperinciKETERPADUAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya KETERPADUAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN Oleh: Dwityo A. Soeranto Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman
Lebih terperinciRENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KOTA BALIKPAPAN
RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (RISPAM) KOTA BALIKPAPAN 2016-2035 DI SAMPAIKAN PADA: KONSULTASI PUBLIK AIR LAUT SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER AIR BAKU KOTA BALIKPAPAN BALIKPAPAN, 30 MARET 2017 1
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM
PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM
Lebih terperinciKEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
KEBIJAKAN INVESTASI INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT MATERI PAPARAN DIREKTUR BINA INVESTASI INFRASTRUKTUR FASILITASI PENGUSAHAAN JALAN DAERAH KENDARI, 10 11 MEI 2016 VISI DAN 9
Lebih terperinciKebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan Keterpaduan Infrastruktur Permukiman dalam Penanganan Permukiman Kumuh Ir. Joerni Makmoerniati, MSc Plh. Direktur
Lebih terperinciPERENCANAAN PROGRAM DAN PEMBIAYAAN PEMERINTAH MENUJU 100% AIR MINUM. Direktur Permukiman dan Perumahan, Bappenas Jakarta, Januari 2015
PERENCANAAN PROGRAM DAN PEMBIAYAAN PEMERINTAH MENUJU 100% AIR MINUM Direktur Permukiman dan Perumahan, Bappenas Jakarta, Januari 2015 UNIVERSAL AKSES AIR MINUM 15% Akses Dasar Akses tambahan untuk 100
Lebih terperinciKebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya Kebijakan, Strategi dan Program Keterpaduan Penanganan Kumuh Perkotaan Direktorat Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Outline
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMERINTAH PENUNTASAN PERMUKIMAN KUMUH
KEBIJAKAN PEMERINTAH PENUNTASAN PERMUKIMAN KUMUH 2015-2019 Oleh: Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Jakarta, 18 Februari 2016 1
Lebih terperinciSTARTEGI SANITASI KABUPATEN (SSK) KELOMPOK KERJA AMPL KABUPATEN ENREKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan pembangunan kota yang terus berkembang dan pertumbuhan populasi penduduk dengan berbagai aktifitasnya yang terus meningkat dengan pesat menyebabkan pemenuhan
Lebih terperinciKebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya
Kebijakan dan Pelaksanaan Program Bidang Cipta Karya Yogyakarta, 13 Agustus 2015 Oleh : Direktur Pengembangan Kawasan Permukiman DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN
Lebih terperinciARAH KEBIJAKAN PENDANAAN PENCAPAIAN SASARAN AIR MINUM
ARAH KEBIJAKAN PENDANAAN PENCAPAIAN SASARAN AIR MINUM Disampaikan pada : Lokakarya Penyiapan Pelaksanaan Program Hibah Air Minum Perkotaan APBN Tahun 2016 DIREKTORAT ALOKASI PENDANAAN PEMBANGUNAN Rabu,
Lebih terperinciSOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI
SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI Jakarta, 4 April 2018 Direktorat Perkotaan, Perumahan dan Permukiman Kementerian PPN/ Bappenas CAPAIAN
Lebih terperinci- 1 - DOKUMEN STANDAR KSNP SPAM, JAKSTRA SPAM PROVINSI, DAN JAKSTRA SPAM KABUPATEN/KOTA
- 1 - LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 27/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DOKUMEN STANDAR KSNP SPAM, JAKSTRA SPAM PROVINSI, DAN JAKSTRA
Lebih terperinciSTRATEGI PENCAPAIAN 100% AKSES AIR MINUM AMAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
STRATEGI PENCAPAIAN 100% AKSES AIR MINUM AMAN 2015-2019 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA Outline KEBIJAKAN PENGEMBANGAN SPAM a. Capaian dan Target Penyediaan Air Minum b. Tantangan
Lebih terperinciBAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI
BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI Pada bab ini akan dibahas mengenai strategi pengembangan sanitasi di Kota Bandung, didasarkan pada analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) yang telah dilakukan.
Lebih terperinciKebijakan Nasional Pengentasan Permukiman Kumuh. Direktorat Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas Manado, 19 September 2016
Kebijakan Nasional Pengentasan Permukiman Kumuh Direktorat Perkotaan, Perumahan, dan Permukiman, Kementerian PPN/Bappenas Manado, 19 September 2016 Persentase Juta Jiwa MENGAPA ADA PERMUKIMAN KUMUH? Urbanisasi
Lebih terperinciDIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP MENUJU UNIVERSAL AKSES
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP DIREKTORAT PENGEMBANGAN PLP MENUJU UNIVERSAL AKSES TAHUN 2019 POSISI SANITASI INDONESIA DI ASIA
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)
4.1 Sasaran dan Arahan Tahapan Pencapaian. Bab empat (IV) ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman tahun 2012-2016 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa air minum
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.389, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KESEHATAN. Penyediaan Air Minum. Sanitasi. Percepatan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 185 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENYEDIAAN AIR MINUM
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pokja AMPL Kota Makassar
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,
Lebih terperinciIV.B.7. Urusan Wajib Perumahan
7. URUSAN PERUMAHAN Penataan lingkungan perumahan yang baik sangat mendukung terciptanya kualitas lingkungan yang sehat, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan meningkatnya kualitas
Lebih terperinciPenanganan Kawasan Permukiman Kumuh / 2015
VOLUME 1 Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh / 2015 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya 1 DAFTAR ISI 6 / Latar Belakang 16 / Kebutuhan Pendanaan 2015-2019
Lebih terperinciPengembangan Pengelolaan Air Limbah / 2015
VOLUME 3 Pengembangan Pengelolaan Air Limbah / 2015 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya 1 DAFTAR ISI 6 / Latar Belakang 12 / Kebutuhan Pendanaan 2015-2019
Lebih terperinciPERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DIREKTUR PERKOTAAN, PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN BAPPENAS JAKARTA, 5 SEPTEMBER 2017
PERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DIREKTUR PERKOTAAN, PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN BAPPENAS JAKARTA, 5 SEPTEMBER 2017 1 PERUBAHAN YANG DITUJU Trend Saat Ini Permukiman Kondisi Yang Diinginkan Padat, tidak
Lebih terperinciARAH PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI Disampaikan oleh : Ir. M. Maliki Moersid, MCP Direktur Pengembangan PLP
ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI 2015-2019 Disampaikan oleh : Ir. M. Maliki Moersid, MCP Direktur Pengembangan PLP KONDISI SANITASI SAAT INI SUB SEKTOR 2010 2011 2012 2013 Air Limbah 55,53% 55,60% 57,82%
Lebih terperinciKEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SPAM PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
D I R E K T O R A T P E N G E M B A N G A N S I S T E M P E N Y E D I A A N AIR M I N U M D I R E K T O R A T J E N D E R A L C I P T A K A R Y A K E M E N T E R I A N P E K E R J A A N U M U M D A N P
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kabupaten Malaka
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan Sanitasi di Indonesia telah ditetapkan dalam misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJMPN) tahun 2005 2025 Pemerintah Indonesia. Berbagai langkah
Lebih terperinciBAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL
BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL 4.1 SASARAN DAN ARAHAN PENAHAPAN PENCAPAIAN Sasaran Sektor Sanitasi yang hendak dicapai oleh Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut : - Meningkatkan
Lebih terperinci- Laporan dan Analisa Berita Media Cetak Bidang Cipta Karya. Edisi: Desember 2013
- Laporan dan Analisa Berita Media Cetak Bidang Cipta Karya Edisi: Desember 2013 Executive Summary Pada bulan Desember 2013, berita yang terkait Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJCK) berjumlah 32 berita,
Lebih terperinciBab I : Pendahuluan Latar Belakang
Bab I : Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan pembangunan kota yang terus berkembang dan pertumbuhan populasi penduduk dengan berbagai aktifitasnya yang terus meningkat dengan pesat menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat
Lebih terperinciKebijakan Program Bidang Cipta Karya
Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum Arahan Direktur Jenderal Cipta Karya Kebijakan Program Bidang Cipta Karya Penajaman Program Palembang 03 Maret 2014 OUTLINE A. Konsep Perencanaan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang 1-1
Bab 1 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan wilayah dewasa ini semakin meningkat, namun tidak diimbangi secara optimal dengan penyediaan layanan sektor sanitasi dasar yang layak bagi
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN KEBIJAKAN DAN STRATEGI PEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DAN PERDESAAN
Lebih terperinci- Laporan dan Analisa Berita Media Cetak dan Online Bidang Cipta Karya. Edisi: April 2014
- Laporan dan Analisa Berita Media Cetak dan Online Bidang Cipta Karya Edisi: April 2014 Isu Berita Media Cetak Pada bulan April 2014, berita media cetak yang terkait Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJCK)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sanitasi merupakan salah satu pelayanan dasar yang kurang mendapatkan perhatian dan belum menjadi prioritas pembangunan di daerah. Dari berbagai kajian terungkap bahwa
Lebih terperinciPengembangan Pengelolaan Persampahan / 2015
VOLUME 4 Pengembangan Pengelolaan Persampahan / 2015 Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Cipta Karya DAFTAR ISI 6 / Latar Belakang 12 / Kebutuhan Pendanaan 2015-2019 17
Lebih terperinciPERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DI 30 KABUPATEN/KOTA PRIORITAS
DIREKTORAT PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT PERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH DI 30 KABUPATEN/KOTA PRIORITAS OUTLINE
Lebih terperinci-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
-1- MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47/PRT/M/2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA ALOKASI
Lebih terperinci- Laporan dan Analisa Berita Media Cetak Bidang Cipta Karya. Edisi: Januari 2014
- Laporan dan Analisa Berita Media Cetak Bidang Cipta Karya Edisi: Januari 2014 Executive Summary Pada bulan Januari 2014, berita yang terkait Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJCK) berjumlah 19 berita,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggal yang terdiri dari beberapa tempat hunian. Rumah adalah bagian yang utuh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permukiman merupakan bagian dari lingkungan hidup baik berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal yang terdiri dari
Lebih terperinciBab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi
3.1. Visi dan misi sanitasi Bab 3 Kerangka Pengembangan Sanitasi Dalam rangka merumuskan visi misi sanitasi Kabupaten Lampung Tengah perlu adanya gambaran Visi dan Misi Kabupaten Lampung Tengah sebagai
Lebih terperinciMenuju Pembangunan Permukiman yang Berkelanjutan
Menuju Pembangunan Permukiman yang Berkelanjutan Urbanisasi dan Pentingnya Kota Tingginya laju urbanisasi menyebabkan semakin padatnya perkotaan di Indonesia dan dunia. 2010 2050 >50% penduduk dunia tinggal
Lebih terperinciBAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA
BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA Bab empat ini merupakan inti dari Strategi Sanitasi Kota Bontang tahun 2011-2015 yang akan memaparkan antara lain tujuan, sasaran, tahapan pencapaian
Lebih terperinciLaporan dan Analisa Berita Media Cetak Bidang Cipta Karya. Edisi: Oktober 2013
Laporan dan Analisa Berita Media Cetak Bidang Cipta Karya Edisi: Oktober 2013 Executive Summary Pada bulan Oktober 2013, berita yang terkait Direktorat Jenderal Cipta Karya (DJCK) berjumlah 30 berita,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI
RINGKASAN EKSEKUTIF Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (Program PPSP) merupakan program yang dimaksudkan untuk mengarusutamakan pembangunan sanitasi dalam pembangunan, sehingga sanitasi
Lebih terperinciR a p a t K O N R E G 2017 J a k a r t a, 9 J u n i TEMA : Memacu Investasi Dan Infrastruktur Untuk Pertumbuhan Dan Pemerataan
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT ARAHAN MENTERI PUPR Penutupan R a p a t K O N R E G 2017 J a k a r t a, 9 J u n i 2 0 1 7 TEMA : Memacu Investasi Dan Infrastruktur Untuk Pertumbuhan Dan
Lebih terperinciStrategi Sanitasi Kabupaten Pasaman. ( Refisi 2012 ) I.1
1.1. Latar Belakang. Dalam kontek Program Pembangunan Sektor Sanitasi Indonesia (ISSDP), sanitasi didefinisikan sebagai tindakan memastikan pembuangan tinja, sullage dan limbah padat agar lingkungan rumah
Lebih terperinciTujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs): Refleksi dan Strategi Penanggulangan Kemiskinan di Indonesia Wahyuningsih Darajati Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air Kementerian PPN/Bappenas
Lebih terperinciPENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup,
Lebih terperinciTAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I SUMBER DAYA AIR. Air Minum. Penyediaan. Sistem. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 345 Tahun 2015) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciUniversal Access cakupan akses 100% untuk air minum dan sanitasi dalam rangka. 1.1 Latar Belakang
. Latar Belakang Sanitasi sebagai salah satu aspek pembangunan memiliki fungsi penting dalam menunjang tingkat kesejahteraan masyarakat, karena berkaitan dengan kesehatan, pola hidup, kondisi lingkungan
Lebih terperinciBuku Putih Sanitasi Kota Bogor
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi sanitasi merupakan salah satu komponen yang ikut mempengaruhi kondisi kesehatan masyarakat dan lingkungan yang secara tidak langsung juga turut berkontribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencapaian target MDGs di bidang sanitasi memerlukan kebijakan dan strategi yang efektif. Oleh karena itu, diperlukan berbagai program dan kegiatan yang terukur dan
Lebih terperinciPENAJAMAN RENCANA PROGRAM TA Ditjen. Pembiayaan Perumahan
Kementerian Pekerjaan Umum dan Rakyat Direktorat Jenderal Pembiayaan PENAJAMAN RENCANA PROGRAM TA. 2018 Ditjen. Pembiayaan Disampaikan dalam rangka: Konsultasi Regional Kementerian PUPR Tahun 2017 Oleh:
Lebih terperinciSTRATEGI PERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH
STRATEGI PERCEPATAN PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH Jakarta, 5 September 2017 KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT DIREKTORAT PENGEMBANGAN SPAM - DJCK Outline Target, Capaian dan Isu Strategis Penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN MEMORANDUM PROGRAM SANITASI (MPS) 1.1 Latar Belakang.
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Pemerintah Indonesia mempunyai komitmen sangat kuat untuk mencapai salah satu target dalam Millenium Development Goals (MDGs), yaitu menurunnya jumlah penduduk yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu target MDGS adalah mengurangi separuh penduduk pada tahun 2015 yang tidak memiliki akses air minum yang sehat serta penanganan sanitasi dasar. Sehubungan
Lebih terperinciKementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Permukiman
Kementerian Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Cipta Karya Direktorat Pengembangan Permukiman Permukiman Kumuh : RPJPN 2005-2024 TANTANGAN BERTAMBAHNYA LUASAN PERMUKIMAN KUMUH*: 2004 = 54.000 Ha 2009 =
Lebih terperinciGAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG
GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG Pemerintah Indonesia memiliki komitmen untuk melanjutkan keberhasilan capaian target Millennium Development Goals sektor Air Minum dan Sanitasi (WSS-MDG),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) merupakan dokumen perencanaan jangka menengah (5 tahun) yang memberikan arah bagi pengembangan sanitasi di Kabupaten Cilacap karena
Lebih terperinciBuletin Warta Desa. Tentang Program Kotaku. Manfaat & Target Program. Tujuan. Tujuan Antara
Tentang Program Kotaku Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) adalah program pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh nasional yang merupakan penjabaran dari pelaksanaan Rencana Strategis Direktorat
Lebih terperinciKEBIJAKAN dan STRATEGI PENYEDIAAN PERUMAHAN TA
KEBIJAKAN dan STRATEGI PENYEDIAAN PERUMAHAN TA 2015-2019 DIREKTORAT PERENCANAAN PENYEDIAAN PERUMAHAN DIREKTORAT JENDERAL PENYEDIAAN PERUMAHAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT 1 LANDASAN
Lebih terperinciIV.B.7. Urusan Wajib Perumahan
7. URUSAN PERUMAHAN Kebijakan dan strategi pelaksanaan urusan perumahan oleh Pemerintah Kabupaten Wonosobo disusun dengan memperhatikan indikator-indikator capaian program yang merupakan Standar Pelayanan
Lebih terperinciPEMUTAKHIRAN SSK LAMPUNG TIMUR Tahun 2016
Created on 10/3/2016 at 9:8:38 Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk memenuhi target pembangunan sektor sanitasi, yang meliputi pengelolaan air limbah domestik, pengelolaan persampahan, dan
Lebih terperinciSambutan Pembukaan. Ir. Hadi Sucahyono MPP., PH.D. Direktur Pengembangan Permukiman. Ditjen Cipta Karya - Kementerian PU-PERA.
Sambutan Pembukaan Ir. Hadi Sucahyono MPP., PH.D Direktur Pengembangan Permukiman Ditjen Cipta Karya - Kementerian PU-PERA Pada Acara Rapat Koordinasi Nasional Program Peningkatan Kualitas Permukiman (P2KP)
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1. Visi dan Misi Sanitasi Visi merupakan harapan kondisi ideal masa mendatang yang terukur sebagai arah dari berbagai upaya sistematis dari setiap elemen dalam
Lebih terperinciSURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK LANJUTAN
SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK LANJUTAN TAHUN ANGGARAN 213 NOMOR DIPA-33.5-/213 DS 11-823-4351-5822 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara.
Lebih terperinciPENJELASAN SUBTEMA IDF. Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago
PENJELASAN SUBTEMA IDF Pathways to Tackle Regional Disparities Across the Archipelago 2018 DISPARITAS REGIONAL Dalam Nawacita, salah satu program prioritas Presiden Joko Widodo adalah membangun Indonesia
Lebih terperinciLAMPIRAN A. Sejarah Program Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia ( )
LAMPIRAN A Sejarah Program Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia (1970-2000) LAMPIRAN A Sejarah Program Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan di Indonesia (1970-2000) Bagian
Lebih terperinciINDONESIA NEW URBAN ACTION
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH KEMITRAAN HABITAT Partnership for Sustainable Urban Development Aksi Bersama Mewujudkan Pembangunan Wilayah dan
Lebih terperinciKEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya
KEBIJAKAN DAN RENCANA PELAKSANAAN PNPM MANDIRI PERKOTAAN TAHUN 2014-2015 Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan Direktorat Jenderal Cipta Karya LINGKUP PAPARAN 1 Pendahuluan 2 Landasan Kebijakan 3 Arah
Lebih terperinci2018, No Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73, Tambahan Lembaran
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.34, 2018 KEMENPU-PR. DAK Infrastruktur PU-PR. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PRT/M/2017 TENTANG PETUNJUK
Lebih terperinciBAB 5 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI
BAB 5 PROGRAM, KEGIATAN DAN INDIKASI PENDANAAN SANITASI 5.1. Ringkasan Program dan kegiatan percepatan pembangunan sanitasi Kabupaten Luwu disusun untuk mengatasi masalah sanitasi di Kabupaten Luwu dalam
Lebih terperinciDAFTAR USULAN RENCANA KEGIATAN KABUPATEN / KOTA... YANG BERSUMBER DARI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TAHUN ANGGARAN 2017
DAFTAR USULAN RENCANA KEGIATAN KABUPATEN / KOTA... YANG BERSUMBER DARI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) TAHUN ANGGARAN 2017 3. BIDANG INFRASTRUKTUR PERUMAHAN, AIR MINUM DAN SANITASI NO. KEGIATAN TARGET DANA LOKASI
Lebih terperinciOleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan. Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri Perkotaan
KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM PENANGANAN PERMUKIMAN KUMUH Oleh : Kasubdit Wilayah II Direktorat Penataan Bangunan dan LIngkungan Disampaikan dalam Workshop Persiapan Penanganan Kumuh PNPM Mandiri
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN KEBERSIHAN KABUPATEN GROBOGAN Tahun 2011 sd Tahun 2016
RENCANA STRATEGIS DINAS CIPTA KARYA TATA RUANG DAN KEBERSIHAN KABUPATEN GROBOGAN Tahun 2011 sd Tahun 2016 1. VISI Tersedianya infrastruktur pekerjaan umum bidang keciptakaryaan dan penataan ruang yang
Lebih terperinciKERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kerangka pengembangan sanitasi yang mencakup tiga sub sector yairu air limbah, sampah dan drainase. Dalam pembahasan bab ini mencakup
Lebih terperinciIsu Strategis
Isu Strategis 2015-2019 Masih rendahnya akses aman air minum (rata-rata Nasional masih di bawah 70%) Terbatasnya opsi pendanaan (APBN terbatas, APBD minim, KPS belum kondusif) Belum memadainya kapasitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sasaran Pembangunan Millennium (Millennium Development Goals atau disingkat dalam bahasa Inggris MDGs) adalah delapan tujuan yang diupayakan untuk dicapai pada tahun
Lebih terperinciBAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI
BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI 3.1 Visi Misi Sanitasi Visi dan misi Kota Tomohon yang akan di capai yang terkandung dalam RPJMD dan disesuaikan dengan visi dan misi sanitasi yang terdapat dalam
Lebih terperinciPembangunan dan Pengembangan Permukiman Berdasarkan IMAN
Pembangunan dan Pengembangan Permukiman Berdasarkan IMAN #Pecha Kucha 12-DJCK 15 Agustus 2014 HADI SUCAHYONO HARI INI LEBIH BAIK DARI KEMARIN HARI ESOK LEBIH BAIK DARI HARI PROKLAMASI 17 AGUSTUS 1945 UUD
Lebih terperinciRakor Evaluasi TA 2016 & Persiapan TA 2017 Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN SPAM PADA PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN
D IR E K T OR A T P E NGEMBANGAN SIST E M P E NY E D IA A N A IR M INUM D IR E K T OR A T J E NDERAL C IP T A K A R Y A K E M E NT E R IA N P E K E R J A A N U M U M D A N P E R U M A H A N R A K Y A T
Lebih terperinciKEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MINAPOLITAN
KEGIATAN PERDESAAN POTENSIAL DUKUNGAN INFRASTRUKTUR KE-CIPTA KARYA-AN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR MINAPOLITAN RAPAT KOORDINASI MINAPOLITAN TAHUN 2014 BATAM 21 23 SEPTEMBER 2014 DIREKTORAT PENGEMBANGAN
Lebih terperinciBAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi
BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi 2.1. Visi Misi Sanitasi Visi Kabupaten Pohuwato Tabel 2.1: Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten/Kota Misi Kabupaten Pohuwato Visi Sanitasi Kabupaten Pohuwato Misi Sanitasi
Lebih terperinciLAPORAN PENELITIAN KELOMPOK BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL TAHUN 2015 JUDUL:
LAPORAN PENELITIAN KELOMPOK BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL TAHUN 2015 JUDUL: PENYEDIAAN AIR BERSIH:STUDI PERAN PEMERINTAH, PEMERINTAH DAERAH, SWASTA DAN MASYARAKAT DI PROVINSI JAWA BARAT DAN SUMATERA SELATAN
Lebih terperinciDIREKTUR PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
SAMBUTAN PENUTUPAN DIREKTUR PENGEMBANGAN SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA dalam Rapat Koordinasi Nasional Asosiasi Pengelola SPAMS Perdesaan Tahun 2018 Yang Terhormat, Asosiasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi eksisting sanitasi di perkotaan masih sangat memprihatinkan karena secara pembangunan sanitasi tak mampu mengejar pertambahan jumlah penduduk yang semakin
Lebih terperinciBab 1 Pendahuluan PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KUDUS. Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG
1.1. LATAR BELAKANG Bab 1 Sektor sanitasi merupakan sektor yang termasuk tertinggal jika dibandingkan dengan sektor lain. Berdasarkan data yang dirilis oleh UNDP dan Asia Pacific MDGs Report 2010, disampaikan
Lebih terperinci