Sintesis dan Karakterisasi Cairan Ionik Cis- Oleil Imidazolinium Tetrakloroferrat(III) Ahmad Sanusi, Ahmad Mudzakir, Iqbal Musthapa ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Sintesis dan Karakterisasi Cairan Ionik Cis- Oleil Imidazolinium Tetrakloroferrat(III) Ahmad Sanusi, Ahmad Mudzakir, Iqbal Musthapa ABSTRAK"

Transkripsi

1 Sintesis dan Karakterisasi Cairan Ionik Cis- Oleil Imidazolinium Ahmad Sanusi, Ahmad Mudzakir, Iqbal Musthapa ABSTRAK Penelitian yang dilakukan bertujuan mensintesis dan menghidrolisis cairan ionik cis- oleil imidazolinium tetrakloroferrat(iii). Cairan ionik ini disintesis dengan metode padat-padat dari senyawa cis-oleil imidazolinium klorida dengan FeCl3.6H2O. Karakterisasi struktur, dilakukan dengan FTIR, Mass Spectroscopy dan XRF sedangkan untuk sifat fisikokimianya dikarakterisasi dengan SRV, Susceptibility Meter dan TG-DTA. Berdasarkan hasil SRV didapatkan nilai koefisien friksi sebesar 0,027 dengan ketahanan friksi selama 60 menit. Hasil susceptibility meter memberikan nilai suseptibilitas magnet sebesar 6,3 x 10-5 SI. Hasil uji TG-DTA menunjukkan titik dekomposisi material pada 230 C. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tersebut, diharapkan bahwa cairan ionik ini dapat digunakan sebagai material pelumas media magnetik. Kata kunci: pelumas media magnetik, cis- oleil imidazolinium tetrakloroferrat(iii), koefisien friksi, suseptibilitas magnetik, kestabilan termal. ABSTRACT Synthesized and characterized of ionik liquid in oleil and imidazolinium tetra chloro ferat was caried out. This material synthesized using solid-solid methode from cis-oleil chloride imidazolinium FeCl3.6H2O. Structure characterization, the material is characterized by FTIR, Mass Spectroscopy and XRF while for its physical-chemistry properties is characterized by SRV, Susceptibility Meter and TG-DTA. SRV results is obtaining that friction coefficient of the material is with resistance of friction for 60 minutes. The results of susceptibility meter give a magnetic susceptibility is amount 6.3 x 10-5 SI. TG-DTA test results show that material decomposition point at 230 C. The test results indicate that the material that has been synthesized is can be used as a lubricant for magnetic media. Keywords: magnetic media lubricants, cis-oleyl imidazolinium tetrakloroferrat(iii), the coefficient of friction, magnetic susceptibility, thermal stability. PENDAHULUAN Cairan yang hanya tersusun oleh ion-ion disebut cairan ionik (Hayashi dan Hamaguchi, 2004). Cairan ionik pada awalnya dikembangkan oleh para elektrokimiawan untuk digunakan sebagai elektrolit pada baterai atau untuk elektrodeposisi logam. Cairan ionik menjadi material penting dan menarik karena memiliki karakteristik tertentu seperti tekanan

2 uap dapat diabaikan, tidak mudah terbakar, stabilitas termal yang tinggi, titik leleh yang rendah, cairan memberikan rentang temperatur yang luas, dapat mengontrol daya campur dengan senyawa-senyawa organik. Cairan ionik telah digunakan pada berbagai bidang diantaranya sebagai elektrolit pada sel surya (Hard ian, 2009), biokatalis (Lee, 2007 ), elektrolit/sel bahan bakar (Brennecke, dan Maginn, 2001), dan fluida penghantar panas (Ye, et.al., 2001). Dalam konteks ini, cairan ionik alkil-imidazolium tetrafluoroborat telah dilaporkan memiliki sifat pelumas untuk kontak baja-baja, baja-aluminium, bajatembaga, baja-sio2, Si3N4-SiO2, baja- Si(100), baja-sialon keramik dan Si3N4-sialon keramik. Uji kinerja terhadap hal ini menunjukkan hasil penurunan friksi yang sangat baik, kinerja antiwear dan pengangkut beban berkapasitas tinggi (Ye C., Liu W., Chen Y., dan Yu L., 2001). Namun, pada aplikasi sebagai pelumas media magnet diperlukan material yang bersifat paramagnetik dikarenakan pelumas biasa seperti perfluoropolieter (PTFE) tidak dapat bekerja dengan baik pada media ini (Kondo, 2011). Dalam dekade ini, sintesis cairan ionik paramagnetik telah dilakukan oleh Hayashi dan Hamaguchi (2004) yang melaporkan bahwa [bmim]fecl4 memiliki kerentanan magnetik sebesar 40, emu g -1 dengan memanfaatkan kompleks spin tinggi yang dimiliki FeCl4 -. Penelitian yang dilakukan diarahkan untuk memanfaatkan sumber terbarukan lokal, yakni asam lemak dan memberikan nilai tambah terhadap sumber tersebut untuk dapat digunakan sebagai bahan pelumas pada media magnet. Bahan pelumas yang akan dikembangkan adalah cairan ionik berbasis garam fatty imidazolinium. Garam fatty imidazolinium ini dapat disintesis dari asam lemak (Bajpai dan Tyagi, 2008), sehingga dimungkinkan untuk mendapatkan garam ini dari sumber terbarukan lokal seperti minyak sawit dan minyak nabati lainnya. Penggunaan anion tetrakloroferrat(iii), FeCl4 - pada material baru ini diharapkan memiliki karakter tribologi yang handal untuk digunakan sebagai pelumas pada media magnet yang mampu mengurangi gesekan pada permukaan tiap piranti di dalam drive penyimpan data dimana terdapat suatu disc dan head yang berinteraksi secara magnetik dan terus bergesekan selama proses pembacaan atau penulisan informasi berlangsung. METODA PENELITIAN 1.Sintesis Cis- Oleil Imidazolin Sebanyak 20 mmol dietilenatriamina (DETA) dan 40 mmol cis- oleat dimasukkan ke dalam gelas kimia kemudian diaduk hingga merata. Campuran pereaksi diiridiasi menggunakan microwave pada daya 800 watt selama 30 detik. Campuran dipindahkan ke dalam labu dasar bulat leher tiga. Etilasetat ditambahkan sebanyak 80 ml dan campuran kemudian dipanaskan sampai mendekati titik didih etilasetat (40 o C) selama 30 menit. Larutan dipekatkan menggunakan rotatory evaporator.

3 2.Sintesis Cis- Oleil Imidazolinium Iodida Sebanyak 0,01 mol cis- oleil imidazolin dilarutkan dalam metilen klorida dan dimasukkan ke dalam labu dasar bulat leher tiga. Ke dalam labu dasar bulat ditambahkan 0,02 mol metil iodida, selanjutnya campuran di refluks pada suhu konstan 40 o C sambil diaduk dengan magnetic stirrer selama 4 jam. Hasilnya dikeringkan dengan menggunakan rotatory evaporator pada suhu 80 o C. 3. Sintesis Cis- Oleil Imidazolinium Klorida Sebanyak 0,01 mol fatty imidazolinium iodida dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer yang telah dibungkus oleh alumunium foil kemudian dilarutkan dalam 100 ml methanol dan ditambahkan 0,01 mol AgCl. Larutan diaduk menggunakan magnetic stirrer selama 2 jam. Hasil yang diperoleh didekantasi dan diuapkan pada lemari asam selama 3 hari. 4.Sintesis Cis- Oleil Imidazolinium Sintesis ini dilakukan dengan metode padat-padat tanpa menggunakan pelarut. Sebanyak 0,005 mol fatty imidazolinium dimasukkan ke dalam gelas kimia pyrex 25 ml dan ditambahkan dengan 0,005 mol besi(iii) klorida. Campuran diaduk selama 2 jam. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Sintesis Cis- Oleil Imidazolin Berdasarkan gambar 1, dapat diketahui cara mensintesis cis- oleil imidazolin yaitu dengan mereaksikan asam cis- oleat dan dietilenatriamin dengan perbandingan mol 2 : 1 (Bajpai, et.al., 2008). Reaksi ini dilakukan di bawah irradiasi microwave untuk mereduksi penggunaan pelarut (Adijaya, 2011) dan memberikan hasil sebanyak 7,9 gram dengan perhitungan % randemen sebesar 64,24 %. Gambar 1 Reaksi Sintesis Cis- Oleil Imidazolin Gambar 2 Spektra FTIR Cis- Oleil Imidazolin Berdasarkan gambar 2, terdapatnya peak yang menjulur pada bilangan gelombang 3309,6 cm -1 menunjukkan hanya ada satu ikatan N-H yang diasumsikan telah terjadi ikatan antara asam oleat dan DETA. Selain itu, bilangan gelombang pada 1544,9 cm -1 menunjukkan ikatan

4 C=N yang diasumsikan telah terjadi siklisasi pada cincin imidazol. 2. Sintesis Cis- Oleil Imidazolinium Iodida Sintesis cis- oleil imidazolinium iodida dilakukan dengan mereaksikan cis- oleil imidazolin dan metil iodida dengan perbandingan mol 1:1,5 dan pelarut metilen klorida secukupnya. Metil iodida merupakan suatu agen pengkuartener yang sering digunakan karena antara metil dan iodida memiliki perbedaan keelektronegatifan yang cukup besar. Campuran direfluks pada suhu 40 o C (di bawah titik didih metilen klorida) sambil diaduk menggunakan magnetic stirrer selama 4 jam. Campuran kemudian dievaporasi pada suhu 60 o C hingga terbentuk pasta. Gambar 3 Reaksi Metilasi Kuartenerisasi Cis- Oleil Imidazolin dengan Metil Iodida Apabila gambar 4 dan gambar 2 dibandingkan terlihat adanya perubahan pada beberapa peak, khususnya didaerah bilangan gelombang 1720 cm cm -1 dimana peak pada spektra cis- oleil imidazolinium iodida cenderung bergeser ke bilangan gelombang yang lebih besar. Hal ini terjadi karena anion iodida memiliki kecenderungan untuk menarik elektron dari cis- oleil imidazolinium. Selain itu, ditunjukkan juga dengan bergesernya bilangan gelombang ikatan C-N ke bilangan gelombang 1377 cm -1 yang menunjukkan telah adanya ikatan C- N baru. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sintesis cis- oleil imidazolinium iodida telah berhasil dilakukan. 3. Sintesis Cis- Oleil Imidazolinium Klorida Pada sintesis cis- oleil imidazolinium klorida digunakan perak klorida sebagai agen pengganti anion dengan memanfaatkan prinsip Hard-Soft Acid-Base (HSAB) dimana Ag + yang termasuk acid soft akan lebih kuat apabila berikatan secara ionik dengan I - yang termasuk base soft. Gambar 5 Mekanisme Reaksi Sintesis Cis- Oleil Imidazolinium Klorida Gambar 4 Spektra FTIR Cis- Oleil Imidazolinium Iodida Perbandingan mol cis- oleil imidazolin iodida dengan perak klorida adalah 1:1 dan pelarut metanol secukupnya. Cis- oleil

5 imidazolinium iodida dilarutkan dalam metanol secukupnya kemudian ditambahkan perak klorida dan diaduk menggunakan magnetic stirrer selama 3 jam tanpa pemanasan dan terhindar dari cahaya. Endapan berwarna kuning, perak iodida menandakan reaksi telah dilakukan. Campuran disaring, filtrat diuapkan pada suhu ruangan. Gambar 6 Spektra FTIR Cis- Oleil Imidazolinium Klorida Spektra FTIR cis- oleil imidazolinium klorida pada gambar 4 dibandingkan dengan spektra pada gambar 6 dan terlihat terjadinya overlap bilangan gelombang. Hal ini menunjukkan tidak terjadinya perubahan gugus fungsi yang telah ada sebelumnya. berhasil juga mendukung hasil pengamatan sebelumnya dimana terdapat endapan berwarna kuning yang diasumsikan perak iodida. Hal ini menunjukkan reaksi pergantian anion telah terjadi. 4. Sintesis Cis- Oleil Imidazolinium Sintesis cis- oleil imidazolinium tetrakloroferrat(iii) dilakukan dengan metode padatpadat, yakni dengan mencampurkan cis- oleil imidazolinium klorida dan besi(iii) klorida tanpa menggunakan pelarut dengan perbandingan jumlah mol 1 : 1. Hasil yang diperoleh berupa pasta yang lebih encer dari cis- oleil imidazolinium klorida dengan warna hitam kecoklatan (gambar 8). Gambar 8 Cis- Oleil Imidazolinium Karakterisasi Struktur Cis- Oleil Imidazolinium Gambar 7 Hasil Uji XRF Cis- Oleil Imidazolinium Klorida Berdasarkan gambar 7, terdapat data persentase unsur klorida didalam senyawa sebanyak 3,64 %. Hal ini menunjukkan bahwa reaksi penggantian anion telah Analisis FTIR (Fourier Transform Infra Red) Karakterisasi struktrur cisoleil imidazolinium tetrakloroferrat(iii) yang dilakukan menggunakan FTIR (Gambar 9) menunjukkan terdapatnya pergeseran bilangan gelombang diantara 1400 cm -1 dan 1750 cm -1 ke arah bilangan gelombang yang lebih kecil untuk

6 gugus fungsi yang sama dengan cisoleil imidazolinium klorida, hal ini diindikasikan terjadi karena adanya gangguan vibrasi dari anion kompleks FeCl4 - terhadap beberapa gugus fungsi yang terdapat pada cisoleil imidazolinium sehingga gugus fungsi tidak dapat bervibrasi pada bilangan gelombang yang semestinya. Gambar 9 Spektra FTIR Cis- Oleil Imidazolinium Analisis Spektroskopi Massa (Mass Spectroscopy) molekul 630,0885 gram/mol sebagai fraksi pada senyawa yang dibentuk. Analisis XRF (X-Ray Fluorescence) Berdasarkan gambar 11 didapatkan data % konsentrasi unsurunsur di dalam senyawa, yakni klorida sebanyak 13,306 %, besi sebanyak 6.88 % dan CH2 sebanyak 79,75 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komposisi terbesar dari senyawa yang disintesis adalah senyawa karbon yang berasal dari rantai asam oleat dengan tambahan komposisi lain, klorida dan besi. Selain itu, untuk menganalisis adanya reaksi dilakukan perbandingan persentase keberadaan klorida dengan hasil uji XRF cisoleil imidazolinium klorida (Gambar 7) dan disimpulkan bahwa persentase klorida pada cis- oleil imidazolinium tetrakloroferrat(iii) jauh lebih besar dibandingkan persentase klorida pada cis- oleil imidazolinium klorida. Gambar 11 Hasil Uji XRF Cis- Oleil Imidazolinium Gambar 10 Spektra Massa Cis- Oleil Imidazolinium Analisis struktur yang menggunakan Mass Spectroscopy (MS) (Gambar 10 ) menunjukkan terbentuknya puncak pada bilangan massa 630 m/z. Data tersebut dapat diasumsikan adanya kation cis- oleil imidazolinium yang memiliki massa Karakterisasi Fisikokimia Analisis SRV Menurut konsep tribologi, semakin kecil koefisien friksi yang dimiliki oleh suatu material maka semakin besar reduksi friksi yang dihasilkan dan sebaliknya. Semakin besar reduksi friksi yang dihasilkan dapat memperpanjang usia pemakaian alat. Tabel 1 menunjukkan bahwa cisoleil imidazolinium

7 tetrakloroferrat(iii) memiliki nilai koefisien friksi paling kecil. Hasil ini menyimpulkan bahwa senyawa tersebut memiliki kemampuan mereduksi friksi paling besar sehingga berpotensi digunakan sebagai bahan pelumas. Tabel 1 Perbandingan Nilai Koefisien Friksi dan Wear dari Cis- Oleil Imidazolinium dengan Pelumas Lainnya Senyawa Koefis ien friksi Wear (mm) Cis- oleil imidazoli nium tetrakloro ferrat(iii) Cis- oleil imidazoli nium iodida** ** Base oil* Perfluoro polyeter* * Proprieta ry oil* Standar grease** * Ket: *) Hargreaves D.J., 2006 **) Ye, C., et al., 2001 ***) ASTM D5707, 2006 ****) Kharisman, 2010 Ketaha nan friksi (menit) 0,027 1, ,078 0, , ,120 0, , ,115 0, Analisis Suseptibilitas Magnetik (Susceptibility Meter) Untuk menjadi pelumas media magnetik, diperlukan pelumas yang memiliki sifat paramagnetik agar dapat terjadi interaksi yang baik antara head dengan disc pada media magnetik. Tabel 2 menunjukkan bahwa respon cis- oleil imidazolinium tetrakloroferrat(iii) terhadap medan magnet sebesar 6,3 ± 0,5 x 10-5 SI. Respon tersebut diasumsikan terjadi karena adanya 5 elektron tidak berpasangan yang dimiliki logam besi(iii). Pengaruh yang sangat besar diberikan oleh anion klorida yang merupakan ligan bermedan lemah. Ligan bermedan lemah merupakan ligan yang tidak memiliki kemampuan untuk mendesak elekton tidak berpasangan menjadi berpasangan. Oleh karena itu, dengan adanya anion klorida maka jumlah elektron tidak berpasangan pada besi(iii) tetap 5 elektron. Elektron-elektron yang tidak berpasangan tersebut dapat bergerak bebas untuk melakukan spin dan merespon dengan baik apabila terdapat rangsangan luar seperti medan magnet. Berdasarkan analisa tersebut dapat disimpulkan bahwa cis- oleil imidazolinium tetrakloroferrat(iii) memiliki spin tinggi sehingga dapat merespon terhadap medan magnet. Tabel 2 Data Hasil Pengukuran Suseptibilitas Magnetik Pengukuran ke- KLF (x10-5 SI) 1 6,3 2 6,8 3 5,4 4 6,5 5 6,5 Rata-rata 6,3 Standar Deviasi 0,5

8 Analisis TG-DTA ( Termal Gravimetric-Differential Termal Analysis) Gambar 12 Kurva TG-DTA Cis- Oleil Imidazolinium Garis merah merupakan kurva yang menunjukkan perubahan massa (dalam %) terhadap suhu (TG, Termalgravimetric). Garis biru pada kurva menunjukkan perubahan energi terhadap suhu (DTA, Differential Termal Analysis). Titik dekomposisi diketahui dari kurva perubahan massa terhadap suhu (garis merah), dimana Td (titik dekomposisi) merupakan suhu ketika % massa berharga sekitar 50 % yakni pada suhu 230 C. Dengan demikian, senyawa ini akan bekerja optimum pada suhu dibawah 230 C. Apabila merujuk pada studi yang dilakukan oleh Fox, et. al. (1997) yang menyebutkan bahwa pelumas magnetik yang mengandung logam Fe akan beroperasi dengan baik pada suhu C, cis- oleil imidazolinium ini dapat digunakan sebagai pelumas paramagnetik. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan, cis- oleil imidazolinium tetrakoroferrat(iii) memiliki titik dekomposisi pada suhu 230 C, koefisien friksi 0,0207 dan suseptibilitas magnetik sebesar 6,3 x 10-5 SI. Sehingga dapat disimpulkan bahwa cis- oleil imidazolinium berpotensi digunakan sebagai pelumas media magnetik. DAFTAR PUSTAKA Adijaya, A. (2011). Fabrikasi dan Karakterisasi Material Gel Pemancar Cahaya Menggunakan Elektrolit Kristal Cair Ionik cis-oleil- Imidazolinium Iodida dan Emitter Ekstrak Tumbuhan. Program Studi Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA UPI, Skripsi. ASTM D (2006). Standard test Method for Measuring Friction and Wear Properties of Lubricating Grease Using a Highfrequency, Linear- Oscillation (SRV) Test Machine. ASTM International, 100 Barr Harbor Drive, United States. Bajpai, D. dan Tyagi, V. K. ( 2008). Microwave Synthesis of Cationic Fatty Imidazolines and their Characterization. AOCS. Brennecke, J.F. dan Maginn, E.J. (2001). Ionic Liquids: Innovative Fluids for Chemical Processing. AICthe Journal, 47, 11, Fox, M., Picken, J., Symons, M. dan Thomson, A. (1997). Paramagnetic Species in I/C Engine Top Ring Zone Lubricant Samples. Tribologi International Vol. 30, No. 6. Pp , 1997.

9 Hardian, A. (2009). Sintesis dan karakterisasi kristal cair ionik berbasis garam fatty imidazolinium sebagai elektrolit redoks pada sel surya tersensitisasi zat warna. Program Studi Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA UPI, Skripsi. Hargreaves, D. J. Dan Tang, J. C. H.. (2006). Assesing Friction Characteristics of Liquid Lubricant. Tribotest 12(4):pp Hayashi, S. dan Hamaguchi, H. (2004). Discovery of Magnetic Ionic Liquid [bmim] FeCl4. Chemistry Letters Vol. 33, No. 12. Kharisman, R. A.. (2010). Kinerja Cairan Ionik Berbasis Kation Fatty Imidazolinium sebagai Bahan Pelumas. Program Studi Kimia, Jurusan Pendidikan Kimia, FPMIPA UPI, Skripsi. Kondo, H. (2011). Ionic Liquid Lubricant with Ammonium Salts for Magnetic Media. Applications of Ionic Liquids in Science and Technology. Lee, S., Ha, S., You, C., dan Koo, Y. (2007). Recovery of Magnetic Ionic Liquid [bmim]fecl4 Using Electromagnet. Korean j. Chem. Eng, 24(3), Ye, C., Liu, W., Chen, Y., dan Yu, L. (2001). Room-Temperature Ionic Liquids: a Novel Versatile Lubricant. Chem. Commun.

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai dari Januari sampai Juli Sintesis cisoleil

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai dari Januari sampai Juli Sintesis cisoleil 19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai dari Januari sampai Juli 2012. Sintesis cisoleil imidazolinium tetrakloroferrat(iii) dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan kertas magnetik dengan metode yang lebih sederhana yaitu dengan metode impregnasi. Tahap-tahap yang dilakukan adalah sintesis cairan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak minggu ke-4 bulan Januari sampai

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak minggu ke-4 bulan Januari sampai 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai sejak minggu ke-4 bulan Januari sampai minggu ke-4 bulan September 2012. Sintesis cairan ionik dan fabrikasi material

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai Oktober 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai Oktober 2012. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai Oktober 2012. Tahapan sintesis dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN A. BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dimulai pada bulan Januari tahun 2014 hingga bulan Januari tahun 2015. Semua tahapan penelitian di lakukan di Laboratorium Riset

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010.

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai dengan Juli 2010. Sintesis cairan ionik, sulfonasi kitosan, impregnasi cairan ionik, analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai Juli Sintesis

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai Juli Sintesis BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari sampai Juli 2011. Sintesis cairan ionik, studi kelarutan selulosa dan hidrolisis pengkompositan selulosa ganggang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui potensi cairan ionik cis-oleilimidazolinium asetat sebagai pelarut dalam proses exfoliasi grafit menjadi grafena. Pelaksaaan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian ini dimulai sejak Januari sampai dengan Juni 2013. Penelitian yang dilakukan ialah sintesis cairan ionik, pertukaran anion, studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai Juli 2010 di Laboratorium Riset Jurusan Pendidikann Kimia UPI. Karakterisasi dengan menggunakan spektrofotometer

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PEELITIA 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai sejak minggu ke-4 bulan Januari sampai Juni 2013 di Laboratorium iset Kimia Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode penelitian yang telah dilakukan. Sub bab pertama diuraikan mengenai waktu dan lokasi penelitian, desain penelitian, alat dan bahan

Lebih terperinci

PREPARASI DAN KARAKTERISASI BENTONIT TERMODIFIKASI SURFAKTAN KATIONIK FATTY IMIDAZOLINIUM

PREPARASI DAN KARAKTERISASI BENTONIT TERMODIFIKASI SURFAKTAN KATIONIK FATTY IMIDAZOLINIUM Vol 1. o.2 ISS 2087-7412 Oktober 2010, Hal 112-120 PREPARASI DA KARAKTERISASI BETOIT TERMODIFIKASI SURFAKTA KATIOIK FATTY IMIDAZOLIIUM Iim Imron Rosyadi, Ahmad Mudzakir, dan Budiman Anwar Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi elektronika. Alternatif yang menarik datang dari fuel cell, yang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi elektronika. Alternatif yang menarik datang dari fuel cell, yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsumsi dunia terhadap energi listrik kian meningkat seiring pesatnya teknologi elektronika. Alternatif yang menarik datang dari fuel cell, yang diharapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum, metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi aspek

BAB III METODE PENELITIAN. Secara umum, metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi aspek BAB III METDE PEELITIA 3.1 Desain Penelitian Secara umum, metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi aspek sintesis imidazolin, metilasi imidazolin menjadi imidazolinium (sebagai zat inhibitor),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi dan permasalahan lingkungan yang menjadi polemik global saat

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi dan permasalahan lingkungan yang menjadi polemik global saat BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Krisis energi dan permasalahan lingkungan yang menjadi polemik global saat ini merupakan dampak dari terus berkembangnya kebutuhan manusia dan kemajuan teknologi.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini telah disintesis tiga cairan ionik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini telah disintesis tiga cairan ionik BAB IV HASIL DA PEMBAHASA Pada penelitian ini telah disintesis tiga cairan ionik berbasis garam benzotriazolium yaitu 1,3-metil oktadesil-1,2,3-benzotriazolium bromida 1, 1,3- metil heksadesil-1,2,3-benzotriazolium

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Preparasi 4.1.1 Sol Hasil preparasi bahan baku larutan MgO, larutan NH 4 H 2 PO 4, dan larutan ZrOCl 2. 8H 2 O dengan perbandingan mol 1:4:6 (Ikeda, et al. 1986) dicampurkan

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3

SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3 SINTESIS DAN KARAKTER SENYAWA KOMPLEKS Cu(II)-EDTA DAN Cu(II)- C 6 H 8 N 2 O 2 S Dian Nurvika 1, Suhartana 2, Pardoyo 3 1 Universitas Diponegoro/Kimia, Semarang (diannurvika_kimia08@yahoo.co.id) 2 Universitas

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Mensintesis Senyawa rganotimah Sebanyak 50 mmol atau 2 ekivalen senyawa maltol, C 6 H 6 3 (Mr=126) ditambahkan dalam 50 mmol atau 2 ekivalen larutan natrium hidroksida,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari 2011 sampai dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari 2011 sampai dengan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai sejak Februari 2011 sampai dengan September 2011 di Laboratorium Riset Kimia Material, Laboratorium Kimia Analitik

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga, 24 BAB III METODA PENELITIAN A. Alat dan Bahan 1. Alat Alat yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah semua alat gelas yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak bulan Maret sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian dimulai sejak bulan Maret sampai dengan bulan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pelaksanaan penelitian dimulai sejak bulan Maret sampai dengan bulan Desember 2010. Proses yang berkenaan dengan sintesis dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

5009 Sintesis tembaga ftalosianin

5009 Sintesis tembaga ftalosianin P 59 Sintesis tembaga ftalosianin (H H ) 6 Mo 7 2 2. H2 + 8 + CuCl H 2-8 H 3-8 C 2 - H 2 - HCl Cu C 8 H 3 CH 2 CuCl H 2 Mo 7 6 2. H 2 C 32 H 16 8 Cu (18.1) (6.1) (99.) (1235.9) (576.1) Literatur Classic

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian. Sintesis CaCu(CH 3 COO) 4.xH 2 O. Karakterisasi. Penentuan Rumus kimia

Bab III Metodologi Penelitian. Sintesis CaCu(CH 3 COO) 4.xH 2 O. Karakterisasi. Penentuan Rumus kimia Bab III Metodologi Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua bagian yaitu sintesis dan karakterisasi garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O. Pada sintesis garam rangkap tersebut dilakukan variasi perbandingan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu untuk sintesis di antaranya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu untuk sintesis di antaranya BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu untuk sintesis di antaranya adalah gelas kimia 100 ml (Pyrex), corong Buchner (Berlin), Erlenmeyer

Lebih terperinci

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. IV.1 Sintesis dan karaktrisasi garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. IV.1 Sintesis dan karaktrisasi garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Sintesis dan karaktrisasi garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O Garam rangkap CaCu(CH 3 COO) 4.6H 2 O telah diperoleh dari reaksi larutan kalsium asetat dengan

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1 Bahan dan Peralatan 3.1.1 Bahan-bahan yang Digunakan Bahan-bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah metanol, NaBH 4, iod, tetrahidrofuran (THF), KOH, metilen klorida,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Korosi merupakan fenomena kimia yang dapat menurunkan kualitas suatu

BAB I PENDAHULUAN. Korosi merupakan fenomena kimia yang dapat menurunkan kualitas suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Korosi merupakan fenomena kimia yang dapat menurunkan kualitas suatu bahan akibat berinteraksi dengan lingkungan yang bersifat korosif. Proses korosi adalah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu pada bulan Januari 2012 sampai April 2012 di Laboratorium Fisika Material, Laboratorium Kimia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 22 BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Produksi Furfural Bonggol jagung (corn cobs) yang digunakan dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dijemur 4-5 hari untuk menurunkan kandungan airnya, kemudian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aman, dan ramah lingkungan. Cairan ionik juga berperan dalam mempercepat

BAB I PENDAHULUAN. aman, dan ramah lingkungan. Cairan ionik juga berperan dalam mempercepat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penggunaan cairan ionik sebagai material baru tidak terlepas dari makin banyaknya tuntutan dunia industri yang membutuhkan material yang handal, aman, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Sintesis Cairan Ionik Turunan Imidazolin. Dalam penelitian ini, cairan ionik turunan imidazolin yang digunakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Sintesis Cairan Ionik Turunan Imidazolin. Dalam penelitian ini, cairan ionik turunan imidazolin yang digunakan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sintesis Cairan Ionik Turunan Imidazolin Dalam penelitian ini, cairan ionik turunan imidazolin yang digunakan sebagai inhibitor korosi baja karbon pada kondisi pertambangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab Bandung Barat. Sampel yang diambil berupa tanaman KPD. Penelitian berlangsung sekitar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan sejak bulan Februari hingga Agustus 2015. Ekstraksi hemin dan konversinya menjadi protoporfirin dilakukan di Laboratorium

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas BAB III METODE PENELITIAN Untuk mengetahui kinerja bentonit alami terhadap kualitas dan kuantitas minyak belut yang dihasilkan dari ekstraksi belut, dilakukan penelitian di Laboratorium Riset Kimia Makanan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Ucapan Terima Kasih... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran...

DAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Ucapan Terima Kasih... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran... DAFTAR ISI Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Ucapan Terima Kasih... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Lampiran... i ii iii iv v vii viii x BAB I. Pendahuluan A. Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- 18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang- Cihideung. Sampel yang diambil adalah CAF. Penelitian

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan Bahan Peralatan yang diperlukan pada penelitian ini meliputi seperangkat alat gelas laboratorium kimia (botol semprot, gelas kimia, labu takar, erlenmeyer, corong

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan 25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 6 bulan dari bulan Februari sampai dengan Agustus 2011 di laboratorium Riset Jurusan Pendidikan Kimia Fakultas

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Peralatan Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan sejak bulan Februari sampai dengan bulan Juni

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan sejak bulan Februari sampai dengan bulan Juni BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan sejak bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2010 di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material, Laboratorium Kimia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer

BAB III METODE PENELITIAN. Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Preparasi selulosa bakterial dari limbah cair tahu dan sintesis kopolimer superabsorbent di bawah radiasi microwave dilakukan di Laboratorium Riset Jurusan

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS BESI(II) DENGAN LIGAN 3,6-DI-2-PIRIDIL-1,2,4,5-TETRAZIN (DPTZ)

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS BESI(II) DENGAN LIGAN 3,6-DI-2-PIRIDIL-1,2,4,5-TETRAZIN (DPTZ) Vol. 7, No. 1, Oktober 005, hal : 16-0 SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS BESI(II) DENGAN LIGAN,6-DI--PIRIDIL-1,,4,5-TETRAZIN (DPTZ) ABSTRAK Dini Zakiah Fathiana 1 dan Djulia Onggo 1 Pusat Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas.

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Alat-alat Gelas. 18 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat Alat Adapun alat-alat yang digunakan pada penelitian ini adalah: Nama Alat Merek Alat-alat Gelas Pyrex Gelas Ukur Pyrex Neraca Analitis OHaus Termometer Fisher Hot Plate

Lebih terperinci

3 Metodologi Penelitian

3 Metodologi Penelitian 3 Metodologi Penelitian 3.1 Alat Peralatan yang digunakan dalam tahapan sintesis ligan meliputi laboratory set dengan labu leher tiga, thermolyne sebagai pemanas, dan neraca analitis untuk penimbangan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak

LAMPIRAN. Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak LAMPIRAN Lampiran 1. Sertifikat analisis kalium diklofenak 40 Lampiran 2. Hasil uji kalium diklofenak dengan FT-IR 41 Lampiran 3. Hasil uji asam dikofenak dengan FT-IR 42 Lampiran 4. Hasil uji butil diklofenak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tahapan Penelitian dan karakterisasi FT-IR dilaksanakan di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Tahapan Penelitian dan karakterisasi FT-IR dilaksanakan di Laboratorium 22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat Penelitian Tahapan Penelitian dan karakterisasi FT-IR dilaksanakan di Laboratorium Riset (Research Laboratory) dan Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI. Sementara analisis dengan menggunakan instrumen dilakukan

Lebih terperinci

4 Pembahasan Degumming

4 Pembahasan Degumming 4 Pembahasan Proses pengolahan biodiesel dari biji nyamplung hampir sama dengan pengolahan biodiesel dari minyak sawit, jarak pagar, dan jarak kepyar. Tetapi karena biji nyamplung mengandung zat ekstraktif

Lebih terperinci

Bab III Metodologi Penelitian

Bab III Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1 Metodologi Seperti yang telah diungkapkan pada Bab I, bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat katalis asam heterogen dari lempung jenis montmorillonite

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengkarakterisasi simplisia herba sambiloto. Tahap-tahap yang dilakukan yaitu karakterisasi simplisia dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, tujuan dari penelitian dan manfaat yang diharapkan. 1.1 Latar Belakang Masalah Mineral besi oksida merupakan komponen utama dari

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen secara kualitatif dan kuantitatif. Metode penelitian ini menjelaskan proses degradasi fotokatalis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. hal ini memiliki nilai konduktifitas yang memadai sebagai komponen sensor gas 31 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis material konduktor ionik MZP, dilakukan pada kondisi optimum agar dihasilkan material konduktor ionik yang memiliki kinerja maksimal, dalam hal ini memiliki nilai

Lebih terperinci

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3

Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3 Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena Oleh : Kelompok 3 Outline Tujuan Prinsip Sifat fisik dan kimia bahan Cara kerja Hasil pengamatan Pembahasan Kesimpulan Tujuan Mensintesis Sikloheksena Menentukan

Lebih terperinci

4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat

4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat NP 4006 Sintesis etil 2-(3-oksobutil)siklopentanon-2-karboksilat CEt + FeCl 3 x 6 H 2 CEt C 8 H 12 3 C 4 H 6 C 12 H 18 4 (156.2) (70.2) (270.3) (226.3) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Adisi

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014 25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014 yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Fakultas MIPA Unila, dan

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1 Alat dan bahan 3.1.1 Alat Peralatan gelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas kimia, gelas ukur, labu Erlenmeyer, cawan petri, corong dan labu Buchner, corong

Lebih terperinci

3 Metodologi penelitian

3 Metodologi penelitian 3 Metodologi penelitian 3.1 Peralatan dan Bahan Peralatan yang digunakan pada penelitian ini mencakup peralatan gelas standar laboratorium kimia, peralatan isolasi pati, peralatan polimerisasi, dan peralatan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Voltametri

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Voltametri 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Voltametri Voltametri merupakan salah satu teknik elektroanalitik dengan prinsip dasar elektrolisis. Elektroanalisis merupakan suatu teknik yang berfokus pada hubungan antara besaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Preparasi Sampel Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Secara umum, proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama

BAB III METODA PENELITIAN. Secara umum, proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Secara umum, proses penelitian ini terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama adalah mengekstrak polipeptida dari ampas kecap melalui cara pengendapan dengan

Lebih terperinci

4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol)

4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol) 4016 Sintesis (±)-2,2'-dihidroksi-1,1'-binaftil (1,1'-bi-2-naftol) FeCl 3. 6 H 2 O C 10 H 7 C 20 H 14 O 2 (144.2) (270.3) (286.3) Klasifikasi Tipe reaksi and penggolongan bahan Penggabungan oksidatif naftol,

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat

Bab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat Bab III Metodologi Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu isolasi selulosa dari serbuk gergaji kayu dan asetilasi selulosa hasil isolasi dengan variasi waktu. Kemudian selulosa hasil isolasi dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan

BAB III METODE PENELITIAN. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, dimulai dari bulan Januari 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material jurusan

Lebih terperinci

4 Hasil dan pembahasan

4 Hasil dan pembahasan 4 Hasil dan pembahasan 4.1 Sintesis dan Pemurnian Polistiren Pada percobaan ini, polistiren dihasilkan dari polimerisasi adisi melalui reaksi radikal dengan inisiator benzoil peroksida (BPO). Sintesis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 sampai bulan Oktober 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Organik Universitas Lampung.

Lebih terperinci

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol

Kata kunci: surfaktan HDTMA, zeolit terdealuminasi, adsorpsi fenol PENGARUH PENAMBAHAN SURFAKTAN hexadecyltrimethylammonium (HDTMA) PADA ZEOLIT ALAM TERDEALUMINASI TERHADAP KEMAMPUAN MENGADSORPSI FENOL Sriatun, Dimas Buntarto dan Adi Darmawan Laboratorium Kimia Anorganik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode dalam proses elektrokoagulasi larutan yang mengandung pewarna tekstil hitam ini

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium 23 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium Kimia Anorganik/Fisik FMIPA Universitas Lampung. Penyiapan alga Tetraselmis sp

Lebih terperinci

4 Hasil dan Pembahasan

4 Hasil dan Pembahasan 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Distanoksan Sintesis distanoksan dilakukan dengan mencampurkan dibutiltimah(ii)oksida dan dibutiltimah(ii)klorida (Gambar 3.2). Sebelum dilakukan rekristalisasi, persen

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bentonit diperoleh dari bentonit alam komersiil. Aktivasi bentonit kimia. Aktivasi secara kimia dilakukan dengan merendam bentonit dengan menggunakan larutan HCl 0,5 M yang bertujuan

Lebih terperinci

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI Mn(NO 3 ) 2 DAN Co(NO 3 ) 2 DENGAN CAMPURAN LIGAN 8- HIDROKSIKUINOLINA DAN ANION DISIANAMIDA

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI Mn(NO 3 ) 2 DAN Co(NO 3 ) 2 DENGAN CAMPURAN LIGAN 8- HIDROKSIKUINOLINA DAN ANION DISIANAMIDA SINTESIS DAN KARAKTERISASI SENYAWA KOMPLEKS DARI Mn(NO 3 ) 2 DAN Co(NO 3 ) 2 DENGAN CAMPURAN LIGAN 8- HIDROKSIKUINOLINA DAN ANION DISIANAMIDA Tri Silviana Purwanti 1, I Wayan Dasna 1, dan Neena Zakia 1.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian tentang konversi biomassa kulit durian menjadi HMF dalam larutan ZnCl 2 berlangsung selama 7 bulan, Januari-Agustus 2014, yang berlokasi

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Metoda Sintesis Membran Kitosan Sulfat Secara Konvensional dan dengan Gelombang Mikro (Microwave) Penelitian sebelumnya mengenai sintesis organik [13] menunjukkan bahwa jalur

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan 27 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai selesai. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisika Material FMIPA Universitas Lampung. Uji

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. sol-gel, dan mempelajari aktivitas katalitik Fe 3 O 4 untuk reaksi konversi gas IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengantar Penelitian ini pada intinya dilakukan dengan dua tujuan utama, yakni mempelajari pembuatan katalis Fe 3 O 4 dari substrat Fe 2 O 3 dengan metode solgel, dan mempelajari

Lebih terperinci

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

TITRASI KOMPLEKSOMETRI TITRASI KOMPLEKSOMETRI I. TUJUAN a. Menstandarisasi EDTA dengan larutan ZnSO 4 b. Menentukan konsentrasi larutan Ni 2+ c. Memahami prinsip titrasi kompleksometri II. TEORI Titrasi kompleksometri adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Lingkungan Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI yang beralamat di Jl. Dr. Setiabudhi No.

Lebih terperinci

SINTESIS GLISEROL STEARAT DARI ASAM STEARAT DENGAN GLISEROL HASIL SAMPING PEMBUATAN BIODISEL DARI MINYAK JELANTAH

SINTESIS GLISEROL STEARAT DARI ASAM STEARAT DENGAN GLISEROL HASIL SAMPING PEMBUATAN BIODISEL DARI MINYAK JELANTAH SINTESIS GLISEROL STEARAT DARI ASAM STEARAT DENGAN GLISEROL HASIL SAMPING PEMBUATAN BIODISEL DARI MINYAK JELANTAH (SYNTHESIS GLYCEROL STEARATE OF STEARIC ACID WITH GLYCEROL BY PRODUCT OF BIODISEL FROM

Lebih terperinci

4. Hasil dan Pembahasan

4. Hasil dan Pembahasan 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Sintesis Polistiren (PS) Pada proses sintesis ini, benzoil peroksida berperan sebagai suatu inisiator pada proses polimerisasi, sedangkan stiren berperan sebagai monomer yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Nopember 2012 sampai Januari 2013. Lokasi penelitian di Laboratorium Riset dan Laboratorium Kimia Analitik

Lebih terperinci

REAKSI AMOKSIMASI SIKLOHEKSANON MENGGUNAKAN KATALIS Ag/TS-1

REAKSI AMOKSIMASI SIKLOHEKSANON MENGGUNAKAN KATALIS Ag/TS-1 REAKSI AMOKSIMASI SIKLOHEKSANON MENGGUNAKAN KATALIS Ag/TS-1 Oleh: Dyah Fitasari 1409201719 Pembimbing: Dr. Didik Prasetyoko, S.Si, M.Sc Suprapto, M.Si, Ph.D LATAR BELAKANG Sikloheksanon Sikloheksanon Oksim

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I PERCOBAAN V

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I PERCOBAAN V LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK I PERCOBAAN V PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS TETRA AMIN TEMBAGA (II) SULFAT MONOHIDRAT Cu(NH 3 ) H O DAN GARAM RANGKAP AMONIUM TEMBAGA (II) SULFAT HEKSAHIDRAT Cu(SO ).6HO OLEH:

Lebih terperinci

3. Metodologi Penelitian

3. Metodologi Penelitian 3. Metodologi Penelitian 3.1. Tahapan Penelitian Secara Umum Secara umum, diagram kerja penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : Monomer Inisiator Limbah Pulp POLIMERISASI Polistiren ISOLASI

Lebih terperinci

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September

BAB III BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September BAB III BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September tahun 2011 di Laboratorium Riset kimia makanan dan material, untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi saat ini menjadi bahan yang tak akan pernah habisnya

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi saat ini menjadi bahan yang tak akan pernah habisnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis energi saat ini menjadi bahan yang tak akan pernah habisnya dibahas, pasalnya ilmu pengetahuan dan teknologi pada zaman ini terus berkembang. Bahan bakar

Lebih terperinci

Analisis Sifat Kimia dan Fisika dari Maleat Anhidrida Tergrafting pada Polipropilena Terdegradasi

Analisis Sifat Kimia dan Fisika dari Maleat Anhidrida Tergrafting pada Polipropilena Terdegradasi Analisis Sifat Kimia dan Fisika dari Maleat Anhidrida Tergrafting Reni Silvia Nasution Program Studi Kimia, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Indonesia reni.nst03@yahoo.com Abstrak: Telah

Lebih terperinci

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat

5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat NP 5013 Sintesis dietil 2,6-dimetil-4-fenil-1,4-dihidropiridin-3,5- dikarboksilat NH 4 HC 3 + + 2 C 2 C 2 C 2 H CH 3 H 3 C N CH 3 H + 4 H 2 + C N 3 C 7 H 6 C 6 H 10 3 C 19 H 23 4 N C 2 (79.1) (106.1) (130.1)

Lebih terperinci

Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion

Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion PRAKTIKUM PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion Pembimbing : Endang Kusumawati, MT Disusun Oleh : IndraPranata R 091431013 Irena Widelia 091431014 Irma Ariyanti 091431015

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan 19 Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Biodiesel Minyak jelantah semula bewarna coklat pekat, berbau amis dan bercampur dengan partikel sisa penggorengan. Sebanyak empat liter minyak jelantah mula-mula

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan 6 didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 3.3.3 Sintesis Kalsium Fosfat Sintesis kalsium fosfat dalam penelitian ini menggunakan metode sol gel. Senyawa kalsium fosfat diperoleh dengan mencampurkan serbuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia Makanan dan Material dan Laboratorium Kimia Analitik Instrumen, Jurusan Pendidikan Kimia,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitiaan Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September tahun 2011 di Laboratorium riset kimia makanan dan material untuk preparasi

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1.Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik, Program Studi Kimia Institut Teknologi Bandung. Jalan Ganesha no.10 Bandung. 3.2.Alat Pada penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Modifikasi Ca-Bentonit menjadi kitosan-bentonit bertujuan untuk merubah karakter permukaan bentonit dari hidrofilik menjadi hidrofobik, sehingga dapat meningkatkan kinerja kitosan-bentonit

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan selama bulan februari sampai Agustus 2015 di Laboratorium Kimia Material dan Hayati FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia,

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION By Djadjat Tisnadjaja 1 Jenis analisis Analisis makro Kuantitas zat 0,5 1 g Volume yang dipakai sekitar 20 ml Analisis semimikro Kuatitas zat sekitar 0,05 g Volume

Lebih terperinci